mkalah adaptif

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat berlangsung melaui media gerak. Oleh karena itu pada saat pembelajaran tentang domain motorik yang menjadi perhatian utama dari guru pendidikan jasmani adalah bagaimana mangkaitkan pembelajaran pendidikan jasmani dengan berbagai pengalaman tentang pembelajaran dalam bidang studi lainnya. Pegalaman-pengalaman pendidikan dalam bidang- bidang yang tertera berikut ini dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan jasmani yaitu kognitif, bahasa, sosialisasi, dan pembelajaran efektif. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penyusunan makalah ini, penulis akan memberikan rumusan dan pembatasan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Pembelajaran efektif 1.2.2 Mengajarkan keterampilan kognitif 1.2.3 Menerapkan konsep-konsep pembelajaran 1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah di harapkan para calon guru pendidikan jasmani memiliki 1

Upload: intan-permana

Post on 24-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPembelajaran dapat berlangsung melaui media gerak. Oleh karena itu pada saat pembelajaran tentang domain motorik yang menjadi perhatian utama dari guru pendidikan jasmani adalah bagaimana mangkaitkan pembelajaran pendidikan jasmani dengan berbagai pengalaman tentang pembelajaran dalam bidang studi lainnya. Pegalaman-pengalaman pendidikan dalam bidang-bidang yang tertera berikut ini dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan jasmani yaitu kognitif, bahasa, sosialisasi, dan pembelajaran efektif.

1.2 Rumusan MasalahDalam penyusunan makalah ini, penulis akan memberikan rumusan dan pembatasan masalah sebagai berikut :1.2.1 Pembelajaran efektif1.2.2 Mengajarkan keterampilan kognitif1.2.3 Menerapkan konsep-konsep pembelajaran

1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunanmaksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah di harapkan para calon guru pendidikan jasmani memiliki pengetahuan dan mempu mengajar efektif, keterampilan kognitif, dan menerapkan konsep-konsep pembelajaran.

1.4 Metode PenyusunanAdapun metode penulisan yang digunakan untuk menyusun karya tulis ini adalah dengan cara:a. Studi PustakaMetode pengumpulan data dan informasi dengan mengambil bahasan dari beberapa buku sumber untuk mendukung karya tulis ini.

1.5 Sistematika PenulisanBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah B. Rumusan dan Pembatasan MasalahC. Maksud dan Tujuan PenyusunanD. Metode Penulisan E. Sistematika PenulisanBAB II ISIA. Landasan-Landasan Pengembangan KurikulumB. Landasan filosofis Pengembanagn KurikulumC. Landasan Psikologis Pengembangan KurikulumD. Landasan Sosiologis dalam pengembangan KurikulumE. Landasan Teknologi dalam Pengembangan KurikulumBAB III KESIMPULAN

BAB IIISI

2.1 Pembelajaran EfektifGerakan merupakan media alamiah yang dilakukan anak-anak untuk menemukan, mempelajari, meneliti lingkungan dunia disekitar mereka. Gerakan yang dilakukan setiap hari memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan pertumbuhan fisik dan interaksi sosial anak.Selain gerakan-gerakan tersebut dapat juga dinikmati oleh anak dalam upaya menurunkan tingkat ketegangan dan kecemasan. Para ahli filsafat mulai dari Plato hingga Rouseau dan para ahli pendidikan mulai dari Itard hingga Montessori mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman sensori motorik tidak terpisahkan dengan proses pendidikan anak, dan mereka percaya bahwa peningkatan pengalaman gerak anak dapat mempengaruhi dan memperkaya kemampuan intelektual anak.Jessie, Fangring William menggunakan phrasa pendidikan melalui aktivitas jasmani pada awal abad ke 20. Kemudian yang terbaru, Mosston, Kiphard, Cratty, dan Humphrey telah menggunakan konsep pendidikan melalui altivitas jasmani dalam pembuatan program pendidikan jasmani bagi anak.

2.2 Mengajarkan Keterampilan KognitifAktivitas seperti pengenalan huruf, angka, warna dan bentuk dengan mudah dapat dimasukkan kedalam program pendidikan jasmani. Misalnya, guru dapat menyuruh siswa melakukan aktivitas sebagai berikut :1. Berdiri pada huruf b atau B2. Loncat pada angka 3 atau 73. Berjalan pada garis yang berbentuk segitiga, atau segi empat4. Duduk dihamparan karpet berwarna merah, dll

Untuk tahap berikutnya, materi disesuaikan dengan kemapuan anak, dalam hal ini untuk meningkatkan keterampilan pengetahuan anak dapat diperluas meliputi ucapan, bacaan, hitungan, dan aktivitas-aktivitas aritmatika sederhana. Misalnya, guru dapat meminta anak untuk melakukan aktivitas seperti berikut ini :1. Ejakan nama-nama mereka dengan melompati satu huruf dalam rangkaian huruf yang telah dibuat.2. Gunakan keterampilan lokomotor dan eja namamu.3. Beritahukan umur mereka dengan malakukan lompatan pada angka-angka, dll.

Berdasarkan contoh dan penjelasan yang telah dikemukakan dapat digambarkan bahwa hampir setiap subjek akademis dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan jasmani. Selain membaca, mengeja, dan menghitung, maka aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan meliputi, waktu, bercerita atau pembelajaran tentang sejarahdengan cara ikut berperan serta dalam olahraga atau pada saat bermain voli, sepakbola, melompat, lari dan lain sebagainya.

2.3 Konsep-konsep PembelajaranKonsep-konsep pembelajaran seperti kecil, besar, di atas, di bawah, pada, di sekitar, melalui, rata, bulat, kanan, kiri, dan lain sebagainya dapat diajarkan atau dilakukan melalui pengalaman-pengalaman gerakan dan aktivitas-aktivitas jasmani. Dalam operasioanalnya konsep-konsep khusus harus menjadi pilihan pertama untuk diajarkan, kemudian dilanjutkan dengan pengajaran tentang konsep-konsep yang kurang jelas. Beberapa contoh konsep khusus/jelas adalah sebagai berikut : besar/kecil, tinggi/rendah, cepat/lambat.Sedangkan beberapa konsep kurang jelas mancakup bulat/rata, kanan/kiri, lebar/sempit, dan diluar/didalam. Konsep-konsep tersebut dapat diajarkan melalui :1. Aktivitas gerak yang spesifik terhadap konsep,2. Aktivitas eksplorasi gerakan,3. Latihan yang memiliki hambatan atau tantangan berdasarkan konsep.

Aktivitas-aktivitas gerakan yang spesifik terhadap konsep mungkin akan bervariasi menurut konsep yang telah diajarkan. Misalnya untuk mengajarkan konsep besar/kecil, makan para guru pendidikan jasmani dapat meminta para siswa untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas seperti berikut :1. Membuat tubuh mereka sebesar mungkin2. Membuat tubuh mereka sekecil mungkin3. Melambungkan bola besar (bola kecil)4. Membuat gerakan besar (gerakan kecil) dari tangan5. Melakukan langkah besar (langkah kecil).

Konsep-konsep sejenis yang diajarkan berdasarkan pendekatan eksplorasi gerakan meliputi aktivitas yang berkaitan dengan masalah prestasi :1. Seberapa besarkah (kecilkah) anda dapat membuat tubuh anda2. Tunjukkan kepada saya dua atau tiga bagian tubuh anda yang besar (bagian-bagian kecil)3. Berapa banyakah cara yang anda dapat lakukan untuk menggerakkan bagian tubuh anda yang besar (bagian kecil)

Latihan yang memiliki hambatan, tantangan, atau menggunakan hambatan dapat direncakan untuk memberikan pengalaman kepada anak. Berikut ini adalah contoh-contoh hambatan dan tantangan yang diberikan dalam pendidikan jasmani :1. Memanjat tebing besar (tangga kecil) atau (tangga besar)2. Membuat lingkaran besar (lingkaran kecil) dengan tali melompat3. Merayap melalui terowongan besar dan kemudian melaui terowongan kecil.

Kegiatan dpata direncanakan sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan. Pada mulanya pelaksanaan kegiatan ini seyogianya hanya menggunakan satu konsep saja terlebih dahulu. Walaupun terlihat berbeda dengan konsep pembelajaran pendidikan jasmani, tetapi pertimbangannya adalah adanya variasi usia dan kemampuan para siswa. Konsep-konsep lain yang tingkatannya lebih kompleks dapat ditambahkan secara berkala sepanjang pelaksanaan program dan selanjutnya digabungkan dengan metoda-metoda yang telaj dijabarkan sebelumnya. Adapun kegiatan spesifik yang dapat dilakukan meliputi :1. Melambungkan bola besar (bola kecil) dengan cepat2. Bentuk tubuh anda menjadi besar dan rata3. Bagaimana anda dapat bergerak dengan cepat dan lambat dalam sebuah lingkaran4. Tunjukkan kepada saya bagaimana anda dapat menyerupai bentuk bulan sabit atau berpenampang luas dan lebar.

Berdasarkan contoh-contoh latihan yang menggunakan hambatan dan tantangan, para guru penjas dapat merencanakan secara matang dan memperkuat setiap konsep yang diperkenalkan siswa, kemudian melakukan berbagai variasi atau berbagai tipe gerakan. Konsep-konsep tersebut seyogyianya memberikan kesempatan bagi guru untuk mengajarkan berbagai pola gerak motorik dan keterampilan bagi siswa berdasarkan konsep yang bervariasi pula. Contoh latihan yang diberikan dalam suatu pembelajaran yang menggunakan hambatan dan tantangan meliputi :1. Berjalan disekitar bentuk segitiga2. Melompat pada objek kecil3. Merayap dibawah suatu objek4. Memanjat kotak besar.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanBerdasarkan contoh dan penjelasan yang telah dikemukakan dapat digambarkan bahwa hampir setiap subjek akademis dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan jasmani. Selain membaca, mengeja, dan menghitung, maka aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan meliputi, waktu, bercerita atau pembelajaran tentang sejarahdengan cara ikut berperan serta dalam olahraga atau pada saat bermain voli, sepakbola, melompat, lari dan lain sebagainya.Dari keterangan di atas bisa kita simpulkan bahwa semua kegiatan yang mengandung pendidikan bisa dilakukan dengan penjas.Dan tidak jarang kegiatan yang mengunakan kegiatan pendidikan jasmani malah lebih efektif dan menyanangkan bagi siswa-siswi yang menikuti kegiatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Tarigan Beltasar. (2008). Pendidikan Jasmani Adaptif, FPOK UPI Bandung.8