modul pelatihn pelaynn kefarmasin i aoteke d puskesmas 3...

126
MODUL PELATIHAN PELAYANAN KEFARMASIAN BAGI APOTEKER DI PUSKESMAS KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2017 615.1 Ind m

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

MODUL PELATIHAN PELAYANAN KEFARMASIAN BAGI APOTEKER

DI PUSKESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2017

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

i615.1Indm

Page 2: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

i Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

KATA SAMBUTAN

Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas harus oleh apoteker, baik manajemen maupun pelayanan farmasi klinik yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, perlu dilakukan peningkatan kapasitas Apoteker melalui berbagai upaya berupa pelatihan, workshop, serta kegiatan lain.

Pelatihan pelayanan kefarmasian yang dilakukan terhadap apoteker hendaklah dilakukan secara menyeluruh, terstruktur serta sesuai dengan persyaratan akreditasi pelatihan. Sesuai dengan ketentuan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan RI, agar suatu pelatihan dapat memenuhi persyaratan akreditasi, maka harus disediakan kurikulum dan modul pelatihan. Berdasarkan hal tersebut, maka kami menyusun Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas.

Kami mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi tingginya kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas yang diharapkan dapat memberi manfaat besar bagi peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian di Indonesia.

Jakarta,

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D NIP. 19580503 198303 2 001

615.1Indm

Page 3: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

Jakarta,Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.DNIP.19580503 198303 2 001

i Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

KATA SAMBUTAN

Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas harus oleh apoteker, baik manajemen maupun pelayanan farmasi klinik yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, perlu dilakukan peningkatan kapasitas Apoteker melalui berbagai upaya berupa pelatihan, workshop, serta kegiatan lain.

Pelatihan pelayanan kefarmasian yang dilakukan terhadap apoteker hendaklah dilakukan secara menyeluruh, terstruktur serta sesuai dengan persyaratan akreditasi pelatihan. Sesuai dengan ketentuan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan RI, agar suatu pelatihan dapat memenuhi persyaratan akreditasi, maka harus disediakan kurikulum dan modul pelatihan. Berdasarkan hal tersebut, maka kami menyusun Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas.

Kami mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi tingginya kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas yang diharapkan dapat memberi manfaat besar bagi peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian di Indonesia.

Jakarta,

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D NIP. 19580503 198303 2 001

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kes-ehatan, penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan yang secara terus menerus harus dit-ingkatkan mutunya diantaranya melalui pendidikan dan pelatihan berke-lanjutan. Sejalan dengan pengaturan tersebut, telah dilakukan berbagai upaya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)kefarmasian.

Pelaksanaan peningkatan kapasitas bagi tenaga kesehatan harus sesuai standar profesi dan standar kompetensi serta melalui program pelati-han yang sistematis, menyeluruh, serta sesuai dengan standar akredita-si pelatihan. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan telah menetapkan komponen pelatihan agar dapat diakredita-si yaitu kurikulum, modul, peserta, pelatih, penyelenggara, dan tempat penyelenggara.

Kami menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-ting-ginya kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apote-ker di Puskesmas.

Semoga modul ini bermanfaat bagi apoteker dalam melaksanakan prak-tik profesinya

KATA SAMBUTAN

ttd

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

iii

Page 4: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

iii Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ......................................................................................... iii

TIM PENYUSUN............................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................ ........ v

MATERI DASAR I : KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM SKN .... 1

1. Deskripsi ........................................................................................... 2

2. Tujuan Pembelajaran ......................................................................... 2

3. Uraian Materi .................................................................................... 3

Pokok Bahasan 1 : Konsep Sistem Kesehatan Nasional ..................... 3

Pokok Bahasan 2 : Pelayanan Kefarmasian Sebagai Unsur dari Sub SKN ..................................................................... 4

Pokok Bahasan 3 : Etika Apoteker dalam Pelayanan Farmasi Klinis .. 6

MATERI DASAR II : KEBIJAKAN OBAT NASIONAL ......................................... 9

1. Deskripsi ......................................................................................... 10

2. Tujuan Pembelajaran ....................................................................... 10

3. Uraian Materi .................................................................................. 11

Pokok Bahasan 1 : Konsep Kebijakan Obat Nasional ....................... 11

MATERI INTI I : PENGELOLAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN .... 15

1. Deskripsi ....................................................................................... 146

2. Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 146

3. Uraian Materi ................................................................................ 157

Pokok Bahasan 1 : Pengelolaan Obat dan Perbekkes ..................... 157

MATERI INTI II : PELAYANAN FARMASI KLINIK ......................................... 457

1. Deskripsi ....................................................................................... 458

2. Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 458

3. Uraian Materi ................................................................................ 469

Pokok Bahasan 1 : Konsep Farmasi Klinik .................................... 469

Pokok Bahasan 2 : Dispensing Obat ................................................ 52

Pokok Bahasan 3 : Pemantauan Efektifitas Terapi Obat ................ 525

Pokok Bahasan 4 : Pelayanan Informasi Obat (PIO) ......................... 71

Pokok Bahasan 5 : Konseling ......................................................... 714

MATERI PENUNJANG I : BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) ....... 747

1. DESKRIPSI SINGKAT ..................................................................... 748

2. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................. 759

ii Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

TIM PENYUSUN

1. Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D.

2. Dra. R. Dettie Yuliati, Apt, M.Si.

3. Drs. Elon Sirait, Apt, MScPH

4. Dr. Drs. Antonius Adji Prayitno Setiadi M.S., Apt.

5. Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt.Dr. Lia Amalia, Apt.

6. Dr. Lia Amalia, Apt.

7. Yulia Trisna,Apt., M.Pharm

8. Fatimah Endriyanti, S.Farm., Apt

9. Dra. Retnosari Andrajati, MS., Ph.D., Apt

10. dr. Desriana Elizabeth, G, MARS.

11. Raden Hermalia , S.F., Apt.

12. Santi Purna Sari, M.Si., Apt.

13. Rr. A.W. Praptiwi, MKM.

14. Dra. Asiani Widayati.,Apt.,M.Sc

15. Dra.L. Endang Budiarti,M.Pharm.,Apt.

16. Dra. Renni Septini, Apt, MARS

17. Dr. Rizka Andalucia.,M.Pharm

18. Dra. Siti Wahyuni, Apt.

19. Andrie Fitriansyah, S. Farm, Apt

20. Apriandi, S.Farm., Apt., MT

21. Bernadeta Dina Jerubu, S.Si; Apt

22. Cecilia Rina Khristanti, S.Farm., Apt

23. Dwi Subarti, S.Farm., Apt., M.Sc

24. Nurul Jasmine Fauziah, S.Farm.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

iv

Page 5: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

iii Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ......................................................................................... iii

TIM PENYUSUN............................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................ ........ v

MATERI DASAR I : KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM SKN .... 1

1. Deskripsi ........................................................................................... 2

2. Tujuan Pembelajaran ......................................................................... 2

3. Uraian Materi .................................................................................... 3

Pokok Bahasan 1 : Konsep Sistem Kesehatan Nasional ..................... 3

Pokok Bahasan 2 : Pelayanan Kefarmasian Sebagai Unsur dari Sub SKN ..................................................................... 4

Pokok Bahasan 3 : Etika Apoteker dalam Pelayanan Farmasi Klinis .. 6

MATERI DASAR II : KEBIJAKAN OBAT NASIONAL ......................................... 9

1. Deskripsi ......................................................................................... 10

2. Tujuan Pembelajaran ....................................................................... 10

3. Uraian Materi .................................................................................. 11

Pokok Bahasan 1 : Konsep Kebijakan Obat Nasional ....................... 11

MATERI INTI I : PENGELOLAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN .... 15

1. Deskripsi ....................................................................................... 146

2. Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 146

3. Uraian Materi ................................................................................ 157

Pokok Bahasan 1 : Pengelolaan Obat dan Perbekkes ..................... 157

MATERI INTI II : PELAYANAN FARMASI KLINIK ......................................... 457

1. Deskripsi ....................................................................................... 458

2. Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 458

3. Uraian Materi ................................................................................ 469

Pokok Bahasan 1 : Konsep Farmasi Klinik .................................... 469

Pokok Bahasan 2 : Dispensing Obat ................................................ 52

Pokok Bahasan 3 : Pemantauan Efektifitas Terapi Obat ................ 525

Pokok Bahasan 4 : Pelayanan Informasi Obat (PIO) ......................... 71

Pokok Bahasan 5 : Konseling ......................................................... 714

MATERI PENUNJANG I : BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) ....... 747

1. DESKRIPSI SINGKAT ..................................................................... 748

2. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................. 759

iii Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ......................................................................................... iii

TIM PENYUSUN............................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................ ........ v

MATERI DASAR I : KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM SKN .... 1

1. Deskripsi ........................................................................................... 2

2. Tujuan Pembelajaran ......................................................................... 2

3. Uraian Materi .................................................................................... 3

Pokok Bahasan 1 : Konsep Sistem Kesehatan Nasional ..................... 3

Pokok Bahasan 2 : Pelayanan Kefarmasian Sebagai Unsur dari Sub SKN ..................................................................... 4

Pokok Bahasan 3 : Etika Apoteker dalam Pelayanan Farmasi Klinis .. 6

MATERI DASAR II : KEBIJAKAN OBAT NASIONAL ......................................... 9

1. Deskripsi ......................................................................................... 10

2. Tujuan Pembelajaran ....................................................................... 10

3. Uraian Materi .................................................................................. 11

Pokok Bahasan 1 : Konsep Kebijakan Obat Nasional ....................... 11

MATERI INTI I : PENGELOLAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN .... 15

1. Deskripsi ....................................................................................... 146

2. Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 146

3. Uraian Materi ................................................................................ 157

Pokok Bahasan 1 : Pengelolaan Obat dan Perbekkes ..................... 157

MATERI INTI II : PELAYANAN FARMASI KLINIK ......................................... 457

1. Deskripsi ....................................................................................... 458

2. Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 458

3. Uraian Materi ................................................................................ 469

Pokok Bahasan 1 : Konsep Farmasi Klinik .................................... 469

Pokok Bahasan 2 : Dispensing Obat ................................................ 52

Pokok Bahasan 3 : Pemantauan Efektifitas Terapi Obat ................ 525

Pokok Bahasan 4 : Pelayanan Informasi Obat (PIO) ......................... 71

Pokok Bahasan 5 : Konseling ......................................................... 714

MATERI PENUNJANG I : BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) ....... 747

1. DESKRIPSI SINGKAT ..................................................................... 748

2. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................. 759

15

16

16

17

17

4748

48

49

49

52

55

71

74

79

80

81

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

v

Page 6: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

iv Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. URAIAN MATERI ............................................................................ 759

Pokok Bahasan 1 : Perkenalan dan Pencairan Antara Peserta ......... 80

Pokok Bahasan 2 : Perumusan Harapan, Kekhawatiran dan Komitmen Terhadap Proses Pelatihan ............. 804

Pokok Bahasan 3 : Kesepakatan Nilai, Norma, dan Kontrol Kolektif Belajar Bersama .............................................. 815

MATERI PENUNJANG II : ANTIKORUPSI .................................................... 847

1. Deskripsi ....................................................................................... 848

2. Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 848

3. Uraian Materi ................................................................................ 859

Pokok Bahasan 1 : Konsep Korupsi ............................................... 859

Pokok Bahasan 2 : Konsep Anti Korupsi .......................................... 93

Pokok Bahasan 3 : Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi ....................................................................... 926

Pokok Bahasan 4 : Tatacara Pelaporan Dugaan Pelanggaran TPK . 100

pokok Bahasan 5 : Gratifikasi ....................................................... 103

MATERI PENUNJANG III : RENCANA TINDAK LANJUT ............................ 1059

1. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................. 10510

2. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................... 10510

3. URAIAN MATERI ........................................................................ 10510

PENUGASAN..............................................................................................114

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................117

81

86

82

89

89

90

90

91

91

95

98

102

105

111

112

112

112

116

119

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

vi

Page 7: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

1 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

MATERI DASAR I : KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

1

Page 8: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

2 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL

1. Deskripsi Pelayanan Kefarmasian merupakan bagian integral dari Sistem Kesehatan

Nasional dalam rangka mendukung terwujudnya tujuan pembangunan

kesehatan nasional.

2. Tujuan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami Kebijakan

Pelayanan Kefarmasian dalam Sistem Kesehatan Nasional.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:

1) Menjelaskan konsep Sistem Kesehatan Nasional

2) Menjelaskan kebijakan Pelayanan Kefarmasian

3) Menjelaskan Etika Profesi Apoteker

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

2

Page 9: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3

Page 10: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

5 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3) Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan No.74/2016 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Implementasi Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas meliputi:

a. pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan medis habis pakai (BMHP)

b. Pelayanan Farmasi Klinik

c. Sumberdaya kefarmasian

d. Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian.

4) Peran Apoteker dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam

Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Apoteker di Puskesmas berwenang dan bertanggung jawab terhadap aspek

pengelolaan obat sekaligus aspek pelayanan farmasi klinik, dengan

mengacu kepada Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

Dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas, apoteker

berkolaborasi dengan dokter maupun tenaga kesehatan lain dalam rangka

peningkatan efektifitas pengobatan pasien. Untuk mewujudkan kolaborasi

antar tenaga kesehatan, setiap tenaga kesehatan harus melaksanakan

tugasnya dengan bertanggung jawab, berkoordinasi, melakukan komunikasi

yang efektif, bekerjasama, saling percaya dan saling menghargai satu sama

lain.

Untuk itu, apoteker perlu meningkatkan kompetensi, baik teknis

kefarmasian maupun komunikasi yang efektif dalam berkolaborasi antar

tenaga kesehatan di Puskesmas.

4 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 2 : PELAYANAN KEFARMASIAN SEBAGAI UNSUR DARI SUB SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Tujuan penyelenggaraan subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan,dan

makanan adalah tersedianya sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan

yang terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, dan khusus untuk

obat dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya guna meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pelayanan kefarmasian ditujukan untuk dapat menjamin penggunaan sediaan

farmasi dan alat kesehatan, secara rasional, aman, dan bermutu di semua

fasilitas pelayanan kesehatan dengan mengikuti kebijakan yang ditetapkan.

Unsur-unsur subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, danmakanan terdiri

dari:

komoditi;

sumber daya;

pelayanan kefarmasian;

pengawasan; dan

pemberdayaan masyarakat

Apoteker sebagai pelaksana pelayanan kefarmasian di Puskesmas, berperan

penting dalam menjamin ketersediaan obat yang aman, berkhasiat dan

bermutu serta memberikan pelayanan obat disertai pemberian informasi yang

tepat dan akurat dalam rangka mewujudkan efektifitas terapi dan peningkatan

keselamatan pengobatan pasien sebagai bagian dari keselamatan pasien.

1) Filosofi Pelayanan Kefarmasian

a. Memaksimalkan efek terapi

b. Meminimalkan risiko pengobatan

c. Mengefektifkan biaya

d. Menghormati pilihan pasien

2) Definisi Pelayanan Kefarmasian

Definisi Pelayanan Kefarmasian mencakup 5 aspek:

a. Pelayanan lansung

b. Bertanggung jawab kepada pasien

c. Berkaitan dengan sediaan farmasi

d. Memberikan hasil yang pasti

e. Meningkatkan mutu kehidupan pasien

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

4

Page 11: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

5 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3) Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan No.74/2016 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Implementasi Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas meliputi:

a. pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan medis habis pakai (BMHP)

b. Pelayanan Farmasi Klinik

c. Sumberdaya kefarmasian

d. Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian.

4) Peran Apoteker dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam

Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Apoteker di Puskesmas berwenang dan bertanggung jawab terhadap aspek

pengelolaan obat sekaligus aspek pelayanan farmasi klinik, dengan

mengacu kepada Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

Dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas, apoteker

berkolaborasi dengan dokter maupun tenaga kesehatan lain dalam rangka

peningkatan efektifitas pengobatan pasien. Untuk mewujudkan kolaborasi

antar tenaga kesehatan, setiap tenaga kesehatan harus melaksanakan

tugasnya dengan bertanggung jawab, berkoordinasi, melakukan komunikasi

yang efektif, bekerjasama, saling percaya dan saling menghargai satu sama

lain.

Untuk itu, apoteker perlu meningkatkan kompetensi, baik teknis

kefarmasian maupun komunikasi yang efektif dalam berkolaborasi antar

tenaga kesehatan di Puskesmas.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

5

Page 12: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

7 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

berwenang kecuali atas permintaan pasien atau tuntutan publik yang

memerlukan keterbukaan tersebut. Informasi meliputi yang disimpan

melalui ingatan maupun yang dicatat/direkam.

3) Kompetensi Profesional

Apoteker harus mengikuti perkembangan dalam praktek kefarmasian,

tetap up-to-date dalam peraturan yang terkait dengan kefarmasian dan

pengetahuan serta teknologi yang dapat diaplikasikan bagi kefarmasian,

dan menjaga kompetensi dan keefektivan sebagai seorang praktisi.

Apoteker memahami sifat dan khasiat bahan obat serta sediaan obat,

dan bagaimana digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit,

menghilangkan gejala atau membantu diagnosis penyakit. Apoteker

dalam berpraktek profesional menggunakan pengetahuannya untuk

kesehatan dan keselamatan pasien serta masyarakat.

Apoteker harus berperilaku dengan integritas dan tulus, setia kepada

perilaku standar pribadi dan profesional yang diterima dan tidak

melakukan perilaku atau aktivitas sejenis yang mencemari profesi.

6 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 3 : ETIKA APOTEKER DALAM PELAYANAN FARMASI KLINIS

1) Definisi Etika Profesi Etika dideskripsikan sebagai studi sistematis tentang pilihan moral, yang

memberikan perhatian pada nilai-nilai yang melatar-belakanginya, alasan

orang memberikannya dan bahasa yang digunakan untuk

mendeskripsikannya. Pengambilan keputusan etis merupakan proses

seseorang mengenali bahwa suatu masalah perlu diselesaikan atau suatu

pilihan yang sulit dibuat, mengidentifikasi kemungkinan penyebab,

memilih salah satu, menggunakannya dan kemudian menerima

tanggungjawabnya.

2) Etika Profesi Apoteker

Apoteker harus bertindak demi kepentingan pasien dan anggota

masyarakat lainnya, berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan

terbaik bagi masyarakat dalam kemitraan dengan profesi kesehatan

lainnya.

Apoteker harus selalu mengikuti perkembangan praktek kefarmasian,

tetap up to date dalam peraturan yang terkait dengan kefarmasian dan

pengetahuan serta teknologi yang dapat diterapkan dalam kefarmasian,

dan menjaga kompetensi serta efektivitas sebagai seorang praktisi.

Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan klinis (clinical

governance) sehingga organisasi pelayanan kesehatan

bertanggungjawab secara terus menerus menyempurnakan kualitas

pelayanan dan menjaga standar pelayanan yang tinggi, dengan

menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pelayanan klinis

yang unggul akan berkembang.

Apoteker dapat berkontribusi dalam pengobatan berbasis bukti melalui

keterlibatannya dalam pemantauan peresepan dan dalam pembuatan

pedoman terapi serta formularium.

Apoteker harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

praktek profesional yang terkait dengan pasien dan keluarganya.

Kerahasiaan merupakan suatu komponen penting hak pasien dan

Apoteker diikat oleh Kode Etik Profesi. Informasi tersebut harus tidak

dibuka kepada setiap orang tanpa persetujuan pasien atau pihak yang

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

6

Page 13: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

7 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

berwenang kecuali atas permintaan pasien atau tuntutan publik yang

memerlukan keterbukaan tersebut. Informasi meliputi yang disimpan

melalui ingatan maupun yang dicatat/direkam.

3) Kompetensi Profesional

Apoteker harus mengikuti perkembangan dalam praktek kefarmasian,

tetap up-to-date dalam peraturan yang terkait dengan kefarmasian dan

pengetahuan serta teknologi yang dapat diaplikasikan bagi kefarmasian,

dan menjaga kompetensi dan keefektivan sebagai seorang praktisi.

Apoteker memahami sifat dan khasiat bahan obat serta sediaan obat,

dan bagaimana digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit,

menghilangkan gejala atau membantu diagnosis penyakit. Apoteker

dalam berpraktek profesional menggunakan pengetahuannya untuk

kesehatan dan keselamatan pasien serta masyarakat.

Apoteker harus berperilaku dengan integritas dan tulus, setia kepada

perilaku standar pribadi dan profesional yang diterima dan tidak

melakukan perilaku atau aktivitas sejenis yang mencemari profesi.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

7

Page 14: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas
Page 15: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

8 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

MATERI DASAR II :

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

9

Page 16: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

10 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1 : KONSEP KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS)

1) Definisi Kebijakan Obat Nasional (KONAS) Obat merupakan salah satu komponen yang tidak tergantikan dalam

pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat terutama obat esensial

merupakan salah satu hak azasi manusia. Dengan demikian, penyediaan

obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan lembaga pelayanan

kesehatan baik publik maupun swasta.

Obat berbeda dengan komoditas perdagangan lainnya, karena selain

merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial.

Kebijakan pemerintah terhadap peningkatan akses obat diselenggarakan

melalui beberapa strata kebijakan yaitu Undang-Undang sampai Keputusan

Menteri Kesehatan yang mengatur berbagai ketentuan berkaitan dengan obat.

KONAS adalah dokumen resmi berisi pernyataan komitmen semua pihak yang

menentukan tujuan dan sasaran nasional di bidang obat beserta prioritas,

strategi dan peran berbagai pihak dalam penerapan komponen komponen

pokok kebijakan untuk pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.

2) Tujuan KONAS KONAS dalam pengertian luas dimaksudkan untuk meningkatkan

pemerataan dan keterjangkauan obat secara berkelanjutan, agar tercapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Keterjangkauan dan

penggunaan obat yang rasional merupakan bagian dari tujuan yang hendak

dicapai. Pemilihan obat yang tepat dengan mengutamakan penyediaan obat

esensial dapat meningkatkan akses serta kerasionalan penggunaan obat.

Dengan demikian tujuan KONAS adalah menjamin:

1) Ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat terutama obat esensial

2) Keamanan, khasiat dan mutu semua obat yang beredar serta melindungi

masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat

3) Penggunaan obat yang rasional

3) Strategi Pencapaian KONAS 1) Ketersediaan, Pemerataan dan Keterjangkauan Obat Esensial

9 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL

1. Deskripsi Kebijakan Obat Nasional dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan,

keterjangkauan, pemerataan obat secara berkelanjutan dalam rangka

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

2. Tujuan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami tujuan Kebijakan

Obat Nasional.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:

1) Menjelaskan konsep Kebijakan Obat Nasional.

2) Menjelaskan implementasi Kebijakan Obat Nasional

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

10

Page 17: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

10 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1 : KONSEP KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS)

1) Definisi Kebijakan Obat Nasional (KONAS) Obat merupakan salah satu komponen yang tidak tergantikan dalam

pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat terutama obat esensial

merupakan salah satu hak azasi manusia. Dengan demikian, penyediaan

obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan lembaga pelayanan

kesehatan baik publik maupun swasta.

Obat berbeda dengan komoditas perdagangan lainnya, karena selain

merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial.

Kebijakan pemerintah terhadap peningkatan akses obat diselenggarakan

melalui beberapa strata kebijakan yaitu Undang-Undang sampai Keputusan

Menteri Kesehatan yang mengatur berbagai ketentuan berkaitan dengan obat.

KONAS adalah dokumen resmi berisi pernyataan komitmen semua pihak yang

menentukan tujuan dan sasaran nasional di bidang obat beserta prioritas,

strategi dan peran berbagai pihak dalam penerapan komponen komponen

pokok kebijakan untuk pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.

2) Tujuan KONAS KONAS dalam pengertian luas dimaksudkan untuk meningkatkan

pemerataan dan keterjangkauan obat secara berkelanjutan, agar tercapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Keterjangkauan dan

penggunaan obat yang rasional merupakan bagian dari tujuan yang hendak

dicapai. Pemilihan obat yang tepat dengan mengutamakan penyediaan obat

esensial dapat meningkatkan akses serta kerasionalan penggunaan obat.

Dengan demikian tujuan KONAS adalah menjamin:

1) Ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat terutama obat esensial

2) Keamanan, khasiat dan mutu semua obat yang beredar serta melindungi

masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat

3) Penggunaan obat yang rasional

3) Strategi Pencapaian KONAS 1) Ketersediaan, Pemerataan dan Keterjangkauan Obat Esensial

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

11

Page 18: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

9 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL

1. Deskripsi Kebijakan Obat Nasional dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan,

keterjangkauan, pemerataan obat secara berkelanjutan dalam rangka

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

2. Tujuan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami tujuan Kebijakan

Obat Nasional.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:

1) Menjelaskan konsep Kebijakan Obat Nasional.

2) Menjelaskan implementasi Kebijakan Obat Nasional

12 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

e. Penyempurnaan dan pengembangan berbagai standar dan pedoman.

3) Penggunaan obat yang rasional Pengembangan serta penerapan pedoman terapi dan kepatuhan terhadap

Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), merupakan dasar dari

pengembangan penggunaan obat yang rasional. Salah satu masalah yang

mendasar atas terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional adalah

informasi yang tidak benar, tidak lengkap dan menyesatkan. Oleh karena

itu perlu dijamin agar pengguna obat, baik pelayan kesehatan maupun

masyarakat mendapatkan informasi yang benar, lengkap dan tidak

menyesatkan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas upaya untuk

penggunaan obat yang rasional dilakukan melalui strategi berikut:

a. Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dalam setiap upaya

pelayanan kesehatan, baik perorangan maupun masyarakat, meialui

pemanfaatan pedoman terapi dan formularium berbasis bukti ilmiah

terbaik.

b. Pengadaan obat di sarana kesehatan dan skema JKN mengacu pada

DOEN.

c. Penerapan pendekatan farmako ekonomi melalui analisis biaya-efektif

dengan biaya-manfaat pada seleksi obat yang digunakan di semua

tingkat pelayanan kesehatan.

d. Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik.

e. Pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi

(KIE).

12 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

e. Penyempurnaan dan pengembangan berbagai standar dan pedoman.

3) Penggunaan obat yang rasional Pengembangan serta penerapan pedoman terapi dan kepatuhan terhadap

Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), merupakan dasar dari

pengembangan penggunaan obat yang rasional. Salah satu masalah yang

mendasar atas terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional adalah

informasi yang tidak benar, tidak lengkap dan menyesatkan. Oleh karena

itu perlu dijamin agar pengguna obat, baik pelayan kesehatan maupun

masyarakat mendapatkan informasi yang benar, lengkap dan tidak

menyesatkan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas upaya untuk

penggunaan obat yang rasional dilakukan melalui strategi berikut:

a. Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dalam setiap upaya

pelayanan kesehatan, baik perorangan maupun masyarakat, meialui

pemanfaatan pedoman terapi dan formularium berbasis bukti ilmiah

terbaik.

b. Pengadaan obat di sarana kesehatan dan skema JKN mengacu pada

DOEN.

c. Penerapan pendekatan farmako ekonomi melalui analisis biaya-efektif

dengan biaya-manfaat pada seleksi obat yang digunakan di semua

tingkat pelayanan kesehatan.

d. Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik.

e. Pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi

(KIE).

11 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Akses obat esensial bagi masyarakat secara garis besar dipengaruhi oleh

empat faktor utama, yaitu penggunaan obat yang rasional, harga yang

terjangkau, pendanaan yang berkelanjutan, dan sistem kesehatan serta

sistem penyediaan obat yang dapat diandalkan.

Berdasarkan pola pemikiran di atas ketersediaan, pemerataan, dan

keterjangkauan obat esensial dicapai melalui strategi antara lain:

a. Sistem pembiayaan obat berkelanjutan, baik sektorpublik

maupun\sektor swasta mengacu pada UU Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) yang dijabarkan dalam

berbagai bentuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

b. Rasionalisasi harga obat dan pemanfaatan obat generik.

c. Penerapan sistem pengadaan dalam jumlah besar(bulk purchasing) atau

pengadaan bersama (poolprocurement) disektor publik. Disertai

distribusi obat yang efektif, efisien dan akuntabel pada sektor publik

dan swasta.

d. Pengembangan dan evaluasi terus-menerus, khususnya model dan

bentuk pengelolaan obat sektor publik di daerah terpencil, daerah

tertinggal, daerah perbatasan dan daerah rawan bencana.

2) Jaminan keamanan, khasiat dan mutu obat beredar,serta perlindungan

masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.

Pengawasan dan pengendalian obat mulai dari impor, produksi hingga ke

tangan pasien, merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan. Untuk

mencapai maksud tersebut dilakukan strategi sebagai berikut:

a. Penilaian keamanan, khasiat dan rnutu melalui proses pendaftaran,

pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal) impor, ekspor,

produksi, distribusi dan pelayanan obat merupakan suatu kesatuan

yang utuh, dilakukan dengan kompetensi tinggi, akuntabel secara

transparan dan independen.

b. Adanya dasar hukum dan penegakan hukum secara konsisten, dengan

efek jera yang tinggi untuk setiap pelanggaran.

c. Penyempurnaan ketentuan sarana produksi, sarana distribusi, dan

sarana pelayanan obat.

d. Pemberdayaan masyarakat melalui penyediaan dan penyebaran

informasi terpercaya, sehingga terhindar dari penggunaan obat yang

tidak memenuhi standar.

11 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Akses obat esensial bagi masyarakat secara garis besar dipengaruhi oleh

empat faktor utama, yaitu penggunaan obat yang rasional, harga yang

terjangkau, pendanaan yang berkelanjutan, dan sistem kesehatan serta

sistem penyediaan obat yang dapat diandalkan.

Berdasarkan pola pemikiran di atas ketersediaan, pemerataan, dan

keterjangkauan obat esensial dicapai melalui strategi antara lain:

a. Sistem pembiayaan obat berkelanjutan, baik sektorpublik

maupun\sektor swasta mengacu pada UU Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) yang dijabarkan dalam

berbagai bentuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

b. Rasionalisasi harga obat dan pemanfaatan obat generik.

c. Penerapan sistem pengadaan dalam jumlah besar(bulk purchasing) atau

pengadaan bersama (poolprocurement) disektor publik. Disertai

distribusi obat yang efektif, efisien dan akuntabel pada sektor publik

dan swasta.

d. Pengembangan dan evaluasi terus-menerus, khususnya model dan

bentuk pengelolaan obat sektor publik di daerah terpencil, daerah

tertinggal, daerah perbatasan dan daerah rawan bencana.

2) Jaminan keamanan, khasiat dan mutu obat beredar,serta perlindungan

masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.

Pengawasan dan pengendalian obat mulai dari impor, produksi hingga ke

tangan pasien, merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan. Untuk

mencapai maksud tersebut dilakukan strategi sebagai berikut:

a. Penilaian keamanan, khasiat dan rnutu melalui proses pendaftaran,

pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal) impor, ekspor,

produksi, distribusi dan pelayanan obat merupakan suatu kesatuan

yang utuh, dilakukan dengan kompetensi tinggi, akuntabel secara

transparan dan independen.

b. Adanya dasar hukum dan penegakan hukum secara konsisten, dengan

efek jera yang tinggi untuk setiap pelanggaran.

c. Penyempurnaan ketentuan sarana produksi, sarana distribusi, dan

sarana pelayanan obat.

d. Pemberdayaan masyarakat melalui penyediaan dan penyebaran

informasi terpercaya, sehingga terhindar dari penggunaan obat yang

tidak memenuhi standar.

10 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1 : KONSEP KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS)

1) Definisi Kebijakan Obat Nasional (KONAS) Obat merupakan salah satu komponen yang tidak tergantikan dalam

pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat terutama obat esensial

merupakan salah satu hak azasi manusia. Dengan demikian, penyediaan

obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan lembaga pelayanan

kesehatan baik publik maupun swasta.

Obat berbeda dengan komoditas perdagangan lainnya, karena selain

merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial.

Kebijakan pemerintah terhadap peningkatan akses obat diselenggarakan

melalui beberapa strata kebijakan yaitu Undang-Undang sampai Keputusan

Menteri Kesehatan yang mengatur berbagai ketentuan berkaitan dengan obat.

KONAS adalah dokumen resmi berisi pernyataan komitmen semua pihak yang

menentukan tujuan dan sasaran nasional di bidang obat beserta prioritas,

strategi dan peran berbagai pihak dalam penerapan komponen komponen

pokok kebijakan untuk pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.

2) Tujuan KONAS KONAS dalam pengertian luas dimaksudkan untuk meningkatkan

pemerataan dan keterjangkauan obat secara berkelanjutan, agar tercapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Keterjangkauan dan

penggunaan obat yang rasional merupakan bagian dari tujuan yang hendak

dicapai. Pemilihan obat yang tepat dengan mengutamakan penyediaan obat

esensial dapat meningkatkan akses serta kerasionalan penggunaan obat.

Dengan demikian tujuan KONAS adalah menjamin:

1) Ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat terutama obat esensial

2) Keamanan, khasiat dan mutu semua obat yang beredar serta melindungi

masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat

3) Penggunaan obat yang rasional

3) Strategi Pencapaian KONAS 1) Ketersediaan, Pemerataan dan Keterjangkauan Obat Esensial

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

12

Page 19: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

12 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

e. Penyempurnaan dan pengembangan berbagai standar dan pedoman.

3) Penggunaan obat yang rasional Pengembangan serta penerapan pedoman terapi dan kepatuhan terhadap

Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), merupakan dasar dari

pengembangan penggunaan obat yang rasional. Salah satu masalah yang

mendasar atas terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional adalah

informasi yang tidak benar, tidak lengkap dan menyesatkan. Oleh karena

itu perlu dijamin agar pengguna obat, baik pelayan kesehatan maupun

masyarakat mendapatkan informasi yang benar, lengkap dan tidak

menyesatkan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas upaya untuk

penggunaan obat yang rasional dilakukan melalui strategi berikut:

a. Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dalam setiap upaya

pelayanan kesehatan, baik perorangan maupun masyarakat, meialui

pemanfaatan pedoman terapi dan formularium berbasis bukti ilmiah

terbaik.

b. Pengadaan obat di sarana kesehatan dan skema JKN mengacu pada

DOEN.

c. Penerapan pendekatan farmako ekonomi melalui analisis biaya-efektif

dengan biaya-manfaat pada seleksi obat yang digunakan di semua

tingkat pelayanan kesehatan.

d. Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik.

e. Pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi

(KIE).

12 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

e. Penyempurnaan dan pengembangan berbagai standar dan pedoman.

3) Penggunaan obat yang rasional Pengembangan serta penerapan pedoman terapi dan kepatuhan terhadap

Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), merupakan dasar dari

pengembangan penggunaan obat yang rasional. Salah satu masalah yang

mendasar atas terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional adalah

informasi yang tidak benar, tidak lengkap dan menyesatkan. Oleh karena

itu perlu dijamin agar pengguna obat, baik pelayan kesehatan maupun

masyarakat mendapatkan informasi yang benar, lengkap dan tidak

menyesatkan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas upaya untuk

penggunaan obat yang rasional dilakukan melalui strategi berikut:

a. Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dalam setiap upaya

pelayanan kesehatan, baik perorangan maupun masyarakat, meialui

pemanfaatan pedoman terapi dan formularium berbasis bukti ilmiah

terbaik.

b. Pengadaan obat di sarana kesehatan dan skema JKN mengacu pada

DOEN.

c. Penerapan pendekatan farmako ekonomi melalui analisis biaya-efektif

dengan biaya-manfaat pada seleksi obat yang digunakan di semua

tingkat pelayanan kesehatan.

d. Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik.

e. Pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi

(KIE).

11 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Akses obat esensial bagi masyarakat secara garis besar dipengaruhi oleh

empat faktor utama, yaitu penggunaan obat yang rasional, harga yang

terjangkau, pendanaan yang berkelanjutan, dan sistem kesehatan serta

sistem penyediaan obat yang dapat diandalkan.

Berdasarkan pola pemikiran di atas ketersediaan, pemerataan, dan

keterjangkauan obat esensial dicapai melalui strategi antara lain:

a. Sistem pembiayaan obat berkelanjutan, baik sektorpublik

maupun\sektor swasta mengacu pada UU Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) yang dijabarkan dalam

berbagai bentuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

b. Rasionalisasi harga obat dan pemanfaatan obat generik.

c. Penerapan sistem pengadaan dalam jumlah besar(bulk purchasing) atau

pengadaan bersama (poolprocurement) disektor publik. Disertai

distribusi obat yang efektif, efisien dan akuntabel pada sektor publik

dan swasta.

d. Pengembangan dan evaluasi terus-menerus, khususnya model dan

bentuk pengelolaan obat sektor publik di daerah terpencil, daerah

tertinggal, daerah perbatasan dan daerah rawan bencana.

2) Jaminan keamanan, khasiat dan mutu obat beredar,serta perlindungan

masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.

Pengawasan dan pengendalian obat mulai dari impor, produksi hingga ke

tangan pasien, merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan. Untuk

mencapai maksud tersebut dilakukan strategi sebagai berikut:

a. Penilaian keamanan, khasiat dan rnutu melalui proses pendaftaran,

pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal) impor, ekspor,

produksi, distribusi dan pelayanan obat merupakan suatu kesatuan

yang utuh, dilakukan dengan kompetensi tinggi, akuntabel secara

transparan dan independen.

b. Adanya dasar hukum dan penegakan hukum secara konsisten, dengan

efek jera yang tinggi untuk setiap pelanggaran.

c. Penyempurnaan ketentuan sarana produksi, sarana distribusi, dan

sarana pelayanan obat.

d. Pemberdayaan masyarakat melalui penyediaan dan penyebaran

informasi terpercaya, sehingga terhindar dari penggunaan obat yang

tidak memenuhi standar.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

13

Page 20: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas
Page 21: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

13 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

MATERI INTI 1 :

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP DI PUSKESMAS

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

15

Page 22: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

15 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1 : PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN PERBEKKES

A. Perencanaan Kebutuhan Obat Dan Perbekalan Kesehatan Di Puskesmas

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan

kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka

pemenuhan kebutuhan Puskesmas.

Dalam proses perencanaan kebutuhan obat , Puskesmas diminta mengisi

formulir data pemakaian obat dengan menggunakan Laporan Penggunaan dan

Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Berikut adalah aspek dalam proses

perencanaan: 1) Perencanaan Terpadu

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan

dasar (PKD) dibiayai melalui berbagai sumber anggaran, antara lain : (1)

APBN : Program Kesehatan, Program Pelayanan Keluarga Miskin; (2) APBD

I; (3) Dana Alokasi Umum (DAU)/APBD II; dan (4) Sumber-sumber lain.

Karena itu, mutlak diperlukan koordinasi dan keterpaduan melalui

pembentukan tim perencanaan obat terpadu dalam rangka meningkatkan

efisiensi dan efektivitas penggunaan dana.

Manfaat Perencanaan Obat Terpadu

a. Menghindari tumpang tindih penggunaan anggaran.

b. Keterpaduan dalam evaluasi, penggunaan dan perencanaan.

c. Kesamaan persepsi antara pemakai obat dan penyedia anggaran.

d. Estimasi kebutuhan obat lebih tepat.

e. Koordinasi antara penyedia anggaran dan pemakai obat.

f. Pemanfaatan dana pengadaan obat dapat lebih optimal.

Tim Perencanaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Terpadu di

Kabupaten/Kota dibentuk melalui Surat Keputusan Bupati/Walikota dan

terdiri atas:

Ketua :Kepala Bidang yang membawahi program kefarmasian di

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Sekretaris :Kepala Unit Pengelola Obat Kabupaten/Kota atau Kepala

Seksi Farmasi yang menangani kefarmasian Dinkes

Anggota :Terdiri dari unsur-unsur unit terkait:

14 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

PENGELOLAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

1. Deskripsi Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan (perbekkes) merupakan salah satu

kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan,

penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan

pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin

kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan perbekkes yang efisien,

efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian,

mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian

mutu pelayanan.

Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab

untuk menjamin terlaksananya pengelolaan obat dan perbekkes yang baik.

2. Tujuan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta mampu melakukan pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di

Puskesmas.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi ini peserta dapat melakukan pengelolaan Sediaan

Farmasi dan BMHP, yang terdiri dari :

1) Perencanaan

2) Pengadaan

3) Penerimaan

4) Penyimpanan

5) Distribusi

6) Pemusnahan dan Penarikan

7) Pengendalian

8) Pemantuan Dan Evaluasi

14 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

PENGELOLAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

1. Deskripsi Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan (perbekkes) merupakan salah satu

kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan,

penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan

pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin

kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan perbekkes yang efisien,

efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian,

mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian

mutu pelayanan.

Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab

untuk menjamin terlaksananya pengelolaan obat dan perbekkes yang baik.

2. Tujuan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta mampu melakukan pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di

Puskesmas.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi ini peserta dapat melakukan pengelolaan Sediaan

Farmasi dan BMHP, yang terdiri dari :

1) Perencanaan

2) Pengadaan

3) Penerimaan

4) Penyimpanan

5) Distribusi

6) Pemusnahan dan Penarikan

7) Pengendalian

8) Pemantuan Dan Evaluasi

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

16

Page 23: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

15 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1 : PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN PERBEKKES

A. Perencanaan Kebutuhan Obat Dan Perbekalan Kesehatan Di Puskesmas

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan

kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka

pemenuhan kebutuhan Puskesmas.

Dalam proses perencanaan kebutuhan obat , Puskesmas diminta mengisi

formulir data pemakaian obat dengan menggunakan Laporan Penggunaan dan

Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Berikut adalah aspek dalam proses

perencanaan: 1) Perencanaan Terpadu

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan

dasar (PKD) dibiayai melalui berbagai sumber anggaran, antara lain : (1)

APBN : Program Kesehatan, Program Pelayanan Keluarga Miskin; (2) APBD

I; (3) Dana Alokasi Umum (DAU)/APBD II; dan (4) Sumber-sumber lain.

Karena itu, mutlak diperlukan koordinasi dan keterpaduan melalui

pembentukan tim perencanaan obat terpadu dalam rangka meningkatkan

efisiensi dan efektivitas penggunaan dana.

Manfaat Perencanaan Obat Terpadu

a. Menghindari tumpang tindih penggunaan anggaran.

b. Keterpaduan dalam evaluasi, penggunaan dan perencanaan.

c. Kesamaan persepsi antara pemakai obat dan penyedia anggaran.

d. Estimasi kebutuhan obat lebih tepat.

e. Koordinasi antara penyedia anggaran dan pemakai obat.

f. Pemanfaatan dana pengadaan obat dapat lebih optimal.

Tim Perencanaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Terpadu di

Kabupaten/Kota dibentuk melalui Surat Keputusan Bupati/Walikota dan

terdiri atas:

Ketua :Kepala Bidang yang membawahi program kefarmasian di

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Sekretaris :Kepala Unit Pengelola Obat Kabupaten/Kota atau Kepala

Seksi Farmasi yang menangani kefarmasian Dinkes

Anggota :Terdiri dari unsur-unsur unit terkait:

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

17

Page 24: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

17 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Kolom 3 : Uraian dari masing-masing kegiatan pokok.

Kolom 4 : Pelaksana/Penanggungjawab kegiatan.

Kolom 5 : Instansi terkait.

Kolom 6 s/d 17: Waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan.

b. Melaksanakan perencanaan obat.

i. Tahap Pemilihan Obat

Pemilihan obat didasarkan pada Obat Generik terutama yang

tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan

Formularium Nasional edisi terbaru dengan menggunakan sistem e-

catalog.

ii. Tahap Kompilasi Pemakaian Obat

Kompilasi pemakaian obat adalah rekapitulasi data pemakaian obat

di unit pelayanan kesehatan, yang bersumber dari Laporan

Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Contoh Formulir

LPLPO terdapat dalam (formulir 2). Kompilasi pemakaian obat

dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung stok optimum.

Informasi yang diperoleh adalah :

Pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan

kesehatan/puskesmas pertahun.

Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian

setahun seluruh unit pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat secara periodik.

16 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

- Unsur Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota

- Unsur Program yang terkait di Dinkes Kab/Kota

- Unsur lainnya

Tugas dan Fungsi Tim Teknis Perencanaan Obat dan Perbekalan

Kesehatan Terpadu :

a. Ketua mengkoordinasikan kegiatan Tim Teknis Perencanaan Obat dan

Perbekalan Kesehatan Terpadu.

b. Sekretaris mempersiapkan daftar perencanaan dan pengadaan

kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan.

c. Unsur Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota menyediakan informasi

ketersediaan dana APBD yang dialokasikan untuk obat dan perbekalan

kesehatan.

d. Unsur Pelaksana Program Kesehatan di Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dan Puskesmas memberikan informasi data atau target

sasaran program kesehatan.

Tim perencanaan obat dan perbekalan kesehatan terpadu melaksanakan

pertemuan yang membahas semua aspek pengadaan obat dan perbekalan

kesehatan tahun sebelumnya, meliputi ketersediaan anggaran, jumlah

pengadaan dan sisa persediaan di kabupaten/kota dan Puskesmas.

Rencana kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas

didasarkan atas hasil estimasi kebutuhan obatdan usulan dari program

kesehatan Puskesmas, Sub Unit Puskesmas dan Unit Pelayanan

Kesehatan. Rapat tim untuk penyempurnaan perencanaan kebutuhan

obat dan perbekalan kesehatandilakukan minimal satu tahun dua kali.

Hasil rapat adalah disepakatinya jenis dan jumlah obat dan perbekalan

kesehatan yang dibutuhkan, serta jumlah kebutuhan dana untuk tahun

anggaran yang akan dilaksanakan.

2) Proses Perencanaan Obat

a. Penyusunan Rencana Kerja Operasional (Plan of Action).

Penyusunan Rencana Kerja Operasional yang terdiri atas beberap

kegiatan sesuai dengan formulir 1 (terlampir) . Berikut adalah cara

pengisiam kolom rencana kerja operasional:

Kolom 1 : Nomor urut kegiatan.

Kolom 2 : Jenis kegiatan pokok yang akan dilaksanakan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

18

Page 25: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

17 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Kolom 3 : Uraian dari masing-masing kegiatan pokok.

Kolom 4 : Pelaksana/Penanggungjawab kegiatan.

Kolom 5 : Instansi terkait.

Kolom 6 s/d 17: Waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan.

b. Melaksanakan perencanaan obat.

i. Tahap Pemilihan Obat

Pemilihan obat didasarkan pada Obat Generik terutama yang

tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan

Formularium Nasional edisi terbaru dengan menggunakan sistem e-

catalog.

ii. Tahap Kompilasi Pemakaian Obat

Kompilasi pemakaian obat adalah rekapitulasi data pemakaian obat

di unit pelayanan kesehatan, yang bersumber dari Laporan

Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Contoh Formulir

LPLPO terdapat dalam (formulir 2). Kompilasi pemakaian obat

dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung stok optimum.

Informasi yang diperoleh adalah :

Pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan

kesehatan/puskesmas pertahun.

Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian

setahun seluruh unit pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat secara periodik.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

19

Page 26: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

19 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

iii. Perhitungan Kebutuhan Obat

Dalam merencanakan kebutuhan obat perlu dilakukan

perhitungan secara tepat. Perhitungan kebutuhan obat dapat

dilakukan dengan menggunakan metode konsumsi dan atau

metode morbiditas.

3) Proses Perencanaan Perbekalan Kesehatan.

Proses perencanaan pengadaan perbekalan kesehatan diawali dengan

kompilasi data yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh Instalasi

Farmasi kabupaten/kota diolah menjadi rencana kebutuhan perbekalan

kesehatan dengan menggunakan teknik-teknik perhitungan.

a. Tahap Pemilihan Perbekalan Kesehatan

Fungsi pemilihan perbekalan kesehatan adalah untuk menentukan

perbekalan kesehatan yang benar-benar diperlukan sesuai dengan

kebutuhan dan dapat melindungi masyarakat dari bahaya yang

disebabkan oleh penggunaan yang tidak tepat dan atau yang tidak

memenuhi persyaratan mutu manfaat dan keamanan.

i. Perbekalan kesehatan dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik

dan statistik dan membantu fungsi pencapaian efek terapi.

ii. Perbekalan kesehatan yang digunakan sesuai dengan kemajuan

pengetahuan dan teknologi.

Kriteria yang dipergunakan sebagai acuan dalam pemilihan

perbekalan kesehatan adalah memenuhi persyaratan mutu manfaat

dan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Farmakope Indonesia,

Standar Nasional Indonesia (SNI), dan standar lain yang ditetapkan

oleh ketentuan yang berlaku dan sesuai .

i. Perbekalan kesehatan memiliki keamanan dan membantu

pengobatan yang didukung dengan bukti ilmiah.

ii. Perbekalan kesehatan memiliki manfaat yang maksimal dengan

resiko yang minimal.

18 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Kegiatan yang harus dilakukan adalah pengisian formulir

kompilasi pemakaian obat (formulir 3) dengan cara:

Jenis obat : Nama obat disertai kekuatan dan jenis

preparatnya.

Contoh : Amoksisillin 500 mg kaplet.

Kolom 1 :

:

Nomor urut program Puskesmas, Sub Unit,

Unit Pelayanan Kesehatan (UKP)

Kolom 2 : Nama unit pelayanan kesehatan yang

dilayani oleh Unit Pengelola Obat

Puskesmas

Kolom 3 s/d 14 : Data pemakaian obat bersangkutan di

masing-masing program Puskesmas, Sub

Unit, Unit Pelayanan Kesehatan (UKP), unit

pelayanan kesehatan (UPK) termasuk

perhitungan untuk menutup kekosongan.

Data diperoleh dari kolom pemakaian (7)

dari formulir LPLPO yang dilaporkan oleh

unit pelayanan kesehatan.

Kolom 15 : Jumlah kolom (3) sampai dengan kolom

(14).

Kolom 16 : Data pemakaian rata-rata obat per-bulan

(kolom 15 dibagi dengan 12).

Kolom 17 : Persentase masing-masing kolom (15)

terhadap total kolom (15), dilakukan pada

akhir tahun.

Baris lain-lain : Digunakan untuk mencatat pemakaian

obat diluar keperluan distribusi rutin.

Hal ini mencakup pengeluaran obat untuk

memenuhi keperluan kegiatan sosial oleh

sektor lain, misalnya : kejadian luar biasa

(KLB), bencana alam, dll.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

20

Page 27: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

19 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

iii. Perhitungan Kebutuhan Obat

Dalam merencanakan kebutuhan obat perlu dilakukan

perhitungan secara tepat. Perhitungan kebutuhan obat dapat

dilakukan dengan menggunakan metode konsumsi dan atau

metode morbiditas.

3) Proses Perencanaan Perbekalan Kesehatan.

Proses perencanaan pengadaan perbekalan kesehatan diawali dengan

kompilasi data yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh Instalasi

Farmasi kabupaten/kota diolah menjadi rencana kebutuhan perbekalan

kesehatan dengan menggunakan teknik-teknik perhitungan.

a. Tahap Pemilihan Perbekalan Kesehatan

Fungsi pemilihan perbekalan kesehatan adalah untuk menentukan

perbekalan kesehatan yang benar-benar diperlukan sesuai dengan

kebutuhan dan dapat melindungi masyarakat dari bahaya yang

disebabkan oleh penggunaan yang tidak tepat dan atau yang tidak

memenuhi persyaratan mutu manfaat dan keamanan.

i. Perbekalan kesehatan dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik

dan statistik dan membantu fungsi pencapaian efek terapi.

ii. Perbekalan kesehatan yang digunakan sesuai dengan kemajuan

pengetahuan dan teknologi.

Kriteria yang dipergunakan sebagai acuan dalam pemilihan

perbekalan kesehatan adalah memenuhi persyaratan mutu manfaat

dan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Farmakope Indonesia,

Standar Nasional Indonesia (SNI), dan standar lain yang ditetapkan

oleh ketentuan yang berlaku dan sesuai .

i. Perbekalan kesehatan memiliki keamanan dan membantu

pengobatan yang didukung dengan bukti ilmiah.

ii. Perbekalan kesehatan memiliki manfaat yang maksimal dengan

resiko yang minimal.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

21

Page 28: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

21 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

B. PENGADAAN OBAT

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas terdiri dari

pengadaan melalui sistem e-catalogue dan lelang. Puskesmas yang melakukan

pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan APBN/APBD/BPJS

dapat dilaksanakan dengan efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan,

adil/tidak diskriminatif dan akuntabel sesuai dengan peraturan yang berlaku

menggunakan sistem e-catalogue. Sedangkan Puskesmas yang belum

melakukan pengadaan sendiri, memiliki sumber penyediaan obat yang berasal

dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pengadaan obat di Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) harus sesuai dengan daftar obat yang sudah ditentukan bagi kategori

jenis FKTP dalam Fornas yang masih berlaku. Jika terdapat obat yang

dibutuhkan oleh Puskesmas dan tidak tercantum dalam Fornas, maka

Puskesmas dapat menyusun daftar obat di luar Fornas dalam jumlah terbatas

sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan setempat. Daftar

obat yang dibutuhkan oleh Puskesmas, baik sesuai maupun tidak sesuai

dengan Fornas dapat disusun menjadi pedoman Formularium Puskesmas.

Tujuan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan adalah :

Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan dengan jenis dan jumlah yang

cukup sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan.

Mutu obat dan perbekalan kesehatan terjamin.

Obat dan perbekalan kesehatan dapat diperoleh pada saat diperlukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan obat perbekalan kesehatan

adalah :

Kriteria obat dan perbekalan kesehatan

Persyaratan pemasok

Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat

Penerimaan dan pemeriksaan obat dan perbekalan kesehatan

Pemantauan status pesanan

20 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

iii. Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki manfaat yang

serupa maka pilihan diberikan kepada perbekalan kesehatan

yang :

Kemanfaatannya paling banyak diketahui berdasarkan data

ilmiah.

Kualitas dan stabilitas perbekalan kesehatan setelah

diedarkan yang paling baik.

Telah terregistrasi.

Paling mudah diperoleh.

Harga terjangkau.

Pemilihan perbekalan kesehatan berpedoman pada daftar dan harga

yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang masih berlaku melalui

E-Katalog Alkes.

b. Tahap Kompilasi Pemakaian Perbekalan Kesehatan.

Kompilasi pemakaian perbekalan kesehatan adalah rekapitulasi data

pemakaian perbekalan kesehatan di unit pelayanan kesehatan yang

bersumber dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO). Kompilasi pemakaian perbekalan kesehatan dapat

digunakan sebagai dasar untuk menghitung stok optimum. Informasi

yang diperoleh adalah :

Pemakaian tiap jenis perbekalan kesehatan di Puskesmas

pertahun.

Persentase pemakaian tiap jenis perbekalan kesehatan terhadap

total pemakaian setahun di Puskesmas.

Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis perbekalan kesehatan

secara periodik. Pengisian formulir kompilasi pemakaian

perbekalan kesehatan dengan cara seperti pada formulir kompilasi

pemakaian obat (formulir 3).

c. Tahap Perhitungan Kebutuhan Perbekalan Kesehatan.

Perencanaan kebutuhan perbekalan kesehatan perlu dilakukan

perhitungan secara tepat. Perhitungan kebutuhan perbekalan

kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan metode konsumsi.

Metode Konsumsi Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan

atas analisa data konsumsi perbekalan kesehatan tahun sebelumnya.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

22

Page 29: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

21 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

B. PENGADAAN OBAT

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas terdiri dari

pengadaan melalui sistem e-catalogue dan lelang. Puskesmas yang melakukan

pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan APBN/APBD/BPJS

dapat dilaksanakan dengan efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan,

adil/tidak diskriminatif dan akuntabel sesuai dengan peraturan yang berlaku

menggunakan sistem e-catalogue. Sedangkan Puskesmas yang belum

melakukan pengadaan sendiri, memiliki sumber penyediaan obat yang berasal

dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pengadaan obat di Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) harus sesuai dengan daftar obat yang sudah ditentukan bagi kategori

jenis FKTP dalam Fornas yang masih berlaku. Jika terdapat obat yang

dibutuhkan oleh Puskesmas dan tidak tercantum dalam Fornas, maka

Puskesmas dapat menyusun daftar obat di luar Fornas dalam jumlah terbatas

sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan setempat. Daftar

obat yang dibutuhkan oleh Puskesmas, baik sesuai maupun tidak sesuai

dengan Fornas dapat disusun menjadi pedoman Formularium Puskesmas.

Tujuan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan adalah :

Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan dengan jenis dan jumlah yang

cukup sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan.

Mutu obat dan perbekalan kesehatan terjamin.

Obat dan perbekalan kesehatan dapat diperoleh pada saat diperlukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan obat perbekalan kesehatan

adalah :

Kriteria obat dan perbekalan kesehatan

Persyaratan pemasok

Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat

Penerimaan dan pemeriksaan obat dan perbekalan kesehatan

Pemantauan status pesanan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

23

Page 30: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

23 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

e. Pemilik dan atau Apoteker/Asisten Apoteker penanggungjawab Pedagang

Besar Farmasi tidak sedang dalam proses pengadilan atau tindakan yang

berkaitan dengan profesi kefarmasian dan memiliki Surat Ijin Kerja di PBF

tersebut.

f. Mampu menjamin kesinambungan ketersediaan obat sesuai dengan masa

kontrak.

3) Penilaian Dokumen Data Teknis

Penilaian dokumen data teknis antara lain :

a. Surat Ijin Edar (Nomor Registrasi) tiap produk yang ditawarkan. Penilaian

didasarkan atas kebenaran dan keabsahan Surat Ijin Edar (Nomor

Registrasi).

b. Sertifikat CPOB untuk tiap bentuk masing-masing jenis sediaan yang

ditawarkan. (Fotokopi yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dari

Industri Farmasi).

c. Surat Dukungan dari Industri Farmasi untuk obat yang diproduksi dalam

negeri yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari Industri

farmasi (asli).

d. Surat Dukungan dari sole agent untuk obat yang tidak diproduksi di dalam

negeri yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari sole agent

tersebut (asli).

e. Surat pernyataan bersedia menyediakan obat dengan masa kadaluarsa

minimal 24 (dua puluh empat) bulan sejak diterima oleh panitia

penerimaan.

f. Surat Keterangan (referensi) pekerjaan dari Instansi Pemerintah/swasta

untuk pengadaan obat.

4) Penentuan Waktu Pengadaan dan Kedatangan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Waktu pengadaan dan kedatangan obat dari berbagai sumber anggaran perlu

ditetapkan berdasarkan hasil analisa dari data:

a. Sisa stok dengan memperhatikan waktu (tingkat kecukupan obat dan

perbekalan kesehatan).

b. Jumlah obat yang akan diterima sampai dengan akhir tahun anggaran.

c. Kapasitas sarana penyimpanan.

d. Waktu tunggu.

22 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Berikut penjelasan aspek yang perlu diperhatikan dalam pengadaan obat :

1) Kriteria Obat Umum

a. Obat termasuk dalam daftar obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD), obat

program kesehatan, obat generik yang tercantum dalam Fornas dan DOEN

yang masih berlaku.

b. Obat dan perbekalan kesehatan telah memiliki izin edar atau Nomor

Registrasi dari Departemen Kesehatan RI/Badan POM.

c. Batas kadaluwarsa obat dan perbekalan kesehatan pada saat diterima oleh

panitia penerimaan minimal 24 (dua puluh empat) bulan.

d. Obat dan perbekalan kesehatan memiliki Sertifikat Analisa dan uji mutu

yang sesuai dengan Nomor Batch masing-masing produk.

e. Obat diproduksi oleh Industri Farmasi yang memiliki Sertifikat CPOB

untuk masing-masing jenis sediaan yang dibutuhkan.

Kriteria mutu obat dan perbekalan kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Persyaratan mutu obat dan perbekalan kesehatan harus sesuai dengan

persyaratan mutu yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi

terakhir dan persyaratan lain sesuai peraturan yang berlaku.

b. Industri Farmasi bertanggungjawab terhadap mutu obat hasil produksinya.

melalui pemeriksaan mutu (Quality Control) yang dilakukan oleh Industri

Farmasi.

2) Persyaratan Pemasok

Pemilihan pemasok penting dilakukan karena dapat mempengaruhi kualitas

dan kuantitas obat dan perbekalan kesehatan. Persyaratan pemasok antara

lain :

a. Memiliki izin Pedagang Besar Farmasi ( PBF ) yang masih berlaku.

b. Pedagang Besar Farmasi terdiri pusat maupun cabang. Izin Pedagang Besar

Farmasi pusat dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan sedangkan izin

untuk Pedagang Besar Farmasi Cabang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan

Provinsi.

c. Pedagang Besar Farmasi (PBF) harus memiliki dukungan dari Industri

Farmasi yang memiliki sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)

bagi masing-masing jenis sediaan obat yang dibutuhkan.

d. Pedagang Besar Farmasi harus memiliki reputasi yang baik dalam bidang

pengadaan obat, misalnya dalam pelaksanaan kerjanya tepat waktu.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

24

Page 31: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

23 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

e. Pemilik dan atau Apoteker/Asisten Apoteker penanggungjawab Pedagang

Besar Farmasi tidak sedang dalam proses pengadilan atau tindakan yang

berkaitan dengan profesi kefarmasian dan memiliki Surat Ijin Kerja di PBF

tersebut.

f. Mampu menjamin kesinambungan ketersediaan obat sesuai dengan masa

kontrak.

3) Penilaian Dokumen Data Teknis

Penilaian dokumen data teknis antara lain :

a. Surat Ijin Edar (Nomor Registrasi) tiap produk yang ditawarkan. Penilaian

didasarkan atas kebenaran dan keabsahan Surat Ijin Edar (Nomor

Registrasi).

b. Sertifikat CPOB untuk tiap bentuk masing-masing jenis sediaan yang

ditawarkan. (Fotokopi yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dari

Industri Farmasi).

c. Surat Dukungan dari Industri Farmasi untuk obat yang diproduksi dalam

negeri yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari Industri

farmasi (asli).

d. Surat Dukungan dari sole agent untuk obat yang tidak diproduksi di dalam

negeri yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari sole agent

tersebut (asli).

e. Surat pernyataan bersedia menyediakan obat dengan masa kadaluarsa

minimal 24 (dua puluh empat) bulan sejak diterima oleh panitia

penerimaan.

f. Surat Keterangan (referensi) pekerjaan dari Instansi Pemerintah/swasta

untuk pengadaan obat.

4) Penentuan Waktu Pengadaan dan Kedatangan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Waktu pengadaan dan kedatangan obat dari berbagai sumber anggaran perlu

ditetapkan berdasarkan hasil analisa dari data:

a. Sisa stok dengan memperhatikan waktu (tingkat kecukupan obat dan

perbekalan kesehatan).

b. Jumlah obat yang akan diterima sampai dengan akhir tahun anggaran.

c. Kapasitas sarana penyimpanan.

d. Waktu tunggu.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

25

Page 32: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

25 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

C. PERMINTAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

Permintaan obat diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan

permintaan dari sub unit ke kepala Puskesmas dilakukan secara periodik

menggunakan LPLPO sub unit.

Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat

kepada Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat

menyusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan

penyerahan obat secara langsung dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota ke

Puskesmas.

Permintaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas ke Dinas Kesehatan

Kab/Kota terdiri dari :

1) Permintaan Rutin

Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh DinasKesehatan

Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas.

2) Permintaan Khusus

Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:

Kebutuhan meningkat.

Terjadi kekosongan.

Ada Kejadian Luar Biasa (KLB/ Bencana).

Dalam menentukan jumlah permintaan obat, diperlukan data antara lain :

Data pemakaian obat periode sebelumnya (stok optimum/SO).

Jumlah kunjungan resep (stok kerja/SK)

Jadwal distribusi obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (Jumlah

yang dibutuhkan pada lead time / SWT).

Sisa Stok (SS).

24 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

5) Pemantauan Status Pesanan

Pemantauan status pesanan bertujuan untuk :

a. Mempercepat pengiriman sehingga efisiensi dapat ditingkatkan.

b. Pemantauan dapat dilakukan berdasarkan kepada sistem VEN.

c. Petugas Instalasi Farmasi memantau status pesanan secara berkala.

d. Pemantauan dan evaluasi pesanan harus dilakukan dengan

memperhatikan :

Nama obat

Satuan kemasan

Jumlah obat diadakan

Obat yang sudah diterima

Obat yang belum diterima

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

26

Page 33: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

25 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

C. PERMINTAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

Permintaan obat diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan

permintaan dari sub unit ke kepala Puskesmas dilakukan secara periodik

menggunakan LPLPO sub unit.

Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat

kepada Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat

menyusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan

penyerahan obat secara langsung dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota ke

Puskesmas.

Permintaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas ke Dinas Kesehatan

Kab/Kota terdiri dari :

1) Permintaan Rutin

Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh DinasKesehatan

Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas.

2) Permintaan Khusus

Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:

Kebutuhan meningkat.

Terjadi kekosongan.

Ada Kejadian Luar Biasa (KLB/ Bencana).

Dalam menentukan jumlah permintaan obat, diperlukan data antara lain :

Data pemakaian obat periode sebelumnya (stok optimum/SO).

Jumlah kunjungan resep (stok kerja/SK)

Jadwal distribusi obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (Jumlah

yang dibutuhkan pada lead time / SWT).

Sisa Stok (SS).

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

27

Page 34: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

27 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

D. PENERIMAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah satu kegiatan pengadaan agar

obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan

dokumen yang menyertainya. Penerimaan harus dilaksanakan oleh petugas

pengelola obat atau petugas lain yang diberi kuasa oleh Kepala Puskesmas.

Petugas peneriaan melakukan pemeriksaan terhadap mutu obat yang

dilakukan secara organoleptik, khusus pemeriksaan label dan kemasan perlu

dilakukan pencatatan terhadap tanggal kadaluarsa, nomor registrasi dan

nomor batch terhadap obat yang diterima.

Pemeriksaan mutu obat secara organoleptik dilakukan meliputi:

Bentuk Sediaan Aspek yang Diperiksa

Tablet - kemasan dan label - bentuk fisik (keutuhan, basah,

lengket) - warna, bau dan rasa

Tablet salut - warna, bau dan rasa - bentuk fisik (keutuhan, basah,

lengket) - kemasan dan label

Cairan - warna, bau - kejernihan, homogenitas - kemasan dan label

Salep - warna, konsistensi - homogenitas - kemasan dan label

Injeksi - warna - kejernihan untuk larutan injeksi - homogenitas untuk serbuk injeksi - kemasan dan label

Sirup kering - warna, bau, penggumpalan - kemasan dan label

Suppositoria - warna - konsistensi - kemasan dan label

26 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

SO = SK + SWK + SWT+ SP

Permintaan = SO – SS

Cara menghitung kebutuhan obat (stok optimum) adalah :

Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan

pemakaian pada periode sebelumnya.

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan

rumus :

Keterangan:

SO = Stok optimum

SK = Stok Kerja (Pemakaian rata–rata per periode distribusi)

SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat

SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu( Lead Time )

SP = Stok penyangga

SS = Sisa Stok

Stok kerja Pemakaian rata–rata per periode distribusi.

Waktu kekosongan

Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.

Waktu tunggu

Waktu tunggu, dihitung mulai dari permintaan

obat oleh Puskesmas sampai dengan

penerimaan obat di Puskesmas.

Stok

Penyangga

Adalah persediaan obat untuk mengantisipasi

terjadinya peningkatan kunjungan,

keterlambatan kedatangan obat. Besarnya

ditentukan berdasarkan kesepakatan antara

Puskesmas dan Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota.

Sisa Stok Adalah sisa obat yang masih tersedia di

Puskesmas pada akhir periode distribusi. Stok Optimum Adalah stok ideal yang harustersedia dalam

waktu periode tertentu.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

28

Page 35: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

27 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

D. PENERIMAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah satu kegiatan pengadaan agar

obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan

dokumen yang menyertainya. Penerimaan harus dilaksanakan oleh petugas

pengelola obat atau petugas lain yang diberi kuasa oleh Kepala Puskesmas.

Petugas peneriaan melakukan pemeriksaan terhadap mutu obat yang

dilakukan secara organoleptik, khusus pemeriksaan label dan kemasan perlu

dilakukan pencatatan terhadap tanggal kadaluarsa, nomor registrasi dan

nomor batch terhadap obat yang diterima.

Pemeriksaan mutu obat secara organoleptik dilakukan meliputi:

Bentuk Sediaan Aspek yang Diperiksa

Tablet - kemasan dan label - bentuk fisik (keutuhan, basah,

lengket) - warna, bau dan rasa

Tablet salut - warna, bau dan rasa - bentuk fisik (keutuhan, basah,

lengket) - kemasan dan label

Cairan - warna, bau - kejernihan, homogenitas - kemasan dan label

Salep - warna, konsistensi - homogenitas - kemasan dan label

Injeksi - warna - kejernihan untuk larutan injeksi - homogenitas untuk serbuk injeksi - kemasan dan label

Sirup kering - warna, bau, penggumpalan - kemasan dan label

Suppositoria - warna - konsistensi - kemasan dan label

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

29

Page 36: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

29 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

E. PENYIMPANAN OBAT

Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat yang

diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun

kimia dan mutunya tetap terjamin. Penyimpanan bertujuan agar obat yang

tersedia di unit pelayanan kesehatan terjamin mutu dan keamanannya.

1) Aspek Umum yang perlu Diperhatikan dalam Penyimpanan

Area penyimpanan obat tidak boleh dimasuki selain oleh petugas

farmasi yang diberi kewenangan.

Tersedia rak/lemari dalam jumlah cukup untuk memuat sediaan

farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang sesuai dengan stabilitas

produk

Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan

Obat di susun berdasarkan bentuk sediaan dan atau kelas terapi

kemudian diurut secara alfabetis

Obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO

Sera dan vaksin disimpan dalam Cold Chain

Obat Narkotika, psikotropika dan prekursor disimpan terpisah dari

obat-obat lain dan disimpan dalam lemari khusus.

Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi/High Alert Medication

(HAM) dan obat emergency disimpan terpisah

Obat yang mempunyai Nama Obat Rupa Ucapan Mirip (NORUM)/

Look a like Seem a like (LASA) disimpan terpisah

Bahan Baku Berbahaya (B3) seperti bahan yang mudah terbakar,

korosif, disimpan di tempat khusus dan terpisah dari

obatJarak antara barang yang diletakkan di posisi tertinggi dengan

langit-langit minimal 50 cm

Langit-langit tidak berpori dan tidak bocor

Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang

tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. Harus

diberi alas papan(palet)

Ruangan harus bebas dari serangga dan binatang pengganggu

28 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Bila terjadi keraguan terhadap mutu obat dapat dilakukan pemeriksaan mutu di

Laboratorium yang ditunjuk pada saat pengadaan dan merupakan tanggung

jawab pemasok yang menyediakan. Petugas penerima obat bertanggung jawab

atas pemeriksaan fisik, penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan

penggunaan obat berikut kelengkan pencatatan yang menyertainya

Obat dan perbekalan kesehatan hasil permintaan dapat dilakukan penerimaan

setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu. Petugas penerima obat wajib

melakukan pengecekan terhadap obat yang diserahterimakan sesuai dengan isi

dokumen (LPLPO), dan ditandatangani oleh petugas penerima serta diketahui

oleh Kepala Puskesmas. Petugas penerima dapat menolak apabila terdapat

kekurangan dan kerusakan obat. Setiap penambahan obat, dicatat dan

dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

30

Page 37: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

29 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

E. PENYIMPANAN OBAT

Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat yang

diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun

kimia dan mutunya tetap terjamin. Penyimpanan bertujuan agar obat yang

tersedia di unit pelayanan kesehatan terjamin mutu dan keamanannya.

1) Aspek Umum yang perlu Diperhatikan dalam Penyimpanan

Area penyimpanan obat tidak boleh dimasuki selain oleh petugas

farmasi yang diberi kewenangan.

Tersedia rak/lemari dalam jumlah cukup untuk memuat sediaan

farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang sesuai dengan stabilitas

produk

Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan

Obat di susun berdasarkan bentuk sediaan dan atau kelas terapi

kemudian diurut secara alfabetis

Obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO

Sera dan vaksin disimpan dalam Cold Chain

Obat Narkotika, psikotropika dan prekursor disimpan terpisah dari

obat-obat lain dan disimpan dalam lemari khusus.

Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi/High Alert Medication

(HAM) dan obat emergency disimpan terpisah

Obat yang mempunyai Nama Obat Rupa Ucapan Mirip (NORUM)/

Look a like Seem a like (LASA) disimpan terpisah

Bahan Baku Berbahaya (B3) seperti bahan yang mudah terbakar,

korosif, disimpan di tempat khusus dan terpisah dari

obatJarak antara barang yang diletakkan di posisi tertinggi dengan

langit-langit minimal 50 cm

Langit-langit tidak berpori dan tidak bocor

Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang

tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. Harus

diberi alas papan(palet)

Ruangan harus bebas dari serangga dan binatang pengganggu

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

31

Page 38: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

31 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

dilakukan upaya-upaya berikut:

- Ventilasi harus baik, jendela dibuka.

- Simpan obat ditempat yang kering.

- Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka.

- Harus ada pengatur suhu / AC karena makin panas udara

di dalam ruangan maka udara semakin lembab.

- Toleransi kelembaban rata-rata relatif 40%.

- Biarkan pengering (silicagel) tetap dalam wadah tablet dan

kapsul.

- Kalau ada atap yang bocor harus segera

diperbaiki.

b. Sinar matahari

Sebagian besar cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena

pengaruh sinar matahari. Sebagai contoh,Injeksi Klorpromazin yang

terkena sinar matahari akan berubah warna menjadi kuning terang

sebelum tanggal kadaluwarsa. Cara mencegah kerusakan karena sinar

matahari antara lain jendela-jendela diberi gorden dan kaca jendela

dicat putih.

c. Temperatur/Panas

Obat seperti salep, krim dan supositoria sangat sensitif terhadap

pengaruh panas, dapat meleleh. Oleh karena itu hindarkan obat dari

udara panas. Sebagai contoh, Salep Oksitetrasiklin akan lumer bila

suhu penyimpanan tinggi dan akan mempengaruhi kualitas salep

tersebut. Ruangan obat harus terkontrol dalam suhu kamar (20-25oC),

beberapa jenis obatharus disimpan di suhu sejuk (8-15oC) dan suhu

dingin (2-8oC). Untuk sera dan vaksin disimpan dalam sistem

pengelolaan Cold Chain.

d. Pencegahan KerusakanFisik

Untuk menghindari kerusakan fisik dapat dilakukan antara lain:

Penumpukan dus obat harus sesuai dengan petunjuk pada karton, jika

tidak tertulis pada karton maka maksimal ketinggian tumpukan

delapan dus, karena obat yang ada di dalam dusbagian tengah kebawah

dapat pecah dan rusak, selain itu akan menyulitkan pengambilan obat.

Hindari kontak dengan benda- benda yang tajam

30 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Tersedia sistem pendingin yang dapat menjaga suhu ruangan

dibawah 25ºC

Dinding terbuat dari bahan yang kedap air, tidak berpori dan tahan

benturan

Luas ruangan memungkinkan aktivitas pengangkutan dilakukan

secara leluasa

Lokasi bebas banjir

Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu

Tersedia alat pemantau suhu ruangan dan lemari pendingin

Kerapihan dan kebersihan ruang penyimpanan

Obat yang mendekati kadaluarsa (3 sampai 6 bulan sebelum tanggal

kadaluarsa) disimpan terpisah dan diberikan penandaan khusus.

Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk

Obat harus disimpan dalam kondisi yang menjaga stabilitas bahan

aktif hingga digunakan oleh pasien. Informasi terkait dengan suhu

penyimpanan obat dapat dilihat pada kemasan obat. Tempat

penyimpanan obat (ruangan dan lemari pendingin) harus selalu

dipantau suhunya menggunakan termometer yang terkalibrasi.

Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu lemari

penyimpanan dapat berupa termometer eksternal dan internal

Penanganan jika listrik padam

- Jika terjadi pemadaman listrik, dilakukan tindakan pengamanan

terhadap obat dengan memindahkan obat tersebut ke tempat

yang memenuhi persyaratan.

- Sedapat mungkin, tempat penyimpanan obat termasuk dalam

prioritas untuk mendapatkan listrik cadangan.

Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat penyimpanan

obat.

2) Syarat-Syarat Kondisi Penyimpanan Obat

Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan kondisi

penyimpanan sebagai berikut :

a. Kelembaban

Udara lembab dapat mempengaruhi obat sehingga mempercepat

kerusakan. Untuk menghindari udara lembab tersebut maka perlu

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

32

Page 39: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

31 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

dilakukan upaya-upaya berikut:

- Ventilasi harus baik, jendela dibuka.

- Simpan obat ditempat yang kering.

- Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka.

- Harus ada pengatur suhu / AC karena makin panas udara

di dalam ruangan maka udara semakin lembab.

- Toleransi kelembaban rata-rata relatif 40%.

- Biarkan pengering (silicagel) tetap dalam wadah tablet dan

kapsul.

- Kalau ada atap yang bocor harus segera

diperbaiki.

b. Sinar matahari

Sebagian besar cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena

pengaruh sinar matahari. Sebagai contoh,Injeksi Klorpromazin yang

terkena sinar matahari akan berubah warna menjadi kuning terang

sebelum tanggal kadaluwarsa. Cara mencegah kerusakan karena sinar

matahari antara lain jendela-jendela diberi gorden dan kaca jendela

dicat putih.

c. Temperatur/Panas

Obat seperti salep, krim dan supositoria sangat sensitif terhadap

pengaruh panas, dapat meleleh. Oleh karena itu hindarkan obat dari

udara panas. Sebagai contoh, Salep Oksitetrasiklin akan lumer bila

suhu penyimpanan tinggi dan akan mempengaruhi kualitas salep

tersebut. Ruangan obat harus terkontrol dalam suhu kamar (20-25oC),

beberapa jenis obatharus disimpan di suhu sejuk (8-15oC) dan suhu

dingin (2-8oC). Untuk sera dan vaksin disimpan dalam sistem

pengelolaan Cold Chain.

d. Pencegahan KerusakanFisik

Untuk menghindari kerusakan fisik dapat dilakukan antara lain:

Penumpukan dus obat harus sesuai dengan petunjuk pada karton, jika

tidak tertulis pada karton maka maksimal ketinggian tumpukan

delapan dus, karena obat yang ada di dalam dusbagian tengah kebawah

dapat pecah dan rusak, selain itu akan menyulitkan pengambilan obat.

Hindari kontak dengan benda- benda yang tajam

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

33

Page 40: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

33 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

i. Kondisi penyimpanan beberapa obat.

Beri tanda/kode padawadah obat.

Beri tanda semua wadah obat dengan jelas.

Apabila ditemukan obat dengan wadah tanpa etiket, jangan

digunakan.

Apabila obat disimpan didalam dus besar maka pada dus harus

tercantum :

- Jumlah isi dus, misalnya : 20 kaleng @ 500 tablet.

- Kode lokasi

- Tanggal diterima.

- Tanggal kadaluwarsa.

- Nama produk/obat.

j. Pengamatan mutu obat secara berkala/setiap bulan.

Pengamatan mutu obat dilakukan secara visual sebagai berikut :

Bentuk Sediaan Yang perlu Diamati

Tablet - Terjadi perubahan warna,bau dan rasa, serta lembab.

- Kerusakan fisik seperti pecah, retak, sumbing, gripis dan rapuh.

- Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat.

- Untuk tablet salut, disamping informasi di atas, juga basah dan lengket satu dengan lainnya.

- Wadah yang rusak. Kapsul - Cangkangnya terbuka, kosong, rusak

atau melekat satu dengan lainnya. - Wadah rusak. - Terjadi perubahan warna baik cangkang

ataupun lainnya. Cairan - Cairan jernih menjadi keruh, timbul

endapan. - Cairan suspensitidak bisa dikocok. - Cairan emulsi memisah dan tidak

tercampur kembali.

32 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

e. Pencegahan Kontaminasi

Wadah obat harus selalu tertutup rapat. Apabila wadah terbuka, maka

obat mudah tercemar oleh bakteri atau jamur.

f. Pemeliharaan Kebersihan

Ruangan yang kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain yang

kemudian merusak obat.Etiket dapat menjadi kotor dan sulit terbaca.

Oleh karena itu bersihkan ruangan setiap hari. Lantai disapu dan dipel,

dinding dan rak dibersihkan.

3) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan

a. Pemindahan harus hati-hati supaya obat tidak pecah/rusak.

b. Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutup

rapat, terhindar dari cahaya matahari, disimpan di tempat

kering.

c. Vaksin dan serum harus dalam wadah yang tertutup rapat,

terlindung dari cahaya dan disimpan dalam Cold Chain (suhu 4–

8oC). Kartu temperatur yang ada harus selalu diisi setiap pagi

dan sore.

d. Obat injeksi disimpan dalam tempat yang terhindar dari cahaya

matahari langsung.

e. Bentuk dragee (tablet salut) disimpan dalam wadah tertutup

rapat dan pengambilannya menggunakan sendok.

f. Untuk obat dengan waktu kadaluwarsa yang sudah dekat

supaya diberi tanda khusus, misalnya dengan menuliskan

waktu kadaluarsa menggunakan spidol pada dus luar atau

menempelkan label warna sesuai dengan klasifikasi tahun

kadaluarsa. Kemudian obat disimpan terpisah (dikarantina) dari

obat-obat lain ketika menginjak 3 bulan sebelum masa

kadaluarsa. Setelah menginjak masa kadaluarsa obat kemudian

dimusnahkan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku.

g. Penyimpanan obat dengan kondisi khusus, seperti lemari

tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan lain

sebagainya.

h. Cairan diletakkan di rak bagian bawah.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

34

Page 41: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

33 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

i. Kondisi penyimpanan beberapa obat.

Beri tanda/kode padawadah obat.

Beri tanda semua wadah obat dengan jelas.

Apabila ditemukan obat dengan wadah tanpa etiket, jangan

digunakan.

Apabila obat disimpan didalam dus besar maka pada dus harus

tercantum :

- Jumlah isi dus, misalnya : 20 kaleng @ 500 tablet.

- Kode lokasi

- Tanggal diterima.

- Tanggal kadaluwarsa.

- Nama produk/obat.

j. Pengamatan mutu obat secara berkala/setiap bulan.

Pengamatan mutu obat dilakukan secara visual sebagai berikut :

Bentuk Sediaan Yang perlu Diamati

Tablet - Terjadi perubahan warna,bau dan rasa, serta lembab.

- Kerusakan fisik seperti pecah, retak, sumbing, gripis dan rapuh.

- Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat.

- Untuk tablet salut, disamping informasi di atas, juga basah dan lengket satu dengan lainnya.

- Wadah yang rusak. Kapsul - Cangkangnya terbuka, kosong, rusak

atau melekat satu dengan lainnya. - Wadah rusak. - Terjadi perubahan warna baik cangkang

ataupun lainnya. Cairan - Cairan jernih menjadi keruh, timbul

endapan. - Cairan suspensitidak bisa dikocok. - Cairan emulsi memisah dan tidak

tercampur kembali.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

35

Page 42: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

35 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

F. DISTRIBUSI OBAT Distribusi/penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat

secara teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan

kesehatan. Tujuan distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat

subunit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

dengan jenis, jumlah dan waktu yang tepat serta mutu terjamin. Sub unit

pelayanan kesehatan antara lain :

Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Puskesmas.

Puskesmas Pembantu.

Puskesmas Keliling.

Posyandu.

Polindes.

Langkah-langkah distribusi obat :

1) Menentukan frekuensi distribusi dengan mempertimbangkan :

a. Jarak sub unit pelayanan.

b. Biaya distribusi yang tersedia.

2) Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikandengan

mempertimbangkan :

a. Pemakaian rata-rata per periode untuk setiap jenis obat.

b. Sisa stok.

c. Pola penyakit.

d. Jumlah kunjungan di masing-masing sub unit pelayanan kesehatan.

3) Melaksanakan penyerahan obat dan menerima sisa obat dari sub unit.

Penyerahan obat dapat dilakukan dengan cara :

1) Puskesmas menyerahkan/mengirimkan obat dan diterima di sub

unit pelayanan.

2) Obat diambil sendiri oleh sub unit pelayanan. Obat diserahkan

bersama-sama dengan formulir LPLPO sub unit yang

ditandatangani oleh penanggungjawab sub unit pelayanan

puskesmas dan kepala puskesmas sebagai penanggungjawab

pemberi obat dan lembar pertama disimpan sebagai tanda bukti

penerimaan obat.

34 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Salep - Konsistensi warna dan bau berubah (tengik). - Pot/tuberusak atau bocor.

Injeksi - Kebocoran - Terdapat partikel untuk sediaan injeksi yang

seharusnya jernih sehingga keruh atau partikel asing dalam serbuk untuk injeksi.

- Wadah rusak atau terjadi perubahan warna.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

36

Page 43: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

35 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

F. DISTRIBUSI OBAT Distribusi/penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat

secara teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan

kesehatan. Tujuan distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat

subunit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

dengan jenis, jumlah dan waktu yang tepat serta mutu terjamin. Sub unit

pelayanan kesehatan antara lain :

Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Puskesmas.

Puskesmas Pembantu.

Puskesmas Keliling.

Posyandu.

Polindes.

Langkah-langkah distribusi obat :

1) Menentukan frekuensi distribusi dengan mempertimbangkan :

a. Jarak sub unit pelayanan.

b. Biaya distribusi yang tersedia.

2) Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikandengan

mempertimbangkan :

a. Pemakaian rata-rata per periode untuk setiap jenis obat.

b. Sisa stok.

c. Pola penyakit.

d. Jumlah kunjungan di masing-masing sub unit pelayanan kesehatan.

3) Melaksanakan penyerahan obat dan menerima sisa obat dari sub unit.

Penyerahan obat dapat dilakukan dengan cara :

1) Puskesmas menyerahkan/mengirimkan obat dan diterima di sub

unit pelayanan.

2) Obat diambil sendiri oleh sub unit pelayanan. Obat diserahkan

bersama-sama dengan formulir LPLPO sub unit yang

ditandatangani oleh penanggungjawab sub unit pelayanan

puskesmas dan kepala puskesmas sebagai penanggungjawab

pemberi obat dan lembar pertama disimpan sebagai tanda bukti

penerimaan obat.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

37

Page 44: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

37 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Tahapan pemusnahan terdiri dari:

1) membuat daftar obat dan perbekkes yang akan dimusnahkan;

2) menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;

3) mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak

terkait;

4) menyiapkan tempat pemusnahan dan melakukan pemusnahan

disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang

berlaku.

36 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

G. PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN Apoteker harus menerapkan sistem penarikan obat yang rusak (tidak

memenuhi persyaratan mutu) / telah kadaluarsa / tidak memenuhi syarat

untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu

pengetahuan/ dicabut izin edarnya untuk dilakukan pemusnahan atau

pengembalian ke distributor sesuai ketentuan yang berlaku. Pemusnahan

Narkotika, Psikotropika dan Prekursor farmasi dilakukan oleh pihak ketiga

wajib disaksikan oleh pemilik dan saksi.

Tujuan pemusnahan adalah untuk menjamin obat yang sudah tidak

memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya

penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi

risiko terjadi penggunaan obat yang sub standar

Saat Stock Opname dilakukan pendataan sediaan yang masa kadaluarsanya

minimal 6 bulan, kemudian dilakukan hal-hal sebagai berikut:

Diberi penandaan khusus dan disimpan sesuai FEFO

Untuk sediaan yang sudah ED disimpan ditempat terpisah dan diberi

keterangan “sudah kadaluarsa”

Dikembalikan ke distributor atau dimusnakan sesuai ketentuan

Waktu kadaluarsa : saat sediaan tidak dapat digunakan

lagi sampai akhir bulan tersebut.

Contoh : ED 01-2016 berarti sediaan tersebut dapat

digunakan sampai dengan 31 Januari 2016

Apoteker harus membuat prosedur terdokumentasi untuk mendeteksi

kerusakan dan kadaluwarsa obat serta penanganannya. Apoteker harus diberi

tahu setiap ada produk obat yang rusak, yang ditemukan oleh perawat dan

staf medik.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

38

Page 45: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

37 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Tahapan pemusnahan terdiri dari:

1) membuat daftar obat dan perbekkes yang akan dimusnahkan;

2) menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;

3) mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak

terkait;

4) menyiapkan tempat pemusnahan dan melakukan pemusnahan

disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang

berlaku.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

39

Page 46: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

39 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Secara rinci dijelaskan sebagai berikut :

1) Penyediaan obat emergensi di unit pelayanan

Obat emergensi tersedia pada unit dimana akan diperlukan atau dapat

terakses segera untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi.

Teknis penyediaan obat emergensi :

a. Petugas unit pelayanan menyampaikan kondisi stok obat kepada

petugas apotek terkait obat emergensi yang dibutuhkan

b. Petugas apotek menyediakan obat yang diminta dan mencatat di buku

distribusi obat

c. Petugas unit pelayanan menerima obat yang diminta dan menyimpan

ditempat yang disediakan

Dokumen yang diperlukan adalah SK dan SOP penyediaan obat-obat

emergensi di unit kerja serta daftar obat emergensi di unit pelayanan.

2) Pelaksanaan penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan

Perlu ada kebijakan yang menetapkan bagaimana obat emergensi

disimpan, dijaga dan dilindungi dari kehilangan atau pencurian. Teknis

pelaksanaan penyimpanan obat emergensi :

a. Petugas Unit Pelayanan menerima Obat Emergensi

b. Petugas Unit Pelayanan mencatat jenis dan jumlah obat yang diterima

dalam buku register dan kartu stok

c. Petugas Unit Pelayanan menyimpan Obat Emergensi di dalam kotak

Obat khusus Emergensi

d. Petugas Unit Pelayanan mencatat nama pasien dan jumlah obat yang

digunakan dalam tindakan emergensi

Dokumen yang diperlukan adalah lembar permintaan dan lembar

penerimaan obat emergensi, kartu stok, dan SOP penyimpanan obat

emergensi di unit pelayanan.

3) Pelaksanaan monitoring penyediaan obat emergensi di unit kerja

Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat waktu sesuai kebijakan

Puskesmas setelah digunakan atau bila kedaluwarsa atau rusak.

38 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

H. PENGENDALIAN

Pengendalian obat dan perbekkes adalah kegiatan yang dilakukan untuk

memastikan tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit

pelayanan kesehatan dasar. Pelaksanaan fungsi pengendalian distribusi obat

kepada Puskesmas Pembantu dan sub unit pelayanan kesehatan

lainnya merupakan tanggung jawab Kepala Puskesmas.

Pengendalian persediaan dilakukan dengan sistem First Expired First Out (FEFO) untuk masing-masing obat, artinya obat yang lebih awal kadaluwarsa

harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluwarsanya masih jauh.

Untuk membedakan tahun kadaluarsa dapat dilakukan pelabelan warna

sesuai dengan klasifikasi tahun kadaluarsa. Sedangkan First In First Out (FIFO) untuk masing-masing obat, artinya obat yang datang pertama kali

harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang kemudian. Hal ini

sangat penting karena obat yang sudah terlalu lama biasanya kekuatannya

atau potensinya berkurang.

Bila terjadi kegawatdaruratan pasien, akses cepat terhadap obat emergensi

yang tepat adalah sangat penting.

Aspek – aspek yang harus diperhatikan :

1) Perlu ditetapkan lokasi penyimpanan obat emergensi di tempat pelayanan

dan obat emergensi yang harus disuplai ke lokasi tersebut.

Obat emergensi tersedia pada unit -unit dimana akan diperlukan atau

dapat terakses segera dalam rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan

yang bersifat emergensi

2) Untuk memastikan akses ke obat emergensi bilamana diperlukan, perlu

tersedia prosedur penyimpanan yang memungkinkan untuk perlindungan,

mencegah penyalahgunaan, pencurian atau kehilangan terhadap obat

dimaksud.

3) Perlu prosedur yang memastikan bahwa obat diganti secara tepat waktu

setelah digunakan, rusak atau kedaluwarsa.

4) Keseimbangan antara akses, kesiapan, dan keamanan dari tempat

penyimpanan obat emergensi perlu dipenuhi.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

40

Page 47: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

39 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Secara rinci dijelaskan sebagai berikut :

1) Penyediaan obat emergensi di unit pelayanan

Obat emergensi tersedia pada unit dimana akan diperlukan atau dapat

terakses segera untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi.

Teknis penyediaan obat emergensi :

a. Petugas unit pelayanan menyampaikan kondisi stok obat kepada

petugas apotek terkait obat emergensi yang dibutuhkan

b. Petugas apotek menyediakan obat yang diminta dan mencatat di buku

distribusi obat

c. Petugas unit pelayanan menerima obat yang diminta dan menyimpan

ditempat yang disediakan

Dokumen yang diperlukan adalah SK dan SOP penyediaan obat-obat

emergensi di unit kerja serta daftar obat emergensi di unit pelayanan.

2) Pelaksanaan penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan

Perlu ada kebijakan yang menetapkan bagaimana obat emergensi

disimpan, dijaga dan dilindungi dari kehilangan atau pencurian. Teknis

pelaksanaan penyimpanan obat emergensi :

a. Petugas Unit Pelayanan menerima Obat Emergensi

b. Petugas Unit Pelayanan mencatat jenis dan jumlah obat yang diterima

dalam buku register dan kartu stok

c. Petugas Unit Pelayanan menyimpan Obat Emergensi di dalam kotak

Obat khusus Emergensi

d. Petugas Unit Pelayanan mencatat nama pasien dan jumlah obat yang

digunakan dalam tindakan emergensi

Dokumen yang diperlukan adalah lembar permintaan dan lembar

penerimaan obat emergensi, kartu stok, dan SOP penyimpanan obat

emergensi di unit pelayanan.

3) Pelaksanaan monitoring penyediaan obat emergensi di unit kerja

Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat waktu sesuai kebijakan

Puskesmas setelah digunakan atau bila kedaluwarsa atau rusak.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

41

Page 48: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

41 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

I. PEMANTUAN DAN EVALUASI

Medication error dapat terjadi dimana saja dalam rantai pelayanan obat kepada

pasien mulai dari produksi dalam peresepan, pembacaan resep, peracikan,

penyerahan dan monitoring pasien. Di dalam setiap mata rantai ada beberapa

tindakan, sebab tindakan mempunyai potensi sebagai sumber kesalahan.

Setiap tenaga kesehatan dalam mata rantai ini dapat memberikan kontribusi

terhadap kesalahan ( Cohen, 1999).

Pengelolaan medication error sangat penting dilakukan dimanapun medikasi

diberikan, adapun tujuannya adalah sebagai berikut :

Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien dalam medication error

Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

Meminimalkan potensi terjadinya kerugian

Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan selayaknya

Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi

kerugian.

Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat menelusuri

kesalahan obat

Proses identifikasi kesalahan obat dalam hal ini termasuk :

Mendefinisikan suatu kesalahan obat dan KNC

Definisi-definisi dan proses-proses dikembangkan melalui proses kerjasama

yang mengikutsertakan semua yang terlibat di berbagai langkah dalam

manajemen obat.

Menggunakan format pelaporan yang ditentukan

Proses pelaporan adalah bagian dari program mutu dan program

keselamatan pasien di Puskesmas.

Serta mengedukasi petugas tentang proses dan pentingnya pelaporan

Pelaporan penting untuk perbaikan dalam proses pengobatan dan

pelatihan petugas digunakan untuk mencegah kesalahan di kemudian hari.

Identifikasi medication error dapat menggunakan rekam medis pasien selama

dirawat. Disadari bahwa rekam kesehatan mempunyai peran yang penting

dalam telusur medication error. Telusur ini dapat dilakukan dengan analisis

kuantitatif dan kualitatif.

40 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Teknis pelaksanaan monitoring penyediaan obat emergensi :

a. Petugas unit terkait mengecek jumlah dan tanggal kadaluarsa Obat

emergensi yang tersisa disetiap akhir bulan

b. Jika Obat rusak atau kadaluarsa petugas unit mengembalikan Obat

emergensi tersebut ke Unit Farmasi

c. Petugas unit melakukan permintaan ke Unit Farmasi untuk mengganti

Obat emergensi yang rusak atau kadaluarsa sesuai dengan jumlah yang

diperlukan

d. Petugas Farmasi memenuhi permintaan kebutuhan Obat emergensi

yang diperlukan dan mendistribusikan ke unit terkait

Dokumen yang diperlukan adalah SOP monitoring penyediaan obat

emergensi di unit kerja, serta dokumentasi hasil monitoring dan tindak

lanjut.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

42

Page 49: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

41 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

I. PEMANTUAN DAN EVALUASI

Medication error dapat terjadi dimana saja dalam rantai pelayanan obat kepada

pasien mulai dari produksi dalam peresepan, pembacaan resep, peracikan,

penyerahan dan monitoring pasien. Di dalam setiap mata rantai ada beberapa

tindakan, sebab tindakan mempunyai potensi sebagai sumber kesalahan.

Setiap tenaga kesehatan dalam mata rantai ini dapat memberikan kontribusi

terhadap kesalahan ( Cohen, 1999).

Pengelolaan medication error sangat penting dilakukan dimanapun medikasi

diberikan, adapun tujuannya adalah sebagai berikut :

Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien dalam medication error

Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

Meminimalkan potensi terjadinya kerugian

Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan selayaknya

Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi

kerugian.

Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat menelusuri

kesalahan obat

Proses identifikasi kesalahan obat dalam hal ini termasuk :

Mendefinisikan suatu kesalahan obat dan KNC

Definisi-definisi dan proses-proses dikembangkan melalui proses kerjasama

yang mengikutsertakan semua yang terlibat di berbagai langkah dalam

manajemen obat.

Menggunakan format pelaporan yang ditentukan

Proses pelaporan adalah bagian dari program mutu dan program

keselamatan pasien di Puskesmas.

Serta mengedukasi petugas tentang proses dan pentingnya pelaporan

Pelaporan penting untuk perbaikan dalam proses pengobatan dan

pelatihan petugas digunakan untuk mencegah kesalahan di kemudian hari.

Identifikasi medication error dapat menggunakan rekam medis pasien selama

dirawat. Disadari bahwa rekam kesehatan mempunyai peran yang penting

dalam telusur medication error. Telusur ini dapat dilakukan dengan analisis

kuantitatif dan kualitatif.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

43

Page 50: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

43 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3) Jika ada nomor telepon, maka petugas langsung menghubunginya,

kemudian baru mendatangi alamat rumah, tetapi jika tidak, petugas

langsung mendatangi alamat rumah yang bersangkutan.

4) Petugas memberikan obat yang seharusnya diberikan

5) Petugas mencatat dan mendokumentasikan tindakan perbaikan yang

sudah dilaksanakan.

Cara pelaporan insiden kesalahan obat :

1) Pencatatan insiden kesalahan obat

2) Grading risiko tiap insiden kesalahan obat

3) Latihan melakukan pelaporan dan grading risiko insiden kesalahan obat

42 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Selanjutnya proses termasuk mendefinisikan suatu kesalahan obat,

menggunakan format pelaporan yang distandarisasi dan mengedukasi staf

tentang proses dan pentingnya pelaporan.

Proses pelaporan adalah bagian dari program mutu dan keselamatan pasien.

Program memusatkan pada pencegahan kesalahan obat melalui pemahaman

jenis kesalahan yang terjadi di rumah sakit maupun di rumah sakit lain dan

mengapa ME terjadi. Perbaikan dalam manajemen pengobatan secara terpadu

digunakan untuk mencegah kesalahan di kemudian hari.

Jenis – jenis insiden kesalahan obat meliputi :

1) Kejadian Nyaris Cedera (KNC)

2) Kejadian Tidak Cedera (KTC)

3) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

Beberapa istilah terkait dengan patient safety dan medikasi adalah sebagai

berikut :

1) Efek buruk obat (adverse drug event): cidera akibat kesalahan dalam

proses penggunaan obat.

2) Ceroboh (near miss): kesalahan penggunaan obat yang tak timbulkan

cidera.

3) Salah comot (slip): salah emban tak sengaja.

4) Misalnya, maksud mau suntikan heparin, tetapi yang terambil adalah

insulin

5) Lupa (lapse): salah/tak emban tugas karena lupa.

6) Keliru (mistake) salah terap karena kurang pengetahuan.

7) Misal : tak berikan Amikasin intravena dosis tunggal, melainkan dalam

dosis terbagi atau infus berlanjut.

8) Lalai (error of omission) : tak emban tugas, sesuai rencana/permintaan.

9) Berlebihan (error of comission) : penggunaan obat lebih banyak dari yang

diperlukan.

Misal : Ciprofloxacin oral diberikan 4 kali sehari, yang seharusnya cukup 2

kali sehari

Langkah – langkah yang dijalankan :

1) Pengelola obat mengidentifikasi kesalahan yang terjadi.

2) Pengelola obat berkoordinasi dengan koordinator pelayanan pendaftaran

untuk mencari alamat lengkap pasien.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

44

Page 51: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

43 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3) Jika ada nomor telepon, maka petugas langsung menghubunginya,

kemudian baru mendatangi alamat rumah, tetapi jika tidak, petugas

langsung mendatangi alamat rumah yang bersangkutan.

4) Petugas memberikan obat yang seharusnya diberikan

5) Petugas mencatat dan mendokumentasikan tindakan perbaikan yang

sudah dilaksanakan.

Cara pelaporan insiden kesalahan obat :

1) Pencatatan insiden kesalahan obat

2) Grading risiko tiap insiden kesalahan obat

3) Latihan melakukan pelaporan dan grading risiko insiden kesalahan obat

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

45

Page 52: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas
Page 53: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

44 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

MATERI INTI 2 :

PELAYANAN FARMASI KLINIK

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

47

Page 54: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

46 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1 : KONSEP FARMASI KLINIK

Seorang apoteker harus bertanggung jawab dan akuntabel dalam mencapai

tujuan terapi, artinya apoteker berinteraksi langsung serta melakukan observasi

kondisi pasien. Selanjutnya, seorang apoteker dalam melaksanakan pelayanan

kefarmasian bekerja secara independen, sekaligus berkonsultasi atau

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menjalankan fungsinya

sebagai anggota perawatan pasien. Apoteker harus berkontribusi terhadap

pencapaian standar perawatan pasien, dengan mengutamakan kepentingan

pasien. Apoteker harus menunjukkan fungsinya dalam tim perawatan pasien,

berkontribusi terhadap perawatan pasien melalui kehaliannya dalam bidang obat.

Dengan memastikan bahwa penggunaan obat aman dan cost effective, apoteker

melayani kepentingan pasien dan masyarakat yang lebih luas. Tujuan praktik

farmasi klinik adalah mengoptimalkan outcome pengobatan pasien melalui

pelayanan kefarmasian untuk mencapai penggunaan obat yang berkualitas.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam farmasi klinik :

A. PENINGKATAN KUALITAS DAN KOLABORASI INTERPROFESIONAL Peningkatan mutu adalah proses yang terus berjalan untuk memastikan

bahwa pasien menerima pelayanan kesehatan yang terbaik. Salah satu cara

yang dapat dilakukan oleh apoteker untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kepada pasien adalah dengan bekerja secara kolaboratif dengan tenaga

kesehatan lain. Tanpa kolaborasi, pemberian pelayanan kesehatan

terfragmentasi dan tidak kerkoordinasi. Diperlukan pelatihan dan peningkatan

keahlian apoteker agar dapat secara optimal menjadi anggota dari tim

pelayanan kesehatan.

Apoteker perlu mengambil peran aktif dalam kolaborasi interprofesional dan

berkomunikasi unutk meningktakn kualitas pelayanan.

45 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

PELAYANAN FARMASI KLINIK

1. Deskripsi

Praktik farmasi klinik adalah praktik kefarmasian dimana apoteker adalah bagian

dari tim multidisiplin tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk mencapai

penggunaan obat yang berkualitas, termasuk didalamnya adalah :

Berpartisipasi dalam pengelolaan obat individual pasien

Pemanfaatan evidence based medicine dalam keseharian pelayanan

kefarmasian

Berkontribusi dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan klinis

Identifikasi dan mengurangi risiko dalam penggunaan obat

Terlibat dalam edukasi pasien, keluarga pasien dan tenaga kesehatan lain

Terlibat dalam riset

2. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti materi ini peserta latih: A. Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta latih mampu menjelaskan konsep farmasi klinik.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu mengaplikasikan farmasi klinik di Puskesmas

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

48

Page 55: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

46 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1 : KONSEP FARMASI KLINIK

Seorang apoteker harus bertanggung jawab dan akuntabel dalam mencapai

tujuan terapi, artinya apoteker berinteraksi langsung serta melakukan observasi

kondisi pasien. Selanjutnya, seorang apoteker dalam melaksanakan pelayanan

kefarmasian bekerja secara independen, sekaligus berkonsultasi atau

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menjalankan fungsinya

sebagai anggota perawatan pasien. Apoteker harus berkontribusi terhadap

pencapaian standar perawatan pasien, dengan mengutamakan kepentingan

pasien. Apoteker harus menunjukkan fungsinya dalam tim perawatan pasien,

berkontribusi terhadap perawatan pasien melalui kehaliannya dalam bidang obat.

Dengan memastikan bahwa penggunaan obat aman dan cost effective, apoteker

melayani kepentingan pasien dan masyarakat yang lebih luas. Tujuan praktik

farmasi klinik adalah mengoptimalkan outcome pengobatan pasien melalui

pelayanan kefarmasian untuk mencapai penggunaan obat yang berkualitas.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam farmasi klinik :

A. PENINGKATAN KUALITAS DAN KOLABORASI INTERPROFESIONAL Peningkatan mutu adalah proses yang terus berjalan untuk memastikan

bahwa pasien menerima pelayanan kesehatan yang terbaik. Salah satu cara

yang dapat dilakukan oleh apoteker untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kepada pasien adalah dengan bekerja secara kolaboratif dengan tenaga

kesehatan lain. Tanpa kolaborasi, pemberian pelayanan kesehatan

terfragmentasi dan tidak kerkoordinasi. Diperlukan pelatihan dan peningkatan

keahlian apoteker agar dapat secara optimal menjadi anggota dari tim

pelayanan kesehatan.

Apoteker perlu mengambil peran aktif dalam kolaborasi interprofesional dan

berkomunikasi unutk meningktakn kualitas pelayanan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

49

Page 56: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

48 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

C. KEBUTUHAN PASIEN Perlu penetapan prioritas pada pasien yang paling berisiko mengalami

masalah terkait obat, diantaranya :

1) Diduga mengalami masalah kesehatan terkait penggunaan obat

2) Berusia diatas 65 tahun

3) Menerima 5 atau lebih jenis obat

4) Menerima lebih dari 12 dosis obat perhari

5) Menerima obat yang membutuhkan pematauan terapetik atau obat

berisiko tinggi

6) Menunjukkan respon yang kurang optimal terhadap terapi

7) Mengalami masalah dalam penggunaan obat, misalnya karena buta huruf,

kesulitan berbicara, ketidakpahaman dalam bahasa Indonesia, mengalami

masalah penglihatan, dimensia, atau masalah kognitif lain

8) Mengalami gangguan fungsi ginjal atau hepatik

9) Mengalami masalah dalam kepatuhan penggunaan obat

10) Baru saja sebelumnya dirawat kurang dari 4 minggu atau sering

mengalami rawat inap.

47 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

B. PENETAPAN PRIORITAS PELAYANAN FARMASI KLINIK Untuk memaksimalkan outcome pengobatan pasien dapat dilakukan

penetapan prioritas farmasi klinik ketika sumberdaya kefarmasian terbatas.

Penetapan prioritas tersebut meliputi evaluasi dan pemilihan terhadap :

Kelompok pasien yang mendapat akses pelayanan farmasi klinik

Lingkup farmasi klinik yang diberikan pada setiap kelompok pasien

Dalam menetapkan prioritas perlu :

Identifikasi pasien yang paling berisiko munculnya masalah terkait obat

(pasien mana yang menerima benefit paling besar dari pelayanan farmasi

klinik)

Memastikan maksud dan tujuan pelayanan kefarmasian tercapai

Kebijakan mengenai penetapan prioritas pelayanan farmasi klinik dapat

berupa unit, wards, pelayanan, pasien tertentu ketika jumlah staf yang

tersedia tidak memenuhi standar.

Untuk menetapkan prioritas aktifitas pelayanan farmasi klinik perlu

dilakukan:

Mengumpulkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan

dalam menetapkan prioritas misalnya, data pasien dalam satu unit

perawatan, rencana pengelolaan pengobatan, dan rencana pertemua tim

perawatan

Menyiapkan catatan obat yang akurat dan lengkap untuk pasien pulang

disertai dengan pemberian informasi bagi rawat jalan

Melakukan asesmen terhadap pengelolaan obat yang saat ini digunakan

dan melakukan tinjauan klinik

Berpartisipasi dalam interdisiplin tenaga kesehatan dalam perencanaan

perawatan dan menindaklanjuti isu/kasus

Menyediakan pelayanan farmasi klinik lainnya, seperti memberikan

informasi obat kepada tenaga kesehatan lain, memberikan edukasi dan

pelatihan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

50

Page 57: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

48 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

C. KEBUTUHAN PASIEN Perlu penetapan prioritas pada pasien yang paling berisiko mengalami

masalah terkait obat, diantaranya :

1) Diduga mengalami masalah kesehatan terkait penggunaan obat

2) Berusia diatas 65 tahun

3) Menerima 5 atau lebih jenis obat

4) Menerima lebih dari 12 dosis obat perhari

5) Menerima obat yang membutuhkan pematauan terapetik atau obat

berisiko tinggi

6) Menunjukkan respon yang kurang optimal terhadap terapi

7) Mengalami masalah dalam penggunaan obat, misalnya karena buta huruf,

kesulitan berbicara, ketidakpahaman dalam bahasa Indonesia, mengalami

masalah penglihatan, dimensia, atau masalah kognitif lain

8) Mengalami gangguan fungsi ginjal atau hepatik

9) Mengalami masalah dalam kepatuhan penggunaan obat

10) Baru saja sebelumnya dirawat kurang dari 4 minggu atau sering

mengalami rawat inap.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

51

Page 58: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

50 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

sadar. Apoteker harus menilai kesesuain tersebut dan memberikan

rekomendasi kepada dokter.

b. Obat yang diresepkan dalam bentuk sediaan yang paling stabil dan

sesuai dengan kondisi pasien.

Misalnya pemberian antibiotika untuk pasien dewasa dalm bentuk

sirup lebih baik diberikan dalam bentuk tablet apabila pasien masih

mampu menelan karena stabilitas tablet lebih baik dari pada sirup.

c. Obat yang diresepkan memiliki stabilitas fisika, fisikokimia, kimia,

farmakologi, mikrobiologi, dan biofarmasetik yang memenuhi

persyaratan farmakope dengan tidak dijumpai interaksi antar bahan

berkhasiat obat yang diresepkan atau dengan obat yang sedang

digunakan oleh pasien.

Misalnya pemberian antibiotika dan obat lain untuk pasien anak dalam

bentuk sediaan racikan puyer lebih baik jika diberikan terpisah antara

antibiotika dalam bentuk sediaan sirup serta obat lain dalam bentuk

sediaan racikan puyer.

Persyaratan kesesuaian farmasetik meliputi pemeriksaan:

stabilitas dan ketersediaan sediaan obat di puskesmas

kesesuaian bentuk sediaan, kekuatan dan dosis

kesesuaian volume atau jumlah obat

inkompatibilitas atau ketiadaan interaksi fisika, fisiko kimia,

kimia, farmakologi, biofarmasetik

stabilitas mikrobiologi

3) Skrining kesesuaian klinis

Skrining kesesuaian klinis ditujukan untuk menjamin bahwa obat yang

diresepkan efektif dan aman bagi pasien, meliputi pemeriksaan:

a. ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan

b. ketiadaan duplikasi pengobatan

c. tidak kontraindikasi

d. tidak memicu alergi, interaksi dan efek samping

e. tidak menimbukan efek adiktif.

49 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 2 :DISPENSING OBAT

Dispensing terdiri atas rangkaian kegiatan mulai dari pengkajian resep,

penyiapan obat, hingga penyerahan obat yang disertai dengan pemberian

informasi obat kepada pasien dan keluarga pasien.

Penyiapan obat adalah serangkaian kegiatan dalam rangka mendukung

pelayanan resep kepada pasien mulai dari penyiapan sediaan obat, pengkajian

resep, peracikan sampai dengan penyerahan obat kepada pasien.

Pemberian obat kepada pasien adalah kegiatan penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan informasi obat yang memadai meliputi indikasi, dosis, cara

penggunaan obat dan efek samping obat yang mungkin terjadi.

A. PENGKAJIAN RESEP

Pengkajian resep dimulai dengan skrining kesesuaian resep dari aspek

administrasi, farmasetik dan klinis.

1) Skrining kesesuaian Administratif

Skrining kesesuaian administrasi ditujukan untuk menjamin legalitas

resep sebagai dokumen resmi permintaan obat dari penulis resep kepada

apoteker. Persyaratan administrasi resep meliputi kelengkapan:

a. nama, Surat Ijin Praktek (SIP) dan paraf dokter penulis resep

b. nama, no. rekam medis, alamat dan nomer tel, jenis kelamin dan umur

atau berat badan pasien.

c. tanggal resep

d. nama, kekuatan (jika tersedia lebih dari satu macam kekuatan),

bentuk sediaan, jumlah, aturan pakai dan cara penggunaan obat

e. ruangan/unit asal resep (Nama dan alamat Puskesmas) dalam lembar

resep

2) Skrining kesesuaian farmasetik

Skrining kesesuaian farmasetik ditujukan untuk menjamin bahwa:

a. Obat yang diresepkan memiliki kesesuaian antara bentuk sediaan atau

cara penggunaan dengan kondisi pasien.

Misalnya dokter meresepkan diazepam rectal tube sesuai untuk pasien

anak yang mengalami panas tinggi yang cenderung kejang dan tidak

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

52

Page 59: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

50 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

sadar. Apoteker harus menilai kesesuain tersebut dan memberikan

rekomendasi kepada dokter.

b. Obat yang diresepkan dalam bentuk sediaan yang paling stabil dan

sesuai dengan kondisi pasien.

Misalnya pemberian antibiotika untuk pasien dewasa dalm bentuk

sirup lebih baik diberikan dalam bentuk tablet apabila pasien masih

mampu menelan karena stabilitas tablet lebih baik dari pada sirup.

c. Obat yang diresepkan memiliki stabilitas fisika, fisikokimia, kimia,

farmakologi, mikrobiologi, dan biofarmasetik yang memenuhi

persyaratan farmakope dengan tidak dijumpai interaksi antar bahan

berkhasiat obat yang diresepkan atau dengan obat yang sedang

digunakan oleh pasien.

Misalnya pemberian antibiotika dan obat lain untuk pasien anak dalam

bentuk sediaan racikan puyer lebih baik jika diberikan terpisah antara

antibiotika dalam bentuk sediaan sirup serta obat lain dalam bentuk

sediaan racikan puyer.

Persyaratan kesesuaian farmasetik meliputi pemeriksaan:

stabilitas dan ketersediaan sediaan obat di puskesmas

kesesuaian bentuk sediaan, kekuatan dan dosis

kesesuaian volume atau jumlah obat

inkompatibilitas atau ketiadaan interaksi fisika, fisiko kimia,

kimia, farmakologi, biofarmasetik

stabilitas mikrobiologi

3) Skrining kesesuaian klinis

Skrining kesesuaian klinis ditujukan untuk menjamin bahwa obat yang

diresepkan efektif dan aman bagi pasien, meliputi pemeriksaan:

a. ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan

b. ketiadaan duplikasi pengobatan

c. tidak kontraindikasi

d. tidak memicu alergi, interaksi dan efek samping

e. tidak menimbukan efek adiktif.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

53

Page 60: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

52 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 3 : PEMANTAUAN EFEKTIFITAS TERAPI OBAT

Pemantauan merupakan kegiatan identifikasi masalah dan pengukuran

besarnya masalah, dan penilaian terhadap keberhasilan dalam terapi obat.

Melakukan pemantauan penggunaan obat mempunyai dua komponen aktif,

yaitu :

Pengawasan dan pengendalian terhadap mutu penggunaan obat,

pencatatan, serta pelaporannya.

Membina dan membimbing pelaksana pengobatan agar senantiasa

meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam rangka

pemakaian obat yang rasional, serta membantu memecahkan

permasalahan yang dihadapi di lapangan.

A. PEMANTAUAN TERAPI OBAT

Penggunaan obat secara rasional menurut WHO (1985) adalah jika pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya untuk periode yang

adekuat dengan harga yang terjangkau untuknya dan masyarakat.

Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah penting yang

dapat menimbulkan dampak cukup besar dalam penurunan mutu

pelayanan kesehatan, misalnya peningkatan resistensi akibat penggunaan

antibiotik yang tidak rasional.

Penggunaan obat dikatakan tidak rasional jika tidak dapat

dipertanggungjawabkan secara medik (medically inappropriate), baik

menyangkut ketepatan jenis, dosis, dan cara pemberian obat.

Kriteria Penggunaan Obat Rasional

1) Tepat Diagnosis

Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang

tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan

obat tidak akan sesuai dengan indikasi yang seharusnya.

51 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

B. PENYIAPAN DAN PEMBERIAN OBAT

Setelah resep diverifikasi kemudian dilakukan kegiatan penyiapan yang

dimulai dari tahap menyiapkan/ meracik obat, memberikan label/ etiket

sampai dengan penyerahan resep dengan informasi yang memadai disertai

pendokumentasian.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan dispensing adalah :

1) Memastikan higinitas dan sanitasi pada tempat dan alat peracikan dan

penyiapan obat.

2) Melakukan peracikan antibiotika pada mortir dan stamper yang berbeda

dengan obat lain.

3) Mengambil obat yang dibutuhkan dengan memperhatikan nama obat,

tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat.

4) Melakukan peracikan obat sesuai dengan resep dan kaidah kefarmasian.

Contoh : tidak menggerus tablet salut.

5) Memberikan etiket obat sesuai dengan jenis sediaan obat (putih untuk obat

oral dan biru untuk obat luar dan suntik). Etiket harus mencantumkan

tanggal resep, nomor resep, nama pasien, nama dan jumlah obat, aturan

pakai serta kegunaan obat.

6) Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah antar masing-

masing obat untuk mencegah kesalahan pemberian/penggunaan obat.

Sedapat mungkin obat diserahkan dalam kemasan aslinya.

7) Penyerahan obat disertai dengan informasi obat yang memadai meliputi

nama obat, dosis, cara pakai, kegunaan, efek samping obat yang mungkin

terjadi dan cara penyimpanan obat di rumah.

8) Cara penyimpanan obat di rumah harus memperhatikan suhu, tempat

penyimpanan, jauh dari paparan sinar matahari langsung dan jauh dari

jangkauan anak-anak.

9) Melakukan double check resep dengan memeriksa kembali antara resep,

obat, etiket dan pasien yang menerima.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

54

Page 61: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

52 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 3 : PEMANTAUAN EFEKTIFITAS TERAPI OBAT

Pemantauan merupakan kegiatan identifikasi masalah dan pengukuran

besarnya masalah, dan penilaian terhadap keberhasilan dalam terapi obat.

Melakukan pemantauan penggunaan obat mempunyai dua komponen aktif,

yaitu :

Pengawasan dan pengendalian terhadap mutu penggunaan obat,

pencatatan, serta pelaporannya.

Membina dan membimbing pelaksana pengobatan agar senantiasa

meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam rangka

pemakaian obat yang rasional, serta membantu memecahkan

permasalahan yang dihadapi di lapangan.

A. PEMANTAUAN TERAPI OBAT

Penggunaan obat secara rasional menurut WHO (1985) adalah jika pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya untuk periode yang

adekuat dengan harga yang terjangkau untuknya dan masyarakat.

Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah penting yang

dapat menimbulkan dampak cukup besar dalam penurunan mutu

pelayanan kesehatan, misalnya peningkatan resistensi akibat penggunaan

antibiotik yang tidak rasional.

Penggunaan obat dikatakan tidak rasional jika tidak dapat

dipertanggungjawabkan secara medik (medically inappropriate), baik

menyangkut ketepatan jenis, dosis, dan cara pemberian obat.

Kriteria Penggunaan Obat Rasional

1) Tepat Diagnosis

Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang

tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan

obat tidak akan sesuai dengan indikasi yang seharusnya.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

55

Page 62: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

54 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Pemberian antiinflamasi non steroid (misalnya asam mefenamat dan

ibuprofen) hanya dianjurkan untuk demam yang terjadi akibat proses

peradangan atau inflamasi.

4) Tepat Dosis

Agar suatu obat dapat memberikan efek terapi yang maksimal

diperlukan penentuan dosis, cara dan lama pemberian yang tepat.

Besar dosis, cara dan frekuensi pemberian umumnya didasarkan pada

umur dan/atau berat badan pasien.

Contoh :

Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat dengan rentang

terapi yang sempit misalnya Teofilin, Digitalis dan Aminoglikosida akan

sangat berisiko timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang terlalu

kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan.

5) Tepat Cara Pemberian

Obat harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, waktu

dan jangka waktu terapi sesuai anjuran.

Contoh :

Obat Antasida seharusnya dikunyah dulu baru ditelan untuk

mempercepat munculnya efek lokal di lambung. Demikian pula

tetrasiklin tidak boleh diminum bersama susu karena akan

membentuk ikatan sehingga tidak dapat diabsorpsi dan menurunkan

efektivitasnya.

6) Tepat Pasien

Mengingat respon individu terhadap efek obat sangat beragam maka

diperlukan pertimbangan yang seksama, mencakup kemungkinan

adanya kontraindikasi, terjadinya efek samping, atau adanya penyakit

lain yang menyertai. Hal ini lebih jelas terlihat pada beberapa jenis obat

seperti teofilin dan aminoglikosida. Pada penderita dengan kelainan

ginjal, pemberian aminoglikosida sebaiknya dihindarkan karena risiko

terjadinya nefrotoksik pada kelompok ini meningkat secara bermakna.

Beberapa kondisi berikut harus dipertimbangkan sebelum memutuskan

pemberian obat.

53 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Contoh I :

Anamnesis Diagnosis Terapi

- Diare

- Disertai darah dan lendir

- Serta gejala tenesmus

Amoebiasis Metronidazol

Contoh II :

Anamnesis Diagnosis Terapi

- Diare

- Disertai gejala tenesmus

Bukan Amoebiasis

Bukan Metronidazol

Pada contoh II, jika pemeriksa tidak jeli untuk menanyakan adanya

darah dalam feses, maka bisa saja diagnosis yang dibuat menjadi

kolera. Untuk yang terakhir ini obat yang diperlukan adalah tetrasiklin.

Akibatnya penderita amoebiasis di atas terpaksa mendapat tetrasiklin

yang sama sekali bukan antibiotik pilihan untuk amoebiasis.

2) Tepat Indikasi Penyakit

Setiap obat memiliki spektrum terapi yang spesifik, misalnya antibiotik

yang diindikasikan untuk infeksi bakteri. Dengan demikian pemberian

obat ini tidak dianjurkan untuk pasien yang tidak menunjukkan

adanya gejala infeksi bakteri.

3) Tepat Pemilihan Obat

Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis

ditegakkan dengan benar. Dengan demikian obat yang dipilih haruslah

yang memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit.

Contoh :

Gejala demam terjadi pada hampir semua kasus infeksi dan inflamasi.

Untuk sebagian besar demam, pemberian parasetamol lebih dianjurkan

karena di samping efek antipiretiknya, obat ini relatif paling aman

dibandingkan dengan antipiretik yang lain.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

56

Page 63: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

54 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Pemberian antiinflamasi non steroid (misalnya asam mefenamat dan

ibuprofen) hanya dianjurkan untuk demam yang terjadi akibat proses

peradangan atau inflamasi.

4) Tepat Dosis

Agar suatu obat dapat memberikan efek terapi yang maksimal

diperlukan penentuan dosis, cara dan lama pemberian yang tepat.

Besar dosis, cara dan frekuensi pemberian umumnya didasarkan pada

umur dan/atau berat badan pasien.

Contoh :

Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat dengan rentang

terapi yang sempit misalnya Teofilin, Digitalis dan Aminoglikosida akan

sangat berisiko timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang terlalu

kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan.

5) Tepat Cara Pemberian

Obat harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, waktu

dan jangka waktu terapi sesuai anjuran.

Contoh :

Obat Antasida seharusnya dikunyah dulu baru ditelan untuk

mempercepat munculnya efek lokal di lambung. Demikian pula

tetrasiklin tidak boleh diminum bersama susu karena akan

membentuk ikatan sehingga tidak dapat diabsorpsi dan menurunkan

efektivitasnya.

6) Tepat Pasien

Mengingat respon individu terhadap efek obat sangat beragam maka

diperlukan pertimbangan yang seksama, mencakup kemungkinan

adanya kontraindikasi, terjadinya efek samping, atau adanya penyakit

lain yang menyertai. Hal ini lebih jelas terlihat pada beberapa jenis obat

seperti teofilin dan aminoglikosida. Pada penderita dengan kelainan

ginjal, pemberian aminoglikosida sebaiknya dihindarkan karena risiko

terjadinya nefrotoksik pada kelompok ini meningkat secara bermakna.

Beberapa kondisi berikut harus dipertimbangkan sebelum memutuskan

pemberian obat.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

57

Page 64: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

56 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Untuk antibiotik hal ini sangat penting agar kadar obat dalamdarah

berada diatas kadar minimal yang dapat membunuh bakteri penyebab

penyakit.

8) Waspada terhadap efek samping

Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak

diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi.

Contoh :

Pemberian atropin dapat menimbulkan efek samping vasodilatasi

pembuluh darah di wajah sehingga wajah memerah.

Pemberian tetrasiklin tidak boleh dilakukan pada anak kurang dari 12

tahun karena menimbulkan kelainan pada gigi dan tulang yang sedang

tumbuh.

9) Cost effectiveness

Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas, atau pemberian obat untuk

keadaan yang sama sekali tidak memerlukan terapi obat, jelas

merupakan pemborosan dan sangat membebani pasien.

Disini termasuk pula peresepan obat yang mahal padahal alternatif

obat yang lain dengan manfaat dan keamanan sama dan harga lebih

murah tersedia.

Contoh :

Pemberian antibiotik pada pasien ISPA non pneumonia dan diare non

spesifik, serta penggunaan injeksi pada pasien myalgia.

Hal ini merupakan pemborosan karena sebenarnya pasien tidak

memerlukan antibiotik dan injeksi.

55 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

â blocker (misalnya propranolol) hendaknya tidak diberikan pada

penderita hipertensi yang memiliki riwayat asma karena obat ini

memberi efek bronkhospasme.

Antiinflamasi Non Steroid (AINS) sebaiknya juga dihindari pada

penderita asma, karena obat golongan ini terbukti dapat

mencetuskan serangan asma.

Peresepan kuinolon (misalnya si profloksasin dan ofloksasin),

tetrasiklin, doksisiklin, dan metronidazol pada ibu hamil sama

sekali harus dihindar i karena memberi efek buruk pada janin yang

dikandung.

7) Tepat Informasi

Kejelasan informasi tentang obat yang harus diminum atau digunakan

pasien akan sangat mempengaruhi ketaatan pasien dan keberhasilan

pengobatan. Tenaga kefarmasian harus mampu menyediakan dan

memberikan informasi kepada pasien dan tenaga kesehatan lain untuk

menunjang penggunaan obat yang rasional dalam rangka mencapai

keberhasilan terapi. Informasi yang diberikan meliputi nama obat,

aturan pakai, lama pemakaian, efek samping yang ditimbulkan oleh

obat tertentu, dan interaksi obat tertentu dengan makanan.

Contoh :

Peresepan rifampisin akan mengakibatkan urin penderita berwarna

merah. Jika hal ini tidak diinformasikan, penderita kemungkinan

besar akan menghentikan minum obat karena menduga obat

tersebut menyebabkan kencing disertai darah. Padahal untuk

penderita tuberkulosis terapi dengan rifampisin harus diberikan

dalam jangka panjang.

Peresepan antibiotik harus disertai informasi bahwa obat tersebut

harus diminum sampai habis selama satu kurun waktu

pengobatan (1 course of treatment), meskipun gejala-gejala klinik

sudah mereda atau hilang sama sekali. Interval waktu minum obat

juga harus tepat, bila 4 kali sehari berarti tiap 6 jam.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

58

Page 65: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

56 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Untuk antibiotik hal ini sangat penting agar kadar obat dalamdarah

berada diatas kadar minimal yang dapat membunuh bakteri penyebab

penyakit.

8) Waspada terhadap efek samping

Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak

diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi.

Contoh :

Pemberian atropin dapat menimbulkan efek samping vasodilatasi

pembuluh darah di wajah sehingga wajah memerah.

Pemberian tetrasiklin tidak boleh dilakukan pada anak kurang dari 12

tahun karena menimbulkan kelainan pada gigi dan tulang yang sedang

tumbuh.

9) Cost effectiveness

Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas, atau pemberian obat untuk

keadaan yang sama sekali tidak memerlukan terapi obat, jelas

merupakan pemborosan dan sangat membebani pasien.

Disini termasuk pula peresepan obat yang mahal padahal alternatif

obat yang lain dengan manfaat dan keamanan sama dan harga lebih

murah tersedia.

Contoh :

Pemberian antibiotik pada pasien ISPA non pneumonia dan diare non

spesifik, serta penggunaan injeksi pada pasien myalgia.

Hal ini merupakan pemborosan karena sebenarnya pasien tidak

memerlukan antibiotik dan injeksi.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

59

Page 66: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

58 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Kegiatan visite bersama tim:

a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan

pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.

b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien

dan/atau keluarga pasien terutama tentang Obat.

c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.

d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan,

seperti Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain

lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif

b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan

tim

c. Memahami teknik edukasi.

d. Mencatat perkembangan pasien.

Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan

terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan

Obat. Untuk itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah

(Home Pharmacy Care) agar terwujud komitmen, keterlibatan, dan

kemandirian pasien dalam penggunaan obat sehingga tercapai

keberhasilan terapi obat.

Pemantauan penggunaan obat dapat dilakukan secara langsung

maupun tidak langsung.

1) Pemantauan Secara Langsung

Dilakukan dengan mengamati proses pengobatan mulai dari

anamnesis, pemeriksaan, peresepan, hingga penyerahan obat ke

pasien. Pemantauan dengan cara ini dapat dilakukan secara

berkala pada waktu yang tidak diberitahukan sebelumnya,

sehingga diperoleh gambaran nyata mengenai praktik pemakaian

obat yang berlangsung pada saat itu.

Pemantauan dilakukan terhadap :

a. Kecocokan antara gejala/tanda-tanda (symptoms/signs),

diagnosis dan jenis pengobatan yang diberikan,

57 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Pemantauan terapi bagi pasien rawat inap dapat dilakukan melalui visite.

Ronde/Visite Pasien Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap

yang dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya

terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain.

Tujuan:

Memeriksa obat pasien.

Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan

mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.

Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan

penggunaan obat.

Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan

dalam terapi pasien. Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan,

pelaksanaan, pembuatan dokumentasi dan rekomendasi.

Kegiatan visite mandiri:

a. Untuk Pasien Baru

Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari

kunjungan.

Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan

jadwal pemberian obat

Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,

mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan

pengobatan pasien.

Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah

terkait Obat yang mungkin terjadi.

b. Untuk pasien lama dengan instruksi baru

Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.

Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian

Obat.

c. Untuk semua pasien

Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.

Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian

masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap

kunjungan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

60

Page 67: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

58 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Kegiatan visite bersama tim:

a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan

pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.

b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien

dan/atau keluarga pasien terutama tentang Obat.

c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.

d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan,

seperti Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain

lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif

b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan

tim

c. Memahami teknik edukasi.

d. Mencatat perkembangan pasien.

Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan

terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan

Obat. Untuk itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah

(Home Pharmacy Care) agar terwujud komitmen, keterlibatan, dan

kemandirian pasien dalam penggunaan obat sehingga tercapai

keberhasilan terapi obat.

Pemantauan penggunaan obat dapat dilakukan secara langsung

maupun tidak langsung.

1) Pemantauan Secara Langsung

Dilakukan dengan mengamati proses pengobatan mulai dari

anamnesis, pemeriksaan, peresepan, hingga penyerahan obat ke

pasien. Pemantauan dengan cara ini dapat dilakukan secara

berkala pada waktu yang tidak diberitahukan sebelumnya,

sehingga diperoleh gambaran nyata mengenai praktik pemakaian

obat yang berlangsung pada saat itu.

Pemantauan dilakukan terhadap :

a. Kecocokan antara gejala/tanda-tanda (symptoms/signs),

diagnosis dan jenis pengobatan yang diberikan,

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

61

Page 68: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

60 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Pemantauan dan evaluasi meliputi:

a. Pencatatan dan Pelaporan

Adapun cara pencatatan dan pelaporan yang baku adalah

sebagai berikut :

i. Status pasien

Kolom

anamnesis/pemeriksaan

Diisi keterangan yang bersifat

patognomonik untuk kondisi yang

di jumpai (bai k keluhan, gejala

klinik, dan hasil pemeriksaan).

Kolom diagnosis Diisi dengan jelas diagnosisnya

secara lengkap. Kalau ada 2

diagnosis, tuliskan keduanya,

misalnya bronkitis dengan diare.

Kolom terapi Diisi dengan obat yang diberikan.

Kelengkapan dengan kesederhanaan ini memungkinkan

pemantauan terhadap kecocokan antara kolom anamnesis,

kolom diagnosis, dan kolom terapi.

ii. Register harian

Isilah setiap ruangan yang terdapat dalam tiap kolom buku

register yang ada dengan lengkap, mulai dari tanggal

kunjungan, nomer kartu status, nama pasien, alamat, jenis

kelamin, umur , diagnosis, pengobatan yang diberikan, dan

keterangan lainnya seperti, apakah program (misalnya malaria)

atau pemeriksaan rutin.

59 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

b. Kesesuaian antara pengobatan yang diberikan dengan

pedoman pengobatan yang ada,

c. Pemakaian obat tanpa indikasi yang jelas (misalnya

antibiotik untuk ISPA non pneumonia),

d. Praktek polifarmasi untuk keadaan yang sebenarnya cukup

hanya diberikan satu atau 2 jenis obat,

e. Ketepatan indikasi,

f. Ketepatan jenis, jumlah, cara dan lama pemberian

(didasarkan pada pedoman pengobatan yang ada),

g. Kesesuaian obat dengan kondisi pasien (misalnya ditemukan

pemberian injeksi pada diare).

2) Pemantauan secara tidak langsung

Pemantauan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui :

a. Dari kartu status pasien :

Kecocokan dan ketepatan antara :

Gejala dan tanda yang ditemukan selama anamnesis dan

pemeriksaan, dengan

Diagnosis yang dibuat dalam kartu status penderita, serta

Pengobatan (terapi) yang diberikan (termasuk jenis,

jumlah, dan cara pemberian obat).

b. Dari buku register pasien :

Jumlah kasus yang pengobatannya tidak sesuai dengan

standar .

Over prescribingdari antibiotik dan pemakaian suntikan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

62

Page 69: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

60 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Pemantauan dan evaluasi meliputi:

a. Pencatatan dan Pelaporan

Adapun cara pencatatan dan pelaporan yang baku adalah

sebagai berikut :

i. Status pasien

Kolom

anamnesis/pemeriksaan

Diisi keterangan yang bersifat

patognomonik untuk kondisi yang

di jumpai (bai k keluhan, gejala

klinik, dan hasil pemeriksaan).

Kolom diagnosis Diisi dengan jelas diagnosisnya

secara lengkap. Kalau ada 2

diagnosis, tuliskan keduanya,

misalnya bronkitis dengan diare.

Kolom terapi Diisi dengan obat yang diberikan.

Kelengkapan dengan kesederhanaan ini memungkinkan

pemantauan terhadap kecocokan antara kolom anamnesis,

kolom diagnosis, dan kolom terapi.

ii. Register harian

Isilah setiap ruangan yang terdapat dalam tiap kolom buku

register yang ada dengan lengkap, mulai dari tanggal

kunjungan, nomer kartu status, nama pasien, alamat, jenis

kelamin, umur , diagnosis, pengobatan yang diberikan, dan

keterangan lainnya seperti, apakah program (misalnya malaria)

atau pemeriksaan rutin.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

63

Page 70: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

62 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Teknis pelaksanaan MESO di puskesmas :

Petugas Obat menerima laporan dari pasien atau petugas medis dan

paramedis pemeriksa

Petugas Obat melihat semua obat yang dibawa pasien

Petugas Obat mengidentifikasi semua jenis obat

Petugas Obat mengidentifikasi obat penyebab ESO

Petugas Obat mengisi Formulir Pelaporan ESO

Petugas Obat menanyakan data pasien yang mengalami ESO sesuai

formulir

Petugas Obat meminta petugas medis dan paramedis pemeriksa

mencatat kejadian ESO di Rekam Medis pasien

Petugas Obat melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat

Nasional.

Pengelolaan medication error sangat penting dilakukan dimanapun

medikasi diberikan, adapun tujuannya adalah sebagai berikut :

Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien dalam medication error

Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

Meminimalkan potensi terjadinya kerugian

Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan

selayaknya

Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi

kerugian.

Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat

menelusuri kesalahan obat

61 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

B. MONITORING EFEK SAMPING OBAT

MESO merupakan kegiatan pencatatan, pemantauan, dan pelaporan setiap

respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada

dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,

diagnosis dan terapiatau memodifikasi fungsi fisiologis.Efek samping yang

terjadi akibat pemberian obat-obat yang diresepkan atau riwayat alergi

terhadap obat-obatan tertentu harus didokumentasikan dalam rekam medis

pasien.

Tujuan pemantauan adalah untuk mengevaluasi efek pengobatan terhadap

gejala pasien atau penyakitnya dan untuk mengevaluasi pasien terhadap

Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD).

Kegiatan pemantauan dan pelaporan efek samping obat meliputi :

1) Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami

efek samping Obat.

Puskesmas harus memastikan bahwa tersedia kebijakan dan prosedur

untuk mencatat, memantau, dan melaporkan bila terjadi efek samping

penggunaan obat dan KTD, termasuk kesalahan pemberian obat.

Dokumen yang dibutuhkan adalah SOP pelaporan efek samping obat, SOP

pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat dan KTD.

2) Menganalisis laporan efek samping Obat, baik secara mandiri maupun

bersama tim.

Perlu disusun kebijakan tentang identifikasi, pencatatan, analisis dan

pelaporan semua KTD yang terkait dengan penggunaan obat, misalnya

sindroma Stephen Johnson, KIPI dan lainnya.

3) Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).

Kejadian efek samping obat dan KTD ditindaklanjuti dan

didokumentasikan dengan cara mengisi formulir MESO.Dokumen yang

diperlukan adalah SOP tindak lanjut efek samping obat dan KTD.

4) Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional

Puskesmas membangun suatu mekanisme pelaporan dari ESO dan KTD.

Kriteria pencapaian kegiatan ini adalah efek samping obat yang dialami

pasien tercatat, terpantau dan terlaporkan ke pusat monitoring efek

samping obat.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

64

Page 71: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

62 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Teknis pelaksanaan MESO di puskesmas :

Petugas Obat menerima laporan dari pasien atau petugas medis dan

paramedis pemeriksa

Petugas Obat melihat semua obat yang dibawa pasien

Petugas Obat mengidentifikasi semua jenis obat

Petugas Obat mengidentifikasi obat penyebab ESO

Petugas Obat mengisi Formulir Pelaporan ESO

Petugas Obat menanyakan data pasien yang mengalami ESO sesuai

formulir

Petugas Obat meminta petugas medis dan paramedis pemeriksa

mencatat kejadian ESO di Rekam Medis pasien

Petugas Obat melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat

Nasional.

Pengelolaan medication error sangat penting dilakukan dimanapun

medikasi diberikan, adapun tujuannya adalah sebagai berikut :

Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien dalam medication error

Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

Meminimalkan potensi terjadinya kerugian

Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan

selayaknya

Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi

kerugian.

Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat

menelusuri kesalahan obat

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

65

Page 72: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

64 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Beberapa istilah terkait dengan patient safety dan medikasi adalah

sebagai berikut :

1) Efek buruk obat (adverse drug event): cidera akibat kesalahan dalam

proses penggunaan obat.

2) Ceroboh (near miss): kesalahan penggunaan obat yang tak timbulkan

cidera.

3) Salah comot (slip): salah emban tak sengaja.

Misalnya, maksud mau suntikan heparin, tetapi yang terambil adalah

insulin

4) Lupa (lapse): salah/tak emban tugas karena lupa.

5) Keliru (mistake) salah terap karena kurang pengetahuan.

Misal : tak berikan Amikasin intravena dosis tunggal, melainkan

dalam dosis terbagi atau infus berlanjut.

6) Lalai (error of omission) : tak emban tugas, sesuai

rencana/permintaan.

7) Berlebihan (error of comission) : penggunaan obat lebih banyak dari

yang diperlukan.

Misal : Ciprofloxacin oral diberikan 4 kali sehari, yang seharusnya

cukup 2 kali sehari.

Langkah – langkah yang dijalankan :

1) Pengelola obat mengidentifikasi kesalahan yang terjadi.

2) Pengelola obat berkoordinasi dengan koordinator pelayanan

pendaftaran untuk mencari alamat lengkap pasien.

3) Jika ada nomor telepon, maka petugas langsung menghubunginya,

kemudian baru mendatangi alamat rumah, tetapi jika tidak, petugas

langsung mendatangi alamat rumah yang bersangkutan.

4) Petugas memberikan obat yang seharusnya diberikan

5) Petugas mencatat dan mendokumentasikan tindakan perbaikan yang

sudah dilaksanakan.

Cara pelaporan insiden kesalahan obat :

1) Pencatatan insiden kesalahan obat

2) Grading risiko tiap insiden kesalahan obat

3) Latihan melakukan pelaporan dan grading risiko insiden kesalahan

obat

63 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Proses identifikasi kesalahan obat dalam hal ini termasuk :

mendefinisikan suatu kesalahan obat dan KNC

Definisi dan proses dikembangkan melalui proses kerjasama yang

mengikutsertakan semua yang terlibat di berbagai langkah dalam

manajemen obat.

menggunakan format pelaporan yang ditentukan

Proses pelaporan adalah bagian dari program mutu dan program

keselamatan pasien di Puskesmas.

serta mengedukasi petugas tentang proses dan pentingnya pelaporan

Pelaporan penting untuk perbaikan dalam proses pengobatan dan

pelatihan petugas digunakan untuk mencegah kesalahan di

kemudian hari.

Identifikasi medication error dapat menggunakan rekam medis pasien

selama dirawat. Disadari bahwa rekam kesehatan mempunyai peran

yang penting dalam telusur medication error. Telusur ini dapat

dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif.

Selanjutnya proses termasuk mendefinisikan suatu kesalahan obat,

menggunakan format pelaporan yang distandarisasi dan mengedukasi

staf tentang proses dan pentingnya pelaporan. Proses pelaporan adalah

bagian dari program mutu dan keselamatan pasien. Program

memusatkan pada pencegahan kesalahan obat melalui pemahaman jenis

kesalahan yang terjadi di rumah sakit maupun di rumah sakit lain dan

mengapa ME terjadi. Perbaikan dalam manajemen pengobatan secara

terpadu digunakan untuk mencegah kesalahan di kemudian hari.

Jenis – jenis insiden kesalahan obat meliputi :

1) Kejadian Nyaris Cedera (KNC)

2) Kejadian Tidak Cedera (KTC)

3) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

66

Page 73: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

64 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Beberapa istilah terkait dengan patient safety dan medikasi adalah

sebagai berikut :

1) Efek buruk obat (adverse drug event): cidera akibat kesalahan dalam

proses penggunaan obat.

2) Ceroboh (near miss): kesalahan penggunaan obat yang tak timbulkan

cidera.

3) Salah comot (slip): salah emban tak sengaja.

Misalnya, maksud mau suntikan heparin, tetapi yang terambil adalah

insulin

4) Lupa (lapse): salah/tak emban tugas karena lupa.

5) Keliru (mistake) salah terap karena kurang pengetahuan.

Misal : tak berikan Amikasin intravena dosis tunggal, melainkan

dalam dosis terbagi atau infus berlanjut.

6) Lalai (error of omission) : tak emban tugas, sesuai

rencana/permintaan.

7) Berlebihan (error of comission) : penggunaan obat lebih banyak dari

yang diperlukan.

Misal : Ciprofloxacin oral diberikan 4 kali sehari, yang seharusnya

cukup 2 kali sehari.

Langkah – langkah yang dijalankan :

1) Pengelola obat mengidentifikasi kesalahan yang terjadi.

2) Pengelola obat berkoordinasi dengan koordinator pelayanan

pendaftaran untuk mencari alamat lengkap pasien.

3) Jika ada nomor telepon, maka petugas langsung menghubunginya,

kemudian baru mendatangi alamat rumah, tetapi jika tidak, petugas

langsung mendatangi alamat rumah yang bersangkutan.

4) Petugas memberikan obat yang seharusnya diberikan

5) Petugas mencatat dan mendokumentasikan tindakan perbaikan yang

sudah dilaksanakan.

Cara pelaporan insiden kesalahan obat :

1) Pencatatan insiden kesalahan obat

2) Grading risiko tiap insiden kesalahan obat

3) Latihan melakukan pelaporan dan grading risiko insiden kesalahan

obat

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

67

Page 74: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

66 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

C. KOLABORASI INTERPROFESIONAL

Apoteker di Puskesmas berwenang dan bertanggung jawab terhadap aspek

pengelolaan obat sekaligus aspek pelayanan farmasi klinik, dengan mengacu

kepada Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

Dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas, apoteker

berkolaborasi dengan dokter maupun tenaga kesehatan lain dalam rangka

peningkatan efektifitas pengobatan pasien. Untuk mewujudkan kolaborasi

antar tenaga kesehatan, setiap tenaga kesehatan harus melaksanakan

tugasnya dengan bertanggung jawab, berkoordinasi, melakukan komunikasi

yang efektif, bekerjasama, saling percaya dan saling menghargai satu sama

lain.

Untuk itu, apoteker perlu meningkatkan kompetensi, baik teknis kefarmasian

maupun komunikasi yang efektif dalam berkolaborasi antar tenaga kesehatan

di Puskesmas.Kolaborasi Interprofesional didefinikan sebagai “ketika beberapa

tenaga kesehatan dari latar belakang profesi yang berbeda bekerjasama dengan

pasien, keluarga, caregiver, dan komunitas untuk menyalurkan pelayanan

kesehatan yang berkualitas tinggi.”

Terdapat 3 hal yang tidak dapat dicapai tanpa Kolaborasi Interprofesional,

yaitu :

1) Meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pasien

2) Meningkatkan kualitas kesehatan populasi

3) Mengurangi biaya kesehatan

Jika para tenaga kesehatan tidak berkomunikasi dan berkolaborasi maka hal

itu akan berdampak pada penurunan kinerja. Dalam bidang kesehatan,

komunikasi yang buruk seringkali menjadi akar permasalahan dari medication

error. Tim yang efektif dan memiliki hubungan kerja yang baik dapat

mengurangi kesalahan dan meningkatkan outcome.

65 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Alur pelaporan MESO :

Form pelaporan insiden kesalahan obat

Dokumen terkait : rekam medis, resep, form MESO

DiagramAlir:

MULAI

PETUGAS KAMAROBAT

MENGIDENTIFIKASIKESALAHAN

RESEP

BERKOORDINASIDENGAN

KOORD.PENDAFTARANUNTUK MENDAPATKAN

ALAMAT LENGKAP

PETUGASMENGHUBUNGI

PASIEN DAN

ADANO.TELP?

PETUGASMENDATANGI

ALAMAT RUMAHPASIEN

PETUGASMEMBERIKANOBAT YANG

SEHARUSNYA

PETUGAS MENCATATDAN

MENDOKUMENTASIKAN TINDAKAN

PERBAIKAN YANGDIAMBIL

BUKU NOTULEN TIND.PERBAIKAN

BERKESINAMBUNGAN

SELESAI

YA

TIDAK

DATA SOSIALPASIEN

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

68

Page 75: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

66 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

C. KOLABORASI INTERPROFESIONAL

Apoteker di Puskesmas berwenang dan bertanggung jawab terhadap aspek

pengelolaan obat sekaligus aspek pelayanan farmasi klinik, dengan mengacu

kepada Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

Dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas, apoteker

berkolaborasi dengan dokter maupun tenaga kesehatan lain dalam rangka

peningkatan efektifitas pengobatan pasien. Untuk mewujudkan kolaborasi

antar tenaga kesehatan, setiap tenaga kesehatan harus melaksanakan

tugasnya dengan bertanggung jawab, berkoordinasi, melakukan komunikasi

yang efektif, bekerjasama, saling percaya dan saling menghargai satu sama

lain.

Untuk itu, apoteker perlu meningkatkan kompetensi, baik teknis kefarmasian

maupun komunikasi yang efektif dalam berkolaborasi antar tenaga kesehatan

di Puskesmas.Kolaborasi Interprofesional didefinikan sebagai “ketika beberapa

tenaga kesehatan dari latar belakang profesi yang berbeda bekerjasama dengan

pasien, keluarga, caregiver, dan komunitas untuk menyalurkan pelayanan

kesehatan yang berkualitas tinggi.”

Terdapat 3 hal yang tidak dapat dicapai tanpa Kolaborasi Interprofesional,

yaitu :

1) Meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pasien

2) Meningkatkan kualitas kesehatan populasi

3) Mengurangi biaya kesehatan

Jika para tenaga kesehatan tidak berkomunikasi dan berkolaborasi maka hal

itu akan berdampak pada penurunan kinerja. Dalam bidang kesehatan,

komunikasi yang buruk seringkali menjadi akar permasalahan dari medication

error. Tim yang efektif dan memiliki hubungan kerja yang baik dapat

mengurangi kesalahan dan meningkatkan outcome.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

69

Page 76: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

68 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 4 : PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)

Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh

Apoteker untuk memberikan informasi obat secara akurat, jelas dan terkini

kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan

pasien/masyarakat. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan

pemberian informasi, rekomendasi Obat yang independen, akurat, tidak

bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada

dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan

pihak lain di luar Rumah Sakit.

Tujuan pelaksanaan PIO:

- menyediakan informasi mengenai Obat kepada pasien dan tenaga

kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dan pihak lain di luar Rumah

Sakit;

- menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan

Obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai,

terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi;

- Menunjang penggunaan Obat yang rasional.

Manfaat pelaksanaan PIO:

- Promosi/Peningkatan Kesehatan (Promotif): penyuluhan; CBIA;

- Pencegahan Penyakit (Preventif): penyuluhan; penyuluhan imunisasi;

penyuluhan terhadap bahaya merokok, bahaya narkotika;

- Penyembuhan Penyakit (Kuratif): pemberian informasi obat; konseling

- Pemulihan Kesehatan (Rehabilitatif): rumatan metadon; program berhenti

merokok

A. Bentuk Kegiatan PIO 1) Pemberian/penyebaran informasi terkait obat kepada pasien/masyarakat

secara pro aktif dan pasif, melalui tatap muka, telepon, surat elektronik

dan lain lain.

2) Informasi yang diberikan antara lain: indikasi, cara pakai, cara

penyimpanan, efek samping dan penanganan efek samping.

67 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Kolaborasi antar tenaga kesehatan sangat penting bagi keberhasilan perawatan

yang berpusat pada pasien. perawatan yang berpusat pada pasien didefinisikan

sebagai pemberian perawatan kesehatan yang menghargai dan responsif

terhadap keinginan, kebutuhan, nilai pasien dan memeastikan bahwa seluruh

keputusan klinik sejalan dengan nilai yang dianut pasien.

Perawatan oleh tim multdisiplin menempatkan pasien sebagai pusat dari fokus

tim dan memungkinkan seluruh tenaga kesehatan sama dengan pasien,

berkolabprasi untuk memebrikan input menjadi baian dari proses pegabilan

keputusan dan meningkatkan outcome. Walaupun terdapat beebrapa

hambatan dalam pelaksanaannya mengadopsi kultur tim dalam perawatan

kesehatan, yaitu saling menghargai dan memahami satu sama lain

sesungguhnya sangat diperlukan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

70

Page 77: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

68 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 4 : PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)

Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh

Apoteker untuk memberikan informasi obat secara akurat, jelas dan terkini

kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan

pasien/masyarakat. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan

pemberian informasi, rekomendasi Obat yang independen, akurat, tidak

bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada

dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan

pihak lain di luar Rumah Sakit.

Tujuan pelaksanaan PIO:

- menyediakan informasi mengenai Obat kepada pasien dan tenaga

kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dan pihak lain di luar Rumah

Sakit;

- menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan

Obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai,

terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi;

- Menunjang penggunaan Obat yang rasional.

Manfaat pelaksanaan PIO:

- Promosi/Peningkatan Kesehatan (Promotif): penyuluhan; CBIA;

- Pencegahan Penyakit (Preventif): penyuluhan; penyuluhan imunisasi;

penyuluhan terhadap bahaya merokok, bahaya narkotika;

- Penyembuhan Penyakit (Kuratif): pemberian informasi obat; konseling

- Pemulihan Kesehatan (Rehabilitatif): rumatan metadon; program berhenti

merokok

A. Bentuk Kegiatan PIO 1) Pemberian/penyebaran informasi terkait obat kepada pasien/masyarakat

secara pro aktif dan pasif, melalui tatap muka, telepon, surat elektronik

dan lain lain.

2) Informasi yang diberikan antara lain: indikasi, cara pakai, cara

penyimpanan, efek samping dan penanganan efek samping.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

71

Page 78: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

70 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3) Mengidentifikasi pertanyaan apakah akan diterima, ditolak atau dirujuk ke

unit kerja terkait

4) Menanyakan secara rinci data/informasi terkait pertanyaan

5) Menanyakan tujuan permintaan informasi (perawatan pasien, pendidikan,

penelitian, umum)

6) Menetapkan urgensi pertanyaan

7) Melakukan penelusuran secara sistematis, mulai dari sumber informasi

tersier, sekunder, dan primer jika diperlukan

8) Memformulasikan jawaban

9) Menyampaikan jawaban kepada penanya secara verbal atau tertulis

E. Evaluasi Dilakukan evaluasi setiap akhir bulan dengan merekapitulasi jumlah

pertanyaan, penanya, jenis pertanyaan, ruangan, dan tujuan permintaan

informasi.

69 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3) Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-

lain.

4) Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,

serta masyarakat.

5) Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan

tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis

Pakai.

6) Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan

Kefarmasian.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:

1) Sumber informasi Obat

2) Tempat

3) Tenaga

4) Perlengkapan.

B. Petugas PIO Pemberian Informasi Obat (PIO) dilakukan oleh apoteker yang memiliki Surat

Izin Praktik (SIP) yang berlaku dan telah memperoleh pelatihan farmasi klinik

lanjutan. Kegiatan PIO terkait dengan keputusan klinis pasien dilakukan oleh

apoteker utama.

C. Persiapan Sebelum melakukan kegiatan PIO, petugas harus menyiapkan :

- buku referensi

- Formulir PIO

- Software Interaksi Obat.

D. Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan PIO meliputi :

1) Apoteker Instalasi Farmasi menerima pertanyaan lewat telepon, pesan

tertulis atau tatap muka.

2) Mengidentifikasi penanya: nama, status (dokter, perawat, apoteker, asisten

apoteker, pasien/keluarga pasien, dietisien, umum), asal unit kerja

penanya

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

72

Page 79: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

70 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3) Mengidentifikasi pertanyaan apakah akan diterima, ditolak atau dirujuk ke

unit kerja terkait

4) Menanyakan secara rinci data/informasi terkait pertanyaan

5) Menanyakan tujuan permintaan informasi (perawatan pasien, pendidikan,

penelitian, umum)

6) Menetapkan urgensi pertanyaan

7) Melakukan penelusuran secara sistematis, mulai dari sumber informasi

tersier, sekunder, dan primer jika diperlukan

8) Memformulasikan jawaban

9) Menyampaikan jawaban kepada penanya secara verbal atau tertulis

E. Evaluasi Dilakukan evaluasi setiap akhir bulan dengan merekapitulasi jumlah

pertanyaan, penanya, jenis pertanyaan, ruangan, dan tujuan permintaan

informasi.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

73

Page 80: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

e. Lama penggunaan

f. ESO yang umumterjadi

g. Interaksi dengan obat lain ( resep / OTC )

h. Interaksi dengan makanan - minuman

i. Pengaruh terhadap gaya hidup

j. Cara penyimpanan & pembuangan sisa obat / obat rusak

k. Interpretasi hasil lab, dll.

4) Pengujian (Verifikasi)

Tujuan :

- Untuk memastikan apakah pasien memahami informasi yang

sudah disampaikan.

- Mengulang hal-hal penting.

Teknik : fill in the gaps

- Pasien diminta untuk mengulang kembali informasi penting yang

telah diberikan.

- Pasien dapat juga diberi informasi tertulis berupa etiket, label,

brosur, leaflet

5) Penutup

a. Ingatkan waktu untuk kontrol

b. Berikan salam dan ucapkan :

- “semoga lekas sembuh”

- “senang melayani Anda”

- “jika adahal yang kurang jelas silakan datang kembali

(atau memberi nomor kontak)”

c. Lakukan pencatatan pada kartu konseling/ PMR.

6) Pencatatan, Pelaporan & Dokumentasi Konseling

a. Pelaksanaan konseling dicatat di form khusus konseling (kartu

konseling/PMR) dan log book, serta didokumentasikan.

b. Pelaporan :triwulan & tahunan.

7) Evaluasi Konseling Apoteker

a. Evaluasi kegiatan pelayanan konseling, meliputi :

- infrastruktur (kebijakan, protap, SDM)

- kuesioner kepuasan pelanggan.

POKOK BAHASAN 5 : KONSELING

Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian

masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan

rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah

memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga

pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama

penggunaan Obat, efek samping, tanda toksisitas, cara penyimpanan dan

penggunaan Obat.

A. Tahapan Kegiatan Konseling

1) Pembukaan/Pengenalan

Tujuan :

Pendekatan dan membangun kepercayaan

Teknis :

a. Memperkenalkan diri

b. Menjelaskan tujuan konseling (mengapa dan berapa lama)

2) Penilaian Awal

Tujuan :

Menilai pengetahuan pasien dan kebutuhan informasi. Yang perlu

diperhatikan :

- Pasien baru / lama

- Peresepan baru / lama / OTC

Tehnik :Three Prime Questions

a. Apakah dokter telah menjelaskan tentang kegunaan obat ini ?

b. Apakah dokter telah menjelaskan tentang cara menggunakan obat

ini ?

c. Apakah dokter telah menjelaskan tentang hasil yang diharapkan

dari obat ini ?

3) Pelaksanaan

Materi yang disampaikan dalam konseling:

a. Nama Obat

b. Tujuan pengobatan

c. Jadwal / aturan pengobatan (dosis, saat, frekuensi penggunaan)

d. Cara / rute penggunaan

71 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 5 : KONSELING

Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian

masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan

rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah

memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga

pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama

penggunaan Obat, efek samping, tanda toksisitas, cara penyimpanan dan

penggunaan Obat.

A. Tahapan Kegiatan Konseling

1) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.

2) Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter

kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (openended question),

misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat, bagaimana cara

pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain.

3) Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat

4) Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi

dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan

obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan mendapat

risiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan

sosial, karateristik obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan

obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang

bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan

pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan

tercapainya keberhasilan terapi obat.

72 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

B. Faktor yang Perlu Diperhatikan 1) Kriteria pasien:

a. Pasien rujukan dokter.

b. Pasien dengan penyakit kronis.

c. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli

farmasi.

d. Pasien geriatrik.

e. Pasien pediatrik.

f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.

2) Sarana dan prasarana:

a. Ruangan khusus.

b. Kartu pasien/catatan konseling.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

74

Page 81: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

e. Lama penggunaan

f. ESO yang umumterjadi

g. Interaksi dengan obat lain ( resep / OTC )

h. Interaksi dengan makanan - minuman

i. Pengaruh terhadap gaya hidup

j. Cara penyimpanan & pembuangan sisa obat / obat rusak

k. Interpretasi hasil lab, dll.

4) Pengujian (Verifikasi)

Tujuan :

- Untuk memastikan apakah pasien memahami informasi yang

sudah disampaikan.

- Mengulang hal-hal penting.

Teknik : fill in the gaps

- Pasien diminta untuk mengulang kembali informasi penting yang

telah diberikan.

- Pasien dapat juga diberi informasi tertulis berupa etiket, label,

brosur, leaflet

5) Penutup

a. Ingatkan waktu untuk kontrol

b. Berikan salam dan ucapkan :

- “semoga lekas sembuh”

- “senang melayani Anda”

- “jika adahal yang kurang jelas silakan datang kembali

(atau memberi nomor kontak)”

c. Lakukan pencatatan pada kartu konseling/ PMR.

6) Pencatatan, Pelaporan & Dokumentasi Konseling

a. Pelaksanaan konseling dicatat di form khusus konseling (kartu

konseling/PMR) dan log book, serta didokumentasikan.

b. Pelaporan :triwulan & tahunan.

7) Evaluasi Konseling Apoteker

a. Evaluasi kegiatan pelayanan konseling, meliputi :

- infrastruktur (kebijakan, protap, SDM)

- kuesioner kepuasan pelanggan.

72 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

B. Faktor yang Perlu Diperhatikan 1) Kriteria pasien:

a. Pasien rujukan dokter.

b. Pasien dengan penyakit kronis.

c. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli

farmasi.

d. Pasien geriatrik.

e. Pasien pediatrik.

f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.

2) Sarana dan prasarana:

a. Ruangan khusus.

b. Kartu pasien/catatan konseling.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

75

Page 82: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

b. Evaluasi kepatuhan pasien dalam pengobatan, meliputi :

- pemahanan

- refill obat

- sisa obat

c. Evaluasi outcome terapi :

- perbaikan kondisi klinis,

- kualitas hidup

d. Evaluasi farmako ekonomi:

- cost of illness

- cost of effective

Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan mendapat

risiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan

sosial, karateristik obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan

obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang

bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan

pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan

tercapainya keberhasilan terapi obat.

B. Faktor yang Perlu Diperhatikan

1) Kriteria pasien:

a. Pasien rujukan dokter.

b. Pasien dengan penyakit kronis.

c. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli

farmasi.

d. Pasien geriatrik.

e. Pasien pediatrik.

f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.

2) Sarana dan prasarana:

a. Ruangan khusus.

b. Kartu pasien/catatan konseling.

73 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

MATERI PENUNJANG I : MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (BUILDING

LEARNING COMMITMENT/BLC)

71 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 5 : KONSELING

Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian

masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan

rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah

memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga

pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama

penggunaan Obat, efek samping, tanda toksisitas, cara penyimpanan dan

penggunaan Obat.

A. Tahapan Kegiatan Konseling

1) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.

2) Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter

kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (openended question),

misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat, bagaimana cara

pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain.

3) Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat

4) Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi

dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan

obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan mendapat

risiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan

sosial, karateristik obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan

obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang

bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan

pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan

tercapainya keberhasilan terapi obat.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

76

Page 83: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

73 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

MATERI PENUNJANG I : MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (BUILDING

LEARNING COMMITMENT/BLC)

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

77

Page 84: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

75 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

2. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum:

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melaksanakan Building

Learning Commitment (BLC) dalam proses pelatihan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:

1) Melakukan perkenalan dan pencairan antara peserta, fasilitator dan

panitia.

2) Merumuskan harapan, kekhawatiran dan komitmen terhadap proses

pelatihan.

3) Membuat kesepakatan nilai, norma, dan kontrol kolektif.

4) Menetapkan organisasi kelas.

3. URAIAN MATERI

Aktivitas pelatihan adalah proses pengembangan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap atau tingkah laku sebagai interaksi individu

dengan lingkungan belajar yaitu orang lain, fasilitas fisik, psikologis,

metode, media dan teknologi pembelajaran. Pelatihan seringkali

dikonstruksikan sebagau sesuatu yang formal, terstruktur dan terkait

sistem-sistem. Peserta latih yang berasal dari lingkungan dan latar belakang

berbeda adakalanya menjadi canggung untuk berperilaku maupun

mengemukakan ide-idenya karena tidak setiap orang dapat dengan mudah

beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Oleh karena itu proses pelatihan

harus dimulai dengan membangun kesepakatan belajar (building learning

commitment) Untuk membangun kesepakatan, perlu dimulai dengan perkenalan antar

peserta, menyepakati aturan dan tindakan sebagai bentuk kebersamaan,

keterbukaan, saling menghormati, saling menghargai dan secara bersama-

sama berusaha mencapai keberhasilan (sukses) dalam pelatihan yang

diikuti.

74 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)

1. DESKRIPSI SINGKAT

Dalam suatu pelatihan, bertemu sekelompok orang yang belum saling

mengenal sebelumnya, berasal dari tempat yang berbeda, dengan latar

belakang soSial budaya, pendidikan/pengetahuan, pengalaman, serta sikap

dan perilaku yang berbeda pula, pada awal memasuki suatu pelatihan,

sering para peserta menunjukkan suasana kebekuan (freezing).

Agar pelatihan sukses, partisipatif dan berbasis aktifitas peserta, harus

diperkenalkan rasa percaya antar peserta, melalui perkenalan antara

peserta, fasilitator dan panitia. Dalam lingkungan peserta yang saling

percaya, peserta akan lebih disiapkan untuk berani berkontribusi dan lebih

menyenangi proses belajar dan membantu kelancaran peroses

pembelajaran. Untuk menciptakan rasa saling percaya ini, kebekuan harus

dipecahkan dengan proses pencairan (unfreezing) pada awal pelatihan

dengan cara saling mengenal antar peserta dan menciptakan perasaan

positif satu sama lain. Building Learning Commitment (BLC) juga mengajak

peserta mampu mengemukakan harapan-harapan dan kekhawatiran

mereka dalam pelatihan, serta merumuskan nilai-nilai dan norma kelas

serta kontrol kolektifnya yang kemudian disepakati bersama untuk dipatuhi

selama proses pembelajaran.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

78

Page 85: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

75 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

2. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum:

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melaksanakan Building

Learning Commitment (BLC) dalam proses pelatihan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:

1) Melakukan perkenalan dan pencairan antara peserta, fasilitator dan

panitia.

2) Merumuskan harapan, kekhawatiran dan komitmen terhadap proses

pelatihan.

3) Membuat kesepakatan nilai, norma, dan kontrol kolektif.

4) Menetapkan organisasi kelas.

3. URAIAN MATERI

Aktivitas pelatihan adalah proses pengembangan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap atau tingkah laku sebagai interaksi individu

dengan lingkungan belajar yaitu orang lain, fasilitas fisik, psikologis,

metode, media dan teknologi pembelajaran. Pelatihan seringkali

dikonstruksikan sebagau sesuatu yang formal, terstruktur dan terkait

sistem-sistem. Peserta latih yang berasal dari lingkungan dan latar belakang

berbeda adakalanya menjadi canggung untuk berperilaku maupun

mengemukakan ide-idenya karena tidak setiap orang dapat dengan mudah

beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Oleh karena itu proses pelatihan

harus dimulai dengan membangun kesepakatan belajar (building learning

commitment) Untuk membangun kesepakatan, perlu dimulai dengan perkenalan antar

peserta, menyepakati aturan dan tindakan sebagai bentuk kebersamaan,

keterbukaan, saling menghormati, saling menghargai dan secara bersama-

sama berusaha mencapai keberhasilan (sukses) dalam pelatihan yang

diikuti.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

79

Page 86: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

77 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3) Pilihan permainan lainnya untuk perkenalan, yaitu:

a. Peserta masih dalam posisi duduk melingkar.

b. Fasilitator memberikan kepada setiap peserta kartu yang telah

disediakan.

c. Fasilitator meminta kepada peserta untuk menuliskan nama, dan unit

kerjanya masing-masing pada bagian atas kartu.

d. Fasilitator meminta juga peserta untuk mengidentifikasi sesuatu

tentang: latar belakang kehidupan mereka, pengalaman kerja, hobby,

kota asal dan lain-lain yang dianggap perlu.

e. Kumpulkan semua kartu di tengah forum.

f. Fasilitator meminta seorang peserta untuk menarik salah satu kartu,

dan membacakannya dimuka forum. Peserta yang namanya

dibacakan, diminta berdiri, sementara informasi lainnya terus

dibacakan.

g. Selanjutnya peserta yang namanya baru saja dibacakan, diminta

mengambil secara acak kartu lain dan membacakannya pula,

sementara peserta yang nama dan identitasnya dibacakan agar berdiri.

h. Teruskan sampai semua kartu (seluruh peserta) terbacakan.

i. Menjelang akhir acara, fasilitator mengajukan pertanyaan: (1)

Bagaimana perasaan hati anda sekarang, dibandingkan sebelum acara

perkenalan? (2) Apa saja yang dapat dijadikan bahan pembelajaran

dari berbagai peristiwa perilaku yang terjadi selama interaksi?

4) Pencairan dilakukan dengan “Energizing”

Fasilitator meng-energize peserta dengan permainan-permainan yang

menggembirakan untuk mencairkan kebekuan/kekakuan karena belum

saling berkenalan. Fasilitator memandu peserta untuk melakukan proses

pencairan dengan metode berikut:

a. Permainan menyusun barisan

Tujuannya agar seluruh peserta bisa berkenalan lebih jauh, fisik

maupun sifat-sifat mereka, sekaligus memecah kebekuan diantara

peserta dan melatih mereka bekerjasama dalam kelompok.

76 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 1 : PERKENALAN DAN PENCAIRAN ANTARA PESERTA, FASILITATOR DAN PANITIA

Perkenalan dan pencairan antara peserta, fasilitator dan panitia dapat dilakukan

dengan metode berikut:

1) Perkenalan dengan menggunakan kertas warna

a. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok, tiap kelompok terdiri minimal

10 orang. Pembagian kelompok berdasarkan kesamaan pilihan warna.

b. Fasilitator menyediakan potongan kertas berwarna sebanyak jumlah peserta,

dengan warna-warna: biru, hijau, kuning, merah hati, merah jambu, ungu,

coklat, oranye, dan sebagainya yang terbagi secara merata.

c. Peserta diminta mengambil salah satu warna yang paling disukainya,

disesuaikan dengan jumlah potongan kertas yang tersedia.

d. Peserta dengan pilihan warna yang sama diminta berkumpul menjadi satu

kelompok.

2) Mengenal diri sendiri dan orang lain dengan Permainan “Kereta Api”

a. Fasilitator meminta seluruh peserta untuk berdiri dan membentuk lingkaran

dalam kelompok yang telah dibagi.

b. Peserta pertama memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, dan unit

kerja.

c. Peserta berikutnya diminta menyebutkan terlebih dahulu nama-nama peserta

sebelumnya baru kemudian memperkenalkan dirinya sendiri.

d. Demikian seterusnya sehingga merangkai seperti rangkaian Kereta Api

e. Peserta terakhir harus menyebutkan seluruh nama peserta sebelum

meperkenalkan dirinya sendiri

f. Masing-masing kelompok diwakili oleh satu peserta memperkenalkan semua

anggota kelompok, dengan menyebut nama dan asal instansi.

g. Kelompok digabung menjadi kelompok besar, dan untuk mengukur efektifitas

proses perkenalan, fasilitator mengecek kemampuan peserta dengan minta

beberapa diantara peserta menyebutkan seluruh nama peserta yang hadir.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

80

Page 87: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

77 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3) Pilihan permainan lainnya untuk perkenalan, yaitu:

a. Peserta masih dalam posisi duduk melingkar.

b. Fasilitator memberikan kepada setiap peserta kartu yang telah

disediakan.

c. Fasilitator meminta kepada peserta untuk menuliskan nama, dan unit

kerjanya masing-masing pada bagian atas kartu.

d. Fasilitator meminta juga peserta untuk mengidentifikasi sesuatu

tentang: latar belakang kehidupan mereka, pengalaman kerja, hobby,

kota asal dan lain-lain yang dianggap perlu.

e. Kumpulkan semua kartu di tengah forum.

f. Fasilitator meminta seorang peserta untuk menarik salah satu kartu,

dan membacakannya dimuka forum. Peserta yang namanya

dibacakan, diminta berdiri, sementara informasi lainnya terus

dibacakan.

g. Selanjutnya peserta yang namanya baru saja dibacakan, diminta

mengambil secara acak kartu lain dan membacakannya pula,

sementara peserta yang nama dan identitasnya dibacakan agar berdiri.

h. Teruskan sampai semua kartu (seluruh peserta) terbacakan.

i. Menjelang akhir acara, fasilitator mengajukan pertanyaan: (1)

Bagaimana perasaan hati anda sekarang, dibandingkan sebelum acara

perkenalan? (2) Apa saja yang dapat dijadikan bahan pembelajaran

dari berbagai peristiwa perilaku yang terjadi selama interaksi?

4) Pencairan dilakukan dengan “Energizing”

Fasilitator meng-energize peserta dengan permainan-permainan yang

menggembirakan untuk mencairkan kebekuan/kekakuan karena belum

saling berkenalan. Fasilitator memandu peserta untuk melakukan proses

pencairan dengan metode berikut:

a. Permainan menyusun barisan

Tujuannya agar seluruh peserta bisa berkenalan lebih jauh, fisik

maupun sifat-sifat mereka, sekaligus memecah kebekuan diantara

peserta dan melatih mereka bekerjasama dalam kelompok.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

81

Page 88: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

79 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

menggambarkan suasana “storming”, atau seperti “badai” yang

merupakan tahap awal dari suatu pembentukan kelompok.

2) Permainan “Menulis Terbalik”

Peserta diminta menulis di luar kebiasaannya pada sehelai kertas

(yang biasa tangan kanan menggunakan tangan kiri, bagi yang

kidal menggunakan tangan kanan).

Menulis secara serentak dari arah kanan ke kiri (seperti menulis

huruf Arab).

Yang ditulis terbalik adalah urutan huruf besar alphabet A, B, C

dst.

Fasilitator memberi aba-aba serentak untuk memulai menulis

selama 2 (dua) menit.

Kemudian pada akhir dicheck jumlah yang benar.

Permainan diulangi, dan dicheck kembali jumlah yang benar.

Biasanya meningkat.

Kesimpulan: mengerjakan sesuatu yang di luar kebiasaan biasanya

pada awalnya sulit, namun pada dasarnya mudah.

3) Permainan “Kuda dan Joki”

Tugas kelompok menyusun potongan gambar dua ekor kuda beserta

dengan dua orang jokinya. Semua anggota kelompok harus bersinergi

dalam menyusun tugas tersebut. Tidak diperbolehkan melipat gambar

ataupun mengguntingnya.

4) Permainan “Petani Bingung” Permainan ini adalah menentukan bagaimana cara seorang petani

yang membawa seekor macan, seekor kambing, dan sekeranjang

rumput, bisa menyeberangkan semua bawaannya dengan aman

melewati sebuah jembatan.

Ilustrasinya adalah jembatan hanya dapat dilalui petani dan salah

satu bawaannya dengan aman melewati sebuah jembatan. Tanpa ada

petani yang mengawasi, kambing akan dimangsa macan, dan rumput

akan dimakan kambing. Tugas kelompok adalah menentukan peran

yang menjadi petani, macan, kambing dan rumput, dan selanjutnya

menentukan bagaimana cara menyelesaikannya.

78 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Langkah-langkah:

1) Peserta dibagi dalam dua kelompok yang sama banyak.

2) Fasilitator menjelaskan aturan permainan, sebagai berikut:

Kedua kelompok akan berlomba menyusun barisan. Barisan

disusun berdasarkan aba-aba:

o Berbaris menurut ukuran sepatu (mulai dari ukuran sepatu

paling kecil).

o Berbaris menurut urutan nama secara alpabet (mulai dari A

s/d Z).

o Berbaris menurut urutan usia (mulai dari usia yang muda).

o Berbaris menurut tempat kelahiran (mulai dari A s/d Z).

o Berbaris menurut tahun kelahiran (mulai dari tahun

kelahiran paling muda).

o Berbaris menurut jumlah saudara kandung (mulai dari jumlah

saudaranya yang paling banyak).

Fasilitator akan menghitung sampai 10, kemudian kedua

kelompok, selesai atau belum selesai, harus jongkok.

Setiap kelompok secara bergantian memeriksa apakah kelompok

lawan telah melaksanakan tugasnya dengan benar.

Kelompok yang menang adalah kelompok yang melaksanakan

tugasnya dengan benar dan cepat (bila kelompok dapat

menyelesaikan tugasnya sebelum hitungan ke sepuluh mereka

boleh langsung jongkok untuk menunjukkan bahwa mereka telah

selesai melakukan tugas).

Pilihan permainan lainnya untuk pencairan, yaitu:

1) Permainan “Angin berhembus" Fasilitator meminta satu peserta untuk berdiri dan menyingkirkan

kursinya dari dalam lingkaran. Kemudian peserta tersebut diminta

untuk memberi aba-aba, agar peserta yang disebutkan identitasnya

pindah duduk, misalnya dengan menyeru: “Semua peserta yang

berbaju merah pindah”. Pada keadaan tersebut akan terjadi

pertukaran tempat duduk dan saling berebut. Hal tersebut

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

82

Page 89: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

79 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

menggambarkan suasana “storming”, atau seperti “badai” yang

merupakan tahap awal dari suatu pembentukan kelompok.

2) Permainan “Menulis Terbalik”

Peserta diminta menulis di luar kebiasaannya pada sehelai kertas

(yang biasa tangan kanan menggunakan tangan kiri, bagi yang

kidal menggunakan tangan kanan).

Menulis secara serentak dari arah kanan ke kiri (seperti menulis

huruf Arab).

Yang ditulis terbalik adalah urutan huruf besar alphabet A, B, C

dst.

Fasilitator memberi aba-aba serentak untuk memulai menulis

selama 2 (dua) menit.

Kemudian pada akhir dicheck jumlah yang benar.

Permainan diulangi, dan dicheck kembali jumlah yang benar.

Biasanya meningkat.

Kesimpulan: mengerjakan sesuatu yang di luar kebiasaan biasanya

pada awalnya sulit, namun pada dasarnya mudah.

3) Permainan “Kuda dan Joki”

Tugas kelompok menyusun potongan gambar dua ekor kuda beserta

dengan dua orang jokinya. Semua anggota kelompok harus bersinergi

dalam menyusun tugas tersebut. Tidak diperbolehkan melipat gambar

ataupun mengguntingnya.

4) Permainan “Petani Bingung” Permainan ini adalah menentukan bagaimana cara seorang petani

yang membawa seekor macan, seekor kambing, dan sekeranjang

rumput, bisa menyeberangkan semua bawaannya dengan aman

melewati sebuah jembatan.

Ilustrasinya adalah jembatan hanya dapat dilalui petani dan salah

satu bawaannya dengan aman melewati sebuah jembatan. Tanpa ada

petani yang mengawasi, kambing akan dimangsa macan, dan rumput

akan dimakan kambing. Tugas kelompok adalah menentukan peran

yang menjadi petani, macan, kambing dan rumput, dan selanjutnya

menentukan bagaimana cara menyelesaikannya.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

83

Page 90: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

81 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 3 : KESEPAKATAN NILAI, NORMA, DAN KONTROL KOLEKTIF BELAJAR BERSAMA

A. Kesepakatan Nilai Kesepakatan (commitment) adalah sebuah kata yang memiliki makna yang

sangat penting dalam sebuah kelompok/komunitas. Kesepatan dibangun

berdasarkan nilai-nilai yang diyakini secara pribadi. Margaret Thatcher

menyatakan bahwa “…seseorang dapat mengubah taktik, strategi dan program-

programnya sesuai perubahan situasi namun tidak mengubah prinsip dan nilai

(value) yang diyakini pribadinya”.

Nilai-nilai pribadi peserta latih, mungkin berbeda mungkin pula sama. Melalui

proses diskusi dan interaksi dalam kelompok, peserta didorong untuk

memberikan pendapat/argumentasi atas pilihannya dan belajar saling

menghargai serta saling memahami akan nilai-nilai yang diyakini peserta

lainnya. Perbedaan haruslah dipahami sebagai kekayaan cara setiap individu

memandang sesuatu. Semakin banyak perbedaan semakin kaya dan luas kita

memandang sesuatu. Meskipun demikian semakin banyak perbedaan semakin

rentan terjadi konflik dan friksi, sehingga peserta latih belajar untuk tenggang

rasa. Melalui proses interaksi dalam diskusi peserta belajar untuk mencari

solusi untuk mensinergikan perbedaan diantara kelompok.

B. Kesepakatan Norma Agar nilai-nilai yang telah disepakati tetap terjaga, maka diperlukan norma

belajar yang mengatur tata pergaulan selama proses belajar sehingga semua

memperoleh kesempatan untuk sukses. Nilai-nilai yang sudah ditetapkan

bersama dijabarkan dalam norma yang terukur dan jelas operasionalisasinya.

Norma merupakan nilai yang diyakini oleh suatu kelompok atau masyarakat,

kemudian menjadi kebiasaan serta dipatuhi sebagai patokan dalam perilaku

kehidupan sehari-hari kelompok/masyarakat tersebut. Norma adalah gagasan,

kepercayaan tentang kegiatan, instruksi, perilaku yang seharusnya dipatuhi

oleh suatu kelompok.

80 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 2 : PERUMUSAN HARAPAN, KEKHAWATIRAN DAN KOMITMEN TERHADAP PROSES PELATIHAN

A. Harapan terhadap Pelatihan Adalah kehendak/keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu. Dalam

pelatihan berarti keinginan untuk memperoleh atau mencapai tujuan yang

diinginkan sebagai hasil proses pembelajaran. Dalam menentukan harapan

harus realistis dan rasional sehingga kemungkinan untuk mencapainya besar.

Harapan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah. Harapan juga harus

menimbulkan tantangan atau dorongan untuk mencapainya, dan bukan

sesuatu yang diucapkan secara asal-asalan. Dengan demikian dinamika

pembelajaran akan terus terpelihara sampai akhir proses.

B. Komitmen Adalah keterikatan, keterpanggilan seseorang terhadap apa yang dijanjikan atau

yang menjadi tujuan dirinya atau kelompoknya yang telah disepakati dan

terdorong berupaya sekuat tenaga untuk mengaktualisasikannya dengan

berbagai macam cara yang baik, efektif dan efisien. Komitmen

belajar/pembelajaran adalah keterpanggilan seseorang/kelompok/kelas untuk

berupaya dengan penuh kesungguhan mengaktualisasikan apa yang menjadi

tujuan pelatihan/pembelajaran. Keadaan ini sangat menguntungkan dalam

mencapai keberhasilan individu/kelompok/kelas, karena dalam diri setiap

orang yang memiliki komitmen tersebut akan terjadi niat baik dan tulus untuk

memberikan yang terbaik kepada individu lain, kelompok dan kelas secara

keseluruhan.

Dengan terbangunnya BLC, juga akan mendukung terwujudnya saling percaya,

saling kerja sama, saling membantu, saling memberi dan menerima, sehingga

tercipta suasana/ lingkungan pembelajaran yang kondusif.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

84

Page 91: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

81 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 3 : KESEPAKATAN NILAI, NORMA, DAN KONTROL KOLEKTIF BELAJAR BERSAMA

A. Kesepakatan Nilai Kesepakatan (commitment) adalah sebuah kata yang memiliki makna yang

sangat penting dalam sebuah kelompok/komunitas. Kesepatan dibangun

berdasarkan nilai-nilai yang diyakini secara pribadi. Margaret Thatcher

menyatakan bahwa “…seseorang dapat mengubah taktik, strategi dan program-

programnya sesuai perubahan situasi namun tidak mengubah prinsip dan nilai

(value) yang diyakini pribadinya”.

Nilai-nilai pribadi peserta latih, mungkin berbeda mungkin pula sama. Melalui

proses diskusi dan interaksi dalam kelompok, peserta didorong untuk

memberikan pendapat/argumentasi atas pilihannya dan belajar saling

menghargai serta saling memahami akan nilai-nilai yang diyakini peserta

lainnya. Perbedaan haruslah dipahami sebagai kekayaan cara setiap individu

memandang sesuatu. Semakin banyak perbedaan semakin kaya dan luas kita

memandang sesuatu. Meskipun demikian semakin banyak perbedaan semakin

rentan terjadi konflik dan friksi, sehingga peserta latih belajar untuk tenggang

rasa. Melalui proses interaksi dalam diskusi peserta belajar untuk mencari

solusi untuk mensinergikan perbedaan diantara kelompok.

B. Kesepakatan Norma Agar nilai-nilai yang telah disepakati tetap terjaga, maka diperlukan norma

belajar yang mengatur tata pergaulan selama proses belajar sehingga semua

memperoleh kesempatan untuk sukses. Nilai-nilai yang sudah ditetapkan

bersama dijabarkan dalam norma yang terukur dan jelas operasionalisasinya.

Norma merupakan nilai yang diyakini oleh suatu kelompok atau masyarakat,

kemudian menjadi kebiasaan serta dipatuhi sebagai patokan dalam perilaku

kehidupan sehari-hari kelompok/masyarakat tersebut. Norma adalah gagasan,

kepercayaan tentang kegiatan, instruksi, perilaku yang seharusnya dipatuhi

oleh suatu kelompok.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

85

Page 92: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

83 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

MATERI PENUNJANG II :

ANTIKORUPSI

82 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

C. Kesepakatan Kontrol Kolektif Untuk tegaknya norma yang telah disepakati bersama, peserta dapat

menetapkan sanksi yang memberi manfaat kepada seluruh peserta diklat.

Bentuk sanksinya harus bersifat positif dan membangun.

D. Penetapan Organisasi Kelas

Agar kelas berjalan dengan lancer dan mengakomodasi semua kebutuhan

peserta, dibentuk pengurus kelas yang akan mengkoordinasikan kegiatan

dengan panitia dan fasilitator.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

86

Page 93: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

83 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

MATERI PENUNJANG II :

ANTIKORUPSI

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

87

Page 94: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

85 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1 : KONSEP KORUPSI

Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,

ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.

Ada banyak pengertian tentang korupsi, di antaranya adalah berdasarkan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), didefinisikan “penyelewengan atau

penggelapan uang negara atau perusahaan, dan sebagainya untuk

keperluan pribadi”.

Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

84 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

ANTIKORUPSI

1. Deskripsi

Upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan selama ini belum

menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai tingkatan tetap

saja banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita

yang bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap

kita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan

menghancurkan negeri ini. Korupsi harus dipandang sebagai kejahatan luar

biasa (extra ordinary crime) yang oleh karena itu memerlukan upaya luar

biasa pula untuk memberantasnya. Upaya pemberantasan korupsi– yang

terdiri dari dua bagian besar, yaitu (1) penindakan, dan (2) pencegahan–

tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah

saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat.

Dalam rangka mempercepat pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun

2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi perlu disusun

Strategi Komunikasi Pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi

di Kementerian Kesehatan sebagai salah satu kegiatan reformasi birokrasi

yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan agar para Pegawai Negeri Sipil di

lingkungan Kementerian Kesehatan terhindar dari perbuatan korupsi.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan pemberantasan

korupsi adalah dengan memberikan pengertian dan kesadaran melalui

pemahaman terhadap konsep serta penanaman nilai-nilai anti korupsi yang

selanjutnya dapat menjadi budaya dalam bekerja.

2. Tujuan Pembelajaran

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan konsep anti

korupsi

B. Tujuan Pembelaran Khusus Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan nilai, konsep

anti korupsi, dan upaya pencegahan korupsi dan pemberantasan

korupsi.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

88

Page 95: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

85 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1 : KONSEP KORUPSI

Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,

ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.

Ada banyak pengertian tentang korupsi, di antaranya adalah berdasarkan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), didefinisikan “penyelewengan atau

penggelapan uang negara atau perusahaan, dan sebagainya untuk

keperluan pribadi”.

Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

89

Page 96: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

87 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

6. Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan

Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik lang-sung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau perse-waan yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk se-luruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.

7. Gratifikasi

Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban tugasnya.

Ada 3 (tiga) tingkatan korupsi seperti uraian di bawah ini:

Berikut adalah faktor-faktor penyebab korupsi:

1) Penegakan hukum tidak konsisten: penegakan hukum hanya sebagai

make-up politik, sifatnya sementara, selalu berubah setiap berganti

pemerintahan.

86 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Berikut ini adalah berbagai bentuk korupsi yang diambil dari Buku Saku

yang dikeluarkan oleh KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK:

2006)

No. Bentuk Korupsi Perbuatan Korupsi

1. Kerugian Keuangan Negara

Secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi;

Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada.

2. Suap Menyuap

Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri atau penyelenggara Negara dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya;

Memberi sesuatu kepada Pegawai Negeri atau penyelenggara negara .... karena atau berhubungan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam ja-batannya;

Memberi hadiah atau janji kepada Pegawai Negeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya atau oleh pemberi hadiah/janji dianggap melekat pada jabatan atau kedu-dukan tersebut;

3. Penggelapan dalam Jabatan

Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan disimpan karena jabatannya, atau uang/surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut;

Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan adminstrasi;

Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan, merusakkan atau membuat tidak da-pat dipakai barang, akta, surat atau daftar yang digu-nakan untuk meyakinkan atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang, yang dikuasai karena jaba-tannya;

4. Pemerasan

Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;

Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;

5. Perbuatan Curang

Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau penjual bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan negara dalam keadaan perang;

Setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau menyerahkan bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang;

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

90

Page 97: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

87 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

6. Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan

Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik lang-sung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau perse-waan yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk se-luruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.

7. Gratifikasi

Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban tugasnya.

Ada 3 (tiga) tingkatan korupsi seperti uraian di bawah ini:

Berikut adalah faktor-faktor penyebab korupsi:

1) Penegakan hukum tidak konsisten: penegakan hukum hanya sebagai

make-up politik, sifatnya sementara, selalu berubah setiap berganti

pemerintahan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

91

Page 98: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

89 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 2 : KONSEP ANTI KORUPSI

Peluang bagi berkembangnya korupsi dapat dihilangkan dengan

melakukan perbaikan sistem (sistem hukum, sistem kelembagaan) dan

perbaikan manusianya (moral dan kesejahteraan).

Nilai-nilai anti korupsi yang akan dibahas meliputi kejujuran, kepedulian,

kemandirian, kedisiplinan, pertanggungjawaban, kerja keras,

kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai inilah yang akan

mendukung prinsip-prinsip anti korupsi untuk dapat dijalankan dengan

baik.

Ada 5 (lima) prinsip anti korupsi yaitu:

1) Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.

Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan

main baik dalam bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de

jure), baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada

level lembaga (Bappenas: 2002). Lembaga-lembaga tersebut berperan

dalam sektor bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi antara

ketiga sektor. Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya,

antara lain adalah akuntabilitas program, akuntabilitas proses,

akuntabilitas keuangan, akuntabilitas outcome, akuntabilitas hukum,

dan akuntabilitas politik (Puslitbang, 2001). Dalam pelaksanaannya,

akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui

mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan

yang dilakukan. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses

pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh masyarakat baik

secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah

kegiatan.

Anti korupsi adalah pencegahan. Pencegahan yang dimaksud adalah bagaimana meningkatkan kesadaran individu untuk tidak melakukan korupsi dan bagaimana menyelamatkan uang dan aset negara.

88 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

2) Penyalahgunaan kekuasaan/wewenang, takut dianggap bodoh kalau

tidak menggunakan kesempatan.

3) Langkanya lingkungan yang antikorup: sistem dan pedoman

antikorupsi hanya dilakukan sebatas formalitas.

4) Rendahnya pendapatan penyelenggara negara. Pendapatan yang

diperoleh harus mampu memenuhi kebutuhan penyelenggara negara,

mampu mendorong penyelenggara negara untuk berprestasi dan

memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

5) Kemiskinan, keserakahan: masyarakat kurang mampu melakukan

korupsi karena kesulitan ekonomi. Sedangkan mereka yang

berkecukupan melakukan korupsi karena serakah, tidak pernah puas

dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan.

6) Budaya memberi upeti, imbalan jasa, dan hadiah.

7) Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah daripada keuntungan korupsi:

saat tertangkap bisa menyuap penegak hukum sehingga dibebaskan

atau setidaknya diringankan hukumannya.

8) Budaya permisif/serba membolehkan; tidak mau tahu: menganggap

biasa bila ada korupsi, karena sering terjadi. Tidak peduli orang lain,

asal kepentingannya sendiri terlindungi

Beberapa peraturan perundangan yang berkaitan dengan korupsi adalah

sebagai berikut:

1) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1);

2) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi;

3) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

XI/ MPR/ 1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

4) UU no. 28 Th. 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

5) UU no. 31 Th. 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

sebagaimana telah diubah dengan UU no. 20 Th. 2001;

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

92

Page 99: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

89 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

POKOK BAHASAN 2 : KONSEP ANTI KORUPSI

Peluang bagi berkembangnya korupsi dapat dihilangkan dengan

melakukan perbaikan sistem (sistem hukum, sistem kelembagaan) dan

perbaikan manusianya (moral dan kesejahteraan).

Nilai-nilai anti korupsi yang akan dibahas meliputi kejujuran, kepedulian,

kemandirian, kedisiplinan, pertanggungjawaban, kerja keras,

kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai inilah yang akan

mendukung prinsip-prinsip anti korupsi untuk dapat dijalankan dengan

baik.

Ada 5 (lima) prinsip anti korupsi yaitu:

1) Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.

Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan

main baik dalam bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de

jure), baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada

level lembaga (Bappenas: 2002). Lembaga-lembaga tersebut berperan

dalam sektor bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi antara

ketiga sektor. Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya,

antara lain adalah akuntabilitas program, akuntabilitas proses,

akuntabilitas keuangan, akuntabilitas outcome, akuntabilitas hukum,

dan akuntabilitas politik (Puslitbang, 2001). Dalam pelaksanaannya,

akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui

mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan

yang dilakukan. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses

pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh masyarakat baik

secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah

kegiatan.

Anti korupsi adalah pencegahan. Pencegahan yang dimaksud adalah bagaimana meningkatkan kesadaran individu untuk tidak melakukan korupsi dan bagaimana menyelamatkan uang dan aset negara.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

93

Page 100: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

91 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

put kerja-kerja pembangunan.

3) Kewajaran Prinsip fairness atau kewajaran ini ditujukan untuk mencegah

terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik

dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat

prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensif

dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif. Komprehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan

aspek, berkesinam-bungan, taat asas, prinsip pembebanan,

pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget), sedangkan

fleksibilitas artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk mencapai

efisiensi dan efektifitas. Terprediksi berarti adanya ketetapan dalam

perencanaan atas dasar asas value for money untuk menghindari

defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang terprediksi

merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness. Prinsip kewajaran dapat mulai diterapkan oleh pegawai dalam

kehidupan di dunia kerja. Misalnya, dalam penyusunan anggaran

program kegiatan kepegawaian harus dilakukan secara wajar.

Demikian pula dalam menyusun Laporan pertanggung-jawaban, harus

disusun dengan penuh tanggung-jawab.

4) Kebijakan

Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan.

Pembahasan mengenai prinsip ini ditujukan agar pegawai dapat

mengetahui dan memahami kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini

berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi

penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Aspek-

aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan,

pelaksana kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti-korupsi akan

efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait

dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung

pada kualitas dan integritas pembuatnya.

Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh

aktor-aktor penegak kebijakan yaitu keKemenkesan, kejaksaan,

90 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

2) Transparansi Salah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah transparansi.

Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi

dimulai dari transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan

dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan

dapat diketahui oleh publik (Prasojo: 2007). Selain itu transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi

seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang

paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan

kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena

kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal

yang sangat berharga bagi para pegawai untuk dapat melanjutkan

tugas dan tanggungjawabnya pada masa kini dan masa mendatang

(Kurniawan: 2010). Dalam prosesnya, transparansi dibagi menjadi lima yaitu 1) proses

penganggaran, 2) proses penyusunan kegiatan, 3) proses pembahasan,

4) proses pengawasan, dan 5) proses evaluasi. Proses penganggaran bersifat bottom up, mulai dari perencanaan,

implementasi, laporan pertanggung-jawaban dan penilaian (evaluasi)

terhadap kinerja anggaran.

Proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan terkait

dengan proses pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan

(anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja).

Proses pembahasan membahas tentang pembuatan rancangan

peraturan yang berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan)

dana, mekanisme pengelolaan proyek mulai dari pelaksanaan tender,

pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secara

teknis.

Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek

pembangunan berkaitan dengan kepentingan publik dan yang lebih

khusus lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh masyarakat

sendiri. Proses lainnya yang penting adalah proses evaluasi.

Proses evaluasi ini berlaku terhadap penyelenggaraan proyek

dijalankan secara terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban

secara administratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap out

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

94

Page 101: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

91 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

put kerja-kerja pembangunan.

3) Kewajaran Prinsip fairness atau kewajaran ini ditujukan untuk mencegah

terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik

dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat

prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensif

dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif. Komprehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan

aspek, berkesinam-bungan, taat asas, prinsip pembebanan,

pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget), sedangkan

fleksibilitas artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk mencapai

efisiensi dan efektifitas. Terprediksi berarti adanya ketetapan dalam

perencanaan atas dasar asas value for money untuk menghindari

defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang terprediksi

merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness. Prinsip kewajaran dapat mulai diterapkan oleh pegawai dalam

kehidupan di dunia kerja. Misalnya, dalam penyusunan anggaran

program kegiatan kepegawaian harus dilakukan secara wajar.

Demikian pula dalam menyusun Laporan pertanggung-jawaban, harus

disusun dengan penuh tanggung-jawab.

4) Kebijakan

Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan.

Pembahasan mengenai prinsip ini ditujukan agar pegawai dapat

mengetahui dan memahami kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini

berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi

penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Aspek-

aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan,

pelaksana kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti-korupsi akan

efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait

dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung

pada kualitas dan integritas pembuatnya.

Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh

aktor-aktor penegak kebijakan yaitu keKemenkesan, kejaksaan,

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

95

Page 102: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

93 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Bagaimana dengan Indonesia?

Kita sudah memiliki Lembaga yang secara khusus dibentuk untuk

memberantas korupsi. Lembaga tersebut adalah Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK). Tingkat keKemenkesan, kejaksaan, pengadilan dan Lembaga

Pemasyarakatan. Pengadilan adalah jantungnya penegakan hukum yang

harus bersikap imparsial (tidak memihak), jujur dan adil. Banyak kasus

korupsi yang tidak terjerat oleh hukum karena kinerja lembaga peradilan

yang sangat buruk. Bila kinerjanya buruk karena tidak mampu (unable),

mungkin masih dapat dimaklumi.

Ini berarti pengetahuan serta ketrampilan aparat penegak hukum harus

ditingkatkan. Yang menjadi masalah adalah bila mereka tidak mau

(unwilling) atau tidak memiliki keinginan yang kuat (strong political will)

untuk memberantas korupsi, atau justru terlibat dalam berbagai perkara

korupsi.

Di tingkat departemen, kinerja lembaga-lembaga audit seperti Inspektorat

Jenderal harus ditingkatkan. Selama ini ada kesan bahwa lembaga ini

sama sekali ‘tidak punya gigi’ ketika berhadapan dengan korupsi yang

melibatkan pejabat tinggi.

2) Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Salah satu upaya pencegahan korupsi adalah memberi hak pada

masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap informasi (access to

information). Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada

masyarakat (termasuk media) diberikan hak meminta segala informasi

yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi hajat

hidup orang banyak. Hak ini dapat meningkatkan keinginan pemerintah

untuk membuat kebijakan dan menjalankannya secara transparan.

Pemerintah memiliki kewajiban melakukan sosialisasi atau diseminasi

berbagai kebijakan yang dibuat dan akan dijalankan.

Isu mengenai public awareness atau kesadaran serta kepedulian publik

terhadap bahaya korupsi dan isu pemberdayaan masyarakat adalah

salah satu bagian.

3) Pencegahan Korupsi di Sektor Publik Salah satu cara untuk meningkatkan public awareness adalah dengan

melakukan kampanye tentang bahaya korupsi. Sosialisasi serta

92 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.

Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai,

pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap

hukum atau undang-undang anti korupsi. Lebih jauh lagi, kultur

kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam

pemberantasan korupsi.

5) Kontrol kebijakan

Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol

kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul

efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada prinsip ini,

akan dibahas mengenai lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia,

self-evaluating organization, reformasi sistem pengawasan di Indonesia,

problematika pengawasan di Indonesia. Bentuk kontrol kebijakan

berupa partisipasi, evolusi dan reformasi. Kontrol kebijakan berupa

partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut

serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya dan kontrol kebijakan

berupa oposisi.

POKOK BAHASAN III :UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Berikut adalah upaya atau strategi yang dilakukan untuk memberantas

korupsi yang dikembangkan oleh United Nations yang dinamakan the Global

Program Against Corruption dan dibuat dalam bentuk United Nations Anti-

Corruption Toolkit (UNODC: 2004) 1) Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi

Salah satu cara untuk memberantas korupsi adalah dengan membentuk

lembaga yang independen yang khusus menangani korupsi. Sebagai

contoh di beberapa negara di-dirikan lembaga yang dinamakan

Ombudsman.

Salah satu peran dari ombudsman adalah mengembangkan kepedulian

serta pengetahuan masyarakat mengenai hak mereka untuk mendapat

perlakuan yang baik, jujur dan efisien dari pegawai pemerintah (UNODC:

2004).

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

96

Page 103: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

93 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Bagaimana dengan Indonesia?

Kita sudah memiliki Lembaga yang secara khusus dibentuk untuk

memberantas korupsi. Lembaga tersebut adalah Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK). Tingkat keKemenkesan, kejaksaan, pengadilan dan Lembaga

Pemasyarakatan. Pengadilan adalah jantungnya penegakan hukum yang

harus bersikap imparsial (tidak memihak), jujur dan adil. Banyak kasus

korupsi yang tidak terjerat oleh hukum karena kinerja lembaga peradilan

yang sangat buruk. Bila kinerjanya buruk karena tidak mampu (unable),

mungkin masih dapat dimaklumi.

Ini berarti pengetahuan serta ketrampilan aparat penegak hukum harus

ditingkatkan. Yang menjadi masalah adalah bila mereka tidak mau

(unwilling) atau tidak memiliki keinginan yang kuat (strong political will)

untuk memberantas korupsi, atau justru terlibat dalam berbagai perkara

korupsi.

Di tingkat departemen, kinerja lembaga-lembaga audit seperti Inspektorat

Jenderal harus ditingkatkan. Selama ini ada kesan bahwa lembaga ini

sama sekali ‘tidak punya gigi’ ketika berhadapan dengan korupsi yang

melibatkan pejabat tinggi.

2) Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Salah satu upaya pencegahan korupsi adalah memberi hak pada

masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap informasi (access to

information). Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada

masyarakat (termasuk media) diberikan hak meminta segala informasi

yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi hajat

hidup orang banyak. Hak ini dapat meningkatkan keinginan pemerintah

untuk membuat kebijakan dan menjalankannya secara transparan.

Pemerintah memiliki kewajiban melakukan sosialisasi atau diseminasi

berbagai kebijakan yang dibuat dan akan dijalankan.

Isu mengenai public awareness atau kesadaran serta kepedulian publik

terhadap bahaya korupsi dan isu pemberdayaan masyarakat adalah

salah satu bagian.

3) Pencegahan Korupsi di Sektor Publik Salah satu cara untuk meningkatkan public awareness adalah dengan

melakukan kampanye tentang bahaya korupsi. Sosialisasi serta

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

97

Page 104: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

95 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Memperbaiki cara kerja pemerintahan (birokrasi) menjadi simpel

dan efisien. Menciptakan lingkungan kerja yang anti korupsi.

Reformasi birokrasi.

Memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan kepemilikan

pribadi, memberikan aturan yang jelas tentang penggunaan

fasilitas negara untuk kepentingan umum dan penggunaannya

untuk kepentingan pribadi.

Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga dengan

pemberian sanksi secara tegas.

Penerapan prinsip-prinsip Good Governance.

Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, memperkecil terjadinya

human error.

3) Perbaikan manusianya

Memperbaiki moral manusia sebagai umat beriman.

Mengoptimalkan peran agama dalam memberantas korupsi.

Artinya pemuka agama berusaha mempererat ikatan emosional

antara agama dengan umatnya dan menyatakan dengan tegas

bahwa korupsi adalah perbuatan tercela, mengajak masyarakat

untuk menjauhkan diri dari segala bentuk korupsi, mendewasakan

iman dan menumbuhkan keberanian masyarakat untuk melawan

korupsi.

Memperbaiki moral sebagai suatu bangsa. Pengalihan loyalitas

(kesetiaan) dari keluarga/klan/suku kepada bangsa. Menolak

korupsi karena secara moral salah (Klitgaard, 2001). Morele

herbewapening, yaitu mempersenjatai/ memberdayakan kembali

moral bangsa (Frans Seda, 2003).

Meningkatkan kesadaran hukum, dengan sosialisasi dan

penkerjaan anti korupsi.

Mengentaskan kemiskinan. Meningkatkan kesejahteraan.

Memilih pemimpin yang bersih, jujur dan anti korupsi, pemimpin

yang memiliki kepedulian dan cepat tanggap, pemimpin yang bisa

menjadi teladan.

Cara penaggulangan korupsi adalah bersifat preventif dan represif.

Pencegahan (preventif) yang perlu dilakukan adalah dengan

menumbuhkan dan membangun etos kerja pejabat maupun pegawai

94 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

diseminasi di ruang publik mengenai apa itu korupsi, dampak korupsi

dan bagaimana memerangi korupsi harus diintensifkan. Kampanye

tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan media massa (baik

cetak maupun tertulis), melakukan seminar dan diskusi.

Untuk memberantas korupsi tidak dapat hanya mengandalkan hukum

(pidana) saja dalam memberantas korupsi. Berikut ini strategi

pemberantasan korupsi:

1) Adanyan regulasi Kepmenkes No: 232 Menkes/Sk/Vi/2013, Tentang Strategi

Komunikasi Pemberantasan Budaya Anti Korupsi Kementerian

Kesehatan Tahun 2013

Penyusunan dan sosialisasai Buku panduan Penggunaan fasilitas

kantor.

Penyusunan dan sosialisasi Buku Panduan Memahami Gratifikasi.

Workshop/pertemuan peningkatan pemahaman tentang

antikorupsi dengan topik tentang gaya hidup PNS, kesederhanaan,

perencanaan keuangan keluarga sesuai dengan kemampuan lokus.

Penyebarluasan nilai-nilai anti korupsi (disiplin dan tanggung

jawab) berkaitan dengan kebutuhan pribadi dan persepsi

gratifikasi.

Penyebarluasan informasi tentang peran penting dann manfaat

whistle blower dan justice collaborator.

2) Perbaikan sistem

Memperbaiki peraturan perundangan yang berlaku, untuk

mengantisipasi perkembangan korupsi dan menutup celah hukum

atau pasal-pasal karet yang sering digunakan koruptor

melepaskan diri dari jerat hukum.

Upaya yang paling tepat untuk memberantas korupsi adalah dengan memberikan pidana atau menghukum seberat-beratnya pelaku korupsi. Dengan demikian bidang hukum khususnya hukum pidana akan dianggap sebagai jawaban yang paling tepat untuk memberantas korupsi.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

98

Page 105: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

95 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Memperbaiki cara kerja pemerintahan (birokrasi) menjadi simpel

dan efisien. Menciptakan lingkungan kerja yang anti korupsi.

Reformasi birokrasi.

Memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan kepemilikan

pribadi, memberikan aturan yang jelas tentang penggunaan

fasilitas negara untuk kepentingan umum dan penggunaannya

untuk kepentingan pribadi.

Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga dengan

pemberian sanksi secara tegas.

Penerapan prinsip-prinsip Good Governance.

Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, memperkecil terjadinya

human error.

3) Perbaikan manusianya

Memperbaiki moral manusia sebagai umat beriman.

Mengoptimalkan peran agama dalam memberantas korupsi.

Artinya pemuka agama berusaha mempererat ikatan emosional

antara agama dengan umatnya dan menyatakan dengan tegas

bahwa korupsi adalah perbuatan tercela, mengajak masyarakat

untuk menjauhkan diri dari segala bentuk korupsi, mendewasakan

iman dan menumbuhkan keberanian masyarakat untuk melawan

korupsi.

Memperbaiki moral sebagai suatu bangsa. Pengalihan loyalitas

(kesetiaan) dari keluarga/klan/suku kepada bangsa. Menolak

korupsi karena secara moral salah (Klitgaard, 2001). Morele

herbewapening, yaitu mempersenjatai/ memberdayakan kembali

moral bangsa (Frans Seda, 2003).

Meningkatkan kesadaran hukum, dengan sosialisasi dan

penkerjaan anti korupsi.

Mengentaskan kemiskinan. Meningkatkan kesejahteraan.

Memilih pemimpin yang bersih, jujur dan anti korupsi, pemimpin

yang memiliki kepedulian dan cepat tanggap, pemimpin yang bisa

menjadi teladan.

Cara penaggulangan korupsi adalah bersifat preventif dan represif.

Pencegahan (preventif) yang perlu dilakukan adalah dengan

menumbuhkan dan membangun etos kerja pejabat maupun pegawai

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

99

Page 106: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

97 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

tindakan seorang pengadu yang mengadukan permasalahan pidana

delik aduan harus segera ditindaklanjuti dengan sebuah tindakan

hukum berupa serangkaian tindakan penyidikan berdasarkan

peraturan perundang-undangan. 3) Tatacara Penyampaian Pengaduan

Prosedur Penerimaan Laporan kepada Kemenkes adalah Berdasarkan

Permenkes Nomor 49 tahun 2012 tentang Pengaduan kasus korupsi,

beberapa hal penting yang perlu diketahui antaranya. Pengaduan masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan

dikelompokkan dalam: a. Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan; dan

b. Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan.

Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan adalah: mengandung

informasi atau adanya indikasi terjadinya penyimpangan atau

penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh aparatur Kementerian

Kesehatan sehingga mengakibatkan kerugian masyarakat atau negara.

Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan merupakan

pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi berupa

sumbang saran, kritik yang konstruktif, dan lain sebagainya, sehingga

bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan masyarakat.

Masyarakat terdiri atas orang perorangan, organisasi masyarakat,

partai politik, institusi, kementerian/lembaga pemerintah, dan

pemerintah daerah.

Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan dapat

disampaikan secara langsung melalui tatap muka, atau secara

tertulis/surat, media elektronik, dan media cetak kepada pimpinan atau

pejabat Kerrienterian Kesehatan.

Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan dapat disampaikan

secara langsung oleh masyarakat kepada Sekretariat Inspektorat

Jenderal Kementerian Kesehatan.

Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan dapat disampaikan

secara langsung oleh masyarakat kepada sekretariat unit utama

dilingkungan Kementerian Kesehatan.

96 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

tentang pemisahan yang jelas antara milik negara atau perusahaan

dengan milik pribadi, mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji),

menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut kehormatan diri

setiap jabatan dan pekerjaan, teladan dan pelaku pimpinan atau

atasan lebih efektif dalam memasyarakatkan pandangan, penilaian dan

kebijakan, terbuka untuk kontrol, adanya kontrol sosial dan sanksi

sosial,dan pendidikan dapat menjadi instrumen penting bila dilakukan

dengan tepat bagi upaya pencegahan tumbuh dan berkembangnya

korupsi.

Sementara itu untuk tindakan represif penegakan hukum dan

hukuman yang berat perlu dilaksanakan dan apabila terkait dengan

implementasinya maka aspek individu penegak hukum menjadi

dominan, dalam perspektif ini pendidikan juga akan berperan penting

di dalamnya.

POKOK BAHASAN IV : TATACARA PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN TINDAK PIDANA KORUPSI (TPK)

1) Penyelesaian Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat

Sekretariat Tim Dumasdu secara periodik melakukan monitoring dan

evaluasi (monev) terhadap hasil ADTT/Investigasi, berkoordinasi dengan

Bagian Analisis Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

(APTLHP). Pelaksanaan monev dan penyusunan laporan hasil monev

dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang

berlaku pada Inspektorat Jenderal. Penyelesaian hasil penanganan

dumas agar ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, berupa: a. Tindakan administratif;

b. Tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi;

c. Tindakan perbuatan pidana;

d. Tindakan pidana;

e. Perbaikan manajemen.

2) Pengaduan Ruang lingkup materi dalam pengaduan adalah adanya kepastian telah

terjadi sebuah tindak pidana yang termasuk dalam delik aduan, dimana

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

100

Page 107: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

97 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

tindakan seorang pengadu yang mengadukan permasalahan pidana

delik aduan harus segera ditindaklanjuti dengan sebuah tindakan

hukum berupa serangkaian tindakan penyidikan berdasarkan

peraturan perundang-undangan. 3) Tatacara Penyampaian Pengaduan

Prosedur Penerimaan Laporan kepada Kemenkes adalah Berdasarkan

Permenkes Nomor 49 tahun 2012 tentang Pengaduan kasus korupsi,

beberapa hal penting yang perlu diketahui antaranya. Pengaduan masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan

dikelompokkan dalam: a. Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan; dan

b. Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan.

Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan adalah: mengandung

informasi atau adanya indikasi terjadinya penyimpangan atau

penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh aparatur Kementerian

Kesehatan sehingga mengakibatkan kerugian masyarakat atau negara.

Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan merupakan

pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi berupa

sumbang saran, kritik yang konstruktif, dan lain sebagainya, sehingga

bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan masyarakat.

Masyarakat terdiri atas orang perorangan, organisasi masyarakat,

partai politik, institusi, kementerian/lembaga pemerintah, dan

pemerintah daerah.

Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan dapat

disampaikan secara langsung melalui tatap muka, atau secara

tertulis/surat, media elektronik, dan media cetak kepada pimpinan atau

pejabat Kerrienterian Kesehatan.

Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan dapat disampaikan

secara langsung oleh masyarakat kepada Sekretariat Inspektorat

Jenderal Kementerian Kesehatan.

Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan dapat disampaikan

secara langsung oleh masyarakat kepada sekretariat unit utama

dilingkungan Kementerian Kesehatan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

101

Page 108: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

99 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

5) Pencatatan Pengaduan Pada dasarnya pengaduan disampaikan secara tertulis. Walaupun peraturan

yang ada menyebutkan bahwa pengaduan dapat dilakukan secara lisan,

tetapi untuk lebih meningkatkan efektifitas tindak lanjut atas suatu

perkara, maka pengaduan yang diterima masyarakat hanya berupa

pengaduan tertulis. Pencatatan pengaduan masyarakat oleh Tim Dumasdu dilakukan sebagai

berikut: a. Pengaduan masyarakat (dumas) yang diterima oleh Tim Dumasdu pada

Unit Eselon I berasal dari organisasi masyarakat, partai politik,

perorangan atau penerusan pengaduan oleh Kementerian/ Lembaga/

Komisi Negara dalam bentuk surat, fax, atau email, dicatat dalam

agenda surat masuk secara manual atau menggunakan aplikasi sesuai

dengan prosedur pengadministrasian/ tata persuratan yang berlaku.

Pengaduan yang disampaikan secara lisan agar dituangkan ke dalam

formulir yang disediakan.

b. Pencatatan dumas tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi

tentang nomor dan tanggal surat pengaduan, tanggal diterima, identitas

pengadu, identitas terlapor, dan inti pengaduan.

c. Pengaduan yang alamatnya jelas, segera dijawab secara tertulis dalam

waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak surat pengaduan

diterima, dengan tembusan disampaikan kepada Sekretariat Tim

Dumasdu pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.

POKOK BAHASAN V : GRATIFIKASI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1998) Gratifikasi diartikan

pemberian hadiah uang kepada pegawai di luar gaji yang telah ditentukan.

Pemberian gratifikasi tersebut umumnya banyak memanfaatkan momen-

momen ataupun peristawa-peristiwa yang cukup baik, seperti: pada hari-

hari besar keagamaan (hadiah hari raya tertentu), hadiah perkawinan, hari

ulang tahun, keuntungan bisnis, dan pengaruh jabatan.

98 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan harus

ditanggapi dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak

pengaduan diterima.

4) Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kemenkes Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/ Per/

VIII/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,

Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern

di lingkungan Kementerian Kesehatan, sehingga dalam rangka

melaksanakan fungsi tersebut perlu suatu pedoman penanganan

pengaduan masyarakat yang juga merupakan bentuk pengawasan. Selain

itu untuk penanganan pengaduan masyarakat secara terkoordinasi di

lingkungan Kementerian Kesehatan telah dibentuk Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 134/ Menkes/ SK/ III/ 2012 tentang Tim Penanganan

Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan

(Tim Dumasdu) yang anggotanya para Kepala bagian Hukormas yang ada

pada masing-masing Unit Eselon I di Kementerian Kesehatan. Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan ditangani

oleh Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan

Kementerian Kesehatan yang dibentuk oleh Menteri berdasarkan

kewenangan masing-masing. Penanganan pengaduan masyarakat terpadu di lingkungan Kementerian

Kesehatan harus dilakukan secara cepat, tepat, dan dapat

dipertanggungjawabkan Penanganan pengaduan masyarakat meliputi

pencatatan, penelaahan, penanganan lebih lanjut, pelaporan, dan

pengarsipan. Penanganan lebih lanjut berupa tanggapan secara langsung melalui

klarifikasi atau memberi jawaban, dan penyaluran/ penerusan kepada

unit terkait yang berwenang menangani. Ketentuan lebih lanjut mengenai penanganan pengaduan masyarakat

tercantum dalam Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di

Lingkungan Kementerian Kesehatan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

102

Page 109: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

99 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

5) Pencatatan Pengaduan Pada dasarnya pengaduan disampaikan secara tertulis. Walaupun peraturan

yang ada menyebutkan bahwa pengaduan dapat dilakukan secara lisan,

tetapi untuk lebih meningkatkan efektifitas tindak lanjut atas suatu

perkara, maka pengaduan yang diterima masyarakat hanya berupa

pengaduan tertulis. Pencatatan pengaduan masyarakat oleh Tim Dumasdu dilakukan sebagai

berikut: a. Pengaduan masyarakat (dumas) yang diterima oleh Tim Dumasdu pada

Unit Eselon I berasal dari organisasi masyarakat, partai politik,

perorangan atau penerusan pengaduan oleh Kementerian/ Lembaga/

Komisi Negara dalam bentuk surat, fax, atau email, dicatat dalam

agenda surat masuk secara manual atau menggunakan aplikasi sesuai

dengan prosedur pengadministrasian/ tata persuratan yang berlaku.

Pengaduan yang disampaikan secara lisan agar dituangkan ke dalam

formulir yang disediakan.

b. Pencatatan dumas tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi

tentang nomor dan tanggal surat pengaduan, tanggal diterima, identitas

pengadu, identitas terlapor, dan inti pengaduan.

c. Pengaduan yang alamatnya jelas, segera dijawab secara tertulis dalam

waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak surat pengaduan

diterima, dengan tembusan disampaikan kepada Sekretariat Tim

Dumasdu pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.

POKOK BAHASAN V : GRATIFIKASI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1998) Gratifikasi diartikan

pemberian hadiah uang kepada pegawai di luar gaji yang telah ditentukan.

Pemberian gratifikasi tersebut umumnya banyak memanfaatkan momen-

momen ataupun peristawa-peristiwa yang cukup baik, seperti: pada hari-

hari besar keagamaan (hadiah hari raya tertentu), hadiah perkawinan, hari

ulang tahun, keuntungan bisnis, dan pengaruh jabatan.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

103

Page 110: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

101 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

penyelenggaraan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku.

Pegawai Negeri Sipil meliputi pegawai negeri spil sebagaimana yang

dimaksud dalam undang-undang kepegawaian, pegawai negeri spil

sebagaimana yang dimaksud dalam kitab undang-undang hukum pidana,

orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah,

orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima

bantuan dari keuangan negara atau daerah; orang yang menerima gaji atau

upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas negara

atau rakyat.

Obyek hukum gratifikasi meliputi: (1) uang (2) barang dan (3) fasilitas.

2) Gratifikasi Dikatakan Sebagai Tindak Pidana Korupsi

Gratifikasi dikatakan sebagai pemberian suap jika berhubungan dengan

jabatannnya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan

ketentuan sebagai berikut:

Suatu gratifikasi atau pemberian hadiah berubah menjadi suatu yang

perbuatan pidana suap khsuusnya pada seorang penyelenggara negara atau

pegawai negeri adalah pada saat penyelenggara negara atau pegawai negeri

tersebut melakukan tindakan menerima suatu gratifikasi atau pemberian

hadiah dari pihak manapun sepanjang pemberian tersebut diberikan

berhubungan dengan jabatan ataupun pekerjaannya.

Bentuknya: Pemberian tanda terima kasih atas jasa yang telah diberikan

oleh petugas, dalam bentuk barang, uang, fasilitas.

3) Contoh Gratifikasi Contoh pemberian yang dapat digolongkan sebagai gratifikasi,antara lain:

Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah

dibantu;

Hadiah atau sumbangan dari rekanan yang diterima pejabat pada saat

perkawinan anaknya;

Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat/ pegawai negeri atau

keluarganya untuk keperluan pribadi secara cuma-cuma;

Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat/ pegawai negeri untuk

pembelian barang atau jasa dari rekanan;

100 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001

Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat

(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas

penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri

dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa

sarana elektronik.

Pengecualian

Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 C ayat (1):

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika

penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

1) Aspek Hukum Aspek hukum gratifikasi meliputi tiga unsur yaitu: (1) dasar hukum, (2)

subyek hukum, (3) obyek hukum. Ada dua Dasar Hukum dalam gratifikasi

yaitu: (1) Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 dan (2) Undang2-undang

No 20 Tahun 2001. Menurut undang-undang Nomor 30 tahun 2002 tentang

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 16: “setiap PNS atau

Penyelenggara Negara yang menerima gratifikasi wajib melaporkan kepada

KPK”.

Undang-undang nomor 20 tahun 2001, menurut UU No 20 tahun 2001

tentang pemberantasan tindak korupsi pasal 12 C Ayat (1) tidak berlaku,

jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK. Ayat 2

penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 wajib dilakukan

oleh penerima gratifikasi paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal

gratifikasi tersebut diterima.

Subyek hukum terdiri dari: (1) penyelenggara negara, dan (2) pegawai

negeri.

Penyelenggara negara meliputi: pejabat negara pada lembaga tertinggi

negara, pejabata negara pada lembaga tinggi negara, menteri, gubernur,

hakim, pejabat lain yang memilikifungsi startegis dalam kaitannya dalam

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

104

Page 111: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

101 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

penyelenggaraan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku.

Pegawai Negeri Sipil meliputi pegawai negeri spil sebagaimana yang

dimaksud dalam undang-undang kepegawaian, pegawai negeri spil

sebagaimana yang dimaksud dalam kitab undang-undang hukum pidana,

orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah,

orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima

bantuan dari keuangan negara atau daerah; orang yang menerima gaji atau

upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas negara

atau rakyat.

Obyek hukum gratifikasi meliputi: (1) uang (2) barang dan (3) fasilitas.

2) Gratifikasi Dikatakan Sebagai Tindak Pidana Korupsi

Gratifikasi dikatakan sebagai pemberian suap jika berhubungan dengan

jabatannnya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan

ketentuan sebagai berikut:

Suatu gratifikasi atau pemberian hadiah berubah menjadi suatu yang

perbuatan pidana suap khsuusnya pada seorang penyelenggara negara atau

pegawai negeri adalah pada saat penyelenggara negara atau pegawai negeri

tersebut melakukan tindakan menerima suatu gratifikasi atau pemberian

hadiah dari pihak manapun sepanjang pemberian tersebut diberikan

berhubungan dengan jabatan ataupun pekerjaannya.

Bentuknya: Pemberian tanda terima kasih atas jasa yang telah diberikan

oleh petugas, dalam bentuk barang, uang, fasilitas.

3) Contoh Gratifikasi Contoh pemberian yang dapat digolongkan sebagai gratifikasi,antara lain:

Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah

dibantu;

Hadiah atau sumbangan dari rekanan yang diterima pejabat pada saat

perkawinan anaknya;

Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat/ pegawai negeri atau

keluarganya untuk keperluan pribadi secara cuma-cuma;

Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat/ pegawai negeri untuk

pembelian barang atau jasa dari rekanan;

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

105

Page 112: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

103 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi

dirinya sendiri;

5) pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima, atau memotong

pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang

lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai

utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan

merupakan utang;

6) pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan,

atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya,

padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;

7) pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yang

di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan

perundangundangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal

diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan

peraturan perundangundangan; atau

8) baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta

dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat

dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk

mengurus atau mengawasinya

102 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada

pejabat/pegawai negeri;

Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya

dari rekanan;

Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat/pegawai negeri pada

saat kunjungan kerja;

Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat/pegawai negeri pada saat

hari raya keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya.

Berdasarkan contoh diatas, maka pemberian yang dapat dikategorikan

sebagai gratifikasi adalah pemberian atau janji yang mempunyai kaitan

dengan hubungan kerja atau kedinasan dan/ atau semata-mata karena

keterkaitan dengan jabatan atau kedudukan pejabat/ pegawai negeri

dengan sipemberi.

4) Sanksi Gratifikasi Sanksi pidana yang menerima gratifikasi dapat dijatuhkan bagi pegawai

negeri atau penyelenggara negara yang:

1) menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga,

bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau

kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang

menurut pikiran orang yang memberi hadiah atau janji tersebut ada

hubungan dengan jabatannya;

2) menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga

bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar

melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya;

3) menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah

tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah

melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya;

4) dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya

memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

106

Page 113: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

103 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi

dirinya sendiri;

5) pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima, atau memotong

pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang

lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai

utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan

merupakan utang;

6) pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan,

atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya,

padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;

7) pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yang

di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan

perundangundangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal

diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan

peraturan perundangundangan; atau

8) baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta

dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat

dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk

mengurus atau mengawasinya

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

107

Page 114: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas
Page 115: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

104 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

MATERI PENUNJANG III :

RENCANA TINDAK LANJUT

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

109

Page 116: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

106 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Sebagai salah satu masukan bagi pengambil kebijakan dalam rangka

pemberdayaan unit kerjanya.

Sebagai salah satu instrument dalam rangka kegiatan evaluasi paska diklat

setelah peserta diklat kembali ke unit kerjanya.

Kriteria RTL yang baik menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan dalam Bukunya:

Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, adalah:

Sebuah rencana harus mus memiliki tujuan yang jelas, obyektif, rasional

dan cukup menantang untuk diperjuangkan.

Rencana harus mudah dipahami dan penafsirannya hanya satu.

Rencana harus dapat dipakai sebagai pedoman untuk bertindak ekonomis

rasional.

Rencana harus menjadi dasar dan alat untuk pengendalian semua

tindakan.

Rencana harus dapat dikerjakan oleh sekelompok orang.

Rancana harus dapat menunjukkan urut-urutan dan waktu pekerjaan.

Rencana harus fleksibel tetapi tidak mengubah tujuan.

Rencana harus berkesinambungan

Rencana harus meliputi semua tindakan yang akan dilakukan.

Rencana harus berimbang artinya pemberian tugas harus seimbang dengan

penyediaan fasilitas.

Dalam rencana tindakan tidak boleh ada pertentangan, hendaknya saling

mendukung satu sama lain.

Rencana harus sensitif terhadap situasi, sehingga terbuka kemungkinan

untuk mengubah teknik pelaksanaannya tanpa mengalami perubahan pada

tujuannya.

Rencana harus ditetapkan dan diimplementasikan atas hasil analisa data,

informasi dan fakta.

Rencana tindak lanjut meliputi rencana jangka panjang (long term

planning), rencana jangka menengah (middle term planning), dan rencana

jangka pendek (short term planning).

Agar RTL yang telah disusun sebelum diaplikasikan didiskusikan dengan

seluruh pegawai mulai dari pucuk Pimpinan sampai dengan unsur terbawah

untuk menjaring informasi dari seluruh komponen yang ada dalam unit

kerja sebagai bahan penyempurnaan RTL.

105 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

RENCANA TINDAK LANJUT

1. DESKRIPSI SINGKAT Mata ajar ini membahas tentang konsep dasar RTL, dan mempraktekkan

teknik penyusunan RTL sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan dengan

baik dan benar.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menyusun Rencana

Tindak Lanjut sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan dengan baik dan

benar.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah selesai mengikuti proses pembelajaran, peserta mampu:

1) Menjelaskan konsep dasar Rencana Tindak Lanjut.

2) Mempraktekkan teknik penyusunan Rencana Tindak Lanjut sesuai

dengan kaidah yang telah ditentukan dengan baik dan benar.

3. URAIAN MATERI Rencana Tindak Lanjut (RTL) merupakan sebuah rencana kerja yang dibuat

secara individual oleh Peserta diklat setelah peserta diklat mengikuti seluruh

mata diklat yang telah diberikan, merupakan proses sistematis untuk

mempersiapkan kegiatan-kegiatan dalam rangka mengukur evaluasi paska

pelatihan yang idealnya dilakukan pada setiap akhir pelatihan.

Manfaat bagi peserta diklat adalah lebih meningkatkan kemampuan

mengidentifikasi, menganalisis, serta memecahkan masalah dalam rangka

meningkatkan kinerja unit kerja. Tujuan RTL meliputi :

Mengetahui sejauh manakah tingkat penyerapan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap perilaku peserta diklat setelah mengikuti diklat.

Mengetahui kemampuan peserta diklat dalam menuangkan ide, gagasan

melalui lisan dan tulisan secara sistematis.

Salah satu rencana pengembangan unit kerja agar dapat mencapai visi dan

misinya.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

110

Page 117: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

106 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Sebagai salah satu masukan bagi pengambil kebijakan dalam rangka

pemberdayaan unit kerjanya.

Sebagai salah satu instrument dalam rangka kegiatan evaluasi paska diklat

setelah peserta diklat kembali ke unit kerjanya.

Kriteria RTL yang baik menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan dalam Bukunya:

Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, adalah:

Sebuah rencana harus mus memiliki tujuan yang jelas, obyektif, rasional

dan cukup menantang untuk diperjuangkan.

Rencana harus mudah dipahami dan penafsirannya hanya satu.

Rencana harus dapat dipakai sebagai pedoman untuk bertindak ekonomis

rasional.

Rencana harus menjadi dasar dan alat untuk pengendalian semua

tindakan.

Rencana harus dapat dikerjakan oleh sekelompok orang.

Rancana harus dapat menunjukkan urut-urutan dan waktu pekerjaan.

Rencana harus fleksibel tetapi tidak mengubah tujuan.

Rencana harus berkesinambungan

Rencana harus meliputi semua tindakan yang akan dilakukan.

Rencana harus berimbang artinya pemberian tugas harus seimbang dengan

penyediaan fasilitas.

Dalam rencana tindakan tidak boleh ada pertentangan, hendaknya saling

mendukung satu sama lain.

Rencana harus sensitif terhadap situasi, sehingga terbuka kemungkinan

untuk mengubah teknik pelaksanaannya tanpa mengalami perubahan pada

tujuannya.

Rencana harus ditetapkan dan diimplementasikan atas hasil analisa data,

informasi dan fakta.

Rencana tindak lanjut meliputi rencana jangka panjang (long term

planning), rencana jangka menengah (middle term planning), dan rencana

jangka pendek (short term planning).

Agar RTL yang telah disusun sebelum diaplikasikan didiskusikan dengan

seluruh pegawai mulai dari pucuk Pimpinan sampai dengan unsur terbawah

untuk menjaring informasi dari seluruh komponen yang ada dalam unit

kerja sebagai bahan penyempurnaan RTL.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

111

Page 118: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

108 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

c. Penggunaan alat bantu

Alat bantu sangat berperan dalam memperjelas informasi yang akan

disajikan yang akan disampaikan. Oleh karena itu optimalkan penggunaan

alat bantu dengan baik, misalnya: LCD, Laser point, White board, dan

penggunaan huruf serta angka dalam penyajian harus besar, jelas, singkat.

d. Presentasi yang efektif

- Pelajari audience

- Sikap percaya diri

- Tidak membelakangi audience

- Nada intonasi suara yang baik

- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

- Jawab pertanyaan secara bijak

- Terima masukan peserta diklat sebagai bahan penyempurnaan presentasi

e. Mekanisme Seminar

- Satu Peserta mewakili kelompoknya dari unsur/institusi sejenis

menyajikan RTL

- Setiap penyajian dibahas oleh kelompok lainnya

- Nara sumber memberikan masukan berupa masukan aspek teknik

penulisan maupun substansi materi RTL, sebagai bahan penyempurnaan

RTL.

107 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Teknik Penyusunan Rencana Tindak Lanjut :

1) Penulisan Rencana Tindak Lanjut Tahapan penulisan RTL adalah sebagai berikut:

a. Memilih dan menetapkan program dan kegiatan-kegiatan yang bermasalah

yang perlu ditingkatkan kinerjanya.

b. Mendiskusikan permasalahan tersebut untuk mendapatkan masukan dari

pihak lain/peserta lain/Widyaiswara sehingga dapat menentukan layak

tidaknya topik atau pokok bahasan tersebut.

c. Menuangkan dalam bentuk narasi sesuai dengan sistematika yang telah

disepakati (contoh sistematika dapat dilihat pada lampiran).

d. Melaksanakan editing penulisan.

e. Melaksanakan presentasi dengan menggunakan pendekatan seminar.

f. Menyempurnakan rencana tindak lanjut berdasarkan masukan yang

diperoleh selama seminar.

2) Presentasi dan Balikan Setelah penulisan RTL selesai, maka dilaksanakan presentasi. Dalam hal ini

dilaksanakan dengan metode seminar, dimana peserta diklat bertindak

sebagai pembawa makalah, moderator dari Widyaiswara, serta seorang nara

sumber yang ahli dalam kediklatan. Dalam seminar inilah RTL akan mendapat

masukan-masukan dari peserta diklat lainnya serta nara sumber. Agar

pelaksanaan presentasi dapat berjalan secara maksimal, maka dalam

pelaksanaannya perlu memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut: a. Penyiapan bahan

Bahan yang disajikan diambil dari materi RTL berupa butir-butir yang

menjadi garis besar RTL yang dituangkan dalam power point cukup diambil

dari materi yang dianggap penting.

b. Strategi penyajian

Agar penyajian hasil yang optimal perlu strategi penyajian:

- Optimalkan penggunaan waktu

- Upayakan agar audience memperhatiakan penyajian

- Utamakan penyajian/penjelasan yang penting

- Kurangi penjelasan yang kurang penting

- Tanggapilah tanggapan dari peserta seminar secara bijaksana

- Jawablah pertanyaan peserta sesegera mungkin

- Jangan memonopoli pembicaraan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

112

Page 119: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

108 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

c. Penggunaan alat bantu

Alat bantu sangat berperan dalam memperjelas informasi yang akan

disajikan yang akan disampaikan. Oleh karena itu optimalkan penggunaan

alat bantu dengan baik, misalnya: LCD, Laser point, White board, dan

penggunaan huruf serta angka dalam penyajian harus besar, jelas, singkat.

d. Presentasi yang efektif

- Pelajari audience

- Sikap percaya diri

- Tidak membelakangi audience

- Nada intonasi suara yang baik

- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

- Jawab pertanyaan secara bijak

- Terima masukan peserta diklat sebagai bahan penyempurnaan presentasi

e. Mekanisme Seminar

- Satu Peserta mewakili kelompoknya dari unsur/institusi sejenis

menyajikan RTL

- Setiap penyajian dibahas oleh kelompok lainnya

- Nara sumber memberikan masukan berupa masukan aspek teknik

penulisan maupun substansi materi RTL, sebagai bahan penyempurnaan

RTL.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

113

Page 120: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

110 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

B. PIO Dalam rangka mempersiapkan Hari Kesehatan Nasional di wilayah sekitar

Puskesmas Anda diminta untuk mengisi acara penyuluhan terkait

penggunaan obat TB, Diabetes, dan hipertensi. Serta diminta menyiapkan

leaflet yang akan diberikan kepada masyarakat. (2 JP)

C. Pengkajian Resep

Seorang pasien geriatri berumur 67 tahun diresepkan obat sbb : (lembar

resep)

Selanjutnya Anda diminyta untuk melakukan pengkajian resep baik

administratif, farmasetika, maupun klinik. (1 JP)

D. Konseling

Seorang pasien wanita 21 tahun terdiagnosa menderita infeksi saluran

pernapasan. pasien Mendapatkan antibiotik cephradine tiga kali sehari

selama 7 hari. Sebagai Apoteker, peserta diminta untuk memberikan

konseling pada saat menyerahkan obat kepada pasien. (2 JP)

E. Dispensing Obat Pasien bayi 9 bulan mendapatkan resep antibiotik dan antipirektik, hal apa

yang harus diperhatikan dalam penyiapan obat tersebut? (1 JP)

109 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

PENUGASAN

1. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP A. Perencanaan Obat

Peserta Latih dibagi menjadi beberapa kelompok masing-masing terdiri dari

4 orang (maks), dan diberikan studi kasus sebagai berikut :

1) Anda baru saja ditempatkan di sebuah puskesmas yang baru dibangun

dan tugas Anda adalah merencanakan obat yang akan disiapkan oleh

Dinas Kesehatan Kota/Kab setempat. Sebagai dasar pertimbangan, Anda

mendapat data penggunaan obat di puskesmas lain yang berada di

kecamatan yang sama. Disepakati bahwa Dinas Kesehatan Kab. Kota

akan mendistribusikan obat setiap satu bulan. (2 JP)

2) Anda diminta untuk menyiapkan daftar obat yang tersedia di

Puskesmas. Beberapa usulan mengenai daftar obat yang akan disiapkan

sudah diusulkan oleh staf medik. Anda diminta untuk menyusun daftar

obat dengan mencantumkan kriteria pemilihan obat. (2 JP)

B. Penyimpanan Obat Peserta diberikan foto mengenai kondisi suatu ruangan penyimpanan obat

di Puskesmas, kemudian diminta untuk mendiskusikan masalah yang

ditemukan pada gambar, serta mencari solusi terhadap masalah yang

timbul. (1 JP)

2. PELAYANAN FARMASI KLINIK A. Konsep Farmasi Klinik

Saudara bekerja di puskesmas di wilayah kota yang rata-rata tiap harinya

jumlah pasien rawat jalan sebanyak 300 pasien, dan rawat inap 10 bed

dengan BOR 80%. Staf di ruang farmasi 2 orang TTK, dan 1 orang tenaga

adminstrasi. Anda ditugaskan untuk menyusun prioritas kegiatan

kefarmasian dengan memepertimbangkan tingkat risiko terhadap

keselamatan pasien. (1 JP)

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

114

Page 121: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

110 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

B. PIO Dalam rangka mempersiapkan Hari Kesehatan Nasional di wilayah sekitar

Puskesmas Anda diminta untuk mengisi acara penyuluhan terkait

penggunaan obat TB, Diabetes, dan hipertensi. Serta diminta menyiapkan

leaflet yang akan diberikan kepada masyarakat. (2 JP)

C. Pengkajian Resep

Seorang pasien geriatri berumur 67 tahun diresepkan obat sbb : (lembar

resep)

Selanjutnya Anda diminyta untuk melakukan pengkajian resep baik

administratif, farmasetika, maupun klinik. (1 JP)

D. Konseling

Seorang pasien wanita 21 tahun terdiagnosa menderita infeksi saluran

pernapasan. pasien Mendapatkan antibiotik cephradine tiga kali sehari

selama 7 hari. Sebagai Apoteker, peserta diminta untuk memberikan

konseling pada saat menyerahkan obat kepada pasien. (2 JP)

E. Dispensing Obat Pasien bayi 9 bulan mendapatkan resep antibiotik dan antipirektik, hal apa

yang harus diperhatikan dalam penyiapan obat tersebut? (1 JP)

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

115

Page 122: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas
Page 123: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

111 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Adi Soemarmo, Icebreaker, Permainan Atraktif Efektif, Penerbit: Andi, Yogyakarta,

2006.

Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan

perbekkes, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan, 2005.

Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik, Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,

2006.

Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik, Modul TOT Pelayanan Kefarmasian di

Puskesmas, 2008.

Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik, Pedoman Pelayanan Informasi Obat di Rumah

Sakit, 2006.

Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik, Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di

Sarana Kesehatan, 2007.

Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik, Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Rumah

(Home Pharmacy Care), 2007.

Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek, 2008.

Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Penggunaan Obat

Rasional, Modul Pelatihan Peggunaan Obat Rasional, 2006.

Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan

Perbekkes, Materi Pelatihan Pengelolaan Obat Kabupaten/Kota, 2003.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

117

Page 124: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

113 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Permenkes Nomor 14 tahun 2014 Kebijakan tentang Gratifikasi bidang Kesehatan.

Standard for Barcoding Pharmaceutica ls. CPJ/RPC, March/ April 2010:Vol 143

(2). Proquest Database.

Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.

World Health Organization, National Drug Policy and Rational Drug Use : A

Model Curriculum. Report DAP/85.6 Geneva.

112 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Dr. Uhar Suharsaputra, M.Pd Budaya Korupsi dan Pendidikan Tantangan bagi

Dunia Pendidikan.

Hatta, ed. 2013. Pedoman manajemen informasi kesehatan di sarana pelayanan

Kesehatan, edisi revisi 2. Universitas indonesia

Ir. Sri Ratna, MM dan Dra Sri Murtini, MPA, Dinamika Kelompok, Bahan Ajar

Diklat Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara RI, 2006.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 232/ Menkes/ SK/ VI/ 2013 Tentang

Strategi Komunikasi Penkerjaan dan Budaya Anti Korupsi.

KPK, Buku Saku Gratifikasi.

LAN RI. Rencana Tindak Lanjut (Action Plan). Bahan Diklat bagi Pengelola Diklat,

2009.

Lynas, Kathie. 2010. A Step Forward for Medication Safety:Stakehol ders Agree to a

Common

Management Sciences for Health Managing Drug Supply, Kumarian Press,

Connectitut, 1991.

Munir Baderel, Drs, Apt, Dinamika Kelompok, Penerapan Dalam Laboratorium

Perilaku, Universitas Sriwijaya, 2001.

NCC MERP Index for Categorizing Medication Errors, http://www/nccmerp.org

Payton,J. Ledder,W., & Hord,E. 2007. Bar Code Medication Administration

Improves Patient Safety. Arkansas Foundation for Medical Care. Journal

(Proquest) Database

Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 T ahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian.

Peraturan Pemerintah No 61 tahun 2010 Pelaksanaan Undang-undang Nomor 14

Tahun 2008.

Permenkes No 49 tahun 2012 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan

Masyarakat terpadu di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Permenkes nomor 134 tahun 2012 tentang Tim Pengaduan Masyarakat.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

118

Page 125: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas

113 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

Permenkes Nomor 14 tahun 2014 Kebijakan tentang Gratifikasi bidang Kesehatan.

Standard for Barcoding Pharmaceutica ls. CPJ/RPC, March/ April 2010:Vol 143

(2). Proquest Database.

Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.

World Health Organization, National Drug Policy and Rational Drug Use : A

Model Curriculum. Report DAP/85.6 Geneva.

3 Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi Apoteker di Puskesmas

3. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 : KONSEP SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN) 1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, seluruh unsur penyusun

dalam SKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait

satu sama lain dalam.

2) Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua

komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau

masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, danlembaga swasta

secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

3) Fungsi SKN

a. Kebijakan dan regulasi

b. Manajemen dan administrasi

c. Pemberdayaan dan informasi kesehatan

d. Tata hubungan antar sub sistem dan lingkungan

119

Page 126: Modul Pelatihn Pelaynn Kefarmasin i Aoteke d Puskesmas 3 iperpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/... · Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan termasuk di Puskesmas