modul pengantar pariwisata dan perhotelan · resmi pemerintah hindia belanda yang mengatur lalu...

58
i MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN Disusun Oleh : Dr. Ani Wijayanti, M.M., CHE Universitas Bina Sarana Informatika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Perhotelan 2019

Upload: others

Post on 09-Aug-2020

15 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

i

MODUL

PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN

Disusun Oleh :

Dr. Ani Wijayanti, M.M., CHE

Universitas Bina Sarana Informatika

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prodi Perhotelan

2019

Page 2: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

ii

KATA PENGANTAR

Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan yang dilakukan untuk

sementara waktu dari tempat tinggal menetap ke daerah lain untuk tujuan

bersenang-senang menikmati objek dan daya tarik wisata yang diakhiri dengan

kembali ke tempat asalnya semula. Kepariwisataan sendiri mempuyai makna

segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan pariwisata

meliputi stakeholder pariwisata, peraturan perundang-undangan dan kebijakan

pemerintah menyangkut urusan pariwisata.

Perhotelan merupakan salah satu industri bidang pariwisata yang bertujuan

utama menyediakan akomodasi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Hotel didefinisikan sebagai suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya

dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk

tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu

membayar, dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima

tanpa adanya perjanjian khusus.

Modul ini mengulas secara garis besar ruang lingkup pariwisata dan

perhotelan untuk memberikan gambaran kepada para peserta didik mengenai

pariwisata pada umumnya dan perhotelan pada khususnya. Pemahaman kedua

unsur tersebut sangat penting, sebelum peserta didik mempelajari bagian-bagian

yang ada di perhotelan secara lebih detail.

Yogyakarta, Mei 2019

Tim Pengajar

Dr. Ani Wijayanti

Page 3: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ v

BAB 1 SEJARAH PARIWISATA.................................................................. 1

A. Pariwisata Internasional .............................................................. 1

B. Sejarah Pariwisata Indonesia ........................................................ 4

BAB 2 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PARIWISATA .......... 10

BAB 3 DASAR PARIWISATA .................................................................... 15

A. Pengertian Pariwisata dalam Masyarakat .................................... 15

B. Tujuan Pariwisata ....................................................................... 17

C. Prinsip Penyelenggaraan Kepariwisataan .................................... 18

BAB 4 SIFAT DAN CIRI PARIWISATA ..................................................... 21

A. Sifat Pariwisata ........................................................................... 21

B. Ciri Pariwisata ............................................................................ 22

C. Poduk Pariwisata ........................................................................ 23

D. Bentuk Pariwisata ....................................................................... 24

BAB 5 USAHA JASA PARIWISATA .......................................................... 25

BAB 6 ORGANISASI PARIWISATA .......................................................... 28

A. Peran Penting Pariwisata ............................................................... 28

B. Organisasi Pariwisata Nasional Pemerintah ................................. 28

C. Organisasi Pariwisata Non Pemerintah ........................................ 29

D. Organisasi Pariwisata Regional Swasta ....................................... 31

E. Organisasi Pariwisata Internasional Pemerintah .......................... 32

F. Organisasi Pariwisata Internasional Swasta ................................. 32

BAB 7 DOKUMEN PERJALANAN ............................................................. 34

A. Dokumen Perjalanan ................................................................... 34

B. Cara Mendapatkan Paspor Biasa ................................................. 36

Page 4: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

iv

BAB 8 SAPTA PESONA .............................................................................. 37

A. Pengertian Sapta Pesona ............................................................. 37

B. Elemen Sapta Pesona .................................................................. 37

BAB 9 MOTIVASI PERJALANAN WISATA .............................................. 34

A. Pengertian Motivasi .................................................................... 39

B. Manfaat Motivasi ........................................................................ 40

C. Faktor Pendorong Motivasi ......................................................... 41

D. Elemen Sapta Pesona .................................................................. 37

BAB 10 PERKEMBANGAN PERHOTELAN ................................................ 43

A. Perkembangan Perhotelan Internasional ...................................... 43

B. Perkembangan Hotel Modern ...................................................... 43

C. Kilas Balik Perkembangan Hotel di Indonesia ............................. 44

D. Klasifikasi Hotel ......................................................................... 45

BAB 11 ETIKA KOMUNIKASI DI PERHOTELAN ...................................... 47

A. Fungsi Komunikasi ..................................................................... 47

B. Speech (Berbicara) ...................................................................... 47

C. Penyebutan Nama Tamu ............................................................. 48

D. Peran Petugas Hotel .................................................................... 48

E. Teknik Menelpon ........................................................................ 48

BAB 12 DAMPAK INDUSTRI PARIWISATA .............................................. 50

A. Dampak Pariwisata ..................................................................... 50

B. Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi ....................................... 50

C. Dampak Pariwisata Terhadap Sosial-Budaya .............................. 51

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53

Page 5: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perbedaan produk Wisata dan Non Wisata ....................................... 23

Tabel 11.1 Evolusi Motivasi Perjalanan Menurut Murphy (1985) ...................... 39

Page 6: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

1

BAB 1

SEJARAH PARIWISATA

A. Pariwisata Internasional

Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan dan membantu

dalam hal devisa Negara. Para wisatawan rela mengeluarkan sejumlah uang yang

tidak sedikit untuk melakukan sebuah perjalanan. Hal ini menjadi bagian penting

dalam kehidupan dan gaya hidup di Negara-negara maju. Namun dengan

demikian memposisikan industri pariwisata sebagai bagian inti dalam kehidupan

sehari-hari adalah gejala yang relatif baru. Mulai terlihat sejak Perang Dunia II

berakhir, setelah perang usai kegiatan pariwisata berkembang cukup pesat, hal

tersebut merupakan tanda dari menguatnya sosial dan ekonomi masyarakat.

Pariwisata dimulai sejak manusia senang dengan kegiatan ziarah atau

melakukan perjalanan agama. Perjalanan manusia di dunia yang tercatat, sebagai

berikut:

1. Di luar Negara Indonesia, pariwisata mulai dikenal sejak perjalanan

Marcopolo pada tahun 1254-1374 yang melakukan sebuah perjalanan dari

Eropa hingga Tiongkok, dan kembali ke daerah Venisia.

2. Jejak perjalanan Marcopolo diikuti oleh sesorang pada hari selasa 14 juni

1325 yaitu Ibnu Battutah. Perjalanan dimulai dari Tangier (Afrika Utara)

menuju Mekah dan Madinah dalam usia relatif muda yaitu 22 tahun dan tidak

mempunyai rasa takut untuk melakukan sebuah perjalanan seorang diri.

Perjalanan Ibnu Battutah diibaratkan sebagai perjalanan seekor burung yang

terbang meninggalkan sarangnya, karena perjalanan yang dilakukan

membutuhkan waktu beberapa bulan, kemudian berlanjut ke tempat yang

lain, mengunjungi tempat tempat suci agama Islam di sepanjang jalan dan

sekaligus belajar agama di kota-kota yang dikunjungi. Ibnu Battutah kembali

ke Tangier setelah mendapat pengakuan sebagai hakim agama. Ibnu Battutah

disebut sebagai The First Traveller of Islam sebab perjalanan yang dilakukan

mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Perjalanan yang membutuhkan

waktu lebih dari 7 tahun seorang diri dan sebagian perjalanan dilakukan

dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 75ribu mil atau kurang lebih

Page 7: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

2

120700,8 km. Perjalanan Ibnu Battuta membuktikan pengaruh Islam yang

semakin meluas. Dengan perjalanan yang dilakukan maka terciptalah saling

pengertian di antara bangsa-bangsa yang berbeda agama, bangsa dan bahasa

sehingga dalam kepariwisataan timbul keinginan bangsa- bangsa lain untuk

melakukan sebuah perjalanan. Ibnu Battuta menyelesaikan perjalanan yang

dilakukan pada tahun 1355.

3. Perjalanan berikutnya dilakukan oleh seorang pria dari Portugal bernama

Henry yang dikenal sebagai Prince Henry The Navigator (1394-1460),

perjalanan yang dilakukan oleh Henry mempengaruhi beberapa bidang,

diantaranya adalah cartography yaitu kajian dalam cabang ilmu teknik

geografi yang mempelajari tentang representasi permukaan bumi dengan

simbol abstrak. Cartography merupakan pelopor yang menyebabkan geografi

semakin meluas. Kebanyakan ahli geografi mengakui bahwa ketertarikan

mereka pada geografi dimulai ketika mereka terpesona oleh peta di masa

kecil mereka. Walaupun subdisiplin ilmu geografi lain masih terpaku pada

peta untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih

terlalu abstrak dianggap sebagai ilmu yang terpisah. Selain cartography

bidang yang lain adalah kelengkapan navigasi, hal yang cukup unik adalah

fakta yang tercatat bahwa Henry bukanlah pelaut sejati, tetapi Henry

mengirim orang-orang Portugis untuk melakukan sebuah perjalanan dengan

berlayar menggunakan kapal ke kepulauan Azores yang berada di Portugal,

berkat kecerdasan yang dimiliki oleh Henry dalam memilih seseorang untuk

melakukan perjalanan dalam hal ini yang ditunjuk adalah seorang perwisara

yang cukup cakap dan dapat mengarungi lautan maka pada jaman tersebut

dikenal sebuah benua barat dengan nama The Great Age of Discovery.

4. Setelah perjalanan yang dilakukan oleh Henry muncul nama Christopher

Colombus (1451-1506) dengan menggunakan perahu berbendera Spanyol.

Christopher Colombus mendarat di Guanahani pada tanggal 12 Oktober 1492

saat ini lebih dikenal dengan nama San Salvador. Dalam perjalanan yang

dilakukan, Christopher Colombus juga menemukan Cuba pada tanggal 28

Oktober 1492 dan tanggal 5 Desember 1492 juga ditemukan Haiti kemudian

dinamakan sebagai Hispanolia. Dalam perjalanan berikutnya Christopher

Page 8: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

3

Colombus menemukan Puerto Rico dan kepulauan kecil serta Yamaica.

Perjalanan ketiga Christopher Colombus menemukan Orinoco di Venezuela

yang disebut sebagai penemuan yang terbesar di dalam sejarah kehidupan

manusia karena pada saat itu belum banyak orang yang mempunyai

pengalaman yang sama yaitu menemukan sebuah daerah seperti yang

dilakukan Christopher Colombus. Ahir abad ke 16 Alfonso d’Albuquerque,

Vasco da Gama dan Fernando de Magelhaens menjelajahi lima samudera

sampai ahirnya Magelhaens meninggal di Filipina.

5. 50 tahun Setelah perjalanan Christopher Colombus Kapten James Cook

(1728-1779) seorang pria berbangsa Inggris melakukan perjalanan dengan

menjelajahi dunia. Dalam perjalanan yang dilakukan James Cook sempat

membuat peta perjalanan atau pelintasan Venus. Thomas Cook lahir pada 22

November 1818 di Inggris dan dianggap sebagai orang pertama yang

melakukan atau menjalankan profesi sebagai Travel Agent. Thomas Cook 5

Juli 1941 merancang sebuah perjalanan dengan nama A Round Trip

Excursion menggunakan kereta api Leicester – Loughborough Inggris dalam

waktu 1 hari. Agen perjalanan yang pertama bernama Midland Company

railway menawarkan kerja kepada Thomas Cook dalam bisnis perjalanan.

Bisnis perjalanan yang dimulai dengan menggunakan kereta api ini ternyata

banyak diminati oleh para wisatawan. Thomas Cook menyelenggarakan

perjalanan yang diikuti lebih dari 150,000 orang dari Yorkshire dan

Midlands, termasuk 3,000 anak dari Leicester, Derby dan Nottingham

perjalanan menuju London (World Exposition). Pada ahir 1850 melakukan

perjalanan ke Eropa. 1868 terbentuk sebuah perusahaan dengan nama

Thomas Cook and Son di London.

6. Jalan raya pertama dibuat di Tiongkok pada tahun 221 Sebelum Masehi pada

masa pemerintahan dinasti Chou, pengangkutan darat telah diatur oleh

pemerintah untuk kepentingan penduduk.

7. Tahun 560 Sebelum Masehi ditemukan pula sistem jalan raya di Timur

Tengah yang dibangun oleh kerajaan Persia, dari kaki gunung Zagrep hingga

ke laut Aegan.

Page 9: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

4

8. Pertengahan Kejayaan Kerajaan Romawi rakyat telah dapat melaksanakan

perjalanan dari satu kota ke kota lain karena sudah ada sistem jalan raya

sepanjang 563, 27 km dari Roma-Brundisium, proyek ini disebut dengan

nama The Appian Way Project.

9. Pada 334 Sebelum Masehi Ephesus (Turki) Iskandar Zulkarnaen membuat

sebuah tempat pertunjukan akrobat, adu binatang buas, tukang sihir, tukang

sulap dikunjungi 700.000 orang

10. Ratu Elisabeth bersama keluarga ningrat melakukan perjalanan dengan

tujuan:

a. Mencari ide – ide baru yang belum dimiliki oleh bangsa lain

b. Mempelajari seni dan budaya bangsa lain sehingga menambah

pengetahuan

c. Memperlajari pemerintahan bangsa lain kelebihan maupun

kekurangannya

d. Pendapat bangsa lain yang pola pikirnya berbeda karena dipengaruhi

oleh letak geografis dan mata pencaharian

11. Abad 18 merupakan sebuah awal perjalanan dengan tujuan mengunjungi

sumber-sumber air panas (SPA)

B. Sejarah Pariwisata Indonesia

Sejarah pariwisata di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda

yang terdapat bukti-bukti dalam sejarah, sebagai berikut:

1. Pada tahun 1869 di negara Barat diterbitkan sebuah karya tulisan dengan

judul The Malay archipelago / The Land of Orang Utan and The Bird of

Paradise yang ditulis oleh seorang pria berkebangsaan Inggris bernama

Alfred Russel Wallace, sebuah buku yang menggambarkan cerita dalam

bentuk narasi dan kadang gambar berupa beragam spesies kupu-kupu,

burung-burung, dan hewan-hewan cantik lainnya dalam buku ini. Dan semua

itu ia temukan di kepulauan Nusantara. Dalam buku ini terdapat 125.660

spesimen dari Nusantara. Terdiri dari 310 spesimen mamalia, 100 spesimen

reptil, 8.050 spesimen burung, 7.500 spesimen kerang, 13.100 spesimen

Lepidoptera, 83.200 spesimen Coleoptera, dan 13.400 spesimen serangga.

Page 10: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

5

2. Buku panduan perjalanan pertama mengenai Hindia Belanda terbit pada tahun

1897 dibuat oleh Dr. Johan Frans Van Bemmelan dengan judul Guide

through The East Indies

3. Eliza Ruhamah Schidmore adalah seorang penulis berkebangsaan Amerika

dan juga merupakan seorang fotografer dan ahli geografi. Seorang perempuan

pertama yang menjadi anggota dalam sebuah perkumpulan National

Geograhic Society, menulis sebuah buku dengan judul Java, The Garden of

The East (Jawa Madura, Bali), buku setebal 399 halaman diterbitkan oleh The

Country Co, New York tahun 1897 atau masuk dalam abad 19.

4. Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg membentuk

Vereeniging Voor Toeristen Verkeer (VTV) pada tahun 1910 yaitu badan

resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan

kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau). VTV

mempunyai peran besar dalam dunia pariwisata antara lain

menyelenggarakan perjalanan wisata dan membuat informasi wisata dalam

bentuk brosur atau buku. Tahun 1913 terbit buku-buku yang dibuat sebagai

panduan para wisatawan untuk mengunjungi beberapa tempat di Indonesia,

antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Toraja dan Banten dengan

menggunakan bahasa Inggris.

Masa pendudukan Jepang dan perang dunia II menghentikan semua

kegiatan pariwisata baik nasional maupun internasional. Objek wisata

terbengkalai, saran wisata diambil alih oleh Jepang, hotel menjadi rumah sakit

atau asrama tentara.

Setelah Indonesia merdeka terdapat beberapa peristiwa bersejarah

kepariwisataan, sebagai berikut:

1. 1946 Mohammad Hatta membentuk suatu bagian yang masuk dalam

lingkungan Kementrian Perhubungan untuk menangani perhotelan dan

kepariwisataan disebut dengan istilah Honet (Hotel dan Toerisme). Tugas

dari Honet adalah mengelola kembali hotel-hotel yang dahulu milik

Belanda, Honet dibubarkan setelah tahun 1949 pasca konferensi meja

bundar berakhir.

Page 11: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

6

2. Didirikan sebuah organisasi bernama Gabungan Hotel dan Tourisme

Indonesia (Sergahti) pada tahun 1953. Sergahti mempunyai anggota yaitu

hotel utama yang berada di Indonesia. Dengan struktur komisaris-komisaris

yang ada di beberapa wilayah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Bali, Kalimantan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Namun organisasi

ini tidak dapat bertahan lama, hal ini disebabkan karena kegagalan para

pengurus dalam menjalankan misi organisasi yang dimiliki, misi yang

dimiliki adalah mengeluarkan para penghuni tetap di hotel-hotel tersebut.

Selain hal itu, pengutus tidak berhasil menyelesaikan masalah mengenai

penetapan harga atau tarif hotel yang diberlakukan oleh pihak pemerintah.

3. 18 – 24 April 1955 diselenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung

yang mempengaruhi kepariwisataan Indonesia.

4. Tahun 1955 berdiri sebuah perusahaan komersial yaitu PT. Natur Ltd.

(National Hotel & Tourism Company Ltd) dengan tujuan mengembangkan

industri pariwisata Indonesia.

5. Tahun 1957 Yayasan Toursime Indonesia menyelenggarakan kongres

nasional yaitu Musyawarah Nasional Tourism I di Bogor menghasilkan

suatu badan yang bergerak dalam bidang pariwisata yaitu DTI (Dewan

Tourisme Indonesia).

6. Tahun 1961 DTI berganti nama menjadi Dewan Pariwisata Indonesia

(Depari). 1962 didirikan sebuah Sekolah Kejuruan Perhotelan (SKPh)

pertama kali di Indonesia. Kemudian tahun 1963 didirikan sebuah sekolah

Akademi Perhotelan dan Depari mendapatkan kepercayaan untuk

menyelenggarakan konferensi PATA workshop di Bandung.

7. Tahun 1965 sampai 1969 adalah masa transisi dimana antara periode

pemerintahan orde lama diwarnai situasi konflik dan terjadi peristiwa

G30SPKI.

8. Awal tahun 1966 dibentuk sebuah lembaga kepariwisataan Republik

Indonesia (Gatari). 7 Desember 1966 Gatari diubah menjadi Lembaga

Pariwisata Nasional (LPN) yang diketua oleh Brigjen Subroto Kusmardjo.

Hal itulah yang menjadi cikal bakal dari berkembangnya dunia

kepariwisataan di Indonesia.

Page 12: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

7

Perkembangan pariwisata dalam orde baru menunjukkan peningkatan

jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh dengan secara perlahan

melalui periode pelita, Pelita berlangsung dari Pelita I-Pelita VI.

1. Pelita 1 (1969-1974)

a. Kebijakan pokok yang menjadi pengembangan Pelita 1 adalah :

1) Berusaha memlihara kebudayaan dan tata lingkungan

2) Pengembangan dan perbaikan serta rehabilitasi berdasarkan skala

prioritas atas obyek wisata prasarana dan sarana utama

3) Menyelenggarakan pemasaran pariwisata yang terkoordinir

4) Mengadakan bimbingan, pembinaan, pengawasan dan pengadaan

tenaga kerja pariwisata yang terdidik dan terlatih

5) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan terutama

penelitian terapan bidang pariwisata

6) Mengadakan pembinaan, pengaturan dan kelembagaan baik sektor

pemerintah ataupun swasta

b. Keberhasilan Pelita 1 yaitu:

1) Pemugaran dan rehabilitasi pura dan puri di Bali

2) Pembangunan museum Pejeng, panggung terbuka, pusat pariwisata

di Mengwi

3) Pemugaran Candi Borobudur, panggung terbuka Prambanan,

Keraton di Yogyakarta dan Solo.

4) Pemugaran Istana Maimun

2. Pelita II (1974-1979)

a. Kebijakan kepariwisataan Pelita II

1) Menyusun pola pengembangan pariwisata induk pada daerah tujuan

wisata internasional

2) Menserasikan pola pengembangan pariwisata dari semua DTW

menjadi satu RIP Pariwisata Nasional

3) Melanjutkan upaya pengembangan prasarana kepariwisataan

4) Memantapkan kedudukan indonesia sebagai negara tujuan wisata

internasional

Page 13: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

8

5) Menyusun langkah – langkah pengembangan wisata dalam negeri

dan promosi untuk menarik wisatawan mancanegara.

3. Pelita III (1979-1984)

a. Kebijakan kepariwisataan Pelita III

1) Penciptaan iklim yang merangsang kelancaran arus wisatawan

mancanegara dan penyempurnaan kebijakan tentang keimigrasian,

penerbanganm fiskalm kredit perbankan, pengendalian investasi dan

lain-lain

2) Peningkatan pembinaan industri, objek, fasilitas dan pelayanan

kepariwisataan di DTW

3) Pemanfaatan daya tarik atraksi wisata dengan melibatkan seluruh

komponen masyarakat

4) Penyempurnaan dan pengaturan Lembaga Pariwisata

5) Dalam sektor pendidikan telah dikeluarkan SK Menteri P dan K 11

Februari 1981 Nomor 065/U/1981 tentang persamaan ijasah

pendidikan dan latihan kepariwisataan Diploma I, II, dan III.

4. Pelita IV (1984-1989)

a. Kebijakan kepariwisataan Pelita IV

1) Pembukaan pintu masuk dan perluasan jaringan penerbangan ke DTW

2) Peningkatan promosi luar negeri dan peran konvensi wisata

3) Pemekaran DTW dan melestarikan budaya serta lingkungan hidup

4) Meningkatkan dan mengembangkan pendidikan pariwisata

5. Pelita V (1989-1994)

a. Kebijakan kepariwisataan Pelita V

1) Promosi digencarkan dan aksesbilitas diperluas serta SDM

2) Sadar wisata berdasarkan Sapta Pesona dibudidayakan

3) Mutu produk dan pelayanan dimantapkan

4) Kawasan pariwisata dikembangkan dan wisata bahari digalakkan

Tahun 1998 kepariwisataan Indonesia relatif lesu disebabkan oleh

pergantian kekuasaaan dari rezim orde baru ke orde reformasi. Terjadi penurunan

kunjungan wisatawan mancanegara 11,16% karena kerusuhan, pengaruh hal

Page 14: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

9

tersebut sampai tahun 1999. Pariwisata tahun 2002 dan 2003, negara Indonesia

mendapatkan travel warning. Pariwisata populer setelah diselenggarakan

Musyawarah Nasional Tourisme ke II (dua) di Tretes, Jawa Timur 12 – 14 Juni

1958.

Page 15: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

10

BAB 2

PERATURAN DAN UNDANG - UNDANG PARIWISATA

Penyelenggaraan kegiatan ditentukan oleh kepastian hukum. Kepastian

hukum yang ada akan membuat sesorang atau suatu lembaga dapat

menyelenggarakan kegiatan dengan rasa aman dan tenang. Terdapat beberapa

Undang-Undang Pariwisata, sebagai berikut;

1. Undang – Undang No. 9 Tahun 1990

Undang – Undang No. 9 Tahun 1990 ini merupakan Undang-undang pertama

mengenai kepariwisataan yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

Diperlukan waktu lama yaitu 10 tahun untuk proses penyusunan Rancangan

Undang – Undang (RUU), hal ini terjadi pada substansi, sebab Indonesia

belum pernah memiliki peraturan di bidang pariwisata sebelumnya. Tiga hal

pokok yang diatur dalam Undang – Undang No. 9 Tahun 1990, yaitu

a. Objek Wisata (alam, budaya, dan minat khusus)

b. Sarana Pariwisata (akomodasi, makan dan minum, angkutan wisata,

wisata tirta, kawasan pariwisata)

c. Jasa Pariwisata (biro perjalanan, agen perjalanan, pramuwisata, konvensi,

perjalanan insentif dan pameran, imresariat, konsultan pariwisata, dan

informasi)

Penyelenggaraan kepariwisataan bertujuan untuk

a. Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan

mutu obyek dan daya tarik wisata

b. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar

bangsa

c. Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja

d. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

e. Mendorong pendayagunaan produksi nasional

Page 16: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

11

Undang – Undang No. 9 Tahun 1990 secara eksplisit mencantumkan

kewajiban bagi siapapun untuk senantiasa memperhatikan beberapa hal,

sebagai berikuit:

a. Nilai – nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai – nilai yang

hidup dalam masyarakat,

b. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup.

2. Undang- undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

Benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang paling

penting, artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu

pengetahuan dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan

demi pemupukan kesadaran jatidiri bangsa dan kepentingan nasional. Pasal –

pasal yang terdapat pada Undang- undang No. 5 Tahun 1992 menyangkut

tentang:

a. Tujuan dan lingkup

b. Penguasaan, pemilikan, penemuan dan pencarian

c. Perlindungan dan pemeliharaan

d. Pemanfaatan

e. Pengawasan

Ruang lingkup Undang- undang No. 5 Tahun 1992

a. Benda cagar budaya

b. Benda yang diduga benda cagar budaya

c. Benda berharga yang tidak diketahui pemiliknya

Yang termasuk dalam benda cagar budaya

a. Benda buatan manusia

b. Benda alam

3. Undang- undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan

lingkungan hidup memuat

a. Lingkungan hidup

b. Pengelolaan lingkungan hidup

c. Ekosistem

d. Daya dukung lingkungan

e. Sumber daya

Page 17: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

12

f. Baku mutu lingkungan

g. Pencemaran lingkungan

h. Perusakan lingkungan

i. Dampak lingkungan

j. Analisis mengenai dampak lingkungan

k. Konservasi sumber daya alam

l. Pembangunan berwawasan linmgkungan

4. Undang - undang No.22 Tahun 1999 membahas tentang Pemerintah Daerah

atau dapat disebut dengan otonomi daerah, sehingga untuk pengembangan

pariwisata dapat diatur sesuai dengan daerah sendiri tanpa menunggu

kordinasi dengan pemerintah pusat.

a. Hal – hal yang menjadi kewenangan pemerintah pusat adalah

b. Politik luar negeri dan pertahanan keamanan

c. Peradilan, moneter dan fiskal

d. Agama

5. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1979 tentang penyerahan sebagian urusan

pemerintah dalam bidang kepariwisataan kepada daerah tingkat I. Peraturan

ini ditetapkan dan dikeluarkan sebelum adanya Undang – undang pariwisata.

Dalam peraturan pemerintah ini terdapat 12 urusan pariwisata

6. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1993 tentang benda cagar budaya :

a. Benda Cagar Budaya

Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa

kesatuan atau kelompok atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang

berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa

gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima

puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan, dan kebudayaan. Benda-benda alam yang dianggap

mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan

kebudayaan.

b. Situs adalah lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda

cagar budaya termasuk lingkungannya yang diperlukan bagi

pengamanannya.

Page 18: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

13

c. Benda berharga yang tidak diketahui pemiliknya adalah benda bukan

kekayaan alam yang mempunyai nilai ekonomi/intrinsik tinggi yang

tersembunyi atau terpendam di bawah permukaan tanah dan di bawah

perairan di wilayah Republik Indonesia.

d. Benda cagar budaya mempunyai nilai sangat penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan, dan kebudayaan bangsa Indonesia, karena;

1) Sifatnya memberikan corak khas dan unik;

2) Jumlah dan jenisnya sangat terbatas dan langka

7. Keputusan dan Instruksi Presiden yang merupakan tindak lanjut dari suatu

undang – undang. Keputusan Presiden No. 30 Tahun 1969 adalah Kepres

tentang Pengembangan Kepariwisataan Nasional, terdiri dari 8 pasal,

dinyatakan bahwa:

a. Kebijaksanaan di bidang pengembangan kepariwisataan nasional

ditetapkan oleh Presiden.

b. Dalam menetapkan kebijaksanaan umum, Presiden dibantu oleh sebuah

Dewan Pertimbangan Kepariwisataan Nasional

8. Keputusan Presiden No. 15 Tahun 1983

Kepres tentang Kebijaksanaan Pengembangan Kepariwisataan Kepres ini

pada dasarnya merupakan empat hal, yaitu

a. pemberian fasilitas bebas visa bagi wisatawan mancanegara

b. penambahan pintu - pintu masuk udara dan laut

c. pemberian keringanan kepada usaha - usaha Pariwisata

d. pemberian kemudahan pelayanan kepada wisatawan

a. Instruksi presiden mengenai kepariwisataan

9. Inpres No. 9 tahun 1969 tentang Pedoman dalam melaksanakan kebijakan

pemerintah dalam membina pengembangan kepariwisataan nasional

a. Inpres No. 3 tahun 1985 tentang Keringanan pajak pembangunan I dan

retribusi izin membangun hotel di daerah tujuan wisata

b. Inpres No. 5 tahun 1987 tentang penyederhanaan perizinan dan retribusi

di bidang usaha pariwisata

c. inpres No. 3 tahun 1989 tentang kunjungan wisata Indonesia tahun 1991

(Visit Indonesia Year)

Page 19: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

14

10. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataa, memberikan penjelasan pengertian tentang beberapa istilah,

sebagai berikut:

a. Wisata

b. Wisatawan

c. Kepariwisataan

d. Daya Tarik Wisata

e. Daerah tujuan pariwisata

f. Usaha Pariwisata

g. Pengusaha Pariwisata

h. Industri Pariwisata

i. Kawasan Strategis Pariwisata

j. Kompetensi

k. Pemerintah Pusat

l. Pemerintah Daerah

m. Menteri

Page 20: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

15

BAB 3

DASAR PARIWISATA

A. Pengertian Pariwisata dalam masyarakat

Di dalam membina atau meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang

kepariwisataan dibutuhkan penyebarluasan berbagai pengertian yang berhubungan

dengan segala macam bentuk peristilaham, yang sering digunakan dalam dunia

kepariwisataan. Hal tersebut sangat penting sebagai sarana untuk menambah

wawasan. Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata antara lain mengenai arti

dari pariwisata itu sendiri dan apa saja yang dibutuhkan para wisatawan. Sesuai

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan Pasal 1 diuraikan berbagai definisi, sebagai berikut:

1. Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2. Wisatawan

Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata,

3. Pariwisata

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

Pemerintah, dan Pemerintah Daerah,

4. Kepariwisataan

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata

dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud

kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah,

dan pengusaha.

Page 21: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

16

5. Daya Tarik Wisata

Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,

dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil

buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

6. Daerah Tujuan Wisata.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata

adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah

administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,

fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan

melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

7. Usaha Pariwisata.

Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi

pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

8. Pengusaha Pariwisata.

Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan

kegiatan usaha pariwisata

9. Industri Pariwisata.

Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait

dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

10. Kawasan Strategis Pariwisata.

Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama

pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang

mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti

pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam,

daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

11. Kompetensi.

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata untuk

mengembangkan profesionalitas kerja.

Page 22: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

17

12. Sertifikat.

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja

pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan,

dan pengelolaan kepariwisataan.

13. Pemerintah Pusat.

Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik

Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

14. Pemerintah Daerah.

Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat

daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

15. Menteri.

Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang

kepariwisataan.

B. Tujuan Pariwisata

Pariwisata mempunyai beberapa tujuan, sebagai berikut;

1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

2. meningkatkan kesejahteraan rakyat;

3. menghapus kemiskinan;

4. mengatasi pengangguran;

5. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;

6. memajukan kebudayaan;

7. mengangkat citra bangsa;

8. memupuk rasa cinta tanah air;

9. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan

10. mempererat persahabatan antarbangsa.

Page 23: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

18

B. Prinsip Penyelenggaraan Kepariwisataan

Prinsip penyenggaraan kepariwisataan, sebagai berikut;

1. Prinsip penyelenggaraan kepariwisataan

2. menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan

dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan

Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan

hubungan antara manusia dan lingkungan;

3. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal;

memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan

proporsionalitas;

4. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;

5. Memberdayakan masyarakat setempat;

6. Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang

merupakan satu kesatuan

7. Sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku

kepentingan;

8. Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional

dalam bidang pariwisata; dan

9. Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perubahan kata toursime terjadi pada saat pembukaan musyawarah yang

diadakan di gedung pemuda, Surabaya. Ir. Soekarno menanyakan kepada Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu yang menjabat adalah Profesor Prijono.

Profesor Prijono memberi penjelasan bahwa sebagai pengganti kata tourisme

dapat digunakan kata dharmawisata yang berarti adalah perjalanan yang dilakukan

antar kota dalam negeri, sedangkan perjalanan yang dilakukan untuk antar benua

menggunakan kata pariwisata. 1960 Dewan Tourisme Indonesia diganti namanya

menjadi Dewan Pariwisata Indonesia (Depari). Salah satu tokoh yang turut andil

dalam mempopulerkan kata pariwisata adalah GPH Jatikusumo yang pada saat itu

menjabat sebagai Menteri Perhubungan Darat, Pos dan Telekomunikasi dan

Pariwisata.

Page 24: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

19

Secara Etymologis, pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, tidak sama

dengan tourisme. Pariwsata sinonim dengan pengertian tour. Dalam bahasa

sansekerta pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti

banyak/berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Wisata berari perjalanan, bepergian

yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam bahasa Inggris. Pariwisata

diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari

suatu tempat ke tempat lain, yang di dalam bahasa Inggris disebut dengan tour,

sedangkan untuk pengertian jamak, kata kepariwisataan dapat digunakan kata

tourisme atau tourism. Gambaran secara jelas dapat diartikan sebagai berikut ini :

1. Wisata : perjalanan dalam bahasa Inggris disamakan dengan

travel

2. Wisatawan : orang yang melakukan perjalanan dalam bahasa

Inggris disebut dengan travellers

3. Para wisatawan : orang – orang yang melakukan perjalanan dan dalam

bahasa Inggris biasa disebut dengan istilah travellers

(jamak)

4. Pariwisata : perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke

tempat lain dan dalam bahasa Inggris disebut dengan

tour

5. Pariwisatawan : orang yang melakukan perjalanan tour dan dalam

bahasa Inggris disebut tourist

6. Para pariwisatawan : orang – orang yang melakukan perjalanan tour dan

dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah tourists

(jamak)

7. Ke-pariwisatawaan : hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata dan

dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah tourism

Gamal Suwantoro berpendapat bahwa berpariwisata adalah suatu proses

kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat

tinggalnya, dorongan kepergiannya adalah karena berbagi kepentingan, baik

karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan

maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah

Page 25: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

20

pengalaman ataupun untuk belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan

pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal

sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan

untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.

Page 26: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

21

BAB 4

SIFAT DAN CIRI PARIWISATA

A. Sifat Pariwisata

Pariwisata merupakan gabungan dari produk dan jasa. Adapun sifat

pariwisata, sebagai berikut:

1. Merupakan perpaduan sifat fana (intangible) dengan sifat berwujud (tangible)

Industri pariwisata menawarkan sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak dapat

dibawa untuk ditunjukkan kepada orang lain. Sarana dan prasarana yang

digunakan untuk memberikan kenyamanan yang ditawarkan dapat dikatakan

sebagai sesuatu yang berwujud, kombinasi keduanya menjadi keunikan dan

tidak mudah diukur meskipun standardisasi pelayanan telah diterapkan.

2. Sifat tak terpisahkan (inseparable)

Kegiatan pariwisata membutuhkan beberapa belah pihak untuk melakukan

interaksi yaitu antara wisatawan sebagai pengguna jasa dan tuan rumah

sebagai penyedia jasa. Wisatawan harus berperan aktif dalam memberikan

kontribusi kepada penyedia jasa agar apa yang dihasilkan dapat memenuhi

kebutuhan.

3. Keatsiran (volalitily)

Pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dipengaruhi oleh beberapa

faktor, seperti pribadi, sosio-budaya, pengetahuan dan pengalaman. Dengan

kata lain faktor internal dan eksternal. Pengaruh dari internal ataupun

eksternal yang mempengaruhi pelayanan terhadap wisatawan mudah

menguap atau berubah sehingga penyedia jasa harus secara rutin dan aktif

berinovasi mempengaruhi tawaran jasa wisata kepada wisatawan. Dalam arti

sederhana keatsiran artinya adalah sifat pelayanan wisata yang berubah-ubah.

4. Keragaman.

Bentuk pelayanan di industri pariwisata cukup sulit untuk distandarisasikan.

Wisatawan ingin diperlakukan sebagai pribadi – pribadi yang beragam. Setiap

wisatawan memiliki preferensi terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan

Page 27: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

22

5. Sifat rapuh (perishable)

Jasa adalah sesuatu yang fana, tetapi dapat memberikan pengalaman

menyenangkan dan perasaan puas. Jasa yang ditawarkan dalam pariwisata

tidak dapat disimpan untuk dikonsumsi di kemudian hari

6. Musiman (seasonality)

Musiman merupakan sifat yang paling unik dari kegiatan manusia yang

dinamis. Pariwisata mengalami musim ramai ketika jumlah orang yang

melakukan perjalanan mencapai titik puncak, namun ada kalanya tidak ada

seorang pun melakukan perjalanan wisata.

7. Tak bertuan

Wisatawan adalah pembeli. Tetapi keunikan yang dimiliki oleh wisatawan

tidak dapat memiliki apa yang telah ia beli dan bayarkan. Wisatawan

membeli tiket dan mendapatkan kursi, tetapi tidak berhak untuk memiliki

kursi tersebut

B. Ciri pariwisata

Pariwista mempunyai beberapa ciri, sebagai berikut;

1. Sarat dimensi manusia

Manusia bertindak sebagai inisiator/pencetus/pembeli/pengguna/pembuat

keputusan dan provokator dalam arti positif. Wisatawan dalam kelompok

bertindak sebagai penilai dan mengesahkan inilah yang akan menjadikan

keunikan tersendiri.

2. Pembeda antara konsumen dan pelanggan dalam pelayanan

Dalam pariwisata dilakukan deskriminasi antara konsumen dan pelanggan

karena hal ini berdampak pada proses pelayanan yang diberikan. Penyedia

jasa cenderung mendapatkan pelanggan yang sebanyak-banyaknya karena

loyalitas yang tidak perlu diragukan. Kebutuhan loyalitas untuk menjaga

konsumen agar tetap menggunakan jasa yang ditawarkan, sekaligus menjadi

keunggulan persaingan.

Page 28: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

23

3. Partisipasi aktif konsumen

Keberadaan konsumen adalah penting karena tingginya interaksi antara

pengguna jasa dan penyedia jasa, antara hotel dan tamu, antara turis dan

pemandu wisata, antara wisatawan dan pramugari.

C. Produk Wisata

Produk wisata mempunyai beberapa perbedaan dengan prduk non fana,

seperti terlihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perbedaan Produk Wisata dan Non Wisata

Produk Non Wisata Produk Wisata

Berwujud Berwujud fana

Konsumen tidak selalu terlibat dalam

hal produksi

Konsumen harus terlihat aktif dalam

produksi

Produksi dan konsumsi dilakukan

secara terpisah

Produksi dan konsumsi harus dilakukan

secara simultan

Hasil akhir bisa homogen, mengacu

kepada standard yang ditetapkan

Hasil akhir beragam atau heterogen sehingga

sulit distandarkan

Fokus dapat dilakukan pada produksi Fokus pada proses dari awal hingga ahir,

mulai produksi hingga konsumsi

Produk dapat diujicobakan Produk tidak dapat diujicobakan

Produk dapat diperlihatkan Produk tidak dapat diperlihatkan secara

gamblang

Ada second hand market Tidak ada second hand market

Interaksi konsumen – produsen tidak

selalu dibutuhkan

Dibutuhkan interaksi konsumen – produsen

Bisa disimpan Tidak bisa disimpan

Dapat diproduksi setiap saat Sangat bergantung pada musim

Produk dapat dipindahtangankan dan

dimiliki

Produk tidak dapat ditransfer atau bahkan

dimiliki

Bisa dipatenkan Sulit dipatenkan, imitasi dapat dengan mudah

dilakukan

Mesin bisa mengambil peran utama

dalam proses produksi

Manusia adalah peran utama dalam industri

Page 29: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

24

D. Bentuk pariwisata

Terdapat beberapa bentuk pariwisata, sebagai berikut:

1. Menurut asal wisatawan

Perlu diketahui asal wisatawan sehingga dapat disebut wisatawan asing atau

domestik

2. Menurut akibat terhadap dampak pembayaran

Mata uang memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri

suatu negara yang dikunjungi (pariwisata aktif), sedangkan kepergian warga

negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca

pembayaran luar negeri (pariwisata pasif)

3. Menurut jangka waktu

Pariwisata jangka pendek dan jangka panjang

4. Menurut jumlah wisatawan

Pariwisata tunggal atau Rombongan

5. Menurut alat angka yang dipergunakan

Pariwisata udara, laut, kereta api, atau mobil

Page 30: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

25

BAB 5

USAHA JASA PARIWISATA

Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait

dalam menghasilkan barang dan/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan pada

penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata merupakan kegiatan bisnis yang

berhubungan langsung dengan kegiatan wisata sehingga tanpa keberadaannya,

pariwisata tidak dapat berjalan dengan baik. Usaha jasa pariwisata adalah suatu

bisnis yang kegiatan utamanya menjual jasa-jasa pariwisata kepada para

wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Usaha pariwisata dikelola dalam

bentuk usaha komersial yang menyerap tenaga kerja. Usaha Jasa Pariwisata

meliputi:

1. Usaha daya tarik wisata

Usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik wisata alam, daya tarik wisata

budaya, dan daya tarik wisata buatan/binaan manusia.

2. Usaha kawasan pariwisata

Usaha yang kegiatannya membangun dan/atau mengelola kawasan dengan

luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

3. Usaha jasa transportasi wisata

Usaha khusus yang menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan

pariwisata, bukan angkutan transportasi reguler/umum

4. Usaha biro perjalanan wisata

Usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan dan/atau jasa pelayanan dan

penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah.

5. Usaha agen perjalanan wisata

Usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan

akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan

6. Usaha jasa makanan dan minuman

Usaha jasa penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan

peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dapat berupa restoran,

kafe, jasa boga, dan bar/kedai minum

7. Usaha penyediaan akomodasi

Page 31: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

26

Usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi

dengan pelayanan pariwisata lainnya.

8. Usaha penyediaan akomodasi

Usaha penyediaan akomodasi berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi

perkemahan, persinggahan karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan

untuk tujuan pariwisata.

9. Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi

Usaha yang ruang lingkup kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena

permainan, karaoke, bioskop, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya

yang bertujuan untuk pariwisata

10. Usaha penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan

pameran

Usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan sekelompok, orang,

menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai

imbalan atas prestasinya, serta menyelenggarakan pameran dalam rangka

menyebarluaskan informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala

nasional, regional, dan internasional

11. Usaha jasa informasi pariwisata

Usaha yang menyediakan data, berita, feature, foto, video, dan hasil

penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk bahan

cetak dan/atau elektronik

12. Usaha jasa konsultan pariwisata

Usaha yang menyediakan saran dan rekomendasi mengenai studi kelayakan,

perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan pemasaran di bidang

kepariwisataan

13. Usaha jasa pramuwisata

Usaha yang menyediakan dan/atau mengoordinasikan tenaga pemandu wisata

untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan/atau kebutuhan biro perjalanan

wisata.

Page 32: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

27

14. Usaha wisata tirta

Usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan

sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial di

perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk.

15. Usaha spa

Usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi

air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan /minuman sehat,

dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan

tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia.

Page 33: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

28

BAB 6

ORGANISASI PARIWISATA

A. Peran Penting Pariwisata

Pariwisata memiliki peran penting di bidang ekonomi, khususnya dalam hal

penerimaan valuta asing, penyerapan tenaga kerja dan penciptaan lapangan usaha

baru serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Fungsi lembaga

kepariwisataan nasional secara umum, yakni:

1. Bertanggung jawab terhadap maju mundurnya pariwisata di suatu negara

2. Pembianaan, perencanaan, pengembangan dan promosi kepariwisataan baik

dalm lingkup lokal, nasional maupun internasional

3. Badan yang harus bertanggungjawab untuk mengadakan penelitian,

memperbaiki produk dan mengembangkan produk baru sesuai dengan

ketentuan.

4. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan departemen yang berkaitan

dengan kegiatan kepariwisataan.

5. Badan yang mewakili negara dalam kegiatan dan percaturan kepariwisataan

nasional

6. Badan yang bertanggungjawab dan berkewajiban menyebarluasklan arti dan

pengertian pariwisata kepada masyarakat luas, terutama arti penting bagi

perekonomian bangsa dan pembangunan daerah

B. Organisasi Pariwisata Nasional Pemerintah

Contoh negara yang menjadikan pariwisata sebagai leading sector dalam

penentuan kebijakan nasional adalah spanyol dan Malaysia yang menggabungkan

pariwisata dengan seni dan budaya dalam satu kementrian. Indonesia

menggabungkan seni dan budaya dalam satu kementrian yang disebut Departemen

Pariwisata Seni dan Budaya. Menurut WTO (World Tourism Organization),

struktur organisasi pariwisata pemerintah dapat dirangkum ke dalam empat

kelompok, yakni:

Page 34: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

29

1. Statistik dan penelitian

a. Pengumpulan dan penyajian data statistik

b. Pengoprasian sistem informasi manajemen

c. Pelaksanaan studi dan penelitian

2. Perencanaan dan pengembangan

a. Penyusunan kebijaksanaan perencanaan dan pengembangan

b. Pengkoordinasian atas pelaksanaan pengembangan

c. Penyusunan dan pengadministrasian standard (fasilitas dan pelayanan)

3. Promosi dan pemasaran

a. Perencanaan promosi dan pemasaran

b. Pengoperasian kantor promosi pariwisata di luar negeri

c. Pengoperasian kantor penerangan pariwisata di dalam negeri

d. Pendidikan dan pelatihan

e. Penyusunan rencana dan program ketenaga kerja

f. Penyusunan dan pengadministrasian standard diklat

4. Direktur Jenderal Pariwisata.

Direktorat Jenderal Pariwisata berfungsi sebagai merumuskan kebijaksanaan

teknis, memberikan bimbingan, pembinaan, pemberian izin di bidang

kepariwisataan sesuai dengan Kebijaksanaan Menteri dan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

C. Organisasi Pariwisata Nasional Non Pemerintah

Organsiasi kepariwisataan nasional non pemerintah, terdiri dari;

1. ASITA (Association of the Indonesian Tour and Travel Agencies)

Berdiri 7 Januari 1971, berdasarkan hasil Konvensi ASITA ke 3, dalam

penyebutan dengan ASITA berarti adalah asosiasi Asosiasi Perusahaan

Perjalanan Indonesia. ASITA merupakan asosiasi yang beranggotakan Agen-

agen dan Biro Perjalanan. Maksud dan tujuan ASITA

a. Mengusahakan, memajukan dan melindungi kepentingan perusahaan

perjalanan umumnya dan kepentingan anggota pada khususnya

Page 35: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

30

b. Menyempurnakan pemberian jasa untuk wisatawan, penyempurnaan

pelayanan angkutan darat, laut, dan udara serta peningkatan jasa dan

mutu usaha perjalanan sesuai program dan kebijaksanaan pemerintah

dalam bidang pariwisata.

c. Menjunjung tinggi dan mentaati serta melaksanakan tata krama usaha

(kode etik) perusahaan perjalanan Indonesia

Dalam hal keanggotaan ASITA membagi ke dalam lima kategori

a. Anggota Penuh, perusahaan perjalanan wisata Indonesia beserta cabang

yang mendapat izin dari pemerintah dan telah mendapatkan NIA

b. Anggota Sekutu, perusahaan perusahaan dalam jajaran usaha

kepariwisataan serta perusahaan angkutan darat, laut, udara dan usaha

jasa pariwisata lain serta lembaga pendidikan pariwisata, lembaga

pemerintah yang bergerak di bidang pariwisata.

c. Allied Association Member, tour operators, hotel dan perusahaan

pariwisata yang berada di luar negeri

d. Anggota kehormatan, orang per orang atau badan usaha yang dianggap

berjasa untuk kepentingan ASITA

e. Anggota Seumur hidup, sesorang yang ditetapkan oleh DPD ASITA

karena dinilai telah berjasa dan mengabdi pada ASITA

2. PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia)

Asosiasi yang terdiri dari para pengusaha / pemilik hotel dan restoran seluruh

Indonesia. Dibentuk 9 Februari 1969. Tujuan pembentukan PHRI, sebagai

berikut;

a. Ikut serta mewujudkan cita - cita bangsa, sebagaimana dimaksudkan

dalam jiwa dan semangat UUD 1945

b. Menempatkan diri selaku mitra kerja pemerintah dalam program

pembangunan serta turut melaksanakan pembangunan nasional pada

umumnya dan pembangunan nasional pada khususnya.

c. Memajukan dan mengembangkan industri kepariwisataan dalam arti kata

yang seluas-luasnya, termasuk untuk memajukan seluruh anggota.

Page 36: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

31

Tiga kategori anggota

a. Anggota biasa, badan usaha (perhotelan, restoran,/jasa pangan dan jasa

boga) yang telah memenuhi syarat

b. Anggota luar biasa, yakni anggota sekutu yang menjadi mitra kerja hotel

dan restoran, anggota aliansi yang mempunyai kaitan erat dengan

anggota, anggota affiliasi yang ada pada jajaran pariwisata atau lainnya

c. Anggota kehormatan, badan atau orang yang telah berjasa kepada PHRI

yang diusulkan oleh badan pimpinan daerah/badan pimpinan cabang dan

ditetapkan oleh badan pimpinan pusat

D. Organisasi Pariwisata Regional Swasta

Organisasi pariwisata regional swasta, yakni ASEANTA (ASEAN Tourism

Association). Adapun tujuan pembentukan ASEANTA, yakni;

1. Menyatakan para anggota, menggalang kerjasama, memperkuat tali

persaudaraan, saling membantu dalam memajukan dan melindungi

kepentingan anggota

2. Berusaha keras untuk mencapai fasilitas dan standar pelayanan terbaik bagi

wisatawan

3. Meningkatkan harkat dan etika bisnis pariwisata dan berjuang untuk

mencapai profesionalisme

4. Memelihara dan meningkatkan hubungan baik antar para warga dan negara-

negara ASEAN

5. Mendukung, membantu, dan menggalakan arus wisatawan ke dan diantara

negara-negara ASEAN

6. Bertindak untuk dan atas nama anggota dalam berorganisasi dan mengajukan

rekomendasi mengenai segala upaya yang perlu dilakukan ke Instansi

pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya yang berkaitan dengan kepentingan

para anggota dalam lingkungan negara-negara ASEAN

7. Melayani dana atau memberi bantuan mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan kepariwisataan kepada instansi pemerintah, badan atau lembaga

nasional

Page 37: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

32

E. Organisasi Pariwisata Internasional Pemerintah

Organisasi pariwisata internasional dan milik pemerintah, yakni World

Toursim Organization (WTO). WTO dibentuk dengan tujuan, mempromosikan

dan mengembangkan pariwisata, agar memberi andil bagi pembangunan ekonomi,

saling pengertian internasional, perdamaian, kesejahteraan san saling

menghormati, berdasarkan hak-hak asasi dan kemerdekaan bagi semua tanpa

membedakan ras, jender, bahasa dan atau agama

F. Organisasi Pariwisata Internasional Swasta

Organisasi pariwisata internasional swasta, antara lain;

1. World Tourism and Travel Council (WTTC) bergerak dikalangan

cendikiawan, eksekutif dan usahawan di Eropa (barat), Amerika (Utara).

Kegiatan WTCC berupa kajian-kajian ilmiah dan profesional di bidang

kepariwisataan

2. Pasific Asia Travel Association (PATA)

PATA terfokus pada upaya mempromosikan kawasan Asia dan Pasifik

sebagai tujuan wisata Internasional. PATA berkedudukan di Honolulu, dan

dirikan dengan tujuan: Menggalakan dan mendorong pengembangan industri

pariwisata dalam kawasan asia pasifik dengan kesadaran yang tinggi

mengenai pentingnya mempraktikkan etika lingkungan, yang merupakan

sokoguru bagi konverensi dan restorasi yang bertanggungjawab atas

kombinasi yang unik dari sumber daya alam, sosial dan budaya di kawasan

asia pasifik. Kegiatan PATA, terdiri dari;

a. Menyediakan instrumen bagi kerjasama yang erat antar berbagai

wilayah, negara dan kepedulian atas kepentingan komersial

b. Meningkatkan dan membantu para anggota dalam upaya promosi dan

pengembangan serta mendorong sumber-sumber pembiayaan bagi

proyek-proyek perhotelan dan rekreasi

c. Menjadi penguhubung antara industri pariwisata dan transportasi dengan

semua anggota

Page 38: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

33

d. Menyelenggarakan periklanan, promosi dan publisitas untuk memusatkan

perhatian industri pariwisata dan wisatawan ke kawasan Asia pasifik

sebagai suatu tujuan dunia yang terhebat

e. Menggalakan pembanguanan fasilitas dan pelayanan transportasi

penumpang yang memadai ke / dari dan dalam kawasan asia pasifik

f. Melakukan penelitian dan menyediakan data artistik yang berkaitan

dengan kecenderungan dan perkembangan pariwisata

g. Melakukan negosiasi dengan jajaran pemerintah, baikl secara langsung

maupun melalui lembaga-lembaga yang sesuai

3. International Hotel and Restaurant Association (IHRA)

Berdiri pada tahun 1947 merupakan perubahan dari International Hotel

Association (IHA). IHA adalah suatu organisasi swasta non-profit dan

merupakan satu satunya organisasi internasional yang secara khusus

mengabdikan diri dalam mempromosikan dan memperjuangkan kepentingan

hotel dan restauran di seluruh dunia. IHRA berdiri dengan tujuan, sebagai

berikut:

a. Mewakili industri perhotelan dan restoran dalam semua lembaga yang

relevan

b. Memberi visi mengenai masa depan industri perhotelan dan restoran

melalui pertemuan tingkat tinggi dan pemikir ulang

c. Menyebarkan informasi kepada para anggota mengenai isu-isu kunci,

kecenderungan dan pariwisata-pariwisata yang mempengaruhi industri

perhotelan dan restoran

4. International Air Transport Association (IATA)

Asosisi transportasi udara yang bertujuan memajukan pertumbuhan

pengangkutan udara yang teratur, ekonomis dengan pelayanan rute-rute

internasional yang baik. IATA terbentuk pada tahun 1945 di Kanada.

Page 39: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

34

BAB 7

DOKUMEN PERJALANAN

A. Dokumen Perjalanan

Perjalanan dibagi menjadi dua, yaitu perjalanan dalam negeri dan perjalanan

luar negeri. Perjalanan dalam negeri adalah perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang ataupun sekelompok orang terbatas di dalam negeri sendiri. Perjalanan

luar negeri adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok

orang terbatas di luar negeri atau disebut dengan outbound. Perjalanan dalam

negeri dokumen yang dibutuhkan utama adalah KTP, berbeda dengan perjalanan

ke luar negeri. Perjalanan ke luar negeri membutuhkan beberapa dokumen, yakni:

1. Paspor

Menurut Travel Information Manual atau panduan Informasi perjalanan 1969,

pasport adalah suatu dokumen perjalanan resmi yang dikeluarkan oleh

instansi pemerintah yang berwenang untuk warga negara atau orang asing

lainnya yang tidak memiliki kewarganegaraan dan berdomisili dalam wilayah

negara yang mengeluarkan paspor tersebut. Paspor mempunyai beberapa

fungsi, yakni:

a. Dokumen utama dalam perjalanan internasional

b. Dokumen yang menerangkan kebangsaan dan kewarganegaraan

seseorang

c. Dokumen yang memuat data identitas pribadi seseorang seperti nama

jelas, tempat dan tanggal lahir, agama, pas foto dan tanda tangan

pemegang paspor

Paspor dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi atau perwakilan

Republik Indonesia di luar negeri di bawah pengawasan departemen

Kehakiman. Terdapat beberapa macam Paspor, yakni:

a. Paspor diplomatik

Dikeluarkan oleh menteri luar negeri atas nama Presiden Republik

Indonesia untuk pejabat pemerintah yang menjalankan tugas – tugas

diplomatik

Page 40: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

35

b. Paspor Biasa

Dikeluarkan oleh kantor imigrasi setempat untuk warga negara yang akan

bepergian ke luar negeri dengan tujuan pribadi serta dalam rangka tugas

pemerintahan, dinas maupun diplomatik. Paspor jenis ini dipakai oleh

para wisatawan, usahawan berlaku 5 tahun dan dapat dipergunakan 6

bulan sebelum masa berlaku habis

c. Paspor untuk Orang Asing

Dikeluarkan oleh pemerintah untuk orang asing yang tidak memiliki

kewarganegaraan, berlaku 1 tahun

d. Paspor Perjalanan Laksana Paspor

Dikeluarkan oleh pemerintah, memiliki keabsahan seperti paspor dan

hanya berlaku untuk satu kali perjalanan dan dikeluarkan dalam kondisi

tertentu dan diberikan kepada orang tertentu.

e. Paspor Keluarga

Paspor yang dikeluarkan untuk keluarga yang didalamnya terdapat anak

yang belum memiliki identitas legal, dapat dipergunakan untuk bepergian

bersama-sama atau dapat dipergunakan oleh orang yang namanya

tercantum dalam paspor tersebut

f. Paspor Haji

Paspor khusus yang dipergunakan untuk melaksanakan ibadah haji,

berlaku untuk satu kali jalan.

2. Visa

Sebelum orang melakukan perjalanan ke luar negeri, maka wajib mengurus

visa negara yang akan dikunjungi terlebih dahulu. Negara yang mempunyai

hubungan diplomatik membuka kantor perwakilan di luar negeri. Perwakilan

ini disebut sebagai kedutaan sedangkan pejabatnya disebut dengan duta besar.

Terdapat beberapa jenis Visa, yakni:

a. Visa Diplomatik

b. Visa Dinas

c. Visa Wisata

d. Visa Transit

e. Visa Temporer

Page 41: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

36

f. Visa Imigran

3. Fiskal

Setiap orang sebelum berpergian ke luar negeri diwajibkan untuk membayar

fiskal kecuali Korps diplomatik, yakni pegawai pemerintah yang melakukan

tugas untuk negara (tidak termasuk keluarga) atau penduduk yang berdomisili

di daerah perbatasan dengan luar negeri

4. Exit Permit

Dokumen yang diperlukan untuk bepergian ke luar negeri dan meninggalkan

tempat tinggalnya untuk sementara waktu. Bentuk exit permit berupa cap atau

stempel pada lembaran paspor. Syarat mendapatkan exit permit harus

memiliki surat keterangan pembayaran fiskal dari kantor imigrasi

5. Health Certificate

Dokumen yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan melalui jawatan

karantina (airport) dan telah diakui oleh World Health Organization (WHO).

Diperuntukkan bagi negara yang masih belum bebas penyakit menular.

B. Cara Mendapatkan Paspor Biasa

Paspor dapat diperoleh secara online atau datang langsung ke imigrasi,

dengan memenuhi berbagai persayaratan, sebagai berikut;

1. Kartu tanda penduduk yang masih berlaku atau surat keterangan pindah

keluar negeri;

2. kartu keluarga;

3. akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah, ijazah, atau surat baptis;

4. surat pewarganegaraan Indonesia bagi Orang asing yang memperoleh

kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan atau penyampaian

pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

5. surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah

mengganti nama; dan

6. Paspor biasa lama bagi yang telah memiliki paspor biasa.

Page 42: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

37

BAB 8

SAPTA PESONA

A. Pengertian Sapta Pesona

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025. Sapta

Pesona adalah 7 (tujuh) unsur pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya

lingkungan yang kondusif dan ideal bagi berkembangnya kegiatan

Kepariwisataan di suatu tempat yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan

untuk berkunjung.

B. Elemen Sapta Pesona

Elemen-elemen sapta pesona diuraikan, sebagai berikut;

1. Aman

suatu kondisi yang tenang, tenteram dan bebas dari rasa kekhawatiran dan

ketakutan. Terciptanya kondisi ini di suatu kawasan wisata atau jasa

pariwisata, bukan hanya membebaskan para wisatawan dari perasaan cemas,

takut dan tidak aman, namun juga memberikan keamanan dan kenyamanan

bagi seluruh karyawan dan masyarakat dalam melayani segala kebutuhan

wisatawan

2. Tertib

kondisi yang mencerminkan suasana tertib, teratur dan disiplin dalam semua

kehidupan masyarakat

3. Bersih

Kondisi yang menampilkan keadaan dan tempat yang bersih dan sehat

4. Sejuk

Kondisi lingkungan yang memberikan suasana segar, sehat dan nyaman

5. Indah

Kondisi yang mencerminkan penataan yang teratur, tertib, dan serasi hingga

memancarkan keindahan

Page 43: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

38

6. Ramah tamah

Sifat dan perilaku masyarakat yang akrab dalam pergaulan, hormat dan sopan

dalam berkomunikasi, suka senyum, suka menyapa dan memberikan

pelayanan serta kesediaan membantu tanpa pamrih

7. Kenangan

Kesan mendalam yang menyenangkan dari hasil pengalaman wisatawan

selama melakukan perjalanan wisatanya. Kenangan yang berkesan mungkin

disebabkan seni dan budaya yang menarik, makanan yang lezat dan unik,

cinderamata yang mengesankan, atau keramahtamahan manusianya yang

mempesona, sehingga mendorongnya untuk kembali mengalami dan

menikmatinya di kemudian hari.

Page 44: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

39

BAB 9

MOTIVASI PERJALANAN WISATA

A. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan faktor penting bagi calon wisatawan di dalam

mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi.

Menurut Mcintossh dan Murphy 1985, motivasi dibagi menjadi empat

1. Physical or physiogical motivation (motivasi yang bersifat fisik/fisiologis)

2. Cultural motivation (motivasi budaya)

3. Social motivation atau interpersonal motivation (bersifat sosial)

4. Fantasy motivation (fantasi)

Evolusi motivasi perjalanan wisata menurut Murphy (1985), dapat dilihat

pada Tabel 11.1.

Tabel 11.1 Evolusi Motivasi Perjalanan Menurut Murphy (1985)

Era Motivasi

Pre-industri Eksplorasi dan bisnis

Ziarah (keagamaan)

Pendidikan

Kesehatan

Industri Dampak positif pendidikan dan media

massa

Melarikan diri dari kehidupan kota

Mengunjungi negara jajahan

Masyarakat konsumer Dampak positif media massa visual

Melarikan diri dari pekerjaan rutin

Masa depan Libur sebagai hak dan kewajiban

Kombinasi bisnis dan belajar

Page 45: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

40

B. Manfaat perjalanan

Menurut Krippendorf manfaat atau akibat dari perjalanan, yakni:

1. Travel is recuperation and regeneration.

Perjalanan wisata merupakan wahana penyegaran dan regenerasi fisik dan

mental

2. Travel is compensation and social integration.

Perjalanan wisata merupakan kompensasi terhadap berbagai hal yang

melelahkan, sekaligus juga berfungsi sebagai wahana integrasi sosial bagi

mereka yang dirumahnya merasa teralienasi

3. Travel is escape.

Perjalanan wisata merupakan pelarian dari situasi keseharian yang penuh

ketegangan, rutinitas yang menjemukan, atau kejenuhan-kejenuhan karena

beban kerja

4. Travel is communication

Perjalanan wisata merupakan mekanisme bagi seseorang untuk dapat

mengeluarkan perasaannya melalui komunikasi dengan orang lain, termasuk

dengan masyarakat lokal

5. Travel broadens the mind

Perjalanan wisata merupakan wahan untuk mengembangkan wawasan

6. Travel is freedom and self determination

Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mendapatkan kebebasan dengan

berbagai secular ritual, ataupun dengan berbagai inveersi yang dapat

dilakukan

7. Travel is self realization

Perjalanan wisata merupakan wahana untuk realisasi diri

8. Travel is happiness

Perjalanan wisata memang merupakan sesuatu yang menyenangkan,

membuat hidup lebih bahagia

Page 46: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

41

C. Faktor Pendorong Motivasi

Faktor pendorong motivasi untuk melakukan perjalan menurut Ryan (1991),

yakni:

1. Escape

Melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan

dari pekerjaan sehari-hari

2. Relaxation

Keinginan untuk rekapitulasi/penyegaran yang juga berhubungan dengan

motivasi untuk melepaskan diri

3. Play

Keinginan menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang

merupakan pemunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan dan melepaskan

diri sejenak dari berbagai urusan yang serius

4. Strength family bonds

Mempererat hubungan kekerabatan, kekaraban ini juga terjadi di antara

anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama, karena

kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di negara

industri.

5. Prestige

Menunjukkan gengsi dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas

dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status

atau derajat sosial.

6. Social interaction

Melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat, atau dengan masyarakat

lokal yang dikunjungi

7. Romance

Keinginan untuk bertemu dengan beberapa orang-orang yang dapat

memberikan suasana romantis

8. Educational opportunity

Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain dan / atau

daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain

Page 47: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

42

9. Self fullfilment

Keinginan untuk menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa

ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru

10. Wish fulfilment

Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-citakan

sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan

perjalanan.

Page 48: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

43

BAB 10

PERKEMBANGAN PERHOTELAN

A. Perkembangan Perhotelan International

Hotel tertua berada di Pompei bagian selatan Italia. Kemudian gunung

Vesuvius meletus sehingga lahar panas mengubur hampir seluruh bagian kota

Industri akomodasi berkembang pada tahun 1282 di Florance dengan istilah

Innkeepers.

Industri perhotelan berawal dari Inggris 1658 disebut sebagai Inn atau

Travern yang menyediakan pelayanan penginapan untuk para penumpang coach

yang singgah dan bermalam. Inn tertua berada di Amerika serikat 1640

B. Perkembangan Hotel Modern

Perkmbanngan hotel modern dari waktu ke waktu sebagai berikut:

1. Tahun 1794 dibangun city hotel di kota Baltimore oleh David Barnum

2. Tahun 1800 dibangun coffe house di Amerika

3. Tahun 1829 dibangun Tremont House di Boston

4. Tahun 1824 dibangun New York House

5. Tahun 1830 dibangun The Palmer House

6. Tahun 1830 dibangun Sherman House di Chicago

7. Tahun 1888 dibangun The Spring House

8. Tahun 1893 dibangun Denver’s Brown di San Fransisco

9. E.M. Statler

Disebut juga sebagai Raja hotel di Amerika, didirikan oleh Ellsworth M.

Statler (1880-1928), pendiri hotel Chain pertama di dunia

10. Conrad Hilton.

Pada 1954 Statler menjual aset termasuk hotel chain kepada conrad hilton.

Kemudian Conrad mendirikan Hilton Hotel Coorperation pada tahun 1946.

Dua tahun kemudian berdiri perusahaan internasional Hilton

Page 49: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

44

11. Kemmons Wilson.

Tahun 1950 Holiday inn chain dibangun di Memphis, Tennese. Hotel tersebut

dikembangkan untuk wisatwan dan keluarga, kemudian pemasaran

dikembangkan untuk para tamu-tamu bisnis.

12. J.W. Marriot.

Merupakan salah satu pendiri hotel di Virginia (Daerah Washington DC)

dengan nama hotel Marriott. Kemudian mengembangkan bisnis Marriot hotel

and resort.

13. Ernest Henderson dan Robert Moore.

Pada tahun 1937 didirikan Sheraton chain. Hotel Sheraton Stonesheaven

adalah cikal bakal dari hotel sheraton di dunia. Sheraton adalah hotel pertama

yang terdaftar di bursa saham New York

C. Kilas Balik Perkembangan Hotel di Indonesia

Usaha hotel tumbuh pada saat masa pemerintahan Hindia Belanda di

Indonesia. Semakin ramai dunia perdagangan dengan kedatangan orang Belanda

dan Eropa kebutuhan sarana akomodasi dirasakan semakin meningkat.

Perkembangan hotel di Indonesia, sebagai berikut:

1. Didirikan hotel di Batavia yaitu hotel Des Indes, hotel Royal dan Hotel

Rijswijk.

2. Kemudian hotel Du Pavillon di Semarang

3. Hotel Sarkies dan Hotel Oranje di Surabaya

4. Hotel De boer dan Astoria di Medan

5. Grand Hotel dan Staat Hotel di Makasar

6. Hotel Internasional Pertama

Pada tanggal 5 Agustus 1962, didirikan sebuah hotel di Jakarta milik PT.

Hotel Indonesia, sebuah perusahaan pemerintah, dan merupakan hotel

bertaraf Internasional pertama di Indonesia,

7. Februari 1966 hotel Samudera Beach di Pelabuhan Ratu beroprasi

8. Maret 1966 hotel Ambarukmo Palace di Yogyakarta beroprasi

9. November 1966 Hotel Bali Beach di Pantai sanur Bali beroprasi

Page 50: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

45

D. Klasifikasi Hotel

Klasifikasi hotel dibagi menjadi 8 kategori, sebagai berikut:

1. Luas dan Jumlah Kamar

Berdasarakan luas dan jumlah kamar, terdapat beberapa hotel, yakni:

a. Hotel kecil (small hotel), hotel yang memiliki lebih dari 25 kamar atau

kurang dari 100 kamar

b. Hotel menengah (above average hotel), hotel yangmemiliki lebih dari

100 kamar dan kurang dari 300 kamar

c. Hotel besar (large hotel), hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar

2. Jenis tamu yang menginap

Berdasarkan jenis tamua menginap, terdapat beberapa jenis hotel, yakni:

a. Hotel keluarga (family hotel), hotel dirancang untuk keluarga

b. Hotel bisnis (bussiness hotel), hotel yang dirancang untuk para usahawan

c. Hotel wisata (tourist hotel), hotel yang dirancang untuk para wisatawan

d. Hotel transit (transit hotel), hotel yang dirancang khusus untuk orang-

orang yang melakukan persinggahan sementara dalam suatu perjalanan

e. Hotel perawatan kesehatan (cure hotel), hotel yang dirancang untuk

orang-orang yang sedang menginginkan penyembuhan dari suatu

penyakit atau meningkatkan kesehatannya

f. Hotel konvensi (convention hotel), hotel dirancang untuk keperluan

orang-orang yang menyelenggarakan konvensi

3. Lama tamu menginap

Berdasarkan lama tamun menginap, terdapat beberapa jenis hotel, yakni:

a. Transient hotel, tamu menginap hanya satu sampai dua malam

b. Semi Resident hotel, tamu menginap 12 malam atau sampai satu minggu

c. Residential hotel, tamu menginap dalam jangka waktu lama, lebih dari

satu minggu

4. Lokasi

Berdasarkan lokasi, terdapat beberapa jenis hotel, yakni:

a. Mountain hotel, hotel yang berada di daerah pegunungan

b. Beach hotel, hotel yang terletak di tepi pantai

c. City hotel, hotel yang berlokasi di perkotaan

Page 51: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

46

d. Highway hotel, hotel yang terletak di tepi jalan bebas hambatan dan

biasanya diantara dua kota

e. Airport hotel, hotel yang terletak tidak jauh dari Airport

f. Resort hotel, hotel yang berlokasi di kawasan wisata

5. Lama buka dalam setahun

Berdasarkan lama buka dalam satu tahun, terdapat beberapa jenis hotel,

yakni:

a. Seasonal hotel, hotel yang hanya buka pada waktu – waktu tertentu

dalam setahun (3,6,9 bulan)

b. Year-round hotel, hotel yang buka sepanjang tahun

6. Tarif kamar

Berdasarkan tarif kamar, tedapat beberapa jensi hotel, yakni:

a. Ekonomi class hotel, tarif kamar kelas ekonomi

b. First klas hotel, tarif lebih mahal

c. Deluxe/luxury hotel, harga kamar sangat mahal

7. Menurut bintang

Menurut bintang, terdapat lima jensi hotel, yakni: bintang 1 sampai dengan

bintang lima. Perbedaan level bintang terletak pada fasilitas, peralatan dan

mutu serta standard pelayanan, penentuan diadakan setiap tiga tahun sekali

dan ditetapkan oleh Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata dalam bentuk

sertifikat

8. Unsur atau komponen harga kamar

Berdasarkan kompinen harga kamar, terdapat beberapa jenis hotel, yakni:

a. Europan plan hotel (EP), hotel yang menetapkan bahwa harga kamar

hanya untuk kamar saja

b. Continental Plan Hotel (CP), hotel yang menetapkan bahwa harga kamar

termasuk makan pagi

c. Modified American Plan Hotel (MAP) hotel yang menetapkan bahwa

kamar termasuk dua kali makan (makan pagi, siang atau malam)

d. Full American Plan, harga kamar termasuk makan tiga kali

Page 52: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

47

BAB 11

ETIKA KOMUNIKASI DI PERHOTELAN

A. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi yang baik dalam usaha perhotelan, sedbagai berikut:

1. Menjalin hubungan yang harmonis antara karyawan dengan tamu, karyawan

dengan karyawan, dan karyawan dengan pihak manajemen

2. Mengingkatkan kesetiakawanan dan loyalitas antara sesama karyawan dalam

satu lingkungan kerja

3. Meningkatkan kerjasama antar karyawan

4. Membuat kesan yang baik tentang hotel sehingga suatu saat tamu akan

kembali lagi menginap

B. Speech (Berbicara)

Terdapat beberapa cara berbicara dengan tamu, yakni:

1. Face to face atau berbicara langsung (tatap muka)

2. Voice contact atau berbicara melalui telpon

3. Kata-kata yang diucapkan mampu menumbuhkan suasana bersahabat, positif

dan diucapkan dengan jelas.

4. Saat tamu tiba di hotel, melakukan beberapa hal, yakni:

a. Greeting (memberikan salam)

b. Offering (memberikan penawaran)

5. Ucapan yang harus dihindari, yakni:

a. Tidak tahu

b. Jangan

c. Jangan anda lakukan

d. Bapak harus

e. Ibu tidak boleh

6. Pengucapan nama tamu

Page 53: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

48

C. Penyebutan Nama Tamu

Tujuan menyebutkan nama tamu saat berkomunikasi, yakni:

1. Menunjukkan persahabatan dan membuat tamu seolah-olah di rumah sendiri

2. Menunjukkan penghargaan dan pengenalan anda sehingga tamu merasa yakin

3. Menunjukkan rasa bahwa tamu orang penting

4. Menunjukkan bahwa petugas memberikan perhatian penuh

D. Peran Petugas Hotel

Petugas atau karyawan hotel mempunyai berbagai peran, yakni:

1. Diplomat

Seorang diplomat yang baik akan memberikan penjelasan dengan sabar dan

teliti serta siap membantu para tamu batik tamu domestik maupun tamu

mancanegara.

2. Sebagai Seorang Psikolog

Mengidentifikasi perilaku tamu agar dapat menetapkan cara yang tepat

berhubungan dengan tamu tersebut. Reaksi yang ditunjukkan kepada tamu

pada berbagai situasi akan berdampak kepada kesan tamu.

3. Seorang sumber informasi

Informan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan tamu dan menyuguhkan

informasi secara efisien, cepat dan akurat. Informasi penting artinya bagi

tamu dan hotel, karena tamu membutuhkan informasi yang belum diketahui.

Petugas dapat menciptakan hubungan yang baik dengan cara memberikan

infromasi yang bermanfaat, yakni informasi dapat meningkatkan penjualan

4. Sebagai Seorang penjual

Memberikan informasi tentang ketersediaan kamar, harga, dan fasilitas.

E. Teknik Menelpon

Beberapa yang perlu diperhatikan dalam teknik melakukan panggilan

telepon, yakni

1. Suara

2. Pembicaraan

3. Etika Menelpon

Page 54: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

49

4. Jarak antara mulut dan telpon

5. Tidak menelpon sambil makan/minum

6. Tutup telpon perlahan

7. Mengaatur volume suara

8. Tersenyum

9. Ramah dan sopan

10. Tidak membuat tamu menunggu lama

11. Hindari kata “apa”

12. Siap dengan pulpen dan kertas

Page 55: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

50

BAB 12

DAMPAK INDUSTRI PARIWISATA

A. Dampak Pariwisata

Pariwisata merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan

yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga membawa

berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Kegiatan pariwisata dilakukan

mulai dari keberangkatan hingga di daerah tujuan di seluruh penjuru dunia

Dampak pariwisata terjadi akibat interaksi wisatawan dengan destinasi wisata.

Elemen statik terjadi ketika wisatawan di destinasi wisata. Kegiatannya tidak

lepas dari faktor – faktor berikut:

1. Lama tinggal di destinasi wisata

2. Jenis aktifitas wisatawan

3. Tingkat penggunaan

4. Tingkat kepuasan wisatawan

5. Karakteristik sosio-ekonomi

Adapun destinasi wisata memiliki beberapa karakteristik:

1. Proses lingkungan

2. Struktur ekonomi

3. Organisasi politik

4. Tingkat pembangunan destinasi

5. Organisasi dan struktur sosial

B. Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi

Industri pariwisata memberikan dampak empat faktor terhadap aspek

ekonomi, yakni:

1. Segala transaksi yang terjadi didalam industri pariwisata berupa pengalaman

yang dapat diceritakan keoada orang lain

2. Setiap wisatawan tiba di destinasi membutuhkan barang dan jasa tambahan

3. Produk pariwisata terpisah tetapi berhubungan langsung mempengaruhi

ekonomi

4. Pariwisata merupakan ekspor yang tidak stabil

Page 56: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

51

Beberapa dampak nyata pariwisata terhadap ekonomi, meliputi:

1. Devisa

2. Pendapatan masyarakat

3. Peluang kerja

4. Harga dan tarif

5. Distribusi manfaat dan keuntungan

6. Kepemilikan dan pengendalian

7. Pembangunan

8. Pendapatan pemerintah

Dampak negatif pariwiata terhadap perekonomian, meliputi:

1. Ketergantungan

2. Peningkatan inflasi dan nilai lahan

3. Peningkatan frekuensi impor

C. Dampak Pariwisata terhadap Sosial budaya

Dampak pariwisata terhadap aspek sosial budaya secara langsung, yakni;

1. Wisatawan

2. Tuan rumah / masyarakat

3. Hubungan wisatwan dan masyarakat

Dampak sosial budaya terjadi apabila;

1. Wisatwan membutuhkan produk dan membelinya dari masyarakat

2. Wisatawan dan masyarakat secara bersama sama melakukan kegiatan wisata

3. Wisatawan dan masyarakat bertatap muka secara langsung dan bertukar

informasi atau ide

UNESCO dalam wall 1982 membagi empat sifat hubungan wisatawan

dengan masyarakat, yakni:

1. Sementara

2. Hambatan waktu dan ruang

3. Spontanitas berkurang

4. Ketidakseimbangan dan ketidaksetaraan pengalaman

Page 57: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

52

Menurut Pitana (2005), dampak pariwisata terhadap sosial budaya

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Rasio jumlah wisatawan terhadap jumlah penduduk lokal

2. Objek domain yang menjadi sajian wisata dan kebutuhan wisatwan terkait

dengan sajian tersebut

3. Sifat – sifat daya tarik wisata yang disajikan

4. Struktur dan fungsi dari organisasi kepariwisataan

5. Perbedaan tingkat ekonomi dan perbedaan kebudayaan antara wisatawan dan

masyrakat lokal

6. Perbedaan kebudayaan atau wisatawan dengan masyarakat lokal

7. Tingkat ekonomi dari daerah tujuan wisata

8. laju/kecepatan pertumbuhan wisata

9. Tingkat pengembangan pariwisata

10. Tingkat pembangunan ekonom

11. Struktur sosial masyarakat lokal

12. Tipe daerah wisata yang dikembangkan

13. Peranan pariwisata dalam ekonomi daerah tujuan wisata

Page 58: MODUL PENGANTAR PARIWISATA DAN PERHOTELAN · resmi pemerintah Hindia Belanda yang mengatur lalu lintas dan kegiatan kepariwisataan di Hindia Belanda / Official Touristen Bureau)

53

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagyono. 2014. Pengantar Pariwisata dan Perhotelan. Bandung: Alfabeta

2. Bambang Sunaryo. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata

Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media

3. 2006. Istilah – istilah Dunia Pariwisata. Jakarta : Pradnya Paramita

4. Deci EL, Ryan RM. 1991. A motivational approach to self: integration in

personality. Di dalam: Dienstbier RA, editor. Nebraska symposium on

motivation, 1990: perspectives on motivation. Lincoln: University of

Nebraska Press, 237-288.

5. Gamal. 2013. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset

6. I. Gede Pitana dan Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta :

Andi Offset.

7. Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo

8. Mathieson and Wall. 1982. Tourism: Economics, Physical and Social

Impacts. New York: Long Man.

9. McIntosh. 1977. Karakteristik Wisatawan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

10. Murphy. 1985. Pengembangan Potensi Pariwisata. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

11. Nyoman. S. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana).

Jakarta: Pradnya Paramita.

12. Oka A. Yoeti. 1996. Pengantar Pariwisata. Bandung : Angkasa

13. Pitana, I Gde dan Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata.Yogyakarta:

Andi Offset,

14. UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.