model pembentukan kepribadian islami siswa melalui pembelajaran agama...

78
MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 PARUNG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I) Oleh: AHMAD BUSYRO NIM. 206011000021 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: phamtruc

Post on 27-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA

MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 PARUNG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I)

Oleh:

AHMAD BUSYRO NIM. 206011000021

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

i

Abstraksi

Nama : Ahmad Busyro

Nim : 206011000021

Jurusan/Fakultas : PAI/ Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul skripsi : “ Model Pembentukan Kepribadian Islami Siswa Melalui Pembelajaran Agama Islam di SMA Negeri 1 Parung”

Pembinaan dalam lingkungan sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap prilaku anak didik atau siswa kelak dikemudian hari, sebab baik buruknya prilaku seseorang di sekolah ataupun dimasyarakat ditentukan oleh pembinaan yang diperoleh dari lingkungan sekolah, karena sekolah memiliki peranan yang sangat penting.

Kepribadian yang Islami adalah kepribadian yang merupakan ciri khas dan identitas seseorang dari keseluruhan tingkah laku sebagai orang Islam atau muslim, baik yang ditampilkan secara lahiriyah maupun bathiniah. Secara kolektif kepribadian Islami adalah kepribadian yang berserah diri dan patuh terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kepribadian yang Islami merupakan tujuan akhir dari setiap usaha pendidikan agama Islam.

Berdasarkan pengetahuan di atas, dalam hal ini penulis mengadakan penelitian untuk mengetahui model pembentukan kepribadian Islami siswa melalui pembelajaran agama Islam di SMA Negri 1 Parung bogor. Dengan populasi sasaran adalah kelas XII yang berjumlah 250 siswa yang dipilih secara acak atau random sebanyak 20% atau 50 orang. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan mewawancarai guru pendidikan agama Islam dan wakil kepala sekolah untuk mengetahui model pembentukan kepribadian siswa yang Islami melalui pembelajaran agama di SMA Negri 1 Parung. Kemudian data yang di peroleh dari penyebaran angket kepada siswa diolah dengan cara menggunakan rumus P sama dengan F Dikali 100% dibagi N. ( data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada siswa diolah dengan cara statistic deskriptif dipergunakan untuk mengorganisasikan dan meringkas data numeric yang nantinya dibuat secara prosentase yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dilapangan.

Sedangkan dalam teknis pelaksanaannya atau analisisnya, yaitu dengan memeriksa jawaban-jawaban dari tiap responden atau siswa , lalu dijumlahkan dan menghasilkan skor total, di klasifikasikan dan ditabulasikan (di buat tabel), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel masing-masing lalu diprosentasikan.

Page 3: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur tiada terhingga penulis sampaikan kehadirat Ilahi Rabbi Allah

SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad

saw., keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang telah mengenalkan Islam

kepada seluruh umat manusia.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak sedikit

mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari penulis sendiri

maupun dari luar. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan dari

berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bahrissalim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag, Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

4. Dr. H. Akhmad Sodiq, MA. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia dengan

tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Drs. Ali Gozali MPd, sebagai Kepala SMA Negri 1 Parung beserta guru bidang studi

Pandidikan Agama Islam, beserta staf yang telah membantu proses penelitian serta

memberikan data-data yang diperlukan peneliti.

ii

Page 4: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

dengan sabar dan tekun, rela mentransfer ilmunya kepada penulis selama penulis

menempuh studi di UIN Jakarta ini.

8. Ayah dan Umi, K’ Abdul Karim, Mba’ Azdawati M.Pd, mba’ Rahmaniyah, mba’ Siti

Aisyah, K’ Jahid, K’ Zidni K’ Misbah, dan Adikku tercinta Abd Hafid serta kakak-

kakakku yang lain yang dengan penuh kasih sayang selalu mendidik, memberikan

bantuan moril dan materil, menyayangi dan mendo’akan penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan studi di UIN.

9. Untuk teman-teman tercinta, Idris Saldi S.Sos.I, Nia Ahmad, Gus Yazid (Thanks

komputernya) Ihsanuddin S.Pd.I, Gifar S.Pd.I, M. Susanto S.Pd.I, Ach. Hozaini

S.Pd.I, Darmawan (thanks komputernya), M. Habib Masturi S.Pd.I dan Auliya Sindu

Muhammad S.Pd.I dan Didi A. Mursidi S.Pd.I yang selalu memberikan semangat

baru disetiap kejenuhan yang selalu mengiringi penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini dan yang selalu mengobarkan api semangat dalam keputusasaan penulis, semua

teman-teman (khususnya kelas A dan B PAI Ekstensi 2006) yang telah memberikan

semangat dan memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dengan

penuh toleransi ikut serta memberikan sumbangan yang amat berharga dalam

penyelesaian skripsi ini.

Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain ucapan terima

kasih penulis, semoga Allah SWT., membalas semua amal baik mereka, dan akhirnya

peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya

kepada pembaca.

Jakarta, 3 Maret 2011

Penulis

iii

Page 5: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

DAFTAR ISI

ABSTRAK .... .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 7

1. Identifikasi Masalah ........................................................ 7

2. Batasan Masalah .............................................................. 8

3. Perumusan Masalah ......................................................... 8

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ......................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pembentukan Kepribadian ..................................................... 9

1. Pengertian Pembentukan Kepribadian .............................. 9

2. Proses Pembentukan Kepribadian .................................... 13

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan

Kepribadian .......................................................................... 14

1. Faktor Internal ................................................................ 14

2. Faktor Eksternal .............................................................. 15

C. Metode Pembentukan Kepribadian Dalam

Pendidikan Islam .................................................................. 17

D. Kerangka Teori .................................................................... 21

iv

Page 6: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

Bab III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian ...................................................................... 23

B. Penentuan sumber data .......................................................... 23

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 24

D. Metode Analisis Data. .......................................................... 25

BAB IV PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA

MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SMA

NEGERI 1 PARUNG

A. Gambaran Umum SMA Negri 1 Parung ............................... 28

1. Latar Belakang Berdirinya SMA Negri 1 Parung ............. 28

2. Visi dan Misi SMA Negri 1 Parung ................................. 29

3. Struktur Organisasi SMA Negri 1 Parung ....................... 29

4. Keadaan Tenaga Pengajar, Staf Administrasi

dan Karyawan .................................................................. 31

5. Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Parung ............................. 35

6. Sarana dan Prasarana Yang Dimiliki

SMA Negeri 1 Parung ..................................................... 36

7. Kegiatan Ekstra Kurikuler ............................................... 37

B. Deskripsi Data ....................................................................... 37

C. Model Yang Digunakan di SMA Negeri 1 Parung Dalam

Membentuk Pribadi Yang Islami ........................................... 37

D. Pengolahan Data ................................................................... 40

E. Analisis Data ......................................................................... 61

v

Page 7: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

F. Model Pembentukan kepribadian Islami Siswa Melalui

Pembelajaran Agama ............................................................ 62

1. Pendidikan Agama Islam ................................................... 62

2. kepribadian Islami ............................................................. 63

3. Proses Pembelajaran Agama .............................................. 63

a. Pembukaan. .................................................................... 64

b. Kegiatan Belajar .............................................................. 64

c. Penutupan ........................................................................ 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 66

B. Saran ................................................................................... 67

vi

Page 8: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Parung .......................................................

Tabel 4.2 Keadaan Tenaga Pengajar, Staf Administrasi dan Karyawan Tahun Ajaran

2010-2011 .......................................................................................................

Tabel 4.3 Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Parung Tahun Ajaran 2010-2011 .....................

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana SMA Negeri Parung .......................................................

Tabel 4.5 Siswa Melaksanakan Shalat 5 Waktu ...............................................................

Tabel 4.6 Melaksanakan Shalat Sunnah Rawatib .............................................................

Tabel 4.7 Pelaksanaan Puasa Rhamadan ..........................................................................

Tabel 4.8 Siswa Melaksanakan Puasa Sunnah ................................................................

Tabel 4.9 Siswa Melaksanakan Zakat Fitrah ....................................................................

Tabel 4.10 Siswa Membaca Al-Qur’an siang dan malam ...................................................

Tabel 4.11 Siswa Melaksanakan Perintah Shalat dari orang tua .........................................

Tabel 4.12 Siswa Memberi Salam dan Mencium Tangan Orang Tua .................................

Tabel 4.13 Siswa Meminta Izin Kepada Orang Tua Jika Pergi Keluar Rumah ...................

Tabel 4.14 Menyapa dan Memberi Salam Kepada Guru, jika Bertemu Dijalan ..................

Tabel 4.15 Perhatian Siswa Ketika Guru Sedang Mengajar ...............................................

Tabel 4.16 Siswa Mengetuk Pintu dan Memberi Salam, ketika Terlambat Masuk Kelas ....

Tabel 4.17 Siswa Menyapa Dengan Ramah Jika Bertemu Tetangga dijalan .......................

Tabel 4.18 Siswa Menghormati Orang Tua, Guru dan Teman ...........................................

Tabel 4.19 Siswa Menjenguk Teman yang Sedang Sakit ...................................................

Tabel 4.20 Sikap siswa Saat Menolong Tetangga yang Terkena Musibah ..........................

Tabel 4.21 Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat Disekolah .............................

Tabel 4.22 Sisawa Aktif Mengikuti Kegaitan Rohis Disekolah .........................................

vii

30

32

35

36

40

41

41

42

43

44

44

45

46

47

47

48

49

49

50

51

51

52

Page 9: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

Tabel 4.23 Sikap Siswa Dalam Menepati Janji dengan teman ............................................

Tabel 4.24 Guru Memerintahkan Siswa Berdo’a Sebelum Pelajaran Dimulai .................... .

Tabel 4.25 Guru Memerintahkan Siswa Untuk Aktif Mengikuti KegiatanPesantren kilat

Pada Bulan Rhamadan .....................................................................................

Tabel 4.26 Guru Memerintahkan Siswa Untuk Aktif Mengikuti Pengajian Dirumah

Tabel 4.27 Guru Agama Aktif Memperaktekkan Materi PAI .............................................

Tabel 4.28 Guru Memerintahkan Siswa Untuk Menghormati Kedua Orang Tua, Guru dan

teman ...............................................................................................................

Tabel 4.29 Peran Guru Dalam Mengikuti Kegiatan Rohis Disekolah .................................

Tabel 4.30 Siswa Aktif Menfikuti Pelajaran PAI ...............................................................

Tabel 4.31 Guru Hadir Saat Pelajaran Dimulai ..................................................................

Tabel 4.32 Siswa Memahami Materi Pelajaran PAI yang disampaikan guru .....................

Tabel 4.33 Guru memberikan bimbingan dan contoh nasehat pada saat belajar .................

Tabel 4.34 siswa aktif memperingati hari-hari besar Islam ................................................

viii

53

53

54

55

56

56

57

58

58

59

60

60

Page 10: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses atau usaha dari manusia dewasa yang

telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar, dan

menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup pada generasi muda,

agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-

tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri

kemanusiaannya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan salah satu

sektor pembangunan yang sangat penting dalam peradaban manusia dan dapat

memajukan masyarakat. Sebagai bangsa yang sedang membangun, Indonesia

menyadari betul peran pendidikan terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa.

Sesuai dengan pentingnya pendidikan tersebut ditegaskan dalam UU Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

“Pedidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pendidikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1

UU tersebut di atas, menunjukkan bahwa pendidikan dapat menghasilkan

putra-putri bangsa yang dapat membangun dirinya sendiri dan bertanggung jawab

atas pembangunan bangsanya. Menurut M.J. Lengeveld yang dikutip oleh Alisuf

1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006) Cet. Ke-

5, h. 304.

Page 11: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

2

Sabri bahwa pendidikan adalah “ Pemberian bimbingan atau bantuan rohani bagi

yang masih memerlukan. Pendidikan itu terjadi melalui pengaruh dari orang yang

telah dewasa kepada orang yang belum dewasa.2 Istilah lain juga dikatakan bahwa

pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak

untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.3

Dalam hal ini pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk menyiapkan potensi-

potensi yang dimiliki anak untuk berkembang menuju ke arah kedewasaan yang

diharapkan. Sehingga potensi yang dimiliki anak didik yang berkaitan dengan

pandangan hidup bila dibimbing melalui berbagai macam proses pendidikan, akan

dapat melestarikan kehidupan bangsa dan membantu menuju kemajuan dimasa

yang akan datang.

Pada dasarnya proses kegiatan pendidikan biasanya berlangsung antara

pendidik dan anak didik baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal

ini anak didik bisa saja berhadapan dengan pendidik yang berupa orang, ataupun

melalui karya-karyanya yang ia pelajari sendiri. Pendidikan seperti ini seringkali

disebut pendidikan otodidak, yang dalam prosesnya tidak memerlukan orang

sebagai pendidik. Disinilah keunikan pendidikan, selain mengandung tanda tanya

juga mengandung misteri.

Proses pendidikan tersebut adalah proses yang kontinyu bermula sejak

seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Rumusan selain itu adalah bahwa

proses pendidikan tersebut mencakup bentuk-bentuk belajar secara formal

maupun informal. Baik yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, kehidupan

sekolah, pekerjaan maupun kehidupan masyarakat.4

Pendidikan di samping merupakan kebutuhan manusia juga merupakan

suatu kewajiban bagi orang tua untuk mendidik anaknya, karena anak adalah

amanat yang diberikan oleh Allah untuk dipelihara dan dipertanggung jawabkan

di hadapan-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-tahrim ayat 6 yang

berbunyi:

2.M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 8. 3 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet. Ke-4, h. 1 4Abu Ahmadi, Metode Khusus Pendidikan Agama, (MKPAI), Bandung: Amirika, 1986),

h. 18

Page 12: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

3

. یا أیھا الذین آمنوا قوا أنفسكم وأھلیكم نارا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka”. (Q:S. At-tahrim: 6).5

Berdasarkan ayat tersebut berarti Allah memberikan amanat secara

langsung kepada orang tua untuk menjaga dirinya dan keluarganya termasuk

anak-anaknya dari siksa api neraka. Dalam upayanya mengemban amanat ini,

orang tua tidak cukup dengan memberikan hak-hak yang bersifat lahiriyah saja

dalam arti pendidikannya.

Dengan pendidikan dan pengajaran yang diterima, maka mereka

memperoleh bekal hidup untuk hidup di tengah masyarakat dan kondisi mereka

tidak akan selalu menjadi beban bagi keluarga dan lingkungan masyarakat.

Ditegaskan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 31:

“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu

berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

memang benar orang-orang yang benar".6

Untuk mewujudkan harapan tersebut, seorang guru dituntut untuk

memiliki dan memahami pengetahuan yang seksama mengenai pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik, memahami tentang tujuan yang akan dicapai,

penguasaan materi dan penyajiannya dengan metode-metode yang tepat.

Dalam pelaksanaannya pendidikan bertujuan untuk menghasilkan lulusan

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia;

5 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Diponogoro,

2007), h. 560 6 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, h. 6

Page 13: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

4

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang

bertanggung jawab demokratis, dan dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut.7

Sebagaimana dirumuskan dalam UU RI tentang tujuan pendidikan Nasional

No.20 Th. 2003 BAB II Pasal 3 sebagai berikut:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.8

Iman dan dijadikan dasar pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

budaya. Jadi, proses pendidikan diarahkan pada internalisasi nilai-nilai ajaran

Islam serta aktualisasinya sebagai etika sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian juga dengan akhlak yang dimiliki seseorang bukan merupakan sesuatu

yang dibawa sejak lahir, dan bukan pula sesuatu yang bersifat tetap, akan tetapi

sesuatu yang berubah, berkembang dan harus dibentuk melalui proses dan waktu

yang cukup alam, yaitu dengan pendidikan agama. Apabila akhlak yang baik telah

terbentuk pada diri seseorang, maka akhlak tersebut akan dijaga dengan cara

diperaktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kaitanya dengan pendidikan agama dalam kehidupan manusia,

maka dalam membina dan membentuk pribadi anak didik perlu kiranya dengan

mengadakan pendekatan dan perhatian yang bersifat tuntunan dan bimbingan.

Karena pendidikan agama menurut Mahmud Yunus mempunyai kedudukan yang

tinggi dan paling utama, karena pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki

akhlak anak-anak dan mengangkat mereka ke derajat yang tinggi, serta berbahagia

dalam hidup dan kehidupannya.9

Pendidikan Agama adalah usaha yang dilakukan secara sistematis dalam

membimbing siswa yang beragama Islam, sehingga ajaran Islam benar-benar

diketahui, dimiliki, dan diamalkan oleh peserta didik baik tercermin dalam sikap,

7Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI

Tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 3 8Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, h. 307. 9 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,

1983), h. 7.

Page 14: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

5

maupun cara berfikirnya. Melalui pendidikan agama terjadilah proses

pengembangan aspek kepribadian anak, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan

aspek psikomotorik. Sehingga ajaran agama diharapkan akan menjadi bagian

integral dari pribadi anak yang bersangkutan. Dalam arti segala aktifitas anak

akan mencerminkan sikap Islamiyah.

Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan kualitas manusia yang

beriman dan bertaqwa. Manusia dengan kualitas diyakini mampu bertindak

bijaksana baik dalam kapasitas sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarga

maupun masyarakat. Dalam ketetapan MPR disebutkan pembangunan nasional

dibidang pendidikan, adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan

kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan

makmur, serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik

berkenaan dengan aspek jasmani dan rohani.10 Pendidikan agama Islam adalah

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hokum-hukum agama Islam menuju

kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.11

Sebagai suatu usaha membentuk manusia, pendidikan harus mempunyai

landasan tempat berpijak yang baik dan kuat, karena dengan landasan tersebut

akan jelaslah arah pelaksanan pendidikan tidak sekedar merupakan inpuls atau

gejolak sesaat. Itu berarti landasan pendidikan merupakan suatu yang penting

dalam proses kemajuan pendidikan.

Dasar pendidikan merupakan masalah yang fundamental, karena dari dasar

pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Dalam pada itu

kaitannya dengan pendidikan Islam, dasar atau landasan pendidikan Islam itu

adalah fundamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat

tegak berdiri. Oleh karena itu, dasar pendidikan Islam harus diperhatikan secara

konprehensif dalam mengarungi gerak langkah pendidikan selanjutnya. Al-Qur’an

dan hadits sebagai dasar pendidikan Islam sekaligus juga sebagai sumber ajaran

syari’at, bukan hanya dijadikan sebagai kitab yang harus dibaca saja, akan tetapi

10 M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, h. 75. 11 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif,

1974), Cet. Ke-4, h. 23.

Page 15: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

6

lebih dari itu adalah menggali secara maksimal isi yang terkandung di dalamnya

dan merealisasikan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber hukum Islam dan pengetahuan

yang lengkap, mencakup keseluruhan hidup manusia, baik dunia maupun akhirat.

Keduanya menjadi petunjuk yang tak pernah usang bagi manusia dalam

membentangkan sayap dan derap langkah kehidupannya disegala zaman.

Islam merupakan agama yang membawa misi agar umatnya

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ajaran al-Qur’an sarat dengan

nilai-nilai pengetahuan yang menuntut pengikutnya untuk mengetahui berbagai

fenomena alam yang harus dipikirkan.

Selain al-Qur’an, al-Hadits juga merupakan sumber pengetahuan yang

monumental bagi Islam, yang sekaligus menjadi penafsir dan bagian yang

komplementer terhadap al-Qur’an. Menurut Husein Nasr bahwa Hadits Nabi

membahas berbagai hal, mulai dari metafisika sampai tata tertib di meja makan.12

Karena pendidikan agama Islam adalah sebagai dasar dalam menjalani

kehidupan yang berpijak dari al-Qur’an dan Hadits, agama dapat diibaratkan

sebagai mata, sedangkan sains sebagai mikroskop atau teleskop yang dapat

memperjelas daya pengamatan mata atau agama adalah pedoman dan jalan

kehidupan menuju keselamatan, sedangkan pengetahuan adalah cahaya yang

menerangi jalan kehidupan itu sendiri.

Agama Islam mengharuskan umatnya menghayati ajarannya yang

bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadist misalnya pendidikan agama yang tidak

hanya bertujuan untuk memperoleh ilmu dan keterampilan semata melainkan

penanaman pribadi atau sikap yang positif pada diri guru dan siswa. Hal ini

sejalan dengan pendapat Zakiah Derajat bahwa “Pendidikan Agama Islam bukan

sekedar mengajarkan pengetahuan agama dan melatih keterampilan siswa dalam

melaksanakan ibadah tetapi lebih dari itu ia pertama-tama bertujuan untuk

membentuk kepribadian siswa, sesuai dengan ajaran agama, pembinaan sikap,

12 Djunaidatul Munawwaroh dan Tanenji, Filsafat Pendidikan: perspektif Islam dan

Umum, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003) h. 114.

Page 16: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

7

mental dan akhlak, jauh lebih penting daripada pandai menghapal dalil-dalil dan

hukum-hukum agama, yang tidak diresapkan dan dihayatinya dalam hidup”.13

Dalam hal ini sekolah SMA Negeri 1 Parung adalah sekolah yang berbasis

umum tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai agama. SMA Negeri 1 Parung hadir

ditengah masyarakat dengan model pengajaran yang sama seperti sekolah umum

pada umumnya, namun pada dasarnya pengajaran yang ada di SMA Negeri 1

Parung bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa yang Islami seperti

penanaman keagamaan melalui kegiatan rohis, membentuk kepribadian yang

Islami melalui sholat berjamaah. Pada dasarnya seorang guru tidak hanya

memberikan pengetahuan atau mengajar semata, melainkan bertujuan untuk

menciptakan siswa yang agamis dan taat pada agama yang di anutnya.

Disisi lain yang menarik dari sekolah ini adalah antusiasme siswa untuk

melaksankan shalat dhuha dan dzuhur berjamaah setiap hari.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis akan

melakukan penelitian dengan judul “Model Pembentukan Kepridian Islami

Siswa Melalui Pembelajaran Agama Di SMA Negeri 1 Parung Bogor.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Persoalan yang dapat muncul dari topik ini adalah mengenai siswa

belajar agama dan dianggap pemerintah sudah efektif, tentu saja dari

proses belajar mengajar ini memuat banyak aspek nilai mulai dari akhlak,

ibadah, teologi, dan minat para siswa ikut belajar agama. Namun

demikian, penulis hanya mengambil “Model Pembentukan Kepribadian

Islami Siswa Melalui Pembelajaran Agama Islam”

2. Batasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan dalam proses penelitian dan

penulisan skripsi ini, maka penulis sengaja membuat suatu batasan. Ruang

lingkup masalah yang akan diteliti dibatasi pada: Bagaimana sistem

belajar-mengajar agama di sekolah SMA Negeri 1 Parung?.

13 Zakiah Derajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet Ke-17, h. 124

Page 17: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

8

3. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang menjadi pusat penelitian ini, adalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana model pembelajaran agama di SMA Negeri 1 Parung?

b. Bagaimana upaya meningkatkan kepribadian siswa yang Islami?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas,

maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu: Untuk mengetahui model

pembentukan kepribadian Islami siswa melalui pembelajaran agama Islam di

SMA Negeri 1 Parung.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Akademis:

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi

pengembangan lembaga keilmuan dan keberlangsungan pendidikan

nasional.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan baru bagi para teorisi, praktisi

dan pemikir pendidikan dalam mengemas nilai-nilai agama menjadi kajian

yang menarik. Juga diharapkan dapat memberikan motivasi bagi kepala

sekolah dan orang tua untuk lebih memperhatikan kepada mata pelajaran

agama Islam.

Page 18: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pembentukan Kepribadian

Pembentukan kepribadian pada dasarnya adalah upaya untuk mengubah

sikap kearah kecendrungan terhadap nilai-nilai ke-Islaman. Perubahan sikap tidak

terjadi secara spontan, tetapi diantaranya disebabkan oleh adanya hubungan

dengan obyek, wawasan, peristiwa atau ide dan perubahan sikap harus dipelajari.

Setiap usaha maupun kegiatan yang dilakukan dalam mencapai suatu

tujuan harus mempunyai dasar dan landasan tempat berpijak yang kokoh.

Pendidikan adalah suatu usaha membentuk manusia harus mempunyai landasan

keimanan dan kepada landasan itulah semua kegiatan dan semua perumusan

tujuan pendidikan dihubungkan.

1. Pengertian Pembentukan Kepribadian

Istilah pembentukan adalah proses atau usaha dan kegiatan yang dilakukan

secara berdaya guna untuk memperolah yang lebih baik, mendirikan atau

mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju dan lebih sempurna.1

Sedangkan kepribadian berasal dari kata personality (bahasa Inggris) yang

berasal dari kata persona (bahasa Latin), yang artinya kedok atau topeng yaitu

1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-2, h. 39.

Page 19: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

10

tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya

untuk menggambarkan prilaku, watak atau pribadi seseorang.2

Menurut Reymond Bernard Cattal yang dikutip oleh Abdul Majid, bahwa

”kepribadian mencakup tingkah laku individu baik yang terbuka (lahiriyah)

maupun yang tersembunyi (batiniyah).3

Secara utuh kepribadian mungkin terbentuk melalui pengaruh lingkungan,

terutama pendidikan. Adapun sasaran utama yang dituju dalam pembentukan

kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak mulia.

Wetherington menyimpulkan bahwa kepribadian memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Kepribadian adalah istilah untuk menanamkan tingkah laku seseorang

yang secara terintegrasi merupakan suatu kesatuan.

b. Manusia karena keturunanya mula-mula hanya merupakan individu,

dan barulah menjadi suatu pribadi setelah mendapat (menerima)

pengaruh dari lingkungan sosialnya dengan cara belajar.

c. Kepribadian untuk menyatakan pengertian tertentu yang ada pada

pikiran tersebut ditentukan oleh nilai dari perangsang sosial seseorang.

d. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis seperti

bentuk badan, ras, akan tetapi merupakan gabungan dari keseluruhan

dan kesatuan tingkah laku seseorang.

e. Kepribadian untuk berkembang secara pasif, tetapi setiap pribadi

menggunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri

kepada lingkungan sosialnya.4

Lebih tegas lagi Cattel berpendapat bahwa kepribadian adalah apa yang

dapat kita perkirakan termasuk di dalamnya kelakuan seseorang dalam situasi

tertentu.

2 Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), Cet. Ke-9, h.

10 3 Abdul Majid, Fitrah dan Kepribadian Islam: Sebuah Pendekatan Psikologis, (Jakarta:

Darul Falah, 1999), Cet. Ke-1, h. 78. 4 Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan

Pemikirannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) Cet. Ke-2, h. 90.-91

Page 20: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

11

Adapun unsur-unsur yang membentuk kepribadian, menurut Cattel antara

lain:

Pertama, sifat atau unsur dinamik, yaitu berbagai dorongan dari kelakuan

yang tujuannya, baik kodrati maupun dipelajari.

Kedua, sifat watak. Yang berhubungan dengan ciri yang luas yang tidak

berubah dan ia adalah ciri yang membedakan reaksi individu tanpa memandang

perasangsang yang menyebabkannya, misalnya cepat memberi reaksi, atau

kekuatannya, atau kadar kegiatannya.

Ketiga, kekuatan dan kemapuan mental. Yang menentukan kemampuan

individu untuk melakukan suatu pekerjaan, yang tercermin dalam kecerdasan,

kemampuan khusus dan keterampilan. 5

Dari definisi di atas, diketahui bahwa kepribadian adalah suatu totalitas

yang menjadi ciri khas seseorang, yang meliputi prilaku yang nampak, prilaku

batin, cara berpikir, falsafah hidupnya dan sebagainya yang menjadi sifat dan

watak seseorang, baik menyangkut fisik maupun psikis, baik yang tercermin

maupun sosial tingkah laku”. Dengan kata lain kepribadian merupakan ciri khas

seseorang dan kepribadian dapat dibentuk melalui bimbingan dari luar.

Kenyataan ini memberi peluang bagi usaha pendidikan untuk memberi

andilnya dalam usaha pembentukan kepribadian. Dalam hal ini diharapkan

pembentukan kepribadian dapat diupayakan melalui pendidikan yang sejalan

dengan tujuan ajaran Islam.

Di bawah ini adalah beberapa teori yang merupakan pijakan untuk

mengetahui lebih rinci tentang kepridian antara lain:

a. Teori Empirisme

Teori ini beranggapan bahwa kepribadian didasarkan pada lingkungan

pendidikan yang didapatnya atau perkembangan jiwa seseorang semata-mata

bergantung kepada pendidikan dengan segala aktivitasnya, pendidikan merupakan

salah satu lingkungan anak didik. Dalam hal ini pendidik dapat berbuat

sekehendak hati dalam pembentukan pribadi anak didik sesuai yang diinginkan.

Pendidik dapat berbuat sekehendak hatinya seperti pemahat patung kayu atau

5 Abdul Majid, Fitrah dan Kepribadian Islam: Sebuah Pendekatan Psikologis, h. 78.

Page 21: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

12

patung batu darbahan lainya menurut kesukaan pemahat tersebut. Lingkungan dan

pendidikan relatif dapat diukur dan dapat dikuasai manusia dan keduanya

memegang peranan utama menentukan perkembangan kepribadian manusia.

b. Teori Nativisme

Teori ini menitik beratkan bahwa “kepribadian terbentuk oleh sifat

bawaan, keturunan dan kebakaan sebagai penentu timbulnya tingkah laku

seseorang. Aliran ini dipelopori oleh Arthur Houer. Yang membedakan antara

aliran emperisme dan nativisme adalah “ nativisme menitik beratkan penetuan

dari tingkah laku dari sudut lingkungan (nenek moyang) sebelum anak dilahirkan)

sedang emperis menitik beratkan setelah anak dilahirkan.

c. Teori Konvergensi,

Teori ini menggabungkan dua aliran diatas. Konvergensi adalah interaksi

faktor intern dan faktor lingkungan dalam faktor pembentukan kepribadian,

penentuan kepribadian seseorang ditentukan kerja yang integral antara faktor yang

internal (potensi bawaan) maupun faktor eksternal (lingkungan pendidikan).

Dengan kata lain bahwa kepribadian menurut aliran konvergensi adalah

dipengaruhi oleh faktor ajar. (tergantung mana yang lebih dominan) aliran ini di

pelopori oleh William Stern (1871- 1983).dalam Islampun mengakui bahwa

kepribadian dapat dipengaruhi oleh faktor dasar dan faktor ajar. Sebagaimana ada

dalam hadist yang maksudnya adalah manusia lahir mempunyai potensi bawaan

dan kemudian dapat pula dipengaruhi oleh faktor luar, dalam hal ini adalah orang

tuanya.6

Dari pandangan teori konvergensi tersebut, maka dalam hal ini dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada anak

didik untuk mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah

pembawaan yang buruk.

2. Hasil pendidikan adalah tergantung dari pembawaan dan lingkungan.

6Djunaidatul Munawwaroh Dan Tanenji, Filsafat Pendidikan: Perspektif Islam dan

Umum, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), Cet. Ke-1, h.57-60.

Page 22: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

13

3. Pendidikan itu serba mungkin diberikan kepada anak didik.7

Penulis menyimpulkan bahwa kepribadian adalah yang menjadi ciri khas

seseorang, yang meliputi prilaku yang nampak, pada prilaku seseorang secara

batin, cara berpikir, falsafah hidupnya, dan sebagainya yang menjadi sifat dan

watak seseorang, baik menyangkut fisik maupun psikis, baik yang tercermin

maupun sosial tingkah laku.

2. Proses Pembentukan Kepribadian

Dalam pembentukan kepribadian proses sangat penting, karena

pembentukan kepribadian tersebut tidak terjadi secara langsung, tetapi harus

melalui proses yang bertahap terlebih dahulu. Adapun dalam bentuk kepribadian

dapat dibagi menjadi dua, yakni:

1. Pembentukan kepribadian secara perseorangan yang meliputi ciri khas

seseorang dalam bentuk sikap dan tingkah laku serta intelektual sehingga ia

berbeda dengan orang lain. Ciri khas tersebut diperoleh berdasarkan potensi

bawaan. Dengan demikian secara potensi (pembawaan) akan di jumpai

adanya perbedaan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Namun

perbedaan tersebut terbatas pada seluruh potensi yang mereka miliki

berdasarkan faktor bawaan masing-masing, meliputi aspek jasmani dan

rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna kulit dan

ciri-ciri fisik lainnya. Sedangkan pada aspek rohaniah seperti sikap mental,

bakat, kecerdasan maupun sikap emosi.

2. Pembentukan kepribadian secara ummah (Bangsa dan Negara) yang meliputi

sikap dan tingkah laku ummah yang berbeda dengan ummah yang lainnya

mempunyai ciri khas kelompok dan memiliki kemampuan untuk

mempertahankan identitas tersebut dari pengaruh luar baik ideologi maupun

lainnya dapat yang dapat memberi dampak negatif. Proses pembentukan

kepribadian secara ummah dilakukan dengan memantapkan kepribadian

7Djunaidatul Munawwaroh dan Tanenji, Filsafat Pendidikan: Perspektif Islam dan Umum

,h. 61.

Page 23: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

14

individual, juga dapat dilakukan dengan menyiapkan kondisi dan tradisi

sehingga memungkinkan terbentuknya kepribadian ummah. 8

Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pembentukan pribadi anak dan dapat mengurangi kemerosotan moral karena

semua ajaran agama Islam adalah merupakan dasar atau acuan dalam pembinaan

moral anak dan ajaran agama Islam ini tidak ada yang bertentangan dengan nilai-

nilai moral yang ada dalam masyarakat. Pendidikan tersebut harus diberikan baik

kepada keluarga, masyarakat maupun lewat lembaga pendidikan atau sekolah,

agar siswa dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. Bila seseorang

telah mengamalkan ajaran agamanya dengan keyakinan yang mantap yang

tentunya dengan kesadaran diri tanpa adanya paksaan dari luar maka bisa

dikatakan bahwa moral seseorang itu baik.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian

Dalam suatu usaha pastilah ada faktor-faktor yang mempengaruhi baik

dari faktor internal maupun ekternal. Berikut ini adalah faktor yang

mempengaruhi pembentukan kepribadian antara lain: faktor keluarga, faktor

lingkungan, teman sebaya, pengaruh kebudayaan asing, banyaknya waktu luang

yang tersedia dan kurangnya mendapat pengetahuan agama.

1. Faktor Internal

Faktor ini merupakan indikasi dari diri anak tersebut atau lebih tepatnya

adalah pembawaan dari sejak lahir. Dalam hal ini seorang anak sangat

memungkinkan akan mewarisi sifat-sifat yang dominan dari kedua orang tuanya,

segalanya tergantung pada lingkungan tempat ia hidup, bila lingkungan

memungkinkan untuk berkembang, maka sifat tersebut akan berkembang juga,

demikian juga sebaliknya. Menginjak usia 13-16 tahun seorang anak barada pada

masa peralihan menuju masa remaja.9 Pada masa ini seorang anak mengalami

8Djunaidatul Munawwaroh dan Tanenji, Filsafat Pendidikan: Perspektif Islam dan

Umum, h.167 -175. 9 Zakiah Darajat, Remaja: Harapan dan Tangan, (Jakarta: Ruhama, 1995), Cet. Ke-2, h.

46.

Page 24: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

15

perubahan yang cepat baik jasmani maupun rohaninya, sehingga bila ia tidak

mendapatkan perhatian yang intensif, sangat mungkin ia akan melakukan hal-hal

yang negatif.

Adapun ciri-ciri anak pada masa usia ini adalah prilaku mereka tidak

stabil, keadaan emosinya guncang, condong kepada yang ekstrim, mudah

tersinggung dan sebagainya.

Pengetahuan tentang ajaran agama sejalan dengan pertumbuhan dan

kecerdasannya, tetapi seringkali pengetahuan tersebut menjadi sumber konflik

yang membingungkan, seperti ketika ia mendapatka pelajaran tentang nilai-nilai

moral dan ini bertentangan dengan sikap orang-orang disekitarnya, maka hal ini

akan membuatnya bingung dan gelisah bahkan dapat menyebabkan acuh tak acuh

pada agama, karena itu membutuhkan lingkungan yang mendukung terhadap

pertumbuhannya.10

2. Faktor Eksternal

a. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang primer dan fundamental

sifatnya. Disitulah anak dibesarkan, memperoleh penemuan – penemuan

dan belajar yang memungkinkan dirinya untuk perkembangan lebih lanjut.

Disitu pulalah anak pertama–tama akan mendapat kesempatan menghayati

pertemuan–pertemuan dengan sesama manusia bahkan memperoleh

perlindungan yang pertama.

Dr. Joseph S. Roucek mengatakan bahwa keluarga adalah buaian dari

kepribadian atau “the family is the craddle of the personality” 11 artinya;

keluarga sebagai pusat ketenangan hidup dan pangkalan yang paling vital.

Bila salah seorang anggota keluarga menderita gangguan pikiran atau

frustasi, maka untuk mendapatkan kekuatan kembalai ia pergi “pulang

kampung”, dan dengan bernostalgia ia akan mendapatkan kembali gairah

hidupnya.

10 Ari H. Gunawan, Kebijakan kebijakan Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1986), Cet. Ke-1, h.17.

Page 25: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

16

Kurang Mendapat Bimbingan Agama

Di antara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kepribadian, kurang

mendapat bimbingan agama merupakan faktor yang tidak dapat di anggap

remeh, karena kurangnya mendapat bimbingan agama dapat menyebabkan

lemahnya jiwa mereka dalam pengamalan ajaran agama. Akibatnya anak-

anak bisa berbuat sesuka hatinya tanpa memegang ajaran agama.

Perlu kita sadari bahwa kepribadian seseorang akan terlihat dari cara

mereka mengamalkan ajaran agamanya,karena agama dapat menjadi salah

satu faktor pengendali tingkah laku, hal ini dapat dimengerti karena agama

memang mewarnai kehidupan masyarakat dalam kehidupannya setiap

hari.12

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Bila

lingkungan itu baik, maka kemungkinan besar anak tumbuh dan

berkembang dengan baik pula, sebaliknya bila lingkungan dimana anak

tinggal adalah lingkungan yang kurang baik, maka sikap dan tingkah

lakunya pun akan menunjukkan kurang baik pula. Lingkungan yang di

maksud adalah lingkungan disekitar anak berada, baik dilingkungan

keluarga, sekolah, maupun lingkungan sosial masyarakat.

Pengaruh teman sebaya

Dalam pergaulan sehari-hari, biasanya anak atau remaja lebih suka

memilih teman atau bergaul dengan teman yang sebaya daripada memilih

teman yang umurnya lebih muda tau lebih tua darinya.

Sering kita jumpai dalam masyarakat kehidupan remaja yang suka

berkelompok, dan mempunyai toleransi yang tinggi, sehingga mereka

sering melakukan tindakan beramai – ramai demi kata setia kawan,

walaupun tindakan mereka kurang baik, seperti pengeroyokan, tawuran,

dan lain sebagainya.

12 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),

h. 93.

Page 26: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

17

Kalau kita pernah melihat penelitian yang pernah dilakukan oleh Glueck

and glueck sebagaimana dikutip oleh H.M. Arifin mengemukakan “bahwa

98,4% dari anak nakal adalah akibat pengaruh anak nakal lainnya”.13

Dari penelitian itu terlihat sekali bahwa teman sebaya mempunyai peranan

penting dalam mempengaruhi sikap dan moral seseorang.

Pengaruh budaya asing

Remaja dalah manusia yang paling suka meniru hal – hal yang di

anggapnya baru, tak terkecuali hubungannya dengan pengaruh budaya

asing, karena pada masa ini mereka mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat.

Remaja sering kali meniru hal – hal dari budaya luar (terutama dari budaya

barat) agar mereka dianggap sebagi remaja yang modern dan tidak

ketinggalan zaman mereka tidak lebih dahulu menilai apakah budaya yang

mereka tiru itu pasif atau negatif, menurut mereka yang paling penting

adalah mereka dianggap modern dan sesuai dengan selera mereka.

Pengaruh budaya asing tersebut biasanya lewat film-film, TV, radio, surat

kabar, majalah, internet dan bisa juga lewat turis asing yang datang

kenegara ini tentunya pengaruh budaya asing dan pengaruh yang positif

ada pula yang berpengaruh negatif terhadap jiwa mereka.

C. Metode Pembentukan Kepribadian Dalam Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam banyak metode yang diterapkan dan digunakan

dalam pembentukan kepribadian. Menurut An-nahlawy metode untuk

pembentukan kepribadian dan menanamkan keimanan antara lain: Metode

keteladanan, Metode pembiasaan, Metode perumpamaan (mengambil pelajaran),

Metode Metode ibrah dan ¸metode kedisiplinan, Metode targhib dan tarhib.14

Metode ini dapat diimplementasikan guru pada saat melakukan proses

belajar mengajar. Dengan demikian siswa dapat belajar dengan tenang dan

13 M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1976), h. 131. 14 An-Nahlawy Dalam Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung

: Rosda Karya, hlm.137.

Page 27: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

18

senang. Pada tataran praktis siswa diajarkan untuk membiasakan perbuatan baik

dan menjauhi keburukan. Dengan melaksanakan shalat seseorang secara otomatis

ia akan membiasan prilaku terpuji dengan catatan shalat yang ia lakukan

bermakna dalam kehidupan.

1. Metode keteladanan

Teladan ialah tindakan atau perbuatan pendidik yang disengaja dilakukan

untuk ditiru oleh anak didik.15 Metode keteladanan, yaitu suatu upaya untuk

membumikan segenap teori yang telah dipelajari kedalam diri seorang pendidik,

yang tadinya hanya berupa goresan tinta atau pikiran menjadi terintegrasi dengan

prilaku kesehariannya.16

Secara psikilogis manusia memerlukan keteladanan untuk

mengembangkan sifat-sifat dan potensinya. Pendidikan lewat keteladanan dengan

memberi contoh-contoh konkrit kepada para siswa. Dalam pembentukan

kepribadian, pemberian contoh sangat ditekankan. Guru harus memberikan uswah

yang baik bagi para siswanya baik dalam ibadah ritual, kehidupan sehari-hari

maupun yang lainnya, karena nilai mereka dinilai dari aktualisasinya terhadap apa

yang disampaikan. Semakin konsekwan seorang guru menjaga tingkah lakunya,

semakin didengar ajaran dan nasihat-nasihatnya.

2. Metode pembiasaan

Pembiasaan merupakan suatu upaya pengulangan untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.17 Pembiasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-

latihan terhadap suatu norma kemudian membiasakan anak didik untuk

melakukannya dalam pembentukan kepribadian, metode ini biasanya diterapkan

pada ibadah-ibadah amaliah, seperti jama’ah shalat kesopanan pada guru,

pergaulan dengan sesama siswa, sehingga tidak asing di jumpai di sekolah

sebagaimana seorang siswa begitu hormat pada guru dan kakak seniornya; maka

mereka dilatih dan dibiasakan untuk bertindak demikian.

15M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999). Cet-1.h. 42 16 Fadhilah Suralaga, M.Si, Psikologi Pendidikan Dalam Persepektif Islam, (Jakarta: UIN

Press, 2005), Cet-1. h. 89 17 Fadhilah Suralaga, M.Si, Psikologi Pendidikan Dalam Persepektif Islam, h. 91

Page 28: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

19

Metode pembiasaan ini perlu diterapkan oleh guru dalam proses

pembentukan kepribadian, bila seorang anak telah terbiasa dengan sifat-sifat

terpuji, impuls-impuls positif menuju neokortek lalu tersimpan dalam sistem

limbic otak sehingga aktifitas yang dilakuakn oleh siswa tercover secara positif.

3. Mendidik melalui ibrah (mengambil pelajaran)

Ibrah ialah kondisi yang memungkinkan orang sampai dari pengetahuan

yang konkrit kepada pengetahuan yang abstrak. Maksudnya adalah perenungan

dan tafakur.

Tujuan pedagogis dari Ibrah adalah mengantarkan pendengar kepada suatu

kepuasan pikir akan salah satu perkara aqidah, yang didalam kalbu

menggerakkan, atau mendidik perasaan Rabbaniyyah (Ketuhanan), sebagaimana

menanamkan, mengokohkan dan menumbuhkan akidah tauhid, petunjukkan

kepada syara’ Allah dan kepatuhan kepada segala perintah-Nya.18

4. Mendidik melalui mauidhzah (nasihat)

Mauidhah adalah pemberian nasehat dan pengingatan akan kebaikan dan

kebenaran dengan cara yang menyentuh kalbudan menggugah untuk

mengamalkannya.19

Metode mauidhzah harus mengandung tiga unsur, yakni: 1). Uraian

tentang kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh seseorang. Hal ini

siswa, misalnya sopan santun, keharusan kerajinan dalam beramal; 2).motivasi

untuk melakukan kebaikan; 3). Peringatan tentang dosa atau bahaya yang akan

muncul dari adanya larangan, bagi dirinaya sendiri maupun orang lain.

Penulis menyimpulkan bahwa mendidik melalui nasehat adalah nasihat

atau peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa saja yang dapat

menyentuh hati dan membangkitkannya untuk mengamalkan dalam kehidupan

sehari-hari.

18 Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Diponegoro. 1992). Cet-2. h. 390

19 Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, h.403

Page 29: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

20

5. Metode mendidik melalui kedisiplinan

Disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan/peraturan-

peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena paksaan tetapi

kepatuhan akan dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-

peraturan itu.20 Metode ini identik dengan pemberian hukuman atau sanksi.

Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa apa yang dilakukan tersebut

tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi.21

Sanksi pada setiap pelanggar sementara kebijaksanaan mengharuskan sang

pendidik berbuat adil dan arif dalam memberikan sanksi, tidak terbawa emosi atau

dorongan-dorongan lain. Dengan demikian, sebelum menjatuhkan sanksi, seorang

pendidik harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

a. Perlu adanya bukti yang kuat tentang adanya tindak pelanggaran;

b. Hukuman harus bersifat mendidik, bukan sekedar memberi kepuasan atau

balas dendam dari si pendidik;

c. Harus mempertimbangkan latar belakang dan kondisi siswa yang

melanggar, misalnya frekuensi pelanggaran, perbedaan jenis kelamin atau

pelanggaran disengaja atau tidak.

Penulis menyimpulkan bahwa perlu adanya hukuman atau sanksi tetapi

hukuman dan sanksi ini sewajarnya dan tidak berbentuk kekerasan.

6. Mendidik melalui targhib dan Tarhib

Metode ini terdiri atas dua metode sekaligus yang berkaitan satu sama lain;

al-targhib dan al-Tarhib. al-targhib adalah janji-janji disertai dengan bujukan dan

membuat senang terhadap suatu maslahat, knikmatan, atau kesenangan akhirat

yang pasti dan baik, serta bersih dari segala kotoran yang kemudian diteruskan

melakukan amal sholeh dan menjauhi kenikmatan selintas yang mengandung

bahaya atau perbuatan yang buruk. al-Tarhib adalah ancaman dengan siksaan

sebagai akibat melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang oleh Allah.22

20 M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, h. 40 21 Hadari an-Nawawi, Pendidikan Dalam Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 1993), h. 234 22 Al-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, h. 412.

Page 30: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

21

Kelemahan metode ini adalah tidak mempunyai ikatan atau sanksi yang tegas,

karena hanya bersifat bujukan dan ancaman yang bersifat moral dan ghaib, tidak

kongkrit yang diberikan saat itu juga. Karena itu metode ini perlu dibarengi

dengan metode lain; misalnya kedisiplinan hadiah maupun keteladanan.

Metode ini dalam teori metode belajar modern dikenal dengan reward dan

funisment. Yaitu suatu metode dimana hadiah dan hukuman menjadi konsekuensi

dari aktifitas belajar siswa, bila siswa dapat mencerminkan sikap yang baik maka

ia berhak mendapatkan hadiah dan sebaliknya mendapatkan hukum ketika ia tidak

dapat dengan baik menjalankan tugasnya sebagai siswa.

Metode reward dan funishment ini menjadi motifasi eksternal bagi siswa

dalam proses belajar. Sebab, khususnya anak-anak dan remaja awal ketika

disuguhkan hadiah untuk yang dapat belajar dengan baik dan ancaman bagi

mereka yang tidak disiplin, mayoritas siswa termotifasi belajar dan bersikap

disiplin.

Hal ini bisa terjadi karena secara psikologi manusia memiliki

kecenderungan untuk berbuat baik dan mendapatkan balasan dari perbuatan

baiknya.

Penulis menyimpulkan bahwa perlu adanya janji-janji disertai bujukan

agar seseorang senang melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan. al-Tarhib

adalah ancaman untuk menimbulakan rasa takut berbuat tidak benar, supaya

melakukan hal-hal yang baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.

D. Kerangka Teori

Kepribadian adalah suatu totalitas yang menjadi ciri khas seseorang, yang

meliputi prilaku yang nampak, prilaku batin, cara berpikir, falsafah hidupnya dan

sebagainya yang menjadi sifat dan watak seseorang, baik menyangkut fisik

maupun psikis, baik yang tercermin maupun sosial tingkah laku.

Dalam pendidikan Islam banyak metode yang diterapkan dan digunakan

dalam pembentukan kepribadian. Menurut An-nahlawy metode untuk

pembentukan kepribadian dan menanamkan keimanan antara lain: Metode

keteladanan, Metode pembiasaan, Metode perumpamaan (mengambil pelajaran),

Metode Metode ibrah dan ¸metode kedisiplinan, Metode targhib dan tarhib.

Page 31: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

22

Dengan pembelajaran agama yang diajarkan di sekolah, maka diharapkan

dapat mengubah pembentukan kepribadian islami siswa menjadi lebih baik,

dengan mengunakan metode keteladanan, pembiasaan, perumpamaan dan lain

sebagainya.

Metode yang digunakan tersebut brtujuan untuk membiasakan perbuatan

baik dan menjauhi perbuatan buruk, sehingga siswa dapat terhindar dari

lingkungan yang tidak baik, demikian juga peran orang tua sebagai pendidik

utama untuk mengawasi kepribadian siswa.

Page 32: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar

SMA Negri 1 Parung. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel

bertujuan (random sampling) yaitu dengan penentuan subjek penelitian: guru mata

pelajaran PAI kelas III. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan

wawancara mendalam, pengamatan (observasi partisipan) dan dokumentasi serta

angket. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang

berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan.

1. Jenis penelitian

Ditinjau dari objeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field

Research), karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini

diperoleh dari lapangan yaitu SMA Negri 1 Parung Bogor. Sedangkan sifat

penelitian ini adalah deskriptif Kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan

menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan

dilapangan bersifat verbal, kalimat, fenomena-fenomena dan tidak berupa angka-

angka.

2. Penentuan sumber data

Data merupakan keterangan-keterangan suatu hal. Pengertian sumber data

dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian

ini penulis menggunakan penelitian populasi. Di mana populasi merupakan

sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai ciri-ciri yang

Page 33: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

24

sama. Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian.1 Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Parung yang berjumlah 776

Siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa “populasi adalah keseluruhan subyek yang disajikan dalam suatu penelitian

dan memiliki ciri-ciri yang sama”. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa

SMA Negri 1 Parung, yang terdiri dari 776 siswa, maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMA Negeri 1 Parung yang

bejumlah 776 siswa.

Dalam penelitian ini penulis tidak menjadikan seluruh siswa SMA Negeri

1 Parung sebagai sasaran objek penelitian, tetapi hanya 20% dari seluruh kelas III.

Suharsini Arikunto mengemukakan bahwa jika objek penelitian lebih dari 100

orang maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.2

Sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan siswa kelas

III karena penulis menganggap bahwa kelas III penanaman agamanya lebih

matang debandingkan dengan kelas I ataupun kelas II. Dengan demikian maka

peneliti memberikan hak yang sama kepada setiap siswa untuk memperoleh

kesempatan untuk dipilih menjadi sampel, sesuai dengan data siswa kelas III yang

berjumlah 250 siswa, dari populasi tersebut yang dijadikan sampel sebanyak 20%.

Jadi sampel yang menjadi objek adalah 50 siswa.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena yang diteliti. Metode ini penulis gunakan untuk mengamati,

mendengarkan dan mencatat langsung keadaan atau kondisi sekolah, letak

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 130. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik, h. 134.

Page 34: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

25

geografis, sistem belajar belajar, sarana dan prasarana di SMA Negri 1

Parung.

b. Interview

Interview atau wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewee)

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memeberikan jawaban atas pertanyaan.3 Metode ini digunakan untuk

mendapatkan informasi tentang sejarah berdiri, struktur organisasi, sarana

prasarana, keadaan siswa. Sedangkan yang menjadi nara sumber adalah

guru pendidikan agama Islam dan kepala sekolah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.

Dokumentasi ini adalah untuk mencari data mengenai hal-hal yang berupa

buku-buku, transkip, majalah, notulen rapat, catatan harian, agenda.4

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah

berdidrinya SMA Negri 1 Parung, struktur organisasi, keadaan karyawan

dan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana.

d. Angket

Angket yaitu sejumlah pertanyaaan yang tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang laporan

pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh data-data tentang model pembentukan kepribadian Islami

siswa melalui pembelajaran agama Islam di SMA Negeri 1 Parung.

4. Metode Analisis Data

Untuk menganilisis data yang sudah didapatkan, penulis menggunakan

rumus sebagai berikut:

P = F X 100%

N

3 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam: Dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: Rajawali Prers, 2009), Cet. Ke-1, h.350.

4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik, h.158.

Page 35: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

26

Keterangan :

P = Angka persentase (persentase yang dicari)

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya (jumlah jawaban responden)

N = Jumlah frekuensi (banyaknya individu)5

Adapun ketentuan skala persentase yang digunakan adalah :

76 – 100% = Termasuk kategori sangat baik

56 – 75% = Termasuk kategori baik

26 – 55% = Termasuk kategori cukup

0 – 25% = Termasuk kategori kurang

Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis kualitatif.Analisis kualitatif adalah suatu analisis yang pengolahan

datanya dibandingkan dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat

peneliti.6 Artinya peneliti mencari uraian yang menyeluruh dan cermat tentang

sistem belajar agam yang dihadapi oleh siswa SMA Negri 1 Parung. Karena

struktur pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif, di mana data yang

dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi serta angket maka,

dilakukan pengelompokkan data dan pengurangan yang tidak penting. Selain itu

dilakukan analisis pengurangan dan penarikan kesimpulan tentang belajar agama

yang dihadapi oleh siswa SMA Negri 1 Parung.

Proses Analisis data baik ketika pengumpulan data maupun setelah selesai

pengumpulan data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pada waktu pengumpulan data, dilakukan pembuatan reduksi data, sajian

data dan refleksi data

b. Menyusun pokok-pokok temuan yang penting dan mencoba memahami

hasil-hasil temuan tersebut dan melakukan reduksi data

c. Menyusun sajian data secara sistematis agar makna peristiwanya semakin

jelas

d. Mengatur data secara menyeluruh. Dan selanjutnya dilakukan penarikan

kesimpulan. Apabila dirasa kesimpulan masih perlu tambahan data, maka

5 Anas Sudjiono, pengantar statistik pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. Ke-16, h. 40

6 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik, h. 308.

Page 36: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

27

akan kembali dilakukan tinjauan lapangan untuk kegiatan pengumpulan

data sebagai pendalaman.

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan pola pikir Deduktif dan

Induktif. Deduktif yaitu menarik kesimpulan dari dalil-dalil yang sifatnya

umum untuk dijadikan kesimpulan yang bersifat khusus. Sedangkan Induktif

adalah menarik kesimpulan dari yang bersifat khusus untuk kemudian

dijelaskan secara luas.

Kesimpulan yang akan diambil oleh peneliti dengan selalu

mendasarkan diri atas semua data yang diperoleh selama kegiatan penelitian.

Kesimpulan merupakan solusi yang akan diberikan kepada objek penelitian.

Page 37: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Parung

1. Latar Belakang Berdirinya SMA Negeri 1 Parung

SMA Negeri Parung didirikan pada tanggal 01 Juli 1985 berdasarkan SK

Mendikbud No 0601/O/1985. Awalnya SMA Negeri 1 Parung merupakan filial

(kelas Jauh) SMA Negeri 1 Cibinong. Menempati gedung sendiri di Jl Waru Jaya,

Desa Waru Jaya, Kec. Parung sejak tahun 1987. Sampai saat ini (tahun 2010)

telah meluluskan sebanyak 23 angkatan.

Kepala Sekolah yang telah memimpin di SMAN 1 Parung :

Drs. Wirya JayaAtmaja tahun 1985-1989

Djuariman,BA(alm) tahun 1990-1992

Nana Sutarna,BA tahun 1992-1995

Drs. Acep Wiharsa tahun 1996-1998

Dra.Hj. Zuraidah,M.M tahun 1998-2006

Dra. Hj. Komariah tahun 2006-2009

Drs. Ali Gozali,M.Pd tahun 2009-sekarang

SMA 1 Parung memiliki luas Tanah sekitar 5400 Meter serta fasilitas

yang sangat menunjang diantaranya, lapangan olahraga, Perpustakaan, Lab.

Komputer, ruang multimedia, Musholah, ruang kepala sekolah, guru, TU dan

ruang kelas.

Page 38: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

29

2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parung

”Unggul dalam prestasi, berakhlak mulia berdasarkan iman dan taqwa”

Indikator :

a. Berprestasi dalam peningkatan nilai rata-rata Ujian Nasional

b. Berprestasi dalam Lomba Olympiade

c. Berprestasi dalam Lomba Siswa Berprestasi

d. Berprestasi dalam Lomba Berpidato Bahasa Inggris

e. Berprestasi dalam Lomba Olah Raga dan Seni

f. Berprestasi dalam Lomba Keagamaan

Misi SMANegeri 1 Parung

a. Melaksanakan pembelajaran efektif, inovatif dan konsisten

b. Meningkatkan semangat berprestasi dari semua warga sekolah

c. Memotivasi siswa untuk mengenali potensi dirinya secara optimal

d. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang

dianut

e. Membentuk peserta didik yang berakhlak mulia

3. Struktur Organisasi SMA Negri 1 Parung

Kata struktur berasala dari bahasa Inggris, yaitu structure, yang berarti

“susunan”.1 Organisasi merupakan hal yang penting dalam menjalankan roda

administrasi sebab melalui organisasi akan tercapai suatu kerja sama yang baik.

Dari kerja sama yang baik itu akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Menurut Hadari Nawawi, Organisasi adalah “system kerjasama

sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama”.2 Dalam organisasi terdapat

berbagai macam ketentuan aturan yang berupa kewajiban, hak dan tanggung

jawab untuk mencapai maksud dan cita-cita bersama. Oleh karena itu jalannya

1 Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,2000), Cet.Ke-10, h. 563

2 Hadary Nawawi, Administrasi pendidikan, (Jakarta: HJ. Masagung, 1995), Cet. Ke 12, h. 25

Page 39: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

30

proses pendidikan SMAN 1 Parung juga perlu adanya struktur organisasi agar

tercapai maksud yang dicita-citakan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi

SMAN 1 Parung digambarkan dalam table sebagai berikut:

Tabel 1

Struktur Organisasi SMA Negeri I Parung3

3 Data ini diambil dari arsip SMAN 1 Parung bagian administrasi.

Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah

Wakaur Kurikulum Wakaur Kesiswaan

Wakaur Humas Bendahara Sekolah Guru

Murid

Page 40: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

31

4. Keadaan Tenaga Pengajar, Staf Administrasi dan Karyawan

Dalam proses belajar mengajar, faktor pendidik merupakan salah

satu faktor penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Oleh karena itu pendidik harus bertanggungjawab terhadap

para siswa-siswinya di dalam membimbing mereka untuk mencapai tujuan

secara optimal faktor dan cara guru mengajar sangat penting pula,

bagaimana sikap guru, kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan

yang dimiliki guru dan cara mengajar anak didiknya turut menentukan

bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai dari para peserta didiknya.

Keberadaan pegawai dan karyawan juga diperlukan dalam satu

lembaga pendidikan karena dapat membantu terlaksananya proses belajar

mengajar yang baik. Seandainya tidak ada orang yang menangani masalah-

masalah diluar pengajaran secara khusus, maka kegiatan pendidikan di

suatu sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Adapun jumlah tenaga

pengajar, staf Administrasi dan karyawan SMAN 1 Parung adalah 60

orang yang terdiri dari kepala sekolah, guru, stap administrasi dan

karyawan. Jumlah tenaga pengajar di SMAN 1 Parung berjumlah 48

orang, Staf administrasi 6 orang dan 6 orang karyawan.4 Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

4 Data ini diambil dari arsip SMAN 1 Parung bagian administrasi.

Page 41: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

32

Tabel 2

Keadaan Tenaga Pengajar, Staf Administrasi dan Karyawan

Tahun Ajaran 2011- 20115

No Nama NIP Pelajaran Pangkat/Golongan

1 Drs. Ali Gozali, M.Pd

196301301986021002 Kepala

Sekolah

Pembina Tk I /IV.b

2 Drs. Jamaludin 195810051992031005 Sosiologi Pembina / IV.a

3 Badrudin, S.Pd 195706121987031xxx Bhs Inggris Pembina / IV.a

4 Salmiah, BA 196007031985032010 BP/BK Pembina /IV.a

5 Heryani Fatmah, S.Pd 196308111988112001 Biologi Pembina /IV.a

6 Dra. Masruah 196309091990102001

Bhs

Indonesia

Pembina /IV.a

7 Dra. Hj. Th. Ratna A,M.M - Sejarah Pembina /IV.a

8 Bardah Sondjaja, BA 195204151981031010 Biologi Pembina /IV.a

9 Dra. Hj. Tuti Aprida 195807161986032005 Sosiologi Pembina /IV.a

10 Dra. Hj. Iyah Khomsiyah 195810081993032002 BP/BK Pembina /IV.a

11 Atih Sri Niswati, S.Pd 195902231983032004 Kimia Pembina / IV.a

12 Drs. Sodikin 196011081986031006 Pend Agama Pembina /IV.a

13 Dra.Ani Widhiorini.MM 196212081985122002 Bhs Inggris Pembina /IV.a

14 Drs. Dodi Pujiono 196302261989031004

Bhs

Indonesia

Pembina /IV.a

15 Dra. Heni Riswanti 196405261987032003

Bhs

Indonesia

Pembina /IV.a

16 Hedi Heryana, S.Pd 196496241987031003 Sejarah Pembina /IV.a

17 Beni Sanigraha, S.Pd.Fis 196609271991031010 Fisika Pembina /IV.a

18 Dra. Musarofah 196704121988112002 Biologi/PLH Pembina /IV.a

19 Cony Nugraheni, S.Pd 196812041991012002 Biologi/PLH Pembina /IV.a

20 Dra. Dedeh Mintarsih 196905231994122002

Kimia/Bhs

Sunda

Pembina /IV.a

5 Data ini diambil dari arsip SMAN 1 Parung bagian administrasi.

Page 42: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

33

21 Sugiarti, S.Pd - Matematika Pembina /IV.a

22 Dra. Neneng Sumiati

196601161997022002 BP/BK Pembina /IV.a

23 Dewi Sartika 196803201990022001 Matematika Pembina /IV.a

24 Tri Susilowati, S.Pd 196903021997022001 Geografi Pembina /IV.a

25 Muchamad

Gunawan,S.Pd.Fis 197001111992011001 Fisika Pembina /IV.a

26 Hasanudin, S.Pd 197208261998031003 Pend Seni Penata / III.c

27 Ir. Sri Nendah P 196501292000122001 Matematika Penata Tk I / III.d

28 Suharti 196704061991032003 Pend Seni Penata Tk I / III.d

29 Drs.Agus Sukarmawan 196704182000121001 PPKn Penata Tk I / III.d

30 Arifah, S.Pdi 195201031986082001 Pend Agama Penata / III.c

31 Joko Maryono, S.Pd,M.M

196909262003121001 Fisika Penata Muda Tk I /

III.b

32 Yenni, S.Pd 196601112008012002 Penjaskes CPNS

33 Puji Rahmawati, S.Si 196801032008012001 Kimia CPNS

34 Titin Kustini, S.Pd 198103012008012009 PPkn CPNS

35 Sri Mulyani, S.Pd

197510192006042003 Ekonomi Penata Muda Tk I /

III.b

36 Momon Darusman. S.IP 197911092009021001 Geografi CPNS

37 Riono Basuki,S.Pd 198105042009021002 Penjaskes CPNS

38 Juwita Wulandari,S.Pd 197501242009022001 Bhs Jerman CPNS

39 Sumiati,S.E GBS Ekonomi G Kontrak

40 Helga Dwi Maryanti, S.Pd GTT Matematika Guru Honorer

41 Andi Rohman,S.Pd GTT Bhs Jerman Guru Honorer

42 Dian Falantika,S.Pd GTT

Bhs

Indonesia

Guru Honorer

43 Atat Artati,S.Pd GTT Bhs Inggris Guru Honorer

44 Siti Syamsiah,S.Pd GTT Bhs Jerman Guru Honorer

45 Nova Indriyani,S.Pd GTT Bhs. Inggris Guru Honorer

Page 43: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

34

46 Dendi Suhendar,S.Kom GTT TI dan K Guru Honorer

47 Kristinawati,S.Pd GTT Ekonomi Guru Honorer

48 Fatmayeni,S.Ag GTT Pend Agama Guru Honorer

49 Hj. Marcia Riyantini, S.Pd 196103181983032006 Ka Ur TU

50 Harun 196503021994031007 Bendahara

UYHD/TU

51 Hj. Farida Rustam, SH 195708091978032002 Tata Usaha

52 Sri yanti Honorer Tata Usaha Tenaga Honorer

53 Sri Wiyanti Honorer Tata Usaha Tenaga Honorer

54 Suhandi Honorer Tata Usaha Tenaga Honorer

55 Nurmariyam Honorer Pustakawan Tenaga Honorer

56 Sopian Honorer

Pembantu

Sekolah

Tenaga Honorer

57 Mad sani Honorer Satpam Tenaga Honorer

58 Sumitra Honorer Satpam Tenaga Honorer

59 Kasmin Honorer

Penjaga

Sekolah

Tenaga Honorer

60 Albani Honorer

Pembantu

Sekolah

Tenaga Honorer

Page 44: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

35

5. Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Parung

Siswa SMA Negeri 1 Parung pada tahun ajaran 2010-2011 secara

keseluruhan dari kelas 1 sampai kelas III berjumlah 776 siswa

Tabel 3

Keadaan Siswa SMAN 1 Parung Tahun Ajaran

2010-2011

NO Kelas Jumlah 1. I 269 2. 11 257 3. III 250

Jumlah 776

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan formal maupun

non formal, memiliki peranan penting di dalam menunjang proses belajar

mengajar, karena sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer bagi suatu

lembaga pendidikan. Bahkan sarana dan prasarana termasuk dalam salah satu

komponen belajar mengajar yang turut menentukan atau menunjang dalam

mencapai tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil observasi penulis, SMA

Negeri 1 Parung memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut :

Page 45: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

36

Tabel 4

Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Parung

JENIS RUANG RUANG LUAS KONDISI RUANG *)

(JML RUANG)

KET

(RUANG) (M2) B R

R

RB

R. TEORI/Kelas 21 1512 21 - -

LABORATORIUM 3 660 3 - -

PERPUSTAKAAN 1 135 - 1 -

Lab.KOMPUTER 1 120 1 - -

R. MULTIMEDIA 1 120 1 - -

Lab. Bahasa 1 72 1

Ruang Guru 1 120 1

Ruang TU 1 72 1

Ruang OSIS 1 36 1

Ruang BP 1 42 1

Ruang UKS 1 12 1

2901

Dengan adanya sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 1 Parung

tersebut sudah cukup memadai dan pelaksanaan proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan baik.6

6 Data ini diambil dari arsip SMAN I Parung bagian administrasi, 17 November 2010

Page 46: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

37

7. Kegiatan Ekstra kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan di SMA Negeri 1

Parung adalah: B. Inggris, karya ilmiah remaja, paskibra, pancak silat, karate,

rohis, marawis, pramuka, PMR, volly ball, futsal dan basket.7

B. Deskripsi Data

Data penelitian tentang model pembentukan kepribadian Islami siswa

melalui pembelajaran Agama Islam di SMA Negeri 1 Parung diperoleh melalui

observasi, wawancara dan angket. Wawancara penulis lakukan dengan kepala

sekolah dan guru pendidikan agama Islam untuk mendapatkan gambaran

tentang keadaan SMA Negeri 1 Parung. Sedangkan angket diberikan kepada

siswa kelas III SMA Negeri 1 Parung

Untuk mendapatkan gambaran mengenai peranan pendidikan agama

Islam terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa, maka terlebih dahulu

angket tersebut dianalisa dalam bentuk tabel prosentase dan kemudian

diuraikan secara rinci.

Data yang diambil tentang model Pembentukan Kepribadian Islami

Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam, masing-masing jawaban diberikan

empat alternatif jawaban antara lain; 1) Selalu, 2) Sering, 3) Kadang-kadang, 4)

Tidak Pernah.

C. Model yang digunakan di SMA Negeri 1 Parung dalam membentuk

pribadi yang Islami

Dalam pendidikan Islam banyak model yang diterapkan dan digunakan

dalam pembentukan kepribadian. Namun demikian, di SMA Negeri 1 Parung

model yang digunakan dalam membentukan pribadi siswa yang islami antara lain:

Model keteladanan, model pembiasaan, model kedisiplinan, model mendidik

7 Jamaluddin, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, wawancara pribadi, Parung: 16

November, 2010

Page 47: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

38

melalui ibrah (mengambil pelajaran), Mendidik melalui mauidhzah (nasihat),

model mendidik melalui targhib dan Tarhib.8

Model tersebut digunakan guru pada saat melakukan proses belajar

mengajar. Dengan demikian; siswa diajarkan untuk membiasakan perbuatan baik

dan menjauhi keburukan. Dengan melaksanakan shalat seseorang secara otomatis

ia akan membiasan prilaku terpuji dengan catatan shalat yang ia lakukan

bermakna dalam kehidupan.

1. Model keteladanan

Model keteladanan ini dimaksudkan adalah upaya untuk membumikan

segenap teori yang telah dipelajari kedalam diri seorang pendidik untuk

dipraktekkan dalam prilaku sehari-sehari.

Pendidikan lewat keteladanan dengan memberi contoh-contoh konkrit

kepada para siswa. Dalam pembentukan kepribadian, pemberian contoh sangat

ditekankan. Guru harus memberikan uswah yang baik bagi para siswanya baik

dalam ibadah ritual, kehidupan sehari-hari maupun yang lainnya, karena nilai

mereka dinilai dari aktualisasinya terhadap apa yang disampaikan.

2. Model pembiasaan

Model pembiasaan ini perlu diterapkan oleh guru dalam proses

pembentukan kepribadian, karena model ini adalah mendidik dengan cara

memberikan latihan-latihan terhadap suatu norma kemudian membiasakan anak

didik untuk melakukannya. model ini biasanya diterapkan pada ibadah-ibadah

amaliah, seperti jama’ah shalat kesopanan pada guru, pergaulan dengan sesama

siswa, sehingga tidak asing di jumpai di sekolah sebagaimana seorang siswa

begitu hormat pada guru dan kakak seniornya; maka mereka dilatih dan

dibiasakan untuk bertindak demikian.

8 An-Nahlawy Dalam Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : Rosda Karya, hlm.137.

Page 48: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

39

3. Mendidik melalui ibrah (mengambil pelajaran)

Ibrah ialah kondisi yang memungkinkan orang sampai dari pengetahuan

yang konkrit kepada pengetahuan yang abstrak. Maksudnya adalah perenungan

dan tafakur.

Tujuan pendidikan dari Ibrah adalah mengantarkan pendengar kepada

suatu kepuasan pikir akan salah satu perkara aqidah, yang didalam kalbu

menggerakkan, atau mendidik perasaan Rabbaniyyah (Ketuhanan), sebagaimana

menanamkan, mengokohkan dan menumbuhkan akidah tauhid, petunjukkan

kepada syara’ Allah dan kepatuhan kepada segala perintah-Nya.

4. Mendidik melalui mauidhzah (nasihat)

Model tersebut harus mengandung tiga unsur antara lain; Uraian tentang

kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh seseorang. Hal ini siswa,

misalnya sopan santun, keharusan rajin dalam beramal. motivasi untuk melakukan

kebaikan;, Peringatan tentang dosa atau bahaya yang akan muncul dari adanya

larangan, bagi dirinaya sendiri maupun orang lain.

Dengan kata lain mendidik melalui nasehat adalah nasihat atau peringatan

atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa saja yang dapat menyentuh hati dan

membangkitkannya untuk mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Mendidik melalui kedisiplinan

Disiplin adalah kesediaan untuk mematuhi ketentuan dan peraturan-

peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena paksaan tetapi

kepatuhan akan dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-

peraturan itu. Metode ini identik dengan pemberian hukuman atau sanksi.

Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa apa yang dilakukan tersebut

tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi.

6. Mendidik melalui targhib dan Tarhib

Model ini adalah janji-janji yang disertai dengan bujukan dan membuat

senang terhadap suatu maslahat, knikmatan, atau kesenangan akhirat yang pasti

dan baik, serta bersih dari segala kotoran yang kemudian diteruskan melakukan

Page 49: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

40

amal sholeh dan menjauhi kenikmatan selintas yang mengandung bahaya atau

perbuatan yang buruk. al-Tarhib adalah ancaman dengan siksaan sebagai akibat

melakukan kesalahan yang dilarang oleh Allah.

Model ini dalam teori belajar modern dikenal dengan reward dan

funisment. Yaitu suatu model dimana hadiah dan hukuman menjadi konsekuensi

dari aktifitas belajar siswa, bila siswa dapat mencerminkan sikap yang baik maka

ia berhak mendapatkan hadiah dan sebaliknya mendapatkan hukum ketika ia tidak

dapat dengan baik menjalankan tugasnya sebagai siswa.

D. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa,

maka terlebih dahulu penulis mengklasifikasikan angket tersebut sesuai model

yang digunakan, kemudian diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan

teknik prosentase sebagai berikut:

1. Model pembiasaan

Tabel 5

Siswa Melaksanakan Shalat 5 Waktu

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 30 6 0 % 2. Sering 9 18 % 3. Kadang-kadang 8 1 6 % 4. Tidak Pernah 3 6 %

Jumlah 50 1 0 0 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa, 60 % siswa menjawab selalu

melaksanakan sholat lima waktu. Hal ini dilakukan karena mereka

mengetahui bahwa melaksanakan sholat lima waktu adalah kewajiban bagi

umat muslim, selain itu karena perhatian orang tua terhadap masalah ibadah

sholat lima waktu lebih besar dan mereka sudah ditanamkan aqidah dan

penanaman agama sejak kecil, sedangkan 18% siswa menjawab sering

melaksanakan sholat lima waktu, 16 % siswa menjawab kadang-kadang

melaksanakan sholat lima waktu,16% tidak pernah melaksanakan sholat lima

Page 50: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

41

waktu, hal ini diimungkinkan belum mengerti akan pentingnya sholat lima

waktu bagi dirinya.

Tabel 6

Melaksanakan sholat sunnah rawatib

No Alternatif Jawaban F P 1 Selalu 0 0% 2 Sering 2 4% 3 Kadang-kadang 10 20% 4 Tidak pernah 38 76% 50 100%

Dari table diatas dapat diketahui bahwa 0% siswa menjawab selalu

melaksanakan sholat lima waktu, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran

mereka betapa pentingnya sholat sunnah rawatib, 4% siswa menjawab sering

melaksanakan sholat sunnah rawatib, 20% siswa yang menjawab kaddang-

kadang melaksanakan sholat sunnah rawatib, 76% siswa menjawab tidak

pernah melaksanakan sholat sunnah rawatib. Hal ini kemungkinan mereka

belum ada kesadaran betapa pentingnya sholat sunnah rawatib bagi dirinya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kurangnya pemahaman siswa

dalam melaksanakan sholat sunnah rawatib. Hal ini menunjukkan bahwa

kurangnya peranan pendidikan agama Islam terhadap pembentukan

kepribadian Islami dan perlu bimbingan khusus tentang tata cara

melaksanakan sholat sunnah rawatib baik dari guru maupun orang tua.

Tabel 7

Pelaksanaan Puasa Ramadhan

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 45 90 % 2. Sering 3 6 % 3. Kadang-kadang 2 4 % 4. Tidak Pernah 0 0 %

Jumlah 50 10 0 %

Page 51: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

42

Dari data di atas menunjukan bahwa, 90% siswa menjawab selalu

melaksanakan puasa ramadhan. Hal dilakukan karena mereka mengetahui

bahwa puasa ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, selain itu karena

perhatian orang tua terhadap masalah ibadah puasa lebih besar dan mereka

sudah terlatih melaksanakan puasa ramadhan sejak kecil. Sedangkan 6% siswa

menjawab sering melaksanakan puasa ramadhan, 4% siswa menjawab kadang-

kadang melaksanakan puasa ramadhan. Hal ini dimungkinkan belum mengerti

arti dan manfaat ibadah puasa ramadhan, selain itu puasa ramadhan bagi

mereka merupakan hal yang memberatkan dan tidak ada seorang pun siswa

yang menjawab tidak pernah melaksanakan puasa ramadhan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesadaran siswa akan

kewajiban melaksanakan puasa ramadhan lebih tinggi dibanding dengan siswa

yang kurang menyadari akan arti wajibnya melaksanakan puasa ramadhan. Hal

ini menujukan bahwa peran pendidikan agama Islam sangat baik dalam

membentuk pribadi Islami siswa.

Tabel 8

Siswa Melaksanakan Puasa Sunah

No. Alternatif Jawaban F P I . Selalu 17 34 % 2. Sering 5 1 0 % J. Kadang-kadang 14 28 % 4. Tidak Pernah 14 28 %

Jumlah 50 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, 34% siswa menjawab selalu

melaksanakan puasa sunah, hal ini dilakukan karena mereka terbiasa

melaksanakan puasa sunah, 10% siswa menjawab sering melaksanakan puasa

sunah, 28% siswa menjawab kadang-kadang melaksanakan puasa sunah dan

28% siswa menjawab tidak pernah melaksanakan puasa sunah. Hal ini

dikarenakan siswa banyak yang belum mengetahui arti puasa sunah dan

Page 52: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

43

faedahnya. Selain itu melaksanakan puasa sunah merupakan hal yang

memberatkan bagi meraka.

Dengan demikian kesadaran siswa akan pelaksanaan puasa sunah

cukup baik, meskipun beberapa orang dari mereka banyak yang mengatakan

kadang-kadang dan tidak pernah melaksanakan puasa sunah. Hal ini

menunjukan bahwa pendidikan agama Islam cukup berperan dalam

membentuk pribadi Islami siswa.

Tabel 9

Siswa Melaksanakan Zakat Fitrah

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 45 90 % 2. Sering 2 4 % 3. Kadang-kadang 3 6 % 4. Tidak Pernah 0 0 %

Jumlah 50 100 %

Dapat diketahui bahwa, 90% siswa menjawab selalu membayar zakat

fitrah, hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui bahwa hukum

membayar zakat fitrah itu wajib bagi orang muslim. 4% siswa menjawab sering

membayar'zakat fitrah, 6% siswa mejawab kadang-kadang membayar zakat

fitrah dan dan tak seorang pun siswa menjawab tidak pernah membayar zakat.

Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa mengetahui hukum wajib

membayar zakat fitrah bagi seorang yang beraga Islam atau muslim.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesadaran siswa untuk

membayar zakat fitrah begitu besar dan hal ini menunjukan bahwa pendidikan

agama Islam sangat berperan bagi pembentukan kepribadian Islami siswa.

Page 53: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

44

T ab el 1 0

Siswa Membaca Al-Quran Siang dan Malam

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 4 8 % 2. Sering 5 1 0 % 3. Kadang-kadang 32 6 4 % 4. Tidak Pernah 9 18 %

Jumlah 50 1 0 0 % Dari tabel di atas terlihat sekali bahwa kesadaran siswa dalam membaca

Al- Quran siang dan malam masih sangat kurang, perbedaan mencolok dapat

dilihat dari tabel di atas, yakni kebiasaan siswa yang selalu membaca Al-Quran

siang dan malam 8% dibandingkan dengan siswa menjawab sering membaca

Al-Quran siang dan malam 10%, siswa menjawab kadang-kadang membaca

Al-Quran siang dan malam 64% dan 18% siswa menjawab tidak pernah

membaca Al-Quran siang dan malam.

Dari hasil ini tentu kepala sekolah, guru PAI dan para orang tua harus

lebih memperhatikan dan memberikan dorongan kepada peserta didik tentang

pentingnya mempelajari dan membaca Al-Quran, sehingga menumbuhkan

semangat para murid, kemudian diperlukannya komunikasi antara kepala

sekolah, guru dan para orang tua, agar orang tua dapat membantu anak-

anaknya membaca Al-Quran ketika di rumah. Hal ini menunjukan bahwa

kurangnya pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan

kepribadian Islami siswa.

Tabel 11

Siswa Melaksanakan Perintah Shalat dari Orang Tua

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 33 66 % 2. Sering 3 6 % 3. Kadang-kadang 10 20 % 4. Tidak Pernah ' 4 8 %

Jumlah 50 100 %

Page 54: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

45

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 66% siswa menjawab selalu

mematuhi perintah shalat dari orang tua, hal ini dilakukan karena mereka

mengnyadari akan kewajiban melaksanakan perintah ibadah shalat, 6% siswa

menjawab sering mematuhi perintah shalat dari orang tua, 20% siswa

menjawab kadang-kadang mematuhi perintah shalat dari orang tua dan 8%

siswa menjawab tidak pernah mematuhi perintah shalat dari orang tua, ha l i n i

dimungkinkan karena mereka melihat orang tuanya tidak melaksanakan shalat

atau karena siswa malas melaksanakannya.

Dengan demikian kesadaran siswa akan mematuhi perintah orang tua

dalam menjalankan shalat cukup baik. Hal ini menunjukan Pendidikan Agama

Islam cukup berperan dalam membentuk kepribadian Islami siswa.

Tabel 12

Siswa Memberi Salam dan Mencium Tangan Orang Tua

jika Hendak Pergi dan Pulang ke Rumah

No. Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 30 6 0 % 2. Sering 10 2 0 % 3. Kadang-kadang 7 1 4 % 4. Tidak Pernah 3 6 %

Jumlah 50 1 0 0 % Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 60% siswa menjawab selalu

memberi salam dan mencium tangan orang tua jika hendak pergi dan pulang ke

rumah, hal ini dimungkinkan karena mereka terbiasa melakukannya, 20%

siswa menjawab sering memberi salam dan mencium tangan orang tua jika

hendak pergi dan pulang ke rumah, 14% siswa menjawab kadang-kadang

memberi salam dan mencium tangan orang tua jika hendak pergi dan pulang ke

rumah, dan 6% siswa menjawab tidak pernah memberi salam dan mencium

tangan orang tua jika hendak pergi dan pulang ke rumah. Hal ini dimungkinkan

karena ketika mereka akan pergi orang tua mereka sudah tidak ada dirumah.

Hal ini menunjukan bahwa sikap siswa dalam menghormati orang tua cukup

Page 55: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

46

baik yakni dengan mencium tangan dan memberi salam kepada orang tua bila

meraka hendak pergi dan pulang ke rumah.

Dengan demikian pendidikan agama Islam cukup berpengaruh.

terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa.

Tabel 13

Siswa Meminta Izin Kepada Orang Tua

Jika Pergi Keluar Rumah

No. Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 36 72% 2. Sering 6 12% 3. Kadang-kadang 6 12% 4. Tidak Pernah 2 4%

Jumlah 50 100% Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa 72% siswa menjawab selalu

meminta izin kepada orang tua jika pergi keluar rumah, hal ini mereka

lakukan agar orang tua tidak cemas mencari mereka. 12% siswa menjawab

sering meminta izin kepada orang tua jika pergi keluar rumah, 12% siswa

menjawab kadang-kadang meminta izin kepada orang tua jika pergi keluar

rumah dan 4% siswa menjawab tidak pernah meminta izin kepada Orang tua

jika pergi keluar rumah. Hal ini mereka lakukan karena mereka takut tidak

diberi izin oleh orang tuanya untuk pergi keluar rumah

Dari hasil ini ternyata banyak siswa yang melakukan kebiasaan

meminta izin kepada orang tua dan dari izinya anak kepada orang tua tentu

tidak membuat orang tua khawatir terhadap keberadaan mereka. Hal ini

menunjukan bahwa pendidikan agama Islam sangat berperan terhadap

pembentukan kepribadian Islami siswa.

Page 56: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

47

Tabel 14

Menyapa dan Memberi Salam Kepada Guru, Jika Bertemu dijalan

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 36 72% 2. Sering 0 0% 3. Kadang-kadang 10 20% 4. Tidak pernah 4 8%

Jumlah 50 100% Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 72% siswa menjawab selalu

menyapa dan memberi salam kepada guru, hal ini dilakukan karena mereka

terbiasa melakukannya. Hal ini terlihat bahwa akhlak siswa ketika bertemu

guru dijalan sudah menunjukan sikap yang baik, tak satu orangpun siswa

menjawab sering menyapa dan memberi salam kepada guru, 20% siswa

menjawab kadang-kadang menyapa dan memberi salam kepada guru, 8%

siswa menjawab tidak pernah menyapa dan memberi salam kepada guru. Hal

ini dimungkinkan karena siswa terlau cuek atau malu bila bertemu guru

dijalan. Ini menunjukan bahwa Pendidikan agama Islam sangat berpengaruh

terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa.

Tabel 15

Perhatian Siswa Ketika Guru Sedang Mengajar

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 40 80% 2. Sering 7 14% 3. Kadang-kadang 3 6% 4. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 50 100%

Dari data di atas dapat diketahui bahwa, 80% siswa menjawab selalu

memperhatikan guru ketika sedang mengajar, hal menunjukan bahwa

perhatian siswa ketika guru sedang mengajar sangat baik dan materi yang

Page 57: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

48

disampaikan guru sangat dimengerti oleh siswa, 14% siswa menjawab sering

memperhatikan guru ketika sedang mengajar, 6% siswa menjawab kadang-

kandang memperhatikan guru ketika sedang mengajar, hal ini dimungkinkan

siswa sedang melamun atau mengobrol ketika guru sedang mengajar sehingga

materi yang guru sampaikan tidak begitu dimengerti oleh siswa dan tidak ada

seorang pun siswa menjawab tidak pernah memperhatikan guru ketika sedang

mengajar.

Dengan demikian perhatian siswa ketika guru sedang mengajar sangat

baik. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan agama Islam sangat berpengaruh

terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa.

Tabel 16

Siswa Mengetuk Pintu dan Memberi Salam, Ketika Terlambat

Masuk Kelas

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 37 74% 2. Sering 7 14% 3. Kadang-kadang 4 8% 4. Tidak Pernah 2 4%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 74% siswa menunjukan

sikap yang baik terhadap guru bila terlambat masuk kelas, yakni selalu

mengetuk pintu dan memberi salam kepada guru yang berada di dalam kelas,

14% siswa menjawab sering mengetuk pintu dan memberi salam jika

terlambat masuk kelas, 8% siswa menjawab kadang-kadang mengetuk pintu

dan memberi salam jika terlambat masuk kelas dan 4% siswa menjawab tidak

pernah mengetuk pintu dan memberi salam jika terlambat masuk kelas.

Dengan demikian sikap siswa jika terlambat masuk kelas sudah baik

yakni dengan memberi salam dan mengetuk pintu sebelum masuk kelas.

Hal ini menunjukan bahwa pendidikan agama Islam sangat berperan bagi

pembentukan kepribadian Islami siswa.

Page 58: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

49

Tabel 17

Siswa Menyapa Dengan Ramah

Jika Betemu Tetangga Dijalan

No Alternatif Jawaban , F P 1. Selalu 36 72% 2. Sering 8 16% 3. Kadang-kadang 4 8% 4. Tidak Pernah 2 4%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa, 72% siswa menjawab selalu

menyapa Siswa menyapa dengan ramah Jika betemu tetangga dijalan

dengan ramah ketika bertemu tetangga dijalan. Hal ini dilakukan karena

mereka sudah terbiasa meyapa dengan ramah kepada tetangga mereka, 16%

siswa menjawab sering menyapa dengan ramah ketika bertemu tetangga

dijalan, 8% siswa menjawab kadang-kadang menyapa dengan ramah ketika

bertemu tetangga dijalan dan 4% siswa menjawab tidak pernah menyapa

dengan ramah ketika bertemu tetangga dijalan. Hal ini dimungkinkan mereka

tidak melihat atau mereka mempunyai sifat cuek bila bertemu tetangga

dijalan. Hal ini menunjukan bahwa Pendidikan agama Islam sangat berperan

bagi pembentukan kepribadian Islami siswa.

Tabel 18

Siswa Menghormati Orang Tua, Guru dan Teman

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 36 72% 2. Sering 5 10% 3. Kadang-kadang 9 18% 4. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 72% siswa menjawab selalu

menghormati gum, orang tua dan teman. Hal ini dilakukan karena mereka

Page 59: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

50

terbiasa selalu menghormati orang tua, guru dan teman, 10% siswa menjawab

sering mengormati guru, orang tua dan teman, 18% siswa menjawab kadang-

kadang mengormati guai, orang tua-dan teman dan tak satupun siswa

menjawab tidak pernah mengormati guru, orang tua dan teman.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prilaku siswa dalam

menghormati orang tua, guru dan teman sudah baik. Hal ini menunjukan

bahwa pendidikan agama Islam sangat berperan terhadap pembentukan

kepribadian Islami siswa.

Tabel 19

Siswa Menjenguk Teman Yang Sedang Sakit

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 6 12% 2. Sering 3 6% 3. Kadang-kadang 37 74% 4. Tidak Pernah 4 8%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 12% siswa menjawab 'selalu

menjenguk teman yang sedang sakit, 6% siswa menjawab sering menjenguk

teman yang sedang sakit, 74% siswa menjawab kadang-kadang menjenguk

teman yang sedang sakit, dan 8% siswa menjawab tidak pernah menjenguk

teman yang sedang sakit.

Dengan demikian dapat dikatakan kurangnya perhatian siswa

terhadap teman yang sedang sakit hal ini terbukti dari 74% siswa yang

menjawab kadang-kadang daripada 12% yang menjawab selalu menjenguk

teman yang sedang sakit. Dan ini menunjukan bahwa pendidikan agama

Islam kurang berperan terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa.

Page 60: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

51

Tabel 20

Sikap Siswa Saat Menolong Tetangga Yang Terkena Musibah

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 27 54% 2. Sering 7 14% 3. Kadang-kadang 12 24% 4. Tidak Pernah 4 8%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 54% siswa menjawab

selalu menolong tetangga yang terkena musibah, hal ini dilakukan karena

mereka menyadari bahwa sesama manusia itu harus tolong menolong dalam

kehidupan sehari-hari, 14% siswa menjawab sering menolong tetangga yang

terkena musibah, 24% siswa menjawab kadang-kadang menolong tetangga

yang terkena musibah dan 8% siswa menjawab tidak pernah menolong

tetangga yang terkena musibah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, pendidikan agama Islam

cukup berperan terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa.

Tabel 21

Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Pesantren Kilat

pada Bulan Ramadhan di Sekolah

No Alternatif Jawaban F P I . Selalu 37 74% 2. Sering 5 10% 3. Kadang-kadang 7 14% 4. Tidak Pernah 1 2%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 74% siswa menjawab selalu

aktif mengikuti kegiatan pesantren kilat disekolah, hal ini dikarenakan

kegiatan pesantren kilat sangat penting untuk menambah ilmu pengetahuan

Page 61: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

52

agama mereka dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat

sudah baik, 10% siswa menjawab sering aktif mengikuti kegiatan pesantren

kilat disekolah. 14% siswa menjawab kadang-kadang aktif mengikuti kegiatan

pesantren kilat disekolah, dan 2% 'siswa menjawab tidak pernah aktif

mengikuti kegiatan pesantren kilat disekolah. Hal ini dikarenakan mereka

tidak terbiasa mengikutinya atau karena malas mengikuti pesantren kilat.

Dengan demikian kegiatan pesantren kilat yang diadakan pada bulan

ramadhan sudah baik dan banyak diikuti oleh siswa. Hal ini menunjukan

bahwa pendidikan agama Islam sangat berperan terhadap pembentukan

kepribadian islami siswa.

Tabel 22

Siswa Aktif Mengikuti Kegiatan Rohis di Sekolah

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 4 8% 2. Sering 11 22% 3. Kadang-kadang 18 36% 4. Tidak Pernah 17 34%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 8% siswa menjawab -selalu

mengikuti kegiatan rohis disekolah, hal ini dikarenakan mereka memang benar-

benar anggota rohis, 22% siswa menjawab sering mengikuti kegiatan rohis

disekolah, 36% siswa menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan rohis

disekolah dan 34% siswa menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan rohis

disekolah, hal ini dimungkinkan mereka bukan anggota rohis atau karena

mereka mengikuti kegiatan lain.

Dengan demikian dapat dikatakan minat siswa mengikuti kegiatan

rohis sangat kurang. Perlunya perhatian khusus dari guru untuk memotivasi

siswa dalam mengikuti kegiatan rohis disekolah. Hal ini menunjukan bahwa

kurangnya peran pendidikan agama Islam terhadap pembentukan kepribadian

islami siswa.

Page 62: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

53

Tabel 23

Sikap Siswa Dalam Menepati Janji Dengan Teman

No. Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 16 32% 2. Sering 10 20% 3. Kadang-kadang 23 46% 4. Tidak Pernah 1 2%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 32% siswa menjawab selalu

menepati janji dengan teman, hal ini mereka lakukan karena mereka

mengetahui kalau janji itu harus ditepati, 29% siswa menjawab sering menepati

janji dengan teman, 46% siswa menjawab kadang-kadang menepati janji

dengan teman dan 2% siswa menjawab tidak pernah menepati janji dengan

teman.

Dengan demikian jumlah siswa yang kadang-kadang menepati janji

lebih besar dari jumlah siswa yang selalu menepati janji. Hal ini dikarenakan

kurangnya sikap siswa dalam menepati janji pada saat mempunyai janji dengan

teman. Ini menunjukan bahwa kurangnya peran pendidikan agama Islam

terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa.

Tabel 24

Guru Memerintahkan Siswa Berdo'a Sebelum Pelajaran Dimulai

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 42 84% 2. Sering 6 12% 3. Kadang-kadang 1 2% 4. Tidak Pernah 1 2%

Jumlah 50 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, 84% siswa menjawab guru

selalu Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, 84% siswa menjawab guru

selalu memerintahkan siswa untuk berdo'a sebelum pelajaran dimulai, hal ini

Page 63: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

54

dilakukan agar siswa terbiasa berdo'a sebelum pelajaran dimulai, 12% siswa

menjawab guru sering memerintahkan siswa untuk berdo'a sebelum pelajaran

dimulai, 2% siswa menjawab kadang-kadang guru memerintahkan siswa untuk

berdo'a sebelum pelajaran dimulai dan 2% siswa menjawab guru tidak pernah

memerintahkan siswa untuk berdo'a sebelum pelajaran dimulai.

Dengan demikian peran guru dalam memerintahkan siswa untuk

berdo'a sebelum pelajaran dimulai sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa

pendidikan agama Islam sangat berperan terhadap pembentukan kepribadian

Islami siswa.

Tabel 25

Guru Memerintahkan Siswa Untuk Aktif Mengikuti Kegiatan

Pesantren Kilat Pada Bulan Ramadhan Di Sekolah

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 42 84% 2. Sering 2 4% 3. Kadang-kadang 2 4% 4. Tidak Pernah 4 8%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 84% siswa menjawab guru

selalu memerintahkan siswa untuk ikut kegiatan pesantren kilat, hal ini

dikarenakan siswa menyadari bahwa perintah guru itu sangat baik bagi mereka

untuk menambah ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari, 4% siswa

menjawab guru sering memerintahkan siswa untuk ikut kegiatan pesantren

kilat, 4% siswa menjawab guru kadang-kadang memerintahkan siswa untuk

ikut kegiatan pesantren kilat dan 8% siswa menjawab guru tidak pernah

memerintahkan siswa untuk ikut kegiatan pesantren kilat.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran gum dalam

memerintahkan murid untuk aktif dalam mengikuti kegiatan pesantren kilat

pada bulan ramadhan di sekolah sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa

Page 64: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

55

pendidikan agama Islam sangat berperan terhadap pembentukan kepribadian

Islami siswa.

Tabel 26

Guru Memerintahkan Siswa Untuk Aktif

Mengikuti Pengajian Dirumah

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 27 54% 2. Sering 5 10% j. Kadang-kadang 11 22% 4. Tidak Pernah 7 14%

Jumlah 50 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 54% siswa menjawab guru

selalu memerintahkan siswa untuk aktif mengikuti pengajian di rumah, hal ini

dikarenakan siswa menyadari bahwa mengikuti pengajian di rumah itu sangat

baik untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan agama, 10% siswa

menjawab guru sering memerintahkan siswa untuk aktif mengikuti pengajian

di rumah, 22% siswa menjawab guru kadang-kadang memerintahkan siswa

untuk aktif mengikuti pengajian di rumah dan 14% siswa menjawab guru tidak

pernah memerintahkan siswa untuk aktif mengikuti pengajian di rumah. Hal ini

menunjukan bahwa siswa belum menyadari bahwa maksud guru

memerintahkan mereka untuk aktif mengikuti kegiatan pengajian di rumah

agar mereka mau memperdalam ilmu agama.

Hal ini menunjukan bahwa mengikuti pengajian di rumah sangat

penting untuk menambah ilmu agama. Dengan demikian upaya guru dalam

memerintahkan siswa untuk aktif mengikuti pengajian dilingkungan rumah

cukup baik.

Page 65: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

56

2. Model keteladanan

Tabel 27

Guru Agama Aktif Mempraktekan Materi PAI

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 9 18% 2. Sering 10 20% 3. Kadang-kadang 29 58% 4. Tidak Pernah 2 4%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 18% siswa menjawab

guru selalu aktif mempraktekan materi PAI, hal ini dimungkinkan

karena materi PAI sangat mudah untuk dipraktekan dan adanya media

yang digunakan untuk kegiatan pendidikan agama Islam, 20% siswa

menjawab guru sering aktif mempraktekan materi PAI, 58% siswa

menjawab guru kadang-kadang aktif mempraktekan materi PAI, 4%

siswa menjawab guru tidak pernah aktif mempraktekan materi PAI. Hal

ini dimungkinkan karena guru mengira materi tersebut tidak

memerlukan praktek dan kurangnya media sebagai alat untuk

menyampaikan materi. Dengan demikian upaya guru dalam

mempraktekan materi pendidikan agama Islam sangat kurang.

Tabel 28

Guru Memerintahkan Siswa Untuk Menghormati Kedua

'Orang Tua, Guru dan Teman

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 40 80% 2. Sering 8 16% 3. Kadang-kadang 1 2% 4. Tidak Pernah 1 2%

Jumlah 50 100%

Page 66: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

57

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 80% siswa menjawab

guru selalu memerintahkan siswa untuk menghormati orang tua, guru

dan teman, hal menandakan bahwa peran guru sangat besar terhadap

pembentukan kepribadian islami siswa. 16% siswa menjawab guru sering

memerintahkan siswa agar menghormati orang tua, guru dan teman, 2% siswa

menjawab guru kadang-kadang memerintahkan siswa untuk menghormati

orang tua, guru dan teman, dan 2% siswa guru menjawab tidak pernah

memerintahkan siswa untuk menghormati orang tua, guru dan teman. Dengan

demikian upaya guru dalam memerintahkan siswa untuk menghormati orang

tua, guru dan teman sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa Pendidikan agama

Islam sangat berperan terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa.

Tabel 29

Peran Guru Dalam Mengikuti Kegiatan Rohis Di Sekolah

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 20 40% 2. Sering 9 18% 3. Kadang-kadang 9 18% 4. Tidak Pernah 12 24%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 40% siswa menjawab guru

selalu berperan dalam mengikuti kegiatan rohis disekolah, hal ini

dimungkinkan karena guru ditugaskan untuk mengisi acara rohis di sekolah,

18% siswa menjawab guru sering berperan dalam mengikuti kegiatan rohis di

sekolah, 18% siswa menjawab guru kadang-kadang berperan dalam mengikuti

kegiatan rohis di sekolah dan 24% siswa menjawab guru tidak pernah berperan

dalam mengikuti kegiatan rohis di sekolah. Hal ini dimungkinkan guru kurang

memperhatikan kegiatan rohis disekolah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran guru dalam mengikuti

kegiatan rohis di sekolah cukup baik, hal ini menunjukan bahwa pendidikan

agama Islam cukup berperan terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa.

Page 67: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

58

3. Mendidik melalui kedisiplinan

Tabel 30

Siswa Aktif Mengikuti Pelajaran PAI

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 41 82% 2. Sering 2 4% 3. Kadang-kadang 4 8% 4. Tidak pernah 3 6%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 82% siswa menjawab selalu

mengikuti pelajaran PAI, hal ini dilakukan karena siswa menyadari bahwa

pelajaran PAI itu sangat penting bagi kehidupan mereka, meskipun disekolah

sedang ada hapalan, 4% siswa menjawab sering mengikuti pelajaran PAI, 8%

siswa menjawab kadang-kadang mengikuti pelajaran PAI dan 6% siswa

menjawab tidak pernah mengikuti pelajaran PAI, hal ini dilakukan karena

siswa sedang sakit atau siswa malas mengikuti pelajaran pendidikan agama

Islam.

Dengan demikian minat siswa terhadap pendidikan agama Islam sangat

besar, hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang menjawab selalu mengikuti

pelajaran pendidikan agama. Islam, meskipun pada saat itu sedang ada hapalan.

Hal ini menunjukan bahwa pendidikan agama Islam sangat berperan terhadap

pembentukan kepribadian islami siswa.

Tabel 31

Guru Hadir Saat Pelajaran PAI

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 32 64% 2. Sering 8 16% 3. Kadang-kadang 10 20% 4. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 50 100%

Page 68: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

59

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 64% siswa menjawab

guru selalu hadir saat pelajaran PAI, hal ini dimungkinkan guru

menyadari bahwa kehadirannya sangat diperlukan oleh siswa, 16%

siswa menjawab guru sering hadir saat pelajaran PAI, 20% siswa

menjawab guru kadang-kadang hadir saat, pelajaran PAI, hal ini

dimungkinkan karena guru sedang ada halangan atau sedang ada tugas

lain yang tidak bisa ditinggalkan, dan tak seorang pun siswa menjawab

guru tidak pernah hadir saat pelajaran PAI. Dengan demikian keaktifan

guru saat pelajaran PAI cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa

pendidikan agama Islam cukup berperan terhadap pembentukan

kepribadian Islami siswa.

4. Mendidik mauidzah (Nasehat)

Tabel 32

Siswa memahami Materi Pelajaran PAI Yang Disampaikan Guru

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 11 22% 2. Sering 15 30% 3. Kadang-kadang 22 44% 4. Tidak Pernah 2 4%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 22% siswa menjawab selalu

memahami materi pelajaran PAI yang disampaikan guru, hal ini di

mungkinkan karena siswa selalu memperhatikan guru ketika sedang mengajar,

30% .siswa menjawab sering memahami materi pelajaran PAI yang

disampaikan guru, 44% siswa menjawab kadang-kadang memahami materi

pelajaran PAI yang disampaikan guru dan 4% siswa menjawab tidak pernah

memahami materi pelajaran PAI yang disampaikan guru, hal ini dimungkinkan

siswa banyak yang tidak memperhatikan guru ketika sedang mengajar dan

seharusnya guru memperhatikan siswa pada saat menyampaikan mated.

Dengan demikian pemahaman siswa akan materi PAI sangat kurang. Hal ini

Page 69: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

60

menunjukan bahwa kurangnya peran guru dalam memberikan materi

pendidikan agama Islam.

Tabel 33

Guru Memberikan Bimbingan Dan Contoh Nasehat

Pada Saat Belajar

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 34 68% 2. Sering 8 16% 3. Kadang-kadang 7 14% 4. Tidak Pernah 1 2%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 68% siswa menjawab guru

selalu memberikan bimbingan dan nasehat pada saat belajar, 16% siswa

menjawab guru sering memberikan bimbingan dan nasehat pada saat belajar,

14% siswa menjawab guru kadang-kadang memberikan bimbingan dan

nasehat pada saat belajar dan 2% siswa menjawab guru tidak pernah

memberikan bimbingan dan nasehat pada saat belajar.

Dengan demikian upaya gum dalam memberikan bimbingan dan

contoh nasehat kepada siswa cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa

pendidikan agama Islam cukup berperan terhadap pembentukan

kepribadian Islami siswa.

5. Mendidik Melalui Ibrah

Tabel 34

Siswa Aktif Memperingati Hari-Hari Besar Islam

No Alternatif Jawaban F P 1. Selalu 27 54% 2. Sering 14 28% 3. Kadang-kadang 5 10% 4. Tidak Pernah 4 .8%

Jumlah 50 100%

Page 70: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

61

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 54% siswa menjawab selalu

aktif memperingati hari-hari besar Islam, hal ini dimungkin karena siswa

mengetahui betapa pentingnya memperingati hari-hari besar Islam, 28%

siswa menjawab sering aktif memperingati hari-hari besar Islam, 10% siswa

menjawab kadang-kadang aktif memperingati hari-hari besar Islam Hal ini

dimungkinkan waktu mengikuti acara tersebut berbenturan dengan acara

lain, dan 8% siswa menjawab tidak pernah aktif memperingati hari-hari besar

Islam. Hal ini dimungkinkan mereka malu atau malas untuk hadir mengikuti

acara tersebut.

Dengan demikian minat siswa untuk aktif memperingati hari-hari

besar Islam cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa Pendidikan agama Islam

cukup berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian Islami siswa.

D. Analisa Data

Segala usaha yang dilakukan oleh manusia akan menghasilkan suatu

hasil demikian juga dengan Model Pembentukan Kepribadian Islami Siswa

Melalui Pembelajaran Agama Islam yang dilakukan oleh SMAN 1 Parung.

Setelah penelitian ini diolah dan dianalisa secara umum dapat dikatakan

bahwa peran pendidikan agama Islam terhadap pembentukan kepribadian

Islami Siswa cukup baik meskipun masih banyak beberapa siswa yang tidak

mengerti tentang pelaksanaan ibadah shalat, puasa dan kegiatan keagamaan

lainnya. Namun dengan demikian jika dilihat dari jumlah prosentase yang tidak

baik itu sangat sedikit sekali, sehingga menurut pengamatan penulis tingkah

laku tersebut dapat diatasi dengan cara pembiasaan dan memperbanyak latihan

dalam melaksanakan ibadah baik di rumah maupun di sekolah. Sebagai contoh

ketika mereka akan mulai belajar dibiasakan membaca do'a terlebih dahulu dan

ketika mereka akan pergi dan pulang dari sekolah siswa dibiasakan untuk

mencium tangan dan memberi salam kepada orang tua dan Iain-Iain. Sehingga

dengan pembiasaan dan latihan tersebut akan terbentuk kepribadian siswa yang

Islami, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya

tidak akan tergoyahkan lagi karena telah menjadi bagian dari pribadinya.

Page 71: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

62

Berdasarkan pengamatan dan analisa tersebut, yang menjadi siswa

tidak mau melaksanakan ibadah atau timbulnya sikap yang tidak baik karena

kurangnya pemahaman siswa akan masalah pendidikan agama Islam serta

contoh, nasehat, perhatian guru dan orang tua dalam melaksanakan,

menerapkan dan membiasakan mereka untuk melakukan latihan-latihan dalam

masalah kegiatan keagamaan.

Dengan demikian perlunya program pembiasaan dan latihan-latihan

dari SMAN 1 Parung.dan perlunya waktu tambahan dalam pelaksanaan

pendidikan agama Islam dari satu minggu sekali menjadi dua kali seminggu,

hal ini dilakukan karena daya tangkap dan daya nalar siswa berbeda-beda

dalam memahami pendidikan agama Islam.

E. Model Pembentukan Kepribadian Islami Siswa melalui Pembelajaran

Agama Islam Di SMA Negeri 1 Parung

1. Pendidikan Agama Islam

Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 1 Parung adalah

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dengan tujuan mengacu kepada

tujuan umum pendidikan, meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri.

Berangkat dari tujuan tersebut; pendidikan agama Islam di SMA

Negeri 1 Parung adalah upaya untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui

berbagai macam kegiatan, bimbingan, pengajaran dan latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

antar umat beragama.

Dengan melalui ajaran agama Islam, diharapakan menjadikan ajaran

tersebut sebagai suatu pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan

didunia dan akhirat.9

9 Zakiah Darajat, Ilmu Pendididkan Islam, h. 86

Page 72: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

63

Secara terminologis Omar MuhammadaL-Taomi aL-Syaibani, yang

dikutip oleh H.M Arifin mengungkapkan bahwa pendidikan agama Islam

adalah sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dilandasi oleh nilai-nilai

Islami dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan

kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan.10

2. Kepribadian Islami

Sebagaimana telah di ketahui bahwa kepribadian adalah sifat khas

seseorang yang menyebabkan seseorang yang mempumyai sifat yang berbeda

dari orang lain, baik pada pola pikir, sikap dan tingkah laku dalam

kehidupannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dalam hal ini, untuk membentuk kepribadian seseorang bukanlah hal

yang mudah. Secara fitrah manusia memang terdorong melakukan sesuatu

yang baik dan benar. Namun terkadang naluri mendorong seseorang untuk

melakukan hal yang bertentangan dengan realita yang ada.

Kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan.

Tetapi didalam perkembangan itu makin terbentuklah pola-polanya yang

tetapdan khas, sehingga merupakan cirri-ciri yang unik bagi setiap invidu.

3. Proses Pembelajaran Agama

Proses pembelajaran agama yang diselenggarakan di sekolah SMA

Negri 1 Parung setiap harinya pada hari senin sampai dengan hari jum’at.

Dimulai pada pukul 07:00 wib dan berakhir pada pukul 15:00 dengan dua kali

istirahat pada pukul 09:30-10:10:00 wib dan pukul 12:00 untuk waktu shalat

dzuhur berjamaah dan dilanjutkan dengan makan siang sampai pukul 13:00.11

Dalam proses belajar agama Islam yang diselenggarakan di sekolah

SMA Negri 1 Parung dapat dogolongkan menjadi tiga tahap antara lain:

a. Pembukaan

10 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006), Cet. Ke2, h. 9. 11 Sodikin, Guru Pendidikan Agama Islam, wawancara pribadi, Parung, 16 November

2010

Page 73: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

64

Berdasarkan pengamatan penulis pembukaan belajar mengajar agama

ditiap kelas dilakukan dengan pembacaan do’a bersama di semua kelas.

Pembukaan belajar ini setiap harinya dimulai dengan membacaan do’a sesuai

dengan keyakinan masing-masing, yang dibaca didalam hati.

Yang menarik dari sekolah ini adalah sebelum pelajaran dimulai para

siswa diwajibkan membaca al-Qur’an secara bersama-sama yang dipimpin

oleh seorang siswa yang ditunjuk langsung oleh guru dan guru juga mengikuti

mengaji, dan hal ini juga sangat membantu kepada siswa untuk mengenal

ajaran agama yang bersumber dari al-Qur’an. Dan bagi siswa yang bukan

beragama Islam boleh keluar tetapi keluarnya hanya diperbolehkan

keperpustakaan akan tetapi jika siswa tersebut mau mengikuti pelajaran agama

tidak dilarang.

b. Kegiatan Belajar

Memasuki kegiatan belajar mengajar agama setelah siswa selesai

membaca al-Qur’an, peserta didik dapat membuka buku pelajaran agama yang

akan dipelajari. Adapun metode yang digunakan untuk menyampaikan bahan

pelajaran merupakan dua rangkaian metode pendekatan. Pertama, Tanya

jawab, metode ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

bereksplorasi, memecahkan masalah dalam kegiatan belajar agama setiap hari.

Siswa dirangsang untuk aktif dan disiplin. Merekapun belajar menghargai

pendapat orang lain pada saat berdiskusi dan belajar menyampaikan

pendapatnya dengan baik. Kedua, selain metode Tanya jawab, dalam proses

belajar mengajar agama di SMA Negeri 1 Parung juga menerapkan metode

ceramah dan metode kuis yang disesuaikan dengan materi yang akan

diberikan.

Seiring berjalannya proses belajar mengajar di SMA Negri 1 Parung

pendidik dipandang bukanlah sebagai satu-satunya sumber belajar. Penekanan

fungsi pendidik ialah memperkenalkan bagaimana belajar, berfikir, dan

bagaimana berbuat. Berdasarkan hal ini pendidik dipandang sebagai fasilitator

yang berada ditengah antara peserta didik dan sumber belajar. Pendidik juga

Page 74: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

65

mengambil peran sebagai pemandu agar mereka belajar aktif dan kreatif serta

mendorong untuk berfikir kritis. Dalam hal ini pendidik sebagai motivator.

c. Penutup

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai guru menutup kegiatan

belajar tersebut tetapi sebelum ditutup guru memberikan tugas untuk

pertemuan yang akan datang. Hal ini dilakukan untuk membuat siswa

mengingat pelajaran yang telah dipelajari, tugas tersebut berupa pekerjaan

rumah atau yang biasa dikenal dengan istilah PR. Setelah semuanya selesai

kemudian belajar mengajar ditutup dengan membaca doa yang dipimpin oleh

ketua kelas.

Page 75: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan data-data dari hasil penelitian yang diperoleh dan dihimpun oleh

penulis dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran pendidikan

agama Islam yang diterapkan di SMA Negeri 1 Parung dalam membentuk

kepribadian siswa yang Islami antara lain; kedisiplinan, pembiasaan,

mendidik melalui ibrah, mendidik melalui mauidhzah, mendidik melalui

targhib dan tarhib, dan keteladanan. Dari model tersebut terlihat 84% siswa

mematuhi perintah guru dalam melaksanakan do’a sebelum pelajaran dimulai

dan banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam serta

kegiatan keagamaan lainnya seperti kegiatan pesantren kilat yang ada

disekolah dengan baik, Ketiga model ini digunakan guru pada saat

melakukan proses belajar-mengajar. Dengan demikian siswa dapat

membiasakan perbuatan-perbuatan baik dengan melaksanakan berbagai

macam-macam kegiatan dalam dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan

analisa penulis, terlihat siswa melaksanakan sholat sudah cukup baik yaitu

60%, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa melaksanakan ibadah

sholat. Selain itu juga 72% sikap dan tingkah laku siswa terhadap guru,

tetangga, dan teman cukup baik.

Page 76: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

67

2. Adapun upaya dalam meningkatkan kepribadian siswa yang Islami adalah

untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari melalui

berbagai macam kegiatan keagamaan disekolah. Seperti bimbingan,

pengajaran dan latihan.

3. Saran

1. Para pendidik untuk lebih meningkatkan dalam membimbing anak

didik dengan lebih memaksimalkan tanpa merasa cukup dengan apa

yang ada dan guru hendaknya menanamkan, membiasakan, dan

memberi nilai-nilai ajaran ajaran agama pada siswa, sehingga siswa

terbiasa melakukan amalan-amalan dan prilaku yang baik sesuai

dengan ajaran agama Islam.

2. Bagi siswa hendaknya selalu mengamalkan pelajaran pendidikan

agama Islam dalam kehidupan sehari-hari dan membiasakan diri

berakhlak mulia atau berkepribadian Islami, baik dilingkungan

keluarga yakni Ibu, bapak dan saudara, dilingkungan sekolah yakni

guru dan teman maupun dilingkungan masyarakat sekitar yaitu

dengan teman sepermainan dan dengan orang yang lebih tua dan

diharapkan kepada remaja agar bisa memilih-milih mana yang baik

untuk dilakukan dan mana yang tidak baik untul tidak diakukan.

Page 77: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), Cet. Ke-9.

Ahmadi, Abu, Metode Khusus Pendidikan Agama, (MKPAI), Bandung: Amirika,

1986) An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam,

(Bandung: CV. Diponegoro. 1992). Cet-2. An-Nahlawy Dalam Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,

Bandung : Rosda Karya. An-Nawawi, Hadari Pendidikan Dalam Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 1993). Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006). Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV

Diponogoro, 2007). Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet.

Ke-2. Derajat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet Ke-17. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah

RI Tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006). Drajat, Zakia, Remaja: Harapan dan Tangan, (Jakarta: Ruhama, 1995), Cet. Ke-

2. Gunawan, Ari H., Kebijakan kebijakan Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1986),

Cet. Ke-1. Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006) Cet.

Ke- 5. Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan

Perkembangan Pemikirannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) Cet. Ke-2.

M. Arifan, Pokok-Pokok Pikiran Tentang bimbingan dan Penyuluhan Agama,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1976).

Page 78: MODEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAMI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AGAMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3855/1/AHMAD... · adalah kelas XII yang berjumlah 250

Majid, Abdul, Fitrah dan Kepribadian Islam: Sebuah Pendekatan Psikologis, (Jakarta: Darul Falah, 1999), Cet. Ke-1.

Mansyur dkk, H., Pendidikan Agama Islam,( Dirjen Bimbaga dan UT, 1996). Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif,

1974), Cet. Ke-4. Munawwaroh, Djunaidatul dan Tanenji, Filsafat Pendidikan: perspektif Islam dan

Umum, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003). Nata, Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam: Dengan Pendekatan Multidisipliner,

(Jakarta: Rajawali Prers, 2009), Cet. Ke-1. Ramayulis, H., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet. Ke-4. Sabri, H.M. Alisuf, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999). Sabri, H.M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005). Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo, 1997). Sudjiono, Anas, pengantar statistik pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1994), Cet. Ke-16. Suralaga, Fadhilah, Psikologi Pendidikan Dalam Persepektif Islam, (Jakarta: UIN

Press, 2005), Cet-1. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006), Cet. Ke2. Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya

Agung, 1983).