msdp

5
Syamsuddin (1980) menyatakan bahwa perikanan tersebut terdiri dari tiga komponen utama yang saling berinteraksi, yaitu: 1) biota, merupakan makhluk hidup yang tercantum dalam perikanan, termasuk ikan, hewan laut lainnya, plankton, bentos dan tumbuhan air, 2) habitat, komponen fisik yang mengikuti semua fakta intergrasi perairan kualitas air, substrat (dasar) geografi yang berperan dalam perikanan, dan 3) manusia, meliputi pemakaian usaha perikanan dan mengeksploitasi sumberdaya biota perairan. Pembangunan perikanan pada dasarnya merupakan proses upaya manusia untuk memanfaatkan sumberdaya hayati perikanan dan sumberdaya hayati perairan melalui kegiatan penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, seiring dengan pengembangan sumberdaya manusia, pemanfaatan modal, pengembangan dan penerapan Iptek, pengembangan produk, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan, peningkatan kesempatan kerja dan berusaha serta peningkatan devisa negara, disertai upaya-upaya pemeliharaan dan pelestarian sumberdaya hayati dan lingkungan secara alami (Malik, 1998). Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Perikanan 1.1. Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Dalam mengelola sebuah sumber daya alam terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan. Demikian juga

Upload: mutasim-billah

Post on 08-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manajemen sumberdaya perikanan

TRANSCRIPT

Syamsuddin (1980) menyatakan bahwa perikanan tersebut terdiri dari tiga komponen utama yang saling berinteraksi, yaitu: 1) biota, merupakan makhluk hidup yang tercantum dalam perikanan, termasuk ikan, hewan laut lainnya, plankton, bentos dan tumbuhan air, 2) habitat, komponen fisik yang mengikuti semua fakta intergrasi perairan kualitas air, substrat (dasar) geografi yang berperan dalam perikanan, dan 3) manusia, meliputi pemakaian usaha perikanan dan mengeksploitasi sumberdaya biota perairan. Pembangunan perikanan pada dasarnya merupakan proses upaya manusia untuk memanfaatkan sumberdaya hayati perikanan dan sumberdaya hayati perairan melalui kegiatan penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, seiring dengan pengembangan sumberdaya manusia, pemanfaatan modal, pengembangan dan penerapan Iptek, pengembangan produk, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan, peningkatan kesempatan kerja dan berusaha serta peningkatan devisa negara, disertai upaya-upaya pemeliharaan dan pelestarian sumberdaya hayati dan lingkungan secara alami (Malik, 1998).

Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Perikanan

1.1. Prinsip Pengelolaan Sumber Daya PerikananDalam mengelola sebuah sumber daya alam terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan. Demikian juga halnya pengelolaan sumber daya perikanan, prinsip-prinsip tersebut antara lain kelestarian sumber daya alam, kelestarian budaya, ekonomi, partisipatif, akuntabilitas dan transparansi.

Prinsip Kelestarian Sumber Daya Alam Prinsip Kelestarian Budaya Prinsip Ekonomi Prinsip Partisipatif Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi

1.1.1. Prinsip Kelestarian Sumber Daya Alam

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahtreraan seluruh masyarakat. Oleh karena itu kelestarian sumber daya harus dipertahankan sebagai landasaan utama untuk mencapai kesejahteraan tersebut. Misalkan, sumber daya hayati laut, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan di harapkan tidak menyebabkan rusaknya fishing ground, spawning ground maupun nursery ground ikan. Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan ikan tidak pula merusak hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun yang memiliki keterkaitan ekologis dengan ikan.Untuk melaksanakan prinsip pelestarian ini, aspek penggunaan teknologi penangkapan ikan, budidaya di laut dan tambak merupakan hal yang harus menjadi perhatian. Teknologi yang harus digunakan merupakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga tidak mengakibatkan menurunnya daya dukung lingkungan dan tidak menimbulkan konflik sosial di masyarakat nelayan, selain itu jika pengelolaan dan pemanfaatan ikan dilakukan dengan memperhatikan hal di atas, maka dalam pemanfaatan sumber daya ikan tidak akan mengalami tangkap lebih (over exploitation).Aspek kelestarian ini juga berkaitan dengan kegiatan monitoring, controlling dan evaluation terhadap ketersediaan sumber daya ikan termasuk kondisi lingkungan perairan laut dari ancaman pencemaran. Dalam upaya tersebut, pemerintah daerah dapat menentukan jumlah total sumber daya ikan yang diperbolehkan untuk ditangkap atau total allowable cath (TAC) untuk setiap tahunnya.

1.1.2. Prinsip Kelestarian Budaya

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dalam era otonomi daerah sebaiknya harus memperhatikan juga kearifan lokal, pengetahuan lokal, hukum adat, dan aspek kelembagaan lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya tersebut. Hal ini penting karena di Indonesia ada beberapa daerah yang memiliki aturan pengelolaan sumberdaya yang bersifat tradisional. Contohnya adalah: sasi di Maluku, rompong di Sulawesi Selatan, dan ondoafi di Papua. Walaupun sekarang ini sebagian dari aturan lokal tersebut sudah tidak berjalan, tetapi paling tidak pemerintah memberikan sedikit apresiasi terhadap budaya setempat Oleh karena itu dalam pelaksanaan otonomi daerah ini, prinsip kelestarian budaya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang sudah berlaku turun temurun perlu dikembangkan dan dikukuhkan kembali karena di dalamnya terkandung nilai yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan. 1.1.3. Prinsip Ekonomi

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan dalam konteks otonomi daerah diharapkan juga mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah dan pendapatan asli daerah (PAD) sehingga mampu mewujudkan kemandirian dan keadilan ekonomi. Berkembangnya kemandirian dan keadilan ekonomi di daerah merupakan perwujudan demokrasi ekonomi. Hal ini akan tercermin pada pemerataan alokasi dan distribusi sumber daya alam secara efisien dan berkelanjutan kepada masyarakat tanpa memprioritaskan suatu kelompok masyarakat dengan memarginalkan kelompok lainnya.Untuk mendukung hal ini, pemerintah daerah diharapkan mampu memperbaiki aspek kelembagaan. Misalkan, penetapan kebijakan publik, insentif, disinsentif, peraturan daerah yang kondusif bagi pengembangan kegiatan ekonomi di daerah yang berbasis pada keterlibatan masyarakat setempat dalam pemanfaaatn sumber daya alam lokal. 1.1.4. Prinsip Partisipatif

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan akan dapat berjalan dengan baik jika melibatkan partisipasi semua pihak yang terkait, yaitu pemerintah daerah, kalangan dunia usaha, serta masyarakat sendiri. Adanya partisipasi seluruh pemangku kepentingan akan mewujudkan rasa memiliki dan tanggung jawab untuk bersama-sama menjaga kelestarian sumber daya perikanan tersebut. Dengan demikian, aspek pengelolaan, pemanfaatan, pengawasan, dan kelestarian menjadi tanggungjawab bersama dari semua komponen masyarakat. Prinsip Akuntabilitas dan TransparansiPengelolaan dan pemanfatan sumber daya perikanan harus memperhatikann juga aspek akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaannya. Arti prinsip akuntabilitas adalah segala kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan daerah dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian dan evaluasi. Adapun prinsip transparansi adalah segala keputusan politik, kebijakan publik dan peraturan yang dibuat daerah kabupaten atau kota, diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan distribusi dan alokasi pemanfaatan sumber daya alam. Hal ini penting agar terwujud pemerintahan yang bersih, bebas kolusi, korupsi dan nepotisme, serta mendapatkan dukungan dari masyarakat luas dalam pelaksanaan otonomi daerah di wilayah laut.