mola hidatidosa
TRANSCRIPT
Sinopsis, 7 Maret 2000 IDA FARIDA, II B
MOLA HIDATIDOSA
Definisi dan Insidensi
Mola hidatidosa adalah suatu penyakit yang tergolong dalam penyakit trofoblas gestasional, merupakan kehamilan abnormal dengan tidak ditemukannya hasil konsepsi hanya gelembung dan jaringan saja.Di Indonesia insidensi sekitar 1:77. Di AS dan Eropa berkisar antara 1:1200 sampai 1:2000 kehamilan.Kemungkinan untuk terjadinya mola hidatidosa makin besar pada umur 35 tahun ke atas dan < 20 th (23,8% dan 17,6%). Paritas terbanyak adalah 4 (58,2%).
Klasifikasi
Terdapat 2 bentuk yang berbeda : mola hidatidosa komplit dan parsialis yang dapat dibedakan baik secara gross, histopatologis maupun sitogenetik.
Tabel 1. Gambaran mola hidatidosa komplit dan parsialis (Berkowitz & Goldstein, 1988)
Komplit Parsialis Jaringan janin/ embrio tidak ada ada Edema villi difus fokalHiperplasia trofoblas difus fokal Inklusi stroma tidak ada ada Lekukan vilosa tidak ada ada Kariotipe 46 XX (90%) triploid (90%) 46 XY tetraploidNeoplasma trofoblastik 20% 5%
MH Komplit
Berasal dari fertilisasi ovum yang materi genetik maternalnya hilang/inaktif. Bentuk genetik paling sering adalah triploid 46 XX, berupa hasil fertilisasi sperma 23 X dengan ovum kosong yang kemudian membelah diri (homozigot).Risiko terjadinya keganasan adalah 15-20%. Meningkat 2x pada usia > 35 tahun dan 7,5 kali pada usia > 40 tahun. Insiden 1:1945 kehamilan.
Gejala dan tanda
Sinopsis, 7 Maret 2000 IDA FARIDA, II B
- Perdarahan pervaginam (97%)- Uterus > usia gestasi (50%)- Preeklamsia (27%)- Hiperemesis gravidarum (25%), terutama bila uterus sangat besar dan peningkatan
nyata titer hCG.- Hipertiroid (7%) takikardia, kulit hangat, tremor, disertai peningkatan T4 dan T3.- Emboli trofoblas (2%) nyeri dada, sesak dan takikardia (distres pernafasan)
selama & setelah evakuasi.- Kista teka lutein (. 6 cm pada 50% penderita MH, akibat hCG hiperstimulasi
ovarium), setelah evakuasi regresi spontan.Setelah evakuasi mempunyai potensi invasif fokal dalam uterus 15% & metastasis 4 %.Invasi lokal terjadi pada 31% risiko tinggi dan 3,4% pada risiko rendah. Metastasis 8,8% pada risiko tinggi dan 0,6% risiko rendah.
MH Parsialis
Insiden 1:695 kehamilan. Kebanyakan triploid (90%): 2 kromosom paternal + 1 maternal (pembuahan 1 ovum normal oleh 2 sperma). Kemungkinan keganasan 5%.G/ klinik tak khas abortus inkomplit/ missed abortion. D/ pasti setelah pem histopatologi.
Diagnosis1. Uterus tumbuh lebih cepat dari usi kehamilan2. Tidak terdapat tanda-tanda janin di dalam uterus (ballotement, gerak janin, kerangka
janin, DJJ) 3. Perdarahan4. Kadar hCG >>>5. USG: gambaran badai salju
Penatalaksanaan- Usia lanjut, anak cukup histerektomi- Masih ingin anak suction curettage + oksitosin drip kuret tumpul.- 7-10 hari kuret ulangan- Thorax foto untuk menentukan metastasis- Follow up kadar hCG : tiap minggu sampai (-) 3 minggu, selanjutnya tiap bulan
selama 6 bulan sampai (-). Pemeriksaan toraks foto tiap bulan.- Penderita diberi pil KB dengan maksud :
1. Mencegah kehamilan baru2. Menekan pembentukan LH o/ hipofisis
Jika 3 minggu berturut-turut hCG masih (+), tidak turun atau naik histerektomi/kemoterapi (MTX/Dactinomycin/kombinasi)
Sinopsis, 7 Maret 2000 IDA FARIDA, II B
Daftar Pustaka
1. Berek AS, Adashi EY, Hillard PA. Novak’s Gynecology. 20 th ed, Wiliams & Wilkins, Baltimore, 1996.
2. Wiknjosastro, Hanifa dkk, 1997, Ilmu Kebidanan, edisi ketiga, cetakan keempat, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.