a1. tahap perancangan 2d bim

84
A1. Tahap Perancangan 2D BIM Pada penelitian kali ini perancangan 2D BIM menggunakan software Autodesk Revit 2020 Student Version. Tahap perancangan 2D dengan menggunakan software Autodesk Revit 2020 Student Version adalah berikut: 1. Tahap perancangan family/template pintu: a. Memulai software dengan cara membuka software Autodesk Revit 2020 Student Version. Gambar A.1. Tampilan Awal Autodesk Revit 2020 Student Version b. Membuat komponen kebutuhan bangunan, dalam hal ini pada software Revit 2020 Student Version bernama family. Dengan cara klik new pada tab families. Gambar A.2. Klik New Pada Tab Families

Upload: others

Post on 07-Feb-2022

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A1. Tahap Perancangan 2D BIM

Pada penelitian kali ini perancangan 2D BIM menggunakan software Autodesk

Revit 2020 Student Version. Tahap perancangan 2D dengan menggunakan software

Autodesk Revit 2020 Student Version adalah berikut:

1. Tahap perancangan family/template pintu:

a. Memulai software dengan cara membuka software Autodesk Revit 2020

Student Version.

Gambar A.1. Tampilan Awal Autodesk Revit 2020 Student Version

b. Membuat komponen kebutuhan bangunan, dalam hal ini pada software

Revit 2020 Student Version bernama family. Dengan cara klik new pada

tab families.

Gambar A.2. Klik New Pada Tab Families

c. Memilih template file family yang akan digunakan pada project, dalam hal

ini penulis memilih template file metric door. Lalu klik open.

Gambar A.3. Memilih Template File Family

d. Pada tampilan awal akan muncul tampilan refrence level. Kemudian

dilanjutkan dengan menghapus beberapa bagian yang tidak diperlukan

dalam model seperti frame/mullion: extrusion.

Gambar A.4. Menghapus Bagian Yang Tidak Diperlukan

e. Membuat reference plane sebagai perwujudan dari ketebalan daun pintu

dengan cara klik tab create. Lalu pada bagian datum klik reference plane.

Kemudian modelkan reference plane pada model.

Gambar A.5. Membuat Reference Plane

f. Membuat label sebagai perwujudan ketebalan dari daun pintu dengan cara

pilih tab annotate. Kemudian pada bagian dimensions pilih aligned.

Gambar A.6. Membuat Label Aligned Dimensions

g. Memberikan label pada reference plane yang sudah dibuat. Dalam hal ini

sebagai perwujudan dari tebal daun pintu dengan menamainya sebagai

thickness pada label dimensions.

Gambar A.7. Memberikan Label Pada Aligned Dimensions

h. Membuat daun pintu dengan cara klik exterior pada elevation di project

browser. Kemudian klik tab create pilih forms extrusion. Lalu sesuaikan

pada lebar dan tinggi panel pintu. Dan jika sudah harap di-lock pada

masing masing line yang sudah dimodelkan. Kemudian klik finish.

Gambar A.8. Membuat Daun Pintu

i. Mengatur ketebalan daun pintu dengan cara kembali ke reference level.

Kemudian atur extrusion dengan cara menggeserkan shape handle sesuai

dengan reference plane thickness yang sudah dimodelkan. Lalu di-lock

pada sisi-sisinya.

Gambar A.9. Mengatur Ketebalan Daun Pintu

j. Membuat kusen pintu dengan cara kembali ke bagian exterior. Lalu

membuat reference plane di samping-samping dan di atas daun pintu.

Gambar A.10. Membuat Reference Plane Kusen Pintu

k. Memberikan label dimensions pada reference plane yang sudah dibuat

tadi, dengan label rough height dan rough width.

Gambar A.11. Memberikan Label Pada Reference Plane Kusen Pintu

l. Mengatur opening cut sesuai dengan reference plane yang sudah

direncanakan. Kemudian lock disetiap sisi-sisinya. Lalu klik finish.

Gambar A.12. Mengatur Opening Cut

m. Membuat parameter baru sebagai perwujudan dari ketebalan kusen dengan

cara klik family and types. Kemudian klik new parameter. Lalu beri nama

frame thickness. Lalu klik ok.

Gambar A.13. Membuat Parameter Dimension Family Types

n. Membuat formula baru sebagai nilai dari lebar kusen pintu dengan cara

ketik width + (2*Frame Thickness) pada baris rough width dan ketik height

+ Frame Thickness pada baris rought height. Lalu klik ok.

Gambar A.14. Membuat Formula Baru

o. Membuat kusen dengan cara klik tab create lalu pilih sweep pada bagian

forms.

Gambar A.15. Memilih Create Form Sweep

p. Membuat jalur rangka kusen pintu dengan cara mengklik pick path pada

bagian work plane. Lalu klik pada masing-masing sisi rough height dan

rought width. Kemudian klik finish.

Gambar A.16. Membuat Jalur Kusen

q. Membuat rangka kusen pintu dengan cara mengklik edit profile pada

bagian sweep lalu pada go to view pilih floor plan: ref. level. Kemudian

klik open view.

Gambar A.17. Membuat Rangka Kusen

r. Membuat profil rangka kusen pintu sesuai dengan kebutuhan dengan cara

mengklik bentuk rangka profil kusen menggunakan line pada bagian draw.

Kemudian klik finish dua kali.

Gambar A.18. Membuat Profil Rangka Kusen Pintu

s. Mengatur family element visibility settings dengan cara klik edit pada

visibility/graphics override di tab properties. Lalu uncheck Plan/RCP dan

uncheck juga when cut in plan/RCP (if category permits). Lalu klik ok.

Gambar A.19. Mengatur Family Element Visibility Settings

t. Kemudian klik view dan klik thin lines. Maka profil daun pintu akan

menjadi berwarna abu-abu.

Gambar A.20. Tampilan Reference Level

u. Membuat swing pintu dengan cara membuat family baru berjenis generic

model. Klik file > new > family > metric generic model rft.

Gambar A.21. Membuat Family Baru

v. Mengganti category family dengan cara klik pada bagian tab modify. Lalu

pada bagian properties klik family category and parameters. Kemudian

klik doors lalu klik ok.

Gambar A.22. Mengganti Category Family

w. Membuat reference plane di sebelah kiri default reference plane pada

reference level. Kemudian diberi dimensi/jarak dari default reference

plane ke reference buatan. Lalu beri label sebagai width.

Gambar A.23. Membuat Reference Plane

x. Membuat reference line dengan cara klik tab create kemudian pada bagian

datum klik reference line. Lalu buat reference line melintang dari tengah-

tengah default reference plane.

Gambar A.24. Membuat Reference Line

y. Membuat control reference line pada persimpangan garis default reference

plane. Dengan cara pada tab modify klik align. Lalu klik default reference

plane arah vertikal. Kemudian klik ujung garis reference line. Lalu di-lock.

Kekudian klik default reference plane arah horizontal. Lalu klik ujung

garis reference line. Kemudian di-lock.

Gambar A.25. Membuat Control Reference Line

z. Membuat dimension pada garis reference line dan beri label width.

Gambar A.26. Membuat Dimension Pada Reference Line

aa. Membuat derajat swing dengan cara klik pada tab annotate. Kemudian klik

angular pada bagian dimension. Lalu klik reference line dan klik reference

plane horizontal.

Gambar A.27. Membuat Derajat Swing Pada Reference Line

bb. Mengubah derajat swing tadi dengan cara memberikan label pada angular.

Klik create parameter pada bagian label dimensions. Lalu ketik angel pada

name. Kemudian klik instance. Lalu klik ok.

Gambar A.28. Memberikan Label Pada Angular Swing

cc. Membuat profil daun pintu dengan menggunakan reference line.

Gambar A.29. Membuat Profil Daun Pintu

dd. Kemudian klik tab annotate. Lalu klik masking region pada bagian detail.

Kemudian pada bagian subcategory klik panel cut. Lalu gambarkan

mengikuti bentuk dari reference line. Lalu lock di masing-masing sisinya.

Lalu klik finish.

Gambar A.30. Membuat Masking Region

ee. Membuat dimensi pada tepi ke tepi masking region dan beri label

thickness. Lalu membuat angular di setiap sudut masking region. Agar

bentuk dari masking region tidak berubah ketika angel dirubah angka.

Gambar A.31. Membuat Angular

ff. Membuat object style baru sebagai swing panel dengan cara klik tab

manage. Kemudian pada bagian setting klik object style. Pada model

object klik new. Lalu beri nama swing lalu klik ok. Kemudian pada line

pattern diubah menjadi dash. Lalu klik ok.

Gambar A.32. Membuat Object Style Baru

gg. Membuat symbol line dengan cara klik tab annotate. Lalu pada bagian

detail klik symbolic line lalu pada bagian draw klik center-end arc.

Kemudian pada subcategory diubah menjadi swing [cut]. Lalu klik dari

tengah-tengah default reference plane ke reference plane buatan.

Kemudian geser kursor ke atas hingga symbolic line bertemu dengan

masking region. Lalu klik.

Gambar A.33. Membuat Swing Panel

hh. Me-load swing panel pintu ke dalam family pintu dengan cara pada bagian

family editor klik load into project. Kemudian klik swing panel tepat di

ujung bagian kusen.

Gambar A.34. Membuat Swing Panel

ii. Menyamakan parameter family swing pintu dengan parameter family pintu

dengan cara klik family panel pintu. Kemudian pada tab properties klik

edit type. Lalu pada kolom dimensions disamakan dengan cara mengklik

kotak associate family parameter yang berada pada kolom =. Kemudian

samakan antara width = width, height = height, thickness = thickness

sehingga parameter tersebut menjadi abu-abu. Lalu klik ok.

Gambar A.35. Menyamakan Parameter Family Pintu

Dengan Parameter Swing Panel

jj. Memberikan parameter material pada family pintu yang sudah dibuat

dengan cara klik family types pada tab create bagian properties. Kemudian

klik new parameter. Lalu beri nama Frame Material untuk kusen.

Kemudian type of parameter diubah menjadi material. Lalu klik ok.

Lakukan yang sama untuk memberikan parameter material daun pintu.

Gambar A.36. Memberikan Parameter Material Pada Family

kk. Memberikan material pada tiap-tiap elemen family pintu dengan cara

mengklik family and types. Kemudian klik material browser yang berada

di ujung kanan tab value baris dari frame material atau panel material.

Kemudian pilih material yang diinginkan. Lalu klik ok.

Gambar A.37. Memberikan Material Pada Family

ll. File family pintu sudah selesai. Kemudian save as di folder yang

diinginkan. Lalu load family pintu into project.

Gambar A.38. Hasil Akhir Family Pintu

2. Tahap perancangan family/template jendela:

a. Memulai software dengan cara membuka software Autodesk Revit 2020

Student Version.

Gambar A.39. Tampilan Awal Autodesk Revit 2020 Student Version

b. Membuat family baru dengan cara mengklik new pada bagian tab families.

Gambar A.40. Membuat Family Baru

c. Memilih template file family yang akan digunakan pada project, dalam hal

ini penulis memilih template file metric window. Lalu klik open.

Gambar A.41. Memilih Template File Family

d. Menyesuaikan kebutuhan tembok dengan cara mengganti ketebalan

tembok sesuai dengan tebal tembok yang direncanakan. Dalam hal ini

penulis mengubah ketebalan tembok menjadi 150 mm.

Gambar A.42. Menyesuaikan Kebutuhan Ukuran Tembok

e. Membuat garis reference plane sebagai perwujudan dari ketebalan profil

daun jendela dengan cara klik tab create. Lalu pada bagian datum klik

reference plane. Kemudian modelkan reference plane tersebut pada

model.

Gambar A.43. Membuat Garis Reference Plane

f. Memberikan label pada garis reference plane yang sudah dimodelkan

dengan label sebagai thickness. Kemudian di-lock.

Gambar A.44. Memberikan Label Pada Garis Reference Plane

g. Membuat garis reference plane di tengah-tengah ketebalan reference

plane tebal daun jendela sebagai perwujudan dari ketebalan kaca jendela.

Gambar A.45. Membuat Garis Reference Plane

h. Memberikan label pada garis reference plane yang sudah dimodelkan

dengan label sebagai glass thickness. Kemudian di-lock.

Gambar A.46. Memberikan Label Pada Garis Reference Plane

i. Membuat kusen jendela dengan cara kik bagian eksterior pada tab

elevation di project browser. Lalu klik tab create. Kemudian klik sweep

pada bagian form. Kemudian klik pick path. Lalu modelkan di model

family. Lalu klik finish.

Gambar A.47. Membuat Pick Path Pada Model Family

j. Membuat rencana profil kusen jendela dengan cara klik edit profile pada

sweep. Kemudian pada go to view pilih floor plan: ref. level. Lalu klik ok.

Gambar A.48. Membuat Rencana Profil Kusen

k. Membuat profil kusen sesuai dengan keinginan mengikiti bentuk yang

direncanakan. Kemudian klik finish edit mode dua kali.

Gambar A.49. Membuat Profil Kusen

l. Membuat profil dengan cara kembali ke elevasi eksterior. Kemudian klik

tab create. Lalu klik extrusion pada bagian forms. Kemudian modelkan

bentuk extrusion mengikuti dari kusen jendela yang sudah dimodelkan.

Kemudian klik finish edit mode.

Gambar A.50. Membuat Profil Daun Jendela

m. Mengatur ketebalan daripada profil daun jendela dengan cara kembali ke

ref. level. Kemudian atur ketebalan rencana daun jendelanya dengan cara

menggeser extrusion: shape handle mengikuti bentuk kusen yang

direncanakan. Lalu lock disisinya.

Gambar A.51. Mengatur Ketebalan Profil Daun Jendela

n. Memodelkan kaca jendela dengan cara kembali ke elevation exterior. Lalu

klik tab create. Kemudian klik extrusion pada bagian forms. Lalu

modelkan kaca sesuai dengan mengikuti profil daun jendela. Lalu klik

finish edit mode.

Gambar A.52. Memodelkan Kaca Jendela

o. Mengatur ketebalan kaca jendela dengan cara kembali ke ref. level.

Kemudian atur ketebalan kaca dengan menggeser extrusion: shape handle

yang disesuaikan dengan perencanaan ketebalan kaca yang diinginkan.

Lalu lock disetiap sisi-sisinya.

Gambar A.53. Mengatur Ketebalan Kaca Jendela

p. Memberikan garis simbolik sebagai perwujudan dari arah bukaan jendela.

Dan perwujudan dari kaca. Klik tab annotate. Kemudian pada bagian

detail klik symbolic line. Lalu pada subcategory dipilih hidden lines [cut].

Kemudian modelkan pada family. Kemudian merepetisi dan pada

subcategory pilih glass [cut]. Lalu modelkan pada family.

Gambar A.54. Memberikan Garis Simbolik Pada Family

q. Memberikan parameter material pada model family jendela dengan cara

klik tab modify. Lalu klik family types pada bagian properties. Kemudian

klik new parameter. Lalu beri nama panel material untuk material daun

jendela. Kemudian pada type of parameter diganti menjadi material. Lalu

klik ok, lakukan repetisi untuk frame material untuk material kusen dan

glass material untuk kaca jendela.

Gambar A.55. Memberikan Parameter Material Pada Family

r. Memberikan material pada family dengan cara mengklik material browser.

Lalu pilih jenis material sesuai dengan yang diinginkan. Kemudian klik

ok.

Gambar A.56. Memberikan Material Pada Family

s. Menyesuaikan parameter material yang sudah dibuat terhadap model yang

sudah dimodelkan dengan cara menuju ke tampilan 3D Views. Klik view 1

pada 3D Views. Kemudian klik model kusen. Lalu klik associate family

parameter yang terdapat pada tab properties bagian material. Kemudian

klik frame material. Lalu klik ok. Lakukan repetisi untuk daun jendela

dengan mencocokkannya pada panel material dan juga glass material

pada kaca jendela.

Gambar A.57. Menyesuaikan Parameter Pada Family

t. File family jendela sudah selesai. Kemudian save as pada folder yang

diinginkan. Lalu load family jendela into project.

Gambar A.58. Hasil Akhir File Family Jendela

3. Tahap perancangan family/template fondasi:

a. Memulai software dengan cara membuka software Autodesk Revit 2020

Student Version.

Gambar A.59. Tampilan Awal Autodesk Revit 2020 Student Version

b. Membuat family baru dengan cara mengklik new pada bagian tab families.

Gambar A.60. Membuat Family Baru

c. Memilih template file family yang akan digunakan pada project, dalam hal

ini penulis memilih template file metric structural foundation. Lalu klik

open.

Gambar A.61. Memilih Template File Family

d. Membuat garis reference plane pada ref. level dengan cara klik create lalu

klik reference plane pada bagian datum. Kemudian dimensi disesuaikan

dengan bentuk pondasi yang diinginkan.

Gambar A.62. Membuat Garis Reference Plane

e. Membuat repetisi garis reference plane pada elevation left sebagai

perwujudan dimensi tampak samping dari pondasi yang diinginkan.

Gambar A.63. Membuat Garis Reference Plane

f. Membuat permodelan pile cap pondasi dengan cara kembali ke ref. level.

Lalu klik tab create. Kemudian klik extrusion pada bagian forms. Lalu

modelkan pile cap sesuai dengan garis reference plane yang sudah dibuat.

Lalu lock di masing-masing sisinya. Kemudian klik finish edit mode.

Gambar A.64. Membuat Permodelan Pile Cap

g. Mengatur ketebalan pile cap dengan cara kembali ke elevation left.

Kemudian menggeser extrusion: shape handle sesuai dengan elevasi yang

direncanakan. Kemudian lock disetiap sisinya.

Gambar A.65. Mengatur Ketebalan Pile Cap

h. Memberikan dimensi pada penampang pile cap dengan cara kembali ke

ref. level. Kemudian klik tab annotate. Lalu pada bagian dimensions klik

aligned. Lalu arahkan pada penampang pile cap yang sudah dibuat.

Gambar A.66. Memilih Template File Family

i. Memberikan label pada setiap notasi yang sudah dibuat.

Gambar A.67. Memberikan Label Pada Notasi

j. Membuat permodelan bore pile dengan cara klik tab create. Lalu klik

extrusion pada bagian form. Kemudian pada bagian draw pilih circle. Lalu

modelkan pada bidang pile cap sesuai dengan yang dimensi bore pile yang

diperlukan.

Gambar A.68. Membuat Permodelan Bore Pile

k. Memberikan label pada jari-jari bore pile dengan cara menamainya

sebagai radius. Kemudian klik ok. Lalu klik finish edit mode.

Gambar A.69. Memberikan Label Pada Jari-Jari Bore Pile

l. Membuat parameter dimensions baru sebagai diameter bore pile dengan

cara klik tab create. Lalu klik family and types. Kemudian klik new

parameter. Lalu beri nama diameter. Kemudian klik ok.

Gambar A.70. Membuat Parameter Dimension

m. Membuat formula untuk parameter dimensi diameter dengan cara ketik

2*Radius. Kemudian klik ok.

Gambar A.71. Membuat Formula

n. Mengatur kedalaman bore pile dengan cara kembali ke elevation left. Lalu

geser extrusion: shape handle sesuai dengan kedalaman yang diinginkan.

Lalu lock pada setiap sisi-sisinya.

Gambar A.72. Mengatur Kedalaman Bore Pile

o. Memberikan dimensi pada kedalaman pile cap dan bore pile dengan cara

klik tab annotate. Kemudian klik klik aligned. Lalu arahkan dengan

menyesuaikan dimensi yang sudah dibuat.

Gambar A.73. Memberikan Dimensi

p. Memberikan label pada setiap dimensi yang sudah dibuat dengan menamai

tebal sebagai wujud dari tebal pile cap. Lalu klik ok. Kemudian lakukan

repetisi untuk kedalaman sebagai wujud dari kedalaman bore pile.

Gambar A.74. Memberikan Label Pada Setiap Dimensi

q. Memberikan parameter material yang digunakan pada pondasi bore pile

dengan cara klik tab create. Lalu klik family and types. Kemudian klik new

parameter. Lalu ketik pile cap material. Kemudian pada type of parameter

dipilih material. Kemudian klik ok. Lakukan repetisi untuk memberikan

parameter material pada bore pile.

Gambar A.75. Memberikan Parameter Material

r. Memberikan material pada setiap parameter material yang sudah dibuat

dengan cara mengklik material browser. Kemudian disesuaikan dengan

jenis material yang akan digunakan.

Gambar A.76. Memilih Template File Family

s. Menyesuaikan parameter material yang sudah dibuat dengan permodelan

fondasi yang sudah dibuat dengan cara klik View pada 3D View yang

terdapat di tab project browser. Lalu klik bagian pile cap, sesuaikan

parameter materialnya dengan cara mengklik associate family parameter

lalu disesuaikan jika pile cap pilih pile cap material. Kemudian klik ok.

Lakukan repetisi terhadap parameter bore pile.

Gambar A.77. Menyesuaikan Parameter Material

t. File family bore pile sudah selesai. Kemudian save as pada folder yang

diinginkan. Lalu load family jendela into project.

Gambar A.78. Hasil Akhir File Family Fondasi Bore Pile

4. Tahap perancangan gambar denah:

a. Memulai software dengan cara membuka software Autodesk Revit 2020

Student Version.

Gambar A.79. Tampilan Awal Autodesk Revit 2020 Student Version

b. Membuat project baru dengan cara mengklik new pada bagian tab models.

Gambar A.80. Membuat Project Baru

c. Pada tampilan new project pilih construction template sebagai template

model. Lalu pada create new pilih project. Kemudian klik ok.

Gambar A.81. Tampilan Awal New Project

d. Mengimpor gambar AutoCAD yang sudah dirancang ke dalam project

dengan cara klik tab insert. Kemudian klik import CAD. Kemudian pilih

file DWG CAD sesuai dengan yang diinginkan. Lalu pada bagian colors

dapat diubah menjadi black and white dan pada bagian import units diganti

menjadi meter. Kemudian klik ok.

Gambar A.82. Mengimpor Gambar DWG AutoCAD

e. Membuat grid sebagai acuan permodelan pada project dengan cara klik

tab architecture kemudian pada bagian datum klik grid. Lalu buat grid

sesuai dengan gambar dari CAD yang sudah diimpor tadi.

Gambar A.83. Membuat Grid

f. Memodelkan elemen bangunan dimulai dari memodelkan fondasi bore

pile sesuai dengan yang sudah direncanakan dengan cara klik tab

structure. Kemudian klik isolated pada bagian foundation.

Gambar A.84. Memodelkan Elemen Bore Pile

g. Merencanakan kolom pada project dengan cara klik tab structure.

Kemudian klik column pada bagian structure. Dalam project ini

menggunakan kolom pracetak, klik load family pada bagian mode. Lalu

pilih precast concrete. Kemudian pilih jenis kolom yang dibutuhkan. Lalu

klik open.

Gambar A.85. Merencanakan Kolom Yang Dibutuhkan Pada Project

h. Memodelkan kolom dengan cara klik edit type pada tab properties. Lalu

klik duplicate, namakan elemen sesuai dengan keinginan. Kemudian ubah

dimensi kolom sesuai dengan yang direncanakan. Lalu klik ok. Kemudian

modelkan kolom yang sudah direncanakan pada project sesuai dengan

perencanaan.

Gambar A.86. Memodelkan Elemen Kolom Pada Project

i. Merencanakan balok pada project dengan cara klik tab structure.

Kemudian klik beam pada bagian structure. Dalam project ini

menggunakan balok pracetak, klik load family pada bagian mode. Lalu

pilih precast concrete. Kemudian pilih jenis balok yang dibutuhkan. Lalu

klik open.

Gambar A.87. Merencanakan Balok Pada Project

j. Memodelkan balok dengan cara klik edit type pada tab properties. Lalu

klik duplicate, namakan elemen sesuai dengan keinginan. Kemudian ubah

dimensi balok sesuai yang direncanakan. Lalu klik ok. Kemudian

modelkan balok yang sudah direncanakan pada project sesuai dengan

perencanaan yang telah ditetapkan.

Gambar A.88. Memodelkan Elemen Balok Pada Project

k. Mengatur elevasi ketingian lantai dengan cara klik north pada tab project

browser. Kemudian edit level elevasi sesuai dengan perencanaan.

Kemudian tekan enter.

Gambar A.89. Mengatur Elevasi Pada Project

l. Menambahkan jumlah level dengan cara klik tab structure. Kemudian klik

level pada bagian datum. Lalu modelkan pada project. Jumlah level dan

elevasi level harus sesuai dengan perencanaan.

Gambar A.90. Menambahkan Jumlah Level

m. Merencanakan struktur pada lantai 2 dengan cara klik level 2 pada project

browser. Kemudian insert gambar CAD dengan cara klik tab insert. Lalu

klik import CAD. Kemudian pilih file DWG CAD yang sesuai. Lalu pada

colors diganti menjadi black and white dan pada import units diubah

menjadi meter. Kemudian klik open.

Gambar A.91. Merencanakan Struktur Pada Lantai 2

n. Sesuaikan gambar CAD yang sudah diimpor dengan cara meng-unpin

pada gambar. Kemudian klik align pada bagian modify. Lalu klik grid yang

sudah dimodelkan pada project sebelumnya. Kemudian klik grid yang ada

pada gambar CAD yang diimpor.

Gambar A.92. Menyesuaikan Gambar CAD Dengan Grid

o. Merencanakan balok yang direncanakan pada level 2 dengan cara klik tab

structure klik beam pada bagian structure. Kemudian klik edit type pada

tab properties. Lalu klik duplicate, namakan balok sesuai dengan yang

diinginkan. Kemudian sesuaikan dimensi pada balok yang direncanakan.

Lalu klik ok.

Gambar A.93. Merencanakan Balok Pada Lantai 2

p. Memodelkan balok pada level 2 sesuai dengan perencanaan yang sudah

direncanakan.

Gambar A.94. Memodelkan Balok Pada Level 2

q. Lakukan repetisi para perancangan dan permodelan kolom balok untuk

lantai-lantai lainnya yang tentunya sesuai dengan perencanaan yang sudah

direncanakan.

r. Menghapus gambar DWG struktur tadi. Kemudian load gambar arsitektur

yang sudah direncanakan. Lakukan repetisi langkah-langkah seperti

langkah sebelumnya bagaimana cara menyocokkan gambar impor DWG

terhadap grid.

s. Merencanakan lantai bangunan pada project dengan cara kembali ke lantai

1. Kemudian klik tab architecture. Lalu klik floor pada bagian build.

Kemudian mengatur lantai sesuai dengan keinginan dengan cara klik edit

type pada tab properties. Lalu klik duplicate, namakan sesuai dengan

keinginan. Pada bagian structure klik edit. Lalu sesuaikan orientasi lantai

sesuai dengan yang diinginkan. Kemudian berikan material sesuai

keinginan. Lalu klik ok dua kali.

Gambar A.95. Merencanakan Lantai Bangunan

t. Memodelkan lantai bangunan dengan menggunakan pick lines pada bagian

draw. Kemudian modelkan lantai sesuai dengan geometri pola lantai pada

lantai 1. Lalu klik finish edit mode.

Gambar A.96. Memodelkan Lantai Bangunan

u. Merencanakan dinding tembok dengan cara klik tab architecture.

Kemudian klik wall pada bagian build. Atur bentuk tembok sesuai dengan

yang diinginkan dengan cara klik edit type pada tab properties. Klik

duplicate, namakan sesuai dengan keiinginan. Pada bagian structure klik

edit. Kemudian sesuaikan orientasi tembok yang diinginkan. Berikan

material sesuai dengan keinginan. Lalu klik ok dua kali.

Gambar A.97. Merencanakan Dinding Tembok

v. Memodelkan dinding sesuai dengan mengikuti perencanaan pola dinding

yang sudah direncanakan. Atur ketinggian dari dinding dengan cara

mengubah top constraint pada tab properties dengan up to level: level 2.

Gambar A.98. Memodelkan Dinding

w. Memodelkan pintu dan jendela pada project dengan cara klik tab

architecture. Kemudian klik doors pada bagian build. Lalu modelkan pintu

sesuai dengan perencanaan arsitektur yang sudah direncanakan. Lakukan

Langkah yang sama untuk memodelkan jendela dengan memilih window.

Gambar A.99. Memodelkan Pintu Dan Jendela

x. Memberikan tag pada ruangan yang tersedia pada model project dengan

cara klik tab architecture. Lalu klik room pada room & area. Tempatkan

pada ruangan yang sudah dimodelkan. Lalu kemudian klik tab annotate.

Kemudian klik color fill legend pada bagian color fill.

Gambar A.100. Memberikan Tag Pada Ruangan

y. Memberikan tag pada pintu dan jendela di model project yang sudah

dimodelkan.

Gambar A.101. Memberikan Tag Pada Pintu Dan Jendela

z. Lakukan repetisi terhadap perancangan tembok, pintu, jendela, room tag,

door & window tag sesuai dengan perencanaan arsitektur. Dan lakukan

juga untuk lantai-lantai yang lainnya.

aa. Merencanakan struktur rangka atap dengan cara klik elevasi/level tertinggi

dari project. Kemudian klik tab structure. Lalu pilih column, penulis

memilih kolom baja dikarenakan pada project menggunakan struktur

rangka atap baja. Sesuaikan profil baja dengan perencanaan Kemudian

tempatkan kolom baja sesuai pada grid yang sudah ditentukan.

Gambar A.102. Merencanakan Struktur Kolom Baja

bb. Menuju ke elevation east/west. Kemudian ubah detail level menjadi fine.

Lalu atur elevasi dari kolom baja, sesuaikan dengan perencanaan yang

sudah direncanakan sebelumnya dengan cara mengubah constaint yang

ada pada tab properties. Ubah pada bagian top offset.

Gambar A.103. Mengatur Elevasi Kolom Baja

cc. Kembali ke level/elevasi yang tertinggi. Kemudian modelkan balok baja

sebagai balok dari rangka atap baja dengan cara klik tab structure.

Kemudian klik beam. Pilih balok baja, sesuaikan profil baja yang

digunakan dengan perencanaan. Setelah itu modelkan pada project sesuai

dengan yang sudah direncanakan sebelumnya.

Gambar A.104. Memodelkan Balok Baja

dd. Kembali menuju elevation east/west. Kemudian atur elevasi dari balok

baja yang telah dimodelkan sebelumnya dengan cara mengubah start level

offset/end level offset pada tab properties bagian section.

Gambar A.105. Mengatur Elevasi Balok Baja

ee. Untuk bagian tengah bentang balok dapat dibelah menjadi dua bagian

dengan cara klik balok yang berada ditengah. Kemudian klik split element

pada bagian modify. Lalu klik tepat ditengah-tengah bentang balok.

Gambar A.106. Membelah Balok Baja Dengan Split Element

ff. Mengatur elevasi balok bagian tengah yang sudah dibelah tadi dengan cara

klik pada balok. Kemudian atur elevasi baloknya dengan mengubah start

level offset/end level offset pada tab properties bagian constraints.

Gambar A.107. Mengatur Elevasi Balok Bagian Tengah Bentang

gg. Menyiapkan sambungan baja pada project dengan cara klik tab structure.

Kemudian klik connection settings pada bagian connection. Lalu klik all,

setelah itu klik add, setelah itu klik ok.

Gambar A.108. Menyiapkan Sambungan Baja

hh. Memberikan sambungan pada setiap pertemuan kolom-balok dengan cara

klik kedua kolom dan balok yang bersinggungan. Kemudian klik tab

structure. Lalu klik connection. Kemudian pilih jenis sambungan yang

sesuai dengan perencanaan.

Gambar A.109. Memberikan Sambungan Baja

ii. Mengatur panjang baut dengan cara mengklik baut yang terdapat pada

sambungan. Kemudian dapat mengganti nilai grip length increase pada

tab properties. Kemudian klik apply.

Gambar A.110. Mengatur Panjang Baut Sambungan Baja

jj. Lakukan repetisi untuk sambungan pada struktur baja rangka atap jika

harus menggunakan lebih dari satu rangka kuda-kuda baja.

kk. Memodelkan atap bangunan pada project dengan cara klik tab

architecture. Kemudian klik roof pada bagian build. Lalu modelkan atap

sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat.

Gambar A.111. Memodelkan Atap Bangunan

5. Tahap perancangan gambar potongan dan detail:

a. Klik tab view. Kemudian klik section pada tab create. Lalu sesuaikan pada

bidang elemen yang akan dibuatkan section.

Gambar A.112. Membuat Section

b. Masuk ke bagian section dengan cara klik kanan mouse. Kemudian klik go

to view.

Gambar A.113. Masuk Bagian Section

c. Melakukan tahap detailing dengan merencanakan tulangan pada

balok/kolom dengan cara klik elemen strukturnya. Kemudian klik rebar.

Lalu klik ok dan klik yes pada tampilan no family loaded. Kemudian pilih

family structural rebar shapes yang diinginkan. Kemudian klik open.

Gambar A.114. Merencanakan Tulangan Yang Dibutuhkan

d. Menyesuaikan ukuran selimut beton dengan cara klik tab structure.

Kemudian klik cover pada bagian reinforcement. Pada bagian cover

settings klik edit cover settings. Lalu klik add, setelah itu atur ketebalan

selimut beton sesuai dengan keinginan. Lalu klik ok.

Gambar A.115. Menyesuaikan Ukuran Selimut Beton

e. Kemudian klik kolom/balok yang akan ditinjau. Lalu pada bagian cover

settings ganti ukuran tebal selimut sesuai dengan yang sudah

direncanakan.

Gambar A.116. Mengganti Ukuran Tebal Selimut Beton

f. Memodelkan penulangan utama dengan cara klik balok/kolom yang akan

diberikan penulangan. Kemudian pada bagian reinforcement klik rebar.

Lalu sesuaikan ukuran rebar yang dibutuhkan serta orientasi penulangan

pada kolom/balok dengan perencanaan yang sudah direncanakan.

Gambar A.117. Memodelkan Penulangan Utama

g. Merencanakan penulangan sengkang dengan cara klik tab view. Kemudian

klik section pada bagian create. Lalu pada tab properties ubah building

section menjadi detail views. Lalu modelkan pada bagian elemen struktur.

Gambar A.118. Merencanakan Penulangan Sengkang

h. Memodelkan tulangan sengkang dengan cara klik kanan pada bagian detail

view. Kemudian klik go to view. Lalu klik elemen strukturnya, setelah itu

klik rebar pada bagian reinforcement. Kemudian ganti tipe rebarnya

menjadi rebar M_T1. Lalu modelkan tulangan sengkang pada elemen

struktur.

Gambar A.119. Memodelkan Penulangan Sengkang

i. Menyesuaikan jumlah tulangan utama dengan cara klik pada bagian

tulangan utamanya. Kemudian pada rebar set ubah layout menjadi fixed

number. Dan untuk quantity disesuaikan dengan jumlah yang diperlukan.

Gambar A.120. Memodelkan Jumlah Tulangan Utama

j. Menyesuaikan jumlah tulangan sengkang dengan cara kembali ke bagian

section. Lalu klik tulangan sengkang yang sudah dimodelkan tadi.

Kemudian pada rebar set ubah layout menjadi maximum spacing. Lalu

pada spacing sesuaikan dengan jarak yang sudah direncanakan.

Gambar A.121. Memodelkan Jumlah Tulangan Sengkang

k. Memberikan notasi pada tampilan potongan dengan cara klik tab annotate.

Kemudian klik aligned pada bagian dimension. Lalu sesuaikan dengan

jarak yang sudah dimodelkan. Jika tulisan terlalu besar bisa mengubah

view scale pada tab properties.

Gambar A.122. Memberikan Notasi Pada Tampilan Potongan

l. Memberikan nama pada notasi dengan cara klik tab annotate. Kemudian

klik text. Lalu klik pada tempat yang diinginkan. Kemudian ketik notasi

sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar A.123. Memberikan Nama Pada Notasi

m. Memberikan notasi pada potongan elemen struktur dengan cara kembali

ke bagian detail. Kemudian klik tab annotate, setelah itu klik detail line.

Lalu modelkan sesuai dengan elemen struktur yang akan dibuatkan notasi.

Kemudian beri text dengan cara klik text pada tab annotate. Lalu berikan

nama sesuai dengan notasi yang sudah direncanakan.

Gambar A.124. Memberikan Notasi Pada Potongan Elemen

n. Memberikan jarak pada penampang melintang atau pada gambar detail

dengan cara klik tab annotate. Kemudian klik align pada bagian

dimension.

Gambar A.125. Memberikan Jarak Pada Penampang Melintang

o. Lakukan repetisi pada bagian elemen struktur yang lain jika terdapat lebih

dari satu jenis elemen struktur yang digunakan pada project.

A2. Tahap Perancangan 3D BIM

Tahap Perancangan 3D BIM adalah sebagai berikut:

1. Memastikan pada perancangan 2D telah terselesaikan dengan baik.

2. Membuat tampilan 3D view project dengan cara klik tab view. Kemudian klik

3D view.

Gambar A.126. Membuat Tampilan 3D View

3. Membuat tampilan 3D view untuk elemen-elemen struktur, dalam hal ini

penulis akan menampilkan bentuk 3D dari balok yang digunakan pada project

yaitu balok B1. Dengan cara elemen balok B1. Kemudian tekan BX pada

keyboard.

Gambar A.127. Membuat Tampilan 3D View Elemen

4. Contoh lain yaitu tampilan 3D untuk elemen pondasi yang digunakan pada

project kali ini yaitu fondasi tipe PC – E.

Gambar A.128. 3D View Elemen Pondasi PC – E

A3. Tahap Perancangan 4D BIM

Pada tahap perancangan 4D BIM, penulis menggunakan add-in software yang

tentunya sudah terintegrasi dengan Software Autodesk Revit 2020 Student Version.

Dalam hal ini software 4D BIM yang digunakan adalah Bexel Manager 2020

Student Version.

Langkah-langkah dalam merancang 4D BIM menggunakan Software Bexel

Manager 2020 Student Version adalah sebagai berikut:

1. Membuka software Autodesk Revit 2020 Student Version.

Gambar A.129. Tampilan Awal Autodesk Revit 2020 Student Version

2. Pastikan sudah menginstal software Bexel Manager 2020 Student Version add-

ins pada software Autodesk Revit 2020 Student Version.

3. Mengekspor project yang sudah dimodelkan pada software Autodesk Revit

2020 Student Version menjadi file berformat .bx3 dengan cara klik tab add-

ins. Kemudian klik publish to bx3. Lalu klik start.

Gambar A.130. Mengekspor Model Project Menjadi .bx3 File

4. Menyimpan file project yang sudah diekspor menjadi file .bx3 sesuai dengan

keinginan.

Gambar A.131. Menyimpan File .bx3

5. Menjalankan software Bexel Manager 2020 Student Version.

Gambar A.132. Tampilan Awal Software Bexel Manager

2020 Student Version

6. Membuat file project baru dengan cara klik new. Kemudian berikan nama

sesuai dengan keinginan dan pada kolom version ketik 1 pada keyboard. Lalu

pada kolom file pilih file .bx3 yang sudah disimpan tadi dengan klik choose

dan pilih file .bx3 yang sudah disimpan di folder. Kemudian klik ok.

Gambar A.133. Membuat Sheet 2D BIM Pada Objek 3D

7. Tampilan awal interface software Bexel Manager 2020 Student Version.

Gambar A.134. Tampilan Awal Interface Software Bexel Manager

8. Membuat selection sets dengan cara klik selection sets pada building explorer.

Lalu pada tulisan selection sets, klik kanan kemudian klik new selection folder.

Setelah itu beri nama sesuai dengan keiinginan. Lalu klik ok.

Gambar A.135. Membuat Selection Sets

9. Klik folder yang sudah dibuatkan tadi. Kemudian klik kanan pilih new

selection set lalu klik from rules.

Gambar A.136. Memilih Selection Set From Rules

10. Pada tampilan reference objects ganti type menjadi element query. Kemudian

klik insert query. Lalu pada property value pilih menjadi category. Kemudian

pada property type pilih text. Lalu pada operator pilih contains. Pada bagian

deskripsi beri nama sesuai dengan elemen category yang dimodelkan pada

software Revit. Kemudian klik ok dua kali.

Gambar A.137. Membuat Selection Sets Berdasarkan Category

11. Pada tampilan create new selection set beri nama sesuai dengan yang

diinginkan. Kemudian klik ok.

Gambar A.138. Memberi Nama Pada Selection Sets

12. Lakukan repetisi untuk pembuatan new selection set sesuai dengan elemen-

elemen yang terdapat pada project. Dan disesuaikan jika bagian structural

maka dikelompokkan pada folder structural, jika arsitektural dikelompokkan

pada folder arsitektural, jika mekanikal elektrikal plambing dikelompokkan

pada folder mekanikal elektrikal plambing.

13. Mematikan visibilitas elemen project dengan cara klik building explorer.

Kemudian klik invert visibility.

Gambar A.139. Mematikan Visibilitas Elemen

14. Membuat time scheduling dengan cara klik tab schedule. Kemudian klik zone

editor. Kemudian klik new zone, beri nama sesuai dengan keiinginan. Lalu klik

ok.

Gambar A.140. Membuat Time Scheduling

15. Kemudian klik kanan. Lalu pilih new item, klik linked. Kemudian pada

tampilan reference objects pilih selection sets pada bagian type. Kemudian

dikarenakan penulis menamai new zone sebagai struktur, maka check semua

elemen pada folder structure. Kemudian klik ok.

Gambar A.141. Menambahkan Elemen Pada Zone Editor

16. Menyocokkan alur pembangunan dengan cara klik scale to fit. Kemudian

sesuaikan bagian selection set dengan perencanaan. Lalu tarik garis panah

dengan cara klik symbol lingkaran yang berada disamping kotak, dan

sambungkan dengan symbol lingkaran pada kotak pekerjaan selanjutnya.

Kemudian klik close, dan save terlebih dahulu zone editor yang sudah

dibuatkan tadi, kemudian klik yes.

Gambar A.142. Menyocokkan Alur Pembangunan

17. Kemudian membuat membuat selection sets baru untuk setiap bagian baik

struktur, arsitektur, dan MEP dengan cara check semua bagian pada folder,

dalam hal ini folder struktur. Kemudian klik new selection set. Pada tampilan

create new selection set pilih path dengan cara klik kotak disamping kolom

path, kemudian pada tampilan selection set folder, lalu klik ok. Kemudian beri

nama sesuai dengan keinginan. Kemudian klik ok. Lakukan repetisi untuk

semua elemen project sesuai dengan pengelompokkannya.

Gambar A.143. Membuat Selection Sets Sesuai Dengan

Pengelompokan Elemen

18. Merencanakan alur pekerjaan dengan cara klik tab schedule. Kemudian klik

zone editor. Lalu klik new zone beri nama sesuai dengan keiinginan. Kemudian

klik ok.

Gambar A.144. Merencanakan Alur Pekerjaan

19. Membuat alur pekerjaan dengan cara klik kanan. Kemudian pilih new item, klik

linked. Lalu pada tampilan reference objects pilih selection sets pada bagian

type. Kemudian check pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan pada project.

Kemudian klik ok.

Gambar A.145. Membuat Alur Pekerjaan

20. Menyesuaikan alur pengerjaan bagian-bagian project dengan cara

menyambungkan panah antar bagian project yang tentunya harus sesuai

dengan perencanaan. Kemudian close. Lalu save.

Gambar A.146. Menyesuaikan Alur Pengerjaan

21. Merencanakan tahapan pembangunan yaitu memulai pembangunan dari lantai

paling bawah hingga atap bangunan dengan cara klik zone editor kembali.

Kemudian klik new zone. Lalu berikan nama sesuai dengan keiinginan.

Kemudian klik ok.

Gambar A.147. Merencanakan Tahapan Pembangunan

22. Membuat alur tahap pembangunan dengan cara klik kanan, kemudian pilih new

item. Kemudian klik linked. Lalu pada tampilan reference objects pada bagian

type diubah menjadi building storeys. Kemudian check pada building01. Lalu

klik ok.

Gambar A.148. Membuat Alur Tahap Pembangunan

23. Menyesuaikan alur pekerjaan sesuai dengan perencanaan. Dimulai dari lantai

paling bawah hingga atap dengan cara menyambungkan panah antar bagian

lantai sesuai dengan elevasi lantai yang direncanakan pada project sebelumnya.

Gambar A.149. Menyesuaikan Alur Pekerjaan

24. Membuat perancangan penjadwalan dengan cara klik tab schedule. Kemudian

klik creation template. Lalu pada tampilan creation template manager klik

new. Kemudian pada tampilan creation template editor beri nama sesuai

dengan keinginan. Kemudian klik new, klik reference children based. Lalu

pada tampilan reference objects pilih zone items. Kemudian check salah satu

elemen yang ada. Kemudian klik ok. Lakukan repetisi untuk setiap elemen

yang terdapat pada tampilan reference objects.

Gambar A.150. Membuat Perancangan Penjadwalan

25. Menyesuaikan tingkatan-tingkatan pada creation rule dengan menggunakan

tools up dan tools down. Dengan urutan mainworks, levels, structure.

Kemudian klik ok.

Gambar A.151. Menyesuaikan Tingkatan-tingkatan Pada Creation Rule

26. Membuat perencanaan penjadwalan dengan cara klik schedule viewer. Klik

schedule editor pada bagian bawah tampilan interface. Kemudian klik new

schedule beri nama sesuai dengan keiinginan. Lalu klik ok.

Gambar A.152. Membuat Perencanaan Penjadwalan

27. Membuat diagram batang atau gantt chart dengan cara klik gantt pada tampilan

schedule editor. Kemudian klik kanan pada project name, lalu pilih new task.

Kemudian klik creation wizard. Kemudian pada tampilan creation wizard klik

template, lalu klik load. Pilih template yang sudah direncanakan sebelumnya.

Kemudian klik ok dua kali.

Gambar A.153. Membuat Diagram Batang

28. Pada tampilan schedule editor, klik expand all. Kemudian klik scale to fit. Hal

ini untuk melihat diagram batang atau gantt chart yang sudah dibuat. Jika

terdapat perbedaan maka dapat diubah dengan cara men-drag gantt chart yang

sudah dibuat.

Gambar A.154. Tampilan Diagram Batang

29. Membuat animasi penjadwalan project dengan cara klik schedule animation.

Kemudian klik update animation. Lalu klik play. Maka tampilan model project

akan bergerak sesuai dengan gantt chart yang telah dibuat sebelumnya.

Gambar A.155. Membuat Animasi Progress Project

30. Tahap perancanagan 4D bim dengan software Bexel Manager 2020 Student

Version telah selesai. Kemudian save file pada folder yang diinginkan.

A4. Tahap Perancangan 5D BIM

Tahap perancangan 5D BIM adalah sebagai berikut:

1. Membuka software Autodesk Revit 2020 Student Version.

Gambar A.156. Tampilan Awal Autodesk Revit 2020 Student Version

2. Membuka project yang sudah dimodelkan sebelumnya.

Gambar A.157. Membuka Project Yang Sudah Dimodelkan

3. Menduplikasi tampilan 3D dengan cara klik {3D}. Kemudian klik kanan. Pilih

duplicate. Lalu klik duplicate with detailing.

Gambar A.158. Menduplikasi Tampilan 3D

4. Mengklik elemen bangunan yang akan ditinjau kebutuhannya. Dalam hal ini

penulis akan meninjau balok TB1 untuk menghitung kebutuhan beton dan besi

tulangan. Caranya yaitu dengan mengklik balok TB1. Kemudian klik selection

box pada bagian view.

Gambar A.159. Memilih Elemen Bangunan

5. Mengubah detail level view menjadi fine dan visual style menjadi realistic.

Gambar A.160. Mengubah Tampilan Elemen

6. Memblok elemen struktur balok TB1. Kemudian klik filter pada bagian

selection, klik check none. Lalu check structural rebar. Kemudian klik ok.

Gambar A.161. Memfilter Elemen Balok

7. Mengubah tampilan visibilitas dengan cara klik edit pada view visibility state

yang terdapat pada tab properties. Kemudian klik check pada view unobscured

dan view as solid. Lalu klik ok.

Gambar A.162. Mengubah Tampilan Visibilitas

8. Membuat parts dengan cara klik balok TB1. Kemudian klik create parts pada

bagian create.

Gambar A.163. Membuat Parts

9. Membuat parameter identity data dengan cara klik tab manage. Kemudian klik

project parameters pada bagian settings. Kemudian klik add untuk membuat

parameter baru.

Gambar A.164. Membuat Parameter Identity Data

10. Pada tampilan parameter properties buatlah parameter yang dibutuhkan. Lalu

pada type of parameter diubah menjadi text dan pada group parameter under

diubah menjadi identity data. Dikarenakan TB1 adalah kategori balok. Maka,

check parts lalu check structural framing. Kemudian klik ok.

Gambar A.165. Membuat Parameter Yang Dibutuhkan

11. Lakukan repetisi dengan langkah yang sama jika ingin menambahkan

parameter-parameter lain yang dibutuhkan. Dalam hal ini penulis

menambahkan parameter-parameter seperti: item pekerjaan, tipe balok, tipe

besi, dll.

12. Memberikan identitas pada elemen struktur dengan cara klik balok TB1.

Kemudian pada tab properties beri identitas pada elemen struktur sesuai

dengan identity data yang sudah dibuat sebelumnya.

Gambar A.166. Memberikan Identitas

13. Mengetahui jumlah volume beton pada elemen struktur TB1 dengan cara klik

tab view. Kemudian klik schedule pada bagian create. Lalu klik

schedule/quantities. Kemudian pilih parts pada bagian category. Kemudian

klik ok.

Gambar A.167. Mengetahui Jumlah Volume Beton

14. Memilih schedule properties yang dibutuhkan. Dalam hal ini penulis memilih

schedule fields (in order) antara lain item pekerjaan, tipe balok, dan volume.

Kemudian klik ok.

Gambar A.168. Memilih Schedule Properties Yang Dibutuhkan

15. Tahap estimasi kebutuhan volume beton pada elemen struktur TB1 telah

selesai. Dan untuk title bar dapat diganti sesuai dengan keiinginan. Untuk

tampilan estimasi volume TB1 dapat ditunjukkan pada gambar 4.180. sebagai

berikut.

Gambar A.169. Tampilan Estimasi Kebutuhan Beton

16. Mengetahui estimasi kebutuhan tulangan balok TB1 dengan cara kembali ke

gambar 3D. kemudian ubah visual style menjadi hidden line. Lalu klik tulangan

yang ada pada elemen balok TB1. kemudian berikan identitas pada tulangan

tersebut. Lalu klik apply.

Gambar A.170. Mengetahui Estimasi Kebutuhan Tulangan

17. Lakukan repetisi pada setiap tulangan yang ada pada elemen balok. Dan

berikan pula identitasnya sesuai dengan yang dibutuhkan.

18. Tahap estimasi kebutuhan tulangan balok TB1 dengan cara klik tab view.

Kemudian klik schedule, pilih schedule/quantities. Lalu pada bagian category

pilih structural rebar. Kemudian klik ok.

Gambar A.171. Tahap Estimasi Kebutuhan Tulangan

19. Memilih schedule properties yang dibutuhkan. Dalam hal ini penulis memilih

schedule fields (in order) antara lain item pekerjaan, tipe balok, tipe besi, bar

diameter, bar length, quantity, total bar length, reinforcement volume.

Gambar A.172. Memilih Schedule Properties

20. Membuat parameter schedule baru sebagai perwujudan dari estimasi

kebutuhan berat besi tulangan dengan cara klik add calculated parameter.

Kemudian beri nama sesuai dengan yang diinginkan. Lalu pada bagian

discipline pilih structural. Kemudian pada bagian type pilih mass. Lalu klik

formula yang dibutuhkan, yaitu reinforcement volume * 7850 kg/m3. Nilai

7850 kg/m3 merupakan nilai dari berat jenis besi tulangan. Kemudian klik ok

dua kali.

Gambar A.173. Membuat Parameter Baru

21. Tahap estimasi kebutuhan berat besi tulangan pada elemen struktur TB1 telah

selesai. Dan untuk title bar dapat diganti sesuai dengan keiinginan. Untuk

tampilan estimasi kebutuhan tulangan TB1 dapat ditunjukkan pada gambar

4.185. sebagai berikut.

Gambar A.174. Tahap Estimasi Kebutuhan Besi Tulangan

22. Mengekspor schedule/quantities yang telah dibuat pada software Revit untuk

dapat dibuka pada software Excel dengan cara klik file. Kemudian klik eksport.

Lalu scrool kebawah dengan cara mengklik panah yang terdapat pada menu

bar, pilih report. Kemudian klik schedule. Lalu simpan file pada folder yang

diinginkan.

Gambar A.175. Mengekspor Schedule/Quantities

23. Memulai software Microsoft Excel dengan cara Membuka software Microsoft

Excel

Gambar A.176. Memulai Software Microsoft Excel

24. Membuka file berformat .txt yang sudah diekspor dari software Autodesk Revit

2020 Student Version tadi dengan cara klik file. Kemudian klik open, pilih file

.txt yang sudah disimpan pada folder. Lalu ubah format menjadi all files.

Kemudian klik file .txt yang diinginkan. Lalu klik open.

Gambar A.177. Membuka File Berformat .txt

25. Pada tampilan text import wizard klik finish.

Gambar A.178. Tampilan Text Import Wizard

26. Tahap 5D BIM telah selesai. Kemudian klik save as pada tab file Microsoft

Excel. Dan ubah format file menjadi .xlsx atau .xls kemudian simpan pada

folder yang diinginkan.

Gambar A.179. Menyimpan File Berformat Excel Workbook

A5. Tahap Perancangan 6D BIM

Tahap perancangan 6D BIM adalah sebagai berikut:

1. Membuka software Autodesk Revit 2020 Student Version.

Gambar A.180. Tampilan Awal Autodesk Revit 2020 Student Version

2. Membuka project yang sudah dimodelkan sebelumnya.

Gambar A.181. Membuka Project Yang Sudah Dimodelkan

3. Memberikan parameter analytical properties pada jendela dengan cara klik

jendela yang akan diberikan parameter. Kemudian klik edit type pada tab

properties. Lalu pada bagian analytical properties, ganti analytic construction

sesuai dengan kebutuhan yang bergantung dari material yang digunakan.

Kemudian klik ok.

Gambar A.182. Memberikan Parameter Analytical Properties Jendela

4. Lakukan repetisi terhadap seluruh komponen jendela yang terdapat pada

project.

5. Memberikan parameter analytical properties pada pintu dengan cara klik pintu

yang akan diberikan parameter. Kemudian klik edit type pada tab properties.

Lalu pada bagian analytical properties, ganti analytic construction sesuai

dengan kebutuhan yang bergantung dari material yang digunakan. Kemudian

klik ok.

Gambar A.183. Memberikan Parameter Analytical Properties Pintu

6. Lakukan repetisi terhadap seluruh komponen pintu yang terdapat pada project.

7. Mengatur lokasi project dengan cara klik tab analyze kemudian klik location

pada bagian energy optimization. Lalu sesuaikan dengan lokasi dari proyek

berada. Kemudian klik ok.

Gambar A.184. Mengatur Lokasi Project

8. Mengatur komputasi area dengan cara klik tab architecture. Kemudian klik

tanda panah pada bagian room & area. Lalu klik area and volume

computations. Pilih areas and volumes pada kolom volume computations.

Kemudian klik ok.

Gambar A.185. Mengatur Komputasi Area

9. Memberikan tag room pada tampilan section baik untuk section melintang

maupun section memanjang dengan cara klik pada bagian section. Kemudian

klik tab view. Lalu klik visibility/graphics pada bagian graphics. Kemudian

check interior fill dan reference pada bagian room. Lalu klik ok.

Gambar A.186. Memberikan Tag Room

10. Mengatur energi yang terdapat pada lokasi project dengan cara klik tab analyze

kemudian klik energy settings pada bagian energy optimization. Pada baris

mode ubah menjadi use building elements. Lalu pada baris other options pada

kolom advance klik edit. Kemudian ganti building type sesuai dengan fungsi

bangunan yang diinginkan. Kemudian pada building operating schedule ganti

menjadi 24/7 facility. Lalu klik ok dua kali.

Gambar A.187. Mengatur Energi

11. Membuat energy model dengan cara klik tab analyze. Kemudian klik create

energy model pada bagian energy optimization. Lalu klik create the energy

analytical model.

Gambar A.188. Membuat Energy Model

12. Tampilan analytical spaces.

Gambar A.189. Tampilan Analytical Spaces

13. Men-generate hasil dari analytical spaces dengan cara klik tab analyze,

kemudian klik generate pada bagian energy optimization. Lalu klik use existing

energy analytical model. Kemudian klik ok. Lalu sign in sesuai dengan akun

yang sudah didaftarkan di Autodesk.

Gambar A.190. Men-generate Hasil Analytical Spaces

14. Melihat hasil analisis energi dengan cara klik tab analyze, kemudian klik

optimize.

Gambar A.191. Melihat Hasil Analisis Energi

15. Keluaran hasil analisis energi berdasarkan hasil dari Autodesk Insight.

Gambar A.192. Keluaran Dari Hasil Analisis Energi