mountaineering

12
MOUNTAINEERING PRISMA .AP. 10. 03

Upload: edhy-jun-adhy

Post on 26-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mountainneering

TRANSCRIPT

Page 1: Mountaineering

MOUNTAINEERING

PRISMA .AP. 10. 03

Page 2: Mountaineering

Aktivitas mendaki gunung akhir-akhir ini nampaknya bukan lagi merupakan suatu kegiatan yang langka, artinya tidak lagi hanya dilakukan oleh orang tertentu (yang menamakan diri sebagai kelompok Pencinta Alam, Penjelajah Alam dan semacamnya). Melainkan telah dilakukan oleh orang-orang dari kalangan umum. Namun demikian bukanlah berarti kita bisa menganggap bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas mendaki gunung, menjadi bidang ketrampilan yang mudah dan tidak memiliki dasar pengetahuan teoritis. Didalam pendakian suatu gunung banyak hal-hal yang harus kita ketahui (sebagai seorang pencinta alam) yang berupa : aturan-aturan pendakian, perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara yang baik, untuk mendaki gunung dan lain-lain. Segalanya inilah yang tercakup dalam bidang Mountaineering.

I. PENDAHULUAN

Page 3: Mountaineering

II. PENGERTIAN DAN TUJUAN KEGIATAN MOUNTAINEERING

- Mountain = Gunung- Mountaineer = Orang yang berkegiatan di gunung- Mountaineering = Segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung

atau dalam arti yang luas berarti suatu perjalanan yang meliputi mulai dari hill walking sampai pendakian ke puncak-puncak gunung yang sulit.

Banyak alasan orang melakukan kegiatan mountaineeringnamun pada dasarnya kegiatan itu dilakukan untuk :

1. Mata pencaharian2. Adat Istiadat3. Agama /Kepercayaan4. Ilmu Pengetahuan5. Petualangan6. Olahraga7. Rekreasi

Page 4: Mountaineering

Mendaki gunung dalam pengertian Mountaineering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :

1. Berjalan (Hill Walking)Secara khusus kegiatan ini disebut mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang hanya memungkinkan berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih menonjol adalah daya tarik dari alam yang dijelajahi (nature interested)

2. Memanjat (Rock Climbing)Walaupun kegiatan ini terpaksa harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun ia tetap merupakan cabang darinya.

3. Mendaki gunung es (Ice & Snow Climbing)Kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-cara pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik pendakian tebing gunung salju. Dalam ketiga macam kegiatan di atas tentu didalamnya telah mencakup : Mountcamping, Mount Resque, Navigasi medan dan peta, PPPK pegunungan, teknik-teknik Rock Climbing dan lain-lain.

Page 5: Mountaineering

III. PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG 1. Pengenalan MedanUntuk menguasai medan dan memperhitungkan bahaya obyek seorang pendaki harus menguasai menguasai pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas serta altimeter. Mengetahui perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya dengan orang-orang yang pernah mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikut sertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.

  2. Persiapan FisikPersiapan fisik bagi pendaki gunung terutama mencakup tenaga aerobic dan kelenturan otot. Kesegaran jasmani akan mempengaruhi transport oksigen melelui peredaran darah ke otot-otot badan, dan ini penting karena semakin tinggi suatu daerah semakin rendah kadar oksigennya.3. Persiapan TimMenentukan anggota tim dan membagi tugas serta mengelompokkannya dan merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian.4. Perbekalan dan PeralatanPersiapan perlengkapan merupakan awal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan mendaki gunung umumnya mahal, tetapi ini wajar karena ini merupakan pelindung keselamatan pendaki itu sendiri. Gunung merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita yang terbiasa hidup di daerah yang lebih rendah. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar pendaki mampu menyesuaikan di ketinggian yang baru itu. Seperti sepatu, ransel, pakaian, tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan masak, makanan, obat-obatan dan lain-lain.

Page 6: Mountaineering

IV. BAHAYA DI GUNUNG Dalam olahraga mendaki gunung ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknyasuatu pendakian. 1. Faktor InternalYaitu faktor yang datang dari si pendaki sendiri. Apabila faktor ini tidak dipersiapkan dengan baik akan mendatangkan bahaya subyek yaitu karena persiapan yang kurang baik, baik persiapan fisik, perlengkapan, pengetahuan, ketrampilan dan mental.

 2. Faktor EksternalYaitu faktor yang datang dari luar si pendaki. Bahaya ini datang dari obyek pendakiannya (gunung), sehingga secara teknik disebut bahaya obyek. Bahaya ini dapat berupa badai, hujan, udara dingin, longsoran hutan lebat dan lain-lain. Kecelakaan yang terjadi di gunung-gunung Indonesia umumnya disebabkan faktor intern. Rasa keingintahuan dan rasa suka yang berlebihan dan dorongan hati untuk pegang peranan, penyakit, ingin dihormati oleh semua orang serta keterbatasan keterbatasan pada diri kita sendiri.

Page 7: Mountaineering

IV. LANGKAH-LANGKAH DAN PROSEDUR PENDAKIAN 

Umumnya langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh kelompok-kelompok pencinta alam dalam suatu kegiatan pendakian gunung meliputi tiga langkah, yaitu :

1. Persiapan- Menentukan pengurus panitia pendakian.- Persiapan fisik dan mental pendaki.- Persiapan pengetahuan dan ketrampilan.

2. Pelaksanaan

Untuk memudahkan koordinasi, semua peserta pendakian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :-Kelompok pelopor-Kelompok inti-Kelompok penyapu

3. Evaluasi

Page 8: Mountaineering

V. Sistem Pendakian

1. Himalaya Style

Sistem pendakian yang biasanya dengan rute yang panjang sehingga untuk mencapai sasaran (puncak) diperlukan waktu yang lama. Sistem ini berkembang pada pendakian pendakian ke Pegunungan Himalaya. Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat-tempat peristirahatan (base camp, fly camp). Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari seluruh team, berarti pendakian itu sudah berhasil untuk seluruh team.

2. Alpine Style

Sistem ini banyak dikembangkan di pegunungan Eropa. Pendakian ini mempunyai tujuan bahwa semua pendaki harus sampai di puncak dan baru pendakian dianggap berhasil. Sistem pendakian ini umumnya lebih cepat karena para pendaki tidak perlu lagi kembali ke base camp (bila kemalaman bias membuat fly camp baru, dan esoknya dilanjutkan kembali).

Page 9: Mountaineering

Mendaki gunung, apa enaknya ?? Apa hikmahnya ??

Page 10: Mountaineering

Disadari atau tidak kita dapat belajar segala hal dalam mendaki gunung,

rasa persaudaran, persahabatan yang kian kental, kemandirian yang kita

peroleh, tidak mudah menyerah, rasa ego yang kian menipis dalam diri, rasa

syukur yang makin tebal.

Page 11: Mountaineering

Terimakasih Allah engkau telah berikan pelajaran berharga, dari ciptaan_Mu gunung yang begitu indah yang bukan hanya untuk

dinikmati oleh mata tetapi harus dinikmati oleh hati nurani yang paling dalam serta menjaganya

agar dapat memberikan pelajaran bagi generasi yang

akan datang.

Page 12: Mountaineering

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

PRISMA .AP. 10. 03