drama i mimpiku di haru kelabu

21
12 DRAMA REMAJA Mimpiku di Haru Kelabu (Karya : Elsana Bekti Nugroho/12/XIA3) Narasi : Drama ini menceritakan sosok lelaki, Igo (sebagai peran utama) yang dihantui oleh mimpi misterius yang tak kunjung dia kenali apa maksud dari semua itu. Ditemani kedua sehabatnya, Junot dan Gleva, petualangan cinta Igo dimulai. Cintanya kepada Ines adalah penantian terakhir yang bergejolak di asa. Hingga pada akhirnya dia sadar, bahwa mimpi buruknya itu adalah pertanda mengenai malapetaka yang akan terjadi pada Ines, pujaan hatinya. Para Pelaku : 1. Igo : Tokoh utama ini berwatak apa adanya, mempunyai visi hidup yang jelas serta tidak plin- plan dalam mengambil keputusan. Dia sedikit ketus, namun tetap perhatian dengan semua orang. 2. Junot : Sahabat Igo yang satu ini mempunyai watak yang humoris, suka bersolek (namun tak separah seorang perempuan), dan dia orangnya selalu heboh dengan hal-hal yang biasa. TUGAS BAHASA INDONESIA | (Menulis Teks Drama)

Upload: elsens-viele

Post on 02-Dec-2014

18.029 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

Mimpiku di Haru Kelabu(Karya : Elsana Bekti Nugroho/12/XIA3)

Narasi :

Drama ini menceritakan sosok lelaki, Igo (sebagai peran utama) yang dihantui

oleh mimpi misterius yang tak kunjung dia kenali apa maksud dari semua itu.

Ditemani kedua sehabatnya, Junot dan Gleva, petualangan cinta Igo dimulai.

Cintanya kepada Ines adalah penantian terakhir yang bergejolak di asa. Hingga pada

akhirnya dia sadar, bahwa mimpi buruknya itu adalah pertanda mengenai malapetaka

yang akan terjadi pada Ines, pujaan hatinya.

Para Pelaku :

1. Igo : Tokoh utama ini berwatak apa adanya, mempunyai visi hidup yang

jelas serta tidak plin-plan dalam mengambil keputusan. Dia sedikit ketus,

namun tetap perhatian dengan semua orang.

2. Junot : Sahabat Igo yang satu ini mempunyai watak yang humoris, suka

bersolek (namun tak separah seorang perempuan), dan dia orangnya selalu

heboh dengan hal-hal yang biasa.

3. Gleva : Pacar Junot ini bercirikan fashionable yang agak kemayu dan selalu

tampil cantik di tiap kesempatan. Dia tipikal perempuan yang cerewet pula.

4. Ines : Sosok gadis yang lugu menjadi pujaan hati Igo hanyalah Ines semata.

Dia mengidap penyakit leukemia, sehingga raut muka yang dia suguhkan

tampak sayu dan sedikit pucat.

Setting :

- Babak 1 :Di dalm ruangan besar, lebih tepatnya beranda rumah, suasana

sedih, banyak orang melayat dan waktu masih menunjukkan pagi hari.

|

Page 2: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

- Babak 2 : Bertempat di dalam ruang kelas SMA dengan suasana pikuk

siswa-siswi yang saling bercengkerama, saat itu menggambarkan suasana jam

kosong pada pagi hari.

- Babak 3 : Taman kota pada malam hari dengan pedagang kaki lima di

sudut setapak taman itu dengan bangku satu sebagai pusat perhatian, dimana

pemeranan tokoh berlangsung.

- Babak 4 : Menggambarkan ruangan bangsal di rumah sakit, diperankan

Ines yang sedang dirawat dengan tokoh lain sebagai lawan bicaranya

Alur : Maju (Progresif)

1. Pemaparan : Igo seorang anak SMA yang jatuh hati dengan sosok

perempuan cantik bernama Ines. Dia merasa perempuan itu sungguhlah

berbeda dengan perempuan yang lainnya.

2. Konflik : Mimpi Igo adalah awal mula konflik ini akan terjadi, dimana

Igo terjebak sendiri uleh teka-teki mimpinya yang diutarakannya dengan

sahabatnya, Junot. Tetapi tetap saja masih nihil.

3. Klimaks : Igo dihadapkan pada kenyataan, dimana kisah asmaranya

digantung tanpa kepastian oleh Ines.

4. Peleraian : Ines tetap saja luluh dengan cinta Igo dan mengindahkan

segala ucapnya untuk bersedia menjadi pacarnya, meski ada maksud lain

mengapa Ines sempat menggantung jawaban itu.

5. Penyelesaian : Relasi antara mimpinya itu sebagai kunci asmaranya

terungkap sudah. Nyawa Ines tak mungkin dapat tertolong lagi, hingga pada

akhirnya ajal menjemputnya. Igo sedih, namun apa daya, dia melepasnya

dengan ikhlas di hati.

|

Page 3: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

BABAK 1

(Pentas berawal dari mimpi Igo yang membawanya ke suatu hunian, tampak biasa

baginya namun sama sekali tak dapat diingatnya dimanakah dia berada sekarang.

Semakin membingungkan mimpi ini dengan berkerumunnya sekumpulan orang

berdandan serba hitam dan terlihat pandangan ke satu arah, ke gundukan kain batik

bermootif parangkusumo yang disertai dengan wewangian menyengat dari

sekitarnya. Dia berusaha bertanya kepada orang disekelilingnya.)

1. Igo : (Menyapa seorang bapak setengah baya tepat di sebelah kanan

hadapannya)

2. Igo : “Permisi Bapak, kalau boleh saya tahu, saya……”(pembicaraan itu

seketika tak dihiraukan sama sekali oleh Bapak itu, dan langsung saja

berjalan menuju pintu depan)

3. Igo : (Semakin dekat berjalan menuju pusat perhatian, dan sekali lagi

mencoba bertanya kepada seseorang didekatnya, kali ini sosok wanita

dewasa.)

4. Igo : “Ibu, maaf, Ibu tahu tempat macam apa ini hingga tak ada seorang

pun yang sudi menunjukkan senyumnya kepadaku?”(Sedikit jengkel

dengan nada agak keras dilontarkan Igo sebab kesal tak tahu dimana

dia sebenarnya berada)

5. Igo : (Hanya melihat tanpa digerakkannya bibir itu mengucap satu kata

pun. Kemudian, dia beranjak dari duduknya dan dengan sigap

mengambil langkah ke arah luar)

6. Igo : “Hei, semuanya, aku tidak peduli siapa kalian, tetapi jika kalian

semua punya telinga, aku mohon jaawab pertanyaanku. Tempat

macam apa ini?”(Emosiya benar-benar memuncak dengan dia

berteriak menggema di dalam ruangan itu)

7. Igo : (Tiba-tiba dilihatnya sosok yang menjadi pusat perhatian yang

terbaring di atas tikar Arab itu adalah mayat. Igo melihatnya duduk

dengan senyum menakutkan tergurat di wajahnya, setelah dia |

Page 4: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

berteriak. Igo nampak takut)”Apa?Se….Se…Setan….Kurang ajar

kamu Setan!”(Sambil berlari menuju pintu itu)

BABAK 2

(Setting pentas yang kedua menggambarkan situasi ruangan kelas sekolah menengah

atas pada saat jam belajar mengajar telah usai, dimana waktu itu Igo sedang tertidur

pulas, dan segala apa yang terjadi tadi hanyalah mimpinya belaka. Bersama sahabat

karibnya, Junot disini Igo duduk bersebelahan. Junot sedang membaca komik

kesukaannya yang tak menghiraukan sahabatnya itu yang sedang tertidur.)

8. Igo : “Tidak…..!!”(Igo tersentak kaget dan langsung terbangun dari

tidurnya,terasa seakan melanjutkan episode semunya di alam nyata)

9. Junot : “Hei, sobat! Santai saja bisa kan?”(sambil melemparkan komiknya

karena kaget mendengar Igo terbangun)

10. Igo : “Huh!”,(menghela nafas dengan kemudian kembali lagi terengah-

engah)”Aku ada dimana ini?”(Keadaannya masih setengah

sadar)”Haaaahh…Kamu setan kurangajar itu ya?”(menunjuk Igo

sambil mata melotot)

11. Junot : “Haaaahh? Aku setan? Mana ada setan ganteng kayak aku ini? Yang

ada perempuan-perempuan pada mengantri ke kuburan untuk melihat

aku! Huh, ada-ada saja! (Jengkel dengan salah satu alisnya agak di

angkat ke atas)

12. Igo : “Ternyata benar kamu Junot asli, bukan Junot jadi-jadian! Untung

aja, aku seneng banget lihat kamu, Sob!”(Sambil mengacak-ngacak

rambut Junot, karena itu yang membuat Junot marah)

13. Junot : “Maksud kamu?”

14. Igo : “Ya, iyalah, Tidak ada sejarahnya setan pakai lotion-nya perempuan,

apalagi setan yang katanya sih, mengaku sebagai lelaki

|

Page 5: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

sejati,haaaaa…. Dasar kamu, setan narsis!”(Tertawa terbahak-bahak

sambil memegangi perutnya)

15. Junot : “Apa kata kamu tadi bilang? Dasar singa kamu!,Oke sekarang begini

saja, kita pembuktian siapa yang benar-benar jadi cowok yang bias

mengayomi sosok hawa di muka bumi yang penuh laki-laki jomblo

penuh nestapa seperti adinda “Aldigo Pramudya Sentana”,hahaha…

Kena kamu!”(membalas celoteh igo dengan nada agak menantang)

16. Igo : “Oh, kamu mengeledek aku yang tidak pernah pacaran ini?

Hmm..Tunggu aja, paling dekat-dekat ini aku akan mendapatkan

biduan wanitaku yang mempesona. Memang sih, tidak secantik

rupawan seorang Gleva pacar kamu, tapi yah…hm, lihat saja, kamu

pasti kaget, karena ternyata teman karibmu yang top-cer ini memang

hampir setipe denganmu!”

17. Junot : “Jeileeehh… Ada orang yang kasmaran ternyata, ucuk-ucuk-nang-

ning-nong-ning-nang-ning-nong anak papah sudah besar ya,haa! Gokil

kamu! Memangnya kamu sedang dekat dengan siapa? Kalau memang

benar kita setipe,hm udahlah blak-blakan saja denganku, seperti kau

tidak kenal dengan aku saja?”(Tampak menyindir Igo, karena Junot

tak percaya dengan arus pembicaraan Igo itu)

18. Igo : ”Nanti kamu pasti akan mengerti juga dengan apa yang ku maksud

dan siapa yang ku maksud”(Menyengir kepada Junot dengan maksud

menyembunyikan sesuatu kepadanya)

19. Junot : “Kamu kok tidak adil sih dengan sahabat kamu sejak dalam

kandungan orang tua kita yang pastinya selalu tampil oke?hahaha…

Ingat kan, dulu waktu aku sedang dalam pendekatan dengan Bunga

Hatiku, Gleva, aku selalu kabarkan hal-hal yang sekiranya perlu kamu

tahu. Yah, piker-pikir untuk sharing-lah berbagi dengan sahabat kan

baik untuk melanggengkan hubungan kita. Hahaha..”(Sambil memukul

pundak kiri Igo, dengan mata agak memelas)

|

Page 6: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

20. Igo : (Bergaya seperti meludah ke bawah meja di tambah dengan raut

muka yang terlihat jijik)“Cuih… Aku masih normal ya, lagipula orang

tuaku juga tidak akan sudi punya anak yang tidak jelas asal-usul

gender-nya dari mana?haha…Aku bahkan tak bias membayangkan,

bagaimana jadinya bayi suka berdandan seperti remaja-remaja yang

haus akan dunia fashion, ini bayi perjaka jantan pula!Haduh.. Toh juga

kamu kan selalu mengabarkan hal-hal yang tidak sangatlah penting

untuk hidup, karir, dan masa depanku!”

21. Igo : (Kepalanya seketika berpaling dari arah lawan bicaranya dan

menutup kedua matanya dengan telapak tangan sambil sayup-sayup

terdengar bisikan kesal melihat Gleva dating dari arah pintu kelas)

“Sial, kenapa lagi itu perempuan berkalung rambut dating kemari”

22. Junot : (Masih menyambung ujaran dari Igo yang mengeledek dia tadi)

“Hahaha… Benar juga kata kamu, semakin aku dalami ternyata

perkataanmu mampu membuat orang

ingin…..Hyaaaaaa…..Hahahaha”(Menggelitik Igo, karena itulah hal

yang paling tak disukainya, namun Junot acap kali melakukan hal

yang sama sekedar bercanda biasa)

23. Igo : “Hahahaaaa… Awas kamu…Hahaha…. Sudah, sudah, sudah cukup

ah!”

24. Gleva: “Udahlah sayang, jangan begitu ah dengan selingkuhan lelaki kamu

itu, aku kan jadi malu kalau punya pacar yang,hmm, bagaimana gitu,

pokoknya kekanak-kanakan gitu lah, tidak

banget!,hahaha…”(Berusaha menghentikan tindakan Junot)

25. Junot : “Eh Baginda Puteriku dari negeri Takhayul datang. Kenapa kamu

datang kesini? Bukannya kamu juga masih ada pelajaran ya di

kelasmu?”(Kaget dan senang sekali melihat pacarnya, Gleva datang)

26. Gleva: “Ye, lagipula siapa juga yang berniat untuk menemui Raja

Genderuwo Ganteng Tapi Yang Narsis Banget? Orang aku ingin

|

Page 7: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

menemui teman baikku yang seharusnya mendapatkan semua

informasi-informasi terbaru tentang Ines.”

27. Junot : “Hah? Apa? Ines maksud kamu? Oh, oh, oh, aku tahu sekarang

kenapa sebab Sang Tokek Racun tampak sensitif hari ini.

Hahaha…”(Senang sekali dan kaget tentunya. Disini Junot melompat

kegirangan ke atas kursi duduknya)

28. Igo : “Huh…. Nasib-nasib, terbongkarlah semerbak bangkai yang

diaromakan Puteri Takhayul, Mbak Glevania Putri Setrika”(Pasrah

dan menghela nafas sesaat setelah dia berkata)

29. Gleva: “Sentika! Glevania Putri Sentika! Awas kamu, hidup mati, redup

terang fengshui cintamu ada di dalam keindahan solek bibirku. Ingat

itu!Sebenarnya aku tadi ke sini berniat untuk…hm….Tapi sepertinya

ada yang menolaknya mentah-mentah sebelum aku tawarkan, ya

sudahlah…”(Sambil mengibaskan kipasnya selagi menanggapi

perkataannya Igo)

30. Igo : “Eits, sudahlah kita sekarang blak-blakan saja! Puas kamu Not! Hm,

maaf deh Va. Sekarang begini saja, apakah menurutmu dia punya

perasaan lebih denganku?”(Menarik tangan kanan Gleva)

31. Junot : “Hahaha, akhirnya Perjaka Sok Serius menyerah juga!”(membalas

ujaran Igo smabil tersenyum kecil padanya) “Sudahlah Sayang, kita

kan sudah bersahabat sejak SMP, masak begini saja kamu cemberut

tidak karuan begitu”(Menasehati Gleva dan berdiri menggiring Gleva

untuk duduk disampingnya)

32. Gleva: “Oke, It’s no problem for me! Hm, jadi begini, sebenarnya Ines

sudahlah sangat sangat sangat mengagumi kamu Igo sejak MOS kita

dulu. Dia lihat kamu dengan seriusnya dan selalu deg-degan bila dekat

denganmu, ya itu intinya curhatan dia tadi malam denganku. Masalah

benar atau tidaknya, silakan saja konfirmasi ke dukun terdekat,

haaa…”(Berbicara dengan nada yang agak kemayu, melengking

|

Page 8: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

sambil sekali lagi mengipaskan kipasnya itu dengan arah yang

berlawanan)

33. Junot : “Hm, kesempatan besar itu Go, mana ada keberuntungan bias jatuh

tepat di atas pengharapanmu yang kamu damba! Mau aku bantu,

kawan?”(Menoleh ke arah Igo)

34. Igo : “Alhamdulilah-lah kalau begitu, jadi tak perlu menguras otak dengan

macam-macam cara yang berbelit.Hah, lega rasanya. Oh ya, aku titip

surat ini dong untuk Ines, yah bias di bilang undangan tak resmilah”

(Melihat ke langit-langit ruangan kelas sambil tersenyum lega) “Apa?

Kamu mau membantuku? No,no,no…cukup sudahlah insiden dengan

Ratih dulu waktu kita SMP kelas 2 itu, tak sanggup lagi aku

mengingatnya. Jadi maaf banget, bukannya aku menolak tapi aku

sudah kapok!”

35. Junot : ‘Hahaha… Benar sekali perkataanmu itu, di piker-pikr dulu itu aku

seharusnya……”

(Di potong oleh Gleva, karena rupanya Guru Kimia telah masuk ruangan kelas

itu)

36. Gleva: “Eh sudah dulu ya Sayang dan kamu Junot, semoga berhasil ya? Aku

dukung kamu selalu! Dada…!” (Pergi beranjak dari kursi itu dan

pergi dengan gesitnya munuju luar kelas)

37. Igo : (Hanya diam dan tersenyum dengan mengacungkan jempol kanannya

ke arah Gleva)

BABAK 3

(Area panggung disini di ubah hingga mampu menggambarkan situasi taman kota

yang dipenuhi dengan bunga berwarna-warni dan dihiasi lampu kota yang waktu itu

sedang berpijar karena malam hari. Igo telah membuat surat kepada Ines semacam

|

Page 9: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

undangan untuknya untuk kemudian Igo bias mengungkapkan perasaannya kepada

Ines.)

38. Igo : (Dalam posisi duduk menunggu Ines datang dengan memainkan

telepon genggamnya) “ Dimana lagi ini si Ines? Sudah hampir 10

menit aku menunggu, tapi tetap saja nihil. Atau mungkin surat itu tak

disampaikan oleh Gleva? Ah, tak mungkin, aku sudah percaya dengan

dia, toh aq yakin mungkin Ines masih dalam perjalanan menuju kesini

dan membawa berita bahagia kepadaku. Semoga…”

39. Ines : (Dari arah belakang berjalan pelan sambil menoleh ke kanan-depan

dan kiri-depan untuk memastikan bahwa itu adalah Igo)

“Ma..ma..maaf sudah menungguku, Lama pasti kamu di sini? Aku tadi

sempat bingung kamu serius tidak dengan suratmu ini, jadi aku tadi

perlu memikirkannya, hinggan aku yakin jika kamu memang berniat

untuk mengajakku ki taman kota ini. Sekali lagi maaf”

40. Igo : “Hei, santai sajalah Nes, lagian baru sepuluh menit aku menunggu

kamu, bahkan hingga kamu datang nanti jam Sembilan pun tetap aku

tunggu. Oh iya, jangan maaf, maaf, maaf terus, jadi risih aku jadinya,

orang kamu juga cuman telat kan?haha… Hm, mau kopi aku belikan?”

41. Ines : “Terimakasih sebelumnya, tetapi aku bias membeli itu sendiri kok”

42. Igo : “Ah, tak apa. Tunggu aku sebentar ya,”(Berjalan menuju penjual

kopi di warung ujung taman kota itu)

43. Igo : “Ini nes, mumpung masih panas, kopi spesial khusus buat

kamu”(Sambil menyerahkan kopinya kepada Ines dan duduk kembali)

44. Ines : “Terimakasih ya Go, kamu baik banget denganku. Hm, kalau boleh

aku tahu, hm, ada apa ya kamu mengundang aku untuk datang ke sini?

Sepertinya ada masalah serius dan sangatlah penting bagimu yang

ingin kamu ketahui dariku?”

45. Igo : (Tersedak saat minum kopi itu) “Uhuk…Uhuk…”

|

Page 10: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

46. Ines : “Eh kamu kenapa Go? Maaf kalau aku berbuat yang kurang enak di

telinga kamu.”(Sambil mengelus-elus leher belakang Igo)

47. Igo : “Eh…Ehm…Tidak apa-apa kok, aku hanya tersedak saja saking

melihat wajahmu yang imut. Haaaa… Sudahlah, itu kan maaf, maaf,

maaf lagi yang kamu ucapkan, tak ada hal lainkah selain kata “maaf”?

Aku yakin seyakin-yakinnya dosa kamu pasti selalu diampuni sam

malaikatmu itu”

48. Ines : “Hahaha… Ah kamu Go bisa saja merayu permpuan polos sepertiku.

Aku selalu saja merasa bersalah jikalau mungkin aku yang

membuatnya menjadi tidak baik. He..)

49. Igo : “Ya itulah gunanya aku mengundang kamu kemari, untuk merayumu

supaya jadi pacarku!”

50. Ines : “Hah? Maksud kamu Go?”

51. Igo : “Kamu mau jadi pacarku?”

52. Ines : “Hm, tetapi aku mohon kamu mau menerima segala apa yang ada

pada diriku dan segala apa yang kurang berkenan bagimu yang

melekat di diriku.”

53. Igo : “Apapun itu aku tak pernah menyia-nyiakan sosok wanita

dihadapanku yang kali memanglah benar-benar aku cintai”

54. Ines : “Sungguh?”

55. Igo : “Apakah perlu aku kumandangkan perasaanku ini di atas menara

Monas?”

56. Ines : “Aku perlu bukti, maka buktikanlah….!”(Ines pergi meninggalkan

Igo sendirian di taman itu, karena ada sesuatu hal yang

disembunyikan Ines, makanya dia langsung mengambil langkah

menuju jalan untuk kembali pulang)

57. Igo : “Ines, tunggu, maafkan aku jika memang aku salah menyayangimu,

tapi aku tulus ungkapkan ini padamu. Aku mohon…”(Memelas

dengan teriakan berharap Ines kembali padanya)

|

Page 11: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

58. Ines : (Menoleh sejenak dan terus melanjutkan langkahnya menuju arah

pulang)

(Igo sangat menyesal tidak dapat meneruskan arah pembicaraan ini yang semula

berharap agar Ines menjadi kekasihnya. Namun keadaaan malah menjadi

menggantung seperti ini. Igo sedih dan dia yakin dia mampu membuktikan

perkataannya kepada Ines)

BABAK 4

(Panggung didekorasi sehingga mirip dengan keadaan di rumah sakit, dimana Ines

ternaring sakit leukemia disana. Ines masih belum tersadarkan diri. Dan

digambarkan dia berada di dalam salah satu bangsal rumah sakit bersama Gleva

duduk disampingnya.)

59. Gleva: (Memegangi salah satu tangan Ines) “Kenapa kamu tidak bilang

padaku bagaimana penyakit yang seserius ini bias menjangkit

tubuhmu ini? Huh, aku tidak mau kehilangan sahabat terbaikku

Tuhan. Aku berdoa pada-Mu, maka kabulkanlah pinta hamba Ya

Allah)

(Dari arah pintu Nampak Igo dan Junot yang mengantarnya masuk ke bangsal

itu.)

60. Junot : “Pagi sayang, Kamu dari tadi malam di sini?”(Mendekati tempat

tidur itu)

61. Gleva: “Iya Pangeran Takhayul, aku khawatir dengan keadaannya yang tak

sadarkan diri”

62. Junot : “Kamu terlihat lelah, lebih baik kamu istirahat, pulang sejenak

bersamaku”

|

Page 12: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

63. Gleva: “Ah tidak, aku adalah sahabat ternaiknya. Mana mungkin aku

meninggalkannya dalam keadaan yang seperti ini”

64. Igo : “Tidak dengan kamu memaksakan kondisi kamu membuktikan kalau

kamu berniat menjaga sosok sahabat yang kamu sayangi. Akan tetapi

alangkah bahagianya manakala kamu juga tak membiarkan ragamu

pada akhirnya sakit akibat kamu juga tidak menjaga dirimu sendiri”

65. Gleva: “Hm, benar juga, tetapi siapa yang akan menjaga dia kalau nanti dia

membutuhkan sesuatu atau dia bangun inginkan ini itu atau..,”

66. Junot : “Stop! Kamu pikir kami berdua sahabat Ines yang buruk? Kami lelaki

dan punya harga diri, haha… Tenang saja biar Igo yang menjaga dia,

sudah ada di niatan dia sejak dari tadi dia aku jemput di rumah,

haha…”

67. Gleva: “Hahaha… Memang benar Go?”

68. Igo : “Hm, ya iyalah, aku kemarin Minggu baru saja bertemu dengannya di

taman kota, dan mungkin ini menjadi sebab dia sakit seperti ini?”

69. Gleva: “Oh kemarin surat kamu itu isinya mengajak dia ke taman kota? Jadi

bagaimana? Kalian sudah pacarankah?”

70. Igo : “Mending pacaran, lihat sajalah keadaan dia saat ini. Bahkan aku tak

dapat menyapanya kali ini.”

71. Gleva: “Oh maaf, tapi aku yakin mungkin ada sesuatu yang ingin

disampaikan Ines di balik kejadian kemarin Minggu. Lagipula aku juga

kaget ternyata dia selama ini mengidap penyakit leukemia.”

72. Igo & Junot : (Bersamaan) “Apa?”

73. Igo : (Raut muka sedih) “Kenapa tapi kenapa kamu tak bilang padaku

Ines? Tentu saja menerima keadaanmu deutuhnya yang kamu

maksudkan kemarin mengenai hal ini? Aku sangatlah yakin!” (Sambil

membelai rambut Ines)

74. Junot : (Menarik Gleva sambil berbisik) “Ssstt, sudah ah, ayo kita pulang

saja. Aku tak enak dengan Igo kalu begini jadinya. Biarkan dia

bersama Ines, sayang” |

Page 13: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

75. Gleva: “Tapi….?”

76. Junot : “Sudah, ayo !”

(Junot dan Gleva akhirnya pergi pulang meninggalkan bangsal itu)

77. Igo : “Aku mohon Ines, jika kamu bisa mendengarku tolong bangun. Aku

tak mau melihat kamu seperti ini. Aku mohon!”(Duduk dan kali ini

meneteskan air matanya)

78. Ines : (Tiba-tiba menggerakkan tangannya dan sedikit demi sedikit

membuka matanya)

79. Igo : “Ines? Ini aku Igo”

80. Ines : “Eh kamu Go, hm, maafkan kejadian kemarin Minggu ya? Aku tak

bermaksud……”

81. Igo : “Ssstt, cukup, aku sudah lebih dari bahagia melihat kamu nisa

tersenyum kembali”(Sambil mengarahkan jari telunjuk kanannya ke

bibir Ines, isyarat meminta Ines untuk diam)

82. Ines : (Menyingkirkan jari telunjuknya Igo dari bibirnya, dan

menggenggamnya erat)“Aku sungguh tak berharap kejadian itu terjadi.

Karena seseorang yang ada dihadapanku ini adalah lelaki yang aku

mau temani sisa hidupku. Dan aku rasa pembuktianmu lebih dari

cukup”

83. Igo : “Entah kenapa wajah kamu itu mengingatkanku akan mimpi seram

waktu di sekolah itu… Kau sungguh mirip dengan…..”

84. Ines : “Mirip dengan siapa Igo?”

85. Igo : “Ah enggak bukan apa-apa. Tadi yang kumaksudkan kamu mirip

sekali dengan Ibumu,hahaha…”

86. Ines : “Ah memang benar? Aku rasa aku lebih mirip dengan Ayah?

hahaha…”

87. Igo : (Terdiam sejenak memikirkan apa yang dilihatnya sekarang apakah

cermianan dari mimpi seram yang dialaminya di babak pertama itu?.

Dia merasa takut apabila hal itu adalah benar adanya) |

Page 14: Drama i mimpiku di haru kelabu

12

88. Ines : “Igo?”(Sambil menggerakkan tangannya ke muka Igo, karena dia

terlihat bengong memikirkan mimpi tadi)

89. Igo : “Eh, iya, maaf, tadi aku sedang berpikir bagaimana jika setelah kamu

sembuh kita bisa bercanda bersama dutemani kebersamaan dan gelora

cintaku padamu.Hahaha….”

90. Ines : “Lagi, lagi kamu ngegombal lagi, dasar lelaki hidung

polkadot,haha..!”(Pipinya memerah) “Hm, kepalaku pusing banget,

kalau boleh aku ingin tidur sejenak lepaskan penat di kepalaku ini”

91. Igo : “Oh tentu saja Sayang, aku akan tetap disampingmu menjagamu dan

menemanimu selalu”

92. Ines : “Teramakasih Sayang. Aku sayang kamu”(Memejamkan matanya

perlahan)

93. Igo : “Siap Bos! Aku juga sayang kamu”

(Pikiran Igo Tak jauh hilang mengenai hunungan antara Ines dan mimpi di

adegan pertama itu. Hatinya sungguh tak menentu, dia takut kehilangan

cintanya yang baru saja di rajut oleh benang-benang asmara hari itu. Dan benar

saja, terdengar suara nyaring dari alat pengukur denyut nadi yang terpasang di

tangan kanannya itu. Pertanda Ines sudahlah hanya raga yang kosong,

nyawanya sudah diselamatkan oleh Tuhan dan begitu pula dengan cinta Igo

yang pada akhirnya di terma oleh Ines meski berakhir pilu)

94. Igo : “Ya Allah, Tidakkah Enagkau biarkan saja ragaku ini sebagai

gantinya saja. Aku sungguh-sungguh cinta kepadanya, tak kurang

sedikitpun oleh mimpi-mimpi setan itu! Ah, tidak…..!”(Adegan

terakhir dilakukan dengan memeluk raga Ines yang sudah tak

bernyawa)

|