modul 1 print kel 28

Upload: andhika-ramadhan

Post on 02-Jun-2018

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    1/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1 1 Latar Belakang

    Masing-masing sistem memiliki karekteristik dan perilaku khusus. Sistem

    dibuat agar semua yang terlibat didalamnya dapat bekerja secara maksimal yang

    menghasilkan sebuah sistem yang bekerja dengan sempurna, namun pada

    kenyataannya tidak ada suatu sistem yang sempurna. Sistem tidak bisa bekerja

    secara sempurna karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain manusia,

    material dan uang. Faktor-faktor tersebut secara tidak langsung menjadi penyebab

    timbulnya kemungkinan suatu sistem tidak dapat bekerja secara optimal. Untuk

    meminimalisir kekurangan dan kesalahan sistem dalam bekerja, maka muncul

    suatu pendekatan ilmiah untuk menganalisa sistem nyata. selain itu sistem dapat

    dipelajari secara lebih mendalam sehingga dapat ditemukan masalah-masalah di

    dalam sistem dan dapat dicari pemecahannya. Pendekatan ini disebut dengan

    simulasi.

    Dengan menggunakan simulasi ini tidak perlu mengamati sistem nyata.

    Simulasi dapat mengatur kecepatan sistem dalam bekerja sesuai dengan keinginan

    kita. Sehingga kita dapat menghemat waktu, biaya dan sumber daya yang ada.

    Seiring dengan perkembangannya muncul softwareyang dapat digunakan untuk

    pemrograman yang juga menawarkan keunggulan tertentu, seperti contohnya

    softwareProModel yang digunakan dalam praktikum modul satu kali ini.

    ProModel sendiri merupakan high-level program dan specify purpose

    simulation yang memiliki keunggulan friendly user interface serta mampu

    menganalisa sistem produksi dari semua tipe dan ukuran secara spesifik. Dengan

    demikian, diharapkan dengan penggunaan ProModel nantinya dapat memperbaiki

    sistem yang ada di produksi raket.

    1 2 Tujuan

    Tujuan dari praktikum ProModel ini antara lain:

    1. Mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada sistem produksi raket.

    2. Memodelkan sistem produksi raket menggunakan petrinet.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    2/63

    2LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    3. Memodelkan sistem produksi raket pada software promodel serta

    mensimulasikannya.

    4. Menganalisis hasil simulasi.

    1 3 Manfaat

    Manfaat dari praktikum ProModel ini antara lain:

    1. Mampu mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada sistem produksi

    raket.

    2. Mampu memodelkan sistem produksi raket menggunakan petrinet.

    3. Mampu memodelkan sistem produksi raket pada software promodel serta

    mensimulasikannya.

    4. Mampu melakukan analisis terhadap hasil simulasi.

    1 4 Batasan

    Batasan dari praktikum ini antara lain:

    1. Jenis usaha yang diamati dan digunakan sebagai model simulasi merupakan

    jenis usaha dalam bidang manufaktur.

    2. Pemodelan dikhususkan untuk satu jenis produk.

    3. Pemodelan dilakukan dengan mengambil sebanyak 5 replikasi dimana masing-

    masing replikasi terdiri dari 10 data.

    4. Pemodelan dilakukan hanya sampai raket setengah jadi yaitu tanpa diberi

    senar raket dangrip.

    1 5 AsumsiAsumsi dari praktikum ini adalah:

    1. Tidak ada mesin yang rusak

    2. Tidak ada raket yang dibuang pada stasiun kerja.

    3. Tidak ada waktu istirahat.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    3/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2 1 Sistem

    Menurut Gordon B. Davis (1984), sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian

    yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran

    atau maksud. Sedangkan menurut Raymond Meleod (2001), Sistem adalah

    himpunan dari unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu

    kesatuan yang utuh dan terpadu. Secara umum sistem didefinisikan sebagai

    kumpulan elemen yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang diharapkan

    (Blanchard, 1991). Sedangkan menurut Schmidt & Taylor (1970), sistem

    didefinisikan sebagai kumpulan entitas yang berperan dan berinteraksi dalam

    mencapai tujuan tertentu.

    2 1 1 Karakteristik Sistem

    Sistem memiliki beberapa karakteristik antara lain:

    1. Kejadian (event), merupakan suatu peristiwa yang dapat merubah keadaan

    sistem.

    2. Aktivitas (activity), merupakan suatu proses yang menyebabkan perubahan

    dalam sistem yang dapat merubah atribut maupun entity.

    3. Hubungan (relationship), merupakan kesinambungan interaksi antara dua

    objek atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain.

    4. Antarmuka penghubung (interface), merupakan media penghubung antar

    subsistem.

    5. Elemen-elemen, merupakan komponen bagian dari sistem yang berupa entitas

    atau subsistem:

    a. Entitas: merupakan kumpulan objek yang terdefinisikan yang mempunyai

    karakteristik sama dan bisa dibedakan satu dan lainnya.

    b. Subsistem: komponen atau bagian dari suatu system.

    6. Atribut, merupakan sebutan, sifat atau karakteristik yang memiliki elemen

    sistem. Terdapat dua macam atribut, yaitu:

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    4/63

    4LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    a. Parameter: merupakan suatu nilai yang besarannya dianggap tetap selama

    model simulasi dijalankan.

    b. Variabel: merupakan informasi yang mencerminkan karakteristik suatu

    sistem, yang mengikat sistem secara keseluruhan sehingga semua entity

    dapat mengandung variabel yang sama, dalam ProModel dikenal variabel

    localdanglobal.

    7. Batas sistem (boundary), merupakan daerah yang membatasi antar sistem

    atau lingkungan luarnya.

    8. Lingkungan luar (environment), merupakan kondisi ataupun entitas di luar

    dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

    9. Masukan sistem (input), merupakan suatu energi yang dimasukkan ke dalam

    sistem.

    10. Pengganggu (disturbance/noise), merupakan faktor-faktor yang

    menyebabkan terjadinya kesalahan pada sistem.

    11. Keluaran sistem (output), merupakan hasil dari energy yang diolah dan

    diklasifikasikan menjadi keluaran.

    12. Umpan balik (feedback), merupakan reaksi dan respon stakeholder atas

    sistem yang dilakukan.

    13. Ukuran performansi sistem dibagi menjadi dua:

    a. Transient state: yaitu situasi awal setelah sistem dimulai atau

    diinisialisasikan (start-up or warm-up period).

    b. Steady state: yaitu keadaan stabil memiliki berbagai properti yang tidak

    berubah dalam waktu.

    14. Proses pengolahan (transformation process), merupakan suatu proses yangakan merubah masukan menjadi keluaran.

    15. Perilaku sistem (behaviour), merupakan perilaku dari sistem yang melibatkan

    masukan, pengolahan, dan keluaran.

    2 1 2 Klasifikasi Sistem

    Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya

    sebagai (Law and Kelton, 2000) berikut:

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    5/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA5

    1. Sistem abstrak (abstact sistem) dan sistem fisik (physical sistem).

    2. Sistem alamiah (natural sistem) dan sistem buatan manusia (human made

    sistem).

    3. Sistem tertentu (deterministic sistem) dan sistem tak tentu (probabilistic

    sistem).

    4. Sistem tertutup (closed sistem) dan sistem terbuka (open sistem).

    2 2 Model

    Definisi dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam gambaran

    yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang bersifat

    menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realita dengan hanya memusatkan

    perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya (Harrell, 2012).

    2 2 1 Stakeholder dari Pemodelan

    Stakeholder dapat diartikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan

    permasalahan yang sedang diangkat.(Daellenbach, 1994)

    Stakeholder dari pemodelan terdiri dari:

    1. Problem Owner

    Individu atau sekelompok orang yang memiliki kewenangan mengendalikan

    permasalahan. Disebut juga decision maker.

    2. Problem User

    Individu atau sekelompok orang yang menggunakan model untuk mencari

    solusi masalah, meningkatkan kinerja dan mengeksekusinya.

    3. Problem CustomerPihak yang mendapatkan dan merasakan manfaat atau menjadi objek dari

    solusi yang digunakan.

    4. Problem Analyst

    Menganalisis masalah dan mendapatkan solusi kemudian disampaikan kepada

    problem owner untuk mendapatkan persetujuan. Misalkan pada kegiatan

    pembuatan gedung, pimpinan perusahaan pengembang merupakan owner,

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    6/63

    6LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    tim proyek merupakan user, pemilik gedung sebagai customer, dan konsultan

    sebagai analyst.

    2 2 2 Klasifikasi Model

    Berikut ini adalah klasifikasi model berdasarkan Murdick, Ross, Claggett

    (1984) dan Ackoff, Gupta, Minas (1962) dibagi berdasarkan kelas:

    1. Berdasarkan Fungsi

    a. Model Deskriptif, yaitu model yang memberikan gambaran dari sistem

    nyata. Contoh: Struktur Organisasi, tampak atas tata letak fasilitas, laporan

    keuangan, peta, daftar isi.

    b. Model Prediktif, yaitu model yang digunakan untuk meramalkan hasil dari

    kondisi tertentu. Contoh: Analisis BEP, diagram pohon keputusan, antrian.

    c. Model Normatif, yaitu model yang memberikan jawaban terbaik dari

    alternatif yang ada. Contoh: Model optimasi, PL, CPM/PERT, marketing

    mix.

    2. Berdasarkan Struktur

    a. Model Ikonis, yaitu model yang merupakan perwakilan fisik dari beberapa

    hal, baik dalam bentuk ideal maupun skala yang berbeda. Contoh: Maket,

    layout fasilitas.

    b. Model Analog, yaitu model yang mewakili situasi dinamk atau keadaan

    yang berubah menurut waktu. Contoh: Sistem peredaran darah dengan

    selang, jaringan lalu lintas dengan jaringan listrik.

    c. Model Simbolik, yaitu model yang merupakan perwakilan dari realitas

    yang dikaji, dapat berupa angka, simbol, dan rumus. Contoh: Rumus ABC,model PL hukum phytagoras.

    3. Berdasarkan Acuan Waktu

    a. Model Statis, yaitu model yang tidak memperhitungkan perubahan-

    perubahan karena pengaruh waktu. Contoh: Model laba yang diharapkan,

    struktur organisasi.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    7/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA7

    b. Model Dinamis, yaitu model yang memperhitungkan faktor waktu dalam

    menggambarkan suatu sistem nyata. Contoh: Model pertumbuhan

    populasi, model dinamis.

    4. Berdasarkan Tingkat Ketidakpastian

    a. Model Deterministik, yaitu model yang keluaran yang dihasilkan dapat

    diduga secara pasti berdasarkan masukannya. Contoh: Model laba, model

    persediaan Wilson.

    b. Model Probabilistik, yaitu model yang mendasarkan pada teknik peluang

    dan memperhitungkan ketidakmenentuan. Contoh: Diagram pohon

    keputusan, peta kendali mutu, model RO.

    c. Model Konflik, yaitu model yang memiliki sifat alamiah pengambil

    keputusan berada dalam pengendalian lawan. Contoh: Model Komoetisi,

    model posisi tawar.

    5. Model Tak Pasti, yaitu model yang dikembangkan untuk kondisi

    ketidakpastian mutlak.

    Berdasarkan Derajat Kuantifikasi

    a. Model Kualitatif, yaitu model yang menggambarkan suatu mutu pada

    suatu realita. Model kualitatif dibagi menjadi 2:

    1) Model Mental, yaitu model yang menggambarkan proses berpikir

    manusia. Contoh: Proses belajar manusia.

    2) Model Verbal, yaitu model yang disajikan dalam bahasa sehari-hari.

    Contoh: Definisi.

    b. Model Kuantitatif, yaitu model yang variabelnya dapat dikuantifikasikan.Model Kuantitatif dibagi menjadi 4:

    1) Model Heuristik, yaitu model yang digunakan untuk mencari jawaban

    baik tetapi bukan yang optimum. Contoh: Kesetimbangan lintasan

    produksi.

    2) Model Simulasi, yaitu model yang digunakan untuk mencari jawab

    baik yang menguntungkan pada sistem yang sangat kompleks. Contoh:

    model simulasi diskrit, pemrograman dinamis.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    8/63

    8LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    3) Model Optimum, yaitu model yang digunakan untuk menentukan

    jawaban terbaik. Contoh: Analisis marjinal, analisis incremental,

    model optimal algoritmik.

    4) Model Statistik, yaitu model yang mendeskripsikan dan

    menyimpulkan data. Contoh: Tabel Mortalitas, peta kendali.

    6. Berdasarkan Derajat Generalisasi

    a. Model umum secara umum dapat diterapkan berbagai bidang fungsional

    (program linear, model antrian).

    b. Model spesifik, hanya digunakan untuk masalah tertentu (model

    persediaan probabilistik).

    7. Berdasarkan Acuan Dimensi

    a. Model Dua Dimensi, yaitu model yang terdiri dari dua faktor penentu.

    Contoh: Model pegas, regresi linier.

    b. Model Multi Dimensi, yaitu model yang terdiri dari banyak faktor penentu.

    Contoh: Analisis regresi berganda, model multikriteria,prototypekapal.

    8. Berdasarkan Acuan Lingkungan

    a. Model Loop Terbuka, yaitu model yang memiliki interaksi dengan

    lingkungannya. Contoh: Model aksi reaksi, model sosial.

    b. Model Loop Tertutup, yaitu model yang tidak memiliki interaksi dengan

    lingkungannya. Contoh: model thermostat.

    2 3 Simulasi

    Tersine (1994), simulasi merupakan sebuah studi dengan memasukkan

    manipulasi sebuah model dari suatu sistem dengan tujuan mengevaluasi alternatifdesain atau aturan keputusan. Dengan simulasi, percobaan sistem dapat

    mengurangi resiko kebingungan struktur yang ada dengan perubahan yang tidak

    mendatangkan keuntungan.

    Simulasi Monte Carlo sendiri merupakan simulasi probabilistic, dimana

    datanya dibangkitkan dari bilangan random, yang kemudian disusun suatu

    distribusi probabilitas. Simulasi Monte Carlodikenal juga dengan istilah Sampling

    Simulation atau Monte Carlo Sampling Technique. Simulasi adalah model dari

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    9/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA9

    suatu sistem nyata, dimana sistem tersebut dimodelkan dengan menggunakan

    sebuah softwareyang berfungsi untuk menirukan perilaku sistem nyata. Selain itu,

    simulasi adalah teknik untuk membuat konstruksi model matematika untuk suatu

    proses atau situasi, dalam rangka menduga secara karakteristik atau

    menyelesaikan masalah berkaitan dengannya dengan menggunakan model yang

    diajukan (Borowski & Borwein. 1989).

    2 3 1 Elemen Simulasi

    Suatu sistem dalam simulasi mencakup entities, activities, resources, and

    control.Elemen-elemen tersebut mendefinisikan siapa, apa, di mana, kapan, dan

    bagaimana suatu entity diproses. Berikut merupakan penjelasan elemen dasar

    pemodelan:

    1. Entities,yaitu segala sesuatu yang dapat diproses.

    2. Activity,yaitu kegiatan yang dilakukan di dalam sistem yang memperngaruhi

    entitas baik secara langsung atau tidak langsung.

    3. Resources, yaitu alat/operator untuk menjalankan aktivitas.

    4. Controls, yaitu segala sesuatu yang menentukan bagaimana, kapan, dan di

    mana aktivitas dijalankan.

    System

    Activities

    Resources Controls

    Incoming

    Entities

    Outgoing

    Entitues

    Gambar 2.1 Elemen simulasi

    Sumber: Hill, McGraw (2000)

    2 3 2 Software Simulasi

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    10/63

    10LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Dalam pemodelan simulasi dikenal dua software yang paling umum

    digunakan, yaitu Programming Languagedan Simulation Application.

    2 3 2 1 Programming Language

    Programming Language adalah suatu bahasa ataupun tata cara yang dapat

    digunakan oleh manusia (programmer) untuk berkomunikasi secara langsung

    dengan komputer. Secara umumprogramming languagedibagi menjadi dua, yaitu:

    High Level Language dan Low Level Language. High level language lebih mudah

    dipelajari karena semua kalimat, kata ataupun aturan yang ada di dalam high level

    language juga merupakan kalimat, kata ataupun aturan yang digunakan dalam

    kehidupan sehari-hari.

    2 3 2 2 Simulation Application

    Simulation applicationadalah suatu program (software) yang berfungsi untuk

    menirukan/memodelkan suatu perilaku sistem nyata sehingga hasilnya dapat

    dianalisis dan dipelajari. Secara umum simulation applicationdibagi menjadi dua,

    yaitu: General Purposes Application yang dapat digunakan secara umum untuk

    berbagai macam tugas/tujuan dan Specific Purposes Application yang memiliki

    tugas/tujuan yang spesifik dan lebih lengkap.

    2 4 Pemodelan dengan ProModel

    Metode dalam pemodelan suatu sistem salah satu caranya adalahmenggunakan software ProModel yang didalamnya mampu mensimulasikan suatu

    sistem nyata dengan elemen dan proses terkait sehingga mampu dianalisis untuk

    digunakan pada sistem nyata. Memiliki user interfaceyang baik dan spesifik dalam

    menganalisa suatu sistem dari semua tipe dan ukuran.

    2 4 1 Definisi ProModel

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    11/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA11

    ProModel adalah softwaresimulasi yang dapat digunakan untuk mensimulasi

    dan menganalisa sistem produksi dari berbagai tipe dan berbagai ukuran.

    ProModel merupakan softwaresimulasi diskrit walaupun untuk beberapa proses

    industri dapat dimodelkan dengan cara mengkonversi sistem continous seperti

    produksi minyak menjadi sistem produksi minyak berdasarkan barrel. ProModel

    didesain untuk memodelkan sistem ketika kejadian pada sistem muncul pada

    waktu tertentu. Pada simulasi menggunakan ProModel dapat ditampilkan animasi

    yang mewakili sistem yang telah dimodelkan. ProModel melihat suatu sistem

    produksi sebagai susunan dari location process seperti mesin atau stasiun kerja

    dimana entitas diproses sesuai dengan logika proses yang telah dibuat.

    2 4 2 Struktur Elemen ProModel

    Elemen dasar pemodelan yang terdapat pada ProModel, sebagai berikut:

    1. Location

    Locations mewakili tempat pada sistem yang akan dilewati oleh entitas

    ataupun untuk tempat terjadinya aktivitas maupun pengambilan keputusan.

    Data-data yang diperlukan dalam untuk mendefinisikan location, adalah :

    a. Icon: merupakan graphic icon yang digunakan untuk merepresentasikan

    suatu Iocation tertentu. Untuk merubah grafik Iocation dilakukan dengan

    cara menggunakan toolspada Iocation graphicwindow.

    b. Name: merupakan nama dari setiap Iocation dengan panjang maksimal 80

    karakter.

    c. Capacity: kapasitas dari suatu location merujuk pada jumlah entitas yang

    dapat ditahan atau diproses pada suatu Iocation pada suatu waktu.Kapasitas maksimal Iocation adalah 999999.

    d. Unit: jumlah dari unit yang ada pada suatu Iocation.Jumlah maksimal unit

    pada suatu location adalah 999.

    e. Downtimes: untuk mendefinisikan downtimes yang terjadi pada suatu

    Iocation termasuk waktu setupmesin.

    f. Stats: level dari detail statistik yang harus dikumpulkan untuk Iocation

    tertentu. Terdapat tiga pilihan, yaitu none, basic, dan time series. None

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    12/63

    12LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    artinya tidak ada statistik yang dikumpulkan. Basic berarti hanya utilisasi

    dan rata-rata pada suatu location yang dapat dikumpulkan. Time series

    berarti mengumpulkan statistik dasar dan waktu terjadinya suatu keadaan

    pada suatu Iocation dari waktu ke waktu.

    g. Rules: menunjukkan bagaimana Iocation dipilih dari kedatangan entitas

    berikutnya.

    h. Notes: untuk menuliskan catatan apapun tentang Iocation. Contoh

    penggunaan Iocation, misalnya untuk memodelkan Iocation manufaktur,

    permesinan di manufaktur, dan pergudangan.

    2. Entity

    Entity adalah apapun yang diproses dalam suatu model. Data-data yang

    diperlukan dalam untuk mendefinisikan entitas:

    a. Icon: merupakan graphic icon yang digunakan untuk mewakili suatu

    entitas pada animasi saat model dijalankan.

    b. Name: merupakan nama untuk masing-masing entitas.

    c. Speed: mendefinisikan kecepatan dari suatu entitas dalam proses,

    biasanya hanya digunakan untuk entitas yang dapat bergerak sendiri atau

    entitas manusia. Pada saat membuat entitas baru ada nilai tetap 150 fpm

    yang ditetapkan oleh ProModel.

    d. Stats: level dari detail statistik yang harus dikumpulkan untuk Iocation

    tertentu. Terdapat tiga pilihan, yaitu none, basic, dan time series. None

    artinya tidak ada statistik yang dikumpulkan. Basic berarti hanya utilisasi

    dan rata-rata pada suatu location yang dapat dikumpulkan. Time series

    berarti mengumpulkan statistic dasar dan waktu terjadinya suatu keadaanpada suatu Iocation dari waktu ke waktu.

    e. Notes: untuk menuliskan catatan apapun tentang Iocation. Contoh entities,

    yaitu dokumen pada bank, pelanggan pada restoran, maupun barang-

    barang pada proses manufaktur. Entitas dapat memiliki atribut dengan

    sifat tertentu.

    3. Path Networks

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    13/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA13

    Path Networks adalah jalur yang dilintasi resourcesmaupun entitas. Data-data

    yang diperlukan untuk mendefinisikanpath networks.

    a. Graphic:merupakan fungsi yang menampilkan pendefinisian dari warna

    path networks.

    b. Name: nama yang mengidentifikasi suatupath networks.

    c. Type: merupakan tipepath networksdimana terdapat dua tipe yang dapat

    dippilih yaitu passing dan non passing. Passing dapat dilewati entitas

    maupun resources. Non passing tidak dapat dilewati entitas maupun

    resources.

    d. T/S:merupakan fungsi waktu untuk mengukur pergerakan sepanjang

    network.

    e. Path: jumlah dari segment path pada network.

    f. Interface: jumlah dari location-interface pada path network dimana

    entitas akan diangkut maupun diturunkan pada location tertentu oleh

    resource.

    g. Mapping: jumlah masukan dari mapping edit table dimana user dapat

    memetakan tujuan dari network tertentu.

    h. Nodes: merupakan titik yang dibuat secara otomatis ketika

    mendefinisikanpath segments.

    4. Resources

    Resources adalah orang, peralatan ataupun barang-barang yang digunakan

    untuk melakukan beberapa fungsi tertentu, seperti pemindahan entitas

    membatu pelaksanaan kinerja fungsi tertentu ataupun melakukan

    maintenance pada suatu location. Data-data yang diperlukan dalam untukmendefinisikan resources adalah icon, name, downtimes, stats, search, logic,

    pts,notes, dan units.

    5. Processing

    Processing merupakan operasi yang terjadi didalam sistem dan dilakukan

    pada lokasi dan antar lokasi. Proses merupakan kegiatan pengolahan input

    yang dilakukan oleh setiap mesin (lokasi) sehingga akan menghasilkan output

    tertentu. Dikatakan pada lokasi karena disini harus diidentifikasikan proses

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    14/63

    14LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    yang terjadi pada lokasi yang bersangkutan, misal lamanya waktu proses,

    nama material handling yang membawa, dan lamanya waktu perpindahan.

    Dari menu build pilih processing. Data-data yang diperlukan untuk

    mendefinisikan processing adalah entity, location, operation, block, output,

    destination, rule, move logic.

    6. Arrivals

    Arrivals menujukan tempat atau lokasi dimana entitas tiba pada suatu sistem

    yang diamati untuk pertama kali. Dari menu build pilih arrivals. Data-data

    yang diperlukan untuk mendefinisikan arrival adalah entity, location, quantity

    each (Qty Each), first time, occurences, frequency, logic,dandisable.

    7. Shift and Break

    Digunakan untuk menetukan shift dan break untuk location dan resource.

    Biasanya disimpan dalam bentuk mingguan. Logika untuk shift dan break tidak

    wajib dan didefinisikan pada empat logic window yang berbeda, dimana

    masing-masing logika akan dieksekusi pada urutan tertentu selama simulasi

    dijalankan.

    8. General Information

    Digunakan untuk menspesifikasikan informasi dasar dari suatu model

    termasuk nama dari suatu model, satuan waktu, satuan jarak, dan library

    graphic. Data-data yang diperlukan dalam dialog box untuk mendefinisikan

    general information antara lain title, time units, distance units, model notes,

    graphic library file, initialization logic, dan termination logic.

    9. Cost

    Digunakan untuk memonitor biaya yang berkaitan dengan location, entities,dan resourceselama simulasi dijalankan.

    2 4 3 Konsep Pemodelan ProModel

    Software ProModel merupakan suatu program komputer yang dapat

    digunakan untuk simulasi dan menganalisa sistem produksi dari semua tipe dan

    ukuran. ProModel memberikan kemudahan untuk menguji ide-ide baru untuk

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    15/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA15

    mendesain sistem sebagai sarana untuk perbaikan sistem yang sudah ada ataupun

    pembuatan sistem baru, yaitu dengan cara:

    1. Membuat model dari suatu sistem

    2. Melakukan eksperimentasi terhadap model tersebut.

    3. Menganalisis hasil eksperimentasi yang telah dilakukan sehingga dapat

    diambil keputusan-keputusan untuk memperbaiki sistem.

    Konsep eksperimentasi yang dikenal sebagai simulasi semakin sering dipakai

    pada masa sekarang. Hal ini mengingat karakteristik dari pendekatan simulasi itu

    sendiri yang cocok untuk diterapkan pada sistem kompleks yang bersifat sangat

    acak tetapi terdapat saling ketergantungan diantara komponen-komponen

    penyusunnya.

    2 4 3 1 Batching Mu ltiple Entities of Similar Type

    Merupakan pernyataan yang digunakan untuk menunjukkan proses

    menggabungkan beberapa entitas yang memiliki tipe yang sama menjadi satu

    bagian entitas, terbagi menjadi temporary batching using group/ungroup,

    permanent combine, accumulation of entities, dan splitting of one entity into

    multiple entities.

    2 4 3 1 1 Temporary Batching Using Group Ungroup

    Pernyataan group memungkinkan untuk menggabungkan suatu entitas

    menjadi satu dan ungroup memisahkan mereka di proses selanjutnya.

    Menggabungkan entitas dengan menentukan tipe masing-masing entitas dengan

    mendefinisikan allprocess record. Untuk mengkombinasikan beberapa tipe entitasharus dikontrol dari segi kuantitas dari tiap sumber untuk mengatur Routingyang

    mengirimkan bagian-bagian entitas ke lokasigrouping.

    Sebagai ilustrasi, misalkan terdapat 20 entitas yang datang dalam satu grup

    yang disebut batch. Dapat disederahanakan dengan pernyataan group 20 untuk

    menggabungkan 20 entitas dan mespesifikasikan outputdalam 1 batch. Di Routing,

    apabila menggunakan operasi tambahan langkah setelah menggabungkan dengan

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    16/63

    16LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    menggunakan pernyataan group 20 as batch dan mendefinisikan output Routing

    untuk entitas yang digabungkan.

    Gambar 2.2 Ilustrasigrouppada ProModel

    Sumber: Dokumentasi pribadi

    Tiap selesai dengan tujuan awal untuk menggabungkan entitas seperti

    memindahkan dalam satu batch, dapat dipisahkan lagi menggunakan pernyataan

    ungroup. Setelah proses ungroup dilakukan, mendefinisikan proses tiap entitas

    potensial yang terdapat dalam grup. Dapat menggunakan definisi allprocess

    record.

    2 4 3 1 2 Permanent Combine

    ProModel menggunakan pernyataan combine untuk mengakumulasikan dan

    mengkonsolidasikan kuantitas dari suatu entitas. Tipe dari entitas bisa sama atau

    berbeda. Kombinasi dari entitas dengan menghilangkan identitas dan atribut dan

    selanjutnya tidak dapat dipisah. Ketika mendefinisikan lokasi, kapasitas ketika

    menggunakan pernyataan combine minimal sama dengan kuantitas kombinasi

    entitas.

    Gambar 2.3 Ilustrasi combine pada ProModel

    2 4 3 2 Accumulation of Entities

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    17/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA17

    Pernyataan accum merupakan singkatan dari accumulate. Fungsinya

    berbeda dengan pernyataan group dan load. Fungsinya tidak membentuk satu

    batchuntuk entitas namun hanya menahan semua entitas hingga jumlah tertentu

    untuk diakumulasikan.

    ProModel melakukan proses downstream. Memungkinkan untuk memodelkan

    beberapa tipe batch dengan menyederhanakan menjadi akumulasi dari bagian-

    bagian entitas dalam satu lokasi. Ketika menggunakan pernyataan accum, pastikan

    kapasitas dari lokasi yang digunakan minimal jumlahnya sesuai dengan jumlah

    akumulasi yang ditentukan.

    2 4 3 3 Spliting of One Entity Into Multiple Entities

    Membagi sebuah entitas ke dalam jumlah entitas yang ditentukan, mengubah

    nama entitas, dan membagi semua statistik biaya dan waktu yang masih harus

    dibayar oleh entitas dasar antara entitas baru. Permodelan menghitung entitas

    lama sebagai jalan keluar dan entitas yang dihasilkan berbagi nilai atribut yang

    sama sebagai jenis entitas aslinya.

    Setiap entitas yang ingin dibagi harus melepaskan semua sumber daya yang

    dimiliki dengan menggunakan pernyataan free. Gunakan split as untuk membagi

    potongan bahan baku menjadi komponen-komponen. Entitas yang dibentul oleh

    splitlaporan asdi lokasi yang tidak akan muncul dalam statistik untuk lokasi ini.

    Kolom pengoprasian proses mengedit tabel saja. ProModel tidak

    memungkinkan split aspada konveyor, dan bukan di ujung antrian. Split as tidak

    boleh digunakan setelah pernyataan route. Jangan gunakan split as dalam

    kombinasi combine, create, group, ungroup, load, membongkar, atau pernyataanperpecahan lainnya dalam logika proses yang sama. Syntax:

    Splitentitas ke dalam sejumlah entitas. ProModel mengevaluasi ungkapan ini

    setiap kali dia menemui pernyataan.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    18/63

    18LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Nama dari entitas yang dihasilkan. Setiap entitas perpecahan mencari maju

    dalam daftar proses, dan kemudian dari awal daftar, sampai menemukan proses

    untuk jenis entitas baru di lokasi saat ini.

    Contoh :

    SPLIT AS

    SPLIT 10 AS entx

    2 5 Teori Antrian

    Teori antrian merupakan studi matematika dari antrian atau kejadian garis

    tunggu (waiting lines), yaitu suatu garis tunggu dari pelanggan yg memerlukan

    layanan dari sistem yang ada.

    2 5 1 Komponen Dasar Antrian

    Komponen dasar antrian adalah:

    1. Kedatangan

    Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil atua

    panggilan telepon untuk dilayani. Unsur ini sering disebut proses input. Proses

    input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population,

    antara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan proses random.

    Terdapat 3 perilaku antrian, yaitu:a. Reneging(pembatalan) adalah meninggalan antrian sebelum dilayani.

    b. Balking adalah orang yang langsung pergi ketika melihat panjangnya

    antrian, menolak untuk memasuki antrian.

    c. Jockeying adalah orang yang berpindah-pindah dari satu antrian ke

    antrian yang lain karena ingin dilayani lebih cepat.

    2. Pelayanan

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    19/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA19

    Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan,

    atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Contohnya pada sebuah check

    outcounter dari suatu supermarket terkadang hanya ada seorang pelayan,

    tetapi bisa juga diisi seorang kasir dengan pembantunya untuk memasukkan

    barang-barang ke kantong plastic. Sebuah bank dapat mempekerjakan seorang

    atau banya teller. di samping itu, perlu diketahui cara pelayanan

    dirampungkan, yang kadang-kadang merupakan proses random.

    Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu:

    a. Tersedianya Pelayanan

    Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya

    dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka

    pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan

    berikutnya. Sehingga, pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan

    terhenti dan petugas pelayanan istirahat.

    b. Kapasitas Pelayanan

    Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah

    langganan yang dapat dilayani secara bersama-sama. Kapasitas pelayanan

    tidak selalu sama untuk setiap saat, ada yang tetap, tetapi ada juga yang

    berubah-ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau

    lebih saluran. Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran

    tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih

    dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.

    c. Lamanya Pelayanan

    Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayaniseorang langganan atau satu-satunya. Ini harus dinyatakan secara pasti.

    Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk

    semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya untuk

    keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang

    terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada watu

    kedatangan.

    3. Komponen Antrian

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    20/63

    20LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Munculnya antrian tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan.

    Penentu lain yang penting dalam antrian adalah disiplin antrian. Disiplin

    antrian adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantrian,

    misalnya dating awal dilayani dulu yang lebih dikenal dengan singkatan FCFS,

    dating terakhir dilayani dulu LCFS, berdasar prioritas, berdasar abjad,

    berdasar janji, dan lain-lain. Jika tidak ada antrian berarti terdapat pelayan

    yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan.

    2 5 2 Disiplin Pelayanan Antrian

    Disiplin antrian adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani

    pengantri. Menurut Christopher A Chung (2001) ada 6 bentuk disiplin pelayanan

    yang biasa digunakan, yaitu:

    1. First Come First Served (FCFS) atau First In First Out(FIFO).

    FIFO (First In First Out) merupakan suatu peraturan di mana yang akan

    dilayani terlebih dahulu adalah pelanggan yang datang terlebih dahulu.

    Contohnya dapat dilihat pada antrian loket-loket penjualan karcis kereta api.

    2. Last Come First Served(LCFS) atau Last In First Out(LIFO).

    LIFO (Last In First Out)merupakan antrian di mana yang datang paling akhir

    adalah yang dilayani paling awal. Contohnya adalah pada sistem bongkar muat

    barang dalam truk, di mana barang yang masuk terakhir justru akan keluar

    terlebih dahulu.

    3. Least Value FirstLeast Value First merupakan disiplin antrian yang memprioritaskan entitas

    dengan nilai terkecil.

    4. High Value First

    High Value First merupakan displin antrian yang memprioritaskan entitas

    dengan nilai tertinggi.

    5. Priority Service

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    21/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA21

    Pelayanan jenis ini didasarkan pada prioritas khusus. Contohnya dalam suatu

    pesta di mana tamu-tamu yang dikategorikan VIP akan dilayani terlebih

    dahulu.

    6. Random Order

    SIRO (Service In Random Order) di mana pelayanan dilakukan secara acak.

    Contohnya pada arisan, di mana pelayanan atau service dilakukan

    berdasarkan undian (random).

    2 5 3 Model Antrian

    Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem

    antrian:

    1. Single Channel Single Phase

    Single Channelberarti hanya ada satu pelanggan yang masuk sistem pelayanan

    atau hanya ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu

    pelayanan. Contohnya adalah sistem antrian pada atm.

    ANTRIAN PELAYANAN

    Kedatangan Selesai

    Gambar 2.4 Model single channel single phase

    Sumber : Astuti (2012)

    2. Multiple Channel Single Phase (Paralel)

    Sistem Multi Channel Single Phase terjadi kapan saja dimana ada dua atau

    lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini

    adalah antrian pada tellersebuah bank yang dapat ditunjukkan pada gambar.

    ANTRIAN PELAYANAN

    Kedatangan

    Selesai

    ANTRIAN PELAYANAN

    ANTRIAN PELAYANAN

    Selesai

    Selesai

    Gambar 2.5 Model multiple channel single phase (paralel)

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    22/63

    22LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Sumber : Astuti (2012)

    3. Single Channel Multiple Phase (Seri)

    Istilah multi-phase menunjukan ada dua atau lebih pelayanan yang

    dilaksanakan secara berurutan (dalam phase-phase). Sebagai contoh pada

    pencucian mobil ataupun motor.

    ANTRIAN PELAYANAN

    KedatanganSelesai

    PELAYANAN PELAYANAN

    Gambar 2.6 Model single channel multiple phase (seri)Sumber : Astuti (2012)

    4. Multiple Channel Multiple Phase

    Sistem multi-channel multi-phase adalah sistem yang mempunyai bebrapa

    fasilitas pelayanan pada setiap tahapannya. Contohnya: registrasi mahasiswa

    di universitas.

    ANTRIAN PELAYANAN

    Kedatangan

    Selesai

    ANTRIAN PELAYANAN

    ANTRIAN PELAYANAN

    Selesai

    Selesai

    PELAYANAN PELAYANAN

    PELAYANAN PELAYANAN

    PELAYANAN PELAYANAN

    Gambar 2.7 Model multiple channel multiple phaseSumber : Astuti (2012)

    2 6 PetriNet

    PetriNet dikembangkan Carl Adam Petri sejak tahun 1962 dimulai dengan

    disertasinya. PetriNet merupakan model bipartipe graph yang memiliki dua tipe

    node yaitu placedan transitionyang dipergunakan untuk menganalisa informasi

    penting mengenai struktur dan perilaku dinamis dari sistem yang dimodelkan.

    Sistem yang dipergunakan diantaranya:

    Tabel 2.1 Simbol dalam Petri Net

    Simbol Penjelasan

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    23/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA23

    Lingkaran (location)

    Merepresentasikan aktivtas (aktif/pasif) atau kondisi/status

    (pre/cost).

    Segi empat (transition)

    Merepresentasikan kejadian atau saat perubahan/transisi kondisi.

    Panah (flow relation)

    Merepresentasikan relasi urutan antar node yang menunjukkan

    bahwa node pendahulu berlanjut menjadi node berikutnya.

    Token (marking)

    Merepresentasikan pergerakan location atau perubahan kondisi yang

    dialami entitas.

    Sumber: Asmungi (2004:31)

    2 7 Pengumpulan Data Input Simulasi

    Inputdari model simulasi adalah distribusi tertentu dari parameter yang ingin

    dimodelkan. Angka acak akan dibangkitkan oileh perangkat model simulasi sesuai

    dengan distribusi yang telah dimasukkan. Untuk itu perlu proses pengumpulan

    data yang baik dan intensif untuk mendapatkan distribusi yang dapat

    merepresentasikan sistem nyata. Garbage-in-garbage-out (GIGO) adalah konsep

    dasar pada computer scienceyang dapat diaplikasikan pada lingkup discrete-event

    simulation (Banks, et al., 2014). Konsep ini menyatakan bahwa kendatipun

    struktur dari model sudah tervalidasi, namun bila inputdata tidak dikumpulkan

    atau dianalisa secara tepat, serta tidak merepresentasikan sistem, outputsimulasi

    akan menjadi rancu sehingga dapat merusak proses simulasi dan penentuan

    keputusan.

    Data inputuntuk model simulasi adalah factor yang mempengaruhi jalannya

    simulasi (Banks, et al., 2014). Pada simulasi sistem antrian, data yang dikumpulkan

    adalah distribusi waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan. Sedangkan untuk

    waktu inventorysimulasi sistem, data masukan adalah distribusi permintaan dan

    lead time. Sementara simulasi dari reliabilitas sistem, data yang digunakan adalah

    distribusi time to failure.

    Adapun langkah-langkah dalam mengumpulkan data simulasi adalah sebagai

    berikut:

    1. Mengumpulkan data dari sistem nyata yang akan dimodelkan. Proses ini

    memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Sayangnya dalam

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    24/63

    24LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    beberapa situasi pengumpulan data tidak mungkin untuk dilakukan.

    Contohnya adalah ketika tidak tersedianya waktu, atau ketika peraturan dan

    undang-undang tidak mengijinkan pengumpulan data. Apabila mengalami

    kejadian seperti demikian, pemodel harus menggunakan expert opinion

    sehingga dapat membuat dugaan yang memiliki dasaran yang tepat.

    2. Mengidentifikasi distribusi probabilitas untuk merepresentasikan input

    proses. Distribusi probabilitas yang dapat dipilih seperti normal, uniform,

    triangular, exponential, poisson, dan sebagainya. Bila pemodel memilki

    distribusi data, langkah ini dapat dimulai dengan menentukan distribusi

    frekuensi seharisnya dengan melihat histogram dari data.

    3. Memilih parameter yang sesuai untuk merepresentasikan data dari distribusi

    yang telah ditentukan. Contohnya bila menentukan sebuah input proses

    memiliki distribusi normal, maka perlu menentukan berapa rata-rata dan

    standar deviasi yang sesuai. Namun pada softwaresimulasi, seringkali sudah

    terintegrasi dengan toolsyang dapat digunakan untuk melihat parameter dari

    distribusi data tersebut seperti Stat:Fit pada ProModel dan Input

    Analyzer pada Arena.

    4. Melakukan evaluasi terhadap distribusi yang dipilih serta parameter yang

    ditentukan dengan goodness of fit. Jika merasa kurang yakin terhadap

    kesesuaian distribusi dan parameter yang telah dipilih untuk

    merepresentasikan sistem, maka ulangi langkah kedua dan ketiga hingga

    merasa yakin. Keyakinan terhadap distribusi dapat dilihat dari nilai error

    anatara distribusi yang dipilih dengan data actual yang dikumpulkan dari

    sistem nyata.Dalam menentukan distribusi yang paling sesuai untuk jenis input proses

    (langkah 2), dapat digunakan dasaran sebagai berikut:

    1. Distribusi Uniform

    Nilai antara a dan b, dimana a < b dan probabilitas dari semua nilai-nilai

    adalah sama.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    25/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA25

    Gambar 2.8 Distribusi uniform

    Sumber: Suprayogi.pdf (2006:7)

    Distribusi uniform pada umumnya digunakan variabel acak seragam

    (uniform) umum digunakan karena tidak adanya informasi tentang distribusi

    yang mendasari yang dimodelkan.

    2 8 Verifikasi dan Validasi

    Verifikasi dan validasi merupakan tahapan untuk menguji kredibilitas/

    kesesuaian sistem nyata dengan model simulasi. Verifikasi adalah proses untuk

    menentukan apakah model telah beroperasi sesuai yang diinginkan oleh

    programmer. Verifikasi berkaitan dengan kondisi konseptual apakah model telah

    sesuai dengan konsep yang diinginkan (Banks, Carson, dan Nelson. 1995).

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan logika operasional model (program

    computer) sesuai dengan logika diagram alur (Hoover dan Perry. 1989). Validasi

    adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi, merupakan

    representasi yang akurat dan sesuai dengan sistem nyata (Hoover dan Perry.

    1989).

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    26/63

    26LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    27/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA27

    BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3 1 Diagram Alir Praktikum

    Gambar 3.1 merupakan diagram alir praktikum modul 1 :

    Mulai

    Pengamatan

    Pendahuluan

    Identifikasi Masalah

    Pemodelan

    Konseptual dengan

    Petri-Net

    Studi Pustaka

    Pengambilan Data

    Pemodelan Sistem

    dengan Arena

    Verifikasi

    Apakah Model

    Terverifikasi?

    Validasi

    Apakah Model

    Tervalidasi?

    Run Simulasi

    Analisa Output

    Kesimpulan dan

    Saran

    Selesai

    Ya

    Tidak

    Ya

    Tidak

    Pengolahan &

    Penentuan

    Distribusi

    Gambar 3.1 Diagram alir praktikum

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    28/63

    28LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    3 2 Prosedur Praktikum

    Berikut ini merupakan prosedur praktikum modul 1.

    1. Mulai

    2. Identifikasi Masalah

    Identifikasi Masalah yaitu mencari studi kasus untuk dimodelkan dalam

    promodel, studi kasus yang diambil adalah proses produksi raket badminton.

    3. Studi pustaka

    Studi pustaka merupakan pembelajaran dengan menggunakan referensi yang

    ada.

    4. Pengambilan data

    Pengambilan data menggunakan stopwatch untuk mendapatkan waktu

    kedatangan, dan waktu proses.

    5. Pengolahan data

    Pengolahan data adalah merekapitulasi data untuk kemudian ditentukan

    distribusinya

    6. Penentuan distribusi

    Penentuan distribusi menggunakan software Promdoel, yaitu dengan

    menggunakan menu stat fit pada promodel kemudian memasukkan data

    waktu tersebut ke dalam stat fit.

    7. Pemodelan sistem menggunakan Petri-Net

    Membuat model sistem menggunakan simbol simbol petri net sesuai

    ketentuan yang ada

    8. Pemodelan sistem menggunakan Promodel

    Membuat simulasi dengan promodel, dengan menggunakan promodel dapatdilihat secara langsung hasilnya, serta dapat diatur kecepatan proses sehingga

    dapat menghemat waktu dalam mensimulasikannya.

    9. Verifikasi Model

    Proses ini digunakan untuk memeriksa apakah model telah sesuai dengan

    rancangan konseptual dan sistem nyata yang telah dimodelkan.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    29/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA29

    10. Validasi Model

    Proses ini digunakan untuk memastikan apakah model telah sesuai dengan

    rancangan dan sistem nyata yang telah dimodelkan

    11. Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan dan saran memberikan rangkuman dari awal proses hingga akhir

    dan melengkapi apa yang kurang pada proses tersebut.

    12. Selesai

    Di akhir praktikum didapatkan hasil atau output dari data yang diolah, serta

    kesimpulan yang di dapat pada praktikum ini.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    30/63

    30LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    31/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA31

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4 1 Gambaran Sistem

    Pada praktikum Modul 1 ini kegiatan yang dilakukan adalah mensimulasikan

    sistem pembuatan raket di Usaha Kecil Menengah Abah Raket. Dalam sistem ini

    terdapat lima proses yaitu pelengkungan, pelubangan, pemasangan T dan steel,

    pemasangan handle, dan inspeksi. Proses pertama adalah pelengkungan. Pada

    proses ini terdapat kedatangan alumunium lurus yang akan dilengkungkan

    menjadi kepala raket. Operator yang bekerja pada proses ini adalah operator 1.

    Setelah membuat kepala raket, operator 1 mengumpulkan kepala raket sampai

    berjumlah 50 buah di pallet. Lalu operator 2 mengambil kepala raket dan

    melubangi sekeliling kepala raket untuk kemudian dijadikan jalan masuknya net.

    Pada proses kedua ini tidak ada entitas baru yang ditambahkan, entitas yang

    diproses hanya output dari proses pertama yaitu alumunium yang sudah

    melengkung dan dinamakan kepala raket. Setelah melubangi, operator 2

    mengumpulkan sampai dengan 50 buah di palletnya. Kemudian operator 3

    mengambil kepala berlubang dari pallet dan melakukan proses penggabungkan

    kepala raket dengan alumunium T dan steelsebagai badan raket. Pada proses ini

    terdapat dua entitas baru yang ditambahkan yaitu alumunium T dan steel.

    Mulanya operator 3 menggabungkan kedua ujung kepala raket dengan sisi kanan

    dan kiri T, lalu sisi bawah T digabungkan dengan steel. Entitas akhir dari proses

    ketiga ini adalah raket berkepala dan berbadan. Lalu dikumpulkan lagi di pallet

    sampai berjumlah 50 buah. Setelah itu operator 4 melakukan dua proses, yaitu

    memasang handledan melakukan inspeksi pada raket setengah jadi. Pada proses

    ini terdapat kedatangan enstitas baru yaitu handle. Proses pertama yang dilakukan

    operator 4 adalah memasang handle raket. Raket yang sudah dipasang handle

    dikumpulkan di pallet hingga 50 buah lalu setelah itu operator 4 melakukan

    inspeksi pada 50 raket setengah jadi tersebut. Produk akhir dari sistem produksi

    raket ini adalah raket setengah jadi tanpa net, grip dan cat.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    32/63

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    33/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA33

    Mulai

    Inisialisasi:

    A = Antr ian alumunium

    B = A ntri an kepala raketC = Antrian kepala lubang raket

    D = Ant rian kepala leher raketE = Antri an raket setengah jadi

    A = A + 1

    Apakah

    idle?

    A = A - 1

    Proses

    pelengkunganalumunium

    B = B + 1

    Apakahidle?

    B = B - 1

    Prosespelubangan sisi

    kepala raket

    C = C + 1

    Apakah

    idle?

    C = C - 1

    Proses

    pemasangankepala raket

    dengan T dan steel

    D = D + 1

    Apakah

    idle?

    D = D - 1

    Proses

    pemasanganhandle

    E = E + 1

    Apakah

    idle?

    E = E - 1

    Pengecekan

    raket

    Raket

    setengahjadi

    Selesai

    Yes

    Yes

    Yes

    Yes

    Yes

    Yes

    Yes

    Yes

    No

    No

    No

    No

    No

    Apakah sudah

    mencapai kapasitas 1batch

    Apakah sudah

    mencapai kapasitas 1

    batch

    Apakah sudah

    mencapai kapasitas 1

    batch

    Apakah sudahmencapai kapasitas 1

    batch

    No

    No

    Apakah sudah

    mencapai kapasitas 1batch

    No

    No

    Yes

    A

    A

    Gambar 4.2 Flowchartsistem pembuatan raket

    4 4 Pengujian Distribusi Data

    Pada subbab ini akan dibahas mengenai pengujian distribusi data dugaan

    dengan data nyata. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Data Proses dalam Sistem (dalam detik)

    No

    Proses

    pembulatan

    Proses

    pelubangan

    Proses

    pemsangan T

    dan steel

    Proses

    Pemasang

    handle

    Proses

    inspeksi

    1 15 26.57 18.54 2.23 10

    2

    15 25.94 18.64 2.04 11

    3 13 21.32 18.68 5.16 21

    4

    13 26.09 17.63 2.63 18

    5 15 26.06 18.93 3.19 12

    6 15 19.8 18.93 4.59 17

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    34/63

    34LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Tabel

    4.1Data

    Proses

    dalam

    Sistem

    (dala

    m

    detik)(Lanj

    utan)

    P

    enguj

    ian distribusi data dari data pengamatan yang telah ada dapat dilakukan

    menggunakan software ProModel, dengan tools Stat:Fit dapat dilakukan melalui

    langkah-langkah berikut:

    1. Menjalankan softwareProModel.

    2. Pilih toolspada tool bar, pilih Stat:Fit.

    7 13 24.61 19.7 6.56 14

    8

    11 23.48 17.77 4.19 14

    9 11 26.81 18.78 3.92 10

    10 15 26.06 19.88 3.98 1211 13 23.86 17.14 5.97 20

    12

    13 24.46 20.1 3.3 19

    13 12 26.59 17.98 2.49 26

    14 15 20.15 17.01 5.81 11

    15 12 24.93 18.05 6.03 15

    16 12 22.7 17.24 3.12 16

    17 8 24.19 18.91 3.22 22

    18 10 22.55 19.64 5.95 18

    19

    11 22.92 17.38 4.26 18

    20

    14 21.25 18.44 2.56 16

    21 10 21.71 17.83 5.01 8

    22

    11 23.07 19.24 2.38 13

    23 10 25.51 18.49 4.27 25

    24 10 20.72 18.61 4.32 23

    25 11 21.11 17.95 4.91 9

    26 9 25.23 19.8 6.46 26

    27 12 26.56 19.32 2.47 5

    28 10 22.55 18.84 4.61 16

    29

    8 21.81 17.01 4.27 20

    30 11 23.78 18.95 5.44 12

    31 7 22.02 17.03 5.9 1332 10 23.56 18.1 3.29 13

    33

    8 24.27 20.41 5.17 10

    34 12 19.79 19.07 4.39 11

    35

    9 27.26 17.75 4.29 23

    36 9 19.83 19.65 6.73 17

    37

    10 20.11 17.41 5.55 13

    38 12 21.96 17.66 5.27 19

    No

    Proses

    pembulatan

    Proses

    pelubangan

    Proses

    pemsangan T

    dan

    steel

    Proses

    Pemasang

    handle

    Proses

    inspeksi

    39 12 22.2 17.95 5.59 15

    40 12 25.82 18.71 4.15 12

    41 9 23.19 18.2 4.83 13

    42 10 26.08 17.89 4.97 10

    43

    9 22.71 18.37 6.15 13

    44

    11 24.64 18.19 4.16 13

    45 11 24.18 19.25 2.49 15

    46 8 20.91 17.23 2.26 15

    47 11 21.57 17.2 2.92 1448

    12 27.48 18.61 2.6 10

    49

    11 19.79 19.8 5.1 13

    50

    10 23.35 19.24 3.61 10

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    35/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA35

    Gambar 4.3 Langkah pengujian stat:fit

    3. Masukkan data pengamatan yang telah dilakukan pada datatable.

    Gambar 4.4 Pengujian stat:fit

    4. Klik Fit, kemudian Auto::Fit, pilih continuos distributionklik OK.

    Gambar 4.5 Proses auto::fit

    5. Data akan ditampilkan berupa automatic filling. Untuk pengunaan distribusi

    pada simulasi pilih distribusi dengan acceptance do not reject dan memilki

    rank terbesar.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    36/63

    36LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 4.6 Hasil stat:fit

    Dari langkah-langkah pengujian distribusi data diatas, dapat dianalisis

    distribusi data yang didapatkan sebagai berikut:

    Tabel 4.2 Tabel Pemilihan Distribusi Data Hasil Pengamatan

    No Aktivitas

    Distribusi

    Dugaan

    Distribusi

    Auto Fit

    Acceptance Rank

    Distribusi

    Terpilih

    1.KedatanganAlumunium

    Poisson Lognormal Do Not Reject 100

    Uniform(9., 17.)

    Eksponential Uniform Do Not Reject 5.87

    Uniform Eksponential Reject 1.92E-04

    Normal

    2.KedatanganAlumunium T

    Poisson Lognormal Reject 1.36

    Uniform(12., 16,8.)

    Eksponential Uniform Do Not Reject 100

    Uniform Eksponential Reject 1.59E-02

    Normal

    3.KedatanganSteel

    Poisson Lognormal Reject 2.94

    Uniform(4., 5,95.)

    Eksponential Uniform Do Not Reject 100

    Uniform Eksponential Reject1.09E+0

    0

    Normal

    4.

    Kedatangan

    Handle

    Poisson Lognormal Reject 0.123

    Uniform

    (3., 7,73.)

    Eksponential Uniform Do Not Reject 100

    Uniform

    Normal

    5. Pembulatan

    Lognormal Lognormal Do Not Reject 100

    Uniform

    (7., 15.)

    Uniform Uniform Do Not Reject 5.87

    Eksponential Eksponential Reject 1.92E-04

    Normal

    6. Pelubangan

    Lognormal Uniform Do Not Reject 100

    Uniform

    (19., 27,5.)

    Uniform Lognormal Do Not Reject 11.5

    Eksponential Eksponential Reject 1.19E-02

    Normal

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    37/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA37

    7.

    Pemasangan

    T dan Steel

    Lognormal Uniform Do Not Reject 100

    Uniform(17., 20,4.)

    Uniform Eksponential Reject 61.7

    Eksponential Lognormal Reject

    5.37E+0

    0Normal

    8.Pemasangan

    Handle

    Lognormal Uniform Do Not Reject 100

    Uniform

    (1., 10,8.)

    Uniform Lognormal Reject 0.123

    Eksponential

    Normal

    9. Inspeksi

    Lognormal Lognormal Do Not Reject 100

    Uniform

    (5., 26.)

    Uniform Uniform Do Not Reject 0.14

    Eksponential Eksponential Reject0.00E+00

    Normal

    Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan antara distribusi dugaan dan

    distribusi hasil Stat:Fit, sehingga dapat dijelaskan alasan pemilihan distribusi data

    dari hasil pengamatan sebagai memakai distribusi uniform karena memenuhi

    syarat untuk dilakukannya simulasi oleh promodel.

    4 5 Pembuatan Model Sistem Produksi RaketLangkah-langkah untuk membuat permodelan sistem dengan software

    ProModel.

    1. Menjalankan softwarepromodel

    2. Membuat Projectbaru, dengan cara klik File-New atau memilih icon New, atau

    menggunakan CTRL-N, setelah di pilih, File-New maka akan muncul kotak

    dialog General Information, ketikkan judulprojectyang akan dibuat pada Title.

    Klik Ok

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    38/63

    38LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 4.7 General report

    3. Setelah membuat project baru, langkah berikutnya adalah pembuatan

    backgroundyang berfungsi sebagai latar belakang permodelan sistem. Dengan

    cara klik Build pada toolbar pilih Background Graphics pilih Behind Grid.

    Setelah itu klik Editpilih Import Graphic, pilih Tutorial Backklik Open.

    Gambar 4.8 Pembuatan background4. Langkah berikutnya adalah pembuatan layoutsistem produksi dimana proses

    akan dilakukan. Pilih Buildpada tool bar, klik Locationsatau klik CTRL-L. Buat

    locationsdengan cara men-drag simbol locationsyang diinginkan ke layout.

    Gambar 4.9 Pembuatan layoutsistem produksi

    Tabel 4.3 Pembuatan LayoutNo Locations Graphics Type Name Capacity

    1 Entity Spot kedatangan_alumunium INFINITE

    2 AGV pelengkungan 50

    3 Pallet pallet_kepala 50

    4 CMM pelubangan 50

    5 Pallet pallet_kepalalubang 50

    6 Entity Spot kedatangan_T INFINITE

    7 Entity Spot kedatangan_steel INFINITE

    8 Lathe pemasanganT_dan_steel 50

    9 Pallet pallet_kepalaleher 50

    10 Entity Spot kedatangan_handle INFINITE

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    39/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA39

    11 Lathe pemasangan_handle 50

    12 Pallet pallet raketsetengahjadi 50

    13 Inspect inspect_raket 50

    14 Pallet Barrels pallet_raketsiap 50

    Gambar 4.10 Layout sistem pembuatan raket

    5. Setelah pembuatan location selesai sesuai sistem yang dimodelkan, langkah

    berikutnya adalah pendifinisian entitas yang akan diproses. Klik build klik

    entitiesatau CTLR-E. Pilih simbol entitas yang diinginkan, ganti nama entitas

    pad akotak dialog box name.Untuk mengganti warna entitas di kotak dialog

    graphics, pilih edit pilih color klik OK pada dialog box color, klik OK pada

    library graphic. Untuk mengganti ukuran entitas pilih edit pada dialog box

    graphic pilih dimension, masukan ukuran yang diinginkan, klik OK. Kemudian

    klik OK pada library graphic.

    Tabel 4.4 Pembuatan EntitasNo Icon Name

    1 Bar alumunium

    2 Gear alumunium_T

    3 Bar Steel

    4 Raw Material Handle

    5 Barrel kepala_raket

    6 Barrel kepala_raketlubang

    7 Pallet Barrels kepala_dan_leherraket

    8 Pallet Boxes raket_setengahjadi

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    40/63

    40LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 4.11 Entitas yang digunakan

    6. Langkah berikutnya adalah pembuatan jaringan aliran produksi. Klik build,

    pilih path networks. Pilih kolom path pada dialog box path network. Pada

    layout klik kiri di sekitar locations tertentu lalu tarik garis menuju location

    berikutnya klik kanan pada locations tujuan kemudian lanjutkan lagi sesuailangkah di awal. Pada sistem ini terdapat 4 aliran produksi, yaitu: Net1, Net2,

    Net3, dan Net4. Dengan jalur produksi sebagai berikut:

    Gambar 4.12 Layoutsetelah jalan

    Untuk membuat interfaces pilih kolominterfacesklik kiri pada locationsyang

    dijadikan awal proses kemudian klik pada locations. Ulangi semua langkah

    hingga seluruh tempat proses produksi terhubung sesuai jalur dengan

    interfaces.

    7. Untuk menambahkan resources yang akan digunakan klik build pilih

    resources atau CTRL-R. Tambakan worker dengan memilih worker graphic,

    ganti nama worker dengan Operator 1. Klik menu Specs untuk membuka

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    41/63

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    42/63

    42LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 4.15 Print screenproses 2

    c. Pallet kepala raket ke pelubangan

    Gambar 4.16 Print screenproses 3

    d. Pelubangan ke pallet kepala lubang

    Gambar 4.17 Print screenproses 4

    e. Pallet kepala lubang ke pemasangan T dan steel

    Gambar 4.18 Print screenproses 5

    f. Kedatangan alumunium T ke pemasangan T dan steel

    Gambar 4.19 Print screenproses 6

    g. Kedatangan steelke pemasangan T dan steel

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    43/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA43

    Gambar 4.20 Print screenproses 7

    h. Pemasangan T dan steelke pallet kepala leher

    Gambar 4.21 Print screenproses 8

    i. Pallet kepala leher ke pemasangan handle

    Gambar 4.22 Print screenproses 9

    j. Kedatangan handleke pemasangan handle

    Gambar 4.23 Print screenproses 10

    k. Pemasangan handleke pallet raket setengah jadi

    Gambar 4.24 Print screenproses 11

    l. Pallet raket setengah jadi ke inspectraket

    Gambar 4.25 Print screenproses 12

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    44/63

    44LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    m. Inspect raket ke pallet raket siap

    Gambar 4.26 Print screenproses 13

    n. Pallet raket siap ke EXIT

    Gambar 4.27 Print screenproses 14

    9. Setelah logika proses selesai, yang perlu dilakukan adalah mendefiniskan

    kedatangan. Klik Build pilih Arrivals. Klik dialog box entity, pilih balok kayu

    klik OK. Untuk locationspilih datang klik OK. Kemudian masukan data seperti

    pada tutorial.

    Gambar 4.28 Tabel arrival

    10. Untuk pembuatan variable yang mendefiniskan fungsi tertentu seperti total

    produk dan WIP. Dapat dilakukan cara sebagai berikut: klik build pilih

    variablesatau klik icon V. Ketikkan ID yang diinginkan, untuk pertama ketikan

    WIP. Aktifkan ICON variablemenjadiyesdengan klikvariable WIP tempatkan

    pada layoutmodel yang dibuat. Ulangi langkah ersebut untuk total produksi.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    45/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA45

    Gambar 4.29 Tabel entity

    11. Jalankan Simulasi, klik simulation pada toolbar. Pilih options, pada run time

    ketik 8(to run for 8 hours). Hilangkan centang pada cost pada replications

    ketikan jumlah replikasi yang diinginkan. Klik tombol OK. Kemudian save

    project, klik run dan simulasi akan di jalankan.

    Gambar 4.30 Langkah memilih entity

    4 6 Analisis dan Pembahasan

    Berikut ini merupakan analisis dan pembahasan dari suatu model simulasi

    pada sistem Produksi Raket.

    1. Utilizationpada Location

    Tabel 4.5 Utilization

    Name Replication % Utilization

    pelengkungan 1 34,89

    pelengkungan 2 35,14

    pelengkungan 3 35,07

    pelengkungan 4 35,43

    pelengkungan 5 35,99

    Pelubangan 1 53,22

    Pelubangan 2 53,16

    Pelubangan 3 53,51

    Pelubangan 4 54,09

    Pelubangan 5 54,66

    pemasanganT dan steel 1 53,76

    pemasanganT dan steel 2 53,92

    pemasanganT dan steel 3 53,04

    pemasanganT dan steel 4 54,11

    pemasanganT dan steel 5 55,4

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    46/63

    46LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    pemasangan handle 1 16,9

    pemasangan handle 2 16,73

    pemasangan handle 3 17,42pemasangan handle 4 16,6

    pemasangan handle 5 16,47

    Tabel 4.5 Utilization(lanjutan)

    Name Replication % Utilization

    inspect raket 1 12,9

    inspect raket 2 14,62

    inspect raket 3 14,62inspect raket 4 13,44

    inspect raket 5 14,85

    Dari tabel general report dapat diketahui bahwa utilisasi location terbesar

    terdapat pada pemasangan T dan steel yaitu 55,40%, hal ini disebabkan oleh

    adanya kedatangan dua entitas baru yang menyebabkan pekerjaan pada

    locationini lebih rumit.

    2. Utilizationpada Resource

    Tabel 4.6 Resource

    Name Replication%

    Utilization

    Operator1 1 19,5

    Operator1 2 19,58

    Operator1 3 20,01

    Operator1 4 19,59

    Operator1 5 19,4

    Operator2 1 16,21

    Operator2 2 16,28

    Operator2 3 16,64

    Operator2 4 16,29

    Operator2 5 16,13

    Operator3 1 55,54

    Operator3 2 55,78

    Operator3 3 57,01

    Operator3 4 55,82

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    47/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA47

    Operator3 5 55,26

    Operator4 1 53,19

    Operator4 2 53,42

    Operator4 3 54,61

    Operator4 4 53,46

    Operator4 5 51,89

    Dari tabel general report dapat diketahui bahwa utilisasi operator terbesar

    adalah pada operator 3 sejumlah 55,82%. Hal ini dapat disebabkan oleh

    rumitnya pekerjaan yang harus dikerjakan oleh operator 3 yaitu

    menggabungkan 3 entitas menjadi sebuah entitas baru.

    3. Entity Activity

    Tabel 4.7 Activity

    Name Replication Total ExitsCurrent QtyIn System

    Alumunium 1 0 0

    Alumunium 2 0 0

    Alumunium 3 0 0

    Alumunium 4 0 0

    Alumunium 5 0 0

    alumunium T 1 450 0

    alumunium T 2 450 0

    alumunium T 3 450 0

    alumunium T 4 450 0

    alumunium T 5 450 0

    Steel 1 450 0Steel 2 450 0

    Steel 3 450 0

    Steel 4 450 0

    Steel 5 450 0

    Handle 1 450 0

    Handle 2 450 0

    Handle 3 450 0

    Handle 4 450 0

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    48/63

    48LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Handle 5 450 0

    kepala raket 1 0 0

    kepala raket 2 0 0

    kepala raket 3 0 0

    kepala raket 4 0 0

    kepala raket 5 0 0

    Tabel 4.7 Activity(lanjutan)

    Name ReplicationTotal

    Exits

    Current

    Qty In

    System

    kepala raketlubang 1 0 0kepala raketlubang 2 0 0

    kepala raketlubang 3 0 0

    kepala raketlubang 4 0 0

    kepala raketlubang 5 0 0

    kepala dan leherraket 1 0 0

    kepala dan leherraket 2 0 0

    kepala dan leherraket 3 0 0

    kepala dan leherraket 4 0 0

    kepala dan leherraket 5 0 0

    raket setengahjadi 1 450 0

    raket setengahjadi 2 450 0

    raket setengahjadi 3 450 0

    raket setengahjadi 4 450 0

    raket setengahjadi 5 424 26

    a. Total Exit

    Dari tabelgeneral reportdapat diketahui bahwa total alumunium T, steel, handle,dan raket setengah jadi yang keluar pada sistem ini berjumlah 450 buah.

    Dilakukan selama 8 jam dan 5 replikasi.

    b. Current Quantity

    Dari tabel general report dapat diketahui saat simulasi selama 8 jam dan 5

    replikasi berakhir masih terdapat 26 buah raket setengah jadi dalam sistem.

    4 7 Verifikasi dan Validasi

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    49/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA49

    Verifikasi dan validasi merupakan tahapan untuk menguji kredibilitas/

    kesesuaian sistem nyata dengan model simulasi.

    4 7 1 Verifikasi

    Verifikasi adalah proses untuk menentukan apakah model telah beroperasi

    sesuai yang diinginkan oleh programmer. Verifikasi berkaitan dengan kondisi

    konseptual apakah model telah sesuai dengan konsep yang diinginkan (Banks,

    Carson, dan Nelson. 1995). Verifikasi adalah proses pemeriksaan logika

    operasional model (program computer) sesuai dengan logika diagram alur

    (Hoover dan Perry. 1989).

    Berikut ini merupakan tahapan yang dilakukan dalam melakukan verifikasi

    model dalam simulasi.

    1. Membandingkan diagram alir konseptual dengan model yang ada pada

    softwaresimulasi.

    create

    end

    Pelubangan

    begin

    Alumunium

    Antri

    end

    Alumunium

    dan Stell Antri

    Pemasangan Badan

    begin end

    Kerangka

    Antri

    begin

    Pemasangan

    Handle

    end

    Kerangka

    Antri

    begin

    Depart

    end

    inspeksi

    IdleIdle

    arrive begin

    Alumunium

    antri

    Pembulatan

    Idle IdleIdle IdleIdle Idle

    create

    create

    create

    arrive

    arrive

    arrive

    create

    arrive

    Alumunium

    Antri

    Alumunium

    dan Steel

    Antri

    Handle

    Antri

    Kerangka

    Alumunium

    Antri Gambar 4.31 diagram alir menggunakan PetriNet

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    50/63

    50LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 4.32 layout produksi menggunakan software Promodel.

    Berdasarkan urutan sistem yang digambarkan sesuai sistem nyata yaitu

    dimulai dari kedatangan alumunium, pembulatan alumunium, Pemasangan steel

    dan T, pemasangan handle,dan check akhir (quality control) yang berupa inspeksi,

    sehingga terdapat output raket yang setengah jadi yang selesai keluar dari sistem.

    Gambar di atas dapat merepresentasikan bahwa model sistem yang terdapat pada

    software Promodel sudah sesuai dengan model sistem yang terdapat padaPetriNet.

    2. Melihat rangkuman proses pada model dan melakukan pengocokan ulang

    terhadap logika proses.

    Gambar 4.33 Proses pada softwarePromodel

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    51/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA51

    Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa rangkuman proses pada model

    terhadap logika proses dengan waktu dalam detik sudah sesuai dan

    terverifikasi

    3. Melakukan pengocokan animasi dengan model pada softwaresimulasi dapat

    berjalan dengan sesuai.

    Gambar 4.34 Animasi yang sudah bergerak

    Dari gambar diatas dapat dilihat animasi dengan model pada softwaresimulasi

    dapat berjalan dengan sesuai sehingga dapat terverifikasi.

    4. Melakukan pengecakan Compoiled Successfully

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    52/63

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    53/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA53

    b. Klik analyze, pilih Descriptive statistic, kemudian pilih explore dan

    masukkan semua variabel yang mau diuji normal ke dalam Dependent

    List. Klik Plotsdan centang normality plots with tests.

    Gambar 4.37 Explore

    c. Klik continue, maka akan muncul output seperti pada TabelTabel 4.9 Output

    Tests of Normality

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig. Statistic df Sig.

    handle_aktual .292 5 .188 .823 5 .124

    handle_promodel .207 5 .200* .899 5 .404

    inspeksi_aktual .224 5 .200* .842 5 .171

    inspeksi_promodel .167 5 .200* .969 5 .872

    output_aktual .300 5 .161 .813 5 .103

    output_promodel .473 5 .001 .552 5 .000

    *. This is a lower bound of the true significance.

    a. Lilliefors Significance Correction

    d. Menguraikan hipotesis

    1) Data aktual proses pemasangan handle

    Ho: Data aktual proses pemasangan handle berdistribusi normal

    H1 : Data aktual proses pemasangan handle tidak berdistribusi normal

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    54/63

    54LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Kriteria pengujian:

    Ho diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    H1 diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    Kesimpulan: Pada tabel hasil SPSS nilai Shapiro-Wilk (0,124) lebih dari

    0.05 maka data aktual berdistribusi normal.

    2) Data simulasi proses pemasangan handle

    Ho: Data simulasi proses pemasangan handle berdistribusi normal

    H1: Data simulasi proses pemasangan handle tidak berdistribusi normal

    Kriteria pengujian:

    Ho diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    H1 diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    Kesimpulan: Pada tabel hasil SPSS nilai Shapiro-Wilk (0,404) lebih dari

    0.05 maka data pada simulasi berdistribusi normal.

    3) Data aktual inspeksi

    Ho: Data aktual inspeksi berdistribusi normal

    H1 : Data aktual inspeksi tidak berdistribusi normal

    Kriteria pengujian:

    Ho diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    H1 diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    Kesimpulan: Pada tabel hasil SPSS nilai Shapiro-Wilk (0,171) lebih

    dari 0.05 maka data aktual berdistribusi normal.

    4) Data simulasi inspeksi

    Ho: Data simulasi inspeksi berdistribusi normal

    H1 : Data simulasi inspeksi tidak berdistribusi normalKriteria pengujian:

    Ho diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    H1 diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    Kesimpulan: Pada tabel hasil SPSS nilai Shapiro-Wilk (0,872) lebih

    dari 0.05 maka data simulasi berdistribusi normal.

    5) Data aktual output

    Ho: Data aktual output berdistribusi normal

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    55/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA55

    H1 :Data aktual output tidak berdistribusi normal

    Kriteria pengujian:

    Ho diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    H1 diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    Kesimpulan: Pada tabel hasil SPSS nilai Shapiro-Wilk (0,103) lebih

    dari 0.05 maka data aktual berdistribusi normal.

    6) Data simulasi output

    Ho: Data simulasi output berdistribusi normal

    H1 : Data simulasi output tidak berdistribusi normal

    Kriteria pengujian:

    Ho diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    H1 diterima apabila nilai Sig. (2-Tailed) 0.05

    Kesimpulan: Pada tabel hasil SPSS nilai Shapiro-Wilk (0,000) kurang

    dari 0.05 maka data simulasi tidak berdistribusi normal.

    e. Kesimpulan

    Dari pengujian hipotesis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa data

    pemasangan handle dan inspeksi berdistribusi normal, baik data aktual

    maupun data simulasi. Data aktual output juga berdistribusi normal,

    sedangkan data simulasi output tidak berdistribusi normal.

    2. Uji Perbandingan Rata-rata 2 Sampel Independen

    a. Karena data pemasangan handle dan inspeksi berdistribusi normal, makapengujian perbandingan rata-rata 2 sampel independen menggunakan

    Independent Sample T-Test.Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

    1) Aktifkan variable viewdanisikan nama variabel, kemudian isikan data

    pada data view dengan urutan data nomer 1 sampai 5 adalah data

    aktual dan 6 sampai 10 adalah data simulasi.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    56/63

    56LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 4.38 Variable view

    2) Klik analyze, pilih Compare Means, kemudian pilih Independent-

    Samples T Test.

    Gambar 4.39 Independent sample t-test

    3) Masukkan variabel pada kotak test variable(s), dan group pada

    Grouping Variable.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    57/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA57

    Gambar 4.40 Grouping variable

    4) Untuk menentukan grup, klik define groups. Selanjutnya pada

    kotak dialog groups, tuliskan 1 untuk group 1 dan 2 untuk

    group2. Lalu klik continue.

    Gambar 4.41 Define group

    5) Lalu klik OK.6) Kemudian muncul output sebagai berikut

    Tabel 4.10 Output independent sample t-testIndependent Samples Test

    Levene's

    Test for

    Equality of

    Variances

    t-test for Equality of Means

    F Sig. t df Sig.

    (2-

    tailed)

    Mean

    Difference

    Std. Error

    Difference

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Handle

    Equal

    variances

    assumed

    9.111 .017-

    1.5128 .169 -.50600 .33460

    -

    1.27758.26558

    Equal

    variances

    not

    assumed

    -

    1.5125.695 .184 -.50600 .33460

    -

    1.33548.32348

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    58/63

    58LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Inspeksi

    Equal

    variances

    assumed

    5.737 .044 -.629 8 .547 -.59000 .93750-

    2.751881.57188

    Equal

    variances

    not

    assumed

    -.629 4.176 .562 -.59000 .93750-

    3.150271.97027

    7) Hipotesis:

    H0 = tidak terdapat perbedaan antara data simulasi dengan data nyata

    (valid)

    H1= terdapat perbedaan antara data simulasi dengan data nyata (tidak

    valid)

    Nilai taraf nyata () = 0.05

    Kriteria pengujian:

    H0diterima jika nilai Sig. (2-tailed)

    H0ditolak jika nilai Sig. (2-tailed) <

    Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengujian pada tabel pengujian

    Independent Sample Test didapatkan nilai Sig. (2-tailed) untuk data

    pemasangan handle (0,169 dan 0,184)> 0.025 dan data inspeksi (0,547

    dan 0,562) > 0.025, maka H0diterima, berarti tidak terdapat perbedaan

    antara data simulasi dengan data nyata (valid).

    b. Karena salah satu data output tidak berdistribusi normal, maka pengujian

    perbandingan rata-rata 2 sampel independen menggunakan uji Mann-

    Whitney.Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

    1) Aktifkan variable viewdanisikan nama variabel, kemudian isikan data

    pada data view dengan urutan data nomer 1 sampai 5 adalah data

    aktual dan 6 sampai 10 adalah data simulasi.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    59/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA59

    Gambar 4.42 Variable view

    2) Klik analyze, pilih Nonparametric test, kemudian pilih Legacy Dialogs,

    lalu pilih 2 Independent Samples.

    Gambar 4.43 Independent samples

    3) Masukkan variabel pada kotak test variable(s), dan group pada Grouping

    Variable. Centang Mann-Whitney U.

    Gambar 4.44 Grouping variable mann-whitney u

    4) Untuk menentukan grup, klik define groups. Selanjutnya pada kotak dialog

    groups, tuliskan 1 untuk group 1 dan 2 untuk group 2. Lalu klik

    continue.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    60/63

    60LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 4.45 Define groups

    5) Lalu klik OK.

    6) Kemudian muncul output sebagai berikut

    Tabel 4.11 Output mann-whitney uTest Statistics

    a

    Output

    Mann-Whitney U 12.000

    Wilcoxon W 27.000

    Z -.118

    Asymp. Sig. (2-tailed) .906

    Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000b

    a. Grouping Variable: group

    b. Not corrected for ties.

    7) Hipotesis:

    H0 = tidak terdapat perbedaan antara data simulasi dengan data nyata(valid)

    H1 = terdapat perbedaan antara data simulasi dengan data nyata (tidak

    valid)

    Nilai taraf nyata () = 0.05

    Kriteria pengujian:

    H0diterima jika nilai Sig. (2-tailed)

    H0ditolak jika nilai Sig. (2-tailed) < Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengujian pada tabel pengujian

    Independent Sample Test didapatkan nilai Sig. (2-tailed) untuk data

    pemasangan output (0,906) > 0.025, maka H0 diterima, berarti tidak

    terdapat perbedaan antara data simulasi dengan data nyata (valid).

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    61/63

    LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA61

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    62/63

    62LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    BAB V

    PENUTUP

    5 1 Kesimpulan

    Dari hasil praktikum modul 1 tentang Simulation and ProModel Software

    maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

    1. Pada sistem pembuatan raket terdapat beberapa proses diantaranya proses

    pelengkungan alumunium, pelubangan alumunium, pemasangan T dan steel,

    Pemasangan handle dan terakhir pengecekan pada raket. Terdapat

    permasalah yang ada dalam sistem yaitu kurangnya ketelitihan operator pada

    saat pemasangan steelsehingga waktu inspeksi dibutuhkan.

    2. Pada praktikum modul ini, studi kasus yang akan dimodelkan adalah sistem

    pembuatan raket. Membandingkan diagram alir konseptual dengan model

    yang ada pada software, sehingga dapat merepresentasikan bahwa diagram

    alir konseptual dan aliran proses serta path network model pada software

    simulasi sama. Jadi dapat dikatakan bahwa model pembuatan raket simulasi

    sudah terverifikasi.

    3. Pada permodelan sistem produksi raket ini digunakan software Promodel.

    Pengamatan pada sistem yang menjadi permasalahan dilakukan terlebih

    dahulu sebelum membuat permodelan. Karateristik sistem yang diamati

    adalah waktu kedatangan, lokasi proses, dan waktu proses. Setelah mengamati

    karakteristik sistem tersebut, dilakukan pembuatan model dari sistem nyata

    pembuatan raket. Pertama, dengan membuat layout model menggunakan

    simbol-simbol yang merepresentasikan entitas, resource, dan location dati

    dari sistem produksi raket. Setelah membuat layout, dilakukan menentuan

    alur proses produksi dengan menggunakan path network yang disesuasikan

    dengan alur proses produksi sebenarnya. Setelah itu dilakukan penentuan

    processing dengan routing yang sesuai dengan sistem nyata. Setelah semua

    tahap selesai, simulasi dapat dijalankan dan sebagai outputnya akan muncul

    tabel report.

  • 8/10/2019 Modul 1 Print Kel 28

    63/63

    Model sistem pembuatan raket yang sudah terverifikasi selanjutnya adalah

    dilakukan tahap validasi, pada tahap ini tiga faktor utama yang diperiksa 0,05

    sehingga tidak ada perbedaan jumlah output antara data simulasi dengan data

    aktual.

    4. Dari hasil promodel sistem, dapat dilakukan beberapa perbaikan dalam sistem

    pelayanan yang ada dalam sistem pembuatan raket, seperti melakukan

    pengoptimalisasian waktu pada tiap location. Berdasarkan output hasil

    simulasi, analisis yang didapatkan dari tabel general report adalah dapat

    diketahui bahwa utilisasi location terbesar terdapat pada pemasangan T dan

    steel yaitu 55,40%, hal ini disebabkan oleh adanya kedatangan dua entitas

    baru yang menyebabkan pekerjaan pada locationini lebih rumit. Pada utilisasi

    resource dapat diketahui bahwa utilisasi operator terbesar adalah pada

    operator 3 sejumlah 55,82%. Hal ini dapat disebabkan oleh rumitnya

    pekerjaan yang harus dikerjakan oleh operator 3 yaitu menggabungkan 3

    entitas menjadi sebuah entitas baru. Pada total exit dapat diketahui bahwa

    total alumunium T, steel, handle, dan raket setengah jadi yang keluar pada

    sistem ini berjumlah 450 buah. Pada current quantity in system dapat

    diketahui saat simulasi selama 8 jam dan 5 replikasi berakhir masih terdapat

    26 buah raket setengah jadi dalam sistem.

    5 2 Saran

    Saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut.

    1. Dalam pengambilan data seharusnya lebih teliti dan cermat sehingga tidak

    mengalami kesulitan dalam pengolalah distribusi data.2. Praktikan diharapkan lebih aktif konsultasi kepada asisten modul untuk

    mengurangi kesulitan yang dihadapi praktikan itu sendiri.