modul_3 motivasi berprestasi

Upload: ando-ban

Post on 05-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 modul_3 Motivasi Berprestasi

    1/8

    III. MOTIVASI BERPRESTASI

    Tuhan menciptakan manusia untuk hidup sukses, bukan hidup dalam

    kesusahan. Kesuksesan tergantung pada manusia itu sendiri. Apakah manusia

    mau memperhatikan, memikirkan,dan memanfaatkan apa yang telahTuhan

    berikan. Sukses dapat diartikan peningkatan segala sesuatu menjadi lebih

    berharga dalam kehidupan yang kita inginkan. Ukuran sukses bisa berupa uang

    & kekayaan yang lebih besar, kekuasaan & pengaruh yang lebih besar, ilmu

    yang lebih tinggi dan lebih berguna, pekerjaan yang lebih baik, nama yang lebih

    bermakna, dll. Sukses bukanlah warisan, sukses dibangun dengan usaha

    memperbaiki pikiran dan tindakan sedikit demi sedikit, dan terus menerus.

    3.1. Apakah Yang Mendorong Manusia untuk berprestasi ?

    Orang dapat sukses berprestasi karena mereka mempunyai keinginan.

    Keinginan mendorong adanya usaha, yang disebut sebagai motivasi berprestasi.

    Jadi motivasi berprestasi adalah keinginan di dalam dri seorang yang mendorong

    untuk bertindak mencapai kesuksesan. Manusia belajar, bekerja, berpolitik,

    berusaha, dan beribadah, dalam rangka mencapai tujuan atau harapan.

    Setiap manusia mempunyai harapan, dan dengan harapan itu mereka

    melakukan kegiatan. Kegiatan untuk mencapai tujuan dan harapan ini disebut

    sebagai perilaku, sedangkan harapan, keinginan, keutuhan yang mendorong

    disebut sebagai motif. Dalam diri manusia terdapat berbagai keinginan dan motif,

    dan setiap motif membutuhkan perilaku. Motif yang akan dipenuhi adalah motif

    yang paling besar dan paling penting. Kebutuhan/keingnan yang telah terpenuhi

    tidak lagi merupakan motivator perilaku. Jadi untuk sukses kita harus

    mempunyai banyak motif, keinginan, dan kebutuhan

    3.2. Tiga Jenis Motivasi

    Jadi memotivasi orang lain, bukan sekadar mendorong atau bahkan

    memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang

  • 7/31/2019 modul_3 Motivasi Berprestasi

    2/8

    melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri

    sendiri dan orang lain. Paling tidak kita harus tahu bahwa seseorang melakukan

    sesuatu karena didorong oleh motivasinya. Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi

    seseorang, yaitu: pertama, motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear

    motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut. Motivasi kedua adalah karena

    ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Sedangkan motivasi yang

    ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner

    motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.

    Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai

    (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih (love) pada

    sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang

    memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya

    bekerja bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu (uang, harga diri,

    kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus

    dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya.

    3.3. Hubungan antara Motivasi dan Prestasi

    Saat melaksanakan segala sesuatu, manusia pasti mempunyai tujuan danmotif

    tertentu. Dalam seting organisasi motif bisa berupa gaji maupun kesempatan

    untuk mengaktualisasikan diri dengan mencapai status yang terpandang. Status

    identik dengan karir. Karir yang transparan dan jelas untuk mencapainya akan

    menimbulkan dampak positif bagi karyawan sendiri. Dampak positif yang

    diharapkan timbul adalah munculnya performansi kerja yang tinggi dengan

    berusaha untuk mengungguli orang lain.

    Mengingat kesamaan tujuan dibatasi oleh ketersediaan jabatan itu sendiri, maka

    tentu akan dipilih individu yang terbaik. Proses inilah yang akan melahirkan apa

    yang disebut dengan kompetisi kerja. Bagi individu karyawan, arah karir dan

    persyaratan pencapaiannya akan menguntungkan bagi dirinya untuk

    menciptakan rencana pencapaian dan mengeksplorasi diri sendiri apakah ia

  • 7/31/2019 modul_3 Motivasi Berprestasi

    3/8

    sanggup untuk mencapainya. Selanjutnya akan timbul usaha-usaha yang jika

    dimenangkan akan memberikan keuntungan baik secara materi (gaji, insentif)

    maupun non materi (status dan kedudukan).

    Melalui penelitiannya, Mc. Clelland (Gibson, 1996) menemukan adanya

    hubungan motivasi berprestasi (need for achievement) dengan keinginan untuk

    mencapai suatu tujuan. Jika seseorang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi,

    maka ia terdorong untuk menetapkan tujuan yang penuh tantangan, serta

    menggunakan ketrampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk

    pencapaiannya.

    Kehadiran orang lain akan lebih memacu produktivitasnya. Orang lain dipandang

    sebagai saingan yang melahirkan perilaku kompetitif dalam pencapaian tujuan

    yang menantang, yaitu pengembangan aktualisasi diri dalam bentuk promosi

    karir. Pendapat ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara keinginan

    berkompetisi dengan motivasi berprestasi. Orang-orang yang ingin bersaing dan

    mengungguli orang lain pada dasarnya memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.

    Menurut Mc. Clelland, bisanya orang dengan n-ach tinggi umumnya memasangtarget pencapaian yang lebih tinggi dari apa yang bisa ia peroleh. Hal ini yang

    menyebabkan mengapa mereka selalu berorientasi pada kesuksesan. Penelitian

    Rosenbaum & Turner (Dreher, dkk. 1991) menunjukkan bahwa pengalaman-

    pengalaman individu pada awal ia bekerja dimana ia mampu mengalahkan rekan

    kerjanya dalam perolehan pengetahuan, keahlian dan informasi akan

    memberikan dampak positif bagi kecerahan prospek karirnya. Dijelaskan bahwa

    adanya dukungan dari perusahaan, terutama orang-orang sebagai sponsorship

    yang memberikan arahan akan mendorong karyawan untuk lebih berhasil dalam

    pencapaian karir selanjutnya. Sponsor atau yang dikenal dengan mentor

    memberikan informasi tentang karir, kesempatan yang diperoleh dalam usaha

    pengembangan pribadi, dan memberikan konseling karir bagi mereka. (David &

    Newstrom, 1989).

  • 7/31/2019 modul_3 Motivasi Berprestasi

    4/8

    Setiap individu di dalam perusahaan pada dasarnya memiliki motivasi yang

    berbeda-beda dalam bekerja. Namun motif yang utama adalah ganjaran dan

    status yang lebih tinggi. Kesemuanya ini hanya dapat dipenuhi melalui promosi

    dan peningkatan karir. Tujauan yang sama ini akan melahirkan kompetisi dalam

    pencapaiannya (Noe, dkk. 1994). Persaingan timbul jika ada satu tujuan yang

    ingin dicapai oleh banyak orang. Karir identik dengan tujuan tersebut. Semakin

    tinggi hierarki jabatan maka pemegang jabatannya (incumbant) semakin sedikit.

    Hal ini melahirkan persaingan yang semakin hebat lagi. Pendapat ini

    memperkuat pendapat sebelumnya yang dikemukakan oleh Rampandayo &

    Husnan (1992). Menurut mereka kompetisi lahir karena adanya pengharapan

    dari apa yang dipercaya akan diperoleh jika menunjukkan suatu perilaku tertentu.

    Perusahaan yang menyadari dinamika ini akan memberikan rangsangan berupa

    insentif maupun peningkatan kekuasaan yang diperoleh melalui meningkatnya

    karir seseorang. Seseorang berusaha bekerja dengan bersungguh-sungguh

    untuk mewujudkan tujuan hidupnya. Seperti yang dinyatakan oleh oleh Strauss

    (Ginting, 1999) bahwa dalam bekerja individu akan memperoleh kepuasan-

    kepuasan tertentu yang berwujud kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan fisikdan rasa aman serta kebutuhan sosial dan kebutuhan ego.

    Disimpulkan bahwa seseorang bekerja pasti memiliki tujuan dan harapan yang

    berusaha untuk dipenuhi. Cara pencapaiannya hanya melalui peningkatan

    performansi kerja yang maksimal. Baltus (1983) menyatakan salah satu cara

    untuk meningkatkan pekerjaan adalah dengan berkompetisi. Biasanya orang

    yang ambisius tidak hanya tertarik pada pekerjaan mereka dan perusahaan

    dimana mereka bekerja, namun juga diseluruh lapangan karir di perusahaan

    mereka. Mereka akan memutuskan untuk bekerja pada bidang pekerjaan lain

    daripada jabatan yang dipegangnya. Hal ini akan membuat orang tersebut

    memfokuskan diri pada pekerjaannya, hal ini berguna bagi ekonomi perusahaan.

  • 7/31/2019 modul_3 Motivasi Berprestasi

    5/8

    3.4. Motvasi Berprestasi

    Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang.

    Dorongan itu memaksa seseorang untuk bergerak atau bertindak. Sedangkan

    motivasi berprestasi ialah motivasi yang menyebabkan orang menghasilkan

    sesuatu yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.

    Adalah fitrah jika kondisi manusia itu labil. Keimanan seseorang itu fluktuatif.

    Motivasi juga cenderung naik turun. Ada kalanya kita merasa di puncak motivasi.

    Terkumpul bola semangat yang sangat besar di atas tangan kita. Namun

    kadangkala kita juga merasa sangat malas. Sama sekali tidak ada gairah untuk

    melakukan sesuatu. Saat itulah motivasi kita turun.

    Memang itu wajar. Akan tetapi kehidupan menuntut kita untuk senantiasa

    berprestasi. Lingkungan akan memberi kita penghargaan apabila kita

    berprestasi. Tapi lingkungan juga akan menghina kita jika tidak produktif. Islam

    pun mengajarkan demikian. Jika hari ini tidak berbeda dengan hari kemarin,

    merugilah kita. Jika lebih buruk? Parah lagi, kita termasuk orang-orang celaka.

    Dan jika hari ini lebih baik dari sebelum-sebelumnya, masuklah kita ke dalam

    golongan orang-orang yang beruntung.

    Kondisi di atas cukup bertentangan. Satu sisi kita dituntut prestatif, tetapi di sisi

    lain kita juga punya rasa malas. Lantas, bagaimana cara kita menghilangkan

    rasa malas? Atau bagaimana caranya menigkatkan motivasi? Sebenarnya yang

    paling berhak meningkatkan motivasi kita adalah diri kita sendiri. Kitalah yang

    lebih menentukan keberhasilan kita. Dan kita pun bisa mengusahakan

    peningkatan motivasi itu melalui beberapa cara.

    Menurut Anis Matta dalam bukunya, Model Manusia Muslim, motivasi atau

    kemauan dapat dibangun dengan pemantapan tujuan hidup. Sedini mungkin,

    cobalah kita merumuskan tujuan hidup kita sebenarnya. Karena orang yang tidak

    punya tujuan akan mudah terombang-ambing oleh masalah.

  • 7/31/2019 modul_3 Motivasi Berprestasi

    6/8

    Rumusan tujuan hidup ini hendaknya sejelas mungkin. Tidak cukup kita hanya

    bercita-cita menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa, agama, dan

    keluarga. Tetapi labih jauh lagi, rumuskan dengan cara apa kita akan menjadi

    orang berguna. Misalnya kita ingin berguna dengan menjadi seorang

    entrepreneur. Alasannya ingin memberi kesempatan kerja bagi orang lain.

    Setidaknya itu lebih jelas dari cira-citasebelumnya.

    Selanjutnya, cobalah visualisasikan tujuan itu sedetil-detilnya. Bayangkan

    gagahnya kita menjadi seorang entrepreneur. Jalan-jalan sambil menggenggam

    handphone. Bolak-balik ke luar negeri karena urusan bisnis. Pakaian rapi,

    rambut klimis, wangi, dan segar. Kendati kaya, kita pun tidak lupa akan

    kewajiban sebagai seorang hamba. Tak pernah kita lalai mendirikan shalat,

    shaum, tilawah, infaq, nikah, dawah, dan berakhir dengan meraih gelar syuhada.

    Penggambaran cita-cita yang detil ini akan membuat kita lebih bersemangat.

    Jika kita masih merasa malas, cobalah analisis. Mengapa rasa malas itu

    muncul? Apakah karena kita merasa tidak cocok terhadap jenis aktivitas

    tertentu? Jika itu alasannya, kita pun bisa menyiasatinya. Cobalah cintaipekerjaan itu. Caranya dengan mencari tahu beribu manfaatnya. Dengan

    mengetahui manfaat, kita akan lebih bersemangat dalam bekerja. Karena

    kecenderungan manusia menyukai sesuatu yang memberinya manfaat.

    Rasulullah SAW sendiri sering menjelaskan pahala-pahala yang akan didapat

    jika mengamalkan amalan tertentu. Selain itu, rasa cinta bisa dimunculkan juga

    dengan mencintai Sang Pemilik Cinta Yang Kekal, yaitu Allah. Niatkanlah setiap

    aktivitas kita dengan harapan mendapat cinta dan ridha dari Allah. Karena itu

    adalah sebaik-baik tujuan.

    Rasa malas juga bisa dihilangkan dengan mulai bergerak. Bergerak di sini

    artinya ialah memulai berbuat. Seringkali kita merasa malas sebelum mencoba

    bekerja. Belum apa-apa, di benak kita muncul anggapan-anggapan penghambat.

  • 7/31/2019 modul_3 Motivasi Berprestasi

    7/8

    Namun coba abaikan anggapan itu. Mulailah bekerja. Karena bisa jadi setelah itu

    kita ternyata menemukan ritme yang asyik di sana. Sehingga kemudian kita

    mendapati diri kita larut dalam aktivitas.

    3.5. Menjadi manajer yang efektif

    Dalam buku The One Minute Manager, kedua penulis (Kenneth Blanchard dan

    Spencer Johnson) merangkum topik bahasan kita mengenai motivasi ini dalam

    sebuah ilustrasi yang amat menarik mengenai Manajer Satu Menit. Untuk

    menjadi manajer yang efektif dan dapat memotivasi anak buah untuk mencapai

    sasaran perusahaan, maka ada tiga hal yang harus dilakukan :

    Pertama adalah membangkitkan inner motivation dari orang yang dipimpinnya

    dengan menetapkan berbagi misi atau sasaran yang akan dicapai. Kita sebagai

    pemimpin perlu berbagi dengan tim kita untuk secara bersama melihat visi

    secara jelas dan mengapa kita melakukannya. Motivasi yang benar akan tumbuh

    dengan sendirinya ketika seseorang telah dapat melihat visi yang jauh lebih

    besar dari sekadar pencapaian target. Sehingga setiap orang dalam organisasi

    kita dapat bekerja dengan lebih efektif karena didorong oleh motivasi dari dalam

    dirinya.

    Hal kedua dan ketiga yang perlu dilakukan oleh seorang manajer efektif adalah

    memberikan pujian yang tulus dan teguran yang tepat. Kita dapat membuat

    orang lain melakukan sesuatu secara efektif dengan cara memberikan pujian,

    dorongan dan kata-kata atau gesture yang positif. Bahkan dalam bukunya yang

    melegenda, Dale Carnegie (How to Win Friends and Influence People)

    menempatkan ini sebagai prisip pertama dan kedua dalam menangani manusia,

    yaitu: (1) jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh, dan (2) berikan

    penghargaan yang jujur dan tulus. Manusia pada prinsipnya tidak senang dikritik,

    dicemooh atau dicerca, tetapi sangat haus akan pujian dan apresiasi. Tetapi

    kritik atau teguran yang tepat seringkali justru diperlukan untuk membangun tim

    kerja yang kokoh dan handal. Yang penting dalam menegur orang lain adalah

  • 7/31/2019 modul_3 Motivasi Berprestasi

    8/8

    bukan pada apa yang kita sampaikan tetapi cara menyampaikannya. Teguran

    yang tepat justru dapat menjadi motivasi dan menimbulkan reaksi yang positif.

    Penelitian yang dilakukan dalam lima puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa

    motivasi kerja tidak semata didasarkan pada nilai uang yang diperoleh

    (monetary value). Ketika kebutuhan dasar (to live) seseorang terpenuhi, maka

    dia akan membutuhkan hal-hal yang memuaskan jiwanya (to love) seperti

    kepuasan kerja, penghargaan, respek, suasana kerja , dan hal-hal yang

    memuaskan hasratnya untuk berkembang (to learn), yaitu kesempatan untuk

    belajar dan mengembangkan dirinya. Sehingga akhirnya orang bekerja atau

    melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna dan dapat

    mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya (to leave a legacy).

    (Disarikan dari berbagai sumber)