mitigasi bencana alam gunung api

Upload: rizky-novid-hermansyah

Post on 09-Jul-2015

339 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

MITIGASI GEMPA VULKANIK DANGUNUNG APIDibuat oleh RIZKY NOVID HERMANSYAH 90801 Dosen Pembimbing Drs. Zawirman

PENGERTIANBerdasarkan UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang dimaksud dengan: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

JENIS BENCANA ALAMJENIS PENYEBAB BENCANA ALAMBencana alam geologis

BEBERAPA CONTOH KEJADIANNYA

Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, longsor/gerakan tanah, amblesan tanah, seiche Banjir, banjir bandang, badai, angin putingbeliung, kekeringan, kebakaran hutan (bukan oleh manusia)

Bencana alam klimatologis

Bencana alam ekstra-terestrial

Impact/hantaman meteor atau benda dari angkasa luar

Gempa Bumi Vulkanik Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

Gempa Vulkanik Tektonik Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga]yang terjadi karena pergeseran lempenganPlattektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

KAWASAN RAWAN LETUSAN GUNUNG BERAPI Menurut Permen PU No. 21/PRT/M/2007 pasal 1, yang dimaksud dengan kawasan rawan letusan gunung berapi adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana letusan gunung berapi. Tipologi kawasan rawan letusan gunung berapi: Tipe Aa. b. Kawasan yang berpotensi terlanda banjir lahar dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. Kawasan yang memiliki tingkat risiko rendah (berjarak cukup jauh dari sumber letusan, melanda kawasan sepanjang aliran sungai yang dilaluinya, pada saat terjadi bencana letusan, masih memungkinkan manusia untuk menyelamatkan diri, sehingga risiko terlanda bencana masih dapat dihindari).

KAWASAN RAWAN LETUSAN GUNUNG BERAPI Tipe B a. Kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lahar dan lava, lontaran atau guguran batu pijar, hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran panas dan gas beracun. Kawasan yang memiliki tingkat risiko sedang (berjarak cukup dekat dengan sumber letusan, risiko manusia untuk menyelamatkan diri pada saat letusan cukup sulit, kemungkinan untuk terlanda bencana sangat besar).

KAWASAN RAWAN LETUSAN GUNUNG BERAPI Tipe C a. Kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lahar dan lava, lontaran atau guguran batu (pijar), hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran panas dan gas beracun. Hanya diperuntukkan bagi kawasan rawan letusan gunung berapi yang sangat giat atau sering meletus. b. Kawasan yang memiliki risiko tinggi (sangat dekat dengan sumber letusan. Pada saat terjadi aktivitas magmatis, kawasan ini akan dengan cepat terlanda bencana, makhluk hidup yang ada di sekitarnya tidak mungkin untuk menyelamatkan diri).

RUANG LINGKUP MITIGASI BENCANATercantum dalam UU 24/2007 pada Pasal 47:1. Mitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana. 2. Kegiatan mitigasi dilakukan melalui: a. pelaksanaan penataan ruang; b. pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan; dan c. penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern.

Menimbang bahwa secara geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada kawasan rawan bencana sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan penghidupan. Kawasan rawan bencana termasuk dalam kawasan lindung seperti tercantum dalam penjelasan Pasal 5 ayat 2, yang termasuk kawasan rawan bencana alam antara lain, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PVMBGPUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI MEMPUNYAI TUGAS MELAKSANAKAN PERUMUSAN KEBIJAKAN, STANDARISASI, BIMBINGAN TEKNIS DAN EVALUASI BIDANG VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA ALAM GEOLOGI PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI MEMPUNYAI TUGAS MELAKSANAKAN PERUMUSAN KEBIJAKAN, STANDARISASI, BIMBINGAN TEKNIS DAN EVALUASI BIDANG VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA ALAM GEOLOGIDALAM MENYELENGGARAKAN TUGAS DI BIDANG VULKANOLOGI UNTUK MITIGASI DAN PENGAMATAN GUNUNGAPI, PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI MENYELENGGARAKAN FUNGSI :

a.b.

PERUMUSAN KEBIJAKAN MITIGASI DAN PENGAMATAN BENCANA GUNUNGAPI PELAKSANAAN MITIGASI DAN PENGAMATAN BENCANA GUNUNGAPI.

c. PEMBERIAN REKOMENDASI HASIL MITIGASI GUNUNGAPI.d. PELAKSANAAN RANCANG BANGUN DAN REKAYASA TEKNOLOGI KEGUNUNGAPIAN. e. PENYIAPAN PERUMUSAN STANDAR, PEDOMAN, NORMA DAN KRITERIA, MITIGASI DAN PENGAMATAN BENCANA GUNUNGAPI.

f.

PEMBERIAN BIMBINGAN TEKNIS DAN PENYULUHAN DI BIDANG MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

g. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DI BIDANG MITIGASI DAN PENGAMATAN BENCANA GUNUNGAPI, RANCANG BANGUN DAN REKAYASA TEKNOLOGI KEGUNUNGAPIAN SERTA PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI.

Tingkat Isyarat Gunungapi di Indonesia

Bahaya Letusan Gunung Api BENCANA LETUSAN GUNUNGAPI BERSKALA DARI KECIL BESAR BAHAYA LETUSAN GUNUNGAPI : - BAHAYA PRIMER: ALIRAN LAVA, ALIRAN PIROKLASTIK, LONTARAN ABU, JATUHAN PIROKLASTIK, LAHAR LETUSAN

- BAHAYA SEKUNDER: LAHAR, BANJIR BANDANG, GUGURANVULKANIK PERLU : -PENYELIDIKAN GUNUNGAPI -MONITOR GUNUNGAPI/PEMANTAUAN -PREDIKSI LETUSAN -REKOMENDASI TERHADAP PENDUDUK SETEMPAT

CONTOH BAHAYA PRIMER

Dampak letusan abu G. Galunggung tahun 1982

Letusan G.Merapi 2010

16

Bahaya Ikutan (Sekunder) Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi. Membuat perencanaan penanganan bencana. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan. Mempersiapkan kebutuhan dasar

CONTOH BAHAYA SEKUNDER

Dampak aliran lahar G. Papandayan tahun 2002

ALIRAN LAVA

LAVA ADALAH MAGMA YANG MENCAPAI PERMUKAAN BUMI MELALUI LUBANG KAWAH ATAU REKAHAN, SUHUNYA > 1000C. DAPAT MERUSAK SEGALA BENTUK INFRASTRUKTUR

MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan : 1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat. 2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu. 3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.

4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil Penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.

5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhanlangsung kepada masyarakat.

MEKANISME PENYAMPAIAN INFORMASI Dilakukan sesuai dengan prosedur tetap: Diharapkan masyarakat mendapatkan informasi tahap demitahap sedinimungkin tentang kemungkinan bencana letusan yang akan terjadi. Berdasarkan informasi tersebut Pemprov, Pemkab/kota bisa mempersiapkan aksi penanggulangan menghadapi kemungkinan terjadinya bencana letusan gunung api. Teknologi informasi yang canggih membuat peran media cetak dan atau elektronik sangat membantu dalam penyebarluasan informasi tingkat kegiatan gunung api tersebut.

SAAT KRISIS LETUSAN

MENGIRIMKAN TIM TANGGAP DARURAT MENINGKATKAN PENGAMATAN MELAPORKAN TINGKAT KEGIATAN SESUAI ALUR MEMBERIKAN REKOMENDASI KEPADA PEMDA SESUAI PROTAP

SETELAH KRISIS LETUSAN BERLALU MENURUNKAN TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI SESUAI SIKON MENGINVENTARISIR DATA LETUSAN, TERMASUK SEBARAN DAN VOLUME BAHAN LETUSAN MENGIDENTIFIKASI DAERAH YANG TERANCAM BAHAYA SEKUNDER MEMBERIKAN SARAN TEKNIS PENANGGULANGAN BAHAYA SEKUNDER

TERIMA KASIH