mini ebook palm oil nitia cita - forbil.org fileindonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit...

30

Upload: hadang

Post on 07-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan
Page 2: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan
Page 3: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 1

1. Pendahuluan Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati bernilai tinggi dalam perdagangan dunia. Indonesia merupakan salah satu produser minyak sawit terbesar, dimana pertumbuhannya memiliki peran signifikan terhadap pasokan global. Sejak kemerdekaan, indikator ekonomi Indonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB negara tersebut dengan menyumbang lebih dari 50%. Dalam hal ini, kontribusi minyak sawit juga terlihat dari penyerapan tenaga kerja, termasuk proses pemanenan, pengangkutan, hingga penelitian. Total kebutuhan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit mencapai 4,5 juta orang (Sawit Indonesia, 2014). Dalam perdagangan internasional sendiri Indonesia dan Malaysia merupakan area terpenting dalam produksi minyak nabati. Di tahun 2011-2012 kedua negara ini berkontribusi terhadap 87% produksi minyak sawit dunia dan 89% ekspor minyak sawit. Selain itu, terdapat tiga negara terbesar pengimpor minyak sawit dengan total impor 38,1 juta ton, yakni India (7,4 juta ton), Tiongkok (5,8 juta ton), dan Uni Eropa (5,2 juta ton) (AOCS Lipid Library, n.d). Berdasarkan Grand View Research, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar dengan 31,5 juta ton total produksi, 21,7 juta ton ekspor yang bernilai $ 21,1 milyar pada tahun 2014 yang merupakan puncak produksi pada tahun ini. Meskipun tren konsumsi minyak sawit meningkat, terjadi penurunan signifikan ekspor minyak sawit pada tahun 2014-2016. Harga minyak sawit jatuh dari $970 per ton menjadi $689 per ton pada tahun 2016, hal ini turut mempengaruhi pendapatan ekspor dalam sektor ini (Grand View Research, 2015). Meskipun nilai ekonomi yang dihasilkan dari industri sawit tergolong tinggi, namun demikian sektor minyak kelapa sawit meninggalkan masalah bagi Indonesia. Proses penanaman pohon kelapa sawit tidak sedikit menyebabkan degradasi lingkungan dan mempengaruhi lingkungan masyarakat setempat. Akibatnya, hal ini menimbulkan kritik dari berbagai kalangan masyarakat internasional. Pun demikian, proses produksi minyak sawit dinilai bertentangan dengan agenda pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, persoalan kabut asap lintas batas akibat pembakaran lahan untuk perluasan perkebunan sawit di wilayah Sumatera dan Kalimantan merupakan dampak yang sering terjadi. Singapura merupakan salah satu negara yang menjadi ‘korban’ dari kabut asap lintas batas ini, Pada tahun 2015, Singapura mengalami kerugian sebesar SG$ 700 juta selama terjadinya kabut asap. Kejadian ini dianggap sebagai kebakaran hutan terburuk sejak tahun 1997 (Asiaone, 2016). Berdasarnya UU Indonesia, terdapat pasal 69 ayat (1) huruf h mengatur larangan melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Namun, terdapat pengecualian pada pasal 69 (2) yang memperbolehkan pembukaan lahan dengan cara membakar dengan maksimal 2 hektar. Dalam konteks ini, berbagai hal tersebut lah mempengaruhi nilai ekspor sawit Indonesia di pasar internasional, terutama bagi pasar Eropa. Tulisan ini akan membahas mengenai performa industri kelapa sawit Indonesia beserta turunannya (diversifikasi), termasuk di dalamnya peningkatan lahan perkebunan rakyat, swasta, negara, keberlanjutan industri sawit, kualitas, serta produktivitas dan tantangan untuk

Page 4: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 2

meningkatkan kualitas ekspor kelapa sawit. Dalam hal ini, juga akan dibahas mengenai Revealed Comparative Advantages, yakni menggambarkan daya saing antara produsen sawit tersebar Indonesia dan Malaysia.

Page 5: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 3

2. Tantangan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia : Akses Pasar, Harga dan Indirect GDP Negara tujuan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia terbesar didominasi oleh negara Asia dan Timur Tengah. Berdasarkan grafik 1, negara tertinggi yang mengimpor minyak kepala sawit Indonesia yaitu India dan kedua Tiongkok. Terlihat bahwa permintaan negara India dan Tiongkok rata-rata terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2014 menuju 2015 peningkatannya cukup signifikan. Berat bersih ekspor ke India tahun 2014 yaitu 4.867,7 juta ton meningkat pada tahun 2015 menjadi 5.737,9 juta ton. Selanjutnya berat bersih ekspor ke Tiongkok tahun 2014 yaitu 2.357, 3 juta ton meningkat menjadi 3.629,6 juta ton pada tahun 2015. Tapi disisi lain, Belanda sebagai salah satu negara Uni Eropa dengan ekspor tertinggi tidak mengalami peningkatan pada tahun 2014 ke 2015. Penurunan pun terjadi pada tahun 2013 ke 2014.

Sumber : BPS Indonesia, 2016

Berdasarkan grafik 2 tentang nilai ekspor Indonesia tidak berbanding lurus dengan peningkatan berat ekspor. Seperti India sebagai negara tujuan ekspor terbesar mengalami penurunan nilai ekspor, pada tahun 2014 nilai ekspornya US$ 3.635,3 juta menjadi US$ 3.217 juta pada tahun 2015. Nilai ekspor ke Tiongkok meningkat, tapi setinggi peningkatan jumlah ekspor. Pada tahun 2014 nilai ekspornya US$ 2.357,6 juta menjadi US$ 3.629,6 juta.

Page 6: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 4

Belanda sebagai negara anggota Uni Eropa dari grafik terlihat permintaan terhadap minyak sawit Indonesia cenderung menurun. Ekspor minyak sawit Indonesia juga menembus pasar kawasan Timur Tengah, seperti Pakistan dan Mesir. Fluktuasi terhadap permintaan minyak sawit Indonesia di dunia sebenarnya tidak terlepas dari kebijakan ekonomi politik negara-negara importir terhadap minyak sawit. Kecendrungan India sebagai importir minyak sawit Indonesia terbesar didukung oleh kebijakan politik ekonomi dalam negeri India. Di pasar India sendiri, kelapa sawit menjadi komoditas yang diterima dengan harga yang paling ekonomis. Meskipun di dalam negeri sendiri terdapat persaingan antara minyak sawit yang mendominasi dan menimbulkan kerugian petani biji minyak domestik, namun tidak lantas membuat India melakukan proteksi pasarnya dari gempuran minyak sawit impor. Ini juga didukung dengan kebijakan pemerintah pada September 2016, Badan Pusat Bea Cukai India mengumumkan bahwa bea cukai untuk minyak kelapa sawit mentah dan olahan akan dipotong sebanyak 5% dan 7.5% secara berturut-turut. Sehingga, hal ini mempermudah produk sawit masuk ke pasar India (Nikkei Asian Review, 2016). Selain itu, Tiongkok merupakan negara impotir minyak kelapa sawit kedua terbesar. Permintaan minyak sawit yang fluktuatif tersebut juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah Tiongkok. Pada tahun 2017, Tiongkok mengalami kejatuhan harga minyak nabati di pasar domestik, termasuk disusul dengan menurunya permintaan minyak sawit. Hal ini dipengaruhi karena sebelumnya pemerintah melakukan impor minyak sayur dengan masif, sehingga persediaan minyak nabati yang melimpah mengakibatkan jatuhnya harga minyak nabati di pasar domestik. Kejatuhan harga ini dipicu oleh pembelian secara spekulatif minyak nabati dengan dana lokal di Tiongkok dengan melakukan impor yang besar. Namun, kebijakan ini tidak senada dengan permintaan pasar yang kuat. Adapun Tiongkok juga memiliki peraturan yang dapat menghambat proses ekspor-impor minyak kelapa sawit. Kebijakan tersebut termasuk diharuskannya proses dokumentasi dari tiga kargo terakhir dalam kapal pengirim kelapa sawit ke Tiongkok, di luar dari kebijakan yang sudah ada yaitu spesifikasi keamanan termasuk parameter kesehatan, residu kimia pertanian, kontaminan, dan lain-lain. Selanjutnya, konsinyasi kelapa sawit yang tidak memenuhi standar akan mengalami penolakan di pelabuhan-pelabuhan di Tiongkok (Reuters, 2017). Ekspor minyak sawit Indonesia selama kurun waktu 2012-2015 ke Belanda cenderung mengalami penurunan (Oilseeds & fats Crops and Lipids, 2016). Hal ini tidak terlepas dari kebijakan ‘berlapis’ di dalam Uni Eropa ditambah dengan regulasi domestik Belanda itu sendiri yang mengakibatkan ketatnya kriteria masuknya minyak kelapa sawit Indonesia. Salah satu regulasi yang sangat dipertahankan oleh UE adalah mengenai traceability atau kemampuan untuk dapat dilacak proses produksi suatu produk. Melalui Artikel Nomor 18 Peraturan 178/2002, yang mulai diimplementasikan pada 1 Januari 2005, UE mewajibkan agar produk makanan yang dikonsumsi di UE dan diekspor ke UE bisa dilacak proses produksinya. Ditambah pula dengan dibentuknya European Sustainabl Palm Oil (ESPO) sebagai sarana untuk mewujudkan 100% sustainable palm oil pada tahun 2020 di Uni Eropa.

Page 7: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 5

Sementara itu, dalam pasar domestik Belanda membentuk Dutch Alliances Sustainable Palm Oil (DASPO) yang mendukung implementasi sertifikasi CPO dan PKO beserta produk turunannya melalui RSPO (Dutch Alliance Sutainable Palm Oil, n.d). DASPO juga mendukung inisiatif yang berkontribusi pada transparansi dan traceability dalam rantai supply minyak sawit untuk meningkatkan produksi minyak sawit yang berkelanjutan. Sementara itu, fluktuasi ekspor minyak sawit Indonesia ke negara-negara Timur Tengah lebih disebabkan oleh adanya kejatuhan harga minyak dunia pada tahun 2014-2016 yang secara otomatis menganggu finansial negara-negara penghasil minyak sehingga daya beli ikut melemah (GAPKI, 2016). Berdasarkan data dari Europe Economics tahun 2016, negara importir minyak kelapa sawit lebih diuntungkan dibanding negara eksportir (Europe Economics, 2014). Hal ini terlihat dalam indirect and induced impact on GDP (Gross Domestic Bruto). Indirect impact on GDP berarti dampak tidak langsung dari industri sawit terhadap industry lainnya yang berhubungan dengan sawit. Terdapat peningkatan permintaan terhadap sektor pendukung sawit ketika produksi sawit meningkat. Selanjutnya induced impact on GDP merupakan peningakatan pendapatan dari pelaku industry yang menyediakan faktor-faktor produksi sawit. Indonesia sebagai negara eksportir terbesar, indirect impact on employment sebanyak 17.000 orang. Sedangkan Tiongkok mampu mencapai 681.000 orang dan India 780.000 orang. Hal menunjukkan bahwa negara importir seperti Tiongkok dan India mampu menyerap tenaga kerja jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Penyerapan tenaga kerja pun akan berdampak pada GDP. Akibatnya, indirect and induced impact on GDP Indonesia hanya US$ 209 juta, sedangkan Tiongkok US$ 7.265 juta dan India US$2.836 juta. Penyebabnya karena Indonesia menjadi eksporter bahan mentah kelapa sawit. Sedangkan proses pengolahan terjadi di negara importir, sehingga berkontribusi pada tingginya PDB. Jadi, Indonesia selama ini memiliki dua partner mayoritas yaitu India dan Tiongkok. Permintaan minyak kelapa sawit di kedua negara tersebut selalu tinggi akan tetapi tidak diikuti oleh nilai yang tinggi. Sedangkan akses ke pasar lain masih cukup sulit karena kebijakan dalam negeri importir, seperti di negara Uni Eropa. Selain itu, Indonesia perlu meningkatkan industri pengolahan minyak kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dalam negeri dan PDB.

Page 8: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 6

3. Produsen Minyak Kelapa Sawit Global : Sebuah Analisis Pangsa Pasar

Indonesia dan Malaysia menjadi negara terbesar produsen minyak kelapa sawit dan terus bersaing dalam memenuhi permintaan minyak kelapa sawit dunia. Walaupun memiliki banyak turunan produk, permintaan ekspor minyak kelapa sawit terus mengalami dinamika.

Diagram 1 : Share Palm Oil in Worlds Exports Quantities Indonesia 2015 (Dalam %)

Sumber: World Stop Exports, 2017

Diagram di atas memperlihatkan dari total 97, 4% nilai ekspor minyak sawit dunia pada tahun 2015, Indonesia menjadi negara dengan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor minyak sawit dunia dengan nilai 53%, disusul Malaysia 33% yang berada di urutan kedua. Artinya dalam hal ini, pasar minyak sawit dunia masih didominasi oleh produk minyak sawit Indonesia. Jika ditinjau dari pangsa pasar di masing-masing negara importir minyak sawit, India menjadi pasar utama produk minyak sawit Malaysia dan Indonesia. Pada tahun 2015, Indonesia mengekspor sebesar 5.80 juta ton ke pasar India, sedangkan nilai ekspor Malaysia ke pasar India 3.3 juta ton. Pasar terbesar kedua yakni Tiongkok masih didominasi oleh produk minyak sawit Indonesia, sebesar 3.99 juta ton (Indonesia Investments, 2016), sedangkan Malaysia 2.4 juta (Malaysian Palm Oil Board, n.d) ton. Hal yang sama terjadi di pasar Uni Eropa yang notabene merupakan pasar yang sulit ditembus bagi perusahaan sawit Indonesia karena kebijakannya

Page 9: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 7

yang cenderung restrictive. Dalam hal ini, Indonesia masih mendominasi dengan nilai ekspor pada tahun 2015 mencapai 4.23, sedangkan pesaing nya Malaysia 2.4 juta ton. Pada awal tahun 2017 merupakan fase yang dinamis pada aktivitas ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Hal ini karena selain adanya penurunan jumlah produksi, ada pula penurunan yang cukup signifikan pada ekspor minyak kelapa sawit. Penurunan terbesar terjadi di negara Tiongkok, padahal Tiongkok merupakan salah satu negara importir terbesar minyak kelapa sawit Indonesia. Terjadi penurunan ekspor ke Tiongkok hingga 48% (Indonesia Investments, 2016), hal ini karena Tiongkok melakukan impor kedelai dari Argentina yang cukup tinggi. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri karena kekhawatiran akan adanya peningkatan harga kedelai. Hal ini berdampak pada penurunan impor minyak kelapa sawit Indonesia ke Tiongkok. Tiongkok lebih memilih minyak kedelai Argentina dibandingkan minyak sawit dari Indonesia. Pada bulan Desember tahun 2016 Tiongkok melakukan impor minyak sawit sebesar 612,21 ribu ton dan turun pada bulan Januari 2017 menjadi 316,75 ribu ton. Selanjutnya Amerika Serikat juga mengurangi ekspor minyak kelapa sawit sebesar 46% pada bulan berikutnya. Pada Januari 2017 permintaan minyak kelapa sawit sebesar 100,89 ribu ton menjadi 54,85 ribu ton pada Februari 2017. Beberapa negara Uni Eropa juga mengalami penurunan permintaan hingga 43%. Selain itu, Pakistan dan India pun mengalami penurunan, yaitu Pakistan sebesar 25% dan India sebesar 13% (Tempo.co, 2017). Walaupun demikian, di beberapa negara lain terjadi peningkatan permintaan. Seperti Negara-negara Timur Tengah yang mengalami peningkatan sebesar 116%. Pada Desember 2016 permintaan sebesar 104,09 ribu ton meningkat pada Januari 2017 menjadi 224,73 ribu ton. Negara-negara Afrika pun mulai membeli minyak kelapa sawit Indonesia cukup tinggi, pada Desember 2016 sebesar 110,46 ribu ton dan pada Januari 2917 menjadi ke 207,98 ribu ton (Tempo.co, 2017). Peningkatan permintaan minyak kelapa sawit Indonesia di beberapa negara Timur Tengah dan Afrika merupakan hal baik, akan tetapi belum sebanding dengan penurunan ekspor minyak kelapa sawit ke Tiongkok dan India. Oleh karena itu, fenomena ini menarik perhatian pemerintah. Sehingga pada Juni 2017 Kementerian Perdagangan membuat peraturan baru tentang penurunan bea keluar minyak kelapa sawit mentah menjadi US $ 0/ mt (metrik ton). Hal ini diatur dalam Kolom 1 Lampiran II Huruf C Peraturan Menteri Keuangan No.13/PMK.010/2017 (CNN Indonesia, 2017). Kebijakan penurunan bea keluar ini dilakukan untuk menanggapi penurunan permintaan minyak kelapa sawit Indonesia. Hal ini senada dengan pernyataan Ketua Umum GAPKI, Fadhil Hasan yang menyatakan bahwa tingginya bea keluar mempengaruhi kinerja ekspor minyak kelapa sawit. Seperti pada Februari 2017 bea keluar Indonesia sebesar US $ 18 /mt yang mengakibatkan produsen minyak kelapa sawit dan pedagang menahan proses jual beli (Tempo.co, 2017).

Page 10: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 8

Penghapusan bea keluar minyak kelapa sawit pun pernah dilakukan oleh Malaysia pada tahun 2015. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penurunan permintaan minyak kelapa sawit dunia hingga 15 % (Reuters, 2015). Akan tetapi, untuk saat ini Malaysia sebagai negara importir terbesar kedua pun menemui masalah terkait ekspor minyak kelapa sawit. Penguatan ringgit terhadap US $ memberikan dampak negatif pada harga minyak kelapa sawit Malaysia (The Star Online, 2017). Malaysia yang berharap dapat meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit mengalami kesulitan karena harga minyak kelapa sawit mereka menjadi tinggi karena hal ini. Hal ini berdampak pada produsen minyak kelapa sawit Malaysia memilih menjual produk nya di pasar domestik dibanding dengan melakukan ekspor. Selain itu, Pemerintah Malaysia pun menambahkan pajak terhadap ekspor minyak kelapa sawit. Pada Mei 2017, pajak minyak kelapa sawit Malaysia hingga 7% (The Star Online, 2017). Hal ini dikeluhkan oleh produsen karena berakibat harga menjadi mahal apabila dibanding dengan harga minyak kelapa sawit Indonesia. Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa pajak tersebut bertujuan untuk membantu penyuling minyak kelapa sawit Malaysia. Akan tetapi Mohammad Jaaffar Ahmad dari Palm Oil Refiners Association of Malaysia (PORAM) menyatakan bahwa pajak tersebut tidak cukup membantu penyuling Malaysia dalam bersaing dengan Indonesia, akan tetapi menambah beban harga minyak kelapa sawit Malaysia (The Star Online, 2016). Kebijakan Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar melalui penghapusan bea keluar perlu diperhatikan secara terus menerus. Hal ini karena kebijakan ini penting dalam situasi ketika permintaan menurun. Akan tetapi, apabila krisis sudah tidak terjadi, maka kebijakan bea keluar diperlukan. Bea keluar dibuat oleh pemerintah Indonesia tidak hanya untuk peningkatan devisa negara, tapi juga mendorong hilirisasi minyak kelapa sawit Indonesia yang masih perlu ditingkatkan.

Page 11: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 9

4. Kondisi dan Kompetisi Diversifikasi Produk Kelapa Sawit Indonesia

Minyak kelapa sawit merupakan bahan dasar pembuatan berbagai produk toiletries, makanan, kosmetik, farmasi, dan bahan bakar nabati. Industri hilir memberikan keuntungan lebih besar bagi suatu negara karena memberikan nilai tambah produk dan membuka lapangan pekerjaan. Seperti pengolahan CPO menjadi minyak goreng memberikan nilai tambah 50%, fatty acid 100 (Tim Kajian Nilai Tambah Pusat Kajian Ekonomi Makro, 2012) , ester 150-200, biodiesel 66%, surfaktan 300-400% dan kosmetik 600-1000% (Dunia Industri, n.d.)

Minyak goreng merupakan industry hilir kelapa sawit Indonesia yang paling menonjol. Dari 17 industri pengolahan perkebunan, minyak goreng memiliki nilai tambah bruto tertinggi yaitu Rp 374,6 miliar (Prajogo Hadi, 2015). Walaupun disisi lain kompetisi industry minyak goreng di Indonesia didominasi oleh perusahaan multinasional (Archita Fitrian, 2017).

Tingginya keuntungan industri hilir kelapa sawit seharusnya meningkatkan minat pelaku usaha dan pemerintah, tetapi hilirisasi di Indonesia termasuk lambat dibandingkan negara lainnya. Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta pun menyatakan bahwa pelaku industri sawit Indonesia terbuai pada tingginya poduksi CPO (Qayuum, 2016). Padahal disisi lain terdapat potensi besar diversifikasi produk sawit.

Tingginya produksi minyak goreng Indonesia tidak lepas dari keringanan pajak yang dibuat pada tahun 2011 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 128/PMK.011/2011 dan terus dirubah pada tahun 2012 dan 2013 namun susunan tarif bea keluar tidak berubah. Kebijakan ini dirasa seperti insentif bagi industri hilir kelapa sawit, dan diikuti dengan peningkatan signifikan seperti yang ditunjukan oleh diagram 2.

Page 12: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 10

Diagram 2: Perkembangan Jumlah Merek Minyak Goreng

Sumber : Pemendag HPE 2014; Djaka Kusmarta dan Hari Poerna Setiawan, 2014

Peningkatan jumlah merek minyak goreng pada tahun 2012 ke 2013 mencapai hampir 90%. Akan tetapi berdasarkan data Kementrian Perdagangan, 70% didominasi oleh merek asing (Djaka Kusmartata dan Hari P. Setiawan 2014). Hal ini menujukan kesempatan tersebut lebih banyak dimanfaatkan oleh perusahaan multinasional. Sedangkan tujuan untuk mendorong merek minyak goreng Indonesia ke pasar global masih belum tercapai.

World Intelectual Property Right Organization (WIPO) memiliki data paten produk kelapa sawit sejumlah 7456 inovasi (Djaka Kusmartata dan Hari P. Setiawan, 2014). Kepemilikan paten tersebut didominasi oleh negara-negara yang tidak memproduksi minyak kelapa sawit. Merujuk pada diagram 3 terlihat bahwa 55% inovasi paten dimiliki oleh Amerika Serikat. Perusahaan yang memiliki paten kelapa sawit merupakan perusahaan yang memproduksi kebutuhan sehari-hari. Ada pula perusahaan tersebut yang mengimpor produk ke Indonesia atau berproduksi di Indonesia. Seperti Unilever Plc, Unilever N.V dan L’oreal yang masing-masing memiliki inovasi paten sebanyak 210, 152, dan 105.

270382

1499

2200

0

500

1000

1500

2000

2500

2011 2012 2013 2014

Diagram2:PerkembanganJumlahMerekMinyakGoreng

JumlahMerek

Page 13: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 11

Diagram 3 : Negara-negara Penghasil Inovasi Paten Kelapa Sawit

Sumber : WIPO 2011; Wibowo dan Gumbira Sa’id 2011; Djaka Kusmartata dan Hari P. Setiawan, 2014

Indonesia selaku produsen kelapa sawit tertinggi didunia hanya mengajukan 3 buah inovasi paten. Di tingkat ASEAN, Indonesia menjadi yang terendah karena memiliki 2,5% dari seluruh paten minyak kelapa sawit di ASEAN pada tahun 2011 (Tim Kajian Nilai Tambah Pusat Kajian Ekonomi Makro, 2012). Malaysia memiliki 79 inovasi paten atau 65,83% di ASEAN, diikuti oleh Singapura dengan 34 inovasi paten atau 28,33% dan ada Thailand memiliki 4 paten atau 3,33%.

Rendahnya aplikasi paten produk sawit Indonesia perlu menyadarkan pentingnya penelitian dan pengembangan. Salah satu aktor potensial yang dapat membantu yaitua Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Tantangan diversifikasi selain modal, juga teknologi. BPDP juga dapat mendukung pengembangan teknologi untuk diversifikasi sawit. Walaupun disisi lain masing-masing pelaku industry pun mampu apabila ingin meningkatkan diversifikasi produk kelapa sawitnya.

BPDP selaku turunan tangan dari pemerintah memiliki dasar hukum melakukan hal diatas. Terdapat UU No 18 Tahun 2014 tentang Perkebunan menyatakan bahwa pemerintah berperan dalam pembinaan dan pengawasan industry perkebunan, termasuk pengolahan produk kelapa sawit. Dapat dilakukan subsidi permesinan terutama bagi kelompok usaha atau pengusaha menengah. Bentuk dari pembinaan tersebut tentu bukan charity saja, tetapi mekanisme sharing seperti pembagian hasil melalui pajak bumi bangunan (PBB) dapat dilakukan (Tim Kajian Nilai Tambah Pusat Kajian Ekonomi Makro, 2012).

Kepemilikan paten produk sawit Malaysia lebih banyak dibanding Indonesia karena hal ini sudah ada dalam perencanaan kebijakan Malaysia sejak 1960an. Malaysia membuat Federal Land & Development Authority (FELDA) yang berperan mengurangi kemiskinan salah satunya melalui distribusi lahan kelapa sawit (Abdillah Noh, 2013). Selanjutnya Malaysia melakukan nasionalisasi pada tiga perusahaan sawit. Pada tahun 1970an Malaysia mulai bergeser dari ekspor CPO

55%

7%

6%

4%

3%

3%3% 3% 16%

Diagram3:Negara-negaraPenghasilInovasiPatenKelapaSawit

AmerikaSerikat Belanda Inggris

Swiss Jerman Jepang

Prancis Denmark Lain-lain

Page 14: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 12

menjadi produk olahan dengan cara melalui pajak dan insentif. Sehingga Malaysia mampu menjadi hub industry downstream kelapa sawit. Sedangkan Indonesia memberikan perhatian pada diversifikasi produk sawit sekitar sepuluh tahun terakhir.

Pemerintah Indonesia juga mulai memerhatikan potensi kelapa sawit sebagai biofuel. Pada Peraturan Presiden No 22 Tahun 2017 Tentang Rencana Umum Nasional menyebutkan bahwa sawit menjadi salah satu sumber energi untuk listrik dan transportasi. Hal ini sudah direncanakan hingga tahun 2025 dengan target produksi yang terus meningkat. Oleh karena itu perlu meningkatkan produksi biodiesel dan memastikan ketersediaan Crude Palm Oil (CPO).

Selain untuk memenuhi kebutuhan nasional, biodiesel sawit pun potensial untuk diekspor. Negara eksportir biodiesel tertinggi didunia yaitu Belanda, Argentina, dan Jerman. Indonesia berada pada urutan ketujuh (International Trade Centre, n.d.a.). Ekspor biodiesel Indonesia cukup fluktuatif, terutama pada tahun 2015 terjadi penurunan -78% ekspor biodiesel dan peningkatan 39% pada tahun 2016. Negara-negara lain pun terus meningkatkan ekspor biodiesel. Seperti Bulgaria selaku eksportir kesepuluh didunia setiap tahun meningkatkan ekspor hingga ratusan persen, pada tahun 2013-2014 meningkat 413%, 2014-2015 sebanyak 146% dan pada 2015-2016 hingga 491%.

Biodiesel Indonesia saat ini didominasi oleh PT Wilmar Bioenergy dengan kapasitas 1,3 juta ton per tahun, PT Musim Mas di Medan dengan kapasitas 235 ribu ton per tahun dan beberapa perusahaan lainnya (Dunia Industri, n.d.). Herfindahl-Hirschman Market Concentratin Index untuk biodiesel Indonesia yaitu 0,8 atau mendekati 1. Artinya pasar biodiesel Indonesia cukup tersebar dan tidak terkonsentrasi pada satu negara saja. Hal ini cukup baik, akan tetapi perlu adanya peningkatan jumlah produksi.

Diagram 4 : Indeks Herfindahl Ekspor Sawit Indonesia 2012-2016

Sumber : ITC, n.d.b. (Diolah dengan STATA 14)

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

2012 2013 2014 2015 2016

Diagram4:IndeksHerfindahlEksporSawit2012-2016

Page 15: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 13

Diagram 4 menunjukkan bahwa diversifikasi pangsa pasar sawit Indonesia cukup rendah. Buktinya terlihat bahwa pada tahun 2012-2016 indeks herfindahl ekspor Indonesia cukup jauh dari angka 1. Pada tahun 2012 indeks herfindahl Indonesia berada pada angka 0,33 lalu menurun pada tahun 2014 menjadi 0,29. Terjadi kenaikan indeks herfindahl sawit Indonesia pada tahun 2015 menjadi 0,34 dan 0,35 pada tahun 2016. Jadi, adanya kebijakan pemerintah yang mendukung hilirisasi kelapa sawit seharusnya bisa mempercepat diversifikasi produk sawit. Stakeholder sawit baik pemerintah dan pelaku usaha perlu bekerjasama. Selain memperbanyak produk hilir, perluasan pasar minyak kelapa sawit juga perlu dilakukan. Oleh karena itu penting untuk memberikan kepastian pajak dan kemudahan izin usaha sehingga mampu meningkatkan produsen hilir sawit nasional. Hal ini karena selama ini kesempatan pengembangan lebih banyak dimanfaatkan oleh perusahaan multinasional.

Page 16: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 14

5. Persaingan Kualitas Kelapa Sawit : Dinamika Standarisasi dan Teknologi

Revealed Comparative Advantage (RCA) Crude Palm Oil (CPO) Indonesia tahun 1999-2014 memiliki daya saing lebih kuat dibandingkan Malaysia (Sry Turnip, dkk, 2016). RCA Indonesia dan Malaysia periode 1999-2014 rata-rata >1, Indonesia yaitu 66,12 sedangkan Malaysia 19,81. Perbedaan ini karena Indonesia merupakan eksportir CPO tertinggi. Akan tetapi, RCA Indonesia yang tinggi tidak menjamin kualitas CPO terbaik. RCA berfungsi untuk mengukur daya saing suatu industri. Maka terlihat bahwa industri kelapa sawit Malaysia memiliki daya saing lebih baik dibandingkan Indonesia.

Berdasarkan data yang diolah dari trademap.org ditemukan bahwa unit value ragam produk kelapa sawit Indonesia tidak lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Unit value merupakan metode perhitungan nilai ekspor (dalam US $) dibagi dengan kuantitas ekspor (dalam ton). Unit value menggambarkan kualitas kelapa sawit karena menunjukan bahwa produk suatu negara memiliki nilai yang tinggi atau tidak.

Pada diagram 5 terlihat bahwa pada empat jenis produk ekspor kelapa sawit, unit value Indonesia dan Malaysia tidak jauh berbeda. Setiap tahun terdapat perbedaan beberapa poin saja. Seperti HS 151110 Crude Palm Oil dan HS 151321 Crude Palm Oil and Babassu Oil perbedaan unit value Indonesia dan Malaysia cukup fluktuatif dan berbeda setiap tahunnya. Seperti pada tahun 2012 unit value Indonesia lebih tinggi dibandingkan Malaysia, akan tetapi pada tahun 2013, 2014 dan 2016 unit value Malaysia lebih tinggi. Bahkan pada HS 151190 Palm Oil and its fractions unit value Malaysia selalu lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Begitu pula dengan unit value dari HS 151329 Palm Kernel and Babassu Oil and their fractions, unit value Indonesia juga selalu lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia.

Page 17: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 15

Diagram 5 : Komparasi Unit Value Negara Eksportir Kelapa Sawit HS 6 Digit Tahun 2012-2016

Sumber: ITC, n.d.c, n.d.d, n.d.e, n.d.f

Padahal Indonesia menjadi eksporter dunia terbesar setiap tahun, akan tetapi kualitas nya tidak lebih baik dibandingkan Malaysia yang dibuktikan dengan komparasi unit value. Selain itu, sebenarnya industri kelapa sawit Indonesia telah berada pada fase kematangan atau bisa disebut nett exporter dalam perdagangan dunia. Sedangkan Malaysia berada pada tahapan pertumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) selama tahun 1999-2014 yang dilakukan oleh Sri M.L Turnip,dkk. ISP merupakan metode perhitungan keunggulan kompetitif dan mencari tahu posisi sebuah industri kelapa sawit di pasar internasional. ISP Indonesia periode 1999-2014 yaitu 0,1 dan Malaysia 0,571 (Sry Turnip, dkk, 2016). Terlihat bahwa, industri kelapa sawit Malaysia yang sedang bertumbuh pun dapat menyaingi unit value dari kelapa sawit Indonesia.

Terdapat beberapa tantangan dari industri kelapa sawit Indonesia untuk meningkatkan kualitas ekspor kelapa sawit. Pertama, terkait standar Free Fatty Acid (FFA). FFA merupakan ukuran utama kualitas CPO. Semakin tinggi FFA maka kualitas dan harga CPO semakin rendah. Faktor rendahnya FFA yaitu buah sawit yang dipetik terlalu tua atau terlalu muda, pengolahan yang tertunda dan suhu perebusan yang terlalu tinggi.

Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah FFA, setiap perusahaan CPO dan petani kelapa sawit perlu memiliki teknologi untuk memastikan kematangan kelapa sawit. Selain itu, sudah ada pula teknologi perebusan kelapa sawit yang lebih efektif dibandingkan perebusan konvensional

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Belanda Indonesia Malaysia Belanda Indonesia Malaysia Belanda Indonesia Malaysia Belanda Indonesia Malaysia

151110CrudePalmOil 151190PalmOilandItsFractions 151321CrudePalmOilandBabassuOil

15329PalmKernelandBabassuOilandtheirFractions,wetheror

notrefined

Diagram5:KomparasiUnitValueNegaraEksportirKelapaSawitHS6DigitTahun2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Page 18: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 16

(Kaharuddin Beddu, 2014). Sistem perebusan kelapa sawit konvensional membutuhkan waktu 75-90 menit dan panasnya mencapai 140ᵒC. Apabila menggunakan teknik irradiasi dengan microwave maka waktu yang dibutuhkan hanya 17 menit dengan suhu 50-80ᵒC. Atau ada pula radio-frequentyly heating yang membutuhkan waktu 12 menit.

Selain itu, jarak antara perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit perlu diperhatikan. Sehingga tidak ada buah kelapa sawit yang terlalu lama diolah. Serta dibutuhkan infrastruktur transportasi yang baik untuk memindahkan buah kelapa sawit.

Kedua, sulitnya akses terhadap bibit berkualitas. Pada tahun 2016, Irsal Syamsa selaku Kepala UPTD Pengawasan Benih Perkebunan Kalimantan Timur menyatakan ditemukan 24.000 bibit kelapa sawit palsu (Yans, dkk, 2015). Hal ini merupakan masalah yang sering ditemui karena tingginya permintaan bibit kelapa sawit akan tetapi ketersediaan bibit sawit unggul dan bersertifikat masih terbatas. Prediksi Irsal Syamsa, bibit sawit palsu ini sudah tersebar di kalangan petani kelapa sawit. Bibit akan diketahui sebagai bibit palsu ketika sudah tumbuh dan mencapai pada usia empat hingga lima tahun. Hal ini tentu saja merugikan banyak pihak dan bisa menurunkan kualitas kelapa sawit Indonesia.

Ketiga, adanya monopolistic competition yang memengaruhi harga kelapa sawit. Monopolistic Competition merupakan sebuah situasi ketika harga bukan menjadi faktor utama tingginya pembelian atau keuntungan. Harga sebuah produk sangat ditentukan oleh image dari sebuah perusahaan. Hal ini terjadi ketika kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit terjadi secara cukup masif terkait masalah lingkungan. Kampanye tersebut mengakibatkan sebuah produsen kelapa sawit akan mendapat permintaan tinggi ketika memerhatikan aspek lingkungan.

Oleh karena itu, adanya RSPO sebagai lembaga pemberi sertifikasi bahwa sebuah perusahaan sawit memerhatikan aspek lingkungan dan sosial menjadi penting. Beberapa negara seperti Indonesia dan Malaysia membuat lembaga sertifikasi sendiri di negaranya yaitu ISPO dan MSPO. Akan tetapi kedua lembaga sertifikasi ini belum cukup dikenal oleh masyarakat. Sehingga ada perusahaan sawit yang tetap bergabung di ISPO dan RSPO sekaligus.

Berdasarkan diagram 5, terlihat bahwa unit value Belanda jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia dan Malaysia. Padahal Belanda tidak memproduksi ragam produk kelapa sawit sebanyak kedua negara tersebut. Hal ini terjadi juga dipengaruhi sertifikasi RSPO. Produk kelapa sawit di Belanda pun melakukan ekspor ke negara-negara Eropa, sedangkan Indonesia cukup sulit mengaksesnya. Hal ini pun karena kurangnya kepercayaan pasar eropa terhadap kelapa sawit Indonesia. Oleh karena perlu kampanye untuk meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan pasar internasional bahwa terdapat perusahaan sawit yang memerhatikan aspek lingkungan dalam berbisnis.

Keempat, ada pula keluhan bahwa harga CPO sangat dipengaruhi oleh Eropa (Sry Turnip, dkk, 2016). Padahal Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit, akan tetapi tidak mampu menentukan harga. Kabar baiknya, Indonesia dan Malaysia pada tahun 2015 membuat kesepakatan membangun Council of Palm Oil Producing Countris (CPOC) (Muhammad Idris, 2015). CPOC ini dibentuk sebagai bentuk kerjasama dan meningkatkan daya tawar Indonesia dan Malaysia untuk menentukan harga. Selain itu CPOC juga diharapkan menjadi quality control

Page 19: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 17

kelapa sawit di dunia. Walaupun, hingga saat ini CPOC perlu memperkuat negosiasi terkait hal diatas.

Jadi, walaupun produk kelapa sawit Indonesia produsen tertinggi yang memenuhi kebutuhan kelapa sawit dunia, masih perlu meningkatkan kualitas dan aspek lainnya di industri kelapa sawit. Malaysia yang sedang berkembang pun memiliki Malaysian Palm Oil Board (MPOB). MPOB merupakan lembaga pemerintah yang fokus pada penelitian dan pengembangan kelapa sawit yang mendukung diversifikasi, memberikan nilai tambah, dan membangun sustainable palm oil. Sedangkan Indonesia belum memiliki lembaga khusus terkait hal ini. Oleh karena itu, perhatian pemerintah sangat dibutuhkan dalam peningkatan kulitas kelapa sawit Indonesia, baik dalam bentuk dan lembaga khusus.

Page 20: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 18

6. Tantangan Keberlanjutan Industri Kelapa Sawit: Produktivitas, Diversifikasi Produk, dan Pangsa Pasar

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian terdapat 191 perusahaan eksportir minyak kelapa sawit, didominasi oleh ekspor crude palm oil (Kementerian Perindustrian, n.d.). Sedangkan berdasarkan data ITC ada 144 perusahaan pengekspor minyak kelapa sawit di Indonesia (ITC, n.d.g.). Produsen terbesar kelapa sawit yaitu Grup Sinar Mas Golden Agri Resources Ltd (GAR), Wilmar Internasional Limited, dan Cargill Internasional Corp. Produsen kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh beberapa grup perusahaan swasta (Noverius Laoli, 2017). Seperti GAR memiliki anak perusahaan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) pada tahun 2016 memproduksi 627.034 ton Crude Palm Oil (CPO) dan 155.288 ton Palm Kernel Oil (PKO).

Perusahaan kelapa sawit terbesar lainnya di Indonesia yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk. Perusahaan ini mampu memproduksi 1,55 juta ton CPO dan berbagai turunan kelapa sawit seperti Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) sebesar 118.012 ton, dan Olein 301.034 ton. Ada pula PT Asian Agri yang mampu memproduksi CPO sebesar 1 juta ton. Mayoritas perusahaan kelapa sawit tidak hanya fokus pada satu mata rantai produksi kelapa sawit. Akan tetapi melakukan integrasi bisnis mulai dari memiliki perkebunan kelapa sawit, pabrik CPO dan pabrik pengolahan (Faisal Kasryno, 2015).

Page 21: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 19

Diagram 6 : Kuantitas dan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Indonesia Terhadap Dunia Tahun 2012-2016

Sumber : ITC, n,d.c, n.d.d, n.d.e, n.d.f

Ekspor produk kelapa sawit Indonesia terus mengalami kenaikan dalam hal kuantitas. Akan tetapi, terdapat masalah penurunan nilai ekspor produk kelapa sawit Indonesia. Sehingga kenaikan produksi tidak diikuti dengan kenaikan nilai beli. Berdasarkan diagram 6 terlihat bahwa terjadi penurunan bagi produk kelapa sawit HS 6 digit. Selain itu, ada pula penurunan ekspor Crude palm oil (CPO) dan juga Crude palm kernel (CPK) .

Seperti pada tahun 2012 ekspor CPO sebesar 15.736.570 ton menurun pada tahun 2016 menjadi 12.564198. Nilai ekspor pun menurun hingga dua kali lipat, dari US$ 16.465.631 pada tahun 2012 menjadi US$ 8.654.358 pada tahun 2016. Jadi berdasarkan diagram 6 diketahui bahwa produk kelapa sawit yang rentan mengalami penurunan terus menerus yaitu CPO dan CPK.

Di sisi lain, negara importir minyak kelapa sawit Indonesia sangat berpusat di beberapa negara. Negara terbesar yang mengimpor minyak kelapa sawit dari Indonesia yaitu India, Tiongkok dan Belanda. Akan tetapi terdapat beberapa tantangan ekspor ke negara-negara tersebu. Seperti India yang mengurangi impor minyak kelapa sawit dari Indonesia pada tahun 2012 ke 2016. Pada tahun 2012 India mengimpor 3.614.821 ton pada tahun 2012 menurun menjadi 2.948.984 pada tahun 2016. Bahkan untuk CPK, India mengurangi impor hingga 50%. Pada tahun 2012 India mengimpor 62.729 ton CPK dan menurun pada tahun 2016 menjadi 32.962 ton. Penurunan impor

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

45.000.000

50.000.000

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

2012 2013 2016

Nilai(us$)

Kuantitas(ton

)Diagram6:KuantitasdanNilaiEksporKelapaSawitIndonesia

TerhadapDuniaTahun2012-2016

1151190Palmoilanditsfractions(Ton)

151110CrudePalmOil(Ton)

151321CrudePalmKernel(Ton)

151329PalmKernelandBabassuOil(Ton)

1151190Palmoilanditsfractions(US$)

151110CrudePalmOil(US$)

151321CrudePalmKernel(US$)

151329PalmKernelandBabassuOil(US$)

Page 22: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 20

India ini terjadi pada produk sawit yang lain kecuali palm oil and its fractions yang mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi pada tahun 2012 sebesar 1.638.986 ton menjadi 2.456.492 ton pada tahun 2016.

Permintaan Palm oil and its fractions di negara lain juga meningkat. Nilai ekspor nya di Belanda dan Pakistan bahkan meningkat hingga dua kali lipat. Di Belanda pada tahun 2012 nilai ekspornya sebesar US$ 218.264 meningkat pada tahun 2016 menjadi 424.563. Padahal tidak ada peningkatan jumlah ekspor yang signifikan. Hal ini bisa jadi potensi bahwa palm . oil and its fractios dapat memberikan keuntungan yang besar bagi pelaku industri sawit.

Negara lain yang berpotensi untuk menjadi partner ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yaitu Pakistan. Pakistan terus melakukan ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia dan meningkat sangat tinggi pada tahun 2012 ke 2016. Peningkatannya mencapai 120% untuk palm oil and its fractions. Jadi hal ini menjadi tambahan bukti bahwa Indonesia perlu meningkatkan diversifikasi produk kelapa sawit.

Selama ini ekspor minyak kelapa sawit Indonesia terfokus pada beberapa negara industry seperti Tiongkok dan India. Negara-negara tersebut mengolah minyak kelapa sawit menjadi berbagai produk turunan. Menurut Enny Sri Hartati selaku Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), apabila Indonesia menggeser ekspor menjadi sektor produk, maka pangsa pasar dapat meluas ke negara-negara non industri seperti Afrika Selatan, Timur Tengah, dan negara-negara Amerika Latin (Disfiyant Glienmourinsie, 2017).

Diagram 7 : Luas Lahan dan Produksi Kelapa Sawit Berdasarkan Perkebunan Rakyat, Perkebunan Milik Negara, Perkebunan Milik Swasta Tahun 2010-2016

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

0

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Prod

uksi(ton

)

Luaslahan(ha)

Diagram7:LuasLahandanProduksiKelapaSawitBerdasarkanPerkebunanRakyat,PerkebunanMilikNegara,

PerkebunanMilikSwastaTahun2010-2016

LuasPerkebunanRakyat(Ha) LuasPerkebunanMilikNegara(Ha)

LuasPerkebunanMilikSwasta(Ha) ProduksiPerkebunanRakyat(Ton)

ProduksiPerkebunanMilikNegara(Ton) ProduksiPerkebunanMilikSwasta(Ton)

Page 23: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 21

Diagram 7 menunjukkan adanya peningkatan lahan perkebunan rakyat dan swasta, akan tetapi perkebunan rakyat tidak mengalami kenaikan signifikan. Tetapi, produktivitas perkebunan rakyat cukup tertinggal dibandingkan perkebunan swasta. Setiap tahun perkebunan rakyat meningkat sebanyak 100 Hektar (Ha) hingga 400 Ha. Akan tetapi peningkatannya tidak sebanding dengan peningkatan produksi. Hal ini bisa juga karena usia kelapa sawit, akan tetapi apabila dibandingkan dengan perkebunan swasta maka terlihat ketimpangan produktivitas perkebunan rakyat.

Seperti sejak tahun 2010 terjadi peningkatan hingga 400 Ha dan begitu pula perkebunan swasta, akan tetapi peningkatan produksi perkebunan rakyat sekitar 100.000 ton hingga 600.000. Sedangkan perkebunan swasta mengalami peningkatan hingga 600.000 ton hingga 2.500.000 ton. Maka peningkatan produktivitas perkebunan perlu ditingkatkan karena hal ini berdampak pada sedikitnya minyak yang dihasilkan, padahal lahan yang dimiliki oleh perkebunan rakyat cukup besar. Bahkan tidak jauh berbeda dengan luas perkebunan swasta. Pada diagram 6 pun terlihat pada tahun 2015 perkebunan rakyat dengan luas lahan 4.763.797 Ha menghasilkan 11.267.161 ton. Sedangkan Perkebunan Swasta dengan 6.153.277 Ha mampu menghasilkan 19.927.699.

Masalah produktivitas di atas terjadi karena beberapa faktor, seperti masalah usia pohon kelapa sawit dan teknologi. Akibatnya ada masalah rendahnya produktivitas. Perkebunan rakyat hanya mampu memproduksi 2-3 ton per Ha, sedangkan perkebunan swasta mampu mencapai 4 ton per Ha. Selain itu, produksi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia yang mampu menghasilkan 10 ton per Ha.

Tantangan keberlanjutan ekspor mintak sawit yaitu berhenti ekspor produk minyak sawit. Pada diagram 8 terlihat analisis dekomposisi pertumbuhan ekspor minyak sawit HS 1511. Pada bagian death margin, terdapat produk minyak sawit yang berhenti diekspor dalam jangka waktu 2001-2016 atau terdapat produk minyak sawit yang tidak berkelanjutan. Walaupun terdapat produk yang berhenti diekspor, akan tetapi produk baru pada sektor sawit cukup banyak. Jadi diversifikasi ekspor produk minyak kelapa sawit sepanjang tahun 2001-2016 cukup banyak. Terlihat pada diagram 8 new product margin HS 1511 cukup banyak.

Diagram 8 : Dekomposisi Pertumbuhan Ekspor Minyak Sawit HS 1511 2001-2016

Sumber : ITC, n.d.b (diolah dengan STATA 14)

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

NewProductMargin

DeathMargin

Diagram8:DekomposisiPertumbuhanEksporMinyakSawitHS15112001-2016

Page 24: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 22

Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia terus meningkat karena faktor intensive margin. Produk yang telah lama diproduksi ekspornya terus meningkat, seperti CPO dan PKO. Sedangkan extensive margin tidak memengaruhi peningkatan ekspor secara signifikan. Rendahnya extensive margin perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Apabila tidak ada diversifikasi produk dan pasar maka akan ada potensi kekalahan Indonesia dalam bersaing dengan produsen kelapa sawit lainnya. Hal ini karena produk yang dihasilkan hampir sama dan tidak ada inovasi.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) memiliki rencana untuk membuat program dana abadi kelapa sawit (Elisabeth Advena, 2017). Dana tersebut akan mendukung industri kelapa sawit agar lebih berkelanjutan. Dana abadi dikumpulkan dari pungutan ekspor CPO yang setiap tahunnya mencapai 5,7 triliun. Jadi adanya BPDP harusnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk menyelesaikan masalah di atas.

Page 25: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 23

7. Kesimpulan Ekspor produk tekstil Indonesia terus meningkat kuantitasnya setiap tahunnya. Akan tetapi nilai ekspor Indonesia cukup rendah apabila dibandingkan dengan negara lainnya seperti Malaysia. Negara tujuan ekspor Indonesia pun cukup terpusat. Terdapat beberapa negara utama tujuan ekspor, seperti Tiongkok, India, Pakistan, Mesir dan Belanda. Kuantitas ekspor tertinggi Indonesia ada di negara India dan Tiongkok. Akan tetapi nilai ekspor ke India terus menurun tiap tahunnya. Sedangkan nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok pun cukup fluktuatif. Rendahnya nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia menjadi tantangan cukup besar. Hal ini dikarenakan Indonesia berkontribusi 53% ekspor sawit dunia. Apabila nilai jualnya rendah, maka akan merugikan industri sawit di Indonesia. Salah satu faktor rendahnya nilai sawit adalah ketergantungan pada harga yang ditawarkan oleh negara importir. Oleh karena itu Malaysia dan Indonesia selaku negara eksportir terbesar sawit berusaha untuk terlibat dalam penentuan harga jual sawit. Tantangan industri sawit nasional lainnya adalah inovasi paten dan diversifikasi produk minyak kelapa sawit. Amerika Serikat menjadi negara pemilik paten produk sawit terbesar, yaitu 55%. Di ASEAN, Indonesia hanya memiliki 2,5% paten inovasi produk sawit. Salah satu masalah industri sawit Indonesia adalah produk sawit dengan teknologi tinggi. Padahal produk dengan teknologi tinggi dan branded tentu akan memberikan keuntungan lebih tinggi. Pangsa pasar ekspor Indonesia pun cukup stagnan atau tidak ada peningkatan signifikan.

Page 26: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 24

8. Implikasi Kebijakan • Peningkatan Nilai Ekspor Kelapa Sawit

Indonesia sebagai negara eksportir kelapa sawit sangat bergantung pada nilai mata uang $ dan kondisi ekonomi global. Nilai ekspor sawit Indonesia terus menurun tiap tahunnya, khususnya CPO. Padahal ada negara-negara yang cukup bergantung ekspor sawit Indonesia seperti Tiongkok dan India. Seharusnya pemerintah Indonesia mampu memperkuat harga di negara tersebut. Pemerintah Indonesia pun harus mendukung proses negosiasi pengusaha Indonesia terkait harga. Pemerintah melalui perwakilan di berbagai negara dapat ikut mempromosikan sawit Indonesia. Harapannya ada diversifikasi pangsa pasar sawit Indonesia. Sehingga produksi sawit yang terus bertambah setiap tahunnya dapat tersebar ke berbagai negara.

• Penguatan Industri Hilir Sawit Dalam Negeri Tiongkok dan India mendapat keuntungan lebih besar dibandingkan Indonesia dalam hal indirect and induced impacts on GPD. Padahal Indonesia menjadi negara eksportir minyak kelapa sawit di dunia. Fenomena ini terjadi karena di kedua negara tersebut menyerap tenaga kerja cukup tinggi terkait industri sawit dan berkembangnya industri pendukung sawit. Selain fokus pada ekspor CPO dan PKO, Indonesia pun dapat mengembangkan hilir sawit dalam negeri untuk diekspor. Mayoritas produk hilir Indonesia adalah minyak goreng, akan tetapi apabila produk hilir lebih di dikembangkan tentu nilai jualnya akan bertambah. Oleh karena itu pemerintah pun perlu mendorong industri untuk mengembangkan perusahaan dalam negeri untuk membuka perusahaan hilir sawit. Bentuk dukungan ini seperti kemudahan perizinan. Apabila semakin banyak perusahaan hilir sawit, tentu penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat.

• Pengembangan Produk Sawit dengan Teknologi Tinggi Perusahaan nasional yang memproduksi produk sawit turunan dengan teknologi tinggi masih sedikit. Terjadi peningkatan jumlah merek minyak kelapa sawit di Indonesia, akan tetapi untuk produk lain seperti cosmetic, produk perawatan tubuh, dan biodiesel masih sedikit dan terus berkembang. Industri dengan teknologi tinggi tentu membutuhkan modal yang cukup besar. Maka pemerintah perlu memberikan dukungan berupa kemudahan impor teknologi industri sawit. Bahkan akan lebih baik apabila pemerintah mampu mendukung berkembangnya perusahaan teknologi nasional yang dapat memberikan dukungan pada industri kelapa sawit nasional.

Page 27: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 25

Daftar Pustaka Advena, Elisabeth. (2017). BPDP Siapkan Program Dana Abadi Kelapa Sawit. Kontan.co.id. Tersedia di http://industri.kontan.co.id/news/bpdp-siapkan-program-dana-abadi-kelapa-sawit AOCS Lipid Library. (n.d). Tersedia di http://lipidlibrary.aocs.org/OilsFats/content.cfm?ItemNumber=39455%20%3E.

Asiaone. (2016). Haze cost Singapore estimated $700m last year: Minister Masagos. Retrieved http://www.asiaone.com/singapore/haze-cost-singapore-estimated-700m-last-year-minister-masagos

Beddu, Kaharuddin. (2014). DOBI-Salah Satu Parameter Kualitas Crude Palm Oil. Sawitindonesia.com. Tersedia di https://sawitindonesia.com/rubrikasi-majalah/inovasi/dobi-salah-satu-parameter-kualitas-crude-palm-oil/ CNN Indonesia. (2017b). Bea Keluar Minyak Kelapa Sawit Mentah Nol Dolar AS. Retrieved from http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170601230415-92-218779/kemendag-bea-keluar-minyak-kelapa-sawit-mentah-nol-dolar-as/.

Direktorat Jenderal Perkebunan. (2015). Statistik Perkebunan Indonesia 2014-2016. Jakarta : Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian. Tersedia di http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/statistik/2016/SAWIT%202014-2016.pdf Dunia Industri. (n.d.). Data Outlook Industri Oleokimia dan Biodiesel 2015-2016. Tersedia di http://duniaindustri.com/downloads/data-outlook-industri-oleokimia-dan-biodiesel-2015-2016/ Dutch Alliance Sustainable Palm Oil. (2016). Retrieved from http://www.taskforceduurzamepalmolie.nl/uploads/media/Dutch_Alliance_Sustainable_Palm_Oil_-_commitment_english.pdf.

Europe Economics. (2014). The Economic Impact of Palm Oil Imports in the EU. London : Europe Economics. Tersedia di http://www.europe-economics.com/publications/europe_economics_-_economic_impact_of_palm_oil_imports.pdf Fitrian, Archita Nur. (2017). Palm Oil Downstream: Overcoming Competitiveness Challenges. Forbil.org. Tersedia di http://forbil.org/en/article/5/palm-oil-downstream-overcoming-competitiveness-challenges GAPKI. 2016. Refreksi Industri Kelapa Sawit 2015 dan Prospek 2016. Retrieved from https://gapki.id/news/397/refleksi-industri-kelapa-sawit-2015-dan-prospek-2016.

Page 28: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 26

Glienmourinsie, Disfiyant. (2017). Indef : Indonesia Menjadi Negara Tujuan Investasi 10 Besar Dunia. Sindonews.com. Tersedia di https://ekbis.sindonews.com/read/1188330/34/indef-indonesia-menjadi-negara-tujuan-investasi-10-besar-dunia-1489493026 Grand View Research. (2015). Palm Oil Market Is Anticipated To Grow To $88 Billion By 2022: New Report By Grand View Research, Inc. Tersedia di https://globenewswire.com/news-release/2015/07/27/755234/10143225/en/Palm-Oil-Market-Is-Anticipated-To-Grow-To-88-Billion-By-2022-New-Report-By-Grand-View-Research-Inc.html

Hadi, Prajogo. (2015). Reformasi Kebijakan Penciptaan Nilai Tambah Produk Pertanian Indonesia. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Tersedia di http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/reformasi-kebijakan-menuju/BAB-III-7.pdf Idris, Muhammad. (2015). RI dan Malaysia Bersatu Jadi penentu Harga Sawit Dunia. Detik.com. Tersedia di https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3034980/ri-dan-malaysia-bersatu-jadi-penentu-harga-sawit-dunia Indonesia Investments. (2016). Palm Oil Update: Indonesia’s CPO Export Up in Volume, Down in Earnings. Retrieved from https://www.indonesia-investments.com/news/todays-headlines/palm-oil-update-indonesia-s-cpo-export-up-in-volume-down-in-earnings/item6407.

International Trade Centre. (n.d.a.). List of Exporters for the Selected Product. Product : 3826 Biodiesel and Mixtures Thereof, Not Containing or Containing <70% by Weight of Petroleum Oils or Oils Obtained frim Bituminous Minerals. Tersedia di https://www.trademap.org/Country_SelProduct_TS.aspx?nvpm=1|||||3826|||4|1|1|2|2|1|2|2|1 International Trade Centre. (n.d.b.). List of Exporters for the Selected Product. Product : 1511 Palm Oil and Its Fractions, whether or not refined (Excluding Chemically Modified). Tersedia di https://www.trademap.org/Country_SelProduct_TS.aspx?nvpm=1|||||1511|||4|1|1|2|2|1|2|1|1 International Trade Centre. (n.d.c.). List of Exporters for the Selected Product. Product :151110 Crude Palm Oil. Tersedia di https://www.trademap.org/Country_SelProduct_TS.aspx?nvpm=1|||||151110|||6|1|1|2|2|1|2|3|1 International Trade Centre. (n.d.d.). List of Exporters for the Selected Product. Product: 151190 Palm Oil and its Fractions, wether or not refined (excluding chemically modified and crude). Tersedia di https://www.trademap.org/Country_SelProduct_TS.aspx?nvpm=1|||||151190|||6|1|1|2|2|1|2|3|1 International Trade Centre. (n.d.e.). List of Exporters for the Selected Product. Product : 151329 Palm Kernel and Babassu Oil and their fractions, whether or not refined, but not chemiccally modified (excluding crude). Tersedia di https://www.trademap.org/Country_SelProduct_TS.aspx?nvpm=1|||||151329|||6|1|1|2|2|1|2|3|1 International Trade Centre. (n.d.f.). List of Exporters for the Selected Product. Product 151321 Crude Palm Kernel and Babassu Oil. Tersedia di https://www.trademap.org/Country_SelProduct_TS.aspx?nvpm=1|||||151321|||6|1|1|2|2|1|2|3|1 International Trade Centre. (n.d.g.). List of Exporting Companies in Indonesia for the Following Product. Product Category : Vegetable Oil Except Corn, Cottonseed, and Soy bean. Tersedia di

Page 29: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 27

https://trademap.org/CompaniesList.aspx?nvpm=1|360||||1511|||4|1|1|2|3|1|2|1| Kasryno, Faisal. (2015). Consulting Study 15: The Economic Impacts of Palm Oil In Indonesia. High Carboon Stock Science Stuudy. Tersedia di http://www.simedarbyplantation.com/sites/default/files/sustainability/high-carbon-stock/consulting-reports/socio-economic/hcs-consulting-report-15-the-economic-impacts-of-palm-oil-in-indonesia.pdf Kementerian Perindustrian. (n.d.). Direktori Eksportir Sawit. Kemenperin.go.id. Tersedia di kemenperin.go.id Kusmartata, Djaka, Hari Setiawan. (2014). Bea Keluar Sawit : Antara Kepentingan Ekonomi dan Nasonalisme. Tersedia di https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/bea%20keluar%20sawit%20antara%20kepentingan%20ekonomi%20dan%20nasionalisme.pdf

Laoli, Noverius. (2017). Raksasa Sawit Tak Berkantor di Indonesia. Kontan.co.id. Tersedia di http://industri.kontan.co.id/news/raksasa-sawit-tak-berkantor-di-indonesia?page=2 Nikkei Asian Review. (2016). India’s import tax cut to spur demand, support palm oil price. Retrieved from https://asia.nikkei.com/Markets/Commodities/India-s-import-tax-cut-to-spur-demand-support-palm-oil-price. Noh, Abdillah. (2013). Natural Resources and Economic Diversification: A Case of Malaysia. Malaysia : Universiti Tun Abdul Razak. Tersedia di http://www.unirazak.edu.my/tpl/upload/files/TARSOG%20Research/TARSOGWP.2013.02.pdf Oilseeds & fats Crops and Lipids. (2016). Certification, labelling and traceability of palm oil: can we build confidence from trustworthy standards?. Retrieved from https://www.ocl-journal.org/articles/ocl/full_html/2016/06/ocl160042s/ocl160042s.html.

Qayuum. (2016). Produsen Hilir Sawit Nasional Minim Ajukan Paten. Sawitindonesia.com. Tersedia di https://sawitindonesia.com/rubrikasi-majalah/berita-terbaru/produsen-hilir-sawit-nasional-minim-ajukan-paten/ Reuters. (2015). Update 1-Malaysia surprises by keeping crude palm oil exports tax free. Retrieved from https://www.reuters.com/article/malaysia-palmoil-tax/update-1-malaysia-surprises-by-keeping-crude-palm-oil-exports-tax-free-idUSL4N0VQ12W20150216.

Reuters. (2016). China edible oil price slump to hit palm oil imports. Retrieved from https://www.reuters.com/article/us-china-soybeans-margins/china-edible-oil-price-slump-to-hit-palm-oil-imports-idUSKBN17D05H.

Teguh, W. (2014a). Kontribusi Kelapa Sawit Sebagai Pilar Perekonomian Bangsa. Sawit Indonesia. Tersedia di https://sawitindonesia.com/rubrikasi-majalah/artikel/kontribusi-kelapa-sawit-sebagai-pilar-perekonomian-bangsa/

Page 30: Mini Ebook Palm Oil Nitia Cita - forbil.org fileIndonesia mencatat bahwa industri kelapa sawit memberi kontribusi signifikan terhadap PDB ... terbesar pengimpor minyak sawit dengan

Sawit Bukan Hanya Minyak Goreng: Meningkatkan Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia 28

Tempo.co. (2017). Pebisnis Komoditas Minyak Sawit Bidik Pasar Baru. Retrieved from https://bisnis.tempo.co/read/864627/pebisnis-komoditas-minyak-sawit-bidik-pasar-baru.

The Star Online. (2017). Malaysian palm oil price weakens on stronger ringgit. Retrieved from https://www.thestar.com.my/business/business-news/2017/04/14/palm-weakens-on-stronger-ringgit/#3760CKV0LYCoP0cc.99.

Tim Kajian Nilai Tambah Pusat Kebijakan Ekonomi Makro. (2012). Laporan Kajian Nilai Tambah Produk Pertanian. Jakarta : Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Tersedia di https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/nilai%20tambah%20produk%20pertanian.pdf Turnip, Sry, Suharyono, dan M. Kholid Mawardi. (2016). Analisis Daya Saing Crude Palm Oil (CPO) Indonesia di Pasar Internasional. Jurnal Administrasi Bisnis, 39 (1) , 185-194. Tersedia di http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/1550/1933 Workman, D. (2017). Palm Oil Exports by Country. Retrieved from http://www.worldstopexports.com/palm-oil-exports-by-country/.

Yans, Sul, dan Es. (2015). Waspadai Bibit Kelapa Sawit Palsu. Kaltimprov.go.id. Tersedia di http://www.kaltimprov.go.id/web/berita/-waspadai-bibit-kelapa-sawit-palsu