empowering entrepreneur money &i - bpr lestari

80
M oney &I EMPOWERING ENTREPRENEUR Money&I MagazIne ISSN: 2087-5975 Rp. 32.500 WWW.MONEYINSIGHT.COM MONTHLY MAGAZINE Vol. 87 MEI - JUNI ’17 Kisah Klasik Rendy Pandugo Interview With “Tawaran manggung sepi, saya kemudian aktif di SoundCloud, justru dari sini semuanya berubah, dari tawaran yang kembali datang, membawakan soundtrack flm sampai akhirnya di kontrak label.” PERJALANAN SUKSES PANDA EXPRESS Bisnis kuliner keluarga yang berkembang hampir mencapai 2000 gerai di seluruh dunia INTERMEZZO 5 hal yang harus di perhatikan ketika mengakuisisi sebuah bisnis ENTREPRENEUR H. romDONI Dari nimba air keliling, kini jadi importir dengan berbagai sektor bisnis CASTLE KAOS LUKIS Inovasi batik konvensional Semangat anak-anak muda Jogja melakukan inovasi pada batik konvensional, dari beruji coba dengan kaos sebanyak 8 biji, hingga launching di New York City Kisah Klasik Rendy Pandugo PERJALANAN SUKSES PANDA EXPRESS Bisnis kuliner keluarga yang berkembang hampir mencapai 2000 gerai di seluruh dunia PERJALANAN SUKSES PANDA EXPRESS Bisnis kuliner keluarga yang berkembang hampir mencapai 2000 gerai di seluruh dunia Interview With Interview With EMPOWERING ENTREPRENEUR INTERMEZZO 5 hal yang harus di perhatikan ketika mengakuisisi sebuah bisnis ENTREPRENEUR H. romDONI Dari nimba air keliling, kini jadi importir dengan berbagai sektor bisnis CASTLE KAOS LUKIS Inovasi batik konvensional Semangat anak-anak muda Jogja melakukan inovasi pada batik konvensional, dari beruji coba dengan kaos sebanyak 8 biji, hingga launching di New York City “Tawaran manggung sepi, saya kemudian aktif di SoundCloud, justru dari sini semuanya berubah, dari tawaran yang kembali datang, membawakan soundtrack flm sampai akhirnya di kontrak label.”

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

Money&IEMPOWERING ENTREPRENEUR

Money&I MagazIneISSN: 2087-5975

Rp. 32.500WWW.MONEYINSIGHT.COM

MONTHLY MAGAZINE

Vol. 87 MEI - JUNI ’17

Kisah KlasikRendyPandugo

Interview With

“Tawaran manggung sepi, saya

kemudian aktif di SoundCloud,

justru dari sini semuanya

berubah, dari tawaran yang

kembali datang, membawakan

soundtrack film sampai akhirnya di kontrak label.”

PERJALANAN SUKSES

PANDA EXPRESS

Bisnis kuliner keluarga

yang berkembang hampir

mencapai 2000 gerai di

seluruh dunia

INTERMEZZO

5 hal yang harus di

perhatikan ketika

mengakuisisi

sebuah bisnis

ENTREPRENEUR

H. romDONI

Dari nimba air keliling,

kini jadi importir

dengan berbagai

sektor bisnis

CASTLE KAOS LUKIS

Inovasi batik konvensional

Semangat anak-anak muda Jogja melakukan inovasi pada batik konvensional, dari beruji coba dengan kaos sebanyak 8 biji, hingga launching di New York City

Kisah KlasikRendyPandugo

PERJALANAN SUKSES

PANDA EXPRESS

Bisnis kuliner keluarga

yang berkembang hampir

mencapai 2000 gerai di

seluruh dunia

PERJALANAN SUKSES

PANDA EXPRESS

Bisnis kuliner keluarga

yang berkembang hampir

mencapai 2000 gerai di

seluruh dunia

Interview With

Interview With

EMPOWERING ENTREPRENEUR

INTERMEZZO

5 hal yang harus di

perhatikan ketika

mengakuisisi

sebuah bisnis

ENTREPRENEUR

H. romDONI

Dari nimba air keliling,

kini jadi importir

dengan berbagai

sektor bisnis

CASTLE KAOS LUKIS

Inovasi batik konvensional

Semangat anak-anak muda Jogja melakukan inovasi pada batik konvensional, dari beruji coba dengan kaos sebanyak 8 biji, hingga launching di New York City

“Tawaran manggung sepi, saya

kemudian aktif di SoundCloud,

justru dari sini semuanya

berubah, dari tawaran yang

kembali datang, membawakan

soundtrack film sampai akhirnya di kontrak label.”

Page 2: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

2 Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 3: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

3Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 4: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

4 Vol. 87 | May - Jun 2017

FROM THE EDITORArif Rahmanwww.startupjournal.id

Mukidi dan Keong Racun

Di Dusun Jambon Jawa Tengah,

hidup seorang petani yang

sekaligus master roasting

kopi. Pria berusia 42 tahun

ini, rata-rata menjual kopinya 1 kilo

perhari. Namun sejak bulan Agustus 2016,

situasinya perlahan berubah, tiba-tiba

penjualan kopinya meningkat, dan nggak

tanggung-tanggung, hingga 10-15 kilo

per harinya. Padahal, ia sama sekali tidak

melakukan sesuatu yang berbeda untuk

penjualan kopinya, tidak dengan beriklan,

tidak dengan merubah cita rasanya, dan

tidak dengan strategi apapun. Satu hal

yang mungkin patut disyukuri oleh petani

tersebut adalah, karena ia menggunakan

namanya sebagai merek untuk usaha

kopinya. Dan petani tersebut, terlahir

dengan nama Mukidi.

Entah bagaimana ceritanya, nama Mukidi

tiba-tiba populer. Pak Mukidi si petani,

tak pula menyangka namanya menjadi

hoki untuk usaha kopinya tersebut. Kisah

Mukidi, dimulai pada bulan Agustus 2016

lalu, tiba-tiba populer, menjadi trending

topic dan bahan lelucon, bukan hanya di

sosial media, namun juga dibahas oleh

televisi nasional, bahkan diperbincangkan

oleh para politisi dan pengamat.

Mukidi menjadi fenomena. Tokoh rekaan

ini pertama kali dibuat oleh Soetantyo

Moechlas pada tahun 1990-an. Namun

ketika itu, Mukidi tak lantas menjadi

bintang, namanya tak lebih dari coretan

imajinasi si pembuat karya. Namun tiba-

tiba, entah darimana awalnya, Mukidi

tiba-tiba populer. Dan bukan oleh si

pencipta, tapi netizen kreatif-lah yang

menjadi dalang dibalik kepopuleran

Mukidi. Bahkan pada bulan kemunculan-

nya, kata ‘Mukidi’ di cuit sebanyak lebih

dari 26 ribu kali (BBC.com).

Mereka melekatkan nama Mukidi di

banyak cerita-cerita lucu yang nggak ada

kaitannya dengan si pembuat Mukidi.

Orang menyukainya, tergelak,

dan membaginya kembali melalui

saluran media sosial pada grup

yang berbeda. Hal yang sama

terjadi pada lagu Keong Racun,

lagu ini sudah dirilis pada tahun

2006, penyanyi perdananya adalah

Lissa. Namun lagu ini tak lantas

populer, selang 4 tahun kemudian

lagu ini kemudian mewabah ketika

Shinta dan Jojo membawakannya

secara lipsinc melalui channel

YouTube.

Kopi Pak Mukidi dan lagu Keong

Racun, adalah contoh popularitas

yang muncul karena stimulasi

internet, inilah biang keladinya.

Bagaimanapun, hal ini tidak akan

menjadi fenomena ketika internet

tak berlaku masif seperti sekarang.

Dan sebagaimana perubahan

lainnya yang juga berevolusi,

internet juga mengubah industri

hiburan dengan telak. Lagu, musik,

buku dan film mendapat efek

dramatis dari demakratisasi era

teknologi ini, mematikan lagu-

Page 5: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

5Vol. 87 | May - Jun 2017

Money & I Magazine is published monthly by PT. Literatur Negeri, Jalan Dewi Madri III, Bali, Indonesia. Tel: +62 821 4402 1868. No part of

this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any

information storage or retrieval system without permission in writing from PT. Literatur Negeri. While the editors do their utmost to verify information

published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: [email protected]. Tel: +62 821

4402 1868.

PUBLISHER

PT Literatur Negeri

EDITORIAL BOARD

Alex P. Chandra

EDITOR IN CHIEf &

HEAD Of CONTENS

Arif Rahman

EDITOR

Khoirur Rozy I Jakarta

Nur Hakim I Jakarta

Cucuk Espe I Jatim

Angga Wijaya I Bali

COMMUNITY

Alifya Putri

COMMUNICATION

OffICER

Kadek Pebriyanti

DESIGN & ART WORKING

Ida Bagus Baruna Luhur

Sahal Putra

MONEY&I MAGAZINE

Akubank School

Jl. Dewi Madri III

Denpasar - Bali

T. +62 823 3996 [email protected]

www.the-mni.com

for advertising enquiries please

send an email to :

Indah Kencana Putri

[email protected]

M. 0823 3996 4020

Desak Putu Widyawati

[email protected]

M. 0823 4112 7767

DISTRIBUTION SUPPORTAdi Setiawan

[email protected]

M. 081 337 666 430

for transfers and payments :

PT Literatur Negeri

BCA KCP Teuku Umar Denpasar

7680391216

Confirm / Info about transfer &

payment to :

Eka Putri Widyasari

[email protected]

M. 0878 6151 1609

@MNImagz

Money&I Magazine

@moneyandimagz

COVERFoto oleh IB Baruna Luhur

Desain oleh Sahal Putra

lagu hit, meredam blockbuster dan hegemoni produsen besar.

Dan saat ini, sejumlah bintang baru-pun bermunculan dengan

cara-caranya sendiri, Rendy Pandugo adalah salah satu artis

yang lahir dari produk digital, jika saja tak ada SoundCloud

yang melambungkan namanya, ia mungkin masih berjibaku

resah menanti tawaran manggung yang tak kunjung datang

sebagaimana ia alami. Namun sosial media merubah banyak

hal, bukan hanya Rendy, namun ratusan bahkan ribuan orang

mulai memanfaatkan-nya untuk terlihat di entertainment

industry.

Inilah fenomena yang menjadi topik dalam Special feature

kali ini, bagaimana internet memelintir para pemain lama yang

raksasa. Kami juga melengkapinya dengan wawancara eksklusif

dengan Rendy Pandugo yang menceritakan perjalanannya dari

bukan siapa-siapa, menjadi musisi yang kini di gaet Sony musik.

Mudah-mudahan bermanfaat dan selamat membaca.

Jabat Erat,

Arif Rahman

Page 6: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

6 Vol. 87 | May - Jun 2017

Also In this edition

04 From the Editor

08 Like On Facebook

10 Notes From a Friend

Pemimpin itu Menetapkan

Strategi

12 Insight

Creator Confidence

40 Intermezzo

5 Hal Yang Harus

Diperhatikan Jika

Mengakusisi Sebuah Bisnis

42 Movie Review

L I O N

48 Book Review

52 Corporate News

Perawatan Kulit Secara

Holistik dengan Biaya

Terjangkau

56Tadashi Yanai

Bertahun-tahun ia

menyandang predikat

sebagai orang terkaya

di Jepang, bisnisnya

pun bukan dari sektor

teknologi atau keuangan,

tapi dari berjualan pakaian

pria. Ikuti ceritanya di

rubrik front Of Mind.

50H. Romdoni

Terlahir miskin bukanlah

pilihannya, yang memaksa

dirinya untuk menjadi

penimba air untuk

tetangga sebagai usaha

menyambung hidup. Kini

ceritanya berbeda, kisah

titik baliknya tersaji di

rubrik Entrepreneur.

44Roma

Penuh romansa, drama dan

catatan sejarah yang heroik,

inilah yang menggambarkan

salah satu kota tertua dunia

Roma. Putri, kontributor

kami membawa oleh-oleh

catatan perjalanannya dari

Italia di rubrik Travellers Note

CONTENTS

Interview With Rendy Pandugo

Tak banyak bicara, tapi ia bisa berubah ketika tampil diatas panggung, suaranya yang

kerap disamakan dengan John Mayer, mampu membius para penggemarnya. Inilah

sosok Rendy Pandugo, penghobi musik yang nyaris banting setir menjadi karyawan

karena sepinya tawaran manggung, tapi siapa sangka, lagu-lagu yang ia perdengarkan

melalui jejaring sosial, kemudian merubah jalan hidupnya, disini kisahnya kami sajikan.

Special FeatureMembenamkan Radio Stars 2616

Page 7: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

7Vol. 87 | May - Jun 2017

CONTRIBUTORS

Alex P ChAndrA

Chairman Lestari Group

Memulai karir sebagai profesional banker

di BCA selama 8 tahun sebelum akhirnya

memutuskan untuk mendirikan bisnisnya

sendiri BPR Lestari, perusahaan yang

dibawanya menjadi BPR terbesar di Bali dalam

waktu 5 tahun.

YuswohAdY

Marketing Consultant

Penulis 40 buku mengenai pemasaran.

Pernah bekerja selama 12 tahun di MarkPlus

Inc dengan posisi terakhir sebagai Chief

Executive. Di bidang keorganisasian Yuswohady

pernah menjadi Sekjen Indonesia Marketing

Association (IMA).

Ben ABAdi

Business Coach

Menciptakan seseorang untuk menjadi

miliuner & pebisnis. Penulis buku laris yang

sudah melatih lebih dari 200 pengusaha

dan pemimpin dari ribuan sales. Misinya

menciptakan miliader melalui training yang

inovatif

PriBAdi Budiono

CEO BPR Lestari

Ulasannya erat terkait dengan kepemimpinan

yang banyak di adopsi dari sejumlah pemikir

besar. Memberikan alternatif solusi pada

permasalahan yang kerap dihadapi bangsa ini

khususnya yang ada di Bali.

suzAnA ChAndrA

Managing Director Kampoeng Villa

Smart Family adalah rubrik yang diasuh. Wanita

yang pernah menimba pengalaman hidup

di Australia ini dengan lugas memaparkan

bagaimana kiat cerdik untuk mengelola

investasi khususnya di bidang properti.

Castle Kaos Lukis

Nyaris layaknya batik, seperti itulah proses

pembuatannya, dengan media kaos, berbagai

pattern pun diaplikasikan, hasilnya adalah kaos

lukis yang unik dengan motif-motif batik yang

nyeni. Simak bagaimana mereka melakukannya,

dari yang tadinya produksi cuma 8 biji, sampai

bisa launching di New York City.

62

From Contributor

10 Notes From a Friend - Pemimpin itu

Menetapkan Strategi oleh

Alex P Chandra

12 Insight - Creator Confidence

oleh Yuswohady

38 Leadership - Dicari: Chief Executor

oleh Pribadi Budiono

34 Smart Family - The Power Of

Demography oleh Denny Santoso

32 Coaching Clinic - Panda Way oleh

Ben Abadi

Page 8: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

8 Vol. 87 | May - Jun 2017

Alex Purnadi Chandra

Published 07 Oct 2016

Alex Purnadi Chandra

Published 08 Oct 2016

Merasa Cukup

“Dengan merasa cukup, kita akan menjadi pebisnis dan investor

yang lebih baik”.

Saya pikir, merasa cukup adalah salah satu kunci kehidupan yang

harus kita latih. Dengan bisa merasa berkecukupan, kita lebih

bisa bersyukur, dan mengurangi keserakahan. Pada akhirnya kita

bisa menjadi lebih bijaksana.

Termasuk lebih bijaksana dalam berinvestasi dan menjadi

pebisnis yang lebih rasional.

Be Accountable

Masalahnya dengan orang Blame, Excuse dan Justify, seringkali

yang dikatakan merupakan kebenaran, namun kebenaran yang

tidak membuatnya melakukan tindakan. Hidup kita adalah

tanggung jawab kita. Bukan tanggung jawab orang lain, bukan

tanggung jawab pemerintah dan sebagainya. Kebanyakan orang

tidak berhasil hidupnya karena lack of action. Kebanyakan merasa

jadi korban. Kemudian terjebak dalam mental blok, menyalahkan

(Blame), Beralasan (Excuse) dan Membenarkan (Justify).

“Pemerintah salah, makanya ekonomi enggak karuan”

“Saya dari keluarga miskin”

“Dia mah terang aja bisa sukses, orang tuanya kaya, sekolahnya di

luar negeri, ehh...merried sama anak jenderal pula”

“Saya masih terlalu muda...” dst.

Masalahnya dengan orang menyalahkan, beralasan dan

membenarkan adalah, seringkali yang dikatakan merupakan

kebenaran, sehingga kita sulit beragumentasi dengan ‘alasan

pembenaran-nya. Namun kebenaran tadi tidak membuatnya

melakukan tindakan. Budaya merasa sebagai korban ini

melemahkan. Tidak mengundang tindakan. Sebaliknya, jika kita

mengambil alih tanggung jawab terhadap hidup kita, maka hidup

menjadi bertenaga. Aktif. Sesungguhnya-lah, tidak ada orang lain

yang bertanggung jawab terhadap diri kita, selain kita sendiri.

Ayo.., ambil alih kendali hidup kita.

Timeline About Like

Alex P ChandraEntrepreneur

26,982

Photo

Page 9: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

9Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 10: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

10 Vol. 87 | May - Jun 2017

Alex P. Chandra@alex_lestari

Founder of Lestari Group

www.alexpchandra.com

“Kekuatan maksimal

sebuah rantai itu,

ada pada ikatan

terlemahnya. Selama

ada ikatan yang lemah,

rantai itu tidak menjadi

lebih kuat dengan

memperkuat ikatan-

ikatan yang lainnya.

NOTES FROM A FRIEND

“Kekuatan sebuah rantai, ada pada ikatan

terlemahnya.”

Pada sebuah organisasi, baik itu

bisnis, sekolah, sosial ataupun

pemerintahan, biasanya terdapat

sebuat sistem yang komplek

dan menyerupai logika ikatan sebuah rantai

(chain-link logic).

Kekuatan maksimal sebuah rantai itu, ada

pada ikatan terlemahnya. Selama ada

ikatan yang lemah, rantai itu tidak menjadi

lebih kuat dengan memperkuat ikatan-

ikatan yang lainnya.

Analogi ini bermanfaat ketika kita hendak

merancang strategi. Sebagai pemimpin

sebuah organisasi, kita menentukan apa-

apa yang harus dikerjakan, dan apa yang

tidak perlu dikerjakan, kemana memberikan

resources.

Tidak ada gunanya memberikan resources

kepada pengembangan fakultas Pertanian

di Udayana, jika lahan pekerjaan-nya tidak

ada. Tidak banyak manfaatnya membeli

mesin-mesin yang canggih, jika pekerjanya

tidak memahami cara menggunakannya.

Tidak terlalu banyak manfaatnya

menyekolahkan para birokrat, kalau

sistemnya masih corrupt.

Ini yang terjadi juga dengan programnya

Pak Habibie dulu ketika memberikan

beasiswa kepada para pelajar untuk

belajar di universitas-universitas ternama

di luar negeri, namun ketika kembali, lahan

pekerjaan-nya tidak ada.

Tugas seorang pemimpin adalah

strategizing. Merancang strategi.

Menentukan cara-cara apa yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan

organisasinya.

Merancang strategi adalah menentukan

skala prioritas dan alokasi resources.

Merancang strategi adalah menentukan

apa-apa yang harus dilakukan. Namun

tidak kalah pentingnya adalah menetapkan

secara sengaja apa-apa saja yang harus

tidak kita lakukan.

Analogi ini membawa saya kepada

keputusan bahwa perhatian dan resources

diperusahaan yang saya dirikan, difokuskan

PEMIMPIN ITU MENETAPKAN

STRATEGI

NOTES FROM A FRIEND

Page 11: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

11Vol. 87 | May - Jun 2017

NOTES FROM A FRIEND

“ Merancang strategi

adalah menentukan

apa-apa yang harus

dilakukan. Namun tidak

kalah pentingnya adalah

menetapkan secara

sengaja apa-apa saja

yang harus tidak kita

lakukan.

kepada pengembangan kapasitas sumber

daya manusianya. Karena tidak ada

gunanya produk yang ciamik, gedung

yang mentereng, IT yang tercanggih, jika

faktor manusianya tidak mendukung.

Dengan analogi yang sama, bisa

dikatakan tidak terlalu banyak manfaatnya

membangun kantor-kantor pemerintahan

yang megah tanpa memperbaiki kualitas

manusianya.

Tidak terlalu bermanfaat memperbesar

Airport Ngurah Rai, jika jalan-jalan, dan

sarana parkir tidak diperbaiki.

Dan dengan analogi yang sama, bisa

dikatakan, kalau harus memilih salah

satu, strategically lebih bermanfaat jika

resources-nya pertama kali digunakan

untuk memperbaiki jalan-jalan dahulu

dan menyiapkan sarana dan sistem

perparkiran daripada membangun Airport.

Daripada setiap kepala daerah

membangun kantor-kantor yang megah

(ini merupakan kecenderungan setiap

kepala daerah-red), akan lebih efektif jika

dananya terlebih dahulu digunakan untuk

memperbaiki kapasitas manusianya,

struktur organisasinya dan sebagainya.

Pemimpin itu menetapkan strategi

Strategizing is about setting priorities,

and allocating resources. Semoga analogi

rantai ini bisa membantu kita menentukan

pilihan, menetapkan prioritas dan

mengalokasikan resources.

sumber : www.image.freepik.com

Page 12: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

12 Vol. 87 | May - Jun 2017

YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen

Indonesia Marketing Association

www.yuswohady.com

“Creator Confidence

Judul tulisan ini saya pinjam

dari buku Tom/David Kelley,

kakak-beradik pendiri IDEO

firma desain produk legendaris

di dunia, berjudul Creative Confidence

(2014). Intinya, saya sepakat dengan

Tom/David bahwa untuk menjadi kreator

dan entrepreneur, mengalami secara

langsung proses mencipta produk atau

menjalankan bisnis merupakan faktor

kunci keberhasilan.

Untuk menjadi kreator atau entrepreneur

tak bisa tidak, Anda harus nyebur

langsung mencipta atau menjalankan

bisnis riil. Anda tak bisa cuma dengan

membaca buku-buku bisnis. Anda tak bisa

cuma mendapat inspirasi dari seminar

kewirausahaan atau seminar motivasi.

INSIGHT

Creator confidence

layaknya otot, semakin

kita latih akan semakin

kuat. Semakin banyak

siklus gagal-sukses kita

alami, maka semakin

konfiden pula kita

dalam melangkah untuk

mewujudkan kesuksesan.”

Page 13: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

13Vol. 87 | May - Jun 2017

sumber : www.image.freepik.com

Anda juga tak bisa melakukannya cuma

dengan simulasi atau case study seperti

diajarkan di sekolah-sekolah bisnis.

Dengan mengalami secara langsung jatuh-

bangunnya mencipta dan berbisnis maka

akan muncul confidence. Confidence itulah

yang menjadi modal paling berharga bagi

sukses seorang kreator atau entrepreneur.

Tanpa adanya confidence, sampai

kapanpun Anda tak akan punya nyali untuk

menjadi kreator atau entrepreneur.

Sulitnya Memulai

Untuk membentuk confidence Anda harus

mengalami. Dan untuk mengalami Anda

harus berani memulai. Nah, inilah handicap

terbesar dari kebanyakan calon kreator

atau entrepreneur: memulai mencipta dan

memulai bisnis.

Kenapa memulai mencipta dan berbisnis

menjadi handicap terbesar? Karena

memulai bisnis dan langsung sukses itu

kemungkinan cuma satu dari sejuta kasus

yang ada: sangat kecil sekali. Sangat-

sangat besar kemungkinan-nya Anda

gagal saat memulai bisnis. Dan kalau

gagal, pertama, Anda akan menjadi bahan

tertawaan; kedua, Anda sangat berat dan

sulit untuk bangkit memulainya kembali.

Dan celaka tiga belas, begitu Anda gagal

untuk yang pertama kali, maka kemudian

Anda menutup rapat kemungkinan untuk

menjadi kreator atau entrepreneur dengan

mengatakan: “Saya memang ditakdirkan

bukan menjadi seorang kreator.” atau “Dari

sono-nya memang saya tak punya bakat

bisnis.”

Kalau sudah begitu, maka hukum “self-

fulfiling propecy” bekerja: Anda betul-

betul tak pernah menjadi kreator atau

entrepreneur.

Confidence = Evolusi

Pembentukan creator confidence tidak bisa

terjadi secara instan, tapi melalui sebuah

proses. Setidaknya Anda harus mengalami

INSIGHT

“Dengan mengalami secara langsung jatuh-

bangunnya mencipta dan berbisnis maka akan

muncul konfiden. Konfiden itulah yang menjadi

modal paling berharga bagi sukses seorang kreator

atau entrepreneur. Tanpa adanya konfiden, sampai

kapanpun Anda tak akan punya nyali untuk menjadi

kreator atau entrepreneur.”

Page 14: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

14 Vol. 87 | May - Jun 2017

INSIGHT

keseluruhan siklus mencipta (creating cycle)

mulai dari: mencari ide produk atau bisnis,

menemukan needs produk itu di pasar,

merancang produk, memproduksinya,

memasarkannya, hingga mendapatkan

omzet.

Ketika Anda nyebur langsung, maka Anda

membenamkan sejumlah uang tertentu,

sejumlah waktu tertentu, sejumlah tenaga

dan pikiran tertentu ke dalam project

tersebut. Nah di situlah degub jantung

dan adrenalin Anda dipacu habis-habisan.

Ya, karena kalau sampai gagal, duit

Anda akan sirna, waktu dan tenaga Anda

akan ‘muspro’ alias sia-sia. Jantungan

semacam inilah yang tak bakal diperoleh

dari membaca buku, ikut seminar, atau

menyelesaikan case study di sekolah

bisnis. Karena alasan ini, di Creator School

yang saya rintis, siswa harus mengerjakan

proyek bisnis riil, bukan simulasi atau case

study. Sekali lagi, Anda harus mengalami

langsung setiap denyut bisnis dan

merasakannya.

Celakanya, Anda mengalami satu creating

cycle itu secara penuh tak menjamin bahwa

Anda langsung memiliki confidence yang

cukup. Kalau Anda memulai bisnis dan

kemudian langsung sukses, maka tentu

saja confidence Anda akan melambung.

Dengan ponggah Anda pun kemudian

bilang: “wow… ternyata membangun bisnis

itu super mudah.”

Namun bagaimana halnya jika yang terjadi

justru sebaliknya? Anda gagal; modal

habis, produk tak satupun terjual, hutang

melilit, reputasi hancur. Maka bukan-nya

confidence yang Anda dapat, tapi justru

kegalauan, pesimisme, dan keputusasaan.

Di sinilah pentingnya Anda bangkit dari

kegagalan, move-on, dan menjadikan

kegagalan itu sebagai vitamin untuk

menumbuhkan confidence. Ingat, “fear of

failure is the biggest obstacle people face

to success.”

Jadi confidence didapat melalui proses

sukses-gagal yang berlangsung secara

akumulatif dan evolutif. Itu sebabnya saya

mengatakan sukses menjadi kreator atau

entrepreneur merupakan “marathoner

game” bukan “sprinter game”.

Failure Paradox

Anda tentu sepakat, kegagalan adalah

sesuatu yang tidak kita inginkan. Tapi

paradoks-nya, justru kegagalan merupakan

“vitamin” kesuksesan. Yang umum terjadi,

serangkaian kegagalan-lah yang membawa

kita kepada kesuksesan. Serangkaian

kegagalan-lah yang membentuk confidence

kita untuk meraih kesuksesan.

Karena itu saya suka rumusan ini:

[Kegagalan = Vitamin Kesuksesan]. Dari

kegagalan kita menemukan kesalahan

Page 15: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

15Vol. 87 | May - Jun 2017

INSIGHT

“..saya suka rumusan ini:

[Kegagalan = Vitamin

Kesuksesan]. Dari

kegagalan kita menemukan

kesalahan dan kelemahan.

Dari kegagalan kita

menemukan pembelajaran.

Kegagalan membawa kita

keluar dari area nyaman.

Kegagalan menempa

keberanian. Kegagalan

membangun konfiden kita

menuju kesuksesan.”

dan kelemahan. Dari kegagalan kita

menemukan pembelajaran. Kegagalan

membawa kita keluar dari area nyaman.

Kegagalan menempa keberanian.

Kegagalan membangun confidence kita

menuju kesuksesan.

Thomas Alva Edison sukses membuat

bola lampu setelah mengalami ribuan kali

kegagalan. Wright bersaudara sukses

menerbangkan pesawat untuk pertama kali

setelah mengalami ribuan kali kegagalan.

Karena itu janganlah menghujat kegagalan.

Janganlah menghindari atau menolak

kegagalan.

Justru sebaliknya, “fail as soon as possible.”

Lakukan kegagalan secepat mungkin agar

dari situ kita bisa belajar dan menemukan

celah kesuksesan. Itu sebabnya salah satu

slogan di bagian pengembangan produk

Google berbunyi: “Fail Fast!”

Creator confidence layaknya otot, semakin

kita latih akan semakin kuat. Semakin

banyak siklus gagal-sukses kita alami,

maka semakin confidence pula kita dalam

melangkah untuk mewujudkan kesuksesan.

sumber : www.image.freepik.com

Page 16: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

16 Vol. 87 | May - Jun 2017

Kepala editor majalah Wired,

Chris Anderson (saat ini

mantan), berbincang dengan

Robbie Vann Adibe, CEO

Ecast, sebuah perusahan pembuat

Digital Jukebox. Vann Adibe meminta

Chris menebak, berapa persen diantara

10.000 album yang tersedia di Jukebox

bisa terjual setidaknya satu track per

kuartal? Chris nyaris menebaknya 20%,

sebagaimana aturan 80/20, dimana aturan

20% produk menghasilkan 80% penjualan

(yang biasanya juga merupakan 100%

laba), namun karena ini produk digital,

maka Chris menaikkan angka tebakannya

menjadi 50%. Yup, sebagaimana Anda

juga duga, jawabannya meleset jauh. Yang

benar adalah 98%, artinya, hampir semua

lagu itu terjual, sekalipun tidak semua

dalam jumlah besar.

Kondisi ini tidak hanya terjadi pada lagu,

hal yang sama terjadi pada rental film

digital, Netflix memperhitungkan 95%

dari 25 ribu DVD nya (sekarang jumlah

koleksi film di Netflix sudah naik beberapa

kali lipat) disewa setidaknya satu kali

dalam satu kuartal. Hal yang sama terjadi

pada buku digital, sebuah penelitian

menyebutkan bahwa 98% diantara

100 ribu buku laris di Amazon, terjual

sedikitnya satu buku per-kuartal.

Padahal di toko-toko musik, rental DVD

plastik maupun toko buku, banyak sekali

judul yang sama sekali tidak laku, aturan

80/20 masih berlaku, dan hanya buku-

buku bestseller-lah yang mendapat

tempat di rak buku, hanya album hit saja

yang dipajang, atau hanya film box office

saja yang disediakan, sementara yang

‘medioker’ (diluar kategori bestseller, hit

atau box office), umumnya berada di rak-

rak belakang, itupun cukup beruntung jika

dipajang, kadang masih tersimpan dalam

kardus, dan hanya di keluarkan jika ada

pembeli yang datang mencari.

MEMbENAMKAN RAdIo STARNew Rules foR The New

eNTeRTaiNmeNT ecoNomy

SPECIAL

FEATURE

Page 17: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

17Vol. 87 | May - Jun 2017

Created by Visnezh - freepik.com

Page 18: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

18 Vol. 87 | May - Jun 2017

Berakhirnya Era Blockbuster

Apakah kemudian yang medioker itu lebih

buruk? Jawabannya jelas tidak! Banyak

produk yang dihasilkan para pekarya,

sebenarnya punya kualitas bagus, hanya

saja, mereka tidak bisa mempopulerkan-nya,

nggak punya dana untuk promosi, nggak ada

jaringan untuk distribusi, sementara pihak

label mainstream enggan mengambil resiko

untuk bekerjasama dengan ‘sembarang’

pekarya, lebih aman jika bekerjasama

dengan mereka yang sudah ketahuan hasil

produksinya akan laku.

Awal-awal abad 21, kita masih bisa melihat

sejumlah musisi mampu mencetak hit,

bahkan boyband NSYNC mampu menjual

2,4 juta kopi albumnya yang berjudul No

Strings Attached dalam pekan pertama, dan

menjadi album pertama didunia yang laku

paling cepat. Total terjual sampai dengan

akhir tahun di seluruh dunia mencapai 11

juta kopi. Namun inilah satu-satunya rekor

yang terjadi. Sejak tahun 2000-an, situasinya

perlahan berubah, album-album hit tidak

pernah muncul lagi. Di Indonesia, setali

tiga uang. Di periode rentang tahun yang

sama, album Peterpan dan Samson bisa

terjual jutaan kopi, bahkan album Bintang Di

Surga meraih Platinum (terjual 1-2 juta kopi).

Namun sekarang, klasifikasi tersebut sudah

diturunkan, jika dulu sertifikasi gold untuk

penjualan 25 ribu kopi, sekarang hanya 5000

kopi, kalau tidak diturunkan, tidak ada artis

yang sanggup memecahkan rekor tersebut.

Demikian pula dengan film, kemampuan

bioskop menayangkan film terbatas, tidak

semua judul film yang diproduksi, cukup

untuk ditayangkan di layar yang jumlahnya

terbatas, maka hanya yang tertentu sajalah

yang akhirnya bisa ditampilkan.

Inilah fenomena yang kemudian merubah

banyak hal dalam industri hiburan khususnya

musik. Jika ditanya siapa biang keladinya,

maka jawabannya adalah jaringan pertukaran

berkas peer to peer, inilah ‘sosok’ yang

mengganti cakram plastik dan paperback,

tidak membutuhkan tempat fisik untuk

penyimpanan, tidak butuh biaya besar untuk

pemeliharaan, dan nyaris tanpa biaya pada

proses distribusinya. Revolusi 3 sektor yang

meliputi, produksi, distribusi dan pasar.

Jika ditanya siapa biang keladinya,

maka jawabannya adalah jaringan

pertukaran berkas peer to peer, inilah

‘sosok’ yang mengganti cakram plastik

dan paperback, tidak membutuhkan

tempat fisik untuk penyimpanan, tidak butuh biaya besar untuk

pemeliharaan, dan nyaris tanpa biaya

pada proses distribusinya.”

SPECIAL FEATURE I THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY

sumber : www.orig15.deviantart.net

Page 19: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

19Vol. 87 | May - Jun 2017

New Rules for The New Entertainment EconomySaat ini, hampir semua masyarakat

modern memiliki handphone, kamera dan

berbagai perlengkapan broadcast yang

bisa didapatkan dengan harga murah,

termasuk aplikasi editing visual maupun

audio yang mudah pengoperasian-nya,

bahkan membuat blog yang nyaris gratis.

Hal ini menyebabkan semua orang bisa

memproduksi, yang pada akhirnya semua

produk pun saat ini tersedia dimana-mana.

Dalam musik misalnya, jumlah album

baru atau single yang direkam jumlahnya

naik eksponensial, bahkan single yang

dikirimkan ke aplikasi internet jumlahnya

lebih dari 300.000 track dan terus

bertambah.

Personal Computer menjadikan semua

orang bisa menjadi produsen, namun

distribusi, hanya internet yang mampu

melakukannya untuk semua orang. Model

ekonomi bit, telah menggeser model

ekonomi atom, tidak membutuhkan gudang

penyimpanan, jauh lebih murah daripada

ongkos truk melakukan pengiriman,

dan tidak membutuhkan rak etalase.

Disinilah yang kemudian memunculkan

Amazon, eBay, itunes, Netflix, Tokopedia,

Bukalapak dan lain-lain. Apalagi dengan

adanya torrent ekstensi file yang mampu

mengirimkan data dalam kapasitas besar

melalui satelit.

Dan pasarnya, demokratisasi terjadi

ketika aplikasi dan sosial media hadir,

Google, Blog, facebook, SoundCloud atau

YouTube adalah ekosistem baru. Ledakan

teknologi menjadikan semua konsumen

bisa menjadi produsen, produsen menjadi

distributor dan semuanya saling memenuhi

kebutuhan masing-masing, sesuai selera

masing-masing. Ini menjadikan layanan

digital memiliki semua keunggulan dari

sebuah katalog, dimana pengiriman melalui

jaringan broadband hampir tanpa biaya.

Biaya manufaktur yang kecil, kebutuhan

storage yang hanya beberapa megabyte

pada server dan juga nyaris tanpa biaya,

maka tidak ada alasan lagi bagi semua

orang untuk menjajakan semua barang

kepada semua orang. Inilah yang kemudian

membunuh istilah Prime Time, sekarang

anytime is a primetime, tergantung kapan

kita punya waktu untuk mengkonsumsi.

Hollywood Box Office merosot 7% sejak

tahun 2011, jumlah pembaca surat kabar

yang dimulai sebagai industri di tahun

60 kemudian memuncak di tahun 90-an

sekarang kehilangan daya cengkramnya,

rating TV terus turun karena penonton

menyasar saluran kabel atau internet.

Era consumer economy telah berakhir,

masa dimana sistem dibawah kendali

produsen yang kerap mendikte konsumen

mengikuti selera mereka tidak lagi bisa

terjadi. Dan sekarang, bintang-bintang

baru lahir, talenta yang dulunya tidak

mampu melewati seleksi produsen besar,

kini bisa unjuk gigi kapanpun, selama

pasar menyukainya, ia bisa mengibarkan

benderanya sendiri tanpa harus terlibat

dalam jaringan besar. Industri hiburan tanah

air memiliki Isyana Saraswati dan Rendy

Pandugo yang populer menjadi musisi

melalui SoundCloud. Ada Raditya Dika

dan Trinity yang populer karena tulisan

mereka di Blog, atau Bayu Skak dan Arief

Muhammad yang menjadi bintang layar

kaca dan bahkan film karena akting mereka

di YouTube. Dan sederet nama-nama

lainnya yang akan terus bertambah karena

peer production. Radikalisme ekonomi

dimana produksi sesama teman telah

merubah status amatir dan profesional.

Sekarang, tinggal bagaimana kita bersikap

dengan kondisi ini, diam saja tidak

berkarya, hanya akan menjadikan kita

sebagai konsumen selamanya.

THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY I SPECIAL FEATURE

sumber : www.journeyonline.com.au

Page 20: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

20 Vol. 87 | May - Jun 2017

ExPoSURE CUlTURE ekoNomi RepuTasi, eRa

RekomeNdasi daN cd

yaNg dijual melalui kfc

Hanya ada satu cara

untuk menelurkan album

hit, yakni radio! Tidak

ada media lain sebelum

kemudian MTV hadir di tahun 80-an

dan menjadi alternatif kedua untuk

melahirkan album hit. Hal ini terus

terjadi hingga akhir tahun 90-an. Di

tahun 2004, perusahaan rekaman

bernama Reprise, yang merupakan

salah satu anak perusahaan Warner,

merekam lagu dari band bernama

My Chemical Romance. Mereka

mengirimkan track ke MySpace.com

untuk promosi, kemudian berturut

memperluasnya melalui Yahoo!

Music dan AOL, disanalah sejumlah

single dari band ini diperdengarkan.

Pada ujungnya, rentetan ini

menghasilkan penjualan album

sebanyak 1,4 juta kopi, dan hit

terbesar pada tahun tersebut. Dan

ya..., semuanya dimulai dari online.

Sejak masa itulah industri ini

seolah tersadar, bahwa tanpa radio

dan MTV sekalipun, musik bisa

mencapai titik komersialnya yang

maksimum jika mampu dipasarkan

dengan benar di jalur alternatif

bernama internet. Bahkan yang

tak bisa dilakukan oleh radio dan

Created by Kaboompics - freepik.com

SPECIAL FEATURE I THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY

Page 21: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

21Vol. 87 | May - Jun 2017

channel TV adalah, engangement dengan

penggemarnya, melalui MySpace, My

Chemical Romance memiliki fans hampir

450.000 (pada masa itu), dimana mereka

bisa melakukan komunikasi 2 arah

melaluinya.

Guru besar ilmu hukum di Colombia

University, Tim Wu, menyebut Exposure

Culture yang mencerminkan falsafah web,

dalam arti yang paling penting adalah

dilihat orang. Penulis atau pengarang di

web mempunyai link dengan yang lain,

mengutip secara bebas, dan kadang-

kadang menyalin seluruh artikel. Link

yang dikirimkan melalui email ke artikel-

artikel dan humor-humor favorit telah

menjadi signifikan dalam kultur kerja

orang Amerika, sama seperti water cooler.

Dosa besar dalam exposure culture

bukan menyalin dan menjiplak, melainkan

tidak menyebutkan narasumber dengan

benar. Dan yang paling penting dalam

exposure culture ini adalah mesin pencari

yang dahsyat. Apabila situs Anda mudah

di temukan melalui Google, Anda tidak

marah - Anda malah merayakannya.

Inilah falsafaf web versi Tim Wu, yang

rasanya juga berlaku global diseluruh

dunia. Orang tidak lagi mempersoalkan

tentang hak cipta. Para pemusik

membagikan karyanya secara cuma-

cuma melalui internet untuk mendapatkan

penggemar, yang nantinya berminat

untuk menonton musisi tersebut ketika

konser (live show) yang kali ini berbayar.

Pembuat film mengharapkan getok tular

dengan mem-posting karya mereka

secara gratis, atau ilmuan yang dengan

senang hati makalah-makalahnya di

download secara gratis dengan tujuan

untuk meningkatkan jumlah pembaca dan

pengguna gagasan mereka. Inilah Gift

Economy! Semua memberikannya gratis

dengan tujuan reputasi, sisi komersial

yang bisa digali belakangan. Ketika

makalah atau buku-buku itu disebarkan

secara gratis, para akademisi itu bisa

memasarkan jasa konsultasi mereka, atau

membuat mereka diminati untuk menjadi

pembicara seminar, setidaknya minimal

meninggalkan jejak bahwa mereka ada di

dunia ini.

Itulah sebabnya, sekalipun mudah

dan murah, bukan berarti kita bisa

sembarangan membuat karya,

keputusan konsumen membeli produk

di internet juga sangat di pengaruhi oleh

rekomendasi, komentar pengguna yang

menyampaikannya juga di saluran yang

sama. Ketika kita membuat karya yang

ala kadarnya, maka filter secara otomatis

terjadi, ‘jempol kebawah’ adalah klik

paling mudah yang mencerminkan reaksi

pasar. Alih-alih mengkomersialkan diri,

kita juga dengan mudahnya dihujat atas

karya yang buruk, bahkan di ‘suspend’

operator jika keluar jalur, dan ini juga atas

rekomendasi dari konsumen.

Realitas yang paling mengerikan adalah,

banyaknya jumlah barang yang ada

sekarang, tidak selalu berarti baik

dalam ekonomi, Barry Schwartz dalam

bukunya The Paradox of Choice justru

mengatakan, semakin banyak pilihan,

konsumen justru semakin tertekan,

mengacu pada sebuah makalah Why

Choisce is Demotivating. Riset yang

dilakukan di supermarket ini melihat

perilaku konsumen dengan adanya sedikit

pilihan dan banyak pilihan, pada putaran

pertama disediakan 6 rasa selai dan pada

putaran kedua disediakan 24 macam

selai, dan hasilnya justru penjualan

banyak terjadi pada pilihan yang sedikit,

dimana konsumen puas dengan tawaran

yang ada, ketimbang banyaknya pilihan.

Dan sekarang, ada begitu banyak barang

tersedia, judul buku, film, lagu dan jumlah

artis yang meningkat pesat selama era

demokratisasi ekonomi ini, banyaknya

sum

ber

: w

ww

.theta

nnert

imes.n

et

THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY I SPECIAL FEATURE

Page 22: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

22 Vol. 87 | May - Jun 2017

pilihan itu membuat banyak orang tidak

berdaya, dan menjadi tirani, lalu apa yang

harus dilakukan?

Pertama jelas, kita harus membuat

karya yang berkualitas, tidak harus ikut-

ikutan dengan tren, setidaknya ini yang

disampaikan oleh Yoga Arizona, salah

satu Youtubers yang sukses berkarir

dengan membuat beragam video di

Youtube. Kedua, kreatif! Dengan semakin

beragamnya pilihan, dan cara untuk

membawakan, maka tentu segmentasi

pasar menjadi penting, produk yang kita

buat, tentunya harus memiliki kelompok

pasar yang tepat, karena dengan cara

itulah produk ini terdistribusi.

Contoh paling mudah bisa kita lihat pada

KfC yang menjual CD album, awalnya

banyak yang mengernyitkan kening,

mengapa usaha resto fastfood jualan

CD, namun coba tengak lebih dalam,

KfC membutuhkan nilai tambah untuk

penetrasi kepada anak-anak muda, disatu

sisi banyak musisi yang kesulitan untuk

tampil unjuk performa ke permukaan,

maka KfC –tentu saja dengan sejumlah

kerjasama iklan, membantu melakukan

proses itu. Band Juliette, Beage dan

Created by Jannoon028 - freepik.com

artis Indah Dewi Pertiwi adalah beberapa

diantara musisi yang di orbitkan. KfC

kemudian menayangkan klip dan musik

mereka di semua gerai mereka, buat KfC

ini adalah konten untuk membangun citra

sebagai sahabat bagi anak-anak muda,

dan bagi para musisi, ini cara untuk

mereka dikenal pasar melalui ratusan gerai

KfC yang tersebar di seluruh Indonesia,

belum lagi dengan paket bundling-nya,

dimana membeli paket makanan di KfC

mendapatkan CD album, dan rupanya cara

ini berhasil, bahkan Indah Dewi Pertiwi

mendapatkan angka penjualan album yang

fantastis.

Belakangan, bukan cuma rookie band

saja yang ikutan, namun yang sudah

tenar seperti Agnes Monica, Ahmad Dhani

bahkan Slank, ikutan menjajaki cara ini.

Bagi KfC, nama-nama besar ini tentu saja

meningkatkan nilai brand mereka, dan bagi

para artisnya, KfC adalah alternatif yang

lebih baik daripada toko musik yang mulai

ditinggalkan pasar dan jumlahnya tidak

sebanyak gerai KfC.

Itulah sebabnya, di era dengan berbagai

pilihan yang begitu banyak ini, maka

captive market adalah strategi yang paling

tepat, mungkin jumlahnya tidak besar,

namun loyal dan mau membeli produk kita.

Para follower kita di sosial media, adalah

captive market, kita bisa memulainya

dengan menjual produk kepada mereka,

semakin banyak follower-nya, maka

semakin banyak peluang penjualannya.

Dan untuk mendapatkan follower yang

banyak, mulailah dengan membuat karya

yang dibagikan secara gratis, musik

gratis, film gratis, seminar gratis, ide-ide

tulisan yang gratis, dan ketika ekosistem

dan komunitasnya terbentuk, kita bisa

komersialkan dalam bentuk yang lain.

SPECIAL FEATURE I THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY

Page 23: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

23Vol. 87 | May - Jun 2017

Semenjak lagu Keep Being You, wara-

wiri di tahun 2014, nama Isyana Sarasvati

mulai difavoritkan. Bahkan ketika single

keduanya rilis di pertengahan 2015 lalu

yang bertajuk Tetap Dalam Jiwa, bintang

Isyana kian bersinar. Padahal penyanyi

kelahiran Bandung, 2 Mei 1993 belum

merilis satu album penuh. Dua single

tersebut dirancang sebagai jembatan untuk

menuju album debutnya. Menariknya, dua

single yang ditujukan sebagai perkenalan

sosoknya di industri musik nasional ini justru

mampu membuatnya menoreh prestasi

yang cemerlang. Sebut saja salah satunya

yang paling hangat adalah penghargaan

Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards)

2015 yang berhasil diraih Isyana. Tak

tanggung-tanggung, dua predikat terbaik

dikantonginya, yakni Pendatang Baru Terbaik

dan Solo Pria atau Wanita Soul atau RnB

Terbaik. Sebelumnya ia juga dinominasikan

di ajang NET. Indonesian Choice Awards

2015.

Nama Isyana memang masih terdengar baru

di industri musik Indonesia, tapi sejatinya

karir bermusik Isyana telah dirintisnya sejak

kecil. Sebelum merilis single, Isyana juga

Di era pasar dua arah, reputasi adalah kunci, dan membuat karya

yang baik adalah awal untuk memulai. Dan tidak sedikit kemudian

diantara mereka yang karirnya kemudian berkembang dari karya-

karya yang mereka pasarkan di internet.

kerap menghiasi laman YouTube dan

SoundCloud lewat lagu-lagu cover yang

diunggahnya. Saat berusia 18 tahun, Isyana

juga telah menorehkan prestasi dengan

tampil di pentas musik dunia, seperti di

Asia Pasific Electone festival yang digelar

di Singapura pada tahun 2011 lalu dan

mampu meraih predikat Grand Prize. Adik

dari Rara Sekar, vokalis band indie Banda

Neira ini juga pernah terpilih sebagai salah

satu dari 15 komposer electone dunia

yang tampil di ajang Yamaha Electone

Concours di Tokyo pada 2012 silam. Ia

juga mendapatkan Gold Certificate di

gelaran 5th Bangkok Opera foundation

Singing Competition Bangkok pada 2013,

serta sejumlah apresiasi lainnya.

SoCIAl MEdIA STAR

Isyana Sarasvati

>

THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY I SPECIAL FEATURE

Page 24: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

24 Vol. 87 | May - Jun 2017

Suka musik dari SD dan masuk sekolah

musik kemudian bikin band. Sering

manggung di event-event dan akhirnya

hijrah ke Jakarta pada tahun 2010. Namun

di Jakarta justru sepi tawaran manggung,

kalah dengan trend Boy Band kala itu.

Sadar nggak bisa bergantung pada event,

Rendy berjuang sendiri. “Jika nama saya

nggak terdengar di pasaran, paling nggak

harus kuat di media sosial,” katanya. Rendy

kemudian membuat portofolio pribadi di

situs berbagi musik SoundCloud.

“Saya lebih memilih SoundCloud karena

nggak perlu mengunggah video, cukup

rekaman suara saja, pasalnya saya

nggak pede di depan kamera, he he

he. Nggak ingin hasilnya asal-asalan,

walau menyanyikan lagu musisi lain,

saya memilih jenis musik yang sesuai

dengan karakter suara saya. Saya juga

merekamnya di studio rekaman agar

hasilnya oke. Kemudian salah satu

‘selebtwit’ mendengarkan musik unggahan

saya dan men-share-nya di akun twitternya.

Akun saya mulai banyak follower-nya.

Dalam sehari ada 1.000 pendengar yang

berkunjung. Dari sinilah tawaran manggung

datang, meski manggungnya seakan

nggak ada istirahatnya - dalam sehari bisa

menyanyi selama empat jam hingga suara

habis - saya lakukan dengan senang hati.

Setelahnya undangan menyanyi di berbagai

event pun berdatangan. Dari SoundCloud

kemudian Rendy mendapat tawaran

menjadi juri Starvoices Indonesia, ajang

pencarian bakat menyanyi di SoundCloud.

Rendy juga juga mendapat tawaran

dari Acha Septriasa untuk menyanyikan

soundtrack film yang disutradarainya. Dan

akhirnya duet dengan Piyu menyanyikan

lagu firasatku untuk soundtrack film

omnibus Aku Cinta Kamu yang diperankan

oleh Acha dan Rio Dewanto.

Rendy Pandugo

SPECIAL FEATURE I THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY

>

Page 25: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

25Vol. 87 | May - Jun 2017

Internet menghapus batas, itu jelas, dan sekarang artis

bisa muncul dari daerah, itu yang terjadi pula dengan Bayu

Skak. Bahkan dengan logat Jawa yang medok, kini ia

mulai wara-wiri dimana-mana, bahkan hingga layar lebar.

Pria asal Malang ini populer karena video dagelannya yang

dapat membuat orang tertawa di YouTube. Topiknya hal-

hal sederhana, membicarakan hal-hal sepele yang terjadi

sehari-hari dengan bahasa Jawa.

Bernama asli Bayu Eko Moektito kelahiran tahun 1993,

pemuda ini hanya seorang pelajar yang biasa saja, melalui

YouTube ia mengunggah video monolog humor. Modalnya

pun tidak besar, hanya handycam dan tripod, untuk

menghibur para pengguna YouTube dengan cara konyol.

Dan cara ini berhasil, subscriber-nya mencapai lebih dari

seratus ribu dengan total view lebih dari 8,2 juta.

Sekarang, ia bak memiliki saluran televisi sendiri dengan

mendirikan website berdomain skaktv.com. Selain video,

Bayu yang mulai sadar memiliki fans yang besar, mulai

berjualan kaos ala Bayu Skak. Ia juga mendapatkan

kesempatan muncul di TV nasional dan akhirnya terlibat

sebagai salah satu aktor dalam sebuah film layar lebar.

Bayu Skak

Di Indonesia, belum banyak penulis e-book yang

sukses, dari sedikit nama yang ada, maka yang satu

ini wajib masuk daftar. Ia adalah Rully Kustandar.

Tulisannya yang berjudul Jurus Cerdas Berkebun

Emas ini, dijual tidak dengan harga murah, Rp. 250

ribu, namun hanya dalam waktu singkat penjualan

e-book ini mencapai 100 ribu per-buah sebagaimana

disampaikan oleh www.timlo.net.

Pria berkacamata kelahiran Bandung pada 18 Mei

1968 itu bercerita bahwa semua berawal ketika

dirinya bangkrut dan memiliki utang miliaran, dan

dalam kondisi terjepit, ia kemudian menemukan

konsep berkebun emas yang memanfaatkan sistem

pegadaian. Rully ingin menerbitkan konsepnya

tersebut dalam bentuk buku, namun itu membutuhkan

biaya yang besar, apalagi dalam kondisi bangkrut,

akhirnya ia pun membuat versi e-book. Pada 2009,

dia merilis e-book tersebut dan ternyata laku keras.

Dia kemudian diminta oleh sebuah bank untuk

menjadi duta Bank Syariah di Indonesia.

Rully Kustandar

>

ww

w.b

inta

ng

.co

m

THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY I SPECIAL FEATURE

>

Page 26: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

26 Vol. 87 | May - Jun 2017

inTerView

RENDY PANDUGO

Kisah Klasik

Page 27: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

27Vol. 87 | May - Jun 2017

“... selesai sholat Jumat, uang

di kantong saya tinggal Rp 30

ribu, entah kenapa saya malah

sumbangkan Rp. 20 ribunya

buat sedekah. Dan besoknya,

saya dapat tawaran nyanyi

secara reguler di sebuah mal.

Waktu itu sampai diharuskan

nyanyi selama empat jam

sampai suara saya habis, tapi

saya senang karena bisa terus

lanjut berkarir di musik.

Sebagaimana layaknya musisi,

ia memang tak terlihat banyak

bicara, 2-3 kalimat yang ia

lontarkan sudah cukup untuk

menunjukkan pribadinya yang “diam”.

Namun itu memang hanya montase kecil

yang kami dapatkan ketika menjumpainya

disela-sela persiapannya tampil memenuhi

undangan di acara Entrepreneur festival

2017 lalu. Namun ketika berada di atas

panggung, performanya berubah, ia tampil

atraktif, penuh romansa dan berbagi cerita

dengan fasihnya kepada penonton.

Rendy adalah salah satu musisi generasi

digital yang terbentuk ketika dunia hiburan

telah mengalami perubahan pondasi. Ia

menyadari betul perubahan ini membuat

arah angin berkelok, walaupun memang

permainan tak lalu menjadi mudah, namun

peluang justru lebih terbuka. Hasratnya

menjadi biduan di tanah air tak pernah

surut sejak ia masih duduk di bangku

sekolah dasar di kampungnya Medan. Ia

juga sempat mengenyam sekolah musik

ketika tinggal di Surabaya, pria kelahiran

7 Mei 1985 ini pun kemudian mendirikan

band-nya sendiri. Tawaran manggung

silih berganti datang, suara popnya

mendendang di sejumlah event, café

atau panggung-panggung hiburan yang

menyewa jasanya. Hal ini yang kemudian

membangun kepercayaan dirinya untuk

menantang ibukota Jakarta.

Yang sayangnya, sebagaimana layaknya

kebanyakan kaum urban, Jakarta bukan

lawan mudah untuk ditaklukkan. Di kota

ini, Rendy dan band-nya justru meradang,

sepi tawaran manggung, belum lagi ketika

itu dunia musik tengah digemari oleh

kehadiran sejumlah boy band. Sadar tidak

bisa bergantung pada ‘ngamen’ tradisional,

Rendy berjuang sendiri. “Jika nama saya

nggak terdengar di pasaran, paling nggak

harus kuat di media sosial,” katanya. Rendy

kemudian membuat portofolio di situs

berbagi musik SoundCloud.

“Saya lebih memilih SoundCloud karena

nggak perlu mengunggah video, cukup

rekaman suara saja—pasalnya saya nggak

‘pede’ di depan kamera, he he he,” ujar

Rendy. Ia pun menyanyikan lagu musisi

lain yang jenis musiknya sesuai dengan

karakter suaranya. Di rekam di studio

agar hasilnya tak asal-asalan. Dari sinilah

kemudian momentum baru muncul, salah

satu ‘selebtwit’ mendengarkan musiknya,

membaginya kembali di Twitter, dan ini

menjadi ‘endorse’ yang membawa akun

Rendy mulai kebanjiran follower. Dalam

sehari, bisa mencapai 1.000 pendengar

yang berkunjung. Dan akhirnya tawaran

manggung-pun kembali datang, bahkan

dalam sehari, ia mengaku bisa perform

sampai empat jam.

Tak selesai sampai disitu, Rendy

kemudian mendapat tawaran menjadi juri

Starvoices Indonesia, ajang pencarian

bakat menyanyi di SoundCloud. Bergulung

lagi ketika mendapat tawaran dari Acha

Septriasa untuk menyanyikan soundtrack

film yang disutradarainya. Dan akhirnya

duet dengan Piyu menyanyikan lagu

firasatku untuk soundtrack film Aku Cinta

Kamu yang diperankan oleh Acha dan

Rio Dewanto. Dan kini, ia tengah dalam

proses merampungkan albumnya, yang

direncanakan rilis di tahun ini.

Mimpinya memang masih baru dimulai, tapi

jejaknya di industri musik melalui saluran

bernama digital adalah track lain yang

ia lakoni untuk membesarkan namanya,

memperkenalkan karyanya, dan akhirnya

menjadi cara untuknya berbisnis di industri

ini. Kepada Alifya Putri reporter Money&I,

Rendy pun bertutur lebih jauh tentang

perjalanan karirnya ini.

AndA meruPAkAn lulusAn ekonomi

mAnAjemen uniVersiTAs AirlAnggA,

nAmun jusTru memuTuskAn unTuk

BerkArir menjAdi seorAng musisi, APA

YAng seBenArnYA AdA di BenAk AndA

wAkTu iTu?

Hmmm, kalau menurut saya, kuliah itu

bukan cuma sekedar ngejar gelar, tetapi

kuliah itu juga untuk mempunyai banyak

teman yang nantinya akan berguna untuk

kita setelah lulus. Sementara bermain

musik, itu sudah saya lakukan sejak lama,

THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY I SPECIAL FEATURE

Page 28: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

28 Vol. 87 | May - Jun 2017

sejak jaman sekolah dulu lebih tepatnya.

Saya bikin band bareng teman-teman

sekolah waktu itu dan ikut di festival-

festival.

Saya sempat sekolah musik juga untuk

belajar gitar klasik, tapi saya nggak lulus,

saya nggak suka baca not balok. Tapi pas

bikin band, disinilah skill saya semakin

terasah. Waktu itu saya nekuni alat musik

gitar, dan saya merasa lebih berkembang

dengan belajar sendiri dan teman-teman

band. Saya banyak ngikutin permainan

gitar dari Joe Satriani, Yngwie Malmsteen

atau Dream Theater.

AndA kemudiAn hijrAh ke jAkArTA?

Iya, di akhir masa kuliah, saya ketemu

teman lama, dan kita bikin band bareng,

tapi kita nggak ketemu vokalis, saya yang

tadinya gitaris akhirnya nyoba jadi vokalis.

Dan awal-awal waktu itu cukup bagus,

kita di produseri oleh Dondy Sudjono,

(produser yang sama untuk RAN), materi

lagu juga diterima oleh Universal. Pada

2010, kami pun hijrah ke Jakarta dan mulai

memproduksi album. Dan ini bisa dibilang

awal saya mulai profesional bermusik.

Single pertama dan kedua kami juga waktu

itu terdengar di pasaran. Tapi cuma itu,

setelahnya album kami nggak terdengar

lagi. Tawaran manggung juga sepi. Sampai

saya sendiri sempat udah mau nyerah,

mau berhenti bermusik dan milih buat

jadi karyawan kantoran saja biar dapat

pemasukan tetap.

APA YAng kemudiAn AndA lAkukAn?

Disitulah saya kemudian bikin akun di

SoundCloud, selain itu juga untuk melihat

seberapa jauh progress saya bernyanyi,

karena sebelumnya kan saya bukan

penyanyi tuh, tadinya gitaris. Dari sini,

kemudian ada salah satu artis yang share

lagu saya, dan akhirnya follower saya pun

bertambah banyak, dari sini saya akhirnya

mulai dikenal lagi. Ada satu momen yang

penting waktu itu, pas selesai Sholat

Jumat, uang di kantong saya tinggal Rp

30 ribu, di tabungan juga tinggal Rp 5 ribu,

entah kenapa saya malah sumbangkan Rp.

20 ribunya buat sedekah. Dan besoknya,

saya dapat tawaran nyanyi secara reguler di

sebuah mal. Waktu itu sampai diharuskan

nyanyi selama empat jam sampai suara

saya habis, tapi saya senang karena bisa

terus lanjut berkarir di musik.

jAdi AndA mulAi kemBAli di kenAl

melAlui soundCloud?

Betul, bahkan dari SoundCloud juga saya

mendapat tawaran jadi juri Starvoices

Indonesia, ajang pencarian bakat

menyanyi di SoundCloud. Saya juga

mendapat tawaran dari Acha Septriasa

untuk menyanyikan soundtrack film yang

disutradarainya. Kebetulan Acha menyukai

lagu-lagu John Mayer yang saya nyanyikan

dan unggah di SoundCloud. Saya juga

duet dengan dengan Piyu membawakan

lagu firasatku untuk soundtrack film Aku

Cinta Kamu, film itu juga diperankan sama

Acha dan Rio Dewanto. Dan job manggung

juga akhirnya terus berdatangan. Sampai

kemudian, saya di hubungi oleh Sony

Music, mereka menawarkan saya kerja

sama.

wow, AkhirnYA jAdi ArTis di sonY?

Nggak langsung, waktu itu saya tolak,

saya bahkan nolaknya sampai 3 kali.

Saya inginnya menjadi musisi dengan ciri

sendiri, dan salah satunya dengan bawakan

lagu berbahasa Inggris, tapi pihak label

SPECIAL FEATURE I THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY

Page 29: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

29Vol. 87 | May - Jun 2017

THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY I SPECIAL FEATURE

Page 30: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

30 Vol. 87 | May - Jun 2017

umumnya lebih suka lagu-lagu yang laku

buat dipasarkan, makanya waktu itu saya

tolak tawaran pertama. Kemudian selang

beberapa lama, datang lagi tawaran kedua,

masih saya tolak lagi, karena ingin punya

musik yang berbahasa Inggris. Akhirnya

sampai saya diminta untuk bertemu dengan

Hayden Bell, A&R Director Asia Pasific

dari Sony Music, waktu itu saya diminta

membawakan beberapa lagu dengan lirik

bahasa Inggris langsung di depannya. Dan

setelah melihat penampilan saya secara

langsung, baru mereka mau menerima

permintaan saya untuk menyanyikan lagu

berbahasa Inggris, dan kita mulai kontrak

itu sejak November 2015.

iTu lAngsung Proses rekAmAn?

Di bulan februari 2016, Saya ke Swedia,

workshop bersama dengan musisi dan

produser dari The Kennel Music. Dari hasil

workshop ini kita siapin materi lagu untuk

debut album solo nanti. Mudah-mudahan

bisa keluar tahun ini. Sekarang masih

meluncurkan single-single saja dulu.

APAkAh AdA renCAnA unTuk

mengeluArkAn single lAgi?

Dalam waktu dekat sih iya, selain “I Don’t

Care”, “Sebuah Kisah Klasik” dan “Hampir

Sempurna” rencana kedepannya akan ada

single kedua, saat ini sedang dalam proses

sih, yang pasti dalam beberapa bulan

kedepan sudah launching. Selain itu album

juga akan dirilis tahun ini, doakan saja agar

semuanya lancar ya.

kenAPA TerTArik unTuk me-reCYCle

lAgu “seBuAh kisAh klAsik?”

Pertama, karena saya adalah salah satu

penggemar dari Sheila On 7. Kedua, karena

waktu itu memang ada proyek album

kompilasi artis-artis muda Sony Music

bertajuk Y2Koustic. Isinya memang lagu-

lagu tahun 2000-an yang sempat popular,

kemudian dibawakan kembali.

lAgu “i don’T CAre” dAn “hAmPir

semPurnA”, BerCeriTA TenTAng APA?

I Don’t Care ini sebenarnya lagu tentang

marah, yang sudah sampai tahap tidak

peduli lagi, sesimpel itu sih. Kalau untuk

yang ‘Hampir Sempurna’ itu karena

soundtrack dari film Galih dan Ratna, jadi

ceritanya tentang Galih yang mengajak

Ratna untuk menjadi kekasihnya, dengan

ketidak sempurnaan yang dimiliki si Galih.

dijuluki seBAgAi “john mAYer dAri

indonesiA” BAgAimAnA PendAPAT AndA?

Inspirasi terbesar saya memang John

Mayer, saya juga banyak bawakan lagu-

lagunya. Di satu sisi saya cukup senang

apabila bisa disandingkan dengan sosok

John Mayer, tetapi saya lebih memilih untuk

dilihat sebagai diri saya sendiri.

unTuk ArAnsemen lAgu APAkAh diTulis

sendiri?

Untuk aransemen saya bikin sendiri,

tetapi untuk yang lagu Hampir Sempurna

itu ditulis oleh Ipong dan Agustin. Tapi

kalau untuk I Don’t Care saya ikut dalam

pembuatan lagunya sebagai co-writing

bersama Leody Akbar.

mAnA YAng leBih menAnTAng, nge BAnd

ATAu solo?

Dulu sewaktu SMA kan saya pernah nge-

band tuh di Surabaya, kalau menurut saya

sih keduanya sama–sama menantang,

tetapi mempunyai sisi menantangnya

masing–masing. Kalau disuruh memilih

salah satu, pastinya agak sulit, tetapi jujur,

saya sendiri lebih memilih untuk bersolo

karir daripada dengan band.

APA TiPs AndA BAngkiT dAri

keTerPurukAn?

Saat itu saya berpikir bahwa saya belum

berusaha dengan maksimal, jadi ketika

saya merasa belum semaksimal mungkin,

kenapa saya harus putus asa, kenapa saya

harus menyerah begitu saja, waktu itu gitu

sih mikirnya.

APA hArAPAn AndA unTuk mAsA dePAn

musik indonesiA?

Hmm musik Indonesia itu kalau bisa

dibilang semakin kesini semakin baik,

perubahannya semakin bagus dan

kedepannya semoga bisa terdengar sampai

ke luar negeri, juga dalam artian tidak

cuma di Asia, tetapi bisa sampai ke Eropa,

Amerika, atau bahkan di seluruh dunia.

SPECIAL FEATURE I THE NEW ENTERTAINMENT ECONOMY

Page 31: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

31Vol. 87 | May - Jun 2017

Perjalanan Karir

RENDY PANDUGOMUSICAL ARTIST

SINGLE bertitel ' I DON'T CARE' & 'hampir sempurna'

akhirnya beredar, dan saat ini dalam tahap

merampungkan album solonya yang pertama.

pergi ke swedia untuk melakukan workshop

dengan produser kennel music sebagai persiapan

untuk menghasilkan debut album solonya.

mendapat tawaran untuk bergabung

dengan sony music, bakatnya terlihat dari

rekamannya di soundcloud

MEMUTUSKAN UNTUK BERSOLO KARIR setelah

penjualan album & tawaran manggung sepi .

MULAI MENJADI MUSISI PROFESIONAL, MEMBENTUK

BAND DAN memproduksi ALBUM PERDANA

Page 32: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

32 Vol. 87 | May - Jun 2017

COACHING CLINIC

Perjalanan saya ke Amerika Serikat bulan lalu memberikan banyak inspirasi dan

pembelajaran yang menarik. Selain bertandang ke markas besar facebook,

Google, Apple yang berlokasi di Silicon Valley- perusahaan teknologi raksasa

yang bernilai Triliun Juta dolar, juga mendapatkan pengalaman dari sebuah

resto cepat saji yang menarik perhatian bernama Panda Express. Sebuah resto American

Chinese cepat saji yang berkembang dari satu cabang di tahun 70-an menjadi 1900

cabang. Bagi yang sering berpergian ke Amerika, tidak ada yang istimewa dari makanan

yang disajikan, bahkan cenderung biasa dan secara rasa banyak resto di Indonesia yang

lebih gurih dan lezat. Hanya untuk bisa bertahan lebih dari 40 tahun dan berkembang dari

1 outlet menjadi ribuan tidaklah mudah. Saya banyak menemukan resto yang gulung tikar

dengan hanya mempunyai 1 cabang bahkan umurnya kurang dari 6 bulan.

Ben AbadiFounder of Ben Abadi Rapid Profit

Panda Way

Panda menjual kecepatan,

pelayanan yang baik,

rasa yang standar dan

pengalaman berkuliner

yang menyenangkan.

Panda paham betul tentang

psikologi pelanggan-

manusia ingin dilayani

dengan baik, dan ketika

lapar ingin sesuatu yang

cepat. Bayangkan, jika

Indonesia mampu mencetak

Panda-Panda lokal yang

mampu bersaing di kancah

Internasional, akan sangat

membanggakan.”

sumber : www.aarenecontracting.com

Page 33: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

33Vol. 87 | May - Jun 2017

COACHING CLINIC

Panda Express merupakan bisnis keluarga-

seorang chef dari Cina yang hijrah ke

California, US di tahun 1970-an dan memulai

dengan 1 outlet bermerek Panda Inn. Di

tahun 1983, Andrew sang anak memulai versi

cepat saji yang kemudian dikenal dengan

Panda Express. Usaha ini memiliki menu

yang sangat terbatas, dan salah satu menu

andalannya adalah Kongpaw Chicken. Dalam

wawancara saya kepada manajer mereka,

saya menemukan beberapa keunikan

dan kreatifitas dari Panda Express, dari

management style, kultur dan strategi bisnis

yang jitu sehingga bertumbuh begitu pesat.

Berikut adalah 6 kiat sukses Panda Express

yang bisa kita pelajari :

1. Service Ritual - Setiap kali kita

memesan makanan, mereka memberikan

fortune cookie atau biskuit keberuntungan

yang artinya you will eat great food very

soon. Sangat menarik, ini memberikan

pengalaman tersendiri, bentuk kepedulian

pelanggan yang unik.

2. Extra Mile - Mereka memilih untuk

memotong sayur-mayur di setiap gerai,

bukan di central kitchen, dengan alasan

menjaga tingkat kesegaran. Kebanyakan

perusahaan mencari keuntungan dari

memberikan barang berkualitas rendah

dengan alasan efisiensi, memangkas biaya

yang akhirnya menurunkan pengalaman

konsumen berbelanja dengan kita. Panda

Express memilih memberikan hal-hal

terbaik kepada konsumen, yang pada

akhirnya menjadi salah satu strategi untuk

menciptakan pelanggan setia.

3. Misi yang inspiratif - Panda Way

percaya membangun organisasi yang kuat

harus dilandasi oleh SDM yang sehat,

selalu ingin meningkatkan diri, peduli atas

sesamanya. Panda Express juga berusaha

membuat kehidupan SDM menjadi lebih

baik dengan sistem jenjang karir dan

benefit yang sangat menggiurkan.

4. Adapt to local culture - Panda paham

bahwa pasar yang dilayani mungkin

memiliki taste bud, atau rasa lidah yang

berbeda dengan negara asalnya. Maka,

mereka memposisikan sebagai American

Chinese resto, menyuguhkan menu

makanan yang bisa diterima oleh orang

Amerika. Alhasil, gerai-gerai selalu ramai

pengunjung, walau ditengah banyaknya

kompetisi yang menawarkan makanan

sejenis maupun menu kreatif lainnya.

5. Standar menu - Panda Express

memilih untuk memiliki varian menu yang

terbatas, dan tidak seperti usaha sejenis

lainnya yang mempunyai ratusan menu

sehingga akan tergantung oleh koki

tertentu. Panda menciptakan rasa yang

standar sehingga memudahkan duplikasi,

dan terbukti per 2017 mereka memiliki

hampir 2000 gerai di seluruh dunia.

6. Passion For The Business - Sang

founder beserta istri, Andrew dan Peggy,

sampai sekarang masih menjadi CEO dan

Direktur Panda Express. Mereka percaya,

puncuk pimpinan adalah hal yang sangat

vital, sehingga mereka masih fully in

charge. Pensiun dini bukanlah prioritas

mereka. Karena setiap hari tidak berasa

seperti bekerja, mereka mencintai bisnis

ini sehingga they still lead the company till

today.

Seperti merek lainnya, Panda Express telah

berhasil keluar dari hanya sekedar menjual

makanan atau layaknya resto biasa yang

menyuguhkan makanan lezat. Panda

bukanlah di bisnis kuliner, Panda bukan

hanya menjual Broccoli Beef, Kongpaw

Chicken ataupun Sweet & Sour Pork.

Panda menjual kecepatan, pelayanan yang

baik, rasa yang standar dan pengalaman

berkuliner yang menyenangkan. Panda

paham betul tentang psikologi pelanggan,

bahwa manusia ingin dilayani dengan baik,

dan ketika lapar ingin sesuatu yang cepat.

Bayangkan, jika Indonesia mampu

mencetak Panda-Panda Express lokal yang

mampu bersaing di kancah Internasional,

akan sangat membanggakan.

“Mereka percaya puncuk

pimpinan adalah hal

yang sangat vital,

sehingga masih fully

in charge. Pensiun dini

bukanlah prioritas.

Mereka setiap hari

tidak berasa seperti

bekerja, mereka

mencintai bisnis

ini, they still lead the

company till today. “

Page 34: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

34 Vol. 87 | May - Jun 2017

SMART FAMILY

Suzana ChandraManaging Director Kampoeng Villa

“Analogi gampangnya

saja, dengan pasar yang

hampir mencapai 260 juta,

jualan sandal jepit pun

bisa jadi kaya raya. Karena

“pangsa pasarnya” yang

luar biasa besar. Ini juga

yang menjadikan Indonesia

merupakan target market

untuk para produsen

gadget, young and powerful

market.

The Power of demography

Pada kesempatan libur Nyepi

bulan lalu, saya mengambil

kesempatan untuk mengajak

keluarga tamasya ke Yogyakarta.

Sebuah hotel bertemakan heritage di

daerah Prawirotaman menjadi pilihan

selama 2 malam pertama. Pada hari ketiga,

kami bermobil ria keluar kota, sekitar 2

jam ke arah Losari, utaranya Magelang.

Ke perkebunan kopi yang dirubah fungsi

menjadi resort cantik dengan pemandangan

Gunung Merapi.

“Coba deh perhatikan, selama 3 hari di

Yogyakarta dan sepanjang perjalanan ini,

kita tidak pernah melewati daerah yang

“kosong”. Selalu ada warung makan, ada

bengkel, ada toko baju, minimarket, warung

pinggir jalan, wisma, hotel, mall. Orang

ada dimana-mana, motor dan mobil ada

dimana-mana. Apa ini artinya?” Pertanyaan

ini dilontarkan oleh suami saya kepada

anak-anak.

“Pemandangan yang sangat berbeda,

kalau kita travelling di Australia dan di

Page 35: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

35Vol. 87 | May - Jun 2017

SMART FAMILY

sum

ber

: le

nsare

maja

.co

m

berbagai negara maju lainnya. Biasanya

pada saat keluar perkotaan, kita akan

menjumpai hutan belantara, padang, bukit

dan gunung yang kosong melompong tidak

berpenghuni” lanjut suami saya. Anak-anak

saya cuma manggut-manggut saja sambil

berkata, “mungkin karena Indonesia tuh

orangnya banyak sekali, dad”. Saya yang

sedang terkantuk-kantuk di sebelah pak

supir, ikut berkomentar, ‘artinya apa kalau

orangnya banyak sekali?’ Maya (usia 13

tahun) menjawab dengan santai, “mereka

butuh makan banyak sekali, mom.”

Dua puluh tahun yang lalu, saya tinggal

dan mulai bersekolah di UGM Yogyakarta

selama 4 tahun. Setelah sekian lama

meninggalkan Kota Gudeg tersebut, saya

melihat perubahan yang terjadi sangat

luar biasa. Dengan berkeliling kota,

saya menyaksikan dimana setiap sudut

dipenuhi dengan manusia dengan segala

kegiatannya. Dulu dengan santai saya bisa

bersepeda motor disepanjang jalan menuju

Parang Tritis atau Kaliurang, berlomba-

lomba dengan para pengendara sepeda

ontel. Sekarang, hampir tidak terlihat satu

pun pengendara sepeda ontel. Kalaupun

ada yang bersepeda, itupun yang mengkilat

dengan pengendara yang berbaju ketat dan

berhelmet. Daerah-daerah yang dulu sepi

dan kita merasa “ngeri” kalau lewat daerah

tersebut, hilang tak berbekas. Digantikan

dengan berbagai bangunan komersial

dan rumah makan. Universitas yang

dulu berada di kota dengan ukuran yang

seadanya, rata-rata sudah memiliki kampus

yang besar di berbagai daerah yang relatif

baru. Perkembangan yang amat sangat luar

biasa.

Saya tercenung, jadi teringat diskusi

mengenai demografi negara Indonesia.

Dengan mata kepala sendiri saya

menyaksikan sedemikian “powerful”

struktur demografi Indonesia terhadap

perkembangan perekonomiannya.

Bayangkan saja, bahwa penduduk

Indonesia yang jumlahnya hampir 260 juta

orang tersebut, sekitar 50% berada diusia

dibawah 30 tahun. Dengan kata lain, ada

sekitar 125-130 juta warga Indonesia yang

berusia dibawah 30 tahun, usia yang sangat

produktif. Ini merupakan suatu “market”

yang sangat besar untuk kebutuhan primer

seperti pangan, papan dan edukasi. Market

usia produktif ini adalah potensi yang

sangat luar biasa untuk first home buyer

(pemilik rumah pertama), dan juga market

yang sangat besar untuk pendidikan.

Jadi masuk akal kalau banyak sekali

muncul sekolah-sekolah baru, dari level

Taman Kanak-kanak, SD, SMP, SMA

bahkan universitas-universitas. Sekolah dan

universitas yang lama semakin berbenah

dan melengkapi. Kampus mereka semakin

besar dan lengkap fasilitasnya. Beberapa

universitas di Indonesia malah sudah

menjadi incaran bagi mahasiswa asing.

Analogi gampangnya saja, dengan pasar

yang hampir mencapai 260 juta, jualan

sandal jepit pun bisa jadi kaya raya.

Karena “pangsa pasarnya” yang luar biasa

besar. Ini juga yang menjadikan Indonesia

merupakan target market untuk para

produsen gadget, young and powerful

market.

Hal lain yang menjadikan Indonesia

semakin dilirik oleh negara-negara lain,

adalah fakta yang menunjukkan, pada

tahun 2010, GDP (income perkapita)

Indonesia sudah mencapai USD 3,000

dan diestimasikan pada tahun 2025, GDP

Indonesia akan berada diangka USD

14,500. Bahkan Boston Consulting Group

& Mc Kensey mengestimasi bahwa di tahun

2025, Indonesia akan memiliki 150 juta

Page 36: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

36 Vol. 87 | May - Jun 2017

orang yang merupakan kelas menengah

dengan spending power yang besar.

Wow…kombinasi yang sangat powerful

untuk potensi pangsa pasar. Jumlah

penduduk yang banyak dan kemampuan

daya beli yang juga bagus. Makanya semua

multinational company berlomba-lomba

membuka bisnis di Indonesia. Semakin

banyak tempat-tempat hiburan seperti

mall, cinema, tempat hang out (café,

restaurant, dance clubs, karaoke), tempat

berlibur dan juga kebutuhan akan “branded

items” yang bermunculan. Hal ini terjadi

karena kebutuhan golongan menengah

mulai bergeser. Bukan melulu untuk perut,

melainkan kebutuhan sekunder seperti

leisure atau kenikmatan.

Menurut saya, ini juga yang menyebabkan

Raja Salman membawa rombongannya

berkunjung ke Indonesia belum lama

ini, mengadakan berbagai business deal

dengan Indonesia. Bukan karena mereka

bermurah hati mau membawa uang

ke Indonesia, ataupun merasa sesama

negara dengan majority muslim, tetapi

pada dasarnya, karena pangsa pasar di

Indonesia sangatlah memikat hati mereka.

Investasi di Indonesia memiliki potensi yang

luar biasa dibandingkan dengan investasi

mereka di negara barat seperti USA dan

Eropa. Belum lagi sentimen USA terhadap

Negara Arab yang menjadikan USA

bukanlah pangsa pasar yang favorable.

So, Indonesia ibarat perempuan cantik

yang memikat para investor dunia untuk

berlomba-lomba meraih keuntungan dari

pasar yang besar dan daya beli yang kuat.

Kita sebagai orang Indonesia, tentunya

tidak boleh kalah, banyak hal yang harus

kita perbaiki untuk meningkatkan kualitas,

agar kita sebagai tuan rumah dapat

memetik hasil dari bonus demografi ini,

dan bukan semata menjadi penikmat dan

konsumen saja. Ayo siap-siap bersaing.

SMART FAMILY

sumber : www.waveland.com

Page 37: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

37Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 38: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

38 Vol. 87 | May - Jun 2017

Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari

LEADERSHIP

Kekurangan yang tidak

disadari para pemimpin

adalah terlalu sibuk dalam

memberi arah tapi lemah

di eksekusi. Sehingga

banyak program tidak

berjalan dengan baik.

Mereka kedodoran dalam

satu hal, eksekusi. Untuk

itu mereka perlu seorang

chief. Chief Eksekutor.

Chief yang memastikan

semua hal berjalan.”

dicari: Chief Executor

Tanggal 19 April 2017, Pilgub

DKI putaran II. Incumbent Ahok

versus Anies. Tahun depan giliran

Bali. Seperti Pilpres, Pileg, Pilgub

atau Bupati atau Walikota, banyak janji-

janji yang diberikan saat kampanye. Ada

rumah murah, kesehatan gratis, sekolah

gratis, dana RT/RW dan masih banyak janji.

Semua calon diadu program. Diminta untuk

menyampaikan visi dan misi, jika berhasil.

Visi dan misi seperti tujuan yang akan

dicapai. Tentunya visi dan misinya sangat

tinggi, baik dan kedengarannya indah

sekali, jika dapat diwujudkan. Demikian

banyak perusahaan atau personal,

banyak sekali visi dan misi yang dipunyai.

Semuanya serba tinggi. Ingin mewujudkan

kesejahteraan pegawainya. Bermanfaat

bagi lingkungan, berguna bagi negara dan

lain-lain.

Mewujudkan visi dan misi tersebut, tidaklah

mudah. Saat sudah menjabat, baik kepala

daerah atau pimpinan perusahaan, kepala

divisi atau kepala bagian, semuanya sudah

berbeda. Tidak seperti yang dibayangkan,

kesulitan yang dihadapi banyak sekali,

kadangkala apa yang dilakukan sudah

Created by Pressfoto - freepik.com

Page 39: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

39Vol. 87 | May - Jun 2017

LEADERSHIP

melenceng dari visi dan misi awalnya.

Mereka kehilangan fokus!

Posisi pemimpin sangat vital. Merekalah

yang menentukan arah, mau dibawa

kemana. Arahnya bisa baik bagi yang

dipimpin atau sebaliknya. Setelah arah

pemimpin itu jelas. Pertanyaannya adalah,

siapa yang mengeksekusi? Mengeksekusi

semua visi. Sebab visi itu baru memberi

kontribusi 20% dari tujuan. Sedangkan

eksekusi itu sangat penting karena

kontribusinya 80%. Pemikiran bagus

tapi tidak dilakukan, maka tidak akan

menghasilkan apa-apa.

Contoh banyak pemimpin memiliki

visi tentang kemakmuran, mengatasi

kemiskinan, kesehatan, pendidikan. Itu

bagus, sangat bagus. Namun, itu semua

belum menjadi kenyataan. Semuanya masih

teori diangan-angan. Semua bisa menjadi

kenyataan, jika dieksekusi. Agar eksekusi

berjalan dengan baik, disinilah unsur

leadership menjadi penting. Untuk membuat

perubahan dan mencapai tujuan yang telah

dicapai. Tentunya yang melakukan eksekusi

bukan pemimpin, tapi bawahannya.

Pemimpinnya hanya mengawal dan

memastikan segala sesuatunya telah

dilakukan.

Memang peran strategis pemimpin

tak bisa diabaikan, karena disanalah

visi dan pemikiran dicetuskan, serta

pengawasan dilakukan. Namun eksekusi

dan pelaksanaan bisnis justru terletak di

lapangan. Saya kira 20% konsep yang

dibawa seorang pemimpin sangat berlaku

bagi apa yang dipikirkan, dan apa yang

harus dikerjakan. Eksekusi itu penting

sekali karena memberi kontribusi hingga

80% untuk mencapai keberhasilan. Setiap

pemimpin daerah, pemimpin perusahaan,

pemimpin organisasi sosial maupun

pemimpin negara harus memiliki target yang

ingin dicapai. Yang dikenal dengan visi.

Berhasil atau tidaknya usaha untuk

merealisasikan visi yang ingin dicapai

itu tergantung pada dua hal. Pertama,

leadership. Adanya pemimpin yang

mengetahui apa yang ingin dicapai dan

strategi untuk mencapai keinginan tersebut.

Kedua, team yang kuat. Adanya team yang

mampu mengeksekusi secara baik visi yang

ingin dicapai. Industri perbankan, penentu

visi ada di kantor pusat, sedangkan cabang

sebagai eksekutor. Bisnis ada di cabang

sebagai eksekutor.

Kekurangan yang tidak disadari para

pemimpin adalah terlalu sibuk dalam

memberi arah, tapi lemah di eksekusi.

Sehingga banyak program tidak berjalan

dengan baik. Mereka kedodoran dalam

satu hal, eksekusi. Untuk itu mereka perlu

seorang Chief Executor. Pimpinan yang

memastikan semua hal berjalan. Bagaimana

caranya?

Di mulai dari sekarang, jangan ditunda.

Di mulai dengan modal, sumber daya

seadanya. Tidak harus menunggu

semuanya lengkap dan sempurna. Yang

penting berjalan dulu. Kalau ada kekurangan

dan kelemahan diperbaiki sambil jalan.

Kalau fokus akan kekurangan, maka tidak

akan pernah jalan. Presiden Jokowi

telah memberi contoh nyata. Semua

programnya, dipaksa untuk dijalankan,

walaupun dengan dana terbatas. Setelah

berjalan, dicarikan jalan keluar untuk

menutup kekurangannya.

Mulai dari hal yang kecil dulu. Tidak

harus besar. Agar lebih mudah dikerjakan

dan kelihatan hasilnya. Baru kemudian

diperbesar, diperbesar dan saat tertentu

dilakukan secara masif.

Untuk membuat jalan rindang dan hijau,

tidak harus menanam pohon sepanjang

jalan. Tetapi bisa diawali dengan sedikit

dulu. Tahun pertama ditanam pohon

sepanjang 1 Km. Pohon yang baru

ditanam tentunya masih kecil, karena itu

setiap harinya harus dirawat, dipupuk dan

disiram biar hidup. Agar tidak dicabut

orang dan ditabrak kendaraan, diberi

pagar. Kalau pohonnya mati, langsung

diganti dan ditanam ulang.

Seperti merawat anak kecil, perlu

perhatian lebih. Tentunya setelah 1 tahun,

akan tumbuh besar dan bagus. Tahun

kedua, penanaman pohon perindang

diperluas menjadi 3 km. Tahun ketiga

diperluas menjadi 6 km dan seterusnya.

Menanam pohon tidaklah sulit dan

mahal. Kalau ada kemauan pasti bisa.

Kuncinya adalah memulai dan konsisten.

Dengan berjalannya waktu, kota akan

hijau dan rindang. Ini pentingnya seorang

Chief Executor. Apakah Anda sudah

memilikinya?

Page 40: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

40 Vol. 87 | May - Jun 2017

5 Hal Yang Harus

Diperhatikan Jika

Mengakuisisi

Sebuah Bisnis

INTERMEZZO

Jual beli usaha bukanlah trend di Indonesia, berbeda dengan waralaba

yang demikian menjamur. Tapi di negara seperti Amerika, banyak

pengusaha muda merintis usahanya dari kecil sampai besar, kemudian

menjualnya. Sementara di Indonesia, sebuah usaha dijual biasanya

karena merugi atau karena pemiliknya lagi butuh uang. Karena itulah mengakuisisi

sebuah usaha haruslah jeli. Berikut hal-hal yang saya pelajari jika kita hendak

mengakuisisi sebuah unit usaha :

Page 41: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

41Vol. 87 | May - Jun 2017

Teliti sebelum membeli, karena

mungkin saja usaha yang dijual oleh

pemiliknya masih bagus, hanya saja

tidak memberikan keuntungan besar

[namun tidak rugi], sehingga pemilik

malas mengelolanya. Apalagi jika harus

menyuntikkan modal lagi agar usaha

tersebut berkembang.

Dan jika usaha yang hendak dijual

memang merugi atau menjelang bangkrut,

maka cermatilah terlebih dahulu apa

penyebabnya, apakah kekurangan modal,

pengelolaannya yang selama ini tidak

bagus, atau tidak ada pasarnya?

Layak tidaknya sebuah usaha di

akuisisi bisa dilihat dari seberapa besar

prospek usaha tersebut, jika memang

sudah masuk dalam titik jenuh, maka

sebaiknya Anda tinggalkan. Misalnya usaha

wartel yang memang sudah kehilangan

pasar sejak memasyarakatnya teknologi

handphone. Jika ada usaha wartel yang

hendak dijual, lupakanlah.

Lakukan audit kecil-kecilan,

lihatlah kinerja keuangannya. Perhatikan

catatan uang keluar ke mana saja, dan

masuk dari mana saja. Yang tidak kalah

penting, adalah melihat apakah usaha

tersebut memiliki utang atau piutang. Dan

jika Anda kesulitan membaca laporan

keuangannya, apalagi untuk sebuah unit

usaha yang relatif besar, maka gunakan

tenaga profesional.

Pastikan usaha ini tidak memiliki

masalah dalam aspek hukum, seperti

perijinan, pajak, kontrak jual-beli dan

lain-lain. Dan untuk menghindari praktek

manipulasi data atau penipuan, maka

dianjurkan agar Anda membuat pernyataan

bermaterai dengan pemilik sebelumnya,

yang berisi bahwa kedua belah pihak

memberikan data yang sebenar-benarnya,

jika ternyata data-data tersebut tidak

benar, maka Anda berhak menuntut atau

membatalkan pembelian usaha tersebut.

Garreth Sutton dalam bukunya ‘how to

buy and sell a business’ menyampaikan

pemahaman pada investigasi operasional

yang seharusnya dilakukan sebelum

membeli sebuah usaha, bahkan investigasi

ini akan lebih baik jika dilakukan

mendahului analisis finansial.

Adapun beberapa poin dari pemahaman

tersebut adalah sebagai berikut.

Cari tahu siapa pemilik usaha

tersebut, bila perlu nama-nama pemegang

sahamnya.

Apakah produk atau jasa yang

dijual perusahaan tersebut terpengaruh

oleh perubahan teknologi.

Apakah perusahaan itu memiliki

eksklusivitas terhadap referensi pada hak-

hak produksi atau distribusi?

Catat berapa besar keterlibatan

pemilik perusahaan, seberapa penting

peran karyawan kunci yang ada dalam

hubungannya dengan perusahaan.

Siapa saja yang menjadi

pemasoknya, cari tahu hubungan

perusahaan dengan pemasok, reputasi,

jumlah para pemasok dan syarat-syarat

pembayaran-nya.

INTERMEZZO

1.

2.

3.

4.

5.3.

4.

5.

2.

1.

sumber : www.freepik.com

Page 42: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

42 Vol. 87 | May - Jun 2017

MOVIE REVIEW

Lion mengantongi enam nominasi

Oscar, itu sama sekali tidak buruk,

malah bisa dibilang, seorang Garth

Davis (sutradara) sudah menjadi

pemenang ketika ia berhasil menghancur

leburkan emosimu dalam sebuah drama

tentang perjalanan pulang kembali ke rumah.

Di adaptasi dari novel non fiksi “A Long

Way Home”, karangan Saroo Brierley, Lion

bercerita tentang manusia yang tersesat dan

bagaimana menemukan jalannya kembali.

Mengambil latar belakang tahun 1982 di

Khandwa, sebuah kota miskin di India.

Saroo kecil (Sunny Pawar) yang saat itu

masih berusia lima tahun harus terpisah dari

Guddu (Abhishek Bharate), kakak laki-lakinya

ketika ia tidak sengaja tertidur di dalam

gerbong kereta yang kemudian membawanya

ribuan kilometer dari rumah. Tanpa pernah

tahu bagaimana cara untuk pulang, Saroo

berakhir di sebuah panti asuhan di Kalkuta di

mana nasib kemudian mempertemukannya

dengan pasangan suami istri asal Australia,

John Brierley (David Wenham) dan Sue

Brierley (Nicole Kidman) yang kemudian

mengadopsinya. Meski hidup dalam

serba berkecukupan dengan masa depan

terbentang luas bersama keluarga barunya,

Saroo (Dev Patel) tidak pernah berhenti

memikirkan rumah dan keluarga aslinya,

meski 20 tahun sudah berlalu.

L I O N

sumber : mycanvass.in

Page 43: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

43Vol. 87 | May - Jun 2017

MOVIE REVIEW

Harus diakui satu jam pertama film ini

begitu luar biasa. Davis membawa kita

ke dalam perjalanan emosional ketika

menyaksikan bagaimana Saroo kecil harus

terpisah dari keluarganya. Ada kedekatan

yang begitu intim dan personal yang

dibangun dari premis adaptasi kisah nyata

yang sebenarnya sederhana ini, kemudian

membuat kita dengan cepat merasakan

apa yang dirasakan para karakternya,

ada kepedulian dan simpati begitu besar

kepada karakter Saroo yang dimainkan

fantastis oleh aktor cilik Sunny Pawar dan

bagaimana penyutradaraan Davis membuat

setiap momennya begitu mengena

tanpa harus terasa berlebihan dalam

mendramatisasi setiap adegan-nya.

Dunia yang digambarkan melalui mata

Saroo oleh Davis dan DoP, Greig fraser

begitu besar dan ramai, penuh dengan

manusia namun ada rasa terisolasi di

dunia baru yang membuat jagoan kecil

kita seakan terperangkap oleh tembok

tak terlihat, mencari pertolongan dalam

benturan bahasa dan keterbatasan pikiran

seorang anak lima tahun yang merengek

mencari ibunya.

Bukan berarti di sisa durasinya Lion

menjadi lebih buruk, tidak sama sekali,

namun setelah emosi kita dihajar habis-

habisan di awal film, susah untuk kemudian

menghadirkan tonjokan yang sama

kuatnya meski melihat proses Saroo

dewasa yang galau dan kangen rumah

tetap sama pentingnya. Mungkin karena

kini Saroo sudah punya kehidupan lebih

baik termasuk seorang kekasih, Lucy

(Rooney Mara). Kini konfliknya datang

dari dalam dirinya sendiri, bukan lagi

tentang kelaparan, kedinginan atau takut

menjadi korban human trafficking, tetapi

bagaimana usahanya mencari jalan

pulang, pertentangan batin yang tidak

sesederhana yang terlihat ketika ia takut

mengecewakan keluarga angkatnya. Meski

kehilangan banyak eksplorasi karakter

di paruh keduanya -termasuk narasi

yang sedikit terseok-seok, namun Davis

mencoba mempertahankan momentumnya

dengan menghadirkan kontras antara

masa lalu dan masa sekarang lengkap

dengan penggunaan teknologi pencitraan

satelit melalui Google Map, sampai

kemudian tanpa sadar kelenjar air mata

kita bergetar hebat ketika Davis mengajak

kita ke penghujung cerita yang meski

bisa diprediksi, namun susah untuk

tidak terhanyut dalam sebuah momen

mengharukan.

Performa Dev Patel patut diacungi jempol.

Mungkin penampilan terbaiknya setelah

Slumdog Millionaire ketika ia sukses

menghadirkan kegalauan seorang anak

yang kangen rumah, meski harus diakui

performa Sunny Pawar yang sudah

benar-benar mencuri perhatian sebagai

Saroo kecil. Ada Nicole Kidman yang

juga bermain baik sebagai ibu angkat

dengan hati yang besar, yang peduli

dengan keluarga, termasuk anak-anak

angkatnya yang terburuk sekalipun. Sedikit

disayangkan karakter Rooney Mara dan

David Wenham yang terasa tidak terlalu

penting di sini.

sumber : people.com

HARY SUSANTOWWW.MOVIENTHUSIAST.COM

Page 44: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

44 Vol. 87 | May - Jun 2017

NotesTravellers

Roma - Foto oleh Putristormputri I www.instagram.com/stormputri

Roma dan Gladiatornya, menjadi kisah yang tak lekang oleh jaman, banyak hal yang menjadi pembelajaran

dalam kisahnya yang penuh intrik. Peninggalannya kini, menjadi pusat wisata yang paling dicari, sisa-sisa

peninggalan kejayaan kaisar masa lalu. Kolosseum tentu salah satunya, arena gladiator yang dibangun oleh

Vespasian. Teater pertunjukan berbentuk elips yang disebut Flavian Amphitheatre ini, termasuk salah satu

dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang

didirikan oleh Walikota Vespasian pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus, dan menjadi

salah satu karya terbesar dari arsitektur Kerajaan Romawi yang pernah dibangun.

Kolosseum ini, mampu menampung 50.000 orang penonton.

Roma - Foto oleh Putristormputri I www.instagram.com/stormputri

Roma dan Gladiatornya, menjadi kisah yang tak lekang oleh jaman, banyak hal yang menjadi pembelajaran

dalam kisahnya yang penuh intrik. Peninggalannya kini, menjadi pusat wisata yang paling dicari, sisa-sisa

peninggalan kejayaan kaisar masa lalu. Kolosseum tentu salah satunya, arena gladiator yang dibangun oleh

Vespasian. Teater pertunjukan berbentuk elips yang disebut Flavian Amphitheatre ini, termasuk salah satu

dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang

didirikan oleh Walikota Vespasian pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus, dan menjadi

salah satu karya terbesar dari arsitektur Kerajaan Romawi yang pernah dibangun.

Kolosseum ini, mampu menampung 50.000 orang penonton.

Roma dan Gladiatornya, menjadi kisah yang tak lekang oleh jaman, banyak hal yang menjadi pembelajaran

dalam kisahnya yang penuh intrik. Peninggalannya kini, menjadi pusat wisata yang paling dicari, sisa-sisa

peninggalan kejayaan kaisar masa lalu. Kolosseum tentu salah satunya, arena gladiator yang dibangun oleh

Vespasian. Teater pertunjukan berbentuk elips yang disebut Flavian Amphitheatre ini, termasuk salah satu

dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang

didirikan oleh Walikota Vespasian pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus, dan menjadi

salah satu karya terbesar dari arsitektur Kerajaan Romawi yang pernah dibangun.

Kolosseum ini, mampu menampung 50.000 orang penonton.

Roma dan Gladiatornya, menjadi kisah yang tak lekang oleh jaman, banyak hal yang menjadi pembelajaran

dalam kisahnya yang penuh intrik. Peninggalannya kini, menjadi pusat wisata yang paling dicari, sisa-sisa

peninggalan kejayaan kaisar masa lalu. Kolosseum tentu salah satunya, arena gladiator yang dibangun oleh

Vespasian. Teater pertunjukan berbentuk elips yang disebut Flavian Amphitheatre ini, termasuk salah satu

dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang

didirikan oleh Walikota Vespasian pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus, dan menjadi

salah satu karya terbesar dari arsitektur Kerajaan Romawi yang pernah dibangun.

Kolosseum ini, mampu menampung 50.000 orang penonton.

Page 45: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

45Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 46: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

46 Vol. 87 | May - Jun 2017

Rome’s Old Town, City Center

Sejarah kota Roma, tercatat lebih dari

2500 tahun. Namun mitologi Romawi

menyebut berdirinya Roma sekitar tahun

753 SM. Dan ini menjadikannya sebagai

salah satu kota tertua di Eropa yang

sampai saat ini masih ditinggali. Kota ini

berturut-turut menjadi ibu kota Kerajaan

Romawi, Republik Romawi dan Kekaisaran

Romawi, serta dinilai sebagai salah satu

tempat kelahiran peradaban Barat dan

kota metropolis pertama.

>

Di musem Roma, tersimpan sejumlah

peninggalan dari para ksatria Gladiator,

termasuk salah satunya adalah helm

yang mereka gunakan ketika bertarung di

Koloseum

Gladiator Helmet in Rome’s Museum>

Page 47: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

47Vol. 87 | May - Jun 2017

Roman Forum, Rome

Pada tahun 2014, kota Roma menempati peringkat ke-14 yang paling banyak

dikunjungi di dunia, ke-3 yang paling banyak

dikunjungi di Uni Eropa, dan daya tarik

wisata yang paling populer di Italia. Pusat

bersejarahnya dicantumkan sebagai salah

satu Situs Warisan Dunia.

>

Rekonstruksi Koloseum dimulai dari

perintah Raja Alfero Gilberto tahun 72

M dan terselesaikan oleh anaknya Titus

pada tahun 80 M. Koloseum didirikan

berdekatan dengan sebuah istana megah

yang sebelumnya dibangun Nero, yang

bernama Domus Aurea[2] yang dibangun

sesudah kebakaran besar di Roma pada

tahun 64 M. Dio Cassius seorang ahli

sejarah mengatakan bahwa ada sekitar

9000 hewan buas yang telah terbunuh di

100 hari sebagai perayaan peresmian dan

pembukaan Colosseum tersebut. Lantai dari

arena Colosseum tertutupi oleh pasir untuk

mencegah agar darah-darah tidak mengalir

kemana-mana.

Sejak tahun 238, permainan gladiator masih

berlanjut namun berangsur-angsur mulai

berkurang, karena dinilai terlalu banyak

memakan korban jiwa. Bangunan tersebut

kemudian digunakan untuk menyimpan

berbagai macam jenis binatang sampai

pada tahun ke 524. Dua gempa bumi pada

tahun 442 dan 508 menyebabkan kerusakan

yang parah pada bangunan tersebut. Pada

Abad pertengahan, Koloseum rusak sangat

parah akibat gempa bumi lagi yakni pada

tahun 847 dan 1349 dan dijadikan sebagai

benteng dan sebuah gereja juga didirikan

disana.

Banyak batu marmer digunakan untuk

melapisi dan membangun kembali bagian-

bagian Koloseum yang telah rusak karena

terbakar. Pada abad 16 dan 17, keluarga-

keluarga Roman menggunakan Koloseum

sebagai tempat pengambilan batu marmer

untuk konstruksi bangunan St. Peter’s

Basilica dan kediaman khusus palazzi,

keluarga Roman.

Pada tahun 2000 ada sebuah protes

keras di Itali dalam rangka menentang

penggunaan hukuman mati untuk negara-

negara di seluruh dunia (di Italia, hukuman

mati dihapuskan pada tahun 1948).

Beberapa demonstran memakai tempat di

depan Koloseum. Sejak saat itu, sebagai

sebuah isyarat menentang kapitalis

tersebut, penduduk lokal mengganti warna

Koloseum di malam hari dari putih menjadi

emas dengan menggunakan penerangan

berupa lilin dan lampu neon sampai pada

saat dimana seluruh dunia menghapuskan

tindakan penghukuman mati itu.

Page 48: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

48 Vol. 87 | May - Jun 2017

BOOK REVIEW

Astra , o n

Be co ming the

Pride o f Na tio n

oleh Yakub Liman

Dalam buku ini, Astra berbagi

kisah tentang perjalanannya

dengan pemerintah, pemegang

saham, mitra bisnis, pelanggan,

jaringan pemasok, dunia pendidikan, pers,

dan bahkan seluruh masyarakat Indonesia

yang telah menginspirasi seluruh insan

Astra untuk terus berinovasi, menciptakan

berbagai produk dan layanan terbaik, dan

membangun keunggulan dalam berbagai

aspek pengelolaan bisnis.

Selain itu, buku ini juga untuk

mengingatkan insan Astra, bahwa

membangun keunggulan adalah sebuah

proses yang sama panjangnya dengan

perjalanan menuju cita-cita, “sejahtera

bersama bangsa”.

Warisan nilai-nilai yang sangat berharga

dari pendiri dan para pemimpin terdahulu

merupakan sebuah fondasi yang amat

kuat untuk membangun kemandirian dan

keberlangsungan bisnis Astra. Muatan yang

terkandung dalam buku ini, selain untuk

memperkuat rasa ke ‘astraan’, sekaligus

untuk mengingatkan generasi berikutnya,

bahwa masih ada begitu banyak pekerjaan

rumah. Cita-cita perusahaan hanya

akan tercapai melalui Astra yang kuat.

Konsekuensi logisnya, bangsa yang

sejahtera akan semakin memperkuat Astra.

Periode tulisan untuk perkembangan bisnis

Astra di buku ini dimulai pada 2010, yaitu

era pembangunan menuju goal Astra, 2020

Pride of the Nation.

Sebagai buku manajemen praktis,

Astra: on Becoming Pride of the Nation

diharapkan dapat berkontribusi pada

kemajuan ilmu dan praktik manajemen dan

kepemimpinan di Indonesia. Buku ini juga

sebagai showcase sebuah perusahaan

yang dibangun di atas nilai-nilai, terus

tumbuh secara berkelanjutan, dan berjalan

selaras dengan program pemerintah untuk

membantu peningkatan kesejahteraan

bangsa.

Melalui buku ini, pembaca tidak lagi

harus menempuh proses berpikir

puluhan tahun untuk memahami dan

mengimplementasikan berbagai konsep

manajemen seperti yang Astra lakukan.

LEADERSHIP

Page 49: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

49Vol. 87 | May - Jun 2017

BOOK REVIEW

MANAGEMENT

TOURISM

oleh Claudia Kaunang

Curse To Blessing

Traveling Is Possible!

oleh Rhenald KasaliSejak masa kolonial Belanda, Bojonegoro telah termasyhur karena

kemiskinannya. Sampai-sampai C.L. M. Penders, sejarawan Australia,

menyebutnya sebagai endemic poverty. Permasalahan Bojonegoro

begitu kompleks. Mulai dari kontur tanahnya yang labil, hingga banjir

dan kekeringan yang silih berganti.

Namun belum lama ini, Bojonegoro mendapat berkah. Tanahnya menyimpan

potensi migas yang besar. Jika tidak diolah dengan baik, berkah itu bisa

menjelma musibah. Untunglah, masyarakat Bojonegoro tidak lagi terbuai oleh

“konsep anugerah”. Kini pendapatan migas disisihkan untuk dana abadi dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Kondisi ini tentunya tidak terjadi dengan tiba-tiba. Ada faktor leadership yang

mampu membawa masyarakat pada “konsep perjuangan”. Transformasi

Bojonegoro lahir dari terobosan-terobosan pimpinannya yang asertif, inovatif,

dan berani menantang arus. Inilah kisah luar biasa yang menginspirasi dunia,

dan wajib dibaca oleh mereka yang mendambakan perubahan.

“Selalu ada jalan untuk kita yang suka jalan-jalan..”

Setiap orang memiliki destinasi impian. Sayangnya, masalah

biaya, waktu, izin, visa atau ketakutan menghadapi dunia luar

dan budaya asing kadang membuat kita ragu untuk melakukan

perjalanan ke destinasi impian kita. Buku ini akan menjadi

jembatan kita untuk tetap optimistis, berfokus dan bersemangat

mewujudkan perjalanan impian kita.

Jangan mengukur sebuah perjalanan dari banyaknya biaya yang

dikeluarkan atau waktu yang dihabiskan. Ukurlah sebuah perjalanan

dari kayanya pengalaman yang kita dapatkan setelah kembali ke rumah.

Perjalanan membuat kita belajar untuk menjadi lebih sabar, tangguh,

dan pengertian. Yang terpenting, perjalanan membuat kita menyadari,

bahwa Tuhan menciptakan begitu banyak budaya dan suku bangsa agar

manusia bisa saling toleransi.

Perjalanan adalah bagian dari hidup kita, selamat merealisasikan mimpi

jalan-jalanmu.

Page 50: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

50 Vol. 87 | May - Jun 2017

KISAH SUKSES SI PENGEMbAlA

ENTREPRENEUR

Text & Photo : Nur Hakim

“Kesuksesan yang telah diraih H Doni bukan sekejap mata atau semudah membalikkan

telapak tangan. Asam garam kehidupan telah dilaluinya, berjuang dengan keras dan ikhlas

tidak akan mengkhianati hasil akhir. Tentu dengan proses yang begitu panjang.”

H Romdoni yang akrab disapa

H Doni adalah seorang

pengusaha sukses dibidang

Rumah Pemotongan Hewan

(RPH), otomotif dan cluster. Pria kelahiran

Cipete, 22 Januari 1965 silam ini terlah

berusia 51 tahun, dan sudah memulai

usahanya sejak usia 11 tahun. Sejak

kecil, H Doni bukan berasal dari keluarga

kaya, tetapi dari keluarga sederhana yang

berjuang untuk hidupnya.

Dimasa itu, untuk mendapatkan uang jajan,

H Doni menawarkan jasa untuk mengisi

air di kamar mandi warga secara keliling

dari rumah ke rumah. Dengan menimba

atau menggunakan mesin air. Ibunya

berjualan nasi uduk keliling dari kampung

ke kampung, dan ayahnya telah meninggal

saat ia kecil.

Itulah sebabnya, ia dan ibunya bekerja

keras untuk menyambung hidup. Getir

yang paling terasa adalah ketika hari raya,

bagi kebanyakan muslim Betawi selepas

shalat Idul fitri, menu makanan wajib

adalah daging sapi atau ayam yang diolah

menjadi semur daging atau opor. Namun

tidak bagi H Doni, karena kondisi, ia dan

keluarganya hanya memakan semur tahu

dan tempe.

Bahkan satu kali ketika ia dan keluarganya

memiliki uang untuk membeli ayam, justru

dituduh mencuri ayam tetangga yang

ketika itu hilang, padahal ia membeli dari

uang hasil kerja yang telah ditabungnya.

“Saya pernah dituduh mencuri ayam

tetangga, karena hari itu kami sekeluarga

makan ayam dan kebetulan ayam tetangga

hilang. Padahal bukan saya yang ambil,”

ungkapnya.

Setelah menamatkan pendidikan SD sekitar

di tahun 1976, H Doni tidak melanjutkan

pendidikannya dan memilih untuk bekerja

di toko klontong selama dua tahun dengan

gaji Rp 30 perhari. Jam kerja selama 12 jam

mulai dari tujuh pagi hingga tujuh malam.

Uang dari gaji, ia kumpulkan untuk membeli

kebutuhan pangan dan membantu modal

ibunya menjual nasi uduk. Ia sempat belajar

simpoa (teknik berhitung) untuk mengasah

kemampuan hitungnya dalam bekerja

selama dua tahun.

Pada umur 13 tahun, H Doni memulai

usaha dengan modal pertamanya sekitar

Rp 150. Ia memutuskan untuk berjualan

daging sapi karena berkeinginan untuk

bisa mengonsumsi daging sapi bersama

keluarganya. Perjuangannya pun tidak

mudah, untuk bisa membeli daging sapi

ia harus pergi ke pasar menaiki oplet

dari Cisalak, Cililitan, dan Pasar Buncit.

“Sempat nggak punya ongkos saat mau

pulang, tetapi karena kasihan lihat saya,

supir opletnya tidak menyuruh saya untuk

bayar ongkos,” jelas H Doni.

Dengan modal Rp 150, ia hanya

mendapatkan daging sapi sebanyak 3

kg pada saat itu. Daging sapi yang telah

dibeli, dipotong-potong menjadi 12 bagian.

Dijual dengan berat ¼ kg dan didapat

Page 51: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

51Vol. 87 | May - Jun 2017

ENTREPRENEUR

keuntungan sekitar lima rupiah per ¼

kgnya. Ketika daging sapi yang dijualnya

hampir habis, ia tidak menjual secara

keseluruhan. Dipisahkan secara khusus

untuk keluarganya agar bisa menyantap

daging sapi bersama-sama.

Usaha daging sapi berkembang dari hari

ke hari, dimulai dari 3 kg menjadi 3,5 kg

hingga 10 kg. H Doni berjualan di kaki lima

menggunakan terpal untuk melindungi

daging yang dijualnya dari panas dan hujan.

Saat itu, kantong plastik belum digunakan

sebagai pembungkus, ia menggunakan

daun waru dan tali untuk membungkus

dagingnya. Setiap harinya, dagangannya

semakin diburu pelanggan.

Sekitar umur 15 tahun, ia sempat beberapa

kali diusir saat berdagang, dan akhirnya

memutuskan untuk menyewa bilik di Pasar

Cisalak untuk melanjutkan usahanya

dengan harga sewa Rp 10 per hari. Ia

sempat berhenti berjualan daging dan

pada usia 16 tahun dan memutuskan untuk

menjadi penyuplai daging di Pasar Cisalak.

Dan mendapat kolega bisnis sapi dari Bali.

Saat berumur 16 tahun H. Doni telah

memiliki Tempat Pemotongan Hewan (TPH).

Sebuah bilik kecil di depan rumahnya

yang digunakan untuk mengembangkan

usahanya. Hingga umur 20 tahun,

ia memberangkatkan ibunya untuk

melaksanakan ibadah Haji. Pada 1988, ia

ditawari pekerjaan untuk membebaskan

tanah yang akan dijadikan perumahan.

Dengan gaji sebesar Rp 5.000 untuk tiap

meter tanahnya.

“Ada orang yang menawari saya pekerjaan

pembebasan tanah, namanya bapak Boyke.

Saya sebetulnya tidak mengerti pekerjaan

macam ini, karena hanya lulusan SD. Tapi

Pak Boyke bukan mencari orang pintar,

tetapi mencari orang jujur,” pungkasnya.

Setelah berkutat dengan usaha daging

pemotongan hewan selama puluhan

tahun, H Doni mengembangkan sayap

usahanya di bidang impor sapi Australia.

Hingga ia membuka bisnis otomotif dengan

membuka tiga showroom mobil, dan

bisnis properti dengan membangun empat

cluster dan ruko. H Dony juga mengimpor

sparepart mobil built up semua brand

dengan nama Dian Auto.

Kesuksesan yang telah diraih H Doni bukan

sekejap mata. Asam garam kehidupan

telah dilaluinya, berjuang dengan keras dan

ikhlas tidak akan mengkhianati hasil akhir.

Tentu dengan proses yang begitu panjang.

Page 52: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

52 Vol. 87 | May - Jun 2017

DIGITAL MARKETING

BANGUNASET DIGITAL

Aset? Sudah punya atau

belum? Jika sudah, apa saja

aset Anda? Apakah aset itu

menguntungkan? Ataukah aset

itu menggerus tabungan kita?

Dalam dunia wirausaha, kita terbiasa

mendengar kata aset. Ketika dana berlebih,

atau sedang dalam proses membangun

usaha, kita akan mempertimbangkan

pengadaan aset.

Apa sih aset itu? Menurut wikipedia, aset

adalah sumber ekonomi yang diharapkan

memberikan manfaat usaha di kemudian

hari. Dibeberapa sumber menyatakan

bahwa aset adalah sumber daya atau

kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas.

Pertanyaan untuk kita adalah: Apa tujuan

memiliki aset?

Mari simak cerita berikut ini. Pak Made

baru ambil kredit mobil untuk transportasi

wisata. Tiap bulan Pak Made hasilkan

10 juta dari hasil transport tersebut.

Sedangkan cicilan mobil adalah 4 juta per-

bulan. Setelah dipotong bensin, service,

biaya penyusutan dan biaya tak terduga,

Pak Made mengantongi keuntungan 4 juta

per-bulan.

Dari cerita itu, mobil adalah sumber

ekonomi bagi Pak Made. Bisa dikatakan

mobil adalah aset. Tanah pun akan jadi

aset produktif jika di bangun kost-kostan.

Begitupula pabrik, peralatan produksi,

karyawan, bahkan pelanggan pun adalah

aset. Terus, untuk apa aset itu? Kita

sepakati tujuan memiliki aset adalah untuk

mencetak keuntungan (profit). Bahasa

bijak nya adalah, aset ditujukan untuk

mendatangkan kemakmuran.

Kehadiran Internet.

Pola bisnis berubah ketika internet menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup

manusia. Sejak tahun 1990-an, internet

ubah pola hidup dan bisnis manusia.

Yang terbiasa bersurat gunakan kertas,

akan pindah gunakan email di era internet.

Tadinya gunakan kertas sebagai dokumen

tagihan, jaman internet akan gunakan

dokumen pdf dan email untuk berkirim

tagihan. Bahkan yang dulu terbiasa berkirim

foto via attachment email, sekarang

tergantikan dengan fB dan Instagram.

Dalam dunia marketing bisnis, dulu

terbiasa cetak ribuan brosur untuk media

promosi. Sejak ada internet, brosur itu

berubah jadi e-flyer atau file gambar yang

bisa disebarkan lewat email dan media

sosial untuk promosi. Dulu harus sewa

ruko untuk jualan, jaman internet cukup

dengan website dan media sosial untuk

etalase jualan. Murah meriah! Internet

mampu menghemat ongkos produksi dan

Hendra W Saputro

CEO BOC Indonesia

IG: hendraws Blog: www.hendra.ws Bisnis: www.boc.co.id

Page 53: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

53Vol. 87 | May - Jun 2017

DIGITAL MARKETING

marketing!.

Mari kita lihat geliat internet di Indonesia.

Menurut survei APJII (Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia),

pengguna internet Indonesia pada 2016

adalah 132,7 juta jiwa. Sedangkan jumlah

penduduk Indonesia adalah 256 juta jiwa.

Hampir 50% lebih melek internet.

Bagaimanakah perkembangan bisnis

yang menggunakan internet di Indonesia?

Menurut Samuel Abrijani Pangerapan

(Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian

Komunikasi dan Informatika RI) melalui

data IDC (International Data Corporation)

Indonesia mengatakan, saat ini transaksi

e-commerce Indonesia mencapai angka

USD 651,7 juta pada 2016. Angka itu tidak

memasukkan transaksi jasa seperti Go-Jek,

Grab dan lainnya.

Melihat fakta tersebut, artinya ada geliat

sumber daya ekonomi di dunia internet.

Masyarakat Indonesia sudah menemukan

sumber daya baru untuk mendulang profit.

Bermunculan raksasa internet Indonesia

yang jadi jagoan cetak omzet dan mengajak

netizen (masyarakat internet) Indonesia

meraup untung.

Ada Kaskus.co.id dengan forum fJB nya

yang mengajak netizen buka lapak untuk

bisnis. Selain Kaskus meraup untung

dari iklan, netizen yang jadi member juga

berkesempatan jualan menggunakan

sistem website nya Kaskus. Hal serupa

terjadi di tokopedia.com, bukalapak.com,

lazada.com dan lain sebagainya. Mereka

sebagai korporasi berjuang dengan netizen

untuk cetak omzet bisnis. Datangkan

profit untuk hidupnya. Begitupula Go-Jek

dan Grab yang mengajak masyarakat jadi

tukang ojek dan mendapatkan profit.

Saatnya Bangun Aset Digital.

Berhubungan dengan manusia jadi semakin

mudah dengan adanya media sosial online.

“..dulu terbiasa cetak ribuan

brosur untuk media promosi.

Sejak ada internet, brosur

itu berubah jadi e-flyer atau file gambar yang bisa disebarkan lewat email dan

media sosial untuk promosi.

Dulu harus sewa ruko untuk

jualan, jaman internet cukup

dengan website dan media sosial untuk etalase jualan.

Murah meriah! Internet

mampu menghemat ongkos produksi dan marketing!”

* infografis internetuser

Page 54: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

54 Vol. 87 | May - Jun 2017

DIGITAL MARKETING

Kesempatan bersosial secara online

tidak disia-siakan oleh netizen. Selain

bersosial, mereka pun bergerilya lakukan

bisnis gunakan media sosial. Coba kita

lihat komposisi pengguna media sosial di

Indonesia pada infografis dibawah ini:

Media sosial facebook, Instagram,

Youtube, Google+, Twitter dan LinkedIn

unggul merebut hati netizen Indonesia.

Kemudian perilaku yang berkaitan dengan

komersial, netizen pun sudah terdidik

terbiasa melakukan belanja online.

Kisah sukses berbisnis lewat website dan

media sosial pun sudah banyak dirasakan

oleh netizen Indonesia. Contoh yang

paling dekat di Bali, ada jasa catering yang

pergunakan fB fanspage Catering Kita

Bali bersama website-nya, mampu dapat

pelanggan dan cetak omzet. Ada lagi

akun Instagram sindyyshop, milik seorang

mahasiswi yang memulai bisnis online

3 tahun lalu dan sekarang sudah profit.

Bahkan mampu biayai kuliahnya sendiri.

Mereka yang bisnis online tidak perlu

sewa ruko untuk bisa jualan. Cukup

menggunakan aset digital nya dan disiplin

mengisinya dengan konten-konten kreatif

yang menjual. Konsistensi dalam mencipta

konten akan membuat pelanggan semakin

percaya dan yakin membeli produk mereka.

Jika kita lihat para korporasi besar dan

netizen yang berbisnis online, mereka

mempunyai sumber daya atau alat yang

mendatangkan nilai ekonomis. Alat-alat

ekonomis itu berbentuk website, aplikasi,

akun facebook (personal dan page),

Google+ (personal dan page), Instagram,

Twitter, Youtube, LinkedIn dan entitas online

lainnya.

Alat-alat itu adalah sumber daya ekonomis,

dan itulah aset digital!

Tokopedia, Kaskus, Lazada punya aset

digital bernama website. Go-Jek, Grab dan

Uber punya aset digital bernama aplikasi

yang berjalan di Android dan Iphone.

Catering Kita Bali punya aset fans di

facebook dan website. Sindy punya aset

digital di akun Instagram @sindyyshop yang

punya ribuan follower. BCA punya aset

digital di website Klikbca.com nya.

Bagaimana jika semua aset itu hilang? Kena

crack, tercuri atau lupa memperpanjang

nya. Jelas rugi besar.

Aset digital tidak bisa dipandang sebelah

mata. Bahkan Hermawan Kertajaya (Bapak

Marketing Indonesia) memasukkan unsur

digital dalam teknologi marketing 4.0 nya.

Moving from Traditional To Digital dalam

* infografis internetmedsos

Page 55: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

55Vol. 87 | May - Jun 2017

DIGITAL MARKETING

www.goboomtown.com

rangka memenangkan hati pelanggan.

Produk kita tidak lagi laris, namun

mendapatkan loyalitas dan pembelaan dari

pelanggan.

Masih menurut Hermawan, kita harus

mencipta konten yang tidak mendikte

pelanggan. Konten itu harus membuka hati

pelanggan dengan unsur edukasi, diskusi,

penyadaran dan pembelaan. Konten itu

harus terdistribusi di semua aset-aset

digital marketer.

Konten itu bisa berupa artikel, gambar,

audio dan video. Content is the king! dan

harus kita gunakan untuk memperkuat nilai

produk kita. Meningkatkan omzet bisnis

dan membuat pelanggan loyal.

Selanjutnya adalah bertindak konsisten

untuk membangun kekuatan bisnis kita

secara online. Berikut adalah beberapa

cara mengembangkan bisnis melalui aset-

aset digital:

1. Website

Berikan artikel yang berisi edukasi tentang

produk. Aktiflah membuat promo dan

event. Tuliskanlah di website. Beri fasilitas

share di media sosial agar ada partisipasi

dari netizen untuk ikut sebarkan artikel

Anda. Update artikel bisa seminggu atau

dua minggu sekali. Google senang dengan

website yang sering update. Rumus

Google adalah Content is The King!.

2. Facebook

Posting-lah dua status dalam sehari di

fB fanspage. Baik itu gambar (informatif

atau iklan), artikel ataupun video. Bisa

jadi konten status itu berasal dari website

Anda. Bagikan (share) konten itu di

facebook personal Anda juga. Waktu

terbaik adalah setelah makan siang dan

menjelang pulang kerja.

3. Instagram

Dalam satu aplikasi Instagram, bisa

memuat 5 akun yang berbeda. Manfaatkan

ini untuk manajemen aset digital. Posting

lah konten sehari sekali atau dua kali dalam

instagram bisnis Anda. Konten itu bisa

berupa gambar atau video dengan durasi

maksimal 1 menit.

4. Google+

Google menciptakan media sosial dengan

cara manajerial hampir sama dengan

facebook. Postinglah 2 status perhari

di Google+ brand page dan bagikan di

Google+ personal Anda. Bisa juga share

artikel dari website Anda.

5. Youtube

Netizen suka video karena bosan dengan

konten berbasis teks dan gambar. Youtube

punya pengunjung unik dan harus

dimanfaatkan untuk meningkatkan bisnis

Anda. Buatlah video lewat smartphone

atau gunakan tenaga profesional. Upload

seminggu sekali.

6. Twitter

Netizen yang menggunakan twitter

punya karakteristik unik. Dari kalangan

berpendidikan dan netizen yang punya jiwa

individualis suka berlama-lama di twitter.

Update lah 2-4 status perhari untuk eksis di

netizen.

7. Newsletter

Pelanggan jangan dibiarkan pergi begitu

saja. Minta email mereka dan gunakan

untuk memanjakan mereka dengan konten

Anda. Pergunakan fasilitas mailchimp.

com untuk berkirim newsletter kepada

pelanggan. Konten tidak boleh melulu

jualan. Berikan pelanggan konten yang

bermanfaat seperti tips, trik, edukasi

produk, event, dan promo tertentu.

Newsletter adalah cara untuk selalu

terkoneksi dengan pelanggan Anda.

Netizen perlu membaca, melihat dan

meyakinkan diri sebelum mereka membeli.

Maka hati mereka perlu dibuka dengan

kekuatan konten. Aset digital yang sepi

dengan konten akan terlihat sebagai bisnis

yang mati suri. Netizen pun akan menjauhi

bisnis Anda.

Menciptakan konten-konten kreatif adalah

cara untuk membangun dan besarkan

aset-aset digital Anda.

Page 56: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

56 Vol. 87 | May - Jun 2017

FRONT OF MIND

Ketika pertama kali ia masuk jajaran

40 orang terkaya di Jepang,

kekayaannya telah mencapai USD 1,4

miliar, dimana kemudian dari tahun

ke tahun terjadi kenaikan yang begitu signifikan.

Hal tersebut tidak lepas dari keputusan Tadashi

untuk lebih condong menggeluti bisnis di sektor

riil ketimbang berinvestasi di bisnis bursa saham,

karena terbukti bisnisnya lebih stabil dan tetap

eksis. Di saat pengusaha-pengusaha Jepang

lainnya terpuruk, Tadashi malah terus mengeruk

keuntungan berkat bisnisnya.

Bagi yang belum mengetahui usaha Tadashi

Yanai, pria berusia 67 tahun ini merupakan

penemu dan CEO dari Uniqlo, sebuah

perusahaan ritel busana asal Jepang, sekaligus

yang terbesar di Asia. Jaringan ritel raksasanya ini

pun telah berekspansi ke luar Jepang, termasuk

dengan membuka cabang di Indonesia.

Kalau ditanya siapa orang terkaya di Jepang saat ini, pasti semua mata akan tertuju kepada

sosok Tadashi Yanai. Harta US$ 16,3 atau sekitar Rp. 213 Triliun. Siapa Tadashi dan apa bisnis

yang melambungkan namanya masuk dalam jajaran kelompok elit?

TAdASHIYANAI

sumber : www.fastretailing.com

The MillionaireJapan Fashion Retail

of

Page 57: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

57Vol. 87 | May - Jun 2017

FRONT OF MIND

Tadashi mengawali karirnya dengan

mengelola toko warisan Ayahnya yang

bergerak di bidang fashion khusus pria

bernama Ogori Shoji. Yanai muda waktu

itu kerap mengunjungi toko pakaian pria

Barney di New York untuk mempelajari kiat

pemasaran dan ekspansi produk.

Ide membuat toko sendiri tercetus begitu

saja, lantaran ia menginginkan sebuah

toko pakaian dengan konsep menjual

segala jenis, baik untuk pria maupun

wanita. Tadashi memang tipe orang

yang tak pernah puas dengan apa yang

diraihnya dan selalu ingin menciptakan

hal baru. Cikal bakal dari Uniqlo baru

dimulai ketika ia mendirikan toko sendiri di

Hiroshima dengan nama Unique Clothing

Warehouse pada tahun 1984. Tak seperti

pengusaha Jepang kebanyakan, Tadashi

berani mengambil risiko. Respon positif

pun berdatangan untuk konsep retail yang

ditawarkannya. Tak heran dalam waktu

singkat, antara 1991 hingga 1992, ia telah

membuka 33 toko Uniqlo di Jepang.

Jumlah itu terus bertambah menjadi 100

gerai di seluruh penjuru Jepang pada

1994. Momen puncaknya saat krisis

ekonomi melanda Jepang di akhir 90-

an. Di saat orang-orang mencari pakaian

berkualitas dengan harga murah, saat itulah

Uniqlo mengembangkan versi murah dari

jaket populer produksi North face dan

Patagonia.

Tadashi juga tipe orang yang gemar belajar

dari pesaingnya. Terlihat dari strategi

bisnis yang diadopsi Uniqlo dari peritel AS

The Gap, Inc pada tahun 1997. Dengan

sistem SPA (specialty-store atau retailer

of private-label apparel), yang berarti

produksi dilakukan sendiri dan dijual secara

eksklusif. Dengan strategi ini, keseluruhan

proses dapat dikontrol efisiensinya

sehingga harga jual dapat ditekan.

Di samping itu, ia juga kerap mengambil

langkah berbeda dari pesaingnya. Semisal

ketika perusahaan yang lain banyak

mengeluarkan produk sesuai tren dan

dalam jumlah terbatas, Uniqlo lebih suka

mengusung produk yang sifatnya kembali

ke dasar, menghilangkan berbagai hiasan

dan lebih berorientasi fungsi. Proses

pembuatannya juga dilakukan secara

massal sehingga harga dapat ditetapkan

serendah mungkin.

Dalam mengembangkan lini pakaiannya,

Uniqlo menganut falsafah shun dan kino-

bi. Shun dapat diartikan sebagai waktu

yang tepat atau sesuai tren, sementara

kino-bi bermakna fungsi dan keindahan.

Kedua kata itu mewakili fashion Jepang

yang modern. Uniqlo pun menyimpan

obsesi Tadashi untuk membuatnya sebagai

merek yang mendunia, sekaligus mampu

menjadikannya sebagai wakil generasi

sumber : uk.fashionnetwork.com

Page 58: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

58 Vol. 87 | May - Jun 2017

pengusaha Jepang yang sanggup

menantang risiko dan berorientasi global.

Hingga November 2012, Uniqlo telah

memiliki 347 gerai di berbagai kota di

dunia yang menyumbangkan 22 persen

pendapatan total. Gerainya ada di Cina,

Perancis, Hongkong, Malaysia, filipina,

Rusia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan,

Thailand, Inggris dan AS. Di sisi lain, Ogori

Shoji warisan Ayahnya pun ikut diubah

namanya menjadi Fast Retailing, demi

mengembangkan ekspansi. Dalam kurun

waktu satu tahun, Fast Retailing pun

mampu membuat beberapa produk secara

mandiri, bukan lagi hanya sebagai penjual

ritel. Terbukti hingga 2001, total gerai Fast

Retailing telah mencapai lebih dari 500 unit.

Gerainya di Jepang mencapai 800 unit,

belum lagi gerai-gerai di Hong Kong,

China, Inggris dan Amerika Serikat. Meski

telah berkembang pesat, bukan berarti

fast Retailing Co. tidak pernah mengalami

kegagalan. Ketika anak perusahaannya ini

membuka gerai di Inggris, penjualannya

tak terlalu bagus, sehingga labanya turun

drastis.

Namun hal ini tak menghentikan Yanai

untuk terus berekspansi ke luar negeri.

Bahkan setiap sesi wawancara media, pria

berkacamata ini selalu optimis mengatakan

keyakinannya untuk menjadi yang terbaik,

mengalahkan pesaing papan atas seperti

GAP dan H&M.

Sejak tahun 2013, Uniqlo sudah masuk juga

ke Indonesia, yang berlokasi di sejumlah

mal-mal elit di Jakarta. Pada tahun 2016

lalu, ia merencanakan untuk mendirikan 100

Toko Uniqlo di China.

sumber : www.governance.berggruen.org

Uniqlo pun

menyimpan obsesi

Tadashi untuk

membuatnya sebagai

merek yang mendunia,

sekaligus mampu

menjadikannya

sebagai wakil

generasi pengusaha

Jepang yang sanggup

menantang risiko dan

berorientasi global.”

FRONT OF MIND

Page 59: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

59Vol. 87 | May - Jun 2017

Castle Kaos Lukis Dari produksi 8 biji, sampai launching di New York City

Dari produksi 8 biji, sampai launching di New York City

ninja easy TawarKan

Pengiriman mudah

dan ringKas Bagi

Para social seller

Castle Kaos Lukis

Vol. 17 MEI - JUNI ’17Vol. 17 MEI - JUNI ’17Vol. 17 MEI - JUNI ’17

Page 60: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

60 Vol. 87 | May - Jun 2017

Creator.InC adalah program dari tim redaksi

majalah Money&I untuk memberdayakan para

pekerja kreatif, dengan menyediakan wawasan

seputar karir, kreatifitas serta cara-cara untuk

mewujudkan sebuah ide. Disampaikan dalam

berbagai media, mulai dari buku, training, festival,

hingga memberikan jasa sebagai Konten Kreator.

CONTENT CREATOR

Sebagai pembuat konten, kami merangkai cerita, kisah yang relevan

dengan konsumen, kisah yang mampu menangkap esensi dari

produk atau citra perusahaan yang hendak dibangun. Baik melalui

Company Profile, Corporate Magazine, Annual Report atau Buku.

Company profile. Media terbaik untuk membangun brand,

kredibilitas serta menceritakan kisah perusahaan Anda. Sekaligus sebagai sarana untuk membuka pasar baru (open new market) dan

tentunya, become more visible.

CORPORATE MAgAzinE. Media untuk menjalin hubungan (engange) dengan existing customer. Juga efektif untuk influence your industry.

AnnuAl REPORT. Media untuk merekapitulasi kisah perusahaan selama setahun, namun dengan pendekatan cerita yang atraktif

agar menumbuhkan rasa bangga pada konsumen.

BOOks. Media untuk membuat kiprah Anda semakin terlihat, mendokumentasikan perjuangan perusahaan, mengedukasi pasar serta untuk mendapatkan klien yang lebih besar.

Start by contacting : [email protected] or call 0823 3996 4020 I www.creator-inc.com

Let us help you tell it. Because storytelling is what we do best

DARI REDAKSI

Bulan lalu, Money&I meluncurkan buku berjudul

Creator.Inc, setelah selama ini hadir sebagai

suplemen sisipan, kini Creator.Inc juga disajikan

dalam bentuk buku, yang proses penerbitannya

bekerjasama dengan Bentang Pustaka. Buku ini, telah

beredar disejumlah toko-toko buku secara nasional. Lewat

buku tersebut, Bentang Pustaka meluncurkan program The

Next Creator, pencarian kreator muda yang diharapkan

bisa menjadi inspirasi, dari proses inilah kami kemudian

mengenal Castle Kaos Lukis, usaha yang dirintis oleh

seorang mahasiswa UGM yang melakukan inovasi batik

konvensional. Dengan merek Castle, usaha yang tadinya

cuma dimulai dengan modal nekat ini, kemudian dalam

waktu singkat di apresiasi pasar, hingga penjualannya

kemana-mana, bahkan manca negara. Lalu apa sebenarnya

kaos lukis dan apa kaitannya dengan batik? Inilah materi

utama kami pada sisipan Money&I edisi ini, serta tentu

saja sederet artikel lain yang kami harapkan informatif bagi

kalian para Kreator. Selamat membaca.

THE ROOKIE

Maharsitama Anindita

Castle Kaos Lukis

Bukan hanya kreatif, tapi juga

memberdayakan sejumlah seniman lokal

dalam proses pembuatannya, simak

kisah usaha Castle Kaos Lukis yang

hingga di pamerkan di New York

62

Beberapa tahun silam, terbit buku

berjudul Young On Top, dari buku

tersebutlah kemudian menjadi jaringan

komunitas yang tersebar nasional,

termasuk di Bali, inilah kisah mereka.

Aplikasi ini solutif, menyederhanakan

proses pengiriman dan pembayaran

sehingga para penjual online bisa fokus

mengembangkan bisnisnya. Seperti apa

sebenarnya aplikasi ini?

APPS

Ninja Express

COMMUNITY

Young On Top Bali 72 70

Page 61: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

61Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 62: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

62 Vol. 87 | May - Jun 2017

Tak terhitung banyaknya produk kreatif dari Jogja, seperti

Brazil dengan talenta atlet bolanya, seperti itu pula

Jogja menelurkan anak-anak muda berbakatnya. Salah

satu yang kini tengah berkembang adalah Kaos Batik

Lukis dengan merek dagang Castle Kaos Lukis. Diproduksi secara

handmade menggunakan obat batik sebagai bahan baku pewarna

utamanya. Karena handmade, maka yang istimewa dari kaos ini adalah

eksklusifitasnya, hanya diproduksi satu desain pada setiap kaosnya

yang menjadikannya artsy dan unique.

Adalah Maharsitama Anindita sebagai inisiatornya, mahasiswa

Ilmu Komunikasi UGM semester 8. Mahar, demikian panggilannya,

menggerakkan seniman lokal di Kampung Seni Tamansari, Yogyakarta

untuk membantunya memproduksi kaos ini, dengan proses pengerjaan

yang hampir sama dengan membuat kain batik. Bermodal nekat tanpa

modal, hingga kini sudah berjalan selama tiga tahun. Karyanya dipesan

oleh pembeli hingga dari timur Indonesia, Singapura, Inggris, Australia

dan Belanda. Pernah berpartisipasi mengikuti Asia fashion Week di

Malaysia, New York, dan yang akan datang di Madagascar, Afrika.

Bagaimana Mahar melakukannya, kepada tim Money&I ia pun bertutur

soal bisnisnya ini.

Castle Kaos Lukis Dari produksi 8 biji, sampai launching di New York City

THE ROOKIE

Page 63: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

63Vol. 87 | May - Jun 2017

THE ROOKIE

Page 64: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

64 Vol. 87 | May - Jun 2017

BAgAimAnA AwAlnYA AndA memulAi?

Kalau tidak salah, ini adalah sudah

tahun ketiga saya dan kawan-kawan

membesarkan Castle Kaos Lukis, awalnya

pontang-panting, tapi banyak bahagianya.

Tiga tahun mungkin waktu yang singkat

untuk bisnis, tapi juga waktu lama untuk

kami agar tidak bubar. Perasaan yang

masih bisa kami ingat saat pertama kali

membuka usaha ini, nekat dan bersenang-

senang!.

nekAT?

Karena memulainya nyaris tanpa modal

sepeserpun. Kami hanya berbekal 8 kaos

lukis milik tetangga sekitar, memfotonya

nyaris tanpa skill, mengumpulkannya

hingga menjadi katalog awal etalase jualan

kami, membuat dan membesarkan akun

media sosial kami dan memasarkannya.

Hingga akhirnya pelan tapi yakin, mulai

berkembang dengan punya gubug sebagai

rumah produksi sendiri; menyebarkan karya

mulai dari Barat sampai Timur Indonesia.

wAh, sudAh kemAnA sAjA Produk ini?

‘Ekspansi’ kami mulai dari Asian fashion

Week sampai ke New York City; dibawa

tamasya oleh customer setia kami di

Singapore, England, Aussie, Netherland

dan Greece; sampai rencana ‘absurd’

pertengahan tahun ke negara Madagascar.

APA seBenArnYA CAsTle kAos lukis ini?

Sama seperti namanya, brand ini menjual

kaos lukis sebagai produk utamanya.

THE ROOKIE

Page 65: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

65Vol. 87 | May - Jun 2017

THE ROOKIE

Bedanya, saya menggunakan material obat batik

sebagai bahan baku pewarnanya, bukan memakai cat

akrilik yang biasa digunakan di pasaran. Prosesnya

mirip dengan batik. Bedanya, saya menghilangkan

proses pencanthingan malam (lilin), dan proses

pelorotan (perebusan). Kami murni menggunakan

obat batik dan proses penguncian warna yang sama

dengan batik. Itulah mengapa, saya bisa menyebut

produk ini sebagai inovasi batik konvensional

yang tidak menggunakan malam dalam proses

produksinya.

Page 66: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

66 Vol. 87 | May - Jun 2017

BAgAimAnA dengAn desAinnYA?

Kami memasukkan energi anak muda yang

segar, imaginatif, serta aplikatif. Saya juga

mengombinasikan desain wayang dan

motif-motif batik ke dalam lukisan kaos. Itu

sebabnya, yang melukis adalah seniman

atau mantan desainer batik. Harapan

kami adalah menghilangkan stigma kuno,

“kondangan”, ketinggalan jaman, yang

biasanya melekat di mindset anak muda

kalau melihat batik. Melalui Castle Kaos

Lukis, kami ingin membuka pandangan,

bahwa memakai batik adalah hal yang

keren dan membanggakan.

CeriTAkAn soAl Proses ProduksinYA?

Pada dasarnya, terdapat beberapa tahap

dalam memproduksi kaos lukis, yang

pertama pemilihan atau pemesanan

desain. Secara rutin, kami menciptakan

berbagai desain kaos lukis yang nantinya

kami upload di album foto facebook.

Dalam album foto tersebut, kami membagi

beberapa tipe desain kaos lukis. Konsumen

dapat memesan kaos lukis sesuai dengan

tipe desain yang kami buat sebelumnya.

Atau jika konsumen punya desain request,

kami juga melayani pesanan custom.

Kemudian tahap pelukisan, kaos lukis yang

sudah dipesan, baru akan segera kami lukis

setelah pelanggan melakukan pembayaran

di muka. Pada tahap pelukisan ini, kami

tidak dapat merinci karena terdapat

beberapa rahasia perusahaan, terkait resep

pewarna batik dan proses penguncian

warna agar tidak luntur ketika dicuci

nantinya. Yang terakhir tahap pengemasan

dan pengiriman, setelah selesai dilukis,

tahap terakhir adalah pengemasan. Hingga

karya kami dapat dinikmati oleh setiap

pemesannya.

BAgAimAnA dengAn PemAsArAnnYA?

Saya menjalankan bisnis ini selama kurang

lebih dua atau tiga tahun yang lalu. Hanya

berbekal dari jualan di media sosial, saya

berhasil mendistribusikan kaos lukis ke

berbagai daerah di Indonesia maupun luar

negeri. Mulai dari Makassar, Medan, Bali,

Palangkaraya, Timor Leste, Canberra,

Brisbane, Singapore, Austria, Greece

sampai New York City. Meski dalam

kuantitas belum terbilang besar, tetapi saya

yakin, bahwa produk ini memiliki peluang

yang cerah jika di manage lebih baik lagi.

Sistemnya pre-order, kami juga dapat

menerima pesanan sesuai keingingan

(custom design). Sistem ini menjadikan

karya yang dihasilkan orisinal dan susah

digandakan. Karena setiap karya lukis

yang dihasilkan, memiliki goresan tangan

berbeda antara yang satu dengan lainnya.

sAYA dengAr hArgAnYA leBih mAhAl

dAri YAng AdA diPAsArAn?

Kaos Lukis Castle memiliki beberapa

karakteristik yang berbeda dengan kaos-

kaos yang biasa dijumpai di pasaran.

Dengan desain yang unique dan exclusive,

tentu memiliki harga jual yang lebih tinggi

jika dibandingkan dengan produk kaos-

kaos yang dikerjakan dengan metode

sablon. Karena memiliki unsur handmade,

harga kaos lukis Castle terkadang cukup

susah diterima masyarakat Indonesia,

yang notabene masih belum sepenuhnya

menghargai hasil karya seni.

THE ROOKIE

Page 67: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

67Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 68: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

68 Vol. 87 | May - Jun 2017

Itu sebabnya sasaran pasar kami adalah

wisatawan lokal maupun mancanegara

yang sedang berwisata ke Yogyakarta.

Selain itu, penikmat dan pecinta batik

adalah target kami. Dengan harga yang

lebih mahal jika dibandingkan dengan

kaos pada umumnya, membuat kaos-kaos

lukis dari Castle lebih sering dikirim ke luar

Yogyakarta, seperti Bandung, Banjarmasin,

Samarinda, Palembang, Bali dan Toraja.

Bahkan kaos lukis Castle juga menembus

pasar luar negeri seperti Australia, Malaysia,

Singapura dan Amerika.

PeneTrAsi ke luAr negeri CukuP inTen?

Pertengahan tahun 2016 kemarin, kami

berkesempatan untuk me-launching Castle

Kaos Lukis di Holiday Inn, Midtown-

57th, New York City, Amerika Serikat.

Kami mendapat kerjasama oleh desainer

Amerika bernama Vanny Tousignant, untuk

mengirimkan karya berupa kaos lukis, long

dress lukis, dan Polo Lukis sebanyak 30

pcs. Sesampainya di Amerika Serikat, karya

kami diperagakan oleh model-model milik

Vanny Tousignant di atas Catwalk.

Sebelumnya, kami juga pernah mengikuti

acara di dalam maupun luar negeri.

Diantaranya kami pernah lolos seleksi

THE ROOKIE

dalam Indonesia Youth forum (IYf) di

Bengkulu. Dari 1500 pendaftar, Castle

berhasil lolos dan mengikuti karantina

selama 3 hari di Bengkulu bersama

200 pemuda seluruh Indonesia. Kami

juga pernah berpartisipasi dalam Asian

fashion Week (AfW) di Malaysia. Dalam

kesempatan itu, Castle diajak oleh salah

satu desainer asal Indonesia untuk turut

memajang karya di booth yang ada di sana.

TAnTAngAn APA YAng kAliAn hAdAPi?

Inovasi desain, dalam menciptakan

karya yang baru dan tetap fresh. Karena

memiliki konsep “Satu Kaos Satu Desain”,

menuntut kami untuk terus berkreasi dalam

menciptakan desain lukisan yang otentik

dan pas jika diterapkan pada media kaos.

Selain itu, kami juga masih kekurangan

koneksi untuk meluaskan jangkauan pasar,

terutama lewat market offline.

Penikmat dan pecinta batik

adalah target kami. Dengan

harga yang lebih mahal jika

dibandingkan dengan kaos pada

umumnya, membuat kaos-kaos

lukis dari Castle lebih sering

dikirim ke luar Yogyakarta,

seperti Bandung, Banjarmasin,

Samarinda, Palembang, Bali

dan Toraja. Bahkan kaos lukis

Castle juga menembus pasar luar

negeri seperti Australia, Malaysia,

Singapura dan Amerika.

Page 69: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

69Vol. 87 | May - Jun 2017

Tanggal 07 April lalu di Jakarta,

Coworking Indonesia resmi

menjalin kerjasama dengan

Hypernet, perusahaan

Managed Service Provider (MSP) yang

berperan aktif dalam mengembangkan

ekosistem ekonomi digital Indonesia.

Penandatanganan kerjasama strategis

kedua belah pihak dilakukan di Coworkinc,

Jakarta Selatan. Kerjasama ini diharapakan

dapat mendorong pembangunan ekosistem

ekonomi kreatif dan ekonomi digital melalui

kolaborasi program dan dukungan fasilitas

infrastruktur terhadap seluruh pelaku

industri coworking yang menjadi anggota.

“Pusat kegiatan kreatif yang berfokus pada

pertumbuhan ekonomi seperti coworking

space, makerspace dan creative hub

adalah elemen yang sangat penting dalam

pembangunan ekosistem ekonomi kreatif.

Kekuatan utama ruang-ruang ini adalah

komunitas, program dan kolaborasi yang

terjadi dalam coworking tersebut, namun

ruang dan internet adalah salah kebutuhan

fasilitas dasar yang diperlukan untuk

berkreasi, “ tutur Presiden Coworking

Indonesia, faye Alund.

Pada tahap awal kerjasama, Hypernet

akan mendukung pengadaan internet

bagi coworking space anggota Coworking

Indonesia, dan selanjutnya kemungkinan

kerjasama jangka panjang akan dijajaki

dalam bentuk program berkelanjutan.

Internet sendiri menjadi salah satu

faktor yang tak bisa dilepaskan dari

coworking space. Kehadiran internet

sangat menunjang aktivitas para pelaku

startup, pekerja lepas atau komunitas

yang menjadikan coworking space sebagai

tempat kerja mereka.

“Dukungan pengadaan internet dari

Hypernet ini akan sangat membantu para

pelaku dan penggerak industri coworking

untuk lebih efektif membangun komunitas

dan program di bidang ekonomi digital

dan kreatif,” ujar faye melanjutkan. CEO

Hypernet, Sudianto Oei memaparkan,

“Hypernet berkomitmen untuk terus

berpartisipasi aktif dalam mendukung

ekosistem industri kreatif di Indonesia

melalui penyediaan infrastruktur teknologi

yang handal bagi seluruh anggota Asosiasi

Coworking Indonesia.

Ekositem coworking space di Indonesia

menunjukkan peningkatan positif setiap

tahunnya. Berdasarkan data yang di lansir

Coworking Indonesia, saat ini jumlah

coworking space sudah mencapai 85

titik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Angka ini meningkat 1700 persen karena

tiga tahun sebelumnya tercatat hanya ada

sekitar lima coworking space yang berdiri.

Perkembangan coworking space di

Indonesa diprediksi akan semakin

meningkat setiap tahunnya seiring

menjamurnya startup digital dan pekerja

lepas yang membutuhkan ruang untuk

bekerja.

Dukung Ekosistem Ekonomi Digital, Coworking Indonesia Jalin Kerjasama Strategis dengan Hypernet

CORPORATE NEWS

Page 70: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

70 Vol. 87 | May - Jun 2017

Perusahaan Logistik Indonesia,

Ninja Xpress (PT. Andiarta

Muzizat) hari ini meluncurkan

solusi social commerce inovatif

terbarunya bernama Ninja Easy, sebuah

aplikasi mobile bagi para social seller

dan penjual melalui blog dengan konsep

“Buat Link. Kirim. Terima Pembayaran”.

Berfokus untuk menghadirkan pengalaman

ramah guna bagi pelanggan, Ninja Easy

menyederhanakan proses pengiriman dan

pembayaran sehingga para penjual bisa

fokus mengembangkan bisnisnya serta

menghemat waktu mengurus administrasi

penjualan, yang juga menguntungkan para

pembelinya.

“Sebagai penyedia layanan logistik inovatif,

Ninja Xpress senantiasa menerapkan

teknologi canggih dan menghadirkan

berbagai solusi modern yang meningkatkan

standar e-commerce,” kata Indra

Wiralaksmana, Country Head, Ninja Xpress.

“Aplikasi Ninja Easy menawarkan para

penjual social commerce cara baru untuk

mengurus pengiriman dan pembayaran

yang amat mudah - cukup dengan “Buat

Link, Kirim dan Terima Pembayaran” - dan

kami ingin mereka punya waktu lebih

untuk hal-hal yang lebih penting seperti

mengembangkan bisnis mereka.

Ninja Easy – Cara Ninja untuk

Social Commerce

Pemerintah Indonesia kini lebih

optimis terhadap e-commerce dengan

ditargetkannya nilai transaksi e-commerce

di angka USD 130 miliar di tahun 2020[1].

Berbelanja online telah menjadi sebuah

tren[2] melihat 20% pengguna aktif internet

melakukannya setiap hari, dan Indonesia

Ninja Easy Tawarkan Pengiriman Mudah

dan Ringkas Bagi Para Social Seller

APPS

Page 71: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

71Vol. 87 | May - Jun 2017

pun mencatat ada 88,1 juta orang

terhubung dengan internet[3].

Berjualan di media sosial sangat populer di

Indonesia, dan para penjual memamerkan

produknya di berbagai media sosial

seperti Instagram serta lebih agresif

lagi di facebook melihat potensi 82 juta

penggunanya[4]. Diperkirakan memiliki 100

juta pengguna ponsel pintar di 2018[5],

penjualan lewat social commerce (C2C) di

Indonesia diprediksi berkembang dua kali

lipat dari USD 5,073 juta ke USD 10,183

juta di 2020[6].

Ninja Xpress menghadirkan cara

termutakhir berjualan di media sosial

dengan menawarkan pengalaman

pengaturan pengiriman barang dan

pembayaran yang lebih baik, tanpa

merepotkan dan mewajibkan penjual untuk

berpindah ke platform baru.

Ninja Easy adalah solusi untuk

memudahkan proses social commerce.

Aplikasi ini memangkas waktu yang

terbuang percuma ketika para penjual

menunggu pembeli mengirimkan bukti

pembayaran dan informasi tujuan

pengiriman, sebelum bisa pergi ke pos

paket terdekat atau mengurus jasa

pengiriman lainnya.

Ninja Easy menggabungkan seluruh

prosesnya dengan cara membuat ‘Link

Ninja Easy’ (tautan) berisi detail produk,

yang bisa diunggah dan dibagikan ke

media-media sosial dan calon-calon

pembelinya. Untuk mengonfirmasikan

penjualan, pembeli bisa membuka tautan

tersebut (dengan peramban apapun),

memasukkan informasi lokasi dan jadwal

pengiriman yang diinginkan, dan secara

otomatis data mereka akan dikirimkan

kembali pada penjual melalui aplikasi Ninja

Easy.

Setelah pembelian dipastikan, penjual

bisa langsung menggunakan layanan on-

demand dari aplikasi yang sama, dan Ninja

akan menjemput dan mengantar barang

pesanan kepada pembelinya. Layanan

penjemputan barang on-demand tidak

dibatasi jumlah barang minimum, dan

tersedia 7 hari dalam seminggu, mulai jam

9 pagi hingga jam 9 malam.

Ninja Easy memudahkan social commerce

dengan menyederhanakan proses

penjualan serta menyempurnakannya

dengan menawarkan opsi pembayaran

cash on delivery (COD).

COD adalah pilihan utama untuk transaksi

e-commerce di Indonesia walaupun ada

opsi-opsi seperti transfer antar bank atau

e-payment, yang mana sangat bergantung

kepada kepemilikan rekening bank dan

kartu kredit. Data findex (Financial Inclution

Index) 2014 dari Bank Dunia menunjukkan

bahwa hanya ada 36% atau 90 juta orang

Indonesia yang memiliki rekening bank,

disaat yang sama Bank Indonesia pun

memperketat peraturan kepemilikan kartu

kredit melihat tingkat kredit macet (NPL)

di kisaran 2,6% per tahun 2015. Dengan

menawarkan metode pembayaran COD,

Ninja Easy menggaris bawahi komitmen

Ninja Xpress kepada para pelaku social

commerce, membantu menjembatani

kesenjangan kepercayaan antara penjual

dan pembeli perihal reputasi kedua belah

pihak ataupun hal-hal terkait produk lainnya

sehingga mereka lebih percaya diri dalam

bertransaksi online. Pembeli hanya harus

membayar ketika barangnya sudah sesuai

pesanan, dan segera sesudah pesanan

dibayar, saldo di akun penjual di aplikasi

Ninja Easy bertambah secara otomatis.

Daftar barang penjual juga diperbaharui

dengan sendirinya.

Para pengguna aplikasi Ninja Easy juga

bisa menikmati fitur-fitur canggih yang

kini hanya tersedia bagi para penjual yang

bermitra dengan Ninja Xpress, seperti

pelacakan kiriman secara real-time,

pengiriman ulang bebas biaya, dan layanan

pelanggan yang responsive.

APPS

Page 72: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

72 Vol. 87 | May - Jun 2017

Pada 1 November 2015, Billy

Boen mengeluarkan sebuah

buku berjudul Young On Top,

yang mengupas 35 life value bagi

remaja. Dari buku inilah terbentuk sebuah

komunitas dengan nama yang sama, atau

yang biasa disingkat menjadi YOT. Kini

komunitas tersebut memiliki kurang lebih

dua puluh cabang dan tersebar hampir di

seluruh pelosok negeri. Visi dan misi dari

komunitas ini adalah pemuda sebagai

penggerak, tidak lagi menjadi pengikut.

YOT telah memiliki 1000 lebih anggota di

30 kota se-Indonesia.

Selain empowering young people,

komunitas ini juga bergerak di bidang

kesehatan, pendidikan dan sosial. Pada 24

September tahun 2016 kemarin misalnya,

komunitas ini mengadakan event berjudul

IMPACT, yang merupakan seminar

kepemudaan. Selain itu, ada juga program

YOT Class dimana dalam kegiatan ini

dilakukan bedah buku atau book review.

Sepanjang bulan februari 2017 lalu, YOT

juga mengadakan Love Donation di 4 kota

berbeda di Bali, yaitu Gianyar, Singaraja,

Denpasar dan Badung.

Acara yang merupakan kerjasama dari

pihak YOT dengan PMI Propinsi Bali ini

melakukan donor darah. “Kalau jumlah

anggota YOT Bali sendiri, 42 orang

YOUNG ON TOP

COMMUNITY

Page 73: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

73Vol. 87 | May - Jun 2017

COMMUNITY

ditambah 12 orang inti, sedangkan sumber

donasi untuk pelaksanaan kegiatan

biasanya kita mengajukan proposal terlebih

dahulu kepada partner,” ujar Pande

Nengah Purnawan selaku President dari

YOT Bali. Bagi rekan-rekan kreator muda

yang tertarik dengan kegiatan ini, bisa

berkunjung ke akun media sosial Young on

Top Bali di Instagram: @yotbali, Twitter : @

YOTBali, dan facebook: Young on Top Bali.

Jadilah penggerak, bukan hanya pengikut,

yuk beraksi.

“Young On Top” atau

disingkat YOT, adalah

komunitas yang kini

memiliki kurang lebih

dua puluh cabang dan

tersebar hampir di seluruh

pelosok negeri. Visi dan

misi dari komunitas ini

adalah pemuda sebagai

penggerak, tidak lagi

menjadi pengikut.”

Page 74: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

74 Vol. 87 | May - Jun 2017

1 YEAR > 12 ISSUES

2 YEAR > 24 ISSUES

Rp 300.000

Rp 570.000

SEND MAGAZINE TO

Dengan ini saya bermaksud untuk berlangganan majalah Money&I secara berkala. Adapun data diri saya adalah sebagai berikut :

Mr/Mrs/Ms

Alamat

Contact

Email

Month to Start

Date of Birth

Profession

Company

Tanda TanganSignature

Tanggal SekarangTodays Date

- -

Cut

Here

SUBSCRIBE FORM

6 MONTH > 6 ISSUES

Rp 156.000

BERLANGGANAN MAjALAH MONEY & I SEkARANG

DAN DAPATkAN BONUS LANGSUNG :

PAKET BERLANGGANAN 6 EDISI

• 1 FREE VOUCHER AKUBANK DEVELOPMENT PROGRAM SERIES

PAKET BERLANGGANAN 12 EDISI

• 2 FREE VOUCHER AKUBANK DEVELOPMENT PROGRAM SERIES

PAKET BERLANGGANAN 24 EDISI

• 3 FREE VOUCHER AKUBANK DEVELOPMENT PROGRAM SERIES

Pembayaran dapat ditransfer melalui :PT LITERATUR NEGERIBCA KCP TEUKU UMAR DENPASAR7680391216

GRATIS ONGKOS

KIRIM

Page 75: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

75Vol. 87 | May - Jun 2017

ENGIE dan Sugar Group

Companies akan mengembangkan

berbagai proyek energi terbarukan

Perjanjian antara ENGIE dan Sugar Group Companies ini merupakan investasi

bersama bernilai 1 miliar USD yang akan berlangsung selama lima tahun ke

depan untuk mengembangkan pembangkit listrik fotovoltaik dan pembangkit

listrik biomassa, dengan total kapasitas pembangkit listrik sebesar 500

megawatt di wilayah Sumatera dan Indonesia bagian timur. Proyek ini akan memberikan

kontribusi yang besar bagi pelaksanaan program nasional untuk mengurangi efek gas

rumah kaca dan perubahan iklim, dengan perkiraan penghindaran karbon sebanyak 1,5

juta ton CO2e per-tahun.

Taman panel surya di Sumatra dan Indonesia Timur akan memiliki total kapasitas

pembangkit listrik sebesar 300 megawatt, termasuk didalamnya sebuah taman panel

surya berkapasitas 140 megawatt di Provinsi Lampung yang menjadikannya salah satu

fasilitas tenaga surya terbesar di Asia Tenggara. Sementara pembangkit listrik biomassa

dengan total kapasitas pembangkit listrik sebesar 200 megawatt akan memanfaatkan

limbah pertanian serta bahan dari pembukaan lahan. Dengan demikian proyek ini akan

memungkinkan Indonesia untuk mencapai target energi terbaru dan mengurangi polusi

dari kegiatan pembukaan lahan. ENGIE dan Electric Vine Industries untuk pengembangan

jaringan mikro.

Dalam perjanjian kemitraan ini, ENGIE dan

Electric Vine Industries berencana bermitra

guna mengembangkan, membiayai,

membangun, mengoperasikan dan

memelihara jaringan mikro fotovoltaik

cerdas yang menyediakan listrik 24 jam

penuh bagi 3.000 desa di Provinsi Papua

selama 20 tahun. Dengan proyek baru ini,

sekitar 2,5 juta orang di seluruh Papua

akan dapat menikmati energi yang bersih

dan dapat diandalkan tanpa gangguan.

Total investasi dimaksud diperkirakan

sebesar 240 juta USD untuk lima tahun

kedepan.

ENGIE dan PT Arya Watala Capital akan

mengembangkan pembangkit listrik

tenaga surya dengan menandatangani

perjanjian kemitraan ini, ENGIE bersama

PT Arya Watala Capital berkomitmen untuk

menginvestasikan 15 juta USD selama tiga

tahun kedepan guna mengembangkan

total kapasitas pembangkit listrik hingga 10

megawatt peak (MWp) di Nusa Tenggara

Timur, provinsi paling selatan di Indonesia.

Proyek ini akan terletak di sepuluh daerah

seperti Timor Barat, flores dan Sumba.

CORPORATE NEWS

Page 76: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

76 Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 77: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

77Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 78: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

78 Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 79: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

79Vol. 87 | May - Jun 2017

Page 80: EMPOWERING ENTREPRENEUR Money &I - BPR Lestari

80 Vol. 87 | May - Jun 2017