bab iii metodologi penelitian a. metode dan desain...
TRANSCRIPT
-
23
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelilitian
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode
eksperimen yaitu prosedur pemecahan masalah yang dilaksanakan dengan
menciptakan suatu perlakuan yang berfungsi sebagai variabel bebas dan
sengaja diciptakan pada suatu objek. Adapun jenis metode dalam
penelitian ini yaitu metode penelitian eksperimen kuasi atau disebut quasi
experimental research. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012, hlm.107).
Penelitian ini melibatkan dua kelas pada tingkat VII SMP Negeri
45 Bandung, yaitu satu kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan
(treatment) berupa pembelajaran bahasa Indonesia berfokus pada
keterampilan menyimak dongeng dengan tenik dictogloss, dan satu kelas
pembanding yang tidak dikenai perlakuan tetapi pembelajaran di kelas
tersebut dilakukan secara terlansung (sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh pendidik di SMPN 45
Bandung).
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Nonequivalent
Control Grup Design. Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yang tidak
dipilih secara acak, dengan menggunakan teknik sampling Nonprobability
Sampling yaitu purposive sampling. Sugiono (2001, hlm.61) menyatakan
bahwa sampling purposive adalah teknik pengumpulan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Peneliti lainnya Margono (2004, hlm.128)
menegaskan pengambilan sampel berdasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan populasi yang sudah
diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubingi
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan
tujuan penelitian.
-
24
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nonequivalent Control Group Design menempatkan subyek
penelitian ke dalam dua kelompok yang dibedakan menjadi kategori kelas
eksperimen dan kelas pembanding. Kelas eksperimen diberi perlakuan
yaitu pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik dictogloss.
Perlakuan tetap dilaksanakan di kelas pembanding, akan tetapi dalam kelas
pembanding dilakukan pembelajaran terlangsung
Teknis penelitian dalam desain ini yaitu kedua sampel diberi dua
kali tes. Prates untuk mengetahui keadaan awal dan pascates untuk
mengetahui kemampuan akhir, serta mengetahui adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.
Metode eksperimen kuasi digunakan untuk melihat keefektifitasan
variabel bebas (teknik dictogloss) terhadap variabel terikat (hasil
menyimak dongeng). Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian (Sugiono)
Kelompok Prates Perlakuan Pascates
Eksperimen O1 X O2
Pembanding O3 O4
(Sugiono, 2015, hlm 112)
Keterangan:
X : Perlakuan (Kegiaatan Pembelajaran Menggunakan Teknik
Dictogloss dalam pembelajaran menyimak dongeng)
O1 : Nilai prates kelompok eksperimen
O2 : Nilai pascates kelompok eksperimen
O3 : Nilai prates kelompok kontrol
O4 : Nilai pascates kelompok kontrol
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP
Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2016/2017. Populasi ini dipilih karena
pembelajaran menyimak dongeng sebagaimana dalam Kurikulum
-
25
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KTSP 2006 yang terdapat di jenjang kelas VII Semester Ganjil. Siswa
yang menjadi populasi tersebut tersebar dalam 10 kelas yaitu kelas
VII-A, VII-B, VII-C, VII-D, VII-E, VII-F, VIIG, VII-H, VII-Idan VII-
J
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 45 Bandung, maka
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 45
Bandung.
Tabel 3.2 Rincian Siswa Kelas VII SMP Negeri 45 Banding
Populasi
Jumlah Siswa Jumlah
Keseluruhan Laki-Laki Perempuan
kelas VII A 17 19 36
kelas VII B 19 18 37
kelas VII C 16 18 34
kelas VII D 20 20 40
kelas VII E 16 21 37
kelas VII G 18 20 38
kelas VII G 20 19 39
kelas VII H 16 24 40
kelas VII I 15 22 37
Jumlah Total
Siswa
157 181 338
(Sumber: staff TU SMPN 45 Bandung)
-
26
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sampel
a. Sampel adalah sebagian dari populasi. Penentuan sampel dalam
penelitian ini dilakukan menggunakan teknik sampel purposif
(purposive sampling). Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan
desain penelitian eksperimen kuasi nonequaivalent control group
design, yang tidak dipilih secara random. Sampling purposif adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang
artinya peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena
adanya pertimbangan untuk memilih kelas dengan siswa yang
memiliki kemampuan homogen. Dengan kriteria maampu memuhi
faktor-faktor yang mempengaruhi proses menyimak, seperti alat
dengar, situasi/kondisi, konsentrasi, dan tujuan pembelajaran.
Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari sepuluh kelas
di SMP Negeri 45 Bandung. Satu kelas sebagi kelas eksperimen,
dan satu kelas sebagai kelas pembanding. Pemilahan dua kelas ini
merupakan wakil dari jumlah poulasi yang akan diteliti.
Pemilihan kelas penelitian juga disesuaikan dengan
rekomendasi guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 45 Bandung
Ibu Dwi Astutie, S.Pd pada tahun ajaran 2016/2017. Rincian
sampel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
Sampel Kelas Jumlah Jumlah
Laki-laki Perempuan
Kelas Ekperimen VII-B 19 18 37
Kelas Pembanding VII-C 16 18 34
Jumlah 35 36 71
Sumber: staf TU SMPN 45 Bandung
-
27
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan penelitian itu sendiri.
1) Tes
Tes ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan pada kemampuan menulis petunjuk siswa sebelum dan sesudah
penerapan metode dictogloss. Pada tahap ini peneliti melakukan dua kali
tes yang terdiri dari prates dan pascates pada siswa kelas eksperimen dan
kelas pembanding. Kedua tes tersebut dilakukan untuk mengetahui
perkembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak
dongeng.
Soal tes dibuat berdasarkan tes kemampuan menyimak, dalam ranah
kognitif memiliki tingkatan-tingkatan seperti yang dikembangkan oleh
Bloom (Nurgiyantoro, 1995, hlm. 237). Tingkatan-tingkatan tes aspek
kognitif yang dimaksud dari tingkat ingatan (C1) sampai dengan tingkat
analisis (C4). Berdasarkan kedua ranah kognitif ini maka soal tes
menyimak dongeng dibuat berdasarkan tingkatan yang meliputi tingkat
ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C5).
Berdasarkan adanya tingkatan dalam soal tes menyimak dongeng
ini, maka peneliti membuat adanya daya pembeda setiap soal, yaitu dengan
adanya bobot. Pertanyaan mengenai unsur-unsur intrinsik dongeng
memiliki bobot yang berbeda. Misalnya soal nomor satu siswa diminta
menyebutkan nama-nama tokoh yang ada dalam dongeng, soal tersebut
merupakan soal ranah kognitif tingkat ingatan (C1) yang tidak terlalu
membutuhkan kemampuan berpikir siswa terlalu dalam. Sehingga bobot
yang diberikan untuk soal nomor satu adalah satu. Semakin besar bobot
soal maka semakin tinggi pula tingkatan soal ranah kognitif, juga semakin
besar skor siswa. Penentuan bobot soal dan skor yang akan diperoleh siswa
diatur dalam kriteria penilaian. Agar lebih jelas berikut adalah kriteria
penilaian menyimak dongeng.
-
28
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Ranah Kognitif untuk Menyimak
Dongeng
No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penilaian
1. Menemukan hal-
hal yang menarik
dalam dongeng
yang terdapat
dalam unsur-unsur
insrinsik di
dongeng
meliputi:
1. tokoh
3
2
1
Siswa mampu menyebutkan tiga tokoh utama yang
ada di dalam dongeng dengan tepat:
1) Pussi
2) Belang
3) Ibu
Siswa mampu menyebutkan dua tokoh dongeng
dengan tepat.
Siswa mampu menyebutkan satu tokoh yang ada di
dalam dongeng dengan tepat.
2. perwatakan
6
5
4
3
Siswa mampu menjelaskan tiga perwatakan yang
ada di dalam dongeng dengan tepat:
1. Pussi: Kucing yang manja, pemarah, dan tidak
bersyukur dengan apa yang dia punyya saat ini.
Akan tetapi setelah ia bertemu dengan si belang,
ia berubah menjadi baik hati, penyayang, dan
mensyukuri apa yang ia miliki sekarang.
2. Belang: kucing yang baik hati, dan bersyukur
terhadap apa yang sudah dimilikinya.
3. Ibu: Ibu Pussi yang penyabar, sangat baik, dan
menyayangi anak kucing
Siswa mampu menjelaskan dua tokoh dengan tepat
dan satu tokoh dengan kurang lengkap.
Siswa mampu menjelaskan dua perwatakan yang
ada di dalam dongeng dengan tepat.
Siswa mampu menjelaskan satu perwatakan yang
ada di dalam dongeng dengan tepat.
3. latar/setting,
3
Siswa mampu menjelaskan tiga latar dengan tepat:
1. Latar tempat (rumah Pussi, kamar Pussi, dapur,
-
29
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
1
halaman rumah Pussi)
2. Latar waktu ( pagi hari).
3. Latar suasana (haru, sedih, bahagia).
Siswa mampu menjelaskan dua latar dengan tepat.
Siswa mampu menjelaskan satu latar dengan tepat.
Siswa mampu menjelaskan satu latar yang ada di
dalam dongeng dengan tepat.
4. alur,
5
Siswa mampu menyebutkan alur yang ada di dalam
dongeng dengan tepat, disertai penjelasan mengenai
tahapan alur. Penjelasan yang dikemukakan tepat:
Alur Maju: karena memiliki hubungan sebab akibat
dan sesuai dengan tahapan dongeng yaitu
pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks,
peleraian, dan penyelesaian.
Pengenalan: ketika Pussi sedang menangis
dikaarnya dan melihat ada jucing sedang memakan
sisa makanan di tong sampah. Pussi hendak
melerainya, dan mereka berkenalan satu sama lain.
Klimaks: ketika Belang menceritakan betapa
nikmatnya hidup si Pussi yang memiliki apa yang ia
tidak miliki, seperti kedua orang tua dan rumah
yang dapat melindungi ia dari hujan dan terik
matahari. Pussi terentuh akan perkataan Belang
Peleraian: untuk rasa terimakasih Pussi kepada
Belang yang sudah mengingatkannya untuk
bersyukur, Pusii mengajak Belang makan makanan
yang layak kepada Belang di rumahnya
Penyelesaian: Pusii meminta maaf kepada ibunya
atas semua perbuatan yang ia telah lakukan kepada
kedua orang tuanya, dan Pussi mengenalkan Belang
pada ibunya. Ibunya sangat terharu dengan
-
30
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
2
1
perbuatan dan sikap baik yang dimiliki Belang.
Belang diperbolehkan untuk sering bermain dengan
anaknya Pussi..
Siswa mampu menyebutkan alur yang ada di dalam
dongeng dengan tepat disertai penjelasan mengenai
tahapan alur. Penjelasan yang dikemukakan kurang
tepat.
Siswa mampu menyebutkan alur yang ada di dalam
dongeng dengan tepat , namun tidak disertai
penjelasan mengenai tahapan alur.
Siswa hanya mampu menyebutkan alur tanpa ada
pejelasan mengenai tahapan alur
5. amanat/pesan
moral
3
2
1
Siswa mampu menyebutkan tiga dari beberapa
amanat yang ada di dalam dongeng dengan tepat
sesuai dengan tema:
1. Berbaktilah kepada orang tua, dengan cara tidak
menjadi anak yang manja (memiliki sikap
mandiri)
2. Berbagilah kepada sesama mahkluk tuhan
3. Bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki
Siswa mampu menyebutkan dua amanat yang
terdapat dalam dongeng
Siswa manyebutkan satu yang ada di dalam
dongeng dengan tepat namun kurang sesuai dengan
tema.
6. tema
2
Siswa mampu menyebutkan tema dengan tepat
yang ada di dalam dongeng maupun tema minor
yang ada di dalam dongeng yang mendukung tema
mayor:
Tema mayor: kemanusiaan dan kasih sayang dalam
keluarga
-
31
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
Tema minor: selalu bersyukur terhadap apa yang
sudah dimiliki
Siswa kurang tepat menyebutkan tema yang ada di
dalam dongeng namun menyebutkan tema minor
tetapi tidak mendukung tema mayor.
2. Menemukan hal-
hal menarik dalam
dongeng
5
4
3
2
1
Siswa mampu menemukan lima hal menarik yang
terdapat dalam dongeng.
Siswa mampu menemukan empat hal-hal menarik
dari dongeng.
Siswa mampu menemukan tiga hal-hal menarik dari
dongeng.
Siswa mampu menemukan dua hal-hal yang
menarik dari dongeng.
Siswa mampu menemukan satu hal yang menarik
dari dongeng.
Perhitungan nilai akhir adalah sebagai berikut:
Nilai siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (27) x 100
Diadaptasi dari:
Nurgiyantoro, B. (1995). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Berikut merupakan transkrip dari dongeng fabel yang digunakan untuk
prates dan pascates. Dengan judul “Pussi dan si Belang”
Pusi Bergelas lari masuk ke kamarnya dan menutup pintunya dengan keras
“bruuug” suara bantingan pintu.
Pussi menangis meraung-raung (suara seokor anak kucing menagis). Panggilan
ibunya tidak dihiraukan. Sampai pada akhirnya, Pussi mendengar ada suara
berisik (suara krasak-krusuk berisik gesekan plastik) diluar jendela kamarnya.
Pussi pun berhenti menangis. Dia inggin tahu, suara apa itu.
-
32
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian si Pusii mengintip dari jendela kamarnya. Ternyata ada seekor anak
kucing kecil yang sedang membongkar tempat sampahnya.
“Hay, sedang apa kamu? Itu sampah! Kotor!” tegur si Pussi.
Kucing kecil itu sedikit terkejut, tapi tersenyum.
“Namaku sei Belang, aku sedang mencari makan. Di tempat sampahmu ada duri
ikan lele yang sangat enak!” kata si Belang menjawab sapaan si Pussi.
Kemudian, si Pusii melompat keluar dari jendela, dan mendekati si Belang. Si
Pusii bertanya kepada si Belang
“Apakah ibumu tidak menggorengkan ikan untuk mu?”
“kalau aku punya ibu, pasti aku enak, ada yang menyiapkan makanan. Tapi aku
tidak punya ibu. “ si Belang tertunduk sedih.
Si pussi bertanya ragu “sekarang kamu tinggal dengan siapa?”
Belang menjawab “aku tidak punya rumah, auk sendirian”
“kamu senang yah punya rumah, ibu, dan ayah. Apakah kamu punya adik? Tentu
senang sekali rasanya punya adik. Apakah punya adik itu menyenangkan? adik
banyi biasanya suka manangis, dan ibu jadi repot mengurus adi. Kalau aku punya
adik, aku akan membantu ibu mengurusnya. Adik kecil itu lucu, kalau sudah
besar, dia bisa diajak bermain. Woaaah.. itu asiik”
Mendengar kata-kata si Belang, si Pussi terdiam. Dia berfikir dan biacara dalam
hati. “Kasihan si Belang gak ada ibu, ayah, bahkan ga punya rumah. Untuk
makan pun ia mencari sendiri. Si Belang baik, ia ingin punya adik, dan
menyayangi adiknya. Aku jadi malu. Aku tak sebaik si Belang.” Kata Pussi dalam
hati. Aku suka marah, dan minta disuapi ibu. Aku belum pernah membantu ibu
mengurus adik.
Si Pussi teringat dengan ikan lele yang di goreng ibunya. Kemudian, si Pusii
masuk kerumah, untuik mengambil ikan lele goreng, untuk dimakan bersama Si
Belang.
“Ibu, lelenya masih ada kan? Boleh Pussi minta dua? Diluar ada teman baru yang
sangat baik. Pussi mau makan bersama dia. Pussi tiadak usah disuapi ya Bu”
Ibunya tersenyum sanang saat mendengar perkataan Pussi. Pussi tiba-tiba
-
33
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berubah.
“Tentu saja sayang, ajak teman mu makan bersama yah..”
Kemudian, si Pussi keluar menggil Si Belang dan mengajaknya masuk untuk
memakan lele goreng bersama. Si Belang sangat senang menerima ajakan si
Pusii”
Waaah.. sekarang Pusii jadi baik ya bu. Iya aku uga baik seperti Pussi.
Si Belang memenag anak kucing yang baik. Ia inggin menemani si Pusii menjaga
adik bayinya. Tentu saja ibu sangat senang. Ibu Pussi pun berkata
“belang, kamu anak kucing yang baik, kamu boleh sering main kesini, dan makan
bersama si Pusii yaa.. “
Tentu si Belang sangat senang karena dia tidak usah mengrek sampah lagi untuk
mencari makanan.
Pussi tersenyum sembari memeluk ibunya, Pussi sangat bersyukur ia punya
rumah, ibu, ayah, adik yang lucu, dan teman baru yang baik.
“Pussi berjanji gak akan gampang marah, gampang nangis, atau berteriak-teriak,
Pussi mau jadi anak yang baik, dan sayang sama Abi.”
Diva juga sayang sama ibu, Pupus juga. iya sayang, ibu juga sayang Diva dan
Pupus.
Dongeng yang akan digunakan dalam tes awal dan tes akhir adalah
dongeng berjudul “Si Pusi dan Si Belang” (sumber dongeng tercantum). Adapun
instrumen tes yang akan digunakan dalam tes awal dan tes akhir adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Intrumen Tes Awal dan Tes Akhir
Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Mampu
mengidentifikasi
hal menarik dari
unsur-unsur
instrinsik dalam
dongeng
Tes Uraian Tentukan hal-hal yang
manrik dari unsur-unsur
intrinsik berikut ini!
1. Tema
2. Alur
3. Tokoh
-
34
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Penokohan
5. Setting
6. Pesan moral/amanat
2. Mampu
mengungkapkan
alasan yang logis
terhadap hal-hal
menarik dari
dongeng
Tes Uraian Setelah mengidentifikasi hal-
hal menarik dari dongeng,
berikanlah alasan yang logis,
terhadap dongeng yang
disimak!
a. Prates
Diberikan untuk memperoleh data terkait kemampuan awal peserta
didik dalam pebelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan menyimak
dongeng.
Sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2013, hlm.112) bahwa tes
awal dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang
berkaitan dengan kompetensi atau bahan ajar yang akan dipelajarinya.
Pelaksanaan tes awal prates dilaksanakan sebelum peserta didik mendapatkan
perlakuan dari peneliti. Prates dilaksanakan di kelas ekperimen maupun kelas
pembanding
b. Pascates
Untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah mendapat
perlakuan. Pascates dilaksanakan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen
dan kelas pembanding. Berikut ini adalah lembar prates dan pascates
kemampuan menyimak dongeng
-
35
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Instrumen Soal Prates dan Pasca Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Petunjuk Umum:
1. Bacalah dengan seksama soal terlebih dahulu!
2. Silahkan bertanya jika belum mengerti mengenai soal tersebut!
3. Simaklah dongeng yang akan diperdengarkan oleh guru dengan cermat
dan teliti!
4. Guru hanya memutarkan dongeng sekali!
5. Tidak ada pemutaran ulang oleh guru!
6. Silahkan menyimak!
Petunjuk Pengerjaan:
1. Tulislah no absen kalian di bagian kode pada lembar soal yang telah
disediakan!
2. Kerjakanlah pada lembar jawaban yang telah disediakan!
Soal:
1. Setelah menyimak dengan seksama. Tentukanlah hal-hal manarik
berdasarkan unsur intrinsik yang terdapat dalam dongeng!
1. Tema
2. Alur
3. Seting
4. Tokoh
5. Penokohan
6. Nilai moral/amanat
2. Berikan alasan yang logis sesuai dengan hal-hal menarik dalam dongeng
yang telah disimak!
(waktu yang disediakan maksimal 20 menit)
-
36
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
Lembar Jawaban Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lembar jawaban
Isilah jawaban dari soal dilembar jawaban yang telah disediakan!
Kode:............
Kelas:...........
Tanggal:...........
1. Hal-hal menarik dalam unsur intrinsik!
a. Tema:
..............................................................................................................
..............................................................................................................
b. Alur:
..............................................................................................................
..............................................................................................................
c. Tokoh:
..............................................................................................................
.............................................................................................................
d. Penokohan
...........................................................................................................
..........................................................................................................
e. Setting:
..............................................................................................................
..............................................................................................................
f. Pesan moral/amanat:
-
37
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
..............................................................................................................
..............................................................................................................
...........................................................................................................
2. Alasan terkait dengan hal menarik dalam dongeng!
- ...............................................................................................................
..............................................................................................................
- ...............................................................................................................
.................................................................................
- ...............................................................................................................
..............................................................................................................
- ...............................................................................................................
...............................................................................................................
.................................................................................
- ...............................................................................................................
............................................................................................................
Tabel 3.8
Kunci Jawaban
Berikut merupakan kunci jawaban yang sudah disesuaikan dengan
kriteria penilaian
1. Hal-hal manarik dalam unsur intrinsik!
a. Tema:
mayor: Kemanusian, kasih sayang, dan persahabatan
minor: selalu bersyukur terhadap apa yang sudah dimiliki
b. Alur:
alur Maju: karena memiliki hubungan sebab akibat dan sesuai
dengan tahapan dongeng yaitu pengenalan, konflik, komplikasi,
klimaks, peleraian, dan penyelesaian.
Pengenalan: ketika Pussi sedang menangis dikaarnya dan melihat
ada jucing sedang memakan sisa makanan di tong sampah. Pussi
hendak melerainya, dan mereka berkenalan satu sama lain.
Klimaks: ketika Belang menceritakan betapa nikmatnya hidup si
-
38
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pussi yang memiliki apa yang ia tidak miliki, seperti kedua orang tua
dan rumah yang dapat melindungi ia dari hujan dan terik matahari.
Pussi terentuh akan perkataan Belang
Peleraian: untuk rasa terimakasih Pussi kepada Belang yang sudah
mengingatkannya untuk bersyukur, Pusii mengajak Belang makan
makanan yang layak kepada Belang di rumahnya
Penyelesaian: Pusii meminta maaf kepada ibunya atas semua
perbuatan yang ia telah lakukan kepada kedua orang tuanya, dan
Pussi mengenalkan Belang pada ibunya. Ibunya sangat terharu
dengan perbuatan dan sikap baik yang dimiliki Belang. Sehingga
belang diperbolehkan untuk sering bermain dengan anaknya Pusii.
c. Tokoh:
1) Pussi
2) Belang
3) Ibu
d. Penokohan:
1) Pussi: Kucing yang manja, pemarah, dan tidak bersyukur
dengan apa yang dia punyya saat ini. Akan tetapi setelah ia
bertemu dengan si belang, ia berubah menjadi baik hati,
penyayang, dan mensyukuri apa yang ia miliki sekarang.
2) Belang: kucing yang baik hati, dan bersyukur terhadap apa yang
sudah dimilikinya.
3) Ibu: Ibu Pussi yang penyabar, sangat baik, dan menyayangi anak
kucing
e. Setting/ latar:
1) latar tempat (rumah Pussi, kamar Pussi, dapur, halaman rumah
Pussi)
2) latar waktu ( pagi hari).
3) latar suasana (haru, sedih, bahagia).
f. Pesan moral/amanat:
1) berbaktilah kepada orang tua, dengan cara tidak menjadi anak
-
39
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang manja (memiliki sikap mandiri)
2) berbagilah kepada sesama mahkluk tuhan
3) bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki
2. Alasan terkait dengan hal menarik dalam dongeng!
a. Berbaiktilah kepada kedua orang tua
b. Bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki, karena dengan
bersyukur kita akan jauh lebih menikmati apa yang menjadi
kepnyaan kita.
c. Harus baik dengan sesama, karena berbagi itu merupakan hal
yang mulia, dan merupakan sikap yang terpuji
d. Jangan suka membantah kedua orang tua, karena tidak semua
anak memuliki kesempatan untuk tumbuh besar dengan kedua
orangtuanya
2) Non Tes
1) Instrumen Perlakuan
a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Intrumen Perlakuan berbentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dalam kelas ekperimen dan kelas pembanding. Rancangan Pembelajaran
menggunakan teknik dictogloss pada pembelajaran menyimak dongeng
terdapat di kelas ekperimen.
Penerapan teknik dictogloss dalam pembelajaran menyimak dongeng
bahasa Indonesia pada kelas VII SMP N 45 Bandung sebagai berikut
Tabel 3.9
Tabel Perlakuan Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH : SMP N 45 Bandung
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS : VII
-
40
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SEMESTER : I
STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan :
5. Mengapresiasi dongeng yang telah diperdengarkan
KOMPETENSI DASAR :
5.1 Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan
MATERI PEMBELAJARAN :
A. Pengertian dongeng
Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak
masuk akal (Nurgiantoro, 2005, hllm.198). Pendapat lain mengenai dongeng adalah cerita yang
tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh (KBBI 2007,
hlm.274). Masih mengenai dongeng dalam buku Bibliocollège Charles Perrault Lezin mengatakan
bahwa « Le conte est un court récit d’aventures imaginaires mettant en scène des situations et des
personnages surnaturels. » Dongeng adalah cerita pendek tentang petualangan khayal dengan
situasi dan tokoh-tokoh yang luar biasa dan gaib.
Disipulkan bahwa dongeng merupakan ceria yang tidak bisa dibenarkan keberadaannya,
dipenuhi dengan imajinasi yang terkadang tidak masuk akal denan menampilkan siuasi dan para
tokoh yang luar biasa.
B. Ciri-ciri dongeng
1. Isinya khayalan
2. Anonim (tanpa pengrang)
3. Milik bersama
4. Istanasentris (fukus ceritanya adalah para raja atau kerajaan)
5. Beredar dari mulut ke mulut atau secara lisan.
C. Jenis-jenis dongeng (tema, alur, konflik, penokohan, sudut pandang, dan amanat)
1. Dongeng Mite
Mite adalah jenis dongeng yang menceritakan kisah-kisah ajaib, tokoh/pelakunya dewa, roh
halus atau peri dan sejenisnya.
Misal: Nyai Roro Kidul, Kuntilanak, dan sebagainya.
-
41
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Lagenda
Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat.
Misalnya Sangkuriang (dongeng terjadinya Gunung Tangkuban Perahu di Jawa barat), Si
Malin Kundang (dongeng terjadinya sebuah batu besar di pantai Sumatra Barat), dan Loro
Jonggrang (dongeng terjadinya Candi Prambanan).
3. Fabel
Fabel adalah dongeng yang pelaku-pelakunya binatang.
Misalnya,Si Kancil mencuri timun.
4. Hikayat
Hikayat adalah dongeng yang ceritanya pengaruh arab yang banyak mengisahkan raja-raja
sakti.
Misalnya, cerita Seribu Satu Malam dan Aladin.
5. Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai adalah dongeng yang menceritakan yang di dalamnya terdapat cerita lagi
yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya,
Misalnya, Seribu Satu Malam.
6. Tema dongeng
Temanya selalu berkaitan dengan sisi kehdupan manusia dan memiliki nilai moral yang dapat
diperoleh dari setiap dongeng yang berkembang baik mengenai kemanusiaan, kasih sayang,
kekuasaan, keagamaan, dan sebagainya.
7. Tujuan (amanat/nilai moral yang dapat diambil dari setiap dongeng)
Untuk memberi pesan-pesan moral yang baik, yang diharapkan bisa diteladani dalam
kehidupan sehari-hari
D. Unsur Intrinsik Dongeng:
1. Alur/Plot
Merupakan hubungan antar peristiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan peristiwa
secara kronologis (Nurgiyantoro, 2009, hlm.112). Stanton (Nurgiyantoro, 2009, hlm.113) juga
berpendapat bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang di dalamnya terdapat
hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa
yang lain. Plot juga dapat berupa cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh dalam
bertindak, berpikir, berasa, dan mengambil sikap terhadap masalah yang dihadapi.
Pengembangan plot dalam cerita didasarkan pada peristiwa, konflik, dan klimaks. Tiga unsur
-
42
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penentu plot ini memiliki keterkaitan yang rapat. Kemenarikan cerita tergantung dari ketiga
unsur ini.
2. Tokoh dan penokohan
Unsur penokohan mencakup pada tokoh, perwatakan, dan bagaimana penempatan dan
pelukisannya dalam cerita (Nurgiyantoro, 2009, hlm.166). Berikut ulasan tentang unsur-unsur
penokohan.
1) Tokoh
Tokoh rekaan dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan
tersebut didasarkan pada sudut pandang dan tinjauan seperti, tokoh utama, tokoh protagonis,
tokoh berkembang, dan tokoh tipikal.
a) Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel. Tokoh yang paling
banyak diceritakan, sering hadir dalam setiap kejadian, dan berhubungan erat dengan tokoh-
tokoh lain. Tokoh utama kemungkinan ada lebih dari satu dalam sebuah novel. Kadar
keutamaannya ditentukan dengan dominasi penceritaan dan perkembangan plot secara utuh.
Sedangkan tokoh tambahan merupakan lawan dari tokoh utama. Tokoh tambahan lebih sedikit
pemunculannya dalam cerita dan kehadirannya hanya ada permasalahan yang terkait tokoh
utama (Nurgiyantoro, 2009, hlm.177).
b) Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
Berdasarkan fungsi penampilannya dalam cerita tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
tokoh protagonis dan antagonis. Altenberd dan Lewis (Nurgiyantoro, 2009, hlm.178)
mengemukakan bahwa tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi dan sering dijadikan
pahlawan yang taat dengan norma-norma, nilai-nilai sesuai dengan konvensi masyarakat.
Berbeda dengan Protagonis, tokoh antagonis merupakan tokoh yang menjadi lawan dari tokoh
protagonis. Tokoh antagonis tidak banyak digemari karena banyak menganut nilai-nilai
penyimpangan.
3. Setting/latar
Menurut Nurgiyantoro (2009: hlm.220) latar dibedakan menjadi dua, latar netral dan latar
tipikal. Latar netral merupakan latar yang tidak mendeskripsikan secara khas dan tidak
memiliki sifat fungsional. Latar netral tidak menjelaskan secara pasti cerita terjadi dimana,
kapan, dan dalam lingkungan sosial yang seperti apa. Contoh latar netral seperti di desa, kota,
hutan, suatu waktu, dan lain sebagainya. Lain halnya dengan latar tipikal, latar tipikal
-
43
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjelaskan secara konkret sifat khas latar tertentu. Kejelasan latar tipikal memudahkan
pembaca dalam pengimajinasian, karena pada latar tipikal ada keterkaitan yang rapat dengan
realitas pada kehidupan nyata.
1) Unsur-unsur Latar
Unsur-unsur latar menurut Nurgiyantoro (2009, hlm.227) dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
tempat, waktu, dan sosial. Berikut ulasan tentang unsur-unsur latar tersebut.
a) Latar Tempat
Latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan menjelaskan dimana
peristiwa itu terjadi. Bila latar tersebut termasuk latar tipikal, akan disebutkan nama dari
tempat tersebut. Bisa berupa nama terang seperti Yogyakarta, Jakarta, Madiun, atau nama
inisial seperti, Y, J, M.
b) Latar Waktu
Latar waktu merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu peristiwa-
peristiwa di dalam sebuah cerita fiksi (Nurgiyantoro: 2009, hlm.230). Waktu dalam latar dapat
berupa masa terjadinya peristiwa tersebut dikisahkan, waktu dalam hitungan detik, menit, jam,
hari, bulan, tahun, dan lain sebagainya. Memahami latar waktu harus dikaitkan dengan unsur
latar yang lain, karena sudah menjadi syarat utama bagi karya fiksi memiliki sifat yang padu.
c) Latar Sosial
Latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat yang meliputi
masalah-masalah dan kebiasan-kebiasaan pada masyarakat tersebut. Latar sosial dapat berupa
kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, cara berpikir, dan lain sebagainya
(Nurgiyantoro, 2009, hlm.233). Penggunaan bahasa dan nama-nama tokoh juga dapat
diidentifikasi menjadi latar sosial.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
No Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
1 Menentukan hal-hal yang menarik dari dongeng
yang diperdengarkan (dari segi setting, alur,
tokoh-penokohan, dan jenis dongeng itu sendiri)
1.Bersahabat/
komunikatif
2.Tanggung jawab
3.Kepemimpinan
4.Kreatif
2 Memberikan alasan mengenai hal-hal yang
menarik dalam dongeng yang telah
-
44
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperdengarkan
3 Mampu menenukan pesan moral yang
terkandung dalam sebuah deongeng
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Siswa dapat menentukan hal-hal yang menarik yang terdapat dalam dongeng yang
diperdengarkan
2. Siswa dapat menyampaikan alasan yang logis serta relevan terhadap hal-hal yang menarik
dalam dongeng
3. Siswa dapat menyimpulkan nilai moral dalam dongeng yang diperdengarkan.
METODE PEMBELAJARAN :
A. Doctogloss
B. Inquiry
C. Ceramah
D. Diskusi
E. Tanya jawab
STRATEGI PEMBELAJARAN:
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
1. Memahami materi
mengenai pengertian,
ciri, jenis, tema, serta
tujuan dalam dongeng.
2. Menentukan hal-hal
menarik yang terdapat
dalam novel yang
diperdengarkan
3. Mengutarajan alasan
yang menajadikan hal
menarik dalam novel
1. Menyimak dengan
seksama dongeng yang
diperdengarkan.
2. Mencatat poin-poin
penting yang menarik dari
dongeng
1. Siswa dapat menentukan
hal-hal yang manarik sesuai
dengan materi yang telah
disampaikan (pengertian,
ciri, jenis, tema, tujuan)
2. Siswa mampu menuliskan
alasan yang televan
terhadap hal-hal menarik
yang ada pada dongeng
3. Siswa Menyimpulkan
tentang materi dongeng
dan nilai moral yang
terkandung dalam dongeng.
-
45
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
No Kegiatan Belajar
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal :
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam, berdoa
dan melakukan pengecekan presensi harian
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa
3) Guru memberikan apresepsi
4) Guru menyampaikan SK dan KD pembelajaran
5) Guru memaparkan Tujuan Pembelajaran
6) Guru menjelaskan indikator pencapaian
Bersahabat/
komunikatif
10
menit
2. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
7) Siswa dipancing untuk mengerti apa itu dongeng
8) Siswa berkomunikasi dengan guru mengenai
dongeng
9) Siswa memberikan pengetahuan awal dan umum
secara global mengenai dongeng setelah itu guru
mengaitkan (memberi contoh) dengan kehidupan
sekitar (yang sedang hangat diperbincangkan/yang
depat dengan kehidupan siswa)
10) Siswa diberikan materi mengenai dongeng dengan
proses diskusi komunikatif bersama guru
11) Siswa berdiskusi ihwal dongeng
12) Siswa menerima kertas kecil berwarna (berguna
untuk menarik perhatian siswa)
13) Siswa diberikan penjelasan mengenai penggunaan
kertas tersebut (untuk mencatat hal-hal penting./kata
kuci yang terdapat dalam simakan)
a) Tanggung
jawab
b) Kritis
c) Sopan
d) Aktif
60
menit
-
46
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14) Siswa diberikan dongeng dengan menyimak
dongeng yang diperdengarkan
Pertemuan I : dongeng dengan judul
“Dongeng - Ternyata Semua Anak
Pintar - Kastari Animation Official”
Pertemuan II: dongeng dengan judul
“Dongeng - Tiga Kata Ajaib - Kastari
Animation Official”
Pertemuan III: dongeng dengan judul
“Momo Sakit Gigi - Seri Cerita
Momo - Komunitas Animasiku”
15) Siswa mencatat poin-poin penting terkait hal
menarik yang terdapat dalam dongeng di kertas yang
sudah diseakan oleh guru)
16) Siswa menyimak dengan seksama dongeng yang
telah di sediakan oleh guru
Elaborasi
17) Siswa menyampaikan hasil dengan cara
mempresentasikan bagian-demi bagian
18) Siswa berdiskusi mengenai hal menarik yang
terdapat dalam dongeng tersebut
19) Diskusi dan tanya jawab jika dikira masih ada
yang belum mengerti
20) Guru mengawasi serta mengarahkan jalannya
diskusi
Konfirmasi
21) Siswa menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
diketahui
22) Guru Menjelaskan tentang hal-hal yang belum
diketahui.
23) Siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.
-
47
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24) Guru mengarahkan siswa agar mampu
menyimpulkan dengan tepat serta mengulang
kembali materi yang sudah dibahas.
3. Kegiatan Akhir :
25) Refleksi & apresiasi
26) Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
27) Guru menutup pembelajaran
Bersahabat/
komunikatif
10
menit
LOKASI WAKTU :
6 x 40 menit
(dalam 3x pertemuan)
SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
a. Sumber Belajar
1. Buku panduan paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII
Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Buku Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Artikel mengenai dongeng
- Kbaihaqi, D (2015). Pengertian Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Menurut Para Ahli.
[Online]. Diakses dari http://dedikbaihaqi.blogspot.com/2015/11/pengertian-unsur-
intrinsik-dan-ekstrinsik-menurut-para-ahli-dan-daftar-pustakanya.html.
3. Buku Panduan lainnya (buku mengenai folklor)
Danandjaja, J. (2007). Foklor Indonesia ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta:
PT Pustaka Utama Grafiti.
4. Tayangan dongeng berupa animasi di ambil di youtube
Di unduh pada 22 April 18:58:22 [online]
(http://www.youtube.com/results?search_query= Dongeng cerita fabel pusi dan belang-
Kastari.Animation.Official//.com)
Di unduh pada 21 Juli 2016, 17:19:55 [online]
(http://www.youtube.com/results?search_query= Dongeng - Tiga Kata Ajaib - Kastari
Animation Official- Kastari.Animation.Official//.com)
Di unduh pada 21 Juli 2016, 17:19:55 [online]
(http://www.youtube.com/results?search_query= Momo Sakit Gigi - Seri Cerita Momo -
http://dedikbaihaqi.blogspot.com/2015/11/pengertian-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-menurut-para-ahli-dan-daftar-pustakanya.htmlhttp://dedikbaihaqi.blogspot.com/2015/11/pengertian-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-menurut-para-ahli-dan-daftar-pustakanya.htmlhttp://www.youtube.com/results?search_query=%20Dongeng%20ceritahttp://www.youtube.com/results?search_query=%20Dongeng%20ceritahttp://www.youtube.com/results?search_query=%20Dongeng%20ceritahttp://www.youtube.com/results?search_query=%20Momo%20Sakit%20Gigi%20-%20Seri%20Cerita%20Momo%20-%20Komunitas%20Animasiku%20(1)
-
48
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran menyimak dongeng dengan pembelajaran terlangsung dalam
kelas kontrol/
Tabel 3.10
Instrumen Perlakuan Kelas Pembanding
Komunitas Animasiku (1)- Kastari.Animation.Official//.com)
b. Bahan Ajar
1. Power-point
2. Materi Ajar (unsur intrinsik, pengertian, ciri, jenis, tema, dan tujuan dari dongeng tersebut)
3. Rekaman dongeng/teks yang dibaca dan direkam
4. Tayangan Animasi Dongeng Nusantara (audio-visual)
c. Alat Ajar
1. Laptop
2. Speaker
3. Proyektor
4. Layar Proyektor
5. Lembar jawaban siswa
6. Buku catatan
7. Buku Paket
8. Lembaran kertas origami (note) untuk menuliskan hal-hal penting dalam dongeng.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH : SMP N 45 Bandung
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS : VII
SEMESTER : I
STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan :
5. Mengapresiasi dongeng yang telah diperdengarkan
KOMPETENSI DASAR :
http://www.youtube.com/results?search_query=%20Momo%20Sakit%20Gigi%20-%20Seri%20Cerita%20Momo%20-%20Komunitas%20Animasiku%20(1)
-
49
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.1 Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan.
MATERI PEMBELAJARAN :
A. Pengertian dongeng
Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering
tidak masuk akal (Nurgiantoro, 2005:198). Pendapat lain mengenai dongeng adalah cerita
yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh
(KBBI 2007:274). Masih mengenai dongeng dalam buku Bibliocollège Charles Perrault
Lezin mengatakan bahwa « Le conte est un court récit d’aventures imaginaires mettant en
scène des situations et des personnages surnaturels. » Dongeng adalah cerita pendek
tentang petualangan khayal dengan situasi dan tokoh-tokoh yang luar biasa dan gaib.
Disipulkan bahwa dongeng merupakan ceria yang tidak bisa dibenarkan
keberadaannya, dipenuhi dengan imajinasi yang terkadang tidak masuk akal denan
menampilkan siuasi dan para tokoh yang luar biasa.
B. Ciri-ciri dongeng
a) Isinya khayalan
b) Anonim (tanpa pengrang)
c) Milik bersama
d) Istanasentris (fukus ceritanya adalah para raja atau kerajaan)
e) Beredar dari mulut ke mulut atau secara lisan
C. Jenis-jenis dongeng (tema, alur, konflik, penokohan, sudut pandang, dan amanat)
1. Dongeng Mite
Mite adalah jenis dongeng yang menceritakan kisah-kisah ajaib, tokoh/pelakunya dewa,
roh halus atau peri dan sejenisnya.
Misal: Nyai Roro Kidul, Kuntilanak, dan sebagainya.
2. Lagenda
Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat.
Misalnya Sangkuriang (dongeng terjadinya Gunung Tangkuban Perahu di Jawa barat),
Si Malin Kundang (dongeng terjadinya sebuah batu besar di pantai Sumatra Barat), dan
Loro Jonggrang (dongeng terjadinya Candi Prambanan).
3. Fabel
Fabel adalah dongeng yang pelaku-pelakunya binatang.
Misalnya,Si Kancil mencuri timun.
-
50
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Hikayat
Hikayat adalah dongeng yang ceritanya pengaruh arab yang banyak mengisahkan raja-
raja sakti.
Misalnya, cerita Seribu Satu Malam dan Aladin.
5. Cita Berbingkai
Cerita berbingkai adalah dongeng yang menceritakan yang di dalamnya terdapat cerita
lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya,
E. Unsur Intrinsik Dongeng:
4. Alur/Plot
Merupakan hubungan antar peristiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan
peristiwa secara kronologis (Nurgiyantoro, 2009: 112). Stanton (via Nurgiyantoro,
2009: 113) juga berpendapat bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang
di dalamnya terdapat hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa disebabkan atau
menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot juga dapat berupa cerminan atau
perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan mengambil
sikap terhadap masalah yang dihadapi.
Pengembangan plot dalam cerita didasarkan pada peristiwa, konflik, dan klimaks. Tiga
unsur penentu plot ini memiliki keterkaitan yang rapat. Kemenarikan cerita tergantung
dari ketiga unsur ini.
5. Tokoh dan penokohan
Unsur penokohan mencakup pada tokoh, perwatakan, dan bagaimana penempatan dan
pelukisannya dalam cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166). Berikut ulasan tentang unsur-
unsur penokohan.
1) Tokoh
Tokoh rekaan dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
Pembedaan tersebut didasarkan pada sudut pandang dan tinjauan seperti, tokoh utama,
tokoh protagonis, tokoh berkembang, dan tokoh tipikal.
a) Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel. Tokoh yang
paling banyak diceritakan, sering hadir dalam setiap kejadian, dan berhubungan erat
dengan tokoh-tokoh lain. Tokoh utama kemungkinan ada lebih dari satu dalam sebuah
novel. Kadar keutamaannya ditentukan dengan dominasi penceritaan dan perkembangan
-
51
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
plot secara utuh. Sedangkan tokoh tambahan merupakan lawan dari tokoh utama. Tokoh
tambahan lebih sedikit pemunculannya dalam cerita dan kehadirannya hanya ada
permasalahan yang terkait tokoh utama (Nurgiyantoro, 2009: 177).
b) Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
Berdasarkan fungsi penampilannya dalam cerita tokoh dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu tokoh protagonis dan antagonis. Altenberd dan Lewis (via Nurgiyantoro, 2009:
178) mengemukakan bahwa tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi dan sering
dijadikan pahlawan yang taat dengan norma-norma, nilai-nilai sesuai dengan konvensi
masyarakat.
Berbeda dengan Protagonis, tokoh antagonis merupakan tokoh yang menjadi lawan dari
tokoh protagonis. Tokoh antagonis tidak banyak digemari karena banyak menganut
nilai-nilai penyimpangan.
6. Setting/latar
Menurut Nurgiyantoro (2009: 220) latar dibedakan menjadi dua, latar netral dan latar
tipikal. Latar netral merupakan latar yang tidak mendeskripsikan secara khas dan tidak
memiliki sifat fungsional. Latar netral tidak menjelaskan secara pasti cerita terjadi
dimana, kapan, dan dalam lingkungan sosial yang seperti apa. Contoh latar netral seperti
di desa, kota, hutan, suatu waktu, dan lain sebagainya. Lain halnya dengan latar tipikal,
latar tipikal menjelaskan secara konkret sifat khas latar tertentu. Kejelasan latar tipikal
memudahkan pembaca dalam pengimajinasian, karena pada latar tipikal ada keterkaitan
yang rapat dengan realitas pada kehidupan nyata.
1) Unsur-unsur Latar
Unsur-unsur latar menurut Nurgiyantoro (2009: 227) dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu tempat, waktu, dan sosial. Berikut ulasan tentang unsur-unsur latar tersebut.
a) Latar Tempat
Latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan menjelaskan
dimana peristiwa itu terjadi. Bila latar tersebut termasuk latar tipikal, akan disebutkan
nama dari tempat tersebut. Bisa berupa nama terang seperti Yogyakarta, Jakarta,
Madiun, atau nama inisial seperti, Y, J, M.
b) Latar Waktu
Latar waktu merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu
peristiwa-peristiwa di dalam sebuah cerita fiksi (Nurgiyantoro: 2009: 230). Waktu
-
52
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam latar dapat berupa masa terjadinya peristiwa tersebut dikisahkan, waktu dalam
hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan lain sebagainya. Memahami latar
waktu harus dikaitkan dengan unsur latar yang lain, karena sudah menjadi syarat utama
bagi karya fiksi memiliki sifat yang padu.
c) Latar Sosial
Latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat yang
meliputi masalah-masalah dan kebiasan-kebiasaan pada masyarakat tersebut. Latar
sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, cara berpikir, dan
lain sebagainya (Nurgiyantoro, 2009: 233). Penggunaan bahasa dan nama-nama tokoh
juga dapat diidentifikasi menjadi latar sosial.
7. Tema dongeng
Temanya selalu berkaitan dengan sisi kehdupan manusia dan memiliki nilai moral yang
dapat diperoleh dari setiap dongeng yang berkembang baik mengenai kemanusiaan, kasih
sayang, kekuasaan, keagamaan, dan sebagainya.
8. Tujuan (amanat/nilai moral yang dapat diambil dari setiap dongeng)
Untuk memberi pesan-pesan moral yang baik, yang diharapkan bisa diteladani dalam
kehidupa sehari-hari
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
No Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
1 Menentukan hal-hal yang menarik dari
dongeng yang diperdengarkan (dari segi
setting, latar, alur, tokoh-penokohan, dan jenis
dongeng itu sendiri)
a. Bersahabat/
komunikatif
b.Tanggung jawab
c. Kepemimpinan
d.Kreatif
2 Memberikan alasan mengenai hal-hal yang
menarik dalam dongeng yang telah
diperdengarkan
3 Mampu menenukan pesan moral yang
terkandung dalam sebuah deongeng
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Siswa dapat menentukan hal-hal yang menarik yang terdapat dalam dongeng yang
-
53
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperdengarkan
2. Siswa dapat menyampaikan alasan yang relevan dengan hal-hal yang menarik dalam
dongeng
3. Siswa dapat menyimpulkan nilai moral dalamp dongeng yang diperdengarkan.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Terlangsung
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Tanya jawab
STRATEGI PEMBELAJARAN:
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
1. Memahami materi
mengenai pengertian, ciri,
jenis, tema, serta tujuan
dalam dongeng.
2. Menentukan hal-hal
menarik yang terdapat
dalam dongeng yang
diperdengarkan.
3. Mengutarakan alasan
yang menajadikan hal
menarik dalam novel
1. Menyimak dengan
seksama dongeng yang
diperdengarkan
1. Siswa dapat menentukan
hal-hal yang manarik sesuai
dengan materi yang telah
disampaikan (pengertian, ciri,
jenis, tema, tujuan).
2. Siswa mampu menuliskan
alasan yang televan terhadap
hal-hal menarik yang ada
pada dongeng.
3. Siswa Menyimpulkan
tentang materi dongeng dan
nilai moral yang terkandung
dalam dongeng.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
No Kegiatan Belajar
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Alokasi
Waktu
-
54
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kegiatan Awal :
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam, berdoa
dan melakukan pengecekan presensi harian
2) Guru memberikan apresepsi
3) Guru menyampaikan KI dan KD pembelajaran
4) Guru memaparkan Tujuan Pembelajaran
5) Guru menjelaskan Indikator Pencapaian
Bersahabat/
komunikatif
10
menit
2. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
6) Siswa dipancing untuk mengerti apa itu dongeng
7) Siswa memberikan pengetahuan awal mengenai
dongeng
8) Siswa diberikan pengerahan materi mengenai
dongeng oleh guru
Pertemuan I : dongeng dengan judul
“Dongeng - Ternyata Semua Anak Pintar
- Kastari Animation Official”
Pertemuan II: dongeng dengan judul
“Dongeng - Tiga Kata Ajaib - Kastari
Animation Official”
Pertemuan III: dongeng dengan judul
“Momo Sakit Gigi - Seri Cerita Momo -
Komunitas Animasiku”
9) Siswa langsung menentukan hal-hal menarik dalam
dongeng yang ditayangkan setalah diberikan materi
mengenai dongeng
10) Siswa mengerjakan tugas untuk menentukan hal
menarik dalam dongeng berserta alasannya, dan
menentukan nilai moral yang terkandung dalam
dongeng yang telah disimak
11) Siswa berdiskusi mengenai apa yang mereka
- tanggung
jawab
- kritis
- sopan
- aktif
60
menit
-
55
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
temukan terkait dengan unsur intrinsik yang terdapat
dalam dongeng yang sudah diperdengarjan
12) Siwa menanyakan hal-hal yang kurang dimengeri
kepada guru.
13) Siswa menyimak ulasan dari tiap simakan dengan
materi terkait
Elaborasi
14) Siswa menyampaikan hasil dengan cara
mempresentasikan bagian-demi bagian
15) Siswa berdiskusi mengenai hal menarik yang
terdapat dalam dongeng tersebut
16) Diskusi dan tanya jawab mengenai materi dongeng
Siswa mengawasi disertai dengan arahan
Konfirmasi
17) Siswa menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
diketahui
18) Guru Menjelaskan tentang hal-hal yang belum
diketahui.
19) Siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.
3. Kegiatan Akhir :
20) Refleksi & apresiasi
21) Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
22) Guru menutup pembelajaran
Bersahabat/
komunikatif
10
menit
LOKASI WAKTU :
6 x 40 menit
(dalam 3 x pertemuan)
SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
A. Sumber Belajar
1. Buku panduan paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII
Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Buku Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
-
56
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kebudayaan.
2. Artikel mengenai dongeng
- Kbaihaqi, D (2015). Pengertian Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Menurut Para
Ahli. [Online]. Diakses dari
http://dedikbaihaqi.blogspot.com/2015/11/pengertian-unsur-intrinsik-dan-
ekstrinsik-menurut-para-ahli-dan-daftar-pustakanya.html.
-
3. Buku Panduan lainnya (buku mengenai folklor)
Danandjaja, J. (2007). Foklor Indonesia ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
4. Tayangan dongeng berupa animasi di ambil di youtube
Di unduh pada 22 April 18:58:22 [online]
(http://www.youtube.com/results?search_query= Dongeng cerita fabel pusi dan
belang- Kastari.Animation.Official//.com)
Di unduh pada 21 Juli 2016, 17:19:55 [online]
(http://www.youtube.com/results?search_query= Dongeng - Tiga Kata Ajaib -
Kastari Animation Official- Kastari.Animation.Official//.com)
Di unduh pada 21 Juli 2016, 17:19:55 [online]
(http://www.youtube.com/results?search_query= Momo Sakit Gigi - Seri Cerita
Momo - Komunitas Animasiku (1)- Kastari.Animation.Official//.com)
B. Bahan Ajar
1. Power-point
2. Materi Ajar (pengertian, ciri, jenis, tema, dan tujuan dari dongeng tersebut)
3. Tayangan Animasi Dongeng Nusantara (audio-visual)
C. Alat Ajar
1. Laptop
2. Speaker
3. Proyektor
4. Layar Proyektor
5. Buku catatan
6. Buku Paket / Pegangan Siswa
http://dedikbaihaqi.blogspot.com/2015/11/pengertian-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-menurut-para-ahli-dan-daftar-pustakanya.htmlhttp://dedikbaihaqi.blogspot.com/2015/11/pengertian-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-menurut-para-ahli-dan-daftar-pustakanya.htmlhttp://www.youtube.com/results?search_query=%20Dongeng%20ceritahttp://www.youtube.com/results?search_query=%20Dongeng%20ceritahttp://www.youtube.com/results?search_query=%20Dongeng%20ceritahttp://www.youtube.com/results?search_query=%20Momo%20Sakit%20Gigi%20-%20Seri%20Cerita%20Momo%20-%20Komunitas%20Animasiku%20(1)http://www.youtube.com/results?search_query=%20Momo%20Sakit%20Gigi%20-%20Seri%20Cerita%20Momo%20-%20Komunitas%20Animasiku%20(1)
-
57
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Media Pembelajaran
Dalam setiap intrumen perlakuan baik di kelas eksperimen maupun dikelas
pembanding, peneliti menggunakan peranan media dalam proeses
pembelajarannya. Penggunaan memdia dalam kedua kelas ini sama, tanpa
dibedakan. Media yang digunakan yaitu media audi-visual berupa tayangan
animasi, yang sudah tersedia di jaringan internet www.youtube.com , sumber
media sudah tertera dalam RPP tiap kelas. Peneliti selalu menggunakan tayangan
animasi youtube yang diunggah oleh salah satu situs youtube yang memiliki
keyword kestari. Berikut merupakan contoh tayanyan dari media tayangan yang
digunakan untuk menunjang proses pembelajaran dikelas eksperimen dan kelas
pembanding.
Selain menggunakan media dalam menunjang proses pembelajaran,
peneliti juga mengunakan media lainnya seperti PPT, leptop, proyektor, serta
layar proyektor untuk melaksanakan pembelejaran sesuai dengan RPP.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan penelitian berhubungan dengan berbagai aktifitas yang
dilakukan oleh peneliti sebelum dilaksanakannya penelitian. Penyusunan proposal
penelitian yang berkaitan dengan fokus penelitian yang akan dilaksnakan menjadi
langkah awal yang harus ditetapkan. Setalah itu melakukan seminar proposal
penelitian sampai pada melengkapinya dengan berbagai materi yang berhubungan
dengan penelitian. Artinya, setelah melakukan seminar proposal, peneliti harus
melakakukan revisian terhadap proposal penelitian tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan berkaitan dengan pelaksanaan tes baik itu tes sebelum
perlakuan atau biasa disebut dengan prates untuk mengetahui kemampuan awal
siswa sebelum diberlakukannya perlakuan dan setelah hasil setelah diberikan
perlakuan atau pascates.
Peneliti akan memberikan pra test kepada siswa, perlakuan sebanyak tiga
kali kepada masing-masing kelas, dan melaksanakan pasca tes
http://www.youtube.com/
-
58
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perlakuan (treathment) dengan teknik dictogloss sebanyak tiga kali
perlakuan dilaksanakan pada kelas eksperimen dan perlakuan (treathment) secara
pembelajaran terlangsung dilaksakan pada kelas komtrol dengan jumlah perlakuan
yang sama yaitu sebanyak tiga kali
3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap yang berkaitan erat dengan hasil yang
didapatkan setelah penelitian. Tahap ini dapat dilakukan ketika peneliti
melakukan pengolahan dan analisis data yang didapatkan pada pelaksanaan
penelitian diolah, untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari hasil yang
didapatkan setelah pelaksanaan penelitian. Data yang didapatkan berupa data
hasil prates dan pascates. Berdasarkan tahapan ini, peneliti dapat mengetahui
apakah hipotesis yang telah dibuat itu diterima atau ditolak. Dan dapat
membuktikan apakah tekik yang digunakan dalam pembelajaran menyimak
dongeng sudah efektif atau masih kurang
Lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini
Skema 3.1
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prates (tes awal)
Kelas eksperimen Kelas pembanding
Perlakuan 1
(dictogloss)
Perlakuan 1
(pembelajaran terlangsung)
Perlakuan 2
(dictogloss)
Perlakuan 2
(pembelajaran terlangsung)
-
59
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis
data kuantitatif. Data yang dimaksud adalah data terkumpul dari hasil
menyimak dongeng oleh siswa. Pengolahan data dilakukan terhadap skor tes
awal dan skor tes akhir kemampuan siswa dalam menyimak dongeng.
Data kuantitatif yang telah diperoleh diolah melalui penghitungan statistik
dengan bantuan aplikasi SPSS versi 19 yang melewati beberapa tahap sebagai
berikut.
1. Deskripsi Proses Penelitian
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka segera
dilanjutkan dengan mengolah data. Secara garis besar menurut Arikunto
(2010, hlm.278-282), teknik pengolahan data meliputi 3 langkah yaitu:
1.1 Persiapan
Kegiatan dalam langkah ini antara lain:
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas sample. Apalagi jika
instrumen anonym, perlu sekali dicek sejauh mana atau identitas
apa saja yang sangat diperlukan bagi pengolahan data lebih lanjut.
b. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrument
pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran
instrument barangkali ada yang terlepas atau sobek).
Pascates (tes akhir)
Analisis data
Perlakuan 3
(dictogloss)
Perlakuan 3
(pembelajaran terlangsung)
Simpulan
-
60
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Mengecek macam isian data.
1.2 Tabulasi
a. Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor.
b. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
c. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasi dengan teknik
analisis yang akan digunakan
d. Memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika
menggunakan komputer.
1.3 Penerapan Data Sesuai dengan Pendekatan Penelitian
Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumurs-rumus
atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau
desain yang diambil.
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan diolah menggunakan
pengolahan kuantitatif (hasil prates dan pascates). Analisis data dilakukan
setelah peneliti mengumpulkan semua data yang berupa prates dan
menyimak dongeng. Setelah itu, data prates dan pascares dianalisis
berdasarkan kategori. Penentuan kategori tersebut disesuaikan dengan
penilaian berikut.
Tabel 3.11
Rentang Nilai dan Kategori Penilaian Keterampilan Menyimak Dongeng
No Kategori Rentang Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
85-100
70-84
55-69
30-54
0-29
(Hasil Modifikasi Nurgiyantoro, 2013, hlm. 253)
2. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini digunakan setelah semua data
terkumpul. Data-data yang telah ditemukan kemudian diklasifikasikan
-
61
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdasarkan variabel yang sesuai. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
mengolah data penelitian adalah sebagai berikut.
2.1 Menganalisis dan membaca hasil pratest dan pascatest
2.2 Mendeskripsikan beberapa hasil pratest dan pascates
2.3 Mengubah skor mentah menjadi nilai dengan rumus.
Nilai siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (27) x 100
2.4 Hasil tes awal dan akhir tersebut akan dirata-ratakan dari tiga penilai.
Nilai akhir = p1+p2+p3
3
2.5 Uji Reliabilitas Tes
Peneliti menguji reliabilitas digunakan untuk menguji konsisten alat
ukur, apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran
diulang (Priyatno, 2012, hlm. 105). Langkah-langkah pengujian
reliabilitas adalah sebagai berikutDeskripsi Hasil Prates Dan Postes
Kelas Eksperimen dan Kelas pembanding
1) Menggunakan data input nilai hasil prates dan postes kelas
ekperimen lalu kelas pembanding;
2) Buka SPSS, klik variable view. Selanjutnya membuat variable;
3) Memasukan data di halaman data view, dengan klik tab data view;
4) Untuk melakukan uji reliabilitas, pada menu bar klik analyze >>
scale >> reliability analysis;
5) Selanjutnya terbuka kotak dialog Reliability Analysis pindahkan
semua nilai ke kolom item dan biarkan model terpilih Alpha;
6) Selanjutnya klik tombol statistics. Jika ingin menampilkan analisis
deskriptif tiap item penguji maka beri tanda centang pada item. Jika
sudah klik tombol Continue;
7) Pada kotak dialog sebelumnya klik tombol OK, maka hasil output
akan keluar;
-
62
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8) Mengambil keputusan menggunakan tabel Korelasi Guilford.
Tabel 3.12
Tabel Guilford
Rentang Kriteria
0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60 – 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40 – 0,60 Reliabilitas sedang
0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah
0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah
(Arikunto, 2010, hlm. 245)
2.6 Uji Normalitas
Uji normalitas sendiri digunakan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi dengan normal atau tidak, hal ini sebagai persyaratan
digunakan analisis parametrik atau non parametrik (Priyatno, 2012, hlm.
88). Langkah-langkah analisis data sebagai berikut.
1) Buka SPSS, klik variable view;
2) Memasukan data di halaman data view, dengan klik tab data view;
3) Selanjutnya melakukan analisis data, pada menu bar klik analyze
>> descriptive statistics >> explore;
4) Selanjutnya terbuka kotak dialog explore. Pindahkan variabel ke
kolom dependent. Selanjutnya pindahkan variable lain ke kolom
factor list;
5) Klik tombol plots. Pada kotak dialog explore: plots, beri tanda
centang pada normality plots with test >> continue.
6) Klik OK, maka hasil output test of normality akan keluar;
7) Data view >> analyze >> descriptive statistics >> descriptives
untuk mrndapatkan mean, nilai maksimal, nilai minimal, dan
range;
-
63
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8) Data view >> analyze >> descriptive statistics >> P-P plots untuk
menguji data menggunakan uji normalitas model regresi atau
residual memiliki distribusi normal atau tidak. Normal probably
plot berbentuk grafik;
9) Menganalisis dengan mengambil keputusan, jika nilai signifikansi
>0,05 maka data berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi > Compare Means >> One-Way ANOVA
4) Klik variabel (data yang sudah dimasukan) ke kotak Dependent
List.
5) Kliks Options pada kotak One-Way ANOVA
6) Beri tanda centang pada Homogenity of Variance Tests Lalu klik
Continue
7) Klik Ok, maka hasil output uji homogenitas akan muncul dengan
label Test of Homogenity of Variance
2.8 Uji Hipotesis
Peneliti menguji data hipotesis untuk mengetahui hubungan
mendeskripsikan korelasi atau hubungan dari nilai prates dan postes. Jika data
berdistribusi normal atau parametrik menggunakan analisis paired sample t-test
-
64
Annisa Dwiseptiani M, 2016 PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
namun jika data berdistribusi tidak normal menggunakan chi square dalam
analisis crosstab. Berikut langkah-langkah analisis data sebagai berikut.
1) Buka SPSS, klik variable view;
2) Masukan data di halaman data view, klik tab data view >> analyze
>> comper Means>> Independent Sampel T Test;
3) Selanjutnya terbuka kotak dialog, kemudian pindahkan variabel ke
test variable (s);
4) Klik Options. Ubah Confidence Interval Percentage menjadi 95%;
5) Masih pada kotak dialog Options, centang Exclude cases analysis by
analysis >> Continue >> OK.
6) Klik tombol OK, maka hasil output Independent Samples Test akan
keluar.
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya perubahan
yang signifikan antar variabel. Uji hipotesis ini menggunakan rumus Uji –t.
- Jika thitung> ttabel maka Ho atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau
hipotesis kerja diterima.
- Jika thitung< ttabel maka Ho atau hipotesis nol diterima dan Ha atau
hipotesis kerja ditolak.
Hipotesis yang dibuat adalah sebagai berikut.
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam
menyimak dongeng di kelas eksperimen dan kelas pembanding.
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa
dalam menyimak dongeng di kelas eksperimen dan kelas pembanding.
Jika thitung lebih besar dari ttabel, dapat disimpulkan bahwa kedua
variabel mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun, jika thitung lebih
kecil atau sama dengan ttabel maka kedua variabel tidak mempunyai
perbedaan yang signifikan.
(Subana, 2005, hlm.173)