modernisasi militer china.doc puttttttttttttttt

Upload: fathul-muin

Post on 30-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

zxdgsd

TRANSCRIPT

MODERNISASI MILITER CHINA

Perkembangan teknologi militer suatu negara mempunyai dampak penting pada struktur dan sistem internasional[1] yang mempengaruhi pola interkasi dan hubungan antar negara. Sejak Perang Dunia II, negara pemilik senjata nuklir dengan jelas mendominasi sistem internasional.[2] Sebagai instrumen kebijakan nasional, persenjataan merupakan salah satu ciri teknik penting untuk mencapai atau mempertahankan tujuan nasional dengan mempengaruhi orientasi , peranan nasional, sasaran, dan tindakan negara lain.[3]Dalam sistem internasional yang tidak memiliki lembaga yang mampu membatasi pemakaian kekerasan secara efektif oleh unit politiknya, keamanan menjadi nilai yang langka. Tanggung jawab keamanan nasional tidak bisa diperoleh hanya dengan mengandalkan kehendak atau pernyataan damai yang diajukan oleh negara lain. Konsekuensinya, tiap-tiap negara berusaha memperoleh, membangun, serta mengembangkan angkatan bersenjatanya.[4] Angkatan bersenjata modern membutuhkan anggaran yang sangat besar dan sangat bergantung pada peralatan canggih yang diproduksi melalui teknik-teknik industri, sehingga negara-negara yang tingkat industrinya tinggi pada umumnya, merupakan negara-negara yang militernya paling kuat.[5] Berikut adalah diagram yang menggambarkan perbandingan anggaran militer negara-negara industri dan negara lain didunia tahun 2008.Diagram 1.1 Perbandingan Anggaran Militer Negara-negara di Dunia

Sumber : www.globalissues.orgKesanggupan industri boleh dikatakan sinonim dengan status negara besar dalam abad kedua puluh. Kemampuan manufaktur yang canggih dan ekonomi yang sangar besar diperlukan untuk menghasilkan persenjataan yang modern.[6] Kapasitas industri dan kesiagaan militer diperlukan agar suatu negara memperoleh power[7] dalam menjalin hubungan dengan negara lain dan sebagai balance of power negara hegemoni dan super power di suatu kawasan, hal ini berhubungan dengan kepemilikan senjata nuklir yang mempengaruhi perilaku negara-negara didunia dalam mencapai ekonomi politik internasional dan hegemoni kawasan.Persenjataan adalah cara pokok suatu negara yang berusaha mempertahankan dan membentuk kembali keseimbangan kekuasaannya. Perlombaan persenjataan ketika Negara A berusaha untuk menyamai, dan kemudian untuk mengungguli persenjataan Negara B, dan sebaliknya, adalah tipikal instrumentalitas keseimbangan kekuasaan yang dinamis dan tidak stabil. Dampak hal tersebut menjadi beban persiapan militer yang secara konstan meningkat dan menghabiskan anggaran nasional yang selalu bertambah besar dan selalu memperdalam kekhawatiran, kecurigaan dan ketentraman.[8]Pasca perang dingin sistem internasional yang berubah dari bipolar menjadi multipolar dan cenderung unipolar dengan munculnya Amerika Serikat[9] sebagai negara pemenang perang dingin menjadikan AS sebagai negara hegemoni dan Super Power[10] secara regional dan global. AS memiliki kapabilitas militer yang tercanggih pada saat ini yang ditopang dengan kekuatan ekonominya yang pertama didunia, oleh sebab itu AS akan selalu mempertahankan hegemoninya dengan strategi sedemikian rupa untuk menjaga powernya dilingkungan internasional sehingga dapat menghalau dan menanggapi kekuatan militer dan ekonomi para pesaing AS yaitu Cina[11] dan Rusia. Faktanya saingan yang paling dikhawatirkan oleh AS saat ini adalah RRC karena perkembangan militer dan ekonominya yang tinggi selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 1999 sampai tahun 2008. Dapat dlilihat pada gambar kurva dibawah peningkatan anggaran militer RRC sepuluh tahun terakhir, dari tahun 1999-2008 yang mencapai 194%.Kurva 1.2 Perbandingan Kenaikan Anggaran Militer Negara-negara Besar tahun 1999-2008

Sumber : www.globalisues.orgDari tahun 1999-2008 anggaran militer RRC mengalami peningkatan sebesar 194%, hal ini menjadikannya sebagai negara dengan kenaikan anggaran militer terbesar dalam kurun waktu 10 tahun. Secara regional dan global, anggaran militer RRC menempati posisi terbesar kedua setelah Amerika Serikat.[12]Pada akhir tahun 2007, Presiden RRC Hu Jintao dalam pidatonya pada Kongres ke-17 Partai Komunis Cina menyatakan akan segera melakukan pengembangan kemampuan militer RRC yang berteknologi tinggi. Secara eksplisit, pemimpin Partai Komunis Cina tersebut juga mengkonfirmasi bahwa di tahun 2012, sasaran strategis pengembangan kekuatan militer RRC adalah membangun angkatan bersenjata yang terkomputerisasi dan unggul dalam kemampuan tempur berbasis teknologi informasi serta didukung prajurit bermutu tinggi dalam jumlah yang besar, oleh karena itu, tidak mengherankan apabila di awal tahun 2008, RRC meningkatkan anggaran militernya dengan fokus pada peningkatan kemampuan peperangan luar angkasa dengan menggunakan teknologi tinggi. Adapun peningkatan anggaran militer RRC pada tahun 2008 mencapai 17,6% yaitu sebesar US$ 59.000.000.000, selain itu jumlah personel tentara militer RRC pun meningkat hingga mencapai 729.323.673 orang yaitu lima kali lebih besar di banding jumlah personel tentara AS, yang digunakan RRC untuk memperbaiki dan memperkuat kekuatan pertahanan RRC. [13]Kebangkitan RRC saat ini merupakan suatu fenomena global, dimana pola interaksi global sedikit demi sedikit mulai dipengaruhi oleh pengaruh kekuatan RRC, dan juga bisa dikatakan mengancam posisi AS yang selama ini dipandang sebagai negara Super Power. Kebangkitan RRC ini secara tidak langsung sangat berpengaruh bagi politisi maupun policymakers di AS dalam menanggapi fenomena tersebut. Pengaruhnya mencakup berbagai segi dan aspek, diantaranya dari segi politik, ekonomi, maupun strategis.[14]AS menanggapi kebangkitan kekuatan militer RRC ini dengan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh RRC, yaitu menaikkan anggaran militernya. Salah satu strategi yang digunakan AS untuk mempertahankan hegemoni dan powernya baik secara regional maupun global adalah dengan mengembangkan dan mempertahankan kekuatan persenjataan AS sebagai senjata paling mutakhir dalam sistem persenjataan dunia serta meningkatkan kemampuan dan investasi di bidang sains dan teknologi untuk mempertahankan kekuatan AS dari pihak lawan.[15] Setiap negara berusaha meningkatkan kemampuan militernya sebagai sarana struggle for power . Sesuai dengan konsep keamanan tradisionalis, keamanan difokuskan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial, hal ini bisa kita lihat ketika RRC melakukan modernisasi milter dalam tubuh angkatan bersenjatanya yaitu PLA (People's Liberation Army) terutama angkatan lautnya untuk mengawasi mobilisasi kapal-kapal minyak milik RRC yang melintasi kawasan Pasifik, dan untuk menjaga integritas wilayahnya terutama di Taiwan yang ingin memerdekakan diri dari RRC. Taiwan melakukan perjanjian dengan AS melalui Internasional Act[16] yang menurut RRC telah melewati kedaulatan RRC sebagai suatu negara, oleh sebab itu RRC meningkatkan kemampuan militernya sebagai strategi jika suatu hari Taiwan mencoba mendeklarasikan kemerdekaannya, maka RRC akan menginvasi Taiwan, dan jika hal itu terjadi maka kemudian RRC akan berhadapan dengan AS.[17]Amerika Serikat dan RRC secara geografis terletak di kawasan Pasifik. Stabilitas kawasan Pasifik dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam struktur interaksi di antara negara-negara besar di kawasan ini.[18] Kecendrungan dinamika geopolitik kawasan Pasifik yang terjadi saat ini adalah pertarungan antara Amerika Serikat dengan RRC.

RRC dengan kebijakan luar negerinya di berbagai kawasan semakin aktif dalam menangani berbagai isu kontemporer dunia dengan dukungan perekonomiannya yang semakin mendominasi sektor ekonomi internasional dan peningkatan kapabilitas militernya secara signifikan telah mengancam stabilitas hagemoni AS.[19]Kondisi tersebut mulai menghawatirkan AS, mengingat saat ini RRC muncul sebagai negara yang akan menyaingi AS secara militer dan ekonomi, terlebih keduanya merupakan negara anggota Dewan Keamanan tetap PBB yang memiliki hak veto dan selalu bertentangan dalam setiap pengambilan keputusan dalam sidang PBB. RRC muncul sebagai negara Super Power baru yang akan mampu menyaingi dan mengancam hegemoni AS di kawasan Pasifik.Kekhawatiran AS ini terbukti dengan adanya uji coba militer RRC pada Februari 2007, saat itu RRC menyatakan bahwa pihaknya telah berhasil mengadakan uji coba senjata antisatelit. Penghancuran satelit cuaca RRC, Feng Yun 1C dengan senjata antisatelit pada 11 Januari 2007, mendapat reaksi keras dari AS, Australia, Kanada, Jepang dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut khawatir RRC akan mampu menghancurkan satelit mereka di orbit, termasuk satelit pengintai dan satelit militer. AS yang tidak mau hegemoninya tersaingi, mengancam akan meninjau kembali kerjasama sipilnya dengan RRC untuk mengeksplorasi angkasa luar. RRC merupakan negara ketiga yang mempunyai kemampuan menembak jatuh sasaran di ruang angkasa setelah AS dan Uni Soviet.

Hubungan AS dan RRC yang fluktuatif di kawasan Pasifik sudah terjalin sejak tahun 1980-an yaitu ketika istilah kawasan Pasifik mulai dikenal. Meskipun ide pemikiran modernisasi militer RRC sudah ada sejak tahun 1930-an, tetapi AS mulai mengkhawatirkan modernisasi militer RRC sejak tahun 1990-an, yaitu ketika RRC menerapkan pemikiran dan strategi baru untuk mengembangkan senjata yang berteknologi tinggi untuk menyaingi hegemoni AS dikawasan Pasifik.

[1] Sistem internasional adalah interaksi antar negara didalam lingkungan internasional yang dipengaruhi oleh struktur kekuatan/pengaruh yang ada didalam lingkungan internasional (bipolar,multipolar,unipolar). Sedangkan struktur internasional menunjukan klasifikasi negara berdasarkan kekuatan/pengaruhnya dilingkungan internasional (Super Power, Great Powers/Major Powers, Minor Powers), ( Arief Rakhman Hakim, Diktat Teori Politik Internasional )

[2] Senjata nuklir pertama kali digunakan oleh AS ketika menghancurkan Hirosima dan Nagasaki sebagai balasan atas penyerangan Jepang ke Pearl Harbour Tahun 1945. Karena dampaknya yang begitu dahsyat maka setiap negara yang memiliki nuklir menjadi negara yang memiliki power lebih besar dibanding negara lain yang tidak memiliki nukir.

[3] Holsti, K.J dan M.Tahir Azhary. Politik Internasional Suatu Kerangka Analisis. (Erlangga: Jakarta 1998) Hlm. 35. Hal ini terbukti ketika Jepang menyerang Pearl Harbour, AS mengubah doktrin Monroe yang digunakan sebagai orientasi politik luar negerinya menjadi lebih terbuka dan intervensionis.

[4] Holsti, K.J. Politik Internasional Suatu Kerangka Analisis. (Bina Cipta: Bandung 1992) Hlm. 387. PBB sebagai lembaga internasional belum mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan isu High Politics sehingga masih banyak negara yang menggunakan kekuatan militernya untuk mencapai kepentingan nasionalnya, hal ini seperti yang dilakukan oleh RRC dan Taiwan, meskipun saat ini keduanya menahan diri untuk tidak saling menyerang, tetapi sebagai strategi detterence dan defense baik Taiwan maupun RRC sama-sama meningkatkan kemampuan militernya.

[5] Coplin, Wlliam D dan Marsedes, Marbun. Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah Teoritis. (Sinar Baru: Bandung 2003) Hlm. 114. Contoh RRC, setelah industri dan ekonominya meningkat, maka RRC pun meningkatkan militernya untuk mendukung ekonominya, oleh karena itu dengan peningkatan industri dan ekonominya tahun 2009 militer RRC menempati posisi kedua negara dengan ekonomi dan militer terbesar setelah AS secara regional dan global.

[6] Jones, Walter S. Logika Hubungan Internasional Kekuasaan, Ekonomi-Politik Internasional dan Tatanan Dunia. (PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.1993) Hlm. 15

[7] Power dapat diartikan kekuatan, pengaruh, atau kekuasaan yang dimiliki suatu negara untuk mempengaruhi tindakan negara lain agar sesuai dengan keinginan negara yang memiliki power tersebut. ( Anak Agung B.P, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional)

[8] Morgenthau, Hans J. Politik Antar Bangsa Perjuangan Untuk Kekuasaan dan Perdamaian. (Binacipta: Bandung.1990) Hlm. 200.

[9] Amerika Serikat selanjutanya disebut AS

[10] Super Power adalah negara yang memiliki kemampuan global untuk mempengaruhi suatu peristiwa yaitu AS, sedangkan RRC termasuk negara Major Powers.

[11] Cina selanjutnya disebut RRC. Cina yang dimaksud adalah Cina yang diakui sacara internasional sebagai sebuah negara yang berdaulat yang mencakup Cina Daratan atau yang lebih dikenal Republik Rakyat Cina (RRC), Hongkong, Maccau, dan Taiwan, sedangkan RRC adalah Cina daratan yang menganut sistem pemerintahan sosialis-komunis yang mewakili Cina di PBB.

[12]Dynamics of international relations. Pengaruh Strategis Kebangkitan kekuatan Militer Cina BaginAS. HYPERLINK "http://www.google.com/" www.google.com( HYPERLINK "http://coretcoretkuliah.wordpress.com/2010/04/15/pengaruh-strategis-kebangkitan-kekuatan%20militer-china-bagi-as/" http://coretcoretkuliah.wordpress.com/2010/04/15/pengaruh-strategis-kebangkitan-kekuatan militer-Cina-bagi-as/. 2010) diakses pada tanggal 15 agustus 2010 pukul 18.05 WIB

[13] Ibid.

[14] Ibid.

[15] Ibid.

[16] Perjanjian pertahanan bersama AS-Taiwan yang menyatakan setiap serangan bersenjata ke wilayah Taiwan adalah juga merupakan serangan bersenjata ke wilayah AS.

[17] Ibid.

[18] Dynamics of International Relations.(Major Powers in Asia-Pacific : US-Cina-Japan. HYPERLINK "http://www.google.com/" www.google.com HYPERLINK "http://coretcoretkuliah.wordpress.com/2010/04/15/major-powers-in-asia-pacific-us-china-japan/" http://coretcoretkuliah.wordpress.com/2010/04/15/major-powers-in-asia-pacific-us-Cina-japan/. 2010) Diakses pada tanggal 20 November 2010 pukul 20.18 WIB

[19] Jusuf Wanandi. Perkembangan Strategis di Kawasan Asia Timur. HYPERLINK "http://www.google.com/" www.google.com ( HYPERLINK "http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=4195&coid=1&caid=24&gid=3.2010" http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=4195&coid=1&caid=24&gid=3.2010) Diakses pada tanggal 20 November 2010 pukul 20.18 WIB