msg.doc
DESCRIPTION
KESEHATANTRANSCRIPT
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha kuasa karena atas berkat dan
kehendak-Nyalah sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
tugas makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak Juanda selaku
dosen yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat sebuah
makalah yang berkaitan dengan topik tentang biologi dengan judul “Pengaruh MSG
(monosodium glutamate) bagi kesehatan”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Sehingga kritik dan saran yang membangun
dari dosen pembimbing sangat diharapkan agar nantinya makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua.
Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah monosodium glutamate (MSG)
B. Pengertian monosodium glutamate (MSG)
C. Zat yang dikandung monosodium glutamate (MSG)
D. Bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamate
(MSG)
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai
bidang, termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa
dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, sedangkan Dampak negatif
kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen
dengan adanya penggunaan zat berbahaya seperti MSG.
Dari berbagai zat berbahaya yang beredar bebas di pasaran seperti
misalnya MSG, 5 nukleotida, maltol (soft drink), dioctyl sodium
sulfosuccinate (untuk susu kaleng) dan lain sebagainya, ternyata hanya
monosodium glutamat (MSG) yang banyak menimbulkan kontroversi. Pada
saat sekarang ini banyak makanan yang menggunakan monosodium
glutamate, namun pengetahuan umum masyarakat tentang monosodium
glutamate itu sendiri masih minim. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan
monosodium glutamate, masyarakat menggunakan monosodium glutamate
dalam makanan tanpa takaran.
Monosodium glutamate tidak hanya tersedia dalam kemasan
tersendiri. Namun juga tersedia dalam bentuk terlarut yang sudah dicampur ke
dalam makanan, sehingga kita tidak mengetahui makanan tersebut
mengandung monosodium glutamate. Oleh karena itu perlu diketahui
penggunaan monosodium glutamate dan mencegah berbagai penyakit di
dalam tubuh.
Pada dasarnya monosodium glutamate adalah salah satu senyawa
kimia yang pada konsentrasi tertentu tidak memilki rasa, tetapi dapat
memperkuat atau memodifikasi makanan sehingga rasa lebih nikmat (Yuliarti,
2007: 100). Monosodium glutamate memiliki dampak buruk bagi
perkembangan otak apabila dikonsumsi dalam jumlah yang melampaui batas
yang telah ditentukan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang makanan yang
mengandung monosodium glutamate sangat diperlukan untuk menghindari
terjadinya konsumsi yang berlebihan dan dampaknya dikemudian hari.
Dengan demikian penting dipaprkan masalah tentang hubungan pengetahuan
dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman sejarah dari MSG (monosodium glutamate)?
2. Apa pengertian MSG (monosodium glutamate)?
3. Zat apa yang terkandung dalam MSG (monosodium glutamate)?
4. Apa saja bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung MSG
(monosodium glutamate) bagi kesehatan?
C. Tujuan dan Manfaat
http://www.slideshare.net/Abdillah20/makalah-msg.
http://www.anjrahuniversity.com/642-efek-samping-penyedap-rasa-bahaya-
vetsin-bagi-kesehatan-ibu-hamil-msg-monosodium-glutamat/
http://sarikata.com/baca-cerita/bahaya-msg-pada-makanan-anak/
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah MSG (monosodium glutamate)
MSG pertama kali ditemukan pada tahun 1909 di Jepang oleh
Ajinomoto Corp. Prof.Dr. Umar A. J
(http://media.isnet.org/islam/Etc/MSG.html). Jurnal Chemistry Sense
menyebutkan, Monosodium Glutamat (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an,
tetapi sebenarnya memiliki sejarah panjang selama beabad-abad. Orang
jepang mampu menyajikan makanan yang sangat lezat. Rahasianya adalah
penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Pada tahun
1908, Kikunae Ikede, seorang professor di Universitas Tokyo menemukan
kunci kelezatan itu pada kandungan asam glutamate. Penemuan ini
melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya yakni asam, mansi, asin, dan pahit
dengan umami (dari akar kata umami yang dalam bahasa Jepang berarti lezat).
Sementara menurut bebapa media popular [20], sebelumnya di Jerman pada
tahun 1866, Ritthausen juga berhasil mengisolasi asam glutamate dan
mengubahnya menjadi dalam bentuk monosodium glutamate (MSG), tetapi
belum tahu kegunaanya sebagai penyedapa rasa.
Sejak penemuan itu, Jepang memproduksi asam glutamate melalui
ektrasi dari bahan alamiah. Tetapi karena permintaan pasar terus menolak,
tahun 1956 mulai ditemukan cara produsi L-glutamatic acid melalui
fermentasi. L-glutamatic acid inilah inti dari MSG, yang berbentuk butiran
putih mirip garam. MSG sendiri sebenarnya tidak memiliki rasa. Tetapi bila
ditambahkan ke dalam makanan, akan terbentuk asam glutamat bebas yang
ditangkap oleh reseptor khusus di otak dan mempresentasikan rasa dasar
dalam makanan itu menjadi jauh lebih lezat dan gurih. Sejak tahun 1963,
Jepang bersama Korea mempelopori produksi masal MSG yang kemudian
berkembang ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Setidaknya sampai
tahun 1997 sebelum krisis, setiap tahun produksi MSG Indonesia mencapai
254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar
24,1% per tahun [[8]].
MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes gula (molases) oleh
bakteri (Brevibacterium lactofermentum). Dalam proses fermentasi ini,
pertama-tama akan dihasilkan Asam Glutamat. Asam Glutamat yang terjadi
dari proses fermentasi ini, kemudian ditambah soda (Sodium Carbonate),
sehingga akan terbentuk Monosodium Glutamat (MSG). MSG yang terjadi
ini, kemudian dimurnikan dan dikristalisasi, sehingga merupakan serbuk
kristalmurni yang siap di jual di pasar.
Monosodium glutamat telah berkembang menjadi salah satu zat aditif
makanan yang populer di seluruh dunia. Ketika ditambahkan pada makanan,
MSG memberikan fungsi yang sama seperti Glutamat yaitu memberikan rasa
sedap pada makanan. Selain MSG, ada penyedap rasa lain yang digunakan
oleh industri makanan seperti disodium inosinat (IMP) dan disodium guanilat
(GMP). Namun, MSG-lah yang paling disukai orang karena kemurahan dan
keefektifan MSG dalam menguatkan rasa. Secara sederhana MSG dibagi
menjadi dua jenis, yaitu MSG alami dan buatan. MSG yang alami sehat untuk
dikonsumsi. Sedangkan MSG buatan yang justru banyak beredar, sangat
berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan.
MSG digunakan hampir pada semua jenis sayuran, kaldu, dan lauk-
pauk, berbagai makanan olahan seperti daging kalengan, saus tomat, kecap,
sosis, makanan ringan, beberapa produk olahan keju, bumbu mie instan, dll.
Penggunaan MSG kadang-kadang ‘tersembunyi’ di balik label makanan
dengan nama yang berbeda, seperti ‘penyedap rasa alami’.
B. Pengerian MSG (monosodium glutamate)
Monosodium glutamat (MSG) adalah garam natrium (sodium) dari
asam glutamat, suatu asam amino yang terdapat dalam semua jenis protein,
memiliki rasa agak manis atau asin, diproduksi melalui proses fermentasi
alami zat tepung dan tetes dari gula tebu atau gula bit. Fungsi MSG antara lain
ketika MSG ditambahkan pada makanan, ia akan memberikan fungsi yang
sama sepeti glutamate yaitu sebagai penguat rasa (flavor enhancer) dan
umami (gurih, meaty taste dan rasa seperti kaldu). MSG sendiri terdiri dari air,
sodium dan Glutamate.
MSG (Monosodium Glutamat) adalah zat adiktif yang di peroleh
sebagai hasil akhir dari pengolahan tetes tebu (molasses tebu). Komponen
utama MSG adalah garam Natrium dan asam Glutamat dengan perbandingan
1:3. Glutamat sebagai komponen terbesar dalam MSG merupakan jenis asam
amino non essensial yang terkandung di dalam protein berbagai jenis
makanan seperti daging, ayam, seafood, sayut-sayuran, dan lainsebagainya.
Fungsi penambahan MSG dalam makanan adalah sebagai penguat rasa,
sehingga masakan menjadi lebih sedap dan lezat di bandingkan jika tidak di
beri bahan tambahan MSG/vetsin. Monosodium Glutamate adalah zat
penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan
tetes dari gula beet atau gula tebu. Ketika MSG ditambahkan pada makanan,
dia memberikan fungsi yang sama seperti Glutamate yaitu memberikan rasa
sedap pada makanan. MSG sendiri terdiri dari air, sodium dan Glutamate.
MSG (Monosodium Glutamat) adalah bahan yang digunakan untuk
menyedapkan makanan supaya terasa gurih dan lebih terasa di lidah. MSG
juga kita kenal dengan sebutan vetsin atau micin.
C. Zat yang dikandung monosodium glutamate (MSG)
Monosodium glutamate (MSG) terdiri dari air, sodium, dan glutamat.
1. Sodium
Kandungan sodium dalam MSG tidak tinggi, hanya satu
sampai tiga persen sodiun. Sedangkan sodium pada garam dapur
jumlahnya lebih banyak. Perbandingan jumlah sodium pada MSG dan
garam dapur adalah 13% : 40%.
2. Glutamat
Glutamate adalah asam amino (amino acid) yang secara alami
terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung protein.
Misalnya, keju, susu, daging, ikan dan sayuran. Glutamate juga
diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk
metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata
membutuhkan kurang lebih 11 gram Glutamate per hari yang didapat
dari sumber protein alami. Namun rata-rata pasokan glutamat yang
ditambahkan dari MSG hanya sebesar 0,5 -1,5 gram tiap hari.
Reaksi MSG terhadap tubuh manusia adalah salah satu
akibatnya bisa mengganggu kerja sel-sel otak dan juga proses
pengiriman rangsang ke sel-sel saraf di otak. MSG di dalam darah
akan mempengaruhi kerja penghantar rangsang pada sel saraf
(neurotransmitter). Glutamat di dalam MSG akan merangsang sel saraf
perasa glutamat, sehingga dapat mengenal rasa gurih. Rangsang rasa
gurih yang diterima tersebut kemudian dikirim ke otak dan membuat
tubuh merasa ingin makanan terus menerus (adiktif). Glutamat yang
digunakan oleh sel saraf perasa glutamat sebagai neurotransmitter
dimana sel-sel saraf ini dilengkapi dengan sistem perlindungan diri
mencegah terjadinya keracunan glutamat pada otak. Cara kerjanya,
dengan menyerap kelebihannya dan mengubahnya menjadi glutamin
(asam amino). Pasalnya konsumen tidak bisa mencegah kelebihan
glutamat dalam menu makanan sehari-hari, dan akan mengakibatkan
berbagai keracunan.
D. Bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamate
(MSG)
Menurut Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste
That Kills, monosodium glutamate (MSG) adalah excitotoxin yaitu zat kimia
yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan
bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti
alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder).
MSG juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker.
Ketika konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan
kemudian ketika glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker
melambat.
Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan, kadar asam
glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mg/kg berat badan/hari, yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh. Bila masih dalam batas terkendali, peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3
jam. Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150
mg/kg berat badan/hari. Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka
pendek dan besar atau dalam dosis tinggi (3 gr atau lebih dalam sekali
makan). Juga ternyata MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam
bentuk makanan berkuah [[22]].
Hasil penelitan Olney di St. Louis, tahun 1969 ia mengadakan
penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5
– 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita
kerusakan jaringan otak. Namun, penelitian selanjutnya menunjukkan
pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala
kerusakan otak. Di dalam otak, enzim mengkatalis dekarbosilasi asam
glutamat menjadi gamma-asam aminobutrat. Asam glutamat dan gamma-
asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal di dalam otak. Asam
glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara gamma-asam
aminobutrat menurunkannya. Karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan
pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan
penurunan transmisi signal dalam otak. Oleh karena itu, pada akhir tahun
1970, perusahaan-perusahaan makanan bayi bersepakat untuk tidak
memasukkan unsur MSG ke produk-produk makanan bayi. Beberapa efek
kebanyakan mengonsumsi monosodium glutamat (MSG):
1. Kerusakan Otak
Sulit untuk membayangkan bahwa penyedap makanan yang umum
digunakan ini sebenarnya berbahaya, bahkan dapat menyebabkan seperti
kerusakan otak yang serius.Namun kenyataannya memang demikian,
mengkonsumsi MSG secara rutin dapat menyebabkan degenerasi otak dan sel-
sel sistem saraf. Pertama, penting untuk mengetahui bagaimana MSG dapat
mempengaruhi otak. Monosodium glutamat adalah jenis excitotoxin. Setelah
Anda mengonsumsi makanan yang kaya MSG, selanjutnya MSG masuk ke
aliran darah sebelum menuju ke otak. Setelah di otak, pada dasarnya MSG
hanya merangsang sel-sel otak untuk berpikir bahwa apa yang kita makan
rasanya lezat. Inilah sebabnya sebabnya, mengapa kita sering merasa
berhasrat untuk makanan yang tinggi MSG. Sayangnya, overstimulating otak
seperti itu dapat menyebabkan kelelahan dan kematian sel-sel otak Anda.
2. Kegemukan
Studi telah berulangkali menghubungkan excitotoxin dan obesitas, MSG
efektif dalam merangsang pikiran untuk menjadi kecanduan rasa, maka secara
otomatis kita mengembangkan keinginan untuk makan-makanan yang tinggi
MSG. Semakin kuat keinginan makan-makanan Anda, maka semakin besar
kemungkinan Anda akan makan. Semakin banyak Anda makan, maka akan
semakin menambah berat badan. Bahkan, MSG sangat efektif untuk
mendorong kenaikan berat badan, yang digunakan oleh para ilmuwan ketika
mereka ingin menginduksi obesitas pada hewan di laboratorium.
3. ADD dan ADHD
Anak-anak, bahkan bayi yang belum lahir seringkali menjadi korban
umum monosodium glutamat. Otak Janin serta anak-anak sepenuhnya masih
berkembang. Perkembangan ini dapat dengan mudah terganggu oleh bahan
kimia berbahaya seperti eksitoksin. Jika Anda sedang hamil, maka disarankan
agar menghilangkan, atau setidaknya mengurangi MSG untuk makanan
sehari-hari. Jika tidak maka ada kemungkinan jika MSG dapat menyebabkan
janin mengembangkan Attention Deficit Disorder atau Attention Deficit
Hyperactivity Disorder. Hal ini karena MSG akan masuk kedalam aliran
darah, dan pada akhirnya akan dengan mudah mencapai janin yang sedang
berkembang. Orang usia tua juga rentan untuk mengembangkan neuro-
degeneratif penyakit karena eksitoksin. Bahkan, penelitian telah menunjukkan
kemungkinan MSG terkait dengan penyakit Alzheimer.
4. Sindrom Chinese Food
Sindrom Makanan Cina (atau disebut juga MSG Symptom Complex)
mengacu pada beberapa penyakit kesehatan umum, yang mungkin akan
dialami setelah mengonsumsi makanan yang kaya MSG. Sindrom ini disebut
Sindrom makanan Cina karena makanan Cina dikenal karena mengandung
MSG tinggi. Ketika seseorang mengalami sindrom ini, maka ia akan keringat
dan mulai merasa mati rasa di sekitar mulut. Nyeri dada, jantung berdebar,
kelelahan dan sakit kepala juga reaksi umum karena MSG.
Food Standards Australia New Zealand[30] (FSANZ) mengutip "bukti
yang sangat berlimpah dari sejumlah besar penelitian ilmiah" untuk menolak
secara tersurat segala kaitan antara MSG dengan “reaksi negatif serius” atau
"efek jangka panjang", dan menyatakan MSG "aman untuk masyarakat umum
". Namun badan ini menguraikan bahwa pada kurang dari 1% penduduk,
individu yang peka dapat mengalami efek samping “sementara” seperti "sakit
kepala, mati rasa/perasaan geli, kemerahan, kekakuan otot, dan kelemahan
umum" terhadap sejumlah besar MSG yang diasup dalam satu hidangan
tunggal. Orang-orang yang menganggap dirinya sensitif terhadap MSG
dianjurkan untuk memastikan hal ini melalui penilaian klinis yang benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Monosodium glutamat (MSG) adalah garam natrium (sodium) dari
asam glutamat, suatu asam amino yang terdapat dalam semua jenis protein,
memiliki rasa agak manis atau asin, diproduksi melalui proses fermentasi
alami zat tepung dan tetes dari gula tebu atau gula bit. Sejak ditemukan di
Jepang tahun 1909 oleh Ajinomoto Corp, monosodium glutamat (MSG) telah
berkembang menjadi salah satu zat aditif makanan yang paling populer di
seluruh dunia. Monosodium glutamat (MSG) mengandung sodium dan
glutamate yang merupakan zat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.
Beberapa efek yang ditimbulkan bila mengonsumsi monosodium glutamate
secara berlebihan yakni : kerusakan otak, kegemukan, ADD (attention deficit
disorder), serta Sindrom Chinese Food.
B. Saran
Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya kita makan makanan dalam
bentuk yang paling alami. Makanan yang alami adalah makanan yang paling
baik bagi tubuh kita. Bagaimanapun juga tubuh kita tidak diciptakan untuk
menyerap dan memanfaatkan zat sintetis buatan manusia. Tubuh kita
diciptakan untuk mencerna makanan buatan alam. Kita Mesti berhati-hati
menggunakan MSG. Tidak boleh melebihi takaran yang sudah ditentukan
yaitu 0-120 mg/kg berat badan manusia/sehari buat manusia dewasa. Hindari
makanan atau minuman yang mengandung pengawet, pewarna, esen,
penyedap rasa dan pemanis buatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardyanto, Dwi Tonang. 2004. MSG Dan Kesehatan : Sejarah, Efek, Dan
Kotraversinya.http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A%2F
%2Feprints.uns.ac.id%2F713%2F1%2FMSG_dan_Kesehatan_Sejarah
%2C_Efek_dan_Kontroversinya.pdf&ei=H1YXVeHfCIO6uAT37ICwCQ&usg=AF
QjCNGPF2Yl6INP9b6koEL-brMtrQeckw&bvm=bv.89381419,d.c2E. Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Diakses pada tanggal 29 maret 2015.
Arinda, Hesri Melyana. 2011. MSG (Monosodium Glutamat).
http://melyanahesri.blogspot.com/2012/10/msg-monosodium-glutamat.html. Diakses
pada tanggal 29 maret 2015.
Eka Widyalita P, Saifuddin Sirajuddin, Zakaria. 2014. Analisis Kandungan Monosodium Glutamat (Msg) Pada Pangan Jajanan Anak Di Sd Komp. Lariangbangi Makassar. Universitas Hasanuddin Makassar.
Roiyatunisa, Anis. 2013. Penggunaan MSG (Monosodium Glutamat) pada Makanan.
http://anisroiyatunisa.blogspot.com.penggunaan-msg-monosodium-glutamat-
pada.html. Diakses pada tanggal 29 maret 2015.
Zuhal, Achmad. 2011. Zat berbahaya yang terkandung di dalam makanan kita sehari-
hari. http://tahukahkamux.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 29 maret 2015.
Conan. 2004. Bahaya msg pada makanan anak. http://bahaya-msg-pada-makanan-
anak_sarikata.com. Diakses pada tanggal 29 maret 2015.
http://www.tipscaramanfaat.com/efek-samping-kebanyakan-mengkonsumsi-msg-
799.html.
https://www.google.co.id/search?q=MSG,
+yang+berbentuk+butiran+putih+mirip+garam.
+MSG+sendiri+sebenarnya+tidak+memiliki+rasa.
+Tetapi+bila+ditambahkan+ke+dalam+makanan,+akan+terbentuk+as&ie=utf-
8&oe=utf-8&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-
a&channel=rcs&gws_rd=cr&ei=KCkXVduuN4K3uASlrYLIDg
Inwati. 2014. Risiko monosodium glutamate.
http://inwati.blogspot.com/2014/03/risiko-mono-sodium-glutamat-pada.html. Diakses
pada tanggal 1 maret 2015.
Arkan, Faisal. 2011. msg membuat kita bodoh.
http://webartikel87.blogspot.com/2011/03/msg-membuat-kita-bodoh.html. Artikel.
Diakses pada tanggal 29 maret 2015.
http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/02/zat-aditif-contoh-dan-
pengaruhnya.html
Halpern, B.P. 2002. What`s in a name ? Are MSG and Umami the same ? Jurnal Chemistry. Sense 27; 845-846, 2002.