multimedia ukm
TRANSCRIPT
Seminar Teknologi Multimedia dan Prospek Pengembangan Usahanya di Indonesia Aula Barat, Kampus ITB, 29 Januari 2003 JEFFREY SAMOSIR
PROSPEK DAN PELUANG PENGEMBANGAN BISNIS MULTIMEDIA DALAM SKALA UKM DI INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Teknologi informasi yang berkembang dengan sangat cepat dan diaplikasi pada berbagai bidang, telah dan akan terus menghasilkan peluang usaha yang sangat besar. Sampai saat ini, sebagian besar peluang usaha ini masih dinikmati oleh pihak asing baik yang memasok produk ataupun memberikan layanan engineering bagi Indonesia. Peluang usaha tersebut harus segera dimanfaatkan dan dikuasai oleh bangsa Indonesia mengingat era pasar bebas semakin dekat.
Mempertimbangkan kemampuan usaha kecil menengah (UKM) yang mampu menghadapi tekanan selama masa krisis dan mengingat fleksibilitas UKM dalam membangun/membuka usaha baru, khususnya pada masa pemulihan ekonomi saat ini, sangat tepat jika UKM diberdayakan secara penuh untuk memanfaatkan peluang usaha di bidang multimedia yang merupakan teknologi terkini dari teknologi informasi.
Untuk mendukung upaya tersebut, perlu dikaji tentang jenis usaha multimedia yang sesuai bagi UKM, baik dalam penyediaan jasa maupun pengembangan produk atau bagian-bagian dari produk multimedia.
II. USAHA KECIL DAN MENENGAH
Beberapa definisi UKM di Indonesia adalah sebagai berikut: Usaha kecil adalah usaha yang kekayaan bersih (aset dikurangi kewajiban) paling besar
Rp. 200.000.000 (Dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan nilai penjualan bersih tahunan paling banyak satu milyar rupiah.
Usaha kecil adalah usaha dengan jumlah karyawan antara 5 sampai 19 orang. Usaha menengah adalah usaha yang kekayaan bersihnya diatas Rp.1 Milyar
Peran penting UKM tertuang dalam GBHN 1999-2004, antara lain: dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi
dengan memberikan kesempatan berusaha sebanyak-banyaknya dapat mengisi dan meningkatkan program keterkaitan antara industri dasar dan hilir
terhadap industri kecil dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pemantapan dan perluasan usaha yang
telah ada, ataupun penciptaan usaha baru
ITB – TI DSP Elite Laboratory (www.dsp.itb.ac.id) Lab. Sinyal dan Sistem, Departemen Teknik Elektro ITB Gedung Labtek VIII Lt 3, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Telp/Fax: (022) 2500985
1
Seminar Teknologi Multimedia dan Prospek Pengembangan Usahanya di Indonesia Aula Barat, Kampus ITB, 29 Januari 2003 JEFFREY SAMOSIR
Dilihat dari sifatnya, usaha kecil dapat dikelompokkan menjadi usaha kecil tradisional, semi tradisional, dan modern. Adapun kriteria UKM modern tersebut adalah sebagai berikut: Perilaku, selalu mencoba mencari cara atau hasil yang lebih baik, dan selalu berusaha
meningkatkan efisiensinya. Produk dan disain produk yang dihasilkan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat modern, yaitu kebutuhan-kebutuhan non substansial. Teknologi produksi modern. Organisasi dan manajemen juga modern karena telah menggunakan teknik-teknik
pengorganisasian dan manajemen yang mutakhir.
Berdasarkan kriteria di atas, maka usaha kecil menengah di bidang teknologi multimedia lebih sesuai termasuk dalam kelompok usaha kecil modern yang memanfaatkan secara intensif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengkaji peluang usaha, selain melihat karakteristik UKM, juga perlu meninjau kekuatannya. Beberapa faktor kekuatan UKM adalah: Kemampuan untuk membuat produk dalam jumlah terbatas. Dapat membuat produk yang tidak memiliki bentuk yang baku dan harus bervariasi sesuai
dengan permintaan konsumen. Dapat membuat produk dengan keunggulan khusus dalam aspek disain ataupun produk
khusus yang memerlukan inovasi dalam pembuatannya. Hubungan antar manusia yang lebih erat pada industri kecil, sehingga tercapai
produktivitas yang tinggi. Fleksibilitas operasi dan ongkos tak langsung yang lebih rendah. Pelayanan penjualan yang lebih baik. Sanggup bertindak cepat untuk memanfaatkan kesempatan berkembang.
III. PELUANG BISNIS MULTIMEDIA BAGI USAHA KECIL MENENGAH
Kebutuhan teknologi multimedia yang besar dalam mendukung globalisasi, merupakan peluang usaha yang besar. Peluang ini lebih sesuai bagi usaha-usaha skala besar karena memerlukan sumberdaya yang tidak dapat dipenuhi oleh UKM, seperti untuk pemasaran dan layanan purna jual skala nasional maupun internasional. Agar UKM dapat ikut memanfaatkan peluang ini, usaha-usaha skala besar harus menjalin kerjasama dengan UKM dalam berbagai bidang, misalnya dalam penyediaan sub-produk.
Jika ditinjau dari jumlah penduduk Indonesia yang banyak, seharusnya peluang usaha di bidang multimedia ini sangat menjanjikan. Namun kenyataannnya, teknologi multimedia saat ini baru menjangkau dan dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan dan pendidikan.
ITB – TI DSP Elite Laboratory (www.dsp.itb.ac.id) Lab. Sinyal dan Sistem, Departemen Teknik Elektro ITB Gedung Labtek VIII Lt 3, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Telp/Fax: (022) 2500985
2
Seminar Teknologi Multimedia dan Prospek Pengembangan Usahanya di Indonesia Aula Barat, Kampus ITB, 29 Januari 2003 JEFFREY SAMOSIR
Peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh UKM adalah pemenuhan kebutuhan bagi instansi pemerintah dan swasta maupun industri dalam berbagai tingkat. UKM dapat memenuhi kebutuhan atas produk substitusi impor maupun produk khusus.
IV. JENIS BISNIS YANG SESUAI BAGI SKALA UKM
Selain memperhatikan karakteristik UKM dan peluang bisnis multimedia yang ada, dalam menentukan jenis bisnis yang sesuai bagi skala UKM, perlu memperhatikan beberapa hal berikut: Profitabilitas
Dalam menentukan jenis usaha yang sesuai bagi UKM perlu diperhatikan “Bagaimana keuntungan/profitabilitas bisnis multimedia untuk sekala UKM?” dan “Berapa tingkat pengembaliannya?” Hal ini penting karena profitabilitas tidak terlepas dari kelangsungan suatu bisnis.
Resiko Menentukan jenis bisnis multimedia yang sesuai bagi UKM harus mempertimbangkan resiko bisnis tersebut. Salah satu cara memperkirakan tingkat resiko usaha dapat diperkirakan dari tingkat investasi masing-masing usaha tersebut. Pada tingkat yang rendah biasanya tingkat investasi yang berkisar antara Rp. 50-100
juta-an. Pada tingkat yang sedang bisa dimulai dari Rp. 200-an juta. Pada tingkat resiko yang tinggi kita melihat investasi dalam orde milyar bahkan
trilyun. Skala UKM lebih sesuai dengan tingkat resiko rendah sampai sedang. Tentunya pada usaha yang tingkat resikonya rendah biasanya tidak memerlukan ijin yang ketat.
Segmen pasar Segmen pasar dari suatu bisnis multimedia skala kecil menengah sebaiknya sudah tertentu.
V. PENUTUP
Pada akhirnya kita sampai kepada pertanyaan, “Apakah bisnis multimedia sesuai untuk usaha kecil dan menengah?” dan “Jika ia, jenis bisnis multimedia apakah yang sesuai untuk usaha skala kecil dan menengah?” Untuk menjawab pertanyaan ini, kita kembali melihat kondisi bisnis multimedia di Indonesia saat ini, sebagai berikut: Ditinjau dari bisnis multimedia saat ini, bisa dikatakan bahwa peluang bisnis multimedia
bisa dikatakan masih sangat jauh untuk dapat dijangkau oleh UKM Indonesia. Hal ini bukan karena bisnis multimedia tidak berkembang di Indonesia, tetapi karena peluang ini
ITB – TI DSP Elite Laboratory (www.dsp.itb.ac.id) Lab. Sinyal dan Sistem, Departemen Teknik Elektro ITB Gedung Labtek VIII Lt 3, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Telp/Fax: (022) 2500985
3
Seminar Teknologi Multimedia dan Prospek Pengembangan Usahanya di Indonesia Aula Barat, Kampus ITB, 29 Januari 2003 JEFFREY SAMOSIR
diisi oleh produk-produk perusahaan asing. Supaya peluang ini terbuka bagi UKM Indonesia, maka seharusnya ada perusahaan ataupun pemerintah yang menjembatani UKM untuk mencapai maupun menyediakan peluang tersebut. Dengan demikian, UKM tidak perlu menghabiskan dana, waktu dan tenaga yang sangat besar untuk mencari peluang/market dan juga mengurusi berbagai prosedur perijinan, tetapi UKM dapat mengkonsentrasikan diri dengan menciptakan produk-produk yang berkualitas. Jika hal ini bisa dilaksanakan, maka akan terbentuk suatu “business network” baik antara UKM dengan UKM yang lain, maupun antara UKM dan Industri besar.
Saat ini perusahaan-perusahaan besar dan BUMN banyak menggunakan produk-produk impor. Untuk memberikan peluang kepada UKM, sudah waktunya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, BUMN maupun Pemerintah melakukan “outsourcing” kepada produk-produk lokal, terutama kepada UKM Indonesia. Dengan pembinaan dan pemberdayaan yang intensif, maka produk-produk lokal juga akan dapat memenuhi spesifikasi produk yang dibutuhkan.
Peluang bisnis multimedia ataupun bisnis yang lain untuk UKM tidak akan terlepas dari kondisi lingkungan usahanya. Jika kondisi lingkungan usahanya mendukung, maka peluang bisnis akan terbuka. Penciptaan kondisi lingkungan usaha secara sistem yang mendorong terciptanya interaksi UKM dan UKM; UKM dan Industri Besar adalah bagian dari Program dan Kebijakan Pemerintah.
Jeffrey Samosir adalah Direktur P.T. Tricada Intronik (TRITRONIK), perusahaan yang bergerak dalam
penyediaan layanan engineering (perancangan, implementasi, pengujian) dan pengembangan produk
telekomunikasi dan sistem kontrol. Pendiri Tritronik ini telah mengelola perusahaan sejak tahun 1991 setelah
menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Elektro ITB dan menjadikan Tritronik sebagai UKM terkemuka di
bidangnya. Di Tritronik, Jeffrey terlibat langsung dengan para klien dan staf engineering dalam merancang dan
mengembangkan berbagai sistem berbasis teknologi terkini.
ITB – TI DSP Elite Laboratory (www.dsp.itb.ac.id) Lab. Sinyal dan Sistem, Departemen Teknik Elektro ITB Gedung Labtek VIII Lt 3, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Telp/Fax: (022) 2500985
4