m&i magz ed 17

27
www.money-and-i.com Vol. 17 May - Jun 2011 ISSN: 2087-5975 Rp. 25.000,- Agung Rai “Museum adalah tujuan terakhir…” ENTREPRENEUR IN TRAINING PART 2 : 5 KESALAHAN TERBESAR YANG DIBUAT OLEH ENTREPRENEUR Growth Strategies Bukan Karena Pintar

Upload: money-and-i-communication

Post on 18-Mar-2016

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

M&I magz ed 17

TRANSCRIPT

Page 1: M&I magz ed 17

w w w. m o n e y - a n d - i . c o m

Vol. 17 May - Jun 2011

ISSN: 2087-5975

Rp. 25.000,-

Agung Rai“Museum adalah tujuan terakhir…”

ENTREPRENEUR IN TRAINING PART 2 :

5 KESALAHAN TERBESAR YANG DIBUAT OLEH ENTREPRENEUR

Growth Strategies

Bukan Karena Pintar

Page 2: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 3

Page 3: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 14 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 5

12

07 Special Feature 5 Kesalahan Terbesar Yang Dibuat

Oleh Entrepreneur 11 Road to Wealth Words, Commodity Of Kings

12 Economic Focus Tata Kota Denpasar Menjauhi

Humanitas

16 Growth Strategies Bukan Karena Pintar

18 Interview with The Millionaire Agung Rai

22 Financial Planning Konsep Nilai Waktu Uang (Time Value of Money Concept)

28 Innovative Business I Wayan Tuges Pembuat Gitar

Kualitas Dunia, Tapi Gak Bisa Bermain Gitar

30 Smart Family Do Not Quit Just Yet… Success Is Just

Around The Corner

33 Polling Asuransi Kesehatan Paling Laku

34 Whats New Local Italian Food, Enak, Nyaman,

Terjangkau

36 Note from the Guru Pakailah Sepatu Konsumen 38 Front of Mind Dr. Mehmet Oz

40 Literature Borrowing Brilliance

42 Small Business Pemilik Warung Nikmat Kuta “Saya

Vegan Dari Umur 5 Tahun”

44 Community Enterprise Koperasi Bhuana Segara,Upaya

Meningkatkan Ekonomi Komunal 47 High-Tech Index

48 After Hour

50 Sneak Peek

c o nte nt s

Special Feature 5 Kesalahan Terbesar Yang Dibuat Oleh Entrepreneur

Economic FocusTata Kota Denpasar Menjauhi Humanitas

Road to WealthWords, Commodity Of Kings

interview with the millionaire

Agung Rai

11

12

18

Pimpinan Perusahaan

Alex P. Chandra

Tim Redaksi M&I Magazine

Pimpinan Redaksi

danielGABE

Redaksi:

I Pt Agus Ariawan

Reporter

Cok Putri Hitayani

Public Relation

Annisa Era Putri

Desain & Fotografi

Kopi Panas Productions

Supported by:

Alamat Redaksi:PT. BPR SRI ARTHA LESTARIJl. Teuku Umar 110 DenpasarT. (0361) 246706 F. (0361) 246705

E. [email protected] [email protected] Sales & Marketing for AdvertisementT. 0361 7823441www.money-and-i.com

Ilustrasi: Choqy Satria

notefromaf ri e n d

N o t e :Kritik dan saran dapat dikirimkan ke: [email protected]

07

Pembaca yang budiman, kalau edisi lalu special issue Entrepreneur in Training berbicara mengenai Belajar dari Pengalaman (learning from experience), edisi kali ini kita ulas bagaimana Belajar dari Kesalahan (learning from mistakes).

5 Kesalahan Terbesar yang dilakukan para pengusaha adalah isu utama M&I edisi Mei 2011.

Dengan pemikiran bahwa dengan belajar dari kesalahan, kita bisa menemukan solusinya, sehingga bisnis yang kita rintis menjadi lebih besar kansnya untuk berhasil.

Statistiknya tidak menggembirakan, hanya 4% dari start-up yang survive sampai tahun ke-sepuluh. Separuh dari start-up rontok di 2 tahun pertama, sisanya bertahan sampai tahun ke lima, untuk kemudian ditutup. Hanya 4% yang berhasil survive dan sustain melewati tahun ke 10.

Semoga artikel sederhana M&I bulan ini bisa memperbaiki statistic yang tidak bagus di atas.

Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Salam dahsyat.

Page 4: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 16 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 7

specia lf e at u re scontr ibutorp ro f i l e

Alex P. ChandraDirektur Utama BPR Lestari

Alex P. ChandraDirektur Utama BPR Lestari

Pribadi BudionoDirektur BPR Lestari

I Made Wenten B.Kabid Support& OperationBPR Lestari

Dicky LopulalanPenulis dan fasilitator kewirausahaan sosial

Hermawan KartajayaAsia’s Leading Marketing StrategiestCEO Of Mark Plus. Inc & Founder of MIM

Suzana ChandraManaging Director- Lestari Living

Antony JapariMarketing Director & Chief Marketing OfficerPT. AJ Central Asia Raya

ENTREPRENEUR IN TRAINING PART 2 :5 KESALAHAN TERBESAR YANG DIBUAT OLEH ENTREPRENEURBAD STATISTIC

Bapak/Ibu sekalian, rasio kesuksesan sebuah start-up business ternyata tidaklah

menguntungkan. Statistik mengatakan bahwa:

50% bisnis gagal dalam 2 tahun;

80% bisnis gagal dalam 5 tahun;

96% bisnis gagal dalam 10 tahun;

Hanya 4% start-up bisnis yang bisa bertahan sampai 10 tahun. Bayangkan hanya 4%. Hanya 4 dari 100 usaha yang didirikan oleh smart and passionate businessman yang bertahan. Sisanya, yang 96 lagi harus menerima kenyataan, bahwa usahanya gagal dan bangkrut.

Kalau melihat dari pengalaman saya pribadi, statistik di atas banyak benarnya. Saya pernah berbisnis kayu, yaitu mengekspor kayu parquet, gagal dalam 2 tahun pertama. Kemudian bisnis garment, bertahan 2 tahun dan kemudian harus closed down. Berbisnis furniture, gagal dalam 5 tahun.

Beberapa bisnis lainnya-pun mengalami nasib yang mirip-mirip.

What happened ? Apa yang terjadi sebenarnya ? Mengapa success ratio sebuah start-up business kecil sekali.

Tulisan ini mencoba menganalisa beberapa kesalahan yang dibuat oleh

Page 5: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 18 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 9

specia lf e at u re sspecia lf e at u re s specia lf e at u re s

para entrepreneur dalam membangun bisnisnya. Dan beberapa kesalahan ini menjadi klasik, karena dilakukan over and over again oleh para pebisnis amatir di seluruh dunia. Namun yang bukan amatirpun cenderung bisa atau pernah melakukan kesalahan-kesalahan yang akan saya coba detilkan kemudian.

The mistakes is common. It can happen to anyone.

Dengan mempelajari beberapa jenis kesalahan ini, mungkin akan memberikan para businessman success ratio yang lebih besar lagi.

OBSESI TERHADAP PRODUK

Business in not only about products.

Banyak pebisnis terobsesi terhadap produknya. Menganggap produknya yang terbaik. Dan menganggap hanya dengan menyediakan produk terbaik, produk yang paling orisinal-lah yang merupakan kunci kesuksesan.

Mothers loves their baby(es).

Setiap ibu mencintai baby-nya. Semua ibu akan menganggap bayinya sempurna.

Produk buat seorang entrepreneur seperti bayi buat seorang ibu. Entrepreneur mempunyai kecenderungan menganggap bayinya sempurna. Dan terobsesi dengannya.

Kenyataannya adalah it’s not about the product. It is about how we do it.

Lihatlah di sekeliling kita. Banyak usaha sejenis yang sukses dan yang gagal. Banyak restoran bakmi yang sukses dan banyak juga yang gagal. Salon yang sukses sebanyak yang gagal. Banyak BPR yang tidak sesukses BPR Lestari.

Kebanyakan kita sibuk mencari-cari, bisnis apa yang lagi trend, bisnis apa yang akan hot, bisnis apa lagi yang akan money maker di kemudian hari. Padahal the fact is, bukan bisnisnya, bukan produknya yang membuat kita sukses atau tidak, tetapi bagaimana caranya kita melakukan bisnis.

It is never what we do, it is how we do it!

Semua orang pasti setuju bahwa hamburger McDonalds bukanlah hamburger yang terbaik. Produknya sebenarnya tidak bagus-bagus amat. Namun McDonalds adalah restoran tersukses sepanjang sejarah umat manusia.

Semua orang setuju, Apple membuat system lebih baik dibandingkan Microsoft, namun Microsoft menguasai 90% market share.

It is never about the product. It is about how we do it.

Obsesi terhadap produk, dan pemahaman bahwa dengan membawa produk terbaru, yang paling orisinal adalah kunci

sukses seorang entrepreneur saya sebut sebagai Profesor Lang-Ling-Lung syndrome. Ini yang sering diajarkan di mata kuliah kewirausahaan. Maka sering muncul produk-produk aneh yang kemudian sangat mungkin gagal di pasar. Apakah ice cream dari ubi jalar-kah, salep dari kulit kentang-kah, dan sebagainya. Kemudian setelah produknya gagal, kita mencari-cari produk lain, bisnis dengan cara terbaru. Demikian berputar-putar terus.

The fact is never about the product. It is about how we do it.

SPEED KILLS

Kesalahan kedua adalah keinginan untuk cepat besar. Untuk cepat kaya. Instant gratification!

Menjadi pilot jet tempur membutuhkan latihan, pengalaman dan ketrampilan. Cockpit pilotnya dipenuhi dengan instrument-instrument . Seorang pilot yang menerbangkan jet dengan kecepatan Mach 2 harus berlatih bertahun-tahun. Melatih fisiknya. Melatih ketrampilannya membaca instrument. Berlatih terbang dengan mentor bertahun-tahun sebelum boleh terbang solo.

Naik sepada yang kecepatannya rendah tentu tidak membutuhkan ketrampilan seperti seorang pilot jet tempur. Kecepatanya rendah, instrumentnya tidak banyak. Paling-paling lampu dan bel saja.

Bagi seorang pilot jet tempur, jika ia melakukan kesalahan ia mati. Jika jatuh menaiki sepeda, paling lecet-lecet saja.

Banyak pebisnis yang mencoba bermain cepat, tanpa skills yang memadai. Banyak pebisnis yang ingin cepat besar tanpa berlatih terlebih dahulu. Seperti seorang yang baru bisa naik sepeda, kemudian menerbangkan jet tempur dengan kecepatan Mach 2. Seberapa besar kemungkinannya sukses ? Seberapa besar kemungkinannya mati ?

Speed Kills!

Bapak/Ibu sekalian, sudah menjadi believe saya, bahwa any business kita lakukan kecil-kecilan dulu. Kita liat dan pelajari. Setelah cukup punya pengalaman, baru perlahan-lahan kita perbesar, kita percepat speednya. Kemajuan dilakukan setahap demi setahap.

Jika kita hit the jackpot, atau mendapatkan instant success, berhati-hati-lah. Seperti kata Kiyosaki, bahwa when success and incompetence meet, disaster is not far away!

Ketika kita berhasil membangun hotel kecil, bukan berarti kita sudah mampu menangani bisnis dengan magnitude kelas hotel bintang lima. It takes a different skills. Dan growth happened is stages.

Speed Kills !

Bapak/Ibu sekalian, kenyataan di lapangan bukankah kita melihat banyak pebisnis yang rontok ketika mereka,

dengan disadari atau kebanyakan tanpa disadari, mencoba membawa bisnisnya ke jalur cepat tanpa persiapan yang memadai. Saya menyarankan untuk memulai bisnis kita kecil-kecil dan kemudian berkembang setahap demi setahap.

Napsu terhadap instant gratification ini, keinginan untuk cepat besar, untuk cepat kaya, disindir oleh Warren Buffet. Katanya: “you can’t produce a baby in a month by getting nine women pregnant”

Bagaimana menurut anda ?

LACK OF BUSINESS SKILLS

Seorang yang pandai memasak tidak atau belum tentu akan menjadi pengusaha restoran yang berhasil. Seorang yang pandai membangun rumah belum tentu akan menjadi developer yang sukses. Seorang professional banker belum tentu akan menjadi pemilik bank yang sukses.

Adalah dua hal yang berbeda, technical skills dan business skills.

Kesalahan yang sering dialami adalah ketika kita merasa mempunyai technical skills tertentu, kita merasa mampu menjadi pengusaha atas technical skills tersebut.

Kenyataannya technical skills dan business skills adalah dua hal yang berbeda.

Bahkan adalah ide yang buruk bagi seorang yang sangat menyukai memasak untuk memulai usaha restoran. Ia akan lebih banyak menghabiskan waktunya di dapur dibandingkan di restorannya. Padahal uang dihasilkan di restoran, bukan Cuma di dapurnya. Money comes from the floor, the food comes from the kitchen.

Untuk berhasil mengembangkan sebuah bisnis, diperlukan business skills.

Ketrampilan untuk mengelola cash-flow. Pengertian bahwa profit tidak sama dengan cash. Kemampuan untuk memasarkan (marketing). Membuat bisnisnya mempunyai nilai tambah (value added), membuat bisnisnya berbeda (differensiasi), membuat bisnisnya melayani suatu ceruk market tersendiri (market segmentasi).

Keberhasilan sebuah bisnis membutuhkan ketrampilan membaca laporan keuangan (akunting), mengatur keuangan (finance).

Keberhasilan sebuah bisnis membutuhkan management skills, yaitu ketrampilan mengelola orang, memotivasi orang, dan mencari orang-orang yang tepat.

Technical skills tidak sama dengan business skills.

OPTIMISME YANGBERLEBIHAN

Optimisme itu baik. Optimisme membuat kita bergairah.

Membuat kita melangkah maju. Membuat kita bergerak. Namun optimisme yang berlebihan membunuh.

Sering kali seorang pengusaha terjebak dalam kesalahan ini. Optimisme yang berlebihan. Ini ada kaitannya dengan kesalahan yang pertama kita bahas. Obsesi terhadap produk. Kita mencintai produk atau ide bisnis kita sedemikian rupa, sehinga emosi kita terlarut di dalamnya.

Saya sering mendengar ide bisnis dari teman. Dia sangat-sangat passionate terhadap pendidikan anak dengan menggunakan catur sebagai media. Saya sulit membayangkan idenya menjadi sebuah bisnis yang real. Nanum teman saya ini terus saya mencecar idenya. Menyatakan betapa bagus idenya. Betapa besar omzetnya, jika saya para orang tua menyadari betapa powerfulnya permainan catur terhadap pendidikan otak anaknya.

I am not challenging the idea, bahwa catur bermanfaat terhadap pengembangan otak anak. Namun saya mempertanyakan bisnis struktur dari ide tersebut.

Namun teman saya tidak mau mendengarkan saya. He is truly believes of the idea. Dia optimis sekali. Terus terang saya tidak mengerti bagaimana caranya ia akan membuat idenya menjadi kenyataan.

Seorang kawan saya membawa saya ke sebuah lokasi, di pinggiran Tabanan. Lokasinya indah, di tepi sungai. Dia bercerita bahwa akan membangun bisnis villa di sana. Saya tidak meragukan bahwa lokasinya indah. Namun saya mempertanyakan bagaimana caranya memasarkan villa tersebut. Berapa budgetnya untuk membawa orang ke daerah yang terpencil tersebut. Kalaupun ada marketnya berapa banyak. Apakah cukup mengcover cost-nya. Apakah bisa untung, dan seterusnya.

Optimisme yang berlebihan, biasanya melibatkan emosi. Kadang mengabaikan resiko. Kadang kita kehilangan sikap kritis kita.

Business is an intellectual sport. Business is not an emotional game.

Ketika emosi kita sangat mempengaruhi judgement kita, berhati-hatilah.

Sebagai seorang pengusaha, saya kadang emosional terhadap suatu idea atau project. Jika sedang in terhadap sesuatu saya bisa sangat intens. Ini berbahaya. Ingat emosi dan intelektual berbanding terbalik. Ketika emosi tinggi, biasanya intelektual rendah.

Makanya saya membentuk tim sebagai counter part. Sebagai challenging voice. Saya membiasakan diri membawa ide kepada kawan-kawan yang saya percaya untuk mendapatkan feed back. Istri saya, karena backgroundnya sebagai auditor, biasa bersikap kritis dan skeptic. Dia biasanya menjadi sparring partner saya. Pemikirannya saya jadikan penyeimbang optimisme dan emosi saya yang berlebihan.

Page 6: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 110 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 11

road tow e a l t h

Alex P. ChandraDirektur utama

BPR Lestari

specia lf e at u re s

Walaupun dia sering marah karena argumentasi-argumentasi saya, dan kadang-kadang merasa pemikirannya tidak pernah saya pertimbangkan, sesungguh argumentasinya sangat bermanfaat buat menyeimbangkan pemikiran-pemikiran saya.

Sebaiknya anda juga mempunyai sekondan dan advisor yang anda percaya untuk menjadi balancing voices.

LACK OF SECOND IDEA

T Harv Ekker, dalam bukunya “The Millionare Mind” mengatakan “You can be right or you can be rich, but you can’t be both”.

Ide, produk, jasa atau bisnis yang kita bangun membutuhkan innovasi. Perubahan terjadi di mana-mana, setiap saat. Market berubah, competitor berubah, konsumen berubah. Jika kita bertahan terhadap ide orisinal kita (being right) tanpa memperdulikan perubahan, besar kemungkinan kita tidak akan bisa berhasil (being rich).

Lihat di sekeliling kita, banyak bisnis lama yang dulu sukses kita sudah tidak kedengaran lagi. Artshop-artshop yang dulu merupakan ide yang bagus, kita tiba-tiba ditinggalkan pembeli.

Hotel-hotel yang tidak memperbarui dirinya sekarang tidak berpenghuni. Dan seterusnya.

Good idea before maybe a bad idea now!

Saya berpendapat bahwa apa-pun yang kita lakukan, apapun yang kita ketahui , yang telah berhasil membawa kita ke posisi sekarang, tidak akan membawa kita ke posisi yang akan datang. Kita perlu memperbaharui diri. Kita perlu terus menerus meningkatkan skills dan knowledge dan network.

To grow our company, we need first to grow ourselves.

Bapak/Ibu sekalian, jika kita berhasil menghindari kesalahan-kesalahan tadi, besar kemungkinan kita akan menjadi 4% yang survive dalam 10 tahun pertama. Namun statistic kembali mengatakan bahwa dari 4% bisnis yang bisa survive, hanya 5%-nya yang omzetnya melewati 20 Milyar setahun.

Dengan kata lain, hanya 5% dari 4% yang berhasil membawa bisnisnya menjadi bisnis yang besar.

Nah apa-apa saja yang kita perlukan supaya kita bisa membawa bisnis yang kita cintai itu menjadi besar, akan saya sampaikan di edisi bulan depan, Entepreneur In Training part 3.

“Selamat pagi yang dahsyat”, demikian kata Tung Desem Waringin.

“Salam Luar Biasa”, trade marknya Andree Wongso.

“Pertanyaan yang supeerrr”, demikian Mario Teguh.

Dahsyat, Luar Biasa, Superr, mengapa para motivator diatas menggunakan kata-kata yang ‘lebay’ seperti itu? Apa maksudnya?

Bapak/Ibu sekalian, kata-kata yang kita gunakan, ternyata mempengaruhi suasana emosi kita. Sementara itu kita ketahui suasana emosi akan mempengaruhi tindakan kita.

Dengan menggunakan kata-kata yang positif, suasana emosi yang terbangun menjadi lebih positif, sehingga mempengaruhi tindakan-tindakan yang kita kerjakan sepanjang hari.

Result yang kita peroleh dari kehidupan kita, merupakan fungsi dari tindakan-tindakan yang kita lakukan dengan konsisten. Jika kita bisa mempertahankan konsistensi tindakan kita dengan lebih banyak positifnya dibandingkan dengan negatifnya, maka result yang kita peroleh menjadi lebih baik.

Nah, menggunakan kata-kata yang positif atau minimal ‘less negative’ adalah salah satu cara untuk mengontrol emosi kita supaya lebih banyak positifnya, sehingga mempengaruhi tindakan dan pada ujungnya akan berpengaruh terhadap kinerja kita.

Saya ingat ketika pelatihan Outbond sekian tahun yang lalu. Kita berkemah di waduk jatiluhur. Harus bangun pula di pagi yang dingin. Pak Noto (alm) Kepada Divisi HR BCA

WORDS, COMMODITY OF KINGS

ketika itu memberikan briefnya, “kalau di pagi yang dingin, rasakanlah kesejukannya sedangkan di siang yang panas, rasakan hangatnya”.

“Kalau kedingingan, katakanlah sejuk, kalau kepanasan, bilang hangat”, demikian kata pak Noto yang saya hormati.

Penggunaan kata-kata adalah sarana terpenting dalam komunikasi. Dan komunikator yang baik pandai memilih kata untuk menyampaikan pesannya secara emosional. Lihat Soekarno berkata, ”berikan aku 100 pemuda, akan kucabut semeru dari akarnya, akan kugelorakan samudra, akan kuguncang dunia”.

Winston Churcill menggelorakan semangat pasukan Inggris yang diambang kekalahan melawan tentara Jerman ketika Perang Dunia ke-2. Kalah persenjataan, dan kalah jumlah, tentara Inggris mengalami kekalahan di semua medan tempur. Churcill ketika itu mengucapkan pidato “we shall fight-nya” yang terkenal. “We shall fight on beaches, landing ground, in fields, in streets and on the hills. We shall never...never... never... never... surrender”.

Kata-kata menjadi komoditi para raja-raja, para pemimpin dunia, untuk berkomunikasi dengan para pengikutnya. Pemilihan kata yang benar dan powerful, menggugah dan membangkitkan emosi para pengikutnya.

Dan komunikasi yang terpenting buat diri kita adalah komunikasi terhadap diri sendiri. Kata-kata yang kita gunakan sehari-hari, kata-kata yang kita ucapkan terhadap diri sendiri, akan memberikan efek yang besar dalam hidup kita.

Semoga bermanfaat pembaca M&I yang supeerrr. Salam dahsyat.

Page 7: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 112 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 13

economicf o c u seconomicf o c u s

Oleh: Dicky Lopulalan

Pada edisi lalu, rubrik ini mengangkat persoalan papan reklame luar ruang di kota Denpasar dengan fokus pada penempatan yang semerawut. Ternyata, persoalan papan reklame sangat terkait pada konsep tata ruang kota. Nah, pada rubrik economic focus edisi ini, kami mengangkat kembali isu papan reklame dalam konteks tata ruang kota.

Kota dibangun untuk manusia yang tinggal di dalamnya. Bukan sebaliknya. Sehingga, para perancang kota pun harus memperhatikan

kebutuhan dan kepentingan warganya. Lantas, bagaimana dengan Kota Denpasar? Ketika kita melihat, merasakan dan mengalami dampak dari tata kota yang berantakan dan tidak tertata dengan apik, kita pun segera bisa menjawab bahwa, kota ini sama sekali tidak peduli, bahkan cenderung arogan, dan lebih memperhatikan kepentingan komersial saja. Lantas, bagaimana meletakkan papan reklame dalam tata kota? Apa saja yang perlu diperhatikan?

5 Elemen Penting

Papan iklan luar ruang disebut sebagai furniture lingkungan, begitu kata pemerhati tata ruang dan tata kota Agus Agam. Sebagai furniture, papan iklan tidak bisa berdiri sendiri. “Ia harus disesuaikan dengan kondisi ruang dan lingkungan di sekitarnya. Terintegrasi dengan elemen-elemen di sekitarnya,”ujar Agus Agam yang juga berprofesi sebagai arsitek ini.

Ada lima elemen yang perlu diperhatikan pada saat menata kota, yakni elemen ekologis (misal pohon-pohon), sosio kultural (simbol-simbol budaya, misal patung-patung di perempatan jalan seperti Dewa Ruci, Catur Muka), engineering perkotaan (tiang listrik atau tiang telepon), komersial (papan iklan luar ruang) dan pelayanan pemerintahan (iklan-iklan pelayanan publik). “Kelima elemen ini seharusnya terintegrasi dan tidak boleh ada yang paling menonjol dan yang lainnya terpinggirkan. Nah, di Kota Denpasar maupun Kabupaten Badung, kita lihat, elemen komersialnya yang menonjol. Iklan terlihat angkuh. Masa bodoh. Tidak memperhatikan elemen-elemen lain. Dia tidak

peduli di situ ada patung atau tidak. Nutupin patung sebagai simbol sosial-kultural tidak peduli. Di situ ada pohon atau tidak. Tidak peduli,”ujar Agus yang kerap menulis di harian Bali Post ini dengan nada bersemangat.

Master Plan dan Regulasi lemah

Agus Agam menilai, kesemerawutan penempatan papan reklame di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung terjadi karena lemahnya panduan yang dapat menjadi acuan penyelenggara pemerintahan dan pengusaha periklanan. Bentuknya, master plan yang menyatu dengan rencana tata ruang dengan hirarki dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detil Tata Kota (RDTK), hingga Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). “RTDK dan RTBL kota ini sudah mengerucut. Misalnya, di suatu jalan, bangunannya diatur boleh dua lantai atau tiga lantai. Kemudian kalau ada rambu lalu lintas itu dimana. Kalau ada iklan itu dimana titiknya. Ketinggiannya berapa. Menyatu dengan bangunan atau tidak. Nempel atau terlepas. Kemudian arahnya menghadap jalan atau tidak,”ujar Agus.

RTBL yang mengatur secara detil itu menjadi instrumen hukum dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) yang mengikat semua pihak. Jika belum ada Perda, sementara dapat dibuat Peraturan Walikota (Perwali). Pihak penyelenggara pemerintahan ini yang kemudian memastikan penegakan aturan, pengaturan dan penyelenggaraan pemasangan reklame. Di Kota Denpasar, sebenarnya sudah ada RTBL untuk kawasan Jl. Teuku Umar, sedangkan di Kabupaten Badung untuk kawasan Jl. Sunset Road. “Sayangnya, kurang mendetil karena saat penyusunan tidak melibatkan pihak-pihak yang kompeten,” ujar Agus.

Kepantasan dan Estetika

Permasalahan yang muncul tidak hanya terkait dengan penempatan. Tapi juga, terkait dengan konten dari papan reklame itu sendiri. Perhatikan saja iklan-iklan yang bertebaran di perempatan Jalan Sudirman, sepanjang Teuku Umar, Sunset Road, juga di kawasan heritage Gajah Mada dan sekitarnya. Dengan cepat kita melihat, faktor kesopanan dan kepantasan telah dilanggar dengan telengas. “Lihat saja, di zona-zona pendidikan terpampang iklan rokok, gambar perempuan nyaris telanjang di kawasan kultural yang penting untuk masyarakat Bali, juga iklan-iklan handphone yang sangat konsumtif tersebar dimana-mana. Sepertinya, wajah kota ini hanya untuk kepentingan komersial saja dan memarginalkan yang lain,”ujar Agus.

Sudiadnyana, Ketua Bidang Pengembangan Usaha Persatuan Pengusaha Perikalan Indonesia (P3I) Bali,

mengakui, reklame luar ruang memberi kontribusi pada kesemerawutan tata kota. Pun begitu, ia juga melihat ketiadaan konsep baru dalam penataan kota. Yang mana, menurutnya, “membutuhkan kesediaan dari semua stakeholder untuk duduk dan secara bersama-sama merancang konsep terbaik.” Semua stakeholder di sini bukan melulu pemerintah dan pengusaha periklanan saja, tapi, ya semuanya, melibatkan ahli tata kota, para arsitek, desainer lingkungan, budayawan, bahkan masyarakat luas. “Secara umum, konsep yang ditawarkan P3I adalah menjadikan reklame itu sebagai bagian dari elemen estetika kota. Seperti apa itu, ya itu yang perlu dibicarakan bersama-sama,” ujar pengusaha yang akrab dengan Gung De ini.

Menuju Kota Humanis

Bicara ihwal tata kota ini memang sangat menarik jika dikaitkan dengan perkembangan trend kota-kota dunia sekarang ini. Menurut teoris urban asal Amerika Richard Florida, kota yang baik adalah kota yang humanis dan eco-friendly. Kota menjadi nyaman, indah dan orang-orang yang tinggal di dalamnya menjadi produktif. Siapapun yang tinggal dan bertandang ke kota-kota seperti Reykjavik (Islandia), Portlan (Oregon), Curitiba (Brasilia), Malmo (Swedia), Vancouver (Kanada), Kopenhagen (Denmark), London (Inggris), San Fransisco (Kalifornia), Sydney (Australia), dan Barcelona (Spanyol) akan mengakui bahwa mereka mendapatkan kualitas hidup yang baik dan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Sedangkan Denpasar, menurut Agus Agam, kota ini justru sedang menjauhi humanitas.

Belajar dari 10 kota paling humanis dan eco-friendly di atas, sesungguhnya bukan hanya konsep, regulasi dan pengawasan/penegakan aturan saja yang penting. Tapi, ada hal yang paling mendasar dari itu semua. Mengutip cetusan desainer komunikasi visual Bali Arief Budiman, atau lebih dikenal sebagai Ayip dalam sebuah percakapan ringan baru-baru ini, yang paling penting itu adalah pemahaman bahwa “tata kota adalah tentang visi”. Ya, visi kita terhadap kota tempat kita tinggal. Pemerintah, pengusaha periklanan, arsitek, desainer, budayawan, dan semua elite yang diserahi warga untuk menata kelola kota, sudah semestinya membicarakan visi kota sebelum sibuk merancang konsep dan segala regulasi yang detil. Mau dibawa kemana kota kita ini? Apa yang bisa kita bayangkan tentang kota kita ini pada 5, 10, 20 hingga 50 tahun mendatang?

Jika kemudian kita melihat tata kota yang semrawut, seperti Denpasar, sebenarnya dengan mudah kita menyimpulkan, visi kota itu lemah. Atau, jangan-jangan, malah tidak punya visi sama sekali? Hm, kalau ini yang terjadi, jelas sangat memprihatinkan! (berdasarkan laporan Mudda Bima)

Tata Kota Denpasar Menjauhi Humanitas

Page 8: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 114 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 15

Page 9: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 116 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 17

Kita tidak bisa menentukan apa yang diberikan nasib kepada kita. Kita hanya bisa memilih untuk melakukan tindakan dengan kemungkinan hasil yang terbaik. (Hideyoshi)

growths t rate g i e sgrowths t rate g i e s

I Made Wenten B.Kabid Support& OperationBPR Lestari

BUKAN KARENA PINTAR

Kurang lebih dua minggu setelah jam kantor usai, saya bareng dua teman kantor makan bakso sambil ngobrol di warung bakso sebelah kantor.

Dua teman saya itu cukup lama di BPRLestari, mereka gabung ke BPRLestari 1-2 tahun setelah saya. Jadi bisa dibilang kita berasal dari era yang sama lah.

Sewaktu cerita ngalor-ngidul tentang masa lalu, mereka nyeletuk “Iya Pak, kita memang hanya beda 1-2 tahun. Tetapi nasib dan keberuntungan kita berbeda jauh”. Seperti bensin disamperin api, saya dengan cepat menyela. “Enak saja! Masak Tuhan pilih kasih sama kita? Masak Tuhan sentimen sama kalian?”

“Masa’ dunia pilih kasih sama kita? Masa’ pada saat kalian keluar hujan atau macet, terus kalau saya keluar hujan sama macetnya hilang?” Masih ada beberapa lagi kalimat dengan kata awal “masak” yang saya keluarkan pada waktu itu.

Pada waktu ngobrol dengan mereka, saya ingat komentar-komentar orang kebanyakan tentang kenapa orang bisa sukses. Yang dimaksud sukses disini bukanlah sukses besar seperti menjadi orang ter di Indonesia atau ter di dunia. Sukses yang dimaksud disini adalah sukses-sukses yang bisa kita sentuh. Misalnya sukses di pekerjaan atau mapan secara finansial lah.

Ada beberapa komentar umum yang sering terdengar, tetapi saya agak kurang setuju. Kekurangsetujuan ini disebabkan karena saya melihatnya memang bukan seperti itu adanya.

Karena dia pintar!

“Oh karirnya bagus, karena dia pintar!” Ini komentar yang paling sering terdengar, dan ini komentar yang paling tidak sreg dengan hati saya. Kalau saya melihat teman-teman disekitar yang sukses dari sisi karir, mereka bukanlah orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang spesial.

Saya tau mereka memiliki tingkat kecerdasan yang rata-rata. Ada banyak orang yang disekeliling mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi, yang tidak lebih sukses dari mereka. Jadi faktanya, bukanlah kecerdasan yang membuat teman-teman saya sukses. Ada hal yang lain.

Terus kalau bukan karena lebih pintar, hal apa yang membuat mereka menjadi lebih sukses dari yang lain?

Kalau kita bekerja di Bank, hampir segalanya diajarin. Contohnya kalau jadi teller, kita akan diajarkan bagaimana melakukan pekerjaan dengan baik dan benar. Kita diajarin bagaimana proses detail melayani nasabah. Saking detailnya, bagaimana menarik bibir pada waktu tersenyum pun diajarin.

Kita tidak perlu minum Cerebrovit untuk memahami apa yang diajarin, karena hal tersebut bukanlah hal yang susah.

Hal tersulit, yang kemudian menjadi tantangan adalah bagaimana kita melakukan prosedur tersebut dengan konsisten. Bagaimana kita bisa melakukan pekerjaan dengan baik dan tetap teliti pada saat kita capek. Bagaimana kita bisa tetap tersenyum dan ramah pada saat kita nggak mood dan kita boring.

Mirip seperti kondisi yang dialami oleh teman-teman yang memulai karir sebagai marketing. Mereka diajarkan bagaimana mencari prospek, bagaimana menjalin hubungan dengan relasi, bagaimana menangani keberatan-keberatan calon customer.

Bahkan kita menyiapkan skenario percakapan untuk membantu mereka bagaimana berkomunikasi dengan calon customer. Dan sekali lagi kita tidak perlu otak yang genius dengan IQ 160 untuk memahami. Cukup tidak idiot, pasti mengerti.

Dan sama juga, marketing-marketing ini menghadapi tantangan bagaimana melakukan “what to do list” secara konsisten. Bagaimana mereka melakukan call ke customer setiap pagi walaupun mereka lagi nggak mood. Bagaimana untuk tetap melakukan kunjungan ke relasi walaupun cuaca lagi terik, lagi hujan, atau jalanan macet.

Setelah dilihat, rekan-rekan yang sukses dari sisi karir ternyata mereka adalah sekumpulan orang yang mau dan rela melakukan hal yang benar dan baik secara konsisten.

Walaupun saya tau kadang-kadang tidak sejalan dengan mood mereka. Mereka melakukan apa yang harus dilakukan, walaupun hal itu kadang gak nyaman. Mereka lebih memilih apa yang harus dilakukan daripada apa yang ingin dilakukan.

Dengan melihat teman-teman saya mendapat pelajaran. Pelajaran ini merupakan kabar bagus buat saya dan mungkin juga anda, yang kecerdasannya sama-sama cuma di tipe sangat sederhana.

Kabar bagusnya adalah” Untuk sekedar sukses di karir kita tidak perlu cerdas apalagi jenius. Cukup melakukan apa yang harus dilakukan dengan baik dan benar secara konsisten”.

Kalau ada yang masih protes bahwa pengetahuan itu lebih penting atau bahkan terpenting. Saya bilang, ini bahkan hal yang paling gampang untuk dipecahkan. Kalau kita ingin tau sesuatu, tanya Boss anda, tanya om Google, cari di Gramedia, atau tanya teman. Pasti beress.

Masalah pengetahuan adalah hal yang gampang, melakukan sesuatu secara konsisten adalah tantangan utama. Dan permainan sesungguhnya ada di melakukan sesuatu yang kita tau baik secara konsisten.

(bersambung)

Page 10: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 118 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 19

interviewwiththemillionaireinterviewwiththemillionaire

Agung Rai“Museum adalah tujuan terakhir…..”

Oleh Alfred

Bagaimana anda mengawali kisah sebagai seorang seniman sukses?Saya mengawali dengan sebagaimana umumnya orang Bali yang kesehariannya bergelut dengan Seni Lukis, Gamelan, ukiran dan lainnya. Namun hambatan pemasaran membuat saya tidak bisa menunggu, saya mulai membawa lukisan ke Kuta di tahun 1970-an saat itu saya masih duduk di kelas 3 SMP (Kelas 9 saat ini). Istilah umumnya menjadi pedagang acung, kala itu hanya ada 2 home stay di Kuta.

Bagaimana perasaan anda saat menjalani masa-masa tersebut?

Sebagai orang yang dilahirkan di lingkungan Puri, memang berat rasanya untuk menjual lukisan seperti itu (pedagang acung: red). Tapi kemiskinan dan kemauan untuk maju membuat saya bisa mengalahkan semuanya. Saya sudah biasa tidur di Balai Banjar, biasanya setelah keliling berjualan, saya banyak menghabiskan waktu bersama seorang teman di Balai Banjar Tampak Gangsul, Denpasar.

Bagaimana anda menyiasati saat masa surut?

Masing-masing perusahaan punya strategi, tapi pemilik hendaknya mengelola manajemen dengan baik dan professional sehingga keuangan perusahaan dapat terkontrol. Saat usaha yang satu mengalami kesulitan, perusahaaan yang lain bisa memberikan subsidi.

Bagaimana titik awal, sehingga anda bisa sukses membuat museum?

Saya mengawali semuanya dengan rajin mengikuti pameran-pameran baik di dalam maupun di luar negri, sehingga mulai dikenal. Selanjutnya lahir keinginan untuk membuat museum. Dan saat itu yang ada dibenak saya, Museum adalah tujuan terakhir... suatu saat saya pasti bisa mewujudkannya.

Negara mana yang anda kunjungi pertama kali?

Saya pertama kali ke Inggris di tahun 1974 dan di Tahun 1980 an mulai berkeliling Eropa.

Apa tips untuk menjadi pebisnis seperti anda?

Untuk di bidang lukisan hendaknya seseorang mampu mengkomunikasikan filosofi yang ada dalam sebuah karya, bagaimana sebuah karya itu bisa dibuat. Sehingga lahir sebuah cerita. Dengan kemampuan ini, saya yakin sebuah karya akan memiliki nilai lebih.

Lukisan apa yang pertama kali berhasil anda jual?

Lukisan sabung ayam

Saat ini, kalau memiliki waktu senggang apa yang anda lakukan?

Saya senang berkebun, kemana-mana saya bawa gunting tanaman (penulispun ditunjukkan gunting tanaman yang tersembunyi di tas pinggangnya). Pagi saya biasanya mengantar tamu trekking, olahraga dapat dan saya pun dibayar oleh tamu yang saya temani untuk trekking. Kalau kita peka, apapun yang ada adalah sebuah peluang. Tinggal melihat dan memanfaatkannya saja.

Adakah anda melihat peluang lain yang belum digarap?

Peluang sebenarnya banyak, contohnya banyak hotel dan restaurant yang ada di Bali, seandainya setiap tempat tersebut memajang lukisan, patung dimasing-masing tempat. Silahkan dihitung berapa jumlah barang seni yang dibutuhkan.

Oleh: Cok Putri Hitayani

Page 11: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 120 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 21

theI nsider

Dalam upaya membangkitkan jiwa entrepreneur Masyarakat Bali, BPR Lestari dan Universitas Udayana menggelar seminar dengan tema Entrepreneur

in Training Trilogy part: 1 mengambil topik “How I Do My Business?” Learn from the real experience, pada Sabtu (2 April) yang bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Seminar yang berlangsung selama 3 jam ini mampu membuat para peserta termotivasi dan terlihat sangat antusias saat para pembicara yang terdiri dari Alex P. Chandra (CEO BPR Lestari) Dan Dewa Made Khrisna Muku (Direktur STIKI Denpasar sekaligus pemilik Tia Catering) membagikan pengalamannya dalam bisnis.

Menurut Alex, Kesuksesan akan meninggalkan jejak (success leaves clue), maka kita harus mempelajari perjalanan seseorang agar bisa sukses. Sedangkan cara lain untuk mencapai sukses adalah dengan mencontoh atau mencontek seseorang yang telah terlebih dulu sukses atau lebih dikenal dengan istilah role modeling. Misalnya: apabila ingin menjadi seperti Michael Jackson, conteklah

cara bernyanyinya, conteklah caranya menari, conteklah disiplinnya agar bisa sesukses dia.

Disisi lain, Muku menceritakan bagaimana perjalanan bisnis Catering yang diberi nama Tia Catering mulai dari awal hingga bisa sukses dan akhirnya juga mendirikan STIKI Denpasar.

Begitu menariknya topik, pesertapun berebut me-ngacungkan tangan saat sesi pertanyaan dimulai. Gung De, Salah seorang peserta menanyakan kapan idealnya sebuah usaha dikatakan gagal dan harus ditutup. Alex dengan gamblang menjelaskan, untuk mengetahui sebuah usaha gagal, seorang pebisnis harus sudah punya insting dengan bisnisnya. Pertanyaan kedua yakni dari Nuratama, berapa modal awal dari kedua pakar bisnis ini saat memulai usahanya. Muku menjawab, modal pertamanya adalah 25 juta rupiah, sedangkan Alex memulai usahanya dengan modal 100 juta.

Bagaimana, anda Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang bisnis? Mari kita nantikan seminar bagian kedua. Tentunya dengan topik yang lebih menarik lagi.

Untuk Menjadi Sukses, menconteklah…

entrepreneurprofile

ARMAAgung Rai Museum Art

Ubud sebuah desa yang tidak bisa dipungkiri lagi sebagai tempat yang begitu “artistik”, keindahan alamnya, keramahan masyarakatnya, budaya,

tradisinya menambah nilai plus tempat ini. Agung Rai Museum of Art Museum (ARMA ) adalah salah satu buktinya. Terletak di daerah Pengosekan - Ubud. Tempat ini menjadi seperti “ tugu tengah kota”, yang menandai sejarah dan keindahan Ubud

ARMA adalah sebuah kerja keras yang memang menjadi tujuan terakhir dari rangkaian perjalanan panjang seorang Agung Rai. Koleksi lukisan di ARMA pun adalah hasil seleksi dari pengalaman seorang Agung Rai yang telah malang-melintang di dunia seni lukis selama bertahun-tahun. Di ARMA kita bisa melihat lukisan-lukisan dari para pelukis terkenal seperti: Arie Smit, I Gusti Nyoman Lempad, Made Wianta dan Nyoman Gunarsa. Lukisan di ARMA terbagi menjadi 3 yakni Lukisan bergaya klasik atau tradisional misalnya Lukisan keseharian masyarakat Bali dan adat istiadatnya seperti Ngaben, Pasar tradisional, Tari Barong, Nelayan dan lainnya. Lukisan karya pelukis

muda dan terakhir adalah Lukisan bergaya modern seperti Sketsa Perempuan Bali dan Dinosaur.

Pada saat tertentu, kita bisa menikmati pameran lukisan dari para pelukis baik Indonesia maupun para pelukis asing. Pameran lukisan yang sudah pernah diselenggarakan diantaranya adalah Bali Berkarya (2009), Songs Of Ubud (2010 ), Renungan Wayan Togog (2008), Wayan Bendi Exhibition (2008), Sundara Exhibition (2007) dll.

Selain bisa menikmati lukisan dari para pelukis terkenal, ARMA juga menyuguhkan kehidupan khas masyarakat Ubud pada umumnya, seperti kegiatan menari, belajar melukis, belajar tabuh (gamelan), membuat canang (sesajen) dan lain-lain. Para pengunjung dapat belajar langsung disini tapi sebelumnya harus memesan terlebih dahulu untuk kegiatan yang akan dipilih, tentunya dengan biaya sesuai dengan kegiatan masing-masing. Sepenggal kenangan tentang keindahan tradisi desa ini bisa dibawa pulang dalam memori.

Oleh: Cok Putri Hitayani

Page 12: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 122 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 23

f inancia lp lanning f inancia lp lanning

(Making Investment Plan)

Antony Japari.Marketing Director &

Chief Marketing OfficerPT. AJ Central Asia Raya

Seperti yang sudah dijelaskan, dalam suatu perencanaan keuangan menyeluruh (compre-hensive financial planning), ada lima perencanaan

keuangan yang spesifik, yaitu perencanaan asuransi (insurance planning), perencanaan pensiun (retirement planning), perencanaan investasi (investment planning), perencanaan pajak (tax planning) dan perencanaan distribusi kekayaan atau warisan (wealth distribution planning or estate planning). Pada rubrik-rubrik yang lalu telah dijelaskan beberapa dari perencanaan tersebut dan pada rubrik kali ini akan membahas mengenai perencanaan investasi.

Proses dalam berinvestasi harus dilakukan melalui langkah-langkah yang logis dan berkesinambungan. Dan penting disadari, rencana investasi Anda harus mempertimbangkan dampak dari pajak. Perencanaan investasi Anda juga harus menyesuaikan tahap dalam hidup Anda (life cycle) dan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan ekonomi.

Langkah Dalam Berinvestasi

Dalam praktiknya, berinvestasi bisa dilakukan berdasarkan intuisi saja atau berdasarkan perencanaan yang dibuat secara hati-hati untuk mencapai tujuan yang spesifik di masa depan. Bukti menyatakan, investasi yang dilakukan secara terencana memberikan hasil yang jauh lebih baik dalam pencapaian tujuan-tujuan keuangan yang diinginkan.

Berikut ini adalah ringkasan langkah-langkah dalam berinvestasi yang bisa menjadi panduan kerangka kerja investasi Anda. Ada tujuh langkah, dan dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai konsep investasi dan instrumen investasi yang digunakan sebagai alat (tools) seperti obligasi, saham, dan reksa dana.

Langkah 1: Penuhi Dahulu Prasyarat Investasi

Sebelum melakukan investasi, Anda harus memenuhi keperluan dasar yang dibutuhkan. Keperluan dasar tersebut termasuk dana untuk keperluan rumah tangga, makanan, transportasi, dan pakaian (sandang, pangan dan papan). Selain itu Anda juga harus mempunyai dana darurat dalam bentuk tabungan atau instrumen keuangan likuid lainnya.

Prasyarat lainnya adalah Anda sudah menyiapkan proteksi yang cukup apabila terjadi risiko kematian, sakit atau cacat, kerusakan dari properti (aset) yang dimiliki, atau kehilangan aset dan sejenisnya. Proteksi untuk mengantisipasi risiko tersebut bisa dalam bentuk asuransi jiwa, kesehatan, dan asuransi umum (kerugian).

Membuat Perencanaan Investasi

Langkah 2: Menetapkan Tujuan Investasi

Begitu Anda sudah memenuhi prasyarat tersebut di atas dan menentukan tujuan keuangan yang jelas, langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan investasi. Tujuan investasi adalah tujuan keuangan yang Anda inginkan untuk dicapai dengan berinvestasi. Jelasnya, tujuan investasi Anda akan ditentukan oleh jenis investasi yang akan Anda lakukan. Tujuan investasi yang umum adalah:

1. Menyiapkan Dana Pensiun

Menyiapkan dana pensiun melalui akumulasi dana adalah salah satu alasan terpenting untuk berinvestasi. Namun sering sekali terjadi, orang cenderung tergantung terlalu banyak pada dana pensiun perusahaan ataupun dana pensiun yang disediakan pemerintah (misalnya Jamsostek). Sangatlah penting untuk mengevaluasi besarnya nilai yang dapat diperkirakan secara realistis dari sumber dana pensiun Anda tersebut.

Kemudian, Anda dapat memutuskan, berdasarkan tujuan pensiun Anda, apakah dana-dana tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda nantinya. Apabila dana-dana tersebut tidak mencukupi, maka Anda harus mengumpulkan tambahan dana melalui program investasi. Makin dini Anda memperkirakan kebutuhan pensiun Anda, makin besar kesempatan Anda untuk mengakumulasi dana yang cukup untuk memenuhi tujuan Anda tersebut.

2. Meningkatkan Pendapatan Saat Ini

Investasi dapat meningkatkan pendapatan Anda saat ini melalui pendapatan berupa dividen atau bunga. Pensiunan biasanya memilih investasi yang menawarkan pendapatan saat ini yang tinggi dengan risiko rendah. Ide dimana seorang pensiunan “mengumpulkan kupon” untuk mendapatkan bunga dari obligasi yang mempunyai rating tinggi adalah deskripsi ideal dari sebagian besar penduduk senior yang harus dilakukan pada satu titik kehidupan mereka.

3. Menabung untuk Pengeluaran Utama

Para keluarga biasanya menyisihkan uang selama sekian tahun untuk mengakumulasi dana yang dibutuhkan untuk pengeluaran-pengeluaran utama. Yang paling umum adalah pembayaran uang muka rumah, pendidikan, perjalanan liburan, dan modal untuk memulai suatu usaha. Tipe kendaraan investasi

Page 13: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 124 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 25

f inancia lp lanning f inancia lp lanning

Langkah 7: Mengelola Portofolio

Begitu Anda sudah membuat portofolio, Anda harus mengukur perilaku aktual yang terjadi dibandingkan dengan hasil yang diharapkan. Apabila hasil investasi tidak konsisten dengan tujuan Anda, Anda mungkin perlu melakukan aksi koreksi. Aksi tersebut biasanya termasuk menjual investasi tertentu dan menggunakan dananya untuk membeli instrumen lain untuk portofolio Anda. Mengelola portofolio, termasuk mengawasi (monitoring) portofolio dan melakukan restrukturisasi apabila diperlukan, atas perilaku aktual dari investasi-investasi tersebut.

Demikianlah tujuh langkah dalam berinvestasi yang bisa menjadi panduan kerangka kerja investasi Anda. Berikut ini beberapa tips sukses berinvestasi.

Manfaatkan kekuatan bunga majemuk.

Dengan bunga majemuk (compounding), waktu merupakan sahabat terbesar Anda. Makin panjang Anda menginvestasikan uang Anda, makin cepat uang itu akan bertumbuh. Apabila Anda mendapatkan imbal hasil sebesar 9% per tahun dari investasi Anda dan imbal hasil pertahun tersebut diinvestasikan ulang dengan tingkat yang sama selama 20 tahun, maka secara keseluruhan imbal hasil Anda mencapai 460% dengan rata-rata imbal hasil per tahun sebesar 23% (460%/20).

Lakukan sekarang. Menunggu merupakan biaya yang akan membebani uang Anda. Apabila Anda menginvestasikan Rp 2 juta per tahun selama 10 tahun (Rp 20 juta) dengan keuntungan 8% per tahun, maka dalam 35 tahun Anda akan memiliki Rp 198.422.000. Tapi tunggu 10 tahun dan investasikan Rp 2 juta per tahun selama 25 tahun dengan tingkat imbal hasil 8% per tahun, maka investasi Anda hanya akan menjadi sebesar Rp 146.212.000 pada akhir periode yang sama (35 tahun) tersebut. Anda bisa mulai dari yang kecil. Investasikan hanya Rp 200.000 dengan tingkat imbal hasil 10% dan Anda akan memiliki hampir Rp 20 juta dalam 25 tahun. Jadikanlah investasi sebagai suatu kebiasaan.

Jangan tunggu sampai waktu “yang tepat” untuk berinvestasi

Waktu terbaik untuk berinvestasi adalah saat ini. Anda dapat selalu mencari suatu alasan untuk melakukan spekulasi. Tahun ini adalah tahun pemilihan umum, pasar terlalu tinggi, di suatu tempat di bagian dunia lain sedang terjadi krisis, dan lain sebagainya. Studi

menunjukkan, lebih penting Anda melakukan investasi secara reguler dibandingkan Anda berinvestasi hanya pada saat yang dianggap tepat. Dalam jangka pendek, aktivitas pasar tidak bisa diprediksi, walau oleh para ahli sekalipun. Jangan mencari alasan, seperti Anda terlalu sibuk, berinvestasi itu terlalu sulit, atau Anda tidak mungkin cukup menabung untuk pendidikan anak atau pensiun Anda.

Berinvestasi adalah salah satu cara terbaik menggunakan waktu Anda. Pikir ulang prioritas Anda. Apakah lebih penting pergi menonton film di bioskop dibandingkan merencanakan keuangan masa depan Anda? Dan jangan terintimidasi dengan proses investasi. Tentukan tujuan yang realistis, belajarlah hal-hal yang mendasar, dan mulai dengan investasi yang mudah Anda mengerti. Sekali Anda dapat mengontrol keuangan Anda, kepercayaan diri Anda akan meningkat.

Diversifikasikan portofolio Anda

Menyebarkan uang Anda pada tipe investasi yang berbeda lebih rendah risikonya dibandingkan Anda menaruh semua “telur” Anda dalam satu keranjang investasi. Karena dengan cara ini, bila sebagian dari investasi Anda turun, maka investasi lainnya akan naik. Demikian pula sebaliknya. Diversifikasikan portofolio Anda dengan berinvestasi dalam beberapa jenis sekuritas. Instrumen jangka pendek seperti reksa dana pasar uang, instrumen jangka menengah seperti obligasi atau reksa dana obligasi, dan jangka panjang seperti saham atau reksa dana saham.

Anda juga sebaiknya memiliki beberapa saham atau reksa dana internasional. Jangan terlalu berkonsentrasi pada satu industri atau hanya membeli satu atau dua saham perusahaan. Tidak ada seorangpun yang tahu sektor mana yang akan menjadi “hot” besok.

Awasi investasi Anda

Jangan membeli sekuritas dan menyimpan selamanya. Tinjau portofolio Anda secara bulanan untuk memeriksa kemajuan Anda dibandingkan tujuan-tujuan Anda. Singkirkan sekuritas yang memberikan hasil jelek dan evaluasi sekuritas yang dipegang saat ini dengan kesempatan investasi yang lain. Jangan terlalu cepat menjual saham atau reksa dana atau membelinya setelah mendapat tips mengenai saham yang bagus. Pikirkan secara mendalam dan pastikan Anda memiliki alasan yang bagus untuk membeli atau menjual.

yang tepat tergantung dari tujuan dan besarnya uang yang dibutuhkan. Misalnya, untuk tujuan membayar uang muka pembelian rumah atau pendidikan anak, maka seharusnya diberikan toleransi risiko yang lebih kecil dibandingkan tujuan lainnya. Pencapaian tujuan-tujuan dasar tersebut, tidak ditempatkan pada instrumen yang berisiko.

4. Melindungi Pendapatan dari Pajak

Hukum pajak pendapatan federal di Amerika Serikat mengizinkan beberapa biaya nontunai untuk dipotong dari sumber pendapatan yang spesifik. Pemotongan ini mengurangi nilai pendapatan kena pajak final. Dan kenyataanya, apabila seseorang dapat menghindari (atau menunda) pembayaran pajak pendapatan dari suatu investasi, maka dia akan memiliki dana lebih untuk diinvestasikan kembali. Contoh untuk kasus di Indonesia adalah dengan mengikuti program Dana Pensiun (DPLK) atau berinvestasi pada reksa dana (khususnya obligasi) atau membeli produk asuransi jiwa.

Langkah 3: Menggunakan Suatu Rencana Investasi

Begitu Anda sudah menentukan tujuan-tujuan Anda, langkah berikutnya, Anda harus menggunakan suatu rencana investasi, yaitu suatu dokumen tertulis yang menggambarkan bagaimana dana tersebut akan diinvestasikan. Suatu rangkaian dari tujuan investasi yang mendukung bisa dikembangkan dari setiap tujuan jangka panjang. Untuk setiap tujuan, tetapkan tanggal target untuk dicapai dan hitung risiko yang bisa ditoleransikan.

Umumnya, makin penting tujuan keuangan, makin rendah risiko yang harus diasumsikan. Misalnya, suatu tujuan jangka panjang adalah mengumpulkan Rp 1 miliar uang tunai pada akhir tahun ke 10. Tujuan tersebut dapat dikatakan sebagai suatu rencana untuk mengumpulkan Rp 1 miliar dengan berinvestasi pada portofolio instrumen berisiko rendah dan saham spekulatif yang memberikan total imbal hasil sebesar 10% per tahun. Makin spesifik Anda menyatakan tujuan investasi Anda, makin mudah menentukan rencana investasi yang konsisten dengan tujuan-tujuan Anda.

Langkah 4: Mengevaluasi “Kendaraan” Investasi

Apabila Anda sudah memiliki tujuan investasi Anda dan sudah membuat rencananya, Anda perlu mengevaluasi “kendaraan” investasi (investment vehicles) dengan menilai setiap potensi imbal hasil dan risiko masing-masing “kendaraan” tersebut. Proses

ini umumnya melibatkan penaksiran atau valuation, menggunakan pengukuran imbal hasil dan risiko untuk memperkirakan layak tidaknya suatu “kendaraan” investasi.

Langkah 5: Menyeleksi Investasi Yang Sesuai

Anda sekarang sudah mendapatkan informasi tambahan dan menggunakannya untuk menyeleksi kendaraan investasi spesifik yang cocok dengan tujuan-tujuan Anda. Investasi terbaik mungkin bukanlah yang memberikan imbal hasil maksimal. Faktor lain, seperti risiko dan pertimbangan pajak, juga mungkin penting sekali. Sebagai contoh, untuk menerima dividen tahunan secara maksimal, Anda mungkin membeli saham biasa dari suatu perusahaan yang diharapkan memberikan dividen tinggi.

Namun, apabila perusahaan tersebut bangkrut, Anda akan kehilangan uang. Saham dari suatu perusahaan yang membayar dividen yang lebih rendah, tapi berisiko lebih kecil untuk bangkrut mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Seleksi kendaraan investasi yang hati-hati merupakan hal yang sangat penting dalam sukses berinvestasi. Kendaraan yang Anda pakai tersebut harus konsisten dengan tujuan Anda, dan menawarkan tingkat imbal hasil disertai risiko dan nilai yang bisa diterima.

Langkah 6: Membangun Suatu Portofolio yang Terdiversifikasi

Langkah ini meliputi aktivitas menyeleksi investasi yang sesuai, termasuk memilih kendaraan yang memungkinkan Anda untuk mencapai tujuan investasi dan mengoptimalkan imbal hasil, risiko dan nilai investasi. Untuk melakukan hal ini, Anda akan membuat portofolio investasi yang mencapai satu atau lebih tujuan investasi Anda. Sebagai contoh, portofolio Anda bisa berisi saham biasa, obligasi pemerintah, dan investasi jangka pendek. Diversifikasi adalah gabungan dari sejumlah kendaraan investasi yang berbeda dalam suatu portofolio untuk meningkatkan imbal hasil atau menurunkan risiko.

Dengan melakukan diversifikasi, investor mampu mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi atau risiko yang lebih kecil dibandingkan apabila mereka membatasi investasi mereka ke satu atau dua instrumen investasi. Diversifikasi adalah istilah keuangan dari suatu nasihat klasik, “Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang”.

Page 14: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 126 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 27

Page 15: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 128 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 29

Oleh: Cok Putri Hitayani

innovat iveb u s i n e s s innovat iveb u s i n e s s

Pembuat Gitar Kualitas DuniaI Wayan Tuges

Tapi Gak Bisa Bermain Gitar

Gitar bagi sebagian orang adalah benda yang sangat berarti. Tak jarang gitar yang pernah dipakai para gitaris dunia diburu oleh para

kolektor. Tentunya harganya menjadi sangat fantastis. Namun, Bali boleh berbangga karena saat ini sudah memiliki seorang seniman yang handal dalam membuat gitar, adalah I Wayan Tuges, seniman patung asal Desa Guwang.

Awalnya seorang bule memesan sebuah gitar, tanpa berpikir panjang Wayan, begitu dia akrab dipanggil menyanggupinya. Tapi ternyata, proses pembuatan gitar butuh pengetahuan yang boleh dikatakan tidak gampang. Berbekal rasa percaya diri, lahirlah sebuah gitar yang pertama dan tentunya jauh dari RASA yang diharapkan.

Rasa penasaran membuat Wayan fokus untuk belajar, tidak sia-sia setelah 2 tahun mendalami seluk-beluk gitar, sempurnalah hasilnya dan kini gitar merk Blue Berry sudah bisa diperdagangkan. Animo dari para gitarispun menambah semangat kerja dan desainnya menjadi semakin inovatif. Desain gitarnyapun sangat variatif mulai dari naga, burung, bunga, ukiran khas Bali dan yang lainnya. Bahan untuk desainnyapun berbeda-beda, mulai dari kayu, Batu (semacam giok) bahkan ada juga yang dilapisi dengan emas.

Tak tanggung-tanggung Amerika adalah Negara utama yang menjadi market Wayan. Harga dari satu gitar inipun dibanderol mulai 1.000 sampai 6.000 US Dollar tergantung dari tingkat kesulitannya. Untuk 1 pesanan gitar dibutuhkan waktu 8 bulan untuk yang memiliki desain lumayan rumit. Sedangkan untuk gitar standar dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan. Tapi kalau butuh mendesak, Wayanpun punya beberapa koleksi yang siap jual.

Untuk musisi Indonesia yang sudah pernah memakai gitar buatan Wayan adalah diantaranya Dewa Budjana dan Balawan. Sedangkan gitaris dunia seperti Greg Martin, Dino Bradley, Candies Crain, Charlotte Medley (USA), George Kooymans (Belanda), Paul Deslaurier (Canada) dan Dave Dore (England) juga sudah membeli gitar buatan Wayan.

Page 16: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 130 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 31

smar tf a m i l ysmar tf a m i l y

Oleh Suzana ChandraManaging Director- Lestari Living

“Saya menatap “trapeze - semacam gantungan - yang terletak sekitar 2 meter dari posisi saya berdiri, 15 meter diatas puncak pohon kelapa. Jantung berdebar keras, kaki yang lemas, rasa takut mati, keinginan menyerah dan semangat untuk meloncat dari ketinggian 15 meter untuk meraih “trapeze” semua bercampur aduk. Keputusan paling gampang adalah menyerah, gak jadi loncat. Done… beres… gak usah takut dan cemas lagi.”

DO NOT QUIT JUST YET…SUCCESS IS JUST AROUND THE CORNER

Dengan menyebut nama Tuhan, doa-doa sambil komat kamit meyakinkan diri berkali-kali, saya memutuskan untuk meloncat, dan terjun bebas dengan bantuan

harness dengan selamat mendarat diatas tanah”

YES… saya dengan berbangga bisa bilang, bahwa saya pernah naik pohon kelapa setinggi 15 meter dan terjun bebas dari puncak pohon kelapa tersebut.

Hal tersebut saya alami pada saat mengikuti training “Life Mastery – Anthony Robbins” di sebuah resort yang indah di kepulauan Fiji.

Sebagai simbolik untuk melepaskan ‘belief system’ atas rasa takut yang seringkali menghambat pencapaian kesuksesan kita, pelatihan ini diadakan.

Saya berdiri diatas pohon kelapa setinggi paling tidak ketinggian 15 meter memandang kesekeliling dengan perasaan campur aduk antara takjub dan ngeri. Landasan tempat saya berdiri adalah diameter pohon kelapa yang nota bene sekitar 35 cm diameter.

Dalam upaya mencapai puncak pohon kelapa, saya tidak mengalami hambatan berarti, hambatan pertama yang saya hadapi adalah ketika harus naik ke landasan di atas pohon kelapa tersebut. Sangat susah, karena bidangnya sempit (kaki saya saja pada nongol keluar dari landasan), dan tidak ada tempat berpegangan untuk mengangkat badan diketinggian 15 meter dari tanah.

Aih… ngeri... ngeri... walaupun saya diperlengkapi dengan harness... tapi rasa ngeri tidaklah berkurang. Terbayang berkali-kali..keinginan untuk ‘menyerah’ saja.

Hanya karena keinginan yang kuat dan support dari team saya saja plus rasa malu kalau gagal yang lebih memotivasi saya, saya berhasil naik ke landasan - at the top of coconut tree (sampai sekarang saja masih bingung, kok bisa ya?)...

Tantangan kedua adalah pada saat saya harus melompat terjun bebas dari ketinggian 15 meter tersebut. Brrrr... God Help me

Paling gampang adalah ‘menyerah’, walaupun tujuan kita, yang disimbolisasikan dengan trapeze, sudah kelihatan didepan mata. Tapi usaha untuk meloncat, terjun bebas dari ketinggian 15 meter dan pada saat bersamaan meraih ‘trapeze’… hmm… itu butuh banyak jampi-jampi dan komat kamit disertai support dari team di bawah sana.

Yes, rational dan intelligence saya mengatakan bahwa… It is safe… saya gak mungkin mati… paling-paling benjol dan memar sedikitlah. Artinya, kemungkinan saya mati karena terjun bebas dari ketinggian 15 meter, sangatlah kecil.

Akan tetapi… Alamak… takuttttt dan ngeriiii… Trust me,… kalau tidak ada yang ‘nyorakin’ dari bawah, mungkin saya akan nyerah saja. Turun saja lewat tangga dan gak jadi loncat. Lebih gampang , amaaaaannnn!!

Perlu beberapa saat bagi saya, untuk membuat keputusan kuat, untuk meloncat. YES… saya meloncat terjun bebas…and YES… saya TIDAK mati dan selamat mendarat di bumi lagi.

Bapak /Ibu sekalian, pelatihan diatas merupakan salah satu “mile stone” dalam perkembangan hidup saya. Kelihatannya simple ya, tetapi dengan mengalaminya sendiri. Saya

menjadi seorang pribadi yang berbeda dalam menghadapi resiko dan mengambil tantangan dalam hidup saya.

Saya akan menganalisa lebih jauh pengalaman saya diatas;

Pendakian saya kepuncak pohon kelapa tersebut, saya analogikan dengan usaha kita sehari-hari untuk lebih maju dalam karir, berbisnis, berumahtangga dan bersosialisasi. Semakin tinggi posisi saya di pohon kelapa tersebut, semakin keras usaha saya untuk terus melangkah ke puncak.

Dengan usaha yang bagus, kita akan melaju dan berada disatu titik yang lebih tinggi dan lebih bagus dari pada saat kita mulai. Kemudian kita tetap berusaha bagus, tetapi entah bagaimana… usaha ini tidak membawa kita ke tempat yang lebih tinggi.

Pada saat ini, Bapak/Ibu sekalian, kita membutuhkan usaha yang ‘lebih bagus’. Barulah kita bisa melangkah ke posisi lebih tinggi.

Pertanyaannya adalah kenapa kita harus berusaha “lebih bagus”?... Jawabannya adalah bahwa bagus atau lebih bagus adalah relevan. Pada posisi dibawah, biasanya kita berkompetisi dengan mereka-mereka yang kualitasnya biasa-biasa saja. Sehingga kalau anda usaha dengan “bagus”, sudah menjadikan anda unggul dibandingkan dengan yang lain.

Tetapi pada saat anda melangkah ke posisi lebih tinggi, pesaing-pesaing anda sudah lebih tersaring. Dengan kata lain, ‘usaha bagus’ anda sudah merupakan ‘usaha biasa’ yang tidak memberikan keuntungan kompetitif untuk anda semua. Oleh karena itu, kita harus ‘usaha lebih bagus’

Ini juga yang menjadikan kenapa pengusaha-pengusaha sukses dan top management jauh lebih sedikit jumlahnya daripada pengusaha-pengusaha kecil dan pekerja. Karena mereka adalah orang-orang yang sudah tersaring dan memberikan ‘usaha lebih’ dibandingkan pesaing-pesaing mereka.

Yang menyemangati adalah, bahwa pengusaha-pengusaha sukses dan top management dikompensasi “JAUH BERLIPAT-LIPAT” daripada mereka yang kurang sukses atau pekerja biasa. Jadi memang ada “reward” yang sepadan atas “usaha yang lebih bagus”

FOKUS merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan hidup. Kita pernah dengar bahwa adanya ‘law of attraction’ dimana kita fokus, disitu energi akan mengalir’… (The Secret)

Kalau boleh saya menganalogikan, ‘trapeze’ yang diletakan sejauh 2 meter dari puncak pohon kelapa merupakan tujuan dan focus dari pelatihan saya.

Pada saat saya meloncat, saya gagal menyentuh ‘trapeze’. Awalnya saya pikir, karena adanya sedikit keraguan pada saat

meloncat atau karena kaki saya sudah lemas, mengakibatkan loncatan saya tidak maksimal dan menyentuh trapeze.

Tapi setelah saya analisa lebih lanjut, hal ini lebih terjadi karena focus saya yang agak meleset. Pada saat sebelum meloncat, focus saya adalah meloncat terjun bebas… dan bukanlah meloncat menggapai trapeze. Lha… mau loncat aja udah takutnya bukan main, manalah mikirin meraih trapeze.

Disini, saya mengkompromikan tujuan saya dengan membiarkan ‘rasa takut’ mempengaruhi fokus saya. Karena saya takut “mati”, saya menurunkan standar tujuan saya dengan ‘asal bisa terjun bebas dan selamat saja sampe ditanah’. Gak usah lah memikirkan ‘meraih trapeze’.

Maka yang terjadi adalah… YES… saya mendapatkan hasil dari focus saya. Meloncat dan terjun bebas dari ketinggian 15 meter. Dan saya TIDAK mendapatkan apa yang TIDAK menjadi focus saya, yaitu meraih trapeze.

Kalau dipikir-pikir, agak nyesel juga… kenapa saya “QUIT” dan “COMPROMISE” tujuan saya karena rasa ‘TAKUT”. Padahal semua kerja keras sudah saya lakukan, pendakian sudah selesai, saya sudah ada disuatu titik dimana 1 step lagi, saya dapat meraih “Trapeze” tersebut.

Saya “QUIT” pada titik terakhir dari suatu “pencapaian kesuksesan”. Walaupun saya tetap bangga bahwa saya berhasil terjun bebasdari ketinggian 15 meter dan mendarat dengan selamat. Tetapi, sampai sekarang masih teringat-ingat,… ’bagaimana ya rasanya kalau saya pada saat itu…berhasil terjun bebas DAN meraih trapeze tersebut...

Bapak Ibu sekalian, pada pelatihan tersebut saya “QUIT –menyerah” pada titik puncak dan “SETTLE with second best”. Padahal, sudah jelas-jelas… ”I just need one good leap to reach the trapeze”. Cuma perlu satu loncatan yang bagus. Hmmm… what a bamma!!... Untungnya itu cuma latihan saja…

Pada kehidupan sehari-hari, banyak sekali kejadian, dimana rasa ketakutan, ketidak nyamanan, resiko yang menyebabkan kita me-RUBAH fokus kita. Dan kebanyakan, kita berhenti “QUIT” karena tekanan-tekanan dari berbagai arah, dan kebanyakan kita “SETTLE” dengan standar yang jauh lebih rendah dari yang kita mau.

Bapak/Ibu sekalian… DO NOT QUIT… NOT JUST YET… cause the SUCCESS is just around the CORNER.

Yang membedakan orang sukses dan tidak sukses adalah…’usaha yang lebih’… seberapa lebih? Tidak jauh lebih banyak... melainkan “just one more good leap”

Semoga apa yang saya analogikan dari pengalaman pelatihan saya, dapat membantu Bapak/Ibu sekalian.Salam Sukses.

Page 17: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 132 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 33

p olling

GED telah berkembang menjadi penyedia jasa layanan pengiriman udara yang mandiri. Sejak berdirinya GED telah memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan standar layanan yang sesuai dengan standar internasional untuk sebuah perusahaan courier dan cargo.

Selain memiliki jaringan yang tersebar diseluruh Indonesia, kecepatan dan ketepatan waktu penghantaran, keleluasaan waktu pengambilan, informasi tracing dan tracking pengiriman yang akurat dan cepat, GED senantiasa mengedepankan tingkat layanan yang bersumber dari keunggulan sumber daya manusia dalam upaya memenuhi kepuasaan pelanggan.

PT. GANESHA EMAS DWIPAJl. Pulau Kawe No. 53 Denpasar, Bali 80222

Phone : (0361) 264320, 234461 Fax : (0361) 247985 Email : [email protected] Website : www.ged.co.id

SERVICES: Same Day Service Layanan pengiriman dengan waktu tiba di kota tujuan pada hari yang sama Overnight Service Layanan pengiriman untuk tiba pada keesokan harinya Regular Service Layanan pengiriman dengan masa tiba 1-2 hari International Courier Service Layanan pengiriman international door to door

53.33%Asuransi Kesehatan Paling Laku

Pilihan pooling kali ini adalah: Dari manakah kita mendapatkan dana kesehatan, jika tiba-tiba harus dirawat di Rumah Sakit? Dengan pilihan

jawaban adalah dengan uang tabungan, dengan pinjaman atau asuransi kesehatan.

Masalah kesehatan memang masalah yang tidak pernah selesai bagi setiap orang. Hal-hal yang tidak terduga sering kali menjadi penyebab “jeblok”nya keuangan keluarga. Tapi melihat dari hasil pooling yang kami lakukan ternyata sebagian besar masyarakat sudah mulai peduli dengan problem kesehatan ini. SEbagian besar sudah mulai mengantisipasinya, terutama untuk kalangan profesional dan para ibu

Oleh Team Kopi Panas

rumah tangga. Bagi mahasiswa sebagian memang tidak memliki persiapan untuk problem kesehatan tapi sepertinya hal tersebut wajar karena sebagian besar belum memiliki penghasilan dan mereka masih menjadi tanggung jawab orang tua mereka

Ternyata sebagian besar responden memilih asuransi kesehatan sebagai pilihan yaitu sebesar 53.33%. Selain itu tabungan juga jadi pilihan kedua sebesar 30%, sisanya dari pinjaman hanya dilipih oleh 16.67%.

Pooling ini sudah jelas menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan perlunya dana untuk mengantisipasinya.

Page 18: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 134 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 35

w h at sNeww h at sNew

Oleh: Cok Putri Hitayani

Local Italian FoodEnak,Nyaman,Terjangkau

Kalau sedang bingung mencari tempat makan baru, M&I kali ini punya pilihan tempat makan yang ada dikawasan Mall Bali Galleria, namanya Minka. Minka

baru buka dari tanggal 07 Maret 2011. Dengan Interior minimalis, Minka di dominasi warna putih dan coklat. Tempatnya memang tidak begitu luas, hanya mampu menampung 20 pengunjung namun suasana yang ditawarkan cukup nyaman, sehingga membuat pengunjung lumayan betah untuk duduk berlama-lama. Bagi penyuka makanan Itali, Minka patut dicoba karena Pasta memang menjadi menu utama restoran ini.

Saat di Minka M& I mencoba salah satu Pennenya yakni Chicken Mushroom with creamy sauce, sedangkan sahabat M&I mencoba Spaghetti yakni Meatballs with tomato sauce. M&I yang memang sangat suka dengan pasta, langsung mencoba begitu Penne dihidangkan. Rasa gurihpun menyeruak. Potongan ayam dan jamur serta creamy saucenya yang melimpah melengkapi kesempurnaan rasanya. Jarang-jarang nih, ada restoran yang mau ngasi limpahan creamy sauce seperti ini. Alhasil 1 porsi ludes tanpa sisa. Ternyata, sahabat M&I pun tampak sibuk dengan Spaghettinya… dugaan M&I benar, piringnya juga bersih tanpa sisa. Setiap pasta di banderol dengan harga RP. 29.000. Porsi untuk masing-masing pasta lumayan besar, jadi kalau anda ingin mencicipi menu yang lain, pastikan untuk bisa menghabiskannya dulu.

Selama masa promo, Minka menawarkan diskon 20% untuk makanan sampai akhir Juni 2011. Meskipun masih baru, ternyata Minka sudah dikunjungi +/- 100 orang tiap harinya. Jadi tidak ada alasan bagi anda, untuk tidak mencoba Minka.

Page 19: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 136 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 37

notef ro m theg u ru

Hermawan KartajayaAsia’s Leading Marketing StrategiestCEO Of Mark Plus. Inc & Founder of MIM

notef ro m theg u ru

Pakailah Sepatu Konsumen:

Pernahkan anda mengalami berkunjung ke suatu toko atau restoran dan mendapatkan pelayanan dari penjaga toko atau restoran yang mengejutkan

dan lebih dari ekspektasi? Lalu, apakah anda pernah juga mengalami bahwa saat mendatangi toko atau restoran tersebut untuk kedua kalinya, anda menjadi sangat kecewa karena dilayani oleh orang yang berbeda, dengan kualitas yang sangat jauh dari ideal?

Saya kira kita semua pernah mengalami kejadian mirip seperti itu. Gaya layanan “untung-untungan” ini memang lebih banyak terjadi di toko-toko kecil dan belum mapan. Tapi tidak jarang saya temui juga di perusahaan yang seharusnya sudah mapan.

Mengapa ini bisa terjadi? Salah satunya mungkin karena perbedaan karakteristik yang mencolok antara karyawan perusahaan yang melayani dan konsumen yang dilayani. Sang karyawan susah memahami jenis pelayanan yang

Memahami konsumen melalui service blueprintkira-kira diperlukan konsumen, karena mereka memang tidak pernah mengalami pelayanan bagus di lingkungan pribadinya. Dan ini memang banyak terjadi.

Sebuah perusahaan pembiayaan dengan karyawan lulusan D3 atau S1 dari luar Jawa, harus melayani pelanggan kalangan urban kota. Atau sales otomotif dengan penghasilan yang pas-pasan harus melayani calon pembeli mobil yang jumlah uang-nya seakan tak terbatas dan sudah punya lebih dari satu mobil mewah.

Pada akhirnya, pelayanan yang dialami oleh konsumen sangat variatif. Kalau “kebetulan” dapat frontliner yang memiliki karakter baik, pelanggan akan puas. Tapi kalau “lagi apes”, ya dapat pengalaman tidak menyenangkan. Belum lagi kalau ketemu front-liner yang sedang stress atau ada masalah pribadi.

Satu upaya yang lalu dilakukan untuk mengurangi masalah itu adalah membentuk Standard Operating Procedure

(SOP). Standarisasi pelaksanaan pekerjaan, termasuk interaksi dengan pelanggan, yang memastikan bahwa ada keseragaman tindakan antara satu karyawan dengan karyawan lain.

Jika diterapkan dengan baik, dan diawasi secara terus menerus, SOP ini memang sangat efektif untuk mengurangi “improvisasi” di lapangan, sehingga pelanggan selalu mendapatkan pelayanan yang kurang-lebih serupa. Siapapun karyawan yang melayani, dan siapapun pelanggan yang dilayani.

Tapi jangan terburu-buru bergantung 100% pada SOP. Masalahnya, waktu seorang manager menyusun SOP, fokus penyusunan tersebut lebih pada langkah-langkah yang harus dilakukan secara internal, agar seluruh proses berjalan dengan seragam, lancar, dan berakhir dengan baik. Jadi fokus SOP lebih pada “Bagaimana menjadikan proses internal lebih lancar dan lebih seragam”.

Satu hal besar terlewatkan: “Apa kebutuhan pelanggan?”. SOP memang bisa menyeragamkan pelayanan, jadi tidak ada lagi istilah “sedang apes” ketemu front-liner yang sedang bad mood. Tapi belum tentu layanan yang seragam itu sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Standarisasi yang dibentuk akan sesuai dengan apapun pengalaman “sang penyusun” SOP.

Di MarkPlus kami melihat ada suatu alat yang bisa digunakan untuk sedikit banyak “memaksa” seorang penyusun standarisasi pelayanan untuk melihat dari sudut pandang konsumen. Alat ini mengharuskan perusahaan benar-benar memahami karakter dan sifat pelanggannya, lalu menempatkan diri sebagai seorang pelanggan, sebelum mulai membentuk standarisasi pelayanan. Alat ini disebut sebagai Service Blueprint.

Dalam menyusun service blueprint, langkah pertama dan utama adalah menyadari karakter umum dari pribadi yang akan dilayani. Untuk perusahaan yang lebih “canggih” dapat diidentifikasi beberapa kelompok pribadi dengan sifat dan karakter yang serupa. Ini yang lazim disebut sebagai “Customer Segment”.

Untuk tiap kelompok ini, perlu diketahui kebutuhan dan keinginan mereka, sehubungan dengan layanan yang ingin diberikan. Ini berkaitan tidak hanya pada apa yang mereka ucapkan secara eksplisit. Tapi juga mencoba memahami keinginan terpendam yang tak terucapkan. Lebih dalam lagi, perlu coba dipahami hasrat dan bahkan kekhawatiran yang ada di dalam benak mereka.

Setelah mengetahui bagaimana karakter tiap segmen, selanjutnya perusahaan harus menempatkan diri sebagai pribadi tersebut dalam berinteraksi dengan perusahaan. Harus dipetakan setiap interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Dari awal, sejak mereka pertama kali mendapat informasi mengenai perusahaan, hingga mereka selesai berinteraksi langsung, dan berbicara tentang produk atau jasa yang didapatkan ke orang lain.

Setelah tiap titik sentuh ditentukan. Hal penting kedua yang harus dilakukan adalah merumuskan seperti apa pengalaman yang diharapkan oleh tiap segmen pelanggan di tiap titik sentuh. Sekali lagi, ini mengharuskan seorang perumus service blueprint untuk menempatkan diri di posisi orang yang dilayani.

Nah, setelah semua itu kita lakukan. Hanya setelah kita tahu persis semua langkah yang dilalui, dan setelah dirumuskan persis apa pengalaman yang diharapkan di setiap langkah tersebut, barulah bisa kita buat standarisasi layanan.

Jika itu dilakukan, akan terlihat bahwa, misalnya, seorang pria pekerja kantoran akan mementingkan layanan yang cepat tanpa basi-basi. Atau bahwa seorang ibu muda yang tidak bekerja mengharapkan disapa dan diajak ngobrol. Mungkin juga ditemukan bahwa yang kita layani justu berharap frontliner tidak banyak ngomong, dan lebih banyak komunikasi tertulis. Ini semua bisa terungkap kalau kita gunakan service blueprint.

Hebat bukan! Dengan “sekedar” menggunakan metodologi penyusunan Service Blueprint, dapat tercipta suatu standarisasi layanan yang tidak lagi fokus ke dalam, tapi bisa melihat ke luar. Memahami apa yang benar-benar menjadi kebutuhan mereka yang kita layani.

Dalam Bahasa Inggris, ada sebuah idiom yang mengatakan “Put yourself in someone else’s shoes” atau “Walk a mile in someone else’s shoes”, yang berarti kita harus benar-benar memahami seseorang, termasuk kebutuhan, keinginan, kegelisahan, dan hasrat mereka, sebelum kita bisa menilai dan menkritisi mereka.

Kalau kita kembalikan dalam konteks perusahaan, mungkin saatnya kita mencoba “memakai sepatu konsumen” kita dan “berjalan satu kilo dengannya”, dengan menyusun standarisasi pelayanan menggunakan service blueprint.

Page 20: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 138 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 39

frontofm i n d frontofm i n d

Dr. Mehmet OzBanyak Aktivitas Justru Membuat Awet MudaOleh: Riana K. Liptak

Melihat aktivitas dan daftar pekerjaan yang mesti dilakoninya setiap hari, rasanya mana mungkin pria yang kerap dipanggil Dr. Oz

ini bisa menjalaninya. “Kalau dipikir memang jadi membuat sakit kepala, tapi dijalani saja. Apalagi kalau aktivitas dan pekerjaan itu semua kita sukai jadi

takterasa berat,” kata pria asli Turki yang murah senyum ini. Dan kalau ada yang bilang aktivitas segudang akan menyebabkan kita kelelahan dan cepat tua, Dr. Oz akan tertawa dan berkata, “Salah!” Kelelahan bisa diatur dan diminimalis dengan usaha memperbaiki kesehatan kita serta mengatur enerji positif.

Dr Oz menyukai memberikan saran masalah kesehatan dan melakukan perawatan dan penyembuhan dengan mengombinasikan cara modern dan konvensional bahkan melalui terapi.Pria inilah yang pertama kali pernah menggunakan Reiki saat melakukan operasi transplantasi jantung. Hal ini menimbulkan pro dan kontra terutama di dunia medis Amerika yang lebih condong melakukan segalanya secara modern. Tapi di sisi lain mendapat pujian dan memberikan sederet penghargaan diantaranya, Most Influential People dari majalah Time dan Esquire, the Doctor of the year dari majalah Hippocrates dan Healer of Millenium dari majalah Healthy Living.

Pria kelahiran Cleveland, Ohio, 11 Juni 1960 ini datang dari keluarga berpendidikan. Ayahnya, Mustafa Oz yang asli Turki sangat pintar di sekolah dan mendapat beasiswa di bidang kesehatan dan memberi kesempatan keluarga ini hijrah ke Amerika Serikat tahun 1955. Ibunya, Suna datang dari keluarga

kaya dan berpendidikan juga, wajar kalau menurun ke anak laki-laki mereka, Mehmet Cengis Oz. Sejak kecil selalu peringkat atas dan lulus dengan nilai terbaik dari Universitas Harvard dilanjut mengambil master di universitas Pennsylvania School of Medicine dan the Wharton School.

Bukan hanya bidang pendidikan, Mehmet pun aktif di bidang olahraga hingga dianugerahi the Captain’s Athletic Award for leadership dari kampusnya. Mehmed selalu ingat ajaran orang tuanya bahwa di badan yang sehat akan ada jiwa yang sehat. Jangan hanya berkutat pada buku tapi juga perlu berolahraga. Satu lagi ajaran orang tuanya, tekun beribadah. Mehmet dibesarkan dalam keluarga muslim yang cukup taat.

Ajaran orang tuanya ini diterapkan dalam kehidupannya sekarang. Tinggal di New Jersey bersama istri yang setia menemani selama 25 tahun perkawinan, Lisa Oz, dan keempat anaknya, Daphne Nur, Arabella Sezen, Zoe Yasemin, dan Oliver Mustafa. Dr Oz menerapkan bahwa pendidikan itu sangat penting tanpa harus menomorduakan aktivitas lain seperti bergaul, olahraga dan beribadah. “Anak-anak harus tumbuh normal seperti anak seusianya. Jangan memaksa mereka melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai. Asal jangan menyimpang dari ajaran yang ditanamkan dalam keluarga,” kata pria yang selalu meluangkan waktu untuk berolahraga setiap harinya.Sesibuk apapun.

Saat ini Dr Oz adalah Vice-Chair and Professor of Surgery di Universitas Columbia, Direktur di Cardiovascular

Institute and Complementary Medicine Program sdi New York Presbyterian Hospital serta Direktur the Heart Assistance Device Program.

Selain mengasuh dua acara kesehatan di radio, pengasuh kolom kesehatan di majalah O, Esquire dan Reader’s Digest serta juru bicara dan advisor situs kesehatan RealAge.com. Dan tentu saja setiap hari tampil di acara televisi, Dr. Oz Show.

Dengan segudang aktivitas itu, pria yang aktif menggunakan dua bahasa, Inggris dan Turki ini masih memiliki waktu untuk menulis buku, tetap menangani pasien dan melakukan operasi jantung.

Dr Oz adalah cardiothoracic surgeon yang juga melakukan riset health care policy. Selain itu pendiri dan Chairman HealthCorps yaitu sebuah organisasi non-profit yang memberi dana bagi para lulusan universitas yang bersedia menjadi mentor murid SMU dalam bidang kesehatan, nutrisi dan fitness.

Tahun lalu, Dr Oz di diagnosis pre-kanker polip saat melakukan periksa kesehatan secara rutin. Tapi dapat cepat ditangani. “The procedure likely saved my life,” jelasnya. Karena itulah Dr Oz tak henti-hentinya menyarankan agar rajin periksa kesehatan rutin agar tak terlambat jika menemukan satu masalah. Kemudian, apa resep biar awet muda? “Banyak aktivitas!” jawabnya sambil tertawa. Dengan banyak aktivitas, badan dan otak akan selalu bergerak, asal jaga makanan dan berolahraga juga.

Page 21: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 140 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 41

l iteraturel iterature

Pribadi BudionoDirektur

BPR Lestari

B O R R O W I N G B R I L L I A N C EBALI : Keep Clean and GreenDavid Kord Murray

lain. Konsep Meminjam gagasan ini akan kita terapkan dalam membangun BALI, seperti slogan yang dipajang dimana-mana yaitu “BALI : Keep Clean and Green”. Mengajak masyarakat untuk hidup bersih dan mempunyai lingkungan

yang rindang tidaklah sulit, namun masyarakat harus dituntun sampai menjadi kebiasaan untuk melaksanakannya. Tanpa itu, hanya merupakan slogan yang di hafal oleh masyarakat.

Apa yang harus dilakukan... ?

Definisikan permasalahan yang sedang diatasi. Sebuah gagasan kreatif adalah solusi bagi permasalahan. Artikel di majalah Time yang ditulis oleh Andrew Marshall tanggal 07 April 2011 berjudul Holidays in Hell: Bali Ongoing Woes rasanya telah membuat gusar PemProv Bali, karena berisi bahasan mengenai beberapa masalah yang melilit Pulau Dewata dan menyebutnya dengan istilah liburan di neraka. Selain masalah infrastruktur, Andrew Marshall mengawali dengan masalah kotornya pantai Kuta yang merupakan pantai paling ramai dikunjungi wisatawan lokal dan turis asing. Masalah sampah dan kotoran yang berserakan, sejak dari sungai hingga terbawa ke pantai dan laut, hingga problem lalu lintas yang mulai terasa macet dimana-mana,

layaknya Jakarta. Jumlah kunjungan wisatawan asing pada triwulan pertama tahun 2011 mencapai 2,1 juta dan domestik mencapai 2 juta, mengakibatkan pembangunan yang semakin marak, seperti fasilitas hiburan, pusat perbelanjaan, hotel dan penginapan, seolah tak terkendali dan muncul dimana saja, namun kurang mempertimbangkan infrastrukstur pendukung seperti saluran pembuangan,

jalan, listrik, parkir dan sebagainya. Untuk BALI : Keep Clean and Green, permasalahannya kita persempit hanya jalanan kotor/sampah, macet dan tidak rindang. Merumuskan permasalahan ini akan mempengaruhi hasil tindak lanjut seperti Google dengan merumuskan permasalahan yaitu mengkoordinir informasi di seluruh dunia. Hasilnya sekarang Google sebagai search engine yang paling sering dikunjungi orang.

Bagaimana Cara mengatasi permasalahan tersebut...?

Kita memulai dengan meminjam gagasan yang dilakukan oleh Singapore dan mengimplementasikan sesuai kondisi di Bali. Kalau kita bepergian ke Singapore, suasana kota yang indah karena sangat bersih, jalanan bersih, lancar, dan mobil selalu bergerak di jalan dan tidak ada mobil yang parkir di badan jalan. Semua mobil parkir dalam kantong-kantong parkir yang telah disediakan sehingga tidak ada orang parkir sembarangan terutama dipinggir jalan. Udara di Singapore walaupun panas terasa sejuk karena kotanya sangat rindang dengan pepohonan perindang yang indah. Ini semua bisa dipergunakan untuk contoh bagaimana membuat Bali itu Bersih dan Hijau.

Di Denpasar, bisa memulai dari yang kecil, bisa memulai di kawasan Renon dan Jalan Teuku Umar yang setiap harinya macet, pengap, panas. Pertama yang dilakukan adalah Pemda menyewa lahan kosong yang ada di Jl. Teuku Umar atau masuk ke dalam untuk dipergunakan sebagai kantong-kantong parkir atau Pemda mengajak investor untuk menyiapkan kantong-kantong parkir tersebut dan tentunya investor diberikan insentif. Semua kendaraan baik sepeda motor dan mobil tidak diperkenankan untuk parkir di depan toko apalagi di badan jalan. Untuk mendisiplinkan ini maka, setiap saat ada petugas untuk memastikan tidak ada orang yang parkir di depan toko dan badan jalan. Masyarakat harus dituntun untuk mematuhi dan dijaga sampai ini sudah menjadi kebiasaan, kurang lebih memerlukan waktu 6 bulan. Ini sudah akan membuat keadaan lalu lintas membaik dan bersih dari pemandangan sepeda motor dan mobil parkir. Kedua setiap pemilik bangunan yang ada di sepanjang Jalan Teuku Umar diwajibkan untuk menanam pohon perindang, yang jenisnya telah ditentukan oleh Pemda. Ini akan membuat kawasan Jl. Teuku Umar akan indah, sejuk walaupun udara terasa panas. Untuk pemeliharaan pohon perindang ini sudah dilakukan dengan baik oleh Dinas

Pertamanan dengan memotong ranting-rantingnya saja sehingga yang kelihatan hanya batang yang indah. Untuk kebersihan, pemda sudah bersama-sama masyarakat untuk selalu mebuang sampah pada tempatnya, namun kondisi jalan raya masih kelihatan kotor. Kotor ini bukan berasal dari sampah namun kotor berupa kerikil dan pasir yang ada dipinggir-pinggir jalan. Untuk mengatasi ini pada awalnya agak berat namun bisa kita lakukan yaitu dengan cara memberihkan kerikil dan pasir tersebut dengan mesin penyedot. Kalau badan jalan bebas dari kerikil dan pasir maka jalan akan terasa bersih, sehingga akan membuat orang yang berjalan terasa nyaman.

Seperti di Kota Singapore tanah tidak diperbolehkan dalam kondisi terbuka jika tidak dilapisi aspal maka tanah harus tertutup dengan pohon minimal dengan rumput, sehingga pandangan kota sangat indah. Bayangkan kalau ini bisa kita lakukan di Bali ini sehingga Bali akan terlihat “Clean and Green.” Ini semua bisa kita uraikan melalui hasil gagasan Murray dalam Borrowing Brilliance. Kalau penerapan ini sudah sukses maka arealnya bisa diperlebar untuk wilayah lain bahkan kabupaten lain, yang diperlukan adalah disiplin tanpa pamrih. Pilot project bisa dimulai dari kawasan Renon, yang bukan areal pemukiman, sehingga akan mempermudah kontrol dan menertibkan masyarakat. Demikian juga untuk di Wilayah Kuta, Kuta sudah memiliki central parkir, namun perlu enforceman untuk menertibkan. Wilayah ikon Bali yaitu pantai kuta harus bebas parkir baik untuk sepeda motor maupun mobil, semua diwajibkan parkir di central parkir. Warga yang mau ke pantai harus naik kendaraan umum atau berjalan kaki, ini akan lebih baik sekaligus membuat badan sehat. Kalau ini kita jaga maka Bali akan selalu Clean and Green.

Meminjam gagasan adalah jenis kreatifitas tingkat tinggi, cara Anda mendifinisikannya akan menentukan cara Anda menyelesaikannya. Kesalahan adalah akibat dari menyelesaikan permasalahan yang terlalu dangkal atau terlalu luas. Buku ini sangat membuka wawasan dan inspiratif dan dengan meyakinkan menunjukkan bahwa siapa pun dapat melatih diri untuk memecahkan permasalahan dan menciptakan gagasan baru – dari gagasan yang sudah ada sebelumnya.

Selamat membaca, semoga terinspirasi. Terima kasih.

Seni berpikir kreatif pada dasarnya adalah seni meminjam gagasan. Banyak inovasi besar terjadi ketika orang mengambil gagasan yang sudah ada

dan mengembangkannya kembali. Dalam buku Borrowing Brilliance ini, Murray menunjukkan bagaimana cara para wirausahawan dan visioner besar menciptakan terobosan besar, dengan mengetahui di mana dan bagaimana cara meminjam gagasan.

Gates meminjam gagasan untuk windows dari Steve Jobs setelah ia melihat prototipe Macintosh pertama. Steve Jobs juga meminjam gagasan dari Xerox Palo Alto Researh Center. Demikian Xerox juga meminjam gagasan dari seorang peneliti akademis tak terkenal. Samsung galaxi tab meminjam gagasan dari ipad, Ipod meminjam gagasan dari walkman sony. Bahkan John F. Kennedy meminjam gagasan dari orang lain dalam sebuah pidato Inagurasi yang hebat, gagasan tersebut berasal dari kepala sekolah Choate di Connecticut. Sang kepala sekolah mengatakan kepada muridnya, “Jangan tanyakan kepada Choate apa yang dapat diberikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang dapat kau lakukan untuk Choate.” Kennedy dengan cerdas meminjam gagasan tersebut dan mengganti satu kata dan berkata, “Jangan tanyakan apa yang dapat diberikan negara kepadamu, tapi tanyakan apa yang dapat kau berikan kepada negaramu.” Kalimat ini masih dianggap sebagai salah satu pidato terbesar dalam sejarah Amerika.

Konsep “Meminjam Gagasan” ini tidak hanya dapat diterapkan dalam dunia bisnis, tapi juga di banyak bidang

Page 22: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 142 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 43

smal lb i z smal lb i z

Pemilik Warung Nikmat Kuta“Saya Vegan Dari Umur 5 Tahun”Oleh: Cok Putri Hitayani

Dengan konsep sederhana tadi, Ibu Nur yang bernama lengkap Nur Sulastri memberanikan diri membuka sebuah warung kecill dan diberi

nama Warung Nikmat. Warung Nikmat dibuka pada tahun 1994, saat itu Jln. Bakungsari masih sangat sepi, malam harinya suasana masih gelap karena belum padat seperti saat ini.

Warung Nikmat menyediakan berbagai jenis makanan yang dapat dipiih, seperti halnya Rumah Makan Padang tapi tentu saja Makanan yang disajikan, khas Jawa Timuran. Harganya pun sangat terjangkau. Untuk sepiring nasi campur dengan Sate Lilit, Rempeyek Teri dan Terung, pengunjung cukup membyar dengan Rp. 10.000 saja. Sedangkan untuk semangkuk soup Buntutnya yang terkenal karena dagingnya yang empuk itu dengan sepiring nasi putih hanya dikenakan Rp. 18.500.

Bagi penyuka wisata kuliner, mungkin sudah tidak asing dengan kata “Nikmat”. Mendengar kata nikmat, sudah pasti yang terbayang adalah makanan dengan citarasa yang membuat indra pengecap menjadi ketagihan.

Siang itu M&I ingin mencoba menu lain, yakni Soto Ayam. Tampilannya memang sederhana, dengan mie, taoge, kol, telur rebus dan ayam suir-suir seperti Soto Ayam pada umumnya dan dibubuhkan kentang goreng iris tipis diatasnya yang menutupi semua permukaan mangkuk membuatnya terkesan istimewa, apalagi rasanya benar-benar mantap. Harganya? Hanya Rp. 6000 saja.

Harga yang bersahabat, membuat Warung Nikmat yang buka dari jam 08.00 Pagi hingga 21.00 malam ini ramai dikunjungi. Jangan heran apabila pembaca akan menemukan bule-bule yang memadati meja di Warung Nikmat. Saking ramainya M&I melakukan wawancancara sambil berdiri menemani Ibu Nur yang sedang membuat nasi kotak. “Maaf ya dik, wawancaranya sambil berdiri, kami juga melayani

pesanan nasi kotak, tumpeng dan nasi bungkus jadi pesanan harus selesai” sapanya ramah.

Kesempatan berharga inipun tentu tidak M&I sia-siakan untuk menanyakan rahasia di balik rasa makanan di Warung Nikmat. “Awalnya saya membuat Tumpengan untuk atasan dari suami, karena komentarnya bagus, saya memulai usaha ini bersama adik dan dua karyawan ”tuturnya ramah“. Namun kalo soal rasa, saya tidak pernah mencicipi” sambungnya lagi. Bagaimana bisa, pemilik sekaligus peracik bumbu ini tidak pernah mencicipi masakannya? “Saya Vegan dari umur 5 tahun, saya tidak bisa makan daging. Biasanya anak-anak yang mencoba dan mungkin sudah karunia Tuhan, mereka bilang masakan saya enak” ujar Ibu Nur polos.

Dari ketekunannya mengelola Warung Nikmat, tahun

lalu Ibu Nur dan keluarga sudah sempat jalan-jalan ke Eropa bersama keluarga. Ketika ditanya berapa omzetnya, Ibu Nur hanya tersenyum seraya berkata” untuk hal itu saya tidak mau jawab, silahkan adik perkirakan sendiri” ucapnya sambil tertawa.

Waaahhh… kita perkirakan saja, karena waktu buka yang panjang dan tempat yang luas (menampung sekitar +/- 70 orang) jadi kira-kira tiap hari orang yang berkunjung untuk makan adalah 400 orang x Rp. 15.000 (harga rata-rata untuk sekali santap). Apabila jumlahnya lebih… silahkan dihitung lagi berapa omzet dari Warung Nikmat tiap bulannya.

Tertarik untuk mencoba makanannya? Atau malah ingin membuka usaha seperti Ibu Nur? Tidak ada salahnya datang ke Warung Nikmat sambil jalan-jalan di sekitar Kuta…

Page 23: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 144 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 45

communit ye nte rp ri s e communit ye nte rp ri s e

KOPERASI BHUANA SEGARAOleh: Mudda Bima

Upaya Meningkatkan Ekonomi Komunal

Koperasi Bhuana Segara berawal dari Sekehe Jukung Dewi Satayo Jana Gandhi.Yakni, kelompok nelayan pemilik jukung (perahu cadik) di Pantai

Sanur.Kelompok ini sudah adasejak1967 dengan anggota kelompok mencapai 170 orang.Mayoritas, warga setempat.

Jukung awalnya digunakan oleh nelayan sebagai sarana untuk menangkap ikan di laut.

Lambatlaun,seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi penyeberangan Sanur – Nusa Penida, jukung kemudian lebih dikenal sebagai alat transportasi laut. Kini, kebutuhan semakin meningkat seiring dengan berkembangnya wisata bahari.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota, maka Made Darpa bersama anggota kelompoklainnya, meningkatkan status kelompok menjadi Koperasi. Izin koperasi keluar sejak tanggal 25 Agustus 2010 lalu. Made Darpa kini depercaya anggota sebagai ketuak operasi.

“Kami sudah hidup bersama dalam waktu yang lama. Satu sama lain saling membantu. Kalau ada yang kesulitan, pasti yang lain tidak akan tinggal diam.

Waktu masih dalam kelompok dulu, kami juga saling bantu memasarkankan. Pokoknya jangan sampai ada anggota kelompok yang mendapatkan banyak pemasukan dan anggota yang tidak dapat apa-apa. Yang seimbang sajalah,”ujar Darpa. Berangkat dari kebiasaan dalam meningkatkan kesejahteraan itulah, transformasi kelompok menjadi koperasi dipandang sebagai konsep yang sangat pas.Keuntungan yang paling dirasakan adalah pembagian sisa hasil usaha (SHU) setiap akhir tahun kepada setiap anggota berdasarkan nilai partisipasi.

Hasil SHU itu tentu saja berkat kerjakeras mereka dalam mengelola koperasi secara profesional.Tidak saja menjadi tempat untukmenaruh modal, tapi juga mengembangkan usaha secara massif. Bentuknya dengan meningkatkan sarana transportasi yang ada.Selain jukung yang dimiliki oleh masing-masing anggota, kini koperasi telah memiliki 3 speed boad yang masing-masing memiliki kapasitas maksimal 20 penumpang. Setiap boat dibeli dengan hargaRp 500 juta.

Upaya koperasi dalam memaksimalkan pelayanan membuahkan hasil.

Kawasan Sanur dapat dikatakan sebagai daerah wisata yang paling berhasil menata keseimbangan di Bali. Tidak saja dari aspek bisnis dan ekologis (perhatikan tata ruangnya yang apik dan selaras), tapi juga kemandirian ekonomi komunitas yang tinggal di kawasan itu.Cukup banyak komunitas yang berdaya dalam menyelenggarakan usaha.Salah satunya kelompok nelayan yang bertransformasi menjadi koperasi berikut ini.

Setiap bulan koperasi melayani permintaan sewarata-rata 10 – 12 kali. Sekalisewa, dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore dipatokhargaRp 2,5 juta. Dengandemikian, pemasukan kotor koperasi dari jasa sewa boat sajamen capai Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per bulan.Selainitu, koperasi juga menjual jasa wisata bahari lain seperti, selancar angin, jet ski, banana boat, glass bottom boat dan lain-lain.

Dari pengembangan modal untuk berusaha di bisnis transportasi dan wisata bahari itu, para anggota koperasi mendapatkan manfaat yang besar.

Modal yang berasal dari iuran mereka berkembang dengan pesat dan memberikan hasil yang dapat dibagi di akhir tahun, selain pendapatan dari penyewaan jukung masing-masing anggota yang dapat menutup kebutuhan harian dan bulanan. Pun, tidak berhenti disitusaja.

Pengurus dan anggota koperasi juga mendukung pengembangan bisnis usaha kecil dengan melibatkan kaum perempuan, istri tukang jukung. Caranya dengan menjalankan usaha simpan-pinjam untuk membuat usaha seperti warung makan, kios souvenir, pakaian, dan aneka kebutuhan wisatawan yang bertandang ke Pantai Sanur.

“Kebetulan sekarang ini kami belum memiliki lahan sendiri. Nanti kalau sudah ada tempat yang memadai, bila disetujui anggota, kami punya angan-angan untuk membuat toko yang menyediakan kebutuhan anggota.Lahan kantor saat inimerupakan pinjaman dari Desa Adat. Kami tidak membayar, sebab setiap minggu seluruh anggota koperasi bahu-membahu melaksanakan gotongroyong membersihkan pantai,” ungkapDarpa.

Perjalanan sebagai koperasi memang baru setahun. Made Darpa dan anggota koperasi lainnya menyadari, masih banyak yang harus mereka pelajari. Juga, masih banyak peluang yang mungkin mereka kembangkan. Pun begitu, pengalaman sebagai kelompok sudah berjalan selama 44 tahun. Merekapun ya banyak pengalaman tentang kebersamaan dankerja-kerja kolektif. Itu yang dirasakan oleh mereka sebagai modal utama yang sangat penting.Mereka percaya, kebersamaan itu sebagai aset yang akan memudahkan langkah mereka berikutnya. Sekaligus, menjadi sumber kebahagiaan karena mereka berhasil membuktikan, kebersamaan dapat menyejahterakan hidup mereka, secara bersama-sama. Luar biasa!

Page 24: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 146 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 47

high-t ech indexcommunit ye nte rp ri s e

Baru saja Pentax mengeluarkan produk terbaru di range SLR kameranya,. Bagi pecinta SLR Pentax produk ini sudah sangat

ditunggu-tunggu, bagaikan “pucul dicinta ulam tiba” setelah versi terakhirnya versi K7.

Dengan harga yang berikisar 12juta-an dengan kit lens 18-55mm dan tidal lebih dare 11juta-an untuk “body only”, kamera ini bisa dibilang murah banget, terlebih ketika kita lihat spesifikasinya.

Pentax K5 memiliki konstruksi yang sama dengan Pentax K7 (DSLR pentax keluaran sebelumnya). DSLR ini cocok untuk dipakai di belahan dunia manapun, karena memiliki “77 weather seals” tersebar di seluruh body untuk melindunginya dari debu, hujan, salju, dan suhu dingin sampai dengan -10 derajat Celcius. Body terbuat dari magnesium alloy ringan, dengan chassis kaku baja stainless sebagai dasarnya. fitur Utama lainnya adalah 3-axis Shake Reduction (kompatibel dengan semua lensa), lalu memiliki sistem ultrasonic Dust Removal II yang membuang debu2 ringan di sensor, kemudian SAFOX IX + autofocus system diperbaiki sama dengan Pentax Medium format 645D yang memiliki kecepatan Auto Focus sangat baik, dan lensa KAF2 Pentax mount, yang mendukung Pentax’s Supersonic-Drive-Motor (SDM)

Pentax K5 - Digital Pro CameraUntuk Segala Cuaca

Page 25: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 148 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 49

af terh our af terh our

BEKEN LEWAT YOUTUBEBieber VS Briptu Norman

Briptu Norman nama yang sedang fenomenal dijagat hiburan Indonesia, apalagi kalo bukan karena tingkah kocaknya yang lip sync lagu India Caiyya-Caiyya yang

diambil dari film berjudul Dil Se. Video yang bedurasi 6 menit 30 detik yang diunggah lewat youtube, video yang diberi judul “Polisi Gorontalo Menggila” itu dibuat untuk menghibur temannya ketika sedang tugas di pos jaga Brimob Polda Gorontalo. Awalnya Briptu Norman yang bernama lengkap Briptu Norman Kamaru ini mau dijatuhkan sanksi, namun kuatnya dukungan dari masyarakat membuat sanksi akhirnya berubah menjadi sanksi menyanyi didepan teman-temannya.

Setelah video tersebut tersebar luas, Indonesia tiba-tiba dilanda demam lagu India. Tak urung Briptu Norman diundang berbagai stasiun TV untuk serangkain acara. Beberapa label juga mengincar Briptu Norman. Dalam sekejap Briptu norman yang lahir pada 27 November 1985 ini menjadi terkenal.

Briptu Norman adalah anak dari pasangan Idris Kamaru dengan Halimah Martinus merupakan anak bungsu dari 9 bersaudara, kesehariannya Briptu Norman memang kocak. “kalau ada acara keluarga, ia yang paling lucu dan menghibur diantara saudara lainnya” kata Kaima Kamaru, 34, kakak perempuan Briptu Norman.

Selain lip sync ternyata Briptu Norman memang punya suara yang bagus dan kepiawaian dalam bergoyang India, sehingga dia langsung mendapatkan tawaran rekaman, meski dia di Jakarta hanya dalam hitungan hari saja. Akhirnya Briptu Norman menjadi seorang artis dadakan. Dunia pendidikanpun ikut memberikan apresiasi kepada Briptu Norman, dia mendapat hadiah beasiswa program S-1 Jurusan Hukum dan sebuah sepeda motor dari Universitas Bung Karno karena telah dianggap berjuang memberikan pencitraan baik kepolisian.

Apa yang dirasakan Briptu Norman sekarang, telah dirasakan pula oleh Sinta-Jojo dan Udin. Semuanya tiba-tiba terkenal setelah mengunggah video lip sync masing-masing ke youtube. Bagaimanapun masyarakat memang butuh hiburan yang segar dan baru untuk melengkapi perkembangan industri hiburan Indonesia.

Siapa yang tak kenal Justin Bieber, ABG yang lahir di strartford, Ontario, Kanada pada 01 Maret 1994 ini adalah penyanyi R & B muda yang multi talenta. Justin

yang bernama lengkap Justin Drew Bieber ini menjadi buah bibir di Amerika Serikat pada tahun 2009. Justin ditemukan oleh Scooter Braun melalui video kompetisi menyanyi lokal Stratford Star dan dipublikasikan di youtube oleh Ibu Justin.

Scooter Braun seorang agen pencari bakat melihat video ini dan memutuskan untuk mempertemukan Justin dengan Usher untuk audisi. Single pertamanya berjudul One Time (2009) menduduki peringkat 30 besar di lebih dari 10 negara. Album pertamanya My World menerima penghargaan platinum dan menjadi penyanyi pertama yang memiliki tujuh lagu dari album pertama, yang seluruhnya mendapat peringkat di Billboard Hot 100.

Kepopuleran Justin Bieber tak pelak menimbulkan Demam Bieber dikalangan remaja dunia. Baru-baru ini, Justin Bieber menyelenggarakan konser di Sentul International Convention Center. Tak tanggung-tanggung sebanyak 10.000 lebih orang memenuhi konsernya padahal harga tiket tidaklah murah. Untuk kelas tribun II tiket dipatok seharga Rp. 500.000, tribune I Rp. 750.000 dan kelas festival seharga 1 juta Rupiah.

Justin Bieber memang layak diidolakan, selain mampu bernyanyi, Justin Bieber juga mampu memainkan Keyboards, Piano, Gitar, drum dan terompet. Apalagi menyaksikan wajah imutnya yang bisa menghipnotis ribuan penggemarnya yang disebut Beliber, lengkaplah kepiawaiannya.

Page 26: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 150 - Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 1 51

s neakpeek

Oleh Elly Ten

Film drama komedi romantis yang menceritakan seorang pemandu wisata, bernama Georgia yang diperankan oleh Nia Vardalos. Penulis dan

sekaligus pemeran film My Big fat Greek Wedding. Kalau dilihat dari arti judulnya, “Hidupku didalam reruntuhan”, sepertinya kok ironis banget ya?!?

Menceritakan mengenai kehidupan Georgia yang tidak mendapatkan pekerjaan sebagai dosen sejarah Yunani klasik di universitas, jadi dia menerima pekerjaan sebagai pemandu wisata. Harus bekerja enam hari dalam seminggu, dan dibayar murah oleh bos nya, yang selalu mengeluhkan bahwa dia tidak memiliki KEFI, yang merupakan kata yunani, berarti passion, joy, spirit. Georgia selalu mendapatkan perlakukan

tidak adil dari bosnya, yang selalu menganaktirikan dia, daripada rekannya Nico, yang diperankan Alainstair Mc Gowan.

Dia mendapatkan fasilitas yang buruk dalam perjalanan wisata. Tapi untungnya dalam perjalanan wisata ini, ia memiliki dukungan dari sopir bus pengganti di menit terakhir, yang bernama Poupi Kakas, yang diperankan oleh Alexis Georgoulis, sopir bis ini benar-benar peduli padaanya dan di dalam perjalanan ini dia bertemu dengan salah satu wisatawan yang bernama Irv, yang diperankan oleh Richard Dreyfuss, seorang duda berduka yang mengalami visi mendiang istrinya (Rita Wilson), seorang yang bijaksana seperti bertahun-tahun, mengeluarkan suatu saran baik untuk Georgia, mengajarkan dia untuk menerima diri sendiri dan mencoba menikmati hidup apa adanya.

Ada banyak adegan lucu disana, banyak tingkah laku dari para wisatawan asing disana, seperti: keluarga Inggris yang angkuh, berbagai perilaku jelek turis dari amerika, dua orang janda yang bercerai asal spanyol, dan pasangan ramah dari australia. Dimana masing-masing mereka pada akhirnya

belajar untuk saling memahami satu sama lain. Diawal dari banyak hal yang buruk tapi diakhiri dengan yang baik. Banyak pelajaran sejarah Yunani yang sedikit diulas disini, dan juga kehidupan yang bisa kita ambil di sana. Tambahan apabila anda menyukai bangunan bersejarah, anda pasti akan sangat menikmatinya

Walaupun film ini tidak diterima dengan baik oleh beberapa kritikus besar dan telah jauh dari keberhasilan box office Yunani My Big Fat Wedding, tapi tetap menarik untuk direkomendasikan kepada siapapun yang tertarik untuk menonton kisah romantis. Film ini berlatar belakang bangunan reruntuhan Yunani Kuno, seperti Athena, Olymphia, Akropolis, Delphi. Dan siapa yang tahu, setelah melihat film ini, mungkin anda akan terinspirasi untuk menemukan “KEFI”

Page 27: M&I magz ed 17

- Vo l . 1 7 M a y - J u n 2 0 1 152