money&i ed 1

19
www.moneynyoumagazine.com Vol. 1 January 2010 Rp. 25.000,- Road to Wealth Beliefs, The Power To Create, The Power To Destroy Growth Strategies Memilih Orang Yang Tepat Klinik UKM Tiga Dosa (Utama) UKM The Fall of USD An Economic Common Sense

Upload: money-i-magazine

Post on 16-Mar-2016

244 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Money&I ed 1

TRANSCRIPT

Page 1: Money&I ed 1

w w w. m o n e y n y o u m a g a z i n e . c o m

Vol. 1 January 2010

Rp. 25.000,-

Road to WealthBeliefs, The Power To Create, The Power To Destroy

Growth StrategiesMemilih Orang Yang Tepat

Klinik UKMTiga Dosa (Utama) UKM

The Fall of USDAn Economic Common Sense

Page 2: Money&I ed 1
Page 3: Money&I ed 1

MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 3E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

“Selamat Tahun Baru”Tahun ini adalah awal baru bagi kami ‘menghidupkan’ kembali majalah Money & You dengan tampilan baru bagi pembaca setia kami selama ini, sebagai wujud komitmen kami untuk menjadikan Money & You sebagai majalah pertama dan satu-satunya di Bali yang mengupas wacana seputar keuangan, bisnis dan perbankan. Money & You adalah suara kami untuk meningkatkan kesejahter-aan masyarakat Bali dengan menghadirkan wacana-wacana yang informatif, edukatif dan inspiratif. Membuka edisi perdana Money & You, saya ingin mengajak anda kedalam wacana liputan utama yang membahas melemahnya nilai Dollar Amerika (hal 5), mengin-tip usaha kecil milik Wayan Jarsa (hal 16), mempelajari konsep-kon-sep baru tentang uang dan masih banyak lagi wacana informatif lainnya. Akhir kata, selamat membaca dan sampai bertemu diedisi berikutnya.

Salam,

05 Special Feature The Fall of USD

08 Road to Wealth Beliefs, The Power To Create,

The Power To Destroy

11 Economic Focus Optimisme Bali 2010

14 The Interview: People Mengejar ‘Equal Opportunity’

Bagi Para Penyandang Cacat

16 The Interview: Living The Sucessful Business

Merintis dari Desa, Menjangkau Dunia

18 Growth Strategies Memilih Orang Yang Tepat

20 Small Biz Home Biz Bambu Menghidupi Desa

Belega

22 Green Business Eco Bali: Bisnis pengelolaan

sampah

24 Smart Family Compounding Interest, The

Magic Tools For Your Wealth

26 Klinik UKM Tiga Dosa (Utama) Ukm

28 Front of Mind John Davison Rockefeller

29 High-Tech Index

30 Literature Business Stripped Bare

Adventure of Global Entrepreneur

31 Sneak Peak

32 After Hour

Pimpinan Perusahaan

Alex P. Chandra

Tim Redaksi Money & You Magz

I Pt Agus Ariawan

Daniel Panggabean

Ari Mustikawati

Public Relation

Annisa Era Putri

Sales & Marketing

Mulia Chandra Putri

Desain & Fotografi

Kopi Panas Productions

Supported by:

Alamat Redaksi:PT. BPR SRI ARTHA LESTARIJl. Teuku Umar 110 DenpasarT. (0361) 246706 F. (0361) 246705

E. [email protected] [email protected] Sales & Marketing for AdvertisementT. 0818 677 844, 0361 744 884W. www.moneynyoumagazine.com

Photo: Ramon

wordsfrom thedirector contents

Special FeatureThe Fall of USD

05

N o t e :Kritik dan saran dapat dikirimkan ke: [email protected]

Growth StrategiesMemilih Orang Yang Tepat

18

Road to WealthBeliefs, The Power To Create,

The Power To Destroy

08

Green BusinessEco Bali: Bisnis

pengelolaan sampah

22

Page 4: Money&I ed 1

4 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 5E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

Baru-baru ini, ketika sedang mengikuti MarkPlus Marketing Conference di Jakarta, saya dihubungi oleh

teman saya, Pak Ismoyo yang menjabat sebagai ketua Bali Vila Association. Pak Ismoyo meminta saya bicara di depan anggotanya dengan topik sederhana, kemana kira-kira arah nilai mata uang USD pada tahun 2010? Sebenarnya pertanyaan klasik seperti ini sudah sering diajukan kepada saya. Hampir setiap terjadi gejolak pasar, nasabah-nasabah saya (BPR Lestari red.), teman-teman saya selalu menanyakan hal yang serupa, akankah nilai USD akan turun atau sebaliknya.

Setiap kali diajukan pertanyaan demikian, tanggapan saya akan selalu sama, “jika anda bertanya kepada saya, kepada siapa saya bisa bertanya? Dengan kata lain, saya pun tidak tahu jawabannya. Tidak ada yang tahu pasti arah nilai USD. Saya selalu meragukan pendapat segelintir orang yang mengatakan bahwa dalam waktu dekat nilai USD akan dibawa mencapai nilai Rp. 13.000,-. Siapa yang membawanya? Dan bagaimana caranya?

Namun memang ada beberapa kecenderungan yang menarik untuk diamati. Akhir tahun lalu, di penghujung 2008, di puncaknya krisis keuangan global, rupiah terpuruk. Banyak nasabah saya yang mencairkan depositonya untuk berspekulasi membeli dollar Amerika. Pada saat itu, saya

specia lfeaturesmengatakan bahwa saya tetap memegang rupiah. Menurut saya, tidak ada alasan yang logis yang dapat membuat nilai rupiah terpuruk kecuali arus balik modal yang pulang kampung. Setelah arus mudik modal tadi selesai, maka secara otomatis nilai rupiah akan menguat lagi. Secara kebetulan, apa yang saya prediksikan terbukti. Oleh sebab itu, Pak Ismoyo meminta saya kembali memprediksikan nilai tukar mata uang USD terhadap nilai rupiah pada tahun 2010.

Dalam rangka menyiapkan presentasi di hadapan anggota Bali Villa Association inilah kemudian saya melakukan riset kecil-kecilan. Bisa saya katakan tidak terlalu ilmiah, hanya mencari dan mengumpulkan data-data dari sumber yang dapat dipercaya. Kemudian saya coba untuk menggabungkan satu sama lain dengan akal sehat sampai saya dapat menarik beberapa kesimpulan. Oleh karena itu, saya beri sub-judul wacana saya, “An Economic Common Sense” (baca: ekonomi yang masuk akal).

Kali ini, saya melihat tanda-tanda yang sangat jelas. Seluruh akal sehat saya mendukung suatu kesimpulan dan untuk pertama kalinya saya meneguhkan pendirian yang jelas. Saya akan memihak nilai rupiah, bahkan saya justru memprediksikan bahwa nilai mata uang USD akan jatuh. Itu salah satu alasan mengapa saya memberi judul “The Fall of USD” (baca: jatuhnya nilai mata uang USD), judul yang saya rasa cukup kontroversial untuk anda terima.

1971 – The rules of the game had changed Berawal pada tahun 1971, ketika Presiden Nixon keluar dari kesepakatan Brentton Wood’s yang menghubungkan nilai mata uang USD dengan emas. Isi kesepakatan Brentton Woods menyatakan setiap nilai USD yang dicetak oleh FED harus didukung dengan sejumlah emas yang cukup. Sehingga pada saat itu nilai USD setara dengan nilai emas. Sedangkan untuk mata uang dunia lainnya, jika tidak dihubungkan dengan emas, harus dihubungkan dengan nilai USD. Maka secara implisit sebelum tahun 1971, peraturan ini mengatakan bahwa sebuah negara dilarang untuk mencetak uang seenaknya. Jika tidak memiliki dukungan baik berupa emas atau pun nilai USD, maka nilai uang negara tersebut tidak ada harganya.

Sejak tahun 1971, ketika Nixon melepaskan nilai USD dengan emas, nilai USD tidak bisa lagi ditukar dengan emas. Dengan kata lain, nilai USD tidak lagi setara dengan nilai emas. Nilai USD tidak lagi memiliki real value (baca: nilai sebenarnya), melainkan hanya janji bayar (atau hutang) dari Pemerintah Amerika Serikat. Demikian juga yang terjadi dengan semua nilai tukar mata uang di dunia. Uang tidak lagi memiliki real value melainkan janji bayar (atau hutang) dari pemerintah yang mengeluarkan mata uang tersebut. Nilainya tergantung pada kredibilitas masing-masing pemerintah. Jika pemerintahannya dipersepsikan bagus, perekonomiannya stabil, maka nilai tukarnya pun menjadi

The Fall of USD An EconomicCommon SenseBagian 1

kuat dan begitu pula sebaliknya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa peraturan permainan telah berubah. Uang yang kita miliki adalah instrumen hutang. Hutang dari pemerintah yang mengeluarkannnya. Artinya bahwa pemerintah melalui bank sentralnya boleh mencetak uang sesuai kehendaknya tanpa perlu lagi menyediakan emas. Sepanjang orang-orang percaya akan janjinya untuk membayar, uang tersebut mempunyai nilai.

Bubble EconomicDi Amerika sepanjang tahun 1971 sampai dengan 2007 terjadi gunjangan terhebat sepanjang sejarah. Namun krisis 2007 (khususnya pada krisis hutang hipotek) terjadi ketika perusahaan pembiayaan rumah American Home Mortgage menyatakan diri bangkrut. Hal ini menunjukkan bahwa gunjangan tersebut lebih disebabkan oleh hutang. Banyak orang yang mendadak menjadi kaya karena inflasi bukan karena produksi. Kemajuan Amerika pun disebabkan oleh hutangnya (dengan cara meminjam) bukan semata karena produksinya.

Ilustrasi situasi di atas kurang lebih seperti ini; untuk mendorong perekonomian negara, pemerintah membanjiri perekonomian dengan likuiditas. Nilai bunga diturunkan, kredit dibuat berlimpah. Daya beli masyarakat dipompa dengan kredit bunga rendah. Yang sebelumnya tidak mampu membeli rumah menjadi mampu, yang semula hanya memiliki satu mobil menjadi dua dan tiga, dan seterusnya.

Alex P. ChandraDirektur utama BPR Lestari

Page 5: Money&I ed 1

6 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 7E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

specia lfeatures specia lfeaturesSemua orang berubah menjadi semakin ‘kaya’.

Coba anda bayangkan ketika seseorang dengan pendapatan Rp. 10.000.000,- per bulan, sebenarnya ia hanya mampu belanja maksimal Rp. 10.000.000,-. Akan tetapi, jika yang bersangkutan memiliki kartu kredit dengan batas kredit Rp. 10.000.000,- maka daya beli orang tersebut akan berubah menjadi dua kali lipat. Bayangkan lagi jika ia memiliki 5 kartu kredit, maka secara otomatis daya beli pun meningkat menjadi Rp. 60.000.000,-, enam kali lipat dari kemampuan sebenarnya. Pola seperti ini saya rasa sangat lumrah di masyarakat Indonesia sekarang.

Krisis di Amerika ditunjukkan dengan data bahwa di tahun 1952 disposable income (baca: pendapatan yang bisa dikeluarkan) setiap rumah tangga di Amerika adalah 40%. Artinya pembayaran cicilan hutang adalah 40% dibandingkan dengan pendapatannya. Sedangkan di tahun 2007, data yang sama menunjukkan bahwa disposable income-nya mencapai 133%. Artinya seluruh pendapatannya sudah tidak mampu membayar hutang. Dengan kata lain, hutang dibayar dengan hutang lagi. Gali lubang tutup lubang.

Pada tahun 2007, Amerika memiliki 2,56 billion USD hutang konsumen yang terdiri dari hutang kartu kredit, hutang mobil, hutang rumah, hutang jalan-jalan dan lain sebagainya. Jika nilai hutang tersebut ditukar dengan mata uang rupiah (contoh dengan standar nilai tukar 1 USD=Rp. 10.000,-) hasilnya senilai dengan Rp. 2,560,000,000,000,000,- atau Rp. 2.560 Trilliun. (Bandingkan dengan catatan bail out Bank Century sebesar Rp. 6,7 Triliun, Obligasi Rekap Bank-Bank di Indonesia sebesar Rp. 500 Trilliun).

When the Bubble Goes AwayMembicarakan masalah bubble (baca: gelembung atau busa), seperti halnya membuka sebotol minuman bersoda, busanya akan melimpah meluap keluar dari gelas. Namun, ketika busanya hilang, mungkin gelas anda hanya akan terisi separuhnya saja. Itulah yang terjadi dengan situasi ekonomi di tahun 2008.

Krisis atau lebih tepat disebut koreksi atas perekonomian Amerika dipicu oleh kegagalan bayar para debitor perumahan. Krisis sebenarnya sudah dimulai pada tahun 2007, ketika sebuah perusahaan pembiayaan besar American Home Mortgage menyatakan diri bangkrut. Para peminjam yang sebenarnya tidak layak diberi pinjaman ini (atau sub-prime mortgager) mulai gagal bayar sehingga muncul efek domino.

Dipenghujung tahun 2008, dunia dikejutkan dengan bangkrutnya Lehman Brothers, sebuah perusahaan investasi (investment bank) yang berusia ratusan tahun. Krisis pun mulai melanda hampir di seluruh belahan dunia. Gelembung pun perlahan mulai hilang.

The RescueKeputusan pemerintahan George Bush untuk tidak menyelamatkan (bail out) Lehman Brother ternyata berakibat fatal. Pasar Modal terjungkir, perekonomian dunia mulai goyah, tingkat kepercayaan menurun dan ekonomi Amerika tidak lagi mumpuni.

Belajar dari pengalaman tadi, dikucurkanlah program penyelamatan. Paket penyelamatan senilai 700 Milyar USD untuk diinjeksikan ke perekonomian dalam berbagai bentuk. Dana ini digunakan untuk menyelamatkan raksasa-raksasa keuangan seperti Citigroup, AIG, Fannie Mae & Freddy Mac, JP Morgan dan seterusnya. Jika tidak diselamatkan kekacauan mungkin akan menjadi tidak terkendali.

Bagaimana proses terjadinya bail-out tidak akan saya ceritakan, karena panjang dan mungkin akan jadi satu topik tersendiri (mungkin judulnya akan menjadi “When The Banks Falls”). Secara total di seluruh dunia estimasi kerugian yang diderita akibat krisis ini mencapai 60 trilliun USD. Ini misalnya akibat seseorang yang memegang surat hutang Lehman Brother tiba-tiba surat hutangnya menjadi tidak bisa dibayarkan. Atau seseorang yang memegang saham BUMI yang dibeli dengan harga Rp. 8.000,- kemudian harganya tinggal Rp. 500,- dan sebagainya.

60 Triliun USD Losses But the Money Is Not GoneDengan total kerugian sebesar 60 triliun USD, sebenarnya uang tidak hilang. Ada yang rugi (yang membeli saham BUMI sebesar Rp. 8.000,-), namun disisi lain ada yang diuntungkan (yang menjual saham BUMI di level harga Rp. 8.000,-). Jadi, nilai kerugian 60 triliun USD tidak hilang sama sekali, hanya berpindah tempat (kepemilikan).

Model penyelamatan (bail-out) yang dilakukan oleh Amerika ditiru oleh hampir semua negara; Inggris, Jerman, Jepang, Indonesia (dalam skala yang kecil, Bank Century). Diperkirakan ada 10 triliun USD yang diinjeksikan oleh seluruh bank sentral selama krisis. Di Amerika sendiri, paketnya mencapai USD 700 Millar.

What Is Bail Out Exactly?Prinsip proses bail-out adalah menyuntikkan dana kepada bank-bank bermasalah. Baik berupa modal ataupun pinjaman sementara. Suntikan modal dan pinjaman ini digunakan oleh bank-bank tersebut untuk menambal kerugiannya, sehingga bank menjadi sehat kembali dan bisa beroperasi secara normal.

Pertanyaannya adalah dari mana uangnya? Walaupun jalannya bisa memutar pada prinsipnya uang bail out datang dari dua sumber; pertama adalah dengan mencetak uang (print money), kedua adalah dengan meminjamkan uang yang tidak dimilikinya. Sumber lain yaitu dengan

mengalihkan belanja negara tidak praktis karena akan memperlambat perekonomian yang seharusnya terus digenjot. Setelah 1971, tidak ada peraturan ketat bagi suatu negara untuk tidak mencetak uang. Grafik di bawah ini mungkin bisa menjelaskan apa yang terjadi di Amerika saat ini.

Dari grafik tersebut di atas, bisa kita lihat bahwa sejak didirikannya Federal Reserve Bank pada tahun 1913 sampai dengan 2007, FED sudah mencetak uang sebanyak 825 miliar USD. Perhatikan grafik sejak tahun 1971 ketika Presiden Nixon melepas USD dari dollar. Jumlah uang yang beredar meningkat tajam. Ingat bahwa economic boom (baca: gunjangan ekonomi) di Amerika ternyata disebabkan oleh hutang dan banyak orang yang menjadi kaya karena inflasi. Banyak miliuner baru di Amerika yang disebabkan harga propertinya naik drastis dan kemudian menggunakan kenaikan harga propertinya sebagai equity (baca: hak

menurut keadilan, kewajaran) untuk membeli rumah kedua dan seterusnya. Yang menarik dari grafik di atas adalah bahwa sejak tahun 2007 (ketika krisis dimulai) kenaikan jumlah uang yang beredar naik eksponensial. Jika selama 94 tahun FED mencetak 825 Miliar USD, hanya dalam 2 tahun saja (2007-2009) FED menambah jumlahnya hampir dua kali lipat menjadi 1,700 Miliar USD.

Cara kedua untuk mendapatkan dana bail-out adalah dengan meminjamkan uang yang tidak dimilikinya. Cara ini agak beresiko dan meliputi teknik-teknik akunting yang canggih. Jika dijabarkan bahasan saya akan melebar, tapi kira-kira pengalaman dengan obligasi rekap bank-bank kita bisa menjelaskan mekanisme cara ini.

It ’s HyperinflationBaik dengan cara pertama, yaitu mencetak uang maupun cara kedua dengan meminjamkan uang yang tidak dimilikinya, keduanya memiliki karakteristik yang sama. Menambah jumlah uang tanpa menghasilkan output (baca: produksi).

Akal sehat saya mengatakan ini hiperinflasi. Kita pernah mengalami hal yang serupa di Indonesia ketika krisis me-landa pada tahun 1998. Jadi apa yang kita alami dulu, seka-rang dialami oleh Amerika. Jika anda masih ingat, ketika itu nilai tukar rupiah menurun drastis dari Rp. 2,500,- menjadi Rp. 15.000,- per 1 USD-nya ? Jadi kalau kita amati dari pen-galaman tadi, sangat mungkin kini yang terjadi adalah seba-liknya. (Bersambung)

Page 6: Money&I ed 1

8 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 9E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

Beliefs,The Power To Create, The Power To Destroy

Dari segala macam pembahasan mengenai kekayaan, mungkin inilah isu yang paling

mendasar, akar dari segalanya, keyakinan atau rasa percaya. Tindakan kita sebenarnya merupakan fungsi dari belief system yang ditanamkan dalam diri kita. Apa yang kita kerjakan dan apa yang tidak

semuanya merupakan cerminan dari apa yang kita yakini atau percayai dan apa yang tidak.

Brian Tracy dalam bukunya “Getting Rich Your Own Way” mengatakan, “salah satu alasan seseorang tidak menjadi kaya adalah karena tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa dia bisa menjadi kaya”. Kenapa tidak pernah terpikirkan? Karena ia lahir dari lingkungan yang biasa-biasa saja, pergi ke sekolah dan bergaul dengan teman-teman yang juga berasal dari keluarga biasa-biasa saja dan sebagainya. Sehingga ia merasa bahwa menjadi kaya bukanlah dirinya. Dan ia meyakini menjadi kaya adalah milik orang lain. “If you believe something is imposibble, it is imposibble for you to achieve that something”, demikian salah satu kutipan dalam buku Brian Tracy, dengan kata lain kutipan tersebut bermakna bahwa jika kita ingin mewujudkan apa yang kita kehendaki hal pertama yang harus kita lakukan adalah meyakini bahwa hal tersebut mungkin utuk diwujudkan.

Selama ribuan tahun tidak ada orang yang bisa berlari menempuh 1 mil (setara dengan 1,6 km) dalam waktu 4 menit. Hal tersebut dianggap mustahil dari segi fisik

seseorang. Orang pertama yang mampu mematahkan anggapan itu adalah Roger Bannister. Ia mampu berlari menempuh jarak 1 mil dengan catatan waktu 3,59 menit.Setelah semua orang yakin bahwa batasan waktu 4 menit mampu dicapai oleh manusia, ditahun-tahun berikutnya banyak pelari yang mampu berlari menempuh jarak 1 mil dengan batas waktu 4 menit. Saat ini, hampir semua atlit dapat melakukannya dengan sempurna.

Contoh kecil seorang Roger Bannister meyakinkan kita bahwa apa yang sebenarnya kita yakini akan menentukan tindakan-tindakan kita selanjutnya. Jika kita implementasikan dalam masalah keuangan, ada hal menarik yang patut anda cermati, yaitu keyakinan atau kepercayaan yang berputar di sekitar masalah keuangan dan kekayaan. Hal ini menjadi menarik karena sangat tercermin paradoksnya. Hampir semua orang jika diajukan pertanyaan apakah anda ingin menjadi kaya, secara sadar akan menjawab ‘ya’. Siapa yang tidak ingin kaya? Tentu semua akan menjawab ‘ya’ tanpa terkecuali. Akan tetapi cermati baik-baik apa kepercayaan yang ada dalam pikiran kita tentang uang?

“Uang adalah akar segala kejahatan”

“Orang kaya itu serakah”

“Orang kaya itu korup dan pelit”

“Menjadi kaya itu tidak spiritual”

Dan seterusnya dan seterusnya.Jika anda jujur mengakui, nilai-nilai tersebut di ataslah yang dominan berkutat dalam pikiran anda. Bagaimana pun juga hal tersebut muncul karena pengaruh budaya ketimuran kita. Saya katakan menjadi paradoks karena kita ingin kaya namun sistem kepercayaan yang telah tertanam dalam pikiran kita adalah membenci uang dan orang kaya. Hal yang paling sering terjadi adalah ketika kita menganggap

road towealth road towealth

menjadi kaya berarti serakah dan kita tidak ingin menjadi orang yang serakah. Maka tindakan-tindakan kita secara tidak sadar menyabotase kita agar tidak menjadi kaya. Saya tekankan disini secara bawah sadar. Tidak ada satu pun manusia normal yang secara sadar menyabotase dirinya agar tidak menjadi kaya.

Tindakan yang muncul bisa berupa tidak bekerja keras karena jika ia bekerja keras dan rajin ia akan mendapatkan promosi. Jika mendapatkan promosi maka ia akan menjadi kaya dan jika ia kaya ia akan menjadi orang yang serakah. Contoh lain adalah belanja berlebihan. Alasannya, jika dia berhemat maka ia akan menjadi kaya dan jika ia kaya, ia merasa hidupnya tidak terkesan spiritual. Masih banyak contoh lain yang dapat anda perhatikan disekeliling anda. Sehingga untuk mencapai hidup yang sejahtera, saran saya yang pertama adalah cek kembali sistem keyakinan anda. Jika keyakinan yang selama ini berputar dalam pikiran anda serupa dengan yang saya utarakan di atas maka ubahlah menjadi uang bukanlah akar kejahatan, uang dapat digunakan sebagai alat kebaikan dan bahwa orang kaya adalah seorang yang dermawan. Lihatlah sekeliling anda untuk mencari profil contohnya bahwa penderma-penderma terbesar di dunia adalah orang-orang kaya. Bukankah menjadi kaya juga merupakan bagian dari iman? Tidak ada kaum du’afa atau fakir yang dapat kita bantu jika kita dalam keadaan serba sulit atau bahkan bangkrut.

Saya percaya dengan melatih diri anda secara konsisten ter-hadap sistem kepercayaan baru yang dapat membangkitkan semangat baru maka secara sadar tindakan-tindakan anda akan semakin terbenahi. Sehingga anda tidak akan tersesat dalam perjalanan anda menuju hidup yang sejahtera. (Ilustrasi: Yana, Ramon)

Alex P. ChandraDirektur utama

BPR Lestari

Page 7: Money&I ed 1

10 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 11E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

economicfocus

Berdasarkan analisa Bank Indonesia Denpasar, perekonomian Bali dalam tahun 2010 mendatang

masih akan meneruskan kegairahan yang dicapai pada tahun 2009. “Bali, ekonomi rakyatnya relatif kuta. Kami tetap optimis ekonomi Bali di tahun 2010 akan tetap kuat,” tegas Pemimpin Bank Indonesia Jeffrey Kairupan. Selama tahun 2009, ekonomi Bali menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Hingga triwulan ke-3 di tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 4,17 persen. “Sebagian besar pertumbuhan ekonomi Bali di ditopang oleh sektor UMKM,” tambah Jeffrey.

Keberadaan sektor UMKM di Bali menjadikan ekonomi Bali menjadi kuat karena ditopang ekonomi kerakyatan. Ekonomi Bali yang ditopang oleh bisnis pariwisata, membangun sebuah multiplier effect yang sangat bagus karena digerakkan oleh UMKM. Dilihat dari penyaluran kredit perbankan di Bali, sektor UMKM menguasai sebanyak 80 persen. Sebagian besar diantaranya bahkan usaha kecil, dengan sebagian kecil usaha menengah. Hal ini memberi multiplier effect yang luar biasa bagi perekonomian masyarakat Bali. “UMKM stabil. Ada krisis nggak ada krisis, kayaknya dia anti hujan anti panas,” tambahnya.

Perekonomian Bali 2010 masih dibalut optimisme. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi basis ekonomi yang menguatkan Bali.

Optimisme Bali 2010

Perekonomian Bali memiliki keunikan yang luar biasa dibandingkan daerah lain di Indonesia. Di Kalimantan Timur misalnya, perekonomian sangat ditopang batubara dan kelapa sawit yang notabene dikelola penuh investor-investor besar. Demikian juga yang terjadi di Papua yang memiliki kekayaan emas, namun dikelola Free Port.

“Kalau kita lihat pertumbuhan produk domestik regional bruto di Papua sangat besar, sampai 15 persen. Tetapi coba kalau angka Free Portnya dikeluarkan, sisanya cuma 2 persen,” ujar Jeffrey. Kondisi tersebut sangat berbeda dibandingkan Bali. Sebagian besar industri pariwisata dan pendukungnya merupakan milik rakyat. “Maka multiplier effect dari perkembangan pariwisata di Bali luar biasa. Kalau di tempat lain banyak orang kaya, tapi banyak miskin. Kalau di Bali, merata. Tidak ada ketimpangan besar antara masyarakat yang miskin dan yang kaya,” ujarnya.

Oleh Ni Komang Erviani

Page 8: Money&I ed 1

12 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 13E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

economicfocuseconomicfocusKredit perbankan di Bali sampai triwulan ke-3 tahun 2009 sudah mencapai Rp. 18 triliun, naik sekitar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2008. Kenaikan ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit nasional yang baru menyentuh angka kenaikan sekitar enam persen. “Angka pertumbuhan kredit perbankan nasional baru 6 persen. Untuk capai 10 persen saja sudah susah. Padahal target nasional 20 persen. Dan Bali dapat mencapai itu,” ujar Jeffrey.

Sebagai informasi, total pengeluaran kredit perbankan di Bali selama tahun 2008 lalu tercatat Rp. 25 triliun. Jumlah tersebut turun dibandingkan angka tahun 2007 yang mancapai Rp. 30 triliun. “Penurunan kredit di tahun 2008 merupakan dampak dari krisis di akhir tahun. Namun di tahun 2009 ini kuat. Optimisme di 2010 akan makin menguat,” tegasnya.

Struktur kredit perbankan di Bali masih didominasi oleh konsumsi dan modal keja. “Kredit investasi di Bali memang tidak terlalu besar. Tetapi tidak tertutup kemungkinan kredit konsumsi itu digunakan sebagai modal kerja dan inveestasi,” demikian Jeffrey.

Kekuatan UMKM bagi ekonomi Bali juga membuktikan betapa UMKM justru jadi faktor penguat ekonomi. Hal ini terlihat dari angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan di Bali sangat rendah, yakni kurang dari 2 persen. Rendahnya total NPL disebabkan oleh sektor UMKM. Padahal total NPL dari kredit-kredit besar yang jumlahnya hanya 20 persen dari total kredit, mencapai lebih dari 3 persen. “Ini membuktikan UMKM jauh lebih kuat,” tambahnya.

merupakan basis ekonomi yang akan menguatkan. Ia mencontohkan negara maju Swiss yang tetap memberi perhatian khusus pada sektor pertanian. Hal serupa juga dilakukan oleh Jepang. “Sektor primer ini (pertanian) harus karena menjadi sendi mendasar. Ini PR besar kita di tahun 2010 mendatang,” ujarnya.

Sedangkan sektor pertanian memberi kontribusi yang sangat kecil, yakni hanya sekitar 10 persen. Rendahnya kontribusi sektor pertanian ini, menurut Jeffrey, menjadi pekerjaan rumah yang penting bagi Bali. Pasalnya, ketergantungan Bali pada produk pertanian dari luar Bali menimbulkan kerentanan ekonomi. Sebanyak 60-70 persen produk pertanian yang beredar di Bali, seperti buah-buahan, masih didatangkan dari Pulau Jawa, Pulau Nusa Tenggara Barat, bahkan luar negeri. “Kalau mendadak pengiriman terhambat karena ombak atau kendala-kendala lain, maka akan memicu terjadinya inflasi. Ini tidak baik bagi Bali,” tegasnya.

Selain pengeluaran kredit oleh 43 bank umum dan 152 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), ekonomi Bali juga ditopang oleh penyaluran kredit Lembaga Perkreditan Desa - sebuah lembaga keuangan yang dikelola secara tradisional oleh desa adat. Meski hanya dikelola di tingkat desa, namun pengeluaran kredit oleh lembaga yang berada di luar sistem perbankan ini tergolong sangat besar. Total pengeluaran kredit LPD dI Bali mencapai rata-rata Rp. 2 triliun setahun. Jumlah ini bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan total pengeluaran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) se-Bali yang hanya sebesar Rp. 1,5 triliun.

Angka penyaluran kredit perbankan dibandingkan dana pihak ketiga (loan to deposit rate/LDR) Bali mencapai 58 persen. Jeffrey mengakui angka LDR tersebut cenderung terlihat kecil, Namun hal itu menurutnya terjadi karena jumlah dana pihak ketiga yang diterima perbankan di Bali relatif tinggi, yakni mencapai Rp. 35 triliun. Dengan jumlah penduduk Bali sebesar 3,5 juta orang, dapat diasumsikan setiap orang memiliki rata-rata Rp. 10 juta orang. “ini angka yang cukup besar, dibandingkan Sulawesi Utara misalnya, dana pihak ketiga tidak sampai separuhnya: memang banyak duit di sini (Bali),” tegasnya.

Efek kesejahteraan dari struktur ekonomi Bali tergolong sangat besar. “Semua uang masuk ke masyarakat,” tandasnya. Secara sektoral, ekonomi Bali terutama didorong oleh perdagangan hotel restoran. Sekitar 80 persen perekonomian Bali ditopang sektor perdagangan hotel dan restoran.

Jeffrey menegaskan, pertanian merupakan basis sebuah perekonomian yang sangat penting. Apalagi dengan banyaknya turis yang datang ke Bali, maka kebutuhan Bali atas hasil-hasil pertanian untuk konsumsi sangatlah besar. “Ini PR besar bagi kita semua untuk lebih banyak fokus ke pertanian,” tambahnya.

Sektor perikanan juga dikatakan sebagai potensi besar Bali yang belum tergarap. “Bali dikelilingi laut. Jadi agenda besar kedepan untuk kita adalah lebih fokus pada sektor pertanian dan perikanan,” tandasnya. Menurut Jeffrey, pertanian

Pengamat sektor pertanian dari Universitas Udayana Dewa Ngurah Suprapta menegaskan pengembangan sektor pertanian harus didukung oleh kebijakan-kebijakan khusus dari pemerintah. “Setidaknya harus ada insentif bagi para petani ataupun investor yang akan membangun sektor pertanian di Bali,” tegasnya. Ditegaskan Suprapta, realitas pertanian Bali masih sangat besar. Jumlah petani di Bali saat ini masih mencapai sekitar 600 ribu orang. Jumlah itu jauh menurun dibandingkan sebelumnya, karena banyaknya petani yang beralih profesi menjadi pegawai hotel, restoran, dan industri pendukung pariwisata lainnya.

Perubahan struktur ekonomi ke sektor pariwisata itu, menurit Suprapta, juga dipicu oleh kesalahan pembangunan ekonomi Bali. “Sebenarnya tidak harus semua daerah mengembangkan pariwisata. Sektor pertanian sebagai basis harus benar-benar digarap serius,” tegas Suprapta. Bali, kata Suprapta, memiliki berbagai potensi pariwisata yang besar. Ia mencontohkan produk kopi, kakao, dan lain-lainnya. “Produk-produk pertanian Bali dikenal sangat unggul. Ini harus dibangun dengan optimal,” tegasnya. (Foto: Yana)

Page 9: Money&I ed 1

14 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 15E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

the inter view :peoplethe inter view :people

Jeff Kristanto

Oleh Ari Mustikawati

Mengejar ‘Equal Opportunity’ Bagi Para Penyandang

Cacat

Survey dari 9 propinsi di Indonesia sebanyak 299.203 jiwa yang dilakukan PT. Surveyor Indonesia awal tahun 2009 membuktikan bahwa 10.5% dari penduduk Indonesia adalah penyandang cacat yang mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Sekitar 67,33% penyadang cacat dewasa tidak mempunyai keterampilan dan pekerjaan. Jeff Kristanto adalah salah satu tokoh di Bali yang mengabdikan diri untuk memperkecil persentase tersebut. Setidaknya untuk Propinsi Bali.

Lain halnya dengan para pengusaha di Bali yang terso-hor melalui produk-produk dan outlet-outlet usahanya

yang tersebar dihampir semua pelosok Bali, Jeff Kristanto lebih dikenal melalui dedikasinya dalam kegiatan sosial para penyandang cacat di Bali. Dalam kesehariannya, Jeff Kristanto adalah pengusaha sukses yang bergerak dibidang usaha kerajinan tangan dibawah bendara Asia Line yang te-lah ia dirikan sejak 8 tahun silam. Produk-produk Asia Line dikerjakan secara khusus di Jawa dan Bali, dan dipasarkan luas ke mancanegara khususnya Eropa dan Australia. Un-tuk menambah wawasan dan memperluas jaringannya, ia aktif dalam organisasi yang digagas oleh para pengusaha Bali yang diberi nama BEDO (Bali Export Development Or-ganization). Melalui BEDO inilah pada akhirnya tercetus ide program sosial bagi penyandang cacat di Bali dalam men-ingkatkan taraf hidup dan derajat mereka. Berikut hasil wa-wancara Money & You bersama Jeff Kristanto untuk menge-nal sosoknya dan program sosialnya lebih jauh lagi:

Kapan tepatnya dan inisiatif siapakah BEDO berdiri?

BEDO berdiri 3 tahun yang lalu atas inisiatif pengusaha-pengusaha di Bali yang pada saat itu menjadi peserta train-ing entrepreneurship (pelatihan usaha) yang diadakan oleh Euro Bali, sebuah LSM milik Eropa di Bali, bekerja sama den-gan CBI dan BPEN (Badan Pengembang Export Nasional) khusus bagi negara-negara berkembang, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan UKM di Indonesia.

Kegiatan apa saja yang di lakukan oleh BEDO?

BEDO sebenarnya mengimplementasikan kegiatan-kegia-tan yang kami dapat melalui ‘Training Entrepreneurship’ Euro Bali dengan tujuan kegiatan positif seperti ini dapat terus berlanjut. Kami melakukan pelatihan beberapa kali dalam setahun, mengadakan pertemuan bulanan sebagai wadah temu muka antar angggota dimana kami bisa membahas dan bertukar pikiran mengenai trend produk terbaru dan efesiensi produksi. Selain itu kami juga mengadakan lomba design dan pengadaan pameran untuk membantu proses pemasaran anggota-anggotanya.

Apakah organisasi ini bersifat terbuka bagi umum?

Ya tentu saja, semua pengusaha dan designer di Bali atau dari kota-kota mana pun di Indonesia kami persilahkan un-

tuk mendaftarkan diri sebagai anggota BEDO. Saat ini ang-gota kami telah berjumlah 60 orang.

Bagaimana awal mulanya BEDO mencetuskan program sosial bagi penyandang cacat ini?

Awalnya, ketika saya menjalankan usaha Asia Line, saya tergerak untuk mempekerjakan para penyandang cacat di rumah produksi saya. Saya percaya, para penyandang cacat memiliki kemampuan dan etos kerja yang sama sehingga layak untuk mendapatkan kesempatan yang sama pula. Setelah berjalan selama beberapa tahun, Yayasan sosial mi-lik Belanda – VSO yang berpusat di Renon menghubungi saya dan kami sepakat untuk mengadakan program sosial khusus bagi para penyandang cacat yang berdomisili di Bali bersama-sama dengan BEDO. Kami ingin semua penyan-dang cacat dapat dilatih secara profesional agar siap terjun dalam dunia kerja; memiliki kesempatan yang sama dan akhirnya dapat meningkatkan derajat dan kesejahteraan hidup mereka kelak.

proses belajar mengajar berlangsung sehingga para peserta dapat menginap di sana. Itu sangat memudahkan mereka karena kemampuan mobilitas mereka sangat terbatas. Ken-dala lain datang dari luar, masih banyak orang tua yang berpusar pada paradigma rasa iba jika melihat anak atau anggota keluarga lainnya yang penyandang cacat untuk bekerja. sehingga para penyandang cacat menjadi sangat bergantung kepada keluarga. Ada baiknya jika setiap kelu-arga bersikap sewajarnya dan memberikan motivasi untuk hidup mandiri. Jika keluarga yang menjadi tempat mereka bergantung sudah tidak ada, bagaimana dengan masa de-pan mereka kalau mereka tidak bisa mandiri, itu yang ingin kami himbau.

Harapan anda kedepan atas program sosial ini?

Selama beberapa periode sesi pelatihan yang telah kami gelar, saya cukup senang bahwa 10 dari 40 peserta penyan-dang cacat telah mendapatkan pekerjaan yang layak dan sukses berwirausaha. Saya berharap kedepannya, jumlah peserta bertambah dan semakin banyak para pengusaha yang bersedia memberikan kesempatan yang sama dalam mendapatkan lapangan pekerjaan bagi penyandang ca-cat. Kami ingin mereka diterima dilingkungan profesional, dipekerjakan sesuai dengan kemampuan dan kemauan mereka. (Foto: Ramon)

BiodataNama lengkap : Jeff Kristanto IskandarsjahDomisili : Jimbaran BaliStatus : Belum menikahKeluarga : Anak ke-9 dari 9 bersaudara dalam keluarga

sederhana.Orang yang paling berpengaruh dalam hidup:

Orang tua yang sejak dulu menanamkan prinsip bahwa pendidikan adalah modal utama untuk meningkatkan derajat hidup anak-anaknya.

Riwayat pendidikan :

Sarjana Interior Design Universitas UdayanaPekerjaan : •Designer&OwnerCV.ASIALINE,home

décor & craft for export •KetuaBEDO(Baliexportdevelopment

organisation periode 2006-2009) •WakilKetuaBaliCreativeCommunity •SocialCoordinatorBEDO2009–2011 •MitraKerjaVolounterServiceOverseasMoto hidup : Tidak ada yang kebetulan dalam hidup,

semua pasti indah tepat pada waktunya. (dalam berwirausaha) Belajar dari kesalahan orang lain jauh lebih murah dari pada kesalahan sendiri.

Bagaimana realisasi program sosial ini?

Sejak program ini berjalan kurang lebih 2 tahun, kami telah melakukan pelatihan intensif selama 2 periode dalam 1 ta-hun. Setiap periode, program intensif yang berjalan selama kurang lebih 3-4 bulan, para peserta akan dibekali dengan berbagai ilmu yang berguna bagi mereka untuk mendap-atkan pekerjaan atau pun memulai berwirausaha, antara lain kelas psikologi, kemampuan dasar Bahasa Inggris, kom-puter, ketrampilan khusus, manajerial sampai dengan sis-tem pemasaran bagi yang berminat berwirausaha mandiri. Semua diajarkan oleh sukarelawan ahli yang datang dari dalam maupun luar negri.

Bagaimana segi pendanaan? Kendala apa saja yang di-hadapi?

Karena program ini sifatnya sosial, kami mutlak mengand-alkan donasi dari beberapa instansi swasta dan yayasan-yayasan yang berkecimpung di dalamnya seperti VSO, Yak-kum, Senang Hati dan Bunga Bali. Kendala yang kami hadapi adalah kurangnya tenaga sukarelawan yang jumlahnya tidak sebanding dengan para peserta yang tiap tahun terus ber-tambah. Selain itu, kami juga membutuhkan asrama selama

Page 10: Money&I ed 1

16 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 17E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

Merintis dari Desa, Menjangkau Dunia

l iving thesucessfulbusiness l iving thesucessfulbusiness

Putu Sudiarta

Oleh Ni Komang Erviani

Bermula dari sebuah ruang sempit di desa asalnya, Desa Singapadu Kabupaten Gianyar Bali, Putu Sudiarta (34

tahun) kini telah menyebarkan software aplikasi komputer buatannya untuk lembaga-lembaga pendidikan, perkan-toran dan bisnis ke seluruh dunia.

PT. Bamboomedia Cipta Persada, demikian nama perusa-haan yang dirintis Sudiarta sejak tahun 2002 lalu itu. Perusa-haan penyedia berbagai software aplikasi komputer itu kini berkantor di sebuah rumah toko berlantai dua di Jalan Mer-deka Renon Denpasar, sebuah kantor yang tergolong cukup mewah dibandingkan ketika awal ia merintis usahanya itu di Desa Singapadu. ”Saya tidak pernah menyangka akan bisa sampai di sini,” tegas Sudiarta.

Sudiarta menunjukkan sebuah lemari kecil di ruang ker-janya. Lemari itu berisi beberapa disket, telepon rumah, bro-sur-brosur, CD, kabel internet, beberapa buku serta sebuah hairdryer. “Ini kami sebut memorial box. Dari sinilah Bam-boomedia berdiri sampai menjadi seperti sekarang,” ujarnya pria kelahiran 7 Januari 1975 itu.

Barang-barang tersebut yang mengawalinya menjadi terk-enal di dunia teknologi informasi. Ia sendiri pun tak men-yangka bisa sebesar sekarang dan banyak orang-orang dari luar Bali mengunjunginya karena rasa penasaran mereka tentang sosok yang berada dibalik Bamboomedia.

Bahkan, ia tak membayangkan produknya bisa tersebar. Bagaimana tidak? Ketika berdiri tahun 2002 lalu, Putu Su-diarta tak sungkan mengemas compact disk dengan plas-tik yang dipanaskan dengan hairdryer. “Sekarang, semua produk dikemas dengan mesin, tak manual lagi dengan hairdryer,” ungkap Sudiarta sambil tertawa.

Siapa yang menyangka, kini produk software Bamboomedia sudah digunakan oleh sekitar 30.000 perusahaan kecil dan menengah. Sebanyak sekitar 200 aplikasi bamboomedia juga sudah disebarkan ke mancanegara

Sebelum merintis usahanya, lulusan jurusan Informatika STIKOM Surabaya, Jawa Timur sempat bekerja di sebuah perusahaan di Surabaya. Namun ia kemudian memutuskan kembali ke Bali dan membangun tanah kelahirannya. Se-lanjutnya bersama seorang adik serta seorang temannya, ia menggalang kekuatan menembus pasar dengan menjual beberapa aplikasi yang sudah disusun secara mudah untuk dicerna dan diikuti tanpa merasa digurui.

Bermodalkan dana sekitar Rp.50 juta dan sebuah ruangan kecil di kampung halamannya, Sudiarta mulai menggali potensinya. Sejak 2002 hingga sekarang ia pun sudah bisa menyabet beberapa penghargaan edukasi untuk produk-produknya khususnya aplikasi untuk anak-anak mulai usia 6 bulan.

B i o d a t aNama lengkap : Putu SudiartaLahir : 7 Januari 1975Pendidikan : S-1 Informatika Stikom SurabayaIstri : Ida Ayu Putri Widiastuti (27 tahun)Anak : Putu Diahloka Mahaputri (3 tahun)Pekerjaan : •DirekturPTBamboomediaCipta

Persada, 2002-kini •StafInternetNetworking&Pengajar

Stikom Surabaya (sebelum 2002)Penghargaan : •2006:e-LearningAward2006,

Educational Software Developer, Depdiknas

•2007:SilpakaraNugraha,RisetIndustri& Added Value, Gubernur Bali

2008: •e-LearningAward2008,Educational

Software Developer, Depdiknas • IndonesiaICTAward2008,e-Business

KUKM, Depkominfo •MICSA2008,ConsumerSatisfaction,

majalah Eksekutif •NomineAPICTA2008,AsiaPasific

Software Contest

Dalam membangun bisnisnya, Sudiarta berprinsip tak mau mencari keuntungan semata. Itu sebabnya Bamboomedia Cipta Persada dikenal sebagai perusahaan penyedia soft-ware dengan harga yang terjangkau bagi kalangan menen-gah kebawah. Intinya, perusahaan ini hanya mementingkan pendidikan dan bagaimana aplikasi ini bisa menyebar secara benar, baik, mudah, dan murah tanpa batas.

Putu Sudiarta hanya menjual CD aplikasinya itu mulai harga Rp 25.000 hingga Rp 300.000 per kepingnya. Tidak berhenti sampai disitu, aplikasinya pun boleh diakses oleh siapa pun dari sekeping CD hanya dengan mendaftar atau membayar sejumlah uang sesuai harga CD tanpa harus datang ke kan-tornya. Dan yang pasti tak pernah ada kata ketinggalan ja-man.

“Kami ingin siapa pun bisa mudah untuk belajar meski jar-aknya jauh sekalipun dari sini (Bali-red). Buktinya, kami memiliki pelanggan di daerah Papua hanya dengan mengir-imkan pesan singkat untuk mendapatkan nomor regristasi dan transfer uang. Satu CD bisa dipakai berulangkali,” jelas-nya.

Untuk mengejar atau menyamai perkembangan teknologi dunia, ia dibantu temannya yang berada di Amerika Serikat.

Temannya, rutin memberikan info-info teknologi yang ten-gah berkembang.

Saat ini Bamboomedia mampu menggaet Microsoft dan In-tel menjadi mitra kerja dan sudah menghasilkan sekitar 200 program terdiri dari program perkantoran, programming, grafis, games, software pendidikan untuk anak-anak, inter-net dan web, pendidikan untuk siswa dan guru sekolah. Dari hanya 5 orang karyawan, Sudiarta kini telah mempekerja-kan sebanyak 30 karyawan. Dari jumlah itu, 16 diantaranya adalah tenaga kreatif yang bisa bertambah 5 sampai 10 orang bila tengah membuat sebuah program.

Berbagai penghargaan juga telah diraih. Diantaranya e-Learning Award 2006, Educational Software Developer dari Departemen Pendidikan Nasional, Silpakara Nugraha, Riset Industri & Added Value 2007 dari Gubernur Bali, e-Learning Award 2008 Educational Software Developer dari Depdik-nas, Indonesia ICT Award 2008 e-Business KUKM Depkom-info, dan lainnya.

Kesuksesan tak mau membuat Sudiarta puas begitu saja. Bapak satu anak ini terus bertekad untuk menyebarkan pen-didikan dengan teknologi informasi ke masyarakat. Kini ia tengah merintis Singapadu Project, sebuah proyek inovasi teknologi internet berupa e-Learning Live, Mini Facebook for Kids Education, dan Longlife Bussiness. Nama proyek sen-gaja diambil dari nama desa seni, tempat Sudiarta memulai usahanya di tahun pertama. “Project ini kami harapkan bisa menjadi pondasi inovasi untuk tahun 2010-2015,” tegasnya. (Foto: Ramon, Gabe)

Page 11: Money&I ed 1

18 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 19E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

growths trategiesgrowths trategies

Memilih Orang

Yang Tepat

Kurang lebih dua bulan lalu kami kedatangan pelang-gan yang sedang mengalami masalah dengan rekanan

bisnis. Ia bercerita bahwa ia sudah teramat pusing dengan ulah rekanan bisnisnya tersebut. Muncul berbagai masalah dari pembayaran yang tidak ada rincian atau tidak sesuai dengan kesepakatan, kesepakatan penyetoran modal yang tidak dipenuhi dan yang terakhir adalah penarikan dana un-tuk pembayaran ke supplier yang dihambat, sehingga dia terus-terusan dikejar oleh supplier.

Kemudian setelah bercerita, ia bertanya? “Bagaimana ya mengatasi masalah ini dan Bagaimana caranya agar rekanan bisnis saya tersebut berhenti membuat masalah?”

“Kalau rekanan bisnis ibu (pelanggan tersebut, red.) kerap menimbulkan masalah baik dengan ibu atau pihak lain,

“The best people don’t need to be managed - Guided, taught, lead, yes, but not tightly managed.”

satu hal yang harus ibu lakukan adalah selesaikan sece-patnya masalah ini dan jangan bekerjasama lagi dengan orang tersebut. Karena sumber permasalahannya ada pada rekanan bisnis ibu, ada pada karakternya. Ibu telah salah memilih rekanan bisnis, salah memilih orang yang tepat untuk dijadikan rekanan bisnis!”, demikian saran yang kami utarakan.

Hal yang sebenarnya terjadi pada ibu tadi adalah kesalahan dalam memilih orang yang tepat untuk diajak bekerjasama. Dan tentang memilih orang yang tepat adalah tantangan bagi kita semua, termasuk bagi perusahaan yang akan merekrut karyawan baru.

Bank kami (BPR Lestari, red.) pun pernah salah memilih orang yang tepat untuk bergabung sebagai karyawan. Kami

benar menilai kompetensi tetapi salah menilai karakter orang tersebut. Hal yang terjadi selanjutnya adalah karya-wan tersebut memiliki agenda pribadi yang tidak sejalan dengan agenda perusahaan.

Bukan hanya tidak sejalan, karyawan tersebut juga melaku-kan tindakan yang tidak terpuji sehingga merugikan pe-rusahaan. Karena posisi dari karyawan tersebut merupakan manajer dari sebuah unit bisnis maka kerugian yang muncul tidaklah kecil. Kerugian yang timbul berupa anggota tim dari bisnis unit yang patah semangat dan tidak percaya terha-dap pimpinannya. Kemudian berpengaruh terhadap kinerja

kerja yang rendah dari bisnis unit tersebut, sampai dengan timbulnya masalah internal tim. Hasil akhir bisa ditebak, tim beserta unit bisnisnya berantakan. Dengan amat terpaksa kami meminta orang yang bersangkutan untuk mengun-durkan diri dengan alasan bahwa dia bukanlah orang yang tepat untuk kami dan perusahaan kami pun tidak tepat un-tuknya.

“Memilih orang yang tepat lebih didasarkan kepada karakter bukan kompetensi atau skills”.

Kami belajar dari pengalaman dan buku “Good to Great” karya Jim Collins, bahwa orang yang tepat bukan dinilai dari kompetensi atau keterampilannya saja, tetapi juga dari karakter individu tersebut. Karakter-karakter tersebut seperti: apakah calon karyawan tersebut memiliki perilaku

yang baik? Sesuai dengan nilai-nilai perusahaan kita? Apakah karyawan tersebut memiliki motivasi kerja yang bagus? Dan masih banyak lagi.

Apabila kita sudah benar memilih berdasarkan karakternya maka setelah kita pekerjakan, yang perlu kita lakukan han-yalah memberinya pelatihan dan didikan. Seiring dengan waktu karyawan tersebut pun akan berkembang.

Akan tetapi, bila kita salah menilai, sehingga karyawan den-gan karakter yang tidak baik yang andapilih. Maka yang muncul selanjutnya adalah masalah demi masalah yang berkepanjangan. Kita akan disibukkan dengan kegiatan

mengawasi karyawan-karyawan yang berkarakter tidak baik dan kegiatan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak semestinya terjadi.

Yang lebih parah lagi, kita akan membuat peraturan-perat-uran serta prosedur baru yang semestinya tidak diperlukan hanya untuk menjaga resiko-resiko yang mungkin timbul dari tindakan karyawan-karyawan yang berkarakter tidak baik ini. Dengan kata lain kita membuat peraturan untuk semua orang hanya dikarenakan oleh orang-orang yang berkarakter tidak baik.

Jadi, memilih rekanan bisnis dan karyawan prinsipnya sama. Kita harus memilih orang yang tepat dan orang yang tepat lebih didasarkan pada penilaian karakter. (Ilustrasi: Yana)

Made Wenten B.Kabid Support& OperationBPR Lestari

Page 12: Money&I ed 1

20 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 21E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

smal lb izhomebiz smal lb izhomebiz

Bambu Menghidupi Desa BelegaOleh Ni Komang Erviani

Bambu di mana-mana. Begitulah kesan yang muncul ketika memasuki Desa Belega, sebuah desa kecil di

Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Provinsi Bali, sekitar 30 kilometer dari Kota Denpasar. Toko-toko kerajinan, mebel dan furnitur dari bambu, menjadi pemandangan yang mengakrabi sepanjang jalan desa. Lalu lalang masyarakat desa membawa bambu menjadi pemandangan yang biasa.

Bambu merupakan nafas kehidupan di Desa Belega. Seti-daknya itulah yang dirasakan Made Wijaya (42 tahun). Bam-bu sudah menjadi tumpuan hidup Wijaya dan keluarganya sejak puluhan tahun lalu. Ia meneruskan usaha warisan kakeknya almarhum I Wayan Jarsa atau biasa dikenal se-bagai Pak Mangku yang dirintis sejak tahun 1970-an.

“Saya hidup dari bambu. Sejak kecil saya dibesarkan dari usaha bambu,” tegas Wijaya. Ia merupakan penerus generasi ketiga dari usaha bambunya.

Sang kakek, I Wayan Jarsa, menjadi salah satu perintis sentra industri bambu di Desa Belega. Ketika itu, Jarsa bersama tiga orang tetangganya berkreasi dengan bambu yang banyak tumbuh di desa mereka. Usaha mereka ternyata menda-pat respon yang baik dari wisatawan asing yang ketika itu banyak datang ke Desa Bone, desa tetangga, yang ketika itu ramai dikunjungi wisatawan asing untuk menyaksikan pertunjukkan tari tradisional kecak. Respon yang baik dari wisatawan, membuat mereka terus berkreasi dengan bam-bu. Mereka bahkan berburu pengalaman mengkreasikan bambu hingga ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, dua daerah yang telah sukses mengembangkan bambu.

Usaha itu tak sia-sia. Mengolah bambu dan berkreasi den-gan tanaman jenis rumput raksasa itu menjadi virus yang menyebar cepat di kalangan warga Desa Belega. Warga Desa Belega yang sehari-hari menjadi petani, memiliki aktivitas tambahan yang menghasilkan rupiah lumayan. Pada masa keemasannya di tahun 80-an hingga 90-an, hampir seluruh penduduk sekitar Belega yang berjumlah tidak lebih dari 10.000 kepala keluarga itu piawai sebagai perajin bamboo, baik pria maupun wanita.

Pesanan ekspor pun berdatangan ke Belega. Pesanan da-tang dari berbagai negara seperti Australia, negara-negara di Eropa dan Amerika. Kerajinan bambu Belega dikenal hingga ke mancanegara karena kerapihannya. Sepintas, bentuk dan model mebel bambu Belega memang tidak ber-beda dengan buatan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Namun

kerajinan bambu Belega masih dibuat secara tradisional dengan tangan. “Kakek saya menurunkan resep khusus hasil temuannya sendiri bagaimana cara bambu bisa terpasang cantik serta awet,” ujarnya.

Untuk memenuhi permintaan yang membludak, para pera-jin bambu Belega bahkan harus mendatangkan bambu dari luar Belega. “Di sini (Belega) sulit nyari bambu bagus,” ujar Wijaya. Bambu-bambu yang diolah di Belega didatangkan dari wilayah Kabupaten Bangli Bali dan Malang Jawa Timur.

Tahun keemasan usaha bambu Belega mulai memudar seir-ing krisis moneter 1998. Diikuti dengan peristiwa ledakan bom di Bali tahun 2002 dan 2005 menjadikan nilai ekspor bambu semakin tidak menentu. Tak heran jika sebagian be-sar warga Desa Belega mulai beralih ke mata pencaharian lain, seperti menjadi karyawan hotel atau restoran dan men-jadi urban di Kota Denpasar.

Namun hingga kini, bambu masih menjadi tumpuan hidup bagi Wijaya dan keluarga, juga sebagian besar warga Desa Belega lainnya. Dari rumah yang sekaligus tempat kerja dan showroomnya, Wijaya terus berupaya mengembangkan us-aha warisan keluarganya. “Sekarang tantangannya semakin besar. Untuk bisa bertahan saja, sudah bagus,” tegasnya.

Kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu cukup meng-goyang bisnis bambu Desa Belega. Krisis yang terjadi di Amerika Serikat beberapa waktu lalu misalnya, cukup men-

gagetkan Wijaya. Pasalnya, pesanan sebanyak 200 unit ker-ajinan bambu berupa kursi, meja, dan lemari, batal dikirim ke Eropa karena pembatalan sepihak dari pembeli. Padahal belum sepeserpun dana diterima Wijaya. “Selama ini kami pakai modal percaya. Karena sudah pelanggan tetap, jadi mereka tidak bayar uang muka,” keluh Wijaya.

Akibat pembatalan sepihak itu, tumpukan mebel kini menggunung di rumahnya. “Ini risiko dagang tanpa perjanjian dan hanya didasari kepercayaan. Nilai pesanan sekitar Rp 200 juta pun melayang,” ujarnya lemah. Ironisnya, di tengah kondisi tersebut, serbuan investasi asing yang menjadi pesaing berat bagi perajin lokal semakin mempersulit para pengrajin. Sejumlah investor asing membuka usaha serupa di Desa Belega. “Ya, pasti mereka menjadi pesaing berat kami. Akses mereka pasti lebih kuat. Sedangkan kami mengandalkan kenalan, tamu yang datang. Saya pernah mencoba berpromosi lewat internet, tetapi hasilnya nihil,” tandas Wijaya.

Meski demikian, Wijaya tegas menyatakan akan tetap ber-tahan meneruskan usaha keluarganya, meski hingga kini hanya tersisa sekitar 50 keluarga yang masih bertahan den-gan usaha kerajinan bambu. Salah satu usaha Wijaya yakni dengan lebih berkreasi. “Sekarang mulai mencoba perpadu-an bambu dengan bahan-bahan lain seperti kayu, jadi lebih mengikuti tren. Saya tetap optimis kerajinan bambu Belega tidak akan pernah punah,” ujarnya. (Foto: Ramon, Gabe)

Page 13: Money&I ed 1

22 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 23E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

greenbusiness greenbusiness

Eco Bali: Bisnis pengelolaan sampahOleh Ari Mustikawati

Menyadari hal ini, pemerintah daerah terus meng-upayakan penanggulangan sampah dengan mem-

perluas tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada di Bali. Terlepas dari peranan pemerintah tersebut dengan kesadaran penuh terhadap lingkungan, beberapa pihak swasta turut ambil bagian dengan caranya sendiri. Salah satu pihak swasta yang berperan cukup besar adalah Eco Bali. Eco Bali adalah perusahaan swasta (bukan LSM) yang berger-ak dibidang pengumpulan sampah non-organik bagi pelang-gan-pelanggannya, yang berdiri pada tahun 2006, dimotori oleh I Ketut Mertaadi sebagai direktur utama bersama Paola sebagai pengamat program khusus pendidikan, daur ulang dan pelatihan tentang lingkungan dibantu oleh beberapa staff ahli dan lapangan. Pekerjaan rutin Eco Bali adalah men-gumpulkan sampah dari rumah ke rumah pelanggannya. Sampah kemudian dipisahkan berdasarkan kriteria; organik dan non-organik. Sampah-sampah non-organik selanjutnya dipilah-pilah kembali berdasarkan jenisnya; plastik, kaleng, karet, kertas dan kaca. Setelah dikemas berdasarkan jenisn-ya, semua sampah yang dapat didaur ulang akan dikirimkan

Sampah atau limbah buangan adalah sahabat kita sehari-hari. Sampah sudah menjadi masalah lingkungan yang belum juga terpecahkan seperti benang kusut yang terus menggulung dan sulit diurai sampai sekarang. Dengan jumlah wisatawan yang terus bertambah dan pesatnya pertumbu-han penduduk di Bali, masalah sampah semakin sulit ditanggulangi. Tidak heran jika dibeberapa sudut kota di Bali, sampah terlihat berceceran dan mengeluarkan bau tak sedap.

ke pabrik-pabrik yang dapat mengolahnya kembali menjadi produk baru siap pakai. Sisa sampah yang benar-benar tidak dapat diolah kembali, kemudian dibuang ke TPA.“Bekerja sama dengan Jimbaran Lestari, sampah-sampah non-organik yang sudah kami pilah-pilah dikirim ke pabrik-pabrik yang berada di Jawa Timur untuk didaur ulang kem-bali”, demikian ungkap I Ketut Mertaadi, “Dengan demikian jumlah sampah yang kami buang ke TPA bisa dikurangi”. Selain mengumpulkan sampah, Eco Bali membuka kesem-patan bagi sekolah-sekolah dasar yang ingin memberikan kelas khusus bagi murid-muridnya tentang pengetahuan sampah, dampaknya terhadap lingkungan dan mengajar-kan pengelolaan sampah yang baik dengan metode khusus yang dapat diterima oleh anak-anak.“Kami memilki staff khusus untuk program ini. Melalui upaya ini pula kami sangat berharap dapat menumbuhkan kesa-daran lingkungan bagi anak-anak sejak dini.” Paola menam-bahkan. Selain program untuk sekolah dasar, program lain yang di-galakkan adalah program penyuluhan bagi rumah tangga, pelaku bisnis, pengelola pabrik, karyawan perkantoran

dan perhotelan tentang pemilahan dan pengelolaan sam-pah yang baik, pembuatan pupuk kompos dan teknik daur ulang sederhana yang dapat mereka lakukan untuk mem-berdayakan kembali sampah-sampah mereka. Dalam skala yang lebih luas Eco Bali juga terus berupaya mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk menggunakan produk daur ulang.“Saat ini kami bekerjasama dengan Tetra Pak untuk mendaur ulang kembali kemasan mereka. Kami ingin perusahaan-pe-rusahaan besar lainnya dapat melakukan hal yang sama. Se-hingga masalah sampah sedikit demi sedikit akan tertang-gulangi. Semua pihak dituntut untuk berperan.”

Ta h u k a h A n d a ?

Tahukah anda bahwa sampah yang anda buang setiap harinya memiliki daur siklus yang berbeda? Plastik yang anda buang membutuhkan 70 sampai 400 tahun untuk terurai dalam tanah, kaleng membutuhkan seti-daknya 50 sampai 200 tahun, kertas memerlukan waktu 2 minggu sampai beberapa bulan, limbah karet membutuhkan waktu 50 sampai 100 tahun, sementara botol kaca membutuhkan ribuan tahun untuk terurai kembali dalam tanah.

Tahukah anda bahwa hanya butuh langkah kecil untuk mengurangi sampah?Ada banyak cara yang dapat anda lakukan di rumah mau pun di kantor untuk mengurangi jumlah sampah yang anda buang. Pertama, hindari pemakaian kertas yang berlebihan. Lihat dan koreksi kembali pekerjaan anda sebelum anda mencetaknya. Selalu pikirkan alternatif lain sebelum anda mencetak pekerjaan anda di atas kertas. Teknologi telah memberikan anda banyak pilihan, mengirimkan data anda melalui email adalah salah satu alternatifnya. Kedua, ba-walah selalu kantong belanja anda dari rumah sehingga anda tidak perlu membawa ekstra sampah kantong plastik ke rumah. Ketiga, jangan membakar atau menimbun sampah, gunakan usaha jasa pengangkutan sampah seperti Eco Bali yang dapat mengelola sampah anda dengan baik.

Eco BaliJl. Pantai Berawa 34A CangguT: 0361 790 7314F: 0361 844 6602www.eco-bali.com

“Kami berharap apa yang menjadi tujuan utama berdirinya Eco Bali dapat terwujud dalam tahun-tahun kedepan, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sampah, menumbuhkan gaya hidup yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, memberikan solusi yang berkesinambungan sehingga menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Dan semoga saja ‘Zero Waste’ tidak semata-mata menjadi moto kami saja dikemudian hari. (Foto: Ramon)

Page 14: Money&I ed 1

24 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 25E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

smar tf amily smar tf amily

Compounding Interest, The Magic Tools For Your Wealth

Cara kerja compounding interest kurang lebih tergambar jika anda menabung setiap bulannya dalam satu reken-

ing tabungan yang memberikan bunga tertentu. Dan nilai saldo rekening anda akan bertambah setelah digabungkan dengan nilai bunga yang anda dapatkan. Jika anda menam-bah nilai saldo tabungan anda, maka nilai bunga akan di-tambahkan kembali bersama nilai pokok saldo tabungan anda. Demikian seterusnya. Untuk menggambarkan betapa dahsyatnya konsep compounding interest ini, berikut saya il-

ustrasikan kepada anda dengan nilai nominal yang ekstrim: jika seseorang sejak dilahirkan menabung Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) setiap bulannya dalam satu rekening in-vestasi yang bunganya 7% setahun dan nilai tersebut dia-kumulasikan selama 70 tahun maka ketika si anak tersebut berusia 70 tahun simpanannya mencapai Rp. 1.132.782.692 (satu milyar seratus tiga puluh dua juta lebih).

Untuk memperjelas kekuatan compounding interest dalam simpanan si anak tersebut di atas, berikut detail yang dapat anda cermati. Total jumlah sebenarnya dari simpanan anak adalah 50.000 x 12 x 70, secara total Cuma 42 juta rupiah. Tapi dengan kekuatan bunga berbunga, hasil akhirnya men-capai satu milyar lebih. Dahsyat bukan?

Sekarang cobalah anda berandai-andai dengan angka yang lebih realistik. Mona, seorang account executive bank beru-

sia 22 tahun, setelah membaca artikel ini, ia mengerti akan besarnya manfaat compounding interest. Maka mulailah ia menyisihkan sebagian gajinya sebesar Rp. 500.000,- setiap bulan untuk ditabung ke rekening investasi yang bunganya 7% sebulan. Jika Mona konsisten dalam menabung maka kelak ketika ia mencapai usia pensiun (65 tahun) maka sal-do simpanannya akan mencapai Rp. 1.647.620.229,-. Mona pensiun sebagai seorang milyuner... Lumayan kan?

Ada tiga hal yang berpengaruh terhadap besaran nilai sim-panan pensiun Mona, yaitu jumlah nilai investasi, return (bunga) dari investasi dan yang terpenting adalah jangka waktu simpanannya.

Sekarang perhatian ilustrasi yang akan saya gambarkan tentang Mona yang sangat memperhatikan tabungan pensiunnya. Sejak mulai bekerja pada usia 22 tahun, Mona

Einstein pernah mengatakan bahwa salah satu keajaiban dunia adalah compounding interest. Compounding Inter-est atau dengan kata lainnya bunga berbunga adalah cara yang memungkinkan setiap orang menjadi milyuner.

menabung Rp. 500.000,- setiap bulannya. Karena ia bekerja keras karirnya pun meningkat. Seiring dengan menanjaknya karir pendapatannya pun bertambah. Maka setiap tahun Mona menambah 25% tabungannya (investasinya). Jika tahun ke-1 ia menabung Rp. 500.000, tahun berikutnya Rp. 625.000, tahun ketiga Rp. 781.250 dan seterusnya. Dan jika Mona aktif belajar bagaimana cara berinvestasi dan alat-alat investasi maka ia akan mendapatkan bunga 15% setahun-nya. Bagi investor berpengalaman mendapatkan bunga 20%-30% mudah untuk didapatkan. Dengan cara ini, maka nilai investasi Mona pada usia 45 tahun, simpanannya men-capai Rp. 10.090.693.504,- (10 milyar lebih) setelah dipotong pajak. Sebagai hasil, Mona dapat pensiun dini dan kaya.

Compounding interest adalah cara paling mudah untuk men-jadi kaya. Jangan sampai tidak kita manfaatkan.

Alex P. ChandraDirektur utama BPR Lestari

Page 15: Money&I ed 1

26 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 27E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

Klinik UKMk l in ikukm

1. Terlalu tergantung figur pemilik (owner). Layaknya UKM, pemilik adalah sentral dari usaha. Mulai dari desain, pemesanan barang, mengatur uang keluar masuk sampai mengurus hal- hal kecil. Ketika pemilik sakit, berh-alangan atau meninggal dunia, umumnya usaha langsung tersendat. Memang sudah selayaknya pemilik mengetahui semua yang terjadi di perusahaannya, namun bila usaha su-dah membesar, akan lebih bijak untuk membagi pekerjaan pada ahlinya.

Jangan ragu untuk mulai melibatkan keluarga dalam usaha tanpa mengindahkan profesionalitas kerja. Serahkan sedikit demi sedikit tanggung jawab pemilik dengan kontrol dan sistem yang jelas. Mulailah dari hal yang sederhana seperti mengatur pembukuan, menngecek jumlah stok barang dan sebagainya. Pemilik adalah pengambil keputusan berdasar-kan laporan, bukan pekerja operasional untuk segala hal. Namun pemilik harus seringkali terjun ke lapangan dan di-tuntut untuk jeli terhadap laporan, tidak percaya begitu saja sebelum melakukan verifikasi ulang.

2. Tidak Tertib Administrasi. Umumnya usaha keluarga masih belum bisa membedakan uang usaha dan uang rumah tangga. Kesalahan paling besar adalah menggunakan uang usaha untuk kepentingan kon-sumsi rumah tangga. Keuangan usaha harus dipisahkan dan keuntungannya hanya bisa diambil pada periode tertentu (bulanan, semester atau tahunan). Butuh kedisplinan un-tuk bisa melakukan ini. Seringkali UKM mulai tergiur untuk menggunakan uang yang ada untuk membeli barang secara cicilan. Ketika penjualan bulan-bulan awal begitu bagus, langsung tergoda mengambil cicilan motor. Padahal mem-beli secara cicilan sudah pasti ada pengeluaran secara rutin tiap bulannya, sedangkan usaha belum tentu bisa meng-hasilkan pendapatan rutin yang pasti. Seperti banyak orang bilang, bisnis itu seperti berjudi, kita tidak pernah tahu apa

Sudah sering kita dengar bahwa UKM (Usaha Kecil Menengah) adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Sudah ser-

ing juga kita mendengar bahwa UKM adalah satu satunya usaha yang mampu bertahan dalam setiap krisis, walaupun tanpa ban-tuan fasilitas pemerintah. Akan tetapi, UKM seringkali terombang

ambing oleh ketidakpastian usaha, bukan karena mereka tidak kuat, tapi karena mereka tumbuh dari bawah. Banyak yang tumbuh dari kreatifitas ‘kepepet’ dan um-umnya pelaku UKM bukanlah praktisi ekonomi.

Pendidikan pelaku UKM umumnya bukanlah orang yang belajar ekonomi manajemen. Tumbuh dari sek-edar hobi kemudian menjadi besar. Ketika sudah mulai membesar, menyadari bahwa usaha dibangun tanpa pondasi mana-jemen yang kuat, banyak pelaku UKM yang hancur bukan ketika mereka masih kecil, tapi justru ketika mereka sudah men-jadi besar.

Apa saja kesalahan kesalahan yang paling sering dibuat UKM ? Inilah daftar ‘dosa’ UKM yang utama:

yang akan terjadi. Boleh saja mengambil cicilan, namun un-tuk barang yang bisa mendukung usaha dan yakin bahwa usaha bisa membayar cicilan setiap bulannya.

Selain tertib keuangan, tertib data pun seringkali dilupakan, seperti mengumpulkan data penjualan dan pembelian baik dari supplier maupun konsumen, mendata stok bahan baku maupun barang jadi, data karyawan dan sebagainya. Hal ini menjadi penting agar pengusaha tidak mengambil keputu-san yang salah. Keputusan harus berdasarkan data, bukan intuisi (insting). Misal stok barang, seringkali membeli dalam jumlah berlebih padahal penggunaannya mungkin hanya sebagian kecil saja dalam beberapa bulan, atau lupa men-catat ‘kas bon’ karyawan sehingga pengusaha lupa memo-tong dari gaji bulanan mereka.

3. Terlalu Percaya Diri. Apa salahnya percaya diri ? Tentu saja bagus untuk percaya diri, tapi percaya diri yang berlebihan bisa membahayakan. Umumnya ini terjadi ketika UKM mulai sukses di satu usaha, lalu berfikir untuk membuka usaha baru atau cabang baru dan yakin akan sukses seperti sebelumnya. Karena UKM umumya tidak mengandalkan data dalam mengambil kepu-tusan, seringkali usaha kedua tidak sesukses usaha yang pertama. Malah biasanya, usaha kedua akan menjadi benalu bagi usaha sebelumnya.

Ketika UKM membuat usaha kedua, waktu yang dimiliki tid-ak sama ketika hanya satu usaha, fokus perhatian menjadi terpecah dan akhirnya bisa membahayakan. Jangan tergoda membuka usaha baru bila belum bisa membagi waktu dan lolos dari dosa ‘tergantung figur pemilik’ dan ‘tidak tertib ad-ministrasi’.

Tiga kesalahan diatas bisa menjadi pelajaran bagi UKM, agar tidak terulang dalam kesalahan yang sama. Kita bisa belajar dari kesalahan sendiri, tapi lebih murah belajar dari kesala-han orang lain.

Jeff Kristanto Bali Export Development Organisation (BEDO)

Page 16: Money&I ed 1

28 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 29E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

frontofm ind high-t ech index

Bayi Baru dari Google bernama:

i-Mac:Big Beautifull Display from Apple

NexusGoogle sang penguasa dunia maya ini akan meluncur-

kan produk terbarunya dipertengahan tahun 2010, yaitu smartphone bernama Nexus. Masih sama dengan pen-dahulunya, smartphone ini berbasis Android.

Menurut Burden and Jack Gold, seorang analisis di J. Gold Associates mengatakan bahwa Nexus akan keluar dengan sistem touch screen, dilengkapi dengan enam tombol navigasi dibawahnya, seperti foto yang tersebar di internet belakangan ini. Selain itu Gold juga meyakini bahwa smartphone ini akan dapat dioperasikan baik untuk CDMA maupun untuk GSM networks dengan processor paling kuat dibandingkan yang sudah ada sebelumnya.

Produk-produk i-Mac yang kita kenal beberapa tahun be-lakangan ini sepertinya sudah menjadi sebuah artistic desk-top computer yang cukup mengesankan, bahkan beberapa ulasan di majalah menyebutnya sebagai world sexiest desk-top. Namun kini keindahan itu tidak hanya dalam design produknya saja, tetapi kini dilengkapi dengan prosesor ter-cepat dan kekuatan grafik terbaik

Anda pasti pernah mendengar tentang Chevron Oil, ExoonMobil, ConocoPhilips, Penzoil, atau ChaseManhat-

tan, namun anda mungkin tidak pernah menyangka kalau sebelumnya semua perusahaan raksasa tersebut pernah dimiliki atau setidaknya didi-rikan oleh satu orang, John Davison Rockefeller.

Terlahir dari sebuah keluarga sederhana, Rockefeller muda telah diajarkan oleh orang tu-anya untuk bekerja keras dan hidup sederhana. Dengan ke-mampuannya yang luar biasa dalam mengolah angka dan statistik, Rockefeller tumbuh menjadi salah satu pengusa-ha terhebat yang pernah ada. Intuisi yang tajam ditambah sikapnya yang pemberani bahkan beberapa orang me-nyebutnya “god persuader” menjadikannya disegani oleh kompetitor-kompetitor bis-nisnya. Rockefeller memulai bisnis minyak bumi setelah dia membeli sebuah penyul-ingan minyak bumi dari Clark Bersaudara yang menjadi rival bisnisnya dulu dalam sebuah pelelangan di Cleve-land dan menggantinya den-gan nama Rockefeller & An-drews. Keputusannya sangat tepat, karena setelah perang sipil Amerika Serikat menga-lami pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, penciptaan lapangan kerja besar-besaran, pembangunan infra struktur yang membutuhkan energi dalam jumlah yang sangat besar dan dalam sekejap Rockefeller menjadi seorang milyader. Tidak berhenti disitu Rockefeller melakukan ekspansi pasar dengan membuka kantor pemasaran di New York setelah adiknya, William Rockefeller membangun satu lagi penyulin-gan minyak di Cleveland dan mengubah firmanya menjadi Rockefeller, Andrews & Flagler yang merupakan cikal bakal kerajaan bisnisnya. Pada tahun 1870 Rockefeller mendirikan Standar Oil dan menjadi salah satu distributor bahan bakar terbesar di Amerika Serikat.

i-Mac tetap dengan dua pilihan tipe, yaitu 21.5 inch dan 27 inch, kini muncul versi terbarunya dengan kekuatan proces-sor quad-core intel “Nehalem”. Untuk tipe 21.5 inch ada dua pilihan graphic card yaitu NVIDIA GeForce 9400M graphics processor atau ATI Radeon HD 4670. Sedangkan untuk i-Mac tipe 27 inch dilengkapi dengan ATI Radeon HD 4850 graph-ics processor. i-Mac terbaru ini memiliki 500 Gigabyte hardisk storage dan 4 Gigabyte memory yang dapat ditambah hing-ga kapasitas 16 Gigabyte. Desktopnya pun dilengkapi den-gan segala aksesoris yang sangat menyenangkan; wireless keyboard, wireless magic mouse dengan multi touch-nya, built in camera dan kelengkapan port i-Mac untuk berbagai kebutuhan; USB, firewire, SD slot, built in airport, Ethernet hingga Bluetooth. Dekstop ini sangat cocok bagi para game mania atau pekerja grafik animasi atau film editing.

Rockefeller memulai taktik bisnisnya yang dianggap se-bagian orang sebagai kartel dimana dia memaksakan rabat hampir 50% kepada penyalur-penyalur besar dan bahkan kepada kompetitornya yang berdampak pada ketidaksta-bilan harga pasar. Tindakan ini menimbulkan kekacauan sistem perekonomian dan menyulut aksi protes dari para pemilik sumur-sumur minyak independen. Sebuah penyul-ingan minyak besar di New York Charles Pratt and Company mengajukan peninjauan kembali kepada otoritas Pennsyl-vania yang akhirnya mengeluarkan standarisasi harga dan pelarangan aksi-aksi monopoli.

Meskipun mendapatkan perhatian yang besar dari masyarakat dan pers, Rock-efeller tetap melakukan pen-etrasi bisnis yang agresif den-gan membeli penyulingan-penyulingan minyak dari kom-petitornya, memperbaharaui sistemnya, melakukan efisiensi dan pembenahan manajemen, membuat kesepakatan-kes-epakatan rahasia dan secara perlahan melumpuhkan rival-rivalnya. Akhirnya pada tahun 1872, hanya dalam jangka wak-tu 4 bulan Rockefeller memiliki 22 dari 26 penyulingan min-yak di Cleveland yang dikenal dengan peristiwa “Penaklukan Cleveland,” dan bahkan pesaing yang mengajukan peninjauan kembali sebelumnya, Charles Pratt and Company menya-dari betapa berbahayanya jika mereka tetap memaksakan diri untuk bersaing dengan Rockefeller dengan kata lain “bergabung atau bangkrut”. Pada 1874 Charles Pratt and Company akhirnya memutus-kan untuk berpartner dengan Standard Oil.

Namun dipuncak karier bisnisnya, Rockefeller justru beren-cana untuk pensiun bersamaan dengan disusunnya pera-turan anti-monopoli baru dibawah Sherman Antitrust Act oleh Presiden Amerika saat itu Theodore Roosevelt. Pada tahun 1902 Rockefeller meletakkan jabatan operasional di usia 63 dan jabatan presidensial pada tahun 1911 dengan kekayaan 58 juta dollar “hanya” dari investasi saja. Diluar kontroversi tentang sepak terjang bisnisnya, harus diakui bahwa Rockefeller merupakan pelopor industri dan mana-jemen moderen, dengan kemampuan bisnis yang hampir mendekati sempurna, intuitif, visionary dan seorang philan-thropy.

John Davison Rockefeller

Page 17: Money&I ed 1

30 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 31E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

l iterature s neakpeak

Richard Branson Business Stripped BareAdventure of Global EntrepreneurDalam buku ini, Richard Branson memaparkan petualan-

gannya membangun merk Virgin yang dimulai ketika ia mendirikan Majalah “Student” di usia 16 tahun, berbagai pengalaman mengenai pencapaian terbesarnya selama ku-run waktu lebih dari empat puluh tahun berbisnis dan pela-jaran yang telah dipetiknya dari kekeliruannya.

Buku Richard Bransond – Business Stripped Bare (baca: bis-nis yang blak-blakan) merupakan gabungan antara strategi bisnis yang bernilai dan kisah pribadi yang menakjubkan dan gambling. Buku ini adalah panduan yang sangat ber-manfaat dan dapat memberi inspirasi un-tuk mencapai kesuksesan, baik bagi anda seorang eksekutif, pengusaha, maupun yang baru berkecimpung di dunia bisnis. Richard mengupasnya hingga tuntas untuk menunjukkkan kepada anda bagaimana membuat mimpi-mimpi besar anda men-jadi kenyataan.

Richard Branson melalui group bisnis Virgin telah menjalankan bisnis di bidang pem-buatan rel kerata api, pesawat luar angkasa, pendirian maskapai penerbangan, industri musik dan lain-lain. Bagaimana Richard mengembangkan bisnisnya? Ia mengubah ide usaha menjadi bisnis yang luar biasa. Ia menerima ratusan ide bisnis setiap bulan-nya, biasanya langsung melalui situsnya. Ia menggaji seorang “penjaga pintu” – asisten pengembangan perusahaan yang bertugas untuk men-catat, mendata dan mengklasifikasi ide-ide yang diterima. Ide tersebut kemudian diteruskan kepada tim pakar. Oleh mereka, ide-ide tersebut dibaca dan dipelajari dengan teliti untuk mencari sisi terbaiknya. Hanya sedikit ide yang bisa sampai ke tim investasi profesional.

Ide-ide bisnis tersebut tidak sepenuhnya datang dari luar, justru sebagian besar datang dari dalam lingkungan Virgin. Jika ide tersebut diaplikasikan maka Richard mengajak kar-yawannya untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan bisnisnya. Ia telah mengubah lebih dari 110 orang menjadi jutawan dan multijutawan karena ikut terlibat dalam bisnis Virgin. Semua itu adalah penghargaan yang diperoleh karena ber-hasil mencapai kesuksesan. Seperti yang dikisahkan Richard, salah satu multijutawan yang dihasilkan Group Virgin yaitu CEO Virgin Blue Brett Godfrey. Sebelumnya Brett bekerja

Wall Street (1987)Sutradara : Oliver StonePemain :•Charlie Sheen: Bud Fox •Michael Douglas: Gordon Gecko •Darryl Hannah: Darien Taylor

Seorang pemuda yang sangat ambisius, Bud Fox mengang-gap bahwa dia terlahir untuk sesuatu yang besar dan uang adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan segalanya. Setelah bersusah payah merangkak sebagai pialang kecil-kecilan, Bud akhirnya memutuskan untuk mendekati Gor-don Gecko, seorang pemain besar di Wall Street. Bud Fox berhasil mendapatkan perhatian Gecko dengan terobosan-terobosan dan ide-ide cemerlang dalam mengakuisisi pe-rusahaan dan menghancurkan pialang-pialang saham be-sar lainnya. Namun kerja keras Bud tidak dibayar murah karena perusahaan ayahnya sendiri akhirnya harus terjual akibat informasi penting yang diberikannya kepada Gecko. Bud sedikit demi sedikit mengalami berbagai masalah dan akhirnya mengetahui siapa Gordon Gecko yang sebenarnya, namun semua telah terlambat. Semua kekayaan yang dimi-liki, kekasih yang cantik, kekuasaan dan kontrol akhirnya hi-lang dalam dunia bisnis yang kejam.

Sosok Gecko yang kejam dan tamak yang dimainkan oleh Michael Douglas benar-benar mencerminkan sebuah refle-ksi “American Dream” dimana hanya langitlah batas dari ke-inginan manusia, dan Bud hanyalah ikan kecil ditengah lau-tan luar yang dikuasai oleh hiu-hiu pemangsa yang kejam. Film ini merupakan salah satu film bisnis yang sangat bagus karena menampilkan semua sisi, kemungkinan, dan strategi bisnis lengkap dengan hasil dan resiko yang dikorbankan.

Avatar (2009)Sutradara : James Cameron (Titanic, Terminator 2, Aliens)Pemain : Sam Worthington, Zoe Saldana, Laz Alonzo

Film ini bersetting di tahun 2154 dimana sumber energi di bumi telah menipis dan energi alternatif yang sangat ber-harga telah ditemukan di planet lain, Pandora. Dalam ban-yak film Holywood sebelumnya, bumi seringkali menjadi sasaran invasi alien dan mahluk angkasa luar lainnya, dalamfilm ini justru yang terjadi adalah sebaliknya. Dimotori oleh perusahaan-perusahaan multinasional yang tamak dan militer, bumi melakukan invasi untuk mendapatkan unob-tanium- cadangan energy yang berada di Pandora. Dipihak lain terdapat sekelompok ilmuwan yang mengupayakan pendekatan diplomasi untuk mendapatkan simpati dan berusaha menawarkan barter untuk unobtanium dengan melakukan misi avatar – mengkloning DNA suku Na’vi (pen-duduk asli Planet Pandora yang berjarak 1 tahun cahaya dari bumi) dan menghubungkan syarafnya dengan si pen-gendali yang disebut avatar. Disinilah muncul tokoh utama Jake (Sam Worthington), veteran perang yang lumpuh, yang memutuskan untuk menjadi avatar. Suku Na’vi digambar-kan sebagai sebuah koloni primitif yang mengingatkan kita pada suku tradisional yang memiliki kearifan lokal dan san-gat dekat dengan alam. Hal itu yang ditemukan Jake dalam misinya, hal yang ia rasa telah hilang dari bumi dan tanpa sadar ia pun jatuh hati pada puteri pemimpin suku Na’vi, Neytiri. Klimaks film ini terjadi ketika Jake memutuskan un-tuk tinggal dan berperang bersama penduduk Pandora dan seperti yang anda duga, Pandora memenangkan peperan-gan ini. Film ini menyuguhkan efek animasi komputer super canggih, bahkan boleh dikatakan menjadi standar baru efek komputer grafik. James Cameron sebagai sutradara sekali-gus penulis sangat memperhatikan detail dalam pengerjaan film ini sehingga terkesan tanpa cela.

sebagai direktur keuangan Virgin Express dan mempunyai kinerja yang sangat bagus, oleh Richard, Brett dipromosikan sebagai CEO Virgin Express dan menetap di Brussel. Dengan sopan, Brett menolak tawaran itu. Brett menyatakan ingin berhenti dan membawa keluarganya kembali ke kampung halamannya di Australia. Kemudian Richard menyetujui permohonan berhenti Brett seraya berkata:

“Jika kau ingin menjalankan usaha di Australia, kabari aku dan kita lihat apa yang bisa kita lakukan bersama”.

Salah satu kelebihan Richard adalah mampu melihat potensi dalam diri karyawannya. Jika mereka tidak bisa dipertahankan sebagai karyawan, Ia akan mengajaknya sebagai mitra bisnis. Selang satu tahun berikutnya Brett mengajukan proposal kepada Richard untuk mendirikan maskapai penerbangan di Australia dan keduanya setuju untuk ber-mitra. Setelah kesepakatan dibuat, Richard menyerahkan modal hanya bernilai10 juta dollar Australia. Dengan kemampuan Brett yang luar biasa, serta keinginan yang kuat, keterbatasan modal tidak menjadikan peng-halang baginya untuk mendirikan Virgin Blue pada tahun 2000 dan siap berkompetisi dengan maskapai penerbangan lainnya seperti Ansett, Qantas, Jetblue dll. Kin-erja Virgin Blue yang sangat baik mampu mengelitik kompetitor untuk memiliki Virgin

Blue. Singapore Airlines mengajukan penawaran resmi un-tuk mengambil alih Virgin Blue dengan harga 250 juta dolar Australia. Namun Richard menolaknya dan kapitalisasi pasar Virgin Blue tahun 2003 sudah mencapai 2,3 milyar dolar Australia. Kembalinya modal usaha virgin yang berlipat ganda memang mengejutkan, tetapi yang lebih membang-gakan Richard, ketika melihat Brett, rekan pendiri Virgin Blue dan timnya ikut mendapatkan bonus dari kesuksesan Virgin Blue. Brett mendapatkan bagian saham senilai 80 juta dollar Australia dan merupakan salah satu orang Australia terkaya di bawah usia 45 tahun.

Akankah kita memperlakukan karyawan untuk terlibat dalam bisnis sebagai mitra agar kita memperoleh hasil se-bagai Brett’s Effect (baca: efek Brett)? Semoga efek Brett dalam Virgin Blue dapat memberikan inspirasi untuk meng-hasilkan multijutawan baru di Bali. Selamat membaca.

Pribadi BudionoDirektur

BPR Lestari

Page 18: Money&I ed 1

32 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 33E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0 - MONEY&YOU

af terh our

Siapa tak kenal Donald Trump , dengan Trump Organization-nya dia menjadi salah satu orang tersukses di Amerika, tidak hanya sebagai pengusaha tapi juga sebagai selebriti. April tahun ini, Donal Trump akan membuat gebrakan baru di

dunia pertelevisian dengan serial terbarunya “Donald J. Trump’s Fabulous World of Golf,”. Program televisi berdurasi 30 menit ini yang akan disiarkan oleh Golf Channel, dikabarkan akan banyak menampilkan para pesohor dan tokoh-tokoh penting Amerika yang akan turut bertanding golf dalam acara ini untuk berbagai program charity.

Kesuksesan Donal Trump dalam program acara televisi sebelumnya, seperti ‘The Apprentice’ yang mampu meraup keuntun-gan dari 55.000 USD/episode hingga naik menjadi 3 juta USD/episode, membuat ‘Donald J. Trump’s Fabulous world of Golf’ sangat dinanti-nantikan oleh banyak media di Amerika meskipun tidak sedikit yang meragukan kesuksesan kembali Trump dibisnis pertelevisian. Mampukah tayangan ini merebut hati para penonton Amerika dan mengulang kesuksesan program televisi yang dia buat sebelumnya? Kita tunggu saja sampai acara ini tayang di televisi Amerika beberapa bulan kedepan.

TV Show terbaru oleh Donald Trump

Page 19: Money&I ed 1

34 MONEY&YOU - E d i s i J a n u a r i 2 0 1 0