mini project asi eksklusif ali

59
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA LAPORAN MINI PROJECT PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SETELAH PENYULUHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANGGUL Oleh: dr. Ali Sibra Mulluzi Pendamping: dr. Diyan Pusposari

Upload: sholihah-lituhayu

Post on 28-Nov-2015

605 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Project Asi Eksklusif Ali

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN MINI PROJECT

PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG

ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SETELAH PENYULUHAN DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANGGUL

Oleh:

dr. Ali Sibra Mulluzi

Pendamping:

dr. Diyan Pusposari

PUSKESMAS TANGGUL

DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

2013

Page 2: Mini Project Asi Eksklusif Ali

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul

Perubahan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Asi Eksklusif Sebelum

Dan Setelah Penyuluhan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanggul.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. dr. Bambang Witarno selaku kepala Puskesmas Tanggul.

2. dr. Diyan Pusposari yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami

sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam

penyusunan laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis berupaya menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya. Semoga

laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Jember, September 2013

Penulis

ii

Page 3: Mini Project Asi Eksklusif Ali

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4

2.1 Air Susu Ibu (ASI) ....................................................................... 3

2.1.1 Pengertian ASI................................................................... 3

2.1.2 Volume ASI....................................................................... 3

2.1.3 Komposisi ASI................................................................... 3

2.1.4 Zat Gizi dalam ASI............................................................ 6

2.1.5 Kandungan Antibodi dalam ASI........................................ 8

2.1.6 Manfaat ASI....................................................................... 10

2.2 Laktasi............................................................................................. 11

2.2.1 Fisiologi Laktasi................................................................. 11

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI............. 13

2.3 ASI Eksklusif.................................................................................. 14

2.4 Kerangka Konsep........................................................................... 15

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................... 16

3.1 Jenis Penelitian............................................................................... 16

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 16

3.3 Desain Penelitian ........................................................................... 16

3.4 Sampel Penelitian........................................................................... 16

3.5 Metode Pengumpulan Data........................................................... 16

3.6 Instrumen Penelitian...................................................................... 17

iii

Page 4: Mini Project Asi Eksklusif Ali

3.7 Definisi Operasional....................................................................... 17

3.8 Aspek Pengukuran......................................................................... 17

BAB 4. HASIL.................................................................................................. 18

4.1 Profil Komunitas Umum (Puskesmas Tanggul) ........................ 18

4.2 Data Geografis................................................................................ 19

4.3 Data Demografis............................................................................. 20

4.4 Sumber Daya Kesehatan............................................................... 21

4.5 Sarana Kesehatan yang Ada ....................................................... 21

4.6 Data Kesehatan Primer................................................................. 22

4.7 Karakteristik Responden............................................................... 22

4.7.1 Umur Responden................................................................ 22

4.7.2 Pendidikan Responden....................................................... 23

4.7.3 Pekerjaan Responden......................................................... 23

4.8 Gambaran Pengetahuan Ibu Saat Pre-Test & Post-Test .......... 23

4.9 Gambaran Sikap Ibu Saat Pre-Test & Post-Test ....................... 24

4.10 Hasil Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Karakteristik ....... 25

4.11 Hasil Tabulasi Silang Sikap dengan Karakteristik .................... 26

BAB 5. PEMBAHASAN DAN DISKUSI....................................................... 27

5.1 Pengetahuan Ibu Sebelum Diberikan Penyuluhan................... 27

5.2 Pengetahuan Ibu Sesudah Diberikan Penyuluhan.................... 28

5.3 Sikap Ibu Sebelum Diberikan Penyuluhan................................ 29

5.4 Sikap Ibu Sesudah Diberikan Penyuluhan................................ 30

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 31

6.1 Kesimpulan..................................................................................... 31

6.2 Saran................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 32

iv

Page 5: Mini Project Asi Eksklusif Ali

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang bernilai gizi

tinggi serta terjangkau. Pola pemberian ASI yang dianjurkan ialah pemberian ASI

segera atau 30 menit hingga satu jam setelah melahirkan, selanjutnya pemberian

ASI saja atau menyusui secara ekslusif hingga bayi usia enam bulan dan

pemberian makanan tambahan setelah umur enam bulan serta tetap memberian

ASI diteruskan sampai umur dua tahun (UNICEF/WHO/IDAI, 2005;22).

Kejadian diare dapat terjadi 3-14 kali lebih tinggi pada anak-anak yang

diberi susu formula dibandingkan dengan anak yang hanya diberi ASI.

Memberikan ASI kepada bayi anda bukan saja memberikan kebaikan bagi bayi

tapi juga keuntungan untuk ibu, proses menyusui menguntungkan ibu dengan

terdapatnya lactational infertility, hingga memperpanjang child spacing (Pudjiadi,

2000).

Berdasarkan data seksi gizi Dinas Kesehatan Jawa Timur, Jember

menduduki peringkat ke-14 dalam hal cakupan pemberian ASI Eksklusif. Dari

40.299 bayi pada tahun 2012, hanya 66,37% yang mendapat ASI Eksklusif.

Dimana pemberian ASI Eksklusif terbanyak di Kabupaten Bangkalan (87,08%)

dan terendah di Kabupaten Lamongan (37,82%). (Dinkes Jatim, 2012) sedangkan

di kecamatan Tanggul sendiri dari 692 bayi pada bulan Juli 2013 hanya 484 bayi

yang diberikan ASI Eksklusif (sekitar 69%).

Salah satu penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif yaitu kurangnya

pengetahuan ibu yang berdampak pada perilaku ibu dalam menyusui. Untuk

mengubah perilaku ibu dalam pemberian ASI tersebut diperlukan banyak upaya,

salah satunya melalui pendidikan kesehatan (Penkes). Pemberian Penkes tentang

ASI eksklusif mampu merubah perilaku, sikap ibu dalam menyusui dan dapat

menambah pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif (Winarsih, Resnayati, &

Susanti, 2007, hlm.50).

1

Page 6: Mini Project Asi Eksklusif Ali

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka disusun rumusan masalah sebagai

berikut: Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan dan sikap ibu mengenai

ASI eksklusif sebelum dan setelah diberikan penyuluhan di wilayah kerja

Puskesmas Tanggul?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap

pengetahuan dan sikap ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Tanggul.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur,

pendidikan, pekerjaan, paritas, dan sumber informasi.

2. Mengidentifikasi pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif.

3. Mengidentifikasi sikap responden tentang ASI Eksklusif.

4. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI ekskusif terhadap

pengetahuan ibu.

5. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap

sikap ibu.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam upaya peningkatan

cakupan program

2. Sebagai sumber informasi untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu

terhadap pemberian ASI Eksklusif.

3. Mempromosikan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif, dan

saran yang membangun untuk penelitian selanjutnya.

2

Page 7: Mini Project Asi Eksklusif Ali

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Pengertian ASI

Air Susu Ibu adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam

anorganik yang disekresi oleh kalenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi

bayi yang mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen dengan jumlah yang sesuai,

untuk pertumbuhan bayi yang sehat. ASI tidak memberatkan fungsi traktus digestivus

dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi yang baru lahir. Karena ASI sangat

mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan, bayi mengeluarkan lebih

sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya

untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ sehingga dapat

menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum (Pudjiadi, 2005).

2.1.2 Volume ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat

ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada 4 hari pertama

sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 100-300 ml ASI dalam sehari, dari

jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 300-450 ml/hari pada

waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Pada hari ke 10 sampai seterusnya

volume bervariasi yaitu 300–850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat 

laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400–850 ml/hari, tahun kedua 

200–400 ml/hari, dan sesudahnya 200 ml/hari (Manajemen laktasi, 2004).

2.1.3 Komposisi ASI

Komposisi ASI berubah menurut stadium penyesuaian sesuai dengan

kebutuhan bayi pada saat itu. ASI yang dihasilkan sampai minggu pertama

(kolostrum) komposisinya berbeda dengan ASI yang dihasilkan kemudian (ASI

peralihan dan ASI matur). ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan kurang bulan

komposisinya berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu melahirkan cukup

3

Page 8: Mini Project Asi Eksklusif Ali

bulan. Demikian pula komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusui

dan akhir fase menyusui.

Menurut stadium laktasinya, terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik

dan komposisi berbeda  yaitu:

a. Stadium Kolostrum

Di sekresi pada 4 hari pertama setelah persalinan yang diproduksi

sebesar 150–300  ml/hari. Komposisi kolostrum ASI lebih banyak

mengandung protein dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dengan

ASI matur dimana protein yang utama adalah casein, pada kolostrum

protein yang utama adalah globulin, khususnya tinggi dalam level

immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih

rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah

alergi makanan. Kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar (pembersih

usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi

yang baru lahir segera bersih dan siap menerima makanan selanjutnya.

Jumlah energi dalam kolostrum hanya 58 kalori/100 ml

b. ASI transisi / peralihan

ASI yang diproduksi pada hari ke 5 sampai pada hari ke 10.

Jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin

rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk

memenuhi kebutuhan bayi karena aktivitas bayi yang mulai aktif dan bayi

sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini pengeluaran

ASI mulai stabil.

c. ASI matang / matur

adalah ASI yang dikeluarkan pada hari ke 10 sampai seterusnya

dengan  volume bervariasi yaitu 300–850 ml/hari tergantung pada

besarnya stimulasi saat  laktasi. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang

terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan.

Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping

selain ASI.

4

Page 9: Mini Project Asi Eksklusif Ali

Tabel 1 Ringkasan perbedaan antara ASI, Susu Sapi, Susu formula

Properti ASI Susu Sapi Susu Formula

Kontaminasi

bakteri

Tdk ada Mgkn ada Ada bila

dicampurkan

Anti Infeksi Ada Tidak ada Tidak ada

Faktor

pertumbuhan

Ada Tidak ada Tidak ada

Protein Jml sesuai dan

mdh dicerna

Terlalu banyak dan

sukar dicerna

Sebagian

diperbaiki

Kasein:whey

40:60

Kasin:whey 80:20 Disesuaikan dgn

ASI

Whey : alfa Whey:

betalactoglobulin

Lemak -Cukup asam

lemak esensial

(ALE), DHA /

AA

-Mengandung

lipase

- Kurang ALE

- Tdk ada lipase

-Kurang ALE

-Tdk ada DHA

dan AA

- Tdk ada lipase

Zat besi Jumlah kecil tapi

mudah dicerna

Banyak tdk dpt

diserap dgn baik

Ditambahkan

ekstra tdk diserap

dgn baik

Vitamin Cukup Tdk cukup vit A,C Vit ditambahkan

Air Cukup Perlu tambahan Mungkin perlu

tambahan

Sumber: Konseling menyusui: Pelatihan untuk tenaga kesehatan : kerjasama

WHO/UNICEF/BK.PP.ASI /2000

Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa komposisi ASI yang

diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI prematur) berbeda

dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI

5

Page 10: Mini Project Asi Eksklusif Ali

matur). Pada bayi yang lahir sebelum waktunya (preterm) ASI yang dihasilkan

ibu memiliki kuantitas IgA, laktoferin dan lysozym yang lebih banyak

dibandingkan ASI dari ibu yang melahirkan tepat waktu karena kondisi bayi

masih belum dalam keadaan optimal untuk beradaptasi dan lebih rentan terhadap

permasalahan kesehatan (Neonatal division AIIMS, 2005).

Selanjutnya komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusu dan

akhir fase menyusu. Pada awal fase menyusu ASI (5 menit pertama) yang

dikeluarkan disebut foremilk, air susu encer dan bening yang hanya mengandung 

sekitar 1 – 2g/dl lemak, susu ini berasal dari payudara yang berisi, air susu yang

encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air

susu berikutnya disebut  hindmilk yang merupakan ASI yang dihasilkan pada saat

akhir menyusui (setelah 15-20 menit), air susu yang kental dan putih ini berasal

dari payudara yang keriput/mulai kosong, mengandung sedikitnya tiga sampai

empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar energi yang

dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak

memperoleh air susu ini (Mizuno, K. et al., 2008).

2.1.4 Zat Gizi dalam ASI

1. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI yang utama adalah laktosa, yang jumlahnya

berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Misalnya

hidrat arang dalam kolustrum untuk tiap 100 ml ASI adalah 5,3 gram, dan dalam

ASI peralihan 6,42 gram, ASI hari ke 9 adalah 6,72 gram; ASI hari ke 30 adalah 7

gram. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4 yang berarti ASI

terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, kondisi ini yang menyebabkan

bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI.

Produk dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosa

merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan

nutrisi medula spinalis, yaitu untuk pembentukan myelin (pembungkus sel saraf).

Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium dan magnesium yang sangat penting

untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa bayi untuk proses pertumbuhan

6

Page 11: Mini Project Asi Eksklusif Ali

gigi dan perkembangan tulang. Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap bayi

yang mendapat ASI ekslusif menunjukkan rata-rata pertumbuhan gigi sudah

terlihat pada bayi berumur 5 atau 6 bulan, dan gerakan motorik kasarnya lebih

cepat.

Laktosa oleh fermentasi di dalam usus akan diubah menjadi asam laktat.

Asam laktat ini membuat suasana di usus menjadi lebih asam. Kondisi ini sangat

menguntungkan karena akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya

dan menjadikan tempat yang subur bagi bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus

bifidus karena proses pertumbuhan dibantu oleh glukosamin (Pudjiadi, 2004)

2. Protein

Protein dalam ASI merupakan bahan baku pada pertumbuhan dan

pekembangan bayi. Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya

hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan

karena protein ASI merupakan kelompok protein Whey, protein yang sangat

halus, lembut, dan mudah dicerna sedangkan komposisi protein yang ada di dalam

susu sapi adalah kasein yang kasar bergumpal dan sangat sukar dicerna oleh bayi.

3. Lemak

Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang

merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta

mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Docosahexaenoic acid  (DHA) dan

Arachidonic acid (AA) merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang

(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak

(myelinasi) yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi

untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Selain itu DHA dan AA

dalam tubuh dapat disintesa dari substansi prekusornya yaitu asam linolenat

(Omega 3) dan asam linoleat (Omega 6).

Sumber utama kalori dalam ASI adalah lemak. Walaupun kadar lemak

dalam ASI tinggi tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI

lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI.

(Dadhich, J.P., Dr. 2007).

4. Mineral

7

Page 12: Mini Project Asi Eksklusif Ali

Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil

dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak

sebesar susu sapi tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi.

Berbeda dengan susu sapi yang jumlahnya tinggi namun sebagia besar harus

dibuang melalui sistem urinaria maupun pencernaan karena tidak dapat dicerna.

Kadar mineral yang tidak dapat diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk

mengeluarkan, menganggu keseimbangan dalam usus bayi, dan meningkatkan

pertumbuhan bakteri yang merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi

tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah karena konstipasi atau gangguan

metabolisme.

5. Vitamin

Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah

terdapat dalam ASI dalam jumlah yang cukup. Namun pada minggu pertama usus bayi

belum mampu membentuk vitamin K, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami

pendarahan perifer yang perlu dibantu dengan pemberian vitamin K untuk proses

pembekua darah. Dalam ASI vitamin A, D, C ada dalam jumlah yang cukup, sedangkan

golongan vitamin B kecuali riboflavin dan pantotenik sangat kurang. Tetapi tidak perlu

ditambahkan karena bisa diperoleh dari menu yang dikonsumsi ibu.

2.1.5 Kandungan Antibodi dalam ASI

ASI mengandung macam-macam substansi anti infeksi yang melindungi

bayi terhadap infeksi terutama bilamana kebersihan lingkungan tidak baik. Faktor-

faktor proteksi dalam ASI tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2 Komponen unggul yang terkandung dalam ASI yang dapat melindungi bayi

dari berbagai penyakit

NO Komposisi Peranan

1. Faktor bifidus Mendukung proses perkembangan

bakteri yang menguntungkan dalam usus

bayi untuk mencegah pertumbuhan

8

Page 13: Mini Project Asi Eksklusif Ali

bakteri yang merugikan seperti E. Coli

patogen

2. Laktoferin & Transferin Mengikat zat besi sehingga zat besi tidak

digunakan oleh bakteri patogen untuk

pertumbuhannya.

3. Laktoperoksidase Bersama dengan peroksidase hidrogen

dan ion tiosianat membantu membunuh

Streptococcus

4. Faktor Antistaphilococcus Menghambat pertumbuhan

Staphilococcus patogen.

5. Sel limfosit dan makrofag Mengeluarkan zat anti bodi untuk

meningkatkan imunitas terhadap

penyakit.

6. Komplemen Memperkuat Fagosit

7. Imunoglobulin Memberikan kekebalan terhadap infeksi

8. Lizosim Memiliki fungsi bakteriostatik terhadap

enterobakteri dan bakteri gram negatif

9. Interferon Menghambat pertumbuhan virus

10. Faktor pertumbuhan epidermis Membantu pertumbuhan selaput usus

bayi sebagai perisai untuk menghindari

zat-zat merugikan yang masuk ke

peredaran darah.

Sumber: Karyadi, 2003

9

Page 14: Mini Project Asi Eksklusif Ali

2.1.6 Manfaaat ASI

ASI sebagai makanan utama bayi mempunyai manfaat terhadap bayi,

antara lain sebagai berikut:

1. ASI sebagai makanan alamiah yang baik untuk bayi, mudah dicerna

dan memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan pencernaan bayi.

2. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu

buatan. Didalam usus laktosa akan di fermentasi menjadi asam laktat

yang bermanfaat untuk :

- menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

- Merangsang pertumbuhan organisme mikroorganisme yang

dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa

jenis vitamin.

- Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral seperti

calsium, magnesium.

3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi

selama 0-6 bulan pertama

4. ASI tidak mengandung beta–lactoglobulin yang dapat menyebabkan

alergi pada bayi.

5. ASI eksklusif sampai enam bulan menurunkan resiko sakit jantung

anak pada masa dewasa. 

Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui bayi juga memberikan

manfaat pada ibu, yaitu :

1. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya

rahim ke bentuk semula.

2. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.

3. Menunda kesuburan. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara

mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi,

yaitu: bayi belum diberi makanan lain; bayi belum berusia enam bulan;

dan ibu belum haid.

10

Page 15: Mini Project Asi Eksklusif Ali

4. Menimbulkan perasaan dibutuhkan dan memperkuat hubungan batin

antara ibu dan bayi.

5. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan

datang.

Manfaat lain dari pemberian ASI pada bayi untuk keluarga, antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang

seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan

untuk keperluan lain.

2. ASI sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.

3. Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit,

sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.

2.2 Laktasi

2.2.1 Fisiologi Laktasi

Laktasi atau menyusui yaitu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran

ASI. Proses laktasi dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor

hormonal. Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon

yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara progesteron, estrogen,

prolaktin, oksitosin, human placental lactogen (HPL)

Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi

ASI. Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis

I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang

kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi

ASI sebenarnya.

Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat

hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin

tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal

dengan fase Laktogenesis II. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam

darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke

11

Page 16: Mini Project Asi Eksklusif Ali

level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin

menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga

keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin

dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2

pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.

Proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi

biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari)

setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung

setelah melahirkan.

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama

kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI

mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.

Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI

dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara

dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI.

Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa

baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan. Terdapat

dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu :

a. Refleks prolaktin

Dalam puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini

dirangsang, maka timbal impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke

kelenjar hipofisis anterior sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon

prolaktin, hormon inilah yang berperan pada produksi ASI. Prolaktin

dibentuk lebih banyak pada malam hari.

b. Refleks Aliran (let down reflex)

Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar

hipofisis anterior, tetapi juga ke kelenjar hipofisis posterior, yang

mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi

otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI

dipompa keluar. Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga

involusi makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas pada

12

Page 17: Mini Project Asi Eksklusif Ali

hari-hari pertama meyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk

kembalinya rahim ke bentuk semula (Guyton, 2003).

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI

Makanan Ibu

Makanan yang dikonsumsi ibu dalam masa menyusui tidak secara

langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.

Namun jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi

yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu

dalam payudara ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan

akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.

Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri dan rasa

tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal

dalam menyusui bayinya.

Penggunaa Alat Kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron

Bagi ibu yang dalam menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi

pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi

13

Page 18: Mini Project Asi Eksklusif Ali

jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara

keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan

adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral.

Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak

langsung dapat meningkatkan hormon oksitosin yang dapat merangsang

produksi ASI.

Kurang sering menyusui atau memerah payudara

Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:

o Struktur mulut dan rahang yang kurang baik

o Teknik perlekatan yang salah

Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)

Jaringan payudara hipoplastik

2.3 ASI Eksklusif

Yaitu memberikan ASI saja selama bayi berumur 0-6 bulan. ASI tanpa bahan

makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan,

setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin dan mineral utama untuk

bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras. Pengenalan makanan

tambahan dimulai pada usia enam bulan dan bukan empat bulan, karena pertama dari

hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur

enam bulan.

Dari segi kebutuhan cairan dan energi, bayi usia 6 bulan dengan berat badan ideal

7,5 kg membutuhkan intake cairan sebesar 750 ml/hari, dengan kebutuhan kalori

750kkal/hari, serta protein 18,75 gr/hari. Ibu dengan bayi usia 6 bulan ASI yang

diproduksi 300-850 ml/hari dengan kandungan kalori sebesar 70kkal dan protein sebesar

1,3gram tiap 100ml ASI. Karena itu selama kurun waktu 6 bulan ASI mampu memenuhi

kebutuhan gizi bayi. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI menjadi menurun dan

sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat

makanan tambahan.

14

Page 19: Mini Project Asi Eksklusif Ali

Pada saat bayi berumur enam bulan sistem pencernaannya mulai matur. Setelah

berumur enam bulan usus bayi mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang

masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori jaringan usus bayi yang pada awalnya berongga

seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung

masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi, akan tertutup rapat

setelah bayi berumur enam bulan (Manajemen laktasi, 2004).

Tabel 3 Kebutuhan cairan, kalori dan protein bayi menurut U/BB

Umur

Kebutuhan per hari

Cairan (ml) Kalori (kkal) Protein (gr)

1 bulan ± 500 ± 350 8,75

3 bulan ± 600 ± 600 15

4 bulan ± 650 ± 650 16,25

5 bulan ± 700 ± 700 17,5

6 bulan ± 750 ± 750 18,75

7 bulan ± 800 ± 800 20

8 bulan ± 850 ± 850 21,25

9 bulan ± 900 ± 900 22,5

10 bulan ± 950 ± 950 23,75

11 bulan ± 1000 ± 1000 25

12 bulan ± 1050 ± 1050 26,25

2 tahun ± 1600 ± 1600 32

2.4 Kerangka konsep

15

Page 20: Mini Project Asi Eksklusif Ali

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di posyandu Puskesmass Tanggul pada Bulan

Agustus 2013 minggu ketiga.

3.3 Desain Penelitian

Jenis peneilitian ini adalah kuasi eksperiment dengan pendekatan one

group pretest-postest untuk mengetahui perubahan tingkat pengetahuan dan sikap

ibu tentang ASI Eksklusif sebelum dan sesudah penyuluhan di posyandu

Puskesmas Tanggul, pada rancangan ini tidak ada kelompok pembanding

(control).

3.4 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi di posyandu

Puskesmas Tanggul bulan Agustus 2013 yang diambil secara acak.

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1. Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi : pengetahuan

dan sikap, ibu hamil tentang ASI eksklusif yang di peroleh melalui wawancara

langsung dengan responden dengan menggunakan keusioner yang diberikan

kepada responden sebelum dan sesudah penyuluhan.

3.5.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Tanggul, yaitu data mengenai

demografi penduduk, serta gambaran umum mengenai Kecamatan Tanggul dan

jumlah ibu menyusui dan ASI Eksklusif.

16

Page 21: Mini Project Asi Eksklusif Ali

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang di gunakan adalah kuesioner, dan leaflet.

3.7. Definisi Operesional

1. Penyuluhan ASI eksklusif adalah suatu usaha penyebarluasan informasi

tentang ASI eksklusif kepada ibu hamil dengan menggunakan metode

ceramah, dan leaflet.

2. Pengetahuan ibu adalah adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang

pemberian ASI eksklusif sebelum dan sesudah penyuluhan menyangkut

semua yang diketahui ibu tentang ASI eksklusif.

3. Sikap ibu adalah respon atau tanggapan ibu terhadap ASI Eksklusif sebelum

dan sesudah penyuluhan.

3.8 Aspek Pengukuran

1. Pengetahuan

Kuesioner pengetahuan ibu terdiri atas 15 pertanyaan. Pemberian skor

dilakukan berdasarkan ketentuan, jawaban benar diberi skor 1, dan jawaban salah

diberi skor 0. Sehingga skor total yang tertinggi adalah 15. Skor yang diperoleh

masing-masing responden dijumlahkan, dibandingkan dengan skor maksimal

kemudian dikalikan 100.

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti

(1986), yaitu:

1. Baik, bila jawaban responden benar >75% dari total nilai angket pengetahuan.

2. Sedang, bila jawaban responden benar 40%-75% dari total nilai angket

pengetahuan.

3. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket

pengetahuan.

Maka penilaian terhadap pengetahuan responden, yaitu:

1. Skor 12-15 = baik.

2. Skor 7-11 = sedang.

3. Skor <7 = kurang.

17

Page 22: Mini Project Asi Eksklusif Ali

2. Sikap

Sikap ibu diukur dengan memberikan 10 buah pertanyaan menggunakan

kuesioner, dengan ketentuan :

- jawaban sangat setuju diberi nilai 3

- jawaban setuju diberi nilai 2

- jawaban tidak setuju diberi nilai 1

Berdasarkan jumlah nilai yang telah diperoleh responden maka ukuran

tingkat sikap ibu hamil menurut Pratomo (1990):

a. Kategori baik, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari

75%

b. Kategori sedang, apabila nilai yang diperoleh responden 40%-75%

c. Kategori kurang, apabila nilai yang diperoleh responden kurang dari

40%

Maka penilaian terhadap sikap responden, yaitu:

1. Skor 24-30 = baik.

2. Skor 13-23 = sedang.

3. Skor <13 = kurang

18

Page 23: Mini Project Asi Eksklusif Ali

BAB 4. HASIL

4.1 Profil Komunitas Umum (Puskesmas Tanggul)

Kecamatan Tanggul merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Jember. Tanggul terdiri dari 5 desa yaitu: Tanggil Kulon, Tanggul

wetan, Patemon, Kramat Sukohardjo Klatakan ,dan Manggisan. Berikut luas

wilayah masing-masing desa dengan rincian jumlah RT/RW, jumlah rumah dan

KK :

Nama Desa Luas wilayah

km-2

JumlRT/RW

Juml.rumah

Juml.KK

Tanggul Kulon 115.63 61/20 1882 3460Tanggul Wetan 88.99 81/28 2687 5037Patemon 111.07 63/6 1695 2728Kramat Suko 152.63 42/6 1547 1727Manggisan 117.79 62/31 2023 3165klatakan 178.7 30991 1834 1117

4.2 Data Geografis

Probolinggo

Kec. Sumberbaru Puskesmas KlatakanKec. Semboro

Puskesmas Tanggul terletak di Kecamatan Tanggul, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Selatan : daerah dataran rendah berbatasan dengan wilayah

Puskesmas Semboro Kecamatan Semboro.

19

Page 24: Mini Project Asi Eksklusif Ali

Sebelah Utara : daerah pegunungan atau dataran tinggi berbatasan

dengan dengan wilayah Kabupaten Probolinggo

Sebelah Barat : daerah dataran rendah berbatasan dengan wilayah

Puskesmas Semboro yaitu desa Pondokdalem,

ke barat

menuju Surabaya.

Sebelah Timur : daearah dataran rendah berbatasan dengan wilayah

Puskesmas Klatakan Kecamatan Tanggul, ke timur

menuju Kabupaten Jember.

Nama Desa Luas wilayah

km-2

Jarak kePusk

Waktu tempuh/menit

JumlRT/RW

Juml.rumah

Juml.KK

Tanggul Kulon 115.63 2 10 61/20 1882 3460Tanggul Wetan 88.99 4 15 81/28 2687 5037Patemon 111.07 5 20 63/6 1695 2728Kramat Suko 152.63 8 45 42/6 1547 1727Manggisan 117.79 7 30 62/31 2023 3165

578.7 309/91 9834 16117

4.3 Data Demografis

Jumlah Penduduk Kecamatan Tanggul Tahun 2009 dari data proyeksi

penduduk Kabupaten Jember oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember

sejumlah 56.264 jiwa.

Data Kependudukan 2013Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Usila

Pria Wanita Total Pria Wanita TotalTgl.Kulon 6229 6468 12697 659 778 1437Tgl.Wetan 7963 8289 16252 845 996 1841Patemon 5115 5310 10425 541 639 1180Kramat SH 3132 3252 6384 331 391 722Manggisan 5429 5637 11066 347 359 706Jumlah 27868 28956 56824 2723 3163 5886

Data Sarana Pendidikan Nama Desa Jml.TK Jml.SD/MI Jml.SLTP/Mts Jml.SLTA/MA Ponpes

Tgl.Kulon 5 4/3 2/- 3/- 1Tgl.Wetan 3 7/2 3/1 1/- 2Patemon 2 ¾ -/- -/- 2Kramat SH - 4/1 -/- -/- 1Manggisan 1 5/4 -/1 1/- 3Jumlah 11 23/14 5/2 5/- 9

Data Penduduk sasaran KB/Kesehatan 2013Nama Desa Jml.Bayi Jml.Anak Jml.WUS Jml.Bumil Juml.Bulin

20

Page 25: Mini Project Asi Eksklusif Ali

1-4 thTgl.Kulon 204 847 3449 235 225Tgl.Wetan 261 1085 4420 302 288Patemon 167 695 2832 193 185Kramat SH 102 426 1734 118 113Manggisan 178 738 3006 205 196Jumlah 912 3791 15441 1053 1007

4.4 Sumber Daya Kesehatan yang Ada

Data KetenagaanNo Jenis Tenaga PNS PTT Magang

IPuskesmas Induk

DokterDokter gigiBidanPerawat Kesehatan Perawat GigiSanitarianAnalis KesehatanAAROAhli GiziJuru RawatTenaga UmumTenaga Teknisi AlkesPekarya HalamanSopirJurumasak

2189-1111135-111

--3-------------

--211--1----

15----

IIPuskesmas Pembantu

Perawat KesehatanBidan

14

12

--

IIIPolindes

Bidan di desa

1 1 -

IVPoskesdes

Bidan

- 1 -

4.5 Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada

Nama Desa Jml.Pustu Jml.Dansa Jml.Polindes Jml.Posyandu Pos lainTgl.Kulon - - - 15 -Tgl.Wetan 1 - 1 17 -Patemon - 1 1 14 -Kramat SH 1 1 - 9 -Manggisan 1 1 - 11 -Jumlah 3 3 1 66 -

Unit Layanan di Puskesmas Tanggul1. Unit Layanan BP Umum2. Unit Layanan Gigi

21

Page 26: Mini Project Asi Eksklusif Ali

3. Unit Layanan Refraksi 4. Unit Layanan TB Dots5. Unit Layanan 24 Jam / UGD6. Unit Layanan KIA / KB / Imunisasi7. Unit Layanan Laboratorium8. Unit Layanan Rawat Inap 9. Unit Layanan VK Bersalin

10. Unit Layanan Kamar Obat11. Unit Layanan Loket

4.6 Data Kesehatan Masyarakat (Primer)

Grafik 1. Pencapaian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Tanggul Hingga

Pertengahan Tahun 2013

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

45.64% 46.50% 44.72% 43.30%

66.31%62.44%

69.44%

Cakupan ASI Eksklusif

4.7 Karateristik Responden

4.7.1 Umur Responden

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)

1 18-24 10 33,33

2 25-31 12 40,00

3 >31 8 26,67

Total 30 100

22

Page 27: Mini Project Asi Eksklusif Ali

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa umur responden terbanyak

adalah 25-31 dengan jumlah 12 orang (40,00%) dan yang paling sedikit berumur

>31 yaitu 8 orang (26,67%)

4.7.2 Pendidikan

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SD 20 66,67

2 SMP 5 16,67

3 ≥SMA 5 16,67

Total 30 100

Tabel 5 menjelaskan bahwa umumnya responden berpendidikan terakhir

SD yaitu sebanyak 20 orang (66,67%) dan sedangkan responden yang

berpendidikan terakhir SMP dan ≥SMA berjumlah sama yaitu sebanyak 5 orang

(16,67%).

4.7.3 Pekerjaan

Responden hampir secara keseluruhan tidak bekerja atau sebagai ibu

rumah tangga yaitu 24 orang (80%). 3 orang (10%) responden sebagai buruh tani

dan 3 orang lain sebagai wiraswasta (10%).

4.8 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Sebelum (pre- test)

dan Sesudah (Post-test) diberikan penyuluhan

Grafik 2. menjelaskan adanya perubahan tingkat pengetahuan antara

sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan pada responden. Perbedaan tingkat

pengetahuan ini disebabkan karena penyuluhan yang diberikan kepada responden

sehingga bisa membantu responden meningkatkan pengetahuannya tentang ASI

eksklusif.

23

Page 28: Mini Project Asi Eksklusif Ali

Grafik 2 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif

Pre-Test Post-Test0

5

10

15

20

25

30

BaikSedangKurang

Berdasarkan hasil pre-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan

responden sebelum diberikan penyuluhan adalah sebanyak 19 orang (63,3 %)

berada pada kategori baik, 7 orang (23,3%) pada kategori sedang dan sebanyak 4

orang (13,3%) berkategori kurang. Dapat dikatakan bahwa umumnya tingkat

pengetahuan responden tentang ASI eksklusif cukup baik. Sementara itu setelah

dilakukukan pos-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden

setelah diberikan penyuluhan adalah baik sebanyak 26 orang (86,7%), sedang

sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak ada yang kurang.. Bisa dikatakan bahwa

tingkat pengetahuan responden mengalami peningkatan menjadi lebih baik

setelah di berikan penyuluhan.

4.9 Gambaran Sikap Ibu Tentang ASI Eksklusif Sebelum (pre-test) dan

Sesudah (Post-test) diberikan penyuluhan

Pada grafik 3 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum

diberikan penyuluhan adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada pada kategori

sedang, 11 orang (36,7%) berada pada kategori baik dan sebanyak 2 orang (6,7%)

dengan kategori kurang. Dapat dikatakan bahwa sikap responden tentang ASI

eksklusif sebelum diberikan penyuluhan sejalan dengan pengetahuannya terhadap

hal yang sama. Kemudian setelah diberikan penyuluhan adalah sebanyak 24

orang (80,0%) berkategori baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada pada kategori

sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden setelah di

24

Page 29: Mini Project Asi Eksklusif Ali

lakukan penyuluhan yang ditandai dengan meningkatkannya responden yang

memiliki sikap baik berdasarkan hasil post-test.

Grafik 3 Gambaran Sikap Ibu Tentang ASI Eksklusif

Pre-Test Post-Test05

1015202530

BaikSedangKurang

4.10 Hasil Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Berdasarkan

Karakteristik Responden pada saat pre-test

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan

karakteristik responden menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori

pengetahuan baik lebih banyak dibanding kategori lain. Kelompok umur 18-24

lebih banyak mempunyai kategori pengetahuan baik dibandingkan kelompok

umur lain yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan kurang lebih banyak pada

kelompok umur >31 yaitu 25%.

Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara

keseluruhan memiliki kategori pengetahuan baik yaitu 100%. Sedangkan untuk

kategori pengetahuan sedang dan kurang paling banyak terdapat pada kelompok

responden dengan pendidikan SD.

Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Karakteristik Responden

dalam pemberian ASI eksklusif pada saat pretest

No. Kelompok

Umur

Kategori Pengetahuan Jumlah

Baik Sedang Kurang

N % n % n % n %

1 18-24 7 70,00 2 20,00 1 10,00 10 100

2 25-31 8 66,67 3 25,00 1 8,33 12 100

25

Page 30: Mini Project Asi Eksklusif Ali

3 >31 4 50,00 2 25,00 2 25,00 8 100

Total 30 100

Pendidikan N % n % n % n %

1 SD 10 50,00 6 30,00 4 20,00 20 100

2 SMP 4 80,00 1 20,00 - - 5 100

3 ≥SMA 5 100,00 - - - - 5 100

Total 30 100

4.11 Hasil Tabulasi Silang Sikap Responden Berdasarkan Karakteristik

Responden pada saat pre-test

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat sikap dengan karakteristik

responden menunjukkan kelompok umur 18-24 dan 25-31 lebih banyak berada

pada kategori sikap sedang. Responden yang menunjukkan sikap baik lebih pada

kategori umur >31. Sedangkan berdasarkan pendidikan responden, responden

dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak mempunyai sikap sedang.

Responden dengan pendidikan ≥SMA lebih banyak bersikap baik terhadap

program ASI Eksklusif.

Tabel 7 Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Karakteristik Responden pada

saat pretest

No. Kelompok

Umur

Kategori Sikap Jumlah

Baik Sedang Kurang

N % n % n % n %

1 18-24 3 30,00 7 70,00 - - 10 100

2 25-31 3 25,00 9 75,00 - - 12 100

3 >31 5 62,50 1 12,50 2 25,00 8 100

Total 30 100

Pendidikan N % n % n % n %

1 SD 8 40,00 10 50,00 2 10,00 20 100

2 SMP - - 5 100,0 - - 5 100

26

Page 31: Mini Project Asi Eksklusif Ali

0

3 ≥SMA 3 60,00 2 40,00 - - 5 100

Total 30 100

27

Page 32: Mini Project Asi Eksklusif Ali

BAB V

PEMBAHASAN DAN DISKUSI

5.1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Penyuluhan

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada

ibu hamil adalah pengetahuan gizi. Seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi

yang baik, diharapkan akam memilliki perilaku pemberian ASI eksklusif yang

baik. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO

yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk

meningkatkan pengetahuan adalah dengan pemberian informasi sehingga

menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan adalah dengan penyuluhan.

Karakteristik ibu yang mencakup umur, pendidikan, pekerjaan bisa

mempengaruhi proses perubahan perilaku. Umur responden rata-rata masih dalam

kategori usia produktif memungkinkan mereka masih mampu untuk menangkap

informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali. Begitu juga dengan

karakteristik pekerjaan. Responden yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga

100% sangat mendukung dalam menyediakan waktu untuk mendengarkan

penyuluhan, membaca leaflet, dan mencoba melakukan tindakan penyuluhan yang

dianjurkan.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan

karakteristik responden menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori

pengetahuan baik lebih banyak dibanding kategori lain. Kelompok umur 18-24

lebih banyak mempunyai kategori pengetahuan baik dibandingkan kelompok

umur lain yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan kurang lebih banyak pada

kelompok umur >31 yaitu 25%.

Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara

keseluruhan memiliki kategori pengetahuan baik yaitu 100%. Sedangkan untuk

kategori pengetahuan sedang dan kurang paling banyak terdapat pada kelompok

responden dengan pendidikan SD.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan

formal seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi nya. Semakin

28

Page 33: Mini Project Asi Eksklusif Ali

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan

seseorang untuk menyerap pengetahuan praktis baik dalam pendidikan formal dan

non formal (Berg, 1987).

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil sebelum

diberikan penyuluhan ASI eksklusif mayoritas baik (63,3%) dan dengan

pengetahuan sedang adalah 23,3%. Jika dilihat dari tingginya persentase ibu

hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup baik,

hal ini mungkin disebabkan karena aktifnya responden dalam mengikuti posyandu

dan aktifnya kader dan tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan.

Berdasarkan grafik 1 menjelaskan bahwa seluruh responden mengalami

peningkatan pengetahuan baik setelah diberikan penyuluhan. Peningkatan tersebut

terutama dalam hal manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi, sebelum diberikan

penyuluhan tidak ada responden yang menjawab pertanyaan secara benar, serta

dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Pada umumnya ibu

masih beranggapan pemberian ASI eksklusif cukup sampai usia 3 bulan.

Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama

enam bulan, mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan

kecerdasan yang pesat, hingga kematangan emosional seorang anak, terpacu

berkat ASI eksklusif selama enam bulan.

5.2 Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah diberikan Penyuluhan

Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama

enam bulan, mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan

kecerdasan yang pesat, hingga kematangan emosional seorang anak, terpacu

berkat ASI eksklusif selama enam bulan.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penyuluhan ASI

eksklusif terhadap pengetahuan ibu hamil. Setelah dilakukukan pos-test

didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden setelah diberikan

penyuluhan adalah baik sebanyak 26 orang (86,7%), sedang sebanyak 4 orang

(13,3%) dan tidak ada yang kurang.

29

Page 34: Mini Project Asi Eksklusif Ali

Peningkatan yang sangat signifikan terdapat pada pengetahuan tentang

manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi. Setelah diberikan penyuluhan

pengetahuan ibu hamil terhadap indikator ASI eksklusif sudah baik dibandingkan

sebelum diberikan penyuluhan. Disamping itu identitas ibu yang mencakup umur

dapat mempengaruhi peroses perubahan perilaku. Umur ibu yang rata-rata masih

dalam usia produktif memungkinkan mereka masih mampu untuk menerima

informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti dkk (2002), bahwa metode

pendidikan kesehatan dengan penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan

pengetahuan setelah dilakukan post-test dibandingkan dengan pengetahuan

pretest. Dalam penelitian Bart (1994), mengatakan bahwa perilaku yang dilakukan

atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada perlaku yang tidak

didasari dengan pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai sangat dibutuhkan

ibu hamil terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.

5.3. Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Penyuluhan

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat terlihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap belum merupakan

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku.

Pendidikan kesehatan adalah peroses belajar. Pendidikan kesehatan

membantu agar orang mengambil sikap yang bijaksana terhadap kesehatan dan

kualitas hidup. Penyuluhan merupakan suatu metode dalam pendidikan kesehatan

yang dapat merubah sikap seseorang menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari

sikap respoden setelah diberikan penyuluhan memberikan perubahan yang berarti

dari sikap negatif menjadi lebih positif bahkan sangat positf.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat sikap dengan karakteristik

responden menunjukkan kelompok umur 18-24 dan 25-31 lebih banyak berada

pada kategori sikap sedang. Responden yang menunjukkan sikap baik lebih pada

kategori umur >31. Sedangkan berdasarkan pendidikan responden, responden

30

Page 35: Mini Project Asi Eksklusif Ali

dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak mempunyai sikap sedang.

Responden dengan pendidikan ≥SMA lebih banyak bersikap baik terhadap

program ASI Eksklusif.

Sikap yang kurang pada ibu hamil sebelum (pre-test) diberikan

penyuluhan antara lain: sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif sampai usia

6 bulan, bayi yang diberikan ASI eksklusif jarang sakit jika dibandingkan dengan

bayi yang diberi susu formula, waktu pemberian makanan tambahan pada saat

bayi berusia diatas 6 bulan.

5.4. Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah Diberikan Penyuluhan

Pada grafik 2 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum

diberikan penyuluhan adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada pada kategori

sedang, 11 orang (36,7%) berada pada kategori baik dan sebanyak 2 orang (6,7%)

dengan kategori kurang. Kemudian setelah diberikan penyuluhan adalah

sebanyak 24 orang (80,0%) berkategori baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada

pada kategori sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden

setelah di lakukan penyuluhan yang ditandai dengan meningkatkannya responden

yang memiliki sikap baik berdasarkan hasil post-test, serta ada kemungkinan juga

sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor sosial budaya di lingkungan tempat

tinggal.

Dengan adanya intervensi berupa penyuluhan ternyata dapat

mempengaruhi peningkatan sikap seseorang terhadap suatu hal. Sikap ibu hamil

tentang ASI eksklusif dipengaruhi oleh pengetahuan ibu terhadap hal yang sama,

serta ada kemungkinan juga sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor sosial

budaya di lingkungan tempat tinggal.

Menurut Purwanto (1993) sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan

dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan

dengan objeknya. Dalam hal ini pengetahuan yang diberikan melalui penyuluhan

kepada ibu hamil membantu pembentukan sikap ibu hamil terhadap yang sama.

31

Page 36: Mini Project Asi Eksklusif Ali

BAB.6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengatahuan ibu dalam

pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Tanggul.

2. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat sikap ibu hamil dalam

pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Tanggul

6.2. Saran

1. Upaya meningkatkan pengetahuan, sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif

dapat lakukan dengan salah satu metode penyuluhan yaitu metode ceramah

dan pembagian leaflet.

2. Diharapkan bagi petugas promosi kesehatan di Puskesmas agar

memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif serta penyuluhan gizi

lainnya kepada masyarakat terutama dengan metode ceramah guna

membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat serta membantu

mewujudkan pencapaian pemberian ASI eksklusif.

32

Page 37: Mini Project Asi Eksklusif Ali

DAFTAR PUSTAKA

Arafah, Nur. 2010 Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian Asi

Eksklusif Di Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2008.

Medan: FK USU

Arifin, Siregar.2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya. Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan: FK USU

BPNI. 2007. Production of breastmilk, establishing breastfeeding skills and the

composition of breastmilk. http://www.bpni.com

Dadhich, J.P., Dr. 2007. Successful Infant and Young Child Feeding.

http://www.bpni.org/Presentation/Successful_Exclusive_Breastfeeding.pdf

Dinkes Jatim. 2013. Daftar Isi Jatim Dalam Angka Terkini Tahun 2012 - 2013

Triwulan.

Emilia, Rika. 2009. Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan

Dan Sikap Ibu Hamil Di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah

Kabupaten Simeulue (Nad) Tahun 2008 . Medan: FKM USU

Linkages. 2002. Pemberian ASI eksklusif: Satu-satunya sumber cairan yang

dibutuhkan bayi usia dini. Academy for educational.

http://www.linkagesproject.org

Nelson E Waldo.2007.Text Book of Paediatric 18th edition. Philadelphia: Saunders

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.

Rineka Cipta.

33

Page 38: Mini Project Asi Eksklusif Ali

Pudjiadji, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinik pada Anak Edisi keempat. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran.

Purwanti, 2004. Konsep Penerapan ASI ekslusif, Buku Kedokteran. Jakarta : EGC

Puskesmas Tanggul. 2013. Profil Puskesmas Tanggul. Jember

Puskesmas Tanggul. 2013 LB3 Gizi Tanggul 2013. Jember

Safitri Dian.2007. Dasar-Dasar Pemberian Susu Formula Pada Bayi,

http://www.babycenter.com/refcap/baby/babyfeeding/9195.html

USAID Linkages Project, 2004. Exclusive Breastfeeding: The Only Water Source

Young Infants Need - Frequently Asked Questions, Washington DC.

U.S. Department of Health and Human Services on Women’s Health. 2007. An

Easy Guide to Breastfeeding.

http://www.womenshealth.gov/pub/BF.General.pdf

WHO. 2001. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding. Geneva:

Department of Nutrition for Health and Development (NHD)

34