pendidikan islam di hindia-belanda tahun 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/skripsi tanpa bab...

57
PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 19181925 (Skripsi) Oleh Indah Nur Komala Dewi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: others

Post on 10-Oct-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918–1925

(Skripsi)

Oleh

Indah Nur Komala Dewi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

ABSTRAK

PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918-1925

Oleh :

Indah Nur Komala Dewi

Sistem pendidikan Islam yang semula berlangsung secara tradisional telah

mengalami perubahan yang dilatarbelakangi oleh pendidikan modern dari Belanda

untuk mengadopsi beberapa sistem pendidikan modern Barat. Lembaga

pendidikan Islam mengadopsi beberapa sistem pendidikan modern Barat yang

dianggap baik untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan Islam salah satunya

yaitu sistem klasikal atau kelas berjenjang.Berdasarkan uraian di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakahperubahan yang terjadi

pada sistem pendidikan Islam di Sumatra Thawalib pada tahun 1918 – 1925 ?

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini, adalah untuk mengetahui apa saja

perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan Islam di Sumatra Thawalib pada

tahun 1918–1925. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

historis dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik

kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis data kualitatif.

Hasil yang didapat oleh peneliti mengenai perubahan sistem pendidikan Islam di

Sumatra Thawalib yaitu perubahan sistem pendidikan di Sumatra Thawalib terdiri

dari sistem pengajaran yang diterapkan dan isi materi pelajaran yang sampaikan.

Sistem pengajaran yang mulai diterapkan adalah sistem klasikal atau kelas

berjenjang dan mulai memasukan materi pengetahuan umum pada pengajarannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

perubahan sistem pendidikan Islam di Sumatra Thawalib terjadi pada sistem

pengajaran dan isi materi yang diajarkan.Pendidikan yang semula masih bersifat

khalaqah kemudian berubah menjadi klasikal yang mengklasifikasikan murid

berdasarkan tingkat pengetahuan dan isi pendidikannya tidak lagi hanya

memberikan pengajaran tentang agama, tetapi juga telah memasukan pengetahuan

umum seperti berhitung, ilmu bumi, sejarah dan bahasa.

Page 3: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918–1925

OLEH

Indah Nur Komala Dewi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan
Page 5: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan
Page 6: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan
Page 7: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang,6 Desember 1994. Penulis

merupakan anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Bapak

Margono dan IbuDalmiyanthi.Pendidikan penulis dimulai dari

Taman Kanak-kanak Aisyiah3Pringsewu, dan melanjutkan ke

Sekolah Dasar di MI Al-Fajar, Pringsewu dan tamat belajar pada

tahun 2007.

Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri

1 Pringsewu dan selesai pada tahun 2010 dan dilanjutkankejenjang sekolah menengah

atas di SMA N 2Pringsewu dan tamat belajar pada tahun 2013.Pada tahun 2013

penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, di ProgramStudi Pendidikan Sejarah

dengan jalur SBMPTN atau Tes.

Pada Semester VIpenulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung

Buyut Udik, Kecamatan Gunung Sugih dan menjalani Program Pengalaman Lapangan

(PPL) di SMP Negeri 3Gunung Sugih, Lampung Tengah.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) tingkat universitas, jurusan maupun tingkat program studi. Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) yang diikuti, antara lain UKM Pramuka Universitas Lampung,

Himapis dan Fokma Pendidikan Sejarah.

Page 8: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

Motto

بر ص فر ظ

Man Jadda Wa Jada, wa Man Shabara Zhafira

Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil dan siapa

yang bersabar akan beruntung

(Pepatah Arab)

Page 9: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala

hidayah dan karunia- Nya. Shalawat dan Salam

semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW. Dengan kerendahan hati dan rasa syukur,

kupersembahkan sebuah karya kecil ini sebagai

tanda cinta dan sayangku kepada :

Kedua orang tuaku Bapak Margono dan Ibu

Dalmiyanthi yang telah membesarkanku dengan

penuh kasih sayang, pengorbanan, dan kesabaran.

Terimakasih atas setiap tetes air mata dan

tetes keringat, dan yang selalu membimbing dan

mendoakan keberhasilanku, sungguh semua yang

Bapak dan Ibu berikan tak mungkin terbalaskan.

Terima kasih pada adik-adiku tercinta Ade

Rayhan Firdaus dan Rafqi Hafid Al-Aziz,

terimakasih atas doa, semangat, dan kasih

sayang yang selalu diberikan selama ini.

Bapak/Ibu dosen, Bapak/Ibu guru, terimakasih

atas bimbingan, dorongan dan motivasi yang

telah diberikan selama ini.

Sahabat danteman-teman yang telah memberi

semangat dan dukungan, terimakasih

telahmengukirkan sebuah sejarah dalam

kehidupanku.

Almamater tercinta “Universitas Lampung”

Page 10: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil ’aalamin,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi yang berjudul

“Pendidikan Islam di Hindia-Belanda Tahun 1918–1925”, adalah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikanpada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M. Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung.

Page 11: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah,

sekaligus sebagai Pembahas skripsi penulis, terima kasih Bapak atassaran,

dan bimbingannya, selama penulis menjadi mahasiswa di ProgramStudi

Pendidikan Sejarah Unila.

7. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., Pembimbing Akademik dan sebagai

Pembimbing I skripsi penulis, terima kasihBapak atas segala saran,

bimbingan dan kepeduliannya selama penulis menjadimahasiswa di Program

Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung.

8. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum., pembimbing II skripsi penulis, terima kasih

Bapak atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik

yang membangun selama proses penyelesaianskripsi ini.

9. Bapak Drs. Maskun, M.H, Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum., Ibu Dr. Risma

Margaretha Sinaga, M.Hum., Bapak Drs. TantowiAmsia, M.Si., Bapak M.

Basri, S.Pd., M.Pd., Bapak Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., Ibu Yustina Sri

Ekwandari, S.Pd., M.Hum., Bapak Cheri Saputra S.Pd., M.Pd., dan Mami

Myristica Imanita, S.Pd., M.Pd.,sebagaiDosen Program Studi Pendidikan

Sejarah yang penulis banggakan danpendidik yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan pengalaman berhargakepada penulis selama menjadi

mahasiswa di Program Studi PendidikanSejarah Universitas Lampung.

10. Bapak dan Ibu staff tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.

11. Sahabat dan teman seperjuangan (Adi Wiranata, Dini Rahma Oktora, Ira

Andestia, Johan Setiawan, Noviani Lukita Ningtyas, Karlina Kusuma Putri,

Page 12: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

Puji Umayah, Yuliana, Ni Putu Assri Angga Dewi, Murdiati), dan seluruh

teman-teman angkatan 2013 yang tidak bisa penulissebutkan satu persatu.

12. Teman-teman KKN dan PPL Irene Wandira, Renita Dean Sari, Sundari, Leni

Ambarwati, Uun Yukanah, Eka Novella Dewi, Wahyu Dwi Lestari, Monice

Putri Pangestu dan Ferdiansyah. Terimakasih semangat dan dukungannya.

13. Rekan-rekan Racana Raden Intan-Puteri Silamaya Universitas Lampung

(Hilda Dewi Anifa, Desti Yuniatun, Vini Agustiani, Tri Yoga Pangestu, Hardi

Hamidi, Faisal A. Noval, Kak Riski Ari Pratama, Syaiful Anwar, Sri Harnita,

Nila Oktaviani, Reni Andriliani, Rina Intan Sari, Siti Khotijah, Fitri Fidiyah,

Uun Yukanah, Nila Oktaviani, M Syamsudin, A.Md., Arif Riski, Kak

Erwanto, Kak Eka Nurani Efendi, Shohib Abdul Aziz) dan seluruh keluarga

besar UKM Pramuka Unila yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

14. Keluarga besar Pendidikan Sejarah, terima kasih atas segala kekeluargaan dan

kebersamaannya selama ini.

Semoga hasil penulisan penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua. Penulismengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuannya,

semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian

berikan.

Bandar Lampung, Maret 2017

Indah Nur Komala Dewi

Page 13: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 8

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................... 8

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 8

1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

1.7 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 12

2.1.1 Konsep Sejarah ................................................................................ 12

2.1.2 Konsep Perubahan Sistem Pendidikan Islam .................................. 14

2.1.3 Konsep Hindia-Belanda .................................................................. 18

2.1.4 Konsep Perguruan Thawalib ......................................................... 20

2.2 Kerangka Pikir ......................................................................................... 23

2.3 Paradigma ................................................................................................ 26

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 28

3.1.1 Metode Historis ............................................................................ 29

3.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 32

3.2.1 Teknik Kepustakaan ....................................................................... 33

3.2.2 Teknik Dokumentasi ...................................................................... 34

3.3 Teknik Analisis Data ............................................................................... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ........................................................................................................ 38

4.1.1 Gambaran Umum Situasi Pendidikan Islam di Hindia-Belanda ..... 38

4.1.2 Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Pertama ................. 43

Page 14: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

4.1.3 Munculnya Madrasah dalam Lembaga Pendidikan Islam .............. 47

4.1.4 Perguruan Sumatra Thawalib .......................................................... 50

4.1.5 Perubahan Sistem Pendidikan Islam di Sumatra Thawalib

Tahun 1918-1925 ............................................................................ 53

4.1.5.1 Sistem Pengajaran di Sumatra Thawalib ............................ 55

4.1.5.2 Isi Materi Pengajaran .......................................................... 63

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 73

4.2.1 Perubahan Sistem Pendidikan Islam di Sumatra Thawalib

Tahun 1918-1925........................................................................... 73

4.2.1.1 Sistem Pengajaran di Sumatra Thawalib ........................... 73

4.2.1.2 Isi Materi Pengajaran ......................................................... 75

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 84

5.2 Saran ........................................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengesahan Rencana Judul Skripsi ........................................................... 90

2. Surat Permohonan Izin Penelitian di Perpustakaan Unila ......................... 91

3. Surat Keterangan Riset dari Kepala Perpustakaan Unila .......................... 92

4. Surat Permohonan Izin Penelitian di Perpustakaan Daerah

Provinsi Lampung ..................................................................................... 93

5. Surat Keterangan Riset dari Kepala Perpustakaan Daerah

Provinsi Lampung ..................................................................................... 94

6. Rencana Pelajaran Thawalib Islam Padang ............................................. 95

7. Peta Hindia-Belanda .................................................................................. 96

8. Pengajaran Islam Tradisional ................................................................... 97

9. Sistem Kelas Berjenjang ........................................................................... 97

10. Perguruan Sumatra Thawalib Padang Panjang ......................................... 98

11. Majlis Guru Sumatra Thawalib ................................................................. 98

Page 16: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan penjajahan di

wilayah Hindia-Belanda. Namun, pada saat itu pendidikan Islam masih

berlangsung secara tradisional. Pendidikan Islam yang dilakukan masih bersifat

sederhana, yaitu dengan memanfaatkan masjid atau surau-surau sebagai tempat

berlangsungnya pendidikan Islam.

Dalam bentuk permulaan, pendidikan agama Islam di surau atau langgar

atau masjid masih sangat sederhana. Modal pokok yang pendidik miliki

hanya semangat menyiarkan agama bagi yang telah mempunyai ilmu

agama dan semangat menuntut ilmu bagi anak-anak. Yang penting bagi

guru adalah dapat memberikan ilmunya kepada siapa saja, terutama pada

anak-anak. (Zuhairini, 2004 : 211)

Setelah Belanda melakukan kolonialisasinya, Belanda menerapkan beberapa

kebijakan di Hindia-Belanda yang kemudian mempengaruhi sistem pendidikan

Islam. Salah satu kebijakan yang berpengaruh adalah diterapkannya politik etis

atau politik balas budi pada tahun 1901. Politik etis memiliki tujuan untuk

berusaha membantu rakyat pribumi di wilayah Hindia-Belanda agar mampu

mengembangkan daerahnya dan dapat memenuhi kebutuhannya serta

meningkatkan budaya rakyat pribumi secara mandiri. Tujuan dari adanya politik

etis ini disampaikan dalam pidato takhta Ratu Belanda yang menyatakan bahwa

Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran serta

perkembangan sosial dan otonomi dari penduduk Hindia-Belanda.

Page 17: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

2

Sikap paternal (kebapakan) dalam politik kolonial mulai tampak dalam

pidato takhta Ratu Belanda pada tahun 1901 yang menyatakan bahwa,

negeri Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran

serta perkembangan sosial dan otonomi dari penduduk Hindia-Belanda.

Perkembangan penduduk dan bukan pengolahan tanah yang menjadi

tujuan pokok politik kolonial, ini berarti bahwa diakui hak penduduk

untuk ditingkatkan peradabannya. Dalam politik kewajiban moril yang

telah didukung oleh semua golongan dinyatakan bahwa negeri Belanda

harus memperhatikan kepentingan pribumi dan membantu Hindia-Belanda

dalam masa kesulitan. (Nugroho Notosusanto, 2008 : 21)

Salah satu penerapan pada politik etis ini adalah pada bidang pendidikan.

Pendidikan dinilai sebagai sasaran yang tepat dalam mengembangkan keadaan

rakyat pribumi. Belanda memberikan pendidikan pada rakyat pribumi dengan

memperkenalkan dan mendirikan sekolah-sekolah modern Eropa yang

mengajarkan pengetahuan umum.

Fock berpendapat bahwa pendidikan yang lebih baik akan memperkuat kaum

pribumi dalam adminitrasi. Dalam bidang edukasi pada politik etis, Belanda

mendirikan sekolah-sekolah di Hindia-Belanda. (Nugroho Notosusanto, 2008 :

24).

Adanya sekolah yang didirikan oleh Belanda ini, maka ada dua corak pendidikan

yang kenal oleh masyarakat. Corak yang pertama adalah pendidikan modern yang

diperkenalkan oleh Belanda, yang kedua adalah pendidikan Islam yang dikelola

oleh umat Islam.

Pelaksanaan politik etis ternyata tidak seperti yang diharapkan oleh kaum

pribumi. Penerapan politik etis justru lebih menguntungkan pihak-pihak Belanda

bahkan banyak muncul kabar tentang penerapan politik etis yang malah

mengakibatkan kemerosotan bagi kehidupan rakyat seperti misalnya pemanfaatan

tenaga kerja yang dibayar tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.

Page 18: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

3

Seperti yang disampaikan oleh Nugroho Notosusanto bahwa masalah etische

politiek yang seharusnya dimulai dengan politik kesejahteraan rakyat justru malah

muncul berita-berita tentang kemerosotan kehidupan rakyat. (Nugroho

Notosusanto, 2008 : 24).

Pendidikan yang diberikan oleh oleh Belanda juga semata-mata adalah demi

kepentingan pihak Belanda dalam berbagai bidang seperti penyebaran agama

Nasrani dan juga mencari tenaga kerja yang murah agar dapat memperoleh

keuntungan yang banyak. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan yang diberikan

oleh Belanda bertujuan untuk memperoleh keuntungan tersendiri bagi pihak

Belanda.

Djumhur dan Danasuparta berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan oleh

Belanda pada rakyat pribumi Hindia-Belanda memiliki tujuan penyebaran agama,

selain adanya keinginan untuk menyebarkan agama Nasrani, Belanda memiliki

keinginan untuk mendapatkan pekerja yang berkualitas dengan bayaran murah

supaya dapat memperkuat keuangan mereka. (Djumhur dan Danasuparta, 1976 :

118).

Penerapan pendidikan Belanda juga tidak konsisten terhadap rakyat pribumi.

Terdapat perbedaanpendidikan baik dari jenis sekolah dan pemberian pendidikan

bagi pribumi golongan elit dengan pribumi golongan biasa. Perbedaan yang

dilakukan oleh Belanda menyebabkan menambahnya kesenjangan masyarakat

pribumi Hindia-Belanda, bahkan tidak semua rakyat pribumi dapat memperoleh

pendidikan.

Page 19: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

4

Seperti yang dikemukakan oleh Nugroho bahwa pengajaran diberikan di sekolah

kelas I kepada anak-anak pegawai negeri dan orang-orang yang berkedudukan

atau berharta, di sekolah kelas II kepada anak-anak pribumi pada umumnya dan

bahkan ada anak-anak pribumi biasa yang tidak diperbolehkan mendapat

pendidikan. (Nugroho Notosusanto, 2008 : 28)

Adanya kesenjangan yang meningkat dari pemberian pendidikan oleh Belanda

memunculkan keprihatinan bagi para kiai dan tokoh-tokoh pendidikan Islam yang

kemudian memunculkan kaum reformis pendidikan Islam yang berpendapat

bahwa harus ada perubahan dalam pendidikan Islam untuk menyesuaikan keadaan

dan kebutuhan rakyat pribumi. Pendidikan Islam yang hanya terfokus pada

memberikan pengajaran agama tidak sesuai lagi dengan keadaan masyarakat yang

juga membutuhkan pengetahuan umum dan keterampilan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Seperti yang disampaikan oleh Azyumardi Azra dalam buku Pendidikan Islam,

yang berpendapat bahwa pada awal tahun 1900 muncul gerakan reformis

pendidikan Islam atau modernis muslim yang berpendapat bahwa diperlukan

reformasi sistem pendidikan Islam untuk mampu menjawab tantangan kolonialis

dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang haus akan pendidikan dan

pengetahuan. (Azyumardi Azra, 2012 : 121)

Pada tahun 1900, muncul pula isu-isu nasionalisme yang diilhamidengan

berdirinyaorganisasi Budi Utomo pada tahun 1908, yang kemudian memunculkan

pemikiran bahwa tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat dapat

mempengaruhi kesadaran nasionalisme. Dari pemikiran inilah yang kemudian

Page 20: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

5

menyadarkan para pendidik Islam bahwa pengetahuan umum juga dibutuhkan

untuk memberikan kesadaran nasional untuk melawan tantangan kolonialisme.

Seperti pendapat Azyumardi Azra yang mengatakan gerakan reformis pendidikan

Islam atau modernis muslim yang berpendapat bahwa diperlukan reformasi sistem

pendidikan Islam untuk mampu menjawab tantangan kolonialis. (Azyumardi

Azra, 2012 : 121)

Para tokoh agama dan pendidik Islam menyadari bahwa salah satu cara yang

efektif untuk menyebarkan semangat nasionalisme adalah melalui pendidikan.

Para pendidik Islam berusaha mencari pembaharuan dalam pendidikan Islam

karena menilai jenis pendidikan Islam yang masih tradisional tidak sesuai dengan

keadaan yang diharapkan. Kekhawatiran akan adanya kesenjangan pendidikan

masyarakat juga muncul pada para pendidik Islam, untuk itu munculah pemikiran

baru untuk mengubah sistem pendidikan Islam yang mengadopsi beberpa sistem

pendidikan modern Barat yang dianggap baik bila diterapkan pada lembaga

pendidikan Islam. Perubahan padasistem pendidikan Islam jugamerupakan suatu

upaya untuk mempertahankan eksistensi pendidikan Islam di Hindia-Belanda.

Pengaruh sistem pendidikan Barat yang mempunyai program yang lebih

terkoordinir dan sistematis yang ternyata telah berhasil mencetak manusia

terampil dan terdidik. Untuk itu, pendidikan Islam tradisional sudah tidak

sesuai lagi dan perlu diperbarui. Dengan membawa pikiran-pikiran baru

Islam ke Hindia-Belanda dan dalam usaha untuk mengejar ketertinggalan

dibidang pendidikan dan pengajaran, maka orientasi pendidikan dan

pengajaran pendidikan agama Islam mengalami perubahan. Justru itulah,

mulai diadakan usaha-usaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan

Islam yang ada. (Zuhairini dkk, 2004 : 216)

Dari alasan-alasan di atas, maka sistem pendidikan Islam pada tahun 1918-1925

yang semula masih berlangsung secara tradisional mengalami perubahan dengan

menerapkan sistem pendidikan yang diadopsi dari pendidikan modern Belanda,

Page 21: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

6

seperti sistem pengajaran klasikal atau sistem kelas dan memberikan pengetahuan

umum dalam isi materi pengajarannya.

Abuddin nata mengatakan secara Ifttifaq (kesepakatan), pesantren-pesantren yang

klasikal dan masih eksis sampai sekarang lahir sekitar awal tahun 1900.

Mengetahui hasil belajar secara eksplisit setelah mereka duduk di kelas 7. Tradisi

kelas 7 membantu pengajaran untuk kelas-kelas bawah sebagai wujud praktikum

dan pengabdian terhadap lembaga.(Abuddin Nata, 2010 : 196)

Pada sistem klasikal, sistem kelas mulai diterapkan dengan menggunakan bangku,

meja dan papan tulis sebagai sarana pengajaran. Beberapa lembaga pendidikan

Islam yang mulai menerapkan sistem klasikal ini antara lain Madrasah Thawalib,

Sekolah Diniyah naungan Sumatra Thawalib, lembaga pendidikan Islam naungan

Nahdatul Ulama seperti Tebu Ireng, lembaga pendidikan Islam naungan

Muhammadiyah seperti Kweekschool Islam yang pada akhirnya menjadi

Madrasah Mualimin Muhammadiyah untuk putra dan Madrasah Mualimat

Muhammadiyah untuk putri.

Demikianlah sistem klasikal mulai diterapkan, bangku, meja, papan tulis

mulai digunakan dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran agama

Islam.sebagai contoh, Surau Jembatan Besi, Minangkabau diubah menjadi

Madrasah Thawalib yang lambat laun disempurnakan dengan pemakaian

bangku, meja dan kurikulum yang lebih diperbaiki, dan ada uang sekolah

bagi anak-anak. Sekolah Diniyah yang didirikan oleh Zainuddin Labai

juga merupakan perkembangan dari Surau Jembatan Besi. Sekolah

Diniyah ini telah menggunakan sistem ko-edukasi pada tahun 1915.

(Zuhairini, 2004: 217)

Sistem klasikal atau kelas ini kemudian semakin banyak diterapkan oleh pesantren

ataupun madrasah di wilayah Hindia-Belanda yang mulai tersebar di berbagai

wilayah nusantara. Wilayah yang paling banyak terdapat persebaran pesantren dan

madrasah adalah di Pulau Jawa dan juga Pulau Sumatra. Dra. Zuhairini, dkk,

Page 22: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

7

menyebutkan bahwa ada lebih dari 20 pesantren dan madrasah di Pulau Sumatra

dan lebih dari 30 pesaantren dan madrasah di Pulau Jawa serta lebih dari 20

pesantren dan madrasah yang berada di luar pulau Sumatra dan pulau Jawa pada

abad 20.

Madrasah-madrasah yang muncul di Sumatra antra lain : Madrasah

Adabiyah di Padang, Madrasah School di Batu Sangkar, Diniyah School di

Padang, Sumatra Thawalib di Padang, Madrasah Nurul Iman di Jambi,

Madrasah Nurul Islam, Madrasah Juhaorain, Sa’adah Adabiyah di Aceh,

Madrasal Al-Muslim di Aceh, Madrasah Mustafawiyah di Tapanuli,

Madrasah Maslurah di Tanjungpura dan masih banyak lagi. Adapun situasi

pendidikan Islam di Jawa pada permulaan abad 20, sebagai berikut :

Madrasah Salafiyah di Jombang yang diasuh oleh K.H. Ilyas, Pondok

Tambak Beras di Jombang oleh K.H. Wahab Hasbullah dan pondok

Rejoso Peterongan oleh K.H. Tamin, di Kudus terdapat Madrasah Aliyah

dan lain sebagainya. Adapun madrasah dan pesantren yang tumbuh di luar

pulai Sumatra dan Jawa, antara lain : Di Sulawesi terdiri madrasah formal

yang pertama oleh Muhammadiyah, di Bone berdiri Maddrasah Amiriah

Islamiyah di kota Watampone, Di Selengkang terdiri madrasah Wajo

Tarbiyah Islamiyah oleh Syekh H. M As’ad Bugis, Di Pulau (Sulawesi

Tengah) berdiri madrasah A Khairat oleh Syekh Al-Idrus, Madrasah al-

Najah wal Falah di Sei Bakan Besar Mempawah, Madrasah Al-Sultaniyah

di Sambas (Kalimantan Barat), Madrasah al-Raudotul islamiyah di

Pontianak, di Amuntai Kalimantan Selatan Madrasah Normal Islam oleh

H. Abd. Rasyid, Madrasah Nahdatul Watan di Lombok Timur oleh K.H.

Zainuddin Pancor, dan lain sebagainya. (Zuhairini, 2004 : 193-195)

Dari perubahan itu, dapat dikatakan bahwa perubahan sistem pendidikan Islam

merupakan awal dari diterapkannya sistem pendidikan Islam klasikal. Berbeda

dengan tahun setelah 1925 yang memang sudah banyak lembaga pendidikan Islam

yang menerapkan sistem pendidikan Islam modern, bahkan sistem tersebut lebih

disempurnakan kembali dalam pelaksanaannya.

Abuddin Nata yang menyatakan bahwa mulai dari tahun 1931, lembaga

pendidikan Islam di Hindia-Belanda sudah banyak yang memasuki modernisasi

pendidikan Islam. Adapun penerapannya sudah lebih sempurna dari tahun

sebelumnya seperti evaluasi yang diberikan sudah menjadi alat ukur keberhasilan

Page 23: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

8

siswanya, yang artinya tingkat kelas sudah ditentukan oleh hasil evaluasi dan

bukan berdasarkan tahun senioritas murid.(Abuddin Nata, 2010 : 199). Hal ini

menandakan bahwa pada tahun 1918-1925 merupakan periode perubahan dari

dimulainya penerapan sistem klasikal bagi Pendidikan Islam di Hindia-Belanda.

Berdasarkan latar belakang di atas, cukup kiranya membuat ketertarikan penulis

untuk membahas perubahan sistem pendidikan yang diberlakukan pada

pendidikan Islam Hindia-Belanda tahun 1918-1925.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat

diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Perubahan sistem pendidikan di lembaga pendidikan Islam naungan

Perguruan Sumatra Thawalib.

2. Perubahan sistem pendidikan di lembaga pendidikan Islam naungan

Nahdatul Ulama.

3. Perubahan sistem pendidikan di lembaga pendidikan Islam naungan

Muhammadiyah.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka

penulis membatasi permasalahan ini pada perubahan sistem pendidikan di

lembaga pendidikan Islam naungan Perguruan Sumatra Thawalib.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apa sajakahperubahan yang

terjadi pada sistem pendidikan Islam di Sumatra Thawalib pada tahun 1918 –

1925 ?”.

Page 24: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

9

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini, adalah untuk mengetahuiapa saja

perubahan yang terjadi padasistem pendidikanIslam di Sumatra Thawalib pada

tahun 1918 – 1925.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan Ilmu Sosial pada

umumnya dan Ilmu Sejarah pada khususnya mengenaiperubahan sistem

pendidikan Islam diSumatra Thawalib pada tahun 1918 – 1925.

2. Sebagai bahan tambahan substansi materi perubahan sistem pendidikan

Islamdi Sumatra Thawalib pada tahun 1918 – 1925.

3. Menambah wawasan penulis khususnya dalam bidang kesejarahan yakni

mengenai perubahan sistem pendidikan Islamdi Sumatra Thawalib pada

tahun 1918 – 1925.

4. Menambah informasi kepada masyarakat tentang perubahan sistem

pendidikan Islamdi Sumatra Thawalib pada tahun 1918 – 1925.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalahpendidikan Islamdi

Sumatra Thawalib pada tahun 1918 – 1925.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perubahan sistem pendidikan

Islam diSumatra Thawalib pada tahun 1918 – 1925.

Page 25: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

10

c. Wilayah/Tempat Penelitian

Wilayah/tempat penelitian ini adalah Perpustakaan.

d. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tahun 2016.

e. Bidang Ilmu

Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Sejarah.

Page 26: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

11

REFERENSI

Zuhairini Muchtaroh dkk. 2004. Sejarah Pendidikan Islam. Bumi Aksara :

Jakarta. Halaman : 211

Nugroho Notosusanto2008. Sejarah Nasional Indonesia V : Zaman Kebangkitan

Nasional dan Masa Hindia BelandaI. Balai Pustaka : Jakarta. Halaman : 21

Ibid. Halaman : 24

Ibid.

Djumhur dan Danasuparta.1976. Sejarah Pendidikan. CV Ilmu : Bandung.

Halaman : 118

Azyumardi Azra. 2012. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di tengah

Tantangan Milenium III. Kencana : Jakarta. Halaman : 121

Ibid.

Nugroho Notosusanto. Op.Cit. Halaman : 26

Zuhairini. Op.Cit. Halaman : 216

Abuddin Nata. 2010. Sejarah Pendidikan Islam : Pada Periode Klasik dan

Pertengahan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Halaman : 196

Zuhairini. Op.Cit. Halaman : 217

Ibid. Halaman : 193-195

Abuddin Nata. Op.Cit. Halaman : 199

Page 27: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Sejarah

Sejarah adalah hal yang tak dapat dipisahkan dari perkembangan satu bangsa.

Dengan melihat sejarah, kita akan mengetahui seperti apa perkembangan bangsa

kita dari masa lalu, hingga masa sekarang ini. Dan dari masa lalu tersebut, kita

juga dapat memberikan prediksi dimasa yang akan datang.

Menurut H. Munawar Cholil, kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang

menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedangkan menurut istilah berarti

keterangan yang telah terjadi dikalangannya pada masa yang telah lampau atau

pada masa yang masih ada. Kata tarikh juga dipakai dalam arti perhitungan tahun.

Ilmu tarikh memiliki makna ilmu yang membahas tentang penyebutan peristiwa

dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut. (Munawar Cholil, 1965 : 15)

Menurut Hugiono dan P.K. Poerwanata, sejarah adalah gambaran tentang

peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi

urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis, sehingga mudah dimengerti dan

dipahami. (Hugiono dan P.K. Poerwanata, 1987 : 9)

Page 28: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

13

Menurut Sartono Kartodirjo, secara singkat mengonsepkan sejarah sebagai bentuk

dari penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau. (Sartono Kartodirjo,

1992 : 59)

Pendapat para ahli mengenai definisi sejarah memanglah berbeda-beda. Namun

ada persamaan dalam definisi-definisi tersebut yang menyatakan bahwasejarah

adalah peristiwa masa lampau yang didasarkan pada urutan waktu, memiliki

hubungan sebab-akibat dan disusun secara ilmiah sehingga mudah dimengerti dan

dipahami.

Tujuan sejarah dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu sejarah sebagai ilmu

pengetahuan dan informasi. Sejarah sebagai ilmu berperan mengeliminasi data-

data dan informasi yang mengurangi nilai objektifitas sejarah. Objektivitas sejarah

dapat dibangun dengan menempatkannya dalam konsteks studi kritis, yang

memungkinkan data-data sejarah dikelolah sehingga memberikan gambaran

informasi dengan validitas yang mendekati fakta aslinya. Sebagai informasi,

sejarah diperlukan untuk membangun pemahaman yang tepat dan porsional

tentang berbagai fenomena di masa lalu, sebagai bahan pemikiran dalam

memahami berbagai persoalan di masa sekarang dan yang akan datang. Dari

sejarah manusia dapat memahami prinsip-prinsip hidup dan kebudayaan yang

berubah dan tidak (belum) berubah. Manusia juga dapat memahami keberhasilan

dan kegagalan para pemimpin, bentuk-bentuk pemerintahan, kehidupan manusia

dari waktu ke waktu. Mereka dapat belajar dari hal-hal yang mempengaruhi

kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban.

Page 29: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

14

Menurut Drs. Wahid Siswoyo dalam “Seminar Sejarah” IKIP Jakarta

menyampaikan prasaran yang berjudul “Fungsi dan Guna Sejarah”

mengemukakan kegunaan sejarah adalah, sebagai berikut :

a) Sejarah sebagai penggelaran dari kehendak Tuhan mempunyai nilai

yang vital; orang akan menjadi yakin dan sadar bahwa segala sesuatu

itu pada hakikatnya ada pada-Nya.

Manusia hanya bisa merencanakan tetapi Tuhanlah yang menentukan.

b) Dari sejarah diperoleh suatu norma tentang baik dan buruk, dari ebab

itu mempunyai teachability dan impact bagi perkembangan jiwa anak-

anak.

Sejarah dapat dipandang sebagai educator dan inspirer. Jadi sejarah

mempunyai pengaruh bagi pembentukan watak dan pribadi.

c) Sejarah memperkenalkan hidup yang nyata dengan menyatakan

personal dan social value, karena sejarah menerangkan gambaran

tentang tingkah laku, cara hidup, serta cita-cita dan pelakunya.

d) Sejarah jiwa-jiwa besar dan pahlawan menanamkan rasa cinta tanah air,

nasionalisme, patriotisme dan watak-watak yang kuat.

e) Sejarah dalam lingkungan tata tertib intelektual dapat membuka pintu

kebijakan, daya kritik yang dalam, melatih untuk teliti dalam

pengertian, memisahkan yang tak penting dari yang penting,

membedakan propaganda dengan kebenaran.

f) Sejarah mengembangkan pengertian yang luas tentang warisan

kebudayaan umat manusia. (Hugiono dan P.K. Poerwanata, 1987 : 7)

Tujuan dan kegunaan dari mempelajari sejarah, yaitu dapat memberikan

gambaran baik dan buruk dalam suatu norma dan dapat menjadi pembelajaran

bagi kita semua. Dengan mempelajari sejarah, kita tidak hanya dapat mengetahui

bagaimana suatu peristiwa itu terjadi, namun juga dapat menanamkan rasa cinta

terhadap tanah air dan menghargai setiap jasa para pahlawan, selain itu sejarah

juga dapat melatih pemikiran yang teliti dan kritis dalam membedakan antara

propaganda dan kebenaran.

2.1.2 Konsep Perubahan Sistem Pendidikan Islam

Perubahan adalah proses yang membuat sesuatu keadaan berbeda dari keadaan

sebelumnya. Perubahan bisa terjadi oleh apa saja dan siapa saja yang berarti bisa

berupa benda dan juga seorang individu. Dengan adanya perubahan, maka situasi

atau keadaan yang terjadi akan berbeda dengan situasi atau keadaan sebelumnya.

Page 30: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

15

Perubahan dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi pandangan positif dan sisi

pandangan yang negatif, sehingga akan memunculkan suatu dukungan dan juga

kontradiksi dari adanya perubahan.

Menurut Harigopal yang diterjemahkan oleh Rhenald Kasali, perubahan bisa

terjadi dari adanya ketidakpuasan terhadap keyakinan lama kemudian percaya

akan keyakinan pada keadaan yang baru. Perubahan adalah pergerakan dari

keadaan yang dikenal ke keadaan yang relatif tidak dikenal. (Rhenald Kasali,

2005 : 1)

Rhenald juga mengutip teori Sparadley, yang menegaskan bahwa perubahan

terencana harus diperhatikan secara berkala untuk mengembangkan hubungan

yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. (Rhenald Kasali, 2005 :

3)

Dari pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Perubahan adalah

proses yang membuat sesuatu keadaan berbeda dari keadaan sebelumnya di mana

dapat timbul karena adanya rasa ketidak puasan terhadap keyakinan lama dan

percaya dengan keyakinan pada keadaan yang baru akan lebih mendapatkan

manfaat. Perubahan yang bertujuan memperoleh manfaat harus terencana dan

diperhatikan secara berkala. Perubahan dalam penelitian ini adalah perubahan

sistem pendidikan Islam di Hindia-Belanda pada tahun 1918-1928.

Tatang Amirin mengemukakan bahwa istilah sistem berasal dari bahasa Yunani

“sistema” yang artinya suatu keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian.

Diantara bagian-bagian tersebutterdapat hubungan yang saling berkaitan. (Tatang

Amirin, 1886 : 11)

Page 31: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

16

Anas Sudjana mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg mengatakan

bahwa suatu sistem merupakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks

dan terorganisir suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang

membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks. (Anas Sudjana,

1997 : 21)

Jadi dapat dikatakan bahwa sistem merupakan himpunan komponen atau bagian

yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem

merupakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisir

suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian. Suatu sistem akan

dibuat secara terorganisir agar dapat membentuk keseluruhan yang kompleks.

Pendidikan Islam adalah pengajaran mengenai agama Islam dengan Al-Quran

sebagai pedomannya. Pendidikan Islam mengajarkan tentang rukun Iman, rukun

Islam, akhlak dan prilaku dan segala hal-hal yang berkenaan dengan tuntunan

agama Islam. Pendidikan Islam di Indonesia sudah ada sejak adanya penyebaran

agama Islam itu sendiri yang dimulai dari surau-surau, masjid dan pesantren.

Seperti yang disampaikan oleh A. Mustafa, mengenai pendidikan Islam pada

mulanya yaitu suatu proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan

jasmani, rohani dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang

baik. (A. Mustafa, 1999 : 11)

Zakiah Drajat juga mengungkapkan bahwa pendidikan Islam merupakan

pendidikan yang lebih banyak ditunjukkan kepada perbaikan sikap, mental yang

akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun

orang lain yang bersifat teoritis dan praktis. (Fatar Syukur, 2012 : 3)

Page 32: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

17

Menurut Azyumardi Azra, pendidikan Islam itu adalah proses pembentukan

individu bedasarkan ajaran Islam untuk mencapai derajat tinggi sehingga mampu

menunaikan fungsi kekhalifahannya dan berhasil mewujudkan kebahagiaan dunia

dan akhirat. (Azyumardi Azra, 1999 : 5)

Dari pemaparan tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam pada saat itu

mengarah pada proses bimbingan peserta didik kepada perbaikan sikap, mental

yang terwujud dalam amal perbuatan sesuai dengan ajaran Islam dengan tujuan

terbentuknya pribadi muslim yang baik dan berhasil mewujudkan kebahagiaan

dunia dan akhirat. Pendidikan Islam mengajarka murid-muridnya untuk

menjalankan kewajibannya dan menjauhi segala larangan agama Islam sebagai

bentuk ketaatan terhadap Tuhan dan agamanya.

Berdasarkan urian diatas, yang dimaksudkan sistem pendidikan Islam adalah

suatu kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang

bekerjasama untuk mencapai tujuan sesuai dengan ajaran Islam. Komponen

sistem pendidikan itu sendiri antara lain seperti tujuan, murid, pendidik, isi materi,

pengajaran dan alat pengajaran.

Setelah kedatangan Belanda, banyak sekolah-sekolah modern yang diperkenalkan.

Hal ini menyebabkan sistem pendidikan Islam yang semula masih berlangsung

secara sederhana, kemudian mulai mengalami perubahan.Pengaruh yang

munculdari adanya sekolah modern menimbulkan kesadaran para tokoh

pendidikan Islam bahwa masyarakat bukan hanya membutuhkan pengetahuan

agama dan akhiratnya, tetapi juga pengetahuan umum untuk memenuhi kebutuhan

dunianya.

Page 33: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

18

Pendidikan Islam yang semula hanya mengajarkan tentang agama Islam seperti

tuntunan cara-cara membaca Al-Quran, mempelajari hadist dan tafsir, pengajaran

tentang rukun Islam dan rukun iman, etika dan prilaku-prilaku yang mengarah

pada ketaatan akan Tuhan dan agamanya, kemudian menambahkan materi yang

diajarkannya seperti berhitung, menulis, membaca, berdagang, keterampilan, dan

pengatahuan lainnya.

Fatah Syukur menyatakan, adanya pengaruh kolonial telah mengubah Pendidikan

Islam yang berusaha menyeimbangkan antara pendidikan agama dan juga ilmu

pengetahuan umum ke dalam isi pengajarannya (Fatah Syukur, 2012 : 6)

Dari keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan Islam telah

mengalami perubahan, lembaga pendidikan Islam pada saat itu tidak serta merta

hanya mengajarkan tentang pengetahuan agama, tetapi juga mengajarkan

pengetahuan umum dan mengadopsi beberapa sistem pendidikan modern yang

diperkenalkan oleh Belanda. Adapun komponen atau unsur sistem pada perubahan

sistem pendidikan Islam yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sistem

pengajaran dan isi materi yang disampaikan.

2.1.3 Konsep Hindia-Belanda

Hindia Belanda adalah sebuah jajahan Belanda, sekarang disebut Indonesia.

Jajahan Belanda ini bermula dari properti Vereenigde Oostindische Compagnie

(VOC) yang antara lain memiliki Jawa dan Maluku serta beberapa daerah lain

semenjak abad ke-17. Setelah VOC dibubarkan pada tahun 1798, semua properti

VOC menjadi milik pemerintah Kerajaan Belanda.

Hindia-Belanda atau Nederlands-Indië dalam bahasa Belanda adalah

sebuah wilayah koloni Belanda yang diakui secara de jure dan de facto.

Page 34: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

19

Kepala negara Hindia Belanda adalah Ratu atau Raja Belanda dengan

seorang Gubernur-Jendral sebagai perwakilannya yang berkuasa penuh.

Hindia Belanda juga merupakan wilayah yang tertulis dalam Undang-

undang Kerajaan Belanda tahun 1814 sebagai wilayah berdaulat Kerajaan

Belanda, diamendemen tahun 1848, 1872, dan 1922 menurut

perkembangan wilayah Hindia Belanda. (Wikipedia.

https://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda. Diakses pada 12 Maret

2017)

Perbatasan wilayah Indonesia yang termasuk dalam Hindia Belanda ditentukan

melalui perjanjian-perjanjian antara kerajaan Belanda dengan kerajaan Eropa

lainnya seperti Kerajaan Sarawak yang merupakan protektorat Inggris, Borneo

Utara dengan menguasai Sabah di Malaya, Kerajaan Portugis, Kekaisaran Jerman

dengan menguasai Papua Nugini Utara dan Kerajaan Inggris dengan menguasai

Papua Nugini Selatan.

Perbatasan Hindia Belanda dengan negara tetangganya ditentukan dengan

perjanjian-perjanjian legal antara Kerajaan Belanda dengan Kerajaan

Sarawak (protektorat Inggris di bawah dinasti Brooke "the White Rajah"),

Borneo Utara Britania (Sabah), Kerajaan Portugis (Timor Portugis),

Kekaisaran Jerman (Papua Nugini Utara), Kerajaan Inggris (Papua Nugini

Selatan).(Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda.

Diakses pada 12 Maret 2017)

Pada mulanya, wilayah Hindia-Belanda hanya mencakup di wilayah Pulau Jawa,

kemudian sekitar abad ke-19, Belanda mulai menguasai berbagai wilayah

nusantara lainnya.Wilayah Hindia Belanda meliputi Indonesia saat ini dan juga

menguasai berbagai wilayah lain seperti Melaka, Taiwan dan Sri Langka yang

merupakan wilayah yang pernah dikuasai VOC.

Pada mulanya hanya pulau Jawa yang secara keseluruhan milik Belanda.

Lalu pada tahun-tahun selanjutnya sekitar abad ke-19 semua daerah lain di

Nusantara ditaklukkan. Hindia-Belanda adalah salah satu koloni Eropa

yang paling berharga yang termasuk dalam kekuasaan Imperium Belanda.

Pada puncaknya pada tahun 1942, Hindia-Belanda meliputi semua daerah

Indonesia saat ini seperti Sumatra, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Selain

itu, kota Melaka, Taiwan, Sri Lanka pernah dimiliki VOC dan pemerintah

Belanda.(Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda.

Diakses pada 12 Maret 2017)

Page 35: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

20

Wilayah Sumatra Barat yang merupakan wilayah yang menjadi lokasi penelitian

ini merupakan wilayah yang termasuk dalam kawasan Hindia-Belanda. Bahkan

ketika Inggris berhasil menduduki wilayah nusantara dan juga Sumatra Barat,

melalui perjanjian London, Sumatra Barat dikembalikan ke tangan Belanda.

Tahun 1780-1784 pecah perang antara Inggris dan Belanda di Eropa.

Peperangan ini merambat pula sampai ke daerah-daerah koloni yang

mereka kuasai di seberang lautan. Pada tahun 1781 Inggris menyerang

kedudukan Belanda di Padang dari pusat kedudukannya di Bengkulu, dan

Padang serta benteng Belanda di Pulau Cingkuak di hancurkan. Dengan

demikian pusat perdagangan berpindah ke Bengkulu. Setelah terjadi

perjanjian antara kerajaan Belanda dengan kerajaan Inggris maka Inggris

terpaksa mengembalikan seluruh daerah yang sudah direbutnya.Akibat

adanya perjanjian London pada Tahun 1814, Inggris harus mengembalikan

bekas jajahan belanda kembali ke tangan Belanda. Bangsa yang dipimpin

oleh James du Puy menerima Sumatera Barat dari tangan Ingris pada

tanggal 19 Mei 1819. Setelah penyerahan itu, maka daerah yang diterima

tersebut dijadikan sebagai daerah administratif setingkat Residentie dan

diberi nama Residentie Padang. James du Puy sebagai residen dan

diangkat A.E van den Berg sebagai asisten Residen. (Kaum Pasukuan

Bujang Sambilan. 2012.

https://lubukgambir.wordpress.com/2012/10/04/sejarah-pesisir-selatan-

era-hindia-belanda/. Diakses 13 Maret 2017)

2.1.4 Konsep Perguruan Thawalib

Awal mula berdirinya Sumatra Thawalib tidak dapat dipisahkan dari surau-surau

yang ada di Sumatra Barat seperti surau Batu Sangkar, surau Batang Maninjau,

surau Parabek Bukit Tinggi dan terutama surau Jembatan Besi Padang Panjang.

Surau Jembatan Besi Padang Panjang dapat dikatakan sebagai cikal-bakal

berdirinya Sumatra Thawalib, bahkan menurut pendapat Burhanuddin Daya,

Sumatra Thawalib dahulunya adalah surau Jembatan Besi. Istilah surau

merupakan sebutan lain dari pesantren di wilayah Sumatra Barat, seperti yang

diterangkan oleh Mujamil Qomar bahwa selain istilah pesantren, masih terdapat

berbagai istilah di masing-masing daerah seperti di Aceh di sebut rangkang dan

dayah, sedang di Sumatra Barat disebut surau. (Mujamil Qomar, 2005 : 3)

Page 36: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

21

Beberapa surau yang sangat penting artinya dalam sejarah Sumatra

Thawalib adalah surau Batu Sangkar, surau Sungai Batang Maninjau,

surau Parabek Bukittinggi, dan terutama surau Jembatan Besi Padang

Panjang. Surau Jembatan Besi Padang Panjang adalah awal pangkal

sejarah Sumatra Thawalib, atau Sumatra Thawalib dahulunya adalah surau

Jembatan Besi Padang Panjang itu. (Burhanuddin Daya, 1995 : 81)

Sumatra Thawalib mulanya adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh

golongan murid-murid agama Islam di Sumatra Barat terutama atas kerjasama

dari surau Jembatan Besi dan surau Parabek. Dua surau atau pesantren ini

memang sudah menjalin hubungan yang sangat erat sehingga tidak

mengherankan apabila dua lembaga pendidikan Islam ini saling berkerjasama

dengan membentuk organisasi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Awalnya, organisasi Sumatra Thawalib ini didirikan di Padang Panjang dengan

nama Sumatra Thuwailib yang artinya pelajar kecil Sumatra. Organisasi Sumatra

Thuwailib ini kemudian diganti lagi menjadi Sumatra Thawalib yang dianggap

tidak mengganti makna arti dari Thuwailib sendiri. Perubahan nama ini diawali

oleh surau Jembatan Besi Padang Panjang, kemudian diikuti oleh surau Parabek.

Perkumpulan Sumatra Thawalib mula-mula didirikan di Padang Panjang

dengan nama Sumatra Thuwailib, maksudnya Thuwailib Sumatra yang

berarti Pelajar Kecil Sumatra. Terbawa oleh perkembangan aktivitas dan

kreativitas murid-murid Jembatan Besi Padang Panjang yang telah

menyempurnakan nama organisasinya menjadi Sumatra Thawalib, surau

Parabek-pun menyempurnakan nama Thuwailibnya menjadi Sumatra

Thawalib. Dari semula memang sudah terlihat bahwa antara surau

Jembatan Besi dan surau Parabek terjalin hubungan yang sangat erat.

Murid-muridnya saling bertukar pindah, guru utamanya seperguruan dan

bersahabat karib. Maka tidak heran kalau ada usaha untuk menyatukan

kedua lembaga surau/pesantren ini. Munculah ide untuk menjalin kerja

sama yang lebih konkrit dengan membentuk satu organisasi yang dapat

mendukung kedua belah pihak. (Burhanuddi Daya, 1995 : 90)

Pada awal dibentuknya organisasi ini, Sumatra Thawalib memang sudah bergerak

dibidang pendidikan bahkan dalam perkembangan organisasinya, Sumatra

Page 37: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

22

Thawalib mendirikan sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan yang juga diberi

nama Sumatra Thawalib. Untuk itu, tidak mengherankan jika kemudian Sumatra

Thawalib menjadi sebuah perguruan dalam bagian lembaga pendidikan Islam

yang mengelola sekolah-sekolah yang dinaunginya. Adapun lembaga yang

termasuk dalam perguruan Sumatra Thawalib, yaitu Sumatra Thawalib Padang

Panjang, Sumatra Thawalib Parabek, Sumatra Thawalib Padang japang, Sumatra

Thawalib Payakumbuh, Sumatra Thawalib Maninjau, dan berbagai perguruan

yang memakai istilah Sumatra Thawalib di Sumatra Barat.

Sebagai organisasi, dalam perkembangannya, Soematra Thawalib

langsung bergerak dalam bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah-

sekolah atau perguruan-perguruan yang dinamakan juga Sumatra

Thawalib atau mengubah pengajian surau menjadi sekolah Sumatra

Thawalib dan seterusnya. Sumatra Thawalib sebagai perguruan antara lain

adalah Sumatra Thawalib, yaitu Sumatra Thawalib Padang Panjang,

Sumatra Thawalib Parabek, Sumatra Thawalib Padang japang, Sumatra

Thawalib Payakumbuh, Sumatra Thawalib Maninjau, dan berbagai

perguruan yang memakai istilah Sumatra Thawalib di Sumatra Barat.

(Burhanuddin Daya, 1995 : 94)

Sumatra Thawalib bermula dari adanya keinginan H. Abdul Karim untuk lebih

menyempurnakan suraunya. Sumatra Thawalib didirikan pada tahun 1918 di

Padang Panjang yang mulanya hanya merupakan perkumpulan dari pelajar-

pelajar madrasah. Kemudian pada tahun 1921, Sumatra Thawalib

menyempurnakan sistem madrasah dan memakai sistem kelas 1 sampai dengan

kelas 7.

Madrasah-madrasah itu umumnya terdiri dari 7 kelas dan tiap kelas memiliki

rancangan pembelajarannya sendiri-sendiri. Sumatra Thawalib semula

digunakan sebagai perkumpulan pelajar-pelajar madrasah yang kemudian

pada tahun 1921 lebih menyempurnakan penerapan sistem kelasnya. Pada

tahun 1930 Sumatra Thawalib sebagai perkumpulan di ubah menjadi Permi

(Persatuan Muslim Indonesia) sedangkan madrasahnya menggunakan nama

Thawalib saja. (Djumhur dan Danasuparta, 1976 : 161)

Page 38: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

23

2.2 Kerangka Pikir

Belanda datang untuk melakukan penjajahan dan menyebut wilayah jajahannya

sebagai Hindia-Belanda yang sekarang menjadi negara Indonesia. Selama

melakukan penjajahan, Belanda banyak mengeluarkan berbagai kebijakan di

Hindia-Belanda. Kebijakan yang dilakukan oleh Belanda ini mempengaruhi

keadaan ekonomi, sosial bahkan pendidikan masyarakat pribumi. Salah satu

kebijakan yang mempengaruhi pendidikan pribumi adalah politik etis. Salah satu

isi dari penerapan politik etis ini adalah memperhatikan pendidikan golongan

pribumi dengan cara mendirikan sekolah-sekolah bercorak modern Barat. Namun,

penerapan politik etis ternyata dinggap tidak sesuai dengan harapan kaum

pribumi, bahkan banyak muncul kabar tentang penerapan politik etis yang malah

mengakibatkan kemerosotan bagi kehidupan rakyat seperti misalnya pemanfaatan

tenaga kerja yang dibayar tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.

Pendidikan yang diterapkan oleh Belanda ternyata hanya untuk memperoleh

keuntungan bagi pihak Belanda. Pendidikan yang diberikan juga tidak merata dan

cenderung membeda-bedakan golongan rakyat pribumi elit dengan pribumi biasa,

bahkan ada golongan masyarakat pribumi yang tidak memperoleh pendidikan dan

hal ini menyebabkan kesenjangan pada masyarakat Hindia-Belanda. Keadaan ini

menimbulkan keprihatinan dikalangan kiai dan pendidik Islam yang kemudian

memunculkan kaum reformis pendidikan Islam yang menginginkan perubahan

dan pembaharuan dari sistem yang diterapkan pada lembaga pendidikan Islam.

Pemikiran adanya perubahan itu juga didasari akan adanya kesadaran bahwa

tingkat pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi kesadaran nasionalismenya

Page 39: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

24

yang memang pada tahun 1900 sudah banyak isu-isu mengenai cita-cita

kemerdekaan dan semangat nasionalisme.

Kekhawatiran akan adanya kesenjangan pendidikan masyarakat juga muncul pada

para pendidik Islam terkhusus di perguruan Sumatra Thawalib Sumatra Barat,

untuk itu munculah pemikiran bahwa memberikan pengetahuan umum dengan

sistem yang modern sangat diperlukan di samping pemberian pengetahuan

agama.Munculah pemikiran untuk mengadopsi beberapa sistem pendidikan

modern Barat untuk diterapkan dalam sistem pendidikan Islam seperti yang

diterapkan di perguruan Thawalib. Sistem pendidikan modern Barat dinilai lebih

terstruktur dan sistematis dan juga memberikan hasil yang baik, sehingga

pendidikan Islam merasa perlu mengadopsi beberapa sistem pendidikan yang

diterapkan pendidikan Islam. Awalnya perubahan sistem pengajaran ini baru

diterapkan di Sumatra Thawalib Padang Panjang yang kemudian disusul oleh

Sumatra Thawalib Parabek, hal ini karenaide mengenai perubahan sistem tersebut

banyak menuai pertentangan dari kalangan kiai dan ulama karena rasa antipati dan

kebencian terhadap penjajahan Belanda, namun syekh Abdul Karim dan syekh

Abbas sebagai tokoh reformis pendidikan Islamberusaha meyakinkan dengan

menerapkan pendidikan Islam yang dipadukan dengan beberapa sistem

pendidikan modern Barat. Meskipun pada mulanya menuai pertentangan, namun

semakin lama semakin banyak lembaga pendidikan Islam Sumatra Thawalib

lainnya yang menerapkan sistem pendidikan Islamyang telah mengadopsi sistem

pendidikan Barat, seperti Sumatra Thawalib Parabek, Sumatra Thawalib

Maninjau, Sumatra Thawalib Padang Japang dan lembaga pendidikan Islam

naungan Sumatra Thawalib lainnya. Hal ini dikarenakan para kiai perguruan

Page 40: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

25

Sumatra Thawalib menyadari bahwa perlu adanya perubahan sistem pendidikan

Islam demi kemajuan pendidikan Islam di Hindia-Belanda.

Adapun sistem pendidikan yang diadopsi oleh pendidikan Islam dari pendidikan

modern Barat yaitu penerapan sistem klasikal dan juga materi pengajaran

pengetahuan umum. Sistem klasikal dianggap baik untuk diterapkan karena

membagi murid ke dalam kelas-kelas sesuai pengetahuan yang telah didapatkan.

Dengan begitu guru akan dapat memaksimalkan materi yang disampaikan pada

muridnya. Lembaga pendidikan Islam mulai memasukan pengetahuan umum

seperti berhitung, menulis dan membaca huruf latin, matematika, bahasa, sejarah

dan ilmu bumi. Dari adanya perubahan-perubahan ini, maka lembaga pendidikan

Islam tidak lagi hanya sekedar memberikan materi pengetahuan agama saja,

bahkan lembaga pendidikan Islam sudah mulai menjadi model sekolah modern

Belanda yang dilengkapi dengan pengetahuan Agama Islam.

Page 41: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

26

Pendidikan Formal Modern Belanda

Sistem Pendidikan Islam di Sumatra

Thawalib

2.3 Paradigma

Keterangan :

: Garis Pengaruh

Page 42: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

27

REFERENSI

Munawar Cholil. 1965. Kelengkapan Tarih Nabi Muhammad SAW. Bulan Bintang

: Jakarta. Halaman : 15

Hugiono dan P.K. Poerwanata. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Bina Aksara :

Jakarta. Halaman : 9

Sartono Kartodirjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi sejarah. PT.

Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Halaman : 59

Hugiono dan P.K. Poerwanata. Op.Cit. Halaman : 7

Rhenald Kasali. 2005. Change ! Menejemen Perubahan dan Menejemen

Harapan. Gramedia : Jakarta. Halaman : 1

Ibid. Halaman : 3

Tatang Amirin. 1886. Pengantar Sistem. Rajawali Press : Jakarta. Halaman 11

Anas Sudjana. 1997. Pengantar Adminitrasi Pendidikan Sebagai Suatu Sistem.

Rosada Karya : Bandung. Halaman : 21

A. Mustafa. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. CV Pustaka Setia :

Bandung. Halaman : 11.Fatar Syukur, 2012 : 3

Fatar Syukur. 2012. Sejarah Pendidikan Islam. Pustaka Rizki Putra : Semarang.

Halaman : 3

Azyumardi Azra. 1999. Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam.

Logos Wacana Ilmu : Jakarta. Halaman : 5.

Fatar Syukur. Op.Cit. Halaman : 6

Wikipedia. Hindia-Belanda. Dikutip dari internet :

[https://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda] Diakses pada 12 Maret 2017.

Ibid.

Ibid.

Kaum Pasukuan Bujang Sambilan. 2012. Sejarah Pesisir Selatan Era Hindia-

Belanda. Dikutip dari internet :

[https://lubukgambir.Wordpress.com/2012/10/04/sejarah-pesisir-selatan-era-

hindia-belanda/] Diakses 13 Maret 2017.

Page 43: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

28

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Suatu penelitian memerlukan metode untuk memecahkan masalah. Dengan

metode tersebut diharapkan dapat mencapai hasil penelitian yang relevan. Untuk

itu, penggunaan metode dalam penelitian merupakan hal yang penting.

Menurut Winarto Surachmad, metode adalah suatu cara utama yang dipergunakan

untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis

dengan menggunakan teknik serta alat tertentu (Winarto Surachmad, 1990 : 131).

Menurut Husin Sayuti, metode adalah cara kerja yang dapat memahami objek

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Husin Sayuti, 1989 : 32).

Bedasarkan pendapat tersebut, diketahui bahwa metode adalah cara kerja atau

prosedur yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang munculpada

suatu penelitiandengan menggunakan teknik atau tata cara tertentu untuk

mencapai suatu tujuan.

Metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut

menentukan keberhasilan suatu penelitian. Hal ini dikarenakan metode adalah

cara kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan

penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

historis.

Page 44: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

29

3.1.1 Metode Historis

Metode historis menurut Louis Gottschalk yang telah diterjemahkan oleh

Nugroho Notosusanto, menyatakan bahwa metode sejarah adalah proses menguji

dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu (Nugroho

Notosusanto, 1984 : 32).

Abdurahman Surjomiharjo mengungkapkan metode historis merupakan suatu

proses yang telah dilaksanakan oleh sejarawan dalam usaha mencari,

mengumpulkan, menguji, memilih, memisahkan dan kemudian menyajikan fakta

sejarah serta tafsirnya di dalam susunan yang teratur (Abdurahman Surjomihardjo,

1979 : 133).

Definisi serupa juga disampaikan oleh Sumadi Suryabrata mengenai metode

historis yaitu usaha untuk merekonstruksikan masa lampau secara sistematis dan

objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, menferivikasi serta

mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan

(Sumadi Suryabarata, 1998 : 16).

Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa metode historisadalah

suatu aturan yang sistematis yang digunakan dalam suatu penulisan sejarah.

Menurut Abbudin Nata, ilmu pendidikan Islam yang bercorak historis adalah ilmu

pendidikan Islam yang mengfokuskan kajian pada data-data empiris yang dapat

dilacak dalam sejarah, baik yang berupa karya tulis, peninggalan berupa lembaga

maupun pendidikan dengan berbagai aspek. (Abbdudin Nata, 2010 : 3)

Page 45: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

30

Langkah-langkah yang digunakan dalam metode historis, antara lain :

1. Heuristik, yaitu kegiatan menghimpin jejak-jejak masa lalu.

2. Kritik sumber (sejarah), yakni menyelidiki apakah jejak-jejak itu

sejati, baik bentuk maupun isinya.

3. Interpretasi, yakni menetapkan makna yang saling berhubungan dari

fakta-fakta yang diperoleh itu.

4. Historiografi, yakni penyampaian sintesa yang diperoleh dalam bentuk

suatu kisah.

(Nugroho Notosusanto, 1984 : 36)

Dari langkah-langkah yang digunakan dalam metode historis tersebut, maka perlu

diadakannya deskripsi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

melaksanakan penelitian ini. Adapun deskripsi yang akan dilakukan dari langkah-

langkah metode historis tersebut, antara lain :

1. Heuristik, merupakan tahapan untuk mengumpulkan sumber-sumber

sejarah. Sumber-sumber yang dimaksudkan oleh penulis adalah sumber-

sumber buku dan juga literaturyang berkaitan dengan penelitian, maka

dalam tahapan ini, peneliti mencoba mencari dan mengumpulkan sumber-

sumber baik dalam bentuk catatan, buku sumber, literatur, arsip dan

sebagainya. Tahapan heuristik ini dilakukan untuk mencari dan

mengumpulkan sumber data yang berhubungan dengan penelitiansehingga

dapat menghilangkan keraguan pada suatu peristiwa. Pada tahapan ini,

kegiatan diarahkan pada pencarian sumber data dari buku-buku literatur

dan dokumen-dokumen terkait dengan permasalahan. Pencarian sumber-

sumber tersebut dilakukan dengan mendatangi Laboratorium Program

Studi Pendidikan Sejarah, Perpustakaan Universitas Lampung,

Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung dan juga e-book yang peneliti

temukan pada penelusuran Google Scholar. Buku-buku sumber yang

digunakan dalam penelitian ini, antara lain seperti Sejarah Nasional

Page 46: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

31

Indonesia Jilid V, Sejarah Pendidikan, Gerakan Pembaharuan Pemikiran

Islam Sumatra Thawalib, Pendidikan Islam, Lembaga Pendidikan Islam

Indonesia, Sejarah Pendidikan Islam, Pesantren dan Pembaharuan dan

sebagainya.

2. Kritik sumber, merupakan tahapan untuk memeriksa apakah sumber-

sumber yang telah diperoleh tersebut merupakan sumber yang dikehandaki

atau tidak. Setelah diperiksa, sumber yang dikehendaki ataupun sumber

yang tidak dikehendaki tersebut harus dipisahkan agar informasi yang

didapatkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.Maksud dari sumber

yang dikehendaki adalah sumber yang dapat dijadikan sebagai dasar pada

penelitian yang dalam hal ini, peneliti berusaha mengambil informasi-

informasi yang memang tepat dan diperlukan berdasarkan sumber yang

telah diperoleh.Kritik sumber dilakukan untuk menghindarkan penulis dari

manipulasi data. Kritik sumber dilakukan dengan engujian kritik yaitu

kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern lebih merujuk pada

penelitian fisik, apakah buku atau literatur tersebut bisa dipercaya dengan

cara membandingkan antara literatur satu dengan yang lain. Pada kritik

ekstern yang dilihat adalah apakah sumber buku atau literatur tersebut

memang diperlukan dalam penelitian ini dengan menyeleksi buku dan

literatur yang didapatkan. Selanjutnya untuk kritik intern lebih

menekankan pada isi buku tersebut. Bentuk kegiatan yang dilakukan

penulis pada tahapan kritik intern ini misalnya dalam sebuah buku sumber,

peneliti mengambil beberapa kalimat atau paragraf yang sesuai dengan

Page 47: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

32

penelitian agar dapat dijadikan sebagai sumber untuk memberikan

argumentasi pada tahapan interpretasi.

3. Interpretasi, merupakan tahapan memberi penafsiran terhadap informasi-

informasi yang telah didapatkan dari berbagai sumber dan dirangkai

menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.Setelah melakukan

kritik sumber, peneliti menuliskan uraian penafsiran dan analisis pada

sumber yang telah dilakukan kritik sumber. Penafsiran yang dimaksudkan

yaitu peneliti menganalisis sumber yang telah dipilih agar dapat

menuliskan uraianhasil penelitian mengenai perubahan sistem pendidikan

Islam di Hindia-Belanda Tahun 1905-1930.

4. Historiografi, merupakan tahap terakhir dalam langkah-langkah metode

historis yaitu penulisan sejarahyang dalam tahapan ini tidak hanya

menuliskan fakta-fakta atau sumber dan informasi mengenai hasil

penelitian, tetapi juga menyampaikan suatu pemikiran melalui interpretasi

yang dilakukan peneliti berdasarkan sumber informasi dan fakta hasil

penelitian. Pada tahap penyajian ini, peneliti berusaha menuliskan hasil

informasi dan intrepetasi yang telah dilakukan menjadi hasil penelitian

sebagai tugas akhir yang dilakukan oleh peneliti.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Selain memerlukan adanya suatu metode, dalam suatu penelitian juga dibutuhkan

untuk menentukan teknik dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan data

merupakan cara untuk mengumpulkan data dalam penelitian tersebut. Dalam

penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan ialah teknik

kepustakaan dan teknik dokumentasi.

Page 48: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

33

3.2.1 Teknik Kepustakaan

Teknik kepustakaanyaitu membaca literatur yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti, baik itu konsep-konsep, teori-teori yang ada untuk

memperluas pengetahuan dan analisa permasalahan.

Menurut Mestika Zed, metode kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang

berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat

serta mengolah bahan penelitian.

“Ciri-ciri studi pustaka yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Penelitian berhadapan langsung dengan teks atau angka, bukan

pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata berupa kejadian-

kejadian atau benda-benda lainnya.

b. Data pustaka bersifat siap pakai artinya sudah ada diperpustakaan.

c. Data umumnya adalah data sekunder.

d. Kondisi data pustaka tidak dibatasi ruang dan waktu.

(Mestika Zed, 004 : 4)

Teknik kepustakaan akan dilakukan dengan mempelajari berbagai karya tulis,

berbagai buku-buku jurnal, ensiklopedia, majalah, surat kabar terbitan masa lalu

untuk merangkai saran-saran tindakan dalam mengatasi suatu masalah yang

terjadi pada masa sekarang di lingkungan tertentu. (Nawawi, 1994 : 94)

Pada teknik kepustakaan ini, peneliti menggunakan beberapa buku-buku dan

literatur yng berkaitan dengan masalah penelitian seperti Sejarah Nasional

Indonesia Jilid V, Sejarah Pendidikan, Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam

Sumatra Thawalib, Pendidikan Islam, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia,

Sejarah Pendidikan Islam, Pesantren dan Pembaharuan dan sebagainya.

Page 49: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

34

3.2.2 Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik yang sangat penting dalam penelitian ilmiah,

karena dalam teknik dokumentasi ini kita akan memperoleh informasi melalui

dokumen-dokumen, buku-buku, serta sumber lain yang sesuai dengan masalah

yang akan dibahas.

Teknik dokumentasimenurut Suharsimi Aritkunto, yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,

1998 : 206)

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa seorang peneliti dalam mengumpulkan data

tidak hanya terbatas pada literatur tetapi juga melalui tetapi juga melalui

pembuktian atau mencari data lain yang berupa catatan, transkip, jurnal, buku,

surat kabar, majalah, prasati, notulen rapat, lengger, agenda, gambar arkeologi dan

lain sebagainya.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data suatu tahapan atau cara yang dilakukan oleh peneliti pada

proses mencari dan menyusun secara sistematis data-data yang telah diperoleh

dari hasil pengumpulan data.

Menurut Bogdan dan Sugiyono, teknik analisis data adalah suatu tahapan atau

cara pada proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah

dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam

Sugiyono, 2013:244)

Page 50: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

35

Setelah data-data terkumpul melalui tahapan pengumpulan data, tahapan

selanjutnya dari peneliti adalah melakukan analisis data. Teknik analisis data

yangdigunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Teknik

analisa data kualitatif lebih mewujudkan kata-kata dari pada deretan angka yang

menjadi bahan utama bagi ilmu-ilmu sosial. Data kualitatif merupakan sumber

deskripsi yang luas dan memuat penjelasan tentang proses-proses dalam keadaan

lingkungan setempat.

Analisis data kualitatif adalah data yang muncul berupa kata-kata bukan rangkaian

angka, data tersebut dikumpulkan melalui cara atau teknik yang digunakan oleh

penulis, apakah yang diperoleh dari hasil observasi dan siap untuk diproses (B

Miles dan A Michael Huberman, 1992 : 15).

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan

metode analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman, tahapan-tahapan

yang akan dilakukan dalam proses analisis data kualitatif meliputitahapan reduksi

data, penyajian data dan verifikasi data. (B Miles dan A Michael Huberman,

1992: 113).

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam teknik analisis data pada

penelitian ini, antara lain :

1. Reduksi Data yaitu sebuah proses pemulihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari

catatan di lapangan. Reduksi data juga merupakan bentuk analisis yang

tajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu

serta mengorganisir data sampai akhirnya bisa menarik kesimpulan.

Page 51: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

36

2. Penyajian Data yaitu data yang dibatasi sebagai kumpulan informasi

tersusun, memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dengan penyajian data tersebut akan dapat

dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, sehingga dalam

penganalisis atau mengambil tindakan nantinya akan berdasarkan

pemahaman yang di dapat dari penyajian tersebut.

3. Verifikasi data yaitu menarik sebuah kesimpulan secara utuh setelah

semua makna-makna yang muncul dari data sudah diuji kebenarannya,

kekokohannya, kecocokannya, sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan

yang jelas kegunaanya dan kebenarannya.

Page 52: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

37

REFERENSI

Winarto Surachmad. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknis.

Tarsito : Bandung. Halaman : 131

Husin Sayuti. 1989. Pengantar Teknologi dan Riset. CV Fajar Agung : Jakarta.

Halaman : 32.

Nugroho Notosusanto. 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer (Suatu

Pengalaman). Inti Idayu Press : Jakarta. Halaman : 32.

Abdurrahman Suryomihardjo. 1979. Pembinaan Bangsa dan Masalah

Historiografi. Yayasan Idayu Press : Jakarta. Halaman : 133.

Sumadi Suryabarata. 1998. Metodologi Penelitian. Raja Grafindo Persada :

Jakarta. Halaman : 16.

Abbudin Nata. 2010. Sejarah Pendidikan Islam : Pada Periode Klasik dan

Pertengahan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Halaman : 3.

Nugroho Notosusanto. Op.Cit. Halaman : 36.

Mestika Zed. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia :

Jakarta. Halaman : 4.

HadariNawawi. 1994. Metode Pemelitian. Depdikbud : Jakarta. Halaman : 94.

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. P.T.

Rineka Cipta : Jakarta. Halaman : 206.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta CV.

Bandung : Bandung. Halaman : 244.

Mattew Miles B dan Michael Hoberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Universitas Indonesia Press : Jakarta. Halaman: 15.

Ibid.113

Page 53: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

84

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan di dalam

bab-bab di atas,maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Perubahan

Sistem Pendidikan Islam diSumatra Thawalib pada tahun 1918-1925, antara lain :

1. Sistem pengajaran, Pendidikan Islam di Sumatra Thawalib yang semula masih

tradisional berubah menjadi sistem klasikal atau sistem kelas dengan

menggunakan bangku, meja sebagai sarana dan mengklasifikasikanmurid

berdasarkan tingkat pengetahuan. Penerapan sistem kelas ini diawali oleh

Sumatra Thawalib Padang Panjang yang kemudian diikuti oleh perguruan

Sumatra Thawalib lainnya. Pembagian kelas terdiri dari kelas rendah,

menengah dan tinggi. Kelas-kelas tersebut kemudian dipecah lagi menjadi

beberapa tingkatan seperti kelas rendah yaitu kelas 1, 2, 3 dan 4, kelas

menengah yaitu kelas 5 dan 6 dan kelas tinggi yaitu kelas 7.

2. Isi materi pengajaran Pendidikan Islam di Sumatra Thawalib tidak lagi hanya

memberikan pengajaran tentang agama, tetapi juga telah memasukan

pengetahuan umum. Mata pelajaran agama terdiri dari : ilmu fiqih, ilmu tauhid,

tafsir, hadis, sejarah Islam, mantik dan Bahasa Arab. Mata pelajaran umum

meliputi ilmu bumi, sejarah, berhitung, membaca dan menulis latin, bahasa

Indonesia, bahasa inggris dan juga bahasa Belanda.

Page 54: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

85

5.2 Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis

menyampaikan saran-saran diantaranya, sebagai berikut :

1. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang Pendidikan Islam di Sumtra Thawalib

karena masih banyak sisi lain yang masih bisa dikaji lebih lanjut agar

memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang Pendidikan Islam diHindia-

Belanda.

2. Diharapkan dapat lebih mengerti tentang perubahan sistem pendidikan Islam

Pada Pendidikan Islam diHindia-Belanda tahun 1918-1925.

Page 55: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

DAFTAR PUSTAKA

Arif,Mahmud. 2008. Pendidikan Islam Transformatif. LkiS : Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. P.T.

Rineka Cipta : Jakarta.

Azra, Azyumardi. 1999. Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam.

Logos Wacana Ilmu : Jakarta.

______________. 2012. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di tengah

Tantangan Milenium III. Kencana : Jakarta.

Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu (Edisi Revisi). Rajawali Press : Jakarta

Budiyanto, Mangun. 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Ombak : Yogykarta.

Cholil, Munawar. 1965. Kelengkapan Tarih Nabi Muhammad SAW. Bulan

Bintang : Jakarta.

Daya, Burhanuddin. 1995. Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam Kasus

Sumatra Thawalib. PT. Tirta Wacana Yogya : Yogyakarta.

Dhofier, Zamakhasyari. 1985. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup

Kiai. LP3ES : Jakarta.

Djumhur dan Danasuparta. 1976. Sejarah Pendidikan. CV Ilmu : Bandung.

Hasbullah. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Hugiono dan P.K. Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Bina Aksara :

Jakarta.

Ihsan, Fuad. 2011. Dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta : Jakarta.

Jahja, Abdjan. 2013. Paradigma Pendidikan Islam. Ombak : Yogyakarta.

Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi sejarah.

PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Kasali, Rhenald. 2005. Change ! Menejemen Perubahan dan Menejemen

Harapan. Gramedia : Jakarta.

Page 56: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

M. Arifin. 1991. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Bumi Aksara :

Jakarta.

Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Suatu Kajian Tentang

Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Seri INIS XX. INIS :

Jakarta.

Mattew B, Miles, Hoberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas

Indonesia Press : Jakarta.

Muchtaroh, Zuhairini dkk. 2004. Sejarah Pendidikan Islam. Bumi Aksara :

Jakarta.

Mustafa, A. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. CV Pustaka Setia :

Bandung.

Nata, Abuddin. 2010. Sejarah Pendidikan Islam : Pada Periode Klasik dan

Pertengahan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1994. Metode Pemelitian. Depdikbud : Jakarta.

Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer (Suatu

Pengalaman). Inti Idayu Press : Jakarta.

__________________. 2008. Sejarah Nasional Indonesia V : Zaman Kebangkitan

Nasional dan Masa Hindia BelandaI. Balai Pustaka : Jakarta.

Qomar, Mujamil. 2005. Pesantren : Dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi. Erlangga : Jakarta.

Raharjo, M Dawan. 1974. Pesantren dan Pembaharuan. LP3S : Jakarta.

Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Teknologi dan Riset. CV Fajar Agung : Jakarta.

Subhan, Arief. 2012. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad ke-20. Kencana

: Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta CV.

Bandung : Bandung.

Suminto, Aqib. 1984. Politik Islam Hindia Belanda. LP3ES : Jakarta.

Surachmad, Winarto. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknis.

Tarsito : Bandung. Halaman : 131

Suryabarata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Raja Grafindo Persada :

Jakarta.

Suryomihardjo, Abdurrahman. 1979. Pembinaan Bangsa dan Masalah

Historiografi. Yayasan Idayu Press : Jakarta.

Page 57: PENDIDIKAN ISLAM DI HINDIA-BELANDA TAHUN 1918 1925 ...digilib.unila.ac.id/26188/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Islam sudah muncul sejak sebelum Belanda melakukan

Syukur NC, Fatah. 2012. Sejarah Pendidikan Islam. Pustaka Rizki Putra :

Semarang.

Tafsir, Ahmad. 1996. Pendidikan Agama dalam Keluarga. Remaja Rosdakarya :

Bandung.

Utomo, Cahyo Budi. 1995. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia Dari

Kebangkitan Hingga Kemerdekaan. IKIP Semarang Press : Semarang.

Wahid, Abdurrahman. 1974. Bunga Rampai Pesantren. CV. Dharma Bhakti :

Jakarta.

Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia :

Jakarta.

Ziemek, Manfred. 1986. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Diterjemahkan oleh

Butche B. Soendjojo. P3M : Jakarta.