sumber gambar: isamas54.blogspot · ide awal eksplorasi panas bumi di kamojang, jawa barat...
TRANSCRIPT
Sumber gambar: isamas54.blogspot.com
Juni 2016
Edisi 20, Tahun 3
Sejarah Panas bumi di indonesia
Fakta Menarik Kawah Ciwidey Yang Perlu Diketahui
Mengulik Potensi Besar Geothermal Indonesia
ANTARA DANAU WISATA HIPERASAM IJEN ATAU PROYEK PANASBUMI
2 ROCKVISION - Juni 2016 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Pemanfaatan energi panas bumi bukan pertama
kali digunakan di Indonesia, tapi jauh sebelum Indonesia
memanfaatkannya sebagai energi alternatif, geothermal di
bumi ini telah ada sejak zaman Paleolithikum. Saat itu
manusia telah menggunakan energi ini untuk mandi air
panas berbentuk sebuah kolam batu di Gunung Lisan Cina
dibangun pada Dinasti Qin pada abad ke-3 SM, di
situs yang sama dimana istana Huaqing Chi kemudian
dibangun. Pemanfaatan industri awal dimulai pada 1827
dengan menggunakan uap air panas untuk mengekstrak
asam borat dari lumpur gunung berapi di Larderello,
Italia. Pada abad ke-20 permintaan listrik yang mendesak
menyebabkan pertimbangan listrik tenaga panas bumi
sebagai sumber pembangkit. Pangeran Conti Pierro
Ginori seorang Pangeran sekaligus pengusaha dan
politikus dari Trevignano, Italia bekerja sama dengan
Larderello menguji generator listrik pertama panas bumi
pada tanggal 4 Juli 1904 dengan mengekstrasi asam panas
bumi. Hal ini berhasil menyalakan empat bola lampu.
Kemudian, pada tahun 1911, pembangkit listrik komersial
pertama di dunia dibangun. Pada saat itu, Lord Kelvin
seorang matematikawan sekaligus fisikawan sudah
menemukan pompa panas tahun 1852, dan Heinrich
Zoelly ilmuwan dari Meksiko-Swiss telah mematenkan
ide menggunakannya untuk menarik panas dari tanah pada
tahun 1912. Kemudian pada tahun 1918 pengembangan
geothermal untuk pembangkit listrik yang merupakan
awal pengusahaan panas bumi di dunia, yaitu di
Larnderello, Italia.
Sementara itu ditahun yang bersamaan, awal
mula masuknya geothermal ke tanah air ini adalah saat
masa penjajahan Belanda. Ide awal eksplorasi panas bumi
di Kamojang, Jawa Barat dicetuskan oleh seorang
ilmuwan dari Belanda yang bernama J.B. van Dijk pada
tahun 1918. Dia terinspirasi dari proyek geothermal yang
baru dilakukan untuk menghasilkan tenaga listrik di Italia.
Pada pertengahan tahun 1928 perusahaan
tersebut berhenti melakukan pengeboran karena pada saat
itu pemerintah Belanda sedang terkena krisis ekonomi yang
diakibatkan perang dan korupsi.
Penelitian mengenai geothermal pun dilanjutkan
kembali pada tahun 1971. Pemerintah Republik Indonesia
dengan Pemerintah Selandia Baru mengadakan proyek
kerjasama penelitian studi kelayakan potensi panas bumi di
Indonesia. Kerjasama tersebut terbentuk karena beberapa
tahun sebelumnya Selandia Baru menjadi penghasil listrik
tenaga panas bumi terbesar kedua setelah Pembangkit
Wairakei dioperasikan, setelah itu Selandia Baru mengirim
utusan Geothermal Energy Ltd (GENZL) untuk mengunjungi
beberapa lapangan panas bumi di Indonesia yang
sebelumnya telah diamati dan diselidiki. Hasilnya adalah
bentuk kerjasama yang tertuang dalamColombo Plan
Technical Aidprogram yang di lakukan oleh Selandia
Baru Geothermal Project danGeological survey of Indonesia
(GSI). Kegiatan eksplorasi panas bumi di Indonesia baru
dilakukan secara luas pada tahun 1972. Direktorat
Vulkanologi dan Pertamina, dengan bantuan Pemerintah
Perancis dan Selandia Baru melakukan survey pendahuluan
di seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan
bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek panas bumi, yaitu
di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat
Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan
kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan
Sulawesi. Sistim panas bumi di Indonesia
umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai
temperatur tinggi (>225° C), hanya beberapa diantaranya
yang mempunyai temperatur sedang (150-225°
C). berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) no. 6 tanggal
20 Maret 1974 pemerintah menunjuk Pertamina untuk
melakukan eksploitasi dan eksplorasi panas bumi.
[Dikutip dari : mahardikarenaldi.blogspot.co.id]
Sejarah Panas Bumi di Indonesia Sejarah Panas Bumi di Indonesia Sejarah Panas Bumi di Indonesia
3 ROCKVISION - Juni 2016 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Fakta Menarik Kawah Ciwidey Yang Perlu Diketahui
Secara geologis, gunung berapi Patuha adalah bagian dari pengunungan busur aktif Sunda, yang terbentuk
dari subduksi lempeng India-Australia di bawah lempeng Eurasia. Vulkanisme di daerah ini berawal dari zaman
Pliosen Atas- Pleistosen Bawah, dan memunculkan sistem gunung berapi yang unik beserta danau-danau
kawahnya. Daerah Jawa Barat sendiri memiliki 25 gunung berapi, 5 diantara memiliki danau kawah.
Peneliti Badan Vulkanologi Indonesia sudah banyak melakukan penelitian di kawah ciwidey. Kawah ini
mengandung asam dengan pH=<0.5–1.3, Muatan belerang=2500–4600 ppm (part per million) dan kandungan
Cl=5300–12 600 ppm. Kandungan belerang dan klornya tinggi, sementara terdapat beberapa manifestasi
hidrotermal. Nah, kalau anda berdiri dekat dengan kawah, terdapat endapan lumpur belerang. Ini merupakan sisa-
sisa produksi belerang dari endapan danau kawah.
Ada kontribusi magma yang jelas pada uap yang dilepaskan di Kawah Putih, berdasarkan pH yang sangat
rendah dan tingkat klorida yang tinggi di air danau di Kawah. Kelompok mata air panas berada di bagian utara
Kawah Putih di Cimanggu, Rancawalini dan Barutunggul. Mata air ini melepaskan air pH netral Na-HCO3-SO4-
Cl. Mata air hangat lainnya ada di Cisaat, tenggara Kawah Cibuni dan di Cibunggaok, barat daya Gunung Urung.
Gas dingin ada di Kawah Tiis, sekitar 3 kilometer barat daya Gunung Urug. Dua mata air mineral melepaskan air
sulfat-klorida-asam muncul sekitar 1.5 km di timur Kawah Putih. Keberadaan daerah termal aktif dan vulkanisme
yang sangat muda membuat daerah ini menarik untuk pariwisata.
Kawah Putih Ciwidey memiliki lebar 300 meter. Saat kamu mencelupkan air ke dalamnya, rasa airnya
biasa saja. Ini karena suhu air hanya sekitar 26–34°C, sama dengan udara sekitar. Globula belerang yang
mengambang dengan inklusi sulfida umum ditemukan di kawah ini. Yang unik dari kawah ini adalah konsentrasi
oksianion belerang yang tinggi, dengan kandungan S4O62? +S5O6
2? +S6O62? =2400 – 4200 ppm. Fumarol Subaerial
yang panas (<93°C) di pinggir kawah memiliki rasio molar yang rendah, yaitu SO2/H2S < 2, yang merupakan
kondisi yang memungkinkan untuk menghasilkan spesies oksianion belerang yang teramati. Data isotop belerang
dari sulfat yang terlarut dan belerang asli menunjukkan fraksinasi 34S (?SO4–Se lebih besar atau sama dengan
20‰), mungkin merupakan hasil dari disproporisonasi SO2 di dalam atau di dasar danau. Air danau menunjukkan
kekayaan 18O dan D relatif dengan perairan meteorik setempat, sebagai hasil dari efek gabungan antara
perncampuran fluida berat secara isotop dari dasar danau dan air meteorik, dan fraksionasi yang diinduksi oleh
penguapan di permukaan danau. Sistematika isotop stabil yang digabungkan dengan pertimbangan keseimbangan
energi mendukung adanya siklus fluida yang sangat cepat pada sistem danau. Tinggi permukaan danau dan
konsentrasi unsur menunjukkan pergolakan musiman yang kuat, dan mengindikasikan rendahnya waktu tinggal air
di danau ini.
Gas yang bertanggung jawab atas pH yang rendah di air (yang mencapai pH 1 di kawah putih Ciwidey)
disebabkan oleh fumarol. Fumarol adalah lobang yang mengirimkan gas seperti CO2 dan SO2 dari dalam tanah.
Fumarol dapat juga mengeluarkan gas dan uap pada suhu 100 hingga 1000 derajat Celsius. Tercatat pada tahun
1919, kalau 1,3 juta ton HCl, 0.2 ton HF dan 0,3 juta ton H2S dilepaskan oleh fumarol. Tidak heran mengapa jenis
bangunan geologis ini memberi makan keasaman danau ini sehingga menjadi danau yang indah dan luar biasa.
4 ROCKVISION - Juni 2016 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Model termodinamika fluida danau menunjukkan kalau air danau
terjenuhkan dengan fase-fase silika, barite, pyrite dan beragam sulfida Pb, Sb, Cu,
As, Bi bila diasumsikan kalau yang jenuh adalah belerang. Fase pengembunan yang
diramalkan oleh perhitungan model sesuai dengan kimia kaya belerang di endapan
dasar dan fase mineral nya. Sebagian besar kimiawi air danau dapat dijelaskan
dengan disolusi batuan kongruen dengan kombinasi pengayaan dari gas atau brine
fumarolik yang masuk serta pembuangan unsur-unsur oleh fase mineral yang
mengembun, seperti ditunjukkan oleh perbandingan fluida, batuan vulkanis dan
endapan dasar danau.
Mata air yang ada di berbagai ketinggian berbeda komposisinya dan
konsisten dengan disolusi sebagai faktor dominan dan mobilitas unsur tergantung
pH. Pelepasan dari air kaya sulfat dan klorida yang hangat pada elevasi tertinggi dan dekat mata air netral pada
permukaan bawah dapat mengandung sedikit air danau kawah. Proses terinduksi fluida asam di Patuha membawa
pada penumpukan unsur-unsur yang biasanya berasosiasi dengan endapat bijih epitermal gunung berapi. Dispersal
logam beerat dan unsur yang potensial beracun dari gunung berapi lewat sistem pengairan setempat adalah masalah
lingkungan yang serius.
Interaksi hidrotermal batuan-air di sistem Kawah Putih menjadi salah satu contoh formasi endapan bijih
gunung berapi. Presipitasi belerang asli dan sulfida lainnya dari air danau menumpuk sebagai endapan kaya belerang
di dasar danau. Endapan ini ditambang pada paruh pertama abad ke-20 dan menjadi 90% produksi belerang
indonesia (Hindia Belanda) di masa itu. Rembesan danau ke fraktura gunung juga menjadi mekanisme lain formasi
bijih hidrotermal di gunung berapi ini.
Air yang merembes dari Kawah putih juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Air asam yang merembes ini
menambah tingkat keasaman mata air gunung Patuha. Mata air ini sendiri mengalirkan airnya menjadi sungai
Ciwidey dan Citarum, yang airnya dipakai penduduk setempat untuk pengairan. Walau begitu, hipotesa rembesan air
danau melalui batuan vulkanik yang lolos air memerlukan penelitian lebih lanjut.
Biota yang tinggal di danau dengan pH rendah sangat sedikit. Ikan mustahil ada, karena pH untuk ikan,
paling rendah adalah 4,5. Hanya ada beberapa jenis mikroba, terutama dari jenis Archaea yang bisa bertahan hidup
pada pH sangat rendah. Sebagai contoh danau Goang yang memiliki pH 2.5. Tidak ada ikan sama sekali di danau ini.
Fitoplankton yang ada hanyalah satu spesies yaitu heterococcales. Zooplanktonnya hanya satu jenis rotifer dan satu
spesies vorticella. Fauna air lain adalah nematoda, dua jenis larva diptera, satu trichoptera, satu zygoptera, kepiting
kecil (Sundatelphusa) dan satu kopepod siklopoid (Paracyclops). Jika untuk pH 2,5 saja biota yang ada sesedikit ini,
apa lagi untuk pH 1 seperti Kawah Putih Ciwidey. Bisa jadi hanya ada satu jenis mikroba saja dari takson Archaea.
Di sekitar danau terdapat hutan yang lebat. Di hutan ini terdapat jenis surili (Presbytis comata Desmarest 1822).
Kera yang cukup eksotis dan biasa juga disebut Owa Jawa.
[dikutip dari : http://www.faktailmiah.com/]
5 ROCKVISION - Juni 2016 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Mengulik Potensi Besar Geothermal Indonesia Geothermal atau
energi panas bumi adalah
energi panas yang
tersimpan dalam batuan
di bawah permukaan
bumi dan fluida yang
terkandung di dalamnya. Geothermal ini merupakan
salah satu sumber energi baru terbarukan yang sangat
ramah lingkungan. Hal ini disebabkan karena
geothermal tidak menghasilkan gas rumah kaca
seperti CO2 yang biasa ditimbulkan akibat
penggunaan bahan bakar fosil. Saat ini, geothermal
ini pada umumnya dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Saat ini, penggunaan geothermal sebagai
pembangkit listrik mulai dikembangkan di berbagai
negara di dunia. Geothermal telah dimanfaatkan
untuk pembangkit listrik di 24 negara di dunia seperti
Italia, New Zealand, Amerika Serikat, Filiphina, dan
negara-negara lainnya termasuk di Indonesia.
Kegiatan eksplorasi geothermal di Indonesia
baru dilaksanakan kembali secara luas di seluruh
wilayah Indonesia pada tahun 1972. Kegiatan tersebut
dilakukan oleh Direktorat Vulkanologi dan
Pertamina, dengan bantuan Pemerintah Perancis dan
New Zealand. Dari hasil survey pada saat itu,
dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 lokasi
sumber geothermal yang potensial. Tidak hanya itu,
berdasarkan hasil survey yang dilakukan selanjutnya
menunjukkan beberapa daerah prospek baru sehingga
jumlahnya meningkat menjadi 256 lokasi, yaitu 84
prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek
di Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek
di Irian, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di
Kalimantan. Hasil survey tersebut menunjukkan
bahwa Indonesia memiliki potensi sumber energi
geothermal yang cukup besar.
Indonesia dikaruniai
potensi geothermal
yang luar biasa. Hal
tersebut merupakan
dampak positif dari
letak Indonesia yang
dilalui oleh jalur gunung api (ring of fire). Hal ini
terbukti dari 128 gunung berapi aktif yang tersebar di
seluruh Indonesia. Sedangkan keberadaan sistem
panas bumi umumnya berkaitan erat dengan kegiatan
vulkanisme dan magmatisme yang biasanya berada
daerah busur vulkanik (volcanic arc) dari sistem
tektonik lempeng. Sampai saat ini di Indonesia
terdapat 7 (tujuh) lapangan geothermal yang telah
berproduksi yaitu Kamojang, Gunung Salak, Derajat,
Wayang Windu (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah),
Lohendong (Sulawesi Utara), serta Sibayak (Sumatra
Utara).
Indonesia merupakan pemilik sekitar 40%
potensi geothermal dunia. Dari total potensi
geothermal di Indonesia sebesar 28.617 MW, sumber
energi geothermal yang saat ini sudah digunakan
sebesar 1341 MW atau sekitar 4,2%.
Mengingat potensi geothermal Indonesia
yang sangat besar, pemanfaatan geothermal harus
terus dikembangkan secara lebih optimal sebagai
energi alternatif pengganti bahan bakar fosil yang
keberadaannya semakin berkurang di alam. Kendala-
kendala dalam pengembangan geothermal di
Indonesia sebisa mungkin harus terus diminimalkan
sehingga pemanfaatannya dapat lebih dioptimalkan.
[Dikutip dari : mahardikarenaldi.blogspot.co.id]
6 ROCKVISION - Juni 2016 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Kawah Ijen
berada di sisi
barat laut
gunung
Merapi, tepat
di dalam
pinggir timur
gunung berapi Ijen di Jawa Timur, Indonesia. Kawah
ini terbentuk lebih dari 50 ribu tahun lalu setelah
keruntuhan stratovolkano dengan nama yang sama,
dan bagian dari Busur Sunda, yang dihasilkan dari
subduksi lempeng samudera Hindia di bawah
paparan Sunda. Fumarol membentuk sebuah
gundukan dengan tinggi sekitar 20 meter di barat
didalam bibir kawah. Aktivitas vulkanis saat ini
freatik, dan erupsi magma terakhir terjadi tahun
1817, dan menyebabkan kerusakan besar hingga 25
km dari gunung berapi lewat aliran lumpur. Kerucut
gunung Ijen terdiri dari satuan aliran lava bolak-balik
basaltik dan andesitik, lahar dan aliran piroklastik,
dan endapan skoria dari berbagai fase eruptif gunung
ini. Kontak antar lapisan, dan satuan-satuan yang
relatif permeabel, bertindak sebagai lahan aliran
cairan bawah tanah. Mineralogi dan geokimia
berbagai batuan dan fluida kawah ijen, juga setting
geologi dan tektonik gunung berapi ini telah
dipelajari sejak tahun 1920. Fluida hidrotermal
yang muncul dari beberapa mata air di sisi barat
Kawah Ijen (1995 m di atas permukaan laut) berasal
dari hulu sungai Banyu Pahit. Sebelumnya
diasumsikan kalau hulu Banyu Pahit adalah
penyerap dari danau kawah hiper-asam, yang muncul
dari seperangkat mata air lainnya (2090 m dapl).
Baik penyerapan danau kawah dan fluida
hidrotermal ternyata juga berasal dari seperangkat
mata air lain (2075 m dapl). Rasio anion SO4/Cl dan
SO4/F digunakan dalam model campuran untuk
menentukan perbandingan fluida magma dari tiap
perangkat mata air. Model pencampuran menggunakan
anion, Cl, SO4, dan F, digunakan untuk menentukan
proporsi air tanah meteorik dan fluida magma di tiap
mata air. Debit mata air paling hulu, yang dibawa
terutama dari peresapan danau kawah, adalah 1,2 liter
per detik dan menginfiltrasi endapan sekitar 100 meter
dari lokasi pembuangan. Mata air pada ketinggian 2075
meter melepaskan 0.9 liter per detik dan juga
sepenuhnya menginfiltrasi endapan. Debit bagian
paling bawah, terdiri terutama dari fluida hidrotermal,
adalah 15.4 liter per detik dan menjadi sumber utama
pencemaran di sekitarnya; sungai Banyu Pahit mengalir
~45 km sebelum bermuara ke selat Madura (yang
terhubung dengan Laut Jawa), dan digunakan untuk
irigasi pertanian. Fluks Al, Be, Cd, Cl, Cr, F, Fe, Pb,
Mn, Na, dan SO4 melewati sungai Banyu Pahit
melebihi batas kesehatan WHO dan dapat memberikan
resiko kesehatan pada masyarakat yang hidup di
lingkungan sekitarnya dan mutu produksi pertanian
karena menggunakan air beracun untuk irigasi. Kawah
Ijen juga dijumpai penambangan belerang yang
telah dimulai pada tahun 1968. Sistem
penambangan dilakukan dengan cara memasukkan
pipa-pipa besi di antara rekahan lubang-lubang
yang mengeluarkan gas belerang yang disebut
dapur solfatara. Gas yang baru keluar dari rekahan
dinding kawah ini sangat panas. Panasnya bisa
mencapai 300 sampai 400 Celcius. Gas belerang
yang tertangkap dalam pipa besi ini mengalami
kondensasi dan menyublim (perubahan dari gas ke
ANTARA DANAU WISATA HIPERASAM IJEN ATAU PROYEK PANASBUMI
7 ROCKVISION - Juni 2016 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
padat) akibat perbedaan temperatur di dalam dan di luar pipa
yang berkisar 9 – 15 derajat Celcius. Selain dari sisi geologi
yang sangat unik, Kawah Ijen juga merupakan tempat wisata alam
yang sangat indah dan merupakan bagian dari Cagar Alam Wisata
Ijen. Di kawasan cagar alam kawah Gunung Ijen akan ditemui
tanaman-tanaman buah yang dapat dinikmati dan juga tanaman
edelweis atau dikenal dengan bunga abadi, selain itu di sana juga
akan menemui hewan-hewan liar, seperti ayam hutan, berbagai
jenis burung-burung, dan juga apabila lebih beruntung akan dapat
melihat leopard.
Kawah
dengan luas 20 km
persegi ini
dikelilingi oleh
dinding kaldera
setinggi 300-500
meter. Selain itu,
kandungan asam
yang ada pada kawah mendekati angka nol dengan suhu mencapai
200 derajat Celcius yang berarti air kawah cukup untuk meleburkan
pakaian bahkan tubuh manusia dalam waktu singkat Namun
Kawasan Cagar Alam ini berada dalam kawasan eksplorasi panas
bumi yang menjadi cadangan energi nasional, sehingga
mengakibatkan usulan agar Gunung Ijen ditingkatkan statusnya
dari Cagar Alam menjadi Taman Nasional tak kunjung disetujui.
Hal ini sangat disayangkan mengingat Gunung Ijen merupakan
tempat wisata alam yang sangat menarik untuk dikunjungi dan
merupakan sumber mata air bagi daerah-daerah di sekitarnya.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi) Jawa
Timur Ony Mahardika menyayangkan tertundanya perubahan
status Cagar Alam dan Taman Wisata Gunung Ijen menjadi Taman
Nasional. Apalagi tertundanya perubahan status tersebut karena
adanya proyek panas bumi.
[dikutip dari : http://www.faktailmiah.com/]
NEWs FLASH
Dua wilayah kerja (WK) panas bumi milik
PT Chevron Geothermal Indonesia, yaitu
WK Salak dan WK Darajat, kemungkinan
besar akan dijual. Chevron telah meminta
izin kepada Kementerian ESDM untuk
membuka data kedua WK panas bumi
tersebut dan sudah ada 14 perusahaan yang
berminat. Perusahaan-perusahaan yang
berminat mencaplok 2 ladang 'harta karun'
energi Chevron tersebut di antaranya
adalah Pertamina, Medco, dan BUMN
panas bumi dari Filipina.
Iran-Indonesia Berpeluang Kerja Sama
Energi Panas BumiDuta Besar Iran,
Valioallah Muhammadi mengatakan,
Indonesia dan Iran memiliki peluang besar
untuk bekerjasama di sektor energi
geothermal (panas bumi) untuk diterapkan
di pedesaan. Iran telah menerapkan energi
geomethal (panas bumi) untuk memenuhi
kebutuhan listrik hingga 25 megawatt
(MW).
Potensi panas bumi di Provinsi Lampung
sekitar 2.867 MW atau sekitar 10 persen
dari total potensi panas bumi Indonesia
dan menduduki peringkat ke-tiga setelah
Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Utara.
potensi panas bumi tersebut tersebar
pada 13 lokasi di enam kabupaten/kota,
yaitu Kabupaten Lampung Barat,
Kabupaten Tanggamus, Kabupaten
Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran,
Kabupaten Waykanan dan Kota
Bandarlampung.
8 ROCKVISION - Juni 2016 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
TEKNOLOGI FLNG (FLOATING LIQUID NATURAL GAS) PADA OFFSHORE
DownloadDownloadDownload buletin ini di smiagiundip.wordpress.com
Earth Observatory—Image
of The Month ini berisi citra satelit
yang bersumber dari situs resmi
NASA dan bisa diakses melalui
a l a m a t i n t e r n e t h t t p : / /
earthobservatory.nasa.gov/.
Badai debu di atas Laut Merah
yang tidak biasaKesenjangan di pegunungan
dekat - pantai menjadi jalur di mana angin
bisa membawa debu dan pasir dari daerah
pedalaman ke arah laut . Misalnya Tokar
Gap - terletak sekitar 50 kilometer ( 30
mil) angin ke arah tenggara dari Juni
sampai September . Angin ini menyebar
debu dari delta Tokar di atas Laut Merah
dan menuju Semenanjung Arab .
“Dust storms over the Red Sea ”
Teknik Geologi Undip
Gedung Pertamina Sukowati
Teknik Geologi
Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudarto SH, Semarang
E-mail: [email protected]
SM-IAGI Universitas Diponegoro adalah salah satu organisasi mahasiswa di
Program Studi Teknik Geologi Undip yang memiliki visi sebagai wadah generasi muda di
kalangan mahasiswa kebumian untuk mengajukan, mengusahakan dan menjalankan perannya
demi kedaulatan dan kesejahteraan Bangsa dan Tanah Air Indonesia. Serta menjadi SDM
yang memiliki kapabilitas untuk dapat bersaing di dunia global .
Dengan terbitnya Buletin Rockvision edisi ke 20 Juni 2016 ini dapat mejadi
motivasi sendiri untuk SM IAGI Undip agar terus berkarya serta memberikan edukasi serta
berita tebaru khusunya di bidang ke geologian. Banyak kekurangan atas terbitnya buletin
Rockvision khususnya serta SM IAGI Undip umumnya, untuk itu kami dengan tangan terbuka
menerima segala bentuk saran dan kritik demi berkembangnya SM IAGI Undip agar menjadi
lebih baik lagi. Banyak salah baik sengaja maupun tidak, kami dari buletin Rockvision dan SM
IAGI Undip di bulan Ramadhan yang suci ini memohon maaf sebesar-besarnya dan
Mengucapkan Selamat merayakam Hari Raya Idul Fitri 1437 H , minal aidin wal faidzin, mohon
maaf lahir & bathin.
SM IAGI Undip
ROCKVISION
Image of The Month
Jiwa Muda Semangat Merdeka
@smiagiundip