modul 12 manajemen investasi

21
MODUL PERKULIAHAN 12 Evaluasi Kinerja Portofolio Tehnik Pengukuran Kinerja Investasi Perbandingan Kinerja Portofolio saham Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis S-1 MANAJEMEN 12 84011 Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM Abstract Kompetensi

Upload: putri-fajar-handayani

Post on 31-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Analisa Portofolio

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 12 Manajemen Investasi

MODUL PERKULIAHAN 12

Evaluasi Kinerja Portofolio

• Tehnik Pengukuran Kinerja Investasi• Perbandingan Kinerja Portofolio saham

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis S-1 MANAJEMEN 12 84011 Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM

Abstract Kompetensi

Page 2: Modul 12 Manajemen Investasi

Sekarang banyak orang yang memilih untuk menginvestasikan uangnya, baik

dalam bentuk investasi emas, rumah maupun tanah. Selain ketiga investasi

tersebut juga terdapat alternatif investasi lain berupa investasi saham. Investasi

saham pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda. Walaupun investasi

dalam bentuk saham merupakan investasi yang memiliki resiko yang tinggi, akan

tetapi pada saat ini investasi saham menjadi pilihan altrnatif investasi yang paling

banyak dipilih oleh beberapa investor atau pemilik modal.

Untuk memulai investasi, investor akan melihat kinerja perusahaan terlebih

dahulu, kemudian harga saham dari perusahaan yang akan dipilih. Namun dalam

melakukan investasi saham seorang investor tidak cukup hanya melihat dari segi

harga saham tanpa mengerti resiko dan renturn dari investasi saham yang kita

lakukan.

Kunci utama untuk sukses dalam investasi dan mengelola saham adalah dengan

menilai aset tersebut dan juga sumber aset. Dengan kata lain, penilain saham

berguna untuk mencari harga wajar suatu saham. Kemudian nilai wajar suatu

saham digunakan oleh investor untuk melakukan strategi investasi dalam

mengantisipasi resiko atau isu – isu yang dihadapi.Selain itu juga diperlukan

teknik analisis dan penilaian investasi saham yang baik dan benar sesuai dengan

data yang akurat atau data yang dimiliki.

PENGERTIAN INVESTASI SAHAM

Investasi saham adalah pemilihan atau pembelian saham – saham perusahaan oleh

suatu perusahaan lain atau perorangan dengan tujuan untuk memperoleh

pendapatan tambahan diluar pendapatan dari usaha pokoknya. Dapat diartikan

bahwa saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang diperbandingkan

di bursa efek.

Ada beberapa keuntungan, menurut Buletin BES ( 1990 ) yang diperoleh seorang

investor dengan memiliki saham perusahaan lain, yaitu :

a) Kemungkinan memperoleh dividen yaitu sebagai keuntungan perusahaan yang

dibagikan kepada pemegang saham. Istilah dalam perhitungan pembagian dividen

adalah

Ø Dividend Yield, rasio dari dividen yang diberikan oleh pemegang saham dan

harga saham

Page 3: Modul 12 Manajemen Investasi

Ø Dividend Payout Ratio, perbandingan dari dividen yang diberikan ke pemegang

saham dan laba bersih per saham

b) Kemungkinan memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh

pemegang saham dari hasil jual beli saham, berupa selisih nilai jual yang lebih

tinggi dari nilai beli

c) Memiliki hak prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan oleh

perusahaan

d) Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus

e) Waktu kepemilikikan tidak terbatas dan berakhir pada saat investor menjual

kembali saham tersebut di bursa efek

f) Memiliki hak suara dalam RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham )

g) Adanya manfaat non financial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan

memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan

Dengan membeli saham suatu perusahaan pada dasarnya, kita telah memiliki hak

sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut.Semakin banyak saham yang kita

beli maka semakin banyak pula bagian kepemilikan kita atas perusahaan tersebut.

Akan tetapi, selain keuntungan juga terdapat risiko dalam investasi saham, antara

lain :

a) Resiko Financial

Resiko yang diderita oleh pemodal sebagai akibat dari ketidak mampuan emiten

dalam memenuhi kewajiban pembayaran deviden.

b) Resiko Pasar

Resiko akibat menurunnya harga pasar saham secara keseluruhan maupun saham

tertentu akibat perubahan inflasi, tingkat bunga, kebijaksanaan pemerintah,

pertumbuhan ekonomi maupun manajemen perusahaan. Risiko pasar

mempengaruhi perusahaan – perusahaan secara keseluruhan.

c) Resiko Psikologis

Resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi

perubahan-perubahan pasar.Investor menanggapi perubahan harga pasar saham

Page 4: Modul 12 Manajemen Investasi

berdasarkan optimisme atau pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau

penurunan harga saham.

2.2 JENIS – JENIS SAHAM

Saham dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain :

1.Berdasarkan hak kepemilikannya

a) Saham Biasa ( Common Stocks )

Suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu

perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham

akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari

perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita

perusahaan. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan

diperdagangkan di pasar modal. Yang termasuk dalam jenis saham biasa, antara

lain :

Ø Blue Chip Stock

Saham dapat diklasifikasikan sebagai blue chip stock apabila perusahaan

penerbitnya memiliki reputasi yang baik, juga dapat menghasilkan pendapatan

dan konsisten dalam membayar deviden tunai

Ø Income stock

Saham yang memilik kemampuan dalam membagi devidennya lebih tinggi dari

rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun-tahun sebelumnya

Ø Growth Stock ( Well Known )

Jika emiten merupakan pimpinan didalam industri dan selama beberapa tahun

terakhir berturut-turut mampu menghasilakan hasil di atas rata-rata emiten saham

ini, biasanya mempunyai reputasi tinggi dan gaya publikasi yang tampak glamour

dalm memperbaiki peningkatan atau penurunan harga saham.

Ø Growth Stock ( Leasser-Known )

Pemilik saham yang pada umumnya tidak menjadi pemimpin dalam individunya.

Namun mampu mampu menghasilakan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan

rata-rata tahun terakhir

Page 5: Modul 12 Manajemen Investasi

Ø Saham Spekulatif ( Speculative Stock )

Saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan penghasilan dari

tahun ketahun, Namun memilik potensi untuk mendapatkan penghasilan yang

baik di masa yang aan datang

Ø Saham Bersiklus ( Cylical Stock )

Perkembangan saham yang menikuti situasi ekonomi makro atau kondisi

bisnissecara umum selain pada saat ekonomi makro sedang mengalami ekspansi

Ø SahamBertahan ( Defensive atau Counter Cyclical Stock )

Jenis saham yang tidak mungkin terpengaruh oleh kondisi kondisi ekonomi karo

maupun situasi bisnis secara umum

b) Saham Preferen ( Preferred Stocks )

Mempunyai karakter gabungan antara obligasi dengan saham biasa.Saham

preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki klaim

terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian deviden terlebih dahulu. Pemegang

saham preferen berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham

biasa dan pemiliknya akan memiliki hak lebih dibandingkan dengan pemilik

saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu . Ada

beberapa jenis saham preferen :

Ø Saham Preferen Kumulatif dan Nonkumulatif

Kumulatif : Hak untuk mendapatkan deviden pada setiap tahun

dengan mengabaikan laba atau rugi.

Nomkumulatif : Kebalikan dari saham preferen kumulatif, hak untuk

mendapatkan deviden pada setiap tahun dengan mengalami laba setiap tahunnya.

Ø Saham Preferen Partisipasi dan Nonpartisipasi

Partisipasi : Hak untuk mendapatkan tambahan deviden apabila ada

kelebihan deviden setelah dibagikan kepada hak saham biasa dan preferen.

Nonpartisipasi : Hak untuk tidak mendapatkan tambahan deviden apabila

ada kelebihan deviden.

Page 6: Modul 12 Manajemen Investasi

2.Berdasarkan Cara Peralihannya

a) Saham Atas Unjuk ( Bearer Stocks )

Saham yang diterbitkan tanpa disertai pencantuman nama pemegangnya, sehingga

pemiliknya sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkan pada orang lain.

b) Saham Atas Nama ( Registered Stock )

Kebalikan dari saham atas unjuk yaitu saham yang diterbitkan disertai dengan

pencantuman nama pemegangnya, dan cara peralihannya melaui prosedur

tertentu.

Dan jenis saham yang terbaru yang diperdagangkan dalam BEI adalah

ETF(Exchange Trade Fund) yaitu gabungan reksadana terbuka dengan saham dan

pembelian di di bursa. ETF dibagi menjadi 2, yaitu :

Ø ETF Index, menginvestasikan dana kelolaaanya dalam sekumpulan portofolio

efek yang terdapat pada satu index tertentu dengan proporsi yang sama

Ø Close and ETFS, Fund yang diperdagangkan dibursa efek yang berbentuk

perusahaan investasi tertutup dan dikelola secara aktif

2.3 TEKNIK ANALISIS INVESTASI SAHAM

Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar yang harus diketahui oleh

pemilik modal ataupun para investor. Teknik yang benar dalam analisis akan

mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Ada banyak teknik analisis

dalam melakukan penilaian investasi, antara lain :

a) Analisis Fundamental

Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan.

Dengan analisis ini para investor dapat mengetahui bagaimana operasional suatu

perusahaan yang nantinya akan menjadi milik investor. Data yang digunakan

adalah data historis, yaitu data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan

keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan

sebenarnya pada saat analisis dilakukan. Investor akan mempelajari laporan

keuangan perusahaan, yang terdiri dari neraca, laporan rugi/laba serta laporan

perubahan modal. Selain itu kita juga bisa melihat kebijakan-kebijakan apa yang

akan direncanakan oleh perusahaan. Untuk melakukan analisis fundamental maka

Page 7: Modul 12 Manajemen Investasi

terdapat dua metode yang dapat dilakukan dalam menyaring saham yang dapat

kita jadikan sebagai pusat perhatian :

Ø TOP Down

Mengawali analisa pada kondisi ekonomi makro dan menganalisa sektor – sektor

industri mana saja yang terpengaruh atau tidak oleh kondisi makro ekonomi

tersebut.Lamkah selanjutnya melakukan analisa lanjutan terhadap sektor – sektor

industri mana yang memiliki kinerja yang baik dan baru kemudian emilih saham

perusahaan mana yang memiliki kinerja terbaik dalam sektor tersebut.

Ø Bottom – Up

Memulai analisa dari saham - saham perusahaan mana yang memiliki kinerja

yang baik, kemudian mengelompokkan menurut sektor industrinya, lalu dianalisa

sektor industri mana yang berkinerja paling baik. Dan kemudian

memperbandingkan kondisi makro terhadap sektor industri tesebut, sehingga

sektor industri yang dipilih akan benar – benar menjadi alternatif terbaik dan

mempresentasikan saham mana yang pantas kita pilih untuk investasi.

b) Analisis Teknik

Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data yang

digunakan berupa grafik, atau program komputer. Meskipun analisis teknikal

paling banyak digunakan oleh investor, tetapi kenyataannya dalam berbagai

penelitian di pasar modal Indonesia cenderung menggunakan analisis

fundamental. Sementara penelitian yang menggunakan analisis teknikal hanya

melakukan analisis teoritis. Analisis teknikal akan tepat digunakan apabila kondisi

pasar modal tidak efisien . Analisis Teknikal berdasarkan pada tiga prinsip

utama:

Ø Segala sesuatunya tercermin pada harga pasar

Ø Harga bergerak dalam suatu tren

Ø Pola tindakan pasar berulang

c) Analisis Ekonomi

Indikator yang digunakandalam analisis ekonomi adalah GDP ( Gross Domestic

Product). Bagus atau tidaknya pertumbuhan ekonomi dilihat dari kesejahteraan

masyarakat serta diikuti dengan kegiatan pasar modal.

Page 8: Modul 12 Manajemen Investasi

d) Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan dibagi menjadi beberapa jenis :

Ø Rasio Likuiditas, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya

dalam jangka waktu pendek

Ø Rasio Solvabilitas, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam

jangka panjang

Ø Rasio Aktivitas, menunjukan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan

harta yang dimilkinya

Ø Rasio Rentabilitas, menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan

Ø Rasio Pasar, menunjukan informasi penting dalam perusahaan yang ditunjukan

dalam bentuk basis per saham

2.4 PENILAIAN INVESTASI SAHAM

Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai

dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas

pada saat tertentu. Halim ( 2003 ) dalam Astuti ( 2006:31 ) menyatakan bahwa

terdapat tiga pendekatan dalam penilaian saham, yaitu :

a) Pendekatan Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik saham adalah nilai nyata ( True Value ) atau seharusnya dari saham

yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan. Dan calon investor

menghitung nilai intrinsik saham untuk memutuskan strategi investasinya

b) Pendekatan Nilai Pasar

Mempertimbangkan suatu harga saham individual dibandingkan dengan indikator

– indikator lain di pasar saham .Jika seorang analis yakin bahwa suatu saham

adalah lebih berharga menurut harga pasar daripada harga yang diminta, maka

pembelian saham dapat direkomendasikan.

c) Pendekatan Nilai Buku

Page 9: Modul 12 Manajemen Investasi

Nilai buku perlembar saham adalah nilai aktiva bersih ( Net Assets ) yang dimiliki

pemilik dengan memilih satu lembar saham. Dan nilai buku dilihat dari laporan

keuangan perusahaan yang bersangkutan

TUJUAN PENILAIAN SAHAM

Ada beberapa tujuan dari penilain saham yang dilakukan oleh investor atau

pemilik modal, antara lain:

Ø Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/

atau dijual akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return

yang diharapkan.

Ø Untuk memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi nilai saham suatu

perusahaan yang akan digunakan untuk rujukan manajemen sebagai pertimbangan

kebijakan atas saham perusahaan bersangkutan.

Ø Berguna untuk mencari harga wajar suatu saham.

Ø Digunakan untuk membedakan nilai saham menjadi nilai buku, nilai pasar, dan

nilai intrinsik.

Ø Untuk melihat kinerja suatu perusahaan.

2.6 Kombinasi 2 Sekuritas Berisiko, Tanpa Short Sales

Short sales berarti menjual saham yang tidak dimiliki. Dengan short sales

orang dapat melakukan investasi lebih besar dari modal yang mereka miliki

dengan melakukan peminjaman saham terlebih dahulu. Kalau short sales tidak

diperkenankan, berarti investor hanya dapat menginvestasikan dana maksimum

sebesar 100 % pada suatu sekuritas, dan minimum 0 %. Kalalu short sales

diijinkan, proporsi dana yang diinvestasikan pada suatu sekuritas bisa lebih besar

dari 100 % dan lebih kecil dari 0 % (dalam artian negatif).

Apabila short sales tidak diperkenankan, pada portofolio dengan dua

sekuritas, dana yang diinvestasikan pada A dan B akan sebesar 100 %

danproporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tidak akan

lebih kecil dari 0. Berbeda dengan apabila short sales diperbolehkan, maka dana

yang diinvestasikan pada A dan B bisa lebih besar dari 100 %, dan proporsi dana

yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas yang dipilih sebagai short

sales akan negatif.

Untuk kondisi short sales tidak diperkenankan, maka:

Page 10: Modul 12 Manajemen Investasi

X A+ X B= 1

dimana

X A≥ 0 dan X B≥ 0

Persamaan diatas dapat pula dituliskan sebagai berikut:

X B= 1 - X A

dimana

X A≥ 0 dan X B≥ 0

Dari persamaan diatas, investor dapat memperkirakan bahwa untuk

portofolio yang terdiri dari dua sekuritas misalnya sekuritas A dan B maka tingkat

keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar (risiko) portofolio adalah sebagai

berikut:

Dalam hal ini:

X A : Proporsi dana yang diinvestasikan pada sahamA

X B : Proporsi dana yang diinvestasikan pada sahamB

E (R A) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari sekuritas A

E (R B) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari sekuritas B

E (R P) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dariportofolio P

σP : Deviasi standar tingkat keuntunganportofolio tersebut

σA2 : Deviasi standar tingkat keuntungan saham A

σB2 : Deviasi standar tingkat keuntungan saham B

σAB : covariance tingkat keuntungan saham A dan saham B

Kita ketahui bahwa koefisien korelasi terletak dari nilai -1 (minimal) sampai

dengan nilai 1 (maksimal). Dengan contoh soal dibawah ini marilah kita pahami

bagaimana pengurangan risiko dalam portofolio saham dengan memperhatikan

nilai koefisien korelasi antara anggota portofolio.

Apabila diketahui data sbb:

Jenis saham E(R) Standar Deviasi

Saham A 0,25 0,10

Saham B 0,20 0,08

Page 11: Modul 12 Manajemen Investasi

Apabila dua sekuritas tersebut memiliki korelasi positif sempurna

Berdasar data di atas maka:

Adapun nilai tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar

untukberbagai nilai Xa adalah sebagai berikut:

XA 0 0,4 0,8 1,0

E(RA) 0,20 0,22 0,24 0,25

σp 0,08 0,088 0,96 0,10

Dari data diatas kita mendapatkan hasil bahwa pada saat ρAB=+1 (koefisien

korelasi positif sempurna 1), portofolio yang dilakukan tidak akan memberikan

manfaat bagi investor dalam pengurangan risiko. Dengan demikian, maka tidak

ada manfaat diversifikasi yang dilakukan sehingga akan sama seperti kalau

memberli sekuritas individual yang membentuk portofolio. Gambar hubungan

antara tingkat keuntungan dan deviasi standar pada saat korelasi adalah 1 seperti

dibawah ini.

Page 12: Modul 12 Manajemen Investasi

Gambar 2.6 Hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan deviasi

standar pad saat koefisien korelasi = +1

Page 13: Modul 12 Manajemen Investasi

Dengan demikian, portofolio dengan dua saham tidak akan memberikan

manfaat bagi investor apabila koefisien korelasi antar dua saham tersebut adalah

positif sempurna (+1) sehingga investor tidak perlu melakukan portofolio saham

dengan menentukan alokasi aset dalam saham tersebut.

Saham A danB dengan korelasi negatif sempurna (-1)

Apabila terdapat koefisien korelasi saham A dan saham B adalah negatifsempurna

(-1), maka perhitungan risiko portofolio menjadi:

Kedua persamaan untuk menghitung deviasi standar portofolio diatas

menunjukkan bahwa persamaan yang satu hanyalah merupakan perkalian antara

persamaan satunya dengan angka -1 (negatif satu). Sehingga masing-masing

persamaan hanya valid apabila nilai sisi kanan positif. Persamaan yang satu akan

positif apabila persamaan satunya negatif, maka kita akan memperoleh solusi

tentang risiko dan keuntungan yang diharapkan dari kombinasi saham A dan B.

Berdasar data di atas maka:

XA 0 0,4 0,8 1,0

E(RA) 0,20 0,22 0,24 0,25

σp 0,08 0,008 0,062 0,10

Jadi saat ρAB=-1, maka diversifikasi menghilangkan risiko. Kombinasi

portofolio dua saham dengan korelasi negatif sempurna akan menghilangkan

risiko portofolio yang terdiri dari dua sekuritas tersebut. Gambar dibawah ini

menunjukkan hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan

deviasi standar suatu portofolio yang terdiri dari dua sekuritas, dan tingkat

keuntungannya berkorelasi negatif sempurna.

Gambar 4.4 Hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan deviasi standar

pada saat koefisien korelasi = -1 (negatif sempurna)

Page 14: Modul 12 Manajemen Investasi

Korelasi moderat (berada diantara +1 dan -1)

Dalam investasi, kita tidak akan menemukan investasi dengan korelasiyang

sempurna baik positif sempurna maupun negatif sempurna. Pada umumnya,

tingkat keuntungan akan berkorelasi antara -1 dan +1. Dengan

menggabungkan gambar pada saat korelasi sempurna -1 dan +1, maka kita

akan dapat memperkirakan besaran deviasi standar dari portofolio dua

sekuritas. Pada saat koefisien korelasi (p) = +1, maka kombinasi portofolio

terdapat pada gari AB. Pada saat p = -1, maka kombinasi portofolio tersebut

akan terletak pada gari AHB. Dengan demikian, pada saat koefisien korelasi

berada antara -1 dan +1, maka garis yang menghubungkan titik A dan B akan

berada pada kedua gari tersebut (antara garis AB dan garis AHB). Karena itu,

kelengkungan garis tersebut selalu mengarah kekiri (concave curve). Semakin

besar koefisien korelasi dari kedua saham tersebut, akan semakin

mendekatigari AB, dan semakin kecil koefisien korelasi kedua saham tersebut,

maka garis akan semakin mendekati garis AHB.

Gambar 6 dibawah ini menggambarkan hubungan antara tingkat return yang

diharapkan dengan deviasi standar pada saat koefisien korelasi (p) berada antara -

1 dan +1.

Gambar 2.6 Hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan deviasi

standar pada saat koefisien korelasi = -1 (negatif sempurna)

Page 15: Modul 12 Manajemen Investasi