mola hidatidosa

30
Mola Hidatidosa 2.3.2 Identifikasi Masalah 1. Ny. Siti Zaleha, berusia 30 tahun, merasa hamil 16 minggu dengan G4P2A1, datang ke poliklinik kebidanan pada tanggal 20 februari 2013 dengan keluhan perdarahan pervaginam sedikit-sedikit tetapi tidak merasa sakit sudah lebih kurang 3 minggu. 2. Hamil sekarang ini, os merasa lebih banyak mual dan muntah. HPHT 31 Oktober 2012. 3. Os pernah ke Bidan, lalu disuntik untuk menghentikan perdarahan tetapi tetap saja perdarahan keluar sedikit-sedikit. Karena perdarahan yang tidak berhenti, os memeriksakan diri ke Poliklinik Kebidananan. Suaminya bekerja sebagai tukang becak dengan penghasilan pas-pasan. 4. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum : baik, kesadaran: compos mentis Tanda vital : N:80x/menit, TD:110/70mmHg, RR:20x/menit, T:36,8°C 5. Pemeriksaan Khusus: Kepala: Konjungtiva pucat, anemis Thoraks: dalam batas normal, aerola mammae hiperpigmentasi (+/+) Abdomen: lemas, sakit tekan (-), linea gravidarum (+) Ekstremitas: edema (-) 6. Pemeriksaan Obstetri: PL:TFU: sepusat - His (-), perut lemas, sakit tekan (-) - Belum teraba janin Inspekulo: - Di lipat paha terdapat tinea cruris - Potio: livide - Fluxus (+) sedikit-sedikit, keluar dari OUE 1

Upload: gaya11

Post on 17-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

nj

TRANSCRIPT

Mola Hidatidosa2.3.2 Identifikasi Masalah1. Ny. Siti Zaleha, berusia 30 tahun, merasa hamil 16 minggu dengan G4P2A1, datang ke poliklinik kebidanan pada tanggal 20 februari 2013 dengan keluhan perdarahan pervaginam sedikit-sedikit tetapi tidak merasa sakit sudah lebih kurang 3 minggu.2. Hamil sekarang ini, os merasa lebih banyak mual dan muntah. HPHT 31 Oktober 2012.3. Os pernah ke Bidan, lalu disuntik untuk menghentikan perdarahan tetapi tetap saja perdarahan keluar sedikit-sedikit. Karena perdarahan yang tidak berhenti, os memeriksakan diri ke Poliklinik Kebidananan. Suaminya bekerja sebagai tukang becak dengan penghasilan pas-pasan.4. Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : baik, kesadaran: compos mentis

Tanda vital : N:80x/menit, TD:110/70mmHg, RR:20x/menit, T:36,8C5. Pemeriksaan Khusus:

Kepala: Konjungtiva pucat, anemis

Thoraks: dalam batas normal, aerola mammae hiperpigmentasi (+/+)

Abdomen: lemas, sakit tekan (-), linea gravidarum (+)

Ekstremitas: edema (-)

6. Pemeriksaan Obstetri:

PL:TFU: sepusat

His (-), perut lemas, sakit tekan (-)

Belum teraba janin

Inspekulo:

Di lipat paha terdapat tinea cruris

Potio: livide

Fluxus (+) sedikit-sedikit, keluar dari OUE

Polip. Trauma vagina (-)

PD (Toucher):

Potio: lunak

OUE tertutup

Corpus uteri: sebesar kehamilan 24 minggu

7. Pemeriksaan Laboratorium :

Darah rutin: Hb:9,8 mg/dl, Trombosit: 250.000/ml, Leukosit: 6000 mg/dl

8. Pemeriksaan penunjang:

USG : tampak gambaran seperti sarang tawon tidak terdapat janin.

Titer HCG : 1/400 (+)

2.3.3 Analisis Masalah1 Ny. Siti Zaleha, berusia 30 tahun, merasa hamil 16 minggu dengan G4P2A1, datang ke poliklinik kebidanan pada tanggal 20 februari 2013 dengan keluhan perdarahan pervaginam sedikit-sedikit tetapi tidak merasa sakit sudah lebih kurang 3 minggu.a. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita?b. Bagaimana proses fertilisasi?

Penembusan korona radiata (FASE 1) ---- Penebusan zona pelusida (FASE II) ---- Fusi Oosit dan membrane sel sperma (FASE III) ---- Pembelahan -----Implantasi di endometrium

Tahap I : Penembusan Korona Radiata

Dari 300 jt sperma yang keluar saat ejakulasi dan masuk ke saluran kelamin wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Serta hanya 1 yang dioerlukan untuk pembuahan. Spetma yang lainnya berfungsi membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet

Tahap II : Penembusan Zona Pelusida

Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Penembusan dilakukan oleh pelepasan enzim-enzim akrosom (ada dikepala sperma).

Tahap III : Penyatuan Oosit dan membran sel sperma

Segera setelah spermatozoa menyentuh membran oosit, kesua selaput plasma sel tersebut menyatu. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplesma oosit, tetapi selaput plasma tertinggal di permukaan oosit.

Segera setelah speratozoa memasuki Oosit, sel telur merespon dengan cara :

Reaksi kotikal dan zona. Dimana zona pelusida merubah struktur dan komposisinya untuk mencegah penabatan penetrasi sperma. Sehingga terjadinya pilispermi dapat dicegah.

Melanjutkan pembelahan meiosis kedua setelah spermatozoa masuk

Penggiatan metabolik sel telur. Faktor penggiat dibawa oleh spermatozoa, penggoatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan seluler dan molekuler yang berhubungan awal embriogenesis

Hasil utama pebuahan :

Pengebalian menjadi kromosom yang diploid lagi (46 kromosom) 23 dari ayah 23 dari ibu. Oleh kerena otu zigot mengandung kombinasi kromosom baru yang berbeda dari kedua orang tuanya.

Penentuan jenis kelamin. Klo spermatozoa yang membuahi ovum X maka menghasilkan mudigah genetik wanita kalo Y pria

Dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan, Oosit biasanya akan berdegenerasi 24 ja setelah ovulasi.

Tingkat Pebelahan

Blaskomer ------Morula ----- Blastokista

Blastomer

Pembelahan tingkat 2,4,dan 8 sel terjadi dalam waktu 30-40 jam setelah pebuahan

Morula

Pebelahan tingkat 12 dan 16 sel terjadi dalam waktu 3 hari setelah pembelahan. Orula terdiri dari masa sel dalam dan masa sel luar. Masa sel dalam akan membentuk jaringan embrio sedangkan masa sel luar akan membentuk tropoblas dan plasenta

Blastokista

Pembelahan tingkat lanjut dimana zona pelusida sudah menghilang,sel masa luar atau tropoblas menipis dan membentuk dinding epitel blastokista. Sel masa dalam sekarang disebut embrioblas. Ulai hari ke 6 blastokista mulai tertanam di dinding endometrium, hari ke 8-9 udah setengahnya dan hari ke 11-12 udah tertanam semua. Hari ke 13 luka-luka endometrium akibat masuknya blastokista ulai tertutup oleh endapan fibrin dan epitel permukaan.

Rahim pada saat impiantasi

Dinding rahim terdiri atas 3 lapisan :

a) Endometrium (Selaput lendir yang melapisi ddg bagian dalam)

b) Miometrium (Lapisan tebal otot polos)

c) Perimetrium (Peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar).Pada saat impiantasi selaput lendir rahim sedang brada pada fase sekretorik. Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menadi berkelok kelok dan jaringan ini mengandung banyka cairan. Sebagai akibatnya, dapat dimenali 3 lapisan yang terpisah pada endometrium :

a) Lapisan Kompakta (pada permukaan)

b) Lapisan Spongiosa (di tengah)

c) Lapisan Dasar (tipis)

c. Apa penyebab Enrico belum bisa bicara? Minimnya perbendaharaan kata yang bisa disebabkan sekunder akibat trauma, suatu gangguan neurologis

Kerusakan serebral, keterlambatan maturasi dalam perkembangan serebral

Faktor genetik

Retardasi mental

Masalah pendengaran

Disfungsi otak, area wernicke

Masalah mengikuti arahan/instruksi

Kesulitan dalam pengucapan

Keterlambatan keterampilan merangkai kata (Delayed acquisition of phrasing skills)

Mengalami gangguan austistik

d. Apa makna Enrico belum bisa bicara?Makna keluhan diatas menandakan bahwa Enrico mengalami gangguan kualitatif dalam hal komunikasi dimana enrico tidak dapat mengkomunikasikan gagasan atau pikirannya kepada orang lain. c. Bagaimana proses perkembangan janin?NoHari KePerkembangannya

1.Minggu Ke 2

Hari ke 8 Blastokista mulai tertanam sebagian

Terbentuk embrioblas dari lapisan epiblas dan hipoblas

Sel lapisan mudigah membentuk cakram bilaminer

Di antara epiblas dan sitotropoblas terbentuk rongga (amnion)

2.Hari ke 9 Blastokista lebih dalam tertanam

Luka bekas penembusan ditutup oleh endapan fibrin

Sel-sel sitotropoblas membelah dan migrasi ke sinsitiotropoblas dan kemudian menyatu

Terbentuk rongga eksoselom (kantung kuning primitive)

Tropoblas membentuk lacuna

3.Hari ke 10 -11 Blastokista tertanam seluruhnya di stroma endometrium

4.Hari ke 12 Sel-sel sinsitio tropoblas menembus ke dalam stroma endometrium dan merusak pembuluh darah ibu

Terjadi penyumbatan dan pelebaran pembuluh darah ibu yang disebut sinusoid

Lakuna (embrio) berhubungan dengan sinusoid ibu darah ibu masuk ke system lacuna dan terjadilah sirkulasi utero plasenta

5.Hari ke 13 Luka penembusan blastokista ke dinding endometrium sembuh

Sel-sel sinsitiotropoblas yang berploriferasi menembus ke sinsitiotropoblas membentuk silinder-silinder sel yang disebut vili

Hipoblas menghasilkan sel yang bermigrasi ke selaput eksoselom, kemudian sel tersebut berplosiferasi membentuk kantung kuning telur sekunder

Selama pembentukannya rongga eksoselom terjepit mambentuk kista endometrium

Terbentuk tali pusat

6Hari ke 14-16 Terjadi peristiwa gastrulasi, yaitu proses pembentukan 3 lapisan germinal pada embrio yaitu lapisan endoderm, mesoderm, dan ectoderm. Dimulai dengan pembentukan garis sederhana

7.Hari 17-18 Sel epiblas berpindah mengikuti alur arah garis primitive untuk membentuk mesoderm dan endoderm intraembrional

8.Hari 19 Pembentukan system saraf pusat

9.Hari ke 20 21 Pembentukan somit

10.Hari ke 22 Terbentuk lipatn saraf dan terlihat 7 buah somit pada kedua sisi tuba neuralis

11.Hari ke 23 Terbentuk penonjolan pericardium pada kedua sisi kepala mudigah

12.Hari ke 24 - 25 Terbentuk vili primer, sekunder, tersier

Vili primer memiliki inti mesenkim, yaitu tempat munculnya pembuluh-pembuluh darah kecil

Lapisan ectoderm membentuk organ/struktur yang memelihara dengan dunia luar, co/ SSP, SST, Epiter sensorik telinga, hidung, mata, rambut, kelenjar hipofisis, Kelenjar mammae, Kelenjar keringat, email gigi DLL

Lapisan mesoderem terdiri dari paraaksal, intermediet, dan lempeng lateral

Paraaksial membentuk somiter yang membentuk mesenkim kepala

Lapisan mesoderm yang lain membentuk jaringan penunjang tubuh seperti miotom (jaringan otot), Skleton (jaringan tulang), Dermaton (jaringan sub Kutan kulit), dan system pembuluh jantung, nadi, balik, dan pembuluh limfe

Jaringan endoderm membentuk saluran pencernaan, pernapasan, kandung kemih, parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati, pancreas, dLL

13Hari 26 -27 Tampak kuncup-kuncup tungkai atas

Terbentuk lekung-lekung pharyx

Tampak tonjolan jantung

14.Hari 28 - 30 Terbantuk lekung visceral keempat

Tampak kuncup tungkai bawah

Muncul gelembung telinga

Muncyl lempeng lensa (bakal calon mata)

15.Hari 31-35 Tungkai bawah terbantuk seperti daun

Terbentuk lubang hidung

Embrio berbentuk seperti huruf C

16.Hari 36-42 Mulai tampak gambaran jari-jari tangan

Mulai tampak gambaran lempeng kaki

Mulai tampak gambaran gelembung-gelembung otak

Mulai tampak gambaran Daun telinga luar

Terjadi Herniasi umbilicus (penonjolan di daerah umbilicus abdomen)

17.Hari 43 - 49 Tampak pigmentasi retina

Jari-jari mulai memisah

Putting susu dan kelopak mata mulai terbentuk

Kedua mata perlahan bergerak ke depan dan hidung mulai terbentuk

18.Hari 50 - 56 Tungkai memanjang dan membengkok di siku dan lutut

Jari-jari tangan kaki sudah bebas

Wajah lebih menyerupai manusia

Ekor sudah hilang

Herniasi ada smpai bulan ke 3

Pada minggu ke 3-8 ini disebut proses organogenesisi yaitu proses pembentukan organ dan system organ pada janin

19,Masa Janin,

Bulan ke 3 sampai dengan akhir kehidupan janin Pada masa janin ini terjadi penyempurnaan jaringan dan organ dan pertumbuhan tubuh

20.Bulan ke 3 Wajah makin menyerupai manusia

Mata yang tadinya menghadap ke lateral, bergeser menjadi di permukaan ventral wajah

Telinga mendekati letak definitifnya di samping kepala

Alat genitalia eksterna berkembang dab sudah dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan

21.Bulan ke 4 5 Janin memanjang dengan cepat kurang lebih panjangnya setengah panjang total bayi baru lahir

22.Bulan ke 7 Janin memperoleh kontur yang membulat karena ada jaringan lemak dibawah kulit

23.Bulan ke 9 Kepala telah mendapatkan ukuran-ukuran lingkar terbesar pada semua bagian tubuh

24.9 bulan 10 hari Bayi lahir, dengan

Berat badan normal 3000-3400 gr

Panjang kepala tumit 50 cm

Panjang kepala bokong 36 cm

Ciri-ciri seksnya udah jelas sekali, pada banyi laki-laki testis udah turun ke skrotum

d. Apa penyebab dari perdarahan pervaginam?Mola hidatidosa:

1. Faktor ovum: spermatozoa memasuki ovum yang telah kehilangan nukleusnya atau dua serum memasuki ovum tersebut sehingga akan terjadi kelainan atau gangguan dalam pembuahan.

2. Keadaan social ekonomi yang rendah: dalam masa kehamilan keperluan zat-zat gizi meningkat, hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan social ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya.

3. Parietas tinggi: ibu multipara cenderung berisiko terjadi kehamilan mola hidatidosa karena trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetic yang dapat diidentifikasikan dan pengguaan stimulant durasi seperti klomifen atau menotropiris (pergonal).

4. Kekurangan protein: protein adalah zat untuk membangun jaringan-jaringan bagian tubuh sehubungan dengan dengan pertumbuhan fetus, pertumbuhan uterus, dan payudara ibu, keperluan akan zat protein pada waktu hamil sangat meningkat. Apabila kekurangan protein dalam makanan mengakibatkan bayi akan lebih kecil dari normal.

5. Infeksi: adanya infeksi dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan fetus.

6. Usia: Faktor risiko kejadian mola hidatidosa adalah remaja dan wanita yang berusia 36-40 tahun memiliki risiko dua kali lipat dan mereka yang berusia lebih dari 40 tahun hampir 10 kali lipat.

7. Riwayat kehamilan mola: terdapat peningkatan risiko substansial untuk penyakit mola hidatidosa rekuren.fertilisasi sebuah telur yang intinya telah hilang atau tidak aktif (Mola menyerupai setangkai buah anggur putih) ( Vesikel-vesikel hidropik (berisi cairan) bertumbuh dengan cepat ( rahim menjadi lebih besar dari usia kehamilan yang seharusnya ( Biasanya mola tidak mengandung janin, plasenta, membran amniotik atau air ketuban ( Darah maternal tidak memiliki plasenta( perdarahan ke dalam rongga rahim dan timbul perdarahan melalui vagina

molahidatidosa(ovum yang sudah atropi, sosial ekonomi yang rendah (kekurangan gizi) (hasil pembuahan dimana embrionya mati pada umur 3-5 minggu (pembuluh darah vili tidak berfungsi(penimbunan cairan di dalam jaringan chorialis( perdarahan

e. Apa dampak dari perdarahan pervaginam lebih kurang 3 minggu?Dampak perdarahan pervaginam:

Anemia, shock, kematian

Peradangan( Karena banyak mengeluarkan darah maka daya tahun tubuh menurun dan mikroorganisme masuk sehingga dapat menimbulakan infeksif. Apa makna os mengalami perdarahan pervaginam tetapi tidak merasa sakit?Fertilisasi/konsepsi (ovum dan sperma)(zigote(morula(blastula (nidasi/implantasi di uterus)( embrio dan tropoblast(proliferasi dari villi choriales pada tropoblast( pembuluh darah di villi choriales tidak berfungsi(embrio tidak mendapat nutrisi dan oksigen serta terjadinya penimbunan cairan di dalam jaringan masenkim villi yang menyerupai gambaran seperti sarang tawon (degenerasi hidrofik/edematosa pada villi) ( embrio mati dan mola hidatidosa ( Jaringan mola (molar tissue) berpisah dari deciduas graviditalis, menyebabkan perdarahan sedikit-sedikit (bercak) atau banyak(perdarahan hebat) melalui vagina.

g. Apa saja klasifikasi dari perdarahan pervaginam?h. Bagaimana hubungan antara kasus dengan status G4P2A1?-gravida 4 : hamil ke 4

-partus2 : kelahiran 2 kali

-abortus1 : aborsi 1x

Berdasarkan etio mola hidatidosa : defisiensi protein dan paritas tinggi (ibu multipara cenderung beresiko karena trauma kelahiran/penyimpangan transmisi secara genetic

Paritas : keadaan wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang bisa hidup

Sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya mola hidatidosa, karena prevalensi mola hidatidosa meningkat pada pasien yang pernah mengalami abortus1. Hamil sekarang ini, os merasa lebih banyak mual dan muntah. HPHT 31 Oktober 2012.a. Apa penyebab mual muntah pada kasus?- mual dan muntah yang hebat. Ini diakibatkan peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (HCG).

-pembesaran uterus abnormal ( distensi abdomen

-perubahan hormonal pada bumil

Faktor risiko untuk hiperemesis gravidarum adalah :

1. Kehamilan sebelumnya dengan hiperemesis gravidarum

a. Berat badan tinggi

b. Kehamilan multiple (kembar)

c. Penyakit trofoblastik

d. Nuliparitas

2. Merokok berhubungan dengan risiko yang lebih rendah untuk hiperemesis gravidarum

b. Bagaimana cara menghitung usia kehamilan dan taksiran persalinan pada kasus?.Untuk dapat menghitung usia kehamilan berdasarkan HPHT hanya dapat dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30 hari). Untuk taksiran usia kehamilan berdasar HPHT dapat menggunakan rumus Neagele, selain dapat menghitung usia kehamilan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.cara menghitung usia kehamilan:

MingguHari

31 oktober 201201

November42

Desember43

Januari43

20 februari 201326

14 minggu15 hari

Usia kehamilan ny. Siti = 16 minggu + 1 hariHPHT: 31 oktober 2012

Taksiran kelahiran:

(Hari HT+7) (bulan HT-3) (tahun HT+1)

31+7 = 38 = 31 + 7

10-3 = 7 + 1 = 8

2012 +1 = 2013

Taksiran kelahiran/partus: 7-8-2013

2. Os pernah ke Bidan, lalu disuntik untuk menghentikan perdarahan tetapi tetap saja perdarahan keluar sedikit-sedikit. Karena perdarahan yang tidak berhenti, os memeriksakan diri ke Poliklinik Kebidananan. Suaminya bekerja sebagai tukang becak dengan penghasilan pas-pasan.a. Mengapa perdarahan tidak berhenti padahal sudah disuntik untuk menghentikan perdarahan oleh bidan?Karena tidak menghentkan penyebab perdarahan yang terjadi pada kasus yaitu mola tidahidosa

b. Bagaimana hubungan sosial ekonomi dengan keluhan os pada kasus?Keadaan social ekonomi yang rendah sehingga ibu tidak mendapatkan nutrisi yang secukupnya merupakan faktor resiko terjadinya mola hydatidosa4. Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : baik, kesadaran: compos mentis

Tanda vital : N:80x/menit, TD:110/70mmHg, RR:20x/menit, T:36,8C

Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik?Normal

5. Pemeriksaan Khusus:

Kepala: Konjungtiva pucat, anemis

Thoraks: dalam batas normal, aerola mammae hiperpigmentasi (+/+)

Abdomen: lemas, sakit tekan (-), linea gravidarum (+)

Ekstremitas: edema (-)

Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan khusus? (10,11,1)

Kepala: konjungtiva pucat, anemis

Anemia: terjadi karena adanya perdarahan pervaginam yang sedikit-sedikit.

Thoraks: areola mammae hiperpigmentasi (+/+)

Areola mammae hiperpigmentasi : Pigmentasi kulitPengaruh hormon kortikosteroid plasenta

abdomen : lemas, linea gravidarum (+)

Abdomen lemas: abnormal: karena terjadinya penimbunan cairan di dalam jaringan masenkim villi choriales dan tidak berisi janin.

Dan juga disebabkan oleh pertumbuhan trofoblas yang berlebihan (excessive trophoblastic growth) dan darah yang tertahan (retained blood).6. Pemeriksaan Obstetri:

PL:

TFU: sepusat

His (-), perut lemas, sakit tekan (-)

Belum teraba janin

Inspekulo:

Di lipat paha terdapat tinea cruris

Potio: livide

Fluxus (+) sedikit-sedikit, keluar dari OUE

Polip. Trauma vagina (-)

PD (Toucher):

Potio: lunak

OUE tertutup

Corpus uteri: sebesar kehamilan 24 minggua. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan obstetri PL?TFU: sepusat : disebabkan oleh pertumbuhan trofoblas yang berlebihan (excessive trophoblastic growth) dan darah yang tertahan (retained blood).Abnormal:

16-18 minggu : di tengah, antara simfisis pubis dan umbilicus

Memantau tumbuh kembang janin (nilai normal)

Usia kehamilanTinggi fundus

Dalam cmMenggunakan penunjuk-penunjuk badan

12 minggu-Teraba diatas simpisis pubis

16 minggu-Di tengah, antara simpisis pubis dan umbilicus

20 minggu20 cm (lebih kurang 2 cm)Pada umbilicus

22-27 mingguUsia kehamilan dalam minggu= cm (lebih kurang 2 cm)-

28 minggu28 cm (lebih kurang 2 cm)Di tengah, antara umbilicus dan prosesus sifoideus

29-35 mingguUsia kehamilan dalam minggu = cm (lebih kurang 2 cm)-

36 minggu36 cm (lebih kurang 2 cm)Pada prosesus sifoideus

Abdomen lemas: abnormal: karena terjadinya penimbunan cairan di dalam jaringan masenkim villi choriales dan tidak berisi janin. Dan juga disebabkan oleh pertumbuhan trofoblas yang berlebihan (excessive trophoblastic growth) dan darah yang tertahan (retained blood).b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan obstetri inspekulo?

Portio:livide : warna selaput lendir vulva dan vagina terlihat menjadi ungu karena hipervaskularisasi

Fluxus(+) sedikit-sedikit, keluar dari OUE : Jaringan mola (molar tissue) berpisah dari deciduas graviditalis, menyebabkan perdarahan sedikit-sedikit (bercak) atau banyak(perdarahan hebat) yang keluar dari ostium uteri ekstrena melalui vagina.c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan obstetri PL?

Portio : Lunak

Menandakan wanita tersebut sedang hamil. Karena adanya vaskularisasi

Corpus uteri: sebesar kehamilan 24 minggu

Menandakan abnormalitas karena keadaannya tidak sesuai dengan waktu kehamilan

Karena terjadinya penimbunan cairan di dalam jaringan masenkim villi choriales dan tidak berisi janin. Dan juga disebabkan oleh pertumbuhan trofoblas yang berlebihan (excessive trophoblastic growth) dan darah yang tertahan (retained blood).

7. Pemeriksaan Laboratorium :

Darah rutin: Hb:9,8 mg/dl, Trombosit: 250.000/ml, Leukosit: 6000 mg/dlBagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium? Darah rutin : Hb : 9,8 mg/dl (menurun, 11,4-15) 8. Status Pemeriksaan penunjang:

USG : tampak gambaran seperti sarang tawon tidak terdapat janin.

Titer HCG : 1/400 (+)Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan penunjang?USG: abnormal : Fertilisasi/konsepsi (ovum dan sperma)(zigote(morula(blastula (nidasi/implantasi di uterus)( embrio dan tropoblast(proliferasi dari villi choriales pada tropoblast( pembuluh darah di villi choriales tidak berfungsi(embrio tidak mendapat nutrisi dan oksigen serta terjadinya penimbunan cairan di dalam jaringan masenkim villi yang menyerupai gambaran seperti sarang tawon (degenerasi hidrofik/edematosa pada villi) ( embrio mati (tidak terdapat janin) dan mola hidatidosa komplet

Titer HCG : 1/400 (+): terdapat titer betha hCG saat dilakukan pemeriksaan Semi Kwantitatif (dengan titer / dengan titrasi)9. Bagaimana cara menegakkan diagnosis1. Klinis

a. Berdasarkan anamnesis

b. Pemeriksaan fisik

Inspeksi : muka dan kadang-kadang badan kelihatan kekuningan yang

disebut muka mola (mola face)Palpasi :

- Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek

- Tidak teraba bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakan janin.

Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung janin

Pemeriksaan dalam :

- Memastikan besarnya uterus

- Uterus terasa lembek

- Terdapat perdarahan dalam kanalis servikalis

10. Apa saja kemungkinan penyakit pada kasus ini ?

Janin besar, Gemelli, Hidramnion, Hidrosefalus, Makrosefalus, hamil dengan mioma, hamil dengan kistoma.11. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan

Jawab :

Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan radiologis satau rontgen Tidak telihat gambaran tulang janin/ kerangka tulang ( pada kehamilan 3 4 bulan ). Yang terlihat justru gambaran mirip sarang lebah ( honeycomb ) atau gambran mirip badai salju ( snow storm ). b. .Pemeriksaan ultrasonografi ( USG ) Merupakan pemeriksaan standar untuk mengidentifikasi kehamilan mola. Ditemukan gambaran mirip badai salju ( snow storm ) yang mengidentifikasi villi khoriales yang hidrofik dan tidak adanya gambaran yang menunjukka denyut jantung janin. Bila ditegakkna diagnosis mola hidatidosa, maka pemeriksaan rontgen paru harus dilakukan untuk melihat penyebara ke paru paru, karena paru paru merupakan tempat metastasi pertama bagi PTG ( Penyakit Trofoblas Ganas ). c. Pemeriksaan Laboratorium Kadar HCG cenderung meningkatan dan bertambah kuat ( lebih tinggi( dari kadar kehamilan normal ) terutama pada TM 1. Hemoglobin, hematokrit, eritosit menurun. Anemia merupakan komplikasi( yang sering terjadi disertai dengan kecenderungan terjadinya koagulopati, sehingga pemeriksaan darah lengkap dan test koagulasi dilakukan. Pemeriksaan urine positif ( + ).(peningkatan kadar -hCG pendarahan vaginalPada pemeriksaan mikroskopi, ada proliferasi trophoblastic tanpa adanya villi hydropic. Pada mola parsial dapat ditemukan bagian-bagian dari fetus.12. Apa kemungkinan diagnosis pasti pada kasus ini?

Mola hidatidosa

13. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?

Medika mentosa

a. Perdarahan yang hebat dapat menyebabkan syok, bila tidak segera ditangani dapat berakibat fatal. b. Perdarahan yang berulang ulang dapat menyebabkan anemia. c. Infeksi sekunder d. Perforasi karena tindakan dan keganasan. e. Dapat menjadi karsinoma.

1. Evakuasi

a. Perbaiki keadaan umum.

b. - Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap

- Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12 jam

kemudian dilakukan kuret.

c. Memberikan obat-obatan Antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan

umum penderita.

d. 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke dua untuk

membersihkan sisa-sisa jaringan.

e. Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari 30

tahun, Paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi

pusat atau lebih.

2. Pengawasan Lanjutan

- Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai kontrasepsi oral

pil.

- Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun :

Setiap minggu pada Triwulan pertama

Setiap 2 minggu pada Triwulan kedua

Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya

Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.

- Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan :

a. Gejala Klinis : Keadaan umum, perdarahan

b. Pemeriksaan dalam :

- Keadaan Serviks

- Uterus bertambah kecil atau tidak

c. Laboratorium

Reaksi biologis dan imunologis :

- 1x seminggu sampai hasil negatif

- 1x2 minggu selama Triwulan selanjutnya

- 1x sebulan dalam 6 bulan selanjutnya

- 1x3 bulan selama tahun berikutnya

- Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya keganasan

3. Sitostatika Profilaksis

Metoreksat 3x 5mg selama 5 hari

14. Apa saja komplikasi dari kasus ini jika tidak ditangani secara komperhensip?- Perdarahan yang hebat sampai syok

- Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia

- Infeksi sekunder

- Perforasi karena tindakan atau keganasan

15. Bagaimana peluang sembuh pada kasus ini ?

16. Bagaimana Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini ?

Tingkat kemampuan 2 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: peneriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.

17. Bagaimana Pandangan Islam terhadap kasus ini ?QS. Al-Mukmin : 67

Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).Kerangka Konsep

Hamil anggur sebenarnya bukan seperti buah anggur yang kenyal dan bulat merata. Hamil anggur (Mola Hidatidosa) berbentuk bulat tidak merata (ada yang kecil dan besar) dan berisi cairan putih sehingga pada USG didapatkan gambaran seperti sarang tawon atau badai salju. DD pada tinggi fundus uteri dengan kehamilan yaitu : Janin besar, Gemelli, Hidramnion, Hidrosefalus, Makrosefalus, hamil dengan mioma, hamil dengan kistoma.

Memantau tumbuh kembang janin di tinjau dari tinggi fundus uteri (nilai normal)

Usia kehamilanTinggi fundus

Dalam cmMenggunakan penunjuk-penunjuk badan

12 minggu-Teraba diatas simpisis pubis

16 minggu-Di tengah, antara simpisis pubis dan umbilicus

20 minggu20 cm (lebih kurang 2 cm)Pada umbilicus

22-27 mingguUsia kehamilan dalam minggu= cm (lebih kurang 2 cm)-

28 minggu28 cm (lebih kurang 2 cm)Di tengah, antara umbilicus dan prosesus sifoideus

29-35 mingguUsia kehamilan dalam minggu = cm (lebih kurang 2 cm)-

36 minggu36 cm (lebih kurang 2 cm)Pada prosesus sifoideus

Timbulnya perdarahan pada pasien Mola Hidatidosa:

*) Fertilisasi sebuah telur yang intinya telah hilang atau tidak aktif (Mola menyerupai setangkai buah anggur putih) ( Vesikel-vesikel hidropik (berisi cairan) bertumbuh dengan cepat ( rahim menjadi lebih besar dari usia kehamilan yang seharusnya ( Biasanya mola tidak mengandung janin, plasenta, membran amniotik atau air ketuban ( Darah maternal tidak memiliki plasenta( perdarahan ke dalam rongga rahim dan timbul perdarahan melalui vagina.*) Molahidatidosa(ovum yang sudah atropi, sosial ekonomi yang rendah (kekurangan gizi) (hasil pembuahan dimana embrionya mati pada umur 3-5 minggu (pembuluh darah vili tidak berfungsi(penimbunan cairan di dalam jaringan chorialis( perdarahanPrognosis ada 3, yaitu : baik, dubia (ad bonam, ad malam), dan jelekPrognosis dubia harus disertakan ad bonam ataupun ad malam yang berarti mengarah ke baik (dubia ad bonam) dan mengarah ke buruk/jelek (dubia ad malam)Faktor Predisposisi :

Asia

Defek pada ovum

Multi para

Faktor penyebab :

Kurang asupan protein, asam folat dan - caroten

Ovum tanpa materi genetik dibuahi oleh sperma

Vili berdegenerasi dan diisi oleh cairan

Avaskular pada vili

Tidak terbentuk janin

Poliferasi trofoblast

Terus menerus

Tidak terlihat janin (USG)

Tidak teraba janin (PL)

TFU sepusat

Peningkatan kadar HCG

Nausea dan vomitus yang lebih banyak

Peningkatan progesterone

Penurunan kontraksi pada dinding uterus

Pemisahan vesikel dari dinding uterus

Perdarahan pada vagina tidak merasa sakit

Mola Hidatidosa komplit

13