bab_1 4d-bim pek struktur - pendahuluan

18
BAB 1 Mengapa Harus BIM “Building Information Modeling”

Upload: budi-utomo

Post on 24-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

BAB 1

Mengapa Harus BIM “Building Information Modeling”

Page 2: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

2

Konsep Building Information Modeling Perkembangan teknologi informasi sekarang me-mungkinkan kita membuat model “Virtual Building” di komputer untuk mensimulasikan gedung sebelum diban-gun. Teknologi ini berbeda dengan penggambaran CAD yang selama ini kita aplikasikan yang tidak berbeda den-gan menggambar manual otomatis dengan teknologi kom-puter. Tradisional CAD adalah menggambar garis lurus, lengkung, lingkaran dan blok dalam 2 dimensi (2D) yang menggambarkan bagaimana gedung akan dibangun. Dengan teknologi “Virtual Building” kita menggam-bar menggunakan elemen gedung seperti kolom, plat, ba-lok, dinding, atap, pintu, jendela, tangga dan objek lain-nya. Tiap-tiap objek 3 dimensi (3D) yang kita gambar merepresentasikan elemen gedung dengan perilaku sesuai elemen gedung sebenarnya. Prinsip dasar dari pemodelan BIM adalah kita dapat menggunakan model bangunan 3D untuk mendapatkan semua gambar proyek yang diperlukan - termasuk tam-pak, potongan, gambar presentasi dan rendering serta gambar detail konstruksi, serta perhitungan kuantitas dan estimasi harga. Perubahan pada satu elemen model secara otomatis akan memperbarui semua gambar, perhitungan kuantitas dan estimasi harga.

“ Dengan BIM Gambar Konstruksi :

Denah / Tampak / Potongan / Detail,

Gambar Artis / Visualisasi, Perhitungan Volume,

Rencana Anggaran Biaya didapat langsung dari

Model 3D ”

Sumber gambar : http://www.graphisoft.com

Page 3: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

3

berapa item pekerjaan tidak masuk dalam per-hitungan karena terlewatkan.

Perkembangan teknologi saat ini me-mungkinkan untuk mendapatkan perhitungan volume pekerjaan otomatis dari model kom-

puter yang biasa disebut BIM (Building Information Modeling). Semua elemen konstruksi yang digambarkan dalam model secara otomatis akan didapat volumenya. Total volume material pada setiap item pekerjaan yang dibu-tuhkan, total upah yang dibutuhkan, pekerjaan mana saja yang akan di subkontrakkan, semua bisa didapatkan dari BIM. Perhitungan volume dan RAB

bisa kita dapat dari program Estimator™ 2008 yang bisa membaca langsung data dari Conctructor™ 2008. Program-program tersebut adalah free (bebas digunakan) bagi mahasiswa dan Universitas (Student Version), sedangkan untuk perusahaan komersial (kontraktor/konsultan) tersedia program trial 60 hari.

Rencana Anggaran Biaya Otomatis dari BIM Dalam dunia konstruksi perhitungan

volume pekerjaan adalah suatu hal yang san-gat penting. Kesalahan dalam perhitungan volume akan berakibat pada kerugian yang sangat besar bagi kontraktor. Kebanyakan sifat kontrak yang dipakai dalam proyek konstruksi adalah lumpsum fix price dimana re-siko kesalahan akibat volume yang tidak akurat menjadi tang-gung jawab kontraktor sepe-nuhnya. Metode yang dipakai un-tuk menghitung volume peker-jaan saat ini adalah dengan cara menghitung manual selu-ruh item pekerjaan satu persatu dengan ban-tuan program spreadsheet. Satu proyek gedung diperlukan minimal 3 (kadang lebih) estimator yang bekerja seminggu penuh un-tuk menyelesaikan semua perhitungan yang diperlukan. Itu juga belum tentu menghasil-kan perhitungan yang akurat, sering kali be-

Sumber : http://www.graphisoft.com

Page 4: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

4

Pengukuran Kuantitas Item Pekerjaan

Pengukuran ini digunakan untuk menghitung volume pekerjaan dan membuat perkiraan harga yang akan dipergunakan. Metode pengukuran yang akan dijelaskan dibatasi pada me-tode pengukuran pekerjaan struktur gedung yang hasilnya akan dibandingkan dengan hasil perhitungan otomatis dari model 3D menggunakan program Constructor™ dan Estimator™.

Implementasi BIM yang ideal adalah seperti gambar skema disamping. Masing-masing bagian (Struktur, Arsitek dan MEP) menggambar model di-bawah koordinasi Manager Teknik (3D Coordinator). Konsultan perencana dan pengawas akan mereview dan menyetujui model yang dibuat dari master model di server. Project Manager dan QS (Quantity Surveyor) / Staf Estimator memanfaat-kan data dari master model untuk kalkulasi, analisa dan monitor biaya proyek.

Model Implementasi BIM

sumber gambar : http://www.arup.com

Page 5: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

5

1. Pekerjaan Fondasi Tiang Pancang

Pekerjaan pemancangan diukur untuk setiap meter lari tiang yang terpancang, yang terdiri dari material tiang pancang dan biaya pemancangan. Biaya sambungan tiang pancang, alat pancang termasuk mobilisasi dan demobilisasi menjadi tanggungan subkontraktor pancang. Pemotongan kepala tiang pancang untuk setiap tiang yang dianggap terlalu panjang melebihi ketentuan yang diinginkan meskipun pemotongan tiang tersebut berbeda menurut ketinggian yang diinginkan tetap diukur pada tiap tiang.

No Item Pekerjaan Satuan Perhitungan Volume

Deviasi % Manual BIM

1 Material tiang pancang m' 180 180 0 0%

2 Biaya pemancangan m' 180 180 0 0%

3 Potong tiang pancang Unit 15 15 0 0%

Perbandingan hasil perhitungan manual dengan perhitungan otomatis dari Estimator™

Hasil Perhitungan Otomatis dari Model 3D

Gambar Susunan Tiang

Page 6: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

6

2. Pekerjaan Pile Cap

Pekerjaan pile cap terbagi atas pekerjaan galian tanah, urugan pasir, lantai kerja, beton, bekisting dan pembesian. Volume beton pile cap dihitung dengan mengalikan luas alas dari pile cap terhadap ketinggiannya. Luasan lantai kerja adalah alas pile cap ditambah 10cm pada tiap sisinya, volume lantai kerja didapat dari luasan dikalikan dengan tebal lantai kerja. Urugan pasir dihitung dari luasan lantai kerja dikalikan dengan tebal urugan pasir rencana. Kemiringan galian tanah adalah 1:2 (1 bagian horisontal dibanding 2 bagian vertikal), volume galian tanah didapat dari luas rata-rata alas pile cap dan luas galian di permukaan tanah dikalikan dengan tinggi rencana dari galian tanah untuk pile cap. Luasan bekisting adalah panjang keliling pile cap dikalikan dengan tinggi pile cap. Pembesian pile cap dihitung sesuai gambar, total volume besi dibagi dengan total volume beton pile cap didapat rasio tulangan dalam satuan kg/m3.

Dimensi pile cap yang dihitung adalah 3m x 2m dengan tebal 60cm. Tu-langan sisi atas dan bawah mengguna-kan besi ulir BJTD 19mm dengan jarak 15cm untuk kedua arah. Pada keempat sisinya dipasang tulangan horisontal BJTD 16mm.

Pile Cap Tipe P1

Page 7: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

7

No Item Pekerjaan Satuan Perhitungan Volume

Deviasi % Manual BIM

1 Galian fondasi m3 6.56 6.48 0.087 1%

2 Urugan pasir tebal 5cm m3 0.72 0.72 0.000 0%

3 Lantai kerja tebal 5cm m3 0.326 0.32 0.006 2%

4 Subkon bekisting batako m2 6.00 6.00 0.000 0%

5 Upah pembesian kg 405.91 406.80 0.887 0%

6 Besi ulir BJTD 16mm kg 31.56 32.54 0.980 3%

7 Besi ulir BJTD 19mm kg 374.35 374.26 0.093 0%

8 Upah pengecoran m3 3.60 3.60 0.000 0%

9 Beton readymix K250 m3 3.60 3.60 0.000 0%

Perbandingan hasil perhitungan pile cap manual dengan per-hitungan otomatis dari program Estima-tor™ 2008 bisa dili-hat di Tabel berikut

Hasil perhitungan Estimator™ 2008 :

Page 8: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

8

3. Pekerjaan Balok Sloof

Pekerjaan balok sloof terbagi atas pekerjaan galian tanah, urugan pasir, lantai kerja, beton, bekisting dan pembesian. Volume beton balok dihitung dengan mengalikan luasan tampang balok dikalikan panjangnya. Luasan lantai kerja adalah lebar balok sloof ditambah 10cm pada kedua sisinya dikalikan dengan panjang balok. Urugan pasir dihitung dari luasan lantai kerja dikalikan dengan tebal urugan pasir rencana. Kemiringan galian tanah adalah 1:2 (1 bagian horisontal dibanding 2 bagian vertikal), volume galian tanah didapat dari lebar balok ditambah lebar galian di permukaan, hasilnya dibagi dua kemudian dikalikan dengan tinggi rencana dari galian tanah dan dikali lagi dengan panjang balok. Luasan bekisting adalah panjang balok sloof dikalikan dengan tingginya. Pembesian balok sloof dihitung sesuai gambar, total volume besi dibagi dengan total volume beton balok sloof didapat rasio tulangan dalam satuan kg/m3.

Dimensi balok sloof yang dihitung adalah 35cm x 50cm, dengan panjang 10 m. Tulangan sisi atas dan bawah meng-gunakan besi ulir BJTD 19mm dengan jumlah masing-masing 4 buah, sengkang besi polos BJTP 12mm dengan jarak 15cm.

Balok Sloof Tipe S1

4D19

4D19

P12-150

Page 9: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

9

Perbandingan hasil per-hitungan balok sloof manual dengan perhi-tungan otomatis dari program Estimator™ 2008 bisa dilihat di Ta-bel berikut ini.

Hasil perhitungan Estimator™ 2008 :

No Item Pekerjaan Satuan Perhitungan Volume

Deviasi % Manual BIM

1 Galian fondasi m3 7.25 7.24 0.010 0.1%

2 Urugan pasir tebal 5cm m3 0.50 0.51 0.010 0.0%

3 Lantai kerja tebal 5cm m3 0.275 0.28 0.005 1.8%

4 Subkon bekisting batako m2 10.00 10.00 0.000 0.0%

5 Upah pembesian kg 295.3 295.75 0.450 0.2%

6 Besi ulir BJTD 19mm kg 195.6 195.20 0.400 0.2%

7 Besi polos BJTP 12mm kg 99.7 100.56 0.860 0.9%

8 Upah pengecoran m3 1.75 1.75 0.000 0.0%

9 Beton readymix K250 m3 1.75 1.75 0.000 0.0%

Page 10: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

10

4. Pekerjaan Kolom

Hasil perhitungan Kolom Tipe K1 dengan Estimator™

Pekerjaan struktur kolom terbagi atas pekerjaan beton, bekisting dan pembesian. Volume beton kolom dihitung dengan mengalikan luasan tampang kolom dikalikan dengan tinggi kolom. Luasan bekisting adalah keliling kolom dikalikan dengan tinggi kolom. Pembesian kolom dihitung sesuai gambar, total volume besi dibagi dengan total volume beton kolom didapat rasio besi tulangan kolom dalam satuan kg/m3.

Dimensi kolom yang dihi-tung adalah 60cm x 60cm, den-gan tinggi 4 m. Tulangan utama kolom menggunakan besi ulir BJTD 22mm dengan jumlah total 16 buah, sengkang besi polos BJTP 12mm dengan jarak 10cm dan kait di tengah 1 buah.

Page 11: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

11

Perbandingan hasil perhi-tungan Kolom Tipe K1 manual dengan perhitun-gan kolom otomatis dari program Estimator™ 2008 bisa dilihat di Tabel beri-kut ini.

No Item Pekerjaan Satuan Perhitungan Volume

Deviasi % Manual BIM

1 Subkon Bekisting m3 9.60 9.60 0.000 0.0%

2 Upah pembesian kg 361.22 360.0 1.220 0.3%

3 Besi ulir BJTD 19mm kg 233.01 234.0 0.990 0.4%

4 Besi polos BJTP 12mm kg 128.16 126.0 2.160 1.7%

5 Upah pengecoran m3 1.44 1.44 0.000 0.0%

6 Beton readymix K250 m3 1.44 1.44 0.000 0.0%

7 Ekspose Beton kg 9.60 9.60 0.060 0.0%

16D22

Kolom Tipe K1 3P10-100

Page 12: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

12

5. Pekerjaan Balok

Hasil perhitungan Balok Tipe B1 dengan Estimator™

Pekerjaan struktur balok terbagi atas pekerjaan beton, bekisting dan pembesian. Vol-ume beton balok dihitung dengan mengalikan luasan tampang balok dikalikan dengan panjang balok. Luasan bekisting adalah tinggi balok di-kurangi dengan tebal plat dikali dua (dua sisi), ditambah dengan lebar balok, hasilnya dikalikan dengan panjang balok. Pembesian balok dihitung sesuai gambar, total volume besi dibagi dengan total volume beton balok didapat rasio besi tulan-gan balok dalam satuan kg/m3.

Dimensi balok yang dihitung adalah 35m x 70cm, dengan pan-jang 10 m. Tulangan utama balok menggunakan besi ulir BJTD 19mm dengan jumlah tulangan sisi atas 6 buah dan sisi bawah 4 buah, seng-kang besi polos BJTP 10mm dengan jarak 10cm, tulangan peminggang untuk torsi masing-masing sisi 1 buah BJTD 13mm.

Page 13: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

13

Perbandingan hasil per-hitungan Balok Tipe B1 manual dengan perhi-tungan balok otomatis dari program Estima-tor™ 2008 bisa dilihat di Tabel berikut ini.

Balok Tipe B1

No Item Pekerjaan Satuan Perhitungan Volume

Deviasi % Manual BIM

1 Bekisting balok m2 15.10 15.10 0.000 0.0%

2 Upah pembesian kg 307.77 306.25 1.526 0.5%

3 Besi ulir BJTD 19mm kg 160.06 159.25 0.806 0.5%

4 Besi ulir BJTD 13mm kg 24.96 24.50 0.460 1.9%

5 Besi polos BJTP 10mm kg 122.76 122.50 0.260 0.2%

6 Upah pengecoran m3 2.45 2.45 0.000 0.0%

7 Beton readymix K250 m3 2.45 2.45 0.000 0.0%

6D19

4D19

2D13

2P10-100

Page 14: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

14

6. Pekerjaan Plat Lantai

Hasil Perhitungan Plat Tebal 120mm dengan Estimator™

Pekerjaan struktur plat lantai terbagi atas pekerjaan beton, bekisting dan pembesian. Volume beton plat dihi-tung dengan mengalikan luasan lantai dikalikan dengan tebal lantai. Luasan bekisting terdiri dari bekisting sisi bawah plat yaitu sama dengan luasan plat dan bikisting stop cor yang dihitung dari luasan tepi plat (dalam kasus ini adalah panjang perimeter plat dikalikan dengan tebal plat). Pembesian plat dihitung sesuai gambar, total volume besi dibagi dengan total volume beton plat didapat rasio besi tulangan plat dalam satuan kg/m3.

Dimensi plat lantai yang dihitung adalah 10m x 10m, dengan tebal plat 12 cm. Tulangan utama plat menggunakan besi polos BJTP 10mm dengan jarak antar tulangan 20cm arah X dan Y baik atas maupun bawah.

Page 15: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

15

Perbandingan hasil perhitungan Plat Te-bal 120mm manual dengan perhitungan plat otomatis dari program Estimator™ 2008 bisa dilihat di Tabel berikut ini.

Plat Tebal 120mm

P10-100

No Item Pekerjaan Satuan Perhitungan Volume

Deviasi % Manual BIM

1 Bekisting plat m2 100.00 100.00 0.000 0.0%

2 Bekisting stop cor plat m2 4.80 4.80 0.000 0.0%

3 Upah pembesian kg 1264.8 1260.00 4.800 0.4%

4 Besi polos BJTP 10mm kg 1264.8 1260.00 4.800 0.4%

5 Upah pengecoran m3 12.00 12.00 0.000 0.0%

6 Beton readymix K250 m3 12.00 12.00 0.000 0.0%

P10-100

2P10-100 2P10-100

Page 16: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

16

Isometrik Struktur Gedung 5 Lantai

Apa yang Akan Anda Pelajari ? Anda akan belajar membuat model struktur gedung 5 lan-tai seperti gambar isometrik disamping ini. Rencana Ang-garan Biaya (RAB) untuk gedung tersebut juga akan anda dapatkan secara otomatis dari model tanpa harus melakukan perhitun-gan manual.

Anda hanya perlu mengikuti langkah demi langkah yang diuraikan dalam buku ini. Setelah mengikuti semua langkah yang ada di buku dijamin anda akan familiar dengan program Construc-tor™ 2008 dan Estimator™ 2008 dan bisa mengaplikasi-kannya di proyek anda sendiri.

Page 17: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

17

Denah Tipikal Lantai Struktur

Page 18: Bab_1 4D-BIM Pek Struktur - Pendahuluan

18

Potongan Memanjang Struktur Gedung 5 Lantai