monitoring tutupan karang hidup di pulau pieh · web viewdi danau kerinci, provinsi jambi 1) oleh...

31
PENGEMBANGAN EKONOMI NELAYAN DAN PETANI IKAN DI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK Danau Kerinci merupakan salah satu perairan umum yang memiliki potensi besar dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat sekitar danau maupun pemerintah daerah di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Terdapat 1.042 orang yang menggantungkan kehidupannya melalui berbagai usaha dari danau ini, antara lain kegiatan menangkap ikan dan budidaya ikan di danau, kedua kegiatan ini masih dilakukan secara sub sisten. Kondisi sosial-ekonomi masyarakat masih rendah, dicirikan oleh tingkat keterampilan dan teknologi yang digunakan masih rendah, hal ini berimplikasi terhadap rendahnya hasil usaha, yang pada gilirannya pendapatan dan kesejahteraan mereka juga rendah. Guna pengembangan ekonomi masyarakat, perlu ditunjang dengan berbagai kegiatan; antara lain melalui peningkatan udaha berupa pengembangan alat tangkap ikan dan kegiatan budidaya ikan yang ramah lingkungan sesuai dengan daya dukung danau, antara lain; gillnet maksimum sebanyak 100 unit dan KJA maksimum 2480 unit. Hasil analisis usaha, menunjukkan bahwa usaha penangkapan dengan gillnet dan KJA layak dikembangkan, dengan variabel NPV, BC Ratio dan IRR berturut-turut Rp.11.111.000, 1,81 dan 70,91% untuk gillnet, sedangkan untuk KJA adalah Rp. 40.481.000,-, 1,34 dan 55,08%. Key words : pengembangan ekonomi nelayan dan petani ikan, kelayakan usaha 1

Upload: others

Post on 08-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

PENGEMBANGAN EKONOMI NELAYAN DAN PETANI IKANDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1)

Oleh Alfian Zein

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Danau Kerinci merupakan salah satu perairan umum yang memiliki potensi besar dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat sekitar danau maupun pemerintah daerah di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Terdapat 1.042 orang yang menggantungkan kehidupannya melalui berbagai usaha dari danau ini, antara lain kegiatan menangkap ikan dan budidaya ikan di danau, kedua kegiatan ini masih dilakukan secara sub sisten.

Kondisi sosial-ekonomi masyarakat masih rendah, dicirikan oleh tingkat keterampilan dan teknologi yang digunakan masih rendah, hal ini berimplikasi terhadap rendahnya hasil usaha, yang pada gilirannya pendapatan dan kesejahteraan mereka juga rendah.

Guna pengembangan ekonomi masyarakat, perlu ditunjang dengan berbagai kegiatan; antara lain melalui peningkatan udaha berupa pengembangan alat tangkap ikan dan kegiatan budidaya ikan yang ramah lingkungan sesuai dengan daya dukung danau, antara lain; gillnet maksimum sebanyak 100 unit dan KJA maksimum 2480 unit. Hasil analisis usaha, menunjukkan bahwa usaha penangkapan dengan gillnet dan KJA layak dikembangkan, dengan variabel NPV, BC Ratio dan IRR berturut-turut Rp.11.111.000, 1,81 dan 70,91% untuk gillnet, sedangkan untuk KJA adalah Rp. 40.481.000,-, 1,34 dan 55,08%.

Key words : pengembangan ekonomi nelayan dan petani ikan, kelayakan usaha

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK

1

Page 2: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

BUDIDAYA KARAMBA JARING APUNG (KJA) DI TELUK MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN 1)

olehArlius

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Wilayah lautan dan pesisir Indonesia terkenal dengan kekayaan dan keaneka ragaman sumberdaya alam baik sumberdaya alam yang dapat pulih maupun sumberdaya alam yang tidak dapat pulih. Kekayaan alam tersebut dapat dioptimalisasikan pemanfaatan hasilnya secara terarah dan terencana, salah satunya adalah Teluk Mandeh yang berada di kawasan Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.

Kawasan Mandeh terdiri dari 3 kenagarian, yakni kenagarian Sungai Pinang, Kanagarian Mandeh, dan Kenagarian Ampang Pulai. Dua kenagarian yaitu Kenagarian Mandeh dan Kenagarian Ampang Pulai berada dalam Teluk Mandeh dan dibatasi oleh dua buah mulut teluk dengan Samudera India, yaitu dibagian selatan Pulau Sironjong Gadang dan Sironjong Kecil serta sebelah utara Pulau Cubadak.

Pembangunan kawasan Mandeh di masa mendatang perlu perubahan pradigma, dari yang semata-mata hanya mengejar pertumbuhan ekonomi menjadi pradigma pembangunan yang dapat menghasilkan kesejahteraan berkelanjutan bagi para pelaku pembangunan secara adil dan terpeliharanya daya dukung dan kualitas lingkungan secara seimbang

Metode yang digunakan adalah metode survei, untuk melihat kesesuaian perairan menggunakan analisa GIS dengan citra satelit SPOTS-5 serta menghitung daya dukung lingkungan perairan untuk budidaya karamba jaring apung ikan kerapu.

Berdasarkan hasil analis dengan menggunakan metode tersebut, luasan Teluk Mandeh dan sekitarnya adalah 1.941 Ha. Analisis kesesuaian dan daya dukung perairan untuk keramba jarring apung ikan kerapu sekitar 90,65 Ha (Kenagarian Sungai Pinang 22,97 Ha, Kenagarian Ampang Pulai 41,14 Ha, dan Kenagarian Mandeh 26,54 Ha) , dengan jumlah keramba 253 unit (Kenagarian Sungai Pinang 64 unit, Kenagarian Ampang Pulai 114 Unit, dan Kenagarian Mandeh 74 unit) atau 2.017 petak (Kenagarian Sungai Pinang 511 Petak, Kenagarian Ampang Pulai 913 petak, dan Kenagarian Mandeh 253 petak)

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

PARAMETER FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI PENCIRI HABITAT

2

Page 3: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

IKAN BUJUK (Channa lucius, Channidae)

olehAzrita

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui habitat perairan ikan bujuk di Danau Singkarak Sumatera Barat, rawa banjiran Pematang Lindung Jambi dan rawa banjiran Mentulik Kampar Riau telah dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Nopember 2010 dengan metode survei. Hasil penelitian membuktikan bahwa pembeda utama dari kualitas air tersebut adalah tingkat kesadahan, alkalinitas dan pH air. Danau Singkarak tingkat kesadahan 72,00±3,00 mg/l, alkalinitas 74,06±3,66 dan pH 7,56±0,40, rawa banjiran Pematang Lindung Jambi tingkat kesadahan 3,06±0,11 mg/l, alkalinitas 5,00 ±1,00 mg/l dan pH 4,50±0,45 dan rawa banjiran Mentulik Riau tingkat kesadahan 4,05±0,18 mg/l, alkalinitas 7,81±0,20 mg/l dan pH 4,40±0,51 mg/l. Berdasarkan analisis diskriminan terdapat dua kelompok kualitas air habitat ikan bujuk. Kelompok pertama adalah Danau Singkarak dan kelompok kedua rawa banjiran Mentulik Kampar Riau dengan rawa banjiran Pematang Lindung Jambi.

Kata kunci : Danau, rawa banjiran, kualitas air

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

SUATU TINJAUAN TENTANG MINI TRAWL DI MUARO ANAI KOTA PADANG

3

Page 4: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

DAN AIR HAJI KABUPATEN PESISIR SELATAN 1)

OlehBukhari

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Dalam sejarah perkembangan teknologi penangkapan ikan di dunia, trawl merupakan alat tangkap yang diyakini paling efektif. Namun demikian dalam pengoperasiannya, trawl juga merupakan alat tangkap yang dianggap paling besar memberikan tekanan terhadap sumberdaya. Sejak terbitnya Keppres No 39/tahun 1980 tentang penghapusan jaring trawl, di Indonesia telah dilakukan berbagai modifikasi oleh nelayan, di Muaro Anai Kota Padang dinamakan Pukek osoh dan di Air Haji Kabupaten Pesisir selatan diberi nama lampara dasar, yang mana pada prinsip penangkapan adalah alat tangkap trawl.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Pukek Osoh di Muaro Anai Kota Padang dan Lampara Dasar di Air Haji Pesisir Selatan, Metode penelitian dilakukan melalui survei lapangan dan wawancara dengan nelayan di kedua lokasi . Materi penelitian meliputi, konsruksi alat tangkap, kapal sarana penangkapan, metode pengoperasian alat tangkap, daerah penangkapan dan jenis ikan hasil tangkapan.

Alat tangkap pukek osoh terdiri dari tali penarik, papan melayang dan jaring berkantong sedangkan alat tangkap lampara dasar terdiri dari 2 (dua) panel jaring, yaitu panel atas dan panel bawah. Panel atas terdiri dari empat bagian yaitu sayap, badan jaring dan kantong, sementara panel bawah terdiri dari tiga bagian yaitu sayap, badan jaring dan kantong. Kapal untuk operasi untuk operasi penangkapan dengan alat tangkap pukek osoh dan lampara dasar mempunyai ukuran < 5 GT, mesin penggerak yang digunakan adalah mesin merk Dong feng dan Yanmar. Alat tangkap Pukek osoh dan lampara dasar dioperasikan menelusuri permukaan dasar perairan yang ditarik di belakang kapal yang bergerak maju dengan kecepatan 2-3 knot selama 2-3 jam. Ditinjau dari konstruksi alat tangkap dan metode operasi penangkapan maka alat tangkap pukek osoh dan lampara dasar di kategorikan kedalam mini trawl. Daerah penangkapan pukek osoh lampara dasar berkisar 0 - 1,5 mil dari pantai, dengan kedalaman berkisar 15 - 30 meter, Substrat dasar perairan berlumpur atau lumpur bercampur pasir. Jenis hasil tangkapan pukek osoh dan lampara dasar adalah udang dan ikan demersal

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK DAN ANORGANIK SEDIMEN LIMBAH

4

Page 5: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DANAU MANINJAU PROPINSI SUMATERA BARAT 1)

olehElfrida

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Pemanfaatan air danau untuk KJA oleh masyarakat saat ini sudah cukup mengkhawatirkan. Jumlah KJA sampai pada tahun 2011 hampir mencapai 20.000 unit. Hal ini tentu akan berdampak pada kualitas air, karena sisa pakan dan metabolisme ikan dari KJA disamping akan mengurangi kadar oksigen dalam air juga akan menyebabkan terjadinya sendimentasi yang banyak di dasar danau dan akan menyebabkan terjadinya pendangkalan perairan.

Solusi terhadap sedimen tersebut antara lain dengan pengerukkan, tetapi hal ini bukannlah pemecahan yang ramah lingkungan karena akan menciptakan pencemaran baru. Dalam rangka pengupayaan menciptakan lingkungan yang bersih dengan menghindari pencemaran baru, diperlukan pemikiran tentang pemanfaatan dari sedimen tersebut. Sebelum dapat diketahui pemanfaatannya terlebih dahulu harus dilakukan analisis kandungan senyawa organik dan anorganik yang terkandung dalam sedimen tersebut. Telah dilakukan penelitian dengan metoda eksperimen. Sampel sedimen diambil dari lokasi kegiatan KJA secara purposive sampling di 4 lokasi yaitu : A. Nagari Tanjung Alai , B. Nagari Muko-muko C. Nagari Kubu Baru, D. Nagari Tanjung Jati. Senyawa organik dan anorganik yang dianalisis meliputi posfat, nitrat, nitrit, protein, kalium dan kalsium.

Hasil analisis terhadap sedimen limbah KJA diempat lokasi tersebut adalah: pada lokasi A; Posfat (2,68 mg/L), nitrit (0,82 mg/L), nitrat ( 1,80 mg/L), protein (0,45%), kalium (61,5 mg/L) dan Kalsium (26,2 mg/L), lokasi B; Posfat (2,15 mg/L), nitrit (0,57 mg/L), nitrat ( 1,75 mg/L), protein (0,34%), kalium (50,2 mg/L) dan Kalsium (22,7 mg/L), lokasi C; Posfat (1,53 mg/L), nitrit (0,25 mg/L), nitrat ( 0,71 mg/L), protein (0,28%), kalium (49,6 mg/L) dan Kalsium (20,4 mg/L) dan Lokasi D; Posfat (1,44 mg/L, nitrit (0,20 mg/L), nitrat ( 0,60 mg/L), protein (0,11%), kalium (30,5 mg/L) dan Kalsium (16,5 mg/L). Secara umum dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan senyawa organik dan anorganik dari empat lokasi mempunyai nilai yang tidak jauh berbeda, dimana nilai tertinggi terdapat pada lokasi A, yang terdapat perumahan, pertanian dan KJA. Kandungan organik dan anorganik pada sedimen ditentukan oleh bentuk aktivitas yang dilakukan di perairan maupun daratan di sekitarnya, dimana limbah yang dihasilkan akan masuk ke perairan dan mempengaruhi kondisi perairan dan sedimen yang dihasilkan.

Dengan melihat kandungan organik dan anorganik dari sedimen-sedimen limbah KJA tersebut, sangat memungkinkan pemanfaatannya sebagai pupuk alternatif yang dapat diguankan baik dalam bidang perikanan maupun pertanian.Kata kunci : sedimen, KJA, senyawa organik dan anorganik

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

5

Page 6: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

The influence of temperature on the incubation period, fertilization rate and hatching rate of berried female blue swimming crab, Portunus pelagicus (Linnaeus, 1758), under

laboratory conditions

ByEfrizal 1); Indra Junaidi Zakaria 1) dan Usman Bulanin2)

1) Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, Padang2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRACT

This study was conducted to evaluate the effects of different temperature on incubation period, fertilization rate and hatching rate of berried female blue swimming crab, Portunus pelagicus (Linnaeus, 1758), under laboratory conditions. The results showed that the temperatures significantly affect the incubation period, fertilization and hatching rate of egg. The egg incubation period decreased exponentially from 8.60 to 6.20 days with increasing temperature in the range 26 - 34oC. The best fertilization and hatching rate of eggs were obtained at temperature in the range 26 - 30oC. Relationship between temperature and incubation period, fertilization and hatching rate of eggs was found to be quadratic.

Key Words : Portunus pelagicus, blue swimming crab, temperature, incubation period, reproductive performance.

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

6

Page 7: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN PERAIRAN UMUM DARATANSUMATERA BARAT

olehHafrijal Syandri

[email protected] Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Padang

ABSTRAKSumatera Barat memiliki potensi sumberdaya perairan umum daratan (PUD) yang

terdiri atas danau, sungai, waduk, dan telaga. Sumber daya perairan tersebut dari sektor perikanan memiliki peranan penting bagi perekonomian masyarakat di sekitar kawasan. Di Danau Singkarak hidup sebanyak 19 jenis ikan ekonomis penting, salah satu dari jenis ikan tersebut adalah ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr). Ikan bilih sejak lama sudah memberikan kontribusi yang besar terhadap sumber pendapatan nelayan dan masyarakatnya (1.113 KK). Permasalahan yang terjadi adalah jumlah alat tangkap semakin bertambah, antara lain alat tangkap jaring insang pada tahun 1990 (98 unit), tahun 2001 (894 unit). Ukuran mata jaring berubah dari 1,0 inci ke ¾ inci dan 0,5 inci. Ukuran ikan yang tertangkap pada tahun 1993 (10-15 cm, tahun 2010 ( 5-7 cm). Pendapatan nelayan pada tahun 2001 berkisar Rp 450.00-800.000 per bulan tahun 2010 turun Rp 150.000-200.000 per bulan. Berdasarkan analisis SWOT dari sembilan strategi yang diperoleh, untuk pengelolaan ikan bilih, maka tiga strategi yang menjadi prioritas utama yaitu (1) pengelolaan penangkapan ikan berbasis kearifan lokal dengan nilai manfaat 0,518, (2) pengelolaan habitat ikan melalui pembuatan reservat secara ko-manajemen dengan nilai manfaat 0,280 dan (3) pengelolaan populasi ikan melalui pembenihan dan restoking dengan nilai manfaat 0,202. Peraturan yang lebih baik dalam pengelolaan dan pelestarian ikan bilih adalah dengan hukum adat dengan nilai manfaat 0,095.

KATA KUNCI : ikan bilih, pengelolaan, penangkapan, habitat, populasi, kearifan lokal

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal, 28 April 2012

7

Page 8: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

DISTRIBUSI DAN KARAKTERISTIK LOKASI PERSARANGAN PENYUDI SUMATERA BARAT1)

OlehHarfiandri Damanhuri

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung HattaMahasiswa S3 Prodi Biologi PPs Universitas Andalas, Padang

Ketua Pusat Data dan Informasi Penyu, Sumatera Barat ([email protected])

ABSTRAK

Penyu Laut (sea turtle) adalah hewan langka yang terancam punah, saat ini upaya

konservasi terus dilakukan agar hewan penyu dapat bertahan dan lestari.

Setiap penyu memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan lokasi persarangan, dan

memiliki ke-khasan setiap individu dalam proses peneluran di setiap lokasi persarangan.

Metode yang digunakan adalah survei dan identifikasi disetiap lokasi persarangan

penyu. Penyu yang mendarat di Pulau Kasiek memiliki ukuran panjang 98,00 cm, lebar 82,50

cm, kelandaian pantai 8.000. Penyu yang mendarat di Pulau Penyu memiliki ukuran panjang

100 cm, lebar 83,60 cm, kelandaian pantai 7,450. Penyu yang mendarat di Pulau Bando

dengan ukuran panjang 97,00 cm, lebar 67,00 cm, kelandaian pantai 5,83 0.

Dari ke tiga lokasi pendaratan penyu ternyata penyu di Pulau Penyu memiliki ukuran

yang lebih besar dengan karakteristik sarang yang berbeda jika dibandingkan dengan lokasi

yang lain.

Key words : penyu, pulau, pantai.

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

BIODIVERSITAS KIMA (TRIDACNIDAE) DI PERAIRAN SUMATERA BARAT 1)

8

Page 9: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

olehIndra Junaidi Zakaria

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas Kampus Limau Manis Padang Provinsi Sumatera Barat, 25163.Telp. 0751-777427, Fax: 0751-71343, 73118, E-mail Address: [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Penelitian tentang biodiversitas kima (Tridacnidae) di Perairan Sumatera Barat dilakukan dari bulan April sampai Oktober 2009, dengan tujuan mengetahui jumlah individu, jenis, karakteristik dan faktor fisika dan kimia perairan di perairan Pulau Pieh (Kabupaten Padang Pariaman), Pulau Pasumpahan, Pulau Sikuai dan Pulau Setan (Kota Padang), Provinsi Sumatera Barat. Dari hasil penelitian di Pulau Pieh, jumlah total individu dan jenis kima (Tridacna crocea,T. maxima, T. squamosa dan T. gigas) lebih banyak dibandingkan dengan Pulau Sikuai, Pulau Pasumpahan dan Pulau Setan. Hasil pengukuran kualitas perairan di keempat masih dalam taraf toleransi hidup yang baik bagi kima.

Keyword : biodiversitas, kima, Sumatera Barat, terumbu karang

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

ASIMETRI HARGA IKAN TUNA DI EMPAT PASAR WILAYAH

9

Page 10: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

SUMATERA BARAT

olehJunaidi

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

The limited number of agent at auction places of tuna and the lack of infrastructure at auction center has caused the thirtd person exists in the market system. The collusion of price among agents has always occurred, especially when the production of tuna increased at auction centers. The price asymetry of tuna from agents to target consuments has occurred for long time in West Sumatra and Indonesia. The effect of this condition is that development in fishery sector got shamble and the poverty of fisherman is difficult to minimize. The purpose of this study is to analyse the price acimetry of tuna beginning from agents, sub-agents, and retailers coming from there auction centers towards four regional markets in West Sumatra. Methodology used in this study was methodology elaborated by Boyd and Brorsen (1988) by using data on daily price of tuna with 1825 data (Rp./kg). The result of this study indicated that price asimetry was found in auction centers of Tiku Agam in Bukittinggi market and auction center of Pariaman in Payakumbuh market. This finding revealed that the increasing price at sub-agents was not followed with the increasing of price at agents; however, the increasing of price at sub-agents was directly followed with the increasing of tuna price at retailer.

Key word : Price Acimetri, Boyd and Brorsen methode, Auction market, Regional market, and Tuna market price.

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PESISIR KOTA PADANG

10

Page 11: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

DENGAN PENDEKATAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR BERKELANJUTAN 1)

OlehJohn Nurifdinsyah & Mas Eriza

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Salah satu upaya menjamin lingkungan pesisir harmonis dan sesuai dengan lingkungannya adalah mendisain pola pemanfaatan ruang secara berkelanjutan dan berdasar kehendak masyarakat. Kualitas perairan pesisir Kota Padang berdasarkan hasil analisis Water Wqauality Index berada dalam tingkat pencemaran sedang (laut dan teluk) sampai tercemar berat (perairan muara).

Dengan menggunakan analisis kesesuaian lahan dan SIG terdapat 10 pemanfaatan ruang pesisir kota Padang. Prioritas pemanfaatan ruang pesisir dengan simple multi attribute rating technique berturut turut adalah : (1) kawasan penangkapan ikan, (2) konservasi, (3) pariwisata pantai , (4) industri perikanan, (5) budidaya rumput laut, (6) pariwisata bahari, (7) keramba jaring apung, (8) pelabuihan perikanan, (9) pelabuhan umum dan (10) plabuhan marina.

Key word : lingkungan pesisir, berkelanjutan, kesesuaian lahan

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

11

Page 12: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

INVETARISASI DAN BUDIDAYA IKAN MUNGKUIH (Gobiidae) DI KODYA PADANG SUMATERA BARAT 1)

olehM. Amri

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Ikan Mungkus merupakan salah satu jenis ikan air tawar dengan ciri-ciri khusus, suku ini memiliki sirip perut bersatu membentuk piringan penghisap yang berfungsi untuk melekatkan diri pada posisinya di sungai yang beraliran deras dengan substrat berbatu-batu. Sumber perairan umum ini kini mulai terancam keberadaannya akibat berkurangnya mutu lingkungan dan produktivitasnya yang diakibatkan oleh pencemaran limbah rumah tangga, pendangkalan sungai, penangkapan ikan dengan alat terlarang yang dilakukan secara liar, tekanan pemukiman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ikan mungkuih yang berada diperairan sungai Kodya Padang, dan untuk melihat tingkat kelangsungan hidup (survival) ikan mungkuih yang dipelihara di kolam pemeliharaan sebagai langkah awal usaha budidaya secara intensif. Dari hasil pengamatan di lapangan dan laboratorium interpretasi di kemukakan jenis ikan Mungkus dari hasil pengamatan di lapangan dan penelusuran literatur ternyata ikan ini termasuk kedalam famili Gobiidae dan ditemui sebanyak tiga spesies yaitu Sicyopterus cynocephalus, Sicyopterus micrurus, dan Boleophthalmus boddarti.

Tingkat kelangsungan hidup (survival) ikan mungkuih yang dipelihara dalam kolam adalah 97.67%, dengan pertambahan berat badan sebanyak 1.04 Kg. Rata-rata suhu perairan sungai dan kolam pemeliharaan yang ditempatinya sungai berkisar 21,00 – 24,50oC, Kolam 22 – 26 0C, Sungai pH 7.46, Kolam pH 7.92, Sungai DO 8.92, Kolam 8.35, sungai Nitrat 1.0, Kolam 1.9, dan Phospat 0.21, kolam 0.53. Kepadatan dan jenis plankton dan perifiton antara di aliran sungai dan kolam ditemui hampir sama jenisnya.

Key words : ikan mungkuih

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 201

12

Page 13: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PLANKTON CATALYST TERHADAPKEPADATAN PLANKTON 1)

INFLUENCE OF THE GIFT PLANKTON CATALYST TO DENSITY OF PLANKTON.

OlehNawir Muhar

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan September 2011 yang bertempat di Unit Pembenihan Ikan CV. Carpio Group Sungai Bangek, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:1) kapur dolomit, 2) pupuk kandang, 3) plankton catalyst dari CNI, 4)formalin 40 % .Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : cangkul, sabit, botol sampel, plankton net, kertas lakmus, mikroskop, gelas ukur, cover glas, objek glas, pipet tetes, thermometer, dan tissue.Metoda penelitian ini adalah metoda eksperiment yaitu data kelimpahan plankton dan kerapatan relatif dianalisa dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan dilanjutkan dengan uji Duncan,s DMRT.

Hasil penelitian menunjukan jumlah rata-rata individu plankton tertinggi pada perlakuan B (1227,33/ Liter) diikuti dengan perlakuan C(648,33/Liter), dan perlakuan A (580,67/Liter).Jumlah rata-rata individu plankton terendah pada perlakuan D (455,67/Liter).Selanjutnya jumlah rata-rata jenis plankton tertinggi terdapat pada perlakuan B (38 / Liter ),diikuti perlakuan C (35 / Liter ) dan perlakuan D(29,26 /Liter).Dari hasil analisis varians didapatkan bahwa perbedaan pemberian plankton catalyst berpengaruh sangat nyata terhadap kepadatan planton dimana F hitung (64,5871) lebih besar dari pada F tabel 0,05 (4,07) dan 0,01 (7,59). Sedangkan terhadap jumlah jenis plankton adalah berbeda nyata.

Parameter kualitas air selama penelitian dalam kisaran yang baik untuk pertumbuhan plankton yaitu; suhu berkisar antara 27 – 28 0C, pH 5 – 7 kandungan oksigen terlarut ( O2 ) 5 – 7 ppm, karbondioksida ( CO2) 5,2 – 7,3 ppm, dan amoniak (NH3) 0,05 – 0,08 ppm.

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

13

Page 14: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK SEGAR KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP BAKTERI IKAN NILA (Oreochromis niloticus L.) SEGAR 1)

olehNurmiati

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, Padang

ABSTRAK

Penelitian tentang “Pengaruh ekstrak segar kunyit (Curcuma domestica Val.) dan bawang putih (Allium sativum L.) serta kombinasinya terhadap populasi bakteri ikan nila (Oreochromis niloticus L.) segar” telah dilakukan dengan metoda eksperiment menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dalam 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor A: ekstrak segar bumbu dapur (kunyit, bawang putih, kombinasi kunyit dan bawang putih) dengan faktor B: konsentrasi ekstrak 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 100% ekstrak bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri permukaan kulit ikan nila paling tinggi (21,17 mm), diikuti 100% kombinasi ekstrak bawang putih dan kunyit sebesar 17,50 mm. Ekstrak bawang putih (100%) juga dapat menekan keberadaan bakteri daging ikan nila sampai 39 x 107 cfu/g dan diikuti 100% kombinasi ekstrak kunyit dan bawang putih sebesar 43,50 x 107 cfu/g.

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

14

Page 15: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

KEBERADAAN BAKTERI PEMFERMENTASI DAN PEMBUSUK DALAM PRODUK IKAN BUDU DAN IKAN TETE 1)

olehPeriadnadi

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, Padang

ABSTRAK

Ikan Budu dan Ikan Tete adalah dua produk fermentasi ikan tradisional pesisir Sumatera Barat, Keberadaan bakteri dalam produk tersebut diamati pada dua medium agar spesifik Glukosa Trypton Agar Plus dan Skim Milk Agar yang mengindikasikan dua kelompok bakteri, bakteri pemfermentasi dan bakteri pembusuk. Hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata total bakteri pemfermentasi (109) didapatkan sepuluh kali lebih banyak keberadaannya dari total bakteri pembusuk (108) baik pada Ikan Budu maupun Ikan Tete. Hal ini mengindikasikan bahwa bakteri pemfermentasi dapat menekan pertumbuhan bakteri pembusuk melalui fermentasi. Namun golongan bakteri pembusuk secara in vitro mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dibanding bakteri pemfermentasi. Sementara keberadaan mikroflora kedua golongan mikroflora ini lebih banyak ditemukan di dalam produk Ikan Budu.

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

15

Page 16: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

KAJIAN KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT DITINJAU DARI ASPEK EKOLOGI DAN BIOLOGI PERAIRAN DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI 1)

OlehSuparno

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Rumput Laut merupakan salah satu sumberdaya laut yang memiliki manfaat untuk

industri makanan, farmasi, dan lain-lain karena rumput laut menghasilkan agar, karaginan

dan alginat. Rumput laut memiliki kandungan karbohidrat, protein dan sedikit lemak yang

merupakan senyawa garam natrium dan kalium. Dalam upaya memaksimalkan budidaya

rumput laut diperlukan kajian dari aspek fisika dan kimia perairan. Tujuan penelitian ini

adalah mengkaji kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut ditinjau dari ekologi dan

biologi perairan.

Metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode survey di lapangan.

Parameter yang diteliti adalah kecerahan, suhu, salinitas, DO, pH, fosfat, nitrat, klorofil,

substrat dan lain-lain. Analisis data yang digunakan adalah analisis pembobotan (weighting)

dari parameter yang diukur. Hasil penelitian ditemukan 10 lokasi yang layak untuk budidaya

rumput laut meliputi Kecamatan Siberut Utara, Siberut Selatan, Siberut Barat Daya, Sipora

Utara, Sipora Selatan, Sikakap dan Pagai Selatan dengan luas lahan Luas lahan adalah

1.466,78 Ha.

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

16

Page 17: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH 1)

OlehYempita Efendi

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung HattaAnggota Pokja Pengelolaan TWP Pieh dan Laut disekitarnyaHP: 08126609378, E-mail:

[email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan monitoring kondisi tutupan karang hidup di Pulau Pieh. Monitoring dilakukan pada tahun 2010. Metode yang digunakan adalah Line intersept Transec (LIT). Pengamatan dilakukan pada tiga lokasi, yakni Utara, Timur dan Selatan Pulau Pieh. Di setiap lokasi dilakukan pengambilan data pada kedalaman 5 dan 10 meter. Pada setiap kedalaman dilakukan tiga kali pengambilan data (3 kali ulangan).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tutupan karang hidup rata-rata Pulau Pieh tahun 2010 adalah sebesar 17,5 %. Berdasarkan kriteria kerusakan terumbu karang masih tergolong rusak parah. Apabila dilihat dari masing-masing stasiun pengamatan, tutupan karang hidup yang tertinggi adalah di sebelah Timur yakni 26,13 %, di sebelah Selatan 16,60 % dan yang terendah di sebelah utara yakni 9,70 %.

Apabila dibandingkan dengan tutupan karang hidup pada tahun-tahun sebelumnya ternyata sampai dengan tahun 2010 masih terjadi penurunan kondisi tutupan karang hidup. Tahun 1994 (76,6 %), tahun 1997 (35,54 %), tahun 2002 (31,35%), dan pada tahun 2010 (17,5 %).

PEMBERIAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP TAMPILAN REPRODUKSI IKAN BELINGKA

1) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

17

Page 18: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

(Puntius belinka Blkr) 1)

OlehYuneidi Basri

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Pada pengembangan usaha budidaya ikan, benih merupakan dasar produksi utama, tersedia setiap saat, jumlah yang cukup, dan bermutu baik. Penyebab rendahnya produksi dan kualitas benih ikan yang dihasilkan kurang baik disebabkan karena rendahnya kualitas pakan induk yang diberikan. Untuk mendapatkan benih yang cukup, bermutu baik adalah dengan usaha melakukan perbaikan kualitas pakan induk. Salah satu unsur nutrisi yang harus ada dalam pakan induk untuk meningkatkan reproduksinya adalah protein. Sumber protein yang digunakan dalam membuat pakan selama ini adalah tepung ikan. Permasalahan yang terjadi adalah kelangkaan bahan baku akibat berkurangnya stok ikan dunia, sehingga harga tepung ikan cukup mahal. Oleh karena itu, perlu diusahakan sumber bahan baku lokal baru yang dijadikan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan pakan tersebut. Pada penelitian ini sumber protein hewani yang digunakan adalah limbah berupa telur dari pengolahan ikan bilih di Danau Singkarak.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari s/d April 2011 bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang. Sumatera Barat. Metoda yang digunakan adalah eksprimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 10 ulangan. Untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan dilakukan analisis ragam, uji Duncan’s. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah: A : pakan ikan dengan kandungan protein 20 %, B : pakan ikan dengan kandungan protein 30 %, dan C : pakan ikan dengan kandungan protein 40 %. Peubah yang diamati yaitu: Kecepatan Waktu Pencapaian Matang Gonad, Indek Ovi Somatik (IOS), Fekunditas, dan Diameter Telur.

Hasil penelitian dari pemberian pakan dengan kadar protein yang berbeda dalam pakan terhadap tampilan reproduksi induk ikan belingka, adalah pada pemberian pakan kadar protein 40 %, dengan kecepatan waktu pencapaian matang gonad selama 50 hari, indeks ovi somatik 3,195%, fekunditas 18.367 butir dan diameter telur 0,159 mm. Hasil analisa varian menunjukkan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap waktu pencapaian matang gonad dan diameter telur, pengaruh nyata terhadap (P<0,05) terhadap fekunditas serta tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks ovi somatik.

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

KARAKTERISASI MUTU DARI PRODUK FERMENTASI IKAN BUDUTENGGIRI (Scomberomorus guttatus) 1)

18

Page 19: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

olehYusra

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

ABSTRAK

Budu merupakan produk fermentasi ikan yang diolah secara tradisional dari pesisir pantai seperti Kabupaten Pasaman, Agam dan Padang Pariaman, berupa awetan ikan yang berukuran besar (sampai 5 kg). Ikan yang biasanya digunakan adalah ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus) dan ikan Talang-talang (Chorinemus tala) dengan penambahan garam. Penelitian tentang karakterisasi mutu dari produk fermentasi ikan sudah banyak dilakukan, namun yang berasal dari fermentasi ikan budu belum pernah. Tujuan penelitian ini adalah 1). Mengetahui proses pembuatan ikan budu, 2). Mengetahui nilai proksimat ikan budu yang berasal dari beberapa daerah di Propinsi Sumatera Barat 3). Mengetahui nilai organoleptik budu, 4). Mengidentifikasi total koloni bakteri yang terdapat pada produk fermentasi ikan budu .

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia, Laboratorium Penelitian Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang. Metode yang digunakan adalah metode survey dan eksperimen. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan budu Tenggiri (Scomberomorus guttatus).

Dari penelitian ini diketahui bahwa proses pengolahan ikan budu yang dilakukan oleh para pengolah masih bersifat tradisional dan masing-masing pengolah memiliki prosedur yang berbeda dalam pembuatan ikan budu. Bahan dasar yang digunakan oleh masing-masing pengolah sama yaitu ikan Tenggiri

Berdasarkan analisa kimia didapatkan kadar protein ikan budu: 31,63-45,12 %, kadar lemak 3,43-4,39 %, kadar air 34,05-45,12 %, kadar abu 3,80-4,39 %, karbohidrat 3,44-16,02 % dan pH 6,5-6,7. Dari kelima sampel ditemukan adanya penambahan formalin sebagai pengawet ikan budu yakni pada sampel 5 yakni pengolah dari Sungai Limau Pariaman. Berdasarkan uji organoleptik diperoleh skor nilai kenampak 6,60 – 8,68, bau 6,88- 8,40, tekstur 7,80-8,56 dan jamur 1,64-7,40. Total koloni bakteri yang didapat adalah sebanyak 16x109 koloni. Berdasarkan uji identifikasi menggunakan medium GTA (Glukosa Tripton Agar) diketahui bahwa bakteri yang terdapat pada ikan budu adalah bakteri asam laktat memiliki ciri-ciri: gram positif, berbentuk batang, tidak memiliki spora tidak bersifat motil, katalase negatif dan beberapa ada yang positif. Untuk sementara disimpulkan bahwa bakteri asam laktat yang terdapat dalam ikan budu adalah dari genus Laktobacillus dan Corynebakterium.

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

POTENSI TEGAKAN, STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI MANGROVE BLANAKAN, KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT

19

Page 20: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

Oleh

Joni Haryadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya KKP Jakarta

ABSTRAK

Vegetasi mangrove Blanakan telah dipelajari selama bulan Maret-Oktober 2008. Pengumpulan sampel tumbuhan mangrove menggunakan metode kuadran dengan jarak interval 10 m. Kondisi fisika dan kimia perairan juga dilaporkan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tambak mangrove di Blanakan adalah empang parit tradisional dengan komoditas utama berupa ikan bandeng, udang windu dan ikan mujaher. Jenis tumbuhan mangrove yang dominan adalah Avicennia marina (Forssk.) Vierh. 1907. Potensi tegakan terdiri dari satu lapisan tajuk. Kerapatan pohon A. marina di tambak mangrove Blanakan berkisar antara 168-200 ind/ha, sedangkan untuk kategori tihang berkisar antara 175-355 ind/ha. Tutupan lahan berkisar antara 40-80%. Kondisi fisika dan kimia perairan di tambak mangrove Blanakan sesuai untuk budidaya tambak.

Kata kunci: potensi tegakan, struktur, komposisi, mangrove, blanakan

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

Strategi Mata Pencaharian Alternatif dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir

20

Page 21: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

olehNurhuda. N1 dan Syamsuardi2

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta1

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta2

Abstrak

Kegiatan studi ini dilakukan di Desa Saibi Samukop Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat dengan memfokuskan pada lokasi manajemen area Coremap II . Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan yakni: Studi Kepustakaan, Metode Survey dan Participatory Rural Appraisal (PRA). Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, sedangkan data primer dikumpulkan melalui observasi langsung kelapangan, Indepth Interview, wawancara dengan menggunakan kuisioner dan Focus Group Discussion (FGD).

Analisis data menggunakan gabungan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisa secara deskriptif dengan penampilan dalam bentuk tabel, sedangkan data kuantitatif dilakukan penghitungan berdasarkan model tertentu.

Berdasarkan pertimbangan aspek teknis (minat masyarakat, ketersediaan bahan baku/sumberdaya alam, ketersediaan tenaga kerja, peluang pasar), usaha alternatif yang layak dikembangkan di lokasi studi Desa Saibi Samukop adalah usaha budidaya rumput laut, pengolahan ikan asin dengan skor total masing-masing 15 dan skor rata-rata masing-masing 3.75 dan usaha mikro (jasa transportasi) dengan skor total 13 dan skor rata-rata 3,25

Berdasarkan pertimbangan analisa kelayakan finansial, yang layak dikembangkan di Desa Saibi Samukop adalah usaha budidaya rumput laut dengan total investasi sebesar Rp. 29.090.000,- yang diperkirakan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 30.910. 000,- /tahun dengan BCR sebesar 2.06, ROI sebesar 106,26% dan PPC selama 0.94 tahun. Diikuti oleh usaha pengolahan ikan asin dengan investasi sebesar Rp. 23.695.000 dengan keuntungan usaha sebesar Rp. 57.305.000 ,- per tahun dan BCR sebesar 3.42, ROI sebesar 241,84% dan PPC selama 0.41 tahun. Dan usaha mikro (jasa transportasi) dengan investasi sebesar Rp. 27.965.000 dengan keuntungan sebesar Rp. 32.035.000 ,- per tahun dengan BCR sebesar 2.15, ROI sebesar 114,55% dan PPC selama 0.87 tahun

Strategi pengembangan usaha alternatif berdasarkan pertimbangan faktor internal dan eksternal secara umum mencakup: 1) Membentuk kelompok usaha bersama, 2) Mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja keluarga, 3) Melakukan penyuluhan dan pelatihan: manajemen usaha dan oraganisasi, 4) Melakukan pendampingan secara berkelanjutan dan sebaiknya menggunakan tenaga pendamping lapangan yang telah bertugas sejak awal proyek, 5) Memanfaatkan cadangan dana bantuan pinjaman modal dari pemerintah untuk usaha kecil dan menengah atau ekonomi kerakyatan secara optimal dari pemerintah; 6) Perlu mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari dinas instansi terkait sesuai dengan usaha alternatif yang akan dikembangkan, 7) Membangun pola kemitraan bisnis yang memungkinkan untuk memperoleh penyediaan modal dan akses pasar serta untuk kestabilan harga.

Kata Kunci ; PRA, Coremap, BCR, ROI, PPC, SWOT

___________________________) Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Perikanan dengan Memanfaatkan Sumberdaya Alam dan Potensi Lokal di Balairung Caraka Gedung B, FPIK Universitas Bung Hatta, tanggal 28 April 2012

SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONALFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

21

Page 22: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

UNIVERSITAS BUNG HATTA28 April 2012

Pukul Kegiatan Penanggun Jawab08.00 - 08.30 Registrasi Peserta Panitia08.30 - 08.45 Laporan Ketua Pelaksana Seminar Panitia08.45 - 09.00 Penandatanganan MOU dan pelantikan:

1. Rektor Dengan Bupati Padang Pariaman2. Dekan FPIK Dengan Balai Penelitian dan Pengembangan

Budidaya Air Tawar, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

3. Pelantikan Pengurus MGMP Kelautan se Sumatera Barat

Panitia

09.00 - 09.15 Kata Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Panitia09.15 - 09.30 Kata Sambutan Kepala Balai Penelitian dan pengembangan

Budidaya Air TawarPanitia

09.30 - 09.45 Kata Sambutan Bupati Padang Pariaman Panitia09.45 - 10.00 Kata Sambutan Rektor Univ Bung Hatta sekaligus membuka

Seminar Nasional secara resmiPanitia

10.00 - 10.05 Do’a yang dipimpim oleh Desmal Fajri, S.Ag. MH Panitia10.10 - 10.15 Cofee Break Panitia10.15 - 11.30 Presentasi Pemakalah Utama

Prof. Dr. Ir. Dietrich G. Bengen, DEA . (Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di Indonesia)

Moderator( Dr. Ir.Arlius, MS )

11.30 - 12.30 Lanjutan Presentasi Pemakalah Utama1. Dr. Ir. Rudhy Gustiano, M.Sc , ( Peranan Ilmu Genetika

dalam Memajukan Teknologi Budidaya Perikanan )2. Prof. Dr. Ir. Hafrijal Syandri, M.S , (Pengelolaan

Sumberdaya Perikanan Perairan Umum Daratan Di Sumatera Barat )

Moderator( Ir. Yempita Efendi, M.S )

12.30 - 13.30 ISHOMA13.30 - 15.00 Sesi Paralel Tempat : RUANG 2.4

1. Dr.Ir. Alfian Zein2. Ir. Yusra, M.S 3. Dr. Efrizal, Dr. Indra Junaidi dan Dr. Usman4. Ir. Yempita Efendi, M.S 5. Dr. John Nurifdinsyah & Ir.Mas Eriza, MP6. Prof . M. Amri7. Nurhuda, SE dan Syamsuardi, S.P,i

Panitia

RUANG LOKAL 2.5 1. Azrita, S.Pi, M.Si 2. Ir. Yuneidi Basri, MS 3. Harfiandri Damanhuri, S.Pi, M.Sc 4. Drs. Nawir Muhar, M.Si 5. Dr. Periadnadi 6. Dr. Joni Haryadi7. Dr. Junaidi

Panitia

RUANG LOKAL 2.6 1. Dr. Ir . Suparno

Panitia

22

Page 23: MONITORING TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU PIEH · Web viewDI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI 1) Oleh Alfian Zein Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

2. Ir. Arlius, MS, PhD 3. Dra. Elfrida, M.Si, Apt 4. Bukhari, SPi, M.Si 5. Dr. Nurmiati6. Dr. Indra Junaidi Zakaria

23