modul : proses terjadinya hujan (vain hadrami hamid)
TRANSCRIPT
MODUL : MEDIA PEMBELAJARAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)FTIK/TARBIYAH/KI VI C
TAHUN 2015
ii
OLEH :
VAIN HADRAMI HAMID
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt dan Shalawat kepada
Rasulullah saw, karena Modul untuk mata kuliah Media
Pembelajaran ini dapat terselesaikan.
Namun, karena yang menyusun modul ini adalah
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, maka
mungkin modul ini banyak kekurangan ataupun
kesalahan baik dalam segi penulisan maupun
penyusunannya, hingga membuat modul ini kurang
sempurna, mohon maaf yang sebesar-besarnya1.
Mudah-mudahan Ibu Dosen pembimbing dan
teman-teman sekalian dapat menerima dan mendapat
ilmu dari modul ini, kritik dan saran anda sangat
diharapkan demi kesempurnaan modul ini.
Demikian, semoga bermanfaat.
Kendari, 04-05-2015
Penulis,
Vain hadrami hamid
DAFTAR ISI1Modul Proses terjadinya Hujan
iii
HALAMAN JUDUL............................................. i
KATA PENGANTAR........................................... ii
DAFTAR IS........................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................ 1B. Tujuan Penulisan Modul............................. 3C. Metodologi Penulisan Modul...................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hujan......................................... 5B. Proses Terjadinya Hujan............................. 6C. Pola Hujan di Indonesia.............................. 8D. Jenis-jenis Hujan di Indonesia.................... 14E. Alat Pengukur Curah Hujan........................ 17F. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan................. 19G. Hujan Buatan.............................................. 20H. Hujan Asam................................................ 22I. Hujan Es...................................................... 26
BAB III PENETUP
A. Kesimpulan................................................. 28B. Saran2........................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
2Modul Proses terjadinya Hujan
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang
letaknya didaerah garis khatulistiwa. Oleh karena itu
Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Kedua musim tersebut sangat
mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan
dinegara ini, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh
negative. Disini saya akan membahas tentang hujan,
karena hujan sangat mempengaruhi aktivitas makhluk
hidup, terutama manusia. Hujan juga merupakan salah
satu sumber air dimuka bumi, dan makhluk hidup tidak
akan bisa hidup tanpa air. dengan adanya hujan,
ketersediaan air akan terpenuhi3. Namun, jika hujan yang
terjadi secara berkepanjangan bia mengakibatkan
bencana bagi makhluk hidup dan lingkungan, contohnya
banjir, tanah longsor, pengikisan tanah (erosi) dan
dampak buruk lainnya.
3Modul Proses terjadinya Hujan
1
Menurut Prof. Dr. Ir. Arifin, MS Curah hujan ialah
jumlah air yang jatuh pada permukaan tanah selama
periode tertentu bila tidak terjadi penghilangan oleh
proses evaporasi, pengaliran dan peresapan, yang diukur
dalam satuan tinggi. Tinggi air hujan 1mm berarti air
hujan pada bidang seluas 1mm2 berisi 1 liter. Unsur-
unsur hujan yang harus diperhatikan dalam mempelajari
curah hujan ialah : jumlah curah hujan, dan intensitas
atau kekuatan tetesan hujan.
Teknologi modifikasi cuaca menjadi bagian dari
pengelolaan sumber daya air4. Mendambakan turunnya
hujan pada musim kering seperti sekarang, sering
menjadi sebuah penantian panjang. Padahal, sumber-
sumber air telah mengering dan kebutuhan air untuk
beragam kebutuhan kian mendesak. Termasuk, misalnya,
untuk pembangkit listrik. Untuk mempercepat turunnya
hujan pada musim kering yang berkepanjangan, tak ada
jalan lain selain melakukan campur tangan terhadap alam
yaitu dengan mempercepat terjadinya hujan yang sudah
secara luas dikenal sebagai hujan buatan.
4Modul Proses terjadinya Hujan
2
B. Tujuan Penulisan Modul
Tujuan dari pembuatan Modul ini adalah untuk :
1. Mengetahui apa itu hujan
2. Mengetahui bagaimana proses terjadinya hujan
3. Mengetahui hujan apa saja yang terjadi di
Indonesia
4. Mengetahui alat apa yang dapat mengukur curah
hujan
5. Mengetahui bagaimana menciptakan hujan
buatan beserta dampaknya, dan
6. Mengetahui manfaat hujan bagi makhluk hidup5.
C. Metodelogi Penulisan Modul
Modul ini memakai metode penulisan : 5Modul Proses terjadinya Hujan
3
1. Deskriptif
2. Media Internet dan Modul Praktikum
3. Tidak Berlebihan6, dan
4. Sesuai Fakta dan Pendapat Para Ahli Klimatologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hujan
6Modul Proses terjadinya Hujan
4
Alam (2011) menyatakan bahwa, Hujan adalah
peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke
permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi. Hujan
diukur sebagai tinggi air yang jatuh dipermukaan bumi
yang datar dalam periode waktu tertentu7.
Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan
memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar
dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di
atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah
proses kondensasi uap air di atmosfer
menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan
biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin
terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh
menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau
penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi
yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai
daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi
terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es
dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam
7Modul Proses terjadinya Hujan
5
mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga
bola kecil (butir kecil)
B. Proses Terjadinya Hujan
Alam (2011) menyatakan bahwa, Proses terjadinya
hujan adalah mula - mula sinar matahari menyinari bumi,
energi sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya
evaporasi atau penguapan di lautan, samudra, sungai,
danau, dan sumber-sumber air lainnya.Uap - uap air yang
naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami
kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh
suhu sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun
uap air8. Uap-uap air ini kemudian akan membentuk
awan. Kemudian, angin (yang terjadi karena perbedaan
tekanan udara) akan membawa butir - butir air ini9. Butir
- butir air ini menggabungkan diri (proses ini dinamakan
koalensi) dan semakin membesar akibat turbelensi udara,
butir - butir air ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi
sehingga akan jatuh ke permukaan bumi.
8Modul Proses terjadinya Hujan9Modul Proses terjadinya Hujan
6
Gbr. 1.1 prose terjadinya hujan
Saat jatuh ke permukaan bumi, butir - butir air akan
melewati lapisan yang lebih hangat di di bawahnya
sehingga butir - butir air sebagian kecil menguap lagi ke
atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi
sebagai hujan. Inilah yang dinamakan hujan.
C. Pola hujan di indonesia
Tjasyono (1999) menyatakan Indonesia secara umum
dapat dibagi menjadi 3 pola iklim utama dengan melihat
pola curah hujan selama setahun. Hal ini didukung oleh
Aldrian dan Susanto (2003) yang telah mengklasifikasi
7
Iklim Indonesia sebagai berikut: Pola curah hujan di
wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pola
Monsoon, pola ekuatorial dan pola lokal10.
Pola Moonson dicirikan oleh bentuk pola hujan yang
bersifat unimodal (satu puncak musim hujan yaitu sekitar
Desember). Selama enam bulan curah hujan relatif
tinggi (biasanya disebut musim hujan) dan enam bulan
berikutnya rendah (bisanya disebut musim kemarau).
Secara umum musim kemarau berlangsung dari April
sampai September dan musim hujan dari Oktober
sampai Maret.
Pola equatorial dicirikan oleh pola hujan dengan
bentuk bimodal, yaitu dua puncak hujan yang
biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober
saat matahari berada dekat equator.
Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodal
(satu puncak hujan) tapi bentuknya berlawanan dengan
pola hujan pada tipe moonson.
Wilayah Indonesia disepanjang garis khatulistiwa
sebagian besar mempunyai pola hujan equatorial,
10Modul Proses terjadinya Hujan
8
sedangkan pola hujan moonson terdapat di pulau Jawa,
Bali, NTB, NTT, dan sebagian Sumatera. Sedangkan
salah satu wilayah mempunyai pola hujan lokal adalah
Ambon (Maluku).
Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain
dipengaruhi oleh letak geografis11. Secara rinci pola
umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai
berikut. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh
jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah
timur.
Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar
daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan
pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang
dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan
yang terbanyak adalah Jawa Barat .
Curah hujan juga bertambah sesuai dengan
ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya
berada pada ketinggian antara 600-900 M di atas
11Modul Proses terjadinya Hujan
9
permukaan laut. Di daerah pedalaman, di semua pulau
musim hujan jatuh pada musim pancaroba12. Demikian
juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar. Bulan
maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur
seperti:
1. Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu
mendapat hujan terbanyak pada bulan November.
2. Lampung-Bangka yang letaknya ke timur
mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember.
3. Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada
bulan Januari – Februari.
Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi
Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda,
yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang
mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia
barat dan timur terletak pada kira-kira 120( Bujur Timur.
Grafik perbandingan empat pola curah hujan di Indonesia
dapat Anda lihat pada gambar dibawah ini.
12Modul Proses terjadinya Hujan
10
Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap
tahunnya tidak sama. Namun masih tergolong cukup
banyak, yaitu rata-rata 2000 – 3000 MM/tahun13. Begitu
pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain
rata-rata curah hujannya tidak sama.
Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan
sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah
hujan tinggi:
Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per
tahun kurang dari 1000 MM, meliputi 0,6% dari luas
wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2
daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk)14.
Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000-2000
MM per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara,
daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.
Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000-3000
mm per tahun, meliputi Sumatera Timur, Kalimantan
13Modul Proses terjadinya Hujan14Modul Proses terjadinya Hujan
11
Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa
Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan
sebagaian besar Sulawesi.
Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih
dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di
Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian
bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali,
Lombok, dan Sumba.
Perlu ketahui pula bahwa hujan terbanyak di
Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu
curah hujan mencapai 7,069 MM/tahun. Hujan paling
sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang
paling kering dengan curah hujan sekitar 547 MM/tahun.
Sebagai bahan perbandingan curah hujan di daerah
lain : 540 mm/tahun di Eropa sedangkan dipedalaman
1250 mm/tahun, di Pegunungan Rocky 3400 MM/tahun,
di pedalaman Amerika 400 mm/tahun15. Daerah yang
memiliki curah hujan tertinggi di Cherrapunji 10820
MM/tahun ( selama 1860-Juli 1861 memiliki curah hujan
15Modul Proses terjadinya Hujan
12
2646,12 MM/tahun dan selama 5 hari berturut-turut
dibulan Agustus 1841 sebesar 38000 mm/tahun atau
setara dengan curah hujan selama 4 tahun di New York),
sedangkan di Puncak Gunung Waialeale di Kanai
Tengah, Kepulauan Hawaii sebesar 1175,84 MM/tahun.
D. Jenis-jenis hujan di indonesia
Untuk kepentingan kajian atau praktis, hujan dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya, atau curah hujannya.
Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya diantaranya
sebagai berikut :
1. Hujan Siklonal
Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara
panas yang naik disertai dengan angin berputar.
2. Hujan zenithal
13
Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di
daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat
Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara16.
Gbr. 1.2 Hujan Zenithal
Kemudian angin tersebut naik dan membentuk
gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang
berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
3. Hujan Orografis
Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena
angin yang mengandung uap air yang bergerak
horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan,
suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi17.
Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
16Modul Proses terjadinya Hujan17Modul Proses terjadinya Hujan
14
4. Hujan Frontal
Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa
udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang
panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut
bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih
berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering
terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
5. Hujan Muson atau Hujan Musiman
Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang
terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab
terjadinya Angin Muson adalah karena adanya
pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik
Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan
muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di
kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus.
15
Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim
penghujan dan musim kemarau18.
Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran
butirnya:
Hujan gerimis/drizzle, diameter butirannya
kurang dari 0,5 mm
Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang
suhunya berada dibawah 0° Celsius
Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam
cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0°
Celsius
Hujan deras/rain, curahan air yang turun dari
awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan
diameter ±7 mm.
Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan
(definisi BMKG)
Hujan sedang, 20 - 50 mm per hari
Hujan lebat, 50-100 mm per hari
Hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari
E. Alat Pengukur Curah Hujan18Modul Proses terjadinya Hujan
16
Hidayat dan Cahyadi (2013) menyatakan bahwa,
Secara umum alat pengukur curah hujan dinamakan
penakar hujan. Penakar curah hujan dibagi menjadi 2
golongan besar, yaitu Tipe Manual dan Tipe Otomatis19.
Contoh alat pengukur curah hujan tipe manual antara lain
adalah tipe observatorium (ombrometer), sedangkan alat
ukur tipe otomatis seperti Tipe Hellman, Tipe Tilting
Siphon dan Tipe Bendix.
Alat pencatat curah hujan dapat memberikan
informasi selain jumlah juga lama dan intensitas hujan.
Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya
tipe atau prinsip, yaitu :
a. Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar
hujan tipe Hellmann
b. Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket
c. Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe
Bendix
19Modul Proses terjadinya Hujan
17
Tipe pelampung dan tipe bejana mengukur curah
hujan secara terbatas, sementara setiap jenis hujan dapat
diukur dengan alat yang menggunakan prinsip
timbangan. Total hujan dapat dibaca dari grafik20. Dengan
mengukur kemiringan grafik, intensitas hujan dapat
ditentukan dalam 10 menit atau lebih lama lagi. Grafik
dapat digantisetiap hari dan untuk daerah yang sulit
dijangkau kecepatan putarannya dapat diperlambat
sehingga dapat dioperasikan untuk mingguan atau
bulanan atau lebih lama lagi.
F. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan
Caramanfaat (2013) menyatakan bahwa,
meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu, batuk, dan
meriang. Air hujan memiliki suhu dibawah rata-rata
dari air tawar lainnya itu membuat badan menggigil
kedinginan. Air hujan pun juga memiliki
manfaat, Manfaat Air hujan bagi manusia adalah
Menghilangkan bau amis Kalau kita habis makan ikan
atau daging,seringkali tangan kita masih bau walaupun 20Modul Proses terjadinya Hujan
18
sudah dicuci dengan sabun. Cobalah cuci tangan yang
bau ikan dengan air hujan21. Manfaat air hujan bagi tubuh
adalah air hujan mampu menghilangkan toksin/racun
pada tubuh, caranya dengan melarutkan garam dengan
air hujan segar, kemudian rendam telapak kaki kita
selama ± 15 menit. Lakukan secara rutin.Air hujan harus
langsung ditampung tanpa melewati genteng melalui
talang. Kemudian selain bermanfaat bagi manusia Air
Hujan juga bermanfaat bagi tumbuhan. Manfaat Air
hujan bagi tanaman lebih baik daripada kita
menyiramnya denga air tanah biasa. Dengan adanya
hujan kebutuhan air pada tanaman pun akan terpenuhi.
G. Hujan Buatan
Diary, 2012 menyatakan bahwa Hujan buatan
adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia
dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang
memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan
angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat
lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak 21Modul Proses terjadinya Hujan
19
garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke
awan agar mempercepat terbentuknya awan
jenuh22. Untuk menyemai/membentuk hujan deras,
biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai
ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa
gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta
memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.
Hujan Buatan umumnya diciptakan dengan tujuan
untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah
lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu
kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen,
sumur kering, sungai atau danau kering, tanah retak-
retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada
mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan
diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk
hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup
bahagia dan sejahtera.
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat
menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya.
22Modul Proses terjadinya Hujan
20
Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari
hujan yang berlebihan23. Perubahan iklim di bumi akhir-
akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak
merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi.
Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan
iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu
kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan
yang kita lakukan saat ini.
H. Hujan Asam
Landsberg, dalam Geomorphologys,2011
menyatakan bahwa Hujan asam merupakan salah satu
dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi
kegiatan ekonomi, social dan politik. Kejadian hujan
asam yang sering terjadi beberapa decade ini menjadi isu
yang cukup penting untuk dibahas. Pemahaman akan
femonena hujan asam diharapkan mampu menggugah
perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk
menghadapinya serta mengetahui cara-cara untuk
23Modul Proses terjadinya Hujan
21
menanggulanginya24. Hubungan antara emisi kimia ke
atmosfer dengan dampak yang ditimbulkan akibat hujan
asam sangat kompleks baik dari segi lingkungan
ekosistem, kesehatan manusia maupun pada benda-
benda.
Laras, dalam Geomorphologys,2011 menyatakan
bahwa Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan
yang serius yang harus benar-benar difikirkan oleh umat
manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk
menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi.
Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan
hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”.
Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi
(pengendapan) basah dan deposisi kering25. Hujan asam
dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-
zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan
mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut.
Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan
salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia dapat
berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung
24Modul Proses terjadinya Hujan25Modul Proses terjadinya Hujan
22
dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah ,
buffering capacity ( kemampuan air atau tanah untuk
menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan
yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan
partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman
di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi
kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam
tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon.
Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di
bangunan atau pohon tersebut akan terbilas,
menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin
dapat membawa material asam pada deposisi kering dan
basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan
kilometer26. Untuk mengukur keasaman hujan asam
igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika
telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai
pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut , makin berat
dampaknya bagi mahluk hidup.
Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan
asam diukur menggunakan skala pH, air murni memiliki
26Modul Proses terjadinya Hujan
23
pH sekitar 7 sedangkan hujan yang normal bersifat agak
asam karena adanya kandungan karbon dioksida yang
terlarut didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5.
Pengukuran hujan asam dapat menggunakan botol,
kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut.
Dengan menggunakan indicator pH maka tingkat
kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika
ingin mengetahui pengaruh hujan asam pada batuan
sesuatu yang dapat dilakukan adalah menampung air
hujan pada botol dengan corong terbalik, kemudian air
yang tertampung diteteskan pada batuan yang diuji.
Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan
sedimen. Sebagai contoh batuan beku yang diambil
untuk sampel adalah batu andesit sedangkan batu
sedimen berupa batu gamping27. Sifat batu granit yang
sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan yang
asam, batu tersebut tidak ikut terlarut. Sebaliknya, pada
batu gamping yang memiliki sifat basa, maka batu
gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu
tersebut menjadi keruh.
27Modul Proses terjadinya Hujan
24
I. Hujan Es
Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan es, dalam
ilmu meteorologi disebut juga hail
adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah
satu proses pembentukannya adalah melalui
kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada
lapisan di atas level beku. Es yang terjadi dengan proses
ini biasanya berukuran besar28. Karena ukurannya,
walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan
suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan
es tidak hanya terjadi di negarasubtropis, tapi bisa juga
terjadi di daerah ekuator.
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah
pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke
permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan
yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang
besar.
28Modul Proses terjadinya Hujan
25
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis
awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat
permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel,
dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area
horizontalnya sekitar 3-5 km dan kejadiannya singkat
berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi
jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal
dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang
kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki
lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga
kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)29.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
29Modul Proses terjadinya Hujan
26
Dari makalah beserta isi dan penjelasannya
diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari
langit ke permukaan bumi akibat terjadinya
kondensasi
2. Hujan merupakan sebuah siklus, dan akan terus
seperti itu30
3. Di Indonesia terdapat 3 jenis hujan, yaitu hujan
frontal, hujan orografis dan hujan zenith
4. Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan
alat yang disebut Penakar Hujan
5. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini
mempunya tipe atau prinsip, yaitu Pelampung atau
Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe
Hellmann, Bejana berjungkat atau tipe tipping
bucket, dan Timbangan, contohnya pada penakar
hujan tipe Bendix
6. Hujan memiliki manfaat tersendiri bagi setiap
makhluk hidup
7. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh
campur tangan manusia dengan membuat hujan
30Modul Proses terjadinya Hujan
27
dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air
yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu
sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya
8. Hujan Buatan merupakan modifikasi cuaca
9. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari
pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan
ekonomi, social dan politik31.
10. Hujan asam merupakan istilah umum untuk
menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke
bumi
11. Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut
juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-
bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah
melalui kondensasi uap air lewat pendinginan
di atmosfer pada lapisan di atas level beku.
B. Saran
Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada
saat musim hujan beberapa adalah masalah yang timbul
dari kita, sebaiknya kita menyadari itu dan merubah
31Modul Proses terjadinya Hujan
28
perbuatan itu kearah yang lebih baik. Dan juga beberapa
permasalahan itu timbul sesuai kehendak alam tetapi
jangan membuat kita tidak bersemangat dan berputus
asa, maka jalanilah hidup sesuai aturan alam32. Kita
sebagai manusia yang diberkahi pengetahuan oleh Tuhan
Yang Maha Kuasa, sebaiknya berfikir untuk menciptakan
cara mencegah dampak dampak buruk dari alam
terutama hujan, seperti hujan asam. Kita dapat
mengurangi penggunaan barang yang dapat
menimbulkan bencana tersebut, karena mencegah lebih
baik dari pada mengobati.
Sekian Modul ini, semoga dapat dipergunakan
dan bermanfaat bagi anda33.
Terimakasih,
32Modul Proses terjadinya Hujan33Modul Proses terjadinya Hujan
29
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Ir. Arifin, MS. Modul klimatologi. Fakultas
pertanian: Universitas brawijaya, 2010.
Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, MS, Modul klimatologi.
Faklutas pertanian : Universitas brawijaya, 2010.
http://klastik.wordpress.com/2006/12/03/pola-umum-
curah-hujan-di-indonesia/
Diakses pada tanggal 25 April 2015.
http://organisasi.org/proses-terbentuknya-terjadinya-
hujan-alami-dan-buatan-ilmu-pengetahuan-fisika
Diakses pada tanggal 25 April 2015.
http://kadarsah.wordpress.com/2007/06/29/tiga-daerah-
iklim-indonesia/
Diakses pada tanggal 25 April 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam
Diakses pada tanggal 25 April 2015.