modul mata kuliah sosiologi pertanian undana

18
HAND OUT 1 PENGERTIAN SOSIOLOGI, MASYARAKAT TANI SERTA KEBUDAYAAN I. PENDAHULUAN Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Sosiologi, Sosiologi Pedesaan dan Sosiologi Pertanian. Pengertian Sosiologi Pembicaraan mengenai pengertian sosiologi ditekankan pada definisi dan perspektif. Definisi memberikan pengertian dasar mengenai sosiologi, sedangkan perspektif sosiologi melihat suatu fenomena secara sosiologis. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti “kawan” dan logos dari kata Yunani yang berarti “berbicara”. Jadi sosiologi berarti “berbicara tentang kawan”. Sosiologi berinduk pada filsafat (seperti cabang ilmu pengetahuan lainnya). Sebelum lahir dengan nama sosiologi, ilmu tentang kemasyarakatan ini dalam “kandungan” induknya (filsafat) disebut filsafat sosial. Pada abad ke 19, seorang ahli filsafat Bangsa Perancis yang bernama Auguste Comte dapat diibaratkan sebagai “bidan” yang melahirkan filsafat sosial itu menjadi suatu ilmu baru yang berdiri sendiri, yakni sosiologi. Dalam hitungan tahun, lahirnya sosiologi ini tepatnya adalah tahun 1842, yakni tatkala Comte menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang berjudul Positive-Philosophy. Sosiologi menjadi semakin populer dan berkembang pesat berkat jasa Herbert Spencer (Inggris) lewat bukunya Principle of Sociology. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (1964) mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga- lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan- 1

Upload: khafidh-tri-ramdhani

Post on 24-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Ini merupakan karya dari bapak Simon Seran

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

HAND OUT 1PENGERTIAN SOSIOLOGI, MASYARAKAT TANI SERTA KEBUDAYAAN

I. PENDAHULUANKegiatan Belajar 1 : Pengertian Sosiologi, Sosiologi Pedesaan dan Sosiologi

Pertanian.Pengertian SosiologiPembicaraan mengenai pengertian sosiologi ditekankan pada definisi dan

perspektif. Definisi memberikan pengertian dasar mengenai sosiologi, sedangkan perspektif sosiologi melihat suatu fenomena secara sosiologis.

Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti “kawan” dan logos dari kata Yunani yang berarti “berbicara”. Jadi sosiologi berarti “berbicara tentang kawan”. Sosiologi berinduk pada filsafat (seperti cabang ilmu pengetahuan lainnya). Sebelum lahir dengan nama sosiologi, ilmu tentang kemasyarakatan ini dalam “kandungan” induknya (filsafat) disebut filsafat sosial. Pada abad ke 19, seorang ahli filsafat Bangsa Perancis yang bernama Auguste Comte dapat diibaratkan sebagai “bidan” yang melahirkan filsafat sosial itu menjadi suatu ilmu baru yang berdiri sendiri, yakni sosiologi. Dalam hitungan tahun, lahirnya sosiologi ini tepatnya adalah tahun 1842, yakni tatkala Comte menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang berjudul Positive-Philosophy. Sosiologi menjadi semakin populer dan berkembang pesat berkat jasa Herbert Spencer (Inggris) lewat bukunya Principle of Sociology.

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (1964) mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan agama dengan segi kehidupan hukum dan lain sebagainya.

Ada beberapa sifat hakekat yang membedakan sosiologi dari ilmu pengetahuan lainnya, yakni :

1. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam.

2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif, tetapi merupakan disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini, dan bukan pada apa yang terjadi atau yang seharusnya terjadi. Sebagai suatu ilmu pengetahuan, sosiologi membatasi diri terhadap persoalan penilaian. Dalam hal ini sosiologi berbeda dengan filsafat kemasyarakatan, filsafat politik, etika dan agama.

1

Page 2: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Ilmu pengetahuan murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam masyarakat. Ilmu pengetahuan terapan adalah ilmu pengetahuan yang tujuannya untuk digunakan atau diterapkan dalam masyarakat untuk membantu memperbaiki kehidupan masyarakat. Sebagai perbandingan, ahli kimia tidak dapat membuat obat-obatan, seorang ahli ilmu fisiologi (ilmu faal) tidak dapat menyembuhkan penyakit. Demikian juga sosiologi hanya menyajikan fakta-fakta atau fenomena sosial yang dapat digunakan oleh cabang ilmu lain untuk membantu memperbaiki keadaan masyarakat.

4. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak, dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkrit. Artinya bahwa yang diperhatikan sosiologi adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat, tetapi bukan wujudnya yang konkrit.

5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip-prinsip/hukum umum dari interaksi antar manusia dan juga prihal sifat hakekat, bentuk, isi dan struktur masyarakat manusia.

6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Ciri tersebut menyangkut metode yang digunakan dalam mempelajari sosiologi.

7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada setiap interaksi antara manusia.

Sebagai kesimpulan, sosiologi adalah ilmu sosial yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris, serta bersifat umum.

Ada batasan lain tentang soisologi yang dikemukakan para ahli. Misalnya Roucek dan Waren (1962) mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok. Menurut Pitirin Sorakin (1928), sosiologi mempelajari gejala sosial kebudayaan dari sudut umum, mempelajari gejala tersebut, serta hubungan antara gejala itu yang sangat banyak. E.R. Babbie (1983), sosiologi adalah studi tentang kehidupan sosial, terentang dari interaksi tatap muka antara dua individu, sampai pada hubungan global antar bangsa-bangsa.

Perlu dipahami bahwa fenomena sosial yang menjadi sasaran pengamatan sosiologi adalah sangat luas, di samping mudah berubah. Karena sangat luasnya fenomena sosioal dan di lain pihak sangat terbatasnya kemampuan manusia, maka tidak mungkin bagi seseorang untuk memahami fenomena itu secara menyeluruh dan

2

Page 3: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

utuh. Untuk itu diperlukan perspektif (wawasan) tertentu untuk menilai fenomena sosial yang luas tersebut.

Horton dan Hunt (Sociology, 1984) mengemukakan empat perspektif, yakni : perspektif evolusioner, interaksionis, fungsionalis dan konflik. Apabila masyarakat dilihat menurut perspektif evolusi, maka anda melihat perkembangan masyarakat dari tingkat yang sederhana menuju tingkat yang lebih maju (tradisional - modern). Proses perkembangan ini terjadi lewat tahap-tahap tertentu yang dipandang memiliki sifat-sifat yang universal.

Apabila masyarakat dilhita menurut perspektif interaksionis, maka pusat perhatian kepada interaksi antara orang yang satu dengan yang lain. Dalam berinteraksi dengan sesamanya, orang pasti memiliki pengertian yang sama terhadap berbagai hal yang menjadi dasar hubungan mereka. Pengertian atau pemaknaan yang sama terhadap suatu hal disimbolkan dengan tanda, isyarat, kata-kata lisan maupun tertulis.

Apabila masyarakat dilihat menurut perspektif fungsionalis, berarti masyarakat dilihat sebagai suatu sistem yang stabil dan selalu mengandung keseimbangan. Apabila terjadi perubahan, memang mengganggu keseimbangan, namun hanya bersifat sementara, dan akhirnya akan tercipta lagi keseimbangan baru.

Apabila masyarakat dilihat menurut perspektif konflik, maka masyarakat dilihat dengan gambaran yang merupakan kebalikan dari perspektif fungsional. Kaum teoritis konflik melihat masyarakat selalu dalam keadaan konflik terus menerus di antara kelompok atau kelas-kelas yang ada dalam masyarakat tersebut.

Pengertian Sosiologi PedesaanSosiologi pedesaan (rural sociology) adalah sosiologi yang melukiskan dan menelaah

hubungan manusia di dalam dan di antara kelompok-kelompok sosial yang ada di lingkungan pedesaan. Maksud mempelajari sosiologi pedesaan adalah untuk mengumpulkan keterangan mengenai masyarakat pedesaan dan menelaah hubungan-hubungannya. Sosiologi pedesaan melukiskan seteliti-telitinya tingkah laku, sikap, perasaan, motif dan kegiatan-kegiatan yang hidup dalam lingkungan pedesaan, juga menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi atau membatasinya. Hasil dari studi sosiologi pedesaan dapat digunakan untuk usaha-usaha perbaikan penghidupan dan kehidupan masyarakat desa, misalnya digunakan dalam usaha-usaha penyuluhan pertanian.

Pengertian Sosiologi PertanianSOSIOLOGI pertanian (agricultural sociology) sering disamakan dengan sosiologi pedesaan (rural sociology).Tetapi ini hanya berlaku jika penduduk desa terutama hidup dari pertanian saja. Semakin sedikit kehidupan manusia di desa ditandai oleh kegiatan pertanian, semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan dari sosiologi pedesaan. Lapangan pekerjaan penduduk desa dalam masyarakat pertanian pra-industri sebagian besar termasuk dalam bidang pertanian. Karena itu tidak ada alasan di sini untuk membedakan obyek sosiologi pertanian dan sosiologi pedesaan. Cara

3

Page 4: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

berpikir sederhana seperti itu tidak lagi sesuai dengan kenyataan yang berlaku dalam masyarakat industri. Sebab, penduduk tani di sana sering hanya sepersepuluh dari seluruh penduduk desa atau malah kurang; sektor pertanian hanya merupakan bagian kecil dalam sektorpedesaan.

Obyek "sosiologi pedesaan" adalah seluruh penduduk di pedesaan terus-menerus atau untuk sementara tinggal di sana. Obyek "sosiologi pertanian" adalah keseluruhan penduduk yang bertani tanpa memperhatikan jenis tempat tinggalnya. Dengan kata lain, sosiologi pedesaan juga sosiologi perkotaan, merupakan sosiologi pemukiman. Sosiologi pedesaan membahas, dalam situasi dan keadaan lingkungan bagaimana manusia pedesaan tak peduli apakah ia petani atau bukan petani, pekerja yang sedang berlibur, hidup dan bergaul dengan sesama bagaimana hubungan antara mereka dan dengan penduduk lainnya pada nilai, norma dan otoritas apa tindakan mereka berorientasi, dalam kelompok dan organisasi mana berlangsung kehidupan mereka, masalah mana yang muncul dan dengan bantuan proses sosial mana hal ini bisa diselesaikan.

Sebaliknya, sosiologi pertanian adalah sosiologi ekonomi seperti sosiologi industri, yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian. Ke dalam ilmu ekonomi makro ini biasanya termasuk cabang ekonomi seperti ilmu perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Tetapi sosiolog pertanian memusatkan hampir semua perhatiannya pada petani dan permasalahan hidup petani. Tema utama sosiologi pertanian adalah undang-undang pertanian, organisasi sosial pertanian (struktur pertanian), usaha pertanian, bentuk organisasi pertanian terutama koperasi dan masalah sosial pertanian. Sebuah aspek penting adalah posisi sosial petani dalam masyarakat.

Situasi kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan terutama oleh hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), hubungan pekerjaan mereka satu dengan lainnya (tata kerja), dan sistern ekonomi dan masyarakat yang ada di atas mereka (tata kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini disebut sebagai hukum agraria. Hukum agraria dalam pengertian sempit adalah hukum pertanahan (landtenur). Setiap hukum agraria mungkin mempunyai ciri yang berbeda-beda. Ciri-.ciri itu berkaitan satu sama lain dan hubungannya terhadap keseluruhan hukum agraria bisa diukur. Keseluruhan hubungan ini disebut struktur agraria (pertanian). Struktur pertanian hanya merupakan perancah untuk menjalankan usaha pertanian. Pengertian organisasi sosial pertanian atau struktur pertanian selain mengandung pengertian struktur juga mempunyai arti fungsi dan lembaga. Fungsi adalah pengertian sosiologi yang mempunyai bermacam-macam arti. Kata ini sering dipakai dalam pengertian penetapan tugas dan tujuan.Yang lebih sesuai menurut ilmu pengetahuan alam-matematik adalah arti fungsi sebagai dampak, yang bertolak atau harus bertolak dari elemen-elemen struktur sosial. Jika elemen suatu sistem bekerja sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai atau sebuah rencana terlaksana, maka elemen atau sistem itu fungsional. Struktur pertanian yang memenuhi ketentuan politik pertanian yang mampu memberi makan penduduk sebuah negara, pantas disebut sebagai struktur pertanian yang fungsional. Agar sebuah struktur pertanian dapat berfungsi dalam pengertian yang diinginkan, tidak saja dibutuhkan struktur pertanian yang cocok, misalnya skala usaha yang cukup luas, tapi juga lembaga yang sesuai dengan tujuan.

4

Page 5: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

Lembagasosial demikian diartikan sebagai tipe dan cara mengatur bagaimana suatu kegiatan dilakukan. Jadi, lembaga adalah model, aturan dan undang-undang untuk kelangsungan tindakan. Sebuah lembaga pertanian yang penting adalah misalnya lembaga pewarisan, karena mengatur pengalihan pemilikan tanah pertanian dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Kegiatan Belajar 2 : Masyarakat Pengertian Masyarakat

Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Agak sukar untuk memberikan suatu batasan tentang masyarakat, oleh karena istilah masyarakat terlalu banyak mencakup berbagai faktor, sehingga kalaupun diberikan suatu definisi yang bisa mencakup keseluruhannya, masih ada juga yang tidak terpenuhi unsur-unsurnya. Beberapa orang sarjana telah mencoba memberikan definisi masyarakat (society) seperti misalnya:

a. Mac Iver dan Page yang mengatakan bahwa: "Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan dari pengawasan tingkah-laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah".

b. Ralph Linton :"Masyarakat” merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.

c. Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

Walaupun definisi dari sarjana-sarjana tersebut berlainan, akan tetapi pada dasarnya isinya sama yaitu masyarakat yang mencakup beberapa unsur, sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis angka minimalnya adalah dua orang yang hidup bersama.

b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap dengan sesama lain di sekelilingnya.

c. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam sekelilingnya.

Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut, yakni lingkungan sosial dan lingkungan alam, manusia mempergunakan fikiran, perasaan dan kehendaknya. Selain itu, maka dalam menyerasikan diri dengan lingkungan-lingkungan tersebut manusia senantiasa hidup dengan sesamanya,

5

Page 6: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

untuk menyempurnakan dan memperluas sikap tindaknya agar tercapai kedamaian dengan lingkungannya.

Kegiatan Belajar 3. KebudayaanPengertian/batasan dari kebudayaan

Kata "kebudayaan" berasal dari (bahasa Sansekerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata "buddhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal".

Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata Latin colere, artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut yaitu colere kemudian culture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.3

Seorang antropolog lain, yaitu E.B. Tylor (1871) memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai berikut (terjemahannya):

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dan pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara atau pola berfikir, merasakan dan bertindak. Seorang yang meneliti kebudayaan tertentu, akan sangat tertarik oleh obyek-obyek kebudayaan seperti rumah, sandang, jembatan, alat-alat komunikasi dan sebagainya. Seorang sosiolog mau tidak mau harus menaruh perhatian juga pada hal tersebut. Akan tetapi, dia terutama akan menaruh perhatian pada perilaku sosial, yaitu pola-pola perilaku yang membentuk struktur sosial masyarakat. Jelas bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh peralatan yang dihasilkannya serta ilmu pengetahuan yang dimilikinya atau didapatkannya. Namun seorang sosiolog lebih menaruh perhatian pada perilaku sosial.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Di dalamnya termasuk misalnya saja agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta meliputi baik yang berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk langsung

6

Page 7: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

diamalkan dalam kehidupan masyarakat. Rasa dan cipta dinamakan pula kebudayaan rohaniah (spiritualatauimmaterial culture). Semua karya, rasa dan cipta, dikuasai oleh karsa orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau dengan seluruh masyarakat.

Pendapat tersebut di atas dapat saja dipergunakan sebagai pegangan. Namun demikian, apabila dianalisis lebih lanjut, maka manusia sebenarnya mempunyai segi materiil dan segi spiritual di dalam kehidupannya. Segi materiil mengandung karya, yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan benda-benda maupun lain-lainnya yang berwujud benda. Segi spiritual manusia mengandung cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan, karsa yang menghasilkan kaidah kepercayaan, kesusilaan, kesopanan dan hukum, serta rasa yang menghasilkan keindahan. Manusia berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan melalui logika, menyerasikan perilaku terhadap kaidah-kaidah melalui etika, dan mendapatkan keindahan melalui estetika. Hal itu semuanya merupakan kebudayaan, yang juga dapat dipergunakan sebagai patokan analisis.

Unsur-unsur kebudayaan

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya Majelis Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.

Beberapa orang sarjana, telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, misalnya, Melville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:1. alat-alat teknologi2. sistem ekonomi3. keluarga4. kekuasaan politik

Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai bcrikut :1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di

dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,2. Organisasi ekonomi,3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pcndidikan; perlu diingat bahwa keluarga

merupakan lembaga pendidikan yang utama,4. organisasi kekuatan,

Masing-masing unsur tersebut, beberapa macam unsur-unsur kebudayaan, untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasiflkasikan ke dalam unsur-unsur pokok atau besar kebudayaan, lazim disebut cultural universals. Islilah ini menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di manapun di

7

Page 8: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

dunia ini. Para antropolog yang membahas persoalan tersebut secara lebih mendalam, belum mempunyai pandangan seragam yang dapat diterima. Antropolog C. Kluckholn di dalam sebuah karyanya yang bcrjudul Universal Categories of Culture telah mcnguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu. Inti pendapat-pendapat para sarjana itu mcnunjuk pada adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural Universal yaitu:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya).

2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).

3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).

4. Bahasa (lisan maupun tertulis).5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).6. Sistem pengetahuan.7. Religi (sistem kepercayaan).

Cultural-universals tersebut di atas, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex. Misalnya, kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, sistem mengolah tanah dengan bajak, sistem hak milik atas tanah dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi umpamanya hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits, adalah items. Apabila diambil contoh alat bajak tersebut di atas maka, bajak tadi terdiri dari gabungan alat-alat atau bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dapat dilepaskan, akan tetapi pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Apabila salah-satu bagian bajak tersebut dihilangkan, maka bajak tadi tak dapat melaksanakan fungsinya sebagai bajak. Menurut Bronislaw Malinowski yang selalu mencoba mencari fungsi atau kegunaan setiap unsur kebudayaan, tak ada suatu unsur kebudayaan yang tidak mempunyai kegunaan yang cocok dalam rangka kebudayaan sebagai keseluruhan. Apabila ada unsur kebudayaan yang kehilangan kegunaannya, unsur tersebut akan hilang dengan sendirinya. Kebiasaan-kebiasaan serta dorongan, tanggapan yang didapat dengan belajar serta dasar-dasar untuk organisasi, harus diatur sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pemuasan kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.

8

Page 9: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

Fungsi kebudayaan bagi masyarakat.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri yang tidak selalu baik baginya. Kecuali itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik di bidang spiritual maupun materiil. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas, untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar oleh karena kemampuan manusia adalah terbatas, dan dengan demikian kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.

Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:1. alat-alat produktif,2. senjata,3. wadah,4. makanan dan minuman,5. pakaian dan perhiasan,6. tempat berlindung dan perumahan,7. Alat-alat transportasi

Dalam tindakan-tindakannya untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf pcrmulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya.Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang hingga kini masih rendah taraf kebudayaannya.Misalnya suku bangsa Kubu yang tinggal di pedalaman daerah Jambi, masih bersikap menyerah terhadap lingkungan alamnya. Rata-rata mereka itu masih merupakan masyarakat yang belum mempunyai tempat tinggal tetap, hal mana disebabkan karena persediaan bahan pangan semata-mata tergantung dari lingkungan alam. Taraf teknologi mereka belum mencapai tingkatan di mana kepada manusia diberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan alamnya.

Keadaannya berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, di mana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya manusia tersebut, yaitu teknologi, memberikan kcmungkinan-kcmungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Soviet Rusia, Perancis, Jerman dan sebagainya, merupakan beberapa contoh di mana masyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar. Rasa masyarakat, mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata-tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya upaya manusia untuk mclindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di dalam

9

Page 10: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

masyarakat. Kekuatan-kekuatan yang tersembunyi dalam masyarakat, tidak selamanya baik. Untuk menghadapi kekuatan-kekuatan yang buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidup. Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain

Gerak Kebudayaan

Seorang sosiolog dalam mempelajari kebudayaan sebagai hasil masyarakat, tidak akan membatasi diri pada struktur kebudayaan tersebut, yaitu unsur-unsurnya yang statis, akan tetapi perhatiannya juga dicurahkan pada gerak kebudayaan tersebut. Dalam uraian-uraian sebelumnya telah diterangkan bahwa tak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika atau gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab dia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadinya hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat. Perihal gerak tersebut, akan diuraikan dalam satu bab tersendiri tentang proses-proses sosial. Di sini, hanya akan disinggung garis besar akulturasi saja.

Akulturasi terjadi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan yang tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat-laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menycbabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan manusia telah terjadi dalam masa-masa yang silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin, dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan sebagainya. Pada saat itulah unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah:1. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima,2. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima,3. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru,4. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.

1) Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah:a Unsur kebudayaan kebendaan seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah

dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Sebagai contoh adalah alat tulis-menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan Barat.

10

Page 11: Modul Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Undana

b Unsur-unsur yang terbukti membawa rnanfaat besar, misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media.

c Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk memperlengkapi pabrik-pabrik penggilingan.

2) Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah misalnya:a Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-

lain.b Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang

paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok yang lain.

3) Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru. Hal ini disebabkan oleh karena norma-norma yang tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai (sudah internalized) sehingga sukar sekali untuk mengubah norma-norma yang sudah demikian meresapnya dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya belum menetapnya unsur-unsur atau norma-norma tradisional dalam jiwa generasi muda, menyebabkan bahwa mereka lebih mudah menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan mereka.

4) Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok individu-individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan dalam masyarakat dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan krisis yang membahayakan keutuhan masyarakat. Apabila mereka merupakan golongan yang kuat, maka mungkin proses perubahan dapat ditahannya. Sebaliknya bila mereka berada di fihak yang lemah, maka mereka hanya akan dapat menunjukkan sikap yang tidak puas.

11