presentasi mola hidatidosa
DESCRIPTION
Mola hidatidosaTRANSCRIPT
PENGERTIAN:MH adl suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan berupa degenerasi hidrofik.
MOLA HIDATIDOSA
Secara makroskopik, : berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.
Komplikasi dan Penyulit Kehamilan Trimester I dan II
Mikroskopik Jaringan Mola
Hidatidosa
Gelembung Mola (Sejumlah vili chorialis
memiliki pajang sekitar 3 cm)
Epidemiologi Di AS : 1 kasus dari 1200
kehamilan. Di Indonesia : 1 kasus dari 100
kehamilan. Kematian terbanyak oleh karena
MH yang berkembang menjadi ganas (koriokarsinoma).
Klasifikasi Mola Hidatidosa
Uterus dengan Gelembung-gelembung mola
Ibu hamil anggur (mola hidatidosa) dengan uterus dengan Gelembung-
gelembung mola
Gelembung-gelembung mola
Molahidatidosa parsialMola invasif
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Faktor predisposisnya antara lain : - Faktor ovum (ovum patologik sehingga mati, terlambat dikeluarkan). - Sosioekonomi rendah. - Paritas tinggi. - Kekurangan protein. - infeksi virus dan - Faktor kromosomyang belum jelas.
Penyebab belum diketahui secara pasti
Tanda dan Gejala
Diagnosis
Adanya mola hidatidosa harus dicurigai bila ada perempuan dengan amenora, perdarahan pervaginam, gejala kehamilan yang berlebihan, uterus yang lebih besar dari tuanya kehamilan dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti balotemen, teraba kerangka janin dan detak jantung anak. Untuk memperkuat diagnosis :•pemeriksaan kadar hCG dalam darah atau urin,(HCG me↑)•USG, menunjukkan gambaran yang khas, badai salju (snow flake pattern) atau gambaran seperti sarang lebah (honey comb).
Diagnosis yang paling tepat bila telah keluarnya gelembung mola. Namun, bila kita menunggu sampai gelembung mola keluar biasanya sudah terlambat karena pengeluaran gelembung umunya disertai perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien menurun. Terbaik ialah bila dapat mendiagnosis mola sebelum keluar.
• Pada TM I gambaran tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri.
• Pada TM II gambaran lebih spesifik. Kavum uteri berisi masa ekogenik bercampur bagian-bagian anekoik vesicular berdiameter antara 5-10 mm. Gambaran tersebut dapat dibayangkan seperti gambaran sarang lebah (honey comb) atau badai salju (snow storm).
Hasil USG Kasus Mola Hidatidosa
Komplikasi
• preeklampsia (eklampsia)• tirotoksikosis.• emboli sel trofoblas ke paru-paru →emboli
paru-paru akut → kematian .• Kasus mola dengan kista lutein• Mola hidatidosa memiliki resiko tinggi
untuk terjadi keganasan (koriokarsinoma).
Hasil Rotgen Paru-paru menunjukkan satu sisi dengan bayangan seperti badai salju
(snow strom) atau menunjukkan emboli
trofoblastik
Koriokarsinoma
Penanganan mola hidatidosa dapat terdiri atas 4 tahap :
1. Perbaikan keadaan umum•transfusi darah : memperbaiki syok atau anemia & menghilangkan / mengurangi penyulit seperti preeklampsia atau tirotoksikosis. •waktu mengeluarkan mola dengan kuratage didahului pemasangan infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dlm 500 ml RL ,40-60 tetes /menit) , sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan.
2. Pengeluaran jaringan mola (dilihat dari usia penderita dan paritas)•(kuratage/vakum kuratage)•Histerektomi (bila umur tua & paritas ↑)3. Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)
Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas, perlu diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) Methotraxate (MTX) atau Actinomycin D( perlu perawatan dan pengawasan di RS)4. Pemeriksaan tindak lanjutTes hCG harus mencapai nilai N 8 minggu setelah evakuasi.(pengawasan 1 tahun) , Untuk tidak mengacaukan pemeriksaan selama periode ini pasien dianjurkan untuk tidak hamil dulu
Pemeriksaan yang dilakukan pada pengawasan post-mola hidatidosa adalah:
1. Melakukan PD dengan pedoman “Trias Acosta Sison : HBSE”, yaitu :•History : Post-mola hidatidosa•Post-abortus : Postpartum•Bleeding : Terjadi perdarahan berkelanjutan•Softness : Perlunakan rahim•Enlargement : Pembesaran rahim2. Pemeriksaan hormone. 3. Pemeriksaan foto toraks. 4. Mencari metastase
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Nyeri 2. Kekurangan volume cairan.3. Resti infeksi4. cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Dx 1 : nyeri • Tentukan sifat, lokasi
dan durasi nyeri.• Berikan lingkungan
yg tenang untuk mengalihkan rasa nyeri klien.
• Kaji stress psikologi klien.
• Kolaborasi untuk tindakan curatage bila diindikasikan.
Intervensi
• Dx 2 : kekurangan volume cairan.
• Evaluasi , laporkan dan catat jumlah serta sifat kehilangan darah.
• Kaji TTV klien.• Pantau aktivitas
uterus dan adanya nyeri tekan abdomen.
Intervensi
• Dx 3 : Resti Infeksi.
• Catat suhu dan warna darah pervaginam.
• Kolaborasi pemberian antibiotik secara parenteral
Intervensi
• Dx 4 : cemas .• Diskusikan situasi
dan pemahaman klien.
• Pantau respon verbal dan non verbal klien.
• Dengarkan masalah klien.
• Jelaskan prosedur diagnostik.
Intervensi