modul materi ujian perpindahan jabatan … · pengertian ppns dan penyidik serta beberapa...

19
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MATA PELAJARAN : KONSEP DASAR PENYIDIKAN ` BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 2013

Upload: buidat

Post on 03-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MODUL

MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL

PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

MATA PELAJARAN : KONSEP DASAR PENYIDIKAN

`

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

2013

Konsep Dasar Penyidikan 2

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat

Dalam Modul ini dibahas 5 hal utama, yaitu (1) Pengertian Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS) dan Penyidikan dan beberapa pengertian di bidang penyidikan; (2) Dasar

Hukum di bidang Penyidikan; (3) Tugas pokok dan fungsi serta wewenang penyidikan;

(4) Investigasi awal; (5) Teknik Penyidikan kasus.

B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan mengetahui dan memahami

pengertian PPNS dan penyidik serta beberapa pengertian dibidang penyidikan, serta

tugas pokok, fungsi dan wewenang PPNS serta mampu melaksanakan investigasi awal

dan penyidikan kasus.

C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat mengerti dan memahami

tentang :

1. Pengertian Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

2. Tugas, pokok dan fungsi serta wewenang penyidikan

3. Dasar Hukum di bidang Penyidikan

4. Teknik Investigasi awal

5. Teknik Penyidikan kasus

D. Materi Bahasan

Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar:

1. Pengertian di bidang Penyidikan, Tugas Pokok, Fungsi dan Wewenang PPNS serta

Dasar Hukum di Bidang Penyidikan

2. Teknik Investigasi Awal

3. Teknik Penyidikan Kasus

Konsep Dasar Penyidikan 3

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

BAB II

PENGERTIAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN WEWENANG PPNS SERTA DASAR

HUKUM PPNS BADAN POM

I. Materi Modul

A. Ruang Lingkup PPNS BADAN POM

Peredaran obat dan makanan ilegal di masyarakat selain membahayakan kesehatan

masyarakat, juga merugikan perekonomian secara nasional dan melunturkan

kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum khususnya di bidang obat dan

makanan. Realitas ini mengharuskan Indonesia memiliki Sistem Pengawasan Obat dan

Makanan (SISPOM) yang efektif dan efisien untuk melindungi kesehatan dan

keselamatan seluruh rakyat Indonesia terhadap produk obat dan makanan yang berisiko

terhadap kesehatan. Oleh karena itu, SISPOM harus mencakup pengawasan yang full

spectrum mulai dari pre-market hingga post-market control, yang disertai dengan upaya

penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment). SISPOM

yang dilaksanakan oleh Badan POM RI meliputi 3 (tiga) lapis pengawasan, yakni: (1)

sub-sistem pengawasan produsen; (2) sub-sistem pengawasan konsumen; dan (3) sub-

sistem pengawasan pemerintah. Untuk perkuatan SISPOM, khususnya untuk memutus

mata rantai pasokan dan permintaan obat dan makanan ilegal, Badan POM perlu

meningkatkan koordinasi aktif dan sinergisme lintas sektor dengan instansi Pemerintah

terkait penegakan hukum dan organisasi kemasyarakatan. Salah satu upaya strategis

untuk pemberantasan obat dan makanan ilegal termasuk produk palsu, adalah dengan

pembentukan Satuan Tugas (SATGAS) Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal.

Beberapa pengertian dalam ruang lingkup Penyidik Pegawai Negeri Sipil antara lain :

1. Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri

sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan

penyidikan.

2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS, adalah pejabat

pegawai negeri sipil tertentu yg diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk

melakukan penyidikan tindak pidana sesuai undang-undang yang menjadi dasar

hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah

koordinasi dan pengawasan penyidik POLRI.

3. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang

diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti-bukti yang

dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna

menemukan tersangkanya.

4. Manajemen penyidikan oleh PPNS, adalah pengelolaan penyidikan oleh PPNS secara

terencana, terorganisir, terkendali, dan dilaksanakan secara efektif dan efisien.

5. Atasan PPNS, adalah PPNS yang ditunjuk oleh instansinya dan atau secara struktural

membawahi PPNS yang ditugaskan menangani perkara tertentu yang menjadi

kewenangannya.

6. Tindak pidana, adalah setiap perbuatan yang diancam hukuman sebagai tindak

pidana atau pelanggaran hukum baik yang disebut dalam KUHP maupun peraturan

perundang-undangan lainnya

Konsep Dasar Penyidikan 4

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

7. Pengawasan atau Pengamatan atau Penelitian atau Pemeriksaan adalah

serangkaian tindakan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga

sebagai tindak pidana melalui kegiatan sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan sesuai dengan lingkup tugas dan wewenangnya.

8. Tersangka, adalah seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya

berdasarkan bukti permulaan, patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.

9. Saksi, adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan

penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengar,

dilihat dan atau dialami sendiri.

10. Keterangan saksi, adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa

keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat

sendiri dan ia alami sendiri dg menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

11. Keterangan ahli, adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki

keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara

pidana guna kepentingan pemeriksaan.

12. Petunjuk, adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya,

baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,

menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.

13. Surat, adalah berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat

umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan

tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri,

disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangan itu.

14. Keterangan terdakwa, adalah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang

perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.

15. Laporan, adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau

kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang

telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.

16. Laporan kejadian, adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas tentang adanya

suatu perstiwa yang diduga sebagai tindak pidana, baik yang ditemukan sendiri

maupun melalui pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau

kewajiban berdasarkan undang-undang.

17. Tertangkap tangan, adalah tertangkapnya seseorang pada waktu dengan melakukan

tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat setelah tindak pidana itu

dilakukan atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang

melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya diketemukan benda yang

diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau yang

merupakan hasil tindak pidana dan menunjukan bahwa ia adalah pelakunya atau

turut melakukan membantu melakukan tindak pidana itu.

18. Tempat kejadian perkara yang selanjutnya disingkat TKP adalah tempat dimana

suatu tindak pidana dilakukan/terjadi dan tempat-tempat lain, dimana tersangka dan

atau korban dan atau barang bukti yang berhubungan dengan tindak pidana tersebut

dapat ditemukan.

19. Pemanggilan adalah tindakan untuk menghadirkan saksi, ahli, atau tersangka guna

didengar keterangannya sehubungan dengan tindak pidana yang terjadi berdasarkan

laporan kejadian.

20. Pemeriksaan adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan, kejelasan, dan

keidentikan tersangka, saksi ahli dan/atau barang bukti maupun tentang unsur-unsur

tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau peranan seseorang

Konsep Dasar Penyidikan 5

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

maupun barang bukti di dalam tindak pidana tersebut menjadi jelas dan dituangkan

dalam Berita Acara Pemeriksaan.

21. Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara

waktu kebebasan tersangka atau terdakwa, apabila terdapat cukup bukti serta

ketentuan hukum guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan

dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang.

22. Pembantaran penahanan, adalah penundaan penahanan sementara waktu

terhadap tersangka karena alasan kesehatan (memerlukan rawat jalan atau rawat

inap) yang dikuatkan dengan keterangan dokter, sampai dengan yang bersangkutan

dinyatakan sembuh kembali.

23. Penggeledahan Rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah tempat

tinggal dan atau tempat tertutup lainnya guna melakukan pemeriksaan dan/atau

penyitaan barang bukti dan/atau penangkapan tersangka dalam hal-hal menurut

cara-cara yang diatur dalam KUHAP.

24. Penggeledahan badan, adalah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan

badan atau pakaian tersangka guna mencari benda yang diduga keras ada pada

badannya atau dibawanya serta untuk disita.

25. Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan/atau

menyimpan dibawah penguasaannya terhadap benda bergerak atau tidak bergerak,

berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan,

penuntutan dan peradilan.

26. Administrasi Penyidikan adalah suatu bentuk kegiatan dalam penatausahaan untuk

melengkapi administrasi yang diperlukan dalam proses penyidikan.

27. Tindak pidana tertentu, adalah tindak pidana yang diatur dalam perundang-

undangan diluar KUHP yang tidak memuat ketentuan khusus acara pidana dan

merupakan tindak pidana yang menjadi lingkup kewenangan POLRI dan PPNS.

Ketentuan tentang tata cara pengangkatan PPNS diatur dalam Peraturan Menteri

Hukum dan HAM RI nomor M.HH.01.AH.09.01 Tahun 2011 Tentang Tata Cara

Pengangkatan, Pemberhentian, Mutasi dan Pengambilan Sumpah atau janji Pejabat

Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Bentuk, Ukuran, Warna, Format, serta Penerbitan

Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil tanggal 4 Maret 2011.

Adapun syarat guna dapat diangkat menjadi Pejabat PPNS adalah :

1. Memiliki masa kerja sebagai PNS paling singkat 2 (dua) tahun;

2. Memiliki pangkat paling rendah Penata Muda/ golongan III/a;

3. Memilki pendidikan paling rendah sarjana hukum atau sarjana lain yang setara;

4. Bertugas di bidang teknis operasional penegakan hukum;

5. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pada

rumah sakit pemerintah;

6. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan PNS paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan

7. Mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan di bidang penyidikan.

Konsep Dasar Penyidikan 6

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

Bagan Rekruitmen PPNS Badan POM RI

B. Kerja Sama Lintas Sektor

PPNS Badan POM RI sebagai sub system dari Integrated Criminal Justice System

secara berkesinambungan meningkatkan kerja sama dan kemitraan dengan Instansi

terkait terutama aparat penegak hukum diantaranya Kepolisian RI, Kejaksaan Agung

maupun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Aplikasi nyata bentuk kemitraan ini

diimplementasikan dengan :

1. Penandatanganan Nota Kesepahaman

Badan POM RI dalam upaya penegakan hukum terkait dengan pelanggaran tindak

pidana obat dan makanan telah menandatangani Keputusan Bersama dengan aparat

penegak hukum yakni :

1.1 Keputusan Bersama antara Kepala Kepolisian RI dan Kepala Badan POM RI No.

Pol. Kep/20/VIII/2002 dan No. HK.004.04.72.02578 tanggal 16 Agustus 2002

tentang Peningkatan Hubungan Kerjasama dalam Rangka Pengawasan dan

Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan.

1.2 Keputusan Bersama antara Kepala Badan POM RI dan Direktur Jenderal Bea dan

Cukai No. HK.00.04.22.1989 dan No. Kep-49/BC/2006 tanggal 24 April 2006

tentang Pengawasan Impor dan Ekspor Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, Produk

Komplemen/ Suplemen Makanan, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) dan Makanan.

1.3 Keputusan Bersama Jaksa Agung RI dan Kepala Badan POM RI No. KEP-

03/E/Ejp/2007 dan No. KS.01.01.72.8852 tanggal 27 Desember 2007 tentang

Peningkatan Efektifitas Penegakan Hukum Tindak Pidana Obat dan Makanan.

Konsep Dasar Penyidikan 7

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

Buku Nota Kesepahaman Badan POM dengan instansi terkait

C. Peningkatan Keterampilan dan Kompetensi PPNS

Secara garis besar peningkatan keterampilan dan kompetensi PPNS dapat memenuhi

kualifikasi berupa :

a. Peningkatan kompetensi melakukan investigasi awal.

Pelatihan yang meliputi : teknik intelijen termasuk teknik audit dan komunikasi

intelijen; cyber crime; teknik undercover; teknik surveillance investigation; teknik

control delivery; perencanaan, analisis dan audit investigasi.

b. Peningkatan kompetensi melakukan penyidikan

Pelatihan yang meliputi : teknik olah TKP, teknik elicitation, teknik pemeriksaan

tersangka / saksi dan ahli, penyusunan administrasi penyidikan, teknik dokumentasi

penyidikan, perencanaan dan analisis penyidikan.

Gambar Peningkatan Keterampilan dan Kompetensi

D. Ruang Lingkup Penyidikan Tindak Pidana Obat dan Makanan

1. Obat :

a. Memproduksi dan/atau mengedarkan Obat tidak memenuhi standar

dan persyaratan (Obat Palsu),

b. Memproduksi dan/atau mengedarkan obat tanpa izin edar,

c. Menyimpan dan/atau memproduksi dan/atau mengedarkan Obat

keras di sarana tidak berwenang

Konsep Dasar Penyidikan 8

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

2. Makanan :

a. Memproduksi pangan dengan sengaja tidak menerapkan tata cara

pengolahan pangan yang dapat menghambat penurunan atau

kehilangan gizi bahan baku,

b. Memproduksi, distribusi dan penyimpanan pangan yang tidak

memenuhi persyaratan sanitasi pangan,

c. Memproduksi Pangan menggunakan bahan tambahan yang

melampaui ambang batas atau bahan yang dilarang digunakan

sebagai bahan tambahan pangan.

d. Memproduksi pangan yang dihasilkan dari rekayasa genetika atau

menggunakan bahan baku, bahan tambahan dan/atau bahan lain

yang hasilkan dari ekayasa genetika tanpa persetujuan keamanan

pangan.

e. Memproduksi pangan menggunakan kemasan yang dapat

melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia.

f. Melakukan pengemsan ulang pangan untuk diedarkan.

g. Memproduksi dan mengedarkan pangan tidak memenuhi standar

keamanan pangan.

h. Memperdagangkan pangan dengan keamanan dan mutu yang tidak

sesuai dengan yang tercantum dalam label.

i. Memproduksi atau mengimpor untuk diperdagangkan pangan yang

tidak memiliki izin edar.

j. Menghapus, mencabut, menutup, mengganti label, melabel kembali,

dan/atau menukar tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa.

3. Obat Tradisional :

a. Memproduksi dan/atau mengedarkan Obat Tradisional mengandung

bahan kimia obat,

b. Memproduksi dan/atau mengedarkan Obat Tradisional tanpa izin

edar,

c. Memproduksi Obat Tradisional tanpa keahlian dan kewenangan.

4. Kosmetik :

a. Memproduksi dan/atau mengedarkan Kosmetik mengandung bahan

yang dilarang.

b. Memproduksi dan/atau mengedarkan kosmetik tanpa yang tidak

memiliki ijin edar.

c. Memproduksi kosmetik tanpa keahlian dan kewenangan.

E. Tugas Pokok dan Fungsi dan Wewenang PPNS Badan POM

Dalam Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor 02001/1/SK/KBPOM tanggal 26

Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan,

menyebutkan antara lain :

Konsep Dasar Penyidikan 9

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

Pasal 341

Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan penyelidikan dan penyidikan terhadap perbuatan melawan

hukum di bidang produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif, obat

tradisional, kosmetik dan produk komplimen dan makanan, serta produk sejenis

lainnya.

Pasal 342

Fungsi

1. Penyusunan rencana dan program penyelidikan dan penyidikan obat dan

makanan.

2. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan.

3. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan

obat dan makanan.

Wewenang PPNS Badan POM berdasarkan UU RI No. 8 Tahun 1981 tentang

KUHAP pasal 7 ayat (2) serta UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal

189 ayat (2) adalah:

1. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang

tindak pidana di bidang kesehatan;

2. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana

di bidang kesehatan;

3. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum

sehubungan dengan tindak pidana di bidang kesehatan;

4. melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak

pidana di bidang kesehatan;

5. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam

perkara tindak pidana di bidang kesehatan;

6. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak

pidana di bidang kesehatan;

7. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang membuktikan

adanya tindak pidana di bidang kesehatan.

yang dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi dan

pengawasan Penyidik POLRI.

F. Dasar Hukum di Bidang Penyidikan

Sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap obat

dan makanan, Badan POM akan menindaklanjuti setiap pelanggaran di bidang obat dan

makanan dengan pemberian sanksi administratif dan sanksi pro-justitia / penyidikan.

Apabila dalam pelanggaran tersebut terdapat dugaan tindak pidana maka akan

dikenakan sanksi pro-justitia. Sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan di bidang

penyidikan, yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Konsep Dasar Penyidikan 10

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

6. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan

Farmasi dan Alat Kesehatan

8. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan

9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu dan

Gizi Pangan

10. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian

11. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor

G. Pusat Penyidikan Obat dan Makanan

Kedudukan

Pusat Penyidikan Obat dan Makanan adalah unsur pelaksana tugas BPOM yang

berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan POM, dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari secara teknis oleh Deputi dan secara administrasi dibina

oleh Sekertaris Utama Badan POM.Pusat Penyidikan Obat dan Makanan dipimpin oleh

seorang Kepala.

Tugas

Pusat Penyidikan Obat dan Makanan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

penyelidikan dan penyidikan terhadap perbuatan melawan hukum di bidang produk

terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif, obat tradisional, kosmetik dan produk

komplimen dan makanan, serta produk sejenis lainnya.

Fungsi

Pusat Penyidikan Obat dan Makanan menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan rencana dan program penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan

2. pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan

3. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan obat

dan makanan

Susunan Organisasi

Pusat Penyidikan Obat dan Makanan terdiri dari :

1. Bidang Penyidikan Produk Terapetik dan Obat Tradisional

2. Bidang Penyidikan Makanan

3. Bidang Penyidikan Narkotika dan Psikotropika

4. Kelompok Jabatan Fungsional

5. Subbagian Tata Usaha

Fungsi Bidang-bidang :

Bidang Penyidikan Produk Terapetik dan Obat Tradisional

Bidang Penyidikan Produk Terapetik dan Obat Tradisional mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi pelaksanaan

penyelidikan dan penyidikan terhadap perbuatan melawan hukum di bidang produk

terapetik dan obat tradisional

Konsep Dasar Penyidikan 11

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

Bidang Penyidikan Makanan

Bidang Penyidikan Makanan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

dan program serta evaluasi pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan terhadap

perbuatan melawan hukum di bidang makanan

Bidang Penyidikan Narkotika dan Psikotropika

Bidang Penyidikan Narkotika dan Psikotropika mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana dan program serta evaluasi pelaksanaan penyelidikan dan

penyidikan terhadap perbuatan melawan hukum di bidang narkotika dan psikotropika

Tes Formatif

Kerjakan tes formatif di bawah ini sebelum melanjutkan membaca pokok bahasan

berikutnya. Untuk dapat melanjutkan membaca pokok bahasan berikutnya, Saudara

dipersyaratkan telah menguasai minimal 80 % materi Bab II.

Sebelum mulai mengerjakan tes formatif, ada baiknya Saudara mengecek daya

serap ingatan tentang materi yang akan diujikan dengan cara mengisi dan

melengkapi skema peta ingatan (scheme of memory map) di bawah ini.

A. Skema Peta Ingatan

Lengkapilah pernyataan di bawah ini dengan ungkapan kata atau kalimat Saudara

sendiri sesuai dengan apa yang Saudara ingat dan pahami setelah membaca Modul

ini.

1. Pokok Bahasan yang dibicarakan pada Bab ini adalah .............

2. Ada hal utama yang dibahas pada Bab tersebut, yaitu :

a. ..............................

b. ..............................

c. ............................

d. .............................

e. .............................

f. .............................

3. Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau

.................................... yang diberi .................................. oleh Undang-

undang untuk melakukan penyidikan.

4. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu yg

diberi ............. oleh undang-undang untuk melakukan ......................... sesuai

undang-undang yang menjadi ................ masing-masing dan dalam

pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi dan pengawasan

.......................

5. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut

cara yang diatur dalam undang-undang untuk ................................... dan

guna menemukan .......................

Konsep Dasar Penyidikan 12

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

6. Tindak pidana tertentu, adalah tindak pidana yang diatur dalam perundang-

undangan diluar ............. yang tidak memuat ketentuan ....................... dan

merupakan tindak pidana yang menjadi lingkup kewenangan POLRI dan

PPNS.

7. Beberapa persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Pejabat PPNS adalah :

a. ..............................

b. ..............................

c. ............................

d. .............................

8. Batasan tentang ruang lingkup penyidikan tindak pidana Obat dan Makanan

adalah :

Obat : ...................................................

Makanan : ...................................................

Obat Tradisional : ...................................................

Kosmetik : ...................................................

9. Tugas Pokok PPNS adalah melaksanakan kegiatan ..................................

terhadap perbuatan melawan hukum di bidang ............................., serta

..................................

10. Fungsi PPNS adalah :

a. ......................... penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan

b. ......................... penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan

c. ......................... penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan

B Soal

I. Lingkarilah huruf B bila pernyataan di bawah ini Benar dan lingkarilah S bila Salah.

1. Dasar hukum pelaksanaan tugas dan fungsi PPNS adalah Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 Tentang Hukum Pidana. (B / S).

2. Pengangkatan menjadi PPNS Badan POM harus melalui persetujuan Kementrian

Hukum dan HAM. (B / S).

3. Salah satu ruang lingkup PPNS Badan POM adalah penyelidikan dan penyidikan

pelanggaran undang-undang di bidang alat kesehatan. (B / S).

4. PPNS Badan POM berwenang melakukan penangkapan, penahanan,

penggeledahan dan penyitaan. (B / S).

5. Wewenang PPNS ditetapkan dalam KUHAP (B / S).

Konsep Dasar Penyidikan 13

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

BAB III

INVESTIGASI AWAL DAN PENYIDIKAN KASUS

I. Investigasi Awal

Inevstigasi awal merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencari dan

mengumpulkan bukti permulaan terhadap adanya dugaan suatu tindak pidana. Untuk

dapat mengungkap kasus–kasus tindak pidana di bidang obat dan makanan, yang

bermuara pada diketahuinya aktor utama, modus operandi dan luas jaringannya, Badan

POM telah memiliki beberapa operasi yaitu Operasi Gabungan Nasional, Operasi

Gabungan Daerah dan Operasi Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal.

Serta secara Internasional aktif turut serta dalam operasi PANGEA. Keempat Operasi

tersebut dilakukan dalam koordinasi Pusat Penyidikan Obat dan Makanan.

Setiap operasi tersebut telah dirancang sehingga mempunyai ciri khas yang berbeda satu

sama lainnya dalam hal pelaksanaannya. Ciri khas dan perbedaan pelaksanaan masing-

masing operasi tersebut harus diketahui oleh para Penyidik Pegawai Negeri Sipil Badan

POM, agar setiap operasi tersebut berlangsung secara efektif dan efisien.

Untuk dapat mengetahui ciri khas, perbedaan dan teknis pelaksanan masing-masing

operasi tersebut dibutuhkan “Petunjuk Teknis Pelaksanan Operasi Gabungan Nasional,

Operasi Gabungan Daerah dan Operasi Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan

Makanan Ilegal”.

Investigasi awal secara umum dibagi menjadi dua yaitu investigasi awal terbuka dan

investigasi awal tertutup.

Investigasi Awal Terbuka adalah investigasi awal yang dilaksanakan secara terbuka

yang diketahui dan seijin pemilik sarana yang dilakukan dengan cara pemeriksaan

sarana. Proses investigasi awal terbuka adalah sebagai berikut :

1. Buat surat Perintah pemeriksaan oleh atasan yang berwenang.

2. Masuki sarana dengan memberitahu pemilik / pimpinan sarana dengan menunjukkan

surat tugas. Dalam hal pemeriksaan dilakukan di dalam retailer (pertokoan, pasar,

pasar swalayan) maka dilakukan pemberitahuan kepada sekuriti dan atau pengelola

gedung.

3. Lakukan pemeriksaan sarana produksi, distribusi, pelayanan dan pengangkutan

obat dan makanan berdasarkan tindak lanjut terhadap adanya laporan tentang

dugaan terjadinya tindak pidana di bidang obat dan makananan.

4. Apabila tertangkap tangan terdapat produk obat dan makanan ilegal, segera lakukan

tindakan penyitaan.

5. Buat berita acara pemeriksaan sarana, yang didalamnya dilampirkan rincian barang

bukti yang disita dengan ditandatangani pemilik barang.

Konsep Dasar Penyidikan 14

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

Investigasi Awal Tertutup adalah investigasi awal yang dilaksanakan dengan cara

tertutup tanpa sepengetahuan pemilik sarana. Proses investigasi awal tertutup adalah

sebagai berikut :

1. Lakukan investigasi tertutup dengan teknik dan taktik meliputi:

a. wawancara tersamar

b. pengamatan dan penggambaran

c. penjejakan

d. pembuntutan

e. penyusupan

f. penyamaran

g. pengadaan produk barang bukti investigasi

h. dan lain-lain.

2. Lakukan dokumentasi terhadap seluruh kegiatan investigasi awal dalam bentuk

rekaman dan atau catatan.

3. Laporkan hasil investigasi awal sesuai Formulir Laporan Kegiatan Investigasi Awal

Obat dan Makanan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pelaksanaan yang

memuat diantaranya rekomendasi / saran tindak lanjut.

4. Dalam hal investigasi awal memerlukan bantuan penyelidikan dari penyelidik POLRI,

maka permintaan bantuan dapat dilakukan menggunakan Surat Permintaan Bantuan

Penyelidikan.

Gambar 1. Skema Proses Investigasi Awal

Konsep Dasar Penyidikan 15

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

II. Penyidikan Kasus

Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa yang

mempunyai kewenangan melakukan penyidikan tindak pidana di bidang kesehatan

adalah penyidik polisi negara RI dan pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan

pemerintahan yang meneyelenggarakan urusan di bidang kesehatan. Adapun

kewenangan PPNS Badan POM RI sesuai dengan undang-undang ini adalah :

1. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang tindak

pidana di bidang Kesehatan.

2. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana di

bidang Kesehatan.

3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan

dengan tindak pidana di bidang Kesehatan.

4. Melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak pidana di

bidang Kesehatan.

5. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam perkara

tindak pidana di bidang Kesehatan.

6. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di

bidang Kesehatan.

7. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang membuktikan

adanya tindak pidana di bidang Kesehatan.

Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan Pasal 132, menyatakan bahwa

kewenangan PPNS adalah:

1. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan

tindak pidana di bidang Pangan

2. melakukan pemanggilan terhadap seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai

tersangka atau sebagai saksi dalam tindak pidana di bidang Pangan

3. melakukan penggeledahan dan penyitaan terhadap barang bukti tindak pidana di

bidang Pangan

4. meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan hukum sehubungan

dengan tindak pidana di bidang Pangan

5. membuat dan menandatangani berita acara

6. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti tentang adanya tindak

pidana di bidang Pangan; dan

7. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di

bidang Pangan.

Bentuk Kegiatan Penyidikan

Menurut Pasal 9 PERKAP No.06 Tahun 2010, bentuk – bentuk kegiatan dalam proses

penyidikan oleh PPNS:

a. Penanganan TKP; adalah tindakan yang dilakukan oleh PPNS untuk mencari

keterangan, petunjuk, barang bukti serta identitas tersangka dan korban maupun

saksi untuk kepentingan penyelidikan selanjutnya; dan pencarian, pengambilan,

pengumpulan, dan pengamanan barang bukti, yang dilakukan dengan metode

tertentu atau bantuan teknis penyidikan seperti laboratorium forensik, identifikasi,

kedokteran forensik, dan bidang ahli lainnya.

Konsep Dasar Penyidikan 16

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

b. Pemberitahuan dimulainya penyidikan; adalah pemberitahuan dimulainya

penyidikan dari Penyidik kepada Penuntut Umum dengan surat pemberitahuan

dimulainya penyidikan.

c. Pemanggilan, adalah tindakan untuk menghadirkan saksi, ahli, atau tersangka

guna didengar keterangannya sehubungan dengan tindak pidana yang terjadi

berdasarkan laporan kejadian;

d. Penangkapan, adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara

waktu kebebasan tersangka atau terdakwa, apabila terdapat cukup bukti serta

ketentuan hukum guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau

peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang;

e. Penahanan, adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh

penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya dalam hal serta

menurut cara yang diatur dalam undang-undang;

f. Penggeledahan, adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah tmpt tinggal

dan atau tempat tertutup lainnya guna melakukan pemeriksaan dan atau

penyitaan barang bukti dan atau penangkapan tersangka dalam hal menurut cara

yang diatur dalam KUHP;

g. Penyitaan, adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau

menyimpan dibawah penguasaannya terhadap benda bergerak atau tidak

bergerak, berwujud atau tdk berwujud untuk kepentingan pembuktian dlm

penyidikan, penuntutan dan peradilan;

h. Pemeriksaan, adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan , kejelasan, dan

keidentikan tersangka, saksi, ahli dan atau barang bukti maupun tentang unsur-

unsur tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau peran

seseorang maupun barang bukti di dlm tindak pidana tersebut menjadi jelas dan

dituangkan dalam BAP;

i. Penyelesaian berkas perkara; merupakan kegiatan akhir dari proses penyidikan

yaitu dengan membuat Iktisar atau kesimpulan kasus yang ditangani, dituangkan

dalam resume yang telah ditentukan penulisannya.

j. Penyerahan Perkara; merupakan pelimpahan tanggung jawab suatu perkara

dari Penyidik ke Penuntut Umum.

k. Penghentian penyidikan; merupakan salah satu kegiatan penyelesaian perkara

yang dilakukan apabila:

1. tidak terdapat cukup bukti;

2. peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana;

3. dihentikan demi hukum, karena:

tersangka meninggal dunia;

tuntutan tindak pidana telah kadaluarsa; dan/atau

tindak pidana tersebut telah memperoleh putusan Hakim yang

mempunyai kekuatan hukum yang tetap

l. Administrasi penyidikan, adalah suatu bentuk kegiatan dalam panatausahaan

untuk melengkapi administrasi yang diperlukan dlm proses penyidikan;

m. Pelimpahan penyidikan, adalah kegiatan pelimpahan wewenang dan tanggung

jawab perkara dari PPNS kepada penyidik POLRI, karena perkara yang ditangani

menyangkut beberapa kewenangan atau menyangkut undang-undang diluar

kewenangannya..

Konsep Dasar Penyidikan 17

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

Urutan kegiatan penyidikan di atas disesuaikan dengan situasi kasus yang sedang

dilakukan penyidikan. Proses penyidikan dilaksanakan dengan ketentuan tidak boleh

dilimpahkan kepada petugas lain yang bukan penyidik dan PPNS lainnya yang tidak

tercantum dlm surat perintah penyidikan. PPNS dan penyidik POLRI memantau proses

hukum selanjutnya sampai vonis yang ditetapkan.

Tahapan proses penyidikan antara lain:

1. Buat Rencana Penyidikan dengan menentukan:

a. sasaran penyidikan;

b. sumber daya yang dilibatkan;

c. cara bertindak;

d. waktu yang akan digunakan; dan

e. pengendalian penyidikan.

2. Tentukan sasaran penyidikan meliputi:

a. orang yang diduga melakukan tindak pidana;

b. perbuatan pidana (kejahatan atau pelanggaran);

c. unsur-unsur pasal yang akan diterapkan; dan

d. alat bukti serta barang bukti.

3. Tentukan sumberdaya yang dilibatkan meliputi:

a. tim pelaksana penyidikan yang mempunyai otoritas, kompetensi, dan integritas;

b. sarana dan prasarana;

c. anggaran yang diperlukan; dan

d. kelengkapan piranti lunak.

4. Tentukan rencana cara bertindak meliputi teknis dan prosedur bentuk kegiatan

dalam proses penyidikan antara lain sebagai berikut:

a. pemberitahuan dimulainya penyidikan;

b. pemanggilan;

c. penangkapan;

d. penahanan;

e. penggeledahan;

f. penyitaan;

g. pemeriksaan;

h. bantuan hukum;

i. penyelesaian berkas perkara;

j. pelimpahan perkara;

k. penghentian penyidikan;

l. administrasi penyidikan; dan

m. pelimpahan penyidikan.

5. Tentukan rencana waktu yang diperlukan untuk melakukan proses penyidikan

dengan memperhatikan kegiatan penyidikan seperti poin 4.

6. Tentukan rencana pengendalian penyidikan meliputi:

a. penyiapan administrasi penyidikan dengan sistim tata naskah;

b. penyiapan buku kontrol penyidikan yang berisi antara lain:

1) penyusunan jadwal dan materi supervisi dan/atau asistensi;

2) penyusunan jadwal evaluasi kegiatan perencanaan, pengorganisasian

Konsep Dasar Penyidikan 18

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

3) dan pelaksanaan; dan

4) pembuatan laporan kegiatan penyidikan dan data penyelesaian kasus.

5) Laporkan dan ajukan rencana penyidikan sebelum dilakukan kegiatan

penyidikan kepada atasan dalam rangka pengendalian perkara.

Gambar 2. Skema Penyidikan Tindak Pidana Obat dan Makanan

Hal-hal penting yang perlu dipahami dalam penyidikan:

1. Alat Bukti

Sesuai dengan Pasal 184 ayat (1) UU No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,

Alat bukti yang sah ialah:

a. keterangan saksi;

b. keterangan ahli;

c. surat;

d. petunjuk;

e. keterangan terdakwa.

2. Pelimpahan Berkas Perkara

Sesuai dengan Pasal 110 UU No. 8 ta:hun 1981 tentang Hukum Acara Pidana:

Ayat (1) Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik wajib segera

menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum.

Penghentian Penyidikan (SP3)

1. Tidak cukup bukti

2. bukan tindak pidana

3. demi hukum

Konsep Dasar Penyidikan 19

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM

Ayat (2) Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut

ternyata masih kurang lengkap, penuntut umum segera mengembalikan berkas

perkara itu kepada penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi.

Ayat (3) Dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk dilengkapi,

penyidik wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk

dari penuntut umum.

Ayat (4) Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu empat belas hari

penuntut umum tidak mengembalikan hasil penyidikan atau apabila sebelum

batas waktu tersebut berakhir telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari

penuntut umum kepada penyidik.

3. Administrasi penyidikan

Setiap tindakan yang dilakukan oleh Penyidik harus dituangkan dalam Berita Acara.

Sesuai Pasal 75 UU No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana:

Ayat (1) Berita acara dibuat untuk setiap tindakan tentang:

a. pemeriksaan tersangka;

b. penangkapan;

c. penahanan;

d. penggeledahan;

e. pemasukan rumah;

f. penyitaan benda;

g. pemeriksaan surat;

h. pemeriksaan saksi;

l. pemeriksaan di tempat kejadian;

j. pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan;

k. pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini.

Ayat (2) Berita acara dibuat oleh pejabat yang bersangkutan dalam melakukan tindakan

tersebut pada ayat (1) dan dibuat atas kekuatan sumpah jabatan.

Ayat (3) Berita acara tersebut selain ditandatangani oleh pejabat tersebut pada ayat

(2)ditandatangani pula oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut

pada ayat (1).