modul rekban 2014

20
MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN Oleh : 1. Dyah Sawitri, ST.MT 2. Dr.-Ing. Doty Dewi Risanti, ST.MT 3. Lizda Johar Mawarani, ST.MT LABORATORIUM REKAYASA BAHAN JURUSAN TEKNIK FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Upload: miftahularif

Post on 01-Oct-2015

245 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Module Rekayasa Bahan

TRANSCRIPT

  • MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

    Oleh :

    1. Dyah Sawitri, ST.MT

    2. Dr.-Ing. Doty Dewi Risanti, ST.MT

    3. Lizda Johar Mawarani, ST.MT

    LABORATORIUM REKAYASA BAHAN

    JURUSAN TEKNIK FISIKA

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2014

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 2

    PERATURAN DAN SANKSI

    PERATURAN

    Agar praktikum terlaksana dengan baik, lancar, dan teratur maka dibuat beberapa

    peraturan sebagai berikut:

    1. Setiap praktikan wajib membawa kartu kendali yang sudah ada fotonya, modul, dan

    tugas pendahuluan.

    2. Praktikan wajib berpakaian standar kuliah

    3. Praktikan wajib membersihkan dan merapikan bahan dan alat praktikum yang selesai

    digunakan.

    4. Praktikan wajib mengisi form peminjaman alat ke asisten masing-masing.

    5. Jika terjadi kerusakan alat, wajib mengganti bagi kelompok yang bertanggung jawab saat

    itu.

    6. Pergantian jadwal yang disebabkan praktikan berhalangan hadir wajib menghubungi

    asisten awal, koordinator, dan asisten yang dituju maksimal 1x24 jam sebelum

    praktikum.

    7. Toleransi keterlambatan 15 menit.

    8. Wajib izin apabila tidak mengikuti praktikum minimal 1x24 jam kepada Koordinator

    Praktikum dan asisten (bagi yang sakit harap membawa surat dari dokter)

    9. Tugas Pendahuluan ditempel atau di upload dalam website maksimal 1x24 jam sebelum

    praktikum.

    10. Tugas Pendahuluan wajib ditulis tangan di kertas TP.

    11. Asistensi minimal 1 kali dalam 1 kali praktikum.

    12. Praktikan wajib menyelesaikan tanggungan praktikum sebelumnya sebelum lanjut ke

    praktikum berikutnya.

    13. Praktikan wajib mengikuti briefing dan pre-test sebelum praktikum.

    14. Tugas khusus merupakan kebijakan asisten setiap praktikum.

    SANKSI

    Untuk praktikan yang melanggar peraturan diatas, maka dikenakan sanksi berikut:

    1. Terlambat lebih dari 15 menit, praktikan tidak bisa mengikuti praktikum.

    2. Pakaian tidak sopan, wajib pulang untuk mengganti baju.

    3. Tidak membawa TP, kartu kendali dan modul maka praktikan tidak bisa mengikuti

    praktikum.

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 3

    4. Setiap 5 menit keterlambatan, akan ada pengurangan 5 poin. (Jika asisten datang telat

    maka akan ada penambahan 5 poin setiap 5 menit keterlambatan)

    5. Apabila selesai melaksanakan praktikum kondisi peralatan dan tempat praktikum tidak

    bersih dan rapi nilai akan dikurangi 5 poin.

    6. Apabila kewajiban praktikum sebelumnya belum diselesaikan maka praktikan tidak bisa

    mengikuti praktikum.

    7. Apabila membuat keributan, makan, minum dan melakukan kegiatan diluar kegiatan

    praktikum maka akan dikeluarkan dari praktikum yang bersangkutan.

    8. Bagi praktikan yang 2x melanggar peraturan praktikum wajib menghadap asisten.

    9. Terlambat mengumpulkan laporan resmi nilai dikurangi 10 poin.

    10. Jika tidak mengikuti pre-test, praktikan wajib mengikuti pre-test susulan sebelum

    praktikum pertama.

    11. Jika tidak mengikuti briefing, praktikan wajib membuat resume jurnal yang berkaitan

    dengan praktikum.

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 4

    FORMAT LAPORAN RESMI DAN PAPER

    1. Format Laporan Resmi

    - Standart TA

    - Jumlah halaman bab I V maksimal 30 halaman

    - Merupakan tugas individu

    - Susunan Laporan

    Halaman Judul

    Abstrak (Indonesia dan Inggris)

    Daftar Isi

    Daftar Gambar

    Daftar Tabel

    Daftar Grafik

    Daftar Simbol

    Bab I : Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Permasalahan

    1.3 Tujuan

    Bab II : Dasar Teori

    Bab III : Metodologi Percobaan

    3.1 Peralatan

    3.2 Prosedur Percobaan

    Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan

    4.1 Analisis Data

    4.2 Pembahasan

    Bab V : Kesimpulan dan Saran

    5.1 Kesimpulan

    5.2 Saran (Apabila ada)

    Daftar Pustaka

    Lampiran : (Tugas Khusus)

    2. Format Paper

    - Format paper menggunakan format IEEE maksimal 5 halaman.

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 5

    P1 PERCOBAAN LOGAM

    KOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK

    TUJUAN:

    1. Mengenal jenis-jenis korosi

    2. Mengetahui pengaruh lingkungan pada logam

    3. Menghitung laju korosi

    DASAR TEORI

    Korosi adalah degradasi (perusakan atau penurunan kualitas) material akibat interaksi

    dengan lingkungan. Untuk logam, reaksinya disebut reaksi elektrokimia sedangkan untuk non

    logam disebut degradasi atau pelapukan. Secara umum, kata korosi identik dengan karat.

    Jenis-jenis korosi antara lain:

    Korosi basah: korosi dalam lingkungan air

    Korosi atmosferik: korosi dalam lingkungan campuran udara + uap

    Korosi kering: korosi tanpa adanya fasa cair (proses oksidasi)

    Korosi temperatur tinggi: korosi pada temperatur di atas + 500C : oksidasi, sulfidasi,

    karburasi, nitridasi, dll

    Berikut adalah gambar beberapa macam bentuk korosi:

    Korosi seragam

    Korosi galvanik

    Korosi celah

    Korosi celah

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 6

    Mekanisme Korosi

    Korosi terjadi jika terjadi reaksi elektrokimia, yakni jika ada :

    - anoda dan katoda

    - elektrolit

    - konduktor listrik

    Proses elektrokimia yang terjadi pada korosi merupakan reaksi oksidasi dan reduksi.

    Reaksi oksidasi :

    M Mn+ + ne-

    Reaksi reduksi :

    2H+ +2e H2 (evolusi H)

    O2 + 4H+ + 4e

    - H2O (reduksi O, larutan asam)

    O2 + 2H2O + 4e- 4OH- (reduksi O, larutan netral/basa)

    Mn+

    + ne- M (reduksi ion logam)

    Yang terjadi di bawah titik air:

    Awal: Fe Fe2+ + 2e-

    O2 + 2H2O + 4e- 4OH-

    Berikutnya:

    Fe2+

    + 2H2O Fe(OH)2 + 2H+

    Korosi erosi Korosi kavitasi

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 7

    Penentuan Laju korosi

    Dalam menentukan laju korosi yang umum menggunakan metoda pengukuran

    perubahan massa. Dimana pada keadaan awal spesimen uji dianggap tidak mengalami korosi

    sama sekali.

    Sehingga perumusan laju korosi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan(9)

    :

    tAD

    WKratecorrosion

    ..

    .. (2.1)

    Dengan konstanta (K) sebesar 3,45x106 untuk mils per year (mpy) dan 8,76x10

    4 untuk

    milimeter per year (mm/y).

    ALAT DAN BAHAN

    Alat :

    1. Timbangan

    2. Gelas ukur

    3. Gelas plastik

    4. Pengaduk

    5. Kertas amplas

    6. Wadah plastik/kertas

    PROSEDUR KERJA

    1. Siapkan peralatan dan bahan

    2. Buatlah larutan NaOH dengan molaritas sebesar 0,5 M, 1 M dan 3 M masing-masing

    di dalam sebuah gelas plastik

    3. Buatlah larutan HCl dengan molaritas sebesar 0,5 M, 1 M dan 3 M masing-masing di

    dalam sebuah gelas plastik

    4. Buatlah larutan NaCl dengan molaritas sebesar 0,5 M, 1 M dan 3 M masing-masing

    di dalam sebuah gelas plastik

    5. Siapkan pula gelas berisi aquades kemudian tandai kesepuluh gelas tersebut

    6. Bersihkan 20 buah paku dengan amplas hingga bersih mengkilat

    7. Timbanglah masing-masing paku kemudian catat beratnya

    8. Celupkan hingga basah masing-masing satu buah paku ke dalam masing-masing

    larutan.

    Bahan:

    1. Aquades

    2. NaOH

    3. HCl

    4. NaCl

    5. Paku besi

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 8

    9. Letakkan paku-paku yang telah dicelup tersebut di atas wadah plastic kemudian catat

    waktu (jam) pada saat diletakkan

    10. Masukkan masing-masing 1 paku ke dalam tiap larutan dan catat waktu (jam) pada

    saat paku dimasukkan.

    11. Biarkan semua paku selama 3 hari

    12. Setelah 3 hari, catat keadaan masing-masing paku

    13. Bersihkan kembali masing-masing paku dengan amplas, catat waktu (jam) saat paku

    dibersihkan.

    14. Timbang masing-masing paku lalu catat beratnya

    15. Hitung laju korosi masing-masing paku

    16. Buatlah kurva dari hasil laju reaksi yang diperoleh

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 9

    P2 PERCOBAAN BAHAN KERAMIK

    TUJUAN

    1. Mengenal bahan keramik

    2. Memahami proses pembuatan bahan keramik tradisional

    3. Menentukan harga kekerasan dari bahan keramik.

    DASAR TEORI

    BAHAN KERAMIK

    Keramik berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah

    liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an

    mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang

    dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat

    ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru

    mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.

    Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin,

    dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral

    bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung ada lingkungan geologi dimana

    bahan diperoleh.

    Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada bahan keramik,yaitu:

    1. brittle atau rapuh, keras, dan kaku. Sifat ini dapat dilihat pada keramik jenis tradisional

    seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring

    yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah

    pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu,terutama jenis keramik

    hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam.

    2. tahan terhadap suhu tinggi. Contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan

    feldfar tahan sampai dengan suhu 12000C, keramik engineering seperti keramik oksida

    mampu tahan sampai dengan suhu 20000C.

    3. tahan korosi

    4. mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya. Hal ini merupakan

    salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 10

    Proses pembuatan keramik secara sedehana terdiri atas :

    1. Pengolahan bahan

    Tujuannya adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap

    pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai.

    2. Pembentukan

    Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi

    benda-benda yang dikehendaki.

    3. Pengeringan

    Setelah pembentukan, tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini

    adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik.

    4. Pembakaran (sintering)

    Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah

    massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan

    dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi.

    Beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran : suhu sintering/matang,

    atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat. Selama pembakaran, badan keramik

    mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang

    berat (weight loss).

    Contoh dari tahap pembakaran ini adalah Pembakaran biskuit, Pembakaran biskuit

    merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat

    disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda

    keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 10000C. Pembakaran biskuit sudah

    cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda keramik

    berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup

    kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.

    Sinter ini memerlukan pemanasan agar partikel halus beragleomerasi menjadi bahan

    padat. Sinter tanpa cairan membutuhkan difusi dalam bahan padat itu sendiri sehingga

    diperlukan suhu yang tinggi (dibawah titik cair) kebanyakan benda logam serbuk dan

    berbagai keramik dielektrik dan magnetik dibuat dengan cara sinter padat.

    5. Pengglasiran

    Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran

    glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau

    dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup

    dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan.

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 11

    Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih

    kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan. Kesemua proses dalam

    pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu

    kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk

    menghasilkan produk yang memuaskan.

    Pada prinsipnya jenis jenis keramik terbagi atas:

    1. Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,

    seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah

    (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).

    2. Keramik halus (fine ceramics, keramik modern atau biasa disebut keramik teknik,

    advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat

    dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3,

    ZrO2, MgO,dll). Beberapa jenis industri keramik teknik antara lain :

    Zirkonia dan silikon, seperti untuk kebutuhan otomotif (blok mesin, gear, mata

    pisau dan gunting

    Barium titanat untuk industri elektronika (kapasitor dan gunting)

    Keramik nitrid oksida (zirkon nitride, magnesium nitride, cilikon karbida)

    digunakan untuk high technologi, cutting tools, komponen mesin, alat ekstraksi dan

    pengolahan logam

    Fiber optic di industri telekomunikasi, penerangan, gedung pencakar langit dan

    tenaga surya

    Aplikasi atau pemanfaatan dari bahan keramik, antara lain:

    Komponen Mesin Otomotif : Busi, Sil pompa, Katup, Rotor turbocharger

    Komponen Gas Turbin :Ruang Bakar, Sudu-sudu turbin, Pemindah panas

    Penahan Panas : Dinding pesawat ulang alik, Isolator panas, Lapisan penahan

    panas, Bahan tahan api

    Keramik Optik ;benang optik, Lensa, Laser, Alumina translusen, Keramik

    luminesen

    Keramik Elektromagnetik : Elemen magnet , Kapasitor, Resistor, IC substrat

    Keramik Bangunan : Atap, lantai, Kaca, Semen, Beton, Gelas keramik, Terakota, ,

    Batu bata

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 12

    KEKERASAN BAHAN

    Hardness adalah pengukuran ketahanan dari logam untuk mencapai deformasi

    permanen. Dari uraian singkat di atas maka kekerasan suatu material dapat didefinisikan

    sebagai ketahanan material tersebut terhadap gaya penekanan dari material lain yang lebih

    keras. Penekanan tersebut dapat berupa mekanisme penggoresan (scratching), pantulan

    ataupun indentasi dari material keras terhadap suatu permukaan benda uji. Hardness test jauh

    lebih simple daripada tensile test dan bersifat tidak merusak.Karena alasan ini hardness test

    digunakan di industry untuk quality control. Berdasarkan mekanisme penekanan tersebut,

    dikenal 3 metode uji kekerasan:

    1. Metode gores

    Metode ini tidak banyak digunakan dalam dunia metalurgi dan material lanjut, tetapi

    sering dipakai dalam dunia mineralogi. Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yang

    membagi kekerasan material di dunia ini berdasarkan skala (yang kemudian dikenal sebagai

    skala Mohs). Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling rendah, yang

    dimiliki oleh material talk, hingga skala 10 sebagai nilai kekerasan tertinggi, yang dimiliki

    oleh intan. Dalam skala Mohs urutan nilai kekerasan material di dunia ini diwakili oleh:

    1. Talc 6. Orthoclase

    2. Gipsum 7. Quartz

    3. Calcite 8. Topaz

    4. Fluorite 9. Corundum

    5. Apatite 10. Diamond (intan)

    Prinsip pengujian: bila suatu mineral mampu digores oleh Orthoclase (no. 6) tetapi

    tidak mampu digores oleh Apatite (no. 5), maka kekerasan mineral tersebut berada antara 5

    dan 6. Berdasarkan hal ini, jelas terlihat bahwa metode ini memiliki kekurangan utama

    berupa ketidak akuratan nilai kekerasan suatu material. Bila kekerasan mineral-mineral diuji

    dengan metode lain, ditemukan bahwa nilai-nilainya berkisar antara 1-9 saja, sedangkan nilai

    9-10 memiliki rentang yang besar.

    2. Metode elastik/pantul (rebound)

    Dengan metode ini, kekerasan suatu material ditentukan oleh alat Scleroscope yang

    mengukur tinggi pantulan suatu pemukul (hammer) dengan berat tertentu yang dijatuhkan

    dari suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji. Tinggi pantulan (rebound) yang

    dihasilkan mewakili kekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukkan

    oleh dial pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi.

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 13

    3. Metode indentasi

    Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan indentor

    dengan gaya tekan dan waktu indentasi yang ditentukan. Kekerasan suatu material ditentukan

    oleh dalam ataupun luas area indentasi yang dihasilkan (tergantung jenis indentor dan jenis

    pengujian). Berdasarkan prinsip bekerjanya metode uji kekerasan dengan cara indentasi dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Metode Brinell

    Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh J.A. Brinell pada tahun 1900. Pengujian

    kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras (hardened steel ball)

    dengan beban dan waktu indentasi tertentu,

    2. Metode Vickers

    Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan sudut 136o.

    Prinsip pengujian adalah sama dengan metode Brinell, walaupun jejak yang dihasilkan

    berbentuk bujur sangkar berdiagonal. Panjang diagonal diukur dengan skala pada

    mikroskop pengujur jejak.

    3. Metode Rockwell

    Berbeda dengan metode Brinell dan Vickers dimana kekerasan suatu bahan dinilai dari

    diameter/diagonal jejak yang dihasilkan maka metode Rockwell merupakan uji

    kekerasan dengan pembacaan langsung (direct-reading). Metode ini banyak dipakai

    dalam industry karena pertimbangan praktis. Variasi dalam beban dan indetor yang

    digunakan membuat metode ini memiliki banyak macamnya. Metode yang paling

    umum dipakai adalah Rockwell B (dengan indentor bola baja berdiameter 1/6 inci dan

    beban 100 kg) dan Rockwell C (dengan indentor intan dengan beban 150 kg).

    Alat dan bahan yang dipergunakan

    1. Semen

    2. Pasir

    3. Air

    4. Keramik Genteng

    5. Keramik Kaca

    6. Keramik Batu Bata

    7. Cetakan

    8. Kertas amplas

    9. Furnace

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 14

    10. Meteran

    Pembuatan Bahan Keramik

    1. Buat 8 jenis campuran semen dan pasir masing masing dengan komposisi semen : pasir

    sebesar 1:1; 1:2; 1:3; 1:4

    2. Tambahkan campuran semen dan pasir tersebut dengan air dengan kondisi yang kental.

    Aduk hingga rata

    3. Masukkan campuran dalam cetakan yang telah disediakan.

    4. Jemur campuran selama 24 jam. Usahakan agar kondisi lingkungan benar benar kering.

    Jika campuran telah kering. Keluarkan dari cetakan.

    5. Panaskan sampel tersebut dalam furnace dengan temperatur 200oC dan 400oC selama 5

    jam.

    6. Jika pemanasan telah selesai, biarkan dingin secara alami. Keluarkan sampel dari dalam

    furnace.

    7. Haluskan seluruh permukaan sampel dengan menggosokkan pada kertas ampelas.

    Pengujian Kekerasan dengan Metode Gores

    1. Gores sampel pertama dengan genteng, kaca, batu bata. Sampel yang tergores

    mempunyai sifat lebih lunak dibanding yang lainnya. Catat hasil urutan yang diperoleh.

    2. Lakukan hal yang sama untuk sampel kedua, ketiga dan keempat.

    3. Urutkan nilai kekerasan hasil eksperimen anda dari sifat yang kurang keras sampai yang

    terkeras

    Pengujian Kekerasan dengan Metode Pantulan

    1. Siapkan statip pengukuran kekerasan.

    2. Jatuhkan bola diatas permukaan sampel 1. Ukur tinggi pantulan. Lakukan sebanyak 5

    kali percobaan. Lanjutkan pengukuran yang sama untuk sampel 2, 3 dan 4.

    3. Masukkan semua data pada tabel dibawah.

    Pengukuran Tinggi Pantulan (cm)

    1:1 1:2 1:3 1:4

    1

    2

    3

    4

    5

    Rata-rata

    4. Lakukan perhitungan statistik pada seluruh data (rata-rata, standar deviasi, range, error)

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 15

    5. Lakukan analisa data pada hasil pengukuran diatas dengan menghubungkan nilai tinggi

    pantulan dengan nilai kekerasan sampel dan komposisi campuran awal bahan keramik

    tersebut.

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 16

    P3 PERCOBAAN POLIMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET

    TUJUAN:

    1. Mengenal bahan polimer

    2. Mengetahui sifat-sifat polimer termoplastik dan termoset

    3. Membedakan polimer termoplastik dan termoset

    DASAR TEORI

    Polimer merupakan jenis bahan baru yang saat ini banyak digunakan karena memiliki

    banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan jenis lainnya. Polimer merupakan istilah dari

    bahasa yunani poly (banyak) dan meros (bagian, unit). Jadi polimer berarti bagian yang

    berulang-ulang, yakni molekul yang terdiri dari unit-unit yang sama berulang-ulang.

    Polietilen adalah molekul etilen dalam jumlah banyak bersambung berulang hingga mencapai

    ratusan ribu kali.

    Secara umum, karakteristik polimer adalah sebagai berikut:

    Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan keramik.

    Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik untuk beberapa jenis

    polimer.

    Ketahanan korosi yang tinggi.

    Konduktivitas listrik dan panas yang rendah.

    Dibandingkan dengan bahan-bahan jenis lain, polimer memegang peranan penting dalam

    kehidupan manusia, karena:

    Dapat difabrikasi dengan cetakan menjadi bentuk-bentuk yang rumit, umumnya tanpa

    proses pengerjaan lanjutan.

    Atas dasar kriteria volumetric basis, polimer:

    sangat kompetitif dalam hal harga dibandingkan logam.

    umumnya membutuhkan energi proses yang lebih sedikit dibandingkan logam.

    Beberapa jenis plastik adalah sangat transparan seperti polymethyl methacrylate

    PMMA atau akrilik, yang sangat kompetitif dibandingkan dengan gelas/kaca.

    Meski demikian, secara umum polimer memiliki keterbatasan sebagai material teknik, antara

    lain:

    Kekuatan yang relatif lebih rendah daripada logam dan keramik.

    Kekakuan yang rendah.

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 17

    Temperatur penggunaan terbatasi hanya beberapa ratus derajat oC saja.

    Perilaku viskoelastis, merupakan keterbatasan khusus dalam aplikasi struktur

    penanggung beban.

    Beberapa jenis polimer mengalami degradasi ketika di-ekspos dalam cahaya matahari

    dan radiasi lainnya.

    Polimer Berdasarkan Sifat Thermalnya

    Berdasarkan kriteria material rekayasa, polimer dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori:

    1. Termoplastik:

    Berupa material padatan pada temperatur ruang tetapi berubah menjadi cairan kental

    ketika dipanaskan pada temperatur beberapa ratus derajat saja.

    Karakteristik ini menyebabkan termoplastik mudah dan ekonomis difabrikasi menjadi

    beragam bentuk.

    Dapat diberikan siklus pemanasan-pendinginan berulang kali tanpa degradasi berarti.

    Contoh: Polyethylene (PE), polyvinylchloride (PVC), polypropylene (PP), polystyrene

    (PS), dan nylon

    2. Termoset:

    Tidak dapat menerima siklus pemanasan-pendinginan seperti termoplastik:

    Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di

    dalam cetakan.

    Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang mengeraskan

    material sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali

    (infusible solid).

    Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan akan

    terdegradasi menghasilkan arang.

    Contoh: phenolics, epoxies, dan beberapa jenis polyesters

    3. Elastomer:

    Material yang mampu memanjang secara elastis ketika dikenakan tegangan mekanis

    yang relatif rendah.

    Lebih umum dikenal sebagai karet (rubber).

    Beberapa elastomer dapat diregangkan hingga 10 kali lipat dan masih mampu kembali

    sempurna ke ukuran asal.

    Meskipun perilakunya cukup berbeda dengan termoset, namun elastomer memiliki

    struktur yang lebih mirip dengan termoset, dibandingkan dengan termoplastik.

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 18

    Contoh:

    Karet alam: vulcanized natural rubber.

    Karet sintetis: Styrene-Butadiene (SBR), Nitrile butadiene rubber (NBR), Silicone

    rubber.

    Tabel Perbedaan sifat polimer termoplastik dan termoset

    Termoplastik Termoset

    Mudah diregangkan

    Fleksibel

    Melunak jika dipanaskan

    Titik leleh rendah

    Dapat dibentuk ulang

    Keras dan rigid

    Tidak fleksibel

    Mengeras jika dipanaskan

    Tidak meleleh jika dipanaskan

    Tidak dapat dibentuk ulang

    Perilaku dan Sifat Polimer

    1. Sifat Mekanik

    a. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)

    Kekuatan tarik adalah tegangan yang dibutuhkan untuk mematahkan suatu sampel.

    Kekuatan tarik penting untuk polymer yang akan ditarik, contohnya fiber, harus

    mempunyai kekuatan tarik yang baik.

    b. Compressive strength

    Adalah ketahanan terhadap tekanan. Beton merupakan contoh material yang memiliki

    kekuatan tekan yang bagus. Segala sesuatu yang harus menahan berat dari bawah harus

    mempunyai kekuatan tekan yang bagus.

    c. Flexural strength

    Adalah ketahanan pada bending (flexing). Polimer mempunyai flexural strength jika

    dia kuat saat dibengkokkan.

    d. Impact strength

    Adalah ketahanan terhadap tegangan yang datang secara tiba-tiba. Polimer mempunyai

    kekuatan impak jika dia kuat saat dipukul dengan keras secara tiba-tiba seperti dengan

    palu.

    2. Sifat Termal

    Polimer sering dianggap sebagai material yang tidak mampu memberikan performa

    yang baik pada termperatur tinggi. Namun, pada kenyataannya, terdapat beberapa polimer

    yang cocok untuk penggunaan pada temperatur tinggi, bahkan lebih baik daripada

    traditional materials. Pada polimer, khususnya plastik, definisi temperatur tinggi adalah

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 19

    suhu diatas 135oC. Pada temperatur tinggi, polimer tidak hanya melunak, tetapi juga dapat

    mengalami degradasi termal. Sebuah plastik yang mengalami pelunakan pada temperatur

    tinggi tetapi mulai mengalami degradasi termal pada suhu yang jauh lebih rendah hanya

    dapat digunakan pada suhu di bawah suhu dia mulai mengalami degradasi. Menentukan

    temperatur aplikasi membutuhkan pengetahuan mengenai perilaku degradasi termal dari

    polimer tersebut.

    ALAT DAN BAHAN

    Alat :

    1. Hotplate/kompor listrik

    2. Termometer digital

    3. Wadah untuk mencampur

    4. Pengaduk

    5. Cetakan

    6. Wadah tahan panas/panci

    7. Pengaduk

    PROSEDUR KERJA

    1. Siapkan peralatan dan bahan

    2. Buat 3 macam polimer A dari bahan silica rubber dengan variasi 3 jumlah hardener

    yang berbeda. Aduk rata, masukkan dalam cetakan yang telah disediakan. Tunggu

    hingga kering dan lepaskan dari cetakan.

    3. Buat 3 macam polimer B dari bahan resin dengan variasi 3 jumlah hardener yang

    berbeda. Aduk rata, masukkan dalam cetakan yang telah disediakan. Tunggu hingga

    kering dan lepaskan dari cetakan.

    4. Jatuhkan bola diatas permukaan polimer A. Ukur tinggi pantulan. Lakukan sebanyak

    5 kali percobaan. Lanjutkan pengukuran yang sama untuk polimer B dan C.

    5. Masukkan semua data pada tabel dibawah.

    Pengukuran

    Tinggi Pantulan (cm)

    Polimer A Polimer B Polimer

    C

    I II III I II III

    1

    2

    3

    4

    5

    Rata-rata

    Bahan:

    1. Polimer A (Silica Rubber+Hardener)

    2. Polimer B (Resin+Hardener)

    3. Polimer C (Lem tembak/PVC)

  • Praktikum Rekayasa Bahan 2014 20

    6. Lakukan perhitungan statistik pada seluruh data (rata-rata, standar deviasi, range,

    error)

    7. Lakukan analisis data pada hasil pengukuran diatas manakah yang termasuk termoset

    dan termoplastik berdasarkan ketinggian pantulan.

    8. Masukkan bahan polimer A ke dalam wadah tahan panas.

    9. Letakkan wadah di atas hot plate atau kompor listrik, lalu nyalakan (set suhu hot plate

    300C)

    10. Amati kenaikan suhu polimer dan catat jika terjadi perubahan pada polimer

    11. Lanjutkan pengamatan hingga perubahan besar terjadi (misal: meleleh atau gosong)

    dan catat suhunya (pada saat terjadi perubahan)

    12. Ulangi untuk polimer B dan C dengan cara yang sama.

    13. Tentukan manakah yang termasuk termoplastik dan termoset, jelaskan alasannya.