model pendidikan karakter berbasis...

35
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P2M) DANA DIPA UNDIKSHA TAHUN 2015 MODEL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI SD 1 TOJAN KLUNGKUNG Oleh: Prof. Dr I Wayan Suastra, M.Pd NIDN.0015056203 Dr. A.A.I.A Sudiatmika, M.Pd NIDN.0022066006 Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si NIDN. 0031125821 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA AGUSTUS,2015

Upload: haanh

Post on 06-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P2M) DANA DIPA UNDIKSHA TAHUN 2015

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI SD 1 TOJAN KLUNGKUNG

Oleh: Prof. Dr I Wayan Suastra, M.Pd

NIDN.0015056203 Dr. A.A.I.A Sudiatmika, M.Pd

NIDN.0022066006 Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si

NIDN. 0031125821

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

AGUSTUS,2015

2

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Judul P2M : Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di SD 1 Tojan Klungkung

1. Mitra Program P2M

: Ngakan Ketut Astika S.Pd (Kepala SD 1 Tojan Klungkung)

2. Ketua Tim Pengusul a. Nama b. NIP c. Jabatan/Golongan d. Jurusan/Fakultas e. Perguruan Tinggi f. Bidang Keahlian g. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail

h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail

: Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd. : 196205151988031005 : Guru Besar/ IVd : Pendidikan Fisika/FMIPA : Undiksha : Pendidikan IPA : Jalan Udayana Singaraja, Bali (0362) 25072 / (0362) 25335 : Jln. Sahadewa 15E Singaraja 196205151988031005/ [email protected]

3. Anggota Tim Pengusul a. JumlahAnggota b. Nama Anggota 1/bidang keahlian c. Nama Anggota 2/bidang keahlian d. Mahasiswa yang terlibat

: 2 orang, : Dr. A.A.I.A Sudiatmika, M.Pd/ : Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si : 2 orang

4. Lokasi Kegiatan/Mitra a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) b. Kabupaten/Kota c. Propinsi d. Jarak PT ke lokasi mitra (km)

: Desa Tojan Kecamatan Klungkung : Klungkung/Klungkung : Bali : 95 km.

5. Luaran yang dihasilkan : Model pendidikan karakter di SD, artikel. 5. JangkawaktuPelaksanaan 8 bulan 7.

8. Biaya Total - Dikti - Sumber lain (sebutkan ….)

: Rp.28.800.000 (Dua puluh delapan juta delapan ratus ribu rupiah) : Rp. ---

3

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI SD 1 TOJAN KLUNGKUNG

I Wayan Suastra

A.A.I.A Rai Sudiatmika Ida Bagus Putu Arnyana

ABSTRAK

Pengabdian pada Masyarakat (P2M) ini bertujuan untuk mengembangkan model

program pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di SD No 1 Tojan Klungkung. Kalayak

sasaran program ini adalah Kepala Sekolah, guru SD Tojan sebanyak 13 orang, dan seorang

pegawai non guru serta Kepala Sekolah dan Guru SD 2 Tojan sebagai sekolah imbas yang

berjumlah 10 orang guru. Lokasi sekolah sangat strategis dan berada di tengah-tengah Desa

Tojan di pinggir jalan Klungkung-Gelgel. Hasil pengabdian meliputi 1) sekolah telah

melaksanakan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dengan baik dan lancar melalui

berbagai kegiatan seperti pembelajaran di kelas, kegiatan ekstrakurikuler, pembiasaan sehari-

hari, dan keteladanan dari kepala sekolah dan guru. 2) dihasilkannya panduan pengembangan

pendidikan karakter berbasis kearifan lokal untuk Sekolah Dasar (SD) dan artikel ilmiah.

Kata-kata Kunci: Pendidikan karakter, kearifan lokal, sekolah dasar

iii

4

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, laporan

pengabdian pada masyarakat (P2M) tahun 2015 yang berjudul Pengembangan Pendidikan

Karakter Berbasis Kearifan Lokal di SD 1 Tojan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, tim

peneliti pada kesempatan ini menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Ketua Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha, atas

segala bantuan administrasi dan bimbingan sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

2. Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Klungkung, atas ijin dan

kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat di laksanakan dis ekolah tersebut.

3. Kepala SD 1 dan SD 2 Tojan Klungngkung, atas ijin dan kerjasamanya sehingga P2M

ini dapat dilaksanakan di sekolah tersebut.

4. Para guru SD 1 dan SD 2 Tojan Klungkung yang terlibat aktif dalam kegiatan ini.

5. Tim pengembang P2M ini yang telah memberikan masukan-masukan yang sangat

berharga sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

6. Rekan-rekan di FMIPA Undiksha, atas kontribusinya dalam penyelesaian laporan ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang ikut berkontribusi dalam P2M ini yang tidak

sempat kami sebutkan satu persatu kami ucapkan terima kasih. Semoga Ida Sang Hyang

Widhi Wasa memberikan rahmat sesuai dengan jasa Ibu/Bapak.

iv

5

DAFTAR  ISI  

Halaman

JUDUL PENELITIAN ……………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………....……………………. ii

ABSTRAK................................................................................................................... iii

PRAKATA.........................………………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... v

BAB I. ANALISIS SITUASI DAN RENCANA KEGIATAN................................. 1

1. Analisis Situasi.......................................................................................... 1

2. Tujuan dan Manfaat.................................................................................. 4

3. Target dan Luaran..................................................................................... 5

4. Metode dan rencana Kegiatan.................................................................. 5

BAB II. HASIL KEGIATAN...................................................................................... 7

BAB III. PENUTUP................................................................................................... 27

DAFTAR REFERENSI ............................................................................................. 28

v

1

 BAB I

ANALISIS SITUASI DAN RENCANA KEGIATAN

1.  Analisis  Situasi  Pada era industrialisasi dan globalisasi ini dengan persaingan yang semakin ketat

maka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memegang peranan yang

penting. Tantangan ini menghajatkan kesiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia

yang handal dan berkualitas yang tidak saja mampu menguasai IPTEK, tetapi juga mampu

membentuk karakter bangsa yang berlandaskan kearifan lokal.Gardner (2007) mengatakan

bahwa untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dibutuhkan lima

pikiran untuk masa depan (five mind for the future) yang meliputi: pikiran terdisiplin, pikiran

menyintesis, pikiran mencipta, pikiran merespek, dan pikiran etis. Lebih lanjut, Tilaar (2012)

mengatakan bahwa globalisasi harus dilawan dengan mengembangkan kreativitas dan

entrepreneurshipmelalui pedagogik kristis transformatif dalam pendidikan nasional.

Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah berat yang harus dilalui, yaitu

terjadinya krisis multidimensi yang berkepanjangan. Masalah ini sebetulnya mengakar pada

menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan oleh membudayanya praktek Korupsi

Kolusi dan Nepotisme (KKN), narkoba, konflik (antar etnis, agama, politisi, remaja, RW,

banjar, desa), meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos kerja, serta hilangnya budaya

malu jika telah melakukan hal-hal yang kurang baik di masyarakat. Budaya-budaya tersebut

adalah penyebab utama Negara kita sulit untuk bangkit dari krisis ini.Gunawan (2014)

mengatakan bahwa ada beberapa karakter bangsa Indonesia akhir-akhir ini yang mulai

berubah ke arah yang memprihatinkan. Misalnya terjadinya penurunan sikap religius, santun,

sabar, saling menghormati, dan mengutamakan musyawarah. Sekarang cenderung ke arah

yang destruktif.

Nampaknya diperlukan upaya untuk merajut kembali mutiara-mutiara bangsa yang

telah hilang atau menurun tersebut melalui proses pendidikan. Bahkan presiden terpilih Joko

Widodo telah mencanangkan program revolusi mental untuk mengembalikan karakter bangsa

Indonesia yang mulai tercerabut tersebut. Suprapto (2014) mengatakan bahwa revolusi

mental harus dimulai dari pendidikan, mengingat peran pendidikan sangat strategis dalam

membentuk mental anak bangsa (Jawa Pos, 5 September 2014, halaman 4).

2

Sekolah yang menjadi sasaran pengabdian pada masyarakat adalah Sekolah Dasar 1

Tojan yang berlokasi di tengah-tengah Desa Tojann Klungkung dengan profil sekolah

sebagai berikut. Luas lahan sekolah 20 are dengan luas bangunan 52,50 x 18,23 m2, jumlah

ruang kelas 6 buah, ruang ibadah, toilet, perpustakaan 9,47 x 3,5 m2, jumlah siswa tahun

ajaran 2014/2015 sebanyak 154 orang, jumlah guru 13 orang dan dibantu seorang pegawai

non guru. Berdasarkan hasil observasi ke sekolah tersebut dan wawancara dengan kepala

sekolah ditemukan ditemukan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, sekolah ini letaknya

sangat strategis karena berada di tengah-tengah desa Tojan dan dipinggir jalan besar

Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya juga cukup baik sehingga kalau

dijadikan sekolah contoh sangat strategis. Kedua, pendidikan karakter di sekolah ini memang

sudah ada perencanaan ke arah itu, namun pemahaman kepala sekolah maupun guru dalam

pengelolaan sekolahnya maupun dalam implementasi kurikulumnya belum memadai.

Harapan dari Kepala Sekolah agar ada bantuan dari Undiksha untuk mengembangkan

pendidikan karakter di sekolah tersebut (surat permohonan terlampir). Kedua, Kepala sekolah,

guru dan pegawai menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan pendidikan karakter di

sekolah tersebut dan bahkan menyatakan kesiapannya menjadi sekolah contoh di Klungkung.

Ketiga, dukungan pihak Desa Tojan dalam hal ini disampaikan oleh Kepala Desa Tojan

Bapak Wayan Suastawa yang sangat mendukung dan mengharapkan ada kegiatan P2M

seperti ini sehingga anak-anak dari Desa Tojan menjadi anak-anak yang memiliki prestasi

tidak hanya dalam bidang akademik saja, tetapi juga memiliki karakter bangsa yang kuat

seperti jujur, bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarganya dan juga bangga terhadap

desanya. Bahkan Kepala Desa Tojan juga siap membantu dalam pelaksanaannya nanti

melalui bantuan ADD.

3

Gambar 1. Sekolah Dasar No. 1 Tojan Klungkung

Pendidikan merupakan faktor dominan dalam mengembangkan karakter bangsa.

Tirtarahardja dan Sulo (2005) mengatakan bahwa pendidikan sebagai proses transformasi

budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikkan merupakan proses

pemanusiaan untuk menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia

dewasa/bijaksana, dan manusia seutuhnya agar mampu menjalankan dan mengembangkan

budaya. Salah satu fungsi sekolah mencakup fungsi sosial. Sekolah dalam menjalankan

fungsi sosial harus mampu mensosialisasikan peserta didik, sehingga mereka nantinya bisa

mengubah diri mereka dan masyarakatnya. Masyarakat merupakan sebuah tempat yang

menjadi tempat hidup, tumbuh, berkembang dan berubah bagi manusia. Sekolah berupaya

menggali dan mewariskan kearifan lokal dalam membangun kehidupan berbangsa. Oleh

karena itu, sudah seharusnya kurikulum sekolah (dalam hal ini kurikulum 2013) memberikan

perhatian yang lebih besar pada pendidikan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa

sebelumnya.

Kearifan lokal merupakan suatu gagasan konseptual hidup dalam masyarakat, tumbuh

dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat dari sifatnya yang

berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari

hidup dan bersifat biasa-biasa saja). Keberagaman budaya Indonesia merupaklan modal besar

4

membangun bangsa. Setiap daerah memilikimkeunikan tersendiri dan mengandung kearifan

lokal masing-masing.Baker, et al (1995) menyatakan bahwa jika pembelajaran di sekolah

tidak memperhatikan budaya/kearifan lokal anak, maka konsekuansinya siswa akan

“menolak” atau hanya menerima sebagian konsep-konsep sains yang dipelajarinya. Kearifan

lokal didefinisikan sebagai kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah

(Gobyah, 2003). Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai

usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap

terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu (Ridwan, 2007).

Kearifan (wisdom) secara etimologi berarti kemampuan seseorang dalam menggunakan akal

pikirannya untuk menyikapi sesuatu kejadian, obyek atau situasi, sedangkan lokal

menunjukkan ruang interaksi dimana peristiwa atau situasi tersebut terjadi. Dengan demikian,

kearifan lokal secara substansial merupakan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat

yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertindak dan berperilaku sehari-hari.

Oleh karena itu, kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan

martabat manusia dalam komunitasnya (Geertz, 1992).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembangunan watak (character building)

amat penting. Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berahklak, berbudi pekerti, dan

berperilaku baik. Bangsa ini ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Sudah

saatnya dibangun kembali kesadaran akan pentingnya pembinaan karakter bagi insan

Indonesia melalui pendidikan yang bermutu. Sesuai dengan pendapatnya Elmubarok (2008)

yaitu, mengumpulkan yang terserak, menyambung yang terputus, dan menyatukan yang

tercerai.

2. Tujuan dan Manfaat

2.1 Tujuan

Secara umum tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini

adalah memberdayakan kepala sekolah, guru, dan pegawai SD 1 Tojan Klungkung agar

mampu mengembangkanb pendidikan karakter di sekolahnya sehingga menjadi sekolah

rujukan di kabupaten Klungkung khususnya atau di Bali pada umumnya. Dengan demikian,

pada akhirnya muaranya adalah mampu mengembangkan lulusan SD yang tidak hanya

cerdas, tetapi juga berkarakter bangsa yang kuat. Secara khusus tujuan P2M ini adalah

sebagai berikut.

1) Memberdayakan kepala sekolah agar mampu mengelola sekolah yang berkarakter di

SD 1 Tojan Klungkung.

5

2) Memberdayakan guru agar mampu merancang dan mengimplementasikan kurikulum

2013 yang bermuatan karakter berbasis budaya lokal secara benar di kelasnya masing-

masing.

3) Memberdayakan pengawas SD di UPT kecamatan Klungkung dalam memonitor dan

mengevaluasi serta membimbing sekolah-sekolah lainnya dalam mengembangkan

pendidikan berkarakter di Klungkung.

4) Memberdayakan pegawai dan para dagang di sekolah tersebut mampu membuat

situasi atau kondisi yang mendukung terciptanya sekolah yang berkarakter.

2.2 Manfaat

Secara umum kegiatan P2M ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

langsung kepada kepala sekolah, guru-guru, pegawai dan para pedagang di kantin sekolah di

SD 1 Tojan Klungkung mengembangkan sekolah yang berkarakter sesuai harapan kepala

sekolah dan para guru. Manfaat tidak langsungnya adalah dapat membantu peserta didik

meningkatkan prestasinya dalam bentuk kompetensi dari aspek pengetahuan, keterampilan,

dan sikap serta dengan sendirinya menguatkan karakter bangsanya. Manfaat lainnya adalah

dapat digunakan sebagai pijakan dalam mengambil kebijakan oleh pemerintah daerah dalam

hal ini dinas pendidikan dan kebudayaan untuk membina guru-guru SD dan mengembangkan

sekolah berkarakter di sekolah lainnya.

3. Target Luaran

Target luaran dari P2M ini adalah berupa model pengembangan karakter di sekolah

yang berupa model pendidikan karakter yang berbasis kearifan lokal yang berisi langkah-

langkah dari perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi, serta refleksinya dalam

bentuk buku panduan. Luaran lainnya adalah berupa artikel ilmiah yang akan dipublikasikan

pada Jurnal P2M nasional.

4. Metode dan Rencana Kegiatan

Metode pelaksanaan P2M ini adalah menggunakan disain pengembangan model

Gall&Borg (2003) yang dimodifikasi. Tahapannya meliputi 5 langkah kegiatan yaitu: 1)

analisis kebutuhan pengembangan pendidikan karakter di SD, disain model pengembangan

sekolah berkarakter, implementasi disain model di sekolah, monitoring dan evaluasi, dan

desiminasi hasil pengembangan. Langkah-langkahnya secara diagram sebagai berikut.

6

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SD

• DESKRIPSI SWOT (KEKUATAN, KELEMAHAN, TANTANGAN, DAN PELUANG)

• DESKRIPSI KARAKTER YANG AKAN DIKEMBANGKAN

PENYUSUNAN RANCANGAN/DISAIN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SD DAN PELATIHAN BAGI KEPALA SEKOLAH, GURU, PEGAWAI DAN PENDUKUNG LAINNYA

• KEPALA SEKOLAH, GURU, PEGAWAI DAN PENDUKUNG LAINNYA YANG SIAP MENGIMPLEMENTASIKAN  

• PERANGKAT IMPLEMENTASI  

IMPLEMENTASI MODEL YANG DISUSUN DI SEKOLAH

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI KELAS MAUPUN DI LINGKUNGAN SEKOLAH: DOKUMEN PELAKSNAAN DALAM BENTUK VIDEO, FOTO, DAN DOKUMEN LAINNYA

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM

DOKUMEN DALAM BENTUK VIDEO, FOTO, PERANGKAT LAINNYA, SERTA DATA HASIL MONITORING, DAN REFLEKSI

DESIMINASI HASIL PENGEMBANGAN DENGAN MENGUNDANG STAKE HOLDER (BUPATI, DINAS PENDIDIKAN, KEPALA SEKOLAH LAIN, GURU, PENGAWAS)

• MODEL PENDIDKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL YANG EFEKTIF

• ARTIKEL SIAP DIPUBLIKASI

7

BAB II HASIL YANG TELAH DICAPAI

Sesuai dengan rencana yang telah disajikan pada bab I di depan, maka kegiatan yang

telah dilakukan sebagai berikut.

1. Sosialisasi kepada mitra dilakukan di SD 1 Tojan.

2. Penyusunan instrumen kegiatan P2M yang meliputi: Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Kurikulum 2013 yang bermuatan karakter, instrumen penilaian karakter

siswa, pedoman observasi.

3. Pelatihan pengembangan pendidikan karakter diu sekolah dasar telah dilaksanakan

pada tanggal 10 April 2015 yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga

Kabupaten Klungkung.

4. Pembinaan selama 2 bulan dari tanggal 13 April sampai dengan 31 Juli 2015.

5. Pemantauan pelaksanaak kegiatan P2M dilakukan secara berkala setiap 2 minggu

sekali selama kegiatan pembinaan dan setelah pembinaan.

6. Penyusunan draf buku Pedoman Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis

Karakter Budaya Lokal.

7. Sosialisasi implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di SD untuk 40

Kepala Sekolah Dasar di Klungkung.

Beberapa hasil kegiatan dapat buku pedoman pengembangan pendidikan karakter dui Sd dan

rekaman dokumentasi foto-foto berikut ini.

 

   

.    

8

Foto  :  Gerbang  SD  1  Tojan  Klungkung  

 

 Foto  :  Kepala  SD  1  Tojan  (Ngakan  Ketut  Astika,  S.Pd)  dengan  administrasi  sekolah  yang    tertata  rapi.      

     Foto:    Kepala  Sekolah,  para    guru  SD  1  Tojan  bersama  Prof.    Suastra  (Dosen  Undiksha)  dalam    kegiatan  kunjungannya            

9

                 Foto:  piagam  dan  piala  hasil  prestasi  siswa  terpajang  rapi                            di  ruang  kapala  sekolah.    A. Program  Pendidikan  Karakter  di  SD  1  Tojan  

 v Visi  Sekolah   :  Menjadi   Sekolah   Dasar   yang   unggul   dalam  mutu   dan   berkarakter   dalam  

sikap  dan  perilaku.    

v Misi  Sekolah   :    a. Menyelenggarakan  pendidikan  dan  pembelajaran  di   sekolah  dasar  melalui   pendekatan  

humanis,  demokratis,    dan  ilmiah.  b. Membentuk   dan   mengembangkan   karakter   bangsa   siswa   melalui   proses   pendidikan  

karakter  yang  berbasis  pada  kearifan  lokal  Bali.  c. Mengembangkan  profesionalisme  guru  secara  berkesinambungan.  d. Menjaga  hubungan  harmonis  dengan  masyarakat  dan  lingkungan  sekitar.  

   

v Metode  Pengembangan    Metode   pengembangan   pendidikan   karakter   di   SD   dapat   dilakukan  melalui   dua   cara   yaitu  intervensi   dan   pembiasaan   dalam   pengalaman   praktis.   Intervensi   dilakukan   pada   kegiatan  belaar   mengajar   dan   budaya   sekolah,   sedangkan   pembiasaan   melalui   kegiatan   ekstra  kurikuler   dan   pembiasaan   keseharian   di   rumah   dan   masyarakat.   Empat   cara  pengembangannya   sebagai   berikut.   (1)   Kegiatan   Belajar   Mengajar:   integrasi   ke   dalam  kegiatan  belajar  mengajar  pada  setiap  mata  pelajaran,  (2)  Budaya  Sekolah:  melalui  kegiatan  keseharian   di   sekolah,   (3)   Kegiatan   Ekstra   Kurikuler:   integrasi   ke   dalam   kegiatan   ekstra  kurikuler,   pramuka,   PMR,   seni   tari   dan   tabuh,   dsb,   dan   (4)   Kegiatan   Keseharian   di   Rumah  dan  Masyarakat:  kegiatan  pembiasaan  keseharian  di  rumah  yang  selaras  dengan  di  sekolah.  Kepala  Sekolah,  guru,  pemimpin,  dan  tokoh  masyarakat  dijadikan  role  model  dari  nilai-­‐nilai  karakter  yang  diharapkan.  Gambaran  ringkasnya  seperti  pada  gambar  beriut.    

10

INTERVENSI

PENGALAMAN PRAKTIS (HABITUASI)

REVITALISASI

14

   

v Program  Pendidikan  Karakter  yang  Dikembangkan  Program  pendidikan  karakter  berbasis  kearifan   lokal  yang  dikembangkan  didasarkan  empat  ranah  pendidikan  karakter  yaitu:  olah  hati,  olah  pikir,  olah   raga,  dan  olah   rasa  dan  karsa.  Rangkuman  keempat  ranah  pendidikan  karakter  seperti  pada  gambar  berikut.    

 

 

                             

Gambar.  Empat  ranah  pendidikan  karakter  nasional    

Berikut  program  pendidikan  karakter  berbasis  kearifan  lokal  yang  telah  dikembangkan  di  SD  1  Tojan.    1. Religius  (Srada  Bhakti)  dalam  keseharian    

a. Eling   dan  bhakti   pada   Tuhan  melalui   persembahyangan  bersama   siswa  dan   guru   setiap   pagi  pukul  07.15  wita.  

b. Doa  sebelum  memulai  dan  mengakhiri  pembelajaran.  c. Persembahyangan  pada  hari  tertentu:  purnama,  tilem,  saraswati,  dsb.  d. Hormat  pada  orang  tua,  guru,  dan  pemimpin  pemerintahan.  

11

   2. Kedisiplinan/Taat  Aturan  (Rta)  dalam  perilaku  

a. Disiplin  dalam  berlalu  lintas  di  jalan  dan  anak-­‐anak  kelas  V  dan  VI  bergilir  mengatur  lalu  lintas    di  depan  sekolah.  

b. Disiplin  dalam  berpakaian.  c. Berbaris   ketika  mau  memasuki   kelas   dan  memberi   salam   kepada   guru   secara   bergilir   ketika  

mau  pulang.  d. Antre  dalam  berbelanja  di  kantin  sekolah.  

 3. Berbuat  jujur  dan  berkata  benar  (Satya)  dalam  keseharian  

a. Tidak  mencontek  ketika  ulangan/ujian.  b. Kantin  kejujuran.  c. Jujur  dalam  mengakui  kesalahan/  perbuatan  yang  tidak  baik.  d. Sopan  santun  dalam  pergaulan.  

 4. Peduli  dan  bersahabat  dengan  alam  (rungu  palemahan)  

a. Penataan  lingkungan  sekolah  yang  rindang  dan  asri.  b. Menjaga  lingkungan  sekolah  tetap  aman,  bersih  dan  rapi.  

 

5. Tanggung  jawab  (Sesana)  a. Setiap   kelas   bertanggung   jawab   mengurus   kebersihan   dan   keindahan     kelasnya   dan   setiap  

akhir  setengah  semester  dilomba-­‐kan,  serta    diberikan  hadiah  bagi  juara  1,2,  dan  3.  b. Setiap  barung  pramuka  bertanggung  jawab  mengurus  kebun  sekolah  dan  setiap  akhir  setengah  

semester  dilombakan,  serta  diberikan  hadiah  bagi  juara  1,2,  dan  3.    

6. Mandiri/percaya  diri  (tama)  a. Setiap  anak  dibiasakan  memimpin  Doa/Tri  Sandya  di  kelas  maupun  untuk  seluruh  siswa.  b. Setiap     anak   dibiasakan   tampil   di   depan   kelas   untuk   menyampaikan   ide/   gagasannya   atau  

karyanya.  c. Dilakukan   berbagai   kompetisi/lomba   untuk   memupuk   rasa   percaya   diri   siswa   serta  

menampilkan  kemampuannya  dalam  bidang  olah  raga,  seni,  maupun  akademik.    

7. Kreatif  (Ulik)  a. Dalam  proses  pembelajaran,  guru  selalu  menghargai   ide/gagasan/karya  siswa  yang  unik  atau  

berbeda  dari  biasanya.  b. Prestasi  dan  karya  siswa  yang   terbaik  diberikan  apresiasi  dan  dipajang  dalam  pameran  karya  

siswa,  dipajang  pada  papan  pengumuman,  dan  diumumkan  di  depan  siswa-­‐siswa  lainnya.  c. Dalam   kegiatan   ekstra   kurikuler   bidang   seni-­‐budaya,   siswa   diberikan   kebebasan  

mengekspresikan   bakat   dan   kemampuannya,   seperti   membuat   kreasi   tabuh,   mesatua,  berpuisi,  tari,  menggambar/melukis,  dan  kerajinan  tangan.  

 8. Ingin  tahu  (Sekadi  nyampat,  ilang  luhu  ebuke  katah)  

a. Dalam   poses   pembelajaran,   guru   selalu   membuka   diri   untuk   selalu   siap   bila   ditanya   oleh  siswanya  dan  bahkan  memberikan  penghargaan/apresiasi  kepada  siswa  yang  sering  bertanya.  

b. Bila   tidak   ada   guru,   maka   siswa   dibiasakan   membaca   dan   berdiskusi   secara   bebas   dengan  temannya.  

c. Menyediakan  buku  bacaan  yang  menggugah  keingintahuan  siswa.    

9. Cinta  tanah  air  (jele  melah  gumi  gelah)  a. Melakukan  apel  bendera  setiap  hari  senin  dan  hari-­‐hari  penting  nasional.  

12

b. Menyanyikan  lagu-­‐lagu  wajib  nasional  setiap  hari  dan  memberikan  makna  nyanyiannya.  c. Mengajak  siswa  merasakan  kebanggan  sebagai  warga  sekolah  SD  1  Tojan,  warga  desa  Tojan,  

warga  Klungkung,  orang  Bali,  dan  orang  Indonesia.    

10. Bersahabat  (menyama  braya,  segilik  seguluk  sebayan  taka).  a. Dalam  proses  pembelajaran,  dilakukan  dengan  belajar  kooperatif  dengan  anggota  kelompok  

yang  heterogen  (agama,  suku,  sosial  ekonomi,  gender).  b. Siswa   diajak   mengunjungi   jika   ada   teman/kerabat,   guru,   pegawai   yang   sakit   atau   ketimpa  

musibah/duka  maupun  jika  diundang  dalam  kegiatan  suka.    

11. Suka  bekerja  keras    dan  dermawan  (anteng)  a. Dalam  proses  pembelajaran,  siswa  dibiasakan  mengerjakan  tugas-­‐tugas  yang  menuntut  kerja  

keras  baik  dilakukan  secara  individu  maupun  kelompok.  b. Guru  dan  siswa  memberikan  sumbangan  dalam  bentuk    uang  atau  barang  untuk  membantu  

teman   atau   masyarakat   yang   kurang   beruntung/memerlukan   bantuan   (sakit,   miskin,  bencana).    

12. Motivasi  berprestasi  (jengah)  a. Pada   setiap   kesempatan,   guru   selalu   memberikan   arahan   agar   menjadi   orang   yang   lebih  

baik/sukses  di  masa  depan  (punya  rasa  jengah).  b. Sekolah   selalu   memberikan   penghargaan   kepada   siswa   yang   berprestasi   dalam   bidang  

akademik  maupun  non-­‐akademik  baik  tingkat  sekolah,  kecamatan,  kabupaten,  nasional.    

13. Cinta  damai  (shanti)  a. Sekolah  bebas  dari  kekerasan  dan  pertengkaran.  b. Sekolah  dalam  menyelesaikan  masalah  mengutamakan  musyawarah  dan  kedamaian.  

 

14. Refleksi  diri  (mulat  sarira)  a. Dalam  proses  pembelajaran,  ketika  akan  menutup  pelajaran  siswa  diajak  melakukan  refleksi  

diri  tentang  proses  belajarnya  dan  juga  tentang  perilaku  yang  dilakukannya  yang  telah  lewat  serta  memperbaikinya  jika  ada  kesalahan.  

b. Guru   pada   setiap   kesempatan   mengajak   siswa   untuk   selalu   bersyukur   pada   Tuhan   atas  kehidupan  ini.    

                       

13

   Berbagai   Kegiatan   SD   1   Tojan   dalam   Pengembangan   Pendidikan   Karakter   Berbasis  Kearifan  Lokal      

   Foto  2:  Pertemuan  pertama  Prof.  Suastra  di  SD  1  Tojan  untuk  membicarakan  penyiapan    kegiatan  P2M.        

   Foto:    Sembahyang  bersama  di  halaman  sekolah    setiap  hariPukul  07.15  mohon                              keselamatan  bersama  (religius)    

14

     Foto:  Drs.  Nyoman  Mudarta,  M.Si  (Kadisdikpora  Klungkung)  membuka  acara  didampingi    Bapak  Drs.  Made  Sukada,  M.Ag  (Kabid  dikdas-­‐tk)  dan  pengawas  (komitmen  pemerintah).        

 Foto  :  Narasumber  Prof.  Dr  I  Wayan  Suastra,  M.Pd  dan  Prof.  Dr.  Ida  Bagus  Putu    Arnyana,  M.Si  dari  Undiksha.    

 Foto  :  Kepala  Sekolah  dan  guru  antusias  mengikuti    pelatiahan  pendidikan  karakter  

15

 (komitmen  kasek).    

 Foto:  peserta  pelatihan  menyimak  dengan  serus  paparan                          narasumber  (pengembangan  profesionalisme  guru).    

 Foto:  Siswa  belajar  mandiri  ketika  guru  sedang  ada                kegiatan/rapat    (karakter  ingin  tahu).      

16

   Foto:  guru  sedang  mempersiapkan  pembelajaran  di  depan                            kelas    

 Foto  :  siswa  belajar  dengan  wajah  menyenangkan  di  kelas      

17

 Foto  :  siswa  diajarkan  tangung  jawab  dan  kepeduliannya  dalam  menjaga  dan      memelihara  lingkungan  sekolahnya.    

 Foto  :  siswa  diajarkan  tanggung  jawab  dan  secara  gotong  royong  menjaga  dan    memelihara  kebersihan  lingkungan  sekolahnya.      

18

 Foto  :  Ibu  guru  turut  terlibat  aktif  bersama  siswa  memelihara  kebersihan  sekolahnya.    

 Foto  :  siswa  secara  bergotong  royong  membersihkan  dan  menata  kelasnya  agar    dapat  memperoleh  juara.    

19

 Foto:  kegiatan  kepramukaan  adalah  salah  satu  bentuk  pendidikan  karakter      (tanggung  jawab,  disiplin,  kreativitas,  kepercayaan  diri,  bela  negara)    

 Foto:  kegiatan  kepramukaan  adalah  salah  satu  bentuk  pendidikan  karakter      (tanggung  jawab,  disiplin,  kreativitas,  kepercayaan  diri,  bela  negara)  

20

 Foto  :  siswa  berlatih  bale  ganjur  seni  tradisioanal  Bali  didampingi  guru  pembina    (melestarikan  seni  tradisional/  kearifan  lokal)    

 Foto  :  siswa  dengan  rasa  percara  diri  berlatih  menampilkan  kebolehannya    dalam  Mesatua  Bali  (pelestarian  kearifan  lokal)  

21

 

 Foto  :  siswa  dengan  rasa  percaya  dirinya  berlatih  menampilkan  kemampuannya  dalam    Macepat  (kearifan  lokal  Bali)    

 Foto  :  seorang  siswa  dengan  rasa  percaya  dirinya  memimpin  teman-­‐temannya    menyanyikan  lagu-­‐lagu  perjuangan.          

22

 Foto  :  Siswa  belajar  mandiri  di  lobi  kelas    ketika  guru  sedang  ada  kegiatan/rapat    (karakter  ingin  tahu).    

 Foto  :  Para  guru  menyiapkan  pembagian  hadiah  lomba-­‐lomba  pada  tengah  semester.    

23

 Foto  :  Kepala  Sekolah  mengawali  menyerahkan  hadiah    

 Foto  :  Prof.  Suastra  juga  diminta  untuk  menyerahkan  hadiah.    

24

 Foto  :  siswa  menyalami  guru  ketika  akan  pulang  sekolah  (hormat  pada  guru  dan    disiplin  dalam  antre)    

 Foto  :  Kepala  Sekolah  memanggil  orang  tua  siswa  untuk    membicarakan  secara    kekeluargaan  persoalan  anaknya  di  sekolah  (Peran  orang  tua  dalam  ikut  mendidik    putranya).    

25

 Foto  :  Prof.  Suastra  (putra  Desa  Tojan/Klungkung)  memberikan  motivasi  kepada    siswa  agar  selalu  eling  dan  bersyukur  pada  Tuhan/Hyang  Widhi  Wasa,  hormat    dan  patuh  pada  orang  tua  dan  guru,  rajin  belajar  agar  berguna  bagi  keluarga,    masyarakat,  dan  bangsa  (bentuk  keteladanan  dalam  pendidikan  karakter).    

 Foto  :  Siswakelas  V  atas  nama      Dananji  yang  mampu  masuk  dalam  olimpiade    matematika  SD  tingkat  provinsi  diberikan  apresiasi  di  depan  teman-­‐temannya    (menghargai  prestasi).    

26

 Foto  :  Kantin  Sehat  SD  1  Tojan  (menjaga  kesehatan  siswa)          

               

27

BAB III PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis masalah dan implementasi kegiatan pengabdian masyarakat

pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Bali di SD 1 Tojan Klungkung

dapat disimpulkan dan disarankan sebagai berikut.

3.1 Simpulan

a. Pelaksanaan pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di SD 1 Tojan

Klungkung telah berlangsung dengan baik dan lancar karena komitman semua pihak

yang terlibat Kepala Sekolah, Para Guru, Pegawai, dan Siswa sangat tinggi.

b. Hasil kegiatan pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di SD 1

Tojan Klungkung menghasilkan buku Panduan Pengembangan Pendidikan Karakter

di SD 1 Tojan (terlampir).

3.2 Saran

a. Disarankan kepada Dinas Pendidikan dan Olah Raga untuk menindaklanjuti kegiatan

ini dengan memberikan dukungan dana dan pemantauan sehingga sekolah-sekolah di

Bali khususnya dapat menghasilkan lulusan yang cakap dan berkarakter baik.

b. Kepada Pihak Undiksha melalui Ka.LPM disarankan terus memberikan dukungan

dana untuk sekolah-sekolah yang lain dan kabupaten lain sehingga pemerataan

kualitas pendidikan tercapai di Bali.

28

REFERENSI

Atmaja, B. Dkk. (2011). Ajeg Bali dalam Perspektif Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press. Ainley, Mary&John Ainley. (2011). A Cultural Perspective on the Structure pf Student

Interest in Science. International Journal of Science Education. Vol 33 No.1m January 2011, pp51-71.

Bali Post. (2006). Siswa Jadi Malas Berpikir Kreatif. Kolom Pendidikan. 18 Maret 2006.

Borg,W.R & Gall,M.D (1989). Educational Research. New York: Longman.

Costa,V.B.(1995). When science is “Another World”: Relationships between Worlds

of Family, Friends, School,and Science. Science Education. 79(3). 313-333.

Depdiknas (2005). Mutu Pendidikan Indonesia Tahun 2003 “ Laporan Trends in International Mathematics and Science Study . Warta Balitbang Depdiknas Vol II No. 1Januari

2005. Depdiknas. 2010. Pendidikan Karakter:Kumpulan Pengalaman Inspiratif. Jakarta: Penerbit

Depdiknas. Elmubarok Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Penerbit Alpabeta. ----------- 2010. Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta: Pemerintah RI.

Geertz.C. (1973). The Interpretation of Culture. New York: Basic Books.

George,J. (1999). Wordview Analysis of Knowledge in Rural Village: Implication

for Science Education. Science Education. 83 : 77-95.

George.J. (2001). Culture and Science Education: Developing World. http://www.id21.org/education/e3jg1g2.html.

Gunawan, I. 2014. Mengembangkan Karakter Bangsa Berdasarkan Kearifan Lokal.

Jegede,O.J & P.A.Okebukola (1989). Influence of Socio-Cultural Factor on

Secondary Students’ Attitude toward Science. Research in Science Education. 19. 155-164.

Jegede,O.J & Aikenhead,G.S (2000). Transcending Cultural Border: Implications

for Science Teaching. http://www. [email protected].

29

Johnson,E.B. (2002). Contextual Teaching Learning. California: Corwin Press. Koesoema A. D. 2009. Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger Mengembangkan Visi Guru

sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Munandar, S.C.U (1999). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Prasad. R. 2010. Intisari Bhagavad Gita (Untuk Siswa dan Pemula). (Penerjemah Luh

Resiki). Denpasar: Media Hindu.

Radhakrishnan. S. 2008. Upanisad-Upanisad Utama. (Penerjemah Agus S. Mantik). Surabaya: Paramita.

Said, M.I. (1992). Globalisasi dan Pelestarian serta Pengembangan Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa dalam Berbagai Program Pendidikan. Makalah pada Konvensi

Nasional Pendidikan Indonesia II. Medan.

Suastra,I W. (2005). Merekonstruksi Sains Asli (Indigenous Science) Dalam Rangka Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal di Sekolah (Studi Etnosains pada Masyarakat Penglipuran Bali). Disertasi. Tidak Dipublikasikan.

Suastra, I.W, dkk (2007). Pengembangan Model Pembelajaran IPA Bagi Pengembangan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian Hibah Bersaing.

Suastra, I.W dkk (2008). Pengambangan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Fisika di

SMU. Laporan Penelitian PHK A2. Suastra, I.W, dkk (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Laporan Penelitian HB Dikti Tahun I.

Suastra, I.W. (2009). Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja: Penerbit Undiksha. Suastra, I.W, dkk (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Laporan Penelitian HB Dikti Tahun II.

Suastra, I.W. 2010. Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Jilid 43, No.1, April 2010

Suastra,I.W. Pengembangan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal. Makalah Disajikan pada Seminar dengan tema Mengembangkan Pendidikan Karakter di Sekolah Melalui Budaya Lokal, Undiksha 14 September 2011. .

Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan Sains yang Humanis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

30

Titib, I Md. 1994. Untaian Ratna Sari Upanisad. Denpasar: Yayasan Dharma Narada.

Titib, I Md. 2003. Menumbuhkembangkan Pendidikan Budhi Pekerti pada Anak (Perspektif Agama Hindu). Jakarta: Ganesha.

Tilaar, H.A.R. 2010. Agama, Budaya, dan Pendidikan Karakter Bangsa. Jakarta: Lembaga Manajemen UNJ.

Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing.