modul pengembangan bahan ajar

62
KONSEP DASAR KURIKULUM 1.1 Pendahuluan Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Telah dimaklumi bersama, bahwa kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang dinamis. Oleh karena itu, kurikulum juga harus peka merespon beragam perubahan dan tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas pendidikan. 1.2 Pengertian Kurikulum Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat 1

Upload: rian-jrs-tewur

Post on 13-Jan-2015

19.382 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Modul pengembangan bahan ajar

KONSEP DASAR KURIKULUM

1.1 PendahuluanKurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh

terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Telah dimaklumi bersama, bahwa kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang dinamis. Oleh karena itu, kurikulum juga harus peka merespon beragam perubahan dan tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas pendidikan.

1.2 Pengertian KurikulumIstilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-

pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.

Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan rencana pelajaran. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut ini.

Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran tersebut mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya.

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan

1

Page 2: Modul pengembangan bahan ajar

perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum.

Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pengalaman ini menyatakan sebagai berikut:“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not (Romine, 1945,h. 14).”

Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).Beberapa definisi kurikulum dapat disebutkan dalam tabel sebagai berikut:Tabel I. Beberapa Definisi KurikulumNo. Pakar Definisi1 John Franklin

Bobbit, 1918Curriculum, as an idea, has its roots in the Latin word for race-course, explaining the curriculum as the course of deeds and experiences through which children become the adults they should be, for success in adult society.

2 Hilda Taba (1962) Curriculum is a plan for learning.3 Caswell and

Campbell (1935)Curriculum is all of the experiences children have under the guidance of teachers.

4 Edward A. Krug (1957)

A curriculum consists of the means used to achieve or carry out given purposes of schooling.

5 Beauchamp (1972) A curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it a plan for the education of pupil during their enrollment in given school.

5 Saylor dan Alexander

“The total effort of school to going desired outcomes in school and out school situations”.

6 Hilda Taba Curriculum is a plan for learning.7 Johnson A structural series of intended kearning outcomes.8 J.F. Kerr (1972) All the learning which is planned or guided by school,

whether it is carried on in groups or individually,

2

Page 3: Modul pengembangan bahan ajar

inside of or outside the school.9 Caswell and

CampbellCurriculum is all of the experiences children have under the guidance of teacher

10 Oliva (2004) Curriculum is a plan or program for all experiences when the learner encounters under the direction of the school.

Sumber: Dari berbagai sumber.Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis

besar pengertian kurikulum yaitu:Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

1.3 Peranan Kurikulum

Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban peranan sebagai berikut:a. Peranan Konservatif, salah satu tanggung jawab kurikulum adalah

mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah peranan kurikulum turut membantu proses tersebut.

b. Peranan Kritis/Evaluatif, kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Niali-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.

c. Peran Kreatif, kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

1.4 Fungsi kurikulumSebagaimana definisi kurikulum di atas yakni perangkat rencana dan

pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta secara mengimplementasikannya, maka fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada mengarah pada tujuan pendidikan.

Kurikulum sekolah terkait secara langsung dengan kepala sekolah, guru, para penulis buku ajar dan masyarakat. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa jauh keterlibatan mereka dalam melaksanakan kurikulum.a. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah

Kepala sekolah harus mengetahui tujuan dari lembaga yang dipimpinnya yang kemudian dilanjutkan dengan pencarian kurikulum yang berlaku untuk

3

Page 4: Modul pengembangan bahan ajar

dipelajari. Tugas utama dari kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi kurikulum.

Sebenarnya sasaran supervisi dalam pelaksanaan kurikulum oleh kepala sekolah adalah bagaimana guru melaksanakan kurikulum yang berlaku (menyusun satuan pelajaran, menyusun rencana kerja atas dasar kurikulum, melaksanakan proses pembelajaran dan melaksanakan evaluasi hasil belajar).

Supervisi dapat dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara , dokumentasi dan sebagainya yang mana bertujuan untuk menemukan kelemahan atau kekurangan guru dalam mengimplementasikan kurikulum yang kemudian dilanjutkan dengan pembinaan baik berupa pembinaan bidang studi maupun bidang administrasi kurikulum dengan harapan proses pembelajaran maupun outputnya akan lebih memusat.

b. Fungsi kurikulum bagi guruSesuai dengan fungsinya bahwa kurikulum adalah sebagai alat untuk

mencapai tujuan pendidikan, maka guru mestinya mencermati tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia bekerja. Setelah guru memahami kurikulum yang diberlakukan maka langkah selanjutnya adalah mencari garis-garis besar program pengajaran. Setelah mendapatkannya barulah guru mencari berbagai sumber bahan yang relevan atau yang telah ditentukan oleh dekdikbud.

Bagi seorang guru, kurikulum merupakan rambu-rambu dalam melaksanakan pembelajaran sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kurikulum.

c. Fungsi kurikulum bagi para penulisBagi para penulis buku ajar sudah menjadi keharusan untuk mempelajari

terlebih dahulu kurikulum yang sedang berlaku. Untuk membuat berbagai pokok bahasan ataupun sub pokok bahasan hendaknya penulis membuat analisis intruksional kemudian menyusun Garis-garis Besar Program Pelajaran (GBPP) untuk mata pelajaran tertentu selanjutnya menyusun berbagai sumber bahan yang relevan.

Dalam penulisan bahan pelajaran, harus mempertimbangkan beberapa criteria karena tidak semua bahan dari berbagai sumber dapat ditulus sebagai bahan pelajaran. 1. Hendaknya bahan yang mau ditulis berisikan hal-hal yang normative (bersifat

pedagogis)2. Hendaknya bahan yang akan ditulis memperhatikan kejiwaan peserta didik

yang akan mempergunakannya (bersifat psikologis)3. Hendaknya bahan yang akan ditulis dapat diorganisir sedemikian rupa

sehingga mudah untuk diajarkan (didatis)4. Hendaknya bahan yang akan ditulis tidak menimbulkan kontrofersi dalam

masyarakat (bersifat sosiologis)5. Hendaknya bahan yang akan ditulis tidak bertentangan dengan UUD 1945,

GBHN, UU system pendidikan nasional, peraturan pemerintah serta peraturan-peraturan yang lain (bersifat yuridis)

d. fungsi kurikulum bagi masyarakatKurikulum adalah alat produsen sekolah. Sedangkan masyarakat merupakan

konsumennya. Maka menjadi suatu keniscayaan antara produsen dan konsumen harus sinergi dan sinkron. Kurikulum sekolah harus mampu menghasilkan output yang berdaya guna dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

4

Page 5: Modul pengembangan bahan ajar

Dibawah ini akan dipaparkan fungsi kurikulum sekolah dengan harapan masyarakat.1. Pendidikan umum kurikulumnya mengutamakan perluasan pengetahuan dan

peningkatan keterampilan dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan

2. Pendidikan kejuruan kurikulum mempersiapkan peserta didik dapat bekerja dalam bidang tertentu dimasyarakat

3. Pendidikan luar biasa kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan untuk disiapkan agar dapat menyesuaikan dalam kehidupan masyarakat.

4. Pendidikan kedinasan kurikulumnya disiapkan oleh suatu departemen pemerintahan atau lembaga pemerintah non departemen dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinsan dimasyarakat nantinya

5. Pendidikan keagamaan kurikulumnya menyiapkan penguasaan pengetahuan khusu pendidikan agama yang bersangkutan dengan harapan lulusannya dapat menjadi Pembina agama yang baik di masyarakat

6. Pendidikan akademik kurikulumnya menyiapkan penguasaan ilmu pengetahuan agar lulusannya dapat menjadi pioneer-pioner pembangunan atas dasar konsep yang tangguh

7. Pendidikan professional kurikulumnya menyiapkan penerapan terentu, dengan harapan lulusannya dapat bekerja secara professional di masyarakat.Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta

didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis, diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi:1. Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan, sedangkan

lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang well adjusted.

2. Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.

3. Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.

4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat mereka.

5. Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat. Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang

5

Page 6: Modul pengembangan bahan ajar

untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.

6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki.Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.

1.5 Tujuan kurikulumTujuan kurikulum adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan juga bisa

dibahsakan dengan sesuatu yang menjadi paripurna dari segenap usaha-usaha yang dilakukan. Tujuan hanya bisa dicapai dengan usaha dan cara. Dalam pendidikan, tujuan pendidikan bisa dicapai dengan kurikulum. Dengan kata lain kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pneidikan itu sendiri sangatlah abstrak, dan kelompok.

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwasannya tujuan pendidikan sangatlah komplek dan terkadang akan bersifat subjektif dikarenakan tujuan pendidikan abstrak. Tujuan pendidikan merupakan tujuan kurikulum itu sendiri. Kurikulum mempunyai banyak tujuan dilihat dari beberapa sudut pandang yang mempunyai sasaran yang berbeda-beda.

1.6 Komponen kurikulumPada pertemuan sebelumnya telah dipelajari bahwa untuk memahami

kurikulum kita dapat membedah definisi kurikulum ke dalam unsur-unsur kurikulum. Dengan mengetahui unsur-unsur kurikulum, kita akan jauh lebih mudah untuk mengetahui komponen-komponen kurikulum.

Perbedaan ruang lingkup kurikulum juga dapat menggambarkan berbagai perbedaan dalam definisi kurikulum. Ada yang berpendapat bahwa kurikulum adalah "statement of objectives" (McDonald; Popham), ada yang mengatakan bahwa kurikulum adalah rencana bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran atau instruction (Saylor, Alexander,dan Lewis, 1981).

Ada yang mengatakan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang berisikan berbagai komponen sebagai dasar bagi guru untuk mengembangkan kurikulum guru (Zais,1976:10). Ada juga pendapat resmi negara seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa kurikulum adalah "seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaranserta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu" (pasal 1 ayat 19).

Dari definisi kurikulum sebagaimana telah dirumuskan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kurikulum itu terdiri dari beberapa komponen utama:

1. Isi dan bahan pelajaran;2. Cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran;3. Tujuan pendidikan yang akan dicapaiSubandiyah dalam bukunya menyebutkan komponen utama kurikulum adalah:1. Tujuan pendidikan;2. Isi/materi;3. Organisasi/strategi;

6

Page 7: Modul pengembangan bahan ajar

4. Media;5. Proses belajar mengajar;Sedang komponen penunjangnya adalah:1. Sistem administrasi dan supervise;2. Bimbingan dan penyuluhan;3. Sistem evaluasi

1.7 Perkembangan Kurikulum di IndonesiaSecara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap

sepuluh tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:Tabel II. Sejarah Perkembangan Kurikulum di IndonesiaNo. Kurikulum Keterangan1 Rencana

Pelajaran 1947

Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, Mr. Suwandi, membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran.

Merupakan kurikulum pertama di Indonesia. Rencana Pelajaran yang disusun harus memperhatikan; (1) mengurangi pendidikan pikiran, (2) menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, (3) memberikan perhatian kepada kesenian, (4) meningkatkan pendidikan watak, (5) meningkatkan pendidikan jasmani, dan (6) meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

Istilah kurikulum belum digunakan. Istilah yang digunakan adalah Rencana Pelajaran. Unsur pokok kurikulum adalah: (1) daftar jam pelajaran atau struktur program, (2) garis-garis besar program pengajaran.

Struktur program dibagi menjadi: (1) struktur program yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Daerah, (2) struktur program yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia.

Merupakan kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah (separated curriculum).

2 Rencana Pelajaran 1950

Lahir karena tunturan UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah.

Kurikulum ini masih relatif sama dengan Rencana Pelajaran 1947 Istilah kurikulum masih belum digunakan. Istilah yang dipakai

adalah Rencana Pelajaran. Kurikulum ini merupakan kurikulum masih dengan mata pelajaran

terpisah-pisah (separated curriculum).3 Rencana

Pelajaran 1958

Merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950. Digunakan sampai dengan tahun 1964

4 Rencana Pelajaran 1964

Merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1958 Digunakan sampai dengan tahun 1968. Terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida.

5 Kurikulum 1968

Kurikulum ini merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia. Beberapa mata pelajaran Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPA) atau yang sekarang sering disebut Sains.

Struktur program dibagi menjadi (1) pembinaan jiwa Pancasila, (2)

7

Page 8: Modul pengembangan bahan ajar

pengetahuan dasar, dan (3) kecakapan khusus. Struktur program untuk Sekolah Dasar, program pembinaan jiwa

Pancasila meliputi mata pelajaran (1) Pendidikan Agama, (2) Pendidikan Kewargaan Negara, (3) Pendidikan Bahasa Indonesia, (4) Bahasa Daerah, dan (5) Pendidikan Olahraga.

Untuk program pengetahuan dasar meliputi mata pelajaran (1) Berhitung, (2) IPA, (3) Pendidikan Kesenian, dan (4) Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.

Untuk program kecakapan khusus meliputi mata pelajaran Pendidikan Khusus.

Untuk pertama kalinya istilah kurikulum dipakai di Indonesia.6 Kurikulum

1975 Lahir sebagai tuntutan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973

tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan ”membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang.

Struktur program untuk SD meliputi bidang studi (1) Agama, (2) Pendidikan Moral Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) Ilmu Pengetahuan Sosial, (5) Matematika, (6) Ilmu Pengetahuan Alam, (7) Olahraga dan Kesehatan, (8) Kesenian, dan (9) Keterampilan Khusus.

Untuk SMP ditambah dengan bidang studi Bahasa Daerah, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Keterampilan, baik yang pilihan terikat atau pilihan bebas.

Untuk SMA sudah barang tentu ada bidang studi berdasarkan jurusan, baik IPA dan IPS.

Untuk SMK dikenal dengan Kurikulum 1976. GBPP untuk kurikulum 1975 dikenal dengan format yang sangat

rinci.7 Kurikulum

1984 Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975.

Oleh karena itu Kurikulum 1984 dikenal juga sebagai Kurikulum 1975 Yang Disempurnakan.

Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah di Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Ada empat aspek yang disempurnakan dalam Kurikulum 1984, yakni: (1) pelaksanaan PSPB, (2) penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan kerundatan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing peserta didik.

8 Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 merupakan pelaksanaan amanat UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kurikulum 1994 dilaksanakan berdasarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993.

Kurikulum 1994 berisi 3 lampiran: (1) Landasan, Program, dan Pengembangan Kurikulum, (2) GBPP, dan (3) Pedoman

8

Page 9: Modul pengembangan bahan ajar

Pelakskanaan Kurikulum.9 Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas bersama dengan Direktorat

Teknis telah melakukan uji coba dalam rangka proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi ini.

Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mempunyai kewenangan untuk mengembangkan standar nasional pendidikan, termasuk standar kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah.

10 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP sesungguhnya telah mengadopsi KBK.

Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

Kurikulum ini disusun oleh satuan pendidikan sekolah/madrasah bersama dengan semua pemangku kepentingan di sekolah.

Sumber: Lima Puluh Tahun Pendidikan Indonesia.

9

Page 10: Modul pengembangan bahan ajar

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik,O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara Nasution, S. 2006. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksarawww.ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smk/01.pptwww.kopertis4.or.idwww.bsn.or.id/SNI

10

Page 11: Modul pengembangan bahan ajar

ORGANISASI KURIKULUM

1.8 Macam-macam KurikulumDitinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah

kurikulum sebagai berikut:1. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal,

sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum

2. Kurikulum aktual atau faktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar.

3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas, seperti kebiasaan guru, kehadiran guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri dan sebagainya akan dapat menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh terhadap pelaksanaan kurikulum ideal di sekolah. Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta didik.

Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita dapat membedakan:1. Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang

mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan seterusnya. Kurikulum sebelum tahun 1968 di Indonesia termasuk dalam kategori kurikulum terpisah-pisah.

2. Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu. Kurikulum 1968 di Indonesia termasuk dalam kategori kurikulum terpadu.

3. Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain.

Berdasarkan proses pengembangannya dan ruang lingkup penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi:1. Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang

disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional.2. Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang

disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-masing negara bagian di Amerika Serikat, dan digunakan oleh masing-masing negara bagian itu.

11

Page 12: Modul pengembangan bahan ajar

3. Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.

PENGEMBANGAN KURIKULUM

1.9 Proses Pengembangan KurikulumProses pengembangan kurikulum a complex process of assessing needs,

identifying desired learning outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the cultural, social, and personal needs that the curriculum is to serve. Unruh dan Unruh (1984).

Kurikulum memang harus dibuat. Disusun dengan proses tertentu. Negara yang memiliki UU tentang Sistem Pendidikan Nasional mempunyai kepentingan untuk menyusun kurikulum tersebut berdasarkan amanat yang ada di dalam undang-undang tersebut.

Untuk menyusun kurikulum nasional, sudah barang tentu ada lembaga tertentu yang telah diberikan tugas dan tanggung jawab untuk menyusun atau mengembangkan kurikulum yang akan digunakan secara nasional. Di Indonesia, lembaga itu dikenal sebagai Pusat Kurikulum, yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional (Balitbang Diknas). Di negara lain tentu saja ada lembaga seperti itu. Ada beberapa pemangku kepentingan yang menurut David G. Amstrong biasanya dilibatkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:1. Curriculum specialist (spesialis kurikulum, ahli kurikulum);2. Teacher/instructors (guru/instruktur);3. Learners (peserta didik);4. Principals/corporate unit supervisors (kepala sekolah/unit pengawas sekolah);5. Central office administrators/corporeate administrators (administrator kantor

pusat/administrator perusahaan;6. Special experts (ahli special);7. Lay public representatives (perwakilan masyarakat umum).

Yang dimaksud pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Definisi yang dikemukakan terdahulu menggambarkan pengertian yang membedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa yang sesungguhnya terjadi di kelas (instruction atau pengajaran). Memang banyak ahli kurikulum yang menentang pemisahan ini tetapi banyak pula yang menganut pendapat adanya perbedaan antara keduanya. Kelompok yang menyetujui pemisahan itu beranggapan bahwa kurikulum adalah rencana yang mungkin saja terlaksana tapi mungkin juga tidak sedangkan apa yang terjadi di sekolah/kelas adalah sesuatu yang benar-benar terjadi yang mungkin berdasarkan rencana tetapi mungkin juga berbeda atau bahkan menyimpang dari apa yang direncanakan. Perbedaan titik pandangan ini tidak sama dengan perbedaan cara pandang antara kelompok ahli kurikulum dengan ahli teaching (pangajaran). Baik ahli kurikulum maupun pengajaran mempelajari fenomena kegiatan kelas tetapi dengan latar belakang teoritik dan tujuan yang berbeda.

Unruh dan Unruh (1984:97) mengatakan bahwa proses pengembangan kurikulum a complex process of assessing needs, identifying desired learning

12

Page 13: Modul pengembangan bahan ajar

outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the cultural, social, and personal needs that the curriculum is to serve.

Berbagai faktor seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu, teknologi berpengaruh dalam proses pengembangan kurikulum. Oleh karena itu Olivia (1992:39-41) selain mengakui bahwa pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang kompleks lebih lanjut mengatakan curriculum is a product of its time. curriculum responds to and is changed by social forced, philosophical positions, psychological principles, accumulating knowledge, and educational leadership at its moment in history. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan kurikulum fokus awal memberi petunjuk jelas apakah kurikulum yang dikembangkan tersebut kurikulum dalam pandangan tradisional, modern ataukah romantism.

Model pengembangan kurikulum berikut ini adalah model yang biasanya digunakan dalam banyak proses pengembangan kurikulum. Dalam model ini kurikulum lebih banyak mengambil posisi pertama yaitu sebagai rencana dan kegiatan. Ide yang dikembangkan pada langkah awal lebih banyak berfokus pada kualitas apa yang harus dimiliki dalam belajar suatu disiplin ilmu, teknologi, agama, seni, dan sebagainya. Pada fase pengembangan ide, permasalahan pendidikan hanya terbatas pada permasalahan transfer dan transmisi. Masalah yang muncul di masyarakat atau ide tentang masyarakat masa depan tidak menjadi kepedulian kurikulum. Kegiatan evaluasi diarahkan untuk menemukan kelemahan kurikulum yang ada, model yang tersedia dan dianggap sesuai untuk suatu kurikulum baru, dan diakhiri dengan melihat hasil kurikulum berdasarkan tujuan yang terbatas.

Keseluruhan proses pengembangan kurikulum di perguruan tinggi dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Hasan, S. HDalam proses pengembangan tersebut unsure-unsur luar seperti kebudayaan di

mana suatu lembaga pendidikan berada tidak pula mendapat perhatian. Konsep diversifikasi kurikulum menempatkan konteks social-budaya seharusnya menjadi

pertimbangan utama. Sayangnya, karena sifat ilmu yang universal menyebabkan konteks social-budaya tersebut terabaikan. Padahal seperti dikemukakan Longstreet dan Shane (1993:87) bahwa kebudayaan berfungsi dalam dua perspektif

13

Page 14: Modul pengembangan bahan ajar

yaitu eksternal dan internal:The environment of the curriculum is external insofar as the social order in general establishes the milieu within which the schools operate; it is internal insofar as each of us carries around in our mind's eye models of how the schools should function and what the curriculum should be. The external environment is full of disparate but overt conceptions about what the schools should be doing. The internal environment is a multiplicity of largely unconscious and often distorted views of our educational realities for, as individuals, we caught by our own cultural mindsets about what should be, rather than by a recognition of our swiftly changing, current realities.

Model kedua yang diajukan dalam makalah ini adalah model yang menempatkan kurikulum dalam posisi kedua dan ketiga. Dalam model ini maka proses pengembangan kurikulum dimulai dengan evaluasi terhadap masyarakat. Identifikasi masalah dalam masyarakat dan kualitas yang dimiliki suatu komunitas pada saat sekarang dijadikan dasar dalam perbandingan dengan kualitas yang diinginkan masyarakat sehingga menghasilkan harus dikembangkan oleh kurikulum. Dalam model ini maka proses pengembangan kurikulum selalu dimulai dengan evaluasi terhadap masyarakat. Pencapaian tujuan kurikulum pun diukur dengan keberhasilan lulusan di masyarakat.

Sumber: Hasan, S. H.

1.10 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan

14

Page 15: Modul pengembangan bahan ajar

pendidikan dengan mengacu kepada standar isi (SI) dan standar kelulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa:1. Sekolah/Madrasah menyusun KTSP. 2. Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan,

Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya. 3. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah,

potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

4. Kepala Sekolah/Madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP.

5. Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP.

6. Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP.

7. Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), atau Perguruan Tinggi.

8. Penyusunan KTSP tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sedangkan SDLB, SMPLB, SMALB, SMA dan SMK oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP Pendidikan Agama (PA) tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB, SMA dan SMK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama.

9. Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan MA dan MAK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi.

Apa yang dimaksud kurikulum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional? Apa yang dimaksud KTSP?

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Sedang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Bagaimana Konsep Dasar KTSP?

Konsep dasar KTSP meliputi 3 (tiga) aspek yang saling terkait, yaitu (a) kegiatan pembelajaran, (b) penilaian, dan (c) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.

Kegiatan pembelajaran dalam KTSP mempunyai karakteristik sebagai berikut:1. Berpusat pada peserta didik2. Mengembangkan kreativitas

15

Page 16: Modul pengembangan bahan ajar

3. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang4. Kontekstual5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam6. Belajar melalui berbuat

Penilaian dalam KTSP mempunyai karakteristik1. Dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang

ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu hasil belajar;

2. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan melalui berbagai cara, yaitu (a) portfolios (kumpulan kerja siswa), (b) products (hasil karya), (c) projects (penugasan), (d) performances (unjuk kerja), dan (e) paper & pen test (tes tulis).

Pengelolaan kurikulum berbasis sekolahPengelolaan kurikulum berbasis sekolah mempunyai prinsip-prinsip:1. Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah2. Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus)3. Pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lainnya untuk

meningkatkan mutu hasil belajar4. Pemantauan dan Apa Landasan KTSP ?1. UU Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang

pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23/20066. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian PendidikanBagaimana Prinsip Pengembangan KTSP?

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu kepada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, disebutkan sistem pendidikan nasional memiliki 8 (delapan) standar, yang meliputi (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum untuk satuan pendidikannya.Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

dan lingkungannya.Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi

sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

16

Page 17: Modul pengembangan bahan ajar

2. Beragam dan TerpaduKurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta

didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seniKurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupanPengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan

(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambunganSubstansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian

keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayatKurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan DaerahKurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Acuan Operasional Penyusunan KTSP 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan

dan kemampuan peserta didik3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional5. Tuntutan dunia kerja6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni7. Agama8. Dinamika perkembangan global9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat11. Kesetaraan gender12. Karakteristik satuan pendidikan

17

Page 18: Modul pengembangan bahan ajar

Dokumen I KTSPDokumen KTSP terdiri atas 4 bab, meliputi:1. Bab I Pendahuluan, meliputi subbab (A) Latar Belakang, (B) Tujuan, dan (C)

Prinsip Pengembangan KTSP.2. Bab II Tujuan Pendidikan, meliputi subbab (A) Visi, (B) Misi, (C) Tujuan

Sekolah.3. Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum, meliputi (A) mata pelajaran, (B)

muatan lokal, (C) kegiatan pengembangan diri, (D) pengaturan beban belajar, (E) ketuntasan belajar, (F) kenaikan kelas dan kelulusan, (G) pendidikan kecakapan hidup, dan (H) pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

Mata pelajaran muatan nasional, alokasi jam pelajaran, dan pengelompokan mata pelajaran serta aturan pengelolaan jam pelajaran mengacu pada Bab II Standar Isi. Muatan Lokal merupakan mata pelajaran yang dikembangkan untuk mengakomodasi kepentingan daerah atau satuan pendidikan. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang akan dicapai dilakukan oleh satuan pendididkan dan/atau Dinas Pendidikan yang terkait.

Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan yang mewadahi bakat dan minat peserta didik. Tujuan kegiatan pengembangan diri adalah mengembangkan potensi peserta didik, terutama pada perubahan perilaku sesuai dengan target yang dicanangkan oleh satuan pendidikan.

Pengaturan beban belajar mengacu pada bab III Standar Isi. Beban belajar dalam bentuk tatap muka dirancang bersama oleh satuan pendidikan. Rancangan beban belajar dalam bentuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dirancang oleh guru mata pelajaran.

Ketuntasan belajar adalah target minimal yang akan dicapai oleh satuan pendidikan. Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) merupakan hasil analisis atas kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa terhadap kompetensi dasar, standar kompetensi, dan mata pelajaran yang dibelajarkan. Agar hasil belajar peserta didik dapat mencapai, bahkan melebihi KKM, satuan pendidikan merancang program remedial dan pengayaan.

Kriteria kenaikan kelas dan kelulusan dikembangkan oleh satuan pendidikan. Acuan minimal kriteria kenaikan kelas adalah Peraturan Dirjen tentang Laporan Hasil Belajar dan POS UN tahun sebelumnya.

Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kecakapan yang diperlukan agar seseorang mampu dan berani menghadapi problema kehidupan dan memecahkannya secara arif dan kreatif. Kecakapan hidup yang perlu dikembangkan adalah kecakapan personal, sosial, dan akademik. Kecakapan vokasional terakomodasi dalam mata pelajaran muatan lokal.

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan meningkatkan daya saing global. Keunggulan lokal dapat dikembangkan dalam muatan lokal, pengembangan diri, maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.4. Bab IV Kalender pendidikan berisi rancangan kalender sekolah yang mengacu pada

kalender dinas pendidikan terkait dan pedoman penyusunan kalender yang terdapat dalam bab IV standar isi.

Dokumen II KTSPKTSP terdiri atas dua dokumen, yaitu (1) dokumen I yang berisi tentang (a)

landasan, (b) program, dan (c) pengembangan kurikulum. Dokumen I (pertama) disusun

18

Page 19: Modul pengembangan bahan ajar

oleh tim handal yang dibentuk oleh sekolah dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan tersebut adalah (1) kepala sekolah, (2) guru, (3) tenaga administrasi, (4) pengawas sekolah, dan (5) komite sekolah dan orangtua siswa, serta (6) dinas pendidikan.

Dokumen II (kedua) merupakan penjabaran secara operasional dari dokumen pertama, terdiri atas (a) silabus dan (b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dokumen Dokumen II disusun oleh guru kelas dan guru mata pelajaran, atau kelompok kerja guru kelas atau guru mata pelajaran dalam kegiatan organisasi profesi seperti Kelompok Kerja Guru (untuk guru sekolah dasar), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau bahkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

1.11 Silabus

Apakah itu silabus?Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar

Silabus menjawab tiga pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu apa kompetensi yang harus dikuasai siswa, bagaimana cara mencapainya, dan bagaimana cara mengetahui pencapaiannya.Siapa yang menyusun silabus?

Silabus disusun oleh guru yang mengajarkan mata pelajaran. Proses penyusunan silabus dapat saja disusun bersama oleh satu tim guru mata pelajaran, dalam satu kegiatan guru, misalnya dalam kegiatan MGMP.

Setiap guru akan berbeda antara satu guru dengan guru yang lain, baik dalam satu daerah ataupun dalam daerah yang lain. Namun demikian, dengan memperhatikan hakekat silabus di atas, suatu silabus minimal memuat lima komponen utama, yakni:

1. standart kompetensi2. kompetensi dasar3. indicator4. materi standar5. standar proses (kegiatan belajar mengajar)6. standar penilaian

Apa landasan penyusunan silabus?Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 17 Ayat (2), Sekolah dan komite

sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI. MTs, MA, dan MAK.

19

Page 20: Modul pengembangan bahan ajar

Praktik Penyusunan Silabus

Contoh format silabus dapat dijelaskan sebagai berikut:

FORMAT SILABUS

Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas / Program : Semester : Standar Kompetensi: 1. Alokasi :

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi WaktuSumber Belajar

Indentitas:

Nama Sekolah : diisi dengan nama sekolah, seperti SMA PasuruanMata Pelajaran : diisi dengan mata pelajaran yang diajarkan, seperti Ekonomi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dsb.Kelas/Program : diisi dengan kelas dan program jurusanSmester : diisi dengan semester ganjil/genap

26

Page 21: Modul pengembangan bahan ajar

Standar Kompetensi : diisi dengan standar kompetensi yang diambil dari standar isi yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Alokasi : diisi dengan waktu yang ditentukan sesuai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar

Kolom-kolom format silabus:

1. Kompetensi Dasar: diisi dengan kompetensi dasar yang dikutip dari standar isi;2. Materi Pembelajaran: diisi dengan materi pembelajaran yang dijabarkan dari kompetensi dasar tersebut;3. Kegiatan Pembelajaran: diisi dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar proses pembelajaran tersebut dapat mencapai

kompetensi dasar yang diharapkan;4. Indikator: diisi dengan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur apakah kompetensi dasar telah dapat dicapai atau belum;5. Teknik Penilaian: diisi dengan teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar berdasarkan indikator,

misalnya tes tertulis, tes lisan, dsb;6. Alokasi Waktu: diisi dengan berapa kali pertemuan X menit yang diperlukan;7. Sumber Belajar: diisi sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran, seperti buku apa, media belajar, sumber belajar dari

alam, dsb.

27

Page 22: Modul pengembangan bahan ajar

Contoh SilabusSILABUS

Nama Sekolah : SMA PasuruanMata Pelajaran : EkonomiKelas / Program : XSemester : 1Standar Kompetensi: 1. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomiAlokasi : 21 x 40 menit

Kompetensi DasarMateri

PembelajaranKegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu (menit)

Sumber/ Bahan/ Alat

1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia

1.2 Mendeskripsikan

Kebutuhan Manusia Pengertian

Kebutuhan

Macam-macam kebutuhan

Mencari informasi tentang pengertian kebutuhan manusia melalui berbagai macam sumber.

Mengidentifikasi bermacam-macam kebutuhan manusia di daerah setempat.

Mendiskusikan kebutuhan manusia di daerah setempat yang paling dominan.

Mengklasifikasikan jenis kebutuhan berdasarkan tingkatan

Mendeskripsikan pengertian kebutuhan.

Mengidentifikasi bermacam-macam kebutuhan manusia.

Jenis Tagihan: Kuis, pertanyaan lisan, ulangan, Tugas Individu, Tugas Kelompok

Bentuk Tagihan: Pilihan ganda, uraian obyektif, Tes tertulis, uraian

6 x 40 menit

Refrensi yang relevanpada sumber bahan.

28

Page 23: Modul pengembangan bahan ajar

Kompetensi DasarMateri

PembelajaranKegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu (menit)

Sumber/ Bahan/ Alat

berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

1.3 Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi, yaitu

Berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Pengertian

kelangkaan

Faktor penyebab kelangkaan

Pengalokasian sumber daya ekonomi.

kebutuhan.

Menggali informasi tentang kelangkaan.

Mendiskusikan faktor penyebab kelangkaan di daerah setempat dan sekitarnya.

Mengidentifikasi berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas melalui studi pustaka di daerah setempat dan sekitarnya.

Bersikap rasional dalam menyikapi berbagai pilihan

Mendeskripsikan pengertian kelangkaan

Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kelangkaan

Mengidentifikasi pengalokasian sumber daya yang mendatangkan manfaat bagi rakyat banyak.

bebas, jawaban singkat.

4 x 40 menit

29

Page 24: Modul pengembangan bahan ajar

Kompetensi DasarMateri

PembelajaranKegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu (menit)

Sumber/ Bahan/ Alat

tentang apa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi

1.4 Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila melakukan produksi di bidang lain

1.5 Mengidentifikasi sistem ekonomi untuk memecahkan masalah ekonomi

Masalah Pokok Ekonomi Barang apa

yang diproduksi.

Bagaimana cara memproduksi.

Untuk siapa barang diproduksi.

Biaya peluang. Pengertian

biaya peluang.

Contoh biaya

kebutuhan.

Mengidentifikasi barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang diproduksi melalui studi lapangan di suatu daerah.

Mengkaji referensi tentang permasalah ekonomi untuk menemukan konsep biaya peluang.

Mendiskusikan contoh biaya peluang pada kesempatan kerja bila melakukan

Mengidentifikasi barang apa, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang diproduksi.

Mendeskripsikan pengertian biaya peluang.

3 x 40 menit

4 x 40 menit

30

Page 25: Modul pengembangan bahan ajar

Kompetensi DasarMateri

PembelajaranKegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu (menit)

Sumber/ Bahan/ Alat

peluang pada kesempatan kerja.

Sistem Ekonomi Pengertian

sistem ekonomi

Macam-macam sistem ekonomi

Kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi.

Cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang dianut.

produksi di bidang lain.

Mengkaji referensi tentang sistem ekonomi

Mengidentifikasi sistem ekonomi yang ada dan cara memecahkan masalah ekonomi melalui studi lapangan

Menunjukan contoh biaya peluang pada kesempatan kerja bila melakukan produksi di bidang lain.

Mendeskripsikan pengertian sistem ekonomi

Mengidentifikasi sistem ekonomi yang ada dan cara memecahkan masalah ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi)

4 x 40 menit

31

Page 26: Modul pengembangan bahan ajar

DAFTAR PUSTAKA

Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II. 1994. Kurikulum Untuk Abad Ke-21. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

McNeil, John. 1985. Curriculum, A Comprehensive Introduction. Boston: Little, Brown and Company.

Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.Rochman Natawidjaja (Ed). 1979. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Alat

Peraga, dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dari Konsepsi Ke Implentasi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.Widiastono, Tonny D. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku

Kompas.

26

Page 27: Modul pengembangan bahan ajar

STANDAR ISI MATERI KURIKULUM EKONOMI

1.10 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) /Madrasah Aliyah (MA)Mata Pelajaran : Ekonomi

A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.

Pembahasan manajemen difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha dalam kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen juga mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi.

Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang.

Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

27

Page 28: Modul pengembangan bahan ajar

B. Tujuan

Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara

4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional

C. Ruang lingkup

Mata pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut.1. Perekonomian2. Ketergantungan3. Spesialisasi dan pembagian kerja4. Perkoperasian5. Kewirausahaan6. Akuntansi dan manajemen.

28

Page 29: Modul pengembangan bahan ajar

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi

1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia

1.2 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

1.3 Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi

1.5 Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila melakukan produksi di bidang lain

1.6 Mengidentifikasi sistem ekonomi untuk memecahkan masalah ekonomi

3. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen

2.1 Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi

2.2 Mendeskripsikan Circulair Flow Diagram

2.3 Mendeskripsikan peran konsumen dan produsen

3 Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar

3.1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran

3.2 Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya

3.3 Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah keseimbangan

3.4 Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang

3.5 Mendeskripsikan pasar input

29

Page 30: Modul pengembangan bahan ajar

Kelas X , Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi

4.1 Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro

4.2 Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi

5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional (PN)

5.1 Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN

5.2 Menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional

5.3 Membandingkan PDB dan pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain

5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi

6. Memahami konsumsi dan investasi

6.1 Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan

6.2 Mendeskripsikan kurva permintaan investasi

7 Memahami uang dan perbankan

7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang

7.2 Membedakan peran bank umum dan bank sentral

7.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter

30

Page 31: Modul pengembangan bahan ajar

Kelas XI, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi

1.1 Mengklasifikasi ketenagakerjaan

1.2 Mendeskripsikan tujuan pembangunan

1.3 Mendeskripsikan proses pertumbuhan ekonomi

1.4 Mendeskripsikan pengangguran beserta dampaknya terhadap pembangunan nasional

2. Memahami APBN dan APBD

2.1 Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan APBN dan APBD

2.2 Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

2.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang fiskal

2.4 Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah

3. Mengenal Pasar modal 3.1 Mengenal jenis produk dalam bursa efek

3.2 Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa efek

4. Memahami perekonomian

terbuka

4.1 Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan faktor-faktor pendorong perdagangan internasional

4.2 Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing, dan neraca pembayaran

4.3 Menjelaskan konsep tarif, kuota, larangan ekspor, larangan impor, subsidi, premi, diskriminasi harga dan dumping

4.4 Menjelaskan pengertian devisa, fungsi sumber-sumber devisa dan tujuan penggunaannya

31

Page 32: Modul pengembangan bahan ajar

KELAS XI, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit

5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum

5.5 Melakukan posting dari jurnal ke buku besar

5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa

5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

32

Page 33: Modul pengembangan bahan ajar

Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan dagang

1.1 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal khusus

1.2 Melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar

1.3 Menghitung harga pokok penjualan

1.4 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan dagang

1.5 Menyusun laporan keuangan perusahaan dagang

2. Mamahami penutupan siklus akuntansi perusahaan dagang

2.1 Membuat jurnal penutupan

2.2 Melakukan posting jurnal penutupan ke buku besar

2.3 Membuat neraca saldo setelah penutupan buku

33

Page 34: Modul pengembangan bahan ajar

Kelas XII, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Memahami manajemen badan usaha dalam perekonomian nasional

3.1 Menjelaskan unsur-unsur manajemen

3.2 Menjelaskan fungsi manajemen dalam pengelolaan badan usaha

3.3 Mendeskripsikan peran badan usaha dalam perekonomian Indonesia

4. Memahami pengelolaan koperasi dan kewirausahaan

4.1 Mendeskripsikan cara pengembangan koperasi dan koperasi sekolah

4.2 Menghitung pembagian sisa hasil usaha

4.3 Mendeskripsikan peran dan jiwa kewirausahaan

E. Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian..

34

Page 35: Modul pengembangan bahan ajar

BAB III

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL

1.13 Arti dan Karakteristik ModulSebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar yang

berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas materi belajarnya. Dengan modul siswa dapat mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu. Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain.

Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai berikut:1) Bersifat self-instructional.

Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.

2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individualPembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.

3). Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul, guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka tentang apa yang diharapkan.

4) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuanProses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara teratur.

5) Penggunaan berbagai macam media (multi media)Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.

6) Partisipasi aktif dari siswaModul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.

35

Page 36: Modul pengembangan bahan ajar

7) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswaRespon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan.

8). Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnyaDalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi, sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan patokannya.Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:1) prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective

model)2) prinsip belajar mandiri3) prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)4) penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)5) prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran6) penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).

1.14 Teknik Pengembangan ModulMengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan.

Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal.

Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi:

1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus.

2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan balik.

36

Page 37: Modul pengembangan bahan ajar

3. Penataan Informasi (Compilation)Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan.

1.15 Komponen-komponen ModulKomponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata

pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen tersebut akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.1. Tinjauan Mata Pelajaran

Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi mata pelajaran yang mencakup:a. Deskripsi mata pelajaranb. Kegunaaan mata pelajaranc. Kompetensi dasard. Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)e. Petunjuk BelajarPetunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus

dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan prosedur yang dilakukan. Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran.2. Pendahuluan

Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:a. Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkatb. Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modulc. Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan

keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu.

d. Relevansi, yang terdiri atas:1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan mateni

dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam mata pelajaran (cross reference)

2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara profesional

e. Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logisf. Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil

dikuasai dengan baik.Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:a. Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu

37

Page 38: Modul pengembangan bahan ajar

b. Urutan sajian yang logisc. Mudah dicerna dan enak dibaca

3. Kegiatan BelajarBagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu disusun secara sisternatis.Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.a. Uraian

Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa: fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan, hukum, dan masalah. Paparan tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang berfungsi untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar (learning experiences). Pengalaman belajar diupayakan menampilkan variasi proses yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman pelajaran disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk mata pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang bersifat pengetahuan. Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat: 1) materi harus relevan dengan esensi kompetensi.2) Materi berada dalam cakupan topik inti3) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan

tidak kaku4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan

menantangb. Contoh

Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan masalah.Prinsip dalam penyajian contoh hendaknya:

a. Relevan dengan isi uraianb. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peranc. Jumlah dan jenisnya memadaid. Logis (masuk akal)e. Sesuai dengan realitasf. Bermakna

38

Page 39: Modul pengembangan bahan ajar

4. LatihanLatihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian.Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latihan: a. Relevan dengan materi yang disajikanb. Sesuai dengan kemampuan siswac. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb d. Bermakna (bermanfaat)e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritisf. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran

5. Rambu-rambu Jawaban latihanRambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran.

6. RangkumanRangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran siswa.Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:a) Berisi ide pokok yang telah disajikanb) Disajikan secara berurutanc) Disajikan secara ringkasd) Bersifat menyimpulkane) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)f) Memantapkan pemahaman pembacag) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajarh) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata-kata yang

sulit dipahami.7. Tes Formatif

Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Tes formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat:a) Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumuskanb) Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang dikemukakan

maupun dart pilihan jawaban yang ditawarkanc) Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting

39

Page 40: Modul pengembangan bahan ajar

d) Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan butir soal

8. Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak LanjutKunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir suatu modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai sendiri pada hasil jawabannya.

Tindak lanjut:

Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut yang berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus mempelajari kegiatan belajar berikutnya bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 % dalam tes formatif yang lalu, atau mengulang kembali mempelajari kegiatan belajar tersebut bila hasilnya masih di bawah 80 % dari skor maksimum.

1.16 Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di KelasPelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya

menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar dari modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Mengingat kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan belajarnya dari hari ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban makin lama makin besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit, namun jika jumlah siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih rumit.

Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke modul berikutnya juga dapat bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih cepat dari pada teman-temannya, maka siswa tersebut akan memperoleh modul pengayaan untuk dipelajarinya dalam sisa waktu yang tersedia. Kemudian setelah itu dilakukan evaluasi yang dapat dikerjakan secara individual maupun secara klasikal.

40

Page 41: Modul pengembangan bahan ajar

DAFTAR PUSTAKA

Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT.Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UTVembriarto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan

Paramita.

41

Page 42: Modul pengembangan bahan ajar

Evaluasi

1. Apa yang Anda ketahui tentang KTSP? Dan apa bedanya dengan KBK?2. Organisasi kurikulum terbagi menjadi 3

a. Separated Subject Curriculumb. Correlated Curriculum c. Integrated CurriculumApa yang Anda ketahui tentang organisasi kurikulum di atas!

3. Jelaskan dengan kalimat Anda sendiri apa hubungan antara kurikulum dengan pengajaran dan pembelajaran.

4. Apa pomeo dalam masyarakat yang menyatakan bahwa setiap ganti menteri ganti kurikulum di Indonesia? Benarkah hal tersebut? Jalaskan argumentasi Anda.

5. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?6. Apa yang Anda ketahui tentang standar isi dan tujuan standar isi? 7. Tolong jelaskan tentang Prota, Promes dan KKM!8. Apa yang Anda ketahui tentang Bahan Ajar, LKS, Buku Teks, dan Modul?

42