modul 2 - bpsdm.pu.go.id filejalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil...

66

Click here to load reader

Upload: lytuyen

Post on 05-Jun-2019

284 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

MODUL 2PROSES BISNIS PUPR DAN MANAJEMEN PERUBAHAN YANG TERKAIT IMPLEMENTASI BIM

Page 2: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN

Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pelatihan ini maka peserta pelatihandiharapkan mampu memahami proses bisnis PUPR danmanajemen perubahan yang terkait implementasi BIMterkait perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi BIMadalah proses bisnis pengguna jasa (owner), proses bisnispenyedia jasa (kontraktor, konsultan, pemasok), komunikasiantara pengguna jasa dan penyedia jasa, langkah-langkahdan strategi manajemen perubahan yang terkaitimplementasi BIM, serta etika dan perilaku (code ofconduct) dalam implementasi BIM.

.Indikator Keberhasilan

a. Memahami proses bisnis pengguna jasa (owner),

proses bisnis penyedia jasa (kontraktor, konsultan,

pemasok)

b. Memahami komunikasi antara pengguna jasa dan

penyedia jasa

c. Memahami langkah-langkah dan strategi manajemen

perubahan yang terkait implementasi BIM

d. Memahami etika dan perilaku (code of conduct) dalam

implementasi BIM

1.4.1 Proses Bisnis PUPR

a. Proses Bisnis dalam Jasa Konstruksi

b. Proses Bisnis Pengguna Jasa

c. Proses Bisnis Penyedia Jasa

d. Rangkuman

e. Evaluasi

1.4.2 Komunikasi antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa

a. Komunikasi dalam hubungan kontrak konstruksi

b. Klaim Konstruksi

c. Rangkuman

d. Evaluasi

1.4.3 Manajemen Perubahan yang terkait Implementasi BIM

a. Menciptakan iklim perubahan

b. Membangun momentum perubahan

c. Implementasi dan Keberlanjutan Program Migrasi

d. Rangkuman

e. Evaluasi

1.4.4 Etika dan Perilaku (Code of Conduct)

a. Etika Bisnis

b. Keterbukaan Informasi

c. Mekanisme Penegakan Kepatuhan terhadap Code of Conduct

d. Rangkuman

e. Evaluasi

Page 3: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

PROSES BISNIS PUPR

BAB 2

Page 4: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Sesuai dengan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum No. 603/PRT/M/2005

ditetapkan dengan maksud agar para

penyelenggara proyek/satuan kerja di

lingkungan Departemen Pekerjaan

Umum dapat melaksanakan tugasnya

secara profesional dengan tidak

menyimpang dari peraturan dan

ketentuan yang berlaku, sehingga

diperoleh hasil yang tepat mutu, tepat

waktu, tepat biaya, dan tepat manfaat.

Pelatihan ini menguraikan tentang tata

cara pelaksanaan kegiatan

Penyelenggaraan Kontrak Jasa

Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan),

yang disusun sesuai kaidah

penyelenggaraan pembangunan

prasarana dan sarana dalam lingkungan

Departemen Pekerjaan Umum, dengan

urutan tahapan kegiatan SIDLACOM.

2.1. Proses Bisnis Pengguna Jasa (Owner)

Sidlacom (Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Construction, Operation and Maintenance)

Page 5: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Sebelum dilakukan penyusunan desain bangunan maka

terlebih dahulu harus dilakukan survei teknis. Sasaran survei

teknis ini adalah untuk mendapatkan data-data/informasi

kondisi/situasi awal lokasi pembangunan infrastruktur yang

sebenarnya. Jenis data/informasi yang diperlukan tergantung

pada jenis infrastruktur yang akan dibangun. Seperti: Kondisi

fisik lokasi (luasan, batas-batas, topografi), kondisi tanah

(keras/lunak), keadaan air tanah, peruntukan lahan, rincian

penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.

2.1. Proses Bisnis Pengguna Jasa (Owner)

2.1.1. SURVEI, INVESTIGASI & DISAIN (SID)

Pada kegiatan survei teknis ini, juga

sekaligus membuat dokumentasi/

photo awal (0%) pada lokasi yang

akan dibangun Infrastruktur. Jumlah

titik lokasi yang diambil/ potret

disesuaikan dengan kondisi

lapangan dan jenis infrastruktur yang

akan dibangun, misalnya untuk

Jalan/drainase/ saluran irigasi/ air

bersih perpipaan dapat diambil pada

beberapa titik lokasi (awal, tengah

dan ujung akhir atau tempat lain

yang dianggap penting). Penting

untuk diperhatikan bahwa titik lokasi

dan arah pengambilan gambar

kondisi 0% ini, nantinya akan

menjadi pengambilan gambar pada

saat pelaksanaan konstruksi, yaitu

kondisi 50% dan 100%.

Survei dan Investigasi:

1. Survei Teknis

Page 6: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

2. Survei Harga Satuan Upah/Bahan/Alat

Harga-harga satuan upah/bahan/alat yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan harus

merupakan hasil survei sekurang-kurangnya dari 3 toko/pemasok setempat/terdekat sebagai referensi

data/informasi harga satuan upah/bahan/alat bagi pelaksana untuk menyusun RAB proposal pelaksanaan

kegiatan atau menggunakan dasar harga yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

Apabila seluruh harga satuan upah/bahan/alat terendah hasil survei pelaksana adalah sama dengan harga

satuan terendah yang telah ditentukan maka pelaksana dapat langsung menggunakan harga hasil ketetapan.

3. Survei Calon Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan diprioritaskan dan diharapkan sebanyak

mungkin dari masyarakat setempat. Informasi ketersediaan tenaga kerja proyek sangat penting diketahui

dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur. Hal ini terutama karena akan menjadi

dasar pemilihan teknologi/metode kerja pelaksanaan pembangunan fisik.

Pengalaman/keterampilan yang dimiliki calon tenaga kerja (Mandor/Ketua regu kerja, Tukang dan Pekerja)

terutama guna menjamin cara pelaksanaan pekerjaan, dapat dilaksanakan secara benar sehingga dapat

memenuhi kualitas fisik yang baik.

Page 7: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Disain:

Persyaratan utama suatu infrastruktur yang dibangun adalah

terpenuhinya mutu/manfaat bangunan tersebut sebagaimana

yang dikehendaki. Oleh karena itu siapapun yang

menginginkan suatu bangunan, perlu menentukan syarat

penggunaan seperti apa yang diinginkannya dari bangunan

tersebut.

1. Desain

Berdasarkan hasil Survei kondisi

lapangan dimana bangunan akan

dibuat dan persyaratan/kriteria

desain bangunan yang telah

ditetapkan maka dipilih alternatif-

alternatif desain/rancangan

bangunan yang sesuai. Dalam

pemilihan desain ini juga harus telah

mempertimbangkan kemungkinan

dampak lingkungan yang muncul

akibat dari pelaksanaan pekerjaan

nanti.

Selain ketiga survey diatas juga terdapat survey sosial yang

harus diperhatikan, secara umumnya dapat dibagi menjadi

tiga macam survey sosial, yaitu;

Budaya dan ekonomi setempat;

Mata pencaharian; dan

Kepemilikan tanah secara umum.

Page 8: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

3. Gambar-gambar

2. Spesifikasi Teknis

• Dibuat untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai persyaratan- persyaratan teknis dan

ketentuan-ketentuan pelaksanaan pekerjaan/bangunan yang ingin diwujudkan tersebut.

• Spesifikasi Teknis merupakan dokumen persyaratan teknis/standar bangunan yang secara garis besarnya

berisi : uraian penjelasan dari tiap jenis pekerjaan (lingkup kegiatan), komposisi campuran, persyaratan

material/peralatan, ketentuan/peraturan terkait yang harus diikuti, Metode Pelaksanaan, Cara pengukuran

pekerjaan, dll).

• Berdasarkan desain/sketsa hasil perhitungan dan spesifikasi teknis ini, dibuatlah gambar-gambar teknis

bangunan

• Semua Desain/Gambar-Gambar Teknik dan spesifikasi teknis dibuat oleh konsultan perencana dan

disetujui oleh Tim Teknis/Dinas PU setempat.

• Hasil desain harus memberikan jaminan bahwa: bangunan bermanfaat bagi masyarakat, sesuai standar

teknis (bangunan dapat berfungsi optimal, menjamin keselamatan (kekuatan dan keamanan) dan

kesehatan warga pengguna, tidak menimbulkan dampak negatif atas lingkungan dan sosial-budaya).

• Kriteria desain untuk setiap jenis infrastruktur yang direncanakan harus mengacu pada kriteria desain

standar yang dikeluarkan oleh Kementerian PUPR atau instansi teknis terkait lainnya.

Page 9: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

2.1.2. LAND ACQUISITION (LA)

Dokumen perencanaan pengadaan tanah ini mencakup

ketentuan administratif, ketentuan teknis, dan tahapan

penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah

yang diperuntukkan bagi tim yang dibentuk/ditunjuk oleh

instansi yang memerlukan tanah untuk keperluan

infrastruktur PUPR. Sebagai acuan bagi pejabat yang

ditunjuk untuk melaksanakan pengadaan tanah dan

merupakan prasyarat untuk mengajukan permohonan

penetapan lokasi pada tahap persiapan pengadaan tanah

oleh Gubernur.

Mekanisme pembiayaan dapat dilakukan secara

swakelola (pejabat pimpinan tinggi pratama atau kepala

upt, membentuk tim penyusun dengan surat keputusan),

dan kontraktual (ditunjuk konsultan sesuai ketentuan

peraturan pengadaan barang/jasa).

1. Peta Rencana Lokasi Pembangun

an dan Skala Peta

a. Peta; suatu gambaran dari unsur-

unsur alam dan/atau buatan manusia,

yang berada di atas /di bawah

permukaan bumi yang digambarkan

pada suatu bidang datar dengan

skala tertentu.

b. Peta lokasi rencana pembangunan;

dibuat pada peta rupa bumi yang

minimal memuat batas wilayah

administrasi dari provinsi, kab/kota, &

desa/kelurahan.

c. Skala suatu peta; angka

perbandingan antara jarak dua titik

diatas peta dengan jarak tersebut

diatas permukaan bumi. skala peta

lokasi rencana pembangunan minimal

menggunakan skala 1 : 50.000 (sni

6502.3:2010).

Page 10: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

2. Feasibility Studi

• PerMen PUPR No. 27/PRT/M/2015 tentang Bendungana. Bendungan

• Aturan teknis yang mengatur tentang Saluran Irigasib. Saluran Irigasi

• .Aturan teknis yang mengatur tentang Bangunan Air.c. Bendungan Air

• PerMen PU tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan, No. 19/PRT/M/2011.

d. Jalan, Jembatan dan Terowongan

• PerMen PU No: 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

e. Instalasi Air Minum & Pembuangan Akhir

• PerMen PU No: 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

f. Tempat Pembuangan Akhir

• Aturan teknis yang mengatur tentang Rumah Susun Umum Sewa.

g. Rumah Susun Sewa

• Aturan Teknis Yang Mengatur Tentang Perkantoran Dan Fasilitas Umum PUPR.

h. Perkantoran dan Fasilitas Umum Lainnya

Page 11: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

3. Dokumen AMDAL

4. Izin Lingkungan

AMDAL merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan

pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan

usaha dan/atau kegiatan. Ketentuan dokumen amdal terdapat pada Undang-Undang No.32 Tahun 2009

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2012

Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Izin Lingkungan merupakan izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau

kegiatan yang wajib amdal atau ukl-upl dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan atau kegiatan. Ketentuan izin lingkungan terdapat

pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.

Persiapan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan jalan apabila penyelenggaraannya berlangsung tanpa

ada keberatan dan penolakan Pihak yang Berhak, mencakup 11 kegiatan, yaitu:

Page 12: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

1. Membentuk Tim Persiapan

2. Membentuk Sekretariat Tim Persiapan

3. Menyiapkan Pemberitahuan Awal

4. Melaksanakan Pemberitahuan Rencana Pembangunan

5. Melakukan Pendataan Awal Lokasi Rencana Pembangunan

6. Menyiapkan Rencana Konsultasi Publik

7. Melaksanakan Konsultasi Publik Rencana Publik

8. Menandatangani Berita Acara Kesepakatan Lokasi

9. Menetapkan Lokasi Pembangunan

10.Mengumumkan Penetapan Lokasi Pembangunan

11.Melaksanakan Tugas Lain yang Terkait

Persiapan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan jalan apabila

penyelenggaraannya berlangsung tanpa ada keberatan dan

penolakan Pihak yang Berhak, mencakup 11 kegiatan, yaitu:

Tim Persiapan

Sekretariat Tim

Pemberitahuan Awal

Pemberitahuan Rencana Pembanguan

Pendataan Awal Lokasi

Rencana Konsultasi Publik

Pelaksanaan Konsultasi Publik

BA Kesepakatan Lokasi

Penetapan Lokasi

Pengumuman Penetapan Lokasi

Tugas Lain yang terkait

Page 13: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

2.1.3. CONSTRUCTION (C)

Tahap Pra Kontrak

Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan

kerja/pemimpin proyek/ pemimpin bagian

proyek/pengguna anggaran Daerah/pejabat yang

disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung

jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dalam

ligkungan unit kerja/proyek tertentu. Penyedia

barang/jasa adalah badan usaha atau orang

perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan

barang/layanan jasa.

a. Proses merencanakan pembelian dan

cara memperolehnya.

b. Memenuhi kebutuhan proyek dengan

memelih cara yang terbaik.

c. Dengan menyesuaikan Apa,

bagaimana, berapa jumlahnya dan

kapan harus dibeli atau diadakan.

d. Memperhitungkan potensi penyedia

jasa.

e. Schedule juga sangat

mempengaruhinya.

f. Risiko apa saja yang akan timbul

didalam setiap pilihan keputusan

untuk membuat atau membeli.

g. Juga jenis kontrak apa yang cocok

dalam mengurangi atau

memindahkan risiko kepada penyedia

jasa.

Page 14: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Skema Umum Proyek Konstruksi

Page 15: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Perbedaan Antara Kontrak Lump Sum dan Kontrak Unit Price

No Kontrak Lump Sum Kontrak Unit Price

1. Nilai kontrak adalah pasti Nilai kontrak berdasarkan volume yangterpakai dari masing2 item

2. Penyedia Jasa harus menentukan dan

menghitung sendiri volume tiap item

pekerjaan berdasarkan gambar danspesifikasi dan persyaratan lainnya

Item pekerjaan dan volumenya ditetapkanoleh Pengguna Jasa

3. Umumnya tidak perlu perubahan kontrak Umumnya dibutuhkan amandemen kontrak

4. Kesalahan perhitungan volume menjaditanggung jawab Penyedia Jasa

Perhitungan volume adalah yang terpasang

5. Untuk lingkup pekerjaan yang sama tidak adapekerjaan tambah atau kurang

Untuk lingkup pekerjaan yang sama bisaterjadi tambah kurang

6. Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatantermin

Pembayaran sesuai waktu yangdisepakati/ditentukan

Page 16: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Kualifikasi Pendaftaran dan

Kualifikasi Peserta

Melalui penggunaan Sistem Pengadaan

Secara Elektronik (SPSE), maka:

1. Dengan mendaftar sebagai peserta

melalui SPSE maka peserta telah

menyetujui dan menandatangani

pakta integritas dan formulir isian

kualifikasi.

2. Pakta integritas untuk Badan Usaha

berbentuk Kemitraan/KSO HARUS

diupload dan ditandatangani oleh

yang berwenang.

3. Surat penawaran memenuhi

ketentuan: jangka waktu berlakunya

surat penawaran dan bertanggal

Klasifikasi dan Kualifikasi BU (Permen PU No. 8/2011)

a. Klasifikasi: adalah bagian kegiatan registrasi untuk

menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi

menurut disiplin keilmuan/keterampilan/keahlian;

b. Kualifikasi: adalah bagian kegiatan registrasi untuk

menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi

menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan

usaha

Contoh:

Page 17: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Pemaketan Pekerjaan

a. Pekerjaan Konstruksi b. Pekerjaan Jasa Konsultansi

< Rp. 2,5 Miliar BADAN USAHA KECIL

Diatas Rp. 2,5–50 Miliar BADAN USAHA MENENGAH

Diatas Rp. 50 Miliar BADAN USAHA BESAR

< Rp. 750 Juta BADAN USAHA KECIL

Diatas 750 Juta BADAN USAHA NON KECIL

Pemaketan Pekerjaan Konstruksi ( Lebih dari Rp2,5 Milyar sampai dengan Rp50 Milyar)

1. Dipersyaratkan hanya untuk pelaksana konstruksi dengan kualifikasi Usaha Menengah yang kemampuan

dasarnya (KD) memenuhi syarat.

2. Dikecualikan, dapat dikerjakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi besar apabila:

‐ tidak ada penyedia jasa dengan kualifikasi menengah yang mendaftar; dan/atau

‐ peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan dilelangkan tidak dapat

dipenuhi/dilaksanakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi menengah.

Page 18: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Tata Cara Penetapan PersyaratanKlasifikasi Bidang dan Kualifikasi Usaha

Pekerjaan Konstruksi

< Rp. 2,5 Miliar USAHA KECIL

Syarat SBU:

• klasifikasi Bidang pekerjaan yang diperlukan;

• kualifikasi Usaha Kecil (K)

Rp. 2,5 – 50 Miliar USAHA MENENGAH

Syarat SBU:

• Subklasifikasi Bidang Pekerjaan dan kode subklasifikasi Bidang Pekerjaan yang

diperlukan, contoh: paket pekerjaan jalan dengan nilai Rp25 Miliar,syarat

subklasifikasi bidang Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya (SI003)

• Subkualifikasi Usaha M (M1 maupun M2)

Diatas Rp. 50 Miliar USAHA BESAR

Syarat SBU:

• Subklasifikasi Bidang pekerjaan dan kode subklasifikasi Bidang Pekerjaan yang

diperlukan;

• Subkualifikasi Usaha B (B1 maupun B2)

Page 19: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Tata Cara Penetapan PersyaratanKlasifikasi Bidang dan Kualifikasi Usaha

Pekerjaan Jasa Konsultasi

< Rp. 750 Juta USAHA KECIL

Syarat SBU:

• Klasifikasi Bidang pekerjaan yang diperlukan;

• Kualifikasi Usaha Kecil

Diatas 750 Juta USAHA NON KECIL

Syarat SBU:

• Subklasifikasi Bidang pekerjaan dan kode subklasifikasi Bidang pekerjaan

yang diperlukan (Contoh Paket Pengawasan Pekerjaan Jalan dengan Nilai

Rp1 Miliar, syarat Subklasifikasi Bidang Jasa Pengawas Pekerjaan

Konstruksi Teknik Sipil Transportasi (RE 202))

• Subkualifikasi Usaha Non Kecil (M1, M2, maupun B)

Page 20: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Administrasi

• Tidak diperlukan surat jaminan penawaran

1.1-Sampai dengan Rp 2.500.000.000

• Dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK

2-Diatas Rp 2.500.000.000 s.d Rp 50.000.000

• Dapat diterbitkan Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK

3-Diatas RP 50.000.000.000

Jaminan Pada Pekerjaan Konstruksi

a. Jaminan Penawaran

Page 21: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

b. Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka, dan Jaminan Pemeliharaan

• dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi ke rugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK

1-Sampai dengan Rp 250.000.000

• dapat diterbitkan Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga penjaminan/ konsorsium perusahaan penjaminan yang mempu yai program asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK

2-Di atas Rp 250.000.000

Page 22: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Jaminan pada Pekerjaan Jasa Konsultansi

• Dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi umum/konsorsium Lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK

1-Sampai dengan Rp 750.000.000

• Diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK

2-Di atas Rp 750.000.000

Page 23: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Rekomendasi OJK:

1. Konsorsium Surety Bond Indonesia

(KSBI), Rekomendasi OJK. Ijin Produk:

S‐ 4355/NB.111/2015

2. Konsorsium Penjaminan Proyek,

Rekomendasi OJK. Ijin Produk Nomor : S

–3380/NB.111/2015

Jaminan yang diterbitkan harus

ditandatangani oleh Leader Konsorsium,

Nama Penjamin adalah Perusahaan

Konsorsium.

a. Peralatan

Persyaratan Teknis

1Dalam dokumen pemilihan/pengadaan cantumkan Peralatan utama yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan utama (meliputi jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah alat), berdasarkan analisa kebutuhan alat dengan memperhitungkan waktu penyelesaian dan volume pekerjaan.

2Wajib menggunakan peralatan utama milik sendiri/sewa beli (alat telah tersedia) untuk pekerjaan dengan nilai >Rp200.000.000.000,00, dikecualikan untuk peralatan yang didesain khusus atau yang dilaksanakan penyedia jasa spesialis;

• Mensyaratkan selain peralatan utama pada pekerjaan utama

• Mensyaratkan kepemilikan alat yang berlebihan

Permasalahan umum:

Page 24: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

c. Kesamaan Personil

Persyaratan Teknis

Ketentuan

• Jika menawarkan personil yang sama untuk beberapa paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan personil tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya personil dinyatakan tidak ada dan dinyatakan gugur.

Pengecualian

• Untuk Pekerjaan Konstruksi: apabila personil yang diusulkan penugasannya sebagai Kepala Proyek atau ada personil cadangan yang diusulkan dalam dokumen penawaran yang memenuhi syarat.

Untuk Jasa Konsultansi: menggunakan kontrak lump sum (paling banyak tiga paket) atau bagian lump sum pada kontrak gabungan lump sum dan harga satuan atau untuk kontrak harga satuan dengan personil yang diusulkan penugasannya tidak tumpang tindih (overlap).

• Jika menawarkan peralatan yang sama untuk beberapa paket pekerjaan maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan peralatan tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan dinyatakan gugur.

Ketentuan

• Dikecualikan: waktu penggunaan alat tidak tumpang tindih (overlap), ada peralatan cadangan yang diusulkan dalam dokumen penawaran yang memenuhi syarat, dan/atau kapasitas dan produktifitas peralatan secara teknis dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu) paket pekerjaan.

Pengecualian

b. Kesamaan Peralatan

Page 25: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

e. Alih Pengalaman

Persyaratan Teknis

Ketentuan

• Dalam hal pelaksanaan paketpekerjaan konstruksi dengan nilaikontrak > Rp.100.000.000.000,penyedia jasa pelaksana konstruksidiwajibkan memberikan alihpengalaman/keahlian kepadapeserta didik bidang konstruksimelalui system kerjapraktek/magang sesuai denganjumlah peserta didik yang diusulkandalam dokumen penawaran.

• Pekerjaan utama tidak dapat disubkontrakkan kecuali kepada penyedia jasa spesialis;

• Penawaran Rp25.000.000.000,00 s.d Rp50.000.000.000,00 mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil; dan/atau

• Penawaran <Rp50.000.000.000,00 mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil dan dalam penawarannya sudah menominasikan sub penyedia jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa yang dimaksud.

Ketentuan

d. Sub Kontrak

Page 26: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Persyaratan Teknis

f. Tanggung Jawab Konsultan Perencana

Konsultan perencana bertanggung jawab terhadap hasil desain sekurang‐kurangnya sampai produk desain tersebut selesai dilaksanakanpembangunannya, sepanjang lingkup dan/atau kondisi lingkungan masih sesuaidengan kriteria desain awal.

1->Konsultan perencana yang tidak cermat sehingga hasil desain tidak dapatdilaksanakan, dikenakan sanksi berupa keharusan menyusun kembaliperencanaan dengan beban biaya dari konsultan perencana yang bersangkutan,apabila tidak bersedia dikenakan sanksi masuk dalam daftar hitam atau sesuaiperaturan perundang‐undangan yang berlaku.

2->

Konsultan perencana wajib menghitung Engineering Estimate (EE), umurrencana bangunan dan identifikasi risiko K3, serta metode pelaksanaanpekerjaan.

3->

Page 27: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Skema dokumen kontrak

Secara garis besar, kedudukan kontrak dan

pelaksanaan kontrak dalam tahapan kegiatan

pengadaan barang/jasa dapat dilihat pada

Gambar berikut ini:Kedudukan Kontrak dalam Tahapan Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa

Page 28: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK

Secara garis besar, tahapan kegiatan pelaksanaan kontrak dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak

Page 29: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

1. Penyerahan Lapangan

Sebelum SPMK terbit, dilaksanakan pemeriksaan

bersama (direksi teknis dan/atau konsultan pengawas

serta penyedia jasa) untuk inventarisasi barang milik PPK.

Selanjutnya dibuat berita acara penyerahan lapangan.

SPMK sendiri diterbitkan paling lambat 14 hari kerja

setelah kontrak ditandatangani. Apabila penyedia jasa

tidak segera mulai kerja setelah SPMK maka Pejabat

Pembuat Komitmen menerbitkan surat peringatan. Dan

apabila penyedia jasa tidak dapat mulai pekerjaan karena

kesalahan Pejabat Pembuat Komitmen maka penyedia

jasa berhak mendapatkan kompensasi dari Pejabat

Pembuat Komitmen.

Skema PCM

2. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak ( PCM )

Tujuan dari PCM yaitu mempersiapkan koordinasi

pelaksanaan pekerjaan dalam rangka mencapai

kesepakatan. PCM wajib diikuti para

penanggungjawab ketiga unsur proyek.

Pelaksanaan kontrak konstruksi meliputi tahapan sebagai berikut:

Page 30: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Prinsip-Prinsip Perubahan Jadwal Pelaksanaan :

Kurva S awal tetap dipertahankan

Revisi Skedul tidak betujuan untuk memperkecil deviasi

Proses Revisi skedul dimulai pada tanggal terjadinya perubahan.

Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar)

Page 31: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

2.1.4. OPERATION & MAINTENANCE (OM)

Perencanaan Pemeliharaan

Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh pihak Dinas/pengelola bersama dengan pihak-pihak terkait dan terlibat

berdasarkan rencana prioritas hasil inventarisasi. Dalam rencana pemeliharaan terdapat pembagian tugas,

antara para pihak yang terlibat dengan pemerintah diantaranya bagian mana bisa ditangani pengguna dan

bagian mana yang ditangani pemerintah melalui Nota Kesepakatan kerjasama O&P. Penyusunan rencana

pemeliharaan meliputi:

1.Inspeksi Rutin.

Penelusuran infrastruktur berdasarkan usulan kerusakan yang dikirim oleh juru secara rutin, dilakukan penelusuran untuk mengetahui tingkat kerusakan dalam rangka pembuatan usulan pekerjaan pemeliharaan periode yang akan datang.

Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan.

Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Infrastruktur.

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Penyusunan Program/Rencana Kerja.

Page 32: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Pelaksanaan Pemeliharaan

Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan rencana kerja yang telah disusun oleh

Dinas/Pengelola infrastruktur bersama dengan pihak yang terlibat atau terkait. Adapun waktu pelaksanaannya

menyesuaikan dengan jadwal yang telah disepakati bersama dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota/Gubernur

sesuai kewenangannya. Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1.1. Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan

• Sebelum kegiatan pemeliharaan dilaksanakan perlu dilakukan sosialisasi kepada para pihak yang terkait dan terlibat, tentang waktu, jenis kegiatan, jumlah tenaga, bahan, peralatan yang harus disediakan dan disesuaikan dengan jenis, sifat pemeliharaandan tingkat kesulitannya.

2. Pelaksanaan Pemeliharaan

Pihak-pihak yang terlibat dan/atau kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan wajib memahami dan menerapkan persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh Dinas/Pengelola infrastruktur.

Pelaksanaan pemeliharaan tidak mengganggu atau disesuaikan dengan kelancaran kegiatan lingkungan sekitar

Dinas/Pengelola infrastruktur wajib menyampaikan kepada masyarakat mengenai periode waktu pelaksanaan pemeliharaan.

Untuk pekerjaaan yang dilaksanakan oleh pihak terlibat agar sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang dipersyaratkan, perlu adanya bimbingan dari tenaga pendamping lapangan.

Untuk pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor, sebagai kontrol sosial pihak terlibat dapat berperan serta secara swadaya mengawasi pekerjaan.

Setelah pekerjaan perbaikan selesai dikerjakan harus dibuat berita acara bahwa pekerjaan perbaikan telah selesai dilaksanakandan berfungsi baik.

Page 33: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

2.2. Proses Bisnis Penyedia Jasa

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultant, BCA Singapore, 2013

2.2.1. Proses Bisnis Konsultan Arsitektural

Keluaran yang dihasilkan/BIM

Deliverables untuk disiplin

Arsitektur seperti gambar

disamping:

Page 34: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

A. Persiapan dan Desain Konseptual

Workflow dalam tahap persiapan dan desain konseptual adalah sebagai berikut

Pemahaman terhadap

kebutuhan dan persyaratan klien

BIM Execution Plan

Site ModelModel massa konseptual

Data surveyor

untuk arsitek

Tabel Keluaran/Deliverables:

Elemen Kegunaan

Topografi (model eksisting tapak)

Topografi (model rencana tapak)

Properti/batas lahan

Menetapkan/memastikan kondisi tapak eksisting

Studi tapak dan analisis tapak

Massing (model bangunan) Kalkulasi area dan volume

Alternatif desain

Energi analisis awal

Masukan terhadap aspek sustainability

3D Image/Visualisasi Visualisasi konsep

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultant, BCA Singapore, 2013

Page 35: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Tahapan ini mencakup bagaimanamengidentifikasi sasaran yang hendakdicapai melalui BIM, serta bagaimanalangkah-langkahnya untuk mencapaisasaran tersebut. Pemahaman terhadappersyaratan dan kebutuan klien dapatdiwujudkan melalui metode BIM, non BIMatau metode hibrid tergantung sasarandan tantangan proyek, selain juga praktekkebiasaaan dan sumber daya yangdipakai masing-masing konsultan.

Pemahaman terhadap Persyaratan dari Klien

Sumber: RDC Architects Pte Ltd, for a HDB project, 2011

dalam BIM Essential Guide for Architectural Consultant,

BCA Singapore, 2013.

Contoh Metode BIM, nonBIM atau Metode Hibrid dalam suatu Proyek BIM.

Page 36: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Skematik Desain

Model Skematik

Kolaborasi dengan

Developer

Kolaborasi dengan Ahli

Sipil dan Konstruksi

Tabel Keluaran/Deliverables:

Elemen Kegunaan

Model Generik Bangunan:

Dinding, Kolom, Lantai, Jendela, Atap,

Tangga, Langit-langit, Fixtures,

Furniture

Lainnya

Persiapan untuk persyaratan perizinan

Pengukuran ceiling plenum servis oleh MEP

Sisa kalkulasi area lantai

Furniture spesifik (contoh untuk pelayanan rumah sakit)

Rendering dan visualisasi untuk analisis

Building Quantity Schedule Estimasi biaya awal

Space Group (Zona/Ruang) Kalkulasi area

Individual Space Kalkulasi ruangan

*Preliminary Structural Model Koordinasi awal antara ARS dan STR

**Preliminary MEP Model Koordinasi awal antar ARS-MEPKeterangan: * Dihasilkan oleh Konsultan Struktur

**Dihasilkan oleh Konsultan MEP

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultant,

BCA Singapore, 2013

Page 37: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Model Skematik Kolaborasi antara Arsitek dan Ahli Struktural

Pada tahap ini dimungkinkan bagi para arsitek untuk berkolaborasi dengan:

Developer (khusus desain), dimana dengan melihat model arsitektural dari berbagai perspektif, pengembang akan membantu untuk menganalisis, memprediksi dan memutuskan keluaran yang biasanya dilakukan pada tahap konstruksi.

Ahli Struktural dalam berkolaborasi dan mengkoordinasikan desain struktur.

Model skematik terdiri dari penggambaran komponen bangunan dengan perkiraan dimensi, bentuk, lokasi, orientasi dan kuantitas yang masih bersifat umum. Adapun keluaran yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Dapat menggunakan model massa konseptual untuk memvalidasi aspek sustainability

Menghasilkan layout rencana design skematik berskala 1:200 dengan komponen dinding/jendela/pintu generik

Menghasilkan outline/garis besar rancangan mekanikal dan struktural

Model akan terus dikembangkan selama tahap desain

berlangsung. Clash detection awal diterapkan untuk

meminmalisir konflik sebelum tahap konstruksi.

Pada tahap ini clash detection yang mungkin terjadi adalah

antara:

• Sistem arsitektural dengan sistem struktural

• Sistem arsitektural dengan sistem mekanikal

• Sistem arsitektural dengan sistem elektrikal/kelistrikan

• Sistem struktural dengan sistem mekanikal

• Sistem struktural dengan sistem elektrikal

• Sistem mekanikal dengan sistem elektrikal

Page 38: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Detailed Design Model Dokumentasi untuk Tender

Desain Detail

Kolaborasi dengan Ahli

Mekanikal-Elektrikal

Kolaborasi dengan Ahli

Sipil dan Konstruksi

Kolaborasi dengan Konsultan

Spesialis & Fabrikator

Tabel Keluaran/Deliverables

Elemen Kegunaan

Detil Komponen Bangunan

Dinding, Kolom, Lantai, Jendela, Atap

Tangga, Langit-langit, Fixtures, Furniture

Lainnya (fasad, railing)

Persetujuan rencana pembangunan

Dokumentasi tender/lelang

Material take-off dan scheduling dari komponen bangunan Quantitiy calculation dan biaya

*Preliminary Structural Model Koordinasi antara ARS dan STR

**Preliminary MEP Model Koordinasi antara ARS-MEP

Keterangan:

* Dihasilkan oleh Konsultan Struktur

**Dihasilkan oleh Konsultan MEP

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultant, BCA Singapore, 2013

Page 39: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Model Detail Desain

Merupakan versi detail dari komponen bangunan pada umumnya atau sistem generik dengan dimensi, bentuk,

lokasi, orientasi, dan kuantitas yang akurat.

Keluaran dari detail desain adalah:

rencana layout detil yang memperlihatkan konstruksi per layer pada skala 1:100 - 1:50

Detail drawing pada skala 1:20 sampai 1:5

Model detail memperlihatkan informasi berupa dinding, slab/lantai, pintu dan bukaan, jendela, curtain wall,

kolom, balok, tangga/ramp, langit-langit, atap, furniture, dan lainnya.

Setelah model arsitektural dikoordinasikan dengan model dari disiplin lainnya (model struktural) yang

menghasilkan desain final, maka selanjutnya dapat dihitung material take off dan penjadwalan.

Kolaborasi dengan Ahli MEP dan Perpipaan

Pada tahap detail design dikembangkan kolaborasi antara arsitek dan ahli MEP, dimana pertukaran model

dikembangkan secara menerus sejalan dengan perkembangan proyek. Clash detection awal diterapkan untuk

meminimalisir konflik antar elemen sebelum masa konstruksi.

Page 40: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Clash yang mungkin terjadi antara:

• Sistem arsitektural dengan sistem struktural

• Sistem arsitektural dengan sistem HVAC

• Sistem arsitektural dengan sistem perpipaan

• Sistem arsitektural dengan sistem proteksi

kebakaran

• Sistem arsitektural dengan sistem

elektrikal/kelistrikan

• Sistem arsitektural dengan sistem elektronik

• Sistem struktural dengan sistem HVAC

• Sistem struktural dengan sistem perpipaan

• Sistem struktural dengan sistem proyeksi kebakaran

• Sistem struktural dengan sistem elektrikal/listrik

• Sistem struktural dengan sistem elektronik

• Sistem HVAC dengan sistem perpipaan

• Sistem HVAC sistem proyeksi kebakaran

• Sistem HVAC dengan sistem elektrikal/listrik

• Sistem HVAC dengan sistem elektronik

• Sistem perpipaan dengan sistem proteksi kebakaran

• Sistem perpipaan dengan sistem elektrikal/listrik

• Sistem perpipaan dengan sistem elektronik

• Sistem proteksi kebakaran dengan sistem

elektrikal/kelistrikan

• Sistem proteksi kebakaran dengan sistem elektronik

Page 41: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural

Consultant, BCA Singapore, 2013

Contoh Kombinasi Model Arsitektural

dan MEP.

Page 42: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

2.1. Proses Bisnis Penyedia Jasa

Sumber: BIM Essential Guide for C&S Consultant, BCA Singapore, 2013

2.2.2. Proses Bisnis Konsultan Sipil dan Struktural

Keluaran yang dihasilkan/BIM

Deliverables untuk disiplin Sipil

dan Struktural seperti gambar

disamping:

Page 43: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

2.1. Proses Bisnis Penyedia Jasa

Sumber: BIM Essential Guide for C&S Consultant, BCA Singapore, 2013

2.2.3. Proses Bisnis Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (MEP)

Proses Bisnis Konsultan

Page 44: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

A. Tahap Persiapan dan Konsep Desain

A1. Memahami Kebutuhan Klien

Seperti tahapan pendahuluan pada disiplin lainnya,

sangat penting untuk mencapai kesepahaman antara

klien dan tim konsultan mengenai tujuan umum dan

tujuan spesifik yang hendak diraih dan bagaimana

cara mencapai tujuan proyek BIM tersebut. Model

pendahuluan MEP dapat diperoleh dari model BIM

arsitektur dan berfungsi sebagai persiapan bagi tahap

detailed design.

A2. Penyiapan Proyek

Sebelum memulai proyek BIM, hal penting yang harus

diperhatikan adalah permintaan klien sebagaimana

yang disebutkan dalam BIM Execution Plan (BEP)

serta platform software dan versi yang disetujui

bersama untuk proyek tersebut.Workflow Penyiapan Proyek

Page 45: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Workflow dari Worksharing Proyek BIM

Worksharing

Worksharing digunakan untuk proyek besar yang harus

dikerjakan oleh lebih dari satu BIM modeller. Para anggota tim

yang terlibat dapat menamakan file dengan ketentuan sebagai

berikut.

ES Electrical sub-discipline

elements

SN Sanitary sub-discipline

elements

FP Fire sub-discipline elements PL Plumbing sub-discipline

elements

ACMV Mechanical sub-discipline

elements

PF Plumbing Fixture sub-discipline

elements

GAS Gas sub-discipline elements

Page 46: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Workflow Linking Model Proyek BIM.

Linking Model

Merupakan metode umum untuk proyek yang lebih kecil yang

menghasilkan model-model individual bagi setiap sub disiplin.

Berbagai elemen akan dituangkan ke dalam suatu model dan

dikoordinasikan dengan masing-masing sub disiplin itu

sendiri. Setelah itu, model akan dihubungkan dengan sub

disiplin lain dalam file sentral.

Page 47: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

2.1. Proses Bisnis Penyedia Jasa

Sumber: BIM Essential Guide for C&S Consultant, BCA Singapore, 2013

2.2.4. Proses Bisnis Kontraktor

▪ Hasil yang diharapkan dari pekerjaan Kontraktor terbagi ke dalam tahapan tender, pra konstruksi dan konstruksi yang dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 48: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

A. Tahap Tender

Bagi kontraktor, model BIM yang digunakan dalam tahap tender atau lelang ditujukan untuk menghasilkan estimasi

biaya/cost estimation. Pada prakteknya, kontraktor dapat menerima model BIM (dalam format DWF/3D PDF/IFC/native

format) selain gambar 2D. Model BIM dipergunakan sebagai referensi sedangkan gambar 2D digunakan dalam dokumen

kontraktual. Kontraktor juga mempunyai kebebasan untuk mengembangkan model BIM mereka sendiri berdasarkan

gambar 2D dari konsultan dengan menggunakan model BIM dari konsultan sebagai referensi. Beberapa diantaranya

memilih menggunakan model BIM bagi keperluan site planning dan perencanaan logistik.

Menerima Gambar 2D dari Konsultan (dan ditambah BIM

Model)

Pengembangan Model BIM

Estimasi Biaya

Sumber: BIM Essential Guide for Contractor, BCA Singapore, 2013

Site Planning/Logistic

PlanningWorkflow Tahap Tender untuk Kontraktor

B. Tahap Pra Konstruksi

Mendapatkan model disiplin- spesifik (AR,

STR, ME)

Mengkombinasikan model disiplin-spesifik

Pengecekan secara visual dan clash

detection Mengeluarkan RFI jika ditemukan

permasalahan

Membekukan model disiplin-spesifik disertai

tanggapan terhadap RFI

Workflow Tahap Pra Konstruksi untuk Kontraktor

Page 49: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

C. Tahap Konstruksi

Page 50: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

KOMUNIKASI ANTARA PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA JASA

BAB 3

Page 51: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

3.1. Komunikasi dalam Pelaksanaan Proyek

Komunikasi dalam proyek konstruksi diperlukan tidak saja untukkebutuhan interaksi, kolaborasi dan kooperasi antar anggota timproyek namun lebih jauh lagi membantu meyakinkan para menajerproyek bahwa aktivitas proyek dari hari kehari sesuai denganrencana yang ada, komunikasi juga dilakukan untuk memberikankemudahan dan kejelasan struktur organisasi baik bagi pihakeksternal (pemilik proyek, konsultan, kontraktor dan sebagainya),maupun bagi pihak internal (pelaku proyek dan perusahaan). Selainitu berkomunikasi yang efektif dapat menimbulkan banyakkeuntungan lain seperti:

• Proyek menjadi lebih terkelola.

• Data proyek lebih dapat dilacak keberadaannya.

• Sumber daya yang ada dapat lebih dikelola dan dipantauketersediaannya.

• Informasi/data pendukung yang relevan dengan proyek dapatlebih dipusatkan.

• Komunikasi yang efektif terjadi secara terus-menerus antarasemua level organisasi.

Pada saat pelaksanaan proyek konstruksi

berlangsung harus diperhatikan hambatan-

hambatan komunikasi yang mungkin terjadi

antara kontraktor dan subkontraktor, seperti:

• Kesulitan untuk dapat saling berbagi

informasi/data antar anggota tim proyek

karena kurang baiknya hubungan

internal tim proyek.

• Kurangnya kesegeraan distribusi

informasi atas perubahan-perubahan

yang terjadi.

• Kesulitan mencari dan menyortir

informasi/data yang relevan dengan

proyek, dari sekian banyak

informasi/data yang ada sehingga

kurangnya efisiensi dalam bekerja.

Page 52: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Manajemen komunikasi proyek adalah bidangilmu pengetehuan yang diperlukan untukmemastikan bahwa sumber pengumpulan,penyebaran, penyampaian, dan dispoisis terakhirdari informasi proyek terlaksana tepat waktu danbenar. Manajemen komunikasi proyek terbagi atasempat tahap, yaitu :

1. Tahap perencanaan komunikasi

2. Tahap distribusi informasi

3. Tahap laporan kinerja

4. Tahap penutupan administrasi

Proses komunikasi dalam suatu proyek

Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi

diantara anggota dari kelompok kerja yang sama, terjadi antara

manager proyek dan orang yang berkepentingan di dalam proyek

seperti komunikasi antara quality control (QC) dengan engineer.

Adapun yang dibahas antara lain negosiasi sumber daya,

schedule, anggaran, aktifitas koordinasi antara kontraktor dan

subkontraktor, perencanaan, pengembangan untuk periode yang

akan datang.

Suatu proyek, baik yang telah mencapai

sasaran ataupun belum karena suatu alasan,

memerlukan penutupan. Kegiatan penutupan

administrasi sebaiknya jangan ditunda sampai

penyelesaian proyek. Setiap fase proyek ditutup

secara tepat untuk memastikan bahwa

informasi tentang laporan status proyek dan

permasalahannya yang penting dan bermanfaat

tidaklah hilang.

Page 53: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Untuk mengetahui item-item pekerjaan konstruksi termasuk rework

atau tidak, hal-hal yang tidak termasuk dalam rework pada suatu

proyek konstruksi, diantaranya:

• Perubahan scope pekerjaan mula–mula yang tidak berpengaruh

pada pekerjaan yang sudah dilakukan. Sebagai contoh

perubahan besar beban yang ditanggung sebuah bangunan,

setelah ditentukan perhitungan struktur, spesifikasi item yang

dikerjakan aman untuk menanggung penambahan atau

pengurangan besar beban tersebut sehingga tidak perlu

dilakukan perubahan.

• Perubahan desain atau kesalahan yang tidak mempengaruhi

pekerjaan di lapangan. Sebagai contoh portal yang setelah

dikerjakan di lapangan ternyata kurang kaku atau tidak rigid,

sehingga perlu ditambahi bracing dan untuk penambahan

bracing, tidak mengganggu pekerjaan lain sepanjang belum

dilakukan pemlesteran pada dinding portal yang ditambah

bracing.

• Kesalahan off-site modular fabrication yang dibetulkan off-site.

• Kesalahan fabrikasi on-site tapi tidak mempengaruhi aktivitas di

lapangan secara langsung (diperbaiki tanpa mengganggu

jalannya aktivitas konstruksi).

Faktor-faktor penyebab rework

Page 54: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Proses Terjadinya Rework

Original Activity merupakan kegiatan pekerjaan proyek mula-mula

yang dikerjakan sebelum rework diidentifikasi dan dilaksanakan.

Setelah rework diidentifikasi maka tahapan berikutnya rework

duration yang dibagi dalam tiga tahap kegiatan, yaitu sebagai

berikut:

1. Standby adalah tahap pertama yaitu situasi untuk menunggu

instruksi untuk melakukan rework setelah proses identifikasi di

lapangan selesai dilakukan.

2. Rework adalah tahap selanjutnya yang dilakukan setelah

seluruh instruksi untuk melakukan pengerjaan ulang tersebut.

3. Gear up adalah tahap terakhir yaitu penyesuaian kembali

dengan pekerjaan awal dan selanjutnya berhenti untuk

sementara waktu akibat adanya pekerjaan ulang tersebut.

Continuation of original activity merupakan kegiatan pekerjaan

selanjutnya setelah rework diselesaiakan dan telah disesuaikan

dengan pekerjaan mula-mula yang direncanakan sebelum

terjadinya rework.

Tahapan rework

Page 55: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

3.2. Klaim Proyek Konstruksi

Peristiwa Penyebab Klaim Konstruksi

Keunikan dan tingkat kompleksitas tinggi merupakan ciri yang membedakanindustri konstruksi dengan industri lainnya. Substansi-substansi yangsebelumnya telah disetujui oleh para pihak dan telah dituangkan dalamkontrak acapkali berubah dalam lapangan. Perubahan-perubahan yangterjadi dapat muncul baik dari pengguna jasa maupun penyedia jasa.Perubahan tersebut merupakan salah satu penyebab timbulnya klaim.

Bentuk-Bentuk Klaim Konstruksi

a. Klaim tambahan biaya dan waktu

Klaim ini biasa timbul dari keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau

biasa disebut Delay Claim, sehingga salah satu pihak meminta kompensasi

dengan penambahan waktu maupun biaya. Delay claim dapat dibedakan

kembali menjadi;

(i). Excusable Delays (kelambatan yang dapat diterima), diberikan

perpanjangan waktu tetapi tidak mendapat tambahan biaya atau

kompensasi lainnya.

(ii). Compensable Delays (kelambatan-kelambatan dengan kompensasi),

mendapat penambahan waktu juga mendapatkan penambahan biaya.

(iii). Concurrent Delays (kelambatan-kelambatan yang berbenturan).

b. Klaim biaya tak langsung.

Klaim ini biasanya timbul karena adanya

biaya tak laung (overhead). Penyedia jasa

terlambat menyelesaikan pekerjaan karena

berbagai sebab dari pengguna jasa,

meminta tambahan biaya overhead

dengan alasan biaya ini bertambah karena

pekerjaan belum selesai.

c. Klaim tambahan Waktu (tanpa tambahan

biaya)

Klaim ini dapat terjadi, karena satu dan

lain hal penyedia jasa belum dapat

menyelesaikan pekerjaannya. Maka

pengguna jasa memberikan tambahan

waktu tetapi tidak menambahkan tambahan

biaya.

d. Klaim kompensasi lain.

Klaim ini dapat berupa penambahan waktu

disertai dengan penambahan kompensasi

yang lain sesuai persetujuan kedua belah

pihak.

Page 56: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Penyebab timbulnya Perubahan

Penyebab timbulnya perubahan pekerjaan seringkali menimbulkan masalah di pihak penyedia jasa terlebih kedalam pekerjaan yang menjadi semakin rumit. Para praktisi bidang konstruksi masalah-masalah yang sering menyebabkan perubahan, antara lain:

• Informasi desain yang cacat atau tidak lengkap.

• Perubahan Permintaan

• Perubahan lapangan atau kondisi lapangan yang belum diketahui

• Bahasa dan Interpretasi yang ambigu.

• Batasan dalam Metode bekerja

• Keterlambatan atau Percepatan

Change Order (Perubahan Pekerjaan)

Dalam pelaksanaan suatu kontrak konstruksi sering terjadi

perubahan. Perubahan tersebut sangat lumrah terjadi karena

keinginan dari Pengguna Jasa yang timbul selama pelaksanaan dari

suatu proyek konstruksi yang disebabkan antara lain karena

diiginkannya perubahan lingkup pekerjaan, perubahan spesifikasi

teknik, perubahan jenis material, percepatan pelaksanaan, dan lain-

lain.

Jenis-jenis Perubahan

Formal changes atau perubahan resmi merupakan perubahan

yang dibuat oleh pengguna jasa dimana hasil perubahannya dibuat

secara tertulis kepada kontraktor untuk merubah lingkup pekerjaan,

waktu pekerjaan, harga atau hal-hal yang telah diatur dalam

kontrak sebelumnya.

Informal changes atau bisa disebut juga sebagai “constructive

changes”, berisi perubahan-perubahan dari lingkup pekerjaan

kontraktor atau metode pelaksanaan dari merupak hasil dari tindakan

atau kelalaian dari owner, tindakan atau kelalaian dari pihak ketiga

seperti kontraktor lain, penyuplai material atau bahan serta peristiwa

yang timbul diluar kuasa kontraktor (keadaan kahar atau force

majeure).

Page 57: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Proses Pengajuan Perubahan

▪ Proses pengajuan perubahan dapat timbul baik dari sisi penguna jasa napun penyedia jasa. Pengajuannya menurut penulis hampir sama dengan pengajuan suatu klaim> berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam pengajuan change order:

Identifikasi Evaluasi Persetujuan Penyesuaian Pembayaran

Page 58: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

BAB 4

MANAJEMEN PERUBAHAN YANG TERKAIT IMPLEMENTASI BIM

Page 59: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

4.1. Konsep Perubahan

Perbedaan perubahan yang direncanakan dari perubahan rutin

adalah cakupan dan luasnya. Perubahan yang direncanakan

bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi, atau sebagian

besar, untuk menyesuaikan diri pada perubahan signifikan

dalam sasaran dan arah organisasi (Collin, 2002).

Tantangan Mengelola Perubahan

• Adanya inovasi dan implementasi

• Menghadapi rasa takut dan keresahan di seluruh

organisasi;

• Manfaat signifikan dari sistem informasi bagi bisnis

• Proyek-proyek yang berhubungan dengan merger dan

akuisisi mempunyai tingkat kegagalan yang juga tinggi.

• Tanpa kesuksesan dari integrasi sistem, manfaat yang

diantisipasi dari merger tidak dapat diwujudkan

Pendekatan Manajemen Perubahan

Untuk berhasil dan menjadi pemenang

perubahan, organisasi memerlukan

suatu kerangka untuk menentukan garis

faktor dan untuk menghadapi serta

berhasil menghadapi tantangan bisnis

dihadapan mereka. Kerangka ini dapat

dipakai oleh perusahaan-perusahaan

untuk menjadi modal pada kekuatan-

kekuatan mereka menyesuaikan pada

tuntutan pasar dan mengembangkan

posisi bersaing yang lebih baik untuk

mengurus perubahan menjadi lebih

efektif.

Page 60: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

4.2. Strategi Manajemen Perubahan dalam Implementasi BIM

Hal lain yang penting dari program adopsi BIM adalah change

management yang membantu organisasi bermigrasi dari kondisi

eksisting sekarang ke kondisi di masa datang dengan sedikit

“disrupsi” dan “resistensi”.

• Definisikan urgensi perubahan

• Definisikan visi, tujuan dan program yang jelas

• Memahami resiko-resiko penting yang akan dihadapi dari

perubahan ini serta faktor-faktor suksesnya.

• Merumuskan strategi menuju perubahan tersebut

4.2.1. Menciptakan Iklim Perubahan

4.2.2. Membangun Momentum Perubahan

• Berkomunikasi secara aktif dengan stakeholder

• Menyediakan pelatihan-pelatihan dan sarana prasarana

• Menetapkan standar BIM dalam setiap tahapan proses

• Menetapkan quick wins untuk membangun momentum

perubahan, antara lain dapat dilakukan melalui: pilot project,

memberi penghargaan (reward) kepada early adopters dan early

movers, serta tak kalah penting yaitu menetapkan target yang

realistis

4.2.3. Implementasi dan Keberlanjutan

Program Migrasi

Propagation (penugasan dari proyek ke proyek, atau dari tim ke tim)

•Mengembangkan quick start template bagi setiap proyek baru atau tim baru sehingga bisa segera menjalankan

•Mengembangkan jalur-jalur progress dari setiap tim agar dapat mengembangkan pengetahuan sendiri

Making it stick (membangun sistem)

•Membangun sistem rewards and punishment

•Memasukkan praktik berbasis BIM sebagai bagian dari standar organisasi

Page 61: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

BAB 5

ETIKA DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

Page 62: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

5.1. Etika Bisnis dalam Jasa Konstruksi

Dengan kurangnya perhatian dan penerapan etika dan

profesionalisme dalam bisnis konstruksi di Indonesia oleh

penyedia jasa konstruksi, pemilik modal, pemerintah sebagai

regulator serta seluruh pihak yang terkait didalamnya, maka

secara langsung mendorong berkembangnya pelanggaran-

pelanggaran terhadap etika dan profesionalisme dalam bisnis

konstruksi di Indonesia. Profesionalisme dalam bisnis konstruksi

sangat menentukan keberhasilan dalam dunia konstruksi karena

menyangkut banyak hal didalamnya, yang paling terpenting

adalah skill dan kemampuan.

Menurut Martin dan Schinzinger (dalam Dipohusodo1996) yang

memberikan pandangan tentang profesionalisme, bahwa kriteria

umum rekayasawan yang profesional adalah:

• Mencapai standar prestasi dalam pendidikan, kemampuan

atau kreativitas bekerja, dalam bidang rekayasa.

• Bersedia menerima tanggung jawab moral terhadap

masyarakat, konsumen pelanggan, sejawat, atasan maupun

bawahan sebagai kewajiban profesionalnya.

5.1. Perilaku Profesional

Menurut Martin dan Schinzinger (dalam

Dipohusodo1996) yang memberikan

pandangan tentang profesionalisme,

bahwa kriteria umum rekayasawan yang

profesional adalah:

1. Mencapai standar prestasi dalam

pendidikan, kemampuan atau

kreativitas bekerja, dalam bidang

rekayasa.

2. Bersedia menerima tanggung jawab

moral terhadap masyarakat,

konsumen pelanggan, sejawat,

atasan maupun bawahan sebagai

kewajiban profesionalnya.

Page 63: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Syarat profesionalisme

Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadi seorang yang profesionalisme adalah:

Persepektif dalam Mengukur Profesionalisme

Menurut Gilley dan Enggland ada 4 pendekatan yaitu sebagai

berikut:

Dasar ilmu yang dimiliki kuat dalam bidangnya

Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praktis.

Pengembangan kemampuan professional yang berkesinambungan.

• Pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap Individu dan electic.

1-Pendekatan berorientasi filosofis

• Individu (dengan minat bersama) berkumpul, kemudian mengidentifikasian dan mengadopsi ilmu, untuk membentuk organisasi profesi, dan membuat kesepakatan persyaratan profesi, serta menentukan kode etik untuk merevisi persyaratan.

2-Pendekatan perkembangan bertahap

• Etika sebagai aturan langkah-langkah, pengetahuan yang terorganisasi, keahlian dan kopentensi khusus, tinggkat pendidikan minimal, setifikasi keahlian.

3-Pendekatan berorientasi karakteristik

• Mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi.

4-Pendekatan berorientasi non- tradisional

Page 64: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

5.2. Keterbukaan Informasi

Di era globalisasi akses terhadap segala informasi sangat

terbuka. Masyarakat dengan mudah mengakses informasi yang

dibutuhkan khususnya tentang dunia usaha (swasta). Selama ini

kecenderungan dunia usaha yang justru lebih memanfaatkan

teknologi informasi dan lebih terbuka terhadap kinerja usahanya

kepada publik. Namun seiring waktu dengan berkembangnya

pemahaman tentang Negara Hukum Demokrasi dan Negara

Kesejahteraan, akses terhadap kinerja dan informasi

pemerintahan kini menjadi suatu fenomena global. Pemerintah

suatu negara yang ada di dunia kini mulai membuka diri terhadap

informasi-informasi tentang penyelenggaraan negara atau

pemerintahannya kepada publik.

Negara hukum demokrasi adalah negara dimana pelaksanakan

sistem kenegaraannya berdasarkan amanat rakyat, maka sudah

sewajarnya dan bahkan merupakan hak rakyat untuk mengetahui

informasi- informasi mengenai kinerja atau penyelenggaraan

negara dan/atau pemerintahan.

Keterbukaan Infomasi Publik di Indonesia.

Berkaitan dengan pengakuan terhadap

HAM, khususnya dalam hubungannya

dengan hak atas informasi publik, Pasal

28 F UUD 45 menegaskan:

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi

dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan

sosialnya, serta berhak untuk mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan,

mengolah dan menyampaikan informasi

dengan menggunakan segala jenis

saluran yang tersedia.

Page 65: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

5.3. Code of Conduct dalam Bisnis Konstruksi

Penerapan Code of Conduct atau etika dan perilaku dalam

penyelenggaraan konstruksi akan berdampak besar dalam

implementasi BIM di Indonesia. Substansi code of conduct baik

untuk pengguna jasa maupun penyedia jasa konstruksi terutama

berkaitan dengan implementasi BIM adalah sebagai berikut,

Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi :

a) harus menggunakan etika bisnis dalam melakukan

kegiatannya agar terjadi hubungan yang langgeng

b) harus menggunakan etika moral dalam hubungan dengan

masyarakat

c) harus menggunakan norma moral dalam kaitan dengan

persaingan

d) harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

e) harus mengingat keterbatasan sumber daya dalam kaitan

dengan sustainability

f) harus memiliki tanggung jawab moral dan tanggung jawab

sosial terhadap masyarakat

Page 66: MODUL 2 - bpsdm.pu.go.id fileJalan/drainase/ saluran irigasi/ air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap

Terima Kasih,Sampai Jumpa di Modul Selanjutnya