modul ptlf 2014

38
MODUL PRAKTIKUM TATA LETAK PABRIK

Upload: yosef-bayu

Post on 07-Nov-2015

70 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

modul

TRANSCRIPT

MODUL 1

PAGE 28Practicum Module

Facility Layout Design

MODUL PRAKTIKUM TATA LETAK PABRIK

INDUSTRIAL ENGINEERING DEPARTMENTFACULTY OF ENGINEERING AND COMPUTER SCIENCEUNIVERSITAS BAKRIE2014MODUL 1

PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangModul ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa dalam menganalisis proses perancangan tata letak pada industri 1.2 Tujuan

Analisis Perancangan layout menggunakan Systematic Layout Plant (SLP) untuk menyelesaikan permasalahan yang menyangkut berbagai macam problem antara lain produksi, transportasi, pergudangan, dan supporting.

Tahap-tahap/prosedur pembentukan Metode Systematic Layout Plant (SLP):

1. Pengumpulan data (gambar kerja atau flow process chart), daftar komponen, bills of material), pembuatan peta proses operasi dan rancangan jadwal produksi.

2. Menganalisis aliran material (flow of material), untuk menganalisis pengukuran kuantitatif untuk setiap gerakan perpindahan material diantara departemen atau aktivitas-aktivitas operasional. Biasanya sering digunakan peta-peta atau diagram-diagram sebagai berikut:

a. Peta aliran proses.

b. Diagram alir.

c. Peta proses produk banyak. (Multi Product Proces Chart)

d. From to chart.

e. Peta hubungan aktivitas.

f. Peta perakitan.

3. Menganalisis hubungan aktivitas, untuk mendapatkan atau mengetahui biaya pemindahan dari material dan bersifat kuantitatif sedang analisis lebih bersifat kualitatif dalam perancangan layout disebut Activity Relationship Chart (ARC).

4. Pembuatan diagram hubunganruangan.

5. Menghitung kebutuhan luasan daerah.

6. Pembentukan block layout alternatif.

Gambar 1.1. Systematic Layout PlanningMODUL 2PERENCANAAN AWAL

2.1 Materi

Flow Process Chart

Assembly Chart Operation Process Chart (OPC)

Routing Sheet Multi Product Process Chart (MPPC)2.2 Tujuan

Pada pembuatan Assembly Chart, praktikan diharapkan dapat memahami gambaran menyeluruh dari sebuah proses perakitan produk.

Pada pembuatan Operation Process Chart (OPC), praktikan diharapkan dapat memahami gambaran menyeluruh dari proses pembuatan produk berdasarkan setiap perlakuan yang diterima dalam proses produksi.

Pada pembuatan Routing Sheet, praktikan diharapkan dapat menentukan jumlah produksi dan jumlah mesin teoritis yang dibutuhkan dalam memenuhi kapasitas produksi.

Pada pembuatan Multi Product Process Chart (MPPC), praktikan diharapkan dapat memahami aliran proses produksi suatu produk secara keseluruhan beserta waktu total pengoperasian mesin yang digunakan.

2.3 Assembly ChartAssembly Chart adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-rakitan ke dalam rakitan suatu produk (M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).

Gambar 2.1 Assembly ChartLingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan bagian tidak selalu harus menunjukkan lintasan stasiun kerja, lintasan rakitan, atau bahkan lintasan orang, tetapi benar-benar hanya menunjukkan urutan operasi yang harus dikerjakan. Tujuan utama Assembly Chart adalah untuk menunjukkan keterkaitan antar komponen. Selain itu, juga dapat digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit (M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).

2.4Operation Process Chart (OPC)Operation Process Chart (OPC) atau yang dikenal dengan peta proses operasi akan menunjukkan langkahlangkah secara kronologis dari semua operasi inspeksi, waktu longgar dan bahan baku yang digunakan di dalam suatu proses manufakturing yaitu mulai datangnya bahan baku sampai ke proses pengepakan (packaging). Peta ini melukiskan peta operasi dari seluruh komponen dan sub assembly sampai ke main assembly (M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).

Pembuatan OPC merupakan langkah awal dalam urutan langkah untuk merencanakan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan.

Gambar 2.2 Operation Process Chart (Sutalaksana, 1979)Beberapa simbol yang digunakan pada OPC :

Operasi

Pemeriksaan

Penyimpanan

Gambar 2.3 Simbol-simbol OPC (Sutalaksana, 1979)2.5 Routing SheetRouting Sheet merupakan tabulasi langkah-langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu diketahui dari hal-hal yang saling berkaitan. (M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).Routing Sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan (M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).

Langkah selanjutnya dalam merencanakan tata letak pabrik adalah pembuatan routing sheet. Routing sheet ini digunakan untuk :

a. Menghitung jumlah mesin yang diperlukan

b. Menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan.

Format Tabel Routing Sheet :

No. Op.DeskripsiMsn (alat)Produk Msn / jam% ScrapBahan DimintaBahan DipersiapkanEffisiensi MsnKebutuhan mesin

TeoriAktual

12345678910

Keterangan:

Kolom 1 5 : Diisi dari OPC

Kolom 6

: Produk akhir per jam

Kolom 7

:

Kolom 8

:

Kolom 9

:

2.6 Multi Product Process Chart (MPPC)

Multi Product Process Chart (MPPC) merupakan suatu peta yang digunakan untuk menganalisis aliran barang dalam pabrik yang sudah ada maupun untuk perencanaan pabrik baru dan mempunyai keterkaitan dengan Peta Proses Operasi. Peta ini berfungsi untuk menunjukkan keterkaitan produksi antar komponen produk atau antar produk mandiri, bahan, bagian, pekerjaan atau kegiatan. Peta ini digunakan untuk membantu operasi job shop (M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).Deskripsi

Peralatan Nomor KomponenJumlah mesin

TeoritisAktual

Penerimaan

Meja Pabrikasi

Contoh MPPC:

Gambar 2.4 Multi Product Process Chart

2.7 Perhitungan Jumlah Mesin Sebenarnya

Perhitungan jumlah mesin sebenarnya dipergunakan untuk menghitung jumlah mesin yang diperlukan dalam proses produksi. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah mesin teoritis pada tabel Routing Sheet dengan ketentuan perhitungan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2003):

1. Angka desimal dibelakang koma dibagi dengan angka didepan koma, apabila hasil pembagian tersebut menghasilkan angka 0.1, maka jumlah mesin teoritis harus dibulatkan ke atas.

2. Apabila hasil pembagian tersebut menghasilkan angka < 0.1, maka jumlah mesin teoritis harus dibulatkan ke bawah.

3. Apabila jumlah mesin teoritis < 1, maka jumlah mesin sebenarnya = 1.

Tugas Pendahuluan1. Jelaskan definisi dari: Assembly Chart dan peta proses operasi, dan informasi apa saja yang didapat dari kedua peta tersebut? (15%)2. Jelaskan mengenai rute produksi (production routing) dan informasi apa saja yang harus disertai dalam pembuatan rute produksi? (20%)3. Sebutkan, jelaskan, dan gambarkan operasi yang digunakan dalam peta proses. (15%)4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam dasar perancangan proses. (20%)5. Sebutkan langkahlangkah dalam pembuatan MPPC. (15%)6. Jelaskan prinsip dasar dalam pembuatan peta proses operasi. (15%) MODUL 3

PERHITUNGAN JUMLAH MESIN, USULAN LUAS, ALOKASI SDM LANTAI PRODUKSI DAN GUDANG

3.1 Materi

Perhitungan jumlah mesin sebenarnya

Perhitungan luas lantai produksi

Perhitungan luas lantai Gudang Bahan Baku (Storage Receiver)

Perhitungan luas lantai Gudang Barang Jadi (Warehouse)

Perhitungan luas area Receiving dan area Shipping Perhitungan alokasi SDM Lantai Produksi

3.2 Tujuan

Pada perhitungan jumlah kebutuhan mesin, dapat diketahui jumlah mesin sebenarnya untuk setiap jenis mesin yang digunakan dan diketahui pula jumlah seluruh mesin yang diperlukan.

Pada pembuatan usulan luas lantai produksi & gudang, dapat diperkirakan alokasi luas yang dibutuhkan oleh lantai produksi dan gudang yang ada untuk dijadikan dasar pembuatan Area Allocation Diagram / AAD.

Pada pembuatan usulan luas receiving & shipping area, dapat diketahui alokasi luas yang dibutuhkan sebagai tempat bongkar-muat barang dari dan ke gudang yang ada.

Usulan Luas Lantai Produksi

Usulan luas lantai produksi ini berguna dalam memperkirakan alokasi ruang yang dibutuhkan dalam menempatkan berbagai fasilitas yang digunakan pada lantai produksi. Jumlah dan ukuran setiap jenis merupakan variabel utama yang harus diperhatikan. Selain itu, perlu diperhatikan pula allowance (kelonggaran) yang digunakan untuk memberikan ruang bebas antar fasilitas yang ada sebagai tempat bergeraknya operator pergerakan material dan alat-alat material handling yang lalu-lalang. Lantai produksi dilengkapi dengan sebuah ruang kantor produksi sebagai tempat kerja para pegawai produksi (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990).

Usulan Luas Lantai Gudang Bahan Baku (Storage Receiver)

Usulan luas lantai gudang bahan baku digunakan untuk memperkirakan alokasi ruang yang dibutuhkan dalam menempatkan berbagai jenis bahan baku yang digunakan. Ukuran dan bentuk bahan baku yang diterima, jumlah tumpukan bahan baku, jumlah dan ukuran peralatan yang digunakan serta waktu penerimaan dan pemakaian bahan baku merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Tinggi ruangan dibatasi hanya 10 meter dan sama halnya dengan lantai produksi, gudang bahan baku harus diberikan allowance (kelonggaran) yang mencukupi sebagai ruang gerak manusia dan material yang ada. Gudang bahan baku dilengkapi juga dengan sebuah kantor gudang dan tempat menyimpan peralatan material yang dibutuhkan (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990).

Usulan Luas Lantai Gudang Barang Jadi (Warehouse)

Usulan luas lantai gudang barang jadi digunakan untuk memperkirakan alokasi ruang yang dibutuhkan untuk menyimpan packing box. Ukuran dan jumlah packing box tersebut menjadi faktor utama yang harus diperhatikan dalam perhitungan luasnya serta kelonggaran yang memadai pun harus diikutsertakan. Sebuah kantor gudang dan tempat penyimpanan peralatan material handling pun dibutuhkan pada gudang barang jadi ini dengan tinggi ruangan yang juga 10 meter (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990).

Usulan Luas Receiving & Shipping AreaReceiving Area digunakan sebagai area penerimaan material yang datang dari pemasok untuk digunakan pada proses produksi. Area ini mencakup luas area bagi transportasi dan area parkir sementara bagi kendaraan pengangkut, serta area untuk membongkar raw material tersebut. Luas minimum area ini adalah 100% dari luas storage (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990).

Shipping Area digunakan sebagai area kegiatan shipment. Area ini mencakup luas area bagi transportasi dan area parkir sementara bagi kendaraan pengangkut, serta untuk memuat barang jadi tersebut. Luas minimum area ini adalah 100% dari luas area warehouse (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990).

Alokasi SDM

Tenaga Kerja pada perusahaan ini terbagi atas karyawan lantai produksi, plant service dan kantor. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam alokasi SDM yaitu (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990):

1. Setiap mesin dioperasikan oleh seorang operator kecuali buffer2. Setiap 20 orang operator diawasi oleh seorang supervisor.

Tugas Pendahuluan !

1. Sebutkan dan jelaskan metode penentuan kebutuhan luas area di pabrik. (20%)

2. Permasalahan apa saja yang terjadi dalam mengelola sebuah penyimpanan? (20%)3. Jelaskan pengertian departemen penerimaan bahan dan departemen pengiriman produk jadi. (20%)4. Jelaskan misi pergudangan, manfaat pergudangan dan fungsi dasar pergudangan. (20%)

5. Jelaskan macammacam gudang. (20%)MODUL 4

PERHITUNGAN LUAS FASILITAS KANTOR

DAN PLANT SERVICE

4.1 Materi

Perhitungan Luas Fasilitas Plant Service dan Kantor Perhitungan Alokasi SDM Plant Service Gambar Layout Kantor

4.2 Tujuan

Pada pembuatan luas fasilitas plant service, dapat diketahui apa-apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung terciptanya kondisi dan lingkungan kerja yang baik

Alokasi Sumber Daya Manusia pada plant service berguna sebagai dasar dalam memperkirakan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan kegiatan di plant service Pada pembuatan luas fasilitas kantor, dapat diperkirakan keseluruhan luas yang dibutuhkan untuk tempat sejumlah departemen dan para karyawan kantor.

4.3 Usulan Luas Fasilitas Plant Service

Plant service merupakan berbagai fasilitas pendukung yang disediakan untuk mendukung jalannya kegiatan produksi dan kemudahan para karyawan maupun tamu. Fasilitas-fasilitas tersebut dapat berupa ruangan maupun hanya berupa suatu area (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990; Amril, 1995).4.4 Usulan Luas Fasilitas Kantor

Sebagai fasilitas pelayanan pendukung operasional perusahaan, ruang kantor sangat diperlukan banyak orang dengan berbagai macam tujuan. Kantor dapat dikatakan sebagai fasilitas yang tidak terkait secara langsung dengan proses produksi, namun mempunyai peranan yang cukup berarti dalam proses operasi perusahaan. Pada perusahaan berskala besar terdapat pemisahan secara rinci tergantung jenis aktifitas didalamnya. Seperti kantor untuk kegiatan administrasi secara umum, kantor pelayanan pegawai, kantor pelayanan konsumen, kantor pemasaran, dan sebagainya (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990; Amril, 1995).

Tugas Pendahuluan1. Jelaskan secara umum mengenai kantor. (20%)2. Apa yang dimaksud dengan pertamanan kantor? Apakah keuntungannya? (20%)3. Jelaskan saran-saran yang diperlukan dalam tata letak parkir. (10%)

4. Sebutkan jenis-jenis tempat makan terpisah. (20%)5. Sebutkan alasan-alasan mengapa lokasi kantin biasanya terpusat dan terpisah dari ruang kerja. (10%)

6. Sebutkan dan jelaskan saran-saran yang yang diperlukan untuk tata letak fasilitas makan. (20%)MODUL 5

FTC dan SKALA PRIORITAS

5.1. Tujuan

Pada pembuatan From to Chart (FTC) dapat diketahui hubungan perjalanan material dari satu fasilitas ke fasilitas lainnya.

Pada pembuatan skala prioritas, dapat diketahui berbagai kepentingan hubungan yang terjadi di antara fasilitas yang ada.

5.2. From to Chart Frekuensi

From to Chart (FTC) biasanya sangat berguna apabila barang yang mengalir pada suatu wilayah berjumlah banyak. Hal ini juga berguna jika terjadi keterkaitan antara beberapa kegiatan dan jika diinginkan adanya penyusunan kegiatan yang optimum (Stephens & Meyers, 2010) (Purnomo, 2004; Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).

FTC menggambarkan besarnya kedekatan hubungan aliran antar mesin yang terjadi. Melalui FTC frekuensi ini kita dapat melakukan perhitungan untuk langkah selanjutnya, yaitu perhitungan untuk FTC Inflow dan FTC (Stephens & Meyers, 2010; Purnomo, 2004; Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).5.3. Skala Prioritas

Skala prioritas menunjukkan hubungan antar mesin (skala prioritas Inflow dan skala prioritas Outflow) merupakan skala yang digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan hubungan antara mesin-mesin produksi, di mana derajat kedekatan hubungannya dapat dilihat pada FTC Inflow dan Outflow. Di sini angka yang paling besar yang terdapat pada kedua peta tersebut menunjukkan hubungan yang paling dekat (Stephens & Meyers, 2010; Purnomo, 2004; Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).

Adapun tanda dari derajat kedekatan adalah sebagai berikut (Stephens & Meyers, 2010; Purnomo, 2004; Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990)A=Hubungan mutlak diperlukan (untuk aktivitas yang dipertimbangkan saling berkelanjutan)

E=Hubungan sangat penting (untuk aktivitas yang saling berhubungan)

I=Hubungan penting (untuk aktivitas berdampingan)

O=Hubungan biasa/umum (untuk aktivitas yang mempunyai hubungan biasa)

U=Hubungan tidak penting (untuk hubungan geografis)

X=Hubungan tidak diinginkan (untuk hubungan yang tidak diharapkan terjadi)

Tugas Pendahuluan1. Jelaskan definisi Material Handling dan tujuan pokok kegiatan Material Handling. (20%)2. Pertimbangan apa saja yang harus dilakukan dalam merancang sistem material handling? (20%)3. Jelaskan macammacam biaya material handling beserta faktorfaktor yang mempengaruhi biaya material handling itu sendiri. (15%)4. Jelaskan hubungan antara Material Handling dalam sistem manufaktur dengan tata letak suatu pabrik. (15%)5. Jelaskan macammacam jalan lintasan beserta tujuan dari jalan lintasan itu sendiri. (15%)6. Jelaskan berbagai kategori sistem yang berorientasi pada fungsi yang mengelompokkan peralatan dan kegiatan menurut. (15%)MODUL 6

ACTIVITY RELATIONSHIP CHART

DAN ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM

LANTAI PRODUKSI DAN AREA PABRIK

6.1 Tujuan

Pada pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) untuk area pabrik, praktikan diharapkan dapat menyusun dan memahami hubungan antara fasilitas-fasilitas yang ada pada area pabrik.

Pada pembuatan Activity Relationship Diagram (ARD) untuk area pabrik, praktikan diharapkan dapat menggambarkan keterkaitan kegiatan antara berbagai fasilitas yang ada pada area pabrik untuk mendukung jalannya kegiatan produksi.

Pada pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) untuk area lantai produksi, praktikan diharapkan dapat menyusun dan memahami hubungan antara fasilitas-fasilitas yang ada pada lantai produksi.

Pada pembuatan Activity Relationship Diagram (ARD) untuk lantai produksi, praktikan diharapkan dapat menggambarkan keterkaitan kegiatan yang berhubungan dengan pola aliran material antara mesin-mesin produksi dengan gudang bahan baku dan juga gudang barang jadi.

6.2 Activity Relationship Chart (ARC) Lantai Produksi

ARC merupakan suatu teknik yang digunakan untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kegiatan yang saling berhubungan satu sama lainnya. ARC menggunakan beberapa simbol huruf seperti skala prioritas yang telah dijelaskan pada Modul 5 sebagai penanda derajat kedekatannya dan beberapa simbol angka berurutan sebagai wakil alasan penggunaan simbol huruf derajat kedekatan tersebut. Format dan teknis pembuatan ARC dapat dilihat pada buku referensi (Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).

Keterangan:

ARC lantai produksi dibuat pada kertas putih berukuran minimal A3.

Jarak antar garis disetiap barisnya minimal 2 cm dengan ukuran font yang disesuaikan dengan ukuran kertas.

6.3 Activity Relationship Chart (ARC) Area Pabrik

ARC untuk area pabrik terdiri atas seluruh elemen yang ada seperti lantai produksi, gudang bahan baku, gudang barang jadi, kantor dan plant service (Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).

Gambar 6.1 Activity Relationship Chart6.4 Activity Relationship Diagram (ARD) Lantai Produksi

ARD merupakan dasar perencanaan keterkaitan antara pola aliran material dan lokasi kegiatan pelayanan yang dihubungkan dengan kegiatan produksi yang dibuat berdasarkan skala prioritas sebagai data derajat hubungan yang harus ada dan harus dipenuhi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan ARD lantai produksi antara lain (Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990):

1. ARD terdiri atas beberapa buah kotak berbentuk bujur sangkar yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan derajat kedekatannya membentuk suatu susunan yang baik.2. Derajat kedekatan yang telah ditentukan harus diperhatikan dalam hal peletakan berbagai fasilitas yang ada, misal:

Derajat kedekatan A, berarti antar fasilitas harus tepat bersebelahan.

Derajat kedekatan E, berarti antar fasilitas maksimal berjarak 1 kotak.

Derajat kedekatan I, berarti antar fasilitas maksimal berjarak 2 kotak, dst.

Berikut adalah format pembuatan ARD:

Gambar 6.2 Format ARD

Keterangan:

Setiap kotak bujur sangkar memiliki warna yang berbeda sesuai dengan fasilitas yang diwakilinya, yaitu:

Mesin-mesin produksi berwarna HIJAU MUDA.

Gudang-gudang berwarna ABU-ABU.

Kotak bujur sangkar memiliki ukuran sisi masing-masing 6 cm.

6.5 Activity Relationship Diagram (ARD) Area PabrikARD untuk area pabrik terdiri atas elemen-elemen yang ada pada ARC area pabrik (Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990). Lantai produksi, gudang bahan baku, gudang barang jadi, dan kantor masing-masing diwakili oleh 1 kotak bujur sangkar.

Masing-masing plant service diwakili oleh 1 kotak bujur sangkar.

Aturan warna untuk setiap kotak adalah:

Lantai produksi berwarna HIJAU MUDA.

Gudang bahan baku berwarna ABUABU MUDA.

Gudang barang jadi berwarna ABUABU TUA.

Kantor berwarna UNGU.

Plant service berwarna BIRU MUDA.

Aturan penggambaran garis pada ARD:

Derajat A : 4 garis berwarna merah

Derajat E : 3 garis berwarna jingga

Derajat I : 2 garis berwarna hijau tua

Derajat O : 1 garis berwarna biru tua

Derajat U : tidak ada tanda

Derajat X : 1 garis bergerigi berwarna cokelat

Tugas Pendahuluan1. Jelaskan jenis-jenis keterkaitan. (5%)2. Apakah yang dimaksud dengan ARC dan ARD? Apakah kegunaannya? Apakah kegunaannya? Apakah hubungan antara ARC dan ARD? (15%)3. Apakah perbedaan dasar ARC dengan FTC? (10%)4. Sebutkan macam-macam ARD lantai produksi dan berasal darimana saja sumber data masing-masing ARD lantai produksi tersebut? (10%)

5. Bagaimana cara membuat ARC? (10%)6. Sebutkan 3 macam alasan yang menjadi pertimbangan dalam mengukur derajat kedekatan antar departemen pada ARC. (10%)

7. Pada ARC terdapat perubah atau variabel untuk menggantikan angkaangka yang bersifat kuantitatif, apa saja variabel tersebut dan apa kegunaannya? (10%)8. Sebutkan dan gambarkan 2 jenis ARD yang Anda ketahui. (10%)

9. Buatlah ARC dan ARD (ATBD) dari data seperti di bawah ini. (20%)

Nama DepartemenRelationship

AEIOUx

AC1B0.4D0.2E0.1

BA0.8C0.6H0.4

CD0.8E0.7F0.5

DH0.4E0.2

EF1H0.3

FG0.2H0.1D0.02

GH0.2

H

MODUL 7

AAD (Area Allocation Diagram)

LANTAI PRODUKSI dan GUDANG7.1Materi

Pengembangan ARD dan kaitannya dengan ARC.

Aturan-aturan khusus dalam peletakan bagian-bagian lantai produksi dan gudang.

7.2Tujuan

Merancang pengaturan ruang produksi untuk setiap mesin agar dapat beroperasi secara efisien.

Merancang peletakan gudang sehingga setiap bahan baku dan barang jadi dapat dialirkan dengan mudah dan cepat.

Memahami pentingnya AAD lantai produksi dan gudang yang dapat meminimumkan transportasi bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi antar gudang dan mesin.

Mewujudkan hasil pengaturan fasilitas produksi dan gudang yang efisien dengan memperhatikan hubungan kedekatan antara lantai produksi dan gudang yang telah tercermin dalam ARD.

7.3Teori Dasar

Gudang-gudang (storage-warehouse) merupakan bangunan yang akan digunakan untuk penyimpanan bahan baku dan barang jadi. Lantai produksi berfungsi sebagai jantung dari pabrik, dimana bahan baku melewati berbagai proses untuk menjadi produk yang siap untuk didistribusikan (Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990; Purnomo, 2004).

AAD lantai produksi dan gudang merupakan diagram yang menggambarkan tata letak fasilitas produksi dan gudang-gudang yang sebenarnya. Adanya penggambaran fasilitas produksi dan gudang yang terperinci dapat memperlihatkan luas tanah yang dibutuhkan (Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990; Purnomo, 2004).

7.4Ketentuan Pembuatan

AAD dikembangkan dari ARD lantai produksi dan gudang, dengan memberikan penyesuaian bentuk kelompok mesin dan gudang sebanding dengan ukuran sebenarnya.

Berdasarkan ARD lantai produksi in-flow yang digabung dengan kedua gudang. Bentuk AAD lantai produksi dan gudang tidak perlu merupakan persegi panjang, namun memiliki bentuk yang disesuaikan dengan lahan yang tersedia.

Gudang-gudang tidak berada di dalam lantai produksi, melainkan menempel pada bangunan lantai produksi.

Dalam lantai produksi disediakan perlengkapan berupa tempat bahan baku, barang jadi dan bak sampah untuk setiap kelompok mesin. Semua harus digambar dengan skala ukuran yang sebenarnya.

Pada tiap kelompok mesin terdapat tempat masuknya material (buffer) yang akan diproses (WIP-in) dan tempat keluarnya material (buffer) dari area tersebut (WIP-out).

Buffer berwarna pink dengan tebal 1 cm dan panjang yang disesuaikan.

Lihat pada aturan umum untuk penulisan judul.Tugas Pendahuluan1. Jelaskan prosedur perencanaan lantai produksi yang efisien. (20%)2. Jelaskan 3 hal yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan luas area yang dibutuhkan. (10%)3. Sebutkan faktor-faktor pertimbangan dalam meletakkan buffer. (20%)4. Apa yang dimaksud dengan scrap dan buangan? (10%)

5. Sebutkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyimpanan barang setengah jadi. (20%)6. Apakah yang dimaksud dengan gang? Sebutkan jenis gang dan kegunaannya. (15%)7. Jelaskan prosedur perancangan galangan. (20%)MODUL 8

MATERIAL HANDLING PLANNING SHEET (MHPS)

8.1 Tujuan

Pada pembuatan Material Handling Planning Sheet (MHPS), praktikan dapat mengetahui dan memperkirakan total biaya yang diperlukan dalam melakukan penanganan material.

8.2 Material Handling Planning Sheet (MHPS)

Masalah utama dalam produksi ditijau dari segi kegiatan/proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Hal ini terlihat sejak material diterima ditempat penerimaan, kemudian dipindahkan ketempat pemeriksaan dan selanjutnya disimpan di gudang. Pada bagian proses produksi juga terjadi perpindahan material yang diawali dengan mengambil material dari gudang, kemudian diproses pada proses pertama dan berpindah pada proses berikutnya sampai akhirnya dipindah ke gudang barang jadi (Purnomo, 2004).

Material Handling Planning Sheet (MHPS) merupakan sebuah tabel yang digunakan untuk menghitung biaya dari tiap-tiap penanganan atau perpindahan bahan/material berdasarkan peralatan material handling yang digunakan. Terdapat 1 macam MHPS, yaitu MHPS produksi yang merupakan suatu tabel yang digunakan untuk menghitung biaya penanganan bahan pada lantai produksi (Purnomo, 2004; M.Apple, 1990; Wignjosoebroto, 2003; Stephens & Meyers, 2010; Freivalds, 2009).

LAMPIRAN

ATURAN PENGGAMBARAN

1. Umum

Skala gambar 1:100.

Truk dan mobil diwakili dengan gambar tampak atas dan sesuai skala.

Jarak antar tiang penguat maksimal 5 meter. Tiang penguat berukuran 50 x 50 cm.

Susunan judul plant layout adalah sebagai berikut:

PLANT LAYOUT

PT. XXX

USULAN DARI :

KAPASITAS PRODUKSI:

LUAS TANAH :

LUAS BANGUNAN

:

SKALA :

EFISIENSI

:

Tulisan PLANT LAYOUT berukuran 5 cm, selain itu semua huruf pada judul berukuran 3 cm. Spasi antar tulisan berjarak 2 cm.

Legenda dilengkapi dengan kode warna yang digunakan dan dengan jelas mengacu kepada fasilitas atau peralatan tertentu.

Arah mata angin dan logo perusahaan konsultan harus dicantumkan di pojok kiri atas area gambar.

Warna untuk tembok, sekat ruangan, jendela, pintu, kolom penguat adalah hitam.

Tebal tembok terluar untuk area pabrik 20 cm

Tebal tembok lainnya pada keseluruhan area pabrik sebesar 15 cm.

Seluruh ruangan dilengkapi dengan nama dan luas.

Simulasi alur transportasi diwakilkan dengan tanda panah.

Tambahkan pintu darurat pada semua aspek penting dan beri warna merah.

Jarak antar gedung bangunan terluar dengan tembok terluar pabrik minimum 5 meter.

Jalan raya yang menunjukkan arah masuk dan keluar dari pabrik digambarkan.

2. Storage dan warehouse Lemari, Palet, dan trolley diwakilkan dengan warna cokelat tua.

Untuk setiap kelompok barang, diberi garis putus-putus sebagai penanda wilayah.

3. Receiving dan Shipping Gambar truk ditempatkan pada shipping dan receiving dan di jalan.

Luas minimum area receiving adalah 100% dari luas storage.

Luas minimum area shipping adalah 100% dari luas area warehouse.

Alur transportasi truk digambarkan dengan tanda panah, ukurannya disesuaikan.4. Plant Service Meja dan bangku yang digunakan pada kantin kantor dan kantin produksi terdiri dari meja panjang yang diapit oleh 2 buah kursi panjang dengan kapasitas 6 orang untuk setiap mejanya.

Area parkir kendaraan terdiri atas tempat parkir mobil, motor, dan sepeda dengan kapasitas yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jenis parkir ada 2, yaitu Perpendicular dan Angular. Biasanya memiliki rasio 1:1,25; artinya 1 tempat parkir untuk 1,25 pekerja.

Toilet yang diperuntukkan bagi karyawan lantai produksi dan plant service ditentukan jumlahnya sebagai berikut:

Tabel Kebutuhan Jumlah Toilet

Jumlah Maksimum PekerjaJumlah Minimum Toilet yang dbutuhkan masing-masing untuk Pria dan Wanita

1 101

11 252

26 503

51 804

81 1255

> 125Tambahan 1 toilet untuk tambahan 45 pekerja

5. Lantai Produksi

Gunakan kode warna yang berbeda untuk setiap kelompok mesin dari untuk membedakan dapat diberi motif.

Kode warna untuk operator adalah hitam, untuk supervisor adalah merah.

Pengaliran bahan baku dapat menggunakan garis dengan kode warna yang berbeda untuk setiap komponen.

Setiap ujung aliran material ditandai dengan ujung yang lancip/anak panah.

Pada setiap kelompok mesin dicantumkan nama mesin dan luasnya dengan ukuran penulisan yang disesuaikan.

WIP-in dan WIP-out digambarkan dengan kotak berwarna pink (merah muda). Di dalam kotak tersebut tuliskan huruf I untuk WIP-in atau O untuk WIP-out.

Jarak antara kelompok mesin yang satu dengan yang lain dan dengan tembok minimal 2 m untuk ruang gerak.

6. Saluran Air (got) dan Trotoar

Penempatan saluran air bersih harus logis dan digambarkan dengan garis berwarna biru muda selebar 20 cm.

Sedangkan untuk saluran air kotor digambarkan dengan garis berwarna biru tua selebar 20 cm.

Penggambaran trotoar dengan warna abu-abu.

DAFTAR PUSTAKA

Amril, S. (1995). Data Arsitek. Jakarta: Erlangga.

Freivalds, A. (2009). Nieble's Methods, Standards, and Work Design. New York: mcGraw Hill.

M.Apple, J. (1990). Tataletak Pabrik Dan Pemindahan Bahan. Bandung: ITB Bandung.

Purnomo, H. (2004). Perencanaan Dan Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Stephens, M. P., & Meyers, F. E. (2010). Manufacturing Facilities Design & Material Handling. New Jersey: Pearson.

Sutalaksana, I. Z. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri ITB.

Taylor, B. W. (2004). Introduction to Management Science. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Wignjosoebroto, S. (2003). Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan. Surabaya: Guna Widya.Faculty of Engineering and Computer Science

Versi : 1 Revisi : 0UNIVERSITAS BAKRIE

_1217449701.vsd

_1375617133.vsdNo. Kom

ASSEMBLY CHART

PT. SONIDO ATEMPORAL SOSTENIBLE

USULAN DARI :

KAPASITAS PRODUKSI :

EFISIENSI :

UNIT/JAM

%

SA - 1

A - 1

No. Kom

Diameter Lingkaran 6 mm

Lihat dari Routing Sheet

Diameter Lingkaran 7 11 mm

Lihat dari Strorage Receiver

Diameter Lingkaran 12 mm

Kode Perakitan

_1375617333.vsdOPERATION PROCESS CHART

PT. SONIDO ATEMPORAL SOSTENIBLE

NAMA OBYEK :

DIPETAKAN OLEH :

TANGGAL DIPETAKAN :

SEKARANG

USULAN

No. Kom Nama Komponen

Jmlh x pcs

Lihat dari Routing Sheet

Bahan Komponen

Ukuran

Lihat dari Strorage Receiver

O - 1

I-1

Operasi

Nama Mesin

Kode Operasi

Diameter Lingkaran 1 cm

Kode Pemeriksaan

Waktu Baku

Komponen Bahan Pembantu

Kegiatan

Ringkasan

Jumlah

Waktu

Operasi

Pemeriksaan

Total

Penyimpanan

_1217449922.vsd

_377341801.unknown

_1217449552.vsd

_377341852.unknown

_377341707.unknown