web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. bidang...

50
MODUL TEORI KOMUNIKASI (3 SKS) POKOK BAHASAN Pemetaan Teori: Perspektif, Tradisi dan Model DESKRIPSI Bahasan ini adalah bahasan yang mendiskusikan tinjauan perspektif, tradisi dalam teori komunikasi dan model komunikasi . TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Setelah perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan perspektif komunikasi. 2. Setelah kuliah ini, mahasiswa diharapkan bisa menjelaskan dan memahami tradisi-tradisi dalam teori komunikasi 3. Setelah kuliah, mahasiswa mampu memahami dan menganalisa beberapa model teori komunikasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Griffin, Em. A First Look at Communication Theory. New York: McGraw-Hill. 2008. 2. Littlejohn, Stephen & Karen A. Fos. 2008. Theories of Human Communication. Wadsworth Publishing Company Inc Belmont.

Upload: vukhue

Post on 30-Jan-2018

249 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

MODULTEORI KOMUNIKASI (3 SKS)

POKOK BAHASAN

Pemetaan Teori: Perspektif, Tradisi dan Model

DESKRIPSI

Bahasan ini adalah bahasan yang mendiskusikan tinjauan perspektif, tradisi dalam teori komunikasi dan model komunikasi

.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Setelah perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan perspektif

komunikasi.

2. Setelah kuliah ini, mahasiswa diharapkan bisa menjelaskan dan memahami

tradisi-tradisi dalam teori komunikasi

3. Setelah kuliah, mahasiswa mampu memahami dan menganalisa beberapa model

teori komunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Griffin, Em. A First Look at Communication Theory. New York: McGraw-Hill. 2008.2. Littlejohn, Stephen & Karen A. Fos. 2008. Theories of Human Communication.

Wadsworth Publishing Company Inc Belmont.

Page 2: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

A. Pendahuluan

Ketika ilmu komunikasi berangkat dari sekian banyak disiplin ilmu pengetahuan maka

tidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif.

Bidang multiperspektif dalam ilmu komunikasi disebabkan bahwa gejala komunikasi merupakan

fenomena pokok dalam kehidupan manusia. Dapat dikatakan bahwa manusia tidak dapat tidak

berkomunikasi. Ketika manusia niscaya berkomunikasi, sementara kehidupan manusia berada

dalam konteks-konteks yang beragam maka komunikasi itu sendiri bersifat kontekstual dan unik

(Bradac-Bowers, 1982).

Sejarah komunikasi sendiri sudah berkembang jauh sebelum ilmu tentang komunikasi itu

sendiri berkembang. Sejarah retorika Aristoteles memperlihatkan bahwa tindakan komunikasi

sudah berkembang pada era Yunani-Romawi. Ketika komunikasi berada di dalam khasanah ilmu

pengetahuan, maka ilmu komunikasi yang dikenal sampai sekarang adalah disiplin ilmu yang

berumur relatif lebih muda jika dibandingkan dengan sosiologi, biologi, astronomi, fisika bahkan

filsafat.

Dalam sejarah perkembangan ilmu komunikasi, kajian ilmu komunikasi berakar dari ilmu

politik (Dahlan, 1990:6). Schramm sendiri mengindikasikan Harold Lasswell sebagai salah satu

Perintis Komunikasi modern, adalah juga ahli ilmu politik. Komunikasi waktu itu lebih banyak

menelaah masalah propaganda dan opini publik. Dalam perkembangan selanjutnya komunikasi

mulai dilihat sebagai ilmu ketika sosiologi (dimulai oleh P. Lazarsfeld) dan psychologi social

(yang dirintis oleh Carl Hovland) memberikan kontribusi terhadap telaah fenomena komunikasi

massa waktu itu. Rintisan sosiologi dan psikologi sosial memberikan kontribusi soal perspektif

masyarakat yang mendapatkan pengaruh media massa.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa dalam perkembangan ilmu komunikasi maka

terdapat tiga bidang ilmu yang memberikan kontribusi konkret terhadap perkembangan ilmu

komunikasi. Ilmu-ilmu tersebut adalah ilmu politik, ilmu sosial dalam hal ini adalah sosiologi,

dan psikologi. Ilmu politik memberikan ruang pertama pada pembahasan propaganda politik

berikut pengaruhnya kepada masyarakat. Sosiologi memberikan tempat di mana komunikasi

tidak bisa melepaskan diri dari masalah interaksi antar manusia. Psikologi memberikan kajian

pelengkap mengenai masalah komunikasi yang berkaitan dengan perilaku psikologis seorang

manusia (individu) maupun tindakan masyarakat. Meski demikian bantuan atau kontribusi ilmu

Page 3: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

selain yang di atas juga tidak bisa dipungkiri seperti ilmu matematika (yang persis juga dipakai

oleh Shannon dalam menjelaskan persoalan mendasar komunikasi), linguistik (yang turut

membantu komunikasi dalam mempelajari karakteristik pesan dalam sebuah bahasa), biologi

(yang turut membantuk komunikasi yang dipahami sebagai sebuah sistem jaringan yang

saling terhubung satu sama lain). Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa memang tidak

bisa dipungkiri lagi bahwa komunikasi harus dipahami sebagai disiplin ilmu yang

interdisipliner. Jalinan erat antara komunikasi dengan bidang ilmu di luar komunikasi

memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan disiplin ilmu yang masih berkembang, seturut

dengan manusia yang mempunyai kecenderungan berkembang pula.

B. Perspektif: Eksplikasi dan Signifikansi

Setiap ilmu mempunyai objek formal maupun materialnya. Di dalam objek materialnya

beberapa ilmu dapat mempunyai objek yang sama, akan tetapi demi penjelasan pemisahan ilmu

yang satu dengan ilmu lainnya maka setiap ilmu mempunyai obyek formal yang berbeda-beda.

Obyek formal inilah merupakan perspektif dari masing-masing ilmu berdasarkan apa yang

dianggap benar terutama menurut norma dan ukuran ilmiah (Susanto, 1986: 97). Jadi perspektif

merupakan pandangan atau pemahaman berdasarkan ukuran-ukuran ilmiah terhadap suatu

fenomena atau peristiwa tertentu. Perspektif adalah cara orang memahami hal tertentu – yang

sedang dihadapi atau ditemui, di mana proses pemahaman tersebut mempengaruhi seseorang

menilai, berpendapat dan bersikap. Apapun pemahaman terhadap objek tergantung pada

perspektif yang dimiliki oleh sesseorang dalam mengamati peristiwa yang bersangkutan.

Secara umum perspektif diartikan sebagai sudut pandang. Fisher (1986) berpandangan

bahwa perspektif dalam ilmu sosial merupakan suatu sistematika cara berpikir yang mencakup

“seperangkat ide” atau konseptualisasi untuk menginterpretasikan atau menafsirakan peristiwa

atau realitas. Perspektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

(a) Tidak dapat mengungkapkan realitas secara keseluruhan.

(b) Mempunyai penekanan tertentu mengenai apa yang dianggap relevan atau

penting.

(c) Memiliki keterikatan terhadap waktu dan budaya, karena konsep dalam ilmu sosial terkait dengan fakta kehidupan yang sifatnya dinamis sesuai dengan perubahan waktu dan budaya.

(d) Semua perspektif dianggap benar dan mencerminkan realitas.

Page 4: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

(e) Suatu perspektif dapat digunakan oleh siapa saja (melekat pada orang yang

menggunakannya) dan bukan melekat pada realitas.

(f) Pilihan perspektif mempunyai implikasi pada metodologi.

(g) Antar perspektif tidak dapat diperbandingkan.

(h) Pilihan perspektif tergantung dari tujuan dan kegunaan penelitian.

Adapun unsur-unsur pokok dalam sebuah perspektif adalah asumsi-asumsi, aksioma,

teori, konsep, dinamika aktif atas posisi subjek yang memberikan perspektif, metodologi,

kesepakatan yang jelas dalam memahami realitas tertentu dan konteks teoretis yang menjadi latar

belakang pemahaman atas realitas tertentu.

Meskipun demikian terdapat perbedaan konseptual antara perspektif dengan definisi,

teori, paradigma, tradisi, konsep. Perbedaan utama perspektif dengan definisi, teori, paradigma,

aksioma terletak pada bahwa perspektif mempunyai fungsi pembanding atas realitas yang sama

tapi dilihat dalam sudut pandang yang berbeda tapi definisi lebih memberikan pembatasan atas

pengertian realitas tertentu (Chaffee, 1991: 24-43), teori lebih diterapkan pada soal penjelasan

realitas yang terdiri dari beberapa variabel atau hal yang saling berhubungan, paradigma lebih

merupakan cara pandang yang menentukan metodologi pengamatan dan peneliti pada sebuah

realitas tertentu (Denzin. 2001), aksioma lebih terletak pada point asumsi yang tidak perlu

dipertanyakan lagi, tradisi lebih dipahami sebagai proses pengelompokan beberapa teori dalam

beberapa kesamaan pokok.

Adanya perbedaan perspektif antara ilmu yang satu dengan lainnya, di satu sisi dapat

melahirkan pendekatan, teori, pandangan, dan interpretasi yang berlainan disisi lain juga dapat

melahirkan pertentangan antar disiplin ilmu dalam memahami suatu fenomena. Tiap perspektif

sebagai suatu mental window atau world view yang dipergunakan oleh ahli-ahli disiplin tertentu

mungkin bertolak belakang dan sulit dipertemukan antara yang satu dengan lainnya. Masing-

masing perspektif memiliki asumsi serta mengenai realitas sosial tersendiri yang sulit

diperbandingkan satu per satu (incommensureable) berdasarkan sistem nilai yang bebas dari

suatu hal tertentu. Setiap perspektif ilmu dalam mengamati fenomena mempunyai kreteria

kebenaran (goodness criteria) masing-masing sehingga tidak selayaknya jika kita

mempertemukan antara perspektif yang satu dengan lainnya. Menurut Lindloft (1994) yang

dikutif dalam Nurhidayat:

Page 5: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

“…perspectives are incommensurable. That is the asumptions and explanations of two or

more perspective within dalam a given discipline are so different that key cannot be

compared by meant of an independent value system. Thus adherence to one perspective

for closed the possibility of the acceptance of competing one (Lindloft dalam Hurhidayat,

2000:4).

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa perspektif berfungsi dalam beberapa hal penting.

Pertama, perspektif berfungsi untuk mendapatkan sudut pandang yang kurang lebih tepat atas

realitas tertentu sehingga lebih mudah dalam mengambil sikap atau menilai realitas tersebut.

Proses ini terjadi karena perspektif menyertakan seleksi rasional di mana subjek diandaikan

mempunyai 'asumsi teoretis' tertentu. Kedua, perspektif berfungsi untuk menjernihkan dan

menentukan bagaimana realitas/objek pengamatan dieksplikasi secara benar. Eksplikasi sendiri

merupakan proses intelektual yang diterapkan untuk beberapa konsep yan ingin diteliti (Chaffee.

1991: 1-2). Ketiga, bahwa perspektif bisa dipakai untuk mengorganisasikan teori-teori terkait

dalam suatu kelompok tertentu sehingga dalam perspektif yang sama teori-teori tersebut dapat

diperbandingkan.

Sebagai ilustrasi, ilmu sosial yang terdiri dari sosiologi, psikologi, antropologi, ekonomi,

dan politik mempunyai obyek materi yang sama, akan tetapi setiap ilmu memfokuskan pada

aspek-aspek perilaku yang berbeda. Seperti apa yang diutarakan Calhoun:

Sosiology, psychology, antropology, economic, dan political science is part of the family

social sciences. All social sciences are concerned with human behavior. But although

they share the same basic subject matter, each social science focuses on a different aspek

of behavior (Colhoun, 1991: 4).

Sosiologi merupakan studi sistematis tentang kelompok dan masyarakat serta bagaimana

pengaruh kelompok/masyarakat tersebut pada perilaku individu. Psikologi lebih tertarik pada

sumber perilaku internal sedangkan sosiologi memfokuskan pada sumber perilaku eksternal.

Psikologi mempelajari studi sistem syaraf dan efek dari neurotransmitter, hormon, atau stres

pada individu. Sosiologi mempelajari kerja dari masyarakat dan efek dari peningkatan,

perubahan sikap terhadap kepercayaan dan revolusi politik pada individu. Psikologi terjadi pada

kepribadian (personality) – pada perilaku dan sikap yang merupakan karakteristik seseorang

Page 6: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

tanpa memperhatikan situasi. Sosiologi memfokuskan pada peranan sosial – pada perilaku dan

sikap yang merupakan karakteristik seseorang dalam situasi tertentu tanpa memperhatikan

kepribadian individu. Psikologi sosial merupakan jembatan dua disiplin ilmu (sosiologi dan

psikologi) yang mempelajari pengaruh kelompok pada perilaku individu dan pengaruh individu

pada perilaku kelompok. Sedangkan antropologi merupakan bagian ilmu sosial yang

mempelajari masyarakat non-western, masyarakat preliterate, komunitas lokal, atau kelompok

kecil (Calhoun, 1991: 5).

Adanya spesialisasi dalam ilmu sosial maka semakin memperkecil kapling disiplin

masing-masing ilmu, akan tetapi hal ini tidak menimbulkan masalah sebab dalam kehidupan

masyarakat, permasalahan yang dihadapi semakin komplek sehingga tidak cukup hanya

dipecahkan oleh satu disiplin ilmu saja. Untuk itu diperlukan perspektif disiplin ilmu lainnya

untuk memperjelas permasalahan yang integral dan holistik. Pendekatan interdisipliner

merupakan suatu kebutuhan namun tidak mengaburkan otonomi masing-masing disiplin ilmu

yang telah berkembang berdasarkan bidangnya masing-masing melainkan dengan menciptakan

perspektif baru. Perspektif ini bukanlah ilmu melainkan sarana berpikir ilmiah seperti logika,

matematika, statistik, dan bahasa. Pendekatan interdisipliner bukan merupakan fusi antara

berbagai disiplin keilmuan yang akan menimbulkan anarki keilmuan, melainkan suatu federasi

yang diikat oleh suatu pendekatan tertentu di mana setiap disiplin ilmu dengan otonominya

masing-masing menyumbangkan analisisnya dalam mengkaji obyek yang menjadi telaah

bersama (Suriasumantri, 2000 :103).

B. Perspektif dalam Khazanah Ilmu Komunikasi

Dalam kata pendahuluan yang telah dibuat, penulis menyatakan bahwa komunikasi

merupakan ilmu multidisipliner dan multiperspektif. Kekayaan dan keragaman perspektif dalam

ilmu komunikasi tidak terhindarkan karena sifat ilmu komunikasi yang begitu kompleks. Dalam

konteks inilah, perspektif ilmu komunikasi menjadi penting. Perspektif komunikasi tidak bisa

dilihat secara tunggal karena memang definisi komunikasi sendiri tersebar dengan sekian banyak

definisi (red. + 126 definisi)

Page 7: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

C. 1. Perspektif Dasar Ilmu Komunikasi

Page 8: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

Komunikasi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mulai tumbuh sehabis

perang dunia I sampai perang dunia II. Penelitian ilmu komunikasi semakin

meningkat pada perang dunia II melalui antara lain Office of War Information

Amerika Serikat (Dahlan, 2003). Definisi komunikasi sendiri sangat banyak

bahkan Dance dan Larson (dalam Miller, 2005:3) pernah menyatakan terdapat 126

definisi komunikasi. Penulis ingin mengangkat beberapa definisi. Komunikasi

adalah keseluruhan prosedur yang mana prosedur tersebut membuat pesan tertentu

mempengaruhi yang lain”one which would inclue the procedures by means of

which one mechanism affects another mechanism (Weaver, 1949:3). Carl Hovland

menyatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana seorang individu

(komunikator) mentransmisikan stimuli untuk memodifikasi atau mengubah

perilaku individu lainnya (Hovland, 1953). Grebner (dalam Miller, 2005: 4)

menyatakan bahwa komunikasi adalah interaksi sosial melalui simbol dan sistem

pesan. Maka, penulis menyatakan bahwa komunikasi tidak mempunyai definisi

tunggal. Komunikasi lebih merupakan proses penyampaian pesan melalui simbol-

tanda yang dilakukan secara transaksional antara penyampai pesan dengan para

penerima pesan dengan tujuan tertentu (disesuaikan dengan kepentingan

komunikator atau komunikasi, vis a vis). Karena definisi yang begitu banyak

maka tidak mengherankan apabila dalam konseptualisasi komunikasi terdapat

point of convergence dan point of divergence (Miller, 2005: 5-11).

Definisi umum (point of convergence) dari komunikasi terdiri dari definisi

komunikasi sebagai proses, komunikasi sebagai sesuatu yang transaksional dan

komunikasi sebagai sesuatu yang simbolik. Komunikasi sebagai proses adalah

pemahaman bahwa titik utama yang menjadi perhatian sekian banyak definisi

komunikasi terletak pada proses. Komunikasi sebagai proses menyiratkan bahwa

komunikasi adalah sesuatu yang berkelanjutan, kompleks dan tidak arbitrer (mana

suka). Komunikasi sebagai sesuatu yang transaksional berarti bahwa komunikasi

tidak hanya sekedar prosesual dan interaksional melainkan terjadinya intensifikasi

hubungan timbal balik antara komunikator, komunikan, pesan, efek dan

sebagainya. Komunikasi merupakan sesuatu yang simbolik menyiratkan bahwa

ketika komunikasi berproses melalui sesuatu yang transaksional maka hal esensial

Page 9: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

yang dibutuhkan adalah pemaknaan yang berangkat dari simbol-simbol yang

dipakai dalam tindakan komunikasi tersebut. Definisi umum memperlihatkan

betapa pun definisi komunikasi tersebar dengan berbagai macam sudut pandang

maka setidaknya ada yang menyatukan definisi-definisi tersebut.

Berbeda dengan sudut pandang dalam konteks definisi umum, point of

divergence lebih melihat pusaran definisi tersebar dalam beberapa karakteristik.

Point pertama adalah poin komunikasi sebagai aktivitas sosial. Point ini merujuk

konseptualisasi yang tidak sama tapi berada dalam konteks relasi sosial yang

beragam dan mempunyai impak terhadap kehidupan sosial. Konseptualisasi relasi

sosial dan komunikasi mengakibatkan bahwa komunikasi mempunyai level sosial

dari antar pribadi sampai komunikasi massa, termasuk di dalamnya proses

kognitif dalam proses interaksi komunikatif. Point kedua adalah komunikasi

berhubungan dengan tindakan komunikatif dan intensionalitas. Poin ini berangkat

dari adagium Watzlawick yang menyatakan bahwa manusia tidak bisa tidak

berkomunikasi. Dalam poin ini terdapat pula bahwa perspektif komunikasi tidak

hanya berhenti pada masalah perspektif sumber komunikasi melainkan juga

sampai pada masalah perpektif penerima, dan perspektif pesan.

C.2. Ragam dan Pemetaan Dasar Perspektif Ilmu Komunikasi

Ketidaktunggalan perspektif dalam komunikasi memperlihatkan bahwa

komunikasi dipahami dalam sekian sudut pandang. Setidaknya ada beberapa

sumber perspektif yang berkutat dalam pemahaman menyeluruh tentang ilmu

komunikasi.

Pertama adalah perspektif tentang definisi dan konsep yang dikembangkan oleh

Frank Dance dan Motley. Frank Dance mengambil suatu langkah besar untuk

menjelaskan perbedaan definisi berdasarkan empat hal utama yaitu pembedaan

yang dilihat dari level observasi, pembedaan berdasarkan intensionalitas,

pembedaan definisi dengan dasar sudut pandang dan hasil pembedaan yang

berwujud pemahaman, penerimaan dan sepakat tidaknya definisi tersebut dibuat.

Michael Motley sendiri memberikan batasan definisi komunikasi adalah pesan

yang bersifat intensional. Perspektif ini dimaknai bahwa unsur utama dalam

Page 10: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

proses komunikasi adalah maksud orang-orang atau siapa pun yang melakukan

tindakan komunikasi.

Kedua, perspektif ketokohan dan tema berdasarkan tokoh komunikasi. Perspektif

ini dikembangkan oleh Everett Rogers dalam bukunya A History of

Communication Study. Perspektif ini digunakan untuk mengklasifikasikan teori

komunikasi didasarkan pada sejarah perkembangan ilmu komunikasi. Perspektif

dasar sejarah melalui tokok ilmu komunikasi memberikan pengaruh kajian dan

alokasi wacana komunikasi yang tidak terputus dari lingkaran ilmu sebelumnya.

Tarikan sejarah membuat ilmu komunikasi dipahami sebagai salah satu rumpun

ilmu yang meneruskan dan mengembangkan tradisi keilmuan sebelumnya.

Dinamika ilmu ini memberikan point lebih pada soal historisitas ilmu dan

kemampuan sebuah ilmu berdialog dengan ilmu yang lain. Dalam klasifikasi

perkembangan ilmu komunikasi, Rogers membagi ke dalam tiga kategori yaitu:

a) kategori European Beginning of Communication Study, b) kategori The Growth

of Communication Study in America, c) kategori Establisment Of The

Communication Field.

Sub Bidang Dari Perspektif Sejarah Perkembangan KomunikasiEuropean Beginning ofCommunication Study

The Growth OfCommunication Study In

America

Establishment Of TheCommunication Field

1. Evolutionary of CharlesDarwin (telah mengilhami perkembangan teori-teori komunikasi nonverbal)

2. Theory Psychoanalytic of Sigmund Freud (teori ini mengilhami perkembangan teori komunikasi yang menekankan pada analisisindividu seperti balance theory, cognitive

1. Symbolic Interactionismof Chicago School

2. Content Analysis of Propaganda Message of Harold Lasswell

3. Agenda Setting ofWalter Lippmann

4. Two – step flow model of Communication (Paul Lazarsfeld)

5. Group DynamicsTheory of Kurt Lewin

1. Four Theories of thePress of Wilbur Schramm, Fred S. Siebert dan Ted Peterson.

2. The technological determinist of Harold Innis dan Marshall McLuhan

Page 11: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

101

Communication of The Palo Alto Group (pendekatan kelompok ini menekankan pada kesadaran komunikasi equivocal dan pemahaman patologi komunikasi).

4. The Critical School memfokuskan pada isu-isu kepemilikan dan kontrol media massa.

6. Cognitive DissonanceTheory of Leon Festinger

7. Source credibility theory of Carl Hovland

8. Cybernetics Theory ofNorbert Wiener9. Systems Theory ofLudwig Von Bertalanffy

10. Information Theory ofClaude E. Shannon

Ketiga, p e rspektif pend i dikan dan i n stit u sionalisasi il m u Komunikasi (D e l ia ) .

Jesse Delia dalam ”Communication Research: A History” (1987) mengemukakan

suatu pemahaman umum tentang sumber-sumber dan tema-tema yang

memberikan kontribusi bagi pengembangan dan institusionalisasi studi

komunikasi dalam sistem pendidikan tinggi di Amerika. Delia menekankan

perhatian pada perkembangan penelitian komunikasi di dalam perspektif yang

lebih luas. Perspektif ini memberikan kontribusi pengembangan ilmu komunikasi

sebagai studi yang lebih ilmiah, rasional dan serius. Perspektif ini memberikan

perspektif rasionalitas dan pelembagaan keilmuan. Komunikasi tidak hanya

dipahami sebagai kemampuan dan keahlian atau praksis tindakan tapi juga sebuah

disiplin ilmu yang mempunyai metodologi dan metode penelitian.

Keempat, p er spe k t i f t ra disi kajian (Cra i g, G r i ff in) . Perspektif ini berisi tradisi-

tradisi dalam ilmu komunikasi. Dalam ilmu komunikasi, penelitian terhadap

gejala-gejala atau realitas komunikasi telah berkembang sejak lama sehingga

dalam ilmu komunikasi dikenal tradisi-tradisi yang unik. Robert Craig, telah

memetakan tujuh (7) bidang/tradisi dalam teori komunikasi yang disebut sebagai

7 tradisi (dalam Griffin 2000:22-35 dan Miller, 2005:13), yakni:

Tradisi Retorika (komunikasi sebagai ilmu bicara yang sarat seni). Perspektif

teoretis komunikasi dalam tradisi ini menyatakan seni praktikal dari wacana yang

berkembang. Problem tradisi ini terletak pada eksigensi sosial mengandaikan

pertimbangan dan penilaian kolektif. Keistimewaan yang mencirikan tradisi ini

Page 12: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

adalah bahwa keyakinan bahwa berbicara membedakan manusia dari binatang.

Ada kepercayaan bahwa pidato publik yang disampaikan dalam forum demokrasi

adalah cara yang lebih efektif untuk memecahkan masalah politik. Retorika

merupakan sebuah strategi di mana seorang pembicara mencoba mempengaruhi

seorang audiens dari sekian banyak audiens melalui pidato yang jelas-jelas

bersifat persuasif. Public speaking pada dasarnya merupakan komunikasi satu

arah. Pengertian Retorika lebih merujuk kepada seni bicara daripada ilmu

berbicara.

Tradisi semiotic (komunikasi sebagai proses membagi makna melalui tanda).

Perspektif utama teoritis tradisi ini terletak adanya mediasi intersubjektif melalui

tanda-tanda yang dibuat. Permasalahan teoritisnya terletak pada kemungkinan

adanya misunderstanding atau gap di antara cara pandang subjektif para pelaku

komunikasi. Semiotika adalah ilmu tentang tanda dan cara tanda-tanda itu

bekerja. Sebuah tanda adalah sesuatu yang menunjukkan sesuatu yang lain.

Contohnya asap menandai adanya api. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tradisi ini

lebih memusatkan pada perhatian lambang-lambang dan simbol-simbol, dan

memandang komunikasi sebagai suatu jembatan antara dunia pribadi individu-

individu dengan ruang di mana lambang-lambang digunakan oleh individu-

individu untuk membawa makna-makna tertentu kepada khalayak. Sehingga

dalam tradisi ini memungkinkan bahwa individu-individu akan memaknai tanda-

tanda secara beragam.

Tradisi Fenomenologi (Komunikasi sebagai pengalaman diri dan orang lain

melalui dialog). Perspektif teoritis tradisi ini adalah dialog atau kebersamaan

dengan yang lain. Problematika teoritisnya terletak pada ketidakhadiran dan

masalah otentisitas relasi antar manusia. Meski fenomenologi adalah sebuah

filosofi yang mengagumkan, pada dasarnya menunjukkan analisis terhadap

kehidupan sehari-hari. Titik berat tradisi fenomenologi adalah pada bagaimana

individu mempersepsi serta memberikan interpretasi pada pengalaman

subjektifnya. Bagi seorang fenomenologis cerita kehidupan seseorang lebih

Page 13: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

penting daripada axioma-axioma komunikasi. Seorang psikologis, Carl Rogers

percaya bahwa kesehatan kliennya akan pulih ketika komunikasinya

menciptakanlingkungan yang nyaman baginya untuk berbincang. Dia

menggambarkan tiga kondisi yang penting dan kondusif bagi perubahan suatu

hubungan dan kepribadian, yakni: kecocokan/kesesuaian, hal positif yang tidak

bersyarat, pemahaman empatik.

Tradisi Cybernetic (komunikasi sebagai pemrosesan informasi). Perspektif dasar

tradisi ini adalah proses informasi. Hanya memang ada beberapa masalah teoritis

yang muncul dalam tradisi ini, yaitu noise, overload information, kerusakan dalam

sistem komunikasi. Ide komunikasi sebagai pemrosesan informasi pertama kali

dikemukakan oleh ahli matematika, Claude Shannon. Karyanya, The

Mathematical Theory Communication yang diterima secara luas sebagai salah satu

benih studi komunikasi. Teori ini memandan komunikasi sebagai transmisi pesan.

Karyanya berkembang selama Perang Dunia kedua di Bell Telephone

Laboratories di AS. Eksperimennya dilakukan pada saluran kabel telepon dan

gelombang radio bekerja dalam menyampaikan pesan. Meski eksperimennya

sangat berkaitan dengan masalah eksakta, tapi Warren Weaver mengklaim bahwa

teori tersebut bisa diterapkan secara luas terhadap semua pertanyaan tentang

komunikasi insani (human communication). Jadi dalam tradisi ini konsep-konsep

penting yang dikaji antara lain pengirim, penerima, informasi, umpan balik,

redundancy, dan sistem.

Tradisi Sosio-Psikologi (komunikasi merupakan pengaruh antarpribadi).

Konsep pokok dalam tradisi ini adalah ekspresi interaksi dan pengaruh. Sementara

itu, permasalahan yang timbul di dalam tradisi ini adalah situasi yang menuntuk

manipulasi hubungan sebab akibat dari perilaku untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Penganut tradisi ini percaya bahwa kebenaran komunikasi bisa

ditemukan melalui pengamatan yang teliti dan sistematis. Tradisi ini mencari

hubungan sebab-akibat yang dapat memprediksi kapan sebuah perilaku

komunikasi akan berhasil dan kapan akan gagal. Adapun indikator keberhasilan

Page 14: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

dan kegagalan komunikasi terletak pada ada tidaknya perubahan yang terjadi pada

pelaku komunikasi. Semua itu dapat diketahui melalui serangkaian eksperimen.

Jadi perhatian penting dalam tradisi ini antara lain perihal pernyataan,

pendapat(opini), sikap, persepsi, kognisi, interaksi dan efek (pengaruh).

Tradisi Socio Kultural (Komunikasi sebagai penciptaan dan pembuatan realitas

sosial). Premis tradisi ini adalah ketika orang berbicara, mereka sesungguhnya

sedang memproduksi dan memproduksi kembali budaya. Sebagian besar dari kita

beranggapan bahwa kata-kata mencerminkan apa yang sebenarnya

terjadi. Pandangan kita tentang realita dibentuk oleh bahasa yang telah kita

gunakan sejak lahir. Ahli bahasa Universitas Chicago, Edwar Sapir dan Benyamin

Lee Whorf adalah pelopor tradisi sosio kultural. Hipotesis yang diusungnya adalah

struktur bahasa suatu budaya menentukan apa yang orang pikirkan dan lakukan.

Dapat dibayangkan bagaimana seseorang menyesuaikan dirinya dengan realitas

tanpa menggunakan bahasa, dan bahwa bahasa hanyasemata-mata digunakan

untuk mengatasi persoalan komunikasi atau refleksi tertentu. Hipotesis

ini menunjukkan bahwa proses berpikir kita dan cara kita memandang dunia

dibentuk oleh struktur gramatika dari bahasa yang kita gunakan. Secara

fungsional, bahasa adalah alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan

gagasan (socially shared), karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada

kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk

menggunakannya. Bahasa diungkapkan dengan kata-kata dan kata-kata tersebut

sering diberi arti arbiter (semaunya). Contoh; terhadap buah pisang, orang sunda

menyebutnya cau dan orang jawa menyebutnya gedang. Secara formal, bahasa

adalah semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan

bahasa. Setiap bahasa dapat dikatakan mempunyai tata bahasa/ grammarnya

tersendiri.

Tradisi Kritis (komunikasi adalah refleksi penolakan terhadap wacana yang tidak

adil). Tiga asumsi dasar tradisi kritis: Menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu

sosial interpretif. Ilmuwan kritis menganggap perlu untuk memahami pengalaman

Page 15: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

orang dalam konteks. Mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usahanya

mengungkap struktur-struktur yang seringkali tersembunyi. Istilah teori kritis

berasal dari kelompok ilmuwan Jerman yang dikenal dengan sebutan Frankfurt

School. Para teoritisinya mengadopsi pemikiran Marxis. Kelompok ini telah

mengembangkan suatu kritik sosial umum, di mana komunikasi menjadi titik

sentral dalam prinsip-prinsipnya. Sistem komunikasi massa merupakan fokus yang

sangat penting di dalamnya. Tokoh-tokoh pelopornya adalah Max Horkheimer,

Theodore Adorno serta Herbert Marcuse. Pemikirannya disebut dengan teori

kritis. Ketika bangkitnya Nazi di Jerman, mereka berimigrasi ke Amerika. Di sana

mereka menaruh perhatian besar pada komunikasi massa dan media sebagai

struktur penindas dalam masyarakat kapitalistik, khususnya struktur di Amerika.

Teori kritis menganggap tugasnya adalah mengungkap kekuatan-kekuatan

penindas dalam masyarakat melalui analisis dialektika. Teori kritis juga

memberikan perhatian yang sangat besar pada alat-alat komunikasi dalam

masyarakat. Komunikasi merupakan suatu hasil dari tekanan antara

kreativitas individu dalam memberi kerangka pesan dan kendala-kendala sosial

terhadap kreativitas tersebut. Salah satu kendala utama pada ekspresi individu

adalah bahasa itu sendiri. Kelas-kelas dominan dalam masyarakat menciptakan

suatu bahasaa penindasan dan pengekangan, yang membuat kelas pekerja

menjadi sangat sulit untuk memahami situasi mereka dan untuk keluar dari situasi

tersebut. Kewajiban dari teori kritis adalah menciptakan bentuk-bentuk bahasa

baru yang memungkinkan diruntuhkannya paradigma dominan. Hal itulah yang

diungkapkan oleh Jurgen Habermas, tokoh terkemuka kelompok Franfurt School

di era berikutnya.

Kelima, perspektif metodologi. Perspektif lain yang digunakan untuk

mengelompokkan teori komunikasi didasarkan pada parad i g ma p e ne l i t ian.

Paradigma penelitian yang digunakan meliputi : para d i gma klasik, k riti s , dan

konstrukti v is . Kontribusi perspektif metodologi ini lebih memecah dan

mengklasifikasikan ilmu komunikasi di dalam beberapa paradigma pokok dalam

sebuah penelitian. Perspektif dasar dari perspektif ini adalah paradigma.

Paradigma dipahami keseluruhan cara berpikir, bernalar dalam sebuah penelitian

Page 16: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

161

ilmiah. Untuk lebih jelasnya, pengelompokkan teori komunikasi berdasarkan

paradigma penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Teori/PendekatanParadigma

Klasik Kritis KonstruktivisTheories ofMessage:

Theories ofDiscourse

Theories of Sign and Language

X

X

X X

X

InterpersonalCommunication :

Symbolic interactionism

Social Judgement theory

CognitiveDissonance theory

Theories of experience and interpretation

Theories Information Reception and Processing

XIowa School

X

X

X

X Chicago School

X

Page 17: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

171

MassCommunication and Society :

Structural- Functional theories of mass media

Agenda SettingTheory

CultivationTheory

Uses andGratifications

Political-economy theories

Mass Media and social construction of reality

Media andCultural Studies

Theories ofMessage Production

Theories of Mass Media and Persuasion, effectiveness of ads and communication program

X

X

X

X

XLiberal political

economy

X

X

X Mattelart, Schiller, etc.

InstrumentalStructural

X

Cultural

X

X

Keenam, perspektif Mikro dan Makro. Perspektif dasar dari perspektif ini adalah

keumuman dan ke k h u s u san pembahasan dari sebuah teori. Perspektif ini

memberikan kontribusi bahwa ilmu komunikasi dipahami dalam pemahaman

umum sehingga mempengaruhi tingkat atau level pembahasan umum sebuah teori

dalam ilmu komunikasi. Demikian juga sebaliknya pada pemahaman khusus ilmu

komunikasi. Berdasarkan keumuman atau kekhususan teori Cragan dan Shields

(1998) mengelompokkan menjadi Teori-T eori Umum (g enera l theorie s) yang

Page 18: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

termasuk di dalamnya teori “Information Systems” (Sistem Informasi), Teori

“Rational Argumentation” (Argumentasi Rasional), Teori “Symbolic

Convergence”, Teori “Uncertainty Reduction”, teori “Narrative Paradigm”, teori

“Diffusion of Innovation”.

Teor i -Te o ri K o n te k s tu a l (c o n te x t u al theorie s ) yakni teori Komunikasi

Interpersonal (teori-teori Constructivist, Coordinated Meaning Management,

Dialectical Relationship dll), teori Komunikasi Kelompok (teori-teori Decision

Emergence, Role Emergence, Functional Decision Making dll), teori Komunikasi

Publik (teori-teori Neo-Aristotelian, Burke’s Dramatism, Image Restoration dll),

teori Komunikasi Keorganisasian (teori-teori Weick’s Organizing, Unobstrusive

Control, artistic Ethnografy dll), Teori Komunikasi Massa (teori-teori Spiral of

Silence, Agenda Setting, Cultivation Effects, Uses and Gratifications)

Teor i -Te o ri M ikro ( mic r o theorie s ) . Yang termasuk dalam perspektif ini adalah

subperspektif dengan penekanan pada konsep dasar (Information Manipulation,

Interpersonal Deception, Compliance Gaining), penekanan pada struktur pesan

(Action Assembly, Speech/Communication Accomodation, Expectancy Violation),

penekanan dinamika komunikasi (teori-teori Relational Control, Marital

Communication), penekanan pada ciri komunikator (teori Communication

Apprehension, Medium Structure Emphasis, McLuhan’s Media Law), penekanan

pada evaluasi (Muted Group, Feminist Genre, Habermas’s Critical).

Ketujuh, per s pektif disi p lin atau sub-disiplin dalam ilmu komunikasi. Perspe k t i f

disi p lin il m u ini d ia r tikan se b a gai b a g a ima n a komunikasi m e n j a di metode

ti n da k an komunikasi d a n me t o de i l mu penge t a h uan . Hal ini menyatakan bahwa

komunikasi memberikan perspektif kepada disiplin ilmu lain, sementara disiplin

ilmu lain memberikan kontribusi kepada proses komunikasi. Ragam ilmu

pengetahuan yang ada tidak dibatasi dalam rumpun ilmu sosial saja tapi juga

dalam rumpun ilmu alam dan humaniora. Dapat dikatakan bahwa lintas hubungan

antara ilmu komunikasi dengan ilmu yang lain merupakan dialog ilmu

pengetahuan. Ilmu sosial sendiri yang secara menyolok berhubungan dengan ilmu

komunikasi adalah sosiologi, anthropologi, sejarah, hukum, ekonomi, ilmu politik.

Page 19: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

Ilmu alam yang menyolok berhubungan dengan ilmu komunikasi adalah ilmu

fisika, biologi dan kimia. Ilmu humaniora yang menonjol berhubungan

komunikasi adalah filsafat, arsitektur.

D. Perspektif Disiplin terhadap Proses Komunikasi

D.1. Definisi dan Perspektif Dasar

Bagian ini mau membahas hubungan antara ilmu politik, psikologi, sosiologi, filsafat,

fisika dengan komunikasi. Yang perlu dipahami dalam bagian ini adalah salah satu atau bagian

kecil dari sekian banyak perspektif dari ilmu pengetahuan dalam pembahasan tentang

komunikasi. Tapi sebelum masuk pada hubungan timbal balik antara ketiga cabang ilmu

pengetahuan tersebut maka penulis ingin meletakkan beberapa hal pokok dari ketiga

ilmu tersebut dalam beberapa hal diskusi, yaitu definisi, perspektif dasar, dan konsep pokok.

Pertama, filsafat sebagai disiplin ilmu yang mempunyai sistematika dan logika telah

dikembangkan oleh peradaban Yunani sejak abad VI sebelum masehi (Bertens, 1989: 13-26).

Kata falsafah atau filsafat merupakan kata serapan bahasa Arab لفسة , yang juga diambil dari

philosophy (Inggris), philosophia (Latin), Philosophie (Jerman, Perancis). Kata-kata tersebut

diambil dari bahasa Yunani philo dan sophia. Kata ini merupakan gabungan dua kata philein

berarti mencintai atau philos berarti persahabatan, cinta dan sophos berarti bijaksana atau

Sophia berarti kebijaksanaan. Filsafat adalah usaha untuk memahami dan mengerti dunia

dalam hal makna dan nilai-nilainya. Ia juga termasuk ilmu pengetahuan yang paling luas

cakupannya dan bertujuan untuk memahami (understanding) dan kebijaksanaan (Wisdom).

Dengan kata lain, filsafat adalah kajian atau ilmu yang mempelajari, merefleksikan secara

kritis, rasional dan radikal realitas untuk mendapatkan kebenaran realitas yang bersifat

asali dan mendasar. Perspektif dasar dari ilmu filsafat adalah pemahaman dan refleksi

terhadap seluruh realitas sedemikian rupa sehingga realitas dapat dilihat secara kritis dan

mendasar untuk mendapatkan penjelasan tentang asal usul, tujuan, manfaat dan alasan

keberadaan realitas tersebut (Kattsof, 2004: 3-16). Konsep pokok, dengan demikian, dalam

filsafat adalah pemahaman, refleksi dan kritis-mendasar. Kedua Ilmu Politik adalah ilmu yang

mengkaji bagaimana kekuasaan dikelola, dicari, diraih dan dipertahankan. Dapat dikatakan ilmu

politik adalah ilmu yang mau memahami bagaimana kekuasaan dilakukan dan dipraktekkan

dalam sebuah masyarakat. Perspektif dasar dari ilmu politik adalah kekuasaan

Page 20: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

Ketiga, Psikologi meneliti kesadaran dan pengalaman internal kejiwaan manusia.

Psikologi terutama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba

menyimpulkan proses kesadaran internal yang menyebabkan terjadinya perilaku manusia itu.

Perspektif dasar dari psikologi adalah motivasi tindakan yang berangkat atau berasal

dari tindakan internal manusia.

Keempat, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari dan memahami aktivitas dan proses

relasi sosial dalam sebuah masyarakat. Dapat dikatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang

perilaku sosial manusia dan kumpulan manusia serta hasil dari aktivitas sosial. Sosiologi

mempelajari manusia dari aspek sosial yang disebut masyarakat. Perspektif dasar

sosiologi adalah relasi sosial manusiawi

Kelima, Fisika adalah ilmu yang memahami dan mempelajari alam dan sifat-sifatnya

yang bermanfaat bagi manusia dengan dasar gerak dan perubahan. Perspektif dasar dari fisika

adalah materi dan peranan gerak serta perubahan dalam hidup manusia.

D.2. Perspektif Masing-Masing Terhadap Proses Komunikasi

a. F i l safat dan K omunik a si .

Dalam kaitannya dengan ilmu komunikasi maka dapat dijelaskan sebagai berikut: perspektif

filsafat yang memposisikan sebagai proses tiada kunjung s el e sai dalam pe m a ha m an y an g

m e n d asar a tas rea l itas memberikan warna kepada komunikasi yaitu sejauh mana proses

pemahaman mendasar atas realitas (secara ontologis, epistemologis, aksiologis) m e n entukan

baga i m a na proses kom u nikasi d ilakukan (mul a i dari m a k na menda l a m komunikator sampai

makna te r d a l am d a ri e f ek komunikasi ). Komunikasi sendiri memberikan peran bagi filsafat dengan

sejauh mana serta bagaimana pengolahan dan proses komunikasi atas informasi- informasi yang

lengkap, jelas dan argumentatif bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan keteraturan dari alam

semesta. Situasi alam semesta yang terkait dengan komuniksi adalah sesuatu yang teratur di

udara yang mampu menjadi penghantar medium komunikasi manusia. Shannon dalam

pendekatan teknis dan matematis memperlihatkan ada sesuatu yang terdapat di pemahaman yang

mendasar – benar – rasional sedemikian rupa mampu masuk pada inti masalah yang paling dasar

atau fundamental.

Page 21: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

b. Polit i k, Sosiol o g i, Ps i k olo g i dan Komunikasi .

Ilmu politik sebagai ilmu yang membahas kekuasaan, bagaimana memperoleh,

menggunakan dan mempertahankan kekuasaan. Disiplin ilmu politik melihat komunikasi

sebagai kegiatan yang penting untuk memen g a ruhi piha k -pihak y an g diajak b e rk o munikasi .

Mekanisme untuk memengaruhi pihak-pihak yang diajak berkomunikasi pada masa ini

adalah melalui propaganda. Melalui propaganda, kekuasaan dapat diperoleh, digunakan

dan dipertahankan. Sebagai ilustrasi, Ekspansi Nazi Jerman mencapai hasil yang gemilang di

mana Joseph Goebells menjalankan praktik propaganda (proses komunikasi kepada khalayak

banyak) yang ditujukan ke Amerika Serikat dan memengaruhi kondisi politik dalam negeri

Amerika Serikat.

Propaganda saat itu ingin dibatasi tetapi hal itu berarti mengingkari hakekat demokrasi,

maka ahli komunikasi diajak untuk mengatasi dilemma ini. Dalam perspektif mereka,

propaganda dapat digunakan untuk kebaikan. Pada masa ini Harold Lasswell (a h li polit i k ),

John Dewey (psikolo g i ), dan Walter Lippmann mencetuskan teori mengenai propaganda yang

dipengaruhi oleh Behaviorisme dan F r eudia n i sme . Jadi pada masa ini, komunikasi massa

menjadi alat y ang digu n a k an untuk m en ga t asi m a s alah y an g terjadi d al a m ma s y a ra k a t . Dalam

konteks yang terakhir ini, sesungguhnya artinya disiplin i lmu so s i o lo g i dilibatkan dalam usaha

untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat.

Kegelisahan pemimpin Amerika Serikat pada propaganda, kemudian justru membuat

mereka menjadikan kajian komunikasi massa diintensifkan berkaitan propaganda. Lebih lanjut

propaganda bahkan dimanfaatkan oleh Amerika Serikat pada masa Perang Dunia ke-2.

Pengaruh disiplin i lmu p ol i tik terlihat nyata dalam usaha untuk memengaruhi

pandangan anggota masyarakat melalui propaganda, Lasswell sebagai seorang ahli politik

dengan rumusan pendapatnya, “Who says what to whom in which channel with what

effect” mendorong munculnya kajian politik yang didasari pada aspek perilaku (Rogers, pp.

211). Artinya di sini, disip lin ilmu politik saling jalin dengan il mu psikologi.

c. F i s ika dan Komuni k a s i

Perspektif fisika terhadap proses komunikasi lebih mau memperlihatkan keacakan,

alam semesta yang memungkinkan penghantaran gelombang media. Hal itu disebut frekuensi

radio. Dengan demikian alam menghantarkan suara manusia. Alam yang bergerak menjadi

medium proses komunikasi. Dalam disipl i n ilmu f i si k a , yang menjadi pokok perhatian adalah

Page 22: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

sifat, gerak dan perubahan benda-benda. Dalam konteks ini, ilmu fisika melihat bahwa dalam

proses komunikasi terjadi perubahan/gerak aliran udara/gelombang. Dalam konteks ini, disiplin

il m u mate m a tika memiliki kemiripan ketika bicara perubahan tersebut dengan menciptakan

rumusan baku yang kuantitatif. Maka, seorang ahli matematika dan fisik, Claude Shannon yang

bekerja pada Bell Company, perusahaan telepon, mengidentifikasi mengenai noise. Menurut

Shannon dalam aliran gelombang penghantaran sinyal, semakin sinyal dikuatkan semakin noise-

nya juga menguat. Sumbangan Shannon yang besar adalah komunikasi memiliki tolok ukur

untuk mengukur keberhasilan komunikasi secara teknis yaitu apakah informasi yang dikirimkan

dapat diterima persis seperti informasi yang dikirimkan semula, walaupun mengalami berbagai

kendala dalam proses komunikasi (Alwi Dahlan (1997). “Pemerataan Informasi, Komunikasi dan

Pembangunan).

Warren Weaver kemudian menambahkan dengan tolok ukur semantic dan efek: apakah

pengertian informasi yang diperoleh si penerima sama dengan makna asli yang dimaksudkan oleh

si pengirim dan apakah informasi memengaruhi perilaku si penerima. Seorang ahli matematika,

Norbert Wiener tertarik pada feedback dan rancangan system sebagai hasil riset pada Perang

Dunia ke-2 (1941-1942) di laboratorium radiasi MIT. Sibernetika menganggap bahwa kendali

system terletak pada system itu sendiri. Hasil dari tindakan sebuah system dapat menyediakan

informasi yang mampu mengubah perilaku berikutnya. Informasi mengenai perubahan dalam

lingkungan memengaruhi sistemnya hanya ketika perubahan tersebut perlu disesuaikan dengan

feedback.

Aplikasi Perspektif Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Teori-teori yang ada pada bidang komunikasi telah dikelompokkan oleh berbagai ahli

komunikasi sesuai dengan sudut pandang yang dimilikinya. Berikut ini merupakan contoh

berbagai perspektif yang telah dibuat guna mengelompokkan teori komunikasi yang ada selama

ini.

a. Em Griffin telah mengklasifikasikan teori-teori komunikasi berdasarkan perspektif

Tataran Komunikasi. Griffin dalam bukunya “A First Look At Communication Theory”

membagi teori – teori komunikasi menjadi 4 (empat) sub disiplin antara lain : 1)

Page 23: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

Interpersonal Communication; 2) Group And Public Communication; 3) Mass

Communication, dan 4) Cultural Context. Sedangkan teori-teori komunikasi yang

berada dalam sub disiplin dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Pengelompokkan Teori Komunikasi Berdasarkan Tataran Komunikasi

InterpersonalCommunication

Group And PublicCommunication

MassCommunication

Media AndCulture

Cultural Context

a. InterpersonalMessage :

1. Symbolic Interactionism of G. Herbert Mead

2. Coordinated Management of Meaning of Barnett Pearce & Venon

3. Expectancy ViolationsTheory

4. InterpersonalDeception Theory

a. Group DecisionMaking

1. Fungtional Perspektif On Group Decision Making of Randy Hirokawa dan Dennis Couran

2. Adaptive Structuration Theory of Marshall Scott Poole

a. Media andCulture

1. Technological Determinism of Marshall McLuhan

2. Semiotics ofRoland Barthes

3. Cultural Studies of Stuart Hall

a. InterculturalCommunication

1. Anxiety /UncertaintyManagement Theory of William Gudykunst

2. Face NegotiationTheory of StellaTing-Toomey

3. Speech CodeTheory of GerryPhilipsen

Cognitive Processing

1. Constructivism ofJesse Delia

2. Social PenetrationTheory

3. Uncertainty ReduvtionTheory

4. Relational Dialectics of Leslie Baxter &Barbara Montgomery

5. Social Judment Theory

OrganizationalCommunication

1. Information System Approach to Organizations of Karl Weick

2. Cultural Approach to Organizations of Clifford Geertz & Michael Pacanowsky

3. Critical Theory of Communication Approach to Organizations of Stanley Deetz

Media effects

1. Cultivation Theory of Gorge Gerbner

2. Agenda SettingTheory of Maxwell McCombs & Donald Shaw

3. The MediaEquation of Byron Reeves & Clifford Nass

Gender andCommunication

1. Genderlect Styles of Deborah Tannen

2. Standpoint Theory of Sandra Hardingand Julia T Wood

3. Muted GroupTheory of CherisKramarae

c. Public Rhetoric

1. The Rhetoric of

Page 24: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

Sub Bidang Dari PerspektifProses Komunikasi Teori-Teori Dalam Sub Bidang

1. System 1. Information Theory2. Cybernetics Theory3. Dynamic Social Impact Theory

2. Signs and Language 1. Classical Semantic Theory (yang tergolong dalamkategori ini adalah : a) Charles Moris b)SusaneLanger; c) Structural Linguistics; d) GenerativeGrammer

2. Theories of nonverbal communication (yang tergolong kelompok ini seperti a) Birdwistell on Kinesics; b) Ekman and Friesen on Kinesics; c) Hall on Proxemics)

3. Discourse 1. Speech Act Theory of Ludwig Wittgenstein

2. Conversation Analysis (teori yang ada dalam ketegori ini antara lain : a) conversational maxims; b) conversational coheren c) conversational argument

4. Message Production 1. Trait and Behaviors (yang termasuk kategori ini : a)Conversational narcissism; argumentativeness; c) Social and Communivative Anxiety; d) Traits,temperament, and Bilology; e) AccomodationTheory).

2. Cognitive Theories (teori dalam kelompok ini antara lain : a) Theories of Planning and Action; b) Theoriesof Message Selection; c) Theories of MesssageDesign)

5. Message Reception and 1. Message Interpretation (teori yang ada dalam

Aristotle2. Dramatism of

Keneth Burke3. Narative Paradigm

of Walter Fisher

Stephen W. Littlejohn mencoba memetakan teori komunikasi berdasarkan perpspektif

“proses komunikasi”. Littlejohn membagi perspektifnya ke dalam subdisiplin seperti

yang terlihat pada table berikut.

Perspektif Berdasarkan Proses Komunikasi

Page 25: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

Processing kategori ini antara lain : a) Osgood Meaning; b)Attribution Theory)

2. Information Organization (teori yang ada dalam kategori ini antara lain : a) Information- integration theory; b) Consistency theories

3. Judment Process ( teori yang ada dalam kelompok ini antara lain : a) Social Judment Theory; b) Elaboration Likelihood Theory; c) Expectancy Violations theory; d) Interperspnal Deception Theory)

6. Symbolic Interaction,Structuration, andConvergence

1. Symbolic Interactionism (teori yang ada dalamkelompok ini antara lain : a) Symbolic Interactionism of Chicago School; b) Symbolic Interactionism of Iowa School; c) Extending Inteactionism : Erving Goffman

2. Structuration Theory

3. Symbolic Processes in Convergence (teori yang tergolong dalam kelompok ini antara lain : a) Kennet Burke and Indetification ; b) Symbolic Convergence Theory).

7. Social and CulturalReality

1. The Social Construction of Reality (teori yang adadalam kelompok ini antara lain : a) Some Examples of Social Contruction; b) Coordinated Managementof Meaning )

2. Language and Culture ( teori yang ada dalam kategori ini antara lain : a) Linguistic Relativity; b) Elaborated and Restrical Codes)

8. Experience AndInterpretation

1. Phenomomenology2. Text Hermeneutics ( yang termasuk dalam kategori

ini antara lain : (a) Paul Ricouer; b) Stanley Fish; c) Hans-Georg Gadamer)

3. Cultural Interpretation ( teori yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : a) Ethnography of Communication; b) Performance Ethnography;c ) Organizational Culture; d) Interpretive Media Studies

9. Critical 1. Sorting Out Critical Theoris2. Structural Approaches ( yang termasuk dalam

kategori ini antara lain : a) Marxist Foundation; b) The Frankfurt School and Universal Pragmatics)

Page 26: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

3. The Poststructural Tradition (yang termasuk dalam kelompok ini : a) Cultural Studies; b) Michel Foucoult).

4. Feminist Studies (yang termasuk kategori ini : a) Power and Language; Invitational Rhetoric).

10. Communication InRelationships

1. The Nature of Relationship (yang termasuk dalamkategori ini : a) Basic Axioms of RelationalCommunication; b) Dialectics of Relationships)

2. Managing Relationship (yang termasuk dalam kategori ini : a) Managing Uncertainty and Anxiety;b) Managing Face; c) Managing Boundaries; d)Managing Conlict

11. Communication InGroup DecesionMaking

1. The Input-Processes-Output Model (yang termasukdalam kategori ini : a) A General Organizing Model; b) The Functional Tradition; c) The Interactioanl Tradition)

2. The Structurational Perspective

12. Communication abdOrganizationalNetwork

1. Organizational Networks2. The Posisitional Tradition (yang termasuk dalam

kategori ini : a) Classical Foundations : Weber; b)Likert”s Four System

3. The Relational Tradition (yang termasuk dalam kategori ini : a) The Process of Organizing; b) Conversation and Text in the Process of Organizing; c)Structuration in organizations; d) Structuration in organizational Control and Identiity

4. Cultural Tradition13. Communication and

Media1. An organizing Model2. Media Content and Structure (yang termasuk dalam

kategori ini : a) Medium Theory; b) Jean Baudrillard and the Semiotics of Media

3. Media as Social Institution4. Media and Audience (yang termasuk dalam kategori

ini : a) Mass Society Versus Community; b) ActiveAudience versus Passive Audience

5. Theories of Cultural Outcomes (termasuk dalam kategori ini : a) The Functions of Mass Communication; b) The Diffusion of information and influence; c) Public opinion and the spiral of silence; d) Cultivation analysis; e) The agenda settingfunction

6. Theories of individual outcomes : a) The effect tradition; b) limited or powerful effects; c) Uses,gratifications, and dependency

Page 27: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

282

PENGERTIAN DAN FUNGSI MODEL

Apa yan disebut dengan model? Apakah model sama atau berbeda dengan teori?

Dalam buku-buku dan jurnal-jurnal komunikasi, masih banyak ditemui kerancuan tentang

penggunaan konsep teori dan model. Akibatnya pembaca sulit untuk membedakan yang mana

yang disebut teori dan yang mana yang disebut sebagai model. Bahkan tidak jarang ditemui teori X

disebut sebagai model X atau sebaliknya. Meskipun penjelasan dan batasan tentang kedua

konsep tersebut masih merupakan sesuatu yang dapat diperdebatkan, untu keperluan buku ini

uraian tentang teori dan model yang diberikan oleh Littlejohn (1983) dan Hawes (1975) akan

dijadikan sebagai patokan.

Menuru Littlejohn (1983: 12) In a broad a sense the term model can apply to any symbolic

representation of a thing, process, or idea (dalam pengertian luas, pengertian model menunjuk

pada setiap representasi simbolis dari suatu benda proses atau gagasan/ide). Pada level

konseptual model merepresentasikan ide-ide dan proses. Dengan demikian model bias berbentuk

gambar-gambar grafis, verbal atau matematikal. Biasanya model dipandang sebagai analogi dari

beberapa fenomena. Perbedaan antara teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes (1983),

adalah: Teori merupakan penjelasan (explanation), sedangkan model hanya merupakan

representasi (representation). Dengan demikian model komunikasi dapat diartikan sebagai

representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Melalui model komunikasi bisa dilihat faktor-faktor

yang terlibat dalam proses komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengani

hubungan daninteraksi antara faktor-faktor atau unsur-unsur yang menjadi bagian dari model.

Penjelasanny diberikan oleh teori. Ini berarti terdapat kaitan antara teori dan model.

Menurut Deutsc (1966), model dalam konteks ilm pengetahuan sosial mempunyai empat

(4) fungsi. Pertama, fungsi mengkomunikasikan. Artinya model membantu kita

mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut-urutkan serta mengaitkan satu bagian

sistem dengan bagian/sistem lainnya sehingga kita memperoleh gambaran yang menyeluruh, tidak

sepotong-potong. Aspek lainnya dari fungsi pertama ini adalah model memberikan gambaran

umum tentang sesuatu hal dalam kondisi-kondisi tertentu. Kedua, model membantu kita dalam

menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana. Tanpa model,

informasi tentang suatu hal akan tampak rumit atau tidak jelas. Ketiga, fungsi heuristic. Artinya

melalui model, kita akan dapat mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena, model

membantu kita dengan memberikan gambaran tentang komponen-komponen pokok dari sebuah

proses atau sistem. Keempat, fungsi prediksi. Melalui model, kita dapat memperkirakan tentang

hasil atau akibat yang akan dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam dunia ilmiah model ini sangat

penting, karena dapat dipergunakan sebagai dasar bagi para peneliti dalam

merumuskan hipotesis, yakni pertanyaan-pertanyaan yang berisikan penjelasan mengenai

Page 28: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

292

kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antara satu faktor dengan faktor/faktor-faktor

lainnya.

Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan melibatkan banyak unsur atau faktor.

Kaitan antara satu unsur/faktor dengan unsur/faktor lainnya dapat bersifat struktural atau

fungsional. Dengan demikian, model-model komunikasi juga memberikangambaran kepada kita

tentang struktur dan hubungan fungsional dari unsur-unsur/faktor-faktor yang ada dalam sistem.

Pengertian struktur menunjuk pada tatanan kedudukan dan garis hubungan antara satu

unsur/faktor dengan unsur-unsur /faktor-faktor lainnya dalam sebuah sistem. Pengertian

fungsional menunjuk pada tugas dan peran dari setiap unsur/faktor dalam sebuah sistem. Oleh

karena itu, melalui model kita akan dapat memahami secara mudah dan komprehensif

mengenai struktur dan fungsi dari unsur-unsur/faktor-faktor yang terlibat dalam proses

komunikasi, baik dalam konteks individual, di antara dua orang atau lebih, kelompok/organisasi

ataupun dalamkonteks komunikasi dengan masyarakat secara luas.

Denis McQuail dan Sven Windahl (1981) dalam buku mereka telah

menginventarisasikan dan menjelaskan 28 buah model komunikasi. Kedua puluh delapan

model komunikasi ini menurut McQuail dan Windhal dapat dibagi dalam lima kelompok.

Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua, menyangkut

pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi massa terhadap perorangan.

Kelompok ketiga, meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan

dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada

khalayak. Kelompok kelima, mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi,

seleksi dan alur dari media massa.

Sebagai pengantar, contoh-contoh; model komunikasi yang akan dibahas dalam modul ini

hanyalah terbatas pada beberapa model yang tergolong kelompok model-model dasar dan

kelompok model pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi massa. Model-model

dasar yang akan diuraikan adalah: (1) model komunikasi intra-pribadi dan komunikasi antar

pribadi dari Barnlund, (2) model komunikasi klasik dari Lasswell, (3) model komunikasi sirkuler

dari Osgood dan Schramm, (4) model komunikasi dari Gerbner, (5) model komunikasi Riley dari

Riley, (6) model ABS Newcomb, (7) model komunikasi dari Shannon dan Weaver, dan (8)

model komunikasi DeFleur. Model-model pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi

yang akan dibahas adalah: (1) model S-R dari DeFleur, (2) model pengaruh pdikologis TV

dari Comstock, (3) model komunikasi massa dua tahap dari Katz dan Lazasfeld

Page 29: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

303

serta (4) model spiral keheningnan dari Noelle-Neumann.

Page 30: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

303

DAFTAR PUSTAKA

Baran, Stanley dan Dennis K. Davis. (2000). Mass Communication Theories: Foundation, Ferment, and Future. 2nd edition. Belmont, CA: Wadsworth

Bates, Daniels dan Elliot Fratkin. 2003. Cultural Anthropology. 3rd edition. Boston : PearsonEducation

Dahlan, Alwi (1997). “Pemerataan Informasi, Komunikasi dan Pembangunan”, PidatoPengukuhan Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, 5 Juli 1997

---------, “The Dynamics of Information Sharing” dalam Under Asian Eyes, tahun dan penerbit tidak diketahui (hanya dalam bentuk fotokopi satu tulisan)

Delia, Jesse (1987), “Communication Research: A History” dalam Handbook of CommunicationScience, USA: Sage Publ.

Edelstein, Alex. (1983). “Communication and Culture: The Value of Comparative Studies”, dalam Ferment in the Field, Journal of Communication, Vol. 33 Number 3

Fiske, John. (1990) Introduction to Communication Theory. London and New York: Routledge

Gerbner, George, ed. 1983. Ferment in the Field. The Journal of Communication.

Griffin, Em (2005). A First Look at Communication Theory. 6th edition. US: The McGraw-HillCompanies, Inc.

Gudykunst, William B dan Young Yun Kim (1997). Communicating with Strangers: AnApproach to Intercultural Communication. Boston, Massachussets: McGraw-Hill

Haber, Audrey dan Richard P. Runyon. (1986) Fundamentals of Psychology. 4th ed. New York: Random House

Hoed, Benny H. (2001). Dari Logika Tuyul ke Erotisme. Magelang : Indonesiatera

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusno, Abidin, 2000, Behind the Postcolonial: Architecture, urban space and colonial culture in Indonesia, London-New York: Routledge.

Littlejohn, Stephen (2002 & 2005 with Karen Foss). Theories of Human Communication., 7th and8th edition. Belmont, CA: Wadsworth

Page 31: Web viewtidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu

31

McManus, John. (1994). Market Driven Journalism: Let The Citizen Beware. New Delhi: SagePublications

McQuail, Denis (ed.) (2002). McQuail’s Reader in Mass Communication Theory. London, Thousand Oaks, New Delhi: Sage Publications

----------. (2005). McQuail’s Mass Communication Theory. 5th edition. London, Thousand Oaks, New Delhi: Sage Publications

Pacey. Arnold. (2000). The Cutlure of Technology. Cambridge: The MIT Press

Pearce, Barnett dan Karen Foss. (1990). “The Historical Context of Communication as A Science” dalam Human Communication Theory and Research, USA: Wadsworth

Rogers, Everett M. (1997). A History of Communication Study: A Biographical Approach. NewYork: The Free Press

Ruben, Brent dan Lea Stewart. 2006. Communication and Human Behavior. 5th edition. Boston: Pearson Education

Straubhaar, Joseph dan Robert LaRose (2004). Media Now: Understanding Media, Culture, andTechnology. US: Wadsworth

White, Robert A. (1983). “Mass Communication and Culture: Transition to A New Paradigm”, dalam Ferment in the Field, Journal of Communication, Vol. 33 Number 3

Wright, Charles R. (1959). Mass Communication: A Sociological Perspective. New York: Random House