modul 6 workflow dan implementasi bim pada level ... filekompetensi dasar setelah mengikuti...
TRANSCRIPT
MODUL 6 : WORKFLOW DAN IMPLEMENTASI BIM PADA LEVEL
KOLABORASI DALAM PROSES MONITORING PROYEK
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran mata
pelatihan ini peserta mampu melakukan
Workflow dan Implementasi BIM pada level
kolaborasi dalam proses monitoring proyek
yang meliputi Metode Kolaborasi BIM, Pre-
Clash Detection Antar Disiplin, dan Workflow
Implementasi BIM dalam Berbagai Fase
Proyek.
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat
ini peserta mampu memahami:
• Metode Kolaborasi BIM
• Pre-Clash Detection Antar Disiplin
• Workflow Implementasi BIM dalam
Berbagai Fase Proyek
PENDAHULUAN
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Metode Kolaborasi BIM
a. Pengertian Kolaborasi dan Manfaatnya dalam Proyek BIM
b. Tata Cara Kolaborasi dalam Proyek BIM
2. Pre-Clash Detection Antar Disiplin
a. Pengertian Clash
b. Manfaat Clash Detection
c. Perbedaan Pre-Clash Detection dan Clash Detection
d. Hal-hal Lain terkait Clash Detection
3. Workflow Implementasi BIM dalam Berbagai Fase Proyek
a. Pengertian Workflow
b. Workflow Implementasi BIM Fase Perencanaan
c. Workflow Implementasi BIM Fase Pelaksanaan
d. Workflow Implementasi BIM Fase Handover dan Facility
PENDAHULUAN
4
METODE KOLABORASI BIM: PENGERTIAN KOLABORASI DAN
MANFAATNYA
Dalam BIM, tim proyek (owner, arsitek, kontraktor,
engineer, supplier) saling bekerjasama, bertukar
informasi (baik data maupun geometri), berkolaborasi
dalam mengefisienkan proses
pembangunan/konstruksi.
Kolaborasi terkait dengan koordinasi pengembangan
model baik dalam satu disiplin maupun antar disiplin.
Model 3D dapat dikerjakan secara terpisah oleh disiplin
masing-masing (independen) dan kemudian
digabungkan ke dalam model yang terkonsolidasi.
Model dapat diubah berdasarkan dinamika proyek,
sehingga harus dapat diakses oleh tim proyek yang
berkepentingan dalam rangka menambahkan,
mengekstrak, memperbaharui atau mengubah informasi
dan mensimulasikannya ke dalam model 3D terbaru.Model BIM terintegrasi dimana BIM dibangun berdasarkan hubungan antara perubahan model
yang dilakukan oleh arsitek, engineer, kontraktor, dan supplier dalam proses desain dan
konstruksi
5
Proses informasi yang dihasilkan dari masing-masing disiplin
digabungkan, dikelola, serta disebarluaskan pada tim proyek
Keuntungan kolaborasi dalam BIM :
• Dapat meminimalisir kesalahan sekaligus
mempercepat proses konstruksi,
• Menghasilkan pengoperasian bangunan yang lebih
mudah
• Meminimalisir produksi limbah sekaligus
mengeluarkan biaya yang lebih murah.
• Proses manajemen lebih accesible dan actionable
karena bermuara pada 1 model informasi
sehingga dapat meminimalisir konflik informasi
diantara berbagai pihak.
METODE KOLABORASI BIM: PENGERTIAN KOLABORASI DAN
MANFAATNYA
6
Pemberi Kerja Arsitek Konsultan Engineer Kontraktor/Quantity Surveyor
Desain Konseptual Memberikan berbagai keperluan
terkait bentuk, fungsi, biaya, dan
jadwal
Membuat model awal (konsep massa)
dengan pertimbangan tapak
Memberikan feedback terhadap
building performance goal awal dan
keperluannya
Memberikan feedback biaya
pembangunan awal, penjadwalan,
dan konstruktabilitas
Desain Skematik Mengkaji desain dan
penyempurnaan keperluan desain
Menyempurnakan model dengan
masukan dari pemberi kerja, konsultan
engineer, dan manager konstruksi
Menghasilkan pemodelan skematik,
analisa, dan iterasi sistem
Memberikan review desain dan
feedback menerus terhadap biaya,
penjadwalan, dan konstruktabilitas
Detailed Design Mengkaji desain. Persetujuan final
desain proyek dan ukurannya
Terus menyempurnakan model.
Memperlihatkan model yang
terkoordinasi.
Finalisasi model desain, dokumen
tender, spesifikasi, dan pemenuhan
peraturan perijinan bangunan
Menciptakan model desain dan analisa
secara spesifik disiplin
Finalisasi model desain discipline-
specific, dokumen tender, spesifikasi,
dan pemenuhan terhadap kodifikasi
peraturan bangunan
Menciptakan model konstruksi untuk
simulasi, koordinasi, estimasi, dan
penjadwalan
Mengembangkan model konstruksi,
melakukan estimasi final dan jadwal
konstruksi.
Mengikuti dan memanage proses
tender
Konstruksi Mengawasi jalannya konstruksi
dan memberikan imput bagi
perubahan konstruksi
Menanggapi RFI.
Dokumen administrasi kontrak,
pembaharuan model
Menanggapi RFI, update model desain
discipline-spesifik, kondisi fisik
lapangan, dan pemeriksaan/pengujian
Mengelola konstruksi dengan
subkonstraktor dan supplier,
memberitahukan perubahan model
desain
As Built Verifikasi model As Built Verifikasi model As Built Mempersiapkan model As Built
Facility
Management
Mempertemukan arsitek dan
facility group untuk handling over
Koordinasi pertukaran informasi lewat
model melalui Exchange Group
Mempersiapkan dokumen handover
Sumber: Singapore BIM Guide 2.0
METODE KOLABORASI BIM: TATACARA KOLABORASI
7
Kolaborasi dalam tahap pengembangandesain
Elemen KontrolPengecekan dlm masing-
masing disiplinKoordinasi antar Disiplin
(BIM Essential for Collaborative Virtual Design and Construction, BCA Singapore 2013)
METODE KOLABORASI BIM: TATACARA KOLABORASI
PEMBAGIAN KOLABORASI DALAM PENGEMBANGAN DESAIN
8
1. Elemen Kontrol
Level
Setting Out
Grid
Titik awal
Origin point:
model AR dan ST tidak mempunyai koordinat z yang
sama (kiri: incorrect model); dan sebaliknya
mempunyai koordinat yang sama (kanan: correct
model)
Grid:
grid tidak sejajar (kiri) ; grid sejajar (kanan)
Setting out:
model AR dan ST mempunyai titik patok yang tidak
berkesuaian (kiri); model AR dan ST mempunyai titik
patok yang sesuai (kanan)
Level:
ketinggian lanin antar model tidak sama (kiri);
ketinggian lantai antar model sama (kanan).
METODE KOLABORASI BIM: TATACARA KOLABORASI
9
2. Pengecekan dalam masing-masing disiplin
Berbagai model dari setiap disiplin harus memenuhi kualitas
model dalam tingkat minimum, selalu konsistensi, dan
memudahkan untuk koordinasi.
- Tidak ada overlap dan duplikasi dari berbagai objek.
Pengecekan penting dilakukan sehingga tidak ada
elemen-elemen sama yang berganda serta tidak ada
overlapping dari kategori yang sama yang secara
sistematis akan menghasilkan quantity takeoff yang tidak
akurat.
- Tidak ada clash/bentrok antar elemen di dalam masing-
masing disiplin, contohnya dinding ke lantai, saluran ke
saluran, pondasi ke pondasi, dinding ke langit-langit, dsb
METODE KOLABORASI BIM: TATACARA KOLABORASI
10
3. Koordinasi antar DisiplinPeletakan dan
penyelarasan
kolom antara
model arsitektural
dan struktural
Koordinasi
langit-langit
dan struktur
Penetrasi kritis
MEP ke dalam
struktur
Koordinasi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
Koordinasi Arsitektural-Struktural:
• Terkait dengan peletakan kolom dan alinyemen antara model
arsitektural dan struktural
• Koordinasi terkait elemen langit-langit dan rangka struktur
• Koordinasi terkait tangga dan ramp
Koordinasi Arsitektural dan MEP:
• Koordinasi terhadap ruang/lubang menerus untuk meletakkan
pipa utilitas secara vertikal
• Koordinasi terhadap elemen langit-langit untuk menutupi
elemen MEP
Koordinasi Struktural-MEP:
• Jaringan perpipaan dan utilitas MEP terhadap kerangka
struktural.
• Bukaan MEP terhadap dinding struktural
• Jaringan utilitas MEP bawah tanah terhadap pondasi struktural
Koordinasi Arsitektural-Struktural-MEP:
• Koordinasi dalam peletakan toilet, termasuk peletakan ubin,
drainase, serta alat bantu lainnya
• Koordinasi fasad bangunan
METODE KOLABORASI BIM: TATACARA KOLABORASI
11
EVALUASI
PILIHAN BERGANDA
1. Keuntungan kolaborasi dalam BIM adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Dapat meminimalisir kesalahan sekaligus mempercepat proses konstruksi,
b. Menghasilkan pengoperasian bangunan yang lebih mudah
c. Proses manajemen lebih accesible dan actionable karena bermuara pada banyak model informasi
d. Meminimalisir produksi limbah sekaligus mengeluarkan biaya yang lebih murah.
2. Idealnya BIM diimplementasikan sejak awal proyek sampai selesai, yaitu pada tahap:
a. Disain skematik, detil disain, documentasi konstruksi, procurement & operation.
b. Persiapan tender, detil disain, dokumentasi konstruki, as-built drawing
c. Perencanaan biaya, perencanaan gambar disain, shop drawing, pemeliharaan
d. Semuanya benar
3. Koordinasi yang dilakukan dalam tahap pengembangan desain seperti yang tercantum dalam BIM Essential for Collaborative
Virtual Design and Construction (BCA Singapore 2013) terbagi dibawah ini, kecuali:
a. Elemen Kontrol
b. Pengecekan dalam masing-masing Disiplin
c. Pengecekan antar Disiplin
d. Koordinasi antar Disiplin
SOAL ESSAY
1. Mengapa dengan BIM masing-masing pihak dalam proyek bisa berkolaborasi walaupun dari tempat yang berbeda-
beda?
2. Mengapa penerapan BIM ini akan membuat efisiensi yang signifikan dari sisi biaya dan waktu pelaksanaan proyek?
3. Apa yang dimaksud dengan koordinasi antar disiplin yang dimaksud, berikan contohnya!
12
• Clash (bentrok) terjadi apabila elemen-elemen dari model-model berbeda mendiami sebuah
ruang yang sama.
• Bentuk clash:
- geometrik (misalnya pipa yang menjebol dinding),
- penjadwalan (misalnya pentahapan sekuensial ternyata dilaksanakan bersamaan), atau
- adanya perubahan/update yang tidak tergambarkan.
• Clash detection (deteksi bentrok) atau clash test merupakan terminologi yang secara umum
bertujuan untuk mengidentifikasi, meninjau, dan melaporkan adanya gangguan dalam suatu
model proyek, dalam tahap desain dan prakonstruksi.
• Dilakukan melalui proses integrasi berbagai model yang berasal dari berbagai disiplin
(arsitektur, struktur, dan MEP).
PRE-CLASH DETECTION ANTAR DISIPLIN: PENGERTIAN DASAR
13
PRE-CLASH DETECTION ANTAR DISIPLIN: PENGERTIAN DASAR
PROSES KOORDINASI DALAM CLASH DETECTION
14
PRE-CLASH DETECTION ANTAR DISIPLIN: MANFAAT
• Clash detection digunakan untuk mengecek pekerjaan baik yang sudah selesai atau sedang
berlangsung untuk meminimalisir risiko terjadinya human error yang diperkirakan akan terjadi dalam tahap
konstruksi.
• Dilakukan melalui proses integrasi berbagai model yang berasal dari berbagai disiplin (arsitektur,
struktur, dan MEP).
• Kesalahan yang biasanya terlihat di lapangan akan langsung terdeteksi pada tahap pemodelan,
bahkan sebelum kegiatan di lapangan dilakukan.
• Keuntungan pemakaian clash detection secara umum adalah:
- Meminimalisir dan mengeliminasi konflik yang akan terjadi di lapangan, sehingga mereduksi RFI
- Memvisualisasikan pembangunan, pentahapan, dan logistik
- Mereduksi biaya konstruksi karena berkurangnya variation order
- Menurunkan jumlah waktu yang dibutuhkan dalam proses konstruksi
- Meningkatkan produktivitas di lapangan
- Penggambaran yang lebih akurat
15
Adapun clash detection diterapkan pada tahap design
development atau detailed design (LOD 300). Pada
tahap ini, pemodelan sudah dikembangkan secara akurat,
dengan kuantitas, ukuran, bentuk, lokasi, serta orientasi
yang akurat.
PRE-CLASH DETECTION ANTAR DISIPLIN: PERBEDAAN
PRECLASH
DAN CLASH DETECTION
Preliminary Clash Detection atau Pre-Clash Detection
adalah proses deteksi bentrok yang dilakukan pada tahap
awal, atau dalam hal ini adalah pada tahap desain
skematik (LOD 200) sehingga meminimalisasi konflik
sebelum tahap konstruksi. Pada tahap ini, pemodelan
dikembangkan dengan kuantitas, ukuran, bentuk, lokasi,
dan orientasi yang masih belum akurat.
Sumber: BIM Guidelines, New York City Department of Design and Construction, Juli 2012
16
AR STR ME EL
AR
STR
ME
EL
Dalam tahap ini, deteksi bentrok yang mungkin terjadi
adalah:
• Sistem arsitektural (AR) dengan sistem struktural (ST)
• Sistem arsitektural (AR) dengan sistem mekanikal (ME)
• Sistem arsitektural (AR) dengan sistem
elektrikal/kelistrikan (EL)
• Sistem struktural (ST) dengan sistem mekanikal (ME)
• Sistem struktural (ST) dengan sistem elektrikal (EL)
• Sistem mekanikal (ME) dengan sistem elektrikal (EL)
PRE-CLASH DETECTION ANTAR DISIPLIN: PERBEDAAN
PRECLASH
DAN CLASH DETECTION
MATRIKS DETENSI BENTROK PADA TAHAP AWAL
17
Contoh software menyediakan fasilitas clash detection:
Navisworks
Solibri Model Checker
Tekla BIMsight
Vico Office Constructability Manager
ArchiCAD
Revit
dan lainnya.
Secara umum terdapat dua tipe software clash detection yang sudah berkembang :
BIM modelling design software.
Adanya keterbatasan pada proses deteksi bentrok karena hanya dapat dikerjakan pada model dari
software yang sama. Sebagai contoh, pada software Revit, sistem akan menaruh peringatan adanya
bentrok jika menaruh pelat pada dinding tanpa bersentuhan.
BIM Integration Tool.
Berguna untuk mendeteksi bentrok antar software berbeda yang dikeluarkan oleh berbagai perusahaan.
Akan tetapi jika ada pengubahan, maka harus dilakukan pada software yang dipakai untuk menciptakan
model tersebut.
PRE-CLASH DETECTION ANTAR DISIPLIN: HAL LAINNYA
18
Merupakan sebuah dokumen yang berisi permasalahan yang ditemukan dalam clash detection dan
disebarkan antar stakeholder melalui format PDF, XML, HTML atau lainnya. Selain penjabaran
permasalahan, dalam dokumen ini tertulis pula lokasi, tingkat kepentingan, author, penanggungjawab,
bagaimana cara penanganan / tindakan apa yang diperlukan, serta berapa lama tindakan itu dilakukan.
PRE-CLASH DETECTION ANTAR DISIPLIN: HAL LAINNYA
CLASH REPORT
Sumber: USC BIM Guidelines, University of Southern California, 2012
19
EVALUASI
PILIHAN BERGANDA
1. Benturan atau clash pada proyek konstruksi kemungkinan bisa terjadi dapat berbentuk sebagai berikut, kecuali:
a) Geometrik
b) Parametrik
c) Penjadwalan yang tumpang tindih
d) Perubahan disain/update yang tidak tergambarkan.
2. Dibawah ini adalah keuntungan-keuntungan pemakaian clash detection secara umum, kecuali:
a) Meminimalisir dan mengeliminasi konflik yang akan terjadi di lapangan
b) Mereduksi biaya konstruksi dan waktu proses konstruksi
c) Meningkatkan produktivitas di lapangan
d) Meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam
3. Jenis clash yang sering terjadi adalah sebagai berikut, kecuali:
a) Hard clash
b) Soft clash
c) Worklow clash
d) Work clash
SOAL ESSAY
1. Bisakah clash detection dilakukan dengan sistem tradisional? Jelaskan Mengapa!
2. Apa yang dimaksud dengan pre-clash detection ?
3. Sebutkan software BIM yang menyediakan fasilitas clash detection!
20
• Definisi workflow menurut Whitten & Bentley (2009) adalah:
“Workflow is the flow of transactions through business processes to ensure appropriate checks and approvals
are implemented.”
(Workflow merupakan aliran transaksi melalui proses bisnis untuk memastikan pemeriksaan dan persetujuan
yang diimplementasikan secara benar).
• Workflow dikenal pula sebagai aliran kerja, yang merupakan suatu proses kerja/bisnis secara sistematis.
Dokumen atau informasi yang telah dibuat, dialirkan dari satu pihak ke pihak yang lain untuk tindakan
lanjutan menurut suatu aturan atau prosedur tertentu yang telah disepakati bersama dalam sebuah
organisasi/perusahaan. Sebelum mendapatkan persetujuan dari semua pihak, akan terjadi proses revisi,
masukan, reject, cancel dan lain-lain dengan alur yang sudah terancang.
• Dengan demikian, workflow implementasi BIM adalah sebuah aliran kerja yang memuat proses kerja
proyek BIM secara sistematis, yang digulirkan dari satu ke pihak ke pihak lainnya untuk mendapatkan
tindakan lanjutan (termasuk revisi, masukan, penolakan, dan pembatalan) menurut prosedur yang telah
disepakati bersama dalam suatu organisasi.
WOFKLOW IMPLEMENTASI BIM: DEFINISI
21
Tahapan Workflow ImplementasiProyek BIM
Workflow dalam TahapPerencanaan
Workflow dalam Tahap Konstruksi
Workflow dalam Tahap Handover dan Facility Management
WOFKLOW IMPLEMENTASI BIM: TAHAPAN
22
WOFKLOW IMPLEMENTASI BIM: TAHAPAN
WORKFLOW IMPLEMENTASI BIM TAHAP PERENCANAAN
23
WOFKLOW IMPLEMENTASI BIM: TAHAPAN
WORKLOW IMPLEMENTASI BIM TAHAP KONSTRUKSI, HANDOVER DAN FACILITY
MANAGEMENT
24
EVALUASI
PILIHAN BERGANDA
1. Workflow dalam implementasi proyek BIM terbagi ke dalam empat tahapan sebagai berikut, kecuali:
a. Workflow Implementasi BIM Fase Perencanaan
b. Workflow Implementasi BIM Fase Pelaksanaan
c. Workflow Implementasi BIM Fase Evaluasi
d. Workflow Implementasi BIM Fase Facility Management
2. Persiapan dan disain konseptual pada workflow implementasi BIM dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Pada tahap persiapan adalah mewujudkan kesepahaman antara klien/owner dan tim konsultan mengenai tujuan umum dan
tujuan spesifik yang hendak diraih dan bagaimana cara mencapai tujuan proyek BIM tersebut.
b. Mengembangkan data untuk melengkapi secara detil untuk keperluan manajemen fasilitas
c. Mengembangkan dan membandingkan model massa BIM untuk keperluan studi ruang, area, dan volume; studi alternatif desain;
serta presentasi terhadap klien/review design.
d. Menciptakan site model BIM untuk analisis site serta perijinan peraturan ketataruangan dan bangunan. Keluaran yang diharapkan
adalah site model.
3. Tingkat kedetilan elemen as-built BIM pada workflow Implementasi BIM dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a. Sama persis dengan tahap detailed design
b. Kurang detil dari tahap detailed design
c. Serupa dengan tahap detailed design akan tetapi ditambahkan perubahan-perubahan terkini dalam tahap konstruksi.
a. Tidak sama dengan tahap detailed design
25
EVALUASI
SOAL ESSAY
1. Apakah workflow implementasi BIM itu?
2. Kegiatan apa sajakah yang dilakukan dalam tahap desain skematik pada implementasi BIM dalam tahap
perencanaan?
3. Kegiatan apa sajakah yang dilakukan dalam workflow implementasi BIM pada tahap Handover dan
Facility?
26
DAFTAR PUSTAKA
• Building Construction Authority (2013). "Singapore BIM Guide Version 2.0".
http://www.corenet.gov.sg
• Building Construction Authority (2013). "BIM Essential Guide for Architectural Consultant".
http://www.corenet.gov.sg
• Building Construction Authority (2017). "Singapore VDC Guide". http://www.corenet.gov.sg
• Denis, F (2015). "Building Information Modelling – Belgian Guide for The Construction Industry".
ADEB-VBA Brussels. http://adeb-vba.be/the-guide-to-bim.pdf
• Thomassen, Mats (2011). " BIM and Collaboration in the AEC Industry". Tesis untuk Master of
Science in Engineering in Management in the Building Industry. Department of Mechanical and
Manufacturing Engineering, Aalborg University, Denmark.
• University of Southern California (2012)." Building Information Modeling (BIM) Guidelines".
http://facilities.usc.edu
• http://www.thebimcenter.com/2016/03/what-is-clash-detection-how-does-bim-help. html
• http://bimtrack.co/blog/blog-posts/understanding-clash-detection-and-making-it-more-efficient
SELESAI