modul planktonologi 2014 11

53
I. PENDAHULUAN Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887, dan disempurnakan oleh Haeckel tahun 1890. Difinisi tentang plankton telah banyak dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat yang hampir sama yakni, seluruh kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung atau melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit dan tidak dapat melawan arus. Individu plankton (plankter) umumnya berukuran mikroskopis, meskipun demikian ada plankter yang berukuran beberapa meter misalnya ubur- ubur dapat mencapai ukuran 1 meter dengan tentakel sepanjang 25 meter. Panduan praktikum planktonologi 2014 1

Upload: yanuansyah-arysontama

Post on 28-Dec-2015

167 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

modul

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Planktonologi 2014 11

I. PENDAHULUAN

Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor

Hensen pada tahun 1887, dan disempurnakan oleh

Haeckel tahun 1890. Difinisi tentang plankton telah

banyak dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat

yang hampir sama yakni, seluruh kumpulan organisme,

baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung

atau melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau

dapat bergerak sedikit dan tidak dapat melawan arus.

Individu plankton (plankter) umumnya berukuran

mikroskopis, meskipun demikian ada plankter yang

berukuran beberapa meter misalnya ubur- ubur dapat

mencapai ukuran 1 meter dengan tentakel sepanjang

25 meter.

Plankton dapat dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok berdasarkan cara makan, habitat, asal,

ukuran dll. Pengelompokkan plankton yang paling

umum didasarkan pada cara makannya. Berdasarkan

cara makan plankton dapat dibedakan menjadi

saproplankton, fitoplankton, dan zooplankton. Di

perairan, peran plankton tersebut sangat penting.

Terutama dalam usaha budidaya ikan/udang, plankton

dapat berfungsi sebagai pakan alami yang ramah

Panduan praktikum planktonologi 2014 1

Page 2: Modul Planktonologi 2014 11

lingkungan. Plankton juga dapat digunakan sebagai

indikator kesuburan perairan.

Komunitas organisme adalah sesuatu yang

dinamis, dimana populasi yang ada di dalamnya saling

berinteraksi, dan mengalami variasi dari waktu ke

waktu. Variasi atau perubahan komunitas tersebut tidak

lain karena adanya pengaruh faktor-faktor lingkungan

yang komplek. Demikian pula dengan plankton juga

mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Spesies

yang dominan pada waktu tertentu sering menjadi

langka atau menghilang sama sekali pada waktu

berikutnya, atau sebaliknya. Perubahan ini dipengaruhi

oleh faktor fisika (suhu, intensitas cahaya), faktor kimia

(unsur hara), dan faktor biologis (kompetisi dan

pemangsaan). Jenis plankton yang berbeda mempunyai

reaksi yang berbeda pula misalnya terhadap suhu dan

intensitas cahaya.

Keberadaan plankton di perairan tidak selalu

menguntungkan, keadaan merugikan adalah ketika

plankton jenis tertentu tumbuh secara berlebihan atau

disebut juga blooming plankton. Blooming akan

merusak keseimbangan perairan, terutama jika terjadi

defisiensi oksigen pada saat malam hari. Blooming

Panduan praktikum planktonologi 2014 2

Page 3: Modul Planktonologi 2014 11

plankton biasanya disebabkan oleh spesies tertentu

seperti Gymnodinium sp., Spirulina sp, dll.

Banyaknya peran dan pengaruh plankton bagi

perairan khususnya dalam bidang perikanan maka studi

tentang plankton dijadikan objek tersendiri dan disebut

planktonologi. Untuk menambah pengetahuan tentang

planktonolgi, selain informasi yang didapat dari

perkuliahan diperlukan pendalaman lebih lanjut yang

dilakukan melalui kegiatan praktikum.

Praktikum planktonologi juga akan mempelajari

hubungan plankton dengan lingkungan perairan, seperti

potensi plankton nabati (fitoplankton) dalam mensuplai

oksigen, sebagai baseline dalam rantai makanan

ataupun fungsi lainnya. Sedangkan untuk menganalisa

parameter- parameter yang mempengaruhi tersebut

dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sangat

sensitif seperti mikroskop, botol DO, water sampler,

buret, dan lain lain. Untuk mencegah terjadinya

kerusakan alat, praktikan harus mentaati peraturan

yang dibuat oleh asisten maupun peraturan dalam

laboratorium serta memahami buku panduan praktikum

terutama setiap alat yang digunakan dalam praktikum.

Panduan praktikum planktonologi 2014 3

Page 4: Modul Planktonologi 2014 11

II. PRAKTIKUM LAPANG

2.1 Pengamatan Komponen Ekologi Perairan

Tujuan : agar praktikan dapat mengetahui

komponen ekologi (biotik dan abiotik) yang

mempengaruhi kehidupan plankton. Pengamatan

komponen ekologi perairan dibagi menjadi 2, yaitu

pengamatan komponen Biotik dan Abiotik.

2.1.1 Pengamatan Komponen Biotik

Pengamatan ini dilakukan dengan cara melihat

aspek biologi yang ada di dalam kolam dan disekitar

kolam. Seperti plankton (fitoplankton dan zooplankton),

organisme budidaya, organisme lain (hama

gastropoda), vegetasi disekitar kolam.

2.1.2 Pengamatan Komponen Abiotik

Komponen abiotik yang diukur diantaranya

parameter fisika (suhu, kecerahan), parameter kimia

(pH, DO, CO2, nitrat nitrogen, orthofosfat, bahan organik

total (TOM))

Parameter Fisika

a. Suhu

Masukkan thermometer ke dalam perairan

Panduan praktikum planktonologi 2014 4

Page 5: Modul Planktonologi 2014 11

Tunggu beberapa saat sampai air raksa dalam

thermometer berhenti ± 2-3 menit

Baca nilai suhu pada skala thermometer di dalam

perairan agar tidak terpengaruh oleh suhu sekitar

Catat dalam oC

b. Kecerahan

Secchi disk dimasukkan perlahan dalam perairan

sampai batas tidak tampak pertama kali. Batas

permukaan air dengan tali diberi tanda dan

dicatat sebagai d1

Secchi disk dimasukkan lagi dalam perairan

sampai tidak terlihat

Secchi disk ditarik ke atas sampai batas tampak

pertama kali. Batas permukaan air dengan tali

diberi tanda dan dicatat sebagai d2

Kecerahan dapat dihitung dengan rumus(cm) =

d1+d22

Parameter Kimia

a. pH

Masukkan pH paper ke dalam air sampel kurang

lebih 2 menit

Kibas-kibaskan hingga setengah kering

Panduan praktikum planktonologi 2014 5

Page 6: Modul Planktonologi 2014 11

Cocokkan warna pada pH paper dengan warna

kotak standar

b. DO

Ukur dan dicatat volume botol DO yang akan

digunakan

Masukan botol DO ke dalam air yang akan diukur

oksigennya secara perlahan-lahan dengan posisi

miring dan usahakan jangan sampai terjadi

gelembung udara. Bila botol telah penuh baru

ditutup diperairan

Kemudian buka botol yang berisi sampel,

tambahkan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH + KI lalu

bolak-balik sampai terjadi endapan coklat. Lalu

diendapkan dan dibiarkan selama beberapa

menit

Buang air yang bening diatas endapan (sambil

diukur volumenya), kemudian endapan yang

tersisa di beri 2 ml H2SO4 pekat yang dikocok

sampai endapan larut

Tambahkan 3 - 4 tetes amylum, dititrasi denagn

Na-thiosulfat 0,025 N sampai jernih atau tidak

berwarna untuk pertama kali

Panduan praktikum planktonologi 2014 6

Page 7: Modul Planktonologi 2014 11

Catat ml Na-tiosulfat yang terpakai (titran)

Perhitungan DO:

DO (mg / L )=v ( titran ) × N (titran)×8×1000

v botol DO−4

Keterangan :

V (titran) : ml titrasi Na-thiosulfat

N (titran) : Normalitas Na-thiosulfat (0,025)

c. CO2

Masukan air sampel 25 ml ke dalam erlenmeyer

Tambahkan 2 – 3 tetes indikator PP

Bila air berwarna pink berarti dalam perairan tidak

mengandung CO2 bebas

Bila air tidak berwarna, dititrasi dengan Na2CO3

0,0454 N sampai menjadi pink pertama kali

Catat ml titran yang terpakai

Perhitungan CO2 :

CO2bebas (mg / l)=mL( titran)× N (titran)×22×1000

mL air sampel

d. Nitrat Nitrogen

Masukkan ke dalam beaker glass sebanyak 25

ml air sampel yang sudah disaring

Panduan praktikum planktonologi 2014 7

Page 8: Modul Planktonologi 2014 11

Panaskan sampai menghasilkan kerak nitrat

Kemudian didinginkan

Tambahkan 0,5 ml asam fenol disulfonik dan

aduk dengan spatula

Tambahkan 2,5 ml aquadest

Tambahkan tetes demi tetes NH4OH sampai

warna kekuningan

Tambahkan aquadest sampai volume 25 ml

Kemudian dipanaskan dalam cuvet ± 10 ml

Ukur di spektrofotometer dengan panjang

gelombang 410 nm

Nilai nitrat dicari dari persamaan :

Y=ax−b

Keterangan :

Nilai a dan b diperoleh dari persamaan

larutan baku

Y : abs (yang sudah diukur di

spektrofotometer)

X : nitrat dalam bentuk N

Untuk mengubah NO3- - N menjadi NO3

- mg/l

maka nilai x dari persamaan dikalikan 4,43 mg/l

nilai ini diperoleh dari perbandingan berat molekul

NO3- - N dibagi NO3

-

Panduan praktikum planktonologi 2014 8

Page 9: Modul Planktonologi 2014 11

e. Orthophosphat

Tambahkan 2 ml ammonium molybdate – asam

sulfat kedalam masing – masing larutan standar

yang telah dibuat dan dihomogenkan sampai

larutan bercampur.

Tambahkan 5 tetes larutan SnCl2 dan dikocok.

Warna biru akan timbul (10 – 20 menit) sesuai

dengan kadar fosfornya.

Ukur dan tuangkan 50 ml air sampel kedalam

Erlenmeyer.

Tambahkan 2 ml ammonium molybdate dan

dihomogenkan.

Tambahkan 5 tetes larutan SnCl2 dan

dihomogenkan.

Bandingkan warna biru air sampel dengan larutan

standar, baik secara visual atau dengan

spektrofotometer (panjang gelombang 690 μm).

Perhitungannya :

Y=ax+b

Keterangan :

Nilai a dan b diperoleh dari persamaan larutan baku

Y : abs (yang sudah diukur di spektrofotometer)

X : nilai orthofosat

Panduan praktikum planktonologi 2014 9

Page 10: Modul Planktonologi 2014 11

f. TOM (TOTAL ORGANIC MATTER)

Ambil 25 ml air sampel, masukkan kedalam

Erlenmeyer.

Tambahkan 4,8 ml KMnO4 dari buret

Tambahkan 5 ml H2SO4 (1:4)

Panaskan dalam pemanas air (water bath)

sampai suhu mencapai 70-80oC kemudian angkat

Bila suhu telah turun menjadi 60-70oC langsung

tambahkan Na-oxalate 0,01 N perlahan sampai

tidak bewarna

Segera titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai

terbentuk warna (merah jambu/pink). Catat

sebagai ml titran (x ml).

Ambil 25 ml aquadest, lakukan prosedur (1-6) dan

catat titran yang digunakan sebagai (y ml).

TOM=( X−Y ) X 3,61X 0,01 X 1000

ML Sampel

2.2 Pengambilan Sampel Plankton di Perairan

Tujuan :

Menambah keterampilan praktikan terutama

dalam penentuan lokasi dan pengambilan

sampel plankton

Panduan praktikum planktonologi 2014 10

Page 11: Modul Planktonologi 2014 11

Menambah pengetahuan praktikan tentang tata

cara penyimpanan sampel plankton

Dasar teori :

Teknik pengumpulan plankton dari perairan yang

paling mudah umumnya dapat dilakukan dengan

menyaring sejumlah massa air dengan jaring halus

(planktonet). Bergantung pada tujuannya sampling

plankton dapat dilakukan secara kualitatif atau

kuantitatif.

Sampling plankton secara kualitatif, dapat

dilakukan dengan menjaring plankton dengan

planktonet atau dengan menarik planktonet secara

horizontal maupun vertical. Selain menggunakan

planktonet bisa juga menggunakan ikan planktivor (ikan

pemakan plankton), ikan tersebut dapat mengumpulkan

berbagai jenis plankton berukulan nano yang masih

bisa lolos dari jala. Untuk menghindari agar plankton

yang dimakan tidak dicerna lebih lanjut, ikan yang

diperoleh harus segera dibunuh.

Sampling plankton secara kuantitatif, Pada

umumnya pengumpulan plankton secara kuantitatif

dapat dilakukan dengan botol, jaring (planktonet),

pompa dan Continous Plankton Recorder. Cara

sampling seperti ini umumnya dilakukan untuk

Panduan praktikum planktonologi 2014 11

Page 12: Modul Planktonologi 2014 11

mengetahui kepadatan plankton per satuan volume

dengan pasti.

Alat dan bahan :

Alat

plankton net

botol film

water sampler/ ember ukuran 5 liter

pipet tetes

cool box

Bahan :

bahan preservasi (lugol, formalin, alkohol)

es batu

kertas label

Prosedur :

1. Kalibrasi terlebih dahulu planktonet dengan

aquades dengan cara disemprot menggunakan

botol semprot diseluruh permukaan planktonet,

atau dengan air lokal (air yang akan diambil

planktonnya) dengan cara dicelupkan kedalam

perairan sampai seluruh permukaan terkena air

kolam.

2. Botol film dipasangkan pada ujung planktonet

dan diikat

Panduan praktikum planktonologi 2014 12

Page 13: Modul Planktonologi 2014 11

3. Ambil sampel air dengan menggunakan water

sampler/ ember dan disaring menggunakan

plankton net (pada saat air disaring plankton net

digoyangkan agar plankton yang menempel di

permukaan jaring dapat masuk ke botol film.

Jumlah air yang disaring dicatat sebagai (W).

Dalam praktikum ini jumlah air yang disaring

sebanyak 25 liter.

4. konsentrat plankton yang tertampung dalam

botol film (V) kemudian diberi bahan preservasi

(pengawet) sebanyak 3-4 tetes, kemudian diberi

label. Keterangan pada label ditulis

menggunakan pensil.

5. Sampel plankton yang sudah diberi label

dimasukkan ke dalam cool box yang berisi es

batu.

6. Kalau sampel tidak dianalisa pada hari itu maka

bisa disimpan dalam refrigerator dengan suhu

4oC.

Panduan praktikum planktonologi 2014 13

Page 14: Modul Planktonologi 2014 11

III. PENGAMATAN LABORATORIUM

3.1 Pembuatan Preparat Plankton

Tujuan : menambah keterampilan mahasiswa dalam

membuat preparat plankton

Alat :

Objek glass

Cover glass

Pipet tetes

Botol semprot

Bahan :

Sampel plankton

Tissue

Aquades

Prosedur :

1. Objek glass dan cover glass dikalibrasi

menggunakan aquades kemudian dilap secara

searah menggunakan tissue

2. Sampel plankton dikocok secara perlahan,

kemudian diambil menggunakan pipet tetes lalu

diteteskan ke permukaan objek glass sebanyak

1 tetes (v)

Panduan praktikum planktonologi 2014 14

Page 15: Modul Planktonologi 2014 11

3. Tutup objek glass dengan cover glass dengan

sudut kemiringan 45o agar memperkecil

kemungkinan terjadi gelembung

4. Jika terdapat gelembung dalam pembuatan

preparat sebaiknya diulangi agar pengamatan

dibawah mikroskop menjadi lebih mudah

3.2 Pengamatan Plankton di bawah Mikroskop

Tujuan :

Menambah keterampilan praktikan dalam

penggunaan mikroskop dan penentuan luas

bidang pandang

Menambah pengetahuan praktikan tentang

bentuk- bentuk plankton serta dapat

membedakan antara fitoplankton, zooplankton

dan seresah

Menambah pengetahuan tentang cara

penentuan bidang pandang untuk perhitungan

plankton

Alat :

Preparat plankton

Mikroskop

Alat tulis

Panduan praktikum planktonologi 2014 15

Page 16: Modul Planktonologi 2014 11

Prosedur :

Penentuan luas lapang bidang pandang (LBP)

Preparat plankton yang sudah jadi diletakkan diatas

meja objek mikroskop

Sebelum dinyalakan, dipastikan pengatur cahaya

mikroskop berada pada frekuensi terkecil, jika

sudah bisa dinyalakan.

Cahaya diperjelas dengan memutar pengatur

cahaya dan bukaan diafragma, kemudian pilih

perbesaan yang diharapkan (40x, 100x, 400x,

1000x)

Menemukan fokus dengan memutar pemutar kasar

dan halus sedemikian rupa sehingga preparat

terlihat jelas, untuk perbesaran 1000x

menggunakan minyak emercy agar tidak terjadi

gesekan dan memperjelas objek

Setelah fokus, langkah selanjutnya mencari luas

lapang bidang pandang (LBP) seperti petunjuk

dibawah

Panduan praktikum planktonologi 2014 16

Page 17: Modul Planktonologi 2014 11

D1

D2

plankton

Bp 1

Bp 5

Bp 4

Bp 2

Bp 3

Ket : Prinsip perhitungan adalah mengetahui luas

lingkaran yang tampak dibawah lensa objek. Nilai

D1 dan D2 dapat dilihat pada mikro meter pada

meja objek

Perhitungan plankton di bawah mikroskop

Perhitungan plankton dapat menggunakan 5

bidang pandang dan 9 bidang pandang, dalam

praktikum ini menggunakan 5 bidang pandang.

Panduan praktikum planktonologi 2014 17

Page 18: Modul Planktonologi 2014 11

Amati jumlah plankton pada tiap bidang

pandang 1 – 5. Jika (P) adalah jumlah bidang

pandang maka (n) adalah jumlah plankton

dalam bidang pandang

Plankton yang ada pada setiap bidang

pandang digambar dan dihitung jumlahnya.

Dan dimasukkan dalam tabel pengamatan

dibawah,

Contoh :

Bidan

pandangGambar Jumlah klasifikasi

BP1 7

Filum:

Ordo:

Genus:

Spesies:

3.3 Identifikasi dan Perhitungan Kelimpahan

3.3.1 Identifikasi

Tujuan : Menambah pengetahuan praktikan tentang

bagaimana cara mengidentifikasi plankton dan

menemukan klasifikasinya.

Dasar teori :

Panduan praktikum planktonologi 2014 18

Page 19: Modul Planktonologi 2014 11

Plankton dapat dibedakan menjadi beberapa

kelompok, berdasarkan cara makan plankton dapat

dikelompokkan ke dalam bakterioplankton

(saproplankton, fitoplankton, dan zooplankton),

saproplankton merupakan kelompok plankter yang

terdiri atas organisme yang tidak berklorofil, meliputi

bakteri dan fungi. Fitoplankton merupakan tumbuhan

mikroskopis berklorofil yang umumnya terdiri atas

chlorophyta, chyanophyta, rodhophyta, dinoflagelata,

chrisophyta dll. Zooplankton merupakan kelompok

plankter yang mempunyai cara makan holozoik.

Anggota kelompok ini meliputi hewan dari filum

protozoa, coelenterata, arthropoda, molusca, rotifera,

annelida, copepoda dan masih banyak lagi. Golongan

zooplankton yang mendominasi adalah dari filum

copepoda.

Untuk mengidentifikasi, apakah plankton yang

diamati masuk dalam golongan fitoplankton, atau

zooplankton dapat menggunakan buku identifikasi,

buku- buku tersebut menggunakan prinsip identifikasi

secara dikotomi yaitu penentuan jenis berdasarkan

kesamaan ciri dari karakteristik plankton. Adapun buku

yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi antara lain

Panduan praktikum planktonologi 2014 19

Page 20: Modul Planktonologi 2014 11

Prescott, Davis, Sachlan dll, bisa juga dicari melalui

internet.

3.3.2 Estimasi Kelimpahan Plankton

Tujuan : menambah pemahaman praktikan tentang

perhitungan kelimpahan plankton sehingga dapat

menganalisa kesuburan perairan berdasarkan

kelimpahan planktonnya.

Dasar teori :

Pada umumnya estimasi kelimpahan plankton

yang sering dilakukan adalah pengukuran biomassa

(berat kering, berat basa, atau volume plankton) dan

menghitung jumlah plankter per satuan volume. Masing-

masing cara tersebut mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Pengukuran biomassa bertujuan untuk

mengetahui banyaknya plankton secara kuantitatif

tanpa mengidentifikasi. Ini merupakan cara yang praktis

dan sederhana namun kurang teliti karena sering

terbawa materi lain di luar plankton. Pengukuran

volume plankton kurang memberikan informasi yang

tepat, oleh karena rongga antara plankton sering ikut

terukur. Estimasi kelimpahan plankton dengan cara

menghitung jumlah plankter per satuan volume

Panduan praktikum planktonologi 2014 20

Page 21: Modul Planktonologi 2014 11

merupakan informasi yang lebih teliti, karena dapat

memberikan gambaran yang lebih pasti mengenai

kelimpahan plankton di suatu tempat. Kelimpahan

plankton dapat digunakan untuk mengetahui

penyebaran atau distribusi plankton dalam suatu area.

Para peneliti sering menganalisa kelimpahan

plankton berdasarkan jumlah sel plankton per liter air.

Pada metode ini tidak diketahui kelimpahan jenisnya

atau spesies plankton yang dominan pada perairan

tersebut. Dengan demikian metode ini dalam banyak

hal belum memberikan informasi tentang plankton

secara menyeluruh. Namun secara kuantitatif metode

ini cukup baik.

Setelah mendapatkan data dari perhitungan

plankton disetiap bidang pandang dan

mengidentifikasinya maka bisa dihitung kelimpahan

planktonnya. Kelimpahan plankton (sel/liter atau

individu/liter) dihitung dengan persamaan modifikasi

lackey drop :

N= T × VL × v × P ×W

× n

keterangan :

T : Luas cover glass (mm2)

V : Volume konsentrat plankton dalam botol tampung

Panduan praktikum planktonologi 2014 21

Page 22: Modul Planktonologi 2014 11

L : Luas lapang pandang dalam mikroskop (mm2)

v : Volume konsentrat plankton di bawah cover glass

P : Jumlah lapang pandang

W : Volume air sampel yang disaring

N : Kelimpahan plankton (sel/l atau ind/l)

n : jumlah plankton yang dalam bidang pandang

Penggunaan Haemocytometer

Dasar Teori

Pertambahan dan kepadatan fitoplankton

digunakan sebagai salah satu parameter untuk

mengetahui pertumbuhan fitoplankton tersebut, selain

itu juga digunakan untuk menghitung kepadatan bibit,

kepadatan pada saat awal kultur, dan kepadatan pada

saat akan dipanen. Kepadatan fitoplankton dapat

dihitung menggunakan haemocytometer atau

sedwichrafter (untuk yang berfilamen).

Alat dan Bahan

Alat : Haemocytometer, pipet tetes, cover glass,

mikroskop, hand counter, tissue.

Bahan : Lugol/formalin, aquadest, fitoplankton.

Panduan praktikum planktonologi 2014 22

Page 23: Modul Planktonologi 2014 11

- Cara penggunaan Haemocytometer

1. Siapkan Haemocytometer yang akan digunakan

2. Bersihkan permukaan Haemocytometer dan

cover glass dengan menggunakan tissue kering

3. Tutup Haemocytometer pada bagian tengah

dengan menggunakan cover glass

4. Ambil fitoplankton yang akan dihitung

kepadatannya dengan menggunakan pipet

tetes

5. Apabila algae bergerak aktif, maka

ditambahkan lugol/formalin

6. Tuangkan ke dalam Haemocytometer secara

hati-hati (jangan sampai berlebihan) dan jangan

sampai ada gelembung udara

Panduan praktikum planktonologi 2014 23

Page 24: Modul Planktonologi 2014 11

7. Letakkkan dan amati di bawah mikroskop

dengan perbesaran 100x

8. Bagi bidang pandang menjadi 4 bagian

Panduan praktikum planktonologi 2014 24

Page 25: Modul Planktonologi 2014 11

9. Hitung jumlah fitoplankton dilakukan hanya

pada fitoplankton yang berada pada bidang

pandang

10. Hitung jumlah total sel fitoplankton pada

keempat bidang pandang kemudian dirata-rata

dan dihitung sebagian (n)

Panduan praktikum planktonologi 2014 25

Page 26: Modul Planktonologi 2014 11

11. Total kepadatan fitoplankton adalah : n x 104

sel/ml

Indeks Shannon-Wiener digunakan untuk

menghitung Indeks Keanekaragaman (diversity index)

jenis, indeks keseragaman, dan indeks dominasi

dihitung menurut Odum (1998) dengan rumus sebagai

berikut :

1. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener :

sH '=−∑ ( ¿N )ln ( ¿

N )i=1

Panduan praktikum planktonologi 2014 26

Page 27: Modul Planktonologi 2014 11

Kisaran total Indeks Keanekaragaman dapat

diklasifikasikan sebagai berikut (modifikasi Wilhm dan

Dorris (1968) dalam Mason (1981) :

H '<2,3026 : keanekaragaman kecil dan kestabilan

komunitas rendah

2,3026<H '>6,6078 : keanekaragaman sedang dan

kestabilan komunitas sedang

H '>6,9078 : keanekaragaman tinggi dan kestabilan

komunitas tinggi

Indeks Keragaman

Arinardi (1996) yaitu menggunakan rumus Indeks

Diversity berdasarkan rumus Shannon & Weaver

(1963).

H '=−∑ Pi lnPi

Pi= ¿N

Dimana :

H ' = Indeks Diversitas

Pi = Proporsi spesies ke i terhadap jumlah total

¿ = Jumlah sel/ ekor dari taksa biota i

Panduan praktikum planktonologi 2014 27

Page 28: Modul Planktonologi 2014 11

N = Jumlah sel/ekor dari taks biota di dalam sampel

2. Indeks Keseragaman :

E=H ' /H max

Menurut Mackentum (1969), untuk pertumbuhan

optimal fitoplankton memerlukan kandungan nitrat

pada kisaran 0,9-3,5 mg/l dan ortofosfat adalah

0,09-1,80 mg/l. lebih lanjut dijelaskan Bruno et al.,

(1979 dalam Sumardianto, 1995) bahwa kandungan

ortofosfat yang optimal bagi pertumbuhan

fitoplankton adalah 0,27-5,51 mg/l, jika

kandungannya kurang dari 0,02 mg/l maka akan

menjadi factor pembatas.

Menurut Raymont (1980) fosfat merupakan salah

satu unsure penting dalam pertumbuhan dan

metabolisame tubuh Diatom.

Dikemukakan oleh Effendi (2003) bahwa kisaran

suhu yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton

di perairan adalah 200-300 C.

pH dibutuhkan untuk kebutuhan fitoplankton di

perairan yaitu 6,5-8,0 (Pescod, 1973).

Panduan praktikum planktonologi 2014 28

Page 29: Modul Planktonologi 2014 11

Menurut Sachlan (1972), fitoplankton yang hidup

pada kisaran salinitas diatas 20‰ sebagian besar

merupakan plankton dari kelompok Bacllariophyta.

3. Indeks Dominasi

D=∑ ¿¿

i=1

Dengan criteria (Odum, 1971) sebagai berikut :

*D mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominasi dan

D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominasi.

dengan :

H ' = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

E = Indeks Keseragaman

D = Indeks Dominasi Simpson

¿ = Jumlah individu genus ke-i

N = Jumlah total individu seluruh genera

H max = Indeks keanekaragaman maksimum

(¿ ln S, dimanaS = Jumlah Jenis)

Kelimpahan Relatif

Kelimpahan relatif

KR= ¿N

×100%

Panduan praktikum planktonologi 2014 29

Page 30: Modul Planktonologi 2014 11

Dimana :

KR = Kelimpahan Relatif

¿ = Jumlah individu jenis ke 1/sel

N = Jumlah total individu / sel

Eutrofokasi

Didefinisikan sebagai pengayaan (enrichment) air

dengan nutrient/unsure hara berupa bahan anorganik

yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan

terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan.

Nutrein yang dimaksud adalah nitrogen dan fosfor.

Pada sebagian dasar danau, fosfor menjadi faktor

pembatas karena keberadaannya yang relative sedikit

dibandingkan sengan banyaknya organism akuatik yang

memerlukannya. Peningkatan kadar fosfor akan

mengakibatkan peningkatan produktivitas perairan.

Pada perairan laut, biasanya yang merupakan faktor

pembatas pertumbuhan adalah nitrogen. Pada perairan

yang miskin nitrogen tetapi masih tersedia fosfor,

beberapa jenis algae Cyanobacteria (Blue Green Algae

atau Cyanophyta) masih dapat tumbuh karena mampu

mengikat nitrogen bebas (Effendi, 2003).

Panduan praktikum planktonologi 2014 30

Page 31: Modul Planktonologi 2014 11

Laporan sementara praktikum laboratorium

D1 : D2 : LBP:

Bp Gambar Jumlah klasifikasi

Bp Gambar Jumlah klasifikasi

Panduan praktikum planktonologi 2014 31

Page 32: Modul Planktonologi 2014 11

Panduan praktikum planktonologi 2014 32

Page 33: Modul Planktonologi 2014 11

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM LAPANG

Jenis kolam :

Deskripsi Lokasi Pengamatan : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Deskripsi lingkungan sekitar lokasi pengamatan :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Panduan praktikum planktonologi 2014 33

Page 34: Modul Planktonologi 2014 11

Denah lokasi pengamatan :

Jam WarnaKolam

suhu kecerahan pH DO CO2

Panduan praktikum planktonologi 2014 34

Page 35: Modul Planktonologi 2014 11

Perhitungan :

Panduan praktikum planktonologi 2014 35

Page 36: Modul Planktonologi 2014 11

KARTU KENDALI

Nama : …………………………………………

Nim/kelas : …………………………………………

Asisten : …………………………………………

No. Materi tanggal Ttd asisten

1Laporan sementara praktikum lapang

2

Laporan sementara praktikum

laboratorium

3Laporan praktikum

Mengetahui,Koordinator asisten

Aga Putra Awali125080100111087

Panduan praktikum planktonologi 2014 36

FOTO

3 X 4

Page 37: Modul Planktonologi 2014 11

Panduan praktikum planktonologi 2014 37