muskuloskeletal-1 pbl
DESCRIPTION
PBL blok 5TRANSCRIPT
Kram Otot pada Betis
Adinda Elisabeth Sugio
102011057
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6 Tanjung Duren-Jakarta Barat
Pendahuluan
Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh. Meskipun ketiga
jenis otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka dapat
diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya.
Pertama, otot dikategorisasikan sebagi lurik atau seran-lintang (otot rangka dan
otot jantung) atau polos (otot polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang
gelap bergantian, atau garis – garis. Kedua,otot dapat digolongkan dikelompokkan
menjadi volunter (otot rangka) ayau involunter (otot jantung dan otot polos),
masing – masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf
somatik dan berada dibwah kontrol kesadaran.2
Kram Otot terjadi tiba-tiba dan disebabkan oleh kontraksi dari otot secara
tidak disengaja. Kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang berlebihan,
terjadi secara mendadak tanpa disadari. Otot yang mengalami kram sulit untuk
menjadi rileks kembali. Bisa dalam hitungan menit bahkan jam untuk
meregangkan otot yang kram itu. Kram otot dapat sangat sakit sekali dan
menyebabkan otot anda tidak dapat digerakan untuk sementara. Kram dapat
terjadi pada otot apa saja dari otot kerangka. Otot-otot yang menghubungkan dua
sendi dapat dengan mudah terjadi kram. Karm dapat terjadi pada sebagian atau
seluruh dari otot atau juga bisa terjadi pada sekelompok kumpulan otot-otot. Otot
– otot yang biasanya mengalami kram adalah otot betis, otot punggung, dan otot
paha.Sebagian besar orang cenderung terjadi kram otot karena penggunaan otot
yang berlebihan.
Kram Otot pada Betis Page 1
Pembahasan
Dalam tubuh vertebrata, terdapat tiga jenis jaringan otot: otot rangka, otot
jantung, dan otot polos. Otot rangka (skeletal muscle) yang dilekatkan ke tulang
oleh tendon, bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Orang
dewasa memiliki jumlah sel – sel otot yang tetap; mengangkat beban dan metode
lain untuk membentuk otot tidak meningkatkan jumlah sel, tetapi hanya
memperbesar ukuran sel yang sudah ada. Otot rangka juga disebut otot lurik
(striated muscle) karena pengaturan filamennya yang tumpang-tindih, sehingga
memberikan sel – sel itu penampakan berlurik atau bergaris di bawah mikroskop.1
Satu sel otot rangka, yang dikenal sebagai serat otot, adalah relatif besar,
memanjang, dan berbentuk silindris, dengan ukuran garis tengah berkisar dari 10
hingga 100 mikrometer (µm) dan panjang hingga 750.000 µm, atau 2,5 kaki (75
cm), (1µm = sepersejuta meter). Otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot yang
terletak sejajar satu sama lain dan disatukan oleh jaringan ikat. Serat – serat
biasanya terbentuk di keseluruhan panjang otot. Selama perkembangan masa
mudigah, terbentuk serat – serat otot rangka besar melalui fusi sel – sel yang lebih
kecil yang dinamai mioblas (mio artinya “otot”; blas artinya :pembentuk”); karena
itu, satu gambaran mencolok adalah adanya banyak nukleus di sebuah sel otot.
Fitur lain adalah banyaknya mitokondria, organel penghasil energi, seperti
diharapkan pada jaringan seaktif otot rangka dengan kebutuhan energi yang
tinggi.2
Kram Otot pada Betis Page 2
Otot lurik (sumber :
http://hmkuliah.wordpress.com/2010/09/22/sistem-muskuloskeletal/ )
Otot jantung (cardiac muscle) membentuk dinding kontraktil jantung. Otot
ini tampak seperti otot rangka, akan tetapi sel otot jantung bercabang, dan ujung
sel – sel tersebut dihubungkan dengan cakram berinterkalar yang merelai sinyal
dari satu sel ke sel lain dalam waktu satu denyutan jantung.1
Berbeda dari otot rangka, otot jantung terdiri atas unit sel tersendirir
dengan panjang sekitar 80 µm dan diameter 15µm. Miosit jantung ini dirangkai
ujung dengan ujung melalui taut khusus disebut diskus interkalaris. Meskipun
untaian yang terbentuk terutama paralel, miosit itu sendiri bercabang dan
membentuk hubungan oblik dengan untaian di dekatnya, menghasilkan rangkaian
tiga dimensi rumit yang cukup berbeda dari susuan paralel serat – serat silindris
dari otot rangka. Sebelum diketahui bahwa diskus interkalaris adalah taut intersel,
unit struktural otot jantung disebut “serat”.3
Kram Otot pada Betis Page 3
otot jantung (sumber :http://ongkosetunggal.blogspot.com/2011/04/trigger-1-
hipertrofi-otot.html)
Otot polos (smooth muscle), dinamai demikian karena otot ini tidak
memiliki penampakan berlurik, ditemukan dalam dinding saluran pencernaan,
kandung kemih, arteri, dan organ internal lainnya. Sel – sel itu berbentuk
gelendong. Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan otot
rangka, tetapi dapat berkontraksi dalam jangka waktu yang lebih lama. Dikontrol
oleh jenis saraf yang berbeda dari saraf yang mengontrol otot rangka, otot polos
bertanggung jawab atas aktivitas tubuh tidak sadar, seperti gerakan lambung atau
penyempitan arteri.1
Sel otot polos memeiliki tiga jenis filamen: (1) filamen tebal miosin, yang
lebih panjang daripada yang ada di otot rangka; (2) filamen tipis aktin, yang
mengandung tropomiosin tetapi tidak mengandung protein regulatorik troponin;
dan (3) filamen ukuran sedang, yang tidak secara langsung ikut serta dalam
kontraksi tetapi merupakan bagian dari rangka sitoskeleton yang menunjang
bentuk sel. Filamen otot polos tidak membentuk miofibril dan tidak tersusun
dalam pola sarkomer seperti di otot rangka. Karena itu, sel otot polos tidak
memeperlihatkan pita atau seran – lintangseperti otot rangka sehingga jenis otot
ini disebut otot “polos”2
Ada dua kategori utama otot polos berdasarkan cara serabut otot
distimulasi untuk berkontraksi.
1. Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar,
pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang
memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil, dan pada otot
erektor pili rambut.
a. Seperti otot rangka, otot polos ganda juga neurogenik; otot ini
membutuhkan stimulus saraf untuk memicu kontraksi
Kram Otot pada Betis Page 4
b. Tidak seperti otot rangka, otot ini tidak memiliki sambungan
neuromuskular. Cairan neurotransmitter hanya dialirkan ke dalam
cairan ekstraselular yang mengelilingi sel – sel otot polos.
c. Kontraksi otot polos ganda juga dapat dipengaruhi oleh hormon dan
obat – obatan tertentu
2. Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan
dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan
mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal.
a. Otot polos viseral adalah otot yang dapat bereksitasi sendiri atau
miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk
berkontraksi. Pembentukan potensial aksi mandiri tersebut merupakan
hasil dari aktivitas listrik spontan.
b. Akibat daya listrik, sel – sel otot polos dalam lapisan disatukan
melalui sambungan celah (gap junction) komunikasi, yang dengan
cepat menyebarkan potensial aksi ke seluruh sel yang saling
terhubung.
(1) Sistem saraf otonom berakhir pada viseral, otot polos
memodifikasi frekuensi dan kekuatan kontraksi. Sel – sel otot
polos dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu jenis
neurotransmitter.
(2) Faktor lain yang memengaruhi kontraksi otot polos viseral
hormon – hormon tertentu, metabolik lokal tingkat menengah
yang diproduksi di ssekitar otot,
peregangan mekanis, dan
beberapa jenis obat.4
Otot Polos (sumber :
http://biologigonz.blogspot.com/2010/07/beda-otot-
polos-lurik-dan-jantung.html)
Kram Otot pada Betis Page 5
Kontraksi otot terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf, yang bersifat
elektrik, dihantar ke sel – sel otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh
sambungan otot-saraf (neuromuscular junction). Impuls saraf sampai ke
sambungan otot – saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil
asetilkolin. Asetilkolin dilepas ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps)
dan ketika asetilkolin menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot, sehingga
timbul kontraksi. Untuk bisa berkontraksi, serabut otot memerlukan energi yang
di dapat dari oksidasi makanan, terutama karbohidrat. Pada proses pencernaan
karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa
yang tidak diperlukan dengan segera oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen
dan disimpan di hati dan di otot. Glikogen otot merupakan sumber panas dan
energi bagi aktivitas otot. Selama oksidasi glikogen menjadi karbondioksida dan
air, terbentuk suatu senyawa yang kaya akan energi. Senyawa ini disebut adenosin
trifosfat (ATP). Apabila otot harus melakukan kontraksi, energi ATP akan dilepas
seiring dengan perubahannya menjadi adenosin difosfat (ADP). Selama oksidasi
glikogen, akan terbentuk asam piruvat. Bila terdapat banyak oksigen, seperti yang
terjadi pada gerakan umum, asam piruvat dipecah menjadi karbondioksida dan
air. Pada proses ini juga dilepas energi yang akan dipakai untuk membuat lebih
banyak ATP. Apabila oksigen tidak mencukupi, asam piruvat diubah menjadi
asam laktat, yang bila menumpuk akan menyebabkan kelelahan otot.5
Bagaimana cara otot dalam keadaan normal melemas? Seperti halnya
potensial aksi di serat otot mengaktifkan proses kontraksi dengan memicu
pelepasan Ca2+ dari kantung lateral ke dalam sitosol, proses kontraksi dihentikan
ketika Ca2+ dikembalikan ke kantung lateral saat aktivitas listrik lokal berhenti.
Retikulum sarkoplasma memiliki molekul pembawa, pompa Ca2+ -ATPase, yang
memerlukan energi dan secara aktif mengangkut Ca2+ dari sitosol untuk
Kram Otot pada Betis Page 6
memekatkannya di dalam kantung lateral. Ketika asetilkolinesterase
menyingkirkan ACh dari taut neuromuskular, potensial aksi serat otot terhenti.
Ketika potensial aksi lokal tidak lagi terdapat di tubulus T untuk memicu
pelepasan Ca2+ , aktivitas pompa Ca2+ retikulum sitoplasma mengembalikan Ca2+
yang dilepaskan ke kantung lateral. Hilangnya Ca2+ dari sitosol memungkinkan
komplek tropomin – tropomiosin bergeser kembali ke posisinya yang
menghambat, sehingga aktin dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang.
Filamen tipis, setelah dibebaskan dari siklus perlekatan dan penarikan jembatan
silang, kembali secara pasif ke posisi istirahatnya. Serat otot kembali melemas.2
Kram atau spasme sering terjadi pada otot rangka. Kram dapat menyertai
sistem motoris, penyakit metabolik, seperti uremia, tetanus dan kehabisan
elektrolit. Kram adalah spasme involunter dari kelompok otot spesifik, yang
menjadi keras dan sakit. Terdapat di betis, paha, bokong atau kelompok otot lain.6
Kram muskulorum. Kram muskulorum pada otot betis pernah dialami oleh
semua orang yang telah mengeluarkan banyak tenafa seperti berenang, lari – lari,
main tenis, dan sebagainya. Pemberian garam seperti calcium gluconate,KCI, atau
naCl dapat mencegah timbulnya kembali kram muskulorum pada otot betis, otot
latisimus dorsi, atau otot – otot jari.7 Kejang adalah kontraksi otot yang terjadi
dengan sendirinya, ngilu, dan setempat, yang dapat diringankan dengan
meluruskan otot, seperti kejang pada betis atau paha dapat diringankan dengan
meluruskan dengan kuat anggota serta jari kaki dorsifleksi. Kejang terjadi pada
orang normal sesudah latihan berat, dan sewaktu malam; hal ini juga terjadi
karena gangguan metabolis tertentu, seperti kehabisan natrium, kekurangan air
yang parah dan dalam beberapa penyakit tertentu yang ada hubungannya dengan
motor neuron.
Pada otot daerah krural posterior dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok superfisial yaitu M. Gastroknemius, M. Soleus, dan di antara kedua
otot ini terletak M. Plantaris. Sedangkan kelompok dalam terdiri M.polpliteus,
suatu rotator lutut, M. Fleksor halusis longus, dan M. Fleksor digitorum longus
Kram Otot pada Betis Page 7
yang menuju palang akhir jari – jari kaki, dan M.tibialis posterior ke tiap tulang
tarsal kecil dan sebagian besar tulang metarsal. Pada kram otot, otot yang
mengalami kontraksi adalah M. gastroknemius
M. gastroknemius mempunyai dua kepala yang berigo tepat superior
terhadap kondilus lateralis dan medialis femur. Kedua perut yang terbentuk,
bersatu membentuk bulatan betis, dan kemudian berakhir pada pertengahan
tungkai bawah sebagai suatu urat lebar yang bersatu dengan urat M. Soleus
membentuk urat kalkaneus (tendo Achilles). M. Gastroknemius bersama M.
Soleus sering dinamakan M. Triseps surae (L. Sura = betis) Insersionya adalah
pada pertengahan permukaan posterior kalkaneus.
Otot daerah krural posterior (sumber : http://www.workout-routines-that-
work.com/calf-workout-routine.html)
Jika sebuah otot diregangkan secara pasif maka serat – serat intrafusal
gelendong ototnya juga teregang sehingga terjadi peningkatan frekuensi lepas
muatan di serat muatan di serat saraf aferen yang ujung – ujung sensoriknya
berakhir di serat gelendong yang teregang. Neuron aferen secara langsung
Kram Otot pada Betis Page 8
bersinaps dengan neuron motorik alfa yang menyarafi serat ekstrafusal otot yang
sama sehingga terjadi kontraksi otot tersebut.. Refleks regang ini berfungsi
sebagai mekanisme umpan balik negatif lokal untuk menahan setiap perubahan
pasif pada panjang otot sehingga panjang istirahat yang optimal dapat
dipertahankan.
Contoh klasik refleks regang adalah refleks tendon patela, atau knee-jerk
reflex. Otot ekstensor lutut adalah kuadriseps femoris, yang membentuk bagian
anterior (depan) paha dan melekat tepat di bawah lutut ke tibia (tulang kering)
melalui tendon patela. Ketukan pada tendon ini dengan palu karet akan secara
pasif meregangkan otot kuadriseps, mengaktifkan reseptor – reseptor
gelendongnya. Refleks regang yang terpicu menimbulkan kontraksi otot ekstensor
ini sehingga lutut menjadi lurus dan tungkai bawah terangkat.2
Latihan peregangan otot berfungsi untuk relaksasi otot dan jaringan urat
syaraf, khususnya pada spinal cord, jaringan utama syaraf yang terletak di
konfigurasi tulang belakang kita mulai dari kepala, leher, punggung, pinggang
sampai ke tulang ekor. Jika otot dan jaringan syaraf kita dalam keadaan relaks,
seluruh sistem dan organ – organ tubuh dapat berfungsi secara optimal. Selain itu,
relaksasi otot dapat membantu menurunkan frekuensi gelombang otak kita, yang
membuat kita menjadi lebih efektif.
Kesimpulan
Hipotesa diterima bahwa kram otot terjadi karena kontraksi tanpa disertai
relaksasi dan penanganannya dapat dilakukan dengan menggunakan refleks
regang berbalik dimana otot yang mengalamai kontraksi tanpa disertai relaksasi
dipaksa terus meregang sehingga terjadi relaksasi.
Daftar Pustaka
Kram Otot pada Betis Page 9
1. Campbell, Neil A. Biologi. 5th ed. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2004; p.9
2. Sherwood L. Fisiologi manusia. 6th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2012; p. 277,8,89,309
3. Champman, Hall. Buku ajar Histologi. 1st ed. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002; p. 269
4. Shloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. 1st ed. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2004; p. 128
5. Tindall B. Anatomi dan Fisiologi untuk perawat. 10th ed. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2002; p.198
6. Tambayong J. Patofisiologi untuk keperawatan. 1st ed. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2000; p.123
7. Mutaqqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. 1st ed. Jakarta : Salemba Medika; 2008; p. 131
Kram Otot pada Betis Page 10