mop kep fasilitas
TRANSCRIPT
11/22/2016
Keputusan Fasilitas Manajemen Operasional
Rika Permata Sari (C1B015094)
Brigita Haryani (C1B015100)
Sharon Dialusi GS (C1B015101)
Hana Sri Sukma (C1B015122)
Keputusan fasilitas sangat penting bagi bisnis operasi keputusan ini membuat
pembatasan secara fisik(physical constraints) terhadap jumlah yang dapat diproduksi
dan memerlukan modal yang langka. Oleh karena itu keputusan fasilitas seringkali
dibuat pada tingkat korporasi yang paling tinggi, meliputi manajemen puncak dan
dewan direksi(top management) dan (boards of direction).
Keputusan fasilitas terjadi pada suatu akhir hirarki dari keputusan fasilitas,
berkisar(ranging) dari jangka panjang ke jangka pendek. Komitmen fasilitas adalah sifat
yang paling panjang, untuk membatasi segala keputusan kapasitas lainnya. Setelah
keputusan fasilitas dibuat, maka keputusan kapasitas sisanya harus dibuat didalam
fasilitas yang tersedia.
Karena adanya pembentukan waktu tunggu, maka keputusan fasilitas sering
memerlukan sampai 5 tahun, tetapi dapat juga memerlukan waktu setahun. Kerangka
waktu setahun berkenaan dengan bangunan dan peralatan yang dapat didirikan dengan
cepat dan disewa. Kerangka waktu 5 tahun berkenaan dengan fasilitas yang besar dan
komplek seperti fasilitas penyulingan minyak, pabrik kertas, pabrik baja dan pabrik
pembangkit listrik.
Dalam keputuan fasilitas terdapat 3 pertanyaan/persoalan yang krusial
1. Berapa besar kapasitas yang dibutuhkan?
2. Kapan kapasitas itu dibutuhkan?
3. Dimana kapasitas itu harus dilokasikan?
Masalah berapa, kapan dan dimana secara konseptual dapat dipisahkan, akan tetapi
seringkali terkait. Sebagai hasilnya keputusan fasilitas sangatlah komplek dan sulit
dianalisis.
STRATEGI FASILITAS
Strategi fasilitas adalah salah satu bagian utama dari strategi operasi. Karena keputusan-
keputusan fasilitas utama mempengaruhi sukses dalam persaingan, maka keputusan
fasilitas perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi total operasi dan tidak
sekedar sebagai suatu rangkain keputusan penganggaran modal kecil. Pandangan ini
juga diterapkan pada keputusan-keputusan strategik utama dalam operasi untuk
keputusan rancangan proses. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, suatu strategi
fasilitas khususnya memperhatikan jumlah kapasitas, saat kapasitas dibutuhkan dan
lokasinya untuk jangka panjang.
Unsur-unsur dari strategi fasilitas ini perlu dipertimbangkan secara terpadu dan
dipengaruhi oleh faktor berikut ini:
1. Prakiraan permintaan
Merumuskan suatu strategi fasilitas memerlukan suatu orakiraan
permintaan(forecast of demand), sekaligus penyimpangan sangat besar.
2. Biaya fasilitas
Biaya akan masuk dalam strategi fasilitas untuk mempertimbangkan apakah
akan didirikan fasilitas besar atau kecil. Biaya juga mempengaruhi besarnya
kapasitas yang ditambahkan pada setiap saat, pilihan waktunya dan lokasi
kapasitas.
3. Kemungkinan perilaku pesaing
Reaksi persaingan yang diperkirakan lambat akan mengarahkan perusahaan
untuk menambah kapasitas agar dapat merebut pasar sebelum pesaing menjadi
kuat. Sebaliknya, reaksi persaingan yang diperkirakan cepat, mendorong
perusahaan untuk lebih hati-hati dalam mengadakan perluasan kapasitas.
4. Strategi bisnis
Strategi bisnis dapat mengarahkan perusahaan agar lebih memperhatikan biaya
pelayanan atau fleksibilitas dalam memilih fasilitas. Misalnya, strategi bisnis
untuk memberikan layanan terbaik pada pelanggan akan mengarah ke fasilitas
dengan kelebihan kapasitas atau lokasi pasar untuk pelayanan yang cepat.
Strategi bisnis yang lain dapat mengarah kepada perumusan biaya tipe-tipe lain
dari pilihan fasilitas.
5. Pertimbangan internasional
Karena pasar makin bersifat global, fasilitas harus dilokasikan atas dasar global.
Hal ini bukan saja menyangkut pengejaran “tenaga murah”, tetapi juga
penempatan fasilitas secara global untuk memperoleh keuntungan strategik yang
terbaik.
KAPASITAS PENYANGGAH
Salah satu dari strategi fasilitas adalah jumlah kapasitas yang disediakan dalam
kaitannya dengaan permintaan yang diterapkan. Ini dapat dijelaskan dengan gagasan
mengenai kapasitas penyanggah yang dapat didefinisikan sebagai berikut:
Kapasitas penyanggah = Kapasitas – Rerata permintaan
Karena kapasitas penyanggah dinyatakan relatif berkaitan dengan rerata permintaan,
maka penyanggah positif memberikan kelebihan kapasitas diatas rerata permintaan dan
penyanggah negatif berarti bahwa rerata permintaan akan melebihi kapasitas. Tentu saja
idealnya kita lebih baik mengadakan kapasitas penyanggah, tetapi itu tidak mungkin,
karena dihadapkan pada permintaan yang tidak menentu.
Ada 3 strategi yang dapat dipakai berkenaan dengan besarnya kapasitas
penyanggah(Hayes dan wheelweight, 1984)
1) Usahakan agar tidak kehabisan
Dalam kasus ini dipakai suatu kapasitas penyanggah positif. Perusahaan akan
berusaha berada melebihi rerata permintaan yang diprakirakan dan menyajikan
beberapa kapasitas tambahan. Strategi ini akan cocok bila sedang terjadi
perluasan pasar atau kalau biaya pembangunan dan pengoperasian kapasitas
relatif tak mahal dibanding biaya kehabisan kapasitas. Unilitas listrik
nampaknya memakai pendekatan ini, karena kegelapan pada umumnya tidak
dapat diterima. Perusahaan-perusahaan yang pasarnya sedang tumbuh dapat juga
memakai penyanggah kapasitas positif karena kondisi ini memberikan
kesempatan perusahaan untuk merebut pangsa pasar mendahului pesaing-
pesaingnya. Juga pasar yang sedang tumbuh terdapat risiko lebih sedikit untuk
mempunyai kapasitas menganggur dalam jangka panjang pasarnya dipeluas.
2) Membangun pada rerata prakiraan forecast
Dalam kasus ini perusahaan lebih konservatif dalam penyediaan kapasitas.
Membangun pada rerata prakiraan akan menghasilkan 50% probabilitas untuk
kehabisan kapasitas dan 50% probabilitas untuk kelebihan fasilitas. Strategi ini
akan dipakai bilamana biaya (atau konsekuensi) kehabisan kapasitas kurang
lebih seimbang dengan biaya kelebihan kapasitas.
3) Memaksimalkan pemakaian
Dalam kasus ini akan direncanakan suatu capacity cushion yang kecil atau
negatif untuk pemakaian yang maksimum. Strategi ini cocok bila kapasitas
sangat mahal, relatif terhadap kehabisan stok, seperti yang terjadi pada
penyulingan minyak, pabrik kertas dan industri padat modal lainnya. Fasilitas-
fasilitas ini beroperasi secara menguntungkan hanya pada tingkat kapasitas yang
tinggi mendekati 90 sampai 100%. Strategi ini cenderung untuk
memaksimumkan perolehan jangka pendek, namun dapat merusak pangsa pasar
jangka panjang, terutama kalau pesaing menggunakan kapasitas penyanggah
lebih besar dan permintaan berkembang lebih dari kapasitas.
UKURAN UNIT
Setelah memutuskan tingkat kapasitas yang akan disediakan, suatu strategi
fasilitas harus juga memberikan perhatian pada masalah mengenai berapa besar
seharusnya tiap unit kapasitas disediakan. Hal in tentu saja menjadi suatu masalah skala
ekonomis. Skala ekonomis didasarkan atas pemikiran bahwa unit besar lebih ekonomis,
karena biaya tetap dapat disebarkan kepada unit yang lebih banyak. Penghematan ini
terjadi karena beberapa alasan. Pertama, biaya untuk membangun dan mengoperasikan
peralatan produksi yang besar tidaklah bertambah secara linear dengan volume. Sebuah
mesin dengan output 2x, biayanya biasa kurang dari 2x biaya untuk membeli dan
mengoperasikannya. Juga dalam fasilitas yang lebih besar, overhead dari manajer dan
staff dapat disebar kepada unit produksi yang lebih besar. Hasilnya bila ada skala
ekonomis, biaya produksi perunit menurun dengan meningkatnya ukuran fasilitas
seperti terlihat dalam gambar.
Berikut ini adalah cerita mengenai baik, juga sekaligus buruk. Bersamaan
dengan berita baik(keekonomisan skala) datang berita buruk (ketidakekonomisan skala),
ketidakekonomisan timbul jika fasilitas semakin besar karena beberapa alasan. Pertama,
terdapat ketidakekonomisan transportasi. Sebagai contoh, fasilitas yang besar
menimbulkan lebih banyak biaya transportasi ketimbang dua fasilitas yang lebih kecil
yang lebih dekat ke pasarnya. Ketidakekonomisan skala juga timbul karena karena
biaya komunikasi, koordinasi dan pengendalian naik di alam organisasi besar yang
birokrati. Jika semakin banyak lapisan staff dan manajemen yang ditambah untuk
mengelola organisasi, akhirnya biaya akan naik lebih cepat daripada tingkat keluaran.
Lebih jauh lagi, biaya kompleksitas dan kebingungan timbuk jika lebih banyak
produk ditambah dan fasilitas menjadi lebih besar. Karena alasan ini, kurva pada
gambar 9.1 terjadi pada sisi kanan karena ketidakekonomisan skala.
Sebagaimana diperlihatkan pada gambar 9.1, terdapat biaya perunit minimum untuk
fasilitas tertentu. Ukuran optimum tertentu ini akan tergantung pada tinggi biaya tetap
dan kecepatam timbulnya ketidakekonomisan skala.