makalah ukm

33
LAYOUT PRODUKSI KERIPIK KENTANG ISTANA TUGAS PLANT LAYOUT KELAS I IKA ATSARI DEWI STP, MP. Oleh : 1. Devi Urianty M.R. (105100707111001) 2. Kustania Probosuci (105100701111033) 3. Trisnoaji Wicaksono (105100301111064) 4. Yulia Dian Ningrum (105100701111009)

Upload: fajar-ardiansyah

Post on 23-Oct-2015

197 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Selai (jam) merupakan bahan makanan yang kental atau semi padat, dibuat dari campuran tidak dari 45 bagian berat buah-buahan dan 55 bagian berat gula, Campuran tersebut dipekatkan melalui proses penguapan dan pengentalan sampai hasil akhirnya mempunyai kadar gula ( solublu solids) yang ditentukan dengan Hand Refraktometer, tidak kurang dari 68 % untuk jam yang terbuat dari anggur, jeruk, nenas, strowberry atau tidak kurang dari 65 % untuk jam terbuat dari apel.

TRANSCRIPT

LAYOUT PRODUKSI KERIPIK KENTANG ISTANA

TUGAS PLANT LAYOUT

KELAS I

IKA ATSARI DEWI STP, MP.

Oleh :

1. Devi Urianty M.R. (105100707111001)

2. Kustania Probosuci (105100701111033)

3. Trisnoaji Wicaksono(105100301111064)

4. Yulia Dian Ningrum (105100701111009)

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah industri, tentunya tidak akan lepas dari sistem industri yang

meliputi input , proses, serta output. Proses produksi merupakan salah satu hal

yang penting demi kelancaran kegiatan suatu industri. Pada tahap ini dilakukan

penambahan nilai suatu barang input untuk menghasilkan output produk yang 

berharga lebih. 

Dalam suatu produksi, terlebih pada skala industri, fasilitas-fasilitas

produksi pada suatu proses produksi perlu diperhatikan. Atau dapat dikatakan, tata

letak (layout) dari produksi dan area kerja merupakan elemen dasar yang sangat

penting dari kelancaran proses produksi. Masalah yang paling utama adalah

apakah pengaturan dari semua fasilitas tersebut telah dibuat sebaik-baiknya

sehingga tercapai kelancaran proses produksi secara optimal dan karyawan dapat

bekerja secara efektif dan efisien pula. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan

tata letak fasilitas di suatu pabrik maupun indsutri.

Salah satu industri atau usaha yang bergerak di bidang pangan adalah

UKM Keripik Kentang Istana. Keripik kentang Istana merupakan salah satu UKM

yang memproduksi keripik kentang siap makan maupun setengah jadi. UKM ini

berada di Jl. Raya Gangsiran Junrejo Kota Batu. Pemasaran Keripik kentang

istana telah sampai di daerah Kalimantan, Surabaya, Jakarta, Bali, Probolinggo,

dan Malang. Karena usaha ini masih dalam skala UKM maka perlu

pengembangan lebih lanjut guna mengoptimalkan produk yang dihasilkan. Oleh

karena itu, penyusunan tata letak fasilitas yang baik dan benar diperlukan untuk

mencapai suatu sistem produksi yang efisien dan efektif.

1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini antara lain :

1. Mengetahui proses produksi “ Keripik Kentang Istana “

2. Mengetahui jenis layout dan jenis aliran bahan pada UKM “ Keripik

Kentang Istana “

3. Mengetahui OPC (Operation Process Chart), FPC (Flow Process Chart),

From to Chart, dan Flow Diagram pembuatan “ Keripik Kentang Istana “

1.3 Profil UKM

UKM istana merupakan salah satu ukm yang memproduksi keripik

kentang disekitaran kota Batu yang dirintis oleh Ibu Tutik Trisula (Alm). Usaha

ini berawal dari modal yang tidak banyak kuang labih 20 juta. Tetapi setelah

usaha tersebut berkembang pesat seperti saat ini penghasilan yang diperoleh

dalam waktu 1 bulan mencapai 125 juta. UKM ini hanya memproduksi keripik

kentang karena dirasa memiliki potensi yang cukup besar. Selain itu juga karena

bahan baku yang mudah didapatkan. Bahan baku keripik kentang ini diperoleh

dari para pengepul yang berada didaerah Bumiaji. Pernah mencoba mengambil

bahan baku didaerah Tengger tetapi hasil keripiknya tidak bagus.

Berawal dari keinginan perubahan kondisi kelaurga, ibu Tutik Trisusila

(alm) mencoba memutar pikiran untuk bisa membuka peluang kerja yang

menguntungkan. Berawal dari usaha kanisiran ban kecil-kecilan yang digelutinya

hingga akhirnya menjadi ukm produksi keripik kentang yang sudah membumi.

Pada tahun 2000, ibu tutik mengawali usahanya dalam bidang produksi keripik

kentang bersama keluarganya. Dengan merk usaha produknya yang diberi nama

istana diharapkan bisa menjadi berkah bagi usahanya. UKM tersebut dikelola

dirumah beliau yang berada di desa telekung RT. 05 RW. 05 kecamatan junrejo

kabupaten batu. Setelah ibundanya meninggal usaha keripik kentang istana ini

dilanjutkan dan dikelola oleh putranya yang bernama Sandi Pratama Putra yang

pada saat ini berusia 24 tahun. Dengan usia yang masih begitu mudah dia

berusaha dan pada akhirnya bisa mengembangkan usaha yang dirintis oleh

ibundanya menjadi lebih berkembang sampai saat ini. Menjaga kualitas produk

dan kepercayaan pelanggan menjadi salah satu usaha yang dilakukan agar tercipta

kepuasan pelanggan sehingga tetap setia terhadap produk keripik kentang istana

ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Produksi “ Keripik Kentang Istana “

UKM yang memproduksi keripik kentang ini masih menggunakan alat

manual sebagai alat yang digunakan pada proses produksinya. Sehingga

dibutuhkan tenaga kerja untuk melakukan proses produksinya, dimana tenaga

kerja yang digunakan berjumlah 12 orang. Dimana diperlukan ketrampilan dan

pengetahuan yang cukup tentang pembuatan keripik kentang ini, karena akan

berpengaruh terhadap hasil akhir produk ini.

Pertama, kentang sebanyak 350 kg yang diperoleh dari daerah Bumiaji,

Batu dikupas secara manual dengan menggunakan pisau. Kemudian diiris tipis

sesuai ukuran yang telah ditentukan. Setelah itu direndam selama 1 jam. Selain

itu, ada sebagian yang membuat bumbu untuk memberi rasa pada keripik kentang.

Ketika perendaman telah selesai, maka irisan kentang direbus beserta bumbu yang

telah disiapkan. Selanjutnya, ditiriskan dan direndam lagi, perendaman kedua ini

bertujuan untuk mempertahankan tekstur dari irisan kentang agar tidak rusak.

Penjemuran dilakukan di luar ruangan, karena memanfaatkan cahaya matahari.

Sebagian keripik digoreng untuk dijual sebagai produk siap makan dan sebagian

lagi tidak digoreng untuk dijual sebagai produk setengah jadi. Tahap terakhir

adalah pengemasan dengan menggunakan plastik dengan berbagai ukuran.

2.2 Jenis Layout Dan Jenis Aliran Bahan Pada UKM “ Keripik Kentang

Istana “

2.2.1 Jenis Layout

Jenis atau tipe layout yang digunakan atau diterapkan oleh UKM ini adalah

process layout atau tata letak proses. Hal ini dikarenakan alat-alat atau mesin-

mesin yang digunakan berfungsi umum (general purpose). Misalnya saja kompor

digunakan untuk merebus dan menggoreng kerpik kentang. Selain itu, UKM ini

merupakan industri yang bekerja dengan jumlah atau volume produksi yang relatif

kecil dan jenis produk-produknya tidak distandardkan. Dengan menggunakan tipe

tata letak proses ini maka akan lebih fleksibel.

Tata letak proses (process layout) atau tata letak fungsional adalah

penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama

ditempatkan dalam bagian yang sama. Model ini cocok untuk discrete production

dan jika proses produksi tidak baku, yaitu perusahaan membuat berbagai jenis

produk yang berbeda atau suatu produk dasar yang diproduksi dalam berbagai

macam variasi (Herjanto, 2004). Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya

memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi (Heizer dan Barry, 2006).

Keuntungan tata letak proses, sebagai berikut (Herjanto, 2004) :

1. Memungkinkan utilisasi mesin yang tinggi;

2. Memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multiguna sehingga

dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi;

3. Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan

mesin;

4. Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel dan peralatan;

5. Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi peralatan;

6. Memungkinkan spesialisasi supervisi.

Kerugian tata letak proses, sebagai berikut (Herjanto, 2004) :

1. Meningkatnya kebutuhan material handling karena aliran proses yang

beragam dan tidak dapat menggunkan conveyor (ban berjalan);

2. Pengawasan produksi yang lebih sulit;

3. Meningkatnya persediaan barang dalam proses;

4. Total waktu produksi per unit yang lebih lama;

5. Memerlukan skill yang lebih tinggi;

6. Pekerjaan routing, penjadwalan, dan akunting biaya yang lebih sulit,

karena setiap ada pemesanan baru harus dilakukan perencanaan atau

perhitungan kembali.

2.2.2 Jenis Aliran Bahan

Pada UKM Keripik Kentang Istana ini menggunakan jenis atau tipe

aliran bahan Odd- angle. Tipe ini dipilih karena adanya keterbatasan ruang,

sehingga menyebabkan pola alian yang lain terpaksa tidak bisa diterapkan.

Keterbatasan ruang ini memang merupakan salah satu kendala bagi suatu usaha,

tetapi dengan menerapkan atau tipe aliran bahan Odd- angle maka proses

produksi tetap bisa berjalan.

Gambar 1. Pola Aliran Bahan L-Shaped (Odd-angle)

Pola aliran ini tidak begitu dikenal dibandingkan dengan pola aliran

yang lain, pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi-

kondisi seperti (Wignjosoebroto, 2003) :

Bila tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran produk diantara suatu

kelompok kerja dari area yang saling berkaitan

Bila proses handling dilakukan secara mekanis

Adanya keterbatasan ruang yang menyebabkan pola aliran lain terpaksa tidak

dapat diterapkan

Bila diinginkan adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas-fasilitas produksi yang

ada

2.3 Diagram Alir, OPC (Operation Process Chart), FPC (Flow Process Chart),

From to Chart, dan Flow Diagram pembuatan “ Keripik Kentang Istana “

2.3.1 Diagram Alir

2.3.2 Operation Process Chart

PETA PROSES OPERASI

Nama Obyek : Pembuatan Keripik Kentang “Istana”Dipetakan Oleh : Devi Urianty, Kustania P, Trisnoaji, Yulia DNTanggal pemetaan : 11 Oktober 2012No. Peta : 01

jumlah waktu7 5430 Menit

1 60 Menit

3 210 Menit

1 -

5700 Menit

Peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan

langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan operasi

dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun

sebagai komponen dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk

analisa lebih lanjut seperti waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan

tempat atau alat atau mesin yang dipakai (Ardhianto, 2011).

Bagan Operasi Proses juga disebut outline bagan proses. Bagan proses

operasi memberikan ringkasan dari seluruh proses dengan merekam hanya

kegiatan utama dan inspeksi yang terlibat dalam proses. Operasi bagan proses

hanya menggunakan dua simbol. yaitu, operasi dan inspeksi. Operasi, bagan

proses membantu (Kumar, 2006) :

a. Memvisualisasikan urutan lengkap dari operasi dan inspeksi dalam proses.

b. Tahu dimana operasi yang dipilih untuk studi rinci cocok ke seluruh proses.

c. Dalam bagan proses operasi, representasi grafis dari titik-titik di mana bahan

diperkenalkan ke dalam proses dan apa operasi dan inspeksi yang dilakukan

pada mereka yang akan ditampilkan.

Berdasarkan Operation Process Chart (Peta Proses Operasi) di atas, dapat

dijelaskan bahwa pada pembuatan keripik kentang Istana diawali oleh pengupasan

kulit kentang dengan menggunakan pisau. Proses ini disimbolkan dengan

lingkaran untuk menggambarkan prosesnya sebagai operasi. Lingkaran tersebut

dinamakan O-1 yang berarti merupakan operasi pertama pada pembuatan keripik

kentang Istana. Operasi pengupasan ini berlangsung selama 720 menit.

Proses kedua adalah pengirisan kentang yang disimbolkan dengan

lingkaran karena merupakan proses operasi sehingga dinamakan O-2. Pada

operasi iniberlangsung selama 120 menit dan alat yang digunakan untuk mengiris

kentang adalah pisau. Kemudian, pada proses ketiga terdapat penambahan air

untuk proses perendaman yang disimbolkan dengan lingkaran 0-3. Operasi

perendaman ini dilakukan selama 60 menit dalam bak rendam.

Proses keempat disimbolkan dengan lingkaran dan persegi (kotak) 0-4 dan

i-1 karena terdapat kegiatan operasi dan inspeksi. Pada tahapan ini, terdapat

penambahan air untuk perebusan selama 60 menit dalam panci besar. Pada tahap

ini memerlukan inspeksi atau pengawasan agar hasil perebusan kentang cukup

matang. Sedangkan pada proses selanjutnya merupakan proses operasi 0-5 dengan

simbol lingkaran. Pada proses ini kentang ditambah air dan bumbu serta dilakukan

perendaman kembali selama 60 menit dalam bak perendaman.

Proses keenam adalah penjemuran dengan simbol lingkaran O-6 yang

dilakukan selama 4320 menit. Operasi penjemuran ini menggunakan alas terpal

sebagai tempat penjemuran hasil perebusan kentang. Setelah dijemur sampai

benar-benar kering. Proses selanjutnya adalah menggoreng keripik kentang

mentah di dalam wajan besar. Pada proses ini terdapat penambahan minyak

goreng dan disimbolkan dengan lingkaran O-7 dan kotak i-2. Dalam operasi

diperlukan inspeksi karena tingkat kematangan keripik harus tepat agar hasil

sempurna dapat diperoleh. Waktu penggorengan yang diperlukan adalah 90 menit.

Setelah melewati peoses penggorengan, keripik kentang matang perlu

didinginkan atau ditiriskan sebelum dikemas. Proses ini digambarkan dengan

lingkaran sebagai operasi O-8 yang dilakukan selam 30 menit. Kemudian keripik

kentang disortir secara manual sebagai proses inspeksi i-3 yang disimbolkan

dengan kotak. Proses inspeksi ini dilakukan selama 60 menit dengan tujuan

memperoleh keripik kentang dengan keseragaman bentuk dan ukuran sebelum

dikemas.

Proses kesembilan adalah penimbangan yang digambarkan dengan simbol

lingkaran O-9 selama 120 menit. Penimbangan ini dilakukan dengan

menggunakan alat timbangan. Tujuan dari proses ini adalah untuk menimbang

berat keripik disesuaikan dengan kemasannya. Kemudian keripik tersebut dikemas

dalam plastik yang digambarkan dengan simbol lingkaran O-10 dan kotak i-4

karena dalam proses ini diperlukan inspeksi. Selanjutnya merupakan proses

terakhir yaitu penyimpanan yang digambarkan dengan simbol segitiga.

Berdasarkan peta proses operasi tersebut didapatkan ringkasan bahwa

jumlah operasi yang digambarkan dengan simbol lingkaran adalah sebanyak 7

buah. Untuk proses inspeksi yang digambarkan dengan simbol kotak sebanyak 1

buah. Pada proses operasi dan inspeksi yang digambarkan lingkaran dan kotak

sebanyak 3 buah dan proses penyimpanan (segitiga) sebanyak 1 buah. Sedangkan

jumlah waktu untuk proses operasi adalah 5430 menit; proses inspeksi sebanyak

60 menit; dan proses operasi dan inspeksi sebanyak 210 menit. Sehingga

didapatkan total waktu pembuatan keripik kentang Istana adalah 5700 menit.

2.3.3 Flow Process Chart

FLOW PROCESS CHART

KegiatanSekarang Usulan Beda No. Peta : 02

Orang Bahan

Sekarang Usulan

Dipetakan oleh : Devy Urianty

Kustania Probosuci

Trisnoaji

Wicaksono

Yulia Dian

Ningrum

Tanggal dipetakan : 9 Oktober 2010

JmlWk

tJml Wkt

Jml Wkt

Operasi

Inspeksi

Transportasi

Delay

Penyimpanan

9

1

2

1

1

561

0

60

20

30

-

Total 135720

Urutan KegiatanLambang

Jara

k m

Jml.k

g

Wkt

.mnt

Ket

1. Kentang dibawa dari penyimpanan 10 350 10

2. Kentang dikupas 0 350 720

3. Kentang diiris 2 250 120

4. Kentang direndam 2.5 275 60

5. Kentang direbus 1 275 60

6. Kentang direndam 1.5 275 60

7. Kentang dijemur 6 275 4320

8. Kentang digoreng 8 38.5 90

9. Kentang didinginkan 10 38.5 30

10. Kentang disortir 1 38.5 60

11. Kentang ditimbang 2 35 120

12. Kentang dikemas 2 35 60

13. Kentang dibawa ke ruang penyimpanan 4 35 10

14. Kentang disimpang 0 35 -

Peta Aliran Proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan-

urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang

terjadi selama satu proses berlangsung, serta didalamnya memuat pula informasi-

informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak

perpindahan (Sutalaksana, 2006).

Peta aliran proses terbagi dalam 3 jenis, yaitu peta aliran proses tipe bahan,

peta aliran proses tipe orang, dan peta aliran proses tipe kertas. Kegunaan dari

peta aliran proses adalah untuk mengetahui aliran bahan mulai masuk proses

hingga aktivitas berakhir, untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami oleh

bahan selama proses sedang berlangsung, sebagai alat untuk melakukan perbaikan

proses atau metode kerja, dan memberikan informasi waktu penyelesaian suatu

proses (Sutalaksana, 2006).

Ada dua hal utama yang membedakan antara Peta Proses Operasi dengan

Peta Aliran Proses, yaitu (Sutalaksana, 2006):

a. Peta Aliran Proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar, termasuk

transportasi, menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada Peta Proses Operasi,

terbatas pada operasi dan pemeriksaan.

b. Pada Peta Aliran Proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara

lebih lengkap dibanding Peta Proses Operasi, dan memungkinkan untuk

digunakan untuk setiap proses.

Dari gambar empat dapat dilihat Flow Process Chart (FPC) Keripik

Kentang Istana. FPC ini dipetakan pada tanggal 9 Oktober oleh Devy Urianty,

Kustania Probosuci, Trisnoaji Wicaksono dan Yulia Dian Ningrum. Padakolom

urutan kegiatan terdapat 12 kegiatan. Kegiatan yang pertama yaitu ketang dibawa

dari penyimpanan, kegiatan ini dilambangkan dengan transportasi karena hanya

ada kegiatan membawa bahan baku kentang dari ruang penyimpnan ke tempat

pengupasan. Jarak antara tempat penyimpanan ke tempat pengupasan yaitu 10

meter. Hal ini karena tempat penyimpanan bahan baku berada di depan sedangkan

tempat pengupasan berada di bagian belakang dari rumah tempat produksi Keripik

Kentang Istana. Tempat penyimpanan bahan baku berada di depan sebab dekat

dengan pintu kedatangan bahan baku. Jumlah bahan baku pada kegiatan pertama

ini yaitu 350 kg. Waktu untuk membawa bahan baku kentang ke tempat

pengupasan yaitu 10 menit.

Kegiatan kedua yaitu kentang dikupas. Kegiatan ini diberi lambang

operasi sebab terjadi operasi pengupasan kentang. Jarak pada kegiatan kedua ini

adalah 0 karena tidak terjadi perpindahan. Jumlah bahan yang masuk pada

kegiatan ini yaitu 350 kg. Waktu yang dibutuhkan untuk pengupasan kentang ini

yaitu 720 menit. Waktu pengupasan cukup lama karena hanya menggunakan alat

manual yaitu pisau dan operator yang melakukan operasi ini hanya berjumlah 1

orang.

Kegiatan yang ketiga adalah kentang diiris. Kegiatan ketiga ini diberi

lambang operasi sebab dilakukan operasi pengirisan. Jarak yang ditempuh dari

kegiatan kedua ke kegiatan ketiga ini yaitu 2 meter. Dari berat awal bahan baku

kentang 350 kg,setelah dilakukan operasi pengupasam diperoleh edible portion

sebanyak 250 kg dan 100 kg adalah scrap (kulit dan dan bagian kentang yang

tidak dapat digunakan). Jadi jumlah bahan baku yang masuk pada proses ini

adalah 250 kg.Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pengirisan ini yaitu 120

menit. Waktu ini cukup lama karena operator hanya 1 orang dan alat yang

digunakan masih manual yaitu pisau.

Kegiatan yang keempat adalah kentang direndam. Kegiatan ini juga diberi

lambang operasi. Jarak yang ditempuh adalah 2.5 m. Jumlah bahan yang masuk

pada operasi ini yaitu 275 kg karena terdapat penambahan air dan bahan baku

menyerap air sehingga beratnya bertambah kurang lebih sebanyak 10% persen

yaitu dari berat 250 kg menjadi 275 kg. Waktu operasi perendaman yaitu selama

60 menit.

Kegiatan kelima yaitu kentang direbus. Kegiatan ini dilambangkan dengan

operasi. Jarak yang ditempuh dari kegiatan sebelumnya ke kegiatan kelima ini 1

meter. Jumlah bahan yang masuk pada kegiatan ini yaitu tetap 275 kg. Waktu

yang dibutuhkan untuk operasi perebusan ini yaitu selama 60 menit.

Kegiatan keenam adalah kentang direndam. Kegiatan ini dilambangkan

dengan operasi. Kentang direndam kembali fungsinya untuk mencegah kerusakan

selama menunggu operasi penjemuran. Jarak yang ditempuh dari kegiatan

sebelumnya ke kegiatan yang keenam ini yaitu 1,5 m. Jumlah bahan yang masuk

pada operasi ini tetap sebanyak 275 kg. Waktu yang dibutuhkan untuk

perendaman ini yaitu 60 menit.

Kegiatan ketujuh adalah kentang dijemur. Kegiatan ini dilambangkan

dengan operasi. Jarak yang ditempuh dari kegiatan sebelumnya ke kegiatan

ketujuh ini adalah 6 m. Jumlah bahan yang masuk pada operasi pengeringan ini

yaitu sebanyak 275 kg. Waktu yang diperlukan untuk operasi ini yaitu selama

4320 menit. Operasi ini berlangsung lama karena dilakukan dengan bantuan sinar

matahari.

Kegiatan kedelapan adalah kentang digoreng. Kegiatan ini diberi lambang

operasi karena terjadi operasi penggorengan. Jarak yang ditempuh dari kegiatan

sebelumnya ke kegiatan ini yaitu 8 m. Jumlah bahan yang masuk sebanyak 38,5

kg karena kandungan air bahan berkurang akibat operasi pengeringan. Waktu

yang diperlukan untuk kegiatan kedelapan ini yaitu 90 menit.

Kegiatan kesembilan adalah kentang didinginkan. Kegiatan ini

dilambangkan dengan delay sebab tidak terjadi operasi apapun, hanya menunggu

bahan dingin. Jarak yang ditempuh dari tempat penjemuran ke tempat

pendinginan sejauh 10 meter. Jumlah bahan yang masuk pada operasi ini yaitu

38,5 kg. Waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan adalah 30 menit.

Kegiatan kesepuluh yaitu kentang disortir. Kegiatan ini dilambangkan

dengan inspeksi sebab dilakukan inspeksi untuk memisahkan antara kentang yang

utuh dan remahan. Jarak yang ditempuh dari tempat kegiatan sebelumnya ke

tempat penyortiran yaitu 1 m. Kentang yang masuk pada proses ini yaitu sebanyak

38.5 kg. Kentang yang masuk ke operasi berikutnya yaitu kentang yang

bentuknya utuh. Kegiatan ini membutuhkan waktu selama 60 menit.

Kegiatan kesebelas yaitu kentang ditimbang. Kegiatan ini dilambangkan

dengan operasi. Jarak yang ditempuh dari stasiun kerja sebelumnya ke tempat

penimbangan yaitu sejauh 2 meter. Bahan yang masuk ke kegiatan ini yaitu

sebanyak 35 kg. Dari berat awal 38,5 kg bahan yang disortir, diperoleh 35 kg

kentang goreng dengan bentuk yang utuh. Waktu operasi kegiatan ini selama 120

menit.

Kegiatan keduabelas yaitu kentang dikemas. Kegiatan ini dilambangkan

dengan operasi karena terjadi operasi pengemasan kentang. Jarak yang ditempuh

dari stasiun kerja sebelumnya ke stasiun kerja ini yaitu sejauh 2 m. Jumlah bahan

yang masuk ke proses ini sebanyak 35 kg. Waktu yang dibutuhkan untuk operasi

ini selama 60 menit.

Kegiatan ketigabelas adalah kentang dibawa ke ruang penyimpanan.

Kegiatan ini dilambangkan dengan transportasi. Jarak yang ditempuh dari tempat

pengemasan ke ruang penyimpanan yaitu sejauh 4 m. Jumlah bahan yang masuk

ke kegiatan ini sebanyak 35 kg. Waktu yang dibutuhkan untuk membawa kentang

yang telah dikemas ke ruang penyimpanan yaitu selama 10 menit.

Kegiatan keempatbelas yaitu kentang disimpan. Kegiatan ini

dilambangkan dengan inventory karena hanya dilakukan penyimpanan kentang.

Jarak yang ditempuh adalah 0 m karena kentang tidak berpindah. Waktu

penyimpanan tidak dicantumkan karena sesuai dengan kebutuhan.

Dari FPC di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah operasi ada 9 dengan

total waktu operasi 5.610 menit. Jumlah inspeksi ada 1 dengan total waktu 60

menit. Jumlah transportasi ada 2 dengan total waktu 20 menit. Jumlah delay ada 1

dengan total waktu 30 menit. Penyimpanan ada 1 kegiatan dengan total waktu

yang tidak ditentukan. Sehingga diperoleh total kegiatan 13 dan jumlah waktu

5720 menit.

2.3.4 From to ChartPETA dari ke –

Nama Obyek : Keripik kentangDipetakan oleh : Devi Urianty M.R., Kustania Probosuci, Trisnoaji Wicaksono,

Yulia Dian N.Tanggal Pemetaan : 11 Oktober 2012No. Peta : 03

Ke

Dari

R.Pengupasan kulit kentang

R.pengirisan

R.perendaman

R.Perebusan dengan bumbu

R.perendaman

R.Penjemuran

R.penggorengan

R.Pendinginan

R.penyortiran

R.penimbangan

R.pengemasan

Jumlah

R.Pengupasan kulit kentang

0 m 0 m

R.Pengirisan

2,5 m 2,5 m

R.Perendaman

1 m 1 m

R.Perebusan dengan bumbu

1,5 m 1,5 m

R.Perendaman

6 m 6 m

R.Penjemuran

-

R.Penggorengan

8 m 10 m 10 m

R.Pendinginan

1 m 1 m

R.Penyortiran

2 m 2 m

R.Penimbangan

-

R.Pengemasan

2 m -

Jumlah 8 m 2 m 24 m

10 m

Peta dari ke- atau biasa disebut dengan from to chart merupakan

gamabaran jarak antara stasiun kerja satu ke stasiun kerja yang lain. Dengan

membuat from to chart , maka kita bisa mengetahui apakah ada backtracking atau

tidak. Pada from to chart UKM ini, pertama dari ruang pengupasan kulit kentang

ke ruang pengirisan memiliki jarak 0 m, atau berarti tidak ada perpindahan

material yang terjadi. Kedua, dari ruang pengirisan ke ruang perendaman

memiliki jarak 2,5 m. Ketiga, dari ruang perendaman ke ruang perebusan dengan

bumbu memiliki jarak 1m. Keempat, dari ruang perebusan dengan bumbu ke

ruang perendaman yang kedua memiliki jarak 1,5 m. Kelima, dari ruang

perendaman ke ruang penjemuran memiliki jarak 6 m. Keenam, dari ruang

penjemuran ke ruang penggorengan terjadi backtracking, memiliki jarak 8 m.

Ketujuh, dari ruang penggorengan ke ruang pendinginan memiliki jarak 10 m.

Kedelapan ,dari ruang pendinginan ke ruang penyortiran memiliki jarak 1m.

Kemudian, dari ruang penyortiran ke ruang penimbangan memiliki jarak 2 m.

Yang terakhir dari ruang penimbangan ke ruang pengemasan terjadi backtracking,

memiliki jarak 2 m. Dapat dilihat total jarak material yang mengalami forward

tracking sebesar 24 meter dan total jarak material yang mengalami backtracking

sebesar 10 meter. Dari sini, maka sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap urutan

aliran bahannya, agar tidak terjadi backtracking.

Aliran dapat diukur secara kuantitatif dari segi jumlah yang dipindahkan

antara departement. Chart yang paling sering digunakan untuk merekam aliran ini

adalah dari peta dari ke. Peta dari ke- dibangun sebagai berikut (Tompkins, 2010):

1. Daftar semua departement di bawah baris dan di kolom mengikuti semua pola

2. Menyusun ukuran aliran untuk fasilitas yang secara akurat menunjukkan

volume aliran yang setara.

3. Berdasarkan pada jalur aliran untuk barang yang akan dipindahkan dan

ukuran aliran disusun, mencatat volume aliran pada peta dari ke.

2.3.5 Flow Diagram

Dari flow diagram di atas dapat dilihat bahwa pertama-tama bahan baku

berupa kentang dibawa dari ruang penyimpanan bahan baku ke tempat

pengupasan. Selanjutnya kentang yang telah dikupas dibawa ke tempat pencucian.

Setelah dicuci, kentang dibawa ke tempat perebusan untuk dilakukan proses

perebusan. Kemudian kentang direndam dan setelah itu dibawa ke tempat

penjemuran. Setelah dijemur, kentang dibawa ke tempat penggorengan yang

menjadi satu dengan tempat perebusan. Selanjutnya ke tempat pendinginan untuk

didinginkan setelah proses penggorengan. Selanjutnya kentang yang telah

digoreng dibawa ketempat sortasi. Kemudian dibawa ke tempat penimbangan.

Setelah itu kentang dibawa ke tempat pengemasan untuk dikemas. Terakhir

kentang yang telah dikemas dibawa ke ruang penyimpanan produk jadi

(warehouse).

Gambar di atas adalah layout Keripik Kentang Istana. Tiap ruang atau

stasiun kerja diberi nomor dan keterangannya dapat dilihat di sebelah kanan

layout. Pada lokasi produksi KeripikKentang Istana peralatan dan mesin yang

mempunyai fungsi yang hampir sama diletakkan pada stasiun kerja yang sama.

Jadi tata letak fasilitas pada UKM Keripik Kentang Istana termasuk dalam process

layout. Menurut Herjanto (2003), Tata letak proses (process layout) atau tata letak

fungsional adalah penyusun tata letak dimana alat yang sejenis atau yang

mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Model ini cocok

untuk discrete production dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika

perusahaan membuat berbagai jenis produk yang berbeda atau suatu produk dasar

yang diproduksi dalam berbagai macam variasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhianto, A. 2011. Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas Pada Usaha Kecil Menengah Konveksi Adios. Universitas Gunadarma. Jakarta.

Heizer, J. Dan Barry R. 2004. Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta.

Herjanto, E. 2003. Manajemen Operasi Edisi 3. Grasindo. Jakarta.

Herjanto, E. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Gramedia. Jakarta.

Kumar, S.A. and N. Suresh. 2006. Production and Operation Management. New Age International Publishers. New Delhi.

Sutalaksana, I.Z., R. Anggawisastra, J.H. Tjakraatmadja. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Tompkins, J.A. 2010. Facilities Planning. John Wiley and Sons, Inc. USA.

Wigjosoebroto, S. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Guna widya. Surabaya.

LAMPIRAN

Dokumentasi Kunjungan UKM Keripik Kentang Istana