mitigasi

12
MAKALAH MATRA DARAT MITIGASI BENCANA DISUSUN OLEH : APRICILA FITRIA HASTUTI 101.0711.055 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN” JAKARTA 2013

Upload: pipit-sila-pricila

Post on 25-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

anvhXJSBCJDSBCJ

TRANSCRIPT

MAKALAHMATRA DARAT

MITIGASI BENCANA

DISUSUN OLEH :

APRICILA FITRIA HASTUTI101.0711.055PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONALVETERAN

JAKARTA

2013

BAB IPENDAHULUANNegara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki letak geografis strategis serta banyak gunung berapi aktif di setiap daerah yang sewaktu-waktu bisa memuntahkan lahar panasnya.Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia seperti, banjir bandang, longsor, gempa vulkanik, Tsunami, banjir roob, gempa tektonik telahmenimbulkan banyak kerugian dan luka mendalam dengan trauma dan kesedihan bagi warga yang mengalaminya.Hampir sebagian bencana yang terjadi di negri kita ini terjadi akibat ulah manusia juga yang mengeksploitasi Sumber Daya alam secara berlebihan tanpa memikirkan kelestarian alam, kebiaasan penduduk yang sering membuang sampah ke sungai/sembarangan juga berakibat tercemarnya air serta banjir didaerah sekitarnya.Dengan disusunnya makalah ini,kami mengharapkan pembaca mengetahui tentang apa itu mitigasi bencana.Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.jenis jenis mitigasi dalam prakteknya dikelompokan menjadi dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. . Mitigasi struktural berhubungan dengan usaha-usaha pembangunan konstruksi fisik, sementara mitigasi non struktural antara lain meliputi perencanaan tata guna lahan disesuaikan dengan kerentanan wilayahnya dan memberlakukan peraturan (law enforcement) pembangunan.tujuan utama dari mitigasi bencana yaitu mengurangi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh bencana kususnya bagi penduduk seperti korban jiwa,kerugian ekonomi,dan lain lain.BAB IIPEMBAHASANA.Pengertian Mitigasi BencanaMitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencanauntukmengurangikerugian akibat kemungkinan terjadinya bencana, baik itu korban jiwa dan/atau kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada kehidupan dan kegiatan manusia.Mitigasi pada prinsipnya harus dilakukan untuk segala jenis bencana, baik yang termasuk ke dalam bencana alam (natural disaster) maupun bencana sebagai akibat dari perbuatan manusia (man-made disaster).Untuk mendefenisikan rencana atau srategi mitigasi yang tepat dan akurat, perlu dilakukan kajian resiko (risk assessmemnt). Kegiatan mitigasi bencana hendaknya merupakan kegiatan yang rutin dan berkelanjutan (sustainable). Hal ini berarti bahwa kegiatan mitigasi seharusnya sudah dilakukan dalam periode jauh-jauh hari sebelum kegiatan bencana, yang seringkali datang lebih cepat dari waktu-waktu yang diperkirakan, dan bahkan memiliki intensitas yang lebih besar dari yang diperkirakan.B. Kegiatan Selama MitigasiMitigasi adalah segala upaya yg dilakukan untuk mengurangi dan memperkecil dampak bencana alam.Mitigasi meliputi beberapa kegiatan, diantaranya : 1. menerbitkan peta wilayah rawan bencana, 2. memasang rambu-rambu peringatan bahaya dan larangan di wilayah rawan bencana,

3. mengembangkan SDA satuan pelaksana, 4. mengadakan pelatihan penanggulangan bencana kepada warga di wilayah rawan bencana, 5. mengadakan penyuluhan atas upaya peningkatan kewaspadaan masyarakat di wilayah rawan bencana, 6. menyiapkan tempat penampungan sementara di jalur-jalur evakuasi jiga bencana terjadi, 7. memindahkan masyarakat yg tinggal di wilayah bencana ke tempat yg aman.

C.Jenis-jenis MitigasiSecara umum, dalam prakteknya mitigasi dapat dikelompokkan ke dalam mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Mitigasi StrukturalMitigsasi struktural merupakan upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan untuk memprediksi terjadinya gelombang tsunami.Mitigasi struktural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Bangunan tahan bencana adalah bangunan dengan struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga bangunan tersebut mampu bertahan atau mengalami kerusakan yang tidak membahayakan apabila bencana yang bersangkutan terjadi. Rekayasa teknis adalah prosedur perancangan struktur bangunan yang telah memperhitungkan karakteristik aksi dari bencana. Mitigasi Non-StrukturalMitigasi non-struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana selain dari upaya tersebut di atas. Bisa dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan. Undang-Undang Penanggulangan Bencana (UU PB) adalah upaya non-struktural di bidang kebijakan dari mitigasi ini. Contoh lainnya adalah pembuatan tata ruang kota, capacity building masyarakat, bahkan sampai menghidupkan berbagai aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas masyarakat, juga bagiandari mitigasi ini. Ini semua dilakukan untuk, oleh dan di masyarakat yang hidup di sekitar daerah rawan bencana.Kebijakan non struktural meliputi legislasi, perencanaan wilayah, dan asuransi. Kebijakan non struktural lebih berkaitan dengan kebijakan yang bertujuan untuk menghindari risiko yang tidak perlu dan merusak. Tentu, sebelum perlu dilakukan identifikasi risiko terlebih dahulu. Penilaian risiko fisik meliputi proses identifikasi dan evaluasi tentang kemungkinan terjadinya bencana dan dampak yang mungkin ditimbulkannya.Kebijakan mitigasi baik yang bersifat struktural maupun yang bersifat non struktural harus saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Pemanfaatan teknologi untuk memprediksi, mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya suatu bencana harus diimbangi dengan penciptaan dan penegakan perangkat peraturan yang memadai yang didukung oleh rencana tata ruang yang sesuai. Sering terjadinya peristiwa banjir dan tanah longsor pada musim hujan dan kekeringan di beberapa tempat di Indonesia pada musim kemarau sebagian besar diakibatkan oleh lemahnya penegakan hukum dan pemanfaatan tata ruang wilayah yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar. Teknologi yang digunakan untuk memprediksi, mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya suatu bencana pun harus diusahakan agar tidak mengganggu keseimbangan lingkungan di masa depan.C. Tujuan Mitigasi BencanaTujuan utama (ultimate goal) dari Mitigasi Bencana adalah sebagai berikut :1.Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bagi penduduk, seperti korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi (economy costs) dan kerusakan sumber daya alam.2.Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan.3.Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public awareness) dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman (safe).D.Asas dan Prinsip Dasar Mitigasi BencanaSecara umum, Kebijaksanaan Penanggulangan Bencana di Indonesia didasarkan pada asas-asas sebagai berikut :1. Kebersamaan dan kesukarelaan2. Koordinasi dan Intergrasi3. Kemandirian4. Cepat dan tepat5. Prioritas6. Kesiapsiagaan7. KesemestaanBeberapa prinsip yang digunakan Federal Emergency Management Agency (FEMA) dalam konteks Indonesia dapat digunakan, yaituLangkah/kegiatan untuk mengurangi dampak/resiko dari bencana:1.Diutamakan untuk keberhasilan ekonomi jangka panjang secara keseluruhan2.Sejalan (compatible) dengan bencana lain3.Dievaluasi agar diperoleh hasil terbaik4.Sejalan dengan bencana teknologi5.Bersifat lokal6.Penekanan pada mitigasi pro-aktif, sebelum tanggap-darurat7.Identifikasi bahaya (Hazard Identification) dan penilaian resiko (Risk Assesment)8.Kerjasama pemerintah, baik pusat maupun daerah, dengan pihak swasta9.Sejalan dengan perlindungan/pelestarian sumberdaya alam/lingkungan10.Pihak yang memilih untuk memperkirakan resiko yang lebih besar harus bertanggungjawab atas pilihan tersebutBeberapa pertimbangan dalam menyusun program mitigasi, khususnya di Indonesia adalah :1.Mitigasi bencana harus diintegrasikan dengan proses pembangunan2.Fokus bukan hanya dalam mitigasi bencana tapi juga pendidikan, pangan, tenaga kerja, perumahan dan kebutuhan dasar lainnya3.Sinkron terhadap kondisi sosial, budaya serta ekonomi setempat4.Dalam sektor informal, ditekankan bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat untuk membuat keputusan, menolong diri sendiri dan membangun sendiri5.Menggunakan sumber daya dan dana lokal (sesuai prinsip desentralisasi)6.Mempelajari pengembangan konstruksi rumah yang aman bagi golongan masyarakat tidak mampu, dan pilihan subsidi biaya tambahan membangun rumah7.Mempelajari teknik merombak (pola dan struktur) pemukiman8.Mempelajari tata guna lahan untuk melindungi masyarakat yang tinggal di daerah yang rentan bencana dan kerugian, baik secara sosial, ekonomi, maupun implikasi politik9.Mudah dimengerti dan diikuti oleh masyarakatE. Langkah lagkah yang harus dilakukan bila terjadi suatu bencanaLangkah langkah yang harus dilakukan bila terjadi suatu bencana adalah :1.Respon(tanggap darurat)2.Bantuan darurat3.Pemulihan4.Rehabilitasi.5.RekonstruksiProgram jangka menengah dan jangka panjag guna perbaikan fisik,sosial,dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.BAB IIIPENUTUPA.KesimpulanDari pembahasan diatas kami dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa mitigasi bencana adalah sebuah upaya untuk memperingan suatu dampak dari terjadinya bencana.mitigasi bencana harus benar-benar dilakukan ketika terjadi suatu bencana baik longsor,banjir bandang,sunami,dan lain-lain.mitigasi bencana harus benar-benar direncanakan smatang mungkin agar dalam pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan baik.B.SaranDengan dibuatnya makalah ini diharapkan1.Para pembaca memahami arti penting dari mitigasi bencana2.Para pembaca dapat mengimplementasikan langkah-langkah bila terjadi bencana3.Peduli terhadap sesama4.Memiliki jiwa saling tolong menolongDAFTAR PUSTAKABAKORNAS PBP 2002, Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia, diakses tanggal 21 April 2008,www.google.com