modul : proses terjadinya hujan (vain hadrami hamid)

53
MODUL : MEDIA PEMBELAJARAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ii OLEH : VAIN HADRAMI HAMID

Upload: vainhadramihamid

Post on 13-Apr-2017

2.409 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

MODUL : MEDIA PEMBELAJARAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)FTIK/TARBIYAH/KI VI C

TAHUN 2015

ii

OLEH :

VAIN HADRAMI HAMID

Page 2: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt dan Shalawat kepada

Rasulullah saw, karena Modul untuk mata kuliah Media

Pembelajaran ini dapat terselesaikan.

Namun, karena yang menyusun modul ini adalah

manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, maka

mungkin modul ini banyak kekurangan ataupun

kesalahan baik dalam segi penulisan maupun

penyusunannya, hingga membuat modul ini kurang

sempurna, mohon maaf yang sebesar-besarnya1.

Mudah-mudahan Ibu Dosen pembimbing dan

teman-teman sekalian dapat menerima dan mendapat

ilmu dari modul ini, kritik dan saran anda sangat

diharapkan demi kesempurnaan modul ini.

Demikian, semoga bermanfaat.

Kendari, 04-05-2015

Penulis,

Vain hadrami hamid

DAFTAR ISI1Modul Proses terjadinya Hujan

iii

Page 3: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

HALAMAN JUDUL............................................. i

KATA PENGANTAR........................................... ii

DAFTAR IS........................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................ 1B. Tujuan Penulisan Modul............................. 3C. Metodologi Penulisan Modul...................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hujan......................................... 5B. Proses Terjadinya Hujan............................. 6C. Pola Hujan di Indonesia.............................. 8D. Jenis-jenis Hujan di Indonesia.................... 14E. Alat Pengukur Curah Hujan........................ 17F. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan................. 19G. Hujan Buatan.............................................. 20H. Hujan Asam................................................ 22I. Hujan Es...................................................... 26

BAB III PENETUP

A. Kesimpulan................................................. 28B. Saran2........................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

2Modul Proses terjadinya Hujan

iv

Page 4: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang

letaknya didaerah garis khatulistiwa. Oleh karena itu

Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan

musim kemarau. Kedua musim tersebut sangat

mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan

dinegara ini, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh

negative. Disini saya akan membahas tentang hujan,

karena hujan sangat mempengaruhi aktivitas makhluk

hidup, terutama manusia. Hujan juga merupakan salah

satu sumber air dimuka bumi, dan makhluk hidup tidak

akan bisa hidup tanpa air. dengan adanya hujan,

ketersediaan air akan terpenuhi3. Namun, jika hujan yang

terjadi secara berkepanjangan bia mengakibatkan

bencana bagi makhluk hidup dan lingkungan, contohnya

banjir, tanah longsor, pengikisan tanah (erosi) dan

dampak buruk lainnya.

3Modul Proses terjadinya Hujan

1

Page 5: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Menurut Prof. Dr. Ir. Arifin, MS Curah hujan ialah

jumlah air yang jatuh pada permukaan tanah selama

periode tertentu bila tidak terjadi penghilangan oleh

proses evaporasi, pengaliran dan peresapan, yang diukur

dalam satuan tinggi. Tinggi air hujan 1mm berarti air

hujan pada bidang seluas 1mm2 berisi 1 liter. Unsur-

unsur hujan yang harus diperhatikan dalam mempelajari

curah hujan ialah : jumlah curah hujan, dan intensitas

atau kekuatan tetesan hujan.

Teknologi modifikasi cuaca menjadi bagian dari

pengelolaan sumber daya air4. Mendambakan turunnya

hujan pada musim kering seperti sekarang, sering

menjadi sebuah penantian panjang. Padahal, sumber-

sumber air telah mengering dan kebutuhan air untuk

beragam kebutuhan kian mendesak. Termasuk, misalnya,

untuk pembangkit listrik. Untuk mempercepat turunnya

hujan pada musim kering yang berkepanjangan, tak ada

jalan lain selain melakukan campur tangan terhadap alam

yaitu dengan mempercepat terjadinya hujan yang sudah

secara luas dikenal sebagai hujan buatan.

4Modul Proses terjadinya Hujan

2

Page 6: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

B. Tujuan Penulisan Modul

Tujuan dari pembuatan Modul ini adalah untuk :

1. Mengetahui apa itu hujan

2. Mengetahui bagaimana proses terjadinya hujan

3. Mengetahui hujan apa saja yang terjadi di

Indonesia

4. Mengetahui alat apa yang dapat mengukur curah

hujan

5. Mengetahui bagaimana menciptakan hujan

buatan beserta dampaknya, dan

6. Mengetahui manfaat hujan bagi makhluk hidup5.

C. Metodelogi Penulisan Modul

Modul ini memakai metode penulisan : 5Modul Proses terjadinya Hujan

3

Page 7: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

1. Deskriptif

2. Media Internet dan Modul Praktikum

3. Tidak Berlebihan6, dan

4. Sesuai Fakta dan Pendapat Para Ahli Klimatologi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hujan

6Modul Proses terjadinya Hujan

4

Page 8: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Alam (2011) menyatakan bahwa, Hujan adalah

peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke

permukaan bumi akibat  terjadinya kondensasi. Hujan

diukur sebagai tinggi air yang jatuh dipermukaan bumi

yang datar dalam periode waktu tertentu7.

Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan

memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar

dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di

atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah

proses kondensasi uap air di atmosfer

menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan

biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin

terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh

menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau

penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi

yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai

daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi

terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es

dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam

7Modul Proses terjadinya Hujan

5

Page 9: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga

bola kecil (butir kecil)

B. Proses Terjadinya Hujan

Alam (2011) menyatakan bahwa, Proses terjadinya

hujan adalah mula - mula sinar matahari menyinari bumi,

energi sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya

evaporasi atau penguapan di lautan, samudra, sungai,

danau, dan sumber-sumber air lainnya.Uap - uap air yang

naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami

kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh

suhu sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun

uap air8. Uap-uap air ini kemudian akan membentuk

awan. Kemudian, angin (yang terjadi karena perbedaan

tekanan udara) akan membawa butir - butir air ini9. Butir

- butir air ini menggabungkan diri (proses ini dinamakan

koalensi) dan semakin membesar akibat turbelensi udara,

butir - butir air ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi

sehingga akan jatuh ke permukaan bumi.

8Modul Proses terjadinya Hujan9Modul Proses terjadinya Hujan

6

Page 10: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Gbr. 1.1 prose terjadinya hujan

Saat jatuh ke permukaan bumi, butir - butir air akan

melewati lapisan yang lebih hangat di di bawahnya

sehingga butir - butir air sebagian kecil menguap lagi ke

atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi

sebagai hujan. Inilah yang dinamakan hujan.

C. Pola hujan di indonesia

               

Tjasyono (1999) menyatakan Indonesia secara umum

dapat dibagi menjadi 3 pola iklim utama dengan melihat

pola curah hujan selama setahun. Hal ini didukung oleh

Aldrian dan Susanto (2003) yang telah mengklasifikasi

7

Page 11: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Iklim Indonesia sebagai berikut: Pola curah hujan di

wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pola

Monsoon, pola ekuatorial dan pola lokal10.

Pola Moonson dicirikan oleh bentuk pola hujan yang

bersifat unimodal (satu puncak musim hujan yaitu sekitar

Desember).  Selama enam bulan curah hujan relatif

tinggi (biasanya disebut musim hujan) dan enam bulan

berikutnya rendah (bisanya disebut musim kemarau). 

Secara umum musim kemarau berlangsung dari April

sampai September dan musim hujan dari Oktober

sampai Maret. 

Pola equatorial dicirikan oleh pola hujan dengan

bentuk bimodal, yaitu dua puncak hujan yang

biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober

saat matahari berada dekat equator. 

Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodal

(satu puncak hujan) tapi bentuknya berlawanan dengan

pola hujan pada tipe moonson.

Wilayah Indonesia disepanjang garis khatulistiwa

sebagian besar mempunyai pola hujan equatorial,

10Modul Proses terjadinya Hujan

8

Page 12: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

sedangkan pola hujan moonson terdapat di pulau Jawa,

Bali, NTB, NTT, dan sebagian Sumatera. Sedangkan

salah satu wilayah mempunyai pola hujan lokal adalah

Ambon (Maluku).

Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain

dipengaruhi oleh letak geografis11. Secara rinci pola

umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai

berikut. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh

jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah

timur.

Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar

daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan

pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang

dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan

yang terbanyak adalah Jawa Barat .

Curah hujan juga bertambah sesuai dengan

ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya

berada pada ketinggian antara 600-900 M di atas

11Modul Proses terjadinya Hujan

9

Page 13: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

permukaan laut. Di daerah pedalaman, di semua pulau

musim hujan jatuh pada musim pancaroba12. Demikian

juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar. Bulan

maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.

Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur

seperti:

1. Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu

mendapat hujan terbanyak pada bulan November.

2. Lampung-Bangka yang letaknya ke timur

mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember.

3. Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada

bulan Januari – Februari.

Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi

Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda,

yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang

mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia

barat dan timur terletak pada kira-kira 120( Bujur Timur.

Grafik perbandingan empat pola curah hujan di Indonesia

dapat Anda lihat pada gambar dibawah ini.

12Modul Proses terjadinya Hujan

10

Page 14: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap

tahunnya tidak sama. Namun masih tergolong cukup

banyak, yaitu rata-rata 2000 – 3000 MM/tahun13. Begitu

pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain

rata-rata curah hujannya tidak sama.

Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan

sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah

hujan tinggi:

Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per

tahun kurang dari 1000 MM, meliputi 0,6% dari luas

wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2

daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk)14.

Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000-2000

MM per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara,

daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.

Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000-3000

mm per tahun, meliputi Sumatera Timur, Kalimantan

13Modul Proses terjadinya Hujan14Modul Proses terjadinya Hujan

11

Page 15: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa

Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan

sebagaian besar Sulawesi.

Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih

dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di

Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian

bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali,

Lombok, dan Sumba.

Perlu ketahui pula bahwa hujan terbanyak di

Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu

curah hujan mencapai 7,069 MM/tahun. Hujan paling

sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang

paling kering dengan curah hujan sekitar 547 MM/tahun.

Sebagai bahan perbandingan curah hujan di daerah

lain : 540 mm/tahun di Eropa sedangkan dipedalaman

1250 mm/tahun, di Pegunungan Rocky 3400 MM/tahun,

di pedalaman Amerika 400 mm/tahun15. Daerah yang

memiliki curah hujan tertinggi di Cherrapunji 10820

MM/tahun ( selama 1860-Juli 1861 memiliki curah hujan

15Modul Proses terjadinya Hujan

12

Page 16: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

2646,12 MM/tahun dan selama 5 hari berturut-turut

dibulan Agustus 1841 sebesar 38000 mm/tahun atau

setara dengan curah hujan selama 4 tahun di New York),

sedangkan di Puncak Gunung Waialeale di Kanai

Tengah, Kepulauan Hawaii sebesar 1175,84 MM/tahun.

D. Jenis-jenis hujan di indonesia

Untuk kepentingan kajian atau praktis, hujan dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya, atau curah hujannya.

Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya diantaranya

sebagai berikut :

1. Hujan Siklonal

Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara

panas yang naik disertai dengan angin berputar.

2. Hujan zenithal

13

Page 17: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di

daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat

Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara16.

Gbr. 1.2 Hujan Zenithal

Kemudian angin tersebut naik dan membentuk

gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang

berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.

3. Hujan Orografis

Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena

angin yang mengandung uap air yang bergerak

horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan,

suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi17.

Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.

16Modul Proses terjadinya Hujan17Modul Proses terjadinya Hujan

14

Page 18: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

4. Hujan Frontal

Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa

udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang

panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut

bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih

berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering

terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.

5. Hujan Muson atau Hujan Musiman

Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang

terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab

terjadinya Angin Muson adalah karena adanya

pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik

Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan

muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di

kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus.

15

Page 19: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim

penghujan dan musim kemarau18.

Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran

butirnya:               

Hujan gerimis/drizzle, diameter butirannya

kurang dari 0,5 mm

Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang

suhunya berada dibawah 0° Celsius

Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam

cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0°

Celsius

Hujan deras/rain, curahan air yang turun dari

awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan

diameter ±7 mm.

Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan

(definisi BMKG)

Hujan sedang, 20 - 50 mm per hari

Hujan lebat, 50-100 mm per hari

Hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari

E. Alat Pengukur Curah Hujan18Modul Proses terjadinya Hujan

16

Page 20: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Hidayat dan Cahyadi (2013) menyatakan bahwa,

Secara umum alat pengukur curah hujan dinamakan

penakar hujan. Penakar curah hujan dibagi menjadi 2

golongan besar, yaitu Tipe Manual dan Tipe Otomatis19.

Contoh alat pengukur curah hujan tipe manual antara lain

adalah tipe observatorium (ombrometer), sedangkan alat

ukur tipe otomatis seperti Tipe Hellman, Tipe Tilting

Siphon dan Tipe Bendix.

Alat pencatat curah hujan dapat memberikan

informasi selain jumlah juga lama dan intensitas hujan.

Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya

tipe atau prinsip, yaitu :

a. Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar

hujan tipe Hellmann

b. Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket

c. Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe

Bendix

19Modul Proses terjadinya Hujan

17

Page 21: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Tipe pelampung dan tipe bejana mengukur curah

hujan secara terbatas, sementara setiap jenis hujan dapat

diukur dengan alat yang menggunakan prinsip

timbangan. Total hujan dapat dibaca dari grafik20. Dengan

mengukur kemiringan grafik, intensitas hujan dapat

ditentukan dalam 10 menit atau lebih lama lagi. Grafik

dapat digantisetiap hari dan untuk daerah yang sulit

dijangkau kecepatan putarannya dapat diperlambat

sehingga dapat dioperasikan untuk mingguan atau

bulanan atau lebih lama lagi.

F. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan

Caramanfaat (2013) menyatakan bahwa,

meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu, batuk, dan

meriang. Air hujan memiliki suhu dibawah rata-rata

dari air tawar lainnya itu membuat badan menggigil

kedinginan. Air hujan pun juga memiliki

manfaat, Manfaat Air hujan bagi manusia adalah

Menghilangkan bau amis Kalau kita habis makan ikan

atau daging,seringkali tangan kita masih bau walaupun 20Modul Proses terjadinya Hujan

18

Page 22: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

sudah dicuci dengan sabun. Cobalah cuci tangan yang

bau ikan dengan air hujan21. Manfaat air hujan bagi tubuh

adalah air hujan mampu menghilangkan toksin/racun

pada tubuh, caranya dengan melarutkan garam dengan

air hujan segar, kemudian rendam telapak kaki kita

selama ± 15 menit. Lakukan secara rutin.Air hujan harus

langsung ditampung tanpa melewati genteng melalui

talang. Kemudian selain bermanfaat bagi manusia Air

Hujan juga bermanfaat bagi tumbuhan. Manfaat Air

hujan bagi tanaman lebih baik daripada kita

menyiramnya denga air tanah biasa. Dengan adanya

hujan kebutuhan air pada tanaman pun akan terpenuhi.

G. Hujan Buatan

Diary, 2012 menyatakan bahwa Hujan buatan

adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia

dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang

memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan

angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat

lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak 21Modul Proses terjadinya Hujan

19

Page 23: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke

awan agar mempercepat terbentuknya awan

jenuh22. Untuk menyemai/membentuk hujan deras,

biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai

ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa

gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta

memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.

Hujan Buatan umumnya diciptakan dengan tujuan

untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah

lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu

kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen,

sumur kering, sungai atau danau kering, tanah retak-

retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada

mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan

diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk

hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup

bahagia dan sejahtera.

Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat

menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya.

22Modul Proses terjadinya Hujan

20

Page 24: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari

hujan yang berlebihan23. Perubahan iklim di bumi akhir-

akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak

merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi.

Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan

iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu

kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan

yang kita lakukan saat ini.

H. Hujan Asam

Landsberg, dalam Geomorphologys,2011

menyatakan bahwa Hujan asam merupakan salah satu

dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi

kegiatan ekonomi, social dan politik. Kejadian hujan

asam yang sering terjadi beberapa decade ini menjadi isu

yang cukup penting untuk dibahas. Pemahaman akan

femonena hujan asam diharapkan mampu menggugah

perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk

menghadapinya serta mengetahui cara-cara untuk

23Modul Proses terjadinya Hujan

21

Page 25: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

menanggulanginya24. Hubungan antara emisi kimia ke

atmosfer dengan dampak yang ditimbulkan akibat hujan

asam sangat kompleks baik dari segi lingkungan

ekosistem, kesehatan manusia maupun pada benda-

benda.

Laras, dalam Geomorphologys,2011 menyatakan

bahwa Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan

yang serius yang harus benar-benar difikirkan oleh umat

manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk

menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi.

Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan

hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”.

Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi

(pengendapan) basah dan deposisi kering25. Hujan asam

dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-

zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan

mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut.

Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan

salju. Ketika hujan asam ini  mengenai tanah, ia dapat

berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung

24Modul Proses terjadinya Hujan25Modul Proses terjadinya Hujan

22

Page 26: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah ,

buffering capacity ( kemampuan air atau tanah  untuk

menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan

yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan

partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman

di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi

kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam

tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon.

Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di

bangunan atau pohon tersebut akan terbilas,

menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin

dapat membawa material asam pada deposisi kering dan

basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan

kilometer26. Untuk mengukur keasaman hujan asam 

igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika

telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai

pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut , makin berat

dampaknya bagi mahluk hidup.

Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan

asam diukur menggunakan skala pH, air murni memiliki

26Modul Proses terjadinya Hujan

23

Page 27: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

pH sekitar 7 sedangkan hujan yang normal bersifat agak

asam karena adanya kandungan karbon dioksida yang

terlarut didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5.

Pengukuran hujan asam dapat menggunakan botol,

kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut.

Dengan menggunakan indicator pH maka tingkat

kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika

ingin mengetahui pengaruh hujan asam pada batuan

sesuatu yang dapat dilakukan adalah menampung air

hujan pada botol dengan corong terbalik, kemudian air

yang tertampung diteteskan pada batuan yang diuji.

Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan

sedimen. Sebagai contoh batuan beku yang diambil

untuk sampel adalah batu andesit sedangkan batu

sedimen berupa batu gamping27. Sifat batu granit yang

sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan yang

asam, batu tersebut tidak ikut terlarut. Sebaliknya, pada

batu gamping yang memiliki sifat basa, maka batu

gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu

tersebut menjadi keruh.

27Modul Proses terjadinya Hujan

24

Page 28: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

I. Hujan Es

Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan es, dalam

ilmu  meteorologi  disebut juga  hail

adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah

satu proses pembentukannya adalah melalui

kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada

lapisan di atas level beku. Es yang terjadi dengan proses

ini biasanya berukuran besar28. Karena ukurannya,

walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan

suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan

es tidak hanya terjadi di negarasubtropis, tapi bisa juga

terjadi di daerah ekuator.

Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah

pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke

permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan

yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang

besar.

28Modul Proses terjadinya Hujan

25

Page 29: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis

awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat

permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel,

dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area

horizontalnya sekitar 3-5 km dan kejadiannya singkat

berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi

jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal

dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang

kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki

lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga

kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)29.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

29Modul Proses terjadinya Hujan

26

Page 30: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

Dari makalah beserta isi dan penjelasannya

diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari

langit ke permukaan bumi akibat  terjadinya

kondensasi

2. Hujan merupakan sebuah siklus, dan akan terus

seperti itu30

3. Di Indonesia terdapat 3 jenis hujan, yaitu hujan

frontal, hujan orografis dan hujan zenith

4. Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan

alat yang disebut Penakar Hujan

5. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini

mempunya tipe atau prinsip, yaitu Pelampung atau

Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe

Hellmann, Bejana berjungkat atau tipe tipping

bucket, dan Timbangan, contohnya pada penakar

hujan tipe Bendix

6. Hujan memiliki manfaat tersendiri bagi setiap

makhluk hidup

7. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh

campur tangan manusia dengan membuat hujan

30Modul Proses terjadinya Hujan

27

Page 31: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air

yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu

sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya

8. Hujan Buatan merupakan modifikasi cuaca

9. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari

pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan

ekonomi, social dan politik31.

10. Hujan asam merupakan istilah umum untuk

menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke

bumi

11. Hujan es, dalam ilmu  meteorologi  disebut

juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-

bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah

melalui kondensasi uap air lewat pendinginan

di atmosfer pada lapisan di atas level beku.

B. Saran

Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada

saat musim hujan beberapa adalah masalah yang timbul

dari kita, sebaiknya kita menyadari itu dan merubah

31Modul Proses terjadinya Hujan

28

Page 32: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

perbuatan itu kearah yang lebih baik. Dan juga beberapa

permasalahan itu timbul sesuai kehendak alam tetapi

jangan membuat kita tidak bersemangat dan berputus

asa, maka jalanilah hidup sesuai aturan alam32. Kita

sebagai manusia yang diberkahi pengetahuan oleh Tuhan

Yang Maha Kuasa, sebaiknya berfikir untuk menciptakan

cara mencegah dampak dampak buruk dari alam

terutama hujan, seperti hujan asam. Kita dapat

mengurangi penggunaan barang yang dapat

menimbulkan bencana tersebut, karena mencegah lebih

baik dari pada mengobati.

            

Sekian Modul ini, semoga dapat dipergunakan

dan bermanfaat bagi anda33.

Terimakasih,

32Modul Proses terjadinya Hujan33Modul Proses terjadinya Hujan

29

Page 33: Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ir. Arifin, MS. Modul klimatologi. Fakultas

pertanian: Universitas brawijaya, 2010.

Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, MS, Modul klimatologi.

Faklutas pertanian : Universitas brawijaya, 2010.

http://klastik.wordpress.com/2006/12/03/pola-umum-

curah-hujan-di-indonesia/

Diakses pada tanggal 25 April 2015.

http://organisasi.org/proses-terbentuknya-terjadinya-

hujan-alami-dan-buatan-ilmu-pengetahuan-fisika

Diakses pada tanggal 25 April 2015.

http://kadarsah.wordpress.com/2007/06/29/tiga-daerah-

iklim-indonesia/ 

Diakses pada tanggal 25 April 2015.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam 

Diakses pada tanggal 25 April 2015.