akun instagram @banggaber sebagai media ... aryono.pdfakun instagram @banggaber sebagai media kritik...

93
AKUN INSTAGRAM @BANGGABER SEBAGAI MEDIA KRITIK SOSIAL ( Studi Analisis Wacana Kritis Teun a Van Dijk ) SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya” untuk menyelesaikan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi Disusun Oleh: Danang Aryono NPM : 15010082 Kekhususan : Broadcasting SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • AKUN INSTAGRAM @BANGGABER SEBAGAI MEDIA

    KRITIK SOSIAL

    ( Studi Analisis Wacana Kritis Teun a Van Dijk )

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya”

    untuk menyelesaikan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

    Program Sarjana Ilmu Komunikasi

    Disusun Oleh:

    Danang Aryono

    NPM : 15010082

    Kekhususan : Broadcasting

    SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

    ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

  • 2018/2019

  • iv

    MOTTO :

    Kehidupan akan temukan jalannya sendiri - Unknown

    Skripsi ini Saya Persembahkan Kepada :

    Kedua Orang Tuaku Tercinta (Ayahanda Maryono dan Ibunda Siti

    Fatimah)

    Adik Kebanggaanku (Anggun Febiola)

    (Allan Septyawan Aryono)

    (Andini Caesar Yuniar)

    Almamater Wartawan Surabaya Stikosa-AWS

  • v

    KATA PENGANTAR

    Segenap puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,

    perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi berjudul “Akun Instagram

    @Banggaber Sebagai Media Kritik Sosial (Studi Analisis Wacana Kritis Teun A Van

    Dijk) sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan

    dengan lancar.

    Skripsi ini dilatar belakangi oleh rasa penasaran peneliti terhadap fenomena

    kritik sosial yang disajikan melalui karya karikatur. Dimana karya tersebut

    menangkat nilai-nilai kehidupan sehari-hari menjadi sebuah hal yang unik.

    Kesukesan penyusun skripsi ini diperoleh atas dukungan dan pertolongan baik

    moril maupun material dari banyak pihak. Atas terselesainya skripsi ini, peneliti

    mengucapkan banyak terimakasih sedalam-dalamnya kepada :

    1. Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Maryono dan Ibunda Siti Fatimah,

    terimakasih atas doa dan semangat yang tiada hentinya agar putranya menjadi

    lulusan yang membanggakan. Semoga skripsi ini dapat mengantarkan putra-

    mu menuju gerbang kesuksesan. Amiiin.

    2. Bapak Dr. Ismojo Herdono, M.Med. Kom selaku Ketua Stikosa-AWS.

    3. Ibu Edelweis Putri Prima, M. I. Kom. selaku Dosen pembimbing skripsi.

    Terima-kasih untuk diskusi yang mencerahkan. Terima kasih pula telah

    mengajari peneliti tentang arti kesabaran dan kedisiplinan waktu. Peneliti

    yakin kehadiran Ibu dalam skripsi ini bukanlah sebuah kebetulan.

    4. Suprihatin, S. Pd., M. Med. Kom. selaku Dosen yang membimbing saya.

    Terimakasih untuk diskusi yang mencerahkan. Terima kasih pula telah

    mengajari peneliti.

  • vi

    5. Kreator akun instagram @banggaber (Rizal Fahmi). Terimakasih untuk

    waktunya yang telah menjawab persoalan penelitian ini. Tanpa kalian, skripsi

    ini hanya sebatas angan-angan saja.

    6. Teman-teman angkatan 2015, khususnya kelas malam. Terimakasih peran

    ‘partner’ yang menghidupi hari-hari di kampus selama 8 Semester ini.

    7. Sahabat-sahabat tercinta yang tidak bisa disebutkan satu-satu, baik teman

    sepermainan, Unit Kegiatan Mahasiswa di Stikosa-AWS, terimakasih atas

    dukungan dan kebersamaan kalian saat peneliti mengerjakan skripisi.

    Kebersamaan kalian akan menjadi memori berharga di masa depan. Semoga

    kita sukses selalu.

    8. Staf Stikosa-AWS, baik staf Pengajaran dan Keuangan, terimakasih atas

    perannya menjalankan roda instansi Stikosa-AWS. Terimakasih atas kebaikan

    yang diberikan kepada peneliti.

    Peneliti tidak menutup mata akan kekurangan dari skripsi ini. Hendaknya

    kekurangan skripsi ini tidak menjadikan kecil hati, namun membuat semangat bagi

    peneliti menuju perbaikan. Oleh sebab itu, peneliti membuka tangan lebar atas kritik

    dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu

    berikan kepada peneliti mendapat balasan sebaik mungkin dari Allah SWT, Penguasa

    alam semesta, Terima kasih.

    Surabaya, 19 September 2019

    Peneliti

    Danang Aryono

  • vii

    ABSTRAK

    Kritik sosial terdiri dari dua istilah yakni dari kata kritik dan sosial. Kritik, dalam

    kamus besar Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa kritik berarti kecaman atau

    tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk suatu hasil

    karya, pendapat dan sebagainya. Sedangkan sosial memiliki arti berteman, bersama,

    berserikat, bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu

    persekutuan manusia, untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam

    kehidupan bersama. Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk

    membagi-bagikan foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan bagian dari

    facebook yang memungkinkan teman facebook kita mem-follow akun instagram kita.

    Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan atas konten kritik sosial yang

    dipublikasi oleh akun @banggaber. Analisis didasarkan pada metode kualitatif

    dengan analisis wacana kritis, menggunakan kerangka penelitian model Teun A. van

    Dijk. Teks dalam gambar yang dimuat akun instagram @banggaber bermuatan kritik

    sosial, dimana sang kreator mengolah kritik sosial menjadi lebih ringan untuk

    dipahami. Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat pesan yang disampaikan sang

    kreator melalui karyanya. Dengan meneliti karya instagram @banggaber

    menggunakan analisis wacana kritis model Teun a Van Dijk, dimana ada tiga level

    analisis di dalam teori tersebut. Yang level pertama struktur analisis, dimana peneliti

    mengamati pesan yang disampaikan dalam karya @banggaber. Yang level kedua

    analisis kognisi sosial kreator @banggaber yaitu Rizal Fahmi, berfokus pada kognisi

    kreator dalam menentukan perspektif analisis dalam karyanya. Yang level ketiga

    bagaimana kritik sosial dibandingkan kondisi yang ada di masyarakat. Dari 3 (tiga)

    level analisis tersebut nanti akan muncul data yang akan diinterpretasi.

    Kata Kunci : Internet, Instagram, Analisis Wacana Kritis

  • viii

    DAFTAR ISI

    PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................................................. i

    PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ................................................................... ii

    PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................................. iii

    MOTTO ....................................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. v

    ABSTRAK .................................................................................................................. vii

    DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

    I. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1

    II. Perumusan Masalah .................................................................................................. 5

    III. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

    III.1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

    III.2. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 6

    III.3. Manfaat Praktis ........................................................................................ 6

    IV. Kajian Pustaka ........................................................................................................ 6

    IV.1. Komunikasi ..............................................................................................6

    IV.2. New Media .............................................................................................14

    IV.3 Kritik Sosial ............................................................................................ 15

    IV.4 Teori Kognisi Sosial Teun A.Van Dijk .................................................. 17

    V. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 19

    VI. Metodologi Penelitian ........................................................................................... 20

    VI.1. Paradigma Penelitian ........................................................................... .20

    VI.2. Karakteristik Analisis Wacana Kritis .................................................... 20

  • ix

    VI.3. Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 25

    VI.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................25

    VI.5. Unit Observasi dan Unit Analisis..........................................................26

    VI.6. Metode Analisis ................................................................................... 26

    VI.7. Obyek Penelitian .................................................................................. 27

    VI.8. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................27

    BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ............................................................. 28

    II.1. Instagram ............................................................................................................. 28

    II.2. Profil Akun Instagram @banggaber .................................................................... 32

    BAB III. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN .................................................... 37

    III.1. Penyajian Data dan Hasil Analisis Data............................................................. 37

    BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 85

    4.1 Simpulan ............................................................................................................... 85

    4.2 Saran ...................................................................................................................... 86

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Hasil Wawancara Gambar 3.1 .................................................................. 39

    Tabel 3.2. Hasil Wawancara Gambar 3.2 .................................................................. 45

    Tabel 3.3. Hasil Wawancara Gambar 3.3 .................................................................. 51

    Tabel 3.4. Hasil Wawancara Gambar 3.4 .................................................................. 56

    Tabel 3.5. Hasil Wawancara Gambar 3.6 .................................................................. 62

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Gambar Pencarian Instagram ................................................................. 28

    Gambar 2.2. Gambar Profil Biodata Kreator @banggaber ......................................... 32

    Gambar 2.3. Gambar Postingan Pertama Instagram @banggaber .............................. 33

    Gambar 2.4. Gambar Akun Profil Instagram @banggaber ......................................... 34

    Gambar 2.5. Gambar Feed Akun Instagram @banggaber .......................................... 35

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Dokumentasi hasil wawancara dengan informan 1 : Yonatan Trianto

    2. Dokumentasi hasil wawancara dengan informan 2 : Maulana Wahyu Prasojo

    3. Dokumentasi hasil wawancara dengan informan 3 : Titah Ramyaningrum

    4. Berita acara bimbingan skripsi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. Latar Belakang

    Perkembangan yang ada di dunia saat ini tentulah tidak terlepas dari

    perkembangan Internet. Dalam penggunaannya yang begitu signifikan, para

    pengguna internet seperti dimanjakan di dalam aktifitas berkomunikasinya. Erhan

    dan Astrid (2010:7) menyatakan bahwasannya Internet International Networking

    adalah, hubungan dari dua komputer bahkan lebih yang akan membentuk suatu

    jaringan dan dapat saling bertukar informasi bagi setiap penggunannya.

    Internet telah sukses membawa sebuah perubahan yang cukup pesat di dalam

    kehidupan bermasyarakat. Salah satu perubahan nyata di antaranya, bahwa Internet

    semakin membuat jarak yang sebelumnya jauh menjadi seolah-olah dekat, dan

    mempermudah dalam mengaktualisasikan apa yang diinginkan melalui Internet.

    Menurut Idi Subandy Ibrahim (2007:37) bahwa Internet memiliki kekuatan yang

    kuat dalam masyarakat karena mampu memobilisasi presepsi masyarakat, dan juga

    disebut-sebut menjadi sebuah dunia baru, serta terbentuk melalui jaringan dunia

    yang bisa menembus ruang yang tidak memiliki sebuah batasan dan juga waktu.

    Melalui kecanggihannya, para netizen memanfaatkan internet sebagai saluran

    komunikasi yang efektif karena tidak begitu sulit untuk menggunakannya. Sekali

    klik, netizen dapat saling terhubung dan melihat dengan komunikan lainnya tanpa

  • 2

    sekat dan batas. Melalui internet pula terciptalah media sosial yang memiliki fungsi

    menjadi wadah sebagai ruang publik yang berisi perbincangan bahkan hingga debat

    yang terbuka dan bisa dilihat secara umum.

    Ruang tersebut berisi bermacam-macam bahasan hingga memunculkan bentuk

    kritik atas peristiwa yang sedang terjadi pada saat itu. Aktivitas tersebut berkembang

    dengan pesat dan diterima secara umum karena prinsip-prinsip demokrasi cocok

    dengan ruang publik, yaitu kebebasan untuk menyatakan pendapat.

    Kritik sosial terdiri dari dua istilah yakni dari kata kritik dan sosial. Kritik, dalam

    kamus besar Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa kritik berarti kecaman atau

    tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk suatu hasil

    karya, pendapat dan sebagainya. Sedangkan sosial memiliki arti berteman, bersama,

    berserikat, bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu

    persekutuan manusia, untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam

    kehidupan bersama.

    Dalam kehidupan bersama terdapat ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan

    yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat (tidak sebagai

    individu yang terlepas dari golongan dan masyarakat), dengan ikatan adat, kebiasaan,

    kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut

    sebagai kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya, istilah ini sering juga

    disebut sebagai sosiologi.

    Hal itulah yang kemudian menimbulkan protes keras atau kritik, mengkritik

    ketidak benaran dalam masyarakat, kritik dapat dilakukan oleh siapa saja, kritik yang

  • 3

    dilakukan oleh para ilmuan, baik ilmuan dibidang sosial, politik, ekonomi, agama,

    serta dibidang pendidikan, kritik tidak harus dilakukan para ilmuwan, tetapi

    mengkritik dapat pula dilakukan oleh ahli seni atau sering juga disebut sebagai

    seniman.

    Namun dari berbagai kelebihan diatas, media sosial sebagai ruang publik dan

    kritik virtual tentu memiliki kekurangan dan sisi negatif. Kita tidak bisa menjamin

    kebenaran dalam suatu pemberitanan dalam media sosial. Hal tersebut pastinya

    berbahaya jika para netizen tidak menyaring informasi yang mereka terima. Netizen

    akan terseret informasi di sebuah ruang publik virtual yang bentuknya doktrinasi atau

    sebuah kebohongan yang ditunggangi pemilik kepentingan.

    Instagram juga menjalankan fungsinya sebagai media kreatif dimana user dapat

    melakukan unggah (upload) maupun unduh (download) dengan leluasa. Seperti yang

    kita ketahui bahwa masyarakat modern kian aktif dalam berinteraksi di dunia cyber.

    Karena itu mereka tak segan memamerkan karya buatannya untuk kemudian

    disebarluaskan dan mendapat feedback dari pengikutnya. Berdasarkan pengamatan

    yang dilakukan, peneliti melihat para kreator memanfaatkan Instagram sebagai wadah

    untuk memamerkan sebuah hasil karya. Penggambaran peliknya politik maupun isu-

    isu sosial yang sedang beredar di masyarakat, kerap dijadikan sebagai isi konten

    dalam postingan. Kejadian atau peristiwa yang dianggap menarik, otomatis akan

    menggelitik kreator meme dan sejenisnya untuk menggambarkannya dengan ciri-kha

    skarakter yang mereka ciptakan. Pada penulisan karya ilmiah ini, peneliti memilih

    satu akun di sosial media Instagram (@Banggaber) sebagai obyek penelitian.

  • 4

    Mengapa? Karena Instagram adalah salah satu fitur yang sedang digandrungi

    masyarakat modern saat ini. Jutaan orang melakukan upload, baik berbentuk picture

    (gambar) maupun video, Selain itu pada generasi Z, instagram digunakan sebagai

    rujukan pertama dalam mencari topik yang sedang trend dalam masyarakat. Menurut

    hasil surveiWeAreSocial.net dan Hootsuite, Instagram merupakan platform media

    social dengan jumlah pengguna terbanyak ketujuh di dunia. Selain sebagai jejaring

    sosial untuk berbagi foto, Instagram digunakan untuk memasarkan produk bisnis.

    Total pengguna Instagram di dunia mencapai angka 800 juta pada Januari 2018.

    Dalam kiprahnya, akun @banggaber cukup tenar lewat postingan jenaka

    penggabungan karakter gambar dan tulisan singkat yang di-publish dalam bentuk

    digital. Bahasan rumit tentang isu sosial, diubahnya secara jenaka dan ribuan orang

    menyukai tiap posting-annya. Disini, terlihat peran Instagram sebagaisuatu media

    yang mampu mewadahi aspirasi penggunanya. Kenapa saya memilih akun instagram

    @banggaber untuk diteliti? Karena akun instagram tersebut memiliki karya ciri khas

    yang sindirannya terasa sangat elegan, visualisasi isu kritik sosial diubah jadi jenaka

    dan eksentrik, dan tidak menjatuhkan pihak lain menjadi poin penting akun ini.

    Semua orang bebas mengunggah konten yang mereka kehendaki, meski ada beberapa

    material yang akan tersaring atau tidak diverifikasi bila melanggar aturan yang telah

    ditetapkan.

    Merujuk pada pengertian khalayak dan karakteristiknya menurut Hiebert (1985),

    followers dari @Banggabertermasukdalamkhalayak di era media massa atau media

    tradisional, dimana posisi audience ditempatkan sekedar sebagai objek atau

    https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/16/10-orang-indonesia-terpopuler-di-instagram

  • 5

    konsumen. Mereka (followers) cenderung anonym−tidak saling mengenal namun

    mengakses media yang sama dalam waktu yang bersamaan pula; cenderung bersifat

    individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan

    sosial diantara mereka, serta pemilihan produk media (dalam hal ini konten akun

    Instagram) berdasarkan seleksi kesadaran. Jadi mereka sendirilah yang berperan aktif

    dalam menyaring maupun memilahin formasi atau konten / isi / materi apa saja yang

    mereka mau atau mereka butuhkan. Maka dari itu, di era yang ‘tidak terbatas’ ini,

    andil orang tua dalam memproteksi dan mendidik anak sejak dini hingga usia yang

    dirasa cukup matang; sangat diperlukan, demi terciptanya generasi penerus yang

    berkualitas, bukan remaja-remaja yang bobrok moralnyadi karenakan lengahnya

    kontrol terhadap konsumsi media.

    Analisis wacana, dalam arti paling sederhana adalah kajian terhadap satuan

    bahasa di atas kalimat. Lazimnya, perluasan arti istilah ini dikaitkan dengan konteks

    lebih luas yang mempengaruhi makna eangkaian ungkapan secara keseluruhan. Para

    analis wacana mengkaji bagian lebih besar bahasa ketika mereka saling bertautan.

    Beberapa analis wacana mempertimbangkan konteks yang lebih luas lagi untuk

    memahami bagaimana konteks itu mempengaruhi makna kalimat.

    Seperti latar belakang yang dijelaskan diatas karya karikatur akun instagram

    @banggaber (Rizal Fahmi) layak menjadi kajian penelitian dengan menggunakan

    metode penelitian analisis wacana kritis untuk mengetahui makna dari setiap

    postingan instagram yang diunggah.

  • 6

    II. Rumusan Masalah

    Merujuk pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

    ini adalah : “Bagaimana peran akun Instagram @banggaber sebagai media

    kritik sosial?”

    III. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    III.1 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran akun instagram

    @banggaber sebagai media kritik sosial

    III.2 Manfaat Teoretis

    Hasil penelitian diharapkan dapat menambah perbendaharaan pustaka. Selain

    itu, juga memperkaya kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan sosial-

    media.

    III.3 Manfaat Praktis

    Memberi pandangan baru terhadap masyarakat mengenai aplikasi sosial

    media (dalam hal ini adalah Instagram) dengan perannya dalam menyalurkan

    ekspresi.

  • 7

    IV. Kajian Pustaka

    IV.1 Komunikasi

    Komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan

    rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan.

    Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang

    hendakdibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi

    akan dibuat. Terdapat dua aspek utama yang diliha tsecara tidak langsung dalam

    bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru. Aspek pertama ialah

    perkembangan dari beberapa sudut atau kejadian seperti teknologi komunikasi,

    perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya radio, televisi,

    telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide untuk mengetahui apakah

    kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap individu, masyarakat dan

    penduduk disebuah negara. Perkembangan politik dunia, memperlihatkah bagaimana

    kesan politik terhadap publik sehingga menimbulkan propaganda dan pendapat

    umum.

    Pengertian mengenai ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai ciri yang sama

    dengan pengertian ilmu secara umum. Yang membedakan adalah objek kajiannya, di

    mana perhatian dan telah difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar

    manusia. Mengenai hal itu Berger & Chafee (1987) menyatakan bahwa Ilmu

    komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari

    sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji

    https://id.wikipedia.org/wiki/Strategihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perkara&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Proseshttps://id.wikipedia.org/wiki/Teorihttps://id.wikipedia.org/wiki/Propagandahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berger&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chafee&action=edit&redlink=1

  • 8

    dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan

    produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.

    Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari

    kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama

    disini adalah sama makna.

    IV.1.1. Komunikator

    Komunikator merupakan unsur komunikasi yang bertindak sebagai

    penyampai pesan. Komunikator merupakan sumber informasi bagi komunikan.

    Sehingga bagaimana komunikator mendeliver sebuah pesan sangat mempengaruhi

    keberhasilan komunikasi (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi). Apakah komunikan

    dapat menangkap dan mengerti sebuah pesan atau tidak, dan bagaimana respon yang

    dihasilkan komunikan sangat ditentukan oleh kemampuan komunikator dalam

    menyampaikan pesan.

    Berikut beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang komunikator agar pesan

    yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan:

    • Menguasai tehnik bicara atau menulis untuk menyampaikan pesan.

    • Memiliki pengetahuan luas mengenai pesan yang akan disampaikan.

    • Memiliki kemampuan untuk menyusun isi pesan dengan baik.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Latinhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Communicatio&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Communis&action=edit&redlink=1

  • 9

    • Memiliki kemampuan untuk memilih media yang paling tepat untuk

    digunakan dalam menyampaikan pesan.

    • Memilik ikredibilitas yang baik dimata audience atau komunikan.

    • Memiliki pengetahuan untuk mengantisipasi gangguan yang mungkin timbul.

    • Memiliki kemampuan untuk memberikan tanggapan atas feedback yang

    diberikan komunikan.

    IV.1.2. Pesan

    Pesan merupakan ide, informasi atau berita yang ingin disampaikan

    komunikator kepada komunikan. Pesan disini bisa berupa kata-kata, tulisan, gambar

    atau lainnya. (baca juga: bahasa sebagai alat komunikasi) Pesan mengandung materi

    yang ditujukan untuk mempengaruhi atau mengubah komunikan. Pesan sendiri

    terbagi dalam beberapa jenis sebagai berikut:

    Pesan Informatif

    Pesan informatif adalah pesan yang sifatnya memberikan keterangan, fakta, atau

    informasi lainnya. Pesan jenis ini merupakan pesan yang dapat dijadikan acuan dalam

    pengambilan sebuah keputusan oleh komunikan. Contoh pesan jenis ini misalnya

    informasi mengenai bencana alam, jenis bantuan apa yang dibutuhkan oleh

    pengungsi.

  • 10

    Pesan Persuasif

    Pesan persuasif adalah pesan yang bersifat membujuk. Tujuan pesan jenis ini

    adalah untuk merubah sikap komunikan. Dengan pesan jenis ini komunikan dapat

    perubahan sikap komunikan didapatkan tanpa adaya paksaan, namun berasal dari

    keinginan komunikan sendiri. Contoh pesan jenis ini misalnya iklan sebuah produk.

    Pesan Koersif

    Berkebalikan dengan pesan persuasif, pesan koefsif merupakan pesan yang

    bersifat memaksa. Dalam mencapai tujuannya, yaitu merubah prilaku komunikan,

    pesan jenis ini mengandung unsur paksaan seperti pemberian sanksi atau

    semacamnya. Contoh pesan persuasif misalnya peraturan pegawai dalam sebuah

    perusahaan.

    IV.1.3. Media komunikasi

    Media komunikasi merupakan sarana atau saluran yang digunakan oleh

    komunikator untuk menyampaikan sebuah pesan. Dalam berkomunikasi, pesan akan

    diterima oleh pancaindra manusia baru selanjutnya diproses dalam pikirannya dan

    kemudian menghasilkan sebuah feedback. Pesan yang disampaikan dalam bentuk

    sebuah gambar dan suara biasanya akan lebih menarik dari pada pesan yang hanya

    disampaikan lewat tulisan saja.

  • 11

    Pemilihan media atau sarana komunikasi yang digunakan untuk

    menyampaikan sebuah pesan, bergantung pada sifat, jenis, atau bentuk pesan yang

    akan disampaikan. Pesan dalam bentuk tulisan misalnya, dapat disampaikan

    menggunakan media Koran atau majalah, sedangkan media televisi bisanya

    digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk video (gambar dan suara).

    Media komunikasi dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu:

    Media Personal

    Media personal merupakan media komunikasi yang digunakan oleh dua orang yang

    berkomunikasi secara personal atau pribadi (baca juga: komunikasi antar pribadi).

    Misalnya media telepon, media perpesanan atau chatting seperti whatsapp, telegram,

    line, bbm, atau media video call seperti skype, whatsapp dan semacamnya.

    Media Massa

    Media massa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

    mengkomunikasikan pesan kepada masyarakat luas (baca juga: komunikasi massa.

    Target yang ditentukan tidak spesifik seperti komunikasi person to person. Pesan

    yang disampaikan melalui media ini biasanya berdampak besar bagi banyak orang,

    sebab sifatnya yang masif. Contoh media massa misalnya televisi, Koran, atau radio.

    IV.1.4. Komunikan

  • 12

    Komunikan merupakan penerima pesan, pihak yang menjadi sasaran

    komunikasi. Target yang ditentukan oleh komunikator untuk menerima pesan yang

    disampaikannya. Komunikan bisa seorang individu, kelompok, organisasi atau

    lainnya. Komunikan mempunyai tanggung jawab untuk dapat memahami apa yang

    disampaikan komunikator kepadanya, untuk itu seorang komunikan yang baik harus

    memperhatikan apa yang disampaikan komunikator dengan baik. Berikut ini hal-hal

    yang perlu diperhatikan dari seorang komunikan, agar tujuan komunikasi dapat

    tercapai:

    Kecakapan komunikasi

    Kecakapan komunikasi disini berkaitan dengan kecakapan komunikan dalam

    membaca, medengar serta menangkap apa yang dibaca dan didengarnya.

    Sikap

    Sikap disini berkaitan dengan sikap komunikan terhadap komunikator serta

    pesan yang disampaikannya. Ketika seorang memiliki asumsi yang negatif misalnya,

    komunikan cenderung akan bersikap acuh atau juga sebaliknya (baca: psikologi

    komunikasi).

    Pengetahuan

    Pengetahuan komunikan terhadap pesan yang disampaikan juga sangat

    mempengaruhi ringkat pemahaman komunikan terhadap pesan yang disampaikan.

  • 13

    Misalnya pesan berisi informasi mengenai kehamilan tidak tepat untuk disampaikan

    kepada anak SD.

    Keadaan Lahiriah

    Manusia normal memliki indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan

    penciuman. Namun terdapat beberapa orang yang mengalami disabilitas taua

    kecacatan seperti tidak bisa melihat atau mendengar. Hal ini perlu diperhatikan, agar

    pesan yang disampaikan dapat diterima sengan baik.

    IV.1.5. Feedback

    Feedback atau umpan balik merupakan respon yang diberikan komunikan

    untuk menanggapi pesan yang telah diterimanya dari komunikator. Sama seperti

    keempat unsur komunikasi yang telah disebutkan sebelumnya, feedback memegang

    peranan penting dalam tercapainya tujuan komunikasi. Feedback dari komunikan

    akan mengukur apakah komunikasi berjalan dengan baik, apakah komunikan

    memahami pesan yang disampaikan, dan apakah tujuan komunikasi tercapai atau

    tidak.

    Feedback dari komunikan bisa berupa apa saja, baik gesture tubuh seperti

    gelengan atau anggukan kepala, senyuman atau perilaku seperti mencatat informasi,

    atau juga ucapan tanggapan berupa gumaman tertentu. Feedback sendiri dibagi

    menjadi dua kategori, yatu:

  • 14

    Feedback negative

    Feedback negative merupakan respon yang sifatnya cenderung tidak setuju

    atau menolak pesan yang disampaikan. Contohnya bersikap acuh, gelengan kepala,

    atau semacamnnya.

    Feedback positif

    Feedback positif merupakan respon yang menunjukkan persetujuan

    komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Misalnya berupa anggukan kepala,

    senyuman, atau sikap responsif lainnya.

    IV.2 New Media

    Istilah new media atau media baru sebenarnya telah digunakan sejak tahun

    1960an yang merujuk pada penggunaan serta penerapan seperangkat teknologi

    komunikasi yang dikenal dengan dotcom mania, cyberspace, dan televisi interaktif.

    Istilah new media sendiri sulit untuk didefiniskan karena makna kata “new” atau

    “baru” yang sangat relatif. Kata “new” memerlukan permasalahan historis, sebuah

    kerangka kerja temporal dan spasial yang beresiko dalam membangun “yang baru”

    sebagai sebuah kulminasi serta pemenuhan “yang lama”.

    Beberapa ahli menggambarkan new media sebagai transisi dari media yang

    menggunakan teknologi analog ke media yang menggunakan teknologi digital. Jadi,

    dapat dikatakan bahwa new media adalah media yang berbasiskan teknologi digital.

    Beberapa ahli lain lebih menekankan arti new media pada istilah “new” sebagai tanda

  • 15

    keberlangsungan sejarah perkembangan media. Berikut adalah beberapa

    pengertian new media menurut para ahli :

    1. new media adalah semua media yang pada masa sebelumnya disebut

    sebagai “new media” dan media darurat yang dipandang sebagai media

    yang memiliki potensi maupun resiko.

    2. Definisi new media dengan cara menggabungkan teknologi informasi

    komunikasi beserta konteks sosial dan membawanya bersama tiga buah

    elemen yaitu alat-alat dan artefak komunikasi; kegiatan, praktis, dan

    penggunaan; dan organisasi sosial yang terbentuk di sekitar alat dan

    praktis.

    3. Definisi lain yang dirumuskan oleh techencyclopedia menyatakan new

    media sebagai bentuk berkomunikasi dalam dunia digital, termasuk

    didalamnya penerbitan elektronik pada CD-ROM, DVD, televisi digital

    dan yang paling signifikan adalah internet. New media memiliki implikasi

    digunakannya desktop dan komputer portable atau alat-alat jinjing tanpa

    kabel. Sebagian besar perusahaan dalam industri komputer terlibat

    dalam new media dalam beberapa hal.

    IV.4. Kritik Sosial

    1. Kritik tidak hanya menyangkut soal ‘rasa baik’, tetapi harus melibatkan

    cara-caraanalisis dan bentuk-bentuk pengalaman khusus yang tidak

    dimiliki orang lain pada umumnya. Kritik adalah masalah penganalisaan

  • 16

    dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan meningkatkan pemahaman,

    memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.

    2. Setidaknya ada dua karakteristik yang harus dimiliki pengkritik, yakni

    tidak membawa kepentingan tertentu atau tidak memihak, sehingga

    pengkritik mampu berpikiran terbuka dan bersifat obyektif. Karena

    dewasa ini, masyarakat kita mulai tampak jenuh dengan sajian program

    televisi, seiring pahamnya mereka terhadap adanya ‘kepentingan’ dari

    pihak – pihak tertentu, terutama mereka yang menaungi media tersebut.

    Media konvensional layaknya armada yang disetir pemiliknya guna

    melancarkan maksud tertentu. Maka dari itu beriringan dengan new media

    yang saat ini sedang hangat diperbincangkan, masyarakat modern kian

    cerdas memilih media apa yang cocok untuk dikonsumsi.

    3. Kritik sosial dapat dilihat dalam berbagai bentuk, diantaranya dalam fiksi

    dan seni, serta tindakan-tindakan simbolis yang dilakukan sebagai wujud

    ketidaksetujuan terhadap keadaan masyarakat yang tejadi. Berdasarkan

    bentuk-bentuk ini, kritik dapat di kelompokkan menjadi dua jenis

    pengekspresian, yakni kritik yang dilakukan secara terbuka (langsung) dan

    tidak langsung, atau dapat dikatakan tertutup atau terselubung. Jika

    dikaitkan dengan @Banggaber , jokes yang ada dalam akun tersebut

    termasuk dalam sifat tertutup, dimana penyampaian kritik tidak langsung

    disuarakan (misalnya) kepada pemerintah, tetapi lebih berupa karya seni

    yang ketika dilontarkan pada masyarakat luas, akan menghasilkan

  • 17

    penafsiran yang berbeda-beda, tergantung pada persepsi masing-masing.

    Dan ruang diskusi mungkin saja dapat terjadi di kolom komentar. Dimana

    netizen bertukar pikiran maupun pandangan, yang juga memungkinkan

    terciptanya opini baru sebagai satu bentuk control sosial, seperti yang kita

    ketahui masyarakat masa kini sudah cukup berani dalam mengemukakan

    pendapatnya, yang dapat dinilai sebagai fungsi pengawasan. Baik terhadap

    media, pemerintah dan lain sebagainya.

    IV.5. Teori Kognisi Sosial Teun A. Van Dijk

    Dari begitu banyak model analisis wacana yang diintoduksikan dan

    dikembangkan oleh beberapa ahli, model Van Dijk adalah model yang paling

    banyak dipakai. Hal ini kemungkinan karena Van Dijk menformulasikan elemen-

    elemen wacana sehingga bisa dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh

    Van Dijk ini sering disebut sebagai “kognisi sosial” (Eriyanto 2001:221).

    Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada

    analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang

    harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks

    diproduksi,sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa

    semacam itu. Proses produksi itu melibatkan suatu proses yang disebut sebagai

    kognisi sosial. Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik

    wacana. Di sini ada dua bagian : teks yang mikro yang merepresentasikan suatu

    topik permasalahan dalam berita, dan elemen besar berupa struktur sosial. Van

    Dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa

  • 18

    struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah

    dimensi yang dinamakan kognisi sosial. Kognisi sosial tersebut mempunyai dua

    arti. Di satu sisi ia menunjukkan bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh

    wartawan/ media, di sisi lain ia menggambarkan nilai-nilai masyarakat itu

    menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan dan akhirnya digunakan untuk

    membuat teks berita (Eriyanto 2001:222).

    Dalam buku Eriyanto, Van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi,

    dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/

    pikiran dan kesadaran membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.

    Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/ bangunan : teks,

    kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan

    ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi

    teks yang pertama, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi

    wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi

    sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari

    wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang

    berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.

  • 19

    V. Kerangka Berpikir

    Instagram sebagai media

    sosial penyalur kritik sosial

    Observasi konten akun

    instagram @banggaber

    Metode Penelitian

    Analisis Wacana Kritis

    Teun A van Dijk

    Teori

    - Komunikasi - New Media - Kritik Sosial - Kognisi Sosial

    Simpulan

    Level Struktur Analisis Level Kognisi Sosial Level Struktur Analisis

  • 20

    VI. Metodologi Penelitian

    VI.1. Paradigma Penelitian

    Pada desain penelitian ini, peneliti menggunakan analisis wacana kritis. Analisis

    wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi

    penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh

    seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan

    tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks

    harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang terbentuk

    nantinya disadari telah di pengaruhi oleh si peneliti dari berbagai faktor. Selain itu

    harus disadari pula bahwa di balik wacana itu terdapat makna dan citra yang

    diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.

    VI.2. Karakteristik Analisis Wacana Kritis

    Berikut ini disajikan karakteristik penting dari analisis wacana kritis.

    1. Tindakan

    Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action). Dengan

    pemahaman semacam ini mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. wacana

    bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan internal. Orang berbicara atau

    menulis bukan ditafsirkan sebagai ia menulis atau berbicara untuk dirinya sendiri,

    seperti kalau orang sedang mengigau atau di bawah hipnotis. Seseorang berbicara,

    menulis, dan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang

  • 21

    lain. Dengan pemahaman semacam ini, ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana

    harus dipandang. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan apakah

    untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi,dan sebagainya.

    Seseorang berbicara atau menulis mempunyai maksud tertentu, baik besar maupun

    kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar,

    terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran.

    2. Konteks

    Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar,

    situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana di sini dipandang diproduksi,dimengerti, dan

    di analisis pada suatu konteks tertentu. Mengikuti Guy Cook,analisis wacana juga

    memeriksa konteks dari komunikasi: siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa

    dan mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa; bagaimana

    perbedaan tipe dan perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk masing-masing

    pihak. Tiga hal sentralnya adalah teks, konteks, dan wacana. Teks (semua bentuk

    bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi semua jenis

    ekspresi komunikasi). Konteks (memasukan semua jenis situasi dan hal yang berada

    diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, situasi dimana teks itu diproduksi

    serta fungsi yang dimaksudkan). Wacana di maknai sebagai konteks dan teks secara

    bersama. Titik perhatianya adalah analisis wacana menggambarkan teks dan konteks

    secara bersama-sama dalam proses komunikasi. Titik tolak dari analisis wacana di

    sini, Bahasa tidak bisa di mengerti sebagai mekanisme internal dari linguistik semata,

  • 22

    bukan suatu objek yang diisolasi dalam ruang tertutup. Bahasa di sini di pahami

    dalam konteks secara keseluruhan.

    Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh terhadap produksi

    wacana. Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi wacana. Jenis

    kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnis, agama, dalam banyak hal relevan

    dalam menggambarkan wacana. Misalnya, seseorang berbicara dalam pandangan

    tertentu karena ia laki-laki, atau karena ia berpendidikan.

    Kedua, setting social tertentu, seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan

    pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk mengerti suatu

    wacana. Misalnya, pembicaraan di tempat kuliah berbeda dengan di jalan. Setting,

    seperti tempat itu privat atau publik, dalam suasana formal atau informal, atau pada

    ruang tertentu memberikan wacana tertentu pula. Berbicara di ruang kelas berbeda

    dengan berbicara di rumah dan juga di pasar, karena situasi sosial atau aturan yang

    melingkupinya berbeda, menyebabkan partisipan komunikasi harus menyesuaikan

    diri dengan konteks yang ada. Oleh karena itu, wacana harus dipahami dan

    ditafsirkan dari kondisi dan lingkungan sosial yang mendasarinya.

    3. Historis

    Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti wacana

    diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan

    konteks yang menyertainya. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah

    dengan menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu. Misalnya, kita

  • 23

    melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa menentang Soeharto.

    Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bisa

    memberikan konteks historis di mana teks itu diciptakan. Bagaimana situasi sosial

    politik, suasana pada saat itu. Oleh karena itu, pada waktu melakukan analisis perlu

    tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan

    seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu, dan seterusnya.

    4. Kekuasaan

    Analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan (power)

    dalam analisisnya. Di sini set0069ap wacana yang muncul, dalam bentukteks,

    percakapan, atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar,

    dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan.Konsep kekuasaan

    adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat. Seperti

    kekuasaan pria dalam wacana mengenai seksisme,kekuasaan kulit putih terhadap

    kulit hitam dalam wacana mengenai rasisme,kekuasaan perusahaan berbentuk

    dominasi pengusaha kelas atas kepada bawahan, dan sebagainya. Percakapan

    antara pembantu dan majikan bukanlah percakapan yang alamiah, karena di sana

    terdapat kekuasaan majikan terhadap pembantu tersebut. Tujuan penggunaan

    wacana bagi suatu kekuasaan adalah untuk mempengaruhi objek yang dikuasai.

  • 24

    5. Ideologi

    Ideologi merupakan suatu keyakinan yang diyakini kebenarannya oleh

    seseorang atau kelompok orang tertentutanpadirinyabersikapkritislagi dan menerima

    segala pemikiran tersebut sebagai sesuatu hal yang seolah-olah sudah semestinya

    dilakukan ( Gunawan, 2010). Secara harfiah, ideologi berarti ilmu tentang ide-ide

    sesuai dengan perkembangan zaman, perkembanganilmu, dan pengetahuan. Batasan

    ideologi adalah sebuah system nilai atau gagasan yang dimiliki oleh kelompok atau

    lapisan masyarakat tertentu, termasuk proses-proses yang bersifat umum dalam

    produksi makna dan gagasan. AWK mempelajari tentang dominasi suatu ideologi

    serta ketidakadilan dijalankan dan dioperasikan melalui wacana. Fairclough

    mengemukakan bahwa AWK melihat wacana sebagai bentuk dan praktik sosial.

    Praktik wacana menampilkan efek ideologi.

    Ideologi merupakan konsep sentral dalam AWK, hal ini karena teks,

    percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau permintaan dari

    ideologi tertentu. Misalnya wacana sastra adalah bentuk ideologi atau pencerminan

    dari ideologi tertentu. Ideologi ini di kontruksikan oleh kelompok yang dominan

    dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka. Salah satu

    strateginya adalah membuat kesadaran khalayak, bahwa dominasi itu diterima secara

    taken for granted (diterima begitu saja). Dalam teksberita misalnya, dapat dianalisis

    apakah teks yang muncul tersebut pencerminan dari ideologi seseorang, apakah ia

    feminis, anti feminis, kapitalis, sosialis dan sebagainya. Ideologi dalam hal ini secara

    inheren bersifat sosial dan AWK melihat wacana sebagai bentuk dari praktik sosial.

  • 25

    VI.3. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis wacana kritis,

    menggunakan kerangka penelitian model Teurn A. van Dijk

    Menurut Van Dijk wacana memiliki tiga dimensi, yakni teks, kognisi soisal,

    dan konteks sosial (Darma, 2009: 88 dan Eriyanto 2006:224). Dalam dimensi teks,

    yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk

    menegaskan suatu tema tertentu. Menurut Dijk, teks terbagi dalam tiga tingkatan,

    yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Struktur makro merupakan

    makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik

    atau tema yang diangkat oleh suatu teks. Superstrukstur merupakan struktur wacana

    yang berhubungan dengan kerangka suatu teks seperti pendahuluan, sisi, penutup dan

    kesimpulan. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati akni kata,

    kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Pada level kognisi sosial

    dipelajari bagaimana produksi teks yang melibatkan kognisi individu. Pada level

    konteks mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat terhadap

    suatu masalah.

    VI.4. Metode Pengumpulan Data

    Data primer dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah kerangka

    penelitian model Teurn A. van Dijk. Dimana penuliti menganalisa strategi tekstual

    dalam gambar yang dipakai, bagaimana wacana berkembang di masyarakat dan

    bagaimana kognisi peneliti memahami suatu peristiwa.

  • 26

    VI.5. Unit Observasi dan Unit Analisis

    Unit observasi dalam penelitian ini adalah akun instagram @banggaber. Pada

    akun instagram @banggaber dengan sang kreator yang bernama asli Rizal Fahmi

    postingannya berisi karikatur yang selalu berisi kritik sosial di ssetiap postingannya.

    Unit analisis pada penelitian ini adalah observasi terhadap postingan akun

    instagram yang dianggap layak oleh peneliti dan memenuhi syarat.

    VI.6. Metode Analisis

    Aplikasi analisis wacana kritis secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Pada level struktur analisis : menganalisis bagaimana strategi wacana yang

    dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu ; bagaimana

    strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarginalkan suatu

    kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu

    2. Pada level kognisi sosial ; menganalisis bagaimana kognisi peneliti dalam

    memahami seseorang atau peristiwa tertentu.

    3. Pada level analisis sosial ; menganalisa bagaimana wacana yang berkembang

    di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang atau peristiwa

    digambarkan.

  • 27

    VI.7. Obyek Penelitian

    Obyek penelitian ini adalah akun Instagram @Banggaber , dengan beberapa

    gambar terpilih yang menurut peneliti memenuhi kriteria.

    VI.8. Teknik Pengumpulan Data

    Data penelitian didapatkan berdasar pengamatan postingan instagram akan

    dilakukan peneliti kepada kreator akun @Banggaber dan juga posting-an (gambar) di

    feed akun Instagram @Banggaber. Kemudian penelitiakan melakukan review

    terhadap berbagai data yang telah dikumpulkan.

    VI.9. Teknik Analisis Data

    Analisis didasarkan pada metode kualitatif dengan analisis wacana kritis,

    menggunakan kerangka penelitian model Teun A. van Dijk. Sedang pisau bedah yang

    digunakan adalah tiga level aplikasi sebagai berikut:

    1. Pada level struktur analisis

    Di mana peneliti akan menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai

    untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu; bagaimana strategi

    tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarginalkan suatu

    kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu.

  • 28

    2. Pada level kognisi sosial

    Di mana peneliti akan menganalisis bagaimana kognisi kreator dalam

    memahami seseorang atau peristiwa tertentu.

    3. Pada level analisis sosial

    Di mana peneliti akan menganalisa bagaimana wacana yang berkembang di

    masyarakat; proses produksi dari reproduksi seseorang atau peristiwa

    digambarkan.

  • 28

    BAB II

    DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

    II.1. Instagram

    Gambar 2.1

    Sumber :instagram

  • 29

    Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membagi-bagikan

    foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan bagian dari facebook yang

    memungkinkan teman facebook kita mem-follow akun instagram kita. Makin

    populernya instagram sebagai aplikasi yang digunakan untuk membagi foto membuat

    banyak pengguna yang terjun ke bisnis online turut mempromosikan produk-

    produknya lewat instagram (nisrina, 2015). Instagram merupakan salah satu media

    jejaring sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai media pemasaran langsung. Melalui

    instagram- lah produk barang/jasa ditawarkan dengan meng-upload foto atau video

    singkat, sehingga para calon konsumen dapat melihat jenis-jenis barang/jasa yang

    ditawarkan. Instagram memiliki fitur-fitur yang berbeda dengan jejaring sosial

    lainnya, diantara sekian banyak fitur yang ada di instagram, ada beberapa fitur yang

    digunakan oleh akun instagram bandung makuta dalam menjalanan komunikasi

    pemasarannya, fitur tersebut adalah: 1. Followers (pengikut) sistem sosial di dalam

    instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna lainnya, atau memiliki

    pengikut instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna instagram

    sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-

    foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu

    unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat

    mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau

    tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam instagram.

    2. Upload foto (mengunggah foto) kegunaan utama dari instagram adalah sebagai

    tempat untuk mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang

  • 30

    hendak ingin diunggah dapat diperoleh melalui kamera idevice ataupun foto-foto

    yang ada di album foto di idevice tersebut.

    3. Kamera foto yang telah diambil melalui aplikasi instagram dapat disimpan di

    dalam idevice tersebut. Penggunaan kamera melalui instagram juga dapat langsung

    menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang

    dikehendaki oleh pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah

    untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Foto-foto yang akan

    diunggah melalui instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, melainkan instagram

    memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang digunakan di dalam instagram

    adalah dengan rasio 3 : 2 atau hanya sebatas berbentuk kotak saja.

    4. Efek foto pada versi awalnya, instagram memiliki 15 efek-efek yang dapat

    digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto.

    Efek tersebut terdiri dari: x-pro ii, lomo-fi, earlybird, sutro, toaster, brannan, inkwell,

    walden, hefe, apollo, poprockeet, nashville, gotham, 1977, dan lord kelvin. Namun

    tepat pada tanggal 20 september yang lalu instagram telah menambahkan 4 buah efek

    terbaru yaitu; valencia, amaro, rise, hudson dan telah menghapus 3 efek, apollo,

    poprockeet, dan gotham dari dalam fitur tersebut.

    5. Judul foto setelah foto tersebut disunting, maka foto akan dibawa ke halaman

    selanjutnya, dimana foto tersebut akan diunggah ke dalam instagram sendiri ataupun

    ke jejaring sosial lainnya. Dimana di dalamnya tidak hanya ada pilihan untuk

  • 31

    mengunggah pada jejaring sosial atau tidak, tetapi juga untuk memasukkan judul

    foto, dan menambahkan lokasi foto tersebut.

    6. Arroba seperti twitter dan juga facebook, instagram juga memiliki fitur yang

    dimana para penggunanya dapat menyinggung pengguna lain yang juga, dengan

    manambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan akun instagram dari pengguna

    tersebut. Para pengguna tidak hanya dapat menyinggung pengguna lainnya di dalam

    judul foto, melainkan juga pada bagian komentar foto. Para pengguna dapat

    menyinggung pengguna lainnya dengan memasukkan akun instagram dari pengguna

    tersebut. Pada dasarnya dalam menyinggung pengguna yang lainnya, yang

    dimaksudkan adalah untuk berkomunikasi dengan pengguna yang telah disinggung

    tersebut. 7. Geotagging setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya

    adalah bagian geotag. Bagian ini akan muncul ketika para pengguna idevice

    mengaktifkan gps mereka di dalam idevice mereka. Dengan demikian idevice

    tersebut dapat mendeteksi lokasi para pengguna instagram tersebut berada. 8. Jejaring

    sosial dalam berbagi foto, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di

    dalam instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring

    sosial lainnya seperti facebook, twitter, foursquare, tumblr, dan flickr yang tersedia di

    halaman instagram untuk membagi foto tersebut. 9. Tanda suka (like) instagram juga

    memiliki sebuah fitur tanda suka yang fungsinya memiliki kesamaan dengan yang

    disediakan facebook, yaitu sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai.

  • 32

    II.2 Profil Akun Instagram @Banggaber

    Gambar 2.2

    Sumber: Gmail

  • 33

    Akun @banggaber merupakan akun instagram milik rizal fahmi yang

    kontennya banyak bertema kritiksosial. Mulai dari sindiran terkait situasi keagamaan,

    hingga sindiran bertema sosial dan politik. Komik ini mulai ada di instagram sejak 1

    november 2014 dan sudah memuat 1000 postingan lebih. Followers-nya di instagram

    mencapai 246 ribu sekang ini. Sebenernya nama gaber itu udah lama sih di sebut

    sama rizal, berasal dari kata kata bercandaan “gaber” yang satu arti tapi luas

    maknanya, seperti :gaber : gak beruntung, gaber : gak berjelas, gaber : gak

    bergairah, gaber : gak berduit dan gaber gaber lainnya tergantung sikon yang lagi di

    alamin sang pengucap. Berikut hasil karya Rizal Fahmi :

    Gambar 2.3

    Sumber :instagram @banggaber

  • 34

    Gambar 2.4

    Sumber : instagram @banggaber

  • 35

    Sumber : instagram

    Gambar 2.5 @banggaber

  • 36

    Gambar 2.6

    Sumber : instagram @banggaber

  • 37

    BAB III

    HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

    III.1. Penyajian Data

    Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan atas konten kritik sosial

    yang dipublikasi oleh akun @banggaber, berikut adalah hasil dari penggalian data

    atas lima gambar beserta tulisan di dalmnya.

    Analisis didasarkan pada metode kualitatif dengan analisis wacana kritis,

    menggunakan kerangka penelitian model Teun A. van Dijk. Sedang pisau bedah

    yang digunakan adalah tiga level aplikasi sebagai berikut:

    1. Pada level struktur analisis.

    Di mana peneliti akan menganalisis bagaimana strategi wacana yang

    dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu;

    bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau

    memarginalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu.

    2. Pada level kognisi sosial

    Di mana peneliti akan menganalisis bagaimana kognisi kreator dalam

    memahami seseorang atau peristiwa tertentu.

  • 38

    3. Pada level analisis sosial

    Di mana peneliti akan menganalisa bagaimana wacana yang berkembang

    di masyarakat; proses produksi dari reproduksi seseorang atau peristiwa

    digambarkan.

    Gambar 1

    Gambar 3.1

    Sumber : instagram @banggaber

    Kritik Sosial pada gambar 1 :

    “Sang kreator ingin menyampaikan bahwa jangan selalu memandang ke

    atas, karena dengan melihat ke bawah kita juga dapat mendapatkan apa yang

    diinginkan. Didukung dengan gambar cermin pada raut pensil yang ditaruh di

    atas sepatu.”

  • 39

    Gambar pertama adalah gambar sepatu anak-anak yang dipasangi rautan

    bercermin yang pada tahun 2000-an merupakan tren. Indikasi sepatu anak-anak

    ditunjukkan oleh velcro dengan aksen merah dan putih.

    Saat itu, anak-anak lelaki akan menempelkan rautan dengan cermin di

    ujung sepatu dan mengarahkannya ke bawah rok-rok anak perempuan untuk

    melihat warna dalaman yang dikenakan mereka. Kenakalan yang mengarah pada

    pelecehan seksual ini begitu lumrah dilakukan sehingga tidak banyak

    diperdebatkan.

    Gambar ini dilengkapi dengan tulisan di dalamnya yang berbunyi:

    “Dalam hidup, jangan selalu memandang ke atas.

    Lihatlah ke bawah agar kau bisa bersyukur dengan apa yang kau dapat.”

    Sedangkan alasan yang diberikan oleh kreatornya adalah:

    “Gambar ini saya buat berdasarkan nostalgia kenakalan di masa kecil.”

    1. Analisis teks

    Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti

    Jangan selalu

    memandang ke atas

    Kalimat larangan -

    Lihatlah ke bawah agar

    kau bisa bersyukur

    dengan apa yang kau

    dapat

    Kalimat perintah Kau

  • 40

    Gambar ini saya buat

    berdasarkan nostalgia

    kenakalan di masa kecil

    Kalimat pernyataan Saya

    Tabel 3.1

    Leksikon dalam gambar pertama adalah sebagai berikut:

    Ke atas

    Memfokuskan pandangan ke arah hal atu objek yang posisinya

    berada di atas level pandangan seseorang

    Ke bawah

    Memfokuskan pandangan ke arah hal atu objek yang posisinya

    berada di bawah level pandangan seseorang

    Bersyukur

    Mengucapkan rasa terima kasih kepada Tuhan atau seseorang

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kalimat dalam gambar

    ini berbunyi “Dalam hidup jangan selalu memandang ke atas. Lihatlah ke bawah

    agar kau bisa bersyukur dengan apa yang kau dapat”.

    Jika dibedah, kata-kata dalam kalimat itu dimaknakan sebagai berikut:

    Ke atas

    Bermakna selalu membandingkan segala sesuatu dengan yang

    lebih baik, lebih kaya, lebih sukses dan sebagainya.

  • 41

    Ke bawah

    Bermakna kita melihat kondisi sosial seseorang yang di bawah

    kita.

    Bersyukur

    Berterima kasih kepada Tuhan atas apapun yang telah diberikan

    dan tidak merasa iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain.

    Sebaiknya seseorang harus merasa “cukup” dengan apa yang ia

    punyai.

    Secara keseluruhan, kreator menyampaikan dalam tulisan di gambarnya

    bahwa masyarakat tidak boleh melihat ke arah orang-orang yang memiliki apa-

    apa yang melebihinya. Ini terdapat pada kalimat larangan “jangan” dan kata ganti

    “kau” yang terdapat pada kalimat perintah tertulis setelah kalimat larangan.

    Hanya saja, ada dua hal ironis yang mengiringi kata-kata mutiara ini:

    1) Gambar yang dipublikasi bersamaan dengan kata-kata ini sama sekali

    berkorelasi dengan kata-kata mutiara tersebut.

    Gambar tersebut, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, merupakan

    gambaran tren 2000-an di kalangan anak-anak laki-laki yang senang “mengintip”

    teman perempuannya. Lalu apa korelasinya dengan kata-kata mutiara yang ditulis

    oleh sang kreator?

    Jika memang ingin dihubungkan, kata-kata mutiara ini malah berubah

    menjadi hal tabu dan dorongan untuk bertindak “nakal” seperti yang dikatakan

    oleh kreator. Ia mengatakan bahwa gambar itu hanya nostalgia kenakalan masa

  • 42

    kecilnya, namun jika dikaji kembali, “kenakalan” ini adalah tindak pelecehan

    seksual yang menginvasi privasi seseorang. “Kenakalan” ini sudah sering terjadi

    dan lumrah, ditambah pelakunya biasanya merupakan anak-anak di bawah umur

    sehingga tidak banyak yang memprotes hal itu dan malah menertawakannya

    sebagai hal lucu yang patut dinostalgiakan.

    Melihat dari gambar tersebut, kata-kata mutiara itu akan bermakna motivasi

    untuk melihat ke bawah sebab itulah yang akan membuatmu bersyukur sebab jika

    memandang ke atas, seseorang takkan mendapat apa-apa.

    2) Kata “bersyukur” memiliki makna ganda dan tidak universal, jadi tak

    semua golongan marjinal tertentu dapat menerimanya.

    Menurut peneliti, hal itu akan tergantung kondisi setiap individu. Kalau

    seseorang dilahirkan dari keluarga kaya raya, sudah sepatutnya mereka harus

    bersyukur. Namun hal tersebut akan berbanding terbalik jika kondisi seseorang

    merupakan kontradiksi dari keadaan sebelumnya.

    Lagipula, jika seseorang tak memandang ke atas, mereka takkan termotivasi

    untuk menjadi yang lebih baik dari versi dirinya yang sekarang. Jika seseorang

    merasa “cukup”, ia tak akan memiliki ambisi dan terbelenggu dengan keadaannya.

    Jelas, ambisi merupakan pedang bermata dua yang bisa jadi adalah kekuatan

    sekaligus kelemahan seseorang. Tapi apa yang dicapai seseorang dalam hidupnya

    merupakan hasil dari ambisinya untuk menjadi yang terbaik.

  • 43

    2. Analisis Kognisi Sosial

    Kognisi sosial kreator : gambar dibuat berdasarkan nostalgia masa kecil

    Disini saya melihat sang kreator beraksi dengan hal – hal pelecehan

    seksual dengan santai.

    3. Analisis Sosial

    Pada analisis sosial peneliti menganalisa bagaimana wacana yang

    berkembang di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang

    atau peristiwa digambarkan , diman peneliti memberi 3 (tiga) pertanyaan

    untuk 3 narasumber yang berbeda yaitu.

    Narasumber 1 (satu): Yonatan Trianto, Pria umur 25 tahun.

    “Menurut saya jika dalam konteks pengajaran sejak dini

    tentang lawan jenis, atau alat reproduksi dan lain-lain merupakan

    hal wajar guna untuk pengetahuan anak sejak dini. Tetapi jika ada

    perlakuan anak seperti dimuat gambar tersebut menurut saya

    harus ada tindakan untuk menegur atau memberi tahu bahwa

    sikap tersebut tidak benar. Karena hal tersebut bisa bermula dan

    akan berdampak tidak baik untuk tumbuh kembang anak walau

    terlihat sepele. Karena itulah perlunya pengawasan dan

    pengetahuan terkait hal tersebut agar anak tidak salah

    mengartikan”

    Analisis peneliti :

    Dari wawancara di atas menurut peneliti, dari hasil yang didapat

    dari wawancara narasumber pertama. Hal yang tercemin dari gambar

    pertama merupakan hal yang tidak pantas dan harus ada tindakan untuk

    menegur atau memberi tahu bahwa sikap tersebut tidak benar. Karena bias

    berdampak tidak baik bagi tumbuh kembang anak.

  • 44

    Narasumber 2: Maulana Wahyu Prasojo, Pria 23 tahun.

    “Menurut saya itu sangat tercela. Meski itu masa kecil

    namun semenjak dini seharusnya lingkungan keluarga sudah

    mengajarkan kalau itu adalah tindakan buruk.”

    Analisis peneliti:

    Narasumber kedua juga tidak setuju karena hal yang tercermin

    pada gambar pertama merupakan hal yang sangat tercela, dan lingkungan

    harus mengawasi semenjak dini.

    Narasumber 3: Titah Ramyaningrum, Wanita 23 tahun.

    Kurang tahu sih, karena saya tidak pernah melakukan

    kenakalan tersebut. Lagipula saya kan wanita.. Jadi, sebenarnya

    ada ya keusilan semacam itu?

    Analisis peneliti:

    Pada narasumber ketiga adalah seorang perempuan, dimana beliau

    tidak pernah melakukan dan tidak tahu bahwa ada keusilan semcam itu di

    masa kecil. Karena kenakalan yang tercermin dari gambar 1 lebih identik

    dilakukan oleh cowok daripada perempuan.

  • 45

    Gambar 2

    Gambar 3.2

    Sumber : instagram @banggaber

    Kritik Sosial pada gambar 2 :

    “Interpretasi yang didapat dalam gambar kedua adalah bahwa kebaikan bisa

    hadir dalam diri orang yang dinilai masyarakat umum negatif yaitu seorang

    preman. Terlihat juga ibu-ibu pemulung berkerudung. Disini kritik sosialnya

    adalah banyaknya pemulung yang ditemui kreator adalah mayoritas muslim.”

    Gambar kedua adalah terlihat seorang pemuda yang kelihatannya seperti

    preman memberi bingkisan ke ibu-ibu berkerudung yang sepertinya adalah

    pemulung.

    Kenapa saya bilang pemuda dan kelihatan seperti preman, karena terindikasi

    dari warna dan model rambut, kaca mata yang dipakainya dilengkapi dengan jaket

    jeans ber-emblem dengan ukuran menutupi seluruh punggung.

  • 46

    Sedangkan seorang ibu-ibu berkerudung tersebut memakai pakaian dengan

    warna buram dan kotor yang ditunjukkan dengan garis-garis serta kerutan di

    gambar. Ia juga membawa karung di belakang punggungnya seperti pemulung

    pada umumnya.

    Gambar ini dilengkapi dengan tulisan di dalamnya berbunyi:

    “Banyak yang lupa. Saat kita meninggalkan dunia ini.

    Yang kita bawa bukanlah semua yang kita dapatkan, tapi semua yang kita

    berikan "

    Sedangkan alasan yang diberikan kreatornya adalah:

    “Gambar ini saya buat untuk menularkan virus berbagi kepada banyak orang”

    1. Analisis Teks

    Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti

    Banyak yang lupa Kalimat pernyataan -

    Saat kita meninggalkan

    dunia ini.

    Kalimat pernyataan Kita

    Yang kita bawa bukanlah

    semua yang kita dapatkan

    Kalimat pernyataan -

    tapi semua yang kita

    berikan

    Kalimat pernyataan -

  • 47

    Tabel 3.2

    Leksikon dalam gambar kedua adalah sebagai berikut:

    Dapatkan:

    Kata dapatkan bermakna sebagai kata pendukung untuk kalimat

    perintah yang biasanya berisi suatu informasi untuk memperoleh

    sesuatu.

    Berikan :

    Kata berikan bermakna sebagai kata pendukung untuk kalimat

    perintah yang bermakna berbagi sesuatu.

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kalimat dalam gambar

    ini berbunyi “Banyak yang lupa. Saat kita meninggalkan Dunia ini. Yang kita

    bawa bukanlah semua yang kita dapatkan, tapi semua yang kita berikan "

    Jika dibedah, kata-kata dalam kalimat itu dimaknakan sebagai berikut:

    • Dapatkan

    “Dapatkan” di sini bermakna bahwa saat kita meninggalkan dunia yang

    dibawa adalah amal, buah dari apa yang kita berikan semasa hidup. “Dapatkan”

    sebenarnya bermakna luas karena yang kita dapatkan di dunia ini bukan cuma

    harta melainkan prestasi, pangkat, keluarga dan lain-lain, tetapi dalam gambar

    kedua bermakna harta yang dikumpulkan semasa hidup. kenapa saya simpulkan

    bermakna harta, karena saya simpulkan dari gambar yaitu preman yang sedang

    memberi sesuatu ke seseorang

  • 48

    • Berikan :

    “Berikan” di sini bermakna apa yang akan kita bawa saat kita

    meninggalkan dunia, yaitu sebuah amal dari apa yang kita bagikan atau berikan ke

    orang lain. Kata-kata “berikan” di sini bermakna lebih sempit, karena ketika

    seseorang tiada yang diberikan hanya hal-hal yang bersifat warisan, bisa harta,

    tanah, ataupun hutang.

    Secara keseluruhan, kreator menyampaikan dalam tulisan di gambarnya

    bahwa manusia ketika sudah tiada yang menolongnya di akhirat bukanlah apa-apa

    yang dia dapatkan tapi apa yang dia berikan. Ini terdapat pada kata pernyataan

    “bukanlah” dan kata selanjutnya yanki “tapi” yang terdapat pada kalimat tertulis

    setelah kalimat pernyataan.

    Gambar tersebut, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, merupakan

    gambaran seorang preman yang memberi bingkisan terhadap ibu-ibu pemulung.

    Lalu kenapa pemulung di gambar tersebut dicerminkan dengan ibu-ibu

    berkerudung? Dan juga kenapa harus preman yang memberi bingkisan, kenapa

    bukan seorang berpakaian formal?

    Di sini kita melihat seorang preman yang mendapat image buruk di

    masyarakat bisa berbagi kebaikan dengan sesama. Digambarkan pula pemulung

    dengan ibu-ibu berkerudung, tapi apakah layak? Apakah fakta yang ditemui

    kreator dengan mayoritas penduduk di indonesia muslim menjadi tolak ukur

    bahwa pemulung ibu-ibu berkerudung menjadi layak divisualkan. Menurut

    peneliti seharusnya tidak perlu memasukan unsur agama di dalam sebuah karya

    karena bisa memojokan golongan tertentu.

  • 49

    Melihat gambar tersebut, kata-kata mutiara itu akan bermakna untuk

    mendorong bahwa sebagian rezeki seseorang adalah milik orang lain, tidak

    memandang derajat manusia tersebut. Karena apa yang kita beri akan kita

    dapatkan di kemudian hari dengan berlipat ganda.

    2. Analisis Kognisi sosial

    - Kognisi sosial kreator yaitu konten dibuat untuk menularkan virus

    berbagi kepada banyak orang ( disini saya melihat bahwa kebaikan itu

    datang dari seseorang yang dipandang negatif oleh masyarakat umum )

    3. Analisis sosial

    Pada analisis sosial peneliti menganalisa bagaimana wacana yang

    berkembang di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang atau

    peristiwa digambarkan , diman peneliti memberi 3 (tiga) pertanyaan untuk 3

    narasumber yang berbeda yaitu:

    Narasumber 1 (satu): Yonatan Trianto, Pria 25 tahun

    Menurut saya, jika dalam kondisi tersebut saya tidak dengan jelas

    melihat 'apa' yg diberikan preman tersebut kepada wanita mungkin saya

    tidak akan merespon lebih. Kemungkinan besar ketika ada hal yang tidak

    baik dilakukan preman tersebut kepada wanita itu, saya akan bereaksi

    atau merespons.

    Analisis peneliti:

    Dari hasil wawancara didapat bahwa narasumber pertama ketika melihat

    preman tidak merespon lebih, namun jika preman tersebut melakukan hal yang

    tidak baik akan memberikan respon.

  • 50

    Narasumber 2 (dua) : Maulana Wahyu Prasojo, Pria 23 tahun

    Itu sangat baik, karena bisa merubah mindset orang-orang

    mengenai "Preman itu buruk" mengajarkan pada semua orang bahwa

    jangan pernah melihat pribadi seseorang hanya dari covernya saja

    Analisis peneliti :

    Di sini peneliti melihat narasumber kedua lebih memberikan apresiasi

    terhadap perilaku preman tersebut, karena merubah stigma masyarakat bahwa

    preman tidak semua itu buruk.

    Narasumber 3 (tiga): Titah Ramyaningrum, Wanita 23 tahun

    Tergantung apa yang diberikan. Kalau memang sesuatu itu

    hal/barang yang berguna atau bermanfaat untuk si pemulung ya cukup

    simpati saja pada preman tersebut karena ternyata tampilan seseorang

    tidak 100% sesuai dengan stigma (negatif) yang ada di masyarakat. Jadi

    kita tidak boleh sembarangan menilai seseorang hanya dari luarnya saja.

    Analisis peneliti :

    Pada wawancara untuk narasumber ketiga, peneliti melihat bahwa

    penilaian perilaku preman tergantung dari apa yang diberikan, dan mengapresiasi

    jika yang diberikan adalah hal yang baik

  • 51

    Gambar 3

    Gambar 3.3

    Sumber : instagram @banggaber

    Kritik Sosial pada gambar 3 :

    “Dimana dalam shalat, ketika terjadi kejadian seperti yang diilustrasikan

    dalam gambar, maka bukanlah suatu hal yang disengaja dimana konteksnya

    beribadah, jadi korban merasa hal tersebut tidak perlu diperpanjang.”

    Gambar ketiga memperlihatkan dua orang shalat dengan posisi bangun

    dari sujud. Salah satu yang berada di posisi depan tidak sengaja menghantamkan

    bagian tubuh belakangnya ke kepala orang yang berada di belakangnya, yaitu ia

    yang memakai kopyah.

  • 52

    “Gambar ini dilengkapi dengan tulisan di dalamnya berbunyi:

    “Bahkan, Tanpa ada ujaran maafpun, kita sudah pasti memaafkan.”

    Sedangkan alasan kreatornya adalah :

    “Gambar ini saya buat untuk mengajak orang untuk mudah memaafkan”

    1. Analisis Teks

    Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti

    Tanpa ada ujaran maafpun Kalimat pernyataan -

    Kita sudah pasti

    memaafkan

    Kalimat pernyataan -

    Tabel 3.3

    Leksikon dalam gambar pertama adalah sebagai berikut:

    Maaf:

    Bermakna suatu sifat yang memberikan toleransi atas kesalahan

    yang telah diperbuat oleh seseorang terhadap dirinya atau orang

    disekitarnya.

    Memaafkan:

    Suatu tindakan manusia untuk memaklumi kesalahan yang

    diperbuat seseorang.

  • 53

    Sampai saat ini hal seperti itu menjadi hal biasa yang terjadi saat shalat,

    tetapi tulisan dalam postingan yang berbunyi “Bahkan, tanpa ada ujaran maafpun

    kita sudah pasti memaafkan”

    Jika dibedah, kata-kata tersebut bermakna sebagai berikut:

    Maaf

    “Maaf” disini bermakna bahwa ketika kejadian seperti yang

    tercermin pada gambar ketiga, tidak perlu meminta maaf.

    Memaafkan

    “Memaafkan” disini bermakna bahwa ketika kejadian seperti

    yang tercermin pada gambar ketiga, sudah pasti dimaafkan.

    Secara keseluruhan, kreator menyampaikan dalam tulisan di gambarnya

    bahwa hal yang tidak perlu menjadi hal yang dipermasalahkan, apalagi sampai

    terjadi pertengkaran. Peristiwa yang terjadi di gambar ketiga bahkan tidak perlu

    sampai meminta maaf.

    Di sini kita melihat bapak – bapak yang berada di depan, kenapa bisa

    disebut bapak-bapak?. Terlihat kumis yang berada di wajah beliau, dan rambut

    yang lumayan panjang. Sedangkan yang dibelakang terlihat lebih muda usianya,

    terlihat dari corak baju yang dipakainya dan celana jeans yang sudah menjadi

    trade mark anak muda.

    Dalam gambar ketiga bahwa momen seperti itu merupakan hal yang

    lumrah, terlihat pada kata-kata “ bahkan, tanpa ujaran maafpun, kita sudah pasti

  • 54

    memaafkan”. Namun hal tersebut hanya berlaku untuk seseorang yang seumuran,

    karena menurut peneliti ketika seseorang pantatnya mengenai kepala seseorang

    yang lebih tua, maka seseorang yang lebih muda pasti akan meminta maaf.

    Karena hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak pantas, meskipun sudah

    menjadi hal lumrah. Dan menurut peneliti hal yang disampaikan di gambar ketiga

    kurang relevan untuk beberapa aspek kehidupan,

    2. Analisis kognisi sosial

    - Kognisi sosial kreator yaitu konten dibuat untuk mengajak orang untuk

    mudah memaafkan, ( tetapi menurut saya kelumrahan yang

    digambarkan sang kreator tidak relevan di beberapa aspek kehidupan)

    3. Analisis sosial

    Pada analisis sosial peneliti menganalisa bagaimana wacana yang

    berkembang di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang

    atau peristiwa digambarkan , dimana peneliti memberi 3 (tiga) pertanyaan

    untuk 3 narasumber yang berbeda yaitu:

    Narasumber 1 (satu): Yonatan trianto, pria 25 tahun.

    “Menurut saya jika hal tersebut saya mengalami nya ketika

    selesai shalat saya akan meminta maaf kepada yang bersangkutan

    karena tidak sengaja pantat saya mengenai orang tersebut”

  • 55

    Analisis peneliti:

    Saya melihat pendapat dari narasumber pertama berbanding

    terbalik dari yang tercermin pada gambar ketiga, yaitu narasumber lebih

    memilih meminta maaf jika pantatnya mengenai kepala seseorang.

    Narasumber 2: Maulana Wahyu Prasojo, Pria 23 Tahun.

    Tidak akan bermasalah bagi saya pribadi kalau yang

    mengenainya sesama jenis. Saya sendiri juga pernah. Namun

    kalau itu berbeda jenis kelamin, akan menjadi masalah karena

    bisa membatalkan wudhu.

    Analisis peneliti:

    Disini peneliti melihat apa yang diungkapkan narasumber kedua sesuai

    dengan yang disampaikan pada gambar ketiga, namun jika terkena lawan

    jenis akan menjadi masalah karena akan membatalkan wudhu,

    Narasumber 3: Titah Ramyaningrum, Wanita 23 Tahun.

    Biasa saja karena itu hal yang wajar. Dan tentu tetap

    melanjutkan ibadah sampai tuntas.

    Analisis peneliti:

    Pada wawancara yang ketiga untuk gambar ketiga, peneliti melihat

    kesesuain antara yang disampaikan gambar dengan pendapat narasumber

  • 56

    Gambar 4

    Gambar 3.4

    Sumber : instagram @banggaber

    Kritik Sosial pada gambar 4 :

    “Interpretasi dalam gambar ke 4 adalah kreator ingin menyampaikan

    meskipun tidak mempunyai harta, kita tetap bisa membantu orang lain dengan

    menularkan hal positif melalui hal kecil yaitu dengan sebuah senyuman.”

    Gambar keempat adalah terlihat seseorang berbusana khas umat islam

    sedang menengadahkan tangannya, di mana pose tersebut adalah pose untuk

    berdoa. Seseorang tersebut di kaos bagian belakangnya tertulis kata:

    “Jika tak punya harta untuk dibagikan setidaknya kita punya senyum

    untuk ditularkan”.

  • 57

    Gambar ini dilengkapi dengan tulisan di dalamnya berbunyi:

    “Untuk semua tempat yang sedang disapa Musibah

    Semoga Doa kami menguatkan kalian.”

    Sedangkan alasan kreatornya adalah:

    “Gambar ini saya buat karena saat itu banyak bencana alam yang sedang terjadi.

    Dan mengajak kepada banyak orang untuk saling mendoakan.”

    1. Analisis Teks

    Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti

    Untuk semua tempat yang

    sedang disapa musibah

    Kalimat pernyataan -

    Semoga doa kami

    menguatkan kalian.

    Kalimat pernyataan Kami

    Tabel 3.4

  • 58

    Leksikon dalam gambar pertama adalah sebagai berikut:

    Disapa

    Disapa merupakan nama untuk aktivitas sosial yang ditandai

    dengan memanggail nama seseorang atau sebutan lainnya.

    Menguatkan

    Menguatkan berarti umum memberi kekuatan lebih terhadap

    sesuatu atau seseorang.

    Senyum

    Senyum merupakan suatu perilaku yang dilakukan untuk menyapa

    secara tidak langsung.

    Ditularkan

    Ditularkan merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk

    mempengaruhi.

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kalimat dalam gambar

    ini berbunyi “Untuk semua tempat yang sedang disapa Musibah Semoga Doa

    kami menguatkan kalian.” Jika dibedah, kata-kata dalam kalimat itu dimaknakan

    sebagai berikut:

    Disapa

    Di dalam gambar ke 4 konotasinya positif dan mengandung majas

    litotes. Dimana kata yang tepat adalah terkena, namun diperhalus

    dengan disapa, suatu hal yang kontradiktif.

  • 59

    Menguatkan

    Kata menguatkan dalam gambar bermakna untuk memberi

    kekuatan kepada korban yang terkena musibah.

    Senyum

    Senyum yang dimaksud dalam gambar adalah bertujuan untuk

    memberikan hal positif pada lingkungan sekitar.

    Ditularkan

    Ditularkan yang dimaksud dalam gambar adalah untuk

    menyebarkan hal yang positif yaitu melalui senyum

    Terdapat beberapa kesalahan EYD yang tidak sesuai dengan kaidah

    penulisan Bahasa Indonesia. Penulisan kata yang tidak tepat pada kata “untuk”

    seharusnya kapital sebab terletak di awal kalimat, dan untuk kata “musibah”,

    “semoga” dan “doa” seharusnya kecil atau tidak kapital sebab ia bukan

    merupakan nama dan terletak di tengah-tengah kalimat.

    Kata “disapa” konotasinya positif dan mengandung majas litotes. Majas

    litotes adalah majas yang berkebalikan dengan majas hiperbola, tetapi lebih

    sempit pada ungkapan yang bertujuan rendah hati dan lemah lembut. Namun

    mengapa kata “disapa” dikaitkan dengan kata “musibah” yang menakutkan dan

    berarti bencana bagi semua orang? Sebab peneliti melihat bahwa kreator ingin

    menekankan diksi klise “ada keindahan di balik kehancuran”. Lagipula, kreator

    cenderung meromansakan segala sesuatu sehingga musibah pun ditulis dengan

    puitis. Selain itu, seorang seniman sering menciptakan hal kontradiktif.

  • 60

    Teks dalam kaos tidak relevan, tidak bermaksud dikaitkan dengan

    musibah. Kenapa tidak relevan? Karena pesan yang disampaikan dalam kaos lebih

    ditujukan untuk orang sekitar yang berada di dekatnya, terlihat dari kata-kata

    “Jika tak punya harta untuk dibagikan setidaknya kita punya senyum untuk

    ditularkan”, di mana senyuman hanya berefek langsung untuk orang yang bertatap

    muka langsung dengan kita.

    Secara keseluruhan, kreator menyampaikan dalam tulisan di gambarnya

    untuk semua lokasi yang terkena musibah, di mana saat itu banyak tempat di

    Indonesia terkena bencana.

    Gambar : 3.5

    Sumber : Website VOA

  • 61

    2. Analisis Kognisi Sosial

    - Kognisi sosial kreator yaitu konten dibuat karena saat itu sedang

    banyak bencana alam yang sedang terjadi. Dan mengajak kepada

    banyak orang untuk saling mendoakan

    3. Analisis Sosial

    Pada analisis sosial peneliti menganalisa bagaimana wacana yang

    berkembang di masyarakat ; proses produksi dari reproduksi seseorang

    atau peristiwa digambarkan , dimana peneliti memberi 3 (tiga) pertanyaan

    untuk 3 narasumber yang berbeda yaitu:

    Narasumber 1 (satu): Yonatan Trianto, Pria 25 Tahun.

    Menurut saya ketika ada hal tersebut dan saya tidak bisa

    membantu secara finansial kemungkinan saya bisa membantu

    dengan cara lewat org lain atau sesama dengan menyebarkan info

    bahwa sedang terjadi bencana dan pada saat tersebut

    membutuhkan bantuan scara finansial. Dan pada saat itu mungkin

    kita bisa menyertakan hasil bantuan kepada rekan atau org yang

    tepat sesuai info yg tertera. Karena hal kecil yang dapat kita

    lakukan bisa berdampak bagi yang membutuhkan asal benar cara

    melakukan nya.

    Analisis peneliti:

    Pada wawancara pertama untuk gambar keempat, peneliti melihat

    bahwa narasumber jika tidak dapat membantu secara finansial lebih

    memilih untuk menyebarkan info bahwa telah terjadi bencana dan mereka

    yang terkena bencana sedang membutuhkan bantuan.

  • 62

    Narasumber 2 (dua): Maulana Wahyu Prasojo, pria 23 tahun

    Membantu dengan doa

    Analisis peneliti:

    Pada hasil wawancara diatas, peneliti melihat adanya korelasi antara

    jawaban narasumber dengan yang disampaikan gambar ke 4 (empat)

    Narasumber 3 (tiga): Titah Ramyaningrum, wanita 23 tahun

    Berkontribusi dalam memberi bantuan terbagi dalam banyak hal,

    jika tidak secara materi, mungkin saya akan memberi 'tenaga' dengan

    bekerja sosial (relawan/dll)

    Analisis peneliti:

    Dari data yang didapat dari wawncara, sang narasumber lebih

    memlih membantu dengan cara memberi tenaga dengan cara menjadi

    relawan.

  • 63

    Gambar 5

    Gambar 3.6

    Sumber : instagram

    Kritik Sosial pada gambar 5 :

    “Interpretasi dalam gambar ke 5 (kelima) adalah sang kreator ingin

    mengkritik tidak efisiennya transportasi yang ada di sekitarnya, terlihat dari

    gambar orang yang berdesak-desakan dan ditunjang oleh kata-kat “bahwa

    perjuangan berangkat kerja adalah alasan mereka digaji, bukan dari apa yang

    mereka kerjakan dikantor.”

    Gambar kelima memperlihatkan situasi kereta api penuh sesak dengan

    penumpang yang berdesak-desakan berebut masuk ke dalam gerbong. Situasi

    berdesak-desakan waktu naik kereta api selalu terjadi saat jam berangkat kerja dan

    pulang kerja. Setting lokasi gambar ini berada di Jabodetabek, sebab di seluruh

    Indonesia KRL atau kereta lokal semacam ini hanya ada di saja. Sedang setting

  • 64

    waktu gambar itu mana terlihat pagi hari, maka bisa diartikan waktu berangkat

    kerja.

    Gambar ini dilengkapi dengan tulisan dim dalamnya berbunyi:

    “Kadang saya berfikir. Sebenernya para pekerja itu digaji bukan karena

    pekerjaannya di kantor. Tapi karena perjuangannya berangkat kerja.”

    Sedangkan alasan kreatornya adalah:

    “Jalanan kota besar yang makin semrawut membuat saya berfikir bahwa

    banyak resiko di jalan dibanding di tempat kerja”

    1. Analisis Teks

    Kalimat Bentuk Kalimat Kata Ganti

    Kadang saya berfikir. Kalimat pernyataan S