hipotiroidisme kel. 4 (print)

41
Tugas Makalah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II system endokrin (hipotiroidisme) DI SUSUN Kelompok 4 Aprilia Larasati DumbI Eka Fajrin Aprilliani DauD Rindi Bella Putri Tinumbia Rizaldi Ramadhan Yusuf POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO 2014/2015

Upload: alvin

Post on 18-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

JLKMLKMAC

TRANSCRIPT

Tugas Makalah

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II system endokrin(hipotiroidisme)

DI SUSUNKelompok 4Aprilia Larasati DumbIEka Fajrin Aprilliani DauDRindi Bella Putri TinumbiaRizaldi Ramadhan Yusuf

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO2014/2015

KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puja dan puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH dengan judul ASKEP HIPOTIROIDISME dengan baik dan tepat waktu.Penyusunan makalah ini dimaksud untuk memenuhi tugas mahasiswa dapat memahami tentang penyakit dari hipotiroidisme tersebut. Isi dari makalah ini, terdapatUraiandan penjelasan tentang definisi,penyebab serta penatalaksanaan dari hipotiroidisme yang akan kami uraikan dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Tidak lupa kami ucapkan terimah kasih atas kesempatan dan masukan positip yang diberikan oleh dosen medikal bedah bagi kesempurnaan makalah ini.Ucapan terimah kasih juga pada teman-teman yang telah bekerja sama dan terimah kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan. Kami sebagai penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi kita semua. lepas dari segala kekurangan yang ada semoga makalah ini dapat bermanfaat

Gorontalo, 25 Maret 2015

Penyusun

HipotiroidismeKonsep Keperawatan1. PengertianHipotiroidisme merupakan keadaan yang di tandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan di ikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat keadaan hormon tiroid berada dibawah nilai optimal. Hipotiroidisme juga adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidakcukupan hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid adalah bagian dari sitem endokrin yang terletak di bawah pita suara yang berperan untuk memproduksi hormon, seperti tiroid. Hormon tiroid membantu mengatur metabolisme tubuh yang karenanya membantu mengatur suasana hati, berat badan dan kadar energi. Kretinisme adalah suatu kondisi akibat hipotirodisme ekstrem yang diderita selama kehidupan janin, bayi, atau kanak-kanak, dan terutama di tandai dengan gagalnya pertumbuhan tubuh anak tersebut. Penderita kelainan ini mengalami kelabatan dalam perkembangan fisik maupun mentalnya.

2. TipeLebih dari 90% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri (Bravermen & Utigr 1991). Secara klinis dikenal 3 jenis hipotiroidisme yaitu :a. Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis atau hypotalamusb. Hipotiroidisme primer apabilanyang rusak kelenjar tiroidc. Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium dan resistensi primerYang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Pada Buku Ilmu Kesehatan Anak, hipotiroidisme terbagi atas 2 berdasarkan penyebabnya, yaitu :1. Bawaan (kretinisme)a. Agenesis atau disgenesis kelenjar tiroideab. Kelainan hormogenesis Kelainan bawaan enzim (inborn error) Defisiensi yodium ( kretinisme endemik) Pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)

2. Didapat Biasanya disebut hipotiroidisme juvenilis. Pada keadaan ini terjadi atrofi kelenar yang sebelumnya normal. Penyebabnya adalaha. Idiopatik (autoimunisasi)b. Tiroidektomic. Tiroiditis (Hashimoto dan lain-lain)d. Pemakaian obat anti-tiroide. Kelainan hipofisisf. Defisiensi spesifik TSH

Istilah miksedema mengacu kepada penumpukan mukofopolisakarida dalam jaringan subkutan dan interstisial lainnya : meskipun miksedema terjadi pada hipotiroidisme yang sudah berlangsung lama dan berat, istilah tersebut hanya tepat digunakan untuk menyatakan gejala ekstrim pada hipotiroidisme yang berat.

3. Penyebab Penyebab hipotiroidisme yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroiditis otoimun ( Hasmito ), dimana sistem imun menyerang kelenjar tiroid ( Tonner & Schlechte 1993 ). Hipotiroidisme juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidisme yang menjalani terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering dijumapai pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala kini sering menjadi penyebab hipotiroidisme pada lansia laki-laki : karena itu, pemeriksaan fungsi tiroidisme dianjurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut.

4. Manifestasi klinik Manifestasi klinis hipotiroidisme bentuk dewasa dan bentuk juvenilis antara lain;1. Suara parau,tidak tahan dingin dan keringat berkurang2. Kulit dingin dan kering.3. Wajah membengkakdan gerakan lamban.4. Aktivitas motorik dan intelektual lambat.5. Relaksasi lambat dari reflek tendon dalam, perempuan yang menderita hipotiroidisme sering mengeluh hiperminore.

Gejala dini hipotiroidisme tidak spesifik, namun kelelahan yang ekstrim menyulitkan penderitanya untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari secara penuh atau ikut serta dala aktivitas yang lazim dilakukannya. Laporan tentang adanya kerontokan rambut, kuku yang rapuh serta kulita yang kering, sering ditemukan, dan keluhan rasa baal serta parestesia pada jari-jari tangan dapat terjadi. Kadang-kadang suara menjadi kasar, dan pasien mungkin mengeluh suara yang parau. Gangguan haid seperti menorhargiaatau amenore akan terjadi disamping hilangnya libido. Hipotiroidisme menyerang wanita 5x lebih sering dibandingkan laki-laki dan paling sering terjadi pada usia diantara 30 hingga 60 tahun.Hipotirodisme berat mengakibatkan suhu tubuh dan frekuensi nadi sub normal. Pasien biasanya mulai mengalami kenaikan yang bahkan terjadi tanpa peningkatan asupan makanan, meskipun penderita hipotiroid yang berat dapat terlihat takeksia. Kulit menjadi tebal karena penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan subkutan ( miksedema ). Rambut menipis dan rontok : wajah tanpa ekspresi dan miring koping. Pasien sering mengeluhkan rasa dingin meskipun dalam lingkungan yang hangat.Pada mulanya, pasien akan mudah tersinggung dan mengeluh rasa lemah ; namun dengan berlanjutnya kondisi tersebut, respon emisional diatas akan berkurang. Proses mental menjadi tumbul, dan pasien tampak apatis. Bicara menjadi lambat, lidah membesar, dan ukuran tangan serta kaki bertambah. Pasien sering mengeluh konstipasi. Ketulian dapat pula terjadi.Hipotiroidisme dapat menyebabkan demensia disertai perubahan kognitif dan kepribadian yang khas. Respirasi yang tidak memadai dan apnu saat tidur dapat terjadi pada hipotiroidisme yang berat. Efusi pleura, efusi perikardial dan kelemahan otot pernapasan dapat pula terjadi.Hipotiroidisme berat akan disertai dengan kenaikan kadar kolesterol serum, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan fungsi ventrikel kiri yang jelek. Pasien hipotiroidisme lanjut akan mengalami hipotermia dan kepekaan abnormal terhadap preparat saratif, opioid serta anestesi. Oleh sebab itu, semua obat ini hanya diberikan pada kondisi tertentu.Pasien dengan hipotiroidisme yang belum teridentifikasi dan sedang menjalani pembedahan akan menghadapi resiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipotensi intraoperatif,gagal jantung kongestif pasca operatif dan perubahan status mental.Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiriodisme yang ekstrim dan berat dimana pasien mengalami hipotermia dan tidak sadarkan diri. Koma miksedema dapat terjadi sesudah peningkatan letargi yang berlanjut menjadi stupor dan kemudian koma. Hipotiroidisme yang terdiagnosis dapat dipicu oleh infeksi atau penyakit sistemik lainnya atau oleh penggunaan preparatseratif atau analgetik atau opioid. Dorongan respiratorik pasien akan terdepresi sehingga timbul hipoventilasi alveoler, retensi CO2 progresif, keadaan narkosisdan koma. Semua gejala ini, disertai dengan kolaps kardivaskuler dan syok memerlukan terapi yang agresif dan intensif jika kita ingin pasien tetap hidup. Meskipun demikian, dengan terapi yang intensif sekali pun, angka mortalitasnya tetap tinggi.

PathwayDefisiensi iodium, disfungsi hiposis, disfungsi TRH hipotalamus.

Penekanan produksi H. Tiroid (Hipotiroidisme)

TSH merangsang Kel. Tiroid untuk mensekresi

Kel. Tiroid membesar

Menekan struktur dileher dan dada

Disfagia gangguan respirasi

Depresi ventrilasi

KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS

Laju BMR lambat

GANGGUAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

Penurunan produksi panas

PERUBAHAN SUHU TUBUH (HIPOTERMI)

Kekurangan Vit. B12 dan Asam folat

Pembentukan eritrosit tidak optimal

Produksi SDM menurun

Anemia

Kelemahan

INTOLERANSI AKTIVITAS

Achlorhydria

Penurunan mortilitas tubuh

Penurunan fungsi GI

KONSTIPASI

5. Penatalaksaan Pada pengobatan hipotiroidisme yang perlu diperhatikan adalah dosis awal dan cara menaikan dosis tiroksin. Tujuan pengobatan hipotiroidisme adalah :a. Meringankan kehidupan dan gejalab. Menormalkan metabolismec. Menormalkan TSH (bukan mensupresi)d. Membuat T3 (dan T4) normale. Menghindarkan komplikasi dan resikoBeberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksanakan substitusi, yaitu makin berat hipotiroidisme makin rendah dosis awal dan makin berat hipotiroidisme makin rendah dosis awal dan makin landai peningkatan dosis, dan geriatri dengan angina pektoris,CHF,gangguan irama, dosis harus hati-hati.Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh ekasebrasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil,hipotesi,hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena . Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh darin kelenjar tiroid)Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita. Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sinetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidisme berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi atau pembedahan.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap hal-hal penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara lain :a) Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang samab) Kebiasaan hidup sehari-hari seperti : Pola makan Pola tidur Pola aktivitasc) Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balitad) Keluhan utama klien mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh : Sistem pulmonary Sistem pencernaan Sistem kardiovasculer Sistem musculoskeletal Sistem neurologik dan emosi/psikologis Sistem reproduksi Metabolike) Pemeriksaan fisik mencakup : Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Ludah tampak menebal dan gerak - gerik klien sangat lamban. Postur tubuh pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun Perbesaran jantung Parastesia dan reflek tendon menurunf) Pengkajian psikososial Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya, mengurung diri / bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagamana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri.g) Pemeriksaan penunjang mencakup :Pemeriksan kadar T3 dan T4 serum ; pemeriksaan TSH ( pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal ).

2. Diagnosa Keperawatan1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan fungsi gastrointestinal3. Kurangnya pengetahuan tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur hidup4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi5. Perubahan suhu tubuh (Hipotermi)6. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

RENCANA KEPERAWATANNo.DIAGNOSA NANDANOCNIC

1. Intoleran aktivitas Definisi : ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan. Batasan Karakteristik : Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia Ketidaknyamanan setelah beraktivitas Dispnea setelah beraktivitas Menyatakan merasa letih Menyatakan merasa lemahfaktor yang berhubungan : Tirah baring atau imobilisasi Kelemahan umum Ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen Imobilitas Gaya hidup monoton Energy conservation Activity tolerance Self care : ADLsKriteria hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri Tanda tanda vital normal Energy psikomotor Level kelemahan Mampu berpindah : dengan atau tanpa bantuan alat Status kardiopulmonari adekuat Sirkulasi status baik Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adeluat Activity Therapy kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat. bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial bantu untuk mengidntifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai bantu klien untuk membuat jadwal diwaktu luang bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktifitas bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

2. KonstipasiDefinis : penurunan pada frekuensi normal defekasi yang disertai oleh kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap fases/atau pengeluaran feses yang kering, keras dan banyakBatasan Karakteristik : Nyeri abdomen Nyeri tekan abdomen dengan terba resistensi otot Nyei tekan abdomen tanpa teraba resistensi otot Anoreksia Penampilan tidak khas pada lansia (mis, perubahan pada status mental, inkontinensia urunarius, jatuh yang tidak penyebabnya, peningkatan suhu tubuh) Borbogirigmi Darah merah pada feses Perubahan pada pola defekasi Penurunan frekuensi Penurunan volume feses Distensi abdomen Rasa rektal penuh Rasa tekanan rectal Keletihan umum Feses keras dan berbentuk Sakit kepala Bising usus hiperaktif Bising usus hipoaktif Peningkatan tekanan abdomen Tidak dapat makan, mual Rembesan feses cair Nyeri pada saat defekasi Massa abdomen yang dapat diraba Adanya feses lunak, seperti pasta didalam rektum Perkusi abdomen pekak Sering flatus Mengejan pada saat defekasi Tidak dapat mengeluarkan feses Muntah Faktor yang berhubungan fungsional kelemahan otot abdomen kebiasaan mengakibatkan mengabaikan dorongan defekasi ketidakadekuatan toileting kurang aktivitas fisik kebiasaan defekasi tidak teratur perubahan lingkungan saat ini psikologis depresi, stres emosi konfusi mental farmakologis antasida mengandung aluminium, antikolinergik, antikonvulsan, antidepresan mekanis ketidakseimbangan elektrolit kemoroid penyakit hirschprung gangguan neurologist obesitas obstruksi pasca bedah kehamilan pembesaran prostat absesrectal struktur anak rectal prolaps rectal, ulkus rectal rektokel, tumor fisiologis perubahan pola makan perubahan makanan penurunan motilitas traktus gastrointertinal dehidrasi ketidakadekuatan gigi geligi ketidakadekuatan higiene oral asupan serat tidak cukup asupan cairan tidak cukup kebiasaan makan buruk NOC bowel elimination hydrationkriteria hasil mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1-3 hari bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi mengidentifikasi indicator untuk mencegah konstipasi feses lunak dan berbentukNICConstipation/impaction management monitor tanda dan gejala konstipasi monitor bising usus monitor feses ; frekuensi, konsistensi dan volume konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan bising usus monitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi dukung intake cairan kolaborasikan pemberian laksatif pantau tanda-tanda dan gejala konstipasi pantau tanda-tanda dan gejala impaksi memantau gerakan usus, termasuk konsistensi frekuensi, bentuk, volume dan warna memantau bising usus konsultasi dengan dokter tentang penurunan/kenaikan frekuensi bising usus pantau tanda-tanda dan gejala pecahnya usus dan/atau peritonitis jelaskan etiologi masalah dan pemikiran untuk pasien menyusun jadwal ke toilet mendorong meningkatkan asupan cairan, kecuali dikontraindikasikan evaluasi profil obat untuk efek samping gastrointestinal anjurkan pasien/keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinj anjurkan pasien/keluarga bagaimana untuk menjaga buku harian masakan anjurkan pasien/keluarga untuk diet tinggi serat anjurkan pasien/keluarga pada penggunaan yang tepat dari obat pencahar anjurkan pasien/keluarga pada hubungan asupan diet, olahraga dan cairan sembelit/impaksi menarankan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter jika sembelit atau impaksi terus ada menginformasikan pasien prosedur penghapusan manual dari tinnja jika perlu lepaskan impaksi tinja secara manual, jika perlu timbang pasien secara teratur ajarkan pasien atau keluarga tentang proses pencernaan yang normal ajarkan pasien/keluarga tentang kerangka waktu untuk resolusi

3Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan :

Ansietas Posisi tubuh Deformitas tulang Deformitas dinding dada Penurunan energi dan keletihan Hiperventilasi Sindrom hipoventilasi Kerusakan musculoskeletal Imaturasi neurologis Disfungsi neuromuscular Obesitas Nyeri Kerusakan persepsi atau kognitif Kelelahan otot-otot pernapasan Cedera medulla spinalisBatasan karakteristik :Subjektif Dispnea Napas pendekObjektif Perubahan ekskursi Mengambil posisi tiga titik tumpu (tripod) Bradipnea Penurunan tekanan inspirasi-ekspirasi penurunan ventilasi semenit Penurunan kapasitas vital Napas dalam (dewasa Vt 500 ml pada saat istirahat, bayi 6-8 ml/kg) Peningkatan diameter anterior posterior Napas cuping hidung Ortopnea Fase ekspirasi memanjang Pernapasan bibir mencucu Kecepatan respirasi : Usia dewasa 14 tahun atau lebih : s11 atau > 24 (kali per menit) Usia 5-14:25 Usia 1-4:30 Bayi: 60 Takipnea Rasio waktu Penggunaan otot bantu asesorius untuk bernapasSetelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam ketidak efektifan pola napas tidak terjadi, dengan kriteria hasil : Klien akan menunjukan pola pernapasan efektif ; status pernapasan : ventilasi tidak terganggu, yang di buktikan oleh indikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem,berat,sedang,ringan, tidak ada gangguan) : Kedalam inspirasi dan kemudahan bernapas Ekspansi dada simetris Menunjukkan tidak adanya gangguan status pernapasan : ventilasi, yang di buktikan oleh indicator berikut (sebutkan 1-5) : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, tidak ada Sgangguan ): Penggunaan otot aksesorius Suara napas tambahan Pendek nafas Klien akan menunjukkan pernapasan optimal ada saat terpasang ventilator mekanis. Klien akan mempunyai kecepatan dan irama pernapasan dalam batas normal Klien akan mempunyai fungsi paru dalam batas normal untuk klien. Klien akan meminta bantuan pernapasan saat di butuhkan Klien akan mampu menggambarkan rencana untuk perawatan di rumah Klien akan mengidentifikasi factor (misalnya, allergen) yang memicu ketidak efektifan pola nafas dan tindakan yang dapat di lakukan untuk menghindarinya Pantau adanya pucat dan sianosis Pantau efek obat pada status pernapasan Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di sangkar iga Kaji kebutuhan insersi jalan napas Pemantauan pernapasan (NIC) : Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu, serta retraksi otot supraklavikular dan interkosta Pantau pernapasan yang berbunyi, seperti mendengkur Pantau pola pernapasan : bradipnea; takipnea; hiperventilasi; pernapasan kussmaul; pernapasan cheyne stokes; dan pernapasan apneastik, pernapasan biot dan pola ataksik Perhatikan lokasi trakea Auskultasi suara napas, perhatikan area penurunan / tidak adanya ventilasi dan adanya suara napas tambahan Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas Catat perubahan pada SaO2, SvO2,CO2 akhir tidal dan nilai gas darah arteri (GDA), jika perlu Hubungkan dan dokumentasikan semua data hasil pengkajian (misalnya sensori, suara napas pola napas, GDA, sputum, dan efek obat pada klien) Bantu klien untuk menggunakan spirometer intensif jika perlu Tenangkan klien selama periode gawat napas Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode gawat napas Untuk membantu memperlambat frekuensi pernapasan, bombing klien menggunakan teknik pernapasan bimbing mencucu dan pernapasan terkontrol Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan secret Minta klien untuk mengubah posisi, batuk dan napas dalam setiap Informasikan kepada klien sebelum memulai prosedur, untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan perasaan kendali Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanula nasal, masker atau sungkup, uraikan kecepatan aliran Atur posisi klien untuk mengoptimalkan pernapasan, uraikan posisi Sinkronisasikan antara pola pernapasan klien dan kecepatan ventilasi Informasikan kepada klien dan keluarga tentang tekhnik relaksasi untuk memperbaiki pola pernapasan, uraikan teknik Diskusikan perencanaan untuk perawatan di rumah, meliputi pengobatan peralatan pendukungan, tanda dan gejala komplikasi yang dapat di laporkan, sumber-sumber komunitas Diskusikan cara menghindari allergen sebagai contoh : Memeriksa rumah untuk adanya jamur di dinding rumah Tidak menggunakan karpet di rumah Menggunakan filter elektronik alat perapian dan AC Ajarkan tekhnik batuk efektif Informasikan kepada klien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok dalam ruangan Instruksikan kepada klien dan keluarga bahwa mereka harus memberitahu perawat pada saat terjadi ketidakefektifan pola pernafasan Konsultasikan dengan ahli terapi pernafasan untuk memastikan keadekuatan fungsi ventilator mekanis Laporkan perubahan sensori, bunyi nafas, pola pernafasan, nilai GDA, sputum dan sebagainya, jika perlu atau sesuaikan protocol. Berikan obat (misalnya, bronchodilator) sesuai dengan program atau protocol Berikan terapi nebulizer ultrasonic dan udara atau oksigen yang di lembabkan sesuai program atau protokol institusi Berikan obat nyeri untuk mengoptimalkan pola pernafasan

4Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang paparan dan keterbatasan kognitif keluarga

Setelah dilakukan askep jam pengetahuan keluarga klien meningkat dg KH: Keluarga menjelaskan kembali yg dijelaskan Keluarga kooperative dan mau kerjasama saat dilakukan tindakan Mengajarkan proses penyakit Kaji pengetahuan keluarga tentang proses penyakit Jelaskan tentang patofisiologi penyakit dan tanda gejala penyakit Beri gambaran tentaang tanda gejala penyakit kalau memungkinkan Identifikasi penyebab penyakit Berikan informasi pada keluarga tentang keadaan pasien, komplikasi penyakit. Diskusikan tentang pilihan therapy pada keluarga dan rasional therapy yang diberikan. Berikan dukungan pada keluarga untuk memilih atau mendapatkan pengobatan lain yang lebih baik. Jelaskan pada keluarga tentang persiapan / tindakan yang akan dilakukan

5Hipotermia KODE Dx (00006)Domain 11 : keamanan/perlindunganKelas 6 : termoregulasiDefinisi : suhu tubuh berada di bawah kisaran normalBatasan karakteristikDs/Do Suhu tubuh dibawah kisaran normal Kulit dingin Dasar kuku sianotik Hipertensi Pucat Piloreksi Mengigil Pengisian ulang kapiler Takikardi Factor yang berhubungn Penuaan Konsumsi alcohol Kerusakan hipotalamus Penurunan kemampuan mengigil Penurunan laju metabolisme Penguapan/evaporasi kulit dilingkungan yang dingin Pemajanan lingkungan yang dingin Penyakit Tidak beraktivitas Pemakaian pakaian yang tidak adekuat Malnutrisi Medikasi Trauma Thermoregulation Thermoregulation : neonateSetelah dilakukan tindakan keperawatan selamax 24 jam masalah hipotermi teratasi, dengan criteria hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal Nadi dan RR dalam rentang normalTemperature regulation Monitor suhu minimal tiap 2 jam Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu Monitor TD,Nadi, dan RR Monitor warna dan suhu kulit Monitor tanda-tanda hipetermi dan hipotermi Tingkatkan intake cairan dan nutrisi Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negative dari kedinginan Beritahukan tentang indikasi terjadinyakeletihan dan penanganan emergency yang diperlukan Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring Monitor TD, nadi, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, dan RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

6Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)Domain 2 : nutrisi Kelas 1: makananBatasan karakteristik Berat badan 20% atau lebih dibawah ideal Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) Membran mukosa dan konjungtiva pucat Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah Luka, inflamasi pada rongga mulut Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan Dilaporkan adanya sensasi rasa Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan Miskonsepsi Kehilangan BB dengan makanan cukup Keengganan untuk makan Kram pada abdomen Tonus otot jelek Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi Kurang berminat terhadap makanan Pembuluh darah kapiler mulai rapuh Diare dan atau steatorrhea Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) Suara usus hiperaktif Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan :Ketidakmampuan pemasukkan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis, atau ekonomi. Nutritional status: Nutritional status : food fluid intake Nutritional status : nutrient intake Wight controlKriteria hasil : Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiNutrition management Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah komplikasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi ) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition monitoring BB pasien dalam batas normal Monitor adanya penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktifitas yang bisa dilakukan Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, hb, dan kadar Ht Monitor makanan kesukaan Monitor pertumbuhan dan perkembangan Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nutrisi Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

PENUTUP

A. KesimpulanHipotiroidisme merupakan keadaan yang di tandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan di ikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat keadaan hormon tiroid berada dibawah nilai optimal. Hipotiroidisme juga adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidakcukupan hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.

B. Saran Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat

DAFTAR PUSTAKA

Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Ed 8 Vol 2. Jakarta : EGCAmin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2013. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA (NORTH AMERICAN DIAGNOSIS ASSOCIATION) NIC-NOC. Yogyakarta : MADIA ACTION PUBLISHINGhttp://amrilaril.blogspot.com/201012/askep-hipotiroidisme.html?m=1