modul-4 manajemen lingkungan kul

6

Click here to load reader

Upload: riza-fahrandika

Post on 02-Aug-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul-4 Manajemen Lingkungan KUL

Jilid 1 Page 1

1 Judul Modul : Pokok-pokok Kebijakan 2 Deskripsi Modul : Modul ini membahas tentang pokok-pokok

kebijakan pengelolaan lingkungan 3 Indikator Hasil Belajar : Mahasiswa diharapkan memahami kebijakan

lingkungan global dan skala nasional juga beberapa prospek penyelesaian.

4 Pokok Bahasan : 1. Kebijakan Lingkungan Global

(Deklarasi Rio, Agenda 21) 2. Beberapa Prospek Penyelesaian 3. Pokok-Pokok Kebijakan Nasional

5 Waktu Pembelajaran : 4 x 50 menit (200 menit)

2 Kali Tatap Muka 6 Metoda Pembelajaran : Pemaparan, Diskusi, Tanya jawab, Tugas

Individual. 7. Daftar Referensi :

Barrow, C. J. (1999) : “Environmental Management: Principles and Practice”. Routledge: London and New York.

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (1998) : “Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengelolaan Lingkungan Hidup: Dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua (1994/1995 – 2019/2020)”

O’Riordan, Timothy. Ed. (1995) : “Environmental Science for Environmental

Management”. Longman House: England. Ramdan, Hikmat. Et. Al. (2003) : “Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Otonomi Daerah: Persepektif Kebijakan dan Valuasi Ekonomi”. Alqaprint Jatinangor.

Schramm, Gunter and Warford, Jeremy J. Ed. (1989) : “Environmental

Management and Economic Development”. World Bank Publication: Washington, DC – USA.

Sugandhy, Aca. (1999): “Penataan Ruang dalam Pengelolaan Lingkungan

Hidup”. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Westman, Walter E. (1985) : “Ecology, Impact Assessment and Environmental

Planning”, John Wiley & Sons : New York – USA.

MODUL 4

POKOK-POKOK KEBIJAKAN

Page 2: Modul-4 Manajemen Lingkungan KUL

Jilid 1 Page 2

KEBIJAKAN LINGKUNGAN GLOBAL

• KTT Bumi di Rio de Janeiro di Brazil (Juni ’92) mempertegas prinsip pembangunan berkelanjutan dengan pendekatan integrasi aspek kependudukan, lingkungan dan pembangunan.

• Ada 5 dokumen Kesepakatan Internasional: 1) Deklarasi Rio, 2) Agenda 21, 3) Prinsip2 Pengelolaan Kehutanan, 4) Konvensi tentang Perubahan Iklim, 5) Konvensi tentang keanekaragaman hayati.

• Komitmen-komitmen tersebut menjadi acuan dalam kebijakan pengelolaan lingkungan di setiap negara isu lingkungan sudah menjadi kepentingan global/internasional

DEKLARASI RIO

• Perlu dimuatnya aspek lingkungan dalam pembangunan. Tiap negara mempunyai hak dan kedaulatan memanfaatkan sumberdaya alam bagi pembangunan, namun juga berkewajiban tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

• Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan perlu dikembangkan kerjasama internasional guna menghapus kemiskinan serta pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan.

• Keseimbangan dalam kewajiban bersama dalam melestarikan tatanan lingkungan dengan pendekatan bahwa negara yang lebih merusak mempunyai kewajiban yang lebih besar dan sebaliknya

• Tindakan mengatasi masalah lingkungan yang bersifat regional dan global harus sejauh mungkin didasarkan pada konsensus internasional

• Peranan wanita, penduduk asli masyarakat setempat harus dikembangkan untuk menumbuhkan kemitraan global

AGENDA 21

• Dimensi sosial ekonomi yang berkaitan dengan permasalahan ekonomi dan perlunya mengintegrasikan aspek lingkungan dalam pengambilan keputusan pembangunan;

• Pengelolaan sumber daya alam untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan;

PERTEMUAN 5

Page 3: Modul-4 Manajemen Lingkungan KUL

Jilid 1 Page 3

• Memperkuat peranan kelompok-kelompok masyarakat utama, yaitu: kelompok wanita, anak dan pemuda, swasta, industriawan, serikat kerja, cendekiawan dan petani;

• Alat pelaksana yang mencakup: sumber dana, ilmu pengetahuan dan teknologi, proses komunikasi, informasi dan pendidikan, serta mekanisme kerjasama internasional

Tabel IV-1. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim: Perjanjian Skala Dunia

Montreal Protocol (1987) Helsinki (1990) Kyoto Protocol (1997)

Mempertahankan konsumsi CFC dan substansi kimia lainnya pada tingkat 1986

Menyetop produksi substansi yang merusak lubang ozon pada tahun 2000 (20 substansi)

Konsumsi 1993 = 80% konsumsi 1986

1995 mengurangi 50% konsumsi

2008-2012: 39 negara maju akan mengurangi 6 jenis gas menjadi 5,2% lebih rendah dari tahun 1990

Konsumsi 2000 = 50% konsumsi 1986

1997 mengurangi sampai 80%

Dianggap kurang dapat mengurangi konsumsi CFC dan bahan kimia lainnya

Baru dapat dilaksanakan jika telah disetujui oleh 55 negara yang memproduksi 50% gas

Beberapa Prospek Penyelesaian:

• Komitmen Internasional

– Protokol Kyoto (diberlakukan 16-2-2005)

• Negara maju sepakat untuk mengurangi produksi CO2, pada tahun 2008-2012 menjadi setingkat tahun 1990.

• Protokol Kyoto baru dapat berjalan jika disetujui oleh negara yang memproduksi sekitar 55% emisi. AS dengan 4% penduduk dunia memproduksi 25% gas emisi dunia dan menolak menandatanganinya.

• Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism) sektor kehutanan, pertanian, transportasi perkotaan dimana negara berkembang dapat turut berkontribusi

– Pajak Karbon:

• Pajak Karbon adalah instrumen kebijakan berdasarkan harga. Pajak meningkatkan harga barang dan jasa tertentu, sehingga menurunkan permintaannya – disebut price effect.

Page 4: Modul-4 Manajemen Lingkungan KUL

Jilid 1 Page 4

• Adalah pajak yang dibebankan kepada penggunaan bahan bakar yang paling banyak mengeluarkan emisi CO2 (0.30 ton per juta Btu). Batu bara menghasilkan CO2 terbanyak (0.30 ton per juta Btu) oleh karena itu dipajak lebih tinggi daripada BBM (0.24) dan BBG (0.16).

• Pajak karbon menghasilkan pendapatan yg dapat dikembalikan ke ekonomi, melalui pengurangan pajak pendapatan, buruh dan modal. Akan sering disebut pajak "revenue neutral“ dan bagian dari "environmental tax reform" (ETR) yang mengupayakan perpindahan pajak dari hal yg baik (buruh) ke yang buruk (polusi).

– Perdagangan Emisi (emission trading):

• Kuantitas emisi dianggap tetap (atau sering disebut cap) dan hak untuk mengemisi disebut komoditas emisi. Cap (misalnya 10,000 permits untuk setiap satu ton karbon). Izin atau disebut "GHG units," "quotas" or "allowances." Setiap aktor yang berpartisipasi harus memiliki izin yang sesuai dengan tingkat emisi yg dikeluarkannya saat itu. Setelah izin dialokasikan (dapat melalui action, sale atau gratis) kemudian perdagangannya dapat dilakukan.

• Tradable permits, or emissions trading, merupakan instrumen kebijakan "quantity-based.“ Pajak karbon membuat tetap ongkos marginal emisi karbon dan memungkinkan kuantitas emisi disesuaikan, perdaganan emisi membuat tetap jumlah total emisi karbon yg dapat diperjualbelikan dan harga berfluktuasi menyesuaikan pada pasar.

POKOK-POKOK KEBIJAKAN NASIONAL

Kebijakan Umum

• Pengelolaan lingkungan hidup (LH) di tingkat nasional dilaksanakan secara terpadu oleh perangkat kelembagaan sebagai wadah koordinasi yang dipimpin seorang menteri, yaitu Menteri Negara Lingkungan Hidup.

• UU No.4/1982: perlu ditetapkan kebijakan nasional secara terpadu pengelolaan LH, bagian integral dari kebijakan pembangunan nasional

• Kebijakan nasional pengelolaan LH mencakup segi-segi perumusan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan.

• Keterpaduan pelaksanaan kebijakan nasional pengelolaan LH dilakukan secara sektoral oleh departemen/lembaga non departemen sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawab masing-masing.

• Pelaksanaan pengelolaan LH sektoral di daerah dilakukan di bawah koordinasi Kepala Wilayah.

Page 5: Modul-4 Manajemen Lingkungan KUL

Jilid 1 Page 5

• Pengelolaan LH yang menyangkut aspek-aspek yang menjadi kewenangan daerah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional pengelolaan LH yang telah ditetapkan.

• Swasta dan masyarakat juga sangat penting peran sertanya dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan LH.

• Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban berperan serta dalam pengelolaan LH.

• Kebijakan diarahkan untuk: (1) Meningkatkan kesadaran dan pengertian tentang pembangunan berkelanjutan (2) Mendorong masyarakat untuk berinisiatif dalam melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan dengan memberi disinsentif dan insentif.

Kebijakan Jangka Pendek

• (1) Tatanan Lingkungan: Pembangunan LH diarahkan terwujudnya kelestarian fungsi LH dalam keseimbangan dan keserasian yang dinamis dengan perkembangan kependudukan agar dapat menjamin pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pembangunan LH bertujuan meningkatkan mutu, memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan, merehabilitasi kerusakan lingkungan, mengendalikan pencemaran, dan meningkatakan kualitas LH.

• (2) Daya Dukung Lingkungan: SDA di darat, laut maupun udara dikelola dan dimanfaatkan dengan memelihara kelestarian fungsi LH agar dapat mengembangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang memadai untuk memberikan manfaat bagi generasi masa kini maupun masa depan.

Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya

Konservasi kawasan hutan nasional termasuk flora dan faunanya serta keunikan alam terus ditingkatkan untuk melindungi keanekaragaman plasma nutfah, jenis spesies dan ekosisistem. Penelitian dan pengembangan potensi manfaat hutan bagi kepentingan kesejahteraan bangsa, terutama bagi pengembangan pertanian, industri dan kesehatan terus ditingkatkan. Inventarisasi, pemantauan, dan perhitungan nilai sumberdaya alam dan lingkungan terus dikembangkan untuk menjada keberlanjutan pemanfaatannya.

Baku Mutu dan Fungsi Lingkungan

Lingkungan hidup yang rusak atau terganggu keseimbangannya perlu direhabilitasi agar kembali berfungsi sebagai penyangga kehidupan dan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Pembinaan dan penegakan hukum untuk mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan ditingkatkan. Dalam upaya pengendalian pencemaran dan digunakan berbagai perangkat ekonomi dengan pemanfaatan teknologi yang sesuai agar kualitas lingkungan dapat dipertahankan. Sarana dan

Page 6: Modul-4 Manajemen Lingkungan KUL

Jilid 1 Page 6

prasarana dalam pengelolaan limbah termasuk limbah rumah tangga, limbah industri, dan limbah berbahaya serta beracun perlu di tingkatkan agar kualitas lingkungan hidup yang lestari dapat terjamin keberlanjutannya.

Penataan Ruang dan Keterpaduan Antara Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan dan Sumber Daya Manusia

Dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, dikembangkan pola tata ruang yang menyerasikan tata guna lahan, air serta sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi. Tata ruang perlu dikelola berdasarkan pola terpadu melalui pendekatan wilayah dengan meperhatikan sifat lingkungan alam dan lingkungan sosial.

Peran Serta Masyarakat

Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan lingkungan hidup dalam kehidupan manusia tarus ditumbuhkembangkan melalui penerangan dan pendidikan dalam dan luar sekolah, pemberian rangsangan, penegakan hukum, dan disertai dengan dorongan peran aktif masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan ekonomi dan sosial.

Teknologi Pengelolaan Lingkungan

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi terus ditingkatkan dan diarahkan untuk menaikkan tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup bangsa yang harus selaras dengan nilai-nilai agama, nilai luhur budaya bangsa, kondisi sosial budaya dan lingkungan hidup.

Pengembangan berbagai disiplin ilmu yang diperhitungkan akan memiliki peluang untuk unggul dalam mempercepat laju pembangunan harus dikenali dan diberi erhatian khususu, meliputi antara lain teknologi perlindungan lingkungan.

Sistem Informasi Lingkungan

Untuk menghindari pemborosan penggunaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan, pemilihan lokasi yang tepat untuk setiap kegiatan merupakan pertimbangan utama dan pertama dalam pembangunan. Pemilihan lokasi pembangunan didasarkan pada kemampuan atau daya dukung lingkungan, yang meliputi kemampuan menyediakan bahan baku, menerima dampak yang terjadi dan daya dukung lingkungan sosialnya. Untuk mengetahui kemampuan atau daya dukung lingkungan tersebut, kegiatan inventarisasi sumberdaya alam dan lingkungan merupakan kegatan utama yang akan dilakukan, yang antara lain ditempuh melalui pengembangan sistem informasi geografis, sistem informasi neraca sumberdaya alam dan lingkungan hidup, termasuk sistem informasi sumber daya alam tanah, sumber daya alam kelautan. Pengembangan sistem informasi lingkungan nasional diserasikan dengan sistem informasi lingkungan global.