monitoring habitat penyu di taman nasional...

30
MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JAWA TENGAH LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Ghinna Al Husna NPM 230210160082 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JATINANGOR 2019

Upload: others

Post on 28-Oct-2019

34 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL

KARIMUNJAWA JAWA TENGAH

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Ghinna Al Husna

NPM 230210160082

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JATINANGOR

2019

Page 2: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

i

JUDUL : MONITORING HABITAT PENYU DI PULAU

KARIMUNJAWA JAWA TENGAH

NAMA : GHINNA AL HUSNA

NPM : 230210160082

Jatinangor, April 2019

Menyetujui,

Pembimbing

Lintang Permata Sari Yuliadi, S.Kom. M.Si.

NIP. 19820224 200812 2 001

Page 3: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

ii

ABSTRAK

Praktek Kerja Lapangan pada Prodi Ilmu Kelautan terbagi menjadi tiga

bidang kajian. Tiga Kajian tersebut ialah hidro-oseanografi, koservasi, dan

bioteknologi kelautan. Kajian tersebut dapat dipilih sesuai minat mahasiswa yang

akan melaksanakan PKL dengan tujuan memperluas wawasan mengenai

pengalaman kerja setelah menyelesaikan bangku kuliah dan meningkatkan hard-

skill dan soft-skill agar siap menghadapi dunia kerja nantinya. Balai Taman

Nasional Karimunjawa merupakan salah satu habitat bagi penyu sisik

(Eretmochelys embricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Habitat penyu yang

terganggu ataupun rusak dapat menghambat keberlangsungan hidup penyu. Oleh

sebab itu perlu adanya monitoring untuk mengetahui faktor apa aja yang dapat

menghambat keberlangsungan hidup penyu. Monitoring ini menggunakan metode

survey dengan hasil berupa data abrasi pantai, tinggi rata-rata dari abrasi yang

terjadi di P. Cemara kecil berkisar 15-40 cm, dengan keliling pulau 695 meter,

vegetasi yang didominasi oleh guettarda speciosa, scaevola taccada, cemara dan

predator potensial yang ditemui adalah burung, semut, dan biawak. Adapun upaya

dari pihak Taman Nasional Karimunjawa dalam pelestarian penyu berupa tempat

Penetasaan Semi Alami.

Kata kunci: Penyu, Habitat penyu, Penetasan Semi Alami

Page 4: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah swt yang

telah memberikan nikmat dan rahmat kepada kita. Laporan Praktek Kerja Lapangan

yang dibuat oleh penulis merupakan laporan kegiatan apa saja yang dilakukan di

Balai Taman Nasional Karimunjawa. Semoga laporan ini dapat memberikan

informasi sedikit atau banyak mengenai Balai Taman Nasional Karimunjawa.

Laporan PKL ini selesai tak lantas dukungan dari berbagai pihak, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr.sc.Agr. H. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan.

2. Mega Laksmini Syamsudin Spi.,MT.,PH.D., selaku Ketua Program Studi

Ilmu Kelautan.

3. Lintang Permata Sari Yuliadi, S.Kom., M.Si., selaku dosen wali sekaligus

pembimbing praktik kerja lapangan.

4. Yeni Mulyani, S.Si, M.Si., Mochamad Rudyansyah Ismail, S.Pi., M. Si.,

dan Ibnu Faisal , S.Kel., M.T., selaku tim Ad Hoc praktik kerja lapangan.

5. Balai Taman Nasional Karimunjawa khususnya Bapak Sutris Haryanta,

S.H., selaku kepala SPTN II Karimunjawa.

6. Pak Kristiawan, selaku pembimbing di SPTN II Karimunjawa.

7. Pak Zainul, selaku penanggung jawab bidang penyu di SPTN II

Karimunjawa.

8. Pak Kanan dan Pak Indra, selaku penanggung jawab kegiatan yang ada di

PSA.

9. Pak Endang, selaku penanggung jawab bidang terumbu karang, yang telah

memberikan pengetahuan lain disemua aspek.

10. Seluruh staf Balai Taman Nasional Karimunjawa khususnya SPTN II

Karimunjawa.

11. Teman-teman Abhiseva Kelautan 2016 seperjuangan dengan saya Agil,

Raka, Arief, Taqim, Alya, Ilma, dan Emya yang berkeluh kesah bersama

selama 30 hari.

Page 5: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

iv

12. Seluruh pihak terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Laporan yang dibuat masih banyak kekurangannya, semoga dapat

memberikan informasi mengenai habitat peneluran penyu yang ada di Balai Taman

Nasional Karimunjawa SPTN II Karimunjawa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jatinangor, April 2019

Ghinna Al Husna

Page 6: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

v

DAFTAR ISI

BAB Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... vii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan ......................................................................................... 2

1.3 Ruang Lingkup ............................................................................ 2

1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan ...................................................... 2

II PROFIL INSTANSI

2.1 Balai Taman Nasional Karimunjawa .......................................... 3

2.2 Struktur Organisasi ..................................................................... 4

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................... 5

III METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL ......................................... 7

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 7

3.3 Tahap Pelaksanaan Kegiatan ...................................................... 7

3.4 Metode ........................................................................................ 7

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Monitoring Habitat Penyu ........................................................... 9

4.2 Penetasan Semi Alami ................................................................ 10

V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 14

5.2 Saran ........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 15

KESAN DAN PESAN ..................................................................... 16

LAMPIRAN ..................................................................................... 17

Page 7: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Kantor SPTN II Karimunjawa .......................................... 3

2. Struktur Organisasi Balai TN Karimunjawa .................... 5

3. Hasil Monitoring Habitat .................................................. 9

4. Penyu Sisik ....................................................................... 11

5. Penetasan Semi Alami telur Penyu ................................... 12

6. Tempat Pengeraman telur Penyu ...................................... 13

Page 8: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Surat Keterangan telah Melaksanakan PKL ..................... 17

2. Log Book .......................................................................... 18

3. Kegiatan PKL ................................................................... 21

Page 9: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut data statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2016

kawasan TN Karimunjawa merupakan habitat bagi penyu sisik (Eretmochelys

embricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Hampir di seluruh pulau yang ada

di kawasan TN Karimunjawa merupakan habitat bagi penyu sisik dan penyu hijau.

Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan pulau-pulau kecil, terdiri dari

22 pulau dan memiliki ekosistem terumbu karang, berpotensi sebagai habitat penyu.

Hampir seluruh pulau dalam kawasan TN Karimunjawa merupakan habitat

peneluran penyu, yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Menjangan Besar, Pulau

Menjangan Kecil, Pulau Cemara Besar, Pulau Cemara Kecil, Pulau Krakal Besar,

Pulau Krakal Kecil, Pulau Geleang, dan Pulau Burung.

Habitat penyu yang semakin terganggu oleh aktivitas alam dan aktivitas

pariwisata manusia yang berkunjung ke pulau tersebut. Habitat yang semakin rusak

dapat menghambat penyu mendarat untuk proses bertelur. Sarang penyu yang

ditemukan oleh warga sekitar maupun nelayan sering sekali diambil untuk

dikonsumsi. Sedangkan penyu merupakan long lived organism yang memiliki umur

yang panjang namun masa reproduksinya lambat, sehingga laju pertumbuhan

generasinya tidak sebanding dengan laju kepunahan (Mangunjaya, 2008). Secara

internasional sejak tahun 1975, penyu termasuk daftar merah dalam Convention on

International Trade in Endangered Species atau (CITES). Status penyu di Indonesia

juga termasuk hewan yang dilindungi yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang

Dilindungi. Dari pihak balai taman nasional untuk penyu sudah membangun

Penetasan Semi Alami yang bertujuan untuk membantu penyu dalam menetaskan

telurnya dalam kondisi yang aman dan semirip mungkin dengan habitat asliya.

Praktik Kerja Lapangan pada Prodi Ilmu Kelautan terbagi menjadi tiga

bidang kajian. Tiga Kajian tersebut ialah hidro-oseanografi, koservasi, dan

bioteknologi kelautan. Kajian tersebut dapat dipilih sesuai minat mahasiswa yang

Page 10: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

2

akan melaksanakan PKL dengan tujuan memperluas wawasan mengenai

pengalaman kerja setelah menyelesaikan bangku kuliah. Penulis dalam mengambil

mata kuliah PKL memilih kajian Konservasi di Balai Taman Nasional

Karimunjawa, Jawa Tengah.

1.2 Tujuan

Praktik Kerja Lapangan ini memiliki tujuan yaitu :

1. Mengetahui karakteristik habitat penyu,

2. Mengetahui jenis penyu yang ditemui

3. Mengetahui tempat Penetasan Semi Alami yang ada di Balai Taman

Nasional Karimunjawa.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu mengetahui

habitat peneluran penyu, mengetahui jenis penyu yang ditemui di daerah Taman

Nasional Karimunjawa, dan adanya usaha pelestestarian penyu di Taman Nasioal

Karimunjawa berupa tempat Penetasan Semi Alami.

1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Balai Taman Nasional

Karimunjawa SPTN II Karimunjawa. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

dilaksanakan selama 16 Juli – 14 Agustus 2018. Selama melakukan Praktek Kerja

Lapangan mahasiswa dibimbing oleh satu pembimbing yaitu Pak Kristiawan,

email: [email protected]

Page 11: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

3

BAB II

PROFIL INSTANSI

2.1 Balai Taman Nasioanal Karimunjawa

Kantor pusat Balai Taman Nasional Karimunjawa terletak di Kota

Semarang tepatnya Jl. Sinar Waluyo Raya No.248, kedungmundu, Tembalang,

Kota Semarang, Jawa Tengah. Telp/Fax (024) 76738248 E-mail:

[email protected]. Balai Taman Nasional Karimunjawa dibagi dalam 2 wilayah

Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) yaitu, SPTN wilayah I Kemujan dan

SPTN Wilayah II Karimunjawa.

Gambar 1. Kantor Balai Taman Nasional Karimunjawa, Semarang

Taman Nasional Karimunjawa yang terletak pada koordinat 5040’-5057’ LS

dan 110004’-110040’ BT dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten

Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Memiliki tiga pulau utama yaitu pulau Karimunjawa,

Kemujan, dan Parang serta beberapa pulau kecil lainnya. Kawasan TN

Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan tropis dataran

rendah, hutan pantai, hutan bakau, ekosistem padang lamun, dan ekosistem terumbu

karang.

Page 12: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

4

Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan

Ekosistemnya mendefinisikan Taman Nasional sebagai Kawasan Pelestarian Alam

yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan

untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,

pariwisata dan rekreasi. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal PHKS No.

SK 28/IV-SET/2012 tentang Zonasi Taman Nasional Karimunjawa, saat ini

terdapat 9 zona dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Zonasi dan

peruntukan masing-masing zona di Taman Nasional Karimunjawa sebagai berikut:

1. Zona Inti

2. Zona Rimba

3. Zona Perlindungan Bahari

4. Zona Pemanfaatan Darat

5. Zona Remanfaatan Wisata Bahari

6. Zona Budidaya Bahari

7. Zona Religi, Budaya dan Sejarah

8. Zona Rehabilitasi

9. Zona Tradisional Perikanan

2.2 Visi dan Misi Balai Taman Nasional Karimunjawa

Balai Taman Nasional Karimunjawa dalam melaksanakan tugas sebagai

pengelola kawasan Taman Nasional Karimunjawa dihadapkan pada berbagai

tantangan yang menyangkut lingkungan, kelembagaan dan masyarakat. Untuk

mencapao tujuan sebagaimana ditetapkan dalam tugas pokok dan fungsi telah

disusun visi dan misi Balai Taman Nasional Karimunjawa sebagai berikut:

Visi :

Taman Nasional Karimunjawa sebagai keterwakilan ekosistem pantai utara

Pulau Jawa yang lestari untuk kesejahteraan masyarakat.

Misi :

i. Meningkatkan efektifitas pengamanan kawasan sebagai upaya

perlindungan sistem penyangga kehidupan.

Page 13: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

5

ii. Meningkatkan upaya pengawetan keanekaragaman hayati dan

ekosistemnya.

iii. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya yang lestari untuk kesejahteraan masyarakat.

iv. Memperkuat kapasitas kelembagaan yang didukung secara luas oleh

para pihak.

2.3 Struktur Organisasi

Organisasi Balai Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan No.P.07/MenLHK/Setjen/OTL.1/1/2016

tanggal 10 Februari 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Taman Nasional Karimunjawa merupakan Balai Taman Nasional Tipe B dengan

susunan organisasi terdiri dari :

Gambar 2. Struktur Organisasi Balai TN Karimunjawa

Kepala Balai TN Karimunjawa

Agus Prabowo, S.H., M.Si.

Kepala Subbag Tata Usaha

Drs. Himawan Gunadi

Kepala SPTN Wil. I Kemujan

Iwan Setiawan, S.H.

Kepala SPTN Wil. II

Sutris Haryanta, S. H.

Kelompok Jabatan Fungsional

1. Polisi Kehutanan

2. Pengendali Ekosistem

Hutan 3. Penyuluh Kehutanan

Page 14: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

6

1. Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah pejabat setingkat eselon

III-a yang bertanggung jawab dalam memimpin pengelolaan kawasan

konservasi di kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

2. Kepala seksi pengelolaan Taman Nasional (Kepala Seksi) adalah pejabat

setingkat eselon IV-a yang mempunyai tugas melakukan penyusunan

rencana dan anggaran, evaluasi dan pelaporan, bimbingan teknis, pelayanan

dan pemberdayaan masyarakat, pengelolaan kawasan, perlindungan,

pengawetan, pemanfaatan lestari, pengaman dan pengendalian kebakaran

hutan, pemberantasan penebangan dan peredaran kayu, tumbuhan, dan

satwa liar secara illegal serta pengelolaan sarana prasarana, promosi bina

wisata alam dan bina cinta alam, penyuluhan konservasi sumberdaya alam

hayati dan ekosistemnya serta kerjasama di bidang pengelolaan kawadan

taman nasional di wilayah kerjanya.

3. Polisi kehutanan (Polhut) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di

lingkup Balai Taman Nasional Karimunjawa yang oleh undang-undang

diberi wewenang Kepolisian dibidang kehutanan dan konservasi sumber

daya alam hayati dan ekosistemnya.

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Balai Taman Nasional Karimunjawa

Tugas Pokok dan Fungsi Balai Taman Nasional Karimunjawa pertama kali

ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional Karimunjawa

berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997

bersama dengan 22 Taman Nasional dan 12 Unit Taman Nasional di seluruh

Indonesia. Tugas pokok dan fungsi dijabarkan dalam Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P07/MenLHK/Setjen/OTL.1/1/2016 tanggal

10 Februari 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman

Nasional. Adapun kegiatan Instansi berupa, Patroli Laut, Patroli Hutan, Monitoring

Ekosistem, Monitoring Biota Laut, Monitoring Biota Hutan, Monitoring Aktivitas

Pengunjung, dan Rehabilitasi Ekosistem.

Page 15: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

7

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

Monitoring Habitat penyu dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2018 di

Pulau Cemara Kecil. Pulau cemara kecil terletak pada koordinat 5049’51” -

5050’02”LS dan 110022’38” - 110022’44”BT dengan luas 1,5 ha. Pulau ini

merupakan pulau yang tidak berpenghuni.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam monitoring habitat penyu sebagai

berikut:

1. Sabak/underwater papper, digunakan untuk menuliskan data yang telah

didapatkan dan mengurangi resiko data hilang karena terkena air.

2. Papan dada, digunakan untuk mempermudah penulisan data yang telah

diperoleh.

3. ATK, berupa pensil 2B dan penggaris ukuran 15 cm.

4. Roll meter, digunakan untuk mengukur pasang surut, dan tinggi abrasi.

5. GPS (Global Positioning System) menentukan lokasi pengambilan data.

3.3 Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Tahap pelaksanaan kegiatan pengambilan data monitoring habitat penyu di

Pulau Cemari kecil Taman Nasional Karimunjawa terdiri dari beberapa

tahap sebagai berikut:

1) Tahap persiapan meliputi: pembentukan tim PKL, pembuatan

proposal, studi literature, dan persiapan alat yang digunakan.

2) Tahap pengumpulan data di lapangan

3) Analisa dan Pengolahan data

4) Tahap penyusunan laporan

Page 16: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

8

8

3.4 Metode

Van Dalen mengatakan bahwa survey merupakan bagian dari studi

deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status), fenomena (gejala) dn

menentukan kesamaan status dengan cara membandingkanya dengan standar yang

sudah ditentukan. Dari pernyataan tersebut maka metode yang digunakan dalam

motoring habitat penyu adalah survey. Survey dilakukan dengan cara pengamatan

langsung ditempat.

Data yang diambil berupa tinggi abrasi, keliling pulau, predator,dan

vegetasi yang ada di pulau tersebut. Pengambilan yang pertama adalah data abrasi.

Alat yang digunakan berupa roll meter, ditarik satu titik panjang 100 meter

kemudian setiap 10 meter akan dihitung ada atau tidaknya abrasi, dengan cara

ditarik dari batas surut terendah menuju posisi abrasi yang terjadi, kemudian diberi

tanda berupa ranting yang ditancapkan berdekatan dengan abrasi kemudian hitung

tinggi abrasi. Perhitungan keliling pulau dilakukan menggunakan GPS, dengan cara

mengelilingi pulau dengan mengambil titik awal kemudian berjalan menuju titik

awal kembali dan dicatat keliling pulau Cemara Kecil tersebut. Data predator

diambil dari predator apa saja yang dijumpai dan kemudian dicatat. Pencatatan

mengenai vegetasi menggunakan data monitoring dari balai Taman Nasional

Karimunjawa sebelumnya mengenai vegetasi apa saja yang ada di pulau cemara

kecil yang dijadikan sebagai lifeform dan diamati langsung vegetasi apa saja yang

ada di pulau tersebut.

Page 17: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Monitoring Habitat Penyu

Monitoring dilaksanakan di Pulau Cemara Kecil, Pulau ini merupakan pulau

yang tidak berpenghuni. Jenis pantai yang ada dikepulauan karimunjawa khususnya

pulau cemara kecil memiliki jenis pantai yang landai. Data yang telah diambil

secara langsung berupa tinggi abrasi, vegetasi, predator, dan keliling pulau Cemara

Kecil.

Berikut merupakan tabel data fisik, dan vegetasi:

Plot Koordinat Jumlah

sarang/b

ekas

sarang

Karakteristik

Habitat

Keterangan Tinggi

abrasi

1 5049’50.037”S

110022’47.0799”E

-

5049’49.7429”S

110022’47.0158"E

- guettarda speciosa,

scaevola taccada

Dibagian

timur pulau,

15-30

cm

2 5049’49.4737”S

110022’46.8477"E

-

5049’49.854”S

110022’45.8947"E

- scaevola taccada,

Sesuvium

portulacastrum,

cemara

Ujung pulau

bagian utara

16-24

cm

3 5049’50.9835”S

110022’45.0739"E

-

5049’55.7926”S

110022’42.0004"E

- sesuvium

portulacastrum,

pemphis acidula

Bagian barat

pulau

30-48

cm

Tabel 1. Hasil Monitoring Habitat di P. Cemara Kecil

Abrasi yang paling tinggi yaitu dibagian barat pulau karena dipengaruhi

oleh musim yang sedang berlangsung yaitu musim barat. Tinggi rata-rata dari abrasi

yang terjadi di P. Cemara kecil berkisar 15-40 cm. Sebagian besar pada tepi pantai

yang terkena abrasi diiringi dengan adanya sampah laut seperti ranting-ranting dan

Page 18: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

10

patahan kayu dengan ukuran cukup besar yang dapat menghambat penyu untuk

bertelur. Hasil pengambilan data keliling pulau tersebut 695 meter dengan

berkeliling pulau dalam waktu tempuh 55 menit dengan menggunakan GPS.

Dalam Pradana dkk, tentang Habitat Tempat Bertelur Penyu Hijau

(Chelonia mydas) di Kawasan Taman Wisata Alam Sungai Liku Kab. Sambas

Kalimantan Barat, Vegetasi pada pantai mempunyai peran yang sangat penting bagi

penyu untuk melindungi telur terkena langsung sinar matahari, mencegah

perubahan suhu yang yang tajam di sekitarnya dan melindungi sarang dari

gangguan predator serta memberikan pengaruh terhadap kelembaban, suhu dan

kstabilan pada pasir yang memberikan keamanan saat penggalian lubang sarang

(Bustard, 1972). Sedangkan Menurut Nuitja, 1992 vegetasi pantai sangat

berpegaruh terhadap lingkungan penelurannya dikarenakan akar vegetasi yang

dapat mengikat butiran pasir dan menghindar terjadinya keruntuhan pasir sehingga

akan dapat mempermudah penyu dalam melakukan penggaalian dan proses

penelurannya. Keberadaan vegetasi mampu menjaga suhu dalam proses inkubasi

telur sisik dan secara naluriah vegetasi dianggap menambah keamanan untuk

meletakan telur-telurnya agar terhindar dari predator.

Vegetasi yang terdapat di Pulau Cemara Besar yaitu didominasi oleh

guettarda speciosa, scaevola taccada, dan cemara. Di pulau cemara kecil ini saya

banyak menemukan lubang bekas hewan tetapi saya tidak dapat memastikan bahwa

lubang yang saya temukan merupakan bekas sarang penyu dikarenakan tidak

adanya pendamping atau nelayan sekitar yang lebih tau mengenai ciri-ciri bekas

sarang penyu. Predator potensial yang ditemui adalah burung, semut, dan biawak.

4.2 Penetasan Semi Alami

Penetasan semi alami di taman Nasional Karimunjawa paling sering

menemukan keberadaan dan telur penyu sisik (Eretmochelys imbricate) menurut

Hirt (1971) adalah :

Page 19: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

11

Gambar 3. Penyu sisik (Eretmochelys imbricate)

Kingdom : Animalia

Sub kingdom : Metazoa

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Super kelas : Tetrapoda

Kelas : Reptilia

Sub kelas : Anapsida

Ordo : Testudinata

Sub ordo : Cryptodina

Super famili : Chelodiioidea

Family : Cheloniidae

Sub famili : Cheloniidae

Genus : Eretmochelys

Spesies : Eretmochelys imbricate (Linnaeus)

Page 20: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

12

Selain monitoring habitat ke pulau cemara kita juga mengunjungi tempat

Penetasan Semi Alami yang terletak di legon lele tepatnya di bagian timur pulau

karimunjawa. Sayangnya kita berkunjung ketika penyu tidak musim untuk bertelur,

namun disana masih ada telur yang dieram untuk ditetaskan. Pemindahan sarang

penyu ke sarang semi alami menjadi salah satu upaya dari Balai Taman Nasional

Karimunjawa untuk menyelamatkan telur penyu dari predator alami dan manusia.

Lokasi peneluran yang tersebar di beberapa pulau menjadi tantangan dalam

konservasi penyu. Nelayan yang memiliki keterampilan mencari sarang penyu

menjadi kunci utama dan sangat membantu para petugas Balai Taman Nasional

dalam program konservasi penyu.

Gambar 4. Penetasan Semi Alami Telur Penyu

Tempat Penetasan Semi Alami Telur penyu ini merupakan program

pelestarian dan konservasi penyu di Karimunjawa, secara garis besar membahas

mengenai metode pemindahan telur penyu, metode penetasan semi alami,

pemeliharaan tukik dan pelepasliaran tukik.

Page 21: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

13

Gambar 5. Tempat Pengeraman Telur Penyu

Upaya pengelolaan menurut buku panduan konservasi penyu di Taman

Nasional Karimunjawa Semarang (2010) yaitu :

1. Pemberdayaan masyarakat

Adanya kerjasama atas laporan penemuan sarang penyu oleh nelayan

masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa

2. Pelatih teknis konservasi penyu terhadap masyarakat

Pelatihan teknis konservasi penyu terhadap kelompok pelestari penyu

tahun 2006

3. Pendidikan konservasi penyu

Masuknya mata pelajaran tentang konservasi penyu dalam muatan lokal

pendidikan lingkungan hidup di SD dan SMP Karimunjawa

4. Penyelamatan penyu.

.

Page 22: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

14

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperolah dari Praktik Kerja Lapangan ini sebagai

berikut:

1. Karakteristik habitat penyu yang ada di Balai Taman Nasional

Karimunjawa di pulau Cemara Kecil memiliki pantai yang landai,

memiliki pasir yang putih dan pulau yang tidak berpenghuni namun

sering dikunjungi oleh wisatawan. Habitat penyu yang ada di

karimunjawa masih bisa terbilang alami karena hampir disemua pulau

yang dikunjungi penyu untuk bertelur merupakan pulau yang tidak

berpenghuni. Hambatan yang ditemukan hanya berupa faktor alam dan

beberapa pula masih di buru oleh manusia. Faktor alam berupa predator

yang berada di pulau tersebut dan faktor yang sangat berpengaruh yaitu

keberadaan sampah laut yang dapat mengahambat penyu untuk

memijahkan telurnya di suatu pulau dan ditambah dengan abrasi yang

terjadi di pulau tersebut.

2. Jenis penyu paling sering ditemukan di Taman Nasional Karimunjawa

adalah jenis penyu sisik (Eretmochelys imbricate).

3. Kegiatan yang di PSA sangat membantu dalam konservasi penyu, dengan

adanya PSA balai mendapatkan data penemuan sarang terbanyak di

pulau apa dan dapat membandingkan jumlah penemuan sarang dengan

tahun-tahun sebelumnya

5.2 Saran

Saran dari saya adalah ketika melakukan penelitian nantinya lebih

mempersiapkan segala aspek dari segi pengetahuan tempat yang akan diteliti dan

lebih banyak membaca jurnal yang terkait dengan penelitian, agar tidak membuang-

buang waktu, dan lebih memahami data yang akan diambil apa saja, dan jangan

malu untuk bertanya kepada petugas Balai.

Page 23: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

15

DAFTAR PUSTAKA

Taman Nasional Karimunjawa, 2015. Laporan Kegiatan Monitoring Habitat penyu.

Taman Nasional Karimunjawa

Taman Nasional Karimunjawa, 2017. Laporan Kegiatan Monitoring Penyu. Taman

Nasional Karimunjawa

Mangunjaya, F. 2008. Menyelamatkan Penyu Indonesia. Jurnal Tropika

Indonesia. Vol 12 No. 2 Halaman : 8-12

Pradana F A. 2013. Habitat Tempat Bertelur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di

Kawasan Taman Wisata Alam Sungai Liku Kabupaten Sambas

Kalimantan Barat.

https://media.neliti.com/media/publications/10316-ID-habitat-

tempat-bertelur-penyu-hijau-chelonia-mydas-di-kawasan-taman-

wisata-alam.pdf. (diakses tanggal 31 Januari 2019)

Taman Nasional Karimunjawa, 2010. Buku Panduan Konservasi Penyu. Semarang

Van Dalen, D.B. 1979. Understanding Educational Reasearch

Taman Nasional Karimunjawa, 2011. Petunjuk Teknis Pengamanan Kawasan

Konservasi di Taman Nasional Karimunjawa oleh Masyarakat Mitra

Polhut (MMP).

Page 24: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

16

KESAN DAN PESAN

Kesan pertama kali saya menginjakkan kaki dipulau Karimunjawa, saya

sangat terpoesona dengan keindahan laut dan pantainya. Lautnya berbawarna biru

jernih, saya masih kagum karena dipelabuhan saja masih banyak terumbu karang

yang hidup dan ikan-ikan karang yang cantik, tidak seperti pelabuhan yang ada di

Jakarta airnya saja sudah berwarna hitam dan jelas sudah tercemar. Hampir setaip

hari saya snorkeling di pantai ataupun di dermaga. Saya bersyukur masih bisa

melihat salah satu dari jutaan keindahan laut yang dimiliki oleh Indonesia.

Kesan selama melaksanakan PKL, semua kegiatan yang dilakukan memiliki

pelajaran yang bisa diambil maknanya masing-masing dan sangat bermanfaat dan

pastinya dapat menambah ilmu pengetahuan tentang konservasi. Ketika pertama

kali sampai minggu pertama dikantor sepi karena petugas balai sedang

melaksanakan kegiatan uji kompetensi. Jadi dua minggu pertama masih bisa

dibilang belum banyak kegiatan hanya mengambil data sendiriann. Pas minggu tiga

dan empat kegiatan balai mulai banyak dan petugas sudah kembali bekerja, dan

kami mulai mengikuti kegitan salah satunya memonitoring kegiatan pariwisata

dimana kita mengelilingi pulau, kegiatan ini merupakan hal yang tidak pernah

telupakan.

Page 25: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

17

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan telah Melaksanakan PKL

Page 26: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

18

Lampiran 2. Logbook

Page 27: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

19

Page 28: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

20

Page 29: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

21

Lampiran 3. Dokumentasi kegiatan

Kegiatan monitoring habitat penyu di Pulau Cemara Kecil

Page 30: MONITORING HABITAT PENYU DI TAMAN NASIONAL …tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ0404187-283.pdf · Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem yaitu ekositem hutan

22

Kegiatan di Penetasan Semi Alami