industri makanan dan minuman - · pdf filekontribusi industri makanan dan minuman terhadap...
Post on 05-Apr-2019
249 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
REZA BANGUN MAHARDIKA
MENGENAL INDUSTRI MAKANAN
DAN MINUMAN DI ERA INDUSTRI 4.0
REZA BANGUN MAHARDIKA
MENGENAL INDUSTRIMAKANAN DAN MINUMANDI ERA INDUSTRI 4.0
Mengenal Industri Makanan dan Minuman di Era Industri 4.0
Penulis Reza Bangun Mahardhika
Editor Reza Bangun Mahardhika
Desain GrafisAhmad Nur Hasan
Diterbitkan oleh Forbil Institute Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Forbil Institute.
Cetakan Pertama Dicetak di Yogyakarta, Indonesia. ISBN 978-602-52952-2-5
Forbil InstituteJl. Pandega Asih I, Perum Sari Asih I Blok B17, Condongcatur, Yogyakarta, Indonesia 55281
Telp: +62 (274) 43662864Tel. Seluler: +62 81578011199Email: sekretariat@forbil.org
KATA PENGANTAR Indonesia telah bersiap di dalam memasuki masa Revolusi Industri 4.0. Untuk menghadapi revolusi tersebut, pemerintah telah menyiapkan inisiatif Making Indonesia 4.0. Di dalam inisiatif Making Indonesia 4.0 terdapat beberapa sektor unggulan termasuk industri makanan dan minuman Indonesia. Industri Makanan dan Minuman merupakan industri yang paling besar berkontribusi terhadap Industri pengolahan Indonesia. Buku ini merupakan salah satu seri buku dari Forbil Institute. Buku Industri Makanan dan Minuman dan Industri 4.0 diharapkan dapat menjadi pengantar singkat untuk memahami kondisi industri makanan dan minuman di Indonesia beserta persiapannya dalam menghadapi masa industri 4.0. Tidak hanya itu, buku ini juga memberikan berbagai pengantar singkat bagaimana teknologi di industri 4.0 mampu meningkatkan produktivitas dari industri makanan dan minuman di Indonesia.
Dr. Nanang Pamuji MugasejatiExecutive Director of Forbil Institute
Reza Bangun Mahardika
v
Mengenal Industri Makanan dan Minuman di Era Industri 4.0
Kata PengantarDaftar IsiPendahuluanMengenal Industri 4.0Indonesia dan Industri 4.0 Mendorong Ekspor Netto menjadi 10 persen dari PDB Menggandakan Rasio Produktivitas-terhadap-Biaya Menganggarkan 2 Persen dari PDB untuk Penelitian dan PengembanganIndustri Makanan dan Minuman di Industri 4.0 Bagaimana Industri 4.0 dapat menguntungkan Industri Makanan dan Minuman? Implementasi Industri 4.0 di Industri Makanan dan Minuman IndonesiaKesimpulanDaftar Pustaka
DAFTAR ISI
2456789
1412
1516
Reza Bangun Mahardika
vii
vii
DAFTAR TABEL145Tabel 1. Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil
Tabel 2. Implementasi Industri 4.0 di Indonesia
DAFTAR DIAGRAM
32Grafik 1. Jumlah Perusahaan Industri Besar
66
87
98
10
10
Grafik 2. Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Grafik 3. Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016 (%)Grafik 4. Ekspor Netto terhadap PDB Indonesia 2016 (%)Grafik 5. Rasio Produktivitas Pekerja/Biaya 2009-2016Grafik 6. CAGR Rasio Produktivitas Pekerja/Biaya IndonesiaGrafik 7. Rasio Pengeluaran untuk Penelitian dan Pengembangan Indonesia terhadap PDBGrafik 8. Nilai PDB Berdasarkan Industri 2014-2018 (Miliar Rupiah)Grafik 9. CCAGR Industri Indonesia 2014-2018Grafik 10. Kontribusi Industri terhadap Industri Pengolahan Non Migas 2014-2018 (%)
Grafik 12. Ekspor Industri Makanan dan Minuman 2012-2016 (Ribuan US$)Grafik 11. Ekspor Industri 2012-2016 (Ribuan US$)
1111
v
Mengenal Industri Makanan dan Minuman di Era Industri 4.0
Reza Bangun MahardikaMengenal Industri Makanan dan Minuman di Era Industri 4.0
Klaus Schwab
This Fourth Industrial Revolution is challenging ideas about what it means to be human.
Reza Bangun Mahardika
1
Mengenal Industri Makanan dan Minuman di Era Industri 4.0
Reza Bangun Mahardika
2
PENDAHULUAN Industri makanan dan minuman merupakan salah satu penopang dunia perindustrian Indonesia. Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa peran penting industri makanan dan minuman dapat dilihat dari kontribusinya yang terus konsisten dan signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), industri non migas dan peningkatan realisasi investasi. Tren dari jumlah perusahaan makanan dan minuman di kategori industri besar juga menunjukan peningkatan. Pada tahun 2000, jumlah perusahaan di industri makanan dan minuman hanya sebesar 4661 usaha dan meningkat menjadi 6875 usaha di tahun 2015.
Grafik 1. Jumlah Perusahaan Industri Besar
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2012
2013
2014
2015
2011
Kategori Industri Makanan dan Minuman 2000-2015
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017 diolah
Data dari Kementerian Perindustrian menunjukan bahwa pertumbuhan industri makanan dan minuman di tahun 2017 mencapai 9,23 persen atau meningkat dari tahun 2016 yang mencapai 8,46 persen. Pada tahun 2017 industri makanan dan minuman berkontribusi kepada PDB non migas sebesar 34,33 persen. Hal tersebut semakin memperkuat pentingnya kontribusi industri makanan dan minuman terhadap dunia perindustrian nasional. Pertumbuhan industri makanan dan minuman didorong oleh sektor usaha kecil dan mikro. Pada kategori industri mikro dan kecil, jumlah perusahaan di industri makanan dan minuman juga turut meningkat. Pada tahun 2010, jumlah usaha makanan dan minuman di kategori industri kecil dan mikro mencapai 960.305 perusahaan dan meningkat hingga mencapai 1.614.149 perusahaan di tahun 2015. Rata-rata pertumbuhan jumlah usaha dari industri makanan dan minuman di kategori usaha mikro dan kecil pada periode 2010 sampai 2015 mencapai 11,61 persen.
Mengenal Industri Makanan dan Minuman di Era Industri 4.0
Reza Bangun Mahardika
3
Grafik 2. Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Kategori Industri Makanan dan Minuman 2010-2015
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018 diolah
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
02010 2011 2012 2013 2014 2015
Dunia saat ini sedang memasuki masa revolusi industri 4.0. Industri 4.0 merupakan nama untuk tren otomatisasi dan pertukaran data di era teknologi manufaktur (Marr, 2018). Teknologi yang digunakan mencakup cyber-physical systems, the internet of things, cloud computing dan cognitive computing. Saat ini segala lini kehidupan manusia telah terhubung dengan berbagai teknologi dan inovasi. Perubahan tersebut turut berpengaruh terhadap perekonomian dan tidak terkecuali dunia industri. Tidak dapat dipungkiri, masa industri 4.0 dapat memberikan berbagai peluang dan kesempatan bagi dunia industri untuk meningkatkan produktivitas. Berbagai pelaku usaha terutama di industri makanan dan minuman di Indonesia harus mampu mengimplementasikan dan beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat.
Mengenal Industri Makanan dan Minuman di Era Industri 4.0
Reza Bangun Mahardika
4
MENGENAL INDUSTRI 4.0 Terminologi Revolusi Industri 4.0 dikenalkan oleh Professor Klaus Shwab, Founder dan Executive Chairman dari World Economic Forum (WEF). Revolusi Industri 4.0 berbeda dengan revolusi industri yang sebelum-sebelumnya. Revolusi industri 4.0 memiliki karakteristik yang menunjukan penggunaan teknologi baru pada segala aspek kehidupan seperti aspek digital, fisik dan biologi sehingga berdampak pada kehidupan ekonomi dan industri (WEF,2016). Menurut Professor Klaus Shwab, revolusi industri 4.0 bahkan menantang suatu ide mengenai apa artinya menjadi manusia (WEF, 2016). Tidak dapat dipungkiri, industri 4.0 meyebabkan disrupsi teknologi digital yang merubah sektor manufaktur. Interaksi antara mesin-manusia, augmented reality systems, robotisasi dan 3-D printing adalah beberapa contoh dari hasil industri 4.0 yang dulu hanya merupakan angan-angan manusia di berbagai novel maupun film. Istilah Industri 4.0 semakin banyak dibicarakan di beberapa tahun terakhir. Industri 4.0 akan mentransfromasi desain, manufaktur dan sistem produksi dari dunia industri. Konektivitas dan interaksi antara manusia dan mesin akan membuat sistem produksi 30 persen lebih cepat dan 25 persen lebih efisien (BCG, 2015). Laporan dari Boston Consulting Group (2015) menunjukan bahwa industri 4.0 di bidang manufaktur di Jerman berhasil meningkatkan pendapatan dari kenaikan produktivitas hingga 5 sampai 8 persen dari total biaya manufaktur yang turut meningkat dari 90 miliar euro ke 150 miliar euro. Laporan tersebut juga menunjukan bahwa industri 4.0 memiliki dampak yang signifikan bagi kesejahteraan. Boston Consulting Group (2015) menemukan bahwa di jerman, industri 4.0 akan meningkatkan 1 persen pertumbuhan per tahun selama sepuluh tahun, menciptakan 390.000 pekerjaan dan menambah 250 miliar euro ke investasi manufaktur. Berikut adalah sembilan pilar teknologi yang akan mentransformasi model produksi dari industri menurut Boston Consulting Group:
Autonomous RobotSimulationSistem Integrasi Horizontal dan VertikalThe Industrial Internet of ThingsCybersecurityThe CloudAdditive ManufacturingAugmented RealityBig Data and Analytics
123456789
Penerapan Sembilan pilar dari industri 4.0 akan meningkatkan efisiensi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa butuh teknologi, biaya dan sumber daya yang cukup besar untuk menerapkan penggunaan sembilan pilar tersebut di dalam kehidupan. Big Data dapat melakukan analisis pada dataset yang cukup besar sehingga berbagai pengambilan keputusan di dalam industri akan lebih tepat dan komprehensif. Otomatisasi dan robotisasi dapat berperan dalam menjalankan tugas yang kompleks, bahkan mereka dapat belajar dan bekerja sama d