modul_ajar_2.4

11
NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014 1 Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami kegunaan Energi Spesifik. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah membaca modul dan menyelesailkan contoh soal, mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan energi spesifik untuk menentukan aliran kritis, super kritis, dan sub kritis. Di dalam praktek aliran saluran terbuka tidak selalu merupakan aliran seragam dengan kedalaman normal. Apabila dilihat lebih mendalam lagi maka akan tampak bahwa aliran tidak seragam banyak terjadi dan ini akan dijelaskan dalam bab 3, namun sebelum itu diperlukan penjelasan mengenai suatu konsep penting yaitu energi spesifik (specfic energy). Untuk menjelaskan konsep tersebut perlu dilihat sket definisi seperti pada Gb.2.8 sebagai berikut: Datum d A cos θ z A Penampang A A 2 1 i w i o O d A d g V 2 2 A i w Gambar 2.8. Tinggi energi dilihat pada suatu penampang memanjang saluran terbuka berubah lambat laun Bagian-bagian dari geometri penampang aliran yang ditunjukkan pada gambar tersebut diatas adalah : Penampang aliran, yaitu: potongan melintang yang tegak lurus pada arah aliran. Kedalaman penampang aliran d (depth of flow section), yaitu: kedalaman aliran diukur tegak lurus arah aliran. Kedalam aliran y (depth of flow), yaitu: jarak vertical dari titik terendah dari penampang saluran sampai ke permukaan air. Apabila kemiringan dasar saluran mempunyai sudut sebesar 0 terhadap bidang horizontal, maka hubungan antara kedalaman aliran y dan kedalaman penampang aliran d dapat dinyatakan dalam suatu persamaan sebagai berikut: Untuk sudut kecil sekali maka y = d . Taraf/duga air (stage), yaitu: elevasi dari permukaan air diukur dari satu bidang persamaan tertentu (datum). cos d y (2.11) Misalnya ada suatu aliran saluran terbuka dengan penampang memanjang seperti pada Gb.2.8 tersebut diatas dimana kemiringan dasar saluran (i 0 ) tidak sama dengan kemiringan permukaan air (i w ) dan tidak sama pula dengan kemiringan garis energi (i f ) atau dengan perkataan lain dasar saluran, garis tekanan dan garis energi tidak sejajar satu sama lain ( i 0 i w i f ), serta mempunyai kemiringan () besar.

Upload: hrtno-yuri-seehan

Post on 15-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hidraulika

TRANSCRIPT

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    1

    Tujuan Pembelajaran Umum

    Setelah membaca modul mahasiswa memahami

    kegunaan Energi Spesifik.

    Tujuan Pembelajaran Khusus

    Setelah membaca modul dan menyelesailkan

    contoh soal, mahasiswa mampu menjelaskan

    penggunaan energi spesifik untuk menentukan

    aliran kritis, super kritis, dan sub kritis.

    Di dalam praktek aliran saluran terbuka tidak

    selalu merupakan aliran seragam dengan

    kedalaman normal. Apabila dilihat lebih

    mendalam lagi maka akan tampak bahwa

    aliran tidak seragam banyak terjadi dan ini

    akan dijelaskan dalam bab 3, namun

    sebelum itu diperlukan penjelasan mengenai

    suatu konsep penting yaitu energi spesifik

    (specfic energy).

    Untuk menjelaskan konsep tersebut perlu dilihat sket definisi seperti pada Gb.2.8

    sebagai berikut:

    Datum

    dA cos

    zA

    Penampang A

    A

    2

    1

    iw

    io

    O

    dA

    d

    g

    V

    2

    2 A

    iw

    Gambar 2.8. Tinggi energi dilihat pada suatu

    penampang memanjang saluran terbuka berubah

    lambat laun

    Bagian-bagian dari geometri penampang aliran

    yang ditunjukkan pada gambar tersebut diatas

    adalah :

    Penampang aliran, yaitu: potongan melintang yang tegak lurus pada arah aliran.

    Kedalaman penampang aliran d (depth of flow section), yaitu: kedalaman aliran diukur tegak

    lurus arah aliran.

    Kedalam aliran y (depth of flow), yaitu: jarak vertical dari titik terendah dari penampang

    saluran sampai ke permukaan air.

    Apabila kemiringan dasar saluran mempunyai sudut sebesar 0 terhadap bidang horizontal,

    maka hubungan antara kedalaman aliran y dan

    kedalaman penampang aliran d dapat dinyatakan

    dalam suatu persamaan sebagai berikut:

    Untuk sudut kecil sekali maka y = d .

    Taraf/duga air (stage), yaitu: elevasi dari permukaan air diukur dari satu bidang

    persamaan tertentu (datum).

    cos

    dy (2.11)

    Misalnya ada suatu aliran saluran terbuka dengan

    penampang memanjang seperti pada Gb.2.8

    tersebut diatas dimana kemiringan dasar saluran

    (i0) tidak sama dengan kemiringan permukaan air

    (iw) dan tidak sama pula dengan kemiringan garis

    energi (if) atau dengan perkataan lain dasar

    saluran, garis tekanan dan garis energi tidak

    sejajar satu sama lain

    ( i0 iw if ), serta mempunyai kemiringan () besar.

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    2

    Apabila pada aliran

    tersebut diambil

    suatu penampang O

    dimana didalamnya

    terdapat suatu titik A

    pada suatu garis arus

    dari aliran tersebut,

    g

    VdAzH AA

    2cos

    2

    (2.12)

    maka tinggi energi

    (total head) pada

    penampang tersebut

    dapat dinyatakan

    sebagai berikut:

    H = Tinggi energi diukur dari datum

    (ft atau m)

    zA = Tinggi titik A diatas datum

    (ft atau m)

    dA = Kedalaman titik A diukur dari

    permukaan air (ft atau m)

    = Sudut kemiringan dasar saluran

    VA2/2g = Tinggi kecepatan dari arus

    yang melalui titik A (m)

    Dimana:

    Pada dasarnya untuk setiap garis arus yang

    berada di dalam suatu penampang akan

    mempunyai tinggi kecepatan yang berbeda-

    beda; hal ini disebabkan oleh besarnya

    kecepatan yang berbeda beda, atau dapat dikatakan bahwa pembagian kecepatan tidak

    seragam.

    Seperti yang telah dijelaskan di dalam sub-bab

    sebelumnya bahwa dalam hal pembagian

    kecepatan tidak seragam maka besarnya tinggi

    energi untuk suatu penampang harus diberi

    koreksi sebesar (koefisien energi). Dengan demikian maka tinggi energi pada suatu

    penampang adalah:

    g

    VadzH

    2cos

    2

    Menurut hukum ketetapan

    energi, tinggi energi

    pada penampang hulu

    (penampang 1) sama

    dengan tinggi energi

    pada penampang hilir

    (penampang 2)

    ditambah kehilangan

    energi yang terjadi di

    sepanjang aliran. Hal ini

    dapat dilihat pada

    Gb.2.9.

    (2.13)

    Gambar 2.9. Tinggi energi pada dua penampang dari

    aliran saluran terbuka berubah lambat laun

    Datum

    hf

    z2

    1 2

    z1

    d1 cos

    E.G.L H.G.L

    g

    V

    .

    . 2

    2

    a

    a

    d2 cos

    g

    V

    .

    . 2

    1

    a

    a

    Menurut hukum ketetapan energi, tinggi

    energi pada penampang hulu

    (penampang 1) sama dengan tinggi

    energi pada penampang hilir

    ditambah dengan kehilangan energi

    disepanjang aliran (hf). Dengan

    demikian persamaan energi antara

    dua penampang tersebut dapat

    dinyatakan sebagai berikut:

    fhg

    Vdz

    g

    Vdz

    2cos

    2cos

    2

    2222

    2

    1111 aa (2.14)

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    3

    Pers.(2.14) adalah persamaan energi untuk aliran

    parallel berubah lambat laun dengan kemiringan

    besar. Untuk aliran parallel berubah lambat laun

    dengan kemiringan kecil,

    d cos = y, sehingga Pers.(2.14) dapat diubah menjadi:

    fhg

    Vyz

    g

    Vyz

    22

    2

    2222

    2

    1111 aa (2.15)

    Energi spesifik pada suatu

    penampang saluran dinyatakan

    sebagai energi tiap satuan berat

    diukur dari dasar saluran.

    Jadi apabila harga z = 0 dimasukkan

    ke dalam Per.2.15 maka dapat

    dinyatakan persamaan sebagai

    berikut:

    g

    VdE

    2cos

    2

    a (2.16)

    Untuk aliran dengan kemiringan d cos = y

    dan a = 1 (kecepatan dianggap sama dengan

    kecepatan rata-rata), Pers. 2.16 berubah

    menjadi:

    g

    VyE

    2

    2

    (2.17)

    Dimana:

    E = energi spesifik ( ft atau m)

    d = kedalaman penampang aliran

    (ft atau m)

    y = kedalaman aliran (ft atau m)

    a = koefisien energi (tanpa satuan)

    = sudut kemiringan dasar saluran (derajat)

    Kemudian karena V =Q/A, maka Pers.2.17

    dapat diubah menjadi: 2

    2

    2gA

    QyE

    (2.18)

    Untuk suatu harga Q tetap, dan untuk luas penampang A yang juga merupakan fungsi dari y, maka energi spesifik E hanya merupakan fungsi dari y saja, atau apabila dinyatakan dalam suatu persamaan adalah sebagai berikut :

    yfE (2.19)

    Dengan demikian untuk suatu penampang saluran tertentu dan suatu debit yang diketahui dapat digambar suatu lengkung hubungan antara energi spesifik E dan kedalaman aliran y seperti tampak pada Gb.2.10.

    Gambar 2.10. Lengkung (kurva) energi spesifik

    y

    y1 yc

    y2 y

    T

    dy dA

    B

    B

    B

    c

    c P1

    c

    Debit = Q Q > Q

    Q < Q

    Penampang saluran

    A A A

    E

    Daerah aliran sub kritis

    Daerah aliran superkritis

    Dari kurva energi seperti tampak pada Gb.2.10

    diatas dapat diketahui bahwa satu kurva untuk

    suatu debit tertentu (Q) terdiri dari 2(dua)

    lengkung yaitu lengkung AC dan lengkung CB

    yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Lengkung AC ke arah kanan bawah mendekati sumbu horizontal di tak ber-hingga, hal ini dapat

    dilihat dari persamaan energi spesifik:

    2

    2

    2gA

    QyE

    02

    02

    g

    QE

    ; apabila kedalaman aliran y = 0 ,

    maka

    ; (tak berhingga)

    Dalam hal ini sumbu E merupakan asymptot dari

    lengkung.

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    4

    Lengkung CB ke arah kanan atas mendekati garis yang membentuk sudut 450 terhadap

    sumbu horizontal atau vertical . Hal ini juga

    dapat dilihat dari persamaan energi spesifik :

    2

    2

    2gA

    QyE

    2

    2

    2gA

    Qyy 0

    2 2

    2

    gA

    Q

    ; apabila kedalaman air y = E (garis

    OD) maka :

    atau , ini berarti y=

    Untuk kemiringan dasar saluran besar garis OD tidak membentuk sudut 450 dengan sumbu horizontal, hal ini dapat ditunjukkan dengan penjelasan sebagai berikut:

    2

    22

    2cos

    2cos

    gA

    Qd

    g

    VdE

    cosdE

    Untuk y menuju tak berhingga maka :

    Dari

    persamaan

    energi

    spesifik:

    Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa apabila

    sudut kecil sekali atau mendekati nol, maka E = d , berarti garis OD membentuk sudut sebesar = tan-1 atau

    = 450 terhadap sumbu horizontal (sumbu E). untuk sudut besar, cos kurang

    dari satu (< 1); dengan demikian maka E < d , dan

    sudut > 450.

    Dari kurva energi spesifik tersebut dapat dilihat pula bahwa:

    (a) Untuk satu harga E akan terdapat dua kemungkinan harga y yaitu: kedalaman air rendah /duga rendah (y1) dan kedalaman air tinggi/duga tinggi (y2), tetapi tidak terjadi bersama-sama. Oleh karena itu kedalaman y2 disebut kedalaman alternatif (alternate depth) dari kedalaman y1.

    (b) Untuk harga E minimum harga y dapat dicari

    dengan cara sebagai berikut:

    22

    2

    2

    22

    Ag

    Qy

    gA

    QyE

    dy

    dA

    gA

    Q

    dy

    dE3

    2

    221

    Dari elemen geometri diketahui bahwa dA/dy = T

    (lebar permukaan air), sehingga persamaan

    tersebut diatas menjadi :

    DgA

    Q

    A

    T

    gA

    Q

    dy

    dE2

    2

    2

    2

    12

    21

    Harga E minimum dicapai apabila ,

    dengan demikian maka:

    12

    2

    DgA

    Q

    0dy

    dE

    012

    2

    DgA

    Q

    (2.20) 12

    gD

    Vatau

    atau

    gD

    V2

    adalah bilangan Froude

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    5

    Apabila bilangan Froude (FR) sama dengan satu maka aliran merupakan aliran kritis dan kedalaman aliran merupakan

    kedalaman kritis (critical depth = yc)

    Dari Pers.(2.20) dapat dinyatakan bahwa:

    22

    2 D

    g

    V (2.21)

    Pers.(2.21) tersebut di atas menunjukkan salah satu

    criteria aliran kritis yaitu tinggi kecepatan sama

    dengan setengah dari kedalaman hydraulik.

    Kemudian, untuk harga koefisien energi 1, dan kemiringan dasar saluran mempunyai sudut

    besar maka Pers.(2.22) menjadi:

    2

    cos

    2

    2 a D

    g

    V

    acosgD

    VFR

    dan angka Froude menjadi :

    (2.23)

    (2.22)

    Seperti dijelaskan pada Gb.2.16 bahwa untuk

    satu harga E terdapat dua kemungkinan

    kedalaman air y yaitu y1 < yc dan y2 > yc ,

    sedangkan pada kondisi y = yc aliran adalah aliran

    kritis. c

    cR

    gD

    V

    gD

    VF

    Untuk kedalaman aliran y < yc, maka luas

    penampang A < Ac dan menurut Hukum

    kontinuitas kecepatan aliran V > Vc. Dengan

    demikian maka Angka Froude

    Karena

    c

    c

    gD

    V

    = 1 maka FR > 1, berarti aliran

    adalah aliran superkritis.

    Sebaliknya untuk kedalaman aliran y > yc maka

    FR < 1 , yang berarti aliran adalah aliran

    subkritis.

    Perubahan aliran dari subkritis ke superkritis

    atau sebaliknya sering terjadi.

    Apabila keadaan tersebut terjadi pada jarak yang

    pendek maka aliran dapat dikatakan berubah dengan cepat yang

    dikenal dengan gejala lokal (local phenomena).

    Perubahan tersebut dapat

    berupa air terjun (water drop) atau

    loncatan air (hydraulic jump).

    yc y0

    E

    y E

    Emin

    Q

    Penggunaan kurva energi spesifik untuk air terjun dan loncatan air dapat dilihat pada contoh

    sebagai berikut:

    Gambar 2.11. Suatu air terjun diinterpertasikan dengan menggunakan kurva energi spesifik

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    6

    Gambar 2.12. Suatu loncatan air diinterpertasikan dengan

    menggunakan lengkung energi spesifik

    E

    y

    y2 E

    y1

    E2 E1

    Contoh Soal 2.3 :

    Suatu saluran mempunyai penampang persegi empat dengan lebar = 6,00 m;

    (a)Gambar sekumpulan lengkung/kurva energi spesifik untuk debit aliran sebesar Q1 = 5,60 m

    3/s , Q2 = 8,40 m

    3/s , Q3 = 11,20 m3/s.

    (b)Dari kumpulan kurva tersebut gambar garis yang menghubungkan titik-titik tempat kedudukan kedalaman kritis.

    (c)Tunjukkan persamaan dari garis tersebut yang merupakan hubungan antara kedalaman kritis (yc) dan energi spesifik E { E = f (yc)}.

    (d)Buat kurva perbandingan antara yc dan Q

    (e)Buat kurva tidak berdimensi hubungan antara y/yc dan E/yc

    B

    y

    Gambar 2.13.

    Penampang

    saluran berbentuk

    persegi empat

    mym

    my

    T

    AD

    2

    6

    6

    (a)Luas penampang : A = B.y = 6 . y m2

    Lebar permukaan air : T = B = 6 m

    Kedalaman hidraulik :

    Dengan menggunaan persamaan energi spesifik :

    dapat dihitung besarnya E untuk setiap harga y yang dapat dibuat dalam tabel sebagai berikut:

    y (m)

    A (m)

    Q= 5,60 m3/s Q=8,40 m3/s Q=11,2 m3/s

    V(m/s) E (m) V(m/s) E(m) V(m/s) E(m)

    0,10 0,20 0,30

    0,60 1,20 1,80

    9,33 4,67 3,11

    4,54 1,31 0,79

    g

    VyE

    2

    2

    Tabel 2.1. Perhitungan harga V dan E contoh soal 2.3

    Lanjutkan perhitungan dengan mengisi tabel tersebut sampai y = 1,50 m

    Lanjutkan perhitungan dalam tabel 2.1 kemudian plot pada kertas milimeter untuk mendapat sekumpulan kurva hubungan antara y dan E untuk setiap harga Q.

    Lanjutkan sendiri penyelesaian sebagai latihan.

    Dari tabel tersebut gambar hubungan antara y dan

    E pada kertas millimeter sehingga menghasilkan

    tiga kurva hubungan antara y dan E.

    Dari gambar tersebut cari titik-titik yang

    menunjukkan kedalaman kritis, kemudian

    hubungkan titik-titik tersebut dan cari persamaan

    garis hubungan tersebut.

    (b) Dari kurva tersebut

    dapat ditentukan

    besarnya yc untuk setiap

    harga Q dari setiap titik

    dimana E minimum.

    Hubungan titik-titik

    tersebut akan

    membentuk garis lurus.

    (c) Untuk saluran

    berpenampang persegi

    empat berlaku E = 1,5 yc

    maka garis tersebut

    membentuk sudut

    = tan-1 3/2 = 56,3o

    terhadap absis.

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    7

    (d) Kurva hubungan antara hc dan Qc dibuat dari

    jawaban a), dengan hasil seperti Gb. 2.14.

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0,7

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Q (m3/det)

    yc (

    m)

    Gambar 2.14. Rating Curve

    Kurva pada Gb. 2.14 tersebut disebut rating curve yang biasanya digunakan pada penampang pengukuran debit.

    2

    2

    2gy

    qyE

    22

    2 ccc yyg

    q

    y

    y

    y

    E

    (e) Kurva tidak berdimensi dapat digambar dengan

    terlebih dulu melakukan perhitungan dengan

    menggunakan persamaan sebagai berikut :

    dan

    apabila

    dan E

    y

    E

    c

    yy

    y

    c

    Gambar 2.15. Kurva hubungan antara y/yc dan E/yc untuk

    saluran berpenampang persegi empat (tak berdimensi)

    maka dengan menggunakan tabel 2.1 dapat dibuat

    tabel hubungan antara y dan E seperti pada Gb. 2.15.

    B = 6 m

    y 1

    z z = 2

    y

    Contoh Soal 2.4 :

    Suatu saluran berpenampang trapesium seperti pada gambar berikut ini mengalirkan air sebesar

    Q m3/det.

    Gambar 2.16. Suatu penampang saluran berbentuk trapesium

    (a) Gambar sekumpulan kurva energi spesifik

    (pada satu kertas millimeter) untuk debit aliran

    sebesar:

    Q1= 0 ; Q2 = 1,35 m3/s ; Q3 = 2,70 m

    3/s ;

    Q4= 5,40 m3/s ; Q5= 8,10 m

    3/s ;

    Q6 =10,80 m3/s .

    (b) Gambar tempat kedudukan titik-titik kedalaman

    kritis dari kurva tersebut. Tentukan persamaan

    garis/tempat kedudukan tersebut (E=f(yc)).

    (c) Dari sekumpulan kurva tersebut pada soal (a)

    gambar suatu kurva (lengkung) hubungan

    antara kedalaman kritis dan debit aliran

    (yc vs Q).

    (d) Gambar (plot) sekumpulan kurva hubungan

    antara kedalaman alternatif y1 vs y2 dari

    sekumpulan kurva pada soal (a).y2y1

    Q

    yc

    Tentukan persamaan

    lengkung tersebut

    y2

    y1

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    8

    Gambar 2.17.

    Penampang trapesium

    A = (B + zy)y

    A = (6 + 2y)y ..(1)

    B = 6 m

    y 1 z

    z = 2 y

    2

    22

    22 Ag

    Qy

    g

    VyE

    (a) Dengan menggunakan dua persamaan tersebut diatas dapat dihitung harga E untuk setiap harga y seperti pada tabel 2.2 sebagai berikut :

    (2)

    Tabel 2.2. Perhitungan harga E contoh soal 2.4

    Y (m)

    A A2 E (m) untuk setiap Q (m3/det)

    (m2) (m2) Q1 = 0 Q2 = 1,35 Q3 = 2,70 Q4 = 5,40 Q5 = 8,10 Q6 = 10,80

    0,00 0,00

    0,10 0,62 0,38 0,10 0,34 1,05 3,89 8,63 15,27

    0,15 0,95 0,89 0,15 0,25 0,56 1,78 3,82 6,68

    0,20 1,28 1,64 0,20 0,26 0,42 1,09 2,20 3,76

    0,25 1,63 2,64 0,25 0,28 0,39 0,80 1,49 2,46

    0,30 1,98 3,92 0,30 0,32 0,39 0,67 1,14 1,79

    0,35 2,35 5,50 0,35 0,37 0,42 0,62 0,95 1,41

    0,40 2,72 7,40 0,40 0,41 0,45 0,60 0,84 1,19

    0,50 3,50 12,25 0,50 0,51 0,53 0,62 0,77 0,98

    0,60 4,32 18,66 0,60 0,60 0,62 0,68 0,78 0,91

    0,70 5,18 26,83 0,70 0,70 0,71 0,75 0,82 0,92

    0,80 6,08 36,97 0,80 0,80 0,81 0,84 0,89 0,96

    0,90 7,02 49,28 0,90 0,90 0,91 0,93 0,97 1,02

    1,00 8,00 64,00 1,00 1,00 1,01 1,02 1,05 1,09

    1,10 9,02 81,36 1,10 1,10 1,10 1,12 1,14 1,17

    1,20 10,08 101,61 1,20 1,20 1,20 1,21 1,23 1,26

    1,30 11,18 124,99 1,30 1,30 1,30 1,31 1,33 1,35

    1,40 12,32 151,78 1,40 1,40 1,40 1,41 1,42 1,44

    1,5 13,50 182,25 1,50 1,50 1,50 1,51 1,52 1,53

    Hasil perhitungan tersebut diplot (digambar) pada suatu kertas milimeter atau kertas apa saja asal diperhatikan bahwa absisnya adalah E dan ordinatnya adalah y. Karena satuan dari y dan E sama yaitu meter (m) maka skala sumbu E dan sumbu y harus sama, agar diperoleh sekumpulan kurva yang dapat digunakan untuk perhitungan berikutnya. Gambar 2.18 menunjukkan hasil ploting tersebut.

    (b) Pada soal ini diminta untuk menggambar tempat kedudukan dari titik-titik dengan kedalaman kritis pada sekumpulan lengkung E vs y soal (a).

    Pada gambar soal (a) dicari titik dimana E

    minimum, titik-titik tersebut dihubungkan, ternyata

    membentuk satu garis lurus OC yang mempunyai

    sudut terhadap absis. Sudut dapat dicari karena

    Dari gambar tersebut ternyata sudut = 35,4.

    Untuk membuktikan bahwa hasil tersebut benar

    dapat dicari dengan cara aljabar, sebagai berikut :

    Kondisi aliran kritis dicapai apabila angka

    Froude = 1

    E

    y 1tan

    Untuk penampang trapesium dengan lebar dasar B = 6 m dan kemiringan tebing z = 2 m maka :

    Ac = (B + zyc)yc = (6 + 2yc)yc

    c

    cc

    c

    cc

    c

    cc

    y

    yy

    y

    yy

    T

    AD

    23

    3

    46

    26

    cccc

    yy

    Q

    A

    QV

    26

    22622 222

    c

    cc

    c D

    gyy

    Q

    g

    V

    c

    cc

    ccy

    yy

    gyy

    Q

    232

    3

    2622

    2

    c

    cc

    y

    yygQ

    232

    34 322

    c

    cc

    y

    yyQ

    23

    324,393

    2

    atau

    atau

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    9

    Mencari harga yc untuk setiap harga Q dapat

    dilakukan dengan mencoba-coba.

    Gambar 2.18. Sekumpulan kurva energi spesifik

    Gambar 2.6

    0,00

    0,50

    1,00

    1,50

    2,00

    0 0,5 1 1,5 2E

    y

    Q1 = 0 Q2 = 1,35 Q3 = 2,70 Q4 = 5,40 Q5 = 8,10 Q6 = 10,80

    yc5 yc4

    yc1 yc2

    yc3

    (c) Apabila hasil perhitungan Qc dan yc tersebut

    digambar menghasilkan lengkung seperti pada

    Gb. 2.18, lengkung tersebut dikenal dengan nama

    Rating curve.

    Gambar 2.19. Kurva hubungan antara yc dan Q untuk soal 2.4 (Rating Curve)

    (d) Untuk menggambar hubungan antara kedalaman alternatif y1 vs y2, dari kurva pada jawaban soal a) dibuat tabel 2.3.

    E Q2 = 1,35 m

    3/dt Q3 = 2,70 m3/dt Q4 = 5,40 m

    3/dt Q5 = 8,10 m3/dt Q6 = 10,80 m

    3/dt

    y1 y2 y1 y2 y1 y2 y1 y2 y1 y2

    0,30 0,110 0,270 - - - - - - - -

    0,40 0,090 0,390 0,230 0,320 - - - - - -

    0,50 0,070 0,490 0,170 0,460 - - - - - -

    0,60 0,060 0,590 0,130 0,570 0,380 0,460 - - - -

    0,70 0,050 0,690 0,110 0,680 0,300 0,630 - - - -

    0,80 0,040 0,790 0,100 0,780 0,250 0,750 0,450 0,670 - -

    0,90 0,035 0,890 0,090 0,880 0,230 0,870 0,370 0,820 - -

    1,00 0,030 0,995 0,080 0,990 0,210 0,980 0,330 0,940 0,490 0,870

    1,10 0,028 1,090 0,075 1,180 0,200 1,170 0,300 1,050 0,430 1,010

    1,20 0,025 1,190 0,070 1,190 0,190 1,180 0,280 1,160 0,400 1,130

    1,30 0,024 1,290 0,065 1,290 0,170 1,290 0,270 1,270 0,370 1,250

    1,40 0,023 1,390 0,060 1,390 0,150 1,390 0,250 1,380 0,330 1,360

    1,50 0,022 1,490 0,055 1,490 0,130 1,490 0,230 1,490 0,310 1,470

    Tabel 2.3. Perhitungan harga y1 dan y2 contoh soal 2.4

    Dengan angka dalam tabel 2.3 tersebut diplot pada kertas milimeter sehingga menghasilkan sekumpulan kurva seperti pada gambar 2.20 berikut ini :

    Gambar 2.20. Sekumpulan kurva hubungan antara kedalaman alternatif

    Contoh soal 2.5 :

    Suatu bendung ambang lebar dalam suatu saluran berpenampang persegi empat

    mempunyai lebar B. Apabila kedalaman air di

    hulu = y1 , tinggi kecepatan di hulu dan

    kehilangan energi karena geseran diabaikan,

    turunkan persamaan teoritis untuk debit aliran

    dalam hubungannya dengan kedalaman air

    di hulu.

    H1 h1

    g

    V

    2

    2

    1a

    g

    Vc

    2

    2a

    hc

    Datum

    Gambar 2.21. Aliran melalui suatu

    pelimpah ambang lebar

    Karena kehilangan energi diabaikan, maka Persamaan Bernouli dapat diterapkan antara penampang 1 di hulu dan penampang c diatas ambang.

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    10

    g

    VPy

    g

    VPy ccc

    22

    22

    111

    a

    a

    )(02

    2

    1 diabaikang

    V

    Dipermukaan air : P1 = Pc = 0

    Diasumsikan harga a = 1

    Aliran di hulu relatif lambat :

    Maka persamaan tersebut menjadi

    c

    cc

    c

    Ey

    Eg

    Vyy

    1

    2

    12

    00

    222

    2

    ccc yD

    g

    V c

    cc

    ccc y

    yy

    g

    VyE

    2

    11

    22

    2

    Untuk saluran berpenampang persegi empat :

    Sehingga

    Dengan demikian maka :

    113

    2

    2

    3yyatauyy cc

    3

    2

    23

    2

    22

    2

    22

    .

    ..

    g

    qy

    g

    qy

    gy

    q

    g

    Vy

    y

    g

    V

    yV

    B

    yBV

    B

    Qq

    c

    c

    c

    cc

    cc

    23

    1

    23

    1

    23

    1

    23

    3

    1

    32

    13

    2

    704,1

    704,1

    3

    2

    3

    2

    3

    2

    ByQ

    y

    ygq

    yg

    q

    yg

    qyc

    Jadi :

    Apabila debit tiap satuan lebar sama dengan q maka :

    Soal Latihan (Pekerjaan rumah) :

    (1) Tunjukkan bahwa hubungan antara kedalaman

    alternatif y1 dan y2 dari suatu aliran di dalam

    saluran berpenampang persegi empat dapat

    dinyatakan sebagai berikut:

    (2) Gambar kurva tak berdimensi hubungan antara

    y1/yc sebagai ordinat dan y2/yc sebagai absis.

    3

    21

    22

    212

    cyyy

    yy

    y1 y2 (b)

    (3) Suatu saluran berpenampang persegi empat

    melebar lambat laun dari lebar B1 = 1,50 m

    menjadi B2 = 3,00 m kedalaman air sebelum

    pelebaran adalah y1 = 1,50 m dan kecepatan

    V1 = 2,0 m/det. Berapa besarnya kedalaman

    air setelah perlebaran (y2 = ?)

    Gambar 2.22. Tampak atas/denah (a) dan penampang

    memanjang saluran yang melebar lambat laun (b)

    B1 = 1,50 m B2 = 3,00 m (a)

    Energi Spesifik (E) adalah tinggi energi diukur dari dasar saluran.

    Energi Spesifik merupakan fungsi dari kedalaman aliran oleh karena itu dapat

    digambar kurva hubungan antara energi Spesifik (E) dan kedalaman air (y).

    Dari lengkung spesifik dapat dilihat bahwa untuk satu harga E terdapat dua harga kedalaman air,

    yaitu y1 dan y2. Dua kedalaman tersebut merupakan kedalaman alternatif satu sama lain.

    y1 adalah kedalaman air alternatif bagi y2, demikian sebaliknya.

  • NASTASIA FESTY MARGINI, ST., MT. 8/14/2014

    11

    Pada harga E minimum kedalaman y1 sama dengan kedalaman y2 (y1 = y2) yang berarti

    hanya satu kedalaman air yang disebut kedalaman kritis (yc).

    Aliran dengan y > yc disebut aliran sub kritis dan aliran dengan y < yc disebut aliran super kritis.

    Perubahan dari aliran super kritis ke sub kritis membentuk suatu loncatan air.