laporan ginjal a1

35
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ribuan proses metabolisme di sel-sel tubuh yang tak terhitung jumlahnya menghasilkan ratusan zat sisa. Sistem urin membuang zat sisa dengan menyaring dan membersihkan darah saat darah melewati ginjal. Fungsi penting lainnya adalah mengatur volume, keasaman, salinitas, konsentrasi dan komposisi kimiawi darah, limfa dan cairan tubuh lain (Evelyn.2002). Dalam kendali hormon, ginjal terus menerus memantau zat yang dilepaskan ke dalam urin untuk menjaga keseimbangan kimia tetap sehat. Sistem urin terdiri dari sepadang ginjal, sepasang ureter, satu kandung kemih dan satu uretra. Seluruh komponen ini menjalankan tugasnya atau fungsi sistem urin mengatur volume dan komposisi zat sisa dan kelebihan air dalam

Upload: ivhen-anin-wilbione

Post on 24-Nov-2015

71 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Anatomi dan Fisiologi Ginjal

TRANSCRIPT

1

BAB IPENDAHULUAN

I.1.Latar BelakangRibuan proses metabolisme di sel-sel tubuh yang tak terhitung jumlahnya menghasilkan ratusan zat sisa. Sistem urin membuang zat sisa dengan menyaring dan membersihkan darah saat darah melewati ginjal. Fungsi penting lainnya adalah mengatur volume, keasaman, salinitas, konsentrasi dan komposisi kimiawi darah, limfa dan cairan tubuh lain (Evelyn.2002).Dalam kendali hormon, ginjal terus menerus memantau zat yang dilepaskan ke dalam urin untuk menjaga keseimbangan kimia tetap sehat. Sistem urin terdiri dari sepadang ginjal, sepasang ureter, satu kandung kemih dan satu uretra. Seluruh komponen ini menjalankan tugasnya atau fungsi sistem urin mengatur volume dan komposisi zat sisa dan kelebihan air dalam tubuh dalam bentuk urin. Ginjal sendiri merupakan organ terpenting dalam sistem perkemihan, maka sudah sepantasnya ginjal harus dijaga agar tidak terjadi berbagai penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan dari fungsi ginjal (Guyton. 2008).Pada percobaan praktikum anatomi dan fisiologi ginjal ini sangat berkaitan erat dengan dunia kefarmasiaan yaitu menyangkut obat-obat yang berkaitan dengan ginjal dalam hal ini obat-obat diuretik. Yaitu dengan menguji efek farmakologi dari beberapa obat yang bersifat diuretik yang dapat merangsang pengeluaran urin pada hewan coba mencit (Mus musculus).Ekskresi mempunyai peranan mengeluarkan dan membuang hasil sampingan metabolisme, mencegah gangguan aktivitas metabolik dalam tubuh dan membuang zat-zat buangan, mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh, mengendalikan cairan tubuh dan mengatur kadar ion H+ atau cairan tubuh (Kaztung.2002).Pada percobaan ini hewan coba mencit (Mus musculus) diamati efek farmakologi yang ditimbulkan dari obat-obat diuretik dengan menghitung jumlah atau banyaknya urin yang dihasilkan sebagai hasil ekskresi setelah pemberian obat golongan diuretik tersebut. I.2Maksud dan Tujuan percobaanI.2.1Maksud PercobaanAdapun maksud percobaan adalah mengetahui dan memahami efek farmakologi dari obat-obat golongan diuretik pada mencit (Mus musculus).I.2.2Tujuan PercobaanAdapun tujuan percobaan adalah untuk mengetahui efek farmakologi dari spironolakton dan furosemid yang diberikan secara oral terhadap mencit (Mus musculus).I.3Prinsip Percobaan Penentuan efek obat diuretik yaitu spironolakton dan furosemid yang diberikan secara oral pada hewan mencit (Mus musculus) kemudian diamati respon pada mencit (Mus musculus) berdasarkan frekuensi urinasi yang dihasilkan pada menit ke 5, 10, 15 dan 30.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA II.1 Teori umum Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zatzat yang tidak dipergunakan oleh tubuh. Zat yang diperlukan tubuh akan berupa urine (air kemih). Dan zat yang diperlukan tubuh akan beredar kembali kedalam tubuh melalui pembuluh darah dan selanjutnya beredar keseluruh tubuh. Sistem perkemihan ini merupakan suatu rangkain organ yang terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra. (Setiadi, 1979).A. GinjalGinjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak dirongga retroperitonial bagian atas. Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh (Setiadi, 1979). Fungsi ginjal (Sloane ethel, 2003)1. Pengeluaran zat sisa organik. Ginjal mengkskresikan urea, asam urat, kreatinin, dam produk penguraian hemoglobin dan hormon2. Pengaturan konsentrasi ion ion penting. Ginjal mengekskresi ion natrium, kaliun, kalsium, magnesium, sulfat, dan fosfat. Ekskresi ion-ion ini seimbang dengan asupan dan ekskresinya melalui rute lain, seperti pda saluran gastrointestinal atau kulit3. Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepas eritropoietin, yang mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.4. Pengatur keseimbangan asam-basa tubuh. Ginjal mengendalikan ekskresi ion hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), dan amonium (NH4+) serta memproduksi urine asam-baa, bergantung pada kebutuhan tubuh.5. Pengaturan tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi pengaturan tekanan darah., dan juga memproduksi enzim renin. Renin adalah komponene penting dalam mekanisme renin-angiotensis-aldosteron, yang meningkatkan tekanan darah dan retensi air6. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah. Ginjal melalui ekskresi glukosa dan sama amino berlebihan, bertanggung jawab atas konsentrasi nutrien dalam darah.7. Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, obat-obatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh. Anatomi kasar ginjal (Sloane ethel, 2003)1. Tampilan. Ginjal organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua. Panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnyaa 2,5 cm (kurang lebih besar kepalan tangan). Setiap ginjal memiliki berat antara 125sampai 175 g pada laki-laki dan 115 sampai 155 g pada perempuan.2. Lokasi Ginjal terletak diarea tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan dua pasang iga terakir. Organ ini merupakan organ retroperitoneal dan terletak diantara otot-otot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal diatasnya. Ginjal kanan terletak agak dibawah dibanding ginjal kiri kerena ada hati pada sisi kanan. Jaringan ikat pembungkus. Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat Fasisi renal adalah pembungkus terluar pembungkus ini melahbukan ginjal pada struktur disekitarnya dan mempertahankan posisi organ. Lemak perirenal adalah jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisi nya. Kapsul fibrosa (ginjal) adalah membran halus tranparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dngan mudah dilepas. Struktur internal ginjal (Sloane ethel, 2003)1. Hilus (hilum) adalah tingkat kecukangan tepi medial ginjal2. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf dan limfatik.3. Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter.4. Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi srtuktur sinus ginjal jaringan ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar5. Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal. Kolumna yang saling berdekatan. Dan jaringan kostreks yang melapisinya. Struktur nefron ( Sloane ethel,2003)Satu ginjal mengandung 1 sampa 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskuler (kapiler) dan satu komponen tubular.1. Glomelurus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul bowmen. Glomelurus dan kapsul bowmen bersamasama membentuk sebuah korpuskek ginjal. 2. Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15mm dan sangat berliku-liku 3. Ansa henle. Tubulus konturtus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk kedalam medula.B. UreterUreter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan erine dari pileum ginjal kadalam buli buli. Pada orang dewasa panjangnya kurang lebih 20cm. Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkulasi dan longitudinal yang dapat melakukan peristaltic (kontraksi) guna mengeluarkan urine ke buli-buli. Terdapat 3 tempat penyempitan ureter, yakni pada (1) peralihan pelvis renis menjadi urete,r (2) ketika menyilang ailiaca communis, (3) ketika bermuara ke ostium vesica urinaria. C. Vesika urinaria Sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot polos. Berfungsi sebagia tempat penyimpanan urine. D. Urethra Merupakan suatu saluran fibromoscular dilalui oleh urine dari vesica urinaria. Saluran ini menutup pada saat kosong. Pada pria juga dilalui oleh semen (spermatosoa). Ada beberapa perbedaan antara urethra feminina dan urethea masculina.Urethra Feminina Panjang 4cm, terletak dibagian anterior vagina. Muaranya disebut ostium urethra externum, berada didalam vestibulum vaginae, di ventralis dari ostium vaginae, diantara kedua ujung anterior labio minora. Berjalan melalui diaphragma pelvis dan urogenetale. Urthra difiksasi pada as pubis oleh serabut-serabut ligamentum pubovesicae.Uretha masculinaDimulai padacollum vesicae, mempunyai ukuran panjang 20 cm, berjalan menembusi glandula prostat, diaphragmapelvis, diaphragma urogenetale dan penis. Dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pars prostatica, pars membranacea, pars spongiosa. Tahap pembentukan urin diantaranya (Anonim, 2012)1. Proses Filtrasi di glomerulus terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.

2. Proses Reabsorbsipada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.3. Proses sekresi.sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar (Gan gunawan sulistia, 2007)Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi normal ( Gan gunawan sulistia,2007).Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli (gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus seperti corong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil. Di sini terjadi penarikan kembali secara aktif dari air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na+. Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli.sisanya yang tak berguna seperti sampah perombakan metabolisme-protein (ureum) untuk sebagian besar tidak diserap kembali. Akhirnya filtrat dari semua tubuli ditampung di suatu saluran pengumpul (ductus coligens), di mana terutama berlangsung penyerapan air kembali. Filtrat akhir disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin (Setiadi, 1979).II.2 Uraian hewan coba II.2.1 Klasifikasi hewan cobaMencit ( Mus musculus )Kingdom: AnimaliaFilum: ChordataSub filum: VertebrataKelas: MamaliaSub kelas: ThoriaOrdo: RhodentiaFamilia : MoridaeGenus: MusSpesies: Mus musculusII.2.2 Karateristik hewan cobaKarakteristik Mencit ( Mus musculus) Masa pubertas : 35 hari Masa beranak : Sepanjang tahun Masa hamil : 19-20 hari Jumlah sekali lahir : 4-12 ekor Masa hidup : 2-3 tahun Masa tumbuh : 6 bulan Masa menyusui : 21 hari Frekuensi kelahiran : 4 tiap tahun Suhu tubuh : 37,9oC-39,2oC Laju respirasi : 136-216 per menit Tekanan darah : 147 per 106 mmHg Volume darah : 7,3 % berat badanLuas permukaan : 92 K3g3 II.3 Uraian Bahan1. Air suling (FI edisi III : 96) Nama resmi:AQUA DESTILLATA

Nama lain:Air suling,aquadest

RM/BM:H2O/18,02

Pemerian:Cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak mempunyai rasa

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan:Sebagai pelarut

2. Spironolakton (FI edisi III : 569) Nama resmi:SPIRONOLACTONUM

Nama lain:Spironolakton

Pemerian :Serbuk kuning tua, tidak berbau atau berbau asam

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 80 bagian etanol (95%) P; dalam 3 bagian kloroform P dan 100 bagian eter P

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Kegunaan :Sebagai diuretikum

3. Furosemid (FI edisi III : 262) Nama resmi:FUROSEMIDA

Nama lain:Furosemid

Pemerian:Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak berbau; hampir tidak berasa

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam 75 bagian etanol (95%) P dan dalam 850 bagian eter P; larut dalam larutan alkali hidroksida

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Kegunaan:Sebagai diuretikum

4. Na CMC (FI edisi III : 401)Nama resmi:NATRII CARBOXY METHYL CELLULOSUM

Nama lain:Natrium karboksimetilselulosa

Pemerian:Serbuk atau butiran; putih kuning gading, tidak atau hampir tidak berbau, higroskopik

Kelarutan :Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P dan dalam perlarut organik lain

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan:Suspensing agent

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

III.1 Alat dan bahanIII.1.1 Alat yang digunakanAdapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu gelas kimia dan kanula.III.1.2 Bahan yang digunakanAdapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu spironolacton, furosemid, Na.CMC, aquadest dan tissue.III.2 Cara kerjaIII.2.1 Cara penyiapan hewan coba Mencit (Mus musculus)1. Dibuka kandang dengan hati-hati, kira-kira cukup untuk masuk tangan saja.2. Diangkat mencit dengan cara mengangkat ekor 3-4 cm dari pangkalnya.3. Dibiarkan mencit mencengkram permukaan kasar (rang-rang) sambil menarik ekornya dan mengelus-elus kepalanya agar tenang.4. Dijepit punggung mencit didekat leher mencit dengan baik dan ekornya dililitkan pada jari kelingking.5. Mencit yang akan digunakan terlebih dahulu dipuasakan kurang lebih 8 jam namun tetap diberi minum.6. Mencit ditimbang dan diberi tanda agar mudah dikenali7. Mencit siap diberi perlakuan.III.2.2 Penyiapan bahan1. Pembuatan suspensi Na. CMC 1% sebanyak 100 ml2. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.3. Ditimbang Na. CMC sebanyak 1 gram.4. Dipanaskan aquadest pada suhu 70oC kemudian dimasukkan dalam lumpang sebanyak 10 ml.5. Didispersikan Na. CMC secara merata di atas air dan setelah mengembang, digerus hingga homogen.6. Diencerkan dengan aquadest sisa sedikit demi sedikit hingga 100 ml sambil diaduk hingga homogen.7. Disuspensikan tablet Furosemid dan Spironolakton yang telah digerus dan ditimbangIII.2.3 Pemberian oral1. Dilakukan pemberian oral pada mencit dengan menggunakan jarum oral dengan cara menyelipkan ekor di antara jari tengah dan jari manis.2. Di isi spoit dengan suspensi obat furosemid yang akan di gunakan.3. Dimasukkan suspensi obat melalui mulut dengan cara memasukkan kanula sampai lidah dalam keadaan tegak lurus setelah siap putar kekiri sedikit agar obat yang di maksudkan dalam saluran pencernaan4. Dilakukan perlakuan yang sama terhadap spironolacton dan aquades.5. Setelah hewan coba diberi perlakuan dilakukan pengamatan, dengan melihat proses urinasi setelah 5 menit.

BAB IVHASIL PENGAMATANIV.1 Data pengamatan Pada percobaan yang telah dilakukan di peroleh data sebagai berikut Nama ObatWaktu (menit)

5101520

Furosemid----

Spironolakton----

Aqua pro injection-++++

Keterangan : = Pada menit tersebut tidak ada urin yang dihasilkan+ = Pada menit tersebut ada urin yang dihasilkan Gambar ginjal pada mencit :

BAB VPEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan pemberian obat diuretik (furosemid dan spironolakton), serta pemberian aqua pro injeksi yang diberikan secara oral hewan coba mencit (Mus musculus). Dalam praktikum ini akan diamati efek yang ditimbulkan setelah pemberian obat obat yang berkhasiat diuretik pada hewan coba mencit dengan mengukur volume urinnya.Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukkan urin dengan cara mengurangi reabsorbsi natrium. Fungsi utamanya adalah memotilasi cairan dengan cara mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume darah eksternal menjadi kembali normal.Pada percobaan ini, selain diberi obat diuretik diberikan juga aqua pro injeksi sebagai kontrol negatif sebagai pembanding terhadap efek diuresis yang ditimbulkan antara pemberian obat obat diuretik dengan efek yang ditimbulkan kontrol negatif. Pemberian dilakukan secara oral, setelah itu dilakukan pengamatan terhadap efek yang ditimbulkan dalam selang waktu 5, 10, 15, dan 20 menit. Efek yang dimaksud adalah pengeluaran urin setelah pemberian perlakuan dan diukur volume urinnya.Spironolakton merupakan salah satu obat diuretik hemat kalsium. Diuretik hemat kalium menurunkan reabsorbsi Na+, dengan jalan mengantagonis aldosteron (spironolakton) atau memblok kanal ion Na+ (amilorid, triamtenan). Aldosteron menstimulasi reabsorbsi Na+ , mengaktifkan potensial negatif dalam lumen, yang mengarahkan ion K+ dan ion H+ ke dalam lumen dan kemudian diekskresinya.Hal ini menyebabkan potensial epitel tubulus menurun, sehingga sekresi K+ berkurang. Obat diuretik hemat kalium umumnya bekerja pada segmen yang memberi respon terhadap aldosteron pada nefron distal, dimana homeostatis K+ dikendalikan. Spironolakton merupakan obat diuretik lemah, karena hanya sekitar 2% dari rebsorbsi Na+ total yang berada dibawah kendali aldosteron. Mekanisme kerjanya yakni secara kompetitif memblok ikatan aldosteron pada reseptor sitoplasma sehingga meningkatkan ekskresi Na+ (Cl+ dan H2O) dan menurunkan sekresi K+. Spironolakton terutama digunakan pada penyakit hati dengan asites, sindrom Conn (akibat hiperaldosteronisme primer) dan gagal jantung berat. Spironolakton mulai memberikan efek selama 2-3 hari dan dapat bertahan setelah beberapa hari penghentian pengobatan.Furosemid adalah salah satu obat diuretik yang masuk dalam golongan diuretik kuat. Umumnya diberikan secara oral juga secara intravena untuk pasien edema paru akibat gagal ventrikel akut, edema perifer juga pada gagal jantung. Furosemid merupakan obat diuretik yang bekerja di lengkung Henle (loop) oleh karena itu sering disebut sebagai diuretik loop. Mekanisme kerja furosemid adalah dengan cara menghambat reabsorbsi NaCl dalam lengkung Henle pada bagian ascenden bersegmen tebal. Segmen ini mempunyai kapasitas yang besar untuk mengabsorbsi NaCl sehingga obat furosemid yang bekerja pada tempat ini menyebabkan diuresis yang lebih hebat daripada obat diuretik lainnya. Furosemid bekerja pada membran lumen dengan cara menghambat kotranspor Na+ / K+/ Cl-, dimana Na+ secara aktif ditranspor keluar sel ke dalam interstisium oleh pompa yang tergantung pada Na+/ K+- ATPase pada membran basolateral. Spesifitas dari obat diuretik loop disebabkan oleh konsentrasi lokalnya yang tinggi dalam tubulus ginjal. Akan tetapi pada dosis tinggi, dapat menginduksi perubahan komposisi elektrolit dalam endolimfe dan menyebabakan ketulian. Efek samping yang dapat timbul dari pemberian obat ini yakni dapat menyebabkan hiponatremia, hipotensi, hipovolumia, dan hipokalemia. Ekskresi kalium dan magnesium juga meningkat dan dapat menyebabkan terjadinya hipomagnesemia. Furosemid memiliki waktu paruh 0,5-1 jam.Berdasarkan pengamatan, diperoleh data bahwa pemberian kontrol negatif aqua pro injeksi secara oral terhadap mencit menimbulkan efek diuresis pada mencit pada menit ke 10, 15 dan 20. Sedangkan untuk pemberian obat obat diuretik pada mencit furosemid dan spironolakton tidak memberikan efek diuresis pada hewan coba mencit. Hal ini dikarenakan waktu pengamatan yang terlalu singkat dimana obat belum mencapai waktu paruhnya, sehingga efek diuresis yang seharusnya terjadi tidak dapat diamati. Dapat juga disebabkan karena kondisi hewan uji yang tidak stabil atau stress, volume pemberian obat yang terlalu sedikit serta cara pemberian obat yang kurang tepat sehingga tidak semua obat dapat masuk ke dalam tubuh hewan coba mencit.Produksi urin sendiri melewati beberapa tahapan diantaranya adalah sebagai berikut:1. Filtrasi Glomerulus Terjadi proses penyaringan darah pada bagian glomerulus yang menghasilkan urin primer. Proses filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus yakni pada bagaian kapsula Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomerulus juga terjadi pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. 2. Tahap ReabsorbsiDi dalam tubulus terjadi penarikan kembali secara aktif air dan komponen penting bagi tubuh meliputi glukosa, garam-garam ion serta asam amino. Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian menuju jantung untuk diedarkan. Pada tahap ini terbentuk urin sekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi sebagai pemberi warna pada urin.

3. Sekresi TubulusMerupakan perpindahan zat zat selektif dari darah kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus.4. Augmentasi Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul (tubulus kolektivus). Pada tubulus ini masih terjadi penyerapan Na+ dan Cl- dan urea sehingga terbentuklah urin yang sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa menuju pelvis renalis, kemudian mengalir melalui ureter menuju vesica urinaria (kandung kemih), setelah penuh akan diekskresikan sebagai urin melalui uretra.

BAB VIPENUTUPVI.1KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bahwa pemberian kontrol negatif aqua pro injeksi secara oral terhadap mencit menimbulkan efek diuresis pada menit ke 10, 15 dan 20. Sedangkan untuk pemberian obat obat diuretik yaitu furosemid dan spironolakton tidak memberikan efek diuresis pada hewan coba mencit. Hal ini dikarenakan waktu pengamatan yang terlalu singkat dimana obat belum mencapai waktu paruhnya, sehingga efek diuresis yang seharusnya terjadi tidak dapat diamati, kondisi hewan uji yang tidak stabil atau stress, volume pemberian obat yang terlalu sedikit serta cara pemberian obat yang kurang tepat sehingga tidak semua obat dapat masuk ke dalam tubuh hewan coba mencit.VI.2SaranDisarankan agar pada praktikum anatomi dan fisiologi ginjal, dapat diperhatikan lagi dalam hal penentuan waktu pengamatan serta penanganan dan perlakuan terhadap hewan coba.